3 minute read

Ajukan Raperda

Next Article
Rp500 Ribu per Jam

Rp500 Ribu per Jam

Kemudian, saluran air di kawasan pedestrian juga menjadi catatan, karena ketika turun hujan, saluran airnya berisi sampah.

“Makanya saya bilang agar kesadaran masyarakat dan semua pihak harus atau wajib. Jangan hanya pemerintah saja yang memelihara,” tukas dia. (ded/c)

Tata Kabel Semrawut

Sambungan dari Hal 12

Selain mengajukan Raperda, pemkot juga tengah membuat feasibility study (FS) atau studi kelayakan.

“Simultan sedang dibuat FS atau studi kelayakan di Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, untuk dasar lelang investasi pembangunan utilitas bersama,” kata Rahmat, Senin (20/2). Menurut dia, titik-titik pemasangan box utilitas akan ditentukan, setelah hasil FS dari Bappeda Kota Bogor selesai. Adapun tujuan dari pemasangan box utilitas ini, kata dia, demi keselamatan pengguna jalan dan estetika kota. Sebab selama ini, kabel yang tidak teratur dapat mengganggu estetika kota, dan menimbulkan risiko keselamatan bagi masyarakat. Sementara itu, sam - bung Rahmat, ruas jalan di Kota Bogor yang sudah dilengkapi box utilitas, yakni di sepanjang Jalan Regional Ring Road (R3), Kecamatan Bogor Timur. “Sejak awal dibangun, Jalan R3 sudah dilengkapi dengan box utilitas,” terang dia.

Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya menyatakan, pemasangan box utilitas di ruas jalan memang harus dimulai. Namun, dia belum menge- tahui berapa besar anggaran yang dibutuhkan untuk membangun box utilitas. “Nanti saya cek lagi. Kan belum bisa semua, nanti kami lihat dulu,” ujarnya singkat. Terpisah, Anggota Komisi I DPRD Kota Bogor, Endah Purwanti mengatakan, Raperda Utilitas akan dibahas lebih lanjut tahun ini. “Intinya belum kami anggarkan. Tahun ini baru pembahasan Raperdanya,” tukas dia.(ded/c) akan melalui aplikasi IKD,” ungkap dia. Disdukcapil Kota Bogor sudah mulai menyosialisasikan dan menerima registrasi IKD bagi warga Kota Bogor. Untuk registrasi, warga diminta mengunduh aplikasi IKD pada perangkat selular. Setelah itu, pendaftar akan diarahkan untuk mengisi data diri. Kemudian pendaftar akan diminta untuk swafoto atau selfie, untuk mengisi sistem pengenalan wajah (face recognition). Terakhir, pendaftar diarahkan untuk scan barcode.

“Namun untuk step terakhir, pendaftar harus dibantu oleh petugas registrasi Disdukcapil, karena terhubung di sistem yang masa tayangnya 90 detik.

Oleh karena itu, warga disarankan untuk mendaftar di Kantor Disdukcapil, Kantor Kecamatan,

Mall Pelayanan Publik (MPP), atau melalui Zoom Meeting,” jelas Ganjar. ’Dia mengimbau warga Kota Bogor untuk segera bertransformasi pada IKD melalui cara tersebut. Tahun ini, pemerintah menargetkan 25 persen masyarakat wajib KTP beralih ke IKD atau 50 juta orang secara nasional dan 200 ribu untuk Kota Bogor.(fat/c)

Seni ”Aling-Aling”

Kemuning Gading

Sambungan dari Hal 12

Utilitas bangunan ini mengancam keselamatan para penggunanya. Sebut saja sistem kelistrikan. Kondisinya rusak. Sangat berpotensi mengakibatkan korseleting. Hal itu diungkap pelaku tata cahaya, Yegi Shandi. Dia sudah lama dipercaya menata cahaya di gedung itu. Menurut Yegi, sistem kelistrikan di bagian panggung, berantakan. Kabellabel juga banyak terkelupas. Lalu diperparah dengan besibesi penyangga lampu yang keropos. “Saya sering kesetrum saat naik ke atas untuk memasang lampu dan merapikan kabel. Khawatir sekali, karena tegangan listriknya 50 ribu watt,” ungkap Yegi, seraya menyebut lampu-lampu gedung di kawasan Balaikota Bogor itu juga rusak. Kerusakan lain juga tampak pada bagian atap gedung ini. Plafon terlihat bolong-bolong. Sudah pasti atap bocor di kala hujan. Kemudian fasilitas lain seperti toilet, juga jauh dari kata layak. Hanya ada satu bilik toilet yang tersisa. Itu pun hanya untuk buang air kecil saja.

“Toilet memang ada dua, untuk laki-laki dan perempuan. Tapi toilet laki-laki tidak ada yang digunakan. Jadi bergantian memakai toilet perempuan saja,” jelas dia. Kemuning Gading sedianya menjadi pusat kesenian Kota Hujan. Namun Yegi menilai, dengan kondisi saat ini, sangat tidak layak. Dia berharap, Pemerintah Kota Bogor, khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) segera mengintervensi gedung tersebut.

“Semoga cepat diperbaiki agar penyewa bisa mendapatkan fasilitas yang sesuai dengan nilai retribusi. Karena selama ini tidak sepadan dengan yang didapat,” ucap dia.(fat/c)

Senang Hibur Orang

Sambungan dari Hal 12

Terakhir, Iceu terlihat menunjukan suara emasnya saat Wali Kota Bogor Bima Arya dan Rektor IPB University memberikan pengarahan, kepada ratusan ASN di lingkup Pemkot Bogor yang baru saja dilantik, beberapa waktu lalu.

Iceu terlihat sempat mencairkan suasana, dengan membawakan beberapa tembang lagu yang dinyanyikan.

“Iya, saya itu senang nyanyi, suaranya sih gak bagus-bagus amat, mininal bagi diri sendiri ya bagusnya,” kata Iceu, Senin (20/2). Menurut dia, hobi nyanyinya sudah dilakukan sejak dia duduk di bangku sekolah dasar (SD). Tak hanya itu, Iceu mengaku sempat ikut les vokal hingga belajar menari. Hal itu rupanya yang menjadi modal bagi Iceu, setiap melakukan olah tarik suara. “Memang dasarnya senang hibur orang,” tukas dia.(ded/c)

This article is from: