5 minute read

Warga Temukan Mayat dalam Koper

TENJO –Warga Kampung Baru RT 02/02

Desa Singabangsa Kecamatan Tenjo digegerkan penemuan mayat dalam koper warna merah, Rabu (15/3) pukul 07.30 WIB.

”Iya benar kami masih dalam perjalanan untuk menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP),” ungkap Kapolsek Tenjo Iptu Suyadi ketika dikonfirmasi wartawan.

Kejadian pertama kali ditemukan warga sekitar, dalam koper yang sudah terbungkus dan tergeletak di pinggir jalan.

”Usai penemuan, masyarakat melaporkan

Lokasi Penemuan Minim

Penerangan

MASYARAKAT Kampung Baru RT 02/02

Desa Singabangsa m asih mempertanyakan terkait penemuan koper merah berisi mayat pria tanpa kepala dan kaki di pinggir jalan alternatif Tigaraksa Tenjo.

”Jadi ada warga yang lapor ke saya terkait penemuan mayat dan kami langsung ke lokasi ada keliatan bagian belakang (pantat),” kata ketua RT 02/02 Agus Hermawan ketika ditemui wartawan, Rabu (15/3).

Bahkan, dia bersama warga langsung memastikan itu mayat manusia atau binatang dengan melaporkan ke Polsek setempat.

”Kami sempat minta seseorang untuk membukakan resleting koper menggunakan tang, dan ternyata benar manusia dengan sebagian tubuhnya tidak ada,” ungkap Agus.

Menurut dia, warganya bercerita bahwa tidak ada yang mencurigakan di lokasi kejadian sejak ditemukan koper isi manusia. ”Area ini memang sepi kalau malam hari dan belum ada penerangan jalan umum (PJU) juga,” kata Agus. Selain itu warga sekitar juga tidak ada yang mendengar suara kendaraan yang berhenti di lokasi penemuan koper tersebut. ”Sementara belum ada, dan ini jalan alternatif yang mengarah ke Tangerang, tapi meskipun minim penerangan aksesnya sangat aktif dilintasi warga dan kendaraan lain,” tutur dia.(Abi/c) ke pihak aparat untuk dilaksanakan evakuasi mayat ke RS terdekat,” ucap Suyadi. Selain itu, warga setempat bersama Babinsa dan pihak Polsek mengeva kuasi mayat tersebut.

Tak lama, Polsek Tenjo bersama tim

Indonesia Authomatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polres Bogor langsung mengidentifikasi penemuan mayat laki-laki dalam koper merah tersebut.

”Tim Inafis sudah datang dan melakukan identifikasi mayatnya di lokasi kejadian,” ungkap Iptu Suyadi ketika ditemui wartawan, Rabu (15/3). Untuk lokasi penemuan memang berada di pinggir jalan, alternatif menuju wilayah Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. ”Iya jalan kerap dilintasi masyarakat dan menjadi penghubung ke wilayah Tangerang,” ujar dia. Ia menambahkan, ternyata memang benar di dalam koper merah itu ada mayat laki-laki tanpa kepala dan kaki serta ada beberapa luka di bagian tubuhnya. ”Untuk tato belum bisa kami jelaskan nanti sesudah diperiksa

Tazkia Kembangkan Model Moderasi Beragama

BABAKAN MADANG–Moderasi beragama di tengah kondisi Islam yang kian moderat, perlu adanya penguatan dari sisi sosial, ekonomi, dan politik. Hal itu bahas dalam diskusi publik yang digelar Institut Agama Islam (IAI) Tazkia Bogor, di Kampus IAI Tazkia, Sentul City, Kabupaten Bogor, Selasa (14/3).

Dalam pandangan Guru Besar IAI Tazkia, M Syafii Antonio, Islam sudah sempurna sejak 15 abad lalu, sehingga konsepnya sesuai dengan perkembangan jaman.

Sejak jaman Rasullah SAW, kata dia, Islam sudah melindungi semua kelompok, baik agama suku dan bangsa. Sehingga saat ini Islam harus kuat dari semua sisi, baik itu agama, ekonomi, politik, sosial dan kemasyarakatan serta pertahanan keamanan. Sehingga umat Islam menjadi dihormati dan disegani oleh kelompok lainnya. ”Moderasi beragama saat ini harus berlangsung dengan tanpa mengendurkan nilai dakwah, namun harus memperkuat semua elemen karena Islam sudah moderat sehingga harus ada penguatan dari sosial ekonomi dan politik.” ujar Syafii Antonio.

Di tempat yang sama, Wasekjen MUI

Pusat, KH Arif Fakhrudin menjelaskan, terdapat karakter Islam yang harus tercermin dari kaum muslim yang menjadi sumber kehidupan sehari-hari. Setiap muslim, harus berpihak kepada kebenaran keadilan dan kebaikan. Itulah dasar dari moderasi beragama.

”Kemudian umat muslim harus bisa menikmati kemerdekaan dengan menjalankan kebebasan bertoleransi antar umat beragama,” paparnya. Selain itu, menurut dia, semua warga negara mempunyai kesetaraan di muka hukum, sehingga semua harus mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

Selanjutnya umat muslim juga harus mengedepankan musyawarah dalam mengambil keputusan, sehingga tidak egois saat mempunyai wewenang untuk memutuskan suatu kebijakan.

”Teknologi dinamika kebudayaan itu akan terus berkembang maka kita tidak boleh tidak boleh terkungkung oleh peradaban, umat Islam diharapkan menjadi pemimpin peradaban saat ini dengan warisan Pancasila dan lokal wisdom bisa menjadi pegangan hidup bagi bangsa Indonesia,” jelasnya. Dalam diskusi publik ini juga disampaikan bahaya penyebaran konten digital radikalisasi melalui aplikasi belajar oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Hal ini diharapkan masyarakat dapat mewaspadai penyebaran konten tersebut melalui berbagai cara, baik itu media sosial atau game online. Selain itu dilaksanakan juga penandatangan MoU Tridharma Perguruan Tinggi antara IAI Tazkia dengan LD-PBNU dengan harapan dapat mempererat kerjasama antara kedua lembaga demi kemaslahatan ummat. (cok/c) di rumah sakit. Dan tidak ada petunjuk apaapa hanya mayat dan koper saja,” ucap dia.

Dia juga menuturkan, jika jalur bisa dilewati masyarakat sebagai penghubung dari Tigaraksa ke Tenjo tapi masu k jalur alternatif.

”Banyak perumahan juga di sini karena warga lebih dahulu yang menemukannya, sedangkan kondisi penerangan jalan tidak ada bisa dilihat dari situasi di lokasi,” tutur

Suyadi. Bahkan di depan TKP, ada toko bangunan tapi tidak ada lampu dan cctv. Sehingga pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut, agar cepat terungkap. ”Kalau melihat dari kasat mata mungkin kurang dari 12 jam, untuk umur belum bisa dipastikan karena wajah tak ada, antara 30 sampai 40 tahun,” kata dia. Sementara itu, pihaknya juga belum mengukur koper tapi ukuran tubuh manusia tanpa kaki bisa masuk dan sudah dibayangkan seperti apa ukuran manusia masuk ke dalam koper. ”Ada bekas ikatan di tangannya, tali rapia warna kuning,” katanya.(Abi/c)

Diintimidasi Matel, Wartawan Lapor Polres

CIBINONG–Seorang jurnalis melaporkan kejadian tak menyenangkan yang dialaminya ke Polres Bogor. Cahyat Supriatna mendapat intimidasi saat melakukan peliputan oleh sekelompok debt collector atau mata elang (matel) di wilayah Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Didampingi jajaran pengurus Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Bogor Raya, pria yang disapa Abas itu melapor ke Polres Bogor pada Selasa (14/3).

Dalam berita acara pemeriksaan (BAP), Abas mengaku mengalami intimidasi, dihalangi bahkan dipukul pada lengan saat merekam video menggunakan handphone.

”Dilakukan oleh salah satu dari tiga debt collector, di mana matel tersebut tengah memberhentikan motor rekan saya yang juga jurnalis media lokal,” ujar Abas, menceritakan peristiwa yang terjadi pada Senin (12/3), lalu itu. Saat matel tersebut mencoba mengambil paksa motor rekannya, dengan instingnya

Abas pun langsung melakukan tugasnya sebagai jurnalis mencoba mengambil gambar. Di saat itu lah, perbuatan tidak menyenangkan yang dialami Abas terjadi. Sebelumnya, Abas bersama beberapa wartawan lainnya usai meliput salah seorang warga, yang juga menjadi korban tarik paksa kendaraan para debt collector tersebut. Motor milik tukang nangka itu ditarik saat membawa barang dagangannya. Parahnya, matel itu meninggalkan warga tersebut dengan membawa nangka dagangannya sekaligus. Untuk itu IJTI Bogor Raya mengambil sikap dan mengutuk keras tindakan yang dilakukan debt collector karena menghalang-halangi tugas jurnalis yang dilindungi undang-undang. Mendampingi Abas, IJTI Bogor Raya melaporkan perbuatan tidak menyenangkan dengan pasal 335 KUHP. Pasal tersebut bisa ditambah dengan menggunakan UU Pers, pasal 18 ayat 1 yang menyatakan, setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat, atau menghalangi pelaksanaan ketentuan pasal 4 ayat 2 dan ayat 3, dipidana penjara paling lama dua tahun atau denda paling banyak 500 juta.(cok/c)

Kader PSI Jadi Korban Begal

CIBINONG– Calon Legislatif (Caleg) Partai

Solidaritas Indonesia (PSI) jadi korban pembegalan di wilayah Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Selain sepeda motornya dirampas, korban bernama Kefas Hervin Devanada juga mengalami 10 luka bacokan oleh sekelompok orang tidak dikenal.

Bersama pengurus dan LBH PSI, korban melaporkan apa yang menimpanya ke Polres Bogor, Cibinong pada Selasa (14/3).

”Kejadiannya Sabtu (11/3), sekitar pukul 01.46 WIB di Ciangsana, Gunung Putri. Saya mengarah pulang dari arah Bekasi ke Bogor,” ungkap Kefas kepada wartawan. Saat itu dirinya tengah sendirian mengendarai motor. Tibatiba sekelompok orang dengan beberapa motor mengepung korban sambil mengacungkan senjata tajam jenis celurit.

Nasib Anggota Pantarlih, yang Jadi Korban Pengeroyokan

Lantaran korban terus melajukan kendaraannya, para pelaku pun melakukan penyerangan secara brutal ke arah tubuh korban sebelum akhirnya korban tersungkur. Setelah itu, motor korban dirampas dan para pelaku kabur dari lokasi kejadian.

Akibat kejadian itu, korban mengalami 10 luka bacokan di bagian lengan dan tubuh belakang korban. Beruntung nyawa korban masih selamat dan sejumlah barang berharga tidak sempat dirampas oleh para pelaku. ”Pelaku perkiraan sepuluh orang karena kondisi malam, jadi saya tidak melihat dengan jelas, yang dirampas hanya motor,” tutur Kefas. Setelah itu, korban pun segera melapor ke Polsek Gunung Putri. Dan oleh petugas kepolisian, korban dibawa ke puskesmas terdekat untuk mendapat penanganan medis.(cok/c)

This article is from: