3 minute read
Penerimaan Mahasiswa Jalur Mandiri Tetap Ada
anak didik diberikan berbagai kegiatan, khususnya di luar jam belajar, dia rasa itu bisa meminimalisir kejadian-kejadian yang sering terjadi akhir-akhir ini.
"Sebagai pendidik kami ingin memberikan pelayanan kepada siswa yang terbaik, dan mampu menyalurkan bakatnya di sekolah dengan kegiatan yang positif," kata Riris. Sebab kata dia, persoalan atau perilaku menyimpang pelajar, menjadi tugas bersama pihak orang tua, dengan tenaga pendidikan di sekolah.
"Jadi memang perlu langkah konkrit di sekolah, di rumah sama orang tua," katanya. (abi/b)
Jendela Puspita Bangun Gerakan Literasi
BOGOR–Yayasan Budaya
Hanjuang Bodas Indonesia menggelar acara “Gerakan
Literasi Kota Bogor dan Parade
Pembacaan Puisi” , di Gedung
Perpustakaan dan Galeri Kota
Bogor.
Acara Gerakan Literasi Kota
Bogor, dimulai dengan pemberian piagam penghargaan, dan souvenir buku Asyiknya
Bertualang, yang diterbitkan oleh Jendela Puspita, kepada
Prof. Dr. Didik N. M.Sc, Rektor
Universitas Pakuan Bogor,
Prof. Dr. H. E. Mujahidin, Msi,
Rektor Ibnu Khaldun Bogor, dan Guru Besar mantan Rektor
Universitas Pakuan Bogor, Prof Dr. Bibin Rubini, M.Pd, selaku pendidik yang berkontribusi dalam kemajuan literasi kota
Bogor. Piagam Penghargaan dan souvenir juga diberikan kepada kepala sekolah, dan penulis di Kota Bogor, yang memiliki prestasi dalam bidang literasi, menurut penilaian Yayasan
Budaya Hanjuang Bodas
Indonesia, yang diprakarsai oleh Ace Sumanta.
Selain nama-nama di atas, penghargaan diberikan juga kepada aktivis literasi yang berkontribusi dalam pengembangan literasi kota Bogor.
Salah satunya adalah Jendela
Puspita, selaku penerbit kesusasteraan dan Kebudayaan.
Selama ini, Jendela Puspita telah berperan aktif dalam mengkampanyekan literasi.
BOGOR– Jalur mandiri dalam penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi, kini tengah menjadi sorotan banyak orang. Bagaimana tidak, baru-baru ini, ada dua rektor universitas ternama di Indonesia, yang ditangkap polisi, akibat ketahuan melakukan penyalahgunaan dana, dalam penerimaan mahasiswa jalur mandiri, di kampus masingmasing. Akibatnya, banyak warga, tokoh pendidikan, yang meminta jalur tersebut ditiadakan pada tahun ini. Namun, hal itu tidak disetujui Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. Nadiem menegaskan, penerimaan mahasiswa lewat jalur mandiri di tahun ajaran baru tetap dilakukan. Hal ini ditegaskan Nadiem, dalam kanal Youtube Merdeka Belajar Episode 22: Transformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri, Selasa (14/3). "Seleksi (jalur) mandiri saat ini ada masalah, tingginya
Seleksi (jalur) mandiri saat ini ada masalah, tingginya keragaman mekanisme besar sekali. Semua berbeda-beda. Tidak ada standarisasi. Banyak yang menanggapi jalur ini hanya berpihak kepada mahasiswa ekonomi atas,” Mendikbudristek Nadiem Makarim keragaman mekanisme besar sekali. Semua berbeda-beda. Tidak ada standarisasi. Banyak yang menanggapi jalur ini hanya berpihak kepada mahasiswa ekonomi atas," demikian kata mantan bos Gojek itu.
Hal ini juga yang menimbulkan banyaknya suara, agar jalur mandiri di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ditutup. Untuk itu, tanpa melupakan arti penting PTN, sebagai pelayan masyarakat dalam bidang pendidikan tinggi. Maka seleksi jalur mandiri harus lebih transparan. Pihaknya juga menegaskan, jalur mandiri ini dilarang dikomersialkan. Sehingga Nadiem mengatakan, PTN saat ini, harus mengumumkan jumlah mahasiswa yang akan diterima, berikut kuota jalur mandiri. Juga terkait metode penilaian seleksi. "PTN juga harus terbuka soal besaran biaya seleksi ke pada masyarakat," terangnya.
Begitu juga metode yang digunakan dalam menentukan biaya, jika calon mahasiswa lulus seleksi jalur mandiri. Serta pengumuman kuota yang masih tersedia, jika usai seleksi kuota belum terpenuhi.
Dia juga mengajak masyarakat dan mahasiswa, untuk ikut melakukan pengawasan. "Melalui kanal aduan whistleblowing sistem Inspektorat Jenderal Kementerian. Apabila memiliki bukti permulaan atas pelanggaran peraturan dalam proses seleksi," tukasnya. (*/ran)
SEREMONI: Pembukaan kegiatan Gerakan Literasi Kota Bogor dan Parade Pembacaan Puisi”, di Gedung Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor.
Dengan cara mengajak guru, siswa, dan masyarakat umum untuk mulai menulis. Adapun buku-buku yang terlah diterbitkan oleh
Jendela Puspita, ialah 55 Cerita Islami Terbaik untuk Anak, Aku Bangga Jadi
Anak Muslim, Cerita Rakyat
Nusantara, Kisah Inspiratif
Melawan Keterbatasan Tanpa
Batas, Antologi Puisi Sumpah
Pemuda untuk Indonesia, Ensiklopedia Pahlawan
Indonesia, Antologi Puisi
Untukmu Pahlawanku, Secarik
Kenangan Pahlawan Tanpa
Tanda Jasa dan Asyiknya
Bertualang. Pada kegiatan tersebut,
Jendela Puspita juga berkontribusi sebagai salah satu pembicara yang mengisi acara itu. Direktur Jendela Puspita, Siska Puspita Dewi tampil membacakan sebuah puisi yang berjudul “Jangan Menangis Ibu” karyanya sendiri, yang termuat dalam buku antologi puisi Sumpah Pemuda untuk Indonesia. “Pada kesempatan kali ini, kami ingin mensosialisasikan program Jendela Puspita, berupa lomba pembacaan puisi tingkat nasional, puncak acaranya pada Agustus mendatang, dan program menulis bersama,” tutur Siska.
Dia berharap, kegiatan itu tidak berakhir begitu saja. “Semoga ini bisa menjadi wadah tim penulis Bogor untuk saling berinteraksi, memotivasi, dan berbagi keilmuan, khususnya dalam bidang literasi,” tambah dia.
Senada, Ketua Yayasan Budaya Hanjuang Bodas Indonesia, Ace Sumanta berharap, melalui kegiatan tersebut, mereka bisa mengharumkan Kota Bogor. Targetnya dengan membuat rekor baru MURI, yaitu menerbitkan buku esai, atau celoteh yang bercerita tentang kearifan lokal Kota Bogor. (*/ pem)