Daypost 8 - Mudik Roadshow: Diantara Gengsi dan Tradisi Komunitas

Page 1

MEDIA BARU PROMOSI ALMAMATER

MUDIK ROADSHOW:

DIANTARA GENGSI DAN

TRADISI KOMUNITAS

Menjadi salah satu perguruan tinggi yang tergolong baru membuat Telkom University masih terdengar awam bagi sebagian kalangan masyarakat. Hal ini tentu membuat Telkom University memiliki pekerjaan tambahan untuk mengenalkannya kepada masyarakat.

ke halaman 2

MUDIK ROADSHOW: SUBSTANSI HARGA DIRI KOMUNITAS Untuk mengadakan Mudik Roadshow tentu membutuhkan banyak persiapan. Terlebih jika suatu UKM atau komunitas ingin menyelenggarakan rangkaian acara secara lengkap, yaitu Roadshow, Edu Fair, dan Try Out. Beberapa UKM dan komunitas juga menambahkan kegiatan konser musik yang diselenggarakan diakhir acara.

ke halaman 5

SALAM REDAKSI Perkenalan. Sebuah tahap yang harus dilewati untuk mengenal lebih jauh. Tak cukup dengan sekali perkenalan untuk memahami, tentu butuh beberapa waktu agar kedua belah pihak saling mengenal. Perkenalan juga membutuhkan usaha untuk melaksanakannya. Universitas dan mahasiswanya juga dahulu tidak mengenal, ada proses sebelum akhirnya mereka saling terkait untuk beberapa waktu ke depan. Sedikit ulasan kami tulis untuk menggambarkan bagaimana cara mahasiswa untuk mengenali universitasnya. Selamat membaca!

Redaksi: Annisa, Dina dan Fidya Layouting: Aditya dan Alifia Kontributor: Seluruh Anggota UKM Jurnalistik Aksara


Fokus

MEDIA BARU PROMOSI ALMAMATER

Sumber foto: Forcy

M

enjadi salah satu perguruan tinggi yang tergolong baru membuat Telkom University masih terdengar awam bagi sebagian kalangan masyarakat. Hal ini tentu membuat Telkom University memiliki pekerjaan tambahan untuk mengenalkannya kepada masyarakat. Bagian Pemasaran Telkom University pun telah memiliki strategi untuk memperluas jaringan pemasaran. Dalam hal ini mereka menerapkan sistem “jemput bola� dengan mengunjungi Sekolah Menengah Atas diberbagai kota di Indonesia. Tentu mereka tidak sendiri, peran mahasiswa pun terdapat dalam kegiatan ini. Terlebih dalam Telkom University terdapat ribuan mahasiswa yang berasal dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Hal ini tentu membuat pemasaran dalam mengenalkan Telkom University dirasa cukup maksimal.

Ambiguitas

Mudik Roadshow

Terkait dengan sistem ini terdapat program khusus yang terbuka bagi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan komunitas daerah yang ingin berkontribusi dalam mengenalkan Telkom University. Program ini dinamakan dengan Mudik Roadshow. Meskipun program ini dibentuk oleh pihak kampus, namun pada kenyataannya hal ini tidak bersifat wajib dan bukan tuntutan bagi UKM ataupun komunitas untuk mengadakannya.

Karena Bagian Pemasaran pun telah memiliki tim tersendiri untuk bekerja dalam sosialisasi terhadap beberapa SMA dalam lingkup daerah terkait. Maka dapat dikatakan, Mudik Roadshow merupakan program pembantu dari program utama Bagian

Pemasaran yang telah berjalan. Dalam program Mudik Roadshow ini terdapat tiga kegiatan yang disediakan oleh Bagian Admisi Nasional, selaku bagian yang menaungi Mudik Roadshow itu sendiri. Tiga program tersebut yaitu Roadshow, Edu Fair, dan Try Out. UKM atau komunitas daerah yang ingin berpartisipasi dapat memilih untuk mengikuti salah satu program atau seluruh kegiatan yang dilaksanakan pada Mudik Roadshow itu sendiri. Hal ini bergantung pada kesanggupan masing-masing UKM atau komunitas daerah yang ingin mendaftarkan diri dengan cara mengajukan proposal kegiatan kepada pihak Admisi Nasional.

Inisiatif

UKM dan Komunitas Meskipun bukan hal wajib yang harus dilakukan dan bukan sebuah arahan

kampus untuk melakukannya, nyatanya banyak UKM atau k o m u n i t a s d a e r a h yang menyelenggarakan program ini. Mereka menjelaskan bahwa alasan ikut sertanya mereka dalam Mudik Roadshow ini adalah membantu pihak kampus dalam mengenalkan Telkom University ke daerah masingmasing. Faktor tradisi yang ada membuat mereka terusmenerus melaksanakan program ini dari tahun ke tahun. Achmad Yanatun, selaku anggota Hubungan Masyarakat (Humas) bagian aktivis dari Ikatan Mahasiswa Eks Karesidenan Banyumas(Iwakmas)mengatakan bahwa Mudik Roadshow yang dilakukan Iwakmas merupakan murni inisiatif dari Iwakmas sendiri. Kegiatan ini bukan merupakan kewajiban atau arahan dari pihak kampus karena di dalamnya terdapat pendaftaran.

2


Fokus Ia menjelaskan tujuan dari Mudik Roadshow yang diadakan Iwakmas adalah membantu memperkenalkan Telkom University ke sekolah yang ada di daerahnya. Hal ini dilakukan karena tidak semua area sekolah tersebut dapat dijangkau oleh Bagian Pemasaran Telkom University. Sementara itu, Hakim Sukma Aji, selaku ketua Mudik Roadshow dari Family of Raincity (Forcy) mengatakan hal yang serupa. Ia mengatakan bahwa Mudik Roadshow yang diadakan Forcy merupakan inisiatif dari komunitas dan sebagai sarana untuk memperkenalkan Forcy kepada masyarakat luas. “Cuma karena Forcy ini kan beda sendiri. Forcy tuh komunitas yang nggak terdaftar di Telkom University. Kalo misal terdaftar kan harus bikin beberapa hal, nah Forcy nggak pernah buat seperti itu,� jelas Hakim. Sementara itu, Zulkarnaen Adhi, selaku ketua acara Mudik Roadshow dari Cah Solo Telkom (Castelo), menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi mengenai Telkom University untuk masyarakat luar memang sudah ada dari dulu, Castelo adalah salah satu komunitas yang ikut berkontribusi di dalamnya. Tapi baru pada tahun 2016, pihak Marketing Telkom University menambahkan agenda Edu Fair dan Try Out dalam kegiatan sosialisasi yang sekarang lebih dikenal dengan nama Mudik Roadshow.

Sudah Efektifkah Mudik Roadshow Untuk mengadakan Mudik Roadshow tentu membutuhkan banyak persiapan. Terlebih jika suatu UKM atau komunitas ingin menyelenggarakan rangkaian acara secara lengkap, yaitu Roadshow, Edu Fair, dan Try Out. Beberapa UKM dan komunitas juga menambahkan kegiatan konser musik yang diselenggarakan diakhir acara. Konser musik ini tentunya menambah beban tanggungan yang harus dipersiapkan panitia acara.

3

Sumber foto: Forcy

Mulai dari keuangan, tenaga, dan waktu. Belum lagi jika UKM atau komunitas tersebut mengundang bintang tamu yang terkenal, tentu persiapan dan pengorbanannya lebih besar pula. Zulkarnaen mengatakan bahwa persiapan yang dilakukan Castelo dalam menyelenggarakan Mudik Roadshow ini dimulai dari mempersiapkan anggota panitia. Pembentukan panitia ini dilakukan sebelum ujian akhir semester (UAS) genap, dengan waktu pelaksanaan Mudik Roadshow pada awal Januari di tahun berikutnya. Setelah panitia terbentuk,

maka persiapan selanjutnya adalah mengenai tema dan konsep acara. Selain itu juga harus mempersiapkan soal keuangan. Zulkarnaen menjelaskan bahwa dalam membuat suatu acara, Castelo tidak ingin membuat acara yang setengah-setengah. Oleh karena itu, dibutuhkan persiapan yang matang. Terlebih karena acara yang akan diadakan bertempat di Solo, sehingga segala sesuatunya harus dipersiapkan dengan baik. Hal serupa juga terjadi pada Forcy. Forcy sendiri mengadakan tiga rangkaian acara dalam Mudik Roadshow,

yaitu Roadshow, Try Out, dan Expo. Rangkaian acara tersebut dilakukan pada bulan Januari. Sementara untuk pembentukan panitia serta pembuatan konsep acara sudah dimulai sejak bulan Maret. Baru setelahnya dilakukan pencarian dana untuk acara. Untuk Iwakmas, Achmad Yanatun menjelaskan bahwa persiapan untuk mengadakan Mudik Roadshow dengan tiga acara, membutuhkan waktu sekitar empat bulan. Persiapan ini dimulai ketika panitia memasuki semester baru perkuliahan, sampai menjelang hari dilaksanakannya Mudik


Fokus

Sumber foto: Castelo

Roadshow pada bulan Januari. Sementara pada Perhimpunan Mahasiswa Bandung (Permib), Ahmad Badru Zaman selaku ketua Mudik Roadshow Permib, menjelaskan bahwa persiapan untuk Mudik Roadshow Permib baru dilakukan pada bulan November dan pelaksanaan Mudik Roadshow pada bulan Februari. Persiapan ini sudah meliputi pembuatan proposal, hingga menentukan target sekolah yang akan dikunjungi dalam kegiatan Mudik Roadshow. Sepanjang bulan November, Permib sudah mulai melakukan roadshow ke sekolah-sekolah di Bandung. Dapat dilihat terdapat perbedaan waktu persiapan yang cukup signifikan antar komunitas. Perbedaan waktu persiapan yang cukup signifikan ini tentunya menimbulkan tanda tanya. Acara seperti apa yang ingin dicapai oleh masing-masing komunitas sehingga membutuhkan waktu persiapan yang sangat lama? Adakah tujuan lain dari diselenggarakannya Mudik

Roadshow ini selain untuk membantu memperkenalkan Telkom University? Para ketua komunitas diatas juga menilai bahwa pelaksanaan Mudik Roadshow komunitas mereka cukup efektif jika dilihat dari tujuan diadakannya program Mudik Roadshow ini. Menurut mereka, Mudik Roadshow yang mereka lakukan sudah berhasil menarik perhatian siswa SMA di daerah masingmasing untuk masuk ke Telkom University. Padahal, mereka mengaku tidak memiliki data pasti mengenai jumlah mahasiswa yang masuk ke Telkom University akibat pengaruh dari Mudik Roadshow yang mereka lakukan.

Di sisi lain, Kepala Manajer Admisi Nasional Telkom University, Sri Widaningsih, menuturkan bahwa menurut hasil survei terhadap mahasiswa baru Telkom

University, pemegang posisi tertinggi sebagai sumber informasi mengenai Telkom University di kalangan siswa SMA adalah guru di sekolah. Sementara, posisi tertinggi kedua dipegang oleh website milik Telkom University. Dalam wawancara, Sri tidak menyebutkan Mudik Roadshow ke dalam pilihan jawaban terbanyak yang dipilih oleh mahasiswa baru. Lantas, bagaimana peran Mudik Roadshow dalam menyebarluaskan Telkom University? Sudah efektif kah pelaksanaan Mudik Roadshow dalam memberikan informasi mengenai Telkom University kepada siswa-siswa SMA yang mereka kunjungi? Kepanitiaan Mudik Roadshow

Sebagai Pelatihan Softskill

Ketika ditanya perihal manfaat Mudik Roadshow bagi komunitas penyelenggara, sebagian besar ketua penyelenggara acara menjawab bahwa Mudik Roadshow mempunyai

manfaat sebagai ajang pembelajaran dalam berorganisasi dan pelatihan soft skill untuk panitia di dalamnya. Kebanyakan dari mereka berpendapat bahwa dengan menyelenggarakan acara berskala besar akan mendapatkan pengalaman yang berbeda ketika di SMA. Panitia juga bisa meningkatkan soft skill berkaitan dengan organisasi. Acara berskala besar ini juga dinilai akan membuat panitia lebih siap untuk berorganisasi pada kepanitiaan dengan lingkup yang lebih besar. Padahal jika dipikir kembali, banyak kegiatan lain yang dapat melatih soft skill dan memberikan pengalaman berorganisasi tanpa harus mengadakan acara yang membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang sangat besar. Lantas, apakah melatih soft skill harus dengan pengorbanan sebesar itu?

4


Omammi

Mudik Roadshow: Substansi Harga Diri

Komunitas

Sumber foto: Forcy

M

udik Roadshow mempunyai pamor tersendiri bagi sebagian mahasiswa, khususnya bagi mereka yang mengikuti komunitas daerah. Mengunjungi Sekolah Menengah Atas (SMA) di daerah masing-masing sudah menjadi rutinitas mereka setiap tahunnya. Berbagai macam esensi dilontarkan oleh ketua pelaksana Mudik Roadshow mengenai manfaat apa saja yang bisa diperoleh dalam Mudik Roadshow tersebut. Dari membantu mempromosikan Telkom University hingga menjadi sarana untuk meningkatkan soft skill panitia. Dikemas dengan konten acara yang sedemikian rupa berharap agar acara tersebut menarik banyak partisipan. Dengan modal inisiatif sendiri, beberapa orang mengikuti kegiatan ini untuk belajar

5

cara marketing, public speaking, berorganisasi hingga menambah relasi. Menurut beberapa narasumber saat disinggung manfaat dengan adanya Mudik Roadshow hanya beberapa orang saja yang merasakan manfaatnya. Manfaat ini pun dapat mereka peroleh karena mereka serius saat mengikuti kegiatan tersebut. Sisanya mengaku tidak merasakan manfaat dari acara yang menjadi rutinitas komunitas tiap tahunnya ini. Kondisi internal kepanitiaan yang kurang baik dan landasan komunitas yang masih berasaskan kekeluargaan menjadi salah satu penyebab mengapa beberapa orang tidak memperoleh manfaat Mudik Roadshow. Bagi beberapa narasumber, Mudik Roadshow dipandang sebagai salah satu ajang gengsi.

Namun, bukan ajang gengsi antar komunitas dalam lingkup kampus, melainkan ajang gengsi setiap kampus di daerah masing-masing. Hal ini dapat dilihat dari waktu pelaksanaan yang bersamaan dengan universitas lain yang menimbulkan persaingan dalam hal mencari partisipan untuk menghadiri acara yang digelar tersebut. Asal dari almamater ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri untuk menarik minat partisipan, eksistensi almamater menjadi sorotan bagi partisipan untuk memilih acara apa yang akan mereka hadiri. Timbal balik yang diberikan universitas untuk panitia pun dianggap tidak sebanding dengan usaha yang telah dikerahkan. Apresiasi dari kampus pun hanya berupa poin Transkrip Aktivitas Kemahasiswaan (TAK) dengan poin sekitar 5 hingga 10. Bagi beberapa narasumber hal ini dirasa cukup

kurang, mengingat terdapat kegiatan yang memberikan poin TAK lebih banyak namun pengaruhnya tidak sebesar dari efek yang ditimbulkan Mudik Roadshow. Sejatinya, Mudik Roadshow tidak harus mengeluarkan usaha sebesar yang seringkali ditemukan. Namun, hal ini tentu kembali lagi pada gengsi yang ada dalam setiap panitia. Beberapa narasumber menyadari bahwa hasil yang diperoleh tidak sebanding dengan pengorbanan yang telah dikeluarkan. Terlebih narasumber pun telah mengetahui bahwa poin TAK yang diperoleh panitia inti dengan panitia biasa berbeda. Namun, diluar poin TAK yang membuat panitia melakukannya adalah loyalitas dan rasa cintanya sebagai mahasiswa Telkom University.


Kampusiana

Berkarakter Melalui Nilai Budaya

Sumber foto: KBSU

K

arakter merupakan sifat kejiwaan atau budi pekerti yang dihasilkan dari proses belajar. Karakter terbentuk karena adanya interaksi dengan lingkungan sekitar yang dilakukan secara terus-menerus. Sehingga seseorang dapat memiliki sifat atau kelakuan yang membedakan dirinya dengan orang lain. Lingkungan yang mempengaruhi karakter seseorang tidak hanya berasal dari pendidikan formal, namun juga dapat dihasilkan dari pendidikan non formal atau berdasarkan pengalaman yang didapatkannya. Dalam pendidikan formal, kurikulum berusaha mengarahkan p e se r t a d id i k u n tu k menjadi seseorang yang berkarakter dan bermoral. Namun, pendidikan non formal juga turut andil dalam mengembangkan karakter melalui kemampuan kognitif. Di Telkom University, kemampuan kognitif dapat diraih dari berbagai hal. Misalnya pengalaman dan timbal balik dari orang sekitar. Hal ini juga tak luput dari perhatian Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) bidang

kesenian dan kebudayaan di Telkom University. Meskipun berorientasi untuk menerapkan nilai-nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari, namun UKM juga berusaha mengangkat nilai kearifan lokal menjadi karakter anggotanya. Berbagai program atau kegiatan dengan tujuan mengembangkan karakter diterapkan untuk mengarahkan tingkah laku anggotanya. Dari aspek cara, tujuan dan fungsinya pun berbeda-beda. Tidak hanya berkonsentrasi pada nilai kebudayaan saja namun juga kepribadian mahasiswa. Setiap UKM mengimplementasikan cara yang berbeda-beda. Misalnya Keluarga Besar Mahasiswa Sulawesi (KBMS) dengan pembentukan badan mentoring, Ikatan Keluarga Anak Riau dan Kepulauan Riau (IKRAR) mengadakan pelantikan Armana Lancang Kuning. Namun, ada pula UKM yang tidak memiliki program khusus untuk pembentukan karakter, namun tetap berorientasi untuk merubah tindak tanduk anggotanya seperti Keluarga Besar Sumatera Utara (KBSU) dan UKM Bali.

Menurut Caleb Joshua Charisma, selaku ketua IKRAR, mahasiswa yang ikut serta dalam kegiatan UKM berproses untuk menumbuhkan karakter yang didasarkan pada nilai budaya. Sementara hal ini menjadi penting karena saat ini orang berkarakter sangat diperlukan. Sementara itu, ketua KBSU, Andreas Hutagalung berpendapat bahwa UKM tidak dapat disalahkan atas karakter seseorang. Ia menilai jika karakter seseorang jelek maka jangan menilai organisasinya juga jelek dan harus melihat apakah orang tersebut ingin berproses atau tidak. Sementara itu, Asy Syarief selaku ketua KBMS percaya bahwa majunya pendidikan terlihat dari kemajuan pola pikir dan pola tanduk anggotanya. “Tidak bisa dipungkiri, UKM bertanggung jawab untuk selalu mengembangkan karakterdansepengetahuan saya, setiap UKM secara langsung atau tidak langsung melakukan pengembangan karakter sesuai budaya yang berlaku di UKM tersebut,� jelas Caleb.

Ragam Menuju Tua oleh : Yohana Yuniati Anggraini Ragaku mulai lemah Usiaku sudah tak belia Keriput menjejali wajah usang ini Uban di kepala Bak penanda ‘senja’ telah datang Apa yang bisa aku lakukan, Dengan tubuh renta yang terletak diatas roda berjalan ? Apa cuma menyeruput teh hangat ? sembari menikmati langit semesta Apa cuma sekedar membuka album usang Untuk menilik memori tempo dulu Tubuhku sudah termakan waktu Tulangku mulai lapuk, perlahan keropos Cuma kulit kerut membungkus tulang rapuh itu Pandanganku mulai buram Pikiranku lambat laun lumpuh Sering lupa dimana menaruh kacamata Mereka menyebutku pikun Pendengaranku sudah tak seperti dulu. Selalu membuat cucuku kesal Karena harus mengulangi perkataannya. Terkadang ia harus membentak Agar aku dapat mengerti. Tapi, Hyang Widhi dan semesta itu sungguh baik Masih mempercayakan napas kehidupan pada raga ini Separuh usia pun telah ku lalui Namun, Sebentar lagi sinarku akan redup Senja akan tenggelam Saat itu pasti berbeda Kau akan mengiringi kepergiannya dengan tangisan Sebab,esok hari bukanlah senja yang sama Senja itu takan kembali

6


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.