Hal 14

Page 1

14

civitas

identitas

NO 827| TAHUN XL | EDISI KHUSUS DESEMBER 2014

Refleksi Esensi Pergerakan Mahasiswa

IDENTITAS/NURSARI SYAMSIR

Hidup Mahasiswa: “Hidup Mahasiswa” kata-kata yang diucapkan mahasiswa yang sedang berdemontrasi di Depan Gedung Rektorat ketika menolak kenaikan BBM, Senin (17/11). Demontrasi anarkis menjadi primadona media. Mahsiswa perluh mengubah hal tersebut.

Mahasiswa punya peran penting dalam masyarakat, namun esensi pergerakan mahasiswa mesti dipertanyakan.

P

ergerakan mahasiswa esensinya berangkat dari kepekaan sosial kepada masyarakat. Lalu dilakukan dengan menyampaikan aspirasi rakyat, demi memenuhi perannya sebagai agent of change dan social control. Mahasiswa berada di kelas menengah dalam masyarakat, juga berperan menyambung lidah dari rakyat ke pemerintah. Belum lama ini, tepatnya pada 18 November enam perguruan tinggi besar di Makassar, termasuk Unhas menghebohkan Sulawesi Selatan, bahkan nasional. Aksi menolak kenaikan harga BBM tutup jalan depan pintu satu kampus merah yang mengatasnamakan individu tersebut berakhir pengrusakan fasilitas-fasilitas kampus. Jika membawa nama individu dan belum ada perencanaan yang mantap sebelum melakukan aksi, tentu saja keadaan massa dilapangan tidak terorganisir. Walau sebelumnya 14 fakultas telah mengadakan aksi damai sebelumnya. Oleh karena hanya membawa nama individu, aksi ini pun tak ada yang memimpin. Sehingga keadaan inilah yang banyak dimanfaatkan oknum yang tak bertanggungjawab. Akhirnya mampu melahirkan bentrok yang merusak nama institusi Unhas. Sejatinya, prosedur yang baik dalam berdemonstrasi memang perlu dipatuhi agar mampu mencapai tujuan awal beraksi. Bagi Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (BEM FKM) Muhammad Anugerah, prosedur demonstrasi yang baik yaitu

adanya perencanaan, proses, konsolidasi, terstruktur dan terorganisir dengan baik. Tidak lupa kita bebas menyampaikan pendapat dan komunikasi dengan aparat selama aksi. “Di lapangan hari itu (saat aksi 18 November 2014, red) memang ada dari mahasiswa lain. Tetapi aksi sebelum itu kami pakai almamater dan aksinya terorganisir, tidak seperti 18 November, tidak jelas siapa Jenlap (Jenderal Lapangan) dan Korlap (Koordinator Lapangan),” kata Anugerah. Pergerakan di Unhas memang terlihat sedang mengalami degradasi. Sebagian besar dikarenakan kesibukan dengan urusan internal masing-masing lembaga. Belum ada lembaga yang mampu menaungi gerakan di Unhas, seperti yang dituturkan Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Kehuatanan Muhammad Dahry Syahbani. Ia mengatakan cara demonstrasi mahasiswa Unhas tidak ada varian aksi yang menarik untuk mengambil simpati warga. Yang dilakukan hanya dua cara, yaitu menarik atau anarkis. Padahal media akan mau meliput ketika ada suatu keunikan atau satu kelebihan yang lain dari biasanya. Sehingga kini Unhas menunggu sosok yang menyatukan semua mahasiswa dan bisa membuat hal kreatif. “Gerakan saya lihat di Unhas itu momentuman.Saya masih tetap setuju bahwa gerakan itu masih ada dijalan.Tidak salah orang turun ke jalan karena untuk menyampaikan aspirasi atau menyampaikan pendapat

itu masih betul, karena kita negara demokrasi,”Jelas Dahry saat diwawancarai di Fakultas Kehutanan. Walau banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyatukan mahasiswa Unhas, Dahry masih memilih menyetujui dengan jalan pembentukan lembaga mahasiswa (lema) Unhas. “Tidak ada ego-ego fakultas yang dibawa, tetap masih semangat ke-Unhas-an, kebenaran yang tidak terstruktur akan kalah dengan kejahatan yang terstruktur, itulah mengapa setiap gerakan harus ada strukturnya,” lanjut Dahry, Senin (8/12). Walau bukan dengan cara pembentukan lema, mahasiswa memang harus tetap disatukan. Pasalnya ada dua elemen pengubah di Indonesia. Pertama gerakan pemuda atau mahasiswa, kedua adalah gerakan tentara. Dinamika perubahan selalu melibatkan kedua pihak. Menilik sejarah tahun 1908 hingga 1928, gerakan pemuda/ mahasiswa pada 1945 memunculkan tentara rakyat. Lalu pada 1965 terjadi “persekongkolan” antara pemuda dan tentara. Juga pada tahun 1998, tentara berhadapan langsung dengan mahasiswa. Namun kini keduanya nampak disingkirkan, tentara masuk barak, mahasiswa pun penuh larangan. Sejatinya, mahasiswa aksi turun ke jalan demi membela kepentingan masyarakat. Namun yang terjadi kini terkadang malah sebaliknya. Ada berbagai gerombolan oknum mengatasnamakan warga geram dengan mahasiswa sebab banyak yang mereka lakukan malah membuat masyarakat tak suka. Seperti macet yang ditimbulkan.

Keadaan ini pun diperparah dengan peran agent of change mahasiswa telah banyak dimainkan pula oleh pihak lain. Seperti masyarakat itu sendiri, kelompok ahli, lembaga swadaya masyarakat, peneliti dan sebagainya. Oleh karena itu mahasiswa sebaiknya merefleksikan kembali pergerakannya. Pertama dengan pengecekan ulang pemikiran, mengapa dan untuk apa hadir di jalan raya. Selain itu, ruang sadar juga harus dikelola. Apa alasan yang paling fundamental sehingga jalan raya itu menjadi penting dan dirasa menjadi arena untuk berkuasa. Sejalan dengan yang diutarakan Alwi Rahman selaku pengamat akademisi. “Tapi menurut saya itu sensasi, sensasi itu ialah kehadiran tanpa ruang sadar, mestinya ruang pikir harus dilengkapi dengan ruang sadar. Tanpa ruang sadar segalanya menjadi sensasi, hanya bagus ditonton, dan sebenarnya tidak menyisahkan apa-apa.”katanya. Mahasiswa seharusnya lebih peka dengan isu-isu pentingyang menyangkut hajat orang banyak. Terpenting juga peka dalam mengelola gerakan. Tidak membiarkan masyarakat menderita dengan aksinya kan juga merupakan gambaran yang penting. Pasalnya tanpa dukungan masyarakat juga tak berarti apa-apa. Alwi pun memberikan salah satu bentuk pergerakan mahasiswa sebaiknya dilakukan, yaitu melalui sosial media. Bagaimana mereka membentuk komunitas-komunitas gerakan, lalu pada setiap komunitas gerakan itu dibentuk delegasidelegasi. Lalu delegasinya itu dipersahabatkan hingga gerakannya tidak sporadis. Mahasiswa sama-sama berdialog, lalu membuat delegasi masingmasing yang berjaring menentukan gerakan. “Prosedur demonstrasi yang baik adalah yang lebih simbolik, berjaring, terorganisir. Kalau itu bisa dijalankan, ia melahirkan pemimpin-peminpin muda yang bisa dipercaya,”terang Alwi, Rabu (4/12). Mengakhiri wawancara Alwi berpesan buat para aktivis agar membangun komunitas gerakan, dialog dan sasaran dengan baik. “Saya khawatir, janganjangan ini wajah dari gerakanyang broken home, dikampus dilarang dan diusir tidak punya ruang untuk menyatakan pendapat. Akhirnya jalan raya direbut untuk tujuan itu, celakanya berjumpa dengan elemen-elemen yang ada di kultur jalan raya, jadilah seperti ini. Saya tidak heran kalau kekerasan yang muncul,”tutupnya.n Din/Amm

kolom Natal dan Mazhab Cinta Kasih Oleh: Laparoki

ISU cinta kasih sangat kental dengan perayaan Natal yang dinisbatkan pada hari kelahiran Yesus (Nabi Isa). Inti ajaran Yesus ialah cinta kasih. Tidak sekadar cinta, namun kasih yang tanpa syarat, bebas dari pamrih, tidak mementingkan diri sendiri. Yesus menampilkan nuansa cinta kasih dalam dimensi yang luas dan variatif. Ia berhasil meyakinkan pengikutnya bahwa akhlak dan cinta adalah sesuatu yang sangat penting dan mendasar dalam kehidupan pribadi, sosial, berbangsa dan bernegara juga dalam beragama. Kunci kesuksesan hidup pada semua level dan segmentasi terletak pada akhlak dan cinta. Yesus telah mengajarkan dan mencontohkan lewat tutur kata setiap hari, doa-doa dan dari kisah hidupnya. Ia telah memperjuangkan, menyebarkan dan mengembangkan ajaran suci yang tak pernah lepas dari berbagai tantangan, rintangan, cercaan, siksaan. Meski demikian mereka tetap menghadapinya dengan kesempurnaan akhlak dan cinta. Dimensi akhlak dan cinta menyeret kita pada arus energi positif kehidupan yang tiada habis-habisnya. Spirit individu dan masyarakat larut dalam kebersamaan memperjuangkan cita-cita hidup yang lebih baik. Dalam pusaran akhlak dan cinta manusia satu sama lain tak ada kelas sosial dan perbedaan keyakinan yang menghalangi untuk saling hormat saling menghargai, dan saling kasih. Beban dan tantangan yang menimpa seorang individu menjadi beban dan tanggungan bersama. Tidak beriman seseorang sebelum ia mencintai orang lain sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Tidak beriman seseorang jika ia tertidur kekenyangan sementara masih ada tetangganya yang masih kelaparan. Setiap hal menjadi tangggungan bersama. Satu sama lain satu anggota tubuh. Mengedepankan akhlak dan cinta adalah penting sebab dimensi ini yang akan berperan dan berpengaruh besar pada individu dan masyarakat. Kesempurnaan akhlak merupakan kunci mengapa semua ajaran para rasul menjadi rahmatan lil alamin. Akhlak dan cinta yang mengajari kita bisa berendah hati, bisa menghargai bentuk dan corak pemahaman orang lain. Bisa toleran hidup berdampingan dengan orang yang tidak sepaham dan tidak sesuai dengan aturan formal yang kita yakini. Dalam konteks kebangsaan dan keanegaraman hanya dengan mazhab akhlak dan cinta yang mampu mengawal manusia Indonesia, untuk bisa memuliakan peradaban bangsa kita yang dibangun atas kultur dan keyakinan yang beraneka ragam. Dengan jalan akhlak dan cinta kita bisa mengamalkan ajaran-ajaran pancasila dengan baik. Kumpulan syair ‘Asrare Khoodi’ yang ditulis oleh tokoh pembaharu terkemuka Islam di abad ke-20 kelahiran dan berkebangsaan Pakistan, Dr Muhammad Iqbal Lahore dapat membantu kita memahami kedahsyatan mazhab akhlak dan cinta.n


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.