3 minute read
Tata Masa Depan Bangsa
BOGOR–Ketua Harian Nasional Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Perindo, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi kemarin (2/3) bertandang ke Kantor Media Radar Bogor Grup, di Graha Pena Bogor. Dia berdiskusi dalam siaran podcast bersama CEO Radar Bogor Grup, Hazairin Sitepu. Keduanya membahas berbagai topik, mulai dari alasan TGB berlabuh ke Perindo hingga pandangannya soal ekonomi Indonesia saat ini. TGB menjelaskan, persamuhannya dengan Hazairin bertujuan untuk membangun silaturahmi dengan tokoh pers ternama di Indonesia. ”Silaturahmi dengan media menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari (perjalanan) keliling Indonesia. Karena saya yakin betul media memegang peran penting membentuk masa depan Indonesia,” tutur dia. TGB berharap, Hazairin dan media lain bisa saling menguatkan fungsi sebagai pilar demokrasi, dan bekerja sama dengan Perindo untuk membangun negara ini. ”Harapannya bukan saling kooptasi melainkan kerja sama dengan saling mengktitisi, memberi masukan, serta berpartner dalam kebaikan,” harap TGB. Pernyataan itu diamini Hazairin Sitepu. Hazairin dan TGB sudah berteman sejak lama. Hazairin mengaku senang atas kedatangan TGB ke kantornya untuk bersilaturahmi.
”Beliau salah satu tokoh besar. Saya meyakini, banyak orang tahu visinya, tidak hanya tentang Islam tapi juga Indonesia,” ucap Hazairin. Hazairin mendoakan harapan yang diinginkan TGB bisa diterima masyarakat. Hazairin juga berdoa agar TGB sukses memimpin partai Perindo ke depannya.(fat/c)
SAHABAT LAMA: Ketua Harian Nasional Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Perindo, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi, berbincang akrab dengan CEO Radar Bogor, Hazairin Sitepu, di Graha Pena Bogor, Kamis (2/3).
Perindo Bidik Generasi Z
BOGOR–Elektabilitas Partai
Persatuan Indonesia (Perindo) di kalangan generasi Z atau pemilih baru, patut diperhitungkan. Berdasarkan Survei Litbang Kompas, Januari lalu, partai ini menempati posisi 6 besar dengan angka 6,2 persen. Melihat potensi ini, Ketua Harian Nasional DPP Perindo, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi, memastikan generasi Z menjadi salah satu target suara mereka di pemilu 2024.
”Gen Z jadi salah satu suara yang akan kami fokuskan. Banyak dari mereka memilih Perindo karena melihat adanya harapan. Hal itulah yang akan kami isi dengan sesuatu yang baik untuk mereka,” tutur TGB.
Target tinggi dipasang TGB untuk Perindo pada Pemilu mendatang. Dirinya optimistis Perindo meraup suara hingga dua digit. Dengan begitu partainya bisa mewarnai parlemen pusat.
”Kami ingin terlibat aktif di dalam. Sebab Perindo punya gagasan ekonomi dan kesejahteraan. Kami meyakini betul bahwa UMKM itu bagian yang sangat penting dari ekonomi Indonesia,” tutur mantan Gubernur NTB dua Periode itu. TGB berencana akan memformulasikan kebijakan yang jauh lebih afirmatif kepada para pelaku UMKM bila melenggang ke Senayan. Sehingga UMKM bisa lebih besar dan kokoh menopang perekonomian Indonesia.(fat) perubahan Indonesia bersama Anies Baswedan For Presiden,” ucap dia. Dirinya berharap dengan milad pertama AREA For RI, dapat terus bergerak khususnya di Kota Bogor dan seluruh Indonesia yang lebih baik kedepannya.
“Semoga bertolak dari Kota Bogor untuk RI 1 Anies Baswesan dapat membawa kemenangan, membawa perubahan, membawa keberkahan untuk Indonesia menjadi lebih baik,” ucap Racmat yang diamini relawan yang hadir. Ketua Umum DPP AREA itu juga meminta dukungan dari seluruh lapisan masyarakat, alim ulama, tokoh, habaib untuk mewujudkan Anies Baswedan memimpin Indonesia untuk masa depan. “Insya Allah partai lainnya juga akan terus bergerak, ini adalah keinginan masyarakat, gerakan dari umat, maka dari itu kami meminta ridha dan dukungan,” imbuh dia.
Di tempat yang sama, Ketua Pelaksana Acara Tabligh Akbar, Ustad Asep Burhanudin menambahkan, kegiatan ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, sekaligus syukuran milad Aliansi Relawan Anies yang pertama. “Kita harus tahadduts bin ni’mah kepada Allah SWT, karena kita telah diberikan kesehatan, keselamatan dan masih berumur panjang sampai saat ini,“ ujar Asep Burhanudin. (ded)
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Bogor menggelar sosialisasi pengawasan partisipatif dilingkungan perguruan tinggi, berlokasi di Aula Kampus STAI Aulia, Kecam atan Cibungbulang.
Bawaslu Sosialisasi ke Kampus
CIBUNGBULANG–Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Bogor menggelar sosialisasi pengawasan partisipatif di lingkungan perguruan tinggi, berlokasi di Aula Kampus STAI Aulia, Kecamatan Cibungbulang.
”Jadi hari ini kami melakukan Kegiatan sosialisasi terutama yang krusial tentang isu money politik yang selama ini menjadi momok persoalan kepemiluan,” kata Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Kabupaten Bogor Burhanuddin kepada wartawan, Kamis (2/3). Ia menjelaskan tujuan digelar ke area kampus untuk mengambil sasaran mahasiswa, karena mereka bisa menjadi ruang strategis dan simpul ke masyarakat makanya diberikan pendidikan soal money politik.
”Untuk sosialisasi kami fokuskan ke semua wilayah, hari ini menjadi sasaran kam pus, karena kami melihat dunia perguruan tinggi selama ini mereka sebagai agent of change dan bisa berperan aktif soal pemilu,” ucapnya.
Bahkan mereka (mahasiswa) bisa mempelajari dan mengkaji lalu bagaimana mampu memberikan tindakan, terhadap agar money politik di pemilu bisa di minimalisir.
”Tentunya dengan cara tersebut peran strategis dilingkungan masyarakat, karena kondisi sdm pengawas pemilu yang terbatas, sehingga perlu peran serta semua elemen,” tuturnya. Karena mahasiswa bukan hanya soal dilapangan tapi ketika ada isu bisa dikaji, teliti dan menjadi hasil pene litian dan mampu diaplikasikan ke tengah masyarakat.
”Kalau kami lihat fenomena politik selalu ada, walaupun di setiap pemilu praktek money politik berbagai jenis dengan cara yang bervariasi,” jelasnya.
Bahkan ketika pengawas pemilu menjerat temuan dilapangan tidak langsung ditindak karena tidak bisa dibuktikan, dan banyak sekali jenis bentuk money politik.
”Tentunya harus ada upaya, salah satunya mengajak masyarakat di semua elemen agar bisa menolak, dan akhirnya mengurangi,” kata dia.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, money politik bukan soal yang memberikan karena banyak yang menerima juga, dan jenisnya banyak. ”Minimal ada kesadaran untuk menolak, walaupun banyak upaya tapi bisa berkurang dengan sendirinya,” ungkapnya.(abi)