3 minute read
Martin Roestamy Jadi Guru Besar Agraria
CIAWI–Universitas Djuanda (Unida) resmi mengukuhkan guru besar baru, Prof Martin Roestamy di bidang Ilmu Hukum Agraria, Rabu (1/2) lalu.
Rektor Unida Prof Suhaidi menuturkan, Martin Roestamy merupakan Chancellor Unida yang pernah menjabat rektor periode 2006-2016. Menurutnya, Unida tidak terlepas dari kiprah sang profesor baru itu.
“Selama ini beliau banyak berjasa dalam membangun dan mengembangkan Universitas Djuanda dan Perguruan Amaliyah. Secara pribadi, beliau merupakan ilmuwan yang sangat produktif. Tercatat, belakangan ini beliau telah menulis pada 12 artikel ilmiah terindeks scopus, 7 terindeks Web of Science dan 108 terindeks Kemenristekdikti,” tuturnya.
Suhaidi menambahkan, pengukuhan guru besar itu menjadi contoh nyata yang harus diikuti. Ia sekaligus berharap agar seluruh civitas akademika Unida untuk mengikuti jejak Martin Roestamy.
“Teruslah berkarya, catat rekam jejak keilmuan dalam meningkatkan karya tulis ilmiah, terapkan Pancadharma, menjadi Guru Besar bukan hal yang tidak mungkin. Universitas Djuanda menunggu profesorprofesor selanjutnya,” ungkapnya.
Ketua Umum Yayasan Pendidikan Amaliyah Djuanda (YPSPIAI) Bambang Widjojanto juga mengatakan, keberhasilan dalam mencapai gelar kehormatan adalah penanda dan sinyal yang sangat kuat. Gelombang kuantum akselerasi insan akademik Unida untuk mencapai gelar kehormatan profesor lainnya.(*/ran)
PROTES: Warga berhamburan ke jalan memprotes panitia terkait salah satu calon cakades Tajur Halang yang dinyatakan gugur karena tak berijazah SD.
Tak Berijazah SD, Satu Cakades Gagal Bertarung
TAJURHALANG–Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tajurhalang Kecamatan Tajurhalang, sudah menetapkan dua calon yang bakal bertarung di Pilkades 13 Maret 2023. Namun, satu calon yang dinyatakan tidak lolos, menggugat dengan alasan memiliki ijazah sekolah dasar.
Satu calon yang gagal lolos verifikasi, Asan Umar, sebelumnya dicoret karena dinyatakan oleh panitia pilkades Desa Tajurhalang tak memiliki ijazah kelulusan sekolah dasar (SD) dan menggunakan data tak sesuai syarat. ”Yang jelas sejak awal kami sudah membantu untuk melakukan perbaikan dokumen dan meminta tanda tangan Dinas Pendidikan kalau memang ijazahnya sesuai,” kata Ketua Panitia Pilkades Tajurhalang, Asmahjati kepada wartawan. Bahkan dirinya sudah menerima dokumen dari Dinas Pendidikan, yang menyertakan bahwa cakades tersebut
Partisipasi SMANTIC dalam Memerangi Narkoba tidak pernah lulus di sekolah yang disertakan di syarat pendaftaran. ”Akhirnya saat verifikasi kami punya dokumen bahwa nama tersebut tidak lulus dengan alasan tidak bersekolah,” jelas Asmahjati. Dirinya juga mengaku, meminta tolong dinas untuk membandingkan tahun lulus 1999, dan 2009 dan menemui pihak terkait dua mantan kepsek tersebut. ”Tetap hasilnya tidak lolos dan syarat utama ijazah, karena yang bersangkutan memiliki ijazah persamaan paket B SMP dan tidak memiliki ijazah SD sesuai syarat kelengkapan administrasi semua calon,” tegas dia. Padahal dia ingin membantu dan loloskan semua seleksi bagi calon yang mendaftar, tapi satu calon belum memenuhi syarat pilkades. ”Hasilnya sudah final, dan kami juga punya surat langsung dari Dinas Pendidikan bahwa yang bersangkutan tidak lulus di sekolah dasar,” ungkap dia.(Abi)
Nyanyikan Mars BNN, Bersiap hingga Tingkat Nasional
Turut andil dalam perang melawan narkoba, SMAN 3 Cibinong atau yang biasa disebut SMANTIC mengadakan kegiatan berupa paduan suara menyanyikan Mars Badan Narkotika Nasional (BNN). Seperti apa kontribusi mereka ?
BERLOKASI di Halaman Pujalate SMANTIC, Jum’at (3/2), kegiatan menyanyikan lagu mars
BNN ini bertujuan mendukung BNN untuk mencetak Museum Rekor Indonesia (MURI).
Sebanyak 1.293 siswa ditambah dengan seluruh civitas sekolah ikut menyanyikan lagu mars tersebut. Al hasil, kegiatan itupun diganjar rekor MURI. Wakil Kepala SMANTIC Urusan Kesiswaan, Iwan Kuswandi mengatakan, kegiatan ini sejalan dengan program di sekolahnya dalam membina karakter siswa.
“Dalam rangka gema BNN untuk menyukseskan rekor MURI, insya Allah untuk tingkat nasional akan dilaksanakan di Bali,” jelas dia kepada Radar Bogor.
Menurut dia, kegiatan ini merupakan program yang diinisiasi BNN. SMAN 3 Cibinong sendiri ditunjuk untuk menjadi salah satu peserta dalam kegiatan tersebut. Dalam kegiatan ini, hadir langsung Kepala BNN Kabupaten Bogor, AKBP Reny Puspita bersama jajarannya. ”Alhamdulillah dengan persiapan yang matang, siswa dapat menyanyikan mars BNN dengan bagus. Diakhiri sambutan dan sosialisasi bahwa narkoba adalah musuh kita semua, dan musuh bangsa Indonesia dan harus dihindari,” tutur Iwan. Karena, kata Iwan, narkoba akan merusak masa depan, tatanan, dan juga akan merusak segala-galanya.
PULIH LAGI: Para siswa dan civitas sekolah menyanyikan lagu mars BNN di lapangan sekolah bertepatan dengan Hari Anti Narkoba .
Kepala BNN Kabupaten Bogor, AKBP Reny Puspita mengatakan, kegiatan menyanyikan mars BNN ini dilakukan di seluruh pelosok tanah air dan dalam rangka memerangi narkoba.
”Tidak hanya para pelajar, Mars BNN ini juga dinyanyikan para profesional, aktivis, dan elemen masyarakat lainnya yang memang siap memerangi narkoba,” tandas dia. (cok/c)
Remaja Lompat Karena Takut Polisi
Sambungan dari Hal 12
Peristiwa itu terjadi sekira pukul 14.00 WIB. Remaja itu jatuh dan menghantam rak pakaian milik salah satu tenant di sana.
Korban diketahui bernama Rowen (16) asal Kota Medan. Informasi yang dihimpun Radar Bogor, kejadian tersebut bermula saat korban bersama ibu dan adiknya, hendak menuju ke Vihara Dhanagun. Orangtua korban, Rosmalia Dewi (59) mengatakan, sebelum menuju Vihara Dhanagun, korban bersama ibu dan adiknya sempat makan siang di dekat Alun-alun Kota Bogor. Setelah makan siang, dijelaskan Rosmalia, korban baru sadar bahwa handphone milik korban hilang. Perempuan yang kerap disapa Dewi itu, sempat mencoba melacak handphone yang hilang melalui email. Namun tak berhasil. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan menuju Vihara Dhanagun. Setibanya di depan mall, Rowen yang diduga masih kesal meluapkan emosinya, dan tiba-tiba saja lari ke dalam mall BTM. “Dia (Rowen) takut polisi, padahal itu bukan polisi, tapi security. Pas ibu suruh security ngejar dia supaya gak macammacam, karena makin dekat, dia langsung melompat,” kata Rosmalia. Menurut dia, ketakutanya terhadap security sempat diungkapkan Rowen usai terjatuh. “Itu bukan polisi nak, itu security pake baju polisi, ‘Oh aku pikir polisi, lah kita sudah korban hp kenapa kita ditangkap polisi, nanti ditangkap dikasarin kita’,” ucap Dewi menirukan ucapan korban. Saat itu, korban diketahui sempat dibawa ke RS PMI Bogor, untuk memastikan kondisi kesehatanya. “Keadaan korban hanya luka ringan, karena sempat mendarat di counter baju-baju. Jadi kita obatin sendiri,” tukas dia.(ded/c)