2 minute read

7.419 Keluarga Tinggal di Zona Rawan

Sambungan dari Hal 12

Misalnya di zona hitam. Total KK yang ada di zona ini, sebanyak 1.001 KK. Zona ini merupakan wilayah yang sudah, dan sedang terjadi bencana, serta berada dalam kondisi darurat. Data tersebut mencatat, bahwa Kecamatan Bogor Utara, wilayah yang paling rawan longsor dan banjir. Menurut Theo, sapaan akrabnya, di wilayah itu ada sebanyak 483 kepala keluarga (KK). Disusul Kecamatan Bogor Tengah dengan jumlah 249 KK, Kecamatan Bogor Selatan 106, Kecamatan Bogor Barat 81 KK, Kecamatan Tanah Sareal 55 KK, dan Kecamatan Bogor Timur 27 KK. “Tapi yang sudah bersedia untuk direlokasi, hanya warga di Kecamatan Bogor Selatan, warga Kelurahan Cimahpar di Kecamatan Bogor Utara, dan Kelurahan Tegal Gundil di Kecamatan Bogor Tengah,” beber dia. Selain zona hitam, Theo juga mencatat, ada sebanyak 2.610 keluarga berada di wilayah yang rawan bencana dalam jangka waktu menengah, atau

Camat Nilai

zona merah. Serta 3.808 keluarga berada di zona rawan bencana yang perlu diwaspadai dalam jangka waktu panjang, atau zona kuning.

“Aspek yang dikhawatirkan, di antaranya rawan longsor, banjir, berada di pinggiran tebing dan tepi sungai serta rawan kebakaran,” tutup Theo. (fat/c)

Legok Muncang Representatif

Sambungan dari Hal 12

Lahan di wilayah RW 15, dan memiliki luas sebesar 4000 meter persegi itu, dikatakan Abdul Raahman sangat cocok sebagai tempat relokasi. Karena sudah menopang kebutuhan masyarakat. “Di sana sudah ada permu- kiman, total ada tiga RT. Akses jalannya lebih bagus dari pada tempat tinggal para korban sebelumnya. Jalannya bisa dilalui kendaraan roda 2 dan 4,” tuturnya saat dihubungi Radar Bogor, Rabu (22/3).

Dia juga menyebut di sekitar kawasan itu, terdapat sejumlah sekolah yang dapat digunakan anak-anak, untuk menimba ilmu. “SD tidak jauh, sementara SMP dan SMA memang agak jauh, tapi masih terjangkau,” ucap dia. Meski kini para pengungsi sudah menempati Hunian Sementara (Huntara) di sejumlah lokasi berbeda, namun Abdul mengklaim, seluruh warga telah bersedia untuk direlokasi, dan berken an membantu program pemerintah.

“Lagian tempat tinggal mereka kemarin termasuk zona hitam, yang rawan banjir dan longsor. Itu juga bukan milik mereka pribadi, melainkan milik pengairan,” jelas dia. (fat/c)

PNM Bina Seribu UMKM

Sambungan dari Hal 12

Sebanyak 1.000 nasabah, yang merupakan pelaku usaha ultra mikro Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar) turut aktif dalam PKU kali ini. Kepala PNM Cabang Bogor, Turmuzi mengatakan, PKU merupakan pelatihan rutin yang bertujuan, untuk me- ngembangkan usaha para pelaku UMKM. Pendampingan terus dilakukan hingga mereka bisa naik kelas. “PNM tidak hanya memberikan modal finansial, tapi juga modal sosial dan intelektual, lewat pelatihan dan pendampingan. Biasan ya ratusan saja, tapi spesial hari ini 1.000 peserta,” ujar Turmuzi.

Para peserta mendapatkan materi mengenai literasi, dan pengelolaan keuangan. Seb a b kata Turmuzi, banyak pe laku UMKM yang belum memiliki pengelolaan keuangan yang baik.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat, Kusmana Hartadji mengapresiasi langkah PNM. Menurutnya, PKU sangat dibutuhkan oleh para pelaku UMKM.

“Terutama untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan,” tuturnya. Kusmana mengungkapkan, saat ini perkembangan UMKM di Jawa Barat mulai bangkit. Sejumlah program yang digulirkan pihaknya kembali memicu tumbuhnya pelaku usaha. (fat/c)

This article is from: