3 minute read

THM Megamendung Akhirnya Disegel

MEGAMENDUNG -Usai digeruduk ratusan santri, Tempat Hiburan Malam (THM) di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, akhirnya disegel juga. Penyegelan THM itu dilakukan pada Senin (6/3) pukul 14.00 WiB.

”Iya disegel tadi,”ujar Kasi Trantib Kecamatan Megamendung Iwan Relawan, kepada Radar Bogor Senin (6/3) sore.

Iwan memaparkan, sebelum penyegelan, pihaknya sudah melayangkan surat penghentian dan penutupan kegiatan. ”Jadi sudah kita kasi surat terlebih dahulu,” papar Iwan. Sementara itu untuk hotel tempat THM tersebut beroperasi, Iwan mengaku tidak dilakukan penyegelan. ”Cuma THM, hotel enggak,” tukas dia.

Bukan hanya digeruduk, ratusan santri juga meminta petugas untuk menyita minuman keras (miras) yang ada di lokasi THM tidak berizin di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Barang Bukti Pengoplos Gas

Dinkes Klaim Kasus Difteri Nihil

CIBINONG – Dinas Kesehatan

Informasi yang dihimpun Radar Bogor, Satpol PP Kecamatan Megamendung bersama dengan Polsek Megamendung menyita tiga krat miras.

”Iya, kurang lebih ada tiga krat bir diamankan Polsek Megamendung,” kata Iwan, Senin (6/3). Pasca digeruduk ratusan santri kata iwan, pihaknya langsung menutup THM tersebut.

Diberitakan sebelumnya, ratusan Santri yang tergabung dalam persatuan santri jalur Puncak datangi salah satu Tempat Hiburan Malam (THM) di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.

Tepatnya, di salah satu hotel bilangan Cipayung Asri, Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Aksi itu terekam kamera ponsel dan viral di media sosial. Aksi menyambangi THM malam itu, dipicu adanya laporan warga bahwa di hotel tersebut tersedia fasilitas diskotik dan jual beli miras. (all/b)

Kabupaten Bogor mengklaim belum ada kasus sebaran wabah Difteri, yang ditemukan di wilayah

Kabupaten Bogor.

Pengecekan itu, setelah sejumlah daerah termasuk di Jawa Barat ada Kejadian Luar Biasa (KLB) wabah tersebut dalam beberapa waktu terakhir.

”Sampai saat ini kami belum menerima laporan ada warga Kabupaten Bogor terkena wabah difteri,” ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, dr. Agus Fauzi, pada Jum’at (3/2).

Menurut dia, kasus penyebaran wabah ini bukanlah peristiwa baru, namun kini kembali muncul. Sementara penyebab munculnya wabah difteri ini dapat dipicu karena beberapa faktor, seperti cuaca, daya tahan tubuh, serta cakupan imunisasi yang masih rendah.

”Sama halnya dengan campak kemarin, dan kasus ini sudah jarang muncul. Tapi kondisi sekarang bisa saja karena faktor cuaca, ditambah daya tahan tubuh yang lemah,” jelas dia.

Meski begitu, lanjut Agus, wabah difteri ini dapat dicegah dengan program imunisasi atau vaksinasi. Di samping pihaknya mengakui capaian imunisasi di Kabupaten Bogor sempat terhambat akibat semuanya fokus pada vaksinasi Covid-19.

”Sehingga otomatis kasus difteri atau campak, suatu saat akan muncul kasusnya. Terutama pada anak-anak karena target imunisasi yang belum tercapai,” terang Agus.

Dinkes Kabupaten Bogor pun mengimbau kepada masyarakat untuk mengawal imunisasi anaknya masing-masing dengan dibawa ke posyandu. Cakupan imunisasi dasar di Kabupaten Bogor saat ini pun telah mencapai 95 persen.

”Kita terus berupaya mengejar cakupan imunisasi dasar dan vaksinasi agar dapat tercapai maksimal,” tukas dia.(cok/c)

Upaya Pemdes Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Cegah Tindakan Kriminalitas Pembinaan, Pasang Spanduk Imbauan di Perbatasan Desa

Pemerintah Desa

Sukamulya bersama Polsek Rumpin dan organisasi pemuda, menggelar rapat koordinasi persiapan bulan Ramadan 2023. Apa saja yang dipersiapkan pemdes dan tim gabungan di desa tersebut ?

RAPAT koordinasi dilakukan Pemdes Sukamulya, Kecamatan Rumpin, untuk mengantisipasi perang sarung dan tawuran antar warga. Pasalnya, tak sedikit peristiwa tersebut terjadi dan muncul di bulan Ramadan.

”Jadi hari ini Pemdes Sukamulya menggelar rakor dengan unsur RT RW sampai organisasi pemuda meminimalisir aksi tawuran, perang sarung di bulan suci ramadan 2023,” ungkap

Kepala Desa Sukamulya Ihwan Nur Arifin kepada wartawan, Senin (6/3). Dia mengaku supaya hal tersebut tidak terjadi, makanya dilakukan pembinaan pemuda sampai tokoh agama dihadirkan untuk rapat. ”Mengingat kalau di bulan ramadan apalagi habis sahur, kerap terjadi pawai dan sebagainya tentu aksi ini perlu dipantau. Khawatir ada korban, makanya kami mengambil langkah pencegahan dini,” jelas Ihwan Nur Arifin. Selain itu, pihaknya juga akan memasang spanduk imbauan, dan ketika ada kerumunan yang tidak jelas akan dibubarkan. ”Nanti akan dipasang di beberapa perbatasan wilayah desa. Dan kami ingatkan kembali akan digiatkan budaya siskamling lagi di lingkungan wilayah desa,” kata Ihwan.

Ketua Karang Taruna Sukamulya Endang Bahri Komara menambahkan keberadaan pemuda tentu, untuk menjaga kondusivitas lingkungan dan serta koordinasi RT RW jika ada kejadian. ”Kami khawatir ketika jelang buka puasa, dan sahur ada aksi yang memicu tindak kriminalitas, makanya langkah ke depan melakukan kegiatan door to door,” tutur dia.

Sementara Kapolsek Rumpin Kompol Sumijo menegaskan, pihaknya akan melakukan tindakan tegas jika ada kegiatan yang dinilai dapat berpotensi merusak ketentraman serta ketertiban masyarakat.

”Kami juga nanti akan pasang beberapa spanduk imbauan di tempat strategis. Intinya, kepolisian mengajak semua aparatur pemerintah dan warga untuk ikut serta menciptakan suasana kondusif,” kata Sumijo.(Abi/c)

This article is from: