4 minute read

Revitalisasi Nilai Agama, Ilmu dan Seni

ALMARHUM da’i sejuta umat KH Zainudin MZ mengatakan, “Ilmu membuat hidup lebih mudah, seni membuat hidup lebih indah, agama membuat hidup lebih terarah.”

Ilmu, seni dan agama adalah “Trisula Sukses” untuk bekal kehidupan umat manusia. Bila ketiganya padu, melekat secara mental, intelektual dan terampil maka hidup Sang Manusia akan menemukan suksesnya.

Bahkan sukses Sang Manusia bisa melintasi batas ruang dan waktu. Melintasi sukses dunia, menuju sukses lanjutan di alam akhirat kelak. Asbab ilmu, seni dan agama yang benar maka hidup akan lebih berkah.

Mengapa saat ini kita masih menemukan sejumlah anak didik tawuran dan bahkan ada korbankan jiwa? Mengapa masih ada sejumlah orang dewasa mengorbankan orang lain dan merugikan negara?

Kisah Ferdy Sambo, Rafhael Alun, Slamet Sang Dukun, adalah diantara kisah terhangat tahun ini. Orang dewasa dan anak didik melakukan hal menyimpang adalah sebuah fakta yang harus kita refleksi bersama, ini teguran alam hidup.

Kembali ke argumentasi KH Zainudin MZ tentang pentingnya ilmu, seni dan agama dalam kehidupan manusia.

Apalagi melihat sejumlah fakta saat ini begitu banyak tindak kejahatan umat manusia.

Keamanan Yang Didambakan

RASA aman bagaikan barang langka bagi masyarakat. Untuk sekedar menggunakan fasilitas umum pun masyarakat dihantui rasa takut akan prilaku tindak kriminal yang meresahkan. Baru-baru ini seorang pengamen diamankan petugas Satpol PP Kota Bogor karena meresahkan penumpang angkutan kota (angkot). Pengamen ini disebut kerap meminta uang secara paksa dan menakuti penumpang. Diduga pengamen tersebut di bawah pengaruh alkohol.

Kejadian ini sebetulnya sering terjadi khususnya di Kota Bogor. Tindakan seperti ini seharusnya mendapat perhatian khusus berupa sanksi yang tegas sehingga para pelaku jera dan tidak mengulang aksi yang sama. Tidak sampai disitu, pemerintah seharusnya mencari akar permasalahan. Karena tindakan pengamen tadi sejatinya dipengaruhi beberapa faktor diantaranya kesulitan ekonomi dan sulitnya mencari pekerjaan. Dan peredaran minuman beralkohol menyebabkan masyarakat dengan mudah mengaksesnya.

Masyarakat mendambakan rasa aman. Karena rasa aman merupakan kebutuhan pokok sama halnya dengan kebutuhan akan pangan, sandang, papan. Rasa aman akan tercipta ketika sistem Islam diterapkan. Dalam Islam negara bertanggung jawab akan terpenuhinya kebutuhan ekonomi masyarakat. Mulai dari tersedianya kebutuhan pokok hingga terciptanya lapangan pekerjaan. Minuman beralkohol pun tidak bisa beredar di masyarakat. Negara melarang miras mulai dari produksi hingga distribusinya, legal maupun ilegal karena itu sesuatu yang haram.

Sanksi yang tegas pun akan diberikan pada masyarakat yang melanggar sehingga ada efek jera tidak mengulang kembali. Islam merupakan penyolusi akar permasalahan. Dengan Islamlah suasana dan rasa aman yang didambakan menjadi suatu keniscayaan. Wallahu’alam

Ummu Kasyfi, Bogor

Betapa pentingnya saat ini merevitalisasi atau menguatkan kembali, lebih serius dan fokus bersama dalam menancapkan ajaran agama, pengetahuan yang baik, serta seni yang baik.

Ilmu pengetahuan, tek nologi, seni dan agama hanya bisa didapat _terutama_ di sekola han. Sekolahan telah menjadi area yang harus memberi jaminan akan hadirnya pribadi waras dan bermasa depan cerah.

Pribadi-pribadi waras yang mampu mendatangkan manfa’at pada kehidupan sesama dan bangsa. Bukan pribadi-pribadi penebar mudharat dan merusak kebangsaan kita. Sekolah masih menjadi harapan terbaik sebagai pilar utama perbaikan masa depan bangsa.

Pepatah bijak mengatakan, “Apa yang terjadi di sekolahan, di ruang-ruang kelas adalah apa yang akan terjadi di masa depan” . Sekolah, ruang kelas harus menjadi area revitalisasi nilai-nilai agama, pengetahuan dan seni.

Sekolah faktanya adalah sebuah sistem dan organisasi pendidikan yang di dalamnya ada kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran. Plus sejumlah guru agama, guru seni, guru pengetahuan dan teknologi.

Sekolah adalah “Kawah Candradimuka” bagi generasi yang akan hidup di masa depan. Hanya di sekolahan ada

“Trisula Sukses” yakni penguatan agama, seni dan penge- tahuan penting lainnya. Dalam versi Kemdikbud Ris tek teresume dengan 6 Profil Pelajar Pancasila.

Profil Pelajar Pancasila memiliki enam ciri utama yakni : 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, 2) berkebinekaan global, 3) bergotong royong, 4) mandiri, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif dan tentu saja diimplementasi dalam nilai seni. Profil Pelajar Pancasila tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.

Keenam ciri di atas esensinya adalah berharap lahirnya manusia beriman dan bermanfaat pada sesa manya. Tujuan pendidikan nasional kita saat ini bukan hanya mencerdaskan kehidupan bangsa melainkan mewaraskan akhlak kehidupan bangsa.

Kehidupan bangsa yang waras adalah bangsa yang beriman dan bermanfa’at pada sesama. Masa depan yang gemilang dan sukses membutuhkan warga negara yang waras. Warga negara yang waras wujudnya adalah akhlak mulia berbasis agama, ilmu dan seni. Akhlak mulia itu adalah implementasi dari masuknya ajaran agama, pengetahuan dan seni yang didapat di sekolahan. Manusia tanpa seni, pengetahun teknologi dan agama akan binasa, binasa secara adab dan budaya. Revitalisasi nilai-nilai di atas secara operasional di lokus pendidikan adalah tanggung jawab kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, Komite Sekolah dan masyarakat sekitar. Disinilah penting dan strategisnya sekolahan. Kalau kita melihat ada Mabes Polri, Mabes TNI dan kekuatan lainnya, untuk kekuatan dan ketahanan bangsa, maka “Mabes” yang sebenarnya adalah sekolahan. Dari sekolahanlah semua profesi dan Mabes terlahir. Pertahanan bangsa yang sebenarnya adalah di SDM. SDM lah pertahanan bangsa yang sebenarnya. Kekuatan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya adanya di SDM bangsa. SDM bangsa “pabriknya” adalah sekolahan. Mabes yang tersambung ke masa depan adalah sekolahan. Para kepala sekolah, guru dan tenaga pendidikan adalah para perwira pendidikan yang punya tanggung jawab sangat berat untuk merevitalisasi nilai-nilai agama, pengetahuan dan seni.

Terutama saat ini, era 5.0, era disruptif yang semakin menantang dan jelimet. Plus menguatnya nilai-nilai pragmatik yang semakin mendesak di keseharian kita. Quo vadis pendidikan kita? Tentu saja arahnya adalah terlahirnya masyarakat masa depan yang gemilang. Tiada jalan lain pentingnya penguatan nilai-nilai agama, pengetahuan teknologi dan seni. Revitalisasi proses pembelajaran yang holistik tak bisa ditawar. Agar sosok Ferdy Sambo, Rafhael Alun dan Slamet tidak hadir kembali di masa depan. Revitalisasi nilai agama, seni dan IPTEK di lokus sekolahan adalah penting. Proses pembelajaran berdiferensiasi, projek kolaboratif “Trisula Sukses” harus dilakukan tidak hanya sekedar administratif memenuhi tuntutan kurikulum. Lebih jauh adalah tanggung jawab pada Ilahi atas nasib anak bangsa. Sekolah adalah “Rumah Ibadah Pendidikan Terbaik” di muka bumi. Di dalamnya ada ajaran dan ajakan pada nilai-nilai agama, ilmu dan seni. Semua yang bekerja profesional di lokus pendidikan adalah ahli ibadah terbaik. Mengapa? Karena belajar dan menuntut ilmu adalah diantara ibadah terbaik. di Taman Firdaus dekat Cipor Kota Bogor, Lt.99m2, SHM, List 1300W, 2KT, 1KM, Dpr, Carport 1 Mobil, Hub:0813 8312 6846. (RB3-08,10/04/23)

Rumah dijual lok : Jl.Pakuan Ciheuleut Bogor Timur, luas 50M2, sertifikat, 2 lantai, ada kost2an. Harga 350 jt nego. Hub : 081399310827.

This article is from: