5 minute read

Diabetes, Ancaman bagi Generasi Penerus Bangsa

BERDASARKAN data dari

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebanyak 1.645 anak mengidap diabetes mellitus.

Paling banyak menyerang anak usia 10-14 tahun. Menurut Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI, Muhammad Faizi, kejadian diabetes mellitus pada anak makin meningkat, baik itu di dunia maupun Indonesia. Dan, sejak tahun 2010 hingga 2023 meningkat sebanyak 70 kali lipat (1/2).

Dunia kesehatan anak khususnya di Indonesia saat ini sedang berjalan menuju titik nadir. Pasalnya, bukan kali ini saja anak-anak mengalami masalah kesehatan yang cukup serius. Sebut saja, kasus gagal ginjal akut dan makanan fenomenal “ciki ngebul” yang sebelumnya telah membuat resah masyarakat. Tak pelak, diabetes menjadi ancaman baru bagi kesehatan anak.

Miris, anak-anak sebagai generasi penerus bangsa berada dalam ancaman penyakit berbahaya. Menurut Menteri

Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, diabetes merupakan mother of all diseases ‘ibu dari segala penyakit’ karena diabetes bisa memicu penyakit kronis lainnya. Sebagai pencegahan, Menkes mengimbau agar tidak terlalu banyak makan makanan yang mengandung gula dan berolahraga secara teratur. Penyakit diabetes pada anak muncul bukan semata karena keturunan, namun disebabkan adanya pola makan yang salah.

Pada kenyataannya, gula tidak pernah bisa dilepaskan dari anak-anak. Hampir semua produk makanan dan minuman yang disukai anak-anak pada umumnya mengandung gula. Hal ini berbanding lurus dengan semakin meningkatnya impor gula dan bisnis produk makanan dan minuman bergula di Indonesia.

Bila kita cermati, ada yang salah dengan pola makan masyarakat di Indonesia. Keadaan ekonomi yang semakin sulit semakin menambah besarnya kesalahan dalam pola makan. Hal ini semakin diperparah dengan adanya produsen atau pedagang makanan minuman yang “nakal” . Demi mendapatkan keuntungan yang besar mereka tidak peduli terhadap syarat kesehatan. Dan, negara sebagai pengayom masyarakat abai akan hal tersebut. Sejatinya, negara mempunyai kewajiban untuk melindungi rakyat dari ancaman berbagai penyakit berbahaya. Dengan semua perangkat dan kekuasaan yang dimiliki, seharusnya negara bisa mencegah terjadinya penyakit berbahaya khususnya pada anak-anak. Negara harus membuat kebijakan atau aturan yang bisa mewujudkan keamanan pangan bagi rakyat. Negara tidak boleh kalah dengan korporasi. Karena, kesehatan dan keselamatan rakyat adalah tanggung jawab negara.

Eni Hartuti Cianjur

Negara, Kembalikan Fitrah Ibu

SONTAK publik, khususnya kaum perempuan digegerkan oleh sebuah kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang perempuan di Jambi. Perempuan tersebut pemilik rental PS telah lecehkan 11 anak laki-laki dan perempuan hingga diajak nonton film dewasa, Minggu (5/2/2023).

Kasus di atas adalah bukti, betapa rusaknya sistem yang melingkupi kehidupan manusia saat ini, yaitu sekularisme demokrasi. Sistem yang menjauhkan kaum perempuan dari peran terhormat mereka sebagai ibu, maka perempuan pun bisa menjadi alat kehancuran, sehingga kehilangan jati dirinya dan kehilangan amanah yang diberikan kepadanya sebagai ibu muslim yang taat dan takut kepada Allah Swt. Gagasan kebebasan sekularisme meniscayakan manusia hanya mengejar kesenangan jasadiyah semata sebagai tujuan hidupnya. Sehingga demi meraih kesenangan apa pun akan dilakukan, sebagaimana yang terjadi pada kasus YN. Perempuan yang selama ini dianggap lemah dan selalu menjadi korban, ternyata bisa menjadi pelaku yang sangat menjijikkan dan keji.

Sekularisme telah merenggut sosok ibu, yang semestinya berfungsi sebagai pendidik generasi dalam membentuk watak, karakter, dan kepribadian anak-anaknya. Layaknya sekolah, ibu adalah gudang ilmu dan wadah yang menghimpun kerja pun mempengaruhi kesuburan reproduksi manusia khususnya kaum wanita. Dampak buruk bagi negara yang angka kelahirannya rendah ini mengakibatkan populasi didominasi oleh orangtua. Ekonomi negara akan kacau karena lebih banyak pensiunan daripada tenaga kerja produktif dan mengakibatkan permasalahan sosial lainnya. Melihat gempuran isu childfree dan konsepsi kehidupan bebas yang terus menghantam generasi muda, bukan tidak mungkin 20-30 tahun lagi Indonesia akan merasakan juga krisis demografi. ‘Genosida’ manusia sebenarnya sedang terjadi secara halus dan perlahan karena gempuran ideologi, melalui perubahan pola pikir dan pola hidup. Demikianlah ketika hidup dijalankan tidak dengan aturan yang punya kehidupan, pemikiran-pemikiran bebas kaum liberal akan merusak tatanan kehidupan.

Umma Zea Cileungsi, Kab Bogor

Korupsi Semakin Menggurita

MANTAN Kepala Desa (Raja) Siri Sori Islam, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Eddy Pattisahusiwa, terdakwa kasus dugaan korupsi alokasi dana desa (ADD) dan Dana Desa Tahun 2018-2019 dituntut enam tahun penjara (11/2).

Miris, kasus korupsi kembali berulang ini menunjukkan bahwa sistem saat ini tidak mampu mengatasi berbagai masalah negeri ini.

Banyaknya kasus serupa menunjukkan bahwa korupsi merupakan problem besar bangsa.

Melihat pemberantasan korupsi dari tahun ke tahun malah makin mundur dan hancur. Bukannya tersungkur, para tikus berdasi itu malah mujur dengan banyaknya diskon hukuman Akibatnya korupsi semakin mengurat akar dan sulit dibabat.

Peliknya kasus korupsi di negeri ini, kasus mudah menguap dan tak membuat jera, maka tidak heran kalau tikus-tikus berdasi yang lapar akan semakin banyak lagi.

Jelas bangsa ini tidak bisa berharap dan mengambil solusi dari sistem sekuler yang justru menjadi sarangnya korupsi.

Ini akan menjadi masalah besar terlebih yang banyak dirugikan adalah Masyarakat. Masyarakatlah yang akan menelan pil pahit.

Maka dari itu bangsa ini membutuhkan obat mujarab yang akan mampu mengatasi sekaligus menghancurkan sarangnya korupsi yang semakin hari semakin menggurita

Peran negara adalah yang utama, negara harus memiliki cara jitu yang lengkap dan tepat untuk memberantas korupsi sampai keakarnya. Menuntaskan mewabahnya korupsi dan menutup semua pintu terjadinya korupsi. Elih Nurlaelih El Cileungsi seluruh akhlak mulia. Bukan justru mencekoki anak-anak dengan konten porno yang akan merusak akal mereka. Tugas tersebut selain sesuai fitrahnya, juga menjadi penentu estafet kehidupan generasi selanjutnya. Tugas ini sekaligus menjadi tiang negara. Kuat atau rapuhnya negara bergantung sempurna tidaknya tugas ini. Karena itulah negara harus mengembalikan fitrah ibu dengan baik, agar tugasnya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga bisa berfungsi dengan baik.

Riza Mulyani Cianjur.

Tri Amelia Da, Kp Sawah Rt 1/8 Bojonggede Bgr (PKT1-23000261-01,08,15/02/23)

STNK R2 Hnd, Htm, 2020, F5536FFL, Nk:MH1JM8216LK158679, Ns:JM82E1158535, an.Edi Sutejo, Kp.Parung Dengdek Rt.2/11, Gn.Putri kab.Bgr. (PKT1-23000292-08,15,22/02/23)

Telah Hilang STNK Sepeda Motor atas nama Wahyu Ismu Barokah (F 5228 fel) Nosin : JM41E1499918 Noka : MH1JM4110KK50216. (RB2-23000335-15/02/23)

HLG BPKB R4 B8008UD Nk:MHFM1BA3JBK297777 Ns:DH14802 an.Yanti Haryoko, Kp.Pitara Raya No.9 Rt002/009 Pancoran Mas, Depok (RB2-23000336-15/02/23)

RUMAH DIJUAL

Rumah dijual lok : Jl.Pakuan Ciheuleut Bogor Timur, luas 50M2, sertifikat, 2 lantai, ada kost2an. Harga 350 jt nego. Hub : 081399310827. (RB3-15/02/23)

OTOMOTIF, PROPERTY, KEHILANGAN, DLL

HUBUNGI: 0251 - 754 4001

WASPADA: Peningkatan curah hujan membuat awan menghitam dan kabut menebal di kawasan Puncak selama beberapa hari ini.

Hati-Hati, Curah Hujan Meningkat

CISARUA–Selama empat hari terakhir, Kawasan Puncak Kabupaten Bogor dan sekitarnya dilanda cuaca ekstrim. Hujan disertai angin kencang terjadi hampir sepanjang hari. Padahal, Februari ini bukan merupakan puncak musim penghujan.

Kepala Stasiun Meteorologi klimatologi dan Geofisika Citeko, Fatuhri memaparkan, puncak musim hujan terjadi pada Desember 2022 hingga Januari 2023.

”Puncak musim hujan dari data klimatologinya pada DesemberJanuari,” kata Fatuhri kepada Radar Bogor, Selasa (14/2).

Sementara itu untuk penyebab tingginya curah hujan saat ini, Fatuhri memaparkan, terjadi karena beberapa faktor. Seperti adanya jalur konvergensi (pemusatan aliran udara) sepanjang barat Sumatera hingga NTT.

”Konvergensi ini diakibatkan oleh adanya pusat tekanan udara di Teluk Carpentarian Australia (sebelah selatan NTT),” jelas

Fatuhri.

Di samping itu, adanya fenomena di atmosfer Indonesia turut mendukung kondisi basah di Indonesia. ”Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga dua pekan ke depan,” papar dia.

Untuk itu, Fatuhri mengimbau bagi wisatawan yang akan berlibur ke kawasan Puncak, khususnya di lokasi outdoor, untuk menghindari bantaran sungai. ”Karena mudah terjadi luapan atau banjir bandang. Jadi hindari itu,” pinta dia. Selain itu, para pengendara, khususnya kendaraan roda dua untuk selalu berhati-hati. Mengingat, kondisi hujan dan kabut tebal yang tejadi di kawasan Puncak. ”Jadi kondisi jalan licin serta jarak pandang berkurang,” tukasnya. (all/c)

Derita Asma, Pria Ditemukan Gantung Diri

CIAMPEA –Seorang pria ditemukan meninggal dunia akibat bunuh diri di dalam rumah kontrakan di Desa Bojongrangkas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor pada Senin (13/02) sore.

”Korban brinisial AAS (41) ditemukan meninggal dunia dalam keadaan tergantung dengan seutas tali kain di kayu penyanggah atap rumahnya,” ungkap Kapolsek Ciampea Kompol Beben Susanto kepada wartawan, Selasa (14/2).

Kejadian baru terungkap saat anak korban yang baru pulang ke rumah, hendak masuk ke dalam mendapati pintu rumah dalam keadaan terkunci.

”Anak korban langsung meminta bantuan kakeknya untuk membukakan pintu dengan cara didobrak, dan kaget mendapati korban sudah dalam keadaan gantung diri,” jelas dia.

Beben menambahkan, latar belakang korban melakukan bunuh diri diduga karena penyakit asma yang diderita sejak lama serta ada himpitan ekonomi.

”Jenazah langsung kami serahkan kepada pihak kelurga korban untuk dikebumikan, karena dari pihak keluarga korban sendiri menolak untuk dilakukan autopsi,” kata Beben.(Abi/c)

This article is from: