KUMPULAN KHOTBAH DAN RENUNGAN BAGI UMAT BUDDHA

Page 1

BUKU PANDUAN KHOTBAH DAN RENUNGAN BAGI UMAT BUDDHA BAGI BHABINKAMTIBMAS DAN PETUGAS POLMAS DI WILAYAH PROVINSI PAPUA BARAT



KUMPULAN BAHAN RENUNGAN KHOTBAH AGAMA BUDDHA BAGI BHABINKAMTIBMAS DAN PETUGAS POLMAS DI WILAYAH PROVINSI PAPUA BARAT


ii


SAMBUTAN KEPALA KEPOLISIAN DAERAH PAPUA BARAT

Syaloom, Assalamu ‘ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Sejahtera bagi kita semua.

Pertama-tama,

ijinkan

saya

mengawali

sambutan ini dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT karena hanya atas berkat dan perlindunganNya

kita

masih

diberikan

kesehatan dan kebahagiaan untuk dapat melaksanakan aktifitas kehidupan kita sehari-hari. Saya meyambut baik diterbitkannya Buku Panduan Khotbah dari perspektif Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Budha bagi Bhabinkamtibmas dan pengemban fungsi Polmas di kewilayahan untuk dapat dipergunakan sebagai acuan dalam rangka memberikan pencerahan kepada iii


masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan partisipasi masyarakat dalam memelihara Kamtibmas. Kita menyadari sepenuhnya bahwa upaya pemeliharaan Kamtibmas tidak dapat dilakukan hanya oleh Polri semata, tetapi perlu adanya peran aktif masyarakat dan segenap stakeholder sehingga upaya pembinaan Kamtibmas dapat dilakukan secara komprehensif. Buku panduan khotbah ini disusun untuk dijadikan sebagai salah satu upaya Polri bersama dengan para pemuka agama untuk melakukan upaya pembinaan Kamtibmas dibidang kerohanian kepada masyarakat dilingkungan rumah ibadah, sehingga terdapat satu pemahaman yang sama dalam pembinaan Kamtibmas kepada masyarakat. Terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampakan kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah membantu tersusunnya Buku Panduan Khotbah Bhabinkamtibmas dan petugas Polmas di wilayah Polda Papua Barat ini. Semoga buku ini bermanfaat dalam mendekatkan hubungan antara Polisi dengan Masyarakat di Provinsi Papua Barat yang kita cintai ini. Sekian dan terimakasih.

Wassalamuaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, Syaloom, Om Chanti Chanti Chanti Om, Sabbe satta Bhavantu Sukhittattha.

iv


Manokwari, November 2016 KEPALA KEPOLISIAN DAERAH PAPUA BARAT

Drs. ROYKE LUMOWA, M.M. BRIGADIR JENDERAL POLISI

v


SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI PAPUA BARAT

Kita patut menaikan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa oleh karena kasih dan RahmatNya buku yang berjudul Kumpulan Khotbah dapat diselesaikan dengan baik.

Buku yang ada dihadapan para

pembaca yang budiman ini sangat penting sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan pemuliaan peradaban umat manusia yang lebih utuh, agama baik yang terkait dengan keyakinan, pemikiran, institusi, peribadatan, tindakan sosial, hukum dan norma-norma, yang digunakan maupun kitab suci yang menjadi sumbernya telah ada terlebih dahulu dengan berbagai coraknya yang plural, sejak abad kedua dari Konghucu, Budha, Hindu, Kristen-Katolik, Islam. Nilai-nilai spiritual dan norma-norma kehidupan yang telah disepakati oleh pemeluk agama-agama tersebut tetap dipertahankan, dipegang teguh dan dijaga kelestariannya oleh komunitas pemeluknya baik lewat kredo, akidah, atau seperangkat artikel keimanan, ritual-peribadatan dan kebiasaan tertentu. Pewarisan nilai-nilai keagamaan melalui tradisi yang hidup berkesinambungan antar-generasi. Hal ini dilakukan lewat berbagai cara antara lain seperti pendidikan, pengajian, kebaktian, pembangunan tempat-tempat ibadah (Mesjid, Musola, Kapel, Gereja, Wihara, Klenteng) tempat-tempat pendidikan (sekolah, pesantren, seminari,) dan perayaan-perayaan hari besar keagamaan (Imlek, Natal, vi


Paskah, Kenaikan Isa Almasih, Hijriyah, Maulid, Isra` dan Mi`raj, Idul Fitri, Idul Adha) begitu seterusnya. BUKU KUMPULAN KHOTBAH ini hanya bagian dari hal tersebut diatas untuk membantu memahami dan mengilustrasikan isi dari kitab masing-masing agama yang sudah disusun oleh tokoh-tokoh agama yang ada di Provinsi Papua Barat ini untuk menjadi pedoman atau buku panduan dalam menyampaikan perenungan bagi instasi pemerintah/ TNI-POLRI, dalam menjalankan tugas yang diamanahkan Tuhan Yang Maha Esa bagi kita masing-masing. Perlu untuk diketahui bersama bahwa saat ini jumlah pemeluk agama yang ada di provinsi Papua Barat menurut data yang ada di Kementerian Agama Provinsi Papua Barat Jumlah Penduduk Papua Barat = 1.268,572 Jiwa, Umat Kristen = 6.22458 Jiwa, Katolik =1.10239 jiwa, Islam = 42.0357 Jiwa, Hindu = 2.719 Jiwa, dan Budha = 2.490 Jiwa, sedangkan agama Konghucu

di Papua Barat belum memberikan

jumlah yang pasti, untuk itu pentingnya BUKU KUMPULAN KHOTBAH ini, sebagai upaya pemerintah khususnya TNI/POLRI untuk mengambil bagian dalam pembinaan mental umat beragama yang ada di Provinsi Papua Barat, dengan adanya kesediaan dari masing-masing pihak untuk bekerja menyusun khotbah ini secara interaktif-interkonektif, kesediaan terus-menerus memperbaiki citra diri masing-masing dan bersama-sama berupaya kualitas kehidupan dan peradaban manusia,

vii


maka jembatan yang akan dibangun oleh buku ini besar kemungkinan akan terealisasikan. Demikian sambutan kami semoga Tuhan yang Maha Kuasa memberikan hikmat dan kearifan serta melindungi kita semua di Provinsi Papua Barat agar tetap hidup makmur dan damai

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

DRS. URBANUS RAHANGMETAN, M.Th

viii


FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA PROVINSI PAPUA BARAT Jln. Arfai Samping Kemenag Manokwari Provinsi Papua Barat

SAMBUTAN KETUA FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA PROPINSI PAPUA BARAT Kepada Allah sumber kehidupan dan berkat, patut kita sampaikan pujian, sembah, hormat dan syukur atas kasih dan rahmatnya bagi rakyat dan bangsa Indonesia yang telah memperoleh kemerdekaan dari Sabang sampai Merauke. Pemerintah, TNI dan POLRI bersama rakyat berkomitmen untuk mengisi kemerdekaan dengan menciptakan keamanan

dan

ketertiban

masyarakat

sebagai pijakan

untuk

membangun masyarakat, bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia yang holistik. Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Papua Barat menyambut baik serta memberikan apresiasi kepada anggota Pilar Pemolisian Masyarakat (POLMAS) tingkat provinsi yang telah menerbitkan booklet kotbah / dakwah bagi segenap pemimpin lintas agama sebagai hasil kerjasama antara semua pihak tokoh agama bersama POLRI di wilayah POLDA Papua Barat. Booklet ini selanjutnya menjadi panduan bersama dan sekaligus menjadi metode untuk kita selalu membina, memelihara, menjaga, mewujudkan keamanan dan ketertiban di tengah kehidupan serta aktifitas masyarakat secara pribadi maupun masyarakat pada

ix


umumnya sehingga pembangunan di segala bidang kehidupan, ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial budaya, adat istiadat, kamtibmas, pertahanan negara dapat bertumbuh secara komprehensif. Kami menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Papua Barat, DPR Papua Barat, Kapolda Papua Barat, Danrem 171 Praja Vira Tama, MRP Papua Barat, Ketua LMA Papua Barat

dalam komitmen kita

mewujudkan kamtibmas di Papua Barat, propinsi konservasi yang aman, damai dalam realita kehidupan pembangunan bagi masyarakat yang holistik. Kiranya booklet bahan renungan kotbah bagi pimpinan lintas agama, adat, dan paguyuban Nusantara ini tidak maksimal dibaca isinya yang multi dan kaya inspirasi, maka kita AKAN GAGAL di dalam upaya kolaborasi untuk mewujudkan kondisi keamanan dan ketertiban baik bagi diri sendiri, lingkungan di sekitar kita maupun wilayah Papua Barat pada umumnya. Kiranya Tuhan menolong dan menyempurnakan upaya bersama kita. Amin.

x


MAJELIS BUDDHAYANA INDONESIA PROVINSI PAPUA BARAT Sekretariat : Vihara Buddha Jayanti Jln. Ahmad Yani No 42, belakang RRI Klademark Sorong

KATA SAMBUTAN Namo Sanghyang Adi Buddha Namo Buddhaya

Pertama-tama sabagai umat beragama kita memanjatkan puji syukur kehadirat Sang Hyang Adi Buddha, Tuhan Yang Maha Esa berkat karunia dan tuntunan Nya kita dapat menyelesaikan “Buku Panduan KAMTIBMAS” Provinsi Papua Barat atas kerja sama Organisasi Internasional Untuk Migrasi (IOM), POLDA Papua Barat dan Tokoh Agama Buddha di Provinsi Papua Barat. Kami menyambut baik atas terbitnya “Buku Panduan KAMTIBMAS” Provinsi Papua Barat tersebut guna menjawab permasalahan dan tantangan yang di hadapi masyarakat temasuk umat Buddha dalam era globalisasi. Semoga buku panduan ini dapat menjadi acuan bersama di dalam tokoh-tokoh umat Buddha dalam membina, menjaga,

mengembangkan

dan

mempertahankan

nilai-nilai

Buddhisme dan kualitas KAMTIBMAS di Provinsi Papua Barat. Pada kesempatan ini Majelis Buddhayana Indonesia Provinsi Papua Barat menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan

xi


terima kasih kepada: 1) Kapolda Provinsi Papua Barat, 2) Organisasi Internasional Untuk Migrasi (OIM), dan 3) Tim Perumus Naskah Buku Panduan KAMTIBMAS Provinsi Papua Barat. Semoga Sanghyang Adi Buddha dan para Boddhisattva Mahasattvaya melindungi kita semua dalam menjalankan tugas dan kewajiban kita masing-masing dan semoga karya tersebut dapat beranfaat dalam menjaga dan meningkatkan KAMTIBMAS kita di Provinsi Papua Barat dan juga memberikan kebahagiaan kepada semua makhluk. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta. Semoga semua makhluk hidup berbahagia. Sadhu...Sadhu...Sadhu...

Manokwari, Oktober 2016 Majelis Buddhayana Indonesia Provinsi Papua Barat

Budi Suliyanto Ketua

xii


DAFTAR ISI i

|

Halaman Judul

ii

|

Sambutan Kapolda

vi

|

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua Barat

ix

|

Sambutan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua Barat

xi

|

Sambutan Ketua PHDI Provinsi Papua Barat

xiii |

Daftar Isi

1

|

Peredaran Dan Penyalahgunaan Miras dan Narkoba

3

|

Radikalisme dan Terorisme

6

|

Penghargaan Terhadap Kemajemukan dan Keberagaman

9

|

Mencegah Perjudian

11

|

Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Perlindungan Anak

xiii


xiv


PEREDARAN DAN PENYALAHGUNAAN MIRAS DAN NARKOBA Dalam Agama Buddha Sila merupakan dasar utama dalam pelaksanaan ajaran agama, mencakup semua perilaku dan sifat-sifat baik yang termasuk dalam ajaran moral dan etika agama Buddha. Pancasila Buddhis terdiri dari 5 latihan moral yaitu : 1.

Aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup.

2.

Aku bertekad akan melatih diri menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan.

3.

Aku bertekad akan melatih diri menghindari perbuatan asusila

4.

Aku bertekad akan melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar.

5.

Aku bertekad akan melatih diri menghindari segala minuman keras dan obat-obatan terlarang yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran.

Terdapat enam bahaya karena pencandu minuman keras dan obatobatan terlarang/narkoba yaitu: membuang-buang uang, mengalami banyak pertengkaran, mudah sakit, kehilangan nama baik, dicela oleh orang lain, dan kepandaian akan melemah. Minuman keras dan narkoba merupakan musabab bagi berbagai jenis kejahatan. Karena minuman keras dan narkoba seseorang melakukan pencurian,

Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Budhha | 1


pemerasan, dan beragam tindak kekerasan lainnya. Oleh karena itu, minuman keras dan narkoba membawa seseorang lebih dekat ke alam

neraka dan

meruntuhkan

kesehatan serta kesadaran

seseorang. Kita harus dengan berani menyatakan "tidak" pada minuman keras dan narkoba. Apabila menjauhkan diri dari minuman keras dan narkoba, kita akan semakin dekat pada kebahagiaan. Dalam ajaran Guru Agung Buddha kesadaran sangatlah penting perannannya

dalam

menentukan

arah

perbuaatan,

dalam

Dhammapada ayat 21 berbunyi: “Appamado Amapadatam, pamado maccuno; Padam, Appamatta na Niyanti, ye pamatta yatha mata�. Artinya : "Kesadaran adalah jalan menuju kekekalan, kelengahan adalah jalan menuju kamatian. Orang yang waspada tidak akan mati, tetapi orang yang lengah seperti orang yang sudah mati". Kehidupan sebagai manusia sangatlah berharga, sehingga sangat disayangkan jika kita melakukannya untuk hal-hal yang tak berguna. Berapa lama manusia dapat hidup? Tidak ada seorangpun yang tahu, tetapi yang pasti kurun waktu kehidupan adalah terbatas. Pada masa yang terbatas tersebut, kita hendaknya melakukan kebajikan dan sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

2 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Buddha


RADIKALISME DAN TERORISME Indonesia merupakan negara multikultur, multi etnis, multi agama dimana disitu terdapat banyak perbedaan. Sehingga memungkinkan banyaknya

persinggungan-persinggungan

yang

kadang

bisa

menimbulkan masalah yang besar. Salah satunya adalah radikalisme yang mengatasnamakan agama. Ini adalah masalah akhir- akhir ini sering kita ketahui beritanya diberbagai media massa. Radikalisme adalah paham, aliran dan gerakan yang berusaha melakukan perubahan secara mendasar di bidang hukum, politik, sistem sosial, dan sistem budaya. Namun, dalam hal ini perubahan atau pembaharuan dengan landasan agama atau kepercayaan yang dianut seseorang. Cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan adalah dengan kekerasan, dan seringkali dengan perang, pemberontakan dan teror. Sedangkan pengertian terorisme adalah puncak aksi kekerasan. Dalam agama Buddha, radikalisme akan menghambat kemajuan batin seseorang. Karena radikalisme merupakan salah satu ditthiupadana (kemelekatan terhadap pandangan salah dan jahat). Jelas bahwa orang yang memiliki paham radikalisme adalah orang yang memiliki moral buruk. Hal ini tentu bertentangan dengan apa yang telah diajarkan oleh Sang Buddha tentang cinta kasih terhadap semua makhluk. Buddha mengajarkan orang yang berbuat bajik dan

Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Budhha | 3


memiliki sikap menyenangkan harus dilayani dan dihormati, walau mungkin seseorang tidak setuju dengan pendapat-pendapatnya Bagaimana agama berperan penting dalam membentuk karakter manusia yang baik dan benar, sehingga tidak menimbulkan penafsiran-penafsiran yang salah terhadap ajaran agama itu sendiri. Bagaimana keterbukaan pikiran untuk bisa menerima hal-hal yang baik dari orang lain, tidak berpandangan diri sendiri yang baik dan yang lain salah. Jika menganggap kebenaran sebagai ketidakbenaran dan menganggap yang salah sebagai sesuatu yang benar, inilah yang akan akan menimbulkan penafsiran yang salah. Dalam Dhammapda Bab I ayat 11 dan 12 yang berbunyi: Mereka yang menganggap ketidak-benaran sebagai kebenaran dan kebenaran sebagai ketidak-benaran, maka mereka yang mempunyai pikiran keliru seperti itu tak akan pernah dapat menyelami kebenaran. Mereka yang mengetahui kebenaran sebagai kebenaran dan ketidakbenaran sebagai ketidak-benaran, maka mereka yang mempunyai pikiran benar seperti itu akan dapat menyelami kebenaran. Meningkatkan rasa toleransi terhadap sesama umat beragama akan mengikis radikalisme secara perlahan. Selain itu, adanya dialog dengan sesama umat beragama itu juga akan berperan mengatasi radikalisme. Sekarang ini juga di Indonesia sudah ada Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) ini adalah wadah bagi umat beragama di Indonesia untuk berdialog bertukar pendapat.

4 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Buddha


Dalam Upali Sutta Majjhima Nikaya, Upali merupakan pengikut ajaran dari Nigantha

Nataputta

yang

diutus

oleh

gurunya

untuk

mengalahkan Sang Buddha dalam perdebatan. Tetapi akhirnya, Upali mengakui Buddha bukan hanya ajaran beliau saja, namun juga menghormati ajaran lain. Disini Upali tidak memiliki rasa dendam karena telah dikalahkan Sang Buddha namun justru memberikan penghargaan dan penghormatan terhadap ajaran Sang Buddha dan ajaran lain. Kita hendaknya meniru apa yang dilakukan Upali bahwa kita harus senantiasa sadar bahwa pertikaian itu hanya akan menghambat kemajuan diri kita dan menambah karma buruk. Hal yang sangat penting juga adalah pluralisme agama, kita ketahui bahwa Indonesia ini banyak agama, banyak juga aliran-alirannya. Pluralisme agama dalah suatu konsep pandangan dunia bahwa sebuah agama yang di anut seseorang bukanlah bukanlah satu sumber kebenaran tetapi dalam agama orang lain pun dapat ditemukan nilai- nilai yang setidaknya bermakna baik. Ketika semua penganut agama di negeri ini sadar akan pluralisme bukan tidak mungkin akan terciptanya kenyaman beribadah. Kekerasan yang mengatasnamakan agama pun akan hilang.

Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Budhha | 5


PENGHARGAAN TERHADAP KEMAJEMUKAN DAN KEBERAGAMAN Indonesia lahir berdasarkan kemajemukan dan keberagaman dengan sebuah

kompromi

yang

menghormati

kepentingan

seluruh

kelompok. Para pendiri republik ini telah menyepakati nilai-nilai luhur bangsa

Indonesia

yang

merupakan

resapan

dari

berbagai

kebudayaan, agama serta kepercayaan yang pernah masuk ke bumi nusantara dan merumuskannya dengan nama Pancasila. Rumusan Pancasila ini telah disepakati oleh para pendiri republik ini sebagai pedoman hidup bagi bangsa Indonesia yang pluralistik dimana umat Buddha Indonesia termasuk didalamnya dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia. Yang terbaik bagi suatu bangsa adalah menemukan ideologi yang digali dari jiwa bangsa itu sendiri. Umat Buddha Indonesia mempunyai sikap sangat menghormati kemerdekaan setiap orang untuk memeluk agama dan kepercayaan yang diyakininya dan untuk beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya itu. Sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama yang berbeda-beda itu merupakan sikap umat Buddha di seluruh dunia sejak jaman dahulu kala. Hal ini terbukti dengan adanya Prasasti Batu Kalinga No. XIII dari Raja Asoka (abad ketiga sebelum masehi) yang antara lain berbunyi: â€œâ€Ś janganlah kita menghormati agama sendiri dan mencela agama orang

6 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Buddha


lain tanpa sesuatu dasar yang kuat‌. Sebaliknya agama orang lain pun hendaknya dihormati atas dasar-dasar tertentuâ€?. Dengan berbuat demikian, kita telah membantu agama kita sendiri untuk berkembang, disamping menguntungkan pula agama orang lain. Dengan berbuat sebaliknya, maka kita telah merugikan agama kita sendiri, disamping merugikan agama orang laim, Oleh karena itu, kerukunanlah yang dianjurkan, dengan pengertian bahwa semua orang hendaknya mendengarkan dan bersedia mendengarkan ajaran yang dianut orang lain. Bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa yang religius dan terlibat secara aktif dalam mengimplementasikan bagaimana hidup yang religius didalam masyarakat yang majemuk. Oleh karena itu bagaimana kita bisa melakukan perbuatan yang baik terhadap orang lain sehingga perbedaan yang ada tidak menjadi suatu penghalang, melainkan sebagai sesuatu yang sangat baik untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia. Hal ini sesuai dengan Kitab Suci Tipitaka pada Kitab Khuddaka Nikaya, Cariyapitaka 33 / 595 yang berbunyi sebagai berikut : “Vivadam bhayato disva avivadaĂąca khemato, Samagga sakhila hotha esa buddhanusasaniâ€?. Yang artinya, Dengan melihat bahaya pertengkaran dan rasa aman yang timbul dari sikap menghindari pertengkaran, hendaklah seseorang bersikap menunjang persatuan

Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Budhha | 7


dan kesatuan kelompok. Inilah ajaran Sang Buddha. Juga sejalan dan bersesuaian dengan Kitab Suci Tipitaka pada Kitab Dhammapada 194 yang

berbunyi

sebagai

berikut

“Sukha

sanghassa

samaggĂŽ,

samangganam tapo sukho�. Yang artinya, Berbahagialah mereka yang dapat bersatu, berbahagialah mereka yang tetap dalam persatuan. Dengan cara mengutamakan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi, golongan ataupun kelompok secara suka rela dengan dilandasi rasa cinta kasih kepada tanah air dan bangsa.

8 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Buddha


MENCEGAH PERJUDIAN Dalam era serba modern ini tentu hidup dan kehidupan tidak akan bisa terlepas dari yang namanya usaha/pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah pangan/makanan. Karena banyaknya macam dan ragam jenis pekerjaan maka ada hal-hal yang harus jadi pertimbangan buat kita agar pekerjaan itu tidak bertentangan dengan hukum negara dan hukum agama. Di dalam agama Buddha ini berkaitan erat dengan "Jalan Mulia Beruas Delapan" atau “Ariya Atthangika Magga� yang terdiri dari : 1. Pandangan benar (samma-ditthi) 2. Pikiran benar (samma-sankhapa) 3. Ucapan benar (samma-vacca) 4. Perbuatan benar (samma-kamanta) 5. Mata pencaharian benar (samma-ajiva) 6. Daya upaya benar (samma-vayama) 7. Perhatian benar (samma-sati) 8. Konsentrasi benar (samma-samadhi) Point ke-5 diatas yaitu mata pencaharian benar (samma-ajiva), hal ini mengungkapkan bahwa pencaharian yang tidak benar tidak diperbolehkan dalam ajaran agama. Misalnya dengan berdagang minuman keras, ganja, narkoba, alat perang dan berjudi. Sebab

Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Budhha | 9


apabila suatu pekerjaan dilakukan melanggar Dhamma (ajaran Buddha) akan menyebabkan suatu persoalan di kemudian hari serta membawa pada penderitaan. Dalam Sigalovada Sutta, Guru Buddha pernah berkotbah bahwa ada 6 bahaya bagi mereka yang gemar berjudi : 1. jika ia menang ia akan dibenci; 2. jika ia kalah ia meratapi kekalahannya; 3. ia menghambur-hamburkan uangnya; 4. ia dipandang rendah oleh teman maupun lawan; 5. jika dipengadilan, perkataannya tidak dipercaya; 6. tidak disukai oleh mereka yang mencari menantu karena dianggap dapat menghabiskan harta keluarga. Oleh sebab itu mari kita sadar diri bahwa tidak akan ada kekayaan yang muncul dari perjudian, tapi hal yang tidak baiklah yang akan muncul dari akibat berjudi. Kita harus memiliki pengertian yang benar

(kebijaksanaan) dalam mempelajari

Dhamma. Dengan

berpedoman pada Dhamma hendaknya kita melakukan suatu usaha atau pekerjaan yang baik dan tidak melanggar Dhamma. Apabila halhal ini dijalankan dengan baik, maka seseorang akan terhindar dari praktik/pekerjaan yang tidak benar.

10 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Buddha


KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DAN PERLINDUNGAN ANAK Baik berita di televisi maupun surat kabar, makin banyak tersiar adanya kekerasan dalam rumah tangga. Pelaku kekerasan dalam rumah tangga biasanya dilakukan oleh sang suami, namun ada pula yang didalangi oleh sang istri. Bagaimanapun peristiwa kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi, korban sesungguhnya adalah anak-anak mereka sendiri. Kehidupan anak-anak mereka di kemudian hari akan menjadi serba ketakutan dan tumbuh dengan pikiran yang diracuni dengan kekerasan. Bagaimana nasib anak-anak yang hidupnya di tengah-tengah kekerasan keluarga? Batin mereka selalu diliputi ketakutan dan kekhawatiran. Contoh kekerasan yang disodorkan orang tua, secara tidak logis mendoktrinasi pikiran bawah sadar anak. Rekaman kekerasan ini nantinya akan menjadi cerminan kehidupan mereka di masa depan, terutama saat mereka berumah tangga dan mendidik anaknya. Orang tua bertanggung jawab atas kesejahteraan lahir batin anaknya. Jika anak tumbuh menjadi orang yang kuat dan berguna, maka itu adalah hasil usaha orang tua. Sedangkan jika anak tumbuh menjadi orang yang menyusahkan maka orang tua harus bertanggung jawab.

Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Budhha | 11


Pada masa pertumbuhannya, anak memerlukan kasih sayang, perawatan, dan perhatian orang tua. Tanpa kasih sayang dan bimbingan orang tua, anak akan menjadi cacat secara emosional dan dunia akan menjadi tempat yang tak bersahabat baginya untuk hidup. Melimpahkan kasih sayang bukan berarti memenuhi segala keinginan anak, baik yang perlu maupun yang tidak masuk akal. Kasih sayang harus diberikan dengan sikap tegas tetapi lembut dalam menghadapi anaknya

yang

“ngambek�.

Anak

tidak

hanya

memerlukan

pemenuhan kebutuhan material, kuncinya pada kebutuhan rohani dan mental. Berdasarkan prioritas perhatian dan kasih sayang pada anak, maka mereka akan tumbuh menjadi orang yang berguna, jauh dari masalah mental dan moral. Umumnya kekerasan dalam rumah tangga terjadi disebabkan suami dan istri tidak memahami tanggung jawabnya masing-masing dalam keluarga. Bila suami dan istri memahami tanggung jawabnya maka akan tercipta rasa saling pengertian. Kekerasan dalam rumah tangga terpicu oleh kesalahpahaman yang kemudian diwujudkan dalam tindakan. Hal ini menunjukkan kurangnya pengendalian diri. Orang yang dipenuhi kemarahan tidak dapat melihat dengan jelas bagai dibutakan oleh asap. Jika orang memperlihatkan kebencian akan membawa penderitaan bagi diri sendiri. Karena orang yang sering dirasuki kemarahan dan kebencian, ibaratnya sedang mengeluarkan

12 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Buddha


racun dari dalam dirinya dan akan lebih melukai dirinya sendiri daripada orang lain. Kekerasan dalam rumah tangga dapat diakhiri dengan belajar untuk mengerti peran masing-masing dalam kehidupan berkeluarga dan belajar untuk bersabar terhadap segala sesuatu. Kemarahan atau kebencian akan menuntun seseorang menuju rimba yang tidak memiliki jalan setapak untuk dilalui. Kemarahan atau kebencian tidak hanya mengganggu orang lain melainkan juga melukai dirinya sendiri dan melemahkan jasmani serta mengganggu pikirannya. Kata-kata kasar yang kita lontarkan ibarat anak panah yang dilepaskan dari busurnya tidak akan dapat ditarik kembali walaupun kita persembahkan seribu permohonan maaf untuk itu. Saat kemarahan membelenggu berarti kita sedang bertempur dengan diri sendiri karena diri sendiri adalah musuh terbesar kita. Semua berakar dari pikiran yang merupakan teman terbaik sekaligus musuh terjahat kita. Oleh karena itu, kita harus mencoba dan terus berlatih membunuh hawa nafsu, kebencian, dan kebodohan yang terpendam dalam pikiran kita dengan menggunakan kesusilaan, pemusatan pikiran serta kebijaksanaan. Dengan pengendalian hawa nafsu, maka berbagai penderitaan batin seperti dendam, kebencian, serta iri hati akan pupus detik demi detik. Pupusnya penderitaan tersebut akan memberikan kedamaian hidup.

Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Budhha | 13


�Barang siapa berbuat jahat terhadap orang baik, orang suci, dan orang yang tidak bersalah, maka kejahatan akan berbalik menimpa orang bodoh itu, bagaikan debu yang dilempar melawan angin.� (Dhammapada, Bab IX ayat 1)

14 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Buddha




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.