3 minute read
Pasar Harus Modern dan Tetap Merakyat
Sambungan dari Hal 12
Kemudian, PPJ juga akan menyediakan tempat parkir yang luas, bagi kendaraan roda dua dan empat. Sehingga bisa menampung pengunjung pasar.
Muzakkir mengungkapkan, rencana-rencana itu dilakukan, untuk mendorong pasar menjadi semakin nyaman.
“Meskipun Kementerian mengarahkan untuk membentuk pasar rakyat namun yang kami bangun sekarang konsepnya ke arah pasar bersih. Seluruh aspeknya jadi perhatian. Misalnya penyemprotan secara berkala,” ujarnya kepada Radar Bogor, Jumat (3/2). Muzakkir juga mengatakan, PPJ ke depan juga akan mengatur dan menerapkan sistem zona dengan ketat. Dengan begitu, lanjut dia, para pedagang akan dikelompokkan sesuai dengan komoditasnya, agar tidak bercampur.
“Pengelompokan akan dilakukan dengan ketat sejak awal, sehingga membawa pasar ke arah yang lebih baik,” tutur Muzakkir. Dia juga tak akan lelah mengajak Pedagang Kaki Lima (PKL) untuk masuk ke dalam pasar. Karena hingga saat ini, sejumlah pasar masih bisa menampung banyak pedagang.
Pasar Bogor misalnya, bisa menampung 500 pedagang lagi. Pasar Kebon Kembang, masih bisa menampung 800 pedagang. Sementara di Blok AB, ada sekira 300 kios dan Blok F ada 500 kios kosong. (fat/c)
PDAM: Aliran Air di Sukaresmi Sudah Normal
Sambungan dari Hal 12
Merespons kondisi itu, Direktur Teknik Perumda Tirta Pakuan, Ardani Yusuf menjelaskan, keadaan tersebut disebabkan adanya empat titik kebocoran yang terjadi, pada pipa air di wilayah tersebut.
Dia menuturkan, Perumda
Tirta Pakuan mengindikasi adanya pipa berukuran 3 inch, yang tersumbat di Perumahan Graha Grande, khususnya wilayah RT 1, RT 2, RT 3, dan RT 4 RW 8.
“Wilayah tersebut memang posisinya paling tinggi, sehingga otomatis aliran air turun ke bawah. Namun setelah diperbaiki tidak ada masalah lagi,” ucap dia, saat dihubungi Radar Bogor, Jumat (3/2).
Setelah itu, ternyata kendala lain kembali terjadi. Kondisi pipa yang tersumbat lalu kosong, ditambah tekanan tinggi, mengakibatkan beberapa titik mengalami kebocoran. Upaya penanganan pun dilakukan Perumda Tirta Pakuan secara bertahap. Mereka akhirnya menemukan sebuah titik bocor pada pipa 3 inch, yang mengarah ke
Kelurahan Sukaresmi.
“Sudah kami perbaiki. Akan tetapi pelanggan di RT 1, RT 3, dan RT 4 ternyata masih belum ada air juga. Selanjutnya kami inventarisir masalahnya selama 24 jam. Di hari kedua, kami temukan lagi kebocoran di dekat Perum Graha Grande,” tutur Ardani. Perumda Tirta Pakuan, lanjut dia, kemudian melakukan evaluasi
Sambungan dari Hal 12
Bima menargetkan proses open bidding dilakukan dalam tempo dua bulan ke depan. Sehingga kekosongan jabatan di dua dinas tersebut tidak berlangsung lama.
Dalam kesempatan itu, Bima juga meminta agar seluruh pejabat yang baru saja dilantik, agar bekerja sepenuh hati. Memudahkan urusan warga, dan jangan sampai menyulitkan warga. “Setiap tanda tangan kita itu banyak artinya buat warga, setiap rupiah yang kita alokasikan itu mungkin mengubah nasib warga, saya ingin all out, saya ingin agar semua menjadi petarung, petarung untuk melayani warga dengan lebih baik lagi,” ujar Bima. Dia menegaskan, ASN yang saat ini dilantik merupakan hasil proses yang maksimal.
Namun, Bima mengaku, pejabat yang dilantik tidak semua cocok dan sesuai, seperti yang diharapkan masing-masing. “Pasti tidak semua sesuai, tapi
Insya Allah prosesnya sudah sesuai dengan aturan, sudah menimbang banyak hal, ya ini adalah formasi yang terus diperbaiki, karena ada dua yang akan diisi,” papar dia.
Bima juga menambahkan, akan ada beberapa dinas yang juga akan segera berganti, karena akan memasuki masa pensiun. “Tapi formasi wilayah, dan lain-lain sudah final,” tegas Bima. Dia berharap, seluruh pejabat yang baru dilantik benar-benar menjiwai, bekerja dengan hati, dan mengindari hal-hal yang tidak terpuji. Sebagai informasi, sebanyak 365 Aparat Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Bogor, mengikuti seremonial pelantikan, kemarin. Rincianya, 208 ASN dalam jabatan administrator dan pengawas, sepuluh ASN dalam jabatan pimpinan tinggi pratama atau kepala dinas, empat ASN jabatan fungsional tenaga kesehatan, 12 kepala sekolah SDN, dua kepala pengawas sekolah, serta 129 guru yang dilantik secara terpisah.(ded/c)
Janji Solusi untuk PKL Heulang
Sambungan dari Hal 12
“Mereka (PKL) merasa berjualan satu minggu sekali. Tapi complain warga setempat juga harus diperhatikan,” kata Kepala Satpol PP Kota Bogor, Agustian Syach. Menurut dia, larangan berjualan di Taman Heulang, sudah final. Akan tetapi, ia berjanji akan mencari solusi bagi para pedagang. “Tetap kami larangan berjualan di sana (Taman Heulang), sambil coba diatur, kami carikan solusinya, apakah ada space kosong yang tidak mengganggu warga, tetapi bisa menampung pedagang berjualan di hari Minggu,” ucap dia. Agus juga masih berkoordinasi dengan kelurahan setempat.
Jika melihat karakteristiknya, PKL eksisting cocok dicarikan tempat di sekitar lokasi Taman Heulang. “Karena orang yang olahraga di sana banyak yang mencari pedagang berjualan, ketika dilakukan penyekatan tidak ada yang berjualan, dan yang berolahraga juga agak berkurang,” ucap mantan Camat Bogor Tengah itu.
Sembari kembali menegaskan, larangan berjualan di Taman Heulang, muncul atas keluhan warga yang mobilitasnya terganggu dengan keberadaan pedagang. Selain itu, keberadaan odong-odong yang menggunakan sound system terlalu kencang, membuat warga tidak nyaman. “Kami minta Camat petakan lagi,” singkatnya.(ded/c)