6 minute read
Penghuni Zona Hitam Bakal Dipindah
“Sedang kami matangkan. Ada aset pemkot di sana,” kata Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, Minggu (19/3).
Dedie juga berharap, warga bisa mengukur sendiri daerah mana yang bisa dijadikan tempat tinggal. Semisal dengan tidak memaksakan membangun rumah di lahan yang labil dan rawan longsor. “Memang ada beberapa contoh yang terjadi di Kota Bogor. Kami membangun turap tebing penahan tanah (TPT), tetapi warga kemudian membangun pondasi rumah di atas turap,” kata Dedie. Turap seharusnya tidak dijadikan pondasi untuk menahan rumah. Hal itu yang kerap menyebabkan longsor di beberapa tempat.
“Kami mengimbau masyarakat Kota Bogor jangan mengambil risiko. Diukur dan dirasakan, kalau bahaya tinggal di situ,
Tak Boleh Ada Hunian di Bekas Longsor
Sambungan dari Hal 12
Bima mengatakan, dalam beberapa hari ke depan, pemkot akan berfokus memindahkan warga yang tinggal di dekat lokasi longsor ke hunian sementara (huntara).
“Sudah kami anggarkan, agar mereka tinggal di sana untuk enam bulan ke depan. Setelah itu, mereka tidak dibolehkan lagi kembali ke tempat itu,” tegas dia.
Sebanyak 18 keluarga yang menjadi korban, akan dipindahkan ke tempat relokasi permanen di wilayah Legok Muncang, Kelurahan Rancamaya, Kecamatan Bogor Selatan. Relokasi tersebut juga, kata Bima, ditujukan bagi warga lain yang tinggal di zona hitam atau rawan bencana, termasuk korban longsor di Gang Barjo.
“Bencana ini jadi momentum percepatan rencana relokasi yang memang kami rencanakan tahun ini. Kami akan mendata dan gencarkan sosialisasi untuk titik lain yang akan direlokasi ke tempat itu,” ucap Bima.
Ia mengatakan, Legok Muncang bukan wilayah yang terisolir. Sehingga warga tetap bisa mengakses fasilitas pendidikan dan kesehatan. Bima juga akan menjamin warga, agar mendapat bantuan terkait dengan kebutuhan pendidikan oleh Dinas Pendidikan (Disdik).
“Tadi sudah dibahas terkait dengan infrastruktur pendukung pendidikan dan akan dibantu. Apabila ada opsi sekolah yang lebih dekat akan dipindahkan,” jelasnya.
Hasil peninjauannya, Bima melihat kebutuhan korban selama dipengungsian sudah terpenuhi dengan baik. Termasuk terkait dengan kondisi fisik dan logistik. Namun Bima menilai, masih perlu adanya pendampingan psikis bagi anak-anak, yang menjadi korban bencana maut itu.
“Saya minta fokus pada anakanak untuk dilakukan trauma healing. Karena ada anak yang kehilangan bapak dan adiknya dan cukup mengalami trauma. Ini butuh pendekatan khusus. Saya minta hadirkan buku, film atau fasilitas lain,” imbuh dia. (fat/c)
Bogor Harus Bebas
Jalan Berlubang
Sambungan dari Hal 12
“Apapun status jalannya, tidak boleh ada pembiaran lubang sekecil apapun. Karena fasilitas, tidak boleh membahayakan keselamatan warga. Keselamatan warga nomor satu,” tegas Bima, Jumat (17/3).
Bima dengan tegas meminta jajarannya untuk bertanggung jawab pada jalan-jalan berlubang dan rusak. “Saya ingatkan ke Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), bahkan Camat dan Lurah untuk peka, ketika melihat titik membahayakan. Jangan memikirkan soal kewenangan. Saya tanggung jangan dipaksakan. Karena risikonya kehilangan nyawa,” tegas dia. Dedie memberi contoh, Kampung Sirnasari, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, yang terdampak longsor pada Selasa (14/3). Di satu sisi, terdapat aliran Sungai Cisadane yang deras dan curam. Sementara di sisi yang lain, terdapat tebing dengan ketinggian di atas 30 meter, dan rel kereta api (KA) BogorSukabumi yang merupakan jalur ekonomi yang vital.
Lahan yang ditinggali warga di lokasi itu merupakan lahan milik Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Oleh karenanya, Pemkot Bogor akan bekerja sama dalam penanganannya, agar tidak ada lagi warga yang tinggal di lahan tersebut. “Sehingga tidak boleh terjadi dalam proses perbaikan ini menimbulkan korban atau longsor baru yang membahayakan. Itu yang kita prioritaskan. Jadi, jangan mengambil risiko untuk tinggal di tempat tempat yang membahayakan,” ucap dia.
Wakil Ketua I DPRD Kota Bogor, Jenal Mutaqin, menilai longsor yang terjadi di Kelurahan
Empang, sebagai pengingat kepada DPRD dan Pemkot Bogor selaku pemangku kebijakan untuk bisa mengambil langkah pencegahan lebih dini. Dengan melakukan pemetaan daerah rawan bencana sesuai dengan kontur kemiringan. “Data ini yang seharusnya memang dimiliki oleh pemerintah, bahwa terdapat beberapa titik yang dirasa perlu mendapatkan treatment lebih lanjut, perlu mendapat konservasi yang lebih kuat, maksimal, itu yang harus lebih dini kita perkuat,” tukas dia. (ded/c)
Ribuan Pelari Jajal Kota Bogor
Sambungan dari Hal 12
Taman Astrid Kebun Raya Bogor, dipilih sebagai titik start, dan finish. Tepat pukul 05.30 WIB, flag off dilakukan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Asep Sukmana. “Terima kasih sudah kembali ke Kota Bogor, The City of Runners, terima kasih sudah mempercayakan kepada Kota Bogor untuk menjadi tuan rumah Jabar Run 10 K. Enjoy running, finish strong then smile,” kata Wali Kota Bogor, Bima Arya saat sambutan di Kebun Raya Bogor. Apresiasi juga diungkapkan Kepala Dispora Provinsi Jawa Barat, Asep Sukmana. Dia
KEHILANGAN
STNK R4 Angkot, Hijau, 2019, F1988PM, Nk:MHYHDC61TKJ133281, Ns:K15BT1114075, an.PT Trans Agung Sejahtera, Psr.Senen Rt.4/1 Pamijahan, Kab.Bgr (PKT1-23000447-04,11,18/03/23)
STNK R2 Hnd, 2018, Htm, F6628FDD, Nk:MH1JFZ12XJK856560, Ns:JFZ1E285607, an.Yuni Yuningsih, Kp.Kemang Rt.2/10, Tamansari, Kab. Bgr. (PKT1-23000454-04,11,18/03/23)
STNK R2 Hnd, Mrh, 2014, F4538IQ, Nk:MH1JFM227EK157216, Ns:JFM2E2166725, an.Santi Mayangsari, Kp.Nagrak Rt.2/4, Gn.Putri Kab.Bgr. (PKT1-23000521-18,25/03,01/04/23)
Telah Hilang Berupa Sertifikat Tanah
Asli Hak Guna Bangunan Nomor 3549/ Susukan, Luas 78 m2 a/n PT. Java Aneka
Griya-93 terletak DI Desa susukan Bojong Gede Kabupaten Bogor. (RB2-23000522-18/03/23) jawab sebagai wali kota,” tegasnya. Bima meminta jajarannya untuk memperbaiki segera seluruh jalan rusak, di masingmasing wilayah dengan berpatroli. “Peristiwa ini jadi peringatan. Saya minta seluruh staf untuk atensi. Karena setiap sudut kota tidak boleh membahayakan warga. Sekecil apapun lubang tambal tidak usah berdalih macam-macam,” tekan Bima. Ia berharap, tidak ada lagi warga yang terenggut nyawanya karena fasilitas yang rusak. Sebab Bima menilai, hal itu memberikan sejarah yang menyedihkan dan menyakitkan, bagi keluarga korban. (fat/c)
LOWONGAN
RUMAH DIJUAL Rumah dijual lok : Jl.Pakuan Ciheuleut Bogor Timur, luas 50M2, sertifikat, 2 lantai, ada kost2an. Harga 350 jt nego. Hub : 081399310827. (RB3-20/03/23)
OTOMOTIF, PROPERTY, KEHILANGAN, DLL
HUBUNGI: 0251 - 754 4001 menilai, Kota Bogor sebagai tuan rumah yang luar biasa.
“Bagi para pelari semoga lancar, selamat sampai garis finish,” kata Asep Sukmana yang hadir bersama Ketua
KONI Jawa Barat.
Race Director, Safrita Ariana dari Idea Run mengatakan, dalam pelaksanaan Jabar Run 10K, panitia menyediakan empat water station yang dilengkapi tim medis, untuk para pelari.
“Selain itu, di kilometer 9 ada extra water station plus buah semangka,” kata dia.
Apresiasi juga disampaikan para peserta. Mereka menilai, pelaksanaan Jabar Run 10K di Kota Bogor berjalan lancer.
Jalur yang digunakan steril dari kendaraan. Sehingga memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi para pelari.
Kota Bogor sebagai tuan rumah Jabar Run 10K, dinilai Kiki, pelari dari Bekasi Runners memberikan kenyamanan, karena aksesnya mudah dijangkau para komunitas lari, khususnya di kawasan Jabodetabek. “Enak dan nyaman, sarana penunjang juga banyak dan aman, seperti water station dan toilet. Kalau menurut saya, mending di Bogor,” kata Kiki. Antusiasme juga disampaikan Dimas dari komunitas Tjianjur Run. Ia menilai acara ini sangat luar biasa. Mulai dari cheering dari para siswa, sterilisasi rute hingga kontur dari trek lari.(ded/c)
Cabai Jadi Pengobat Rasa Rindu
Sambungan dari Hal 12
YUDHI Adrianto, jadi salah seorang ahli gizi (nutrisionis), yang diberangkatkan ke Turki, untuk membantu para pengungsi korban gempa bumi di sana. Tak sendirian, dia terbang bersama 118 orang lainnya yang tergabung dalam Tim RS Lapangan, atau yang akrab disebut INA EMT.
Tim ini memiliki peran menyiapkan menu makanan, dan memenuhi asupan gizi korban dan relawan. Namun ternyata, tugas itu tak semulus yang direncanakan. Tim dihadapkan dengan cuaca dingin, yang ekstrem dan ketersediaan bahan pangan yang terbatas.
“Kami mendarat di Adana rasa dingin menyerang raga, menembus tulang belulang dan sehingga memecahkan fokus. Tim kami juga mengalami kendala dalam pemenuhan logistik, terutama kebutuhan bahan makanan. Ditambah dengan belum adanya dapur umum saat itu padahal semua personel kelaparan setelah membangun tenda yang dibutuhkan,” ujar Yudhi. Di hari itu, Yudhi bersama rekan-rekannya hanya memiliki mie cup kemasan, sebagai bahan olahan. Ia pun akhirnya memutar otak, agar menu yang disajikan tetap bisa memenuhi kebutuhan gizi.
“Akhirnya kami menambah menu itu dengan, telur rebus, susu dan jus buah dengan dasar perhitungan kandungan gizi yang memenuhi makronutrient (protein, lemak, karbohidrat) dan micronutrient (vitamin dan mineral), karena apabila tidak terpenuhi gizi seimbang maka dikhawatirkan imunitas dari personil akan menurun dan meningkatkan risiko sakit saat bertugas,” tutur dia. Setelah tenda dapur umum berdiri, mereka kemudian mengoptimalkan pelayanan gizi, dengan memproduksi makanan sesuai dengan kebutuhan. Namun masalah baru muncul setelahnya. Yaitu keinginan adanya cita rasa Indonesia, di tengah ketiadaan bumbu dasar yang biasa ditemukan di tanah air.
Bagai oase di padang pasir.
Tim logistik mendapatkan cabai dan dengan bumbu seadanya di hari keempat.
“Kami langsung membuat sambal. Meskipun tidak seenak dengan sambal terasi di Indonesia tetapi itu benarbenar melampiaskan lidah kami akan rindunya rasa pedas. Kami juga membuat bakwan yang biasaada di Indonesia,” tutur Yudhi.
Menu itu pun seakan menjadi rekreasi, dan memberikan efek psikologis yang mendukung kesehatan. Baik jasmani dan psikologi para relawan. Begitu pula saat ada kunjungan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhajir Effendy. Tim relawan berkesempatan menikmati jamuan nasi putih, rendang daging, telur balado, otakotak, sambal hingga kerupuk. “Hari itu menjadi momen yang paling dikenang kami,” ucap Yudhi. Ia bercerita, setiap makan bersama, mereka selalu diberikan makanan penutup khas Turki bernama Baklava. Yakni sejenis kacang yang dibungkus oleh adonan roti manis. Selain itu, mereka juga kerap mendapatkan Sarma. Yaitu nasi bungkus daun anggur yang dimasak dengan zaitun, dikirim oleh warga Turki yang berkunjung ke RS Lapangan Indonesia. “Rasa kekeluargaan dari masyarakat dan personil rumah sakit darurat sangat berkesan. Tanpa dukungan mereka kami tidak akan bisa memberikan pelayanan gizi yang optimal. Hal ini menjadi bentuk solidaritas dan kekuatan yang tidak terhingga,” tutupnya. (fat/c)