12
Dapur R
identitas identitas NO827| 827|TAHUN TAHUNXLXL||EDISI EDISIKHUSUS KHUSUSDESEMBER DESEMBER2013 2014 NO
M. Dahlan Abubakar (Ketua Penyunting) Dialah kru yang menjadi panutan di identitas. Meski bisa dibilang tidak lagi berusia muda, ia tetap disapa dengan kata “kak”. Untuknya, panggilan tersebut membuatnya merasa masih muda. Usianya yang telah memasuki kepala enam tak menghalanginya untuk tetap berkunjung ke identitas. Ia masih tetap setia mengawal identitas di sela-sela kesibukannya sebagai anggota Dewan Pers dan Dosen Unhas. Pria yang berasal dari Bima ini, senang ketika ditanyai mengenai hal-hal identitas sampai rela duduk berjamjam menghabiskan waktunya untuk bercerita tentang spirit dari media Unhas ini. Mantan wartawan Harian Pedoman Rakyat ini akan sering mengomel ketika mendekati penghujung akhir tahun, karena seringnya dimintai tanda tangan. Jika beliau ada rezeki yang lebih, ia akan senang hati mengundang para kru identitas untuk makan bersama. Fajar S Djuanda (Ketua Penerbitan) Dikenal sebagai sosok ibu di media ini. Ia adalah orang yang akan rela memarahi kru bila kondisi sekretariat kotor. Ia akan mengobati hati semua kru dengan masakannya yang penuh dengan inovasi dan rasa yang enak. Setiap kru yang mengalami masalah, ibu dari empat anak ini akan datang dengan segala solusi. Ia adalah rahmat kelembutan di media yang dipenuhi pengelola dari mahasiswa ini. Ia selalu menekankan, dengan aktif di identitas, kita akan menjadi berbeda sehingga kewajiban kita pun akan semakin banyak. Maka jadilah identitas benar-benar sebagai rumah. Waode Asnini Rahayoe (Penyunting pelaksana) Berlatar mahasiswa FKM, tidak membatasi wanita kelahiran Raha, Sultra ini untuk berbincang lepas dengan sivitas akademika Unhas. Tak jarang, dalam rapat redaksi, dia bisa memaparkan data lebih detail dari reporter. Koran, novel, mode dan lagu terbaru adalah hal yang erat dengannya. Penampilan perfeksionis. Ia senang mencoba dan belajar apapun. Jago bernegosiasi selalu menjadikannya ujung tombak dalam menggaet sponsorship bila ada kegiatan. Tak hanya aktif di identitas, usai masa pengabdiannya di tahun ini, ia diamanahkan Dikti untuk mengelola Jurnal Kesehatan BIMGI sebagai Pemimpin Redaksi hingga setahun ke depan. Wanita yang dipandang tangguh ini tak pernah membatasi kru untuk aktif di luar identitas. Kebijakannya yang selalu memudahkan kru namun tetap mengutamakan identitas. Ini yang terlihat berbeda di masa sebelumnya. Ia selalu menyadari kemampuan kru, baik internal dan eksternal yang bisa membuat identitas lebih seksi untuk menjadi modal khusus dalam meningkatkan kualitas organisasi dan bisa menjaga pesona media kampus yang sudah berumur 40 tahun ini. Rasdianah Sinala (Litbang SDM) Sosok yang hobi menghilangkan Handphone (HP) ini didaulat sebagai kru terkaya di identitas. Gelarnya tersebut dinilai dari jumlah HP yang ia hilangkan. Selama di identitas, tercatat ada 19 HP telah dihilangkan oleh wanita yang disapa Lady ini. Akibatnya para kru malas menyimpan nomor HP perempuan yang do-yan makan ini. Seringnya tertawa membuat ia dianggap tidak pernah mempunyai masalah. Anak pertama dari 6 bersaudara ini sering membawa keceriaan di identitas. Tak heran kehadirannya selalu dinantikan. Perempuan yang menyukai warna coklat ini, memilih menjadi pengusaha saat ia mulai bergelut di identitas. Tekanan dan paksaan menjadi salah satu ketertarikannya beridentitas. Namun, setelah selesai dari identitas, ternyata ia tidak ingin melanjutkan profesinya sebagai wartawan. Tetapi hanya menjadi ibu dan istri yang baik bagi anak dan suaminya nanti. Sebab, baginya pekerjaan wartawan akan menguras waktunya kelak. Ia takut akan menelantarkan kewajibannya dalam keluarga ketika menggeluti dunia yang tak kenal waktu tersebut.
Esa Ramadana (Koordinator Liputan) Pria gondrong satu ini terbilang orang yang sulit mengatur keuangannya. Namun, di antara kru, ia adalah salah satu yang paling pekerja keras. Dialah kru yang cukup dirundung masalah, namun ia tidak pernah mengeluh. Di identitas, ia tergambar sebagai sastrawan. Meski tak hobi jalan, namun ia sangat sering mengajak jalan kru maupun magang. Pria jomblo ini san-
gat menyayangi ibunya. Awal masuk di identitas, ia tidak memiliki ketertarikan terhadap fotografi. Namun, setelah didaulat sebagai fotografer identitas, ia langsung menggilai bidang tersebut. Ia pun mengikuti gaya Maman Sukirman, senior fotografi identitas. Sita Nurazmi M (Koordinator Liputan) Menonton film merupakan hobi dari anak bungsu ini. Perempuan yang mengidolakan Habibie ini menjadikan identitas sebagai tempat menyalurkan kegilaan dan mendapat teman-teman yang gila pula. Bagi penggemar bakso ini, mengambil pengalaman saat yang tepat buat bergabung di identitas. Wanita ini akan memilih jenis pekerjaan apapun yang tidak bersifat terikat. Ia yakin membutuhkan jaringan dan di identitaslah ia dapat membuat jaringan tersendiri. Kepedulian dan kekeluargaan yang tinggi membuat ia kembali tertarik ke identitas saat sedang jenuh.
Nur Alfianita N (Litbang Data) Kinerja yang bagus membuat perempuan yang gemar membaca ini terlihat tangguh. Tugas yang diembannya sebagai redaktur mampu dipikulnya seorang diri. Seperti saat teman angkatan lainnya mesti KKN satu edisi terbitan ia tanggulangi sendiri, . Gagal menjadi pramugari, ia kemudian pindah haluan jadi peneliti. Totalitas dan royalitas kru yang satu ini tidak perlu diragukan. Ia merupakan orang yang mudah bergaul dan terbuka kepada angkatan yang lebih tua. Tapi, wanita penyuka catur ini justru menginginkan brondong hadir dalam hidupnya. Kru yang telah dua kali menjadi redaktur terbaik ini memegang prinsip semboyan ‘mahasiswi Unhas angkuh’. Akhmad Dani (Staf Penyunting) identitas adalah rumah kedua bagi pria yang mengidolakan aktor Reza Rahardian ini. Selalu ada hal yang membawanya datang ke identitas. Walau bergabung di IDEC (Indonesia Development Engineering Consultant), Komunitas Pecinta Anak Jalanan dan Himpunan Sastra Asia Barat, ia tetap memprioritaskan identitas sebagai tempatnya mengabdi. Ia yang akrab disapa Dani, memiliki hobi mengunjungi museum, karena menurutnya di sana ia dapat menemukan hal baru akan sebuah kisah yang ‘tersembunyi’. Pria yang pernah gagal tembus menjadi polisi ini, menemukan citacita baru menjadi jurnalis liputan internasional setelah berkiprah di identitas. Identitas memberinya jalan untuk bisa meraih cita-cita tersebut. Keluar melihat dunia khususnya ke Timur Tengah merupakan impian terbesar bagi pria yang menyukai bubur kacang hijau dicampur durian ini. Novianto Dwiputra Addi (Koordinator Layout) Lelaki tampan yang dikenal sangat cuek dan pelit ini, mempunyai citacita menjadi seorang analis kebijakan publik. Walaupun dulunya ia memiliki cita-cita menjadi seorang dokter. Selama bergelut di identitas, banyak perubahan pada dirinya. Mengubah cara berpikirnya untuk tidak melihat hal hanya dari satu sudut pandang masalahnya saja. Menurutnya, identitas menjadi peluang untuk menunjang cita-citanya. Karena dapat menerapkan kecakapan seorang analis kebijakan,
menemukan fakta, masalah dan memberikan solusi. Sehingga ia dapat menerapkan ilmunya dari identitas menjadi analis kebijakan yang baik. Menjadi wartawan adalah pekerjaan yang melelahkan bagi pria kelahiran Palopo 28 Oktober 1993 tersebut. Namun ia tetap menjalani demi terkenal dan menjaring pertemanan yang luas. Mengharap kemudian hari jaringan tersebut akan berguna. Gosip yang merupakan hobinya membuat ia tahu segalanya tentang keadaan identitas. Meski tidak terlalu perhatian dan peduli pada orang lain, ia tetap dapat membuat keceriaan di dalam rumah kecil. Siti Atirah (Koordinator Foto) Orangnya tak banyak bicara tapi sekali berucap kata-katanya bisa membuat orang berulam jantung. Meskipun sering dibercandai oleh teman angkatannya, dia adalah anak yang legowo dan sabar. Loyalitasnya sangat tinggi serta memiliki selera fotografi yang bagus. Punya hobi selayaknya orang kaya yaitu menghilangkan barang-barang terutama telepon selular. Risky Wulandari (Manager Iklan) Orangnya keibuan dan punya skill komunikasi yang bagus. Memiliki tubuh sintal karena dulu aktif sebagai penari tradisional. Bergabung di identitas membuat kesejahteraannya meningkat. Hingga saat ini dia sedang memprogramkan penurunan berat badan. Memiliki banyak kerjaan diluar, yakni mengajar di sekolah-sekolah dan aktif di organisasi perkumpulan penulis literasi. Ermi Ulia Utami (Litbang Online) Suaranya cempreng namun selalu dirindukan karena meramaikan suasana. Meskipun badannya kurus nan tipis, namun ia mampu membawa tas pendaki gunung yang berat. Ia tidak sekadar pecinta alam tapi juga mencintai para pria pecinta alam. Gunung Fuji dan gunung Rinjani menjadi target pendakiannya. Anaknya sangat periang dan cerewet, namun anehnya ia sering memasang status galau. Selain di identitas ia juga aktif sebagai bendahara Mahasiswa Peternakan Pecinta Alam. Asmaul Husna Yasin (Reporter) Rajinnya dalam menjalankan shalat membuatnya menjadi perempuan yang paling mulia di antara teman-temannya. Setiap ada yang salah, pasti ia memberi nasihat dengan disertai hadist-hadist. Ia layaknya seorang ibu yang senantiasa menasehati anaknya jikalau berbuat salah. Namun, perempuan yang juga aktif sebagi pengurus himpunan ini sering jahil terhadap temannya. Unna, sapaan akrabnya sering sekali melupakan sesuatu, tak jarang teman-temannya harus mengangkat alias geram ketika penyakit ‘pikun’ nya muncul. Ramdha Mawaddha (Bendahara) Terkenal sebagai reporter yang paling sering deadline. Terbukti dengan gelar reporter terbaik yang 2 kali diberikan padanya. Jika teman-temannya sedang “kere”, dialah sebagai tempat pelarian yang dituju agar perut bisa terisi. Meskipun aktif di identitas tak menjadi penghalang bagi akademiknya. Terlihat dari tugasnya sebagai asisten di salah satu laboratorium di Jurusan Biologi. Tak hanya itu, Ramdha tak pernah melalaikan tugas kuliahnya sekalipun. Film dan lagu Korea selalu menemaninya begadang mengerjakan tugas redaksi dan kuliahnya. Perempuan asal Bantaeng ini salah satu reporter yang tekun dan bertanggung jawab.