8 minute read

Keke Gandeng Youtuber Ria Ricis

BOGOR Youtuber Ria Ricis bersama suaminya, Teuku Ryan ditunjuk menjadi Brand Ambassador salah satu busana muslim bermerk Keke.

Peresmian Ria Ricis dan Teuku Ryan sebagai Brand Ambassador busana muslim asal Bojonggede, Kabupaten Bogor itu, berlangsung di Hotel Grand Savero, Minggu, (5/3).

Owner Keke Busana, Ika Kartika mengatakan, saat ini zaman sudah berbeda, dan dunia ada di gengaman anak muda atau generasi milenial.

Atas itu, dia berpikir, bahwa perlu anak muda yang mempunyai pengaruh dan dampak positif. “Setelah kami rembukan, akhirnya kami putuskan untuk meminang Ria Ricis dan Teuku Ryan sebagai Brand Ambassador Keke Busana tahun 2023,” kata Ika. Dalam kesempatan itu, Ika mengaku tak menyangka, jika Keke Busana bisa sampai di titik saat ini.

“Alhamdulillah saya merasa mimpi, akhirnya Keke Busana sampai di titik ini,” ujar Ika. Sementara itu, Ria Ricis mengaku senang ditunjuk menjadi Brand Ambassador Keke Busana bersama suaminya. “Karena merasa brand yang waktu kecil Icis impikan. Brand Keke waktu SD, tandanya kalau orang pake itu top banget,” kata Ria Ricis. Hal senada diungkapkan Teuku Ryan, suami Ria Ricis. “Ke depan banyak diskusi terkait produk terbaru dan untuk produksi-produksi lainnya,” tukas Teuku Ryan. (ded/c)

Organda Minta Kaji Ulang Rekayasa Lalin

Sambungan dari Hal 12

Ketua Organisasi Angkutan

Darat Kota Bogor, M. Ishak mengatakan, terkait perubahan trayek angkot yang belum fi n al tersebut, sampai saat ini masih dibahas bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor.

“Karena banyak sekali. Hampir 50 persen angkot di Kota Bogor yang lewat jalur Otista terganggu semua,” kata Ishak, Senin (6/3).

Meski begitu, kata dia, Organda tetap mendukung program pemerintah untuk pembangunan Kota Bogor. Di mana, Pemkot Bogor bakal merevitalisasi Jembatan Otista.

Asalkan dengan catatan, bahwa pengaturan penerapan lalulintas baru nantinya, tidak merugikan kepada supir angkot, dan pengusahanya.

“Tapi, kalau bicara dirugikan, pasti ada kerugian,” ucap dia.

Ishak juga sebelumnya sempat mengusulkan, agar dibuatkan jembatan darurat di sekitaran

Jembatan Otista pada saat pembangunan. Hanya saja, usulan itu tidak memungkinkan untuk dilakukan.

“Makanya, kami mengusulkan untuk dikaji lagi. Karena kegiatan pasar pun akan berpindah ke Pasar Jambu Dua,” papar dia.

Apalagi saat penerapan rekayasa lalulintas yang baru berlangsung, Ishak juga tak menampik akan ada keluhan, baik dari supir angkot, dan pengusahanya.

“Namun, dalam menyikapi keluhan tersebut, harus ada solusi untuk menjawab itu,” imbuh dia.

Terpisah, Wali Kota Bogor Bima Arya menyebut, disepakati pengerjaan revitalisasi Jembatan Otista akan dimulai setelah Hari Raya Idul Fitri. “Dua atau tiga hari setelah lebaran pengerjaanya,” kata Bima.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Perhubungan (Dishub) mengaku, akan melakukan uji coba rekayasa lalulintas di sejumlah ruas jalan yang ada di Kota Bogor. Uji coba rekayasa lalulintas itu dilakukan, menyusul rencana revitalisasi Jembatan Otista, dalam waktu dekat ini.

Kepala Dishub Kota Bogor, Eko Prabowo mengatakan, berdasarkan hasil rapat yang telah dilakukan bersama jajaran terkait, uji coba rekayasa lalulintas akan dilaksanakan sebelum pengumunan lelang pemenang pekerjaan revitalisasi Jembatan Otista, yang jatuh pada 19 April nanti.

“Sebelum lebaran (Idul Fitri tahun 2023) akan dilakukan rekayasa lalulintas uji cobanya,” kata pria yang akrab disapa Danjen.

Dijelaskan Danjen, sapaan akrabnya, saat ini Dishub masih mematang terus untuk rekayasa lalulintas di sekitar ring 2 dan

3. “Kami masih mantapkan. Minggu-minggu ini atau minggu besok kami akan mantapkan kembali, ketemu lagi sama teman-teman (jajaran terkait),” ujar Danjen.(ded/c)

Stasiun Sukaresmi Tunggu 2024

Sambungan dari Hal 12

Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota

Bogor, Rudy Mashudi mengatakan, mereka sudah mendiskusikan progres pembangunan bersama Badan Pengelola

Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Jumat (3/3) lalu.

“BPTJ sudah melakukan kajian terkait leveling rel kereta, dan merencanakan melakukan review Detail Engineering

Desain (DED) yang sebelumnya sudah pernah dibuat PT KAI, untuk 2024 mendatang. Baru setelah itu, keluar besaran anggarannya,” ucapnya kepada

Radar Bogor, Senin (6/3).

Dia mengatakan, ada dua skema pembiayaan dalam pembangunan Stasiun Sukaresmi. Pertama dengan pembiayaan dari Pemerintah

Pusat melalui Ditjen Kereta Api (DJKA), Kementerian Perhubungan. Kedua dari pihak ketiga, yakni swasta.

Menurutnya, kehadiran

Stasiun Sukaresmi saat ini sangat dibutuhkan oleh Kota Bogor. Dalam sehari, Stasiun Bogor dapat melayani penumpang sebanyak 68 ribu orang di hari biasa, dan 86 ribu pada akhir pekan. Ditambah jauhnya jarak antara Stasiun Bogor, dengan Stasiun Cilebut sejauh 8 kilometer.

Terlebih ke depan, berbagai perkembangan ruang kota di

Kota Bogor, dan batas wilayah lain akan semakin tinggi pergerakannya. Sehingga membutuhkan pemecahan pergerakan penumpang. Dibangunnya Stasiun Sukaresmi, dipercaya akan mengurangi 50 persen beban Stasiun Bogor. Aliran penumpang nantinya akan didistribusikan, melalui stasiun baru tersebut.

“Warga dari Kecamatan Bogor

Utara, Tanah Sareal, Bogor

Barat, dan wilayah perbatasan lain akan turun dan naik di situ dan meneruskan perjalanan dengan Biskita yang sudah melayani Jalan Sholeh Iskandar, Bubulak, dan Cidangiang,” tutur Rudy.

Rencana itu pun sudah didukung, dengan pembebasan lahan seluas 6 ribu meter, sejak tahun 2006, dan pembangunan akses Jalan di sebelah underpass

Jalan Sholeh Iskandar.

Rudy mengatakan, pemkot bakal mengakselerasi pembangunan tersebut. Karena, selain dapat mendistribusikan penumpang, pembangunan Stasiun Sukaresmi dapat mendorong perekonomian warga sekitar. Sementara itu, Camat Tanah Sareal, Sahib Khan mengungkapkan, warganya sudah lama mengidam-idamkan hadirnya Stasiun Sukaresmi. Menurutnya, hal itu membawa banyak manfaat bagi masyarakat. “Memang ada dampak negatifnya, seperti potensi timbul kemacetan dan kesemrawutan. Namun stasiun itu juga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Mereka bisa membangun rumah makan, tempat penyewaan parkir, hingga sewa kontrakan,” tuturnya kepada Radar Bogor, Senin (6/3).

Sahib berpendapat, Stasiun Sukaresmi juga dapat mempermudah warga yang tinggal di Tanah Sareal, dalam mengakses KRL Commuter. Tidak perlu menempuh jarak yang jauh ke Stasiun Cilebut, atau Stasiun Bogor. Begitu pula dengan warga dari wilayah lain, yang bekerja atau bersekolah di sekitar Tanah Sareal.

Ia menuturkan, wilayah tersebut sudah dibeli dari warga sejak tahun 2009-2010. Lahan seluas 1,8 hektare tersebut kondisinya saat ini sudah dipagar, dan sempat digunakan untuk sejumlah aktivitas. “Di situ ada lapangan bola bahkan Tempat Pembuangan Sementara (TPS),” ucap Sahib. Oleh karena itu, dia ingin agar pembangunan Stasiun Sukaresmi dapat berjalan sesegera mungkin. Sehingga dapat memberikan manfaat kepada masyarakat. “Harus segera dieksekusi da ri pada mubazir. Pembangunan ini juga akan mendorong perbaikan infrastruktur di wilayah itu,” imbuh dia. (fat/c)

R2

Mrh, 2021, F4044FFT, Nk:MH1JM6118MK183459, Ns:JM61E1183413, an.Ahmad Toni Imaduddin, Jl.Demak V AC/6 Puri Bojong Lestari, Kab.Bgr (PKT1-23000391-28/02,07,14/03/23)

STNK R2 Hnd, 2018, White, F6389FCJ, Nk:MH1JFZ120JK453011, Ns:JFZ1E2464188, an.Muhamad Fajar, Kp.Nambo Rt.3/2, Sukajaya, Tm.sari kab.Bgr. (PKT1-23000456-07,14,21/03/23)

RUMAH DIJUAL Rumah dijual lok : Jl.Pakuan Ciheuleut Bogor Timur, luas 50M2, sertifikat, 2 lantai, ada kost2an. Harga 350 jt nego. Hub : 081399310827. (RB3-07/03/23)

Pelaku Seni Sanggar Megagama Diuji

Sambungan dari Hal 12

Ketua Panitia sekaligus pemilik sanggar Megagama, Yulia Heliyanti memaparkan, evaluasi diklat tari dan musik ini sebagai barometer, atau tolak ukur pencapaian siswa, dan juga sebagai ujian penilaian.

Yulia mengatakan, jenis musik dan tari yang di uji dalam evaluasi ini, mulai dari seni musik gitar, keyboard, vocal, tari pra pemula, pemula, mahir dan remaja.

“Jadi evaluasi ini adalah ujian penilaian untuk kelas musik dan tari, total ada tujuh katagori,” bebernya kepada

Radar Bogor. Sebab baru-baru ini, kata dia, Sanggar Megagama sudah mendapatkan legalitas dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor. Sehingga penilaian ini diperlukan, untuk melihat kualitas para siswa yang ada di sanggar.

“Alhamdulillah evaluasi pertama ini kami mendapatkan legalitas, sehingga dengan ujian ini, kami ingin sanggar punya penilaian yang bagus, untuk perkembangan sanggar ke depan,” kata dia.

Menurut Yulia, penilaian ini juga memberikan penghargaan bagi para juara. Untuk juara satu, kata dia, diberikan reward free iuran selama tiga bulan, raport pencapaian kompetensi, sertifikat dan piala.

Sementara itu, Dewan Pembina Sanggar Megagama, Shahlan Rasyidi terus mendukung perkembangan Sanggar Megagama yang mencintai kebudayaan sunda. Mantan Kadisparbud Kota Bogor ini meminta, agar Sanggar Megagama bisa bekerja sama dengan sekolah-sekolah di Kota Bogor. Agar muridmurid di sekolah bisa mencintai kesenian budaya sunda.

“Juga harus mempunya keinginan berinovasi untuk mengkolaborasikan kesenian sunda, dengan kesenian dari luar daerah lainnya,” ungkap Shahlan.

Dia juga meminta Sanggar Megagama untuk membuka kerja sama, atau mengkolaborasikan kesenian mereka dengan kesenian luar sunda.

“Contohnya bisa seni Kalimantan, seni Sulawesi, seni Bali, NTT dan lainnya, harus diajarkan di Sanggar Megagama, karena Bogor itu heterogen, banyak penduduk dari berbagai daerah. Jadi jika ada orang luar tinggal di bogor, terus ingin belajar kesenian dari luar, bisa ke Sanggar Megagama,” pungkas dia. (*/ran)

Taman Sempur Ditutup Bulan Mei

Sambungan dari Hal 12

Erwin menjelaskan, konstruksi yang akan dilakukan untuk Taman Sempur nanti sedikit berbeda. Lapisan bawah yang sebelumnya aspal, akan diganti menjadi beton. “Supaya umur penggunaannya bisa lebih lama, diharapkan bisa lebih lama dan awet.

Namun, untuk bagian atas tetap menggunakan rubber (karet). Tentunya dengan rubber yang baru,” jelasnya usai meninjau persiapan revitalisasi di Taman Sempur,

Senin (6/3).

Selain memperbaiki jogging trek, Disperumkim juga akan memperbaiki drainase, kapasitas saluran buang utama drainase akan ditingkatkan, dengan tujuan mempercepat aliran drainase, atau genangan air di lintasan jogging.

Erwin mengatakan, tidak akan ada perubahan lebar jogging trek, ukuran dan jumlah lintasannya akan tetap sama.

Anggaran yang digelontorkan untuk revitalisasi ini sebesar Rp2,4 miliar. Proses revitalisasi disebutnya akan berlangsung sekira 3 bulan, hingga Juli 2023 mendatang. Selama revitalisasi berjalan jogging trek tersebut akan ditutup sementara waktu.

“Saat ini, kami sedang proses pengadaan barang dan jasa. Pada akhir Maret sampai April akan berlangsung lelang konstruksi. Kalau tidak ada halangan, Bulan Mei sudah mulai pembangunan. Selama proses revitalisasi akan ditutup untuk keamanan pekerjaan,” tuturnya. Masyarakat diimbau untuk memilih lapangan atau jogging trek lain, untuk sementara waktu. Erwin menyarankan, masyarakat untuk memanfaatkan Lapangan Kresna di Kecamatan Bogor Utara, Alun-Alun Kota Bogor, dan jalur pedestrian Kebun Raya Bogor. Dia berharap, revitalisasi dapat menjamin umur jogging trek lebih panjang dari sebelumnya. Perbaikan yang dilakukan juga diharapkann ya bisa memberikan kenyamanan bagi masyarakat Kota Bogor. (fat/c)

Bogor Timur Siap Makin Makmur

Sambungan dari Hal 12

TANGGUNG jawab baru diemban Feby Darmawan sejak awal Februari 2023. Ia diberi tugas oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya menjadi Camat Bogor Timur. Kebijakan itu pun jadi tantangan untuknya. Sejumlah persoalan, seperti stunting, BABS, dan RTLH jadi prioritas. Ia pun mencanangkan program-program sebagai strategi penanganan. Untuk stunting, Feby bakal menjalin kerja sama dan kolaborasi dengan dua puskesmas yang ada di Kecamatan Bogor Timur, yakni Puskesmas Bogor Timur dan Pulo Armin. Ada seba nyak 191 anak stunting yang akan menjadi sasarannya. “Jumlah itu sudah mengalami penurunan sebanyak 15 orang. Awalnya ada 206. Na- mun kami tidak akan lengah, dengan terus gencar melakukan upaya pencegahan. Harapannya sampai pertengahan tahun nanti sudah ada kelurahan yang 0 kasus stunting,” tuturnya kepada Radar Bogor, Senin (6/3). Feby juga akan berkolabora si dengan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengem bangan Daerah (Bappeda), Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), dan Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kota Bogor mengentaskan Open Defecation Free (ODF) di wilayahnya. “Strateginya dengan peran bapak angkat. Kelurahan Katulampa dan Baranangsiang kami bekerja sama dengan Bappeda. Untuk Sindangsari, dan Sindang Rasa Bapenda. Lalu wilayah Kelurahan Tajur dan Sukasari dibantu oleh Bagian Perekonomian,” jelas pria lulusan Universitas Widyatama, Bandung itu. Penanganan yang dilakukan, yakni dengan pembangunan jaringan pipa dan septicrank komunal. Seluruh pihal sudah melakukan survei dan akan mulai pembangunan dalam waktu dekat.

Feby juga akan berangkulan dengan Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) melancarkan bantuan perbaikan rumah, bagi warga yang kediamannya termasuk RTLH. Beberapa bantuan yang disiapkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), bantuan dari pemerintah pusat, dan bantuan Rehabilitasi Sosial Rutilahu Kota Bogor. Tak cukup dari balik meja, Feby juga kerap turun menemui warganya untuk mengatahui kondisi lapangan dari mata kepalanya sendiri. Menurutnya, cara itu efektif agar ia bisa memahami keluhan dan aspirasi warga.

“Saya juga bisa mengetahui potensi yang dimiliki wilayah Kecamatan Bogor Timur. Saat ini kami sudah punya Kampung Perca di Sindangsari dan Kamoung Warna-warni di Katulampa. Ke depan kami akan mencoba mengembangkan Bendung Katulampa misalnya membangun jogging trek atau konsep lainnya,” tutur Feby. Dirinya juga berkomitmen membuka diri, menerima aspirasi dan keluhan warga melalui akun media sosial pribadinya @febydarmawan dan akun Instagram Kecamatan Bogor Timur @kecamatanbogortimur. (fat/c)

This article is from: