Masterplan Pengembangan Kecamatan Bringin: Creative and Sustainable Agropolitan Area

Page 1

Kecamatan Bringin Kab. Semarang Studio Perencanaan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Semarang

2021


Buku ini dibuat untuk memenuhi tugas besar mata kuliah Studio Perencanaan 2021. Buku ini disusun berdasarkan data dan analisis penulis selama satu semester dengan dibantu berbagai pihak dalam perumusannya. Untuk itu penulis memohon maaf bilasanya masih banyak kesalahan dalam penyusunan laporan ini. Studio Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang


¤

¤

¤ ¤ ¤

Ibu Agnesia Putri Kurnianingtyas, ST, MT, Bapak Imam Rofi’I, ST, MT, dan Bapak Rizqy Ridho, ST, MT selaku dosen pengampu mata kuliah Studio Perencanaan yang telah memberi arahan, saran dan kritik selama progress dan display Studio Perencanaan; Jajaran instansi pemerintahan dan seluruh warga Kabupaten Semarang dan Kecamatan Bringin yang telah membantu kami dalam memperoleh informasi; Orang tua yang selalu memberi dukungan dan doa untuk kami; Teman-teman Perencanaan Wilayah dan Kota angkatan 2019 dan 2018 yang telah menularkan semangat; dan Seluruh pihak yang membantu, baik secara langsung maupun tidak.

Buku ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai usulan perencanaan Kecamatan Bringin yang telah kami susun berdasarkan potensi, masalah dan analisis baik spasial maupun non-spasial. Maka, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar buku ini dapat diperbaiki sebagaimana mestinya. Semarang, 17 September 2021

Kelompok 1. Studio Perencanaan Bringin

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan buku “Rencana Pengembangan Kecamatan Bringin” dengan tepat waktu. Buku ini tersusun dengan dukungan dari berbagai pihak dalam proses pembuatannya. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada :


1

Indah Yunit a Sari C.531.19.0032

IntaC.531.19.0011 n Dewi Cahaya Afif Nur Rochmandhoni C.531.19.0004

AditC.531.19.0046 ya Damanik

Nafil a Mahmudah C.531.19.0002

Bayudo Adj i e P C.531.19.0021 AndiC.531.18.0008 Candra Wijaya

AmboC.531.18.0029 Hafiz Al M

RegiestC.531.19.0050 a Diaz N.R

Hendy Kurniawan C.531.19.0022


Sektor Perdagangan Sektor Pertanian Sektor Pariwisata Sektor Industri

Masalah Analisis SWOT Analisis Skoring Konsep Pengembangan Kawasan

1 2 3 4 5

6 11 14 16

Tujuan Visi Misi Konsep Perencanaan

17 18 19

Rencana Tata Ruang

33

Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang

34 35

Indikasi Program

36

DAFTAR ISI

Potensi


------------------------

potensi

1.


Potensi-

Sektor Perdagangan

Pasar Bringin

Embrio Kegiatan • Jual beli hasil pertanian dan perkebunan area sekitarnya. • Penyediaan jasa reparasi bengkel dan warung makan di sekitar jalan kolektor primer.

Jalan Kolektor Primer

Fisik • Kemiringan landai 0-8%

Kependudukan • Sebagian masyarakat pedagang dipasar dan juga memiliki toko

Jalur perdagangan

Sarana Prasarana • Dilewati Jalan kolektor primer (Kedungjati Grobogan – Salatiga) • Terdapat Pasar Lama Bringin yang menjual hasil pertanian • Pertokoan • Mini market • Warung

2.


Potensi-

Sektor Pertanian Jenis Pertanian’

Produksi (KW/ha/tahun)

Padi Sawah

6,05

Padi Ladang

3,84

Jagung

5,12

Ketela Pohon

22,70

Kedelai

1,57

Fisik • Jenis tanah Glei • Kemiringan 0%-8% Sarana Prasarana • Pt. Kelompok Tani • Penggilingan Padi

Embrio Kegiatan • Pertanian menjadi kegiatan utama di Kecamatan Bringin Hinterland • Kecamatan Bringin memiliki 7.035 penduduk bekerja sebagai petani 3.


Potensi-

Sektor Pariwisata Bendung Kawuk yang terletak di Dusun Soklatan Desa Sambirejo Kecamatan Bringin Adanya tiket masuk dan karcis parkir untuk kendaraan saat memasuki lokasi. Biaya masuk yang terbilang murah.Hanya Rp 2000/orang dan karcis parkir motor Rp 3000 dan mobil Rp 5000.Dengan biaya yang sangat murah tersebut sudah bisa menikmati banyak fasilitas yang ada. Terdapat pagelaran seni tari khas wilayah tersebut yang dapat menjadi modal utama untuk memajukan budaya di wilayah tersebut.

Curug Gamelan yang terletak di Kelurahan/Desa Lebak Memiliki kelerengan tanah yang masuk ke dalam kategori cukup curam (8-15%) sehingga aliran sungai dari hulu ke hilir dapat membentuk sebuah curug. Letak desa yang dilalui oleh jalan provinsi penghubung antara Kab. Semarang dengan Kab. Grobogan dengan volume mobilitas yang cukup tinggi sehingga berpotensi untuk mendatangkan para wisatawan. 4.


Potensi-

Sektor Industri Kependudukan • Keterampilan masyarakat local dalam memproduksi mebel dan paving Embrio Kegiatan • Masyarakat lokal memproduksi mebel dan paving Hinterland • Industri mebel dan paving di Kelurahan Kalikurmo, Kalijambe, Pakis, Lebak, Gogodalem Industri yang ada di Kecamatan Bringin masih dalam skala kecil atau rumahan. Namun terdapat kegiatan industri yang berada di Kecamatan Bringin yaitu industri mebel dan paving. Industri ini dapat dikembangkan dengan pemberdayaan masyarakat local dan juga meningkatkan variasi menjadi kerajinan kayu yang lainnya seperti hiasan atau miniature untuk memperindah dekorasi rumah maupum kantor. 5.


masalah 6.


MasalahMigrasi Out

Kurangnya lapangan kerja yang memadai

70 - 74 60 - 64 50 - 54 40 - 44 30 - 34 20 - 24 10 - 14 0-4 3.000

2.000

1.000

0

1.000

Laki-laki

Perempuan

2.000

3.000

Lapangan kerja menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Lapangan kerja yang baik dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Kecamatan Bringin sebagai wilayah yang masih berkembang dan masih sederahana dalam bidang sarana prasarana, infrastruktur dan lapangan kerja. Kecamatan Bringin saat ini masih bergantung pada sektor pertanian dan perkebunan sebagai penghidupan utama masyarakat. Dominasi penduduk Kecamatan Bringin masih bekerja sebagai petani. Berdasarkan Kecamatan Bringin dalam Angka tahun 2020, jumlah penduduk yang berprofesi sebagai petani/perkebun sebesar 7.035 dan buruh tani/perkebunan sebesar 220. Selain petani, lapangan pekjerjaan yang ada di Kecamatan Bringin sebagai berikut :

Sumber : BPS Kab. Semarang

Migrasi out menjadi salah satu masalah di Kecamatan Bringin. Berdasarkan data penduduk 2019, Migrasi Out Kecamatan Bringin sebesar 139 dalam setahun. Dapat dilihat juga dari piramida penduduk di Kecamatan Bringin pada usia usia 15 – 34 tahun. Pertumbuhan penduduk Kecamatan Bringin dari tahun ke tahun juga sangat lambat dengan laju pertumbuhan 0,031571 per tahunnya.

No

Jenis Pekerjaan

Jumlah pekerja yang diserap

1

Industri

10

2

Pedagang

14

3

Konstruksi

3

4

Perdagangan

209

Jumlah penduduk usia produktif (usia 15-40 tahun) : 13.907 jiwa. Jumlah pekerja selain petani/ buruh perkebunan : 236 jiwa 7.


MasalahAkses jalan untuk beberapa wilayah masih buruk Kecamatan Bringin terdiri dari Kelurahan yang tersebar dan berpusat ibukota di Kelurahan Bringin. Terdapat jalan kolektor primer yang sebelumnya pada pertengahan tahun 2021 menjalani peningkatan jalan dan sekarang telah terselesaikan dengan baik. Jalan ini melintasi sekitar 7 kelurahan yang ada di Kecamatan Bringin, yaitu Kelurahan Bringin, Pakis, Rembes, Gogodalem, Wiru, Nyemoh dan Tempuran. Namun berbeda dengan jalan tersebut, untuk jalan lokal primer yang ada dan menuju ke kelurahan lainnya masih perlu perbaikan. Dataran di Kecamatan Bringin termasuk landai. Seperti akses jalan dari Kelurahan Lebak ke Kelurahan Popongan yang melewati jalan kecil dan bebatuan terjal, lalu dari Kelurahan Bringin ke Kelurahan Kalijambe dengan lebar jalan yang masih kurang dari 5 meter.

Akses jalan menuju ke Kelurahan lain selain yang dilewati oleh jalan kolektor primer masih membutuhkan pengecekan ulang dan perbaikan. Seperti jalan masih dengan bebatuan terjal, berlubang, terlalu sempir dan lain-lain. Aktivitas warga di Kecamatan Bringin sangat dominan menggunakan akses jalan dengan menggunakan kendaraan pribadi seperti motor dan sepeda. Tak jarang mobil – mobil truk pengangkut hasil tani dan kebun masih sering melintas di jalan lokal primer yang penuh dengan lubang dan masih berupa tanah saja

8.


MasalahBelum optimalnya pengelolaan destinasi wisata yang ada Bendung Kawuk Kecamatan Bringin memiliki 3 situs budaya berbasis agama-budaya seperti wisata religi di Kelurahan Gogodalem dan Nyemoh, wisata Bendung Kawuk di Dusun Soklatan, dan Budaya Popokan di Kelurahan Sendang. Kemudian terdapat 2 wisata alam seperti arum jeram di Kelurahan Sambirejo dan Curug Gamelan di Kelurahan Lebak. Namun, semua destinasi wisata tersebut belum dikelola secara maksimal, sehingga hanya sedikit wisatawan yang berkunjung dan masih didominasi oleh penduduk lokal. Belum optimalnya pengelolaan datang dalam bentuk kunjungan yang agak sulit, seperti kurangnya parkir, penunjuk arah dan tempat sampah di area Curug Gamelan dan Bendung Kawuk, serta kurangnya branding dan marketing dari berbagai pihak terhadap destinasi wisata yang ada. Hal ini juga dipengaruhi oleh minimnya pendidikan vokasi pariwisata dan seni di Kecamatan Bringin, sehingga mengakibatkan kurangnya sumber daya manusia di bidang penunjang pariwisata.

Dokumentasi Persampahan

Curug Gamelan

9.


MasalahSPBU belum menjangkau wilayah pelosok, hanya terdapat dipusat ibukota kecamatan Masyarakat Kecamatan Bringin memilih menggunakan kendaraan pribadi dalam menjalani aktivitas sehari-harinya. Petani, pedagang, tenaga instansi, pegawai swasta dan lainnya lebih memilih menggunakan kendaraan motor roda dua. Baik petani maupun pedagang yang mengangkut barang dagangan dan hasil taninya, beberapa juga menggunakan mobil pick up meskipun melewati akses jalan yang tidak biasa. Kendaraan umum nyaris tidak ada sama sekali di Kecamatan Bringin ini, seperti angkot, bus brt ataupun ojek online. Truk besar dan bus dari luar masih sering melintas di kawasan ini, terutama untuk jalur kolektor primer saja. Karena Kecamatan Bringin yang berlokasi di antara Kota Semarang, Salatiga, Purwodadi dan Demak sehingga sering menjadi salah satu jalan alternatife. Kendaraan pasti membutuhkan bahan bakar, bahan bakar di beli dimana? Tentu saja stasiun pengisian bahan bakar. SPBU, sepanjang jalan kolektor primer KarangjatiSalatiga setidaknya hanya melintasi 1 SPBU. Yang berlokasi di dekat Kelurahan Bringin. Untuk wilayah lainnya masih belum ada, untuk SPBU mini pun juga belum ada. Hal ini menjadi salah satu permasalahan bagi Kecamatan Bringin. Yang mana mayoritas penduduknya menggunakan kendaraan pribadi yaitu motor roda dua, ketersediaan SPBU menjadi hal yang wajar.

10.


ANALISIS SWOT

11.


Kelebihan (S) : • Dilewati oleh jalan Provinsi penghubung Kab. Semarang-Kab. Grobogan. • Mayoritas lahannya di pergunakan untuk pertanian. • Mempunyai jenis tanah Glei dan kemiringan tanah 0-8% yang cocok untuk pertanian. • Wilayah yang masih asri dan Memiliki kelerengan tanah yang masuk ke dalam kategori cukup curam (8-15%) sehingga aliran sungai dari hulu ke hilir dapat membentuk sebuah curug dan wisata lainnya. • Masyarakat yang mempunyai keterampilan dalam mengolah kayu menjadi mebel dan batu paving. • Adanya bahan baku untuk mengelola industri mebel dan batu paving.

Kelemahan (W) : • Akses jalan untuk beberapa wilayah yang terjal, berbatuan dan berlubang. • Terjadinya migrasi out pada penduduk usia 15-34 tahun. • Kurangnya lapangan pekerjaan. • Belum optimalnya pengelolaan tempat wisata. • SPBU hanya terdapat di Kelurahan Bringin.

Peluang (O) : • Perkembangan industri mebel dan batu paving. • Muncul ekonomi baru dari tempat wisata. • Perkembangan sektor pedagang dan jasa di sepanjang jalan provinsi. • Perkembangan sektor pertanian.

Strategi (SO) : • Kondisi wilayah yang masih asri dan memiliki kelerengan yang cukup curam sehingga membentuk sebuah curug yang dapat di jadikan wisata memunculkan ekonomi baru di Kec. Bringin. • Dilewati jalan Provinsi penghubung Kab. Semarang-Kab. Grobogan dapat mengembangkan sektor perdagangan dan jasa di sepanjang jalan tersebut. • Mayoritas lahan yang dipergunakan untuk pertanian membuat sektor pertanian berkembang. • Masyarakat yang mempunyai keterampilan dalam mengolah kayu dan batu paving dapat membuat berkembangannya sektor industri dan dapat membuka lowongan pekerjaan.

Strategi (WO) : • Munculnya ekonomi baru dari pariwisata, berkembangnya sektor perdagangan dan jasa, pertanian dapat menghambat migrasi out karena berkembang juga lapangan pekerjaan.

Ancaman (T) : • Terhambatnya perkembangan wilayah Kec. Bringin. • Menurunnya usia produktif. • Munculnya industri serupa di daerah sekitar Kec. Bringin. • Pertanian yang mulai ditinggalkan masyarakatnya

Strategi (ST) : • Tersedianya bahan baku serta masyarakat memiliki keterampilan dalam mengolah industri mebel dan paving sehingga dapat memberikan citra yang khas untuk Kecamatan Bringin dan dapat bersaing dengan wilayah sekitar • Memiliki potensi pariwisata curug dan alam yang di dasari oleh kondisi geografis dengan kelerengan tanah mencapai 15%, sehingga dapat membuat suatu program untuk menarik investor agar menanamkan modalnya sehingga dapat membantu perkembangan wilayah tersebut • Dilalui oleh jalan provinsi yang menghubungkan Kab. Grobogan dengan Kab. Semarang sehingga berpotensi untuk membangun sarana transportasi yang memadai guna menunjang mobilitas yang ada pada jalur tersebut dan mengambil peluang dari wilayah sekitar untuk lebih mendatangkan profit. • Memiliki potensi industri mebel serta pariwisata yang mumpuni untuk di dikembangkan, sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan yang baru untuk seluruh kalangan usia dan menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya. • Meskipun mayoritas lahannya digunakan untuk pertanian tetapi masyarakat mengaku mulai meninggalkan sector pertanian

Strategi (WT) : • Terjadinya migrasi out pada penduduk usia 15-34 tahun yang berakibat pada terhambatnya perkembangan wilayah Kec. Bringin.

IFAS

EFAS

12.


Isu Yang Terjadi 1.

2.

3.

4. 5.

Kondisi wilayah yang masih asri dan memiliki kelerengan yang cukup curam (kelerengan tanah mencapai 15%) sehingga membentuk sebuah curug yang dapat di jadikan wisata memunculkan ekonomi baru di Kec. Bringin dan dapat menarik investor agar menanamkan modal sehingga dapat membantu perkembangan wilayah tersebut. Dilewati jalan Provinsi penghubung Kab. Semarang-Kab. Grobogan dapat mengembangkan sektor perdagangan dan jasa di sepanjang jalan tersebut untuk lebih mendatangkan profit. Tersedianya bahan baku serta masyarakat memiliki keterampilan dalam mengolah kayu dan batu untuk industri mebel dan paving sehingga dapat memberikan citra yang khas untuk Kecamatan Bringin dan dapat bersaing dengan wilayah sekitar, sekaligus membuat berkembangnya sektor industri dan dapat membuka lowongan pekerjaan. Terjadinya migrasi out pada penduduk usia 15-34 tahun yang berakibat pada terhambatnya perkembangan wilayah Kec. Bringin. Mayoritas lahan yang dipergunakan untuk pertanian membuat sektor pertanian berkembang menuju kawasan agropolitan, namun saat ini masyarakat mengaku mulai meninggalkan sector pertanian.

Analisis Prioritas Isu Strategis No 1 2 3 4 5

Kriteria Memiliki pengaruh yang besar untuk Kecamatan Bringin Dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dan masyarakat Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah Untuk kegiatan ekonomi pada industri dan pariwisata Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani TOTAL

Nilai 30 20 15 20 15 100 13.


Hasil Analisis Skoring Permasalahan Kondisi wilayah yang masih asri dan memiliki kelerengan yang cukup curam (kelerengan tanah mencapai 15%) sehingga membentuk sebuah curug yang dapat di jadikan wisata memunculkan ekonomi baru di Kec. Bringin dan dapat menarik investor agar menanamkan modal sehingga dapat membantu perkembangan wilayah tersebut. Dilewati jalan Provinsi penghubung Kab. Semarang-Kab. Grobogan dapat mengembangkan sektor perdagangan dan jasa di sepanjang jalan tersebut untuk lebih mendatangkan profit. Tersedianya bahan baku serta masyarakat memiliki keterampilan dalam mengolah kayu dan batu untuk industri mebel dan paving sehingga dapat memberikan citra yang khas untuk Kecamatan Bringin dan dapat bersaing dengan wilayah sekitar, sekaligus membuat berkembangnya sektor industri dan dapat membuka lowongan pekerjaan. Terjadinya migrasi out pada penduduk usia 15-34 tahun yang berakibat pada terhambatnya perkembangan wilayah Kec. Bringin. Mayoritas lahan yang dipergunakan untuk pertanian membuat sektor pertanian berkembang menuju kawasan agropolitan, namun saat ini masyarakat mengaku mulai meninggalkan sektor pertanian.

Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4 Kriteria 5 Jumlah Skor Peringkat Skor (1-5) x Bobot 30 Skor (1-5) x Bobot 20 Skor (1-5) x Bobot 15 Skor (1-5) x Bobot 20 Skor (1-5) x Bobot 15

2

60

2

40

1

15

4

80

2

30

225

5

5

150

4

80

3

45

4

80

2

30

385

2

2

60

1

20

2

30

3

60

4

60

230

4

5

150

3

60

3

45

3

60

1

15

330

3

5

150

4

80

4

60

4

80

2

30

400

1

14.


Dari hasil analisis tersebut didapatkan hasil sektor pertanian yang menjadi isu strategis yang cocok dikembangkan. Pertanian merupakan salah satu sector yang dominan dalam menopang perekonomian di Kecamatan Bringin Kab Semarang. Peluang pengembangan sector pertanian masih luas. 1. Analisis LQ = Basis -> Sektor pertanian tahun 2009 (0,07) 2. RTRW = • PPK yang mengembangkan Kawasan pertanian melalui system agropolitan • Termasuk kedalam SWP-3

15.


KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN

16.


Tujuan Pengembangan “Mewujudkan Kecamatan Bringin sebagai Kecanatan yang berdaya saing melalui sektor agriculture dan pemanfatan Sumber Daya Alam, bersama dengan SDM lokal yang berkualitas“

17.


Visi Pengembangan “Mewujudkan sistem produksi pertanian yang efisien, produktif, berdaya saing tinggi dan berkelanjutan, melalui pengelolaan sumberdaya domestik secara optimal dan berkesinambungan”

Misi Pengembangan 1.

Memberdayakan serta meningkatkan kualitas masyarakat.

2.

Menciptakan system usaha produktif yang berdaya saing tinggi, berkeadilan dan berkelanjutan.

3.

Mengembangkan budaya agropolitan sebagai landasan pengembangan usaha.

4.

Mengoptimalkan keunggulan sector agriculture wilayah. 18.


KONSEP PERENCANAAN Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, dengan segala potensi dan masalah yang ada di Kecamatan Bringin disimpulkan bahwa konsep yang terbaik adalah

Creative ?

Sustainable ?

Konsep kreatif dimana menitik beratkan pada pemasaran dan produksi hasil produk yang ada di Kecamatan Bringin - Pemasaran ini penerapan strategi pada marketing mix yaitu place, product, promotion, price, people - Serta pada proses produksi dimana inovasi dan kreatif terhadap produk meliputi rasa, warna, bentuk dan packaging atau kemasan.

- Kondisi dimana pertanian berperan dalam meminimalisasi resiko negatif, menghemat kebutuhan energi dan sumber daya alam; - Mengembangkan pasar inklusif dan berkelanjutan sebagai tindakan antisipasi perubahan iklim dengan sistem ramah lingkungan - Mempersiapkan SDM yang ahli dan kreatif untuk menghadapi persaingan dunia kerja dan melestarikan keterampilan yang relevan untuk pekerjaan yang layak dan kewirausahaan. - Meningkatkan akses industri demi mendukung perkembangan perekonomian wilayah

---------

---------

---------

19.


Dalam proses pelaksanaannya terbagi kedalam 3 orde sistem pengembangan, dimana setiap orde memiliki prasyaratnya sebagai berikut :

---------------------------------------------------Orde 1 Sesuai dan tertuang dalam RTRW Kabupaten Semarang th 2011 • Melakukan revitalisasi dan pengembangan jalur komuter dan wisata jalur kereta api bedono, ambarawa, tuntang, bringin, kedungjati serta, pengembangan dan revitalisasi stasiun kereta api di tuntang, Bringin, bedono, ambarawa, jambu untuk mendukung pariwisata. • PPK Bawen, Bergas, Pringapus, Bandungan, Sumowono, Jambu, Banyubiru, Tuntang, Getasan, Pabelan, Susukan, Kaliwungu, Bancak, dan Bringin (Kelurahan Sendang) berfungsi sebagai pusat pelayanan permukiman perdagangan dan jasa serta pengembangan ekonomi lokal skala kecamatan. • Kawasan agropolitan Sumowono, Bandungan, Jambu, Getasan, Suruh, Susukan Kaliwungu, Pabelan, Bringin dan Bancak berfungsi sebagai pusat pelayanan pemasaran produk pertanian local, pengembangan industry pertanian (agrowisata). • Wilayah rencana Kawasan permukiman perkotaan di Kecamatan Bringin yaitu Kelurahan Bringin dan Kelurahan Pakis.

Orde 2 • • •

Mempunyai alat pengelolaan yang lengkap untuk mempermudah dan memperlancar proses. Mempunyai mentor atau pendamping yang menguasai perihal pohon karet. Penyediaan lokasi untuk gelaran pasar holtikultura, tempat parkir yang memadai, dan information center tentang semua hal yang berhubungan dengan pasar tersebut.

Orde 3 • • • •

Hampir 75% - 90% dari total wilayah, digunakan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Sisanya lahan digunakan untuk permukiman dan lain-lain. Sentra komoditi pertanian yang menghasilkan bahan mentah untuk pengolahan industri. Komoditan unggulannya adalah padi, kemudian diikuti oleh jagung dan kacang tanah. Berupa Kawasan kegiatan pertanian mencangkup kegiatan pembenihan, budidaya dan pengelolaan pertanian tahap awal (pertanian primer). 20.


Orde 1 (Kota Tani Utama) Sustainable & Creative 1. 2. 3. 4.

Perdagangan yang berorientasi ekspor ke luar daerah; Stok pergudangan dan perdagangan bursa komoditi; Pusat berbagai kegiatan tersier agrobisnis, jasa perdagangan, asuransi pertanian, perbankan dan keuangan; Pusat berbagai pelayanan LOKASI

RENCANA Dilewati jalan kolektor primer menjadi pusat aktivitas di Kecamatan Bringin.  Pembangunan pasar modern dengan konsep bangunan hijau yang mana memakai material ecolabeling (ramah lingkungan)  Pembangunan jalur pedestrian untuk pejalan kaki dan jalur hijau penanaman pohon dan taman  Dalam hal ini menjual berbagai hasil kerajinan (kayu/ mebel, besek anyaman bambu, batik, home industri konveksi, boomerang, blangkon dan pecis, border, sangkar burung dsb) ciri khas Kecamatan Bringin     

Pusat berbagai pabrikasi final industri (packing), stok pergudangan, dan perdagangan bursa komoditi Menjadi pusat ekspor produk final industry di Kecamatan Bringin Pembangunan stasiun untuk kegiatan ekspor Sebagai pusat pelayanan Kawasan sesuai dengan RTRW Kab Semarang th 2011 Dibangunnya fasilitas penunjang untuk program peningkatan kualitas SDM berupa gedung Balai Pelatihan Kerja, workshop, serta asrama untuk intership.

Contoh pasar pon trenggalek yang memakai konsep BGH

Pergudangan

Balai Pelatihan Kerja

Konsep pedestrian

21.


Orde 2 (Pusat Distrik) Sustainable 1. 2. 3.

Pusat Perdagangan wilayah yang ditandai dengan adanya pasarpasar grosir dan pergudangan komoditi sejenis Pusat kegiatan agroindustri berupa pengolahan barang pertanian jadi dan setengah jadi serta kegiatan agrobisnis Pusat pelayanan agroindustri khusus pendidikan, pelatihan dan pemulihan tanaman unggulan.

LOKASI       

 

RENCANA Dibangunnya pusat pengolahan produksi hasil tani dengan pemenuhan fasilitas penunjang dan akses transportasi. Pengembangan UMKM kayu dan mebel, seperti dekorasi rumah atau kerajinan dari bahan kayu lainnya. Mengadakan pasar tanaman hias tiap musimnya Menggelar pasar buah dan sayur yang mana pelaku utamanya adalah masyarakat local. Mengolah hasil tanaman holtikultura menjadi bahan jadi atau layak konsumsi yang bisa dijadikan oleh oleh khas. Pengolahan karet untuk dijadikan produk sintetis seperti ban kendaraan, alat kesehatan dan peralatan rumah tangga. Dibangunnya tempat pelatihan/ training center bagi masyarakat local mengenai penanaman karet (proses penyadapan, pengolahan, pemanfaatan, kandungannya) Pusat pendidikan dan pelatihan dari sector industri kerajinan agar SDM dapat memiliki kemampuan yang terampil. Mendirikan UMKM karet untuk bahan mentah mataupun setengah jadi, mengoptimalkan potensi lokal dengan cara mendirikan industri ini tidak lah buruk, sektor ini dapat mendukung naik nya perekonomi daerah. Hasil dari UMKM ini dapat di distribusi kan kembali kepada perusahaan besar(Primer)

Pasar tanaman hias

Produksi kerajinan tangan

22.


Orde 3 (Pusat Suatu Kawasan Pertanian)

Sustainable & Creative 1. 2.

3. 4. 5.

Pusat perdagangan lokal yang ditandai dengan adanya pasar harian Pusat koleksi komoditi pertanian yang dihasilkan sebagai bahan mentah industri Pusat penelitian, pembibitan dan percontohan komoditi Pusat pemenuhan pelayanan kebutuhan permukiman pertanian Koperasi atau badan usaha milik petani dan informasi pasar barang perdagangan.

LOKASI 

   

 

RENCANA Memproduksi/ membuat komoditas baru seperti budidaya tanaman jamur. Karena media berkembangnya dapat memanfaatkan dari hasil panen padi kemudian diolah menjadi media tanam jamur yaitu jerami. Gabah dapat digunakan untuk campuran pupuk organik, sehingga tanah yang ditanami komoditas lain dapat lebih subur. Hasil penggilingan padi menghasilkan bekatul dijadikan sebagai pakan ternak seperti ayam, itik dsb. Menerapkan sistem pertanian modern integrated farming system Mengembangkan pertanian cerdas (smart farming) yang mampu melakukan penghitungan gas emisi rumah kaca di lahan pertanian. Dibangunnya tempat penelitian dan pembibitan sekaligus juga menjadi sector percontohan komoditi bahan mentah hasil pertanian Pemenuhan pelayanan kebutuhan permukiman untuk sector pertanian Didirikan koperasi atau badan usaha milik petani dan menjadi salah satu pusat informasi pasar kecil untuk barang perdagangan yang akan didistribusikan.

LOKASI  

RENCANA Pengelolaan kembali dan stabil dari pihak masyarakat lokal Melakukan promosi digital oleh pengelola (sebelumnya di laksanakan pelatihan pengembangan teknologi BLK di Kel. Sendang) Menyajikan hasil produk perkebunan yang ada (produk jadi) dengan packaging desain modern dan kreatif Menyajikan konsep outdoor dining di kawasan curug gamelan. 23.


Konsep Pertanian Berkelanjutan

Menerapkan sistem pertanian organik atau metode produksi tanaman yang berfokus pada perlindungan lingkungan.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------1. Pengendalian Hama Terpadu Dengan meniadakan penggunaan pestisida kimia melalui metode pengendalian hama terpadu (PHT), hama dan penyakit tanaman dapat dikendalikan dengan cara yang lebih bijaksana dan ramah lingkungan. PHT adalah sejenis pengendalian hama, yang menggunakan unsur-unsur alami yang dapat mengendalikan hama untuk menjaga jumlah hama di bawah ambang batas berbahaya dengan cara yang aman secara lingkungan dan biologis. Beberapa cara pengendalian hama terpadu yakni: • menggunakan serangga atau binatang-binatang yang dikenal sebagai musuh alami hama seperti Tricogama sp. yang merupakan musuh alami dari parasit telur dan parasit larva hama tanaman, • menggunakan tanaman penangkap hama untuk menjauhkan hama dari tanaman utama, • melakukan rotasi tanaman untuk mencegah terakumulasinya pathogen dan hama yang sering menyerang satu spesies saja.

2. Konservasi Tanah

Menempatkan setiap bidang tanah dengan cara yang memenuhi kapasitas tanah dan memperlakukannya sesuai dengan kondisi yang diperlukan untuk memastikan bahwa itu tidak akan rusak dan berfungsi secara berkelanjutan. Contoh sebagai berikut : • melakukan reboisasi atau penanaman kembali lahan kritis, • melakukan pergiliran tanaman atau crop rotation dan menanam tanaman penutup tanah (cover crop).

3.

Penjagaan Kualitas Air Menjaga dan melindungi sumber daya air untuk menjaga kualitas dalam keadaan alaminya adalah hal yang mutlak dalam pertanian. alkrfbhalfb

Penurunan kualitas air akan mengurangi ketersediaan, produktivitas, dan kapasitas sumber daya air, yang pada gilirannya mengurangi kekayaan sumber daya air. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas air antara lain : • pengurangan penggunaan senyawa sintetik dalam tanah yang dapat mencemari air tanah, • penggunaan irigasi tetes untuk menghemat penggunaan air dan pupuk, serta • kegiatan penanaman, pemeliharaan dan konservasi tanah di kawasan kunci, terutama di hulu daerah aliran sungai

4. Diversifikasi Pertanian

Upaya diversifikasi jenis usaha atau tanaman untuk menghindari ketergantungan pada satu produk pertanian. Diversifikasi pertanian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : • meningkatkan jenis kegiatan pertanian, misalnya petani beternak ayam, sapi atau dan kambing. selain bertani. • perbanyak jenis tanaman di lahan, misalnya selain jagung, padi juga ditanam di lahan.

5. Pengelolaan Nutrisi Tanaman

Pengelolaan unsur hara tanaman diperlukan untuk memperbaiki kondisi tanah dan melindungi lingkungan tanah. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan pupuk kandang dan kacang-kacangan sebagai penutup tanah, yang tidak hanya menyuburkan tanah, tetapi juga mengurangi biaya pembelian pupuk anorganik. Beberapa pupuk organik yang dapat digunakan antara lain kompos, kompos cacing tanah, dan pupuk hijau (daun). 24.


Konsep Pertanian Berkelanjutan

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------6. PENERAPAN LP2B Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 41 tahun 2009. Faktor – faktor pendorong terjadinya konversi lahan pertanian : ¤ Meningkatnya jumlah penduduk serta taraf hidup masyarakat sehingga permintaan lahan untuk permukiman dan kegiatan lain juga meningkat. ¤ Tingginya land rent dari sektor non-pertanian sehingga memberikan profit lebih kepada pendapatan daerah. ¤ Degradasi lingkungan seperti kemarau panjang yang menyebabkan kekurangan air sehingga dapat merusak produksi tani. ¤ Lemahnya sistem perundang-undangan dan penegakan hukum (law enforcement). ¤ Keberadaan hukum waris yang menyebabkan terfragmentasinya tanah pertanian.

Upaya pencegahan dan pengendalian konversi lahan pertanian ke lahan non-pertanian : ¤ Dalam undang-undang No. 41 tahun 2009 ditegaskan bahwa perencanaan LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan) harus disertai dengan penyusunan usulan pada tingkat pemerintah, selanjutnya menentukan lahan pertanian yang akan dijadikan LP2B. Sehingga usulan LP2B dapat ditetapkan dan memiliki kekuatan hukum. ¤ Pihak pemerintah memberikan fasilitas dan insentif bagi pemilik lahan, contohnya seperti subsidi benih, bahan bakar, pupuk atau tenaga kerja. ¤ Membuat pelatihan dan bimbingan terhadap petani yang bertujuan agar dapat meningkatkan SDM.

Kawasan yang dijadikan sebagai Lahan Pertanian Pangan adalah wilayah orde 3 yang mana merupakan wilayah yang dikhususkan untuk produksi pertanian. Dengan rincian sebagai berikut : Total luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan : 1.586,6 Ha Total luas Lahan Cadangan Pertanian Berkelanjutan : 450,0 Ha ¤

¤ ¤

Memberikan potongan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) lahan persawahan, sehingga membantu meringankan beban yang harus ditanggung oleh para pemilik lahan. Membentuk komisi pengendali konversi lahan sawah baik di tingkat nasional, provinsi maupun kota/kabupaten. Memperbaiki data dan menjadikannya sebagai data terpadu sehingga tidak ada data yang ganda atau tumpang tindih. 25.


Konsep Pengembangan Kreatif

Konsep pengembangan dari pengelolaan dan kreatif yangmana menitik beratkan pada pemasaran dan produksi hasil produk

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Pemanfaatan Destinasi Wisata Rekomendasi pengembangan wisata di Kecamatan Bringin dapat dikelompokkan dalam tiga aspek yaitu : 1. Sesuatu yang dapat dilihat Daya tarik wisata yang dapat dilihat merupakan daya tarik utama wisata curug gamelan yang berlokasi di Kelurahan Lebak Kecamatan Bringin. Curug Gamelan yang memperhatikan konsep keasrian dan kealamian yang masih terjaga, dimana disekitar curug terdapat area persawahan, pepohonan yang rindang, spot untuk berswafoto, serta tempat bermain untuk anak-anak. Curug Gamelan yang dibuka pada bulan Januari 2017 lalu saat ini masih dikelola oleh masyarakat setempat namun mulai diabaikan karena generasi muda yang biasa mengelola lokasi ini mulai bermigrasi keluar kota. Strategi : ¤ Mengajak masyarakat yang belum aktif dalam kegiatan pengelolaan agar ikut berperan serta ¤ Meningkatkan citra tempat wisata yang bersih dan nyaman. ¤ Menambah personil dan fasilitas kebersihan di sekitar kawasan wisata ¤ Meningkatkan peran serta masyarakat dan pemerintah 2. Sesuatu yang dapat dikerjakan Wisata Curug Gamelan saat ini hanya diketahui dan dikunjungi oleh masyarakat setempat saja. Meskipun sudah tercatat dalam google maps namun sama sekali belum mendapatkan rating agar dapat menarik lebih banyak pengunjung. Promosi yang kurang menjadi point utamanya. Wisata Bendung Kawuk yang berlokasi di Kelurahan Sambirejo Kecamatan Bringin memadukan sumber daya air bendungan dengan

berbagai wahana permainan seperti rafting dan asrinya pepohonan. Terdapat juga gazebo untuk tempat beristirahat maupun spot berfoto serta pertunjukan kesenian rakyat, reog, jaran kepang, rebana, terbangan serta orkes oleh masyarakat setempat. Strategi : ¤ Menjaga koordinasi dan kerjasama yang baik antara pengelola kawasan wisata dengan warga sekitar lokasi wisata terutama dalam penyediaan lahan parkir; ¤ Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pariwisata yang ada seperti toilet, tempat makan, tempat sampah, petunjuk arah jalan dan sebagainya; ¤ Mencari dukungan sponsor, menjalin kerjasama yang baik dengan kelembagaan; ¤ Melakukan kegiatan pelatihan SDM (terutama pengelola kawasan wisata) yang intensif; ¤ Mengembangkan strategi pemasaran pariwisata yang efektif seperti melalu instagram, tiktok, youtube dan mengutamakan peningkatan rating dari pengunjung. 3. Sesuatu yang dapat dibeli Sesuatu yang dapat dibeli oleh wisatawan tentu saja berupa souvenir khas, makanan dan jasa yang ada di lokasi wisata tersebut. Kecamatan Bringin memiliki beberapa hasil produksi khas yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas, diantaranya ¤ Anyaman bambu menjadi besek ¤ Gethuk khas Bringin ¤ Batik Ciprat ¤ Singkong goreng ¤ Kerajinan tangan boomerang “Singgorem” ¤ Border Dapat di kreatifkan ¤ Kerajinan Rogorege versi gantungan kunci atau souvenir lainnya ¤ Kerajinan Sangkar Burung 26.


PROGRAM RENCANA PENGEMBANGAN KEC.BRINGIN ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------1. Balai Pelatihan Pengolahan Karet 3. Balai Penelitian Bibit Padi Balai pelatihan karet ini berlokasi di Kelurahan Popongan. Balai ini dibentuk dengan tujuan untuk melatih masyarakat lokal terutama yang belum memiliki keahlian dalam pengolahan pohon karet agar menjadi terampil dalam mengolah karet. Adapun program pelatihan yang bisa diterapkan adalah : • Penyiapan lahan untuk bibit karet • Penyiapan lobang tanaman bibit karet • Pemupukan dan penyiangan lahan • Praktek penyadapan pohon karet

2. Balai Latihan Kerja

BLK (Balai Latihan Kerja) di Kelurahan Sendang berfokus pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui teknologi. Kenapa Kelurahan Sendang memilih pelatihan berbasis TIK? Karena masyarakat Bringin masih tertinggal dalam hal teknologi sehingga hal ini yang menjadi alasan mengapa BLK ini dibuat dan programnya dijalankan. Apalagi Bringin mengenai hal yang bersinggungan tentang tekonologi informasi dan komunikasi masih dikatakan minim. Dan juga memiliki tujuan untuk memberikan keterampilan problem solving dalam penanganan suatu hambatan. Adapun program-program yang akan dijalankan di BLK Sendang ini adalah : • Pengoperasian Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi • Pemeliharaan Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi • Perencanaan Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi

Adalah sebuah tempat atau lokasi atau pusat dimana tempat ini difokuskan untuk kepentingan penelitian. Balai ini memiliki fungi yang tidak kalah penting dari yang lain terutama di wilayah Bringin, yang notabene merupakan wilayah pertanian. Dimana balai ini bisa menjadi tempat meneliti hasil bumi dari wilayah Bringin itu sendiri, seperti hasil pertanian, perkebunan, industri, dll. Dengan adanya balai penelitian ini juga bisa memvalidkan hasil bumi Bringin seperti kelayakan pada padi, jagung, dan sebagainya. Beberapa program yang dilaksanakan di balai ini adalah : • Penelitian pestisida alami untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman padi • Penelitian bibit tanaman kebun dan padi agar menghasilkan bibit yang bagus dan ketika saat panen menjadi lebih maksimal • Penelitian hasil panen bumi Bringin, agar tahu kelayakannya sehingga aman untuk dikonsumsi

4. Balai Pelatihan Kerajinan

Balai Pelatihan Kerajinan ini bergelut dibidang kayu, dimana produk yang dihasilkan adalah barang-barang mebel dan alat kebutuhan rumah tangga. Balai Pelatihan ini berlokasi di Kelurahan Kalikurmo. Mengapa Balai Pelatihan Kerajinan Kayu ini dibentuk? Karena melihat dari wilayah bringin yang sebagian besar adalah hutan yang mana pasti terdapat banyak jenis kayu dari pepohonan yang bisa diolah Kembali menjadi mebel. Adapun program pelatihan kerajinan ini diantaranya : • Pemilihan batang pohon untuk dijadikan kayu • Pengolahan batang kayu menjadi bahan setengah jadi • Proses pembuatan kayu menjadi kerajinan kayu mebel

27.


PROGRAM RENCANA PENGEMBANGAN KEC.BRINGIN ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------5. Budidaya Jamur 7. Sentra UMKM Hasil Pengelolaan Kayu Memanfaatkan limbah Jerami padi untuk media tanam jamur. Kandungan nutrisi dalam 100 gam jerami padi terdiri dari selulosa sebanyak 29,63%, dengan kandungan hemiselulosa sebanyak 17,11% dan lignin sebanyak 12,17%. Jerami padi biasanya dibakar atau ASFDSAA dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Jerami padi mempunyai serat yang tinggi tetapi proteinnya rendah. Jerami berfungsi sebagai substrat tempat menempelnya miselium dan sumber nutrisi, terutama karbon. Menurut hasil penelitian, bahwa media tanam jerami padi memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil dari jamur merang yang lebih baik daripada media tanam ampas kelapa sawit.

6. Sentra Pengelolaan Pohon Karet.

Menjadikan desa Popongan menjadi sentra pengolahan pohon karet yang dimana desa tersebut komoditas utamanya yaitu karet,maka dari itu kami ingin menjadikan beberapa pemukiman sebagai sentra pengolahan karet. Dimana kami berharap dapat menjadi nilai tambah ekonomis serta menjadikan Desa Popongan memiliki ciri khas di Kecamatan Bringin. Beberapa produk yang ingin kami terapkan yaitu latek, sarung tangan, balon tiup, karet gelang dan aspal karet. Tidak hanya getahnya, kami juga ingin membuat produk makanan dari biji karetnya seperti keripik, brownis maupun cake.

Menjadikan Kelurahan Kalijambe sebagai sentra pengolahaan kayu dikarenakan masyarakatnya yang mempunyai keterampilan dalam mengolah kayu seperti mebel, perabotan rumah tangga dan hiasan rumah. Maka dari itu kami ingin mengembangkan kelurahan tersebut sebagai sentra pengolahan kayu untuk menambah ciri khas daerahnya, serta menambah nilai ekonomis daerah tersebut.

8. Sentra UMKM

Hasil Tani Rembes dan Gogodalem Menjadikan beberapa pemukiman di kelurahan Rembes menjadi sentra UMKM pengolahan hasil tani di kecamatan Bringin. Berikut produk yang akan kami terapkan dalam UMKM sentra tersebut : • Olahan makanan gethuk dari Singkong. • Kuliner Singkong Goreng yang berasal dari Desa Rembes atau nama produknya “Singgorem’’ • Pembuatan tepung dari singkong dan jagung. • Pembuatan pakan ternak dari hasil limbah peetanian. • Keripik pisang. • Dll.

28.


PROGRAM RENCANA PENGEMBANGAN KEC.BRINGIN ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------9. Pasar Gedung Bangunan Hijau Wilayahnya yang di lewati jalan nasional, kelurahan Bringin sangat cocok untuk dijadikan pusat aktivitasnya, salah satunya memiliki pasar modern yang menjadi tujuan pelancong dalam membeli oleh – oleh. Dalam pasar tersebut menjual berbagai kerajinan-kerajinan, makanan khas maupun hasil tani kecamatan Bringin. Dalam menunjang hal tersebut diperlukan nya bangunan pasar yang nyaman bagi pelancong maupun penjual, maka dari itu kami ingin merombak eksisting pasar Bringin menjadi pasar dengan konsep Bangunan Hijau yang dimana bangunan tersebut memakai material yang ecolabelling (ramah lingkungan) tidak mengeluarkan emisi carbon, diharapkan dimasa yang akan datang tidak menimbulkan emisi carbon dari bangunan tersebut. Energi dari pencahayaan, penghawaan, pengkondisian udara tercapai secara alami jadi lebih menghemat energi.

Contoh : pasar pon trenggalek

10. Jalur Pedestrian dan SPBU

Contoh : pasar legi ponorogo

Penyediaan jalur pedestrian sepanjang jalan kolektor primer yang dibuat sebagai bentuk pemenuhan hak bagi para pejalan kakiagar masyarakat terhindar dari kecaakaan dan tentunya dapat menikmati berjalan tanpa haus khawatir dengan kendaraan-kendaraan yang melintas. Serta diharapkan adanya penambahan SPBU di utara Kecamatan Bringin, karena di wilayah tersebut jauh dengan SPBU. Hal tersebut dapat menunjang kebutuhan kendaraan yang ingin lewat di jalur Kolektor Primer yang melewati Kecamatan Bringin.

11. Pasar Musiman

Kelurahan Rembes adalah wilayah yang terkenal dengan pertanian holtikulturanya atau budidaya tanaman kebun. Dari holtikultura ini seharusnya masyarakat rembes dan sekitarnya bisa lebih memaksimalkan potensi yang ada. Yaitu dengan cara : • Mengadakan pasar tanaman hias tiap musimnya. Seperti yang diketahui bahwa holtikultura juga meliputi tanaman hias yang berkesan estetik. Sehingga ini menjadi kesempatan bagi masyarakat rembes untuk memanfaatkan momen. Dimana pasti banyak sekali pecinta tanaman hias yang rela singgah ke bringin untuk melihat pasar tanaman hias ini. Hal ini juga akan memperkenalkan Desa Rembes, Bringin hingga keluar daerah. • Menggelar pasar buah dan sayur, yang mana pelaku-pelaku usahanya adalah masyarakat lokal. Mengapa pelaku usahanya masyarakat lokal? Sebab tujuan dari pertanian holtikultura ini bukan hanya untuk memaksimalkan potensi wilayah yang sudah ada, namun juga untuk membangkitkan ekonomi masyarakat sekitar wilayah yang terdampak, yaitu desa rembes.

29.


PROGRAM RENCANA PENGEMBANGAN KEC.BRINGIN ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------12.Pergudangan Ekspor Hasil Tani Dimana Kelurahan Pakis akan menyediakan gedung pergudangan logistic untuk ekspor hasil tani ke wilayah luar Kecamatan Bringin. Produk yang akan dihasilkan berupa pengolahan padi, ketela pohon, kedelai, jagung dan singkong. Produk yang dijual berasal dari Seluruh Kelurahan yang ada di Bringin. Yang menjadi focus pengembangannya adalah seperti proses produksi, marketing, pergudangan dan distribusi. Memegang peranan untuk pemindahan barang dari bagian produksi sampai ke ruang penyimpanan atau mengatur alur proses perpindahan barang hingga ke loading area. Divisi ini juga mengatur proses pengiriman barang hingga ke tangan konsumen atau pembeli. • Pusat berbagai kegiatan pabrikasi final industry (packing), stok pergudangan, dan perdagangan dan perdagangan bursa komoditi. • menjadi pusat ekspor produk final industry di kecamatan Bringin. • Membangun stasiun untuk kegiatan ekspor.

13. Koperasi Tani

14.Terminal Sambirejo

Rencana pembangunan terminal tipe C yang nantinya terletak di Kelurahan Sambirejo didasari karena kelurahan tersebut masuk ke dalam zona orde 3, yang mana merupakan lokasi penanaman, budidaya hingga tempat penelitian komoditas yang ada. Tujuan dibangunnya terminal yaitu untuk mengakomodasi dan menunjang seluruh kegiatan serta mobilitas masyarakat mengenai angkutan masal (umum) sehingga mempermudah dalam menjalankan perekonomian. Mulai dari angkutan komersial (penumpang) hingga angkutan logistik, seluruhnya akan tersentral di Terminal Sambirejo. Letak terminal yang strategis karena berada di area yang cukup ramai dan dilewati oleh jalur usaha tani, sehingga akan memberikan manfaat yang sangat besar, dan juga tidak hanya di Kelurahan Sambirejo saja, tetapi dapat mencakup beberapa kelurahan-kelurahan yang ada di sekitar. Sehingga tidak akan menghilangkan fungsi utamanya yaitu melayani kendaraan umum untuk angkutan antar desa. Sedangkan untuk angkutan antar kota akan dilayani di Terminal Bringin.

Adalah koperasi yang beranggotakan para petani pemilik tanah, penggadoh atau buruh tani dan orang berkepentingan serta bermatapencaharian berhubungan dengan usaha petani. Koperasi Tani ini yang akan disediakan di Kelurahan Wiru yang juga termasuk ke dalam Orde 3 sebagai pusat suatu kawasan pertanian. 30.


PROGRAM RENCANA PENGEMBANGAN KEC.BRINGIN ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------15. Stasiun Pakis lingkungan. Maksud adanya konsep perkembangan ekowisata dimana Munculnya gagasan untuk rencana pembangunan stasiun di Kelurahan Pakis karena Pakis merupakan salah satu wilayah ibukota Kecamatan Bringin. Dan dilihat dari peta rencana struktur ruang Kecamatan, salah satu rencana pusat pergudangan hasil produk jadi dari seluruh wilayah orde akan dibangun di Kelurahan Pakis. Sehingga dibangunnya stasiun bertujuan untuk menunjang hasil-hasil produk logistik dan kemudian dapat diekspor ke daerah luar Kecamatan Bringin menggunakan moda transportasi kereta api. Selain di Pakis, rencana pembangunan pusat pergudangan juga akan dibangun di Kelurahan rembes. Dengan jarak serta area cakupan yang strategis dan masih satu jalur, stasiun ini rencananya diharapkan dapat mengakomodasi layanan logistik dari 2 pusat pergudangan tersebut nantinya. Sehingga stasiun ini rencana fungsinya dikhususkan hanya untuk melayani angkutan kereta barang. Sedangkan untuk angkutan komersial/penumpang akan dilayani di Stasiun Bringin sebagai stasiun utama.

16. Ekowisata

- Curug Gamelan dan Bendungan Kawuk Curug Gamelan merupakan potensi pada sektor pariwisata dimana terletak di Desa/Kelurahan Lebak, sedangkan bendung kawuk terlatak di kelurahan Sambirejo yang dimana perlu adanya pengelolaan dan pemeliharaan keberlanjutan dengan penataan kawasan menjadi lebih baik dalam menjaga kelesetarian ddsfgdsggbjhfjfjkghjgh

bertujuan untuk adanya pengelolaan dan partisipasi dari masyarakat setempat yang dapat memberi manfaat untuk perekonomiannya. Penerapan konsep diantaranya: ¤ Pengembangan Utama • Perlu adanya area parkir yang luas untuk kendaraan seperti mobil ,bus dimana wisatawan yang ingin melihat Curug Gamelan secara bersama-sama (rombongan) bisa memungkinkan masuk area wisata. • Pelebaran jalan masuk menuju area wisata Curug Gamelan • Penyediaan warung makan • Adanya fasilitas layanan public seperti mushola,kamar mandi , tempat sampah dll. • Adanya Tiket masuk untuk meningkatkan perekonimian masyarakat setempat . ¤ Daya Tarik Wisatawan • Taman hijau sekitar area lokasi menuju wisata yang dapat memberikan nuansa asri untuk pengunjung/wisatawan. • Adanya kegiatan seperti Outbond , taman bermain anak-anak dan fasilitas lainya. • Penataan area wisata yang unik dan menjadi ciri khas Curug Gamelan agar tidak terkesan monoton dan menyeabkan wisatawan mudah bosan. ¤ Pendukung • Pemasangan Bilboard disekitar jalan perkotaan untuk menarik wisatawan yang mempunyai keinginan untuk mengetahui wisata Curug Gamelan seperti apa. • Peningkatan akses informasi melalui social media. • Sosialisais dari masyarakat yang berperan positif untuk menunjang pertumbuhan wisata • Bekerja sama dengan lembaga pendidikan untuk peningkatan promosi dengan kegiatan study tour.

31.


PROGRAM RENCANA PENGEMBANGAN KEC.BRINGIN ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------– Rafting Dadirejo Dapat diketahui, wisata yang ada di kelurahan Sambirejo yakni Rafting Dadirejo terlihat tidak terurus, maka dari itu perlu adanya pengembangan pada potensi wisata tersebut. Berikut rkonsep pengambangan yang kami tawarkan : • Pengelola baik itu pemerintah maupun operator arung jeram harus dapat belajar dari objek wisata arung jeram yang ada di daerah lain. Hal ini berguna untuk dapat lebih mengembangkan potensi wisata yang ada. • Keunikan merupakan faktor utama ketertarikan wisatawan terhadap suatu objek wisata. Pengelola harus dapat mengeksplorasi keunikan-keunikan yang ada di objek wisata Rafting Dadirejo. Keunikan yang dimaksud adalah karakteristik sungai yang ada di wisata Rafting seperti debit airnya dan lainlain. • Pengelola dapat membuat suatu atraksi baru seperti membuat sebuah acara semacam bersih sungai. Bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat, pengelola membuat acara arung jeram sekaligus melakukan pembersihan sekitar sungai dari sampah yang ada. • Pengelola menambah fasilitas baik fasilitas kesehatan, tempat sampah, kamar bilas dan tempat penyimpanan barang para peserta arung jeram. Penambahan fasilitas juga untuk mengantisipasi hal-hal seperti wisatawan yang membuang sampah dan untuk lebih menjaga ketertiban dan kepuasan wisatawan. • Tidak adanya sistem rewarding seperti sungai lain merupakan suatu ancaman bagi objek wisata Rafting Dadirejo. Para operator harusnya membuat sistem rewarding seperti sertifikat dimana sertifikat tersebut menyatakan bahwa wisatawan tersebut telah berhasil melakukan arung jeram dengan tingkat kesulitan III – IV

• •

Menambah kualitas pelayanan untuk wisatawan. Seperti memberikan minuman hangat dan makanan khas daerah Pangalengan saat wisatawan sedang beristirahat. Pengelola lebih mengintensifkan pelatihan-pelatihan bagi skipper dan SDM yang lainnya.

32.


--------------------------------------------

TATA RUANG RENCANA

33.


Peta Rencana Struktur Ruang

------------------------------------------------------------------------------------Rencana Struktur Ruang Kecamatan Bringin didasari oleh daya dukung dari jalan kolektor primer sebagai pusat kegiatan di Kecamatan Bringin dan sesuai konsep pengembangan yang dibagi menjadi 3 orde dengan penambahan sarana pendukung Agropolitan di seluruh Kecamatan Bringin, diantaranya :

34.


Peta Rencana Pola Ruang

------------------------------------------------------------------------------------Rencana Pola Ruang Kecamatan Bringin disesuaikan dengan tujuan Kecamatan Bringin sebagai Agropolitan Area, yaitu dengan berfokus dalam pengembangan sektor pertanian yang terbagi kedalam 3 orde yaitu Orde 1 sebagai Kota Tani Utama, Orde 2 sebagai Pusat Distrik dan Orde 3 sebagai Pusat Suatu Kawasan Pertanian. Dalam hal ini juga menggunakan beberapa pertimbangan seperti RTRW Kec. Bringin, kebijakan LP2B dan tujuan penataan ruang wilayah. Saat ini pola ruang Kecamatan Bringin didominasi oleh lahan pertanian sebesar 33%, lahan perkebunan sebesar 8% dan kebun sebesar 22%. Permukiman berkonsentrasi pada sebelah selatan Kecamatan Bringin dikarenakan merupakan pusat pemerintahan dan dilalui jalur kolektor primer.

Diagram Eksisting Tata Guna Lahan Kecamatan Bringin 2019 HUTAN NEGARA 819,22 Ha 13%

LAINNYA 165,68 Ha 3%

SAWAH 2.041,47 HA 33%

RUMAH BANGUN AN 1.182,5 Ha 19% PERKEBU NAN 506,4 Ha HUTAN 8% RAKYAT 124,42 Ha 2%

KEBUN 1.346,23 Ha 22%

*Sumber: BPS statistik kec. Bringin tahun 2019

35.


------------------------------------------

36.


Waktu Pelaksanaan

Orde

Lokasi

Strategi

Penjabaran Kegiatan

2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031

Stakeholder

Pembentukan rencana, satuan kerja, serta sosialisasi kegiatan pada masyarakat Perizinan dan Pembebasan Lahan Kelurahan Sendang

Pembangunan Pembangunan konstruksi gedung dan sarana Balai Pelatihan penunjang lainnya Peresmian bangunan dan operasional awal

Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Dinas Sosial, Badan Pember+P4:P36dayaan Masyarakat Desa (BAPERMASDES)

Pembentukan rencana, satuan kerja, serta sosialisasi kegiatan pada masyarakat Pemindahan seluruh kegiatan ke area relokasi Renovasi Pasar sementara Bringin Pembangunan konstruksi gedung dan sarana penunjang lainnya

Dinas Perdagangan dan Dinas PUPR, Dinas Pendapatan Daerah

Peresmian bangunan dan operasional awal Orde 1

Kelurahan Bringin

Pembentukan rencana, satuan kerja observasi pengembangan (studi lokasi) Penyediaan pengosongan lahan area sekita stasiun existing Stasiun Komersial atau Pembangunan jalur rel kereta api Pariwisata Proses pembangunan dan revitalisasi gedung (RTRW) stasiun

Kementerian Perhubungan, Dirjen Perkeretaapian, Kementerian BUMN melalui PT KAI

Peresmian bangunan dan operasional awal Pembentukan rencana, satuan kerja observasi pengembangan (studi lokasi)

Kelurahan Pakis

Penyediaan Pembebasan Lahan Stasiun Khusus Proses pembangunan konstruksi gedung baru Logistik (RTRW) stasiun

Kementerian Perhubungan, Dirjen Perkeretaapian, Kementerian BUMN melalui PT KAI, Dinas Perdagangan

Peresmian bangunan dan operasional awal

37.


Waktu Pelaksanaan Orde

Lokasi

Strategi

Penjabaran Kegiatan Pembentukan rencana, satuan kerja observasi pengembangan (studi lokasi)

Orde 1

Kelurahan Pakis

Penyediaan Centra Pengolahan Karet

Pembangunan Pergudangan Kelurahan Popongan

Pembebasan Lahan Proses pembangunan konstruksi gedung baru Peresmian bangunan dan operasional awal Pembebasan Lahan Proses pembangunan konstruksi gedung baru Peresmian bangunan dan operasional awal

Pembentukan rencana, satuan kerja, serta sosialisasi kegiatan pada masyarakat Pengadaan Pasar Musiman

penentuan lokasi, perizinan serta pengosongan lahan Pembangunan konstruksi gedung dan sarana penunjang lainnya Peresmian bangunan dan operasional awal Pembentukan rencana, satuan kerja, serta sosialisasi kegiatan pada masyarakat

Penyediaan Sentra UMKM

penentuan lokasi, perizinan serta pengosongan lahan Pembangunan konstruksi gedung dan sarana penunjang lainnya Peresmian bangunan dan operasional awal Pembentukan rencana, satuan kerja, serta sosialisasi kegiatan pada masyarakat

ORDE 2 Kelurahan Rembes

Pengadaan Pasar Musiman

penentuan lokasi, perizinan serta pengosongan lahan Pembangunan konstruksi gedung dan sarana penunjang lainnya Peresmian bangunan dan operasional awal Pembentukan rencana, satuan kerja observasi pengembangan (studi lokasi)

Pembebasan Lahan dan penentuan titik lokasi Penyediaan Terminal Proses pembangunan konstruksi gedung baru terminal Tipe C Peresmian bangunan dan operasional awal

Pembentukan rencana, satuan kerja, serta sosialisasi kegiatan pada masyarakat Kelurahan Gogodalem

Pengadaan Sentra Produksi Tani

Ppenggusuran lahan Pembangunan konstruksi gedung dan sarana penunjang lainnya Peresmian bangunan dan operasional awal

2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031

Stakeholder Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Pendapatan Daerah Dinas Penanaman Modal, Dinas Perdagangan, Perum Bulog Dinas Perdagangan dan Dinas PUPR, Dinas Pendapatan Daerah Dinas Sosial, Dinas Ketenagakerjaan , Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Dinas Perdagangan dan Dinas PUPR, Dinas Pendapatan Daerah Kementerian Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Darat dan Pemerintah Kabupaten Semarang Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Sosial, Dinas Pendapatan daerah38.


Orde

Lokasi

Strategi

Penjabaran Kegiatan Pembentukan rencana, satuan kerja, serta sosialisasi kegiatan pada masyarakat

ORDE 2

kelurahan Kalikurmo

Pengadaan Training Penentuan lokasi, perizinan serta pengosongan lahan Center Kerajinan Pembangunan konstruksi gedung dan sarana penunjang lainnya

Waktu Pelaksanaan 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031

Stakeholder

Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Dinas Sosial, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BAPERMASDES)

Peresmian bangunan dan operasional awal

Penyediaan Terminal Tipe C

Pembentukan rencana, satuan kerja observasi pengembangan (studi lokasi) Pembebasan lahan dan penentuan titik lokasi Proses pembangunan konstruksi gedung baru terminal

Kementerian Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Darat dan Pemerintah Kabupaten Semarang

Peresmian bangunan dan operasional awal Pembentukan rencana, satuan kerja, serta sosialisasi kegiatan pada masyarakat Penyediaan Balai Penelitian Bibit Padi Kelurahan Sambirejo

Penentuan lokasi, perizinan serta pengosongan lahan Pembangunan konstruksi gedung dan sarana penunjang lainnya Peresmian bangunan dan operasional awal

Dinas Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Badan Ketahanan Pangan

Observasi area studi dan pembentukan satuan kerja Pengembangan Wisata Bendung

ORDE 3

Sosiaslisasi kepada masyarakat Kegiatan revitalisasi dan pengembangan lokasi wisata Pengoperasian awal

Pemerintah Kecamatan, Dinas Pariwisata Kreatif, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Penaman Modal

Kegiatan promosi terkait wisata baru Observasi area studi dan pembentukan satuan kerja Pengembangan Wisata Rafting

Sosiaslisasi kepada masyarakat Kegiatan revitalisasi dan pengembangan lokasi wisata Pengoperasian awal

Pemerintah Kecamatan, Dinas Pariwisata Kreatif, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Penaman Modal

Kegiatan promosi terkait wisata baru Pembentukan rencana, satuan kerja, serta sosialisasi kegiatan pada masyarakat Kelurahan Tempuran

Penyediaan Balai Penelitian Bibit Padi

Penentuan lokasi, perizinan serta pengosongan lahan Pembangunan konstruksi gedung dan sarana penunjang lainnya Peresmian bangunan dan operasional awal

Dinas Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Badan Ketahanan Pangan

39.


Orde

Lokasi

Strategi

Penjabaran Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Stakeholder

2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 Pembentukan rencana, satuan kerja observasi pengembangan (studi lokasi) Penyediaan SPBU Pembebasan lahan dan penentuan titik lokasi Proses pembangunan konstruksi gedung

Kementerian BUMN melalui PT Pertamina, Dinas ESDM, Dinas Penanaman Modal

Peresmian bangunan dan operasional awal

Kelurahan Wiru

Sosialisasi kepada masyarakat Penyediaan Koperasi Tani

Penentuan lokasi, perizinan serta pengosongan lahan Pembangunan gedung

BAPERMASDES, Dinas Pertanian, Dinas Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

Pengoperasian awal Observasi area studi dan pembentukan satuan kerja

Kelurahan Lebak

Pengembangan Wisata Curug Gamelan

Sosiaslisasi kepada masyarakat Kegiatan revitalisasi dan pengembangan lokasi wisata Pengoperasian awal

Pemerintah Kecamatan, Dinas Pariwisata Kreatif, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Penaman Modal

ORDE 3 Kegiatan promosi terkait wisata baru Pembentukan rencana, satuan kerja observasi pengembangan (studi lokasi) Kelurahan Banding Pengadaan dan Kelurahan Budidaya Jamur Truko

Pembebasan lahan dan penentuan titik lokasi Proses pembangunan konstruksi gedung

BAPERMASDES, Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas penanaman Modal

Peresmian bangunan dan operasional awal Kegiatan sosialisasi kepada masyarakat Pembentukan rencana, satuan kerja observasi pengembangan (studi lokasi) Kecamatan Bringin Jalur Usaha Tani

Penentuan rute dan jalur Proses pembangunan jalan

Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pertanian, Badan Pengembangan Lahan

Operasi awal Kegiatan sosialisasi kepada masyarakat

40.


DAFTAR PUSTAKA Survei 2021 Badan Pusat Statistika Bringin Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Semarang Analisis Penulis


STUDIO PERENCANAAN l KECAMATAN BRINGIN


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.