5__

Page 1

PERISTIWA DAERAH

KAMIS, 19 JANUARI 2017

Medinas Lampung

5

Bukit Pasir Terbengkalai

Boleh Dipergunakan Oleh Masyarakat TANGGAMUS: (ML) -- Dinas Perikanan Kabupaten Tanggamus menyatakan bukit pasir yang sudah lama terbengkalai diseputaran area Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kota Agung boleh dipergunakan oleh masyarakat, terlebih warga yang berada disekitaran gundukan pasir tersebut. Sekertaris Dinas Perikanan Tanggamus Edi Narimo mengatakan, keputusan untuk tidak menjual dan memperbolehkan masyarakat untuk mengambil berdasarkan

hasil dari kajian hukum yang dikeluarkan oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Tanggamus. Dan gundukan pasir laut sisa dari pembuatan kolam laut itu jumlahnya sekitar 35 ribu kubik. “Pasir laut itu hasil dari pengerukan kolam pelabuhan, untuk menentukan status pasir itu kami sangat berhati-hati, untuk itulah, kami meminta kajian hukum dari Kejari Tanggamus. Dan berdasarkan hasil kajian yang keluar akhir Desember 2016 lalu,

bahwa pasir tersebut merupakan limbah bukan asset, sehingga boleh dimanfaatkan oleh masyarakat,” ujar Edi, Rabu (18/1). Ia juga mengaku sudah melaporkan hasil kajian hukum dari Kejari kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI. Dan pada dasarnya KKP akan mengikuti hasil kajian dari Kejari Tanggamus. “Saya sudah melaporkan hal ini,” jelasnya. Dirinya juga mempersilakan bagi masyarakat yang hendak memanfaatkan pasir laut tersebut, sepanjang tidak mengganggu, dan untuk teknisnya seperti apa. Dalam waktu dekat akan menggelar rapat koordinasi dengan instansi terkait seperti Bakamla, camat, lurah, dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI). ”Ya, bagi masyarakat khsususnya warga pesisir boleh memanfaatkan pasir

tersebut, misalnya TPI butuh pasir untuk menguruk atau menambal ya silahkan saja, sepanjang itu tidak mengganggu dan untuk biaya pengangkutan ditanggung masingmasing,” pungkasnya. Sementara itu sebelumnya, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tanggamus mengharapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat, segera menanggulangi tumpukan puluhan ribu meter kubik pasir laut, limbah hasil pengerukan kolam pelabuhan perikanan pantai (P3) Kotaagung, karena telah mengganggu aktifitas sosial dan kesehatan warga pesisir sekitar. Menurut Sekretaris HNSI Tanggamus Mastang didampingi bidang Humas Marwan, seharusnya pihak Pemkab telah mengambil langkah penanggulangan dan solusi limbah pasir tersebut, dikarenakan usainya proyek

Struktur Organisasinya Berubah Pol-PP Bawahi BPBD

Tim Tekab 308 Tangkap Warga Lamteng Pemilik Senpi MESUJI: (ML) -- Kedapatan memiliki satu pucuk senjata api rakitan, Gede Suice (30) warga Desa Bengkulu, Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah, ditangkap Tim Tekab 308 Polres Mesuji di kawasan Hutan Register 45, Selasa (17/1/2017) pukul 15.00. Kasat Reskrim Polres Mesuji AKP Zainul Fachry menjelaskan bahwa pelaku sudah masuk incaran Polisi. Selain sejata api rakitan, dari tangan pelaku diamankan juga enam butir peluru kaliber 5,56 mm dan sebliah badik. “Senpi yang diamankan jenis revolver. Sebelumnya pelaku sudah masuk dalam incaran kami. Saat ini tersangka sudah kami amankan di Mapolres Mesuji,” jelas Zainul di Mapolres Mesuji, Rabu (18/1/2017). Selama ini, lanjut Zainul, pelaku mengaku belum pernah melakukan tindak kejahatan apapun. “Dia mengaku belum pernah melakukan tindak kejahatan. Kami akan terus lakukan pengembangan atas kasus ini. Darimana dan siapa yang menjual senpi akan kami dalami,” ujarnya. (lps)

Tol Laut Mesuji Segera Beroperasi MESUJI: (ML) -- RENCANA pemerintah membangun tol laut untuk trayek Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta—Mesuji dan Bangka Belitung segera terwujud. Tahun ini tol tersebut akan mulai beroperasi. “Kami sudah dikoordinasikan oleh Kementerian Perhubungan bahwa tol laut trayek Sunda Kelapa, Mesuji, dan Bangka Belitung tahun ini akan mulai dioperasikan. Namun, kapan pasti launchingnya kami belum tahu, nunggu pemberitahuan selanjutnya dari pusat,” kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Mesuji Ismail Tajudin, belum lama ini. Menurutnya, dermaga Sungai Sidang yang berlokasi di Kecamatan Rawajitu Utara, Mesuji, nantinya sebagai dermaga transit kapal sebelum melanjutkan tujuannya ke Pelabuhan Bangka Belitung. Namun, karena dermaga Sungai Sidang belum ditingkatkan menjadi pelabuhan, untuk sementara transit kapal akan dilakukan di dermaga milik PT AWS di Kecamatan Rawajitu Timur, Tulangbawang. “Karena dermaga Sungai Sidang di Mesuji masih terlalu kecil dan belum ditingkatkan menjadi pelabuhan. Namun, itu hanya sementara karena dermaga itu milik perusahaan, jadi hanya numpang sampai dermaga Sungai Sidang ditingkatkan,” ujar Ismail. Disinggung kapan rencana untuk peningkatan dermaga Sungai Sidang, dia belum dapat memastikan sebab peningkatan dermaga sungai merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi. Dia berharap dermaga Sungai Sidang segera ditingkatkan sehingga dapat dijadikan lokasi transit penumpang. Dengan demikian, setelah dermaga itu beroperasi membuat Mesuji sebagai kabupaten terujung Provinsi Lampung lebih hidup. “Selain mempersingkat waktu tempuh ke Jakarta, tentunya akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi masyarakat Mesuji khususnya,” kata dia. (*)

pengerukan kolam pelabuhan di pertengahan tahun lalu. Sedangkan yang dinyatakan oleh Pemkab hanyalah janji-janji saja, yang mana menunggu kajian hukum pihak Kejaksaan Kotaagung. “Nah, yang jadi tempat bertanya dan laporan masyarakat pesisir sekitar menggunungnya limbah pasir ini, adalah HNSI, karena kamilah wadah mereka, dimana dari laporan dan juga kami meninjau langsung lokasi perumahan, debu pasir kalau sedang angin dan cuaca kering, bisa mencapai kiloan masuk kerumah warga, membuat rumah kotor, mengganggu pernapasan, intinya imbasnya mengganggu kesehatan masyarakat, radius ratusan meter, dan juga para pedagang makanan sekitar terganggu,” katanya. (Hend)

Harga Cabai Melonjak, Masyarakat Gunakan Cabai Kriting TANGGAMUS: (ML) -- Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Tanggamus menyarankan kepada masyarakat untuk beralih menggunakan cabai kering disaat tingginya harga cabai merah dan rawit yang menembus hingga angka Rp60 ribu perkilogram (Kg) nya di Kabupaten ini. Kepala DKP Tanggamus Suhartono menjelaskan, cabai kering adalah salah satu jalan alternatif menyikapi mahalnya harga cabai saat ini. Selain itu, cabai rawit atau merah yang kering bisa bertahan 5-6 bulan lamanya, dengan kualitas rasa yang sama pedasnya dengan cabai yang masih segar jika digunakan untuk memasak. “Cabai sendiri merupakan salah satu buah yang memiliki atau mengandung bahan anti bakteri pembusukan alami. Sehingga terhindar dari serangan bakteri baik dari dalam dan luar cabai. Keringnya buah cabai ini mampu bertahan enam bulan lamanya bahkan lebih dikarenakan kadar air yang berada pada cabai berkurang, tapi jangan ditanya soal rasanya, karena tidak jauh berbeda dengan pedas rasa cabai saat masih segar, “ ujar Suhartono, Rabu (18/1). Maka dari itu, lanjutnya, ketika harga cabai merah atau rawit sedang turun, masyarakat terkhusus para ibu rumah tangga bisa meman-

faatkan kondisi tersebut untuk membeli cabai dalam jumlah yang banyak, untuk stock bumbu dapur dirumah dan juga mengantisipasi adanya kenaikan harga yang tidak bisa diprediksi, karena harga cabai saat ini masih fluktuatif. “Solusi yang didapatkan dengan cara mengeringkan atau mengawetkan cabai tersebut, tentunya para ibu rumah tangga tidak kesulitan lagi jika memerlukan cabai untuk memasak makanan pedas, kemudian dapat menghemat uang dapur. Jadi saat murah, belilah dalam jumlah yang banyak, kemudian dikeringkan.” ucapnya. Ia menerangkan, adapun proses pengeringan cabai sangat mudah, yaitu cabai di ikat berbaris pakai tali, lalu di angin-anginkan hingga benar-benar kering, dan apabila hendak dipergunakan, tinggal ambil lalu digiling atau di blender. Saat sambel masakan jika menggunakan cabai merah kering, juga tidak berubah, bahkan terlihat lebih cerah. “Untuk cabai rawit juga bisa, yang penting cabai diangin-anginkan, atau digantung saat dijemur diterik matahari, kemudian ada solusi lainnya, yaitu cabai dibekukan didalam frezer kulkas, namun hendaknya dibungkus kertas lebih dahulu,” pungkasnya. (Hend)

LAMPUNG BARAT: (ML) -- Satuan Polisi Pamong Praja ( Pol-PP) Lampung Barat saat ini struktur organisasinya berubah, juga membawahi pemadam kebakaran. Sebelumnya, pemadam kebakaran berada dalam kendali Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). “Nama kesatuan kami masih tetap seperti semula Sat Pol-PP, hanya saja bertambah pemadam. Tentunya banyak unsur-unsur yang harus dibenahi. Saya juga sudah keliling ke posko-posko yakni di Kecamatan Balikbukit, Belalau, Waytenong dan Kecamatan Kebuntebu,” kata Pj Kasat Pol PP Lampung Barat Jaimin, Selasa, 17 Januari 207. Pengecekan juga dilakukan seperti persiapan mobil, personil dan kelengkapan lain. “Awal Februari 2017 nanti posko di Kecamatan Sukau juga sudah diaktifkan berikut mobil, personil, dan tempat. Dimana untuk tempat sudah kami cari dan sistim sewa, di lokasi kantor di Pekon Pagardewa, tepatnya di depan tanjakan Lumbok,” kata Jaimin. Jaimin juga menjelaskan jika personil yang akan di tempatkan di posko Kecamatan Sukau akan disesuaikan. “Personil akan kami bagi terlebih dahulu dan yang jelas akan diadakan dua shif bagi yang jaga. Setiap posko akan di tempatkan ketua Unit Pelaksana Tugas (UPT) dan Kasubag TU, kedua inilah nantinya yang akan bertanggung jawab,” kata dia. Pemkab dalam hal ini Pol PP juga akan melakukan koordinasi dengan Kodim dan Polres, untuk bantuan pengamanan setiap ada kebakaran, sesuai tupoksi. “Diharapkan peran serta Kodim dan Polres akan disesuaikan seperti untuk Polres juga ada bencana kebakaran akan mengendalikan lalulintas, sedangkan kodim bisa pengaman lokasi dan Pol PP pengaman harta benda dan manusia atau korbannya, jadi kalau sudah jelas tupoksinya,” kata Jaimin. Ada tiga kecamatan yang tidak bisa dijangkau oleh kendaraan pemadam kebakaran yakni Kecamatan Suoh, Bandar Negeri Suoh (BNS), dan Kecamatan Pagardewa. “Kami berharap solusinya bagi wilayah yang tidak bisa kami jangkau agar Peratin dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah dan Pekon (BPMPP) dalam penyusuana ADD bisa dianggarkan alat kebakaran, berupa alat palkon, selang sehingga masing-masing pekon menggarakan satu yunit mesin, dan kami siap menurunkan tim pemadam untuk membina tata cara memadamkan api,” kata dia. Lanjut Jaimin, contoh kebakaran pasar Liwa, pengusaha penjual air bisa ikut berpartisipasi dalam memadamkan api, itu juga akan dirangkul. “Meraka akan kami rangkul untuk sehingga jika ada musibah khusunya di seputaran Kecamatan Balikbukit bisa berperan paling tidak mengisi mobil pemadam sehingg mobil pemadam tidak harus mencari air tetapi bisa stanby dan pokos padamkan api. Nanti juga kami akan hitung-hitungan sisitim pembayarannya apakah per-drum bisa dibayar oleh pemlab,” ungkap dia. Diharapkan masyarakat bisa memahamai dan mengerti tugas pemadam, jika pemadam datang untuk membantu, jangan sampai emosi sesaat dan bisa bertindak arogan. “Ingat pemadam adalah membantu masyarakat saat ada kebakaran, jadi masyarakat bisa saling membantu,” ungkap Jaimin. (iwan/jumadi)

Aspekindo Lamteng Melakukan Audiensi Bupati

A

sosiasi Pengusaha Konstruksi Indonesia (Aspekindo) Lampung Tengah (Lamteng) melakukan audiensi dengan Bupati Mustafa, Rabu (18/1). Audiensi berlangsung di aula rumah dinas Nuwo Balak, diikuti segenap pengurus baru Aspekindo periode 2016-2020.

LAMPUNG TENGAH: (ML) -- Dalam kesempatan itu, Ketua Aspekindo Lamteng Yogi Harama memperkenalkan wajah-wajah pengurus barunya. Di antaranya, Sekretaris Zulkifli Anwar, Bendahara Gustam dan jajaran pengurus lainnya. Di hadapan Bupati, Yogi-sapaan akrabnyamenyampaikan program kerja Aspekindo Lamteng kedepan. Menurut Yogi, Aspekindo selaku organisasi yang bergerak dalam bidang konstruksi siap menjadi mitra Pemkab Lamteng. “Kami ingin dilibatkan dalam

membangun daerah,” ucapnya. Lalu, menyampaikan tujuan organisasinya. Di antaranya, siap menghimpun pengusaha atau perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi dalam satu wadah organisasi. Kemudian, membina dan mengembangkan kemampuan setiap pengusaha jasa konstruksi agar menjadi profesional dan mandiri. “Kami juga akan mendorong terciptanya hubungan kemitraan yang bersifat sinergis,” ungkapnya. Selanjutnya, membina hubungan secara konsepsional dan program kemitraan yang sinergis dengan para pemberi kerja pada umumnya dan instansi pemerintah pada khususnya baik tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/kota. ”Kami juga akan berperan dan ikut aktif dalam meningkatkan pembangunan. Membimbing, mengarahkan dan memperjuangkan kepentingan semua anggota demi kelangsungan organisasi dalam membantu pemerintah mewujudkan tertib pembangunan,” bebernya. Sementara itu, Bupati Lamteng, Mustafa meminta para pengusaha yang tergabung dalam Aspekindo untuk bisa bersaing dengan pengusaha lain, terutama yang berasal dari luar Lamteng. “Tunjukkan kita bisa bersaing. Baik dengan pengusaha luar daerah atau dengan pengusaha lokal,” pintanya. Kemudian, meminta jangan sampai kualitas pembangunan yang dilakukan pengusaha Aspekindo cidera karena hanya mencari keuntungan semata. “Jangan sampai rusak karena kita sendiri. Karena berbahaya dan kita akan ditinggal orang kalau tidak menjamin kualitasnya,” imbuh Mustafa. Menurut Mustafa, Aspekindo harus menjadi contoh pengusaha yang lain yang ada di Lamteng. Apalagi, dalam pengurusan yang baru, anggota Aspekindo digawangi oleh para pemuda. “Kalian masih muda. Tunjukkan kita bisa menjadi contoh bagi (pengusaha) yang lain. Harus bisa berdiri di kaki sendiri dan tentu harus tahu dan taat pada aturan yang ada,” ungkapnya. (Can/Rendra)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.