BUKU PANDUAN KHOTBAH DAN RENUNGAN BAGI UMAT HINDU BAGI BHABINKAMTIBMAS DAN PETUGAS POLMAS DI WILAYAH PROVINSI PAPUA BARAT
KUMPULAN BAHAN RENUNGAN KHOTBAH AGAMA HINDU BAGI BHABINKAMTIBMAS DAN PETUGAS POLMAS DI WILAYAH PROVINSI PAPUA BARAT
ii
SAMBUTAN KEPALA KEPOLISIAN DAERAH PAPUA BARAT
Syaloom, Assalamu ‘ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Sejahtera bagi kita semua.
Pertama-tama,
ijinkan
saya
mengawali
sambutan ini dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT karena hanya atas berkat dan perlindunganNya
kita
masih
diberikan
kesehatan dan kebahagiaan untuk dapat melaksanakan aktifitas kehidupan kita sehari-hari. Saya meyambut baik diterbitkannya Buku Panduan Khotbah dari perspektif Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Budha bagi Bhabinkamtibmas dan pengemban fungsi Polmas di kewilayahan untuk dapat dipergunakan sebagai acuan dalam rangka memberikan pencerahan kepada iii
masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan partisipasi masyarakat dalam memelihara Kamtibmas. Kita menyadari sepenuhnya bahwa upaya pemeliharaan Kamtibmas tidak dapat dilakukan hanya oleh Polri semata, tetapi perlu adanya peran aktif masyarakat dan segenap stakeholder sehingga upaya pembinaan Kamtibmas dapat dilakukan secara komprehensif. Buku panduan khotbah ini disusun untuk dijadikan sebagai salah satu upaya Polri bersama dengan para pemuka agama untuk melakukan upaya pembinaan Kamtibmas dibidang kerohanian kepada masyarakat dilingkungan rumah ibadah, sehingga terdapat satu pemahaman yang sama dalam pembinaan Kamtibmas kepada masyarakat. Terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampakan kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah membantu tersusunnya Buku Panduan Khotbah Bhabinkamtibmas dan petugas Polmas di wilayah Polda Papua Barat ini. Semoga buku ini bermanfaat dalam mendekatkan hubungan antara Polisi dengan Masyarakat di Provinsi Papua Barat yang kita cintai ini. Sekian dan terimakasih.
Wassalamuaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, Syaloom, Om Chanti Chanti Chanti Om, Sabbe satta Bhavantu Sukhittattha.
iv
Manokwari, November 2016 KEPALA KEPOLISIAN DAERAH PAPUA BARAT
Drs. ROYKE LUMOWA, M.M. BRIGADIR JENDERAL POLISI
v
SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI PAPUA BARAT
Kita patut menaikan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa oleh karena kasih dan RahmatNya buku yang berjudul Kumpulan Khotbah dapat diselesaikan dengan baik.
Buku yang ada dihadapan para
pembaca yang budiman ini sangat penting sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan pemuliaan peradaban umat manusia yang lebih utuh, agama baik yang terkait dengan keyakinan, pemikiran, institusi, peribadatan, tindakan sosial, hukum dan norma-norma, yang digunakan maupun kitab suci yang menjadi sumbernya telah ada terlebih dahulu dengan berbagai coraknya yang plural, sejak abad kedua dari Konghucu, Budha, Hindu, Kristen-Katolik, Islam. Nilai-nilai spiritual dan norma-norma kehidupan yang telah disepakati oleh pemeluk agama-agama tersebut tetap dipertahankan, dipegang teguh dan dijaga kelestariannya oleh komunitas pemeluknya baik lewat kredo, akidah, atau seperangkat artikel keimanan, ritual-peribadatan dan kebiasaan tertentu. Pewarisan nilai-nilai keagamaan melalui tradisi yang hidup berkesinambungan antar-generasi. Hal ini dilakukan lewat berbagai cara antara lain seperti pendidikan, pengajian, kebaktian, pembangunan tempat-tempat ibadah (Mesjid, Musola, Kapel, Gereja, Wihara, Klenteng) tempat-tempat pendidikan (sekolah, pesantren, seminari,) dan perayaan-perayaan hari besar keagamaan (Imlek, Natal, vi
Paskah, Kenaikan Isa Almasih, Hijriyah, Maulid, Isra` dan Mi`raj, Idul Fitri, Idul Adha) begitu seterusnya. BUKU KUMPULAN KHOTBAH ini hanya bagian dari hal tersebut diatas untuk membantu memahami dan mengilustrasikan isi dari kitab masing-masing agama yang sudah disusun oleh tokoh-tokoh agama yang ada di Provinsi Papua Barat ini untuk menjadi pedoman atau buku panduan dalam menyampaikan perenungan bagi instasi pemerintah/ TNI-POLRI, dalam menjalankan tugas yang diamanahkan Tuhan Yang Maha Esa bagi kita masing-masing. Perlu untuk diketahui bersama bahwa saat ini jumlah pemeluk agama yang ada di provinsi Papua Barat menurut data yang ada di Kementerian Agama Provinsi Papua Barat Jumlah Penduduk Papua Barat = 1.268,572 Jiwa, Umat Kristen = 6.22458 Jiwa, Katolik =1.10239 jiwa, Islam = 42.0357 Jiwa, Hindu = 2.719 Jiwa, dan Budha = 2.490 Jiwa, sedangkan agama Konghucu
di Papua Barat belum memberikan
jumlah yang pasti, untuk itu pentingnya BUKU KUMPULAN KHOTBAH ini, sebagai upaya pemerintah khususnya TNI/POLRI untuk mengambil bagian dalam pembinaan mental umat beragama yang ada di Provinsi Papua Barat, dengan adanya kesediaan dari masing-masing pihak untuk bekerja menyusun khotbah ini secara interaktif-interkonektif, kesediaan terus-menerus memperbaiki citra diri masing-masing dan bersama-sama berupaya kualitas kehidupan dan peradaban manusia,
vii
maka jembatan yang akan dibangun oleh buku ini besar kemungkinan akan terealisasikan. Demikian sambutan kami semoga Tuhan yang Maha Kuasa memberikan hikmat dan kearifan serta melindungi kita semua di Provinsi Papua Barat agar tetap hidup makmur dan damai
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
DRS. URBANUS RAHANGMETAN, M.Th
viii
FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA PROVINSI PAPUA BARAT Jln. Arfai Samping Kemenag Manokwari Provinsi Papua Barat
SAMBUTAN KETUA FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA PROPINSI PAPUA BARAT Kepada Allah sumber kehidupan dan berkat, patut kita sampaikan pujian, sembah, hormat dan syukur atas kasih dan rahmatnya bagi rakyat dan bangsa Indonesia yang telah memperoleh kemerdekaan dari Sabang sampai Merauke. Pemerintah, TNI dan POLRI bersama rakyat berkomitmen untuk mengisi kemerdekaan dengan menciptakan keamanan
dan
ketertiban
masyarakat
sebagai pijakan
untuk
membangun masyarakat, bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia yang holistik. Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Papua Barat menyambut baik serta memberikan apresiasi kepada anggota Pilar Pemolisian Masyarakat (POLMAS) tingkat provinsi yang telah menerbitkan booklet kotbah / dakwah bagi segenap pemimpin lintas agama sebagai hasil kerjasama antara semua pihak tokoh agama bersama POLRI di wilayah POLDA Papua Barat. Booklet ini selanjutnya menjadi panduan bersama dan sekaligus menjadi metode untuk kita selalu membina, memelihara, menjaga, mewujudkan keamanan dan ketertiban di tengah kehidupan serta aktifitas masyarakat secara pribadi maupun masyarakat pada
ix
umumnya sehingga pembangunan di segala bidang kehidupan, ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial budaya, adat istiadat, kamtibmas, pertahanan negara dapat bertumbuh secara komprehensif. Kami menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Papua Barat, DPR Papua Barat, Kapolda Papua Barat, Danrem 171 Praja Vira Tama, MRP Papua Barat, Ketua LMA Papua Barat
dalam komitmen kita
mewujudkan kamtibmas di Papua Barat, propinsi konservasi yang aman, damai dalam realita kehidupan pembangunan bagi masyarakat yang holistik. Kiranya booklet bahan renungan kotbah bagi pimpinan lintas agama, adat, dan paguyuban Nusantara ini tidak maksimal dibaca isinya yang multi dan kaya inspirasi, maka kita AKAN GAGAL di dalam upaya kolaborasi untuk mewujudkan kondisi keamanan dan ketertiban baik bagi diri sendiri, lingkungan di sekitar kita maupun wilayah Papua Barat pada umumnya. Kiranya Tuhan menolong dan menyempurnakan upaya bersama kita. Amin.
x
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PROVINSI PAPUA BARAT Jl. Brawijaya Manokwari Koplek Pura.
Telp. (0986) 211274 Fax. (0986) 211208
SAMBUTAN Om Swastiastu Pertama-tama marilah kita menghaturkan angayu bagya kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa Karena berkat karunia dan tuntunan beliau kita dapat menyusun “Buku Panduan KAMTIBMAS” Provinsi Papua Barat atas kerja sama Organisasi Internasional Untuk Migrasi, POLDA Papua Barat dan Tokoh Agama Hindu di Provinsi Papua Barat. Berkenaan dengan hal tersebut diatas kami menyambut baik “Buku Panduan KAMTIBMAS” Provinsi Papua Barat tersebut guna menjawab permasalahan yang di hadapi masyarakat temasuk umat Hindu di Provinsi Papua Barat semoga dapat menjadi acuan bagi para Pinandita, Para Pendharma Wacana, para Penyuluh Agama Hindu, para Guru Pasraman dan yang lainnya dalam membina, menjaga dan mengembangkan kualitas KAMTIBMAS di Provinsi Papua Barat dengan catatan dapat memperluas sesuai dengan Desa, Kala dan Patra yang di hadapi dengan tetap berpedoman pada sastra – sastra Hindu ( Weda ) yang sangat luas dan Universal. Pada kesempatan ini PHDI Provinsi Papua Barat menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada: 1) Kapolda Provinsi Papua xi
Barat, 2) Organisasi Internasional Untuk Migrasi (OIM), 3) Tim Perumus Naskah Buku Panduan KAMTIBMAS Provinsi Papua Barat dengan mengucapkan “Om Awignam Astu Namo Sidham, Sidirastu Tad Astu Swaha”, Semoga karya tersebut dapat bermanfaat menjaga dan meningkatkan kualitas KAMTIBMAS kita di Provinsi Papua Barat. “ Om Shanti, Shanti, Shanti, Om”
Manokwari, Juni 2016 Ketua,
Ida Bagus Putu Chandi, SH
xii
DAFTAR ISI i
|
Halaman Judul
ii
|
Sambutan Kapolda
vi
|
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua Barat
ix
|
Sambutan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua Barat
xi
|
Sambutan Ketua PHDI Provinsi Papua Barat
xiii |
Daftar Isi
1
|
Materi Dharma Wacana (Khotbah) Bagi Umat Hindu Untuk Menciptakan Suasana Lingkungan Yang Tertib, Aman dan Damai
8
|
Dharma Wacana (Khotbah) Bagi Umat Hindu Untuk Menciptakan Suasana Lingkungan Yang Tertib, Aman dan Damai
17
|
Peredaran Miras dan Penyalahgunaan Miras dan Narkotika
21 |
Radikalisme
24 |
Penghargaan Terhadap Kemajemukan / Keberagaman
26 |
Pencegahan Berkembangnya Aliran Sesat
28 |
Kekerasan Dalam Rumah Tangga / KDRT dan Perlindungan Hak Anak
xiii
32 |
Pembentukan Karakter Generasi Muda yang Berwawasan Kebangsaan
35 |
Mencegah Pengaruh Negatif Globalisasi
36 |
Pelestarian Alam
38 |
Perjudian
38 |
Prostitusi Dan Perdagangan Wanita
42 |
Pengangguran
xiv
MATERI DHARMA WACANA (KHOTBAH) BAGI UMAT HINDU UNTUK MENCIPTAKAN SUASANA LINGKUNGAN YANG TERTIB, AMAN DAN DAMAI Sebagai
WNI
umat
Hindu
dalam
menjalankan
hidup
dan
kehidupannya memiliki 2 tuntunan yaitu : 1. Dharma Agama yakni panduan dalam melaksanakan kewajiban agama dan keagamaan. 2. Dharma Negara yakni sebagai warga bangsa umat Hindu harus tunduk pada aturan – aturan serta hukum yang ditetapkan pada Negara agar hubungan sesama warga jadi tertib aman, damai dan sejahtera. Dharma Agama a. Agama Hindu memiliki 3 kerangka berpikir dalam melaksanakan ajaran agama yakni : 1. Tatwa (filsafat) 2. Etika (susila) 3. Acara (upacara dan upakara) Ketiga kerangka tersebut sebagai dasar acuan memaknai dan melaksanakan agama dan keagamaan Hindu yang bersumber dalam 5 dasar kepercayaan yang disebut dengan Panca Sradha yakni: Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 1
1. Percaya dan yakin adanya Tuhan Yang Maha Esa 2. Percaya dan yakin adanya Atman (Roh) 3. Percaya dan yakin adanya Hukum Kharma 4. Percaya dan yakin adanya Punarbawa (Reinkarnasi) 5. Percaya dan yakin adanya Moksa Bagi umat Hindu secara umum memaknai agamanya bukan hanya dibicarakan, didiskusikan, tapi yang paling penting adalah dilaksanakan sehingga agama menjadi perilaku hidup sehari-hari (being), karena kelahiran adalah sebuah anugerah dari tuhan karenanya kelahiran harus di syukuri agar kualitas hidup dari hari ke hari semakin baik. b. Dasar–dasar kepercayaan dan ajaran tersebut diatas bila di kaji secara mendalam akan mengkristal hal menjadi 5 prinsip dasar yaiut : 1. Satya (kebenaran) 2. Dharma (kebajikan) 3. Prema (cinta kasih) 4. Ahimsa (tanpa kekerasan) 5. Shanty (kedamaian)
c. Hindu mengajarkan dan sadar bahwa tuhan menciptakan alam beserta isinya terdiri dari berbagai jenis tumbuh–tumbuhan, binatang termasuk umat manusia dengan berbagai tradisi
2 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
kepercayaan, budaya, bahasa, warna kulit, dan sebagainya. karenanya Hindu megajarkan nilai – nilai universal antra lain : 1. Vasu dewa kutm bakam adalah kita semua bersaudara. 2. Bineka tunggal ika tan hana dharma mangrua adalah berbeda dia, satu dia tidak ada kebenaran yang dua.
d. Dengan cara apa pun kau menyembah aku terima sama Berkaitan dengan Hukum dan HAM. Hindu memberi petunjuk pada dasarnya kita semua bersaudara karena bersumber dari “Tuhan Yang Maha Esa�. hal ini sangat erat kaitanya dengan Hukum dan HAM dapat kita lihat dari : 1. Hukum karma pala apapun yang kita lakukan sesungguhnya kita lakukan untuk diri sendiri. 2. Ajaran Ahimsa (tidak menyakiti) kita tidak boleh menyakiti orang lain, tidak adil, termasuk menghambat kreatifitas orang lain. 3. Ajaran TriKaya Parisudha adalah mensucikan pikiran, kata-kata dan perbuatan yang arahnya adalah membentuk manusia disiplin dan tanggung jawab. 4. Ajaran Tri Hita Karana adalah kebahagiaan disebabkan oleh 3 keselarasan hubungan antara manusia dengan tuhannya, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam lingkungannya.
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 3
e. Mereka yang selalu memuja Hyang Widhi dan selalu berpikir tentang Hyang Widhi maka Hyang Widhi berjanji menjaga apa yang sudah mereka punya dan membawakan apa yang belum mereka miliki seperti pada berikut : Ananyas Cintayanti mam, Ye Janah Parypasate, Tesam Nityabhiyuktanam, Yogakseman Wahamy Aham, (BG. IX 22)
Artinya: mereka yang selalu memujaku, merenungkan aku selalu kepada mereka Kubawakan segala apa yang mereka tidak punya dan akan Kulindungi segala apa yang mereka telah miliki. Untuk bisa mendapat anugerah dan restu Hyang Widhi, maka kita akan selalu mensucikan diri kita dengan cara melaksanakan 4 perintahNya yaitu: 1. Beryadnya melaksanakan Yadnya dan bersembahyang pada Hyang Widhi. 2. Berdana Punia bagi orang yang mendapat rejeki lancar dan bagi orang yang sedang bersyukur atau orang yang mesesangi. 3. Bertapa Brata mengendalikan Tri Kaya Pari Sudha (pikiran, perkataan dan Perbuatan) makan minum dan nafsu sexual. 4. Karma melakukan perbuatan baik ( Subha Karma ) dan menghindari perbuatan buruk ( Asubha Karma ).
4 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
Doa Hindu Om ksama swama mahadewa sarwa prani hitangkara mamocca sarwa papebya palaya swa sada swah. Om sriam bhawantu sukam bhawantu, purnam bhawantu. Ya Tuhan semoga kami semua mahluk hidup berbahagia. Kiranya semua sejahtera, kiranya semua bersuka-cita dan menjadi sempurna atas karunia Tuhan. Hindu mengajarkan kita selalu melakukan mulat sarira (introspeksi diri) sehingga 3 kerangka berpikir agama Hindu terintegrasi menjadi satu kesatuan yang utuh. Tatwa menjadi landasan teologis dan semua bentuk ajaran agama Hindu Susila menjadi landasan etis dan semua prilaku umat Hindu dalam hubungannya dengan Tuhan sesama manusia dan alam lingkungannya Acara dan Upakara menjadi landasan prilaku keagamaan (pelaksanaan ajaran agama) tradisi dan kebudayaan religious. Acara adalah implementasi Tatwa dan Susila. Acara berasal dari bahasa sansekerta yang artinya memiliki pengertian sebagai berikut : Prilaku atau tinda tanduk atau kelakuan baik dalam pelaksanaan ajaran agama.
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 5
Adat atau praktek dalam pelaksanaan ajaran agama Hindu Peraturan yang telah mantap dalam pelaksanaan ajaran agama Hindu. M.D.S Bab II Sloka 6 Veda kelo dharma mulam Smerti sale ca tadvikam Acara caiwa sadanam, atman astuti aewa ca Weda sruti merupakan sumber utama dari agama Hindu (Dharma), kemudian Sancati, setelah itu Sila, Acara dan Atma Nastuti, Intinya Semua ciptaan Tuhan menginginkan kedamaian termasuk taat pada hak asasi manusia (HAM) yang intinya adalah membangkitkan kesadaran kita bahwa setiap orang memiliki hak yang sama karenanya harus sadar setiap hak pasti di ikuti oleh kewajiban termasuk kita semua di mata Tuhan pun hakekatnya adalah sama. Ini dapat di lihat dari pesan ayat – ayat suci : Siapa yang mencari akan mendapatkan Siapa yang mengetuk akan di bukakan Siapa yang memberi akan menerima, dst Dharma Negara Sebagai WNI setiap orang harus taat pada hokum dan aturan–aturan oleh Negara di antaranya mewuujudkan Tri kerukunan:
6 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
Kerukunan antar intern umat beragama ( Hindu ) Kerukunan antar umat Hindu dengan umat lain Kerukunan antar umat hindu dengan pemerintah ( Negara ) Kita lihat beberapa pesan bijak sebagai berikut : Jangan lakukan pada orang lain hal – hal yang orang lain tidak ingin lakukan kepada dirinya. Segera lakukan kebajikan agar kebajikan segera datang pada dirimu. Menjadi orang penting itu baik, tapi bila belum mampu mewujudkan pentingkanlah menjadi orang baik. Bila kita sadar tidak mampu melakukan hal–hal yang besar lakukanlah hal–hal yang kecil tapi dengan prema atau cinta kasih yang besar paling tidak mulai dari diri kita sendiri. Om Awignam Astu Namo Sidam Sidi Rastu Tad Astu Swaha
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 7
DHARMA WACANA (KHOTBAH) BAGI UMAT HINDU UNTUK MENCIPTAKAN SUASANA LINGKUNGAN YANG TERTIB, AMAN DAN DAMAI
PENDAHULUAN Dasar agama Hindu Bersumber dari ajaran wedha sruti, smerti, sila, asara dan atman astuti hal ini dapat kita lihat dalam menawa dharma sastra Bab II sloka 6. M.D.S Bab II Sloka 6 Veda kelo dharma mulam Smerti sale ca tadvikam Acara caiwa sadanam, atman astuti aewa ca Weda sruti merupakan sumber utama dari agama Hindu (Dharma), kemudian Sancati, setelah itu Sila, Acara dan Atma Nastuti. TUJUAN AGAMA HINDU Tujuan agama Hindu adalah moksartam jagadita ya caiti dharma artinya kebahagiaan lahir dan batin. Sebagai WNI umat Hindu dalam menjalankan hidup dan kehidupannya memiliki 2 tuntunan yaitu: 1. Dharma Agama yakni panduan dalam melaksanakan kewajiban agama dan keagamaan.
8 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
2. Dharma Negara yakni sebagai warga bangsa umat Hindu harus tunduk pada aturan-aturan serta hukum yang ditetapkan oleh Negara agar hubungan sesama warga jadi tertib aman, damai dan sejahtera. Dharma Agama Agama Hindu memiliki 3 kerangka berpikir dalam melaksanakan ajaran agama yakni: 1. Tatwa (filsafat) 2. Etika (susila) 3. Acara (upacara dan upakara) Ketiga kerangka tersebut sebagai dasar acuan memaknai dan melaksanakan agama dan keagamaan Hindu yang bersumber dalam 5 dasar kepercayaan yang disebut dengan Panca Sradha yakni: 1. Percaya dan yakin adanya Tuhan Yang Maha Esa 2. Percaya dan yakin adanya Atman (Roh) 3. Percaya dan yakin adanya Hukum Kharma 4. Percaya dan yakin adanya Punarbawa (Reinkarnasi) 5. Percaya dan yakin adanya Moksa Bagi umat Hindu secara umum memaknai agamanya bukan hanya dibicarakan,
didiskusikan,
tapi
yang
paling
penting
adalah
dilaksanakan sehingga agama menjadiperilaku hidup sehari-hari (being), karena kelahiran sebagai manusia adalah sebuah anugerah
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 9
dari Tuhan karenanya kelahiran harus disyukuri agar kualitas hidup dari hari ke hari semakin baik. Dasar-dasar kepercayaan dan ajaran tersebut diatas bila dikaji secara mendalam akan mengkristal menjadi 5 prinsip dasar yaitu : a. Satya (kebenaran) b. Dharma (kebajikan) c. Prema (cinta kasih) d. Ahimsa (tanpa kekerasan) e. Shanty (kedamaian) Hindu mengajarkan dan sadar bahwa Tuhan menciptakan alam beserta isinya terdiri dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan, binatang termasuk umat manusia dengan berbagai tradisi kepercayaan, budaya, bahasa, warna kulit, dan sebagainya. karenanya Hindu megajarkan nilai-nilai universal antra lain : Vasu dewa kutum bakam adalah kita semua bersaudara Bineka tunggal ika tan hana dharma mangrua adalah berbeda dia, satu dia tidak ada kebenaran yang dua. Dengan cara apapun kau menyembah, aku terima sama
Berkaitan dengan Hukum dan HAM Hindu memberi petunjuk pada dasarnya kita semua bersaudara karena bersumber dari “Tuhan Yang Maha Esa” hal ini sangat erat kaitanya dengan Hukum dan HAM dapat kita lihat dari :
10 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
1. Hukum karma pala adalah ajaran yang menyatakan bahwa apapun yang kita lakukan sesungguhnya kita lakukan untuk diri sendiri. 2. Ajaran Ahimsa (tidak menyakiti) adalah ajaran dimana kita tidak boleh menyakiti orang lain, tidak adil, termasuk menghambat kreatifitas orang lain. 3. Ajaran TriKaya Parisudha adalah ajaran agar kita mensucikan pikiran, kata- kata dan perbuatan yang arahnya adalah membentuk manusia disiplin dan tanggung jawab. 4. Ajaran Tri Hita Karana adalah ajaran yang menyatakan bahwa kebahagiaan bisa dicapai disebabkan oleh 3 keselarasan hubungan antara : a. Keselarasan hubungan manusia dengan Tuhan b. Keselarasan hubungan manusia dengan manusia (sebagai mahluk sosial) c. Keselarasan hubungan manusia dengan alam lingkungannya.
Mereka yang selalu memuja Hyang Widhi dan selalu berpikir tentang Hyang Widhi maka Hyang Widhi berjanji menjaga apa yang sudah mereka punya dan membawakan apa yang belum mereka miliki seperti pada berikut : Ananyas
Cintayanti
mam,
Ye
Janah
Parypasate,
Tesam
Nityabhiyuktanam, Yogakseman Wahamy Aham, (BG. IX 22)
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 11
Artinya: mereka yang selalu memujaku, merenungkan aku selalu kepada mereka Kubawakan segala apa yang mereka tidak punya dan akan Kulindungi segala apa yang mereka telah miliki. Untuk bisa mendapat anugerah dan restu Hyang Widhi, maka kita harus selalu mensucikan diri kita dengan cara melaksanakan 4 perintahNya yaitu : 1. Beryadnya atau melakukan korban suci termasuk bersembahyang pada Hyang Widhi baik setiap hari maupun hari-hari tertentu. 2. Berdana Punia memberikan bantuan kepada yang kekurangan baik harta benda bagi orang yang membutuhkan maupun dalam bentuk karma. 3. Bertapa Brata yakni mengendalikan pikiran kata-kata dan perbuatan agar tetep suci termasuk hidup sederhana tidak makan minum dan mengumbar nafsu sexual. 4. Berkarma baik yakni melakukan perbuatan baik (Subha Karma) dan menghindari perbuatan buruk (Asubha Karma) Hindu selalu mengajarkan kita melakukan mulat sarira (introspeksi diri). Sehingga 3 kerangka berpikir agama Hindu terintegrasi menjadisatu kesatuan yang utuh karena :  Tatwa menjadi landasan teologis dari semua bentuk ajaran agama Hindu
12 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
 Susila menjadilandasan etis dari semua prilaku umat Hindu dalam hubungannya dengan Tuhan sesama manusia dan alam lingkungannya  Acara
dan
Upakara
menjadilandasan
prilaku
keagamaan
(pelaksanaan ajaran agama) tradisi dan kebudayaan yang religious, Sehingga Acara adalah implementasi Tatwa dan Susila. Acara berasal dari bahasa sansekerta yang memiliki pengertian sebagai berikut : a. Acara adalah Prilaku atau tindak tanduk atau kelakuan baik dalam pelaksanaan ajaran agama b. Acara adalah Adat atau praktek dalam pelaksanaan ajaran agama Hindu c. Acara adalah Peraturan yang telah mantap dalam pelaksanaan ajaran agama Hindu
Intinya Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Semua ciptaan Tuhan menginginkan kedamaian termasuk taat pada hak asasi manusia (HAM) yang intinya adalah membangkitkan kesadaran kita bahwa setiap orang memiliki hak yang sama karenanya harus sadar setiap hak pasti diikuti oleh kewajiban termasuk kita semua di mata Tuhan pun hakekatnya adalah sama. Ini dapat dilihat dari pesan doa suci berikut:
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 13
Doa Hindu Om ksama swama mahadewa sarwa prani hitangkara mamocca sarwa papebya palaya swa sada swah. Om sriam bhawantu sukam bhawantu, purnam bhawantu. Ya Tuhan semoga kami semua mahluk hidup berbahagia. Kiranya semua sejahtera, kiranya semua bersuka-cita dan menjadi sempurna atas karunia Tuhan. Dharma Negara Pemerintah telah menetapkan bahwa untuk dapat diakui sebagai Agama maka minimal harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: - Percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa; - Memiliki Kitab Suci sebagai tuntunan umatnya; - Memiliki orang suci atau nabi sebagai panutan; - Memiliki tata cara dalam beribadah untuk melaksanakan ajaranNya; - Memiliki tempat suci untuk melaksanakan ibadah. Dari penjelasan tersebut di atas, maka Hindu telah memenuhi syaratsyarat tersebut, sehingga agama Hindu adalah agama yang sah di Republik Indonesia ini. Tempat suci agama Hindu adalah pura untuk di Bali, sedangkan dijawa disebut candi, bagi orang India disebut dengan kuil atau mandir bagi umat Hindu keharingan menyebut tempat suci itu balai. 14 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
Umat Hindu Sebagai WNI setiap orang harus taat pada hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan oleh Negara sehingga kita dapat mewujudkan Tri kerukunan umat beragama yaitu : Kerukunan antar intern umat beragama (Hindu dengan Hindu) Kerukunan antar umat Hindu dengan umat lain Kerukunan antar umat Hindu dengan pemerintah (Negara) Beberapa pesan bijak berkaitan dengan umat Hindu sebagai warga negara dalam menjalani kehidupannya : Jangan lakukan pada orang lain hal-hal yang orang lain tidak ingin lakukan kepada dirimu Segera lakukan kebajikan agar kebajikan segera datang pada dirimu Menjadi orang penting itu baik, tapi bila belum mampu mewujudkan, pentingkanlah menjadi orang baik. Bila kita sadar tidak mampu melakukan hal-hal yang besar lakukanlah hal-hal yang kecil tapi dengan prema atau cinta kasih yang besar paling tidak mulai dari diri kita sendiri. Jujurlah kamu karena kejujuran adalah ibarat mata uang yang dapat dibelanjakan dimanapun engkau berada. Kerajinan dan perbuatan baikmu adalah sumber rejeki yang tak pernah putus bagimu.
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 15
RENUNGAN : o Musuh utama manusia adalah dirinya sendiri, o Kegagalan utama manusia adalah kesombongan, o Kebodohan utama manusia adalah sifat suka menipu, o Kesedihan manusia adalah iri hati, o Kesalahan utama manusia adalah mencampakan dirinya, o Dosa utama manusia adalah menipu dirinya, o Sifat manusia yang terkasih adalah rendah hati, o Sifat manusia yang paling terpuji adalah semangat dan keuletannya, o Kehancuran utama manusia adalah keputusasaan, o Harta utama manusia adalah kesehatan, o Hutang utama manusia adalah hutang budi, o Hadiah utama manusia adalah lapang dada dan pemaaf, o Kekurangan utama manusia adalah berkeluh kesah dan tidak bijak, o Kedamaian dan ketentraman utama manusia adalah berderma dan ketulusan.
16 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
PEREDARAN MIRAS DAN PENYALAHGUNAAN MIRAS DAN NARKOTIKA Mabuk adalah bagian dari Sadripu yakni Sad artinya enam, Ripu artinya musuh jadi Sadripu artinya enam musuh yang ada didalam diri umat manusia. Empu Yogiswara menulis pada kitab Kakawin Ramayana Sargah 1 (pertama) yang berbunyi sebagai berikut :
“Ragadimusuh mapara Rihati ya tonggwanya tan madoh ringwak Yeka tan hana ri sira Prawira wihikian sireng niti� Artinya: Hawa nafsu dan sebagainya (sadripu) musuh yang dekat dalam hati pada Pikiran tempatnya tidak jauh dari kita, bagi yang terlena oleh Sadripu tidak ada padanya keberanian dan Pengetahuan tentang ilmu pemerintahan. Adapun enam musuh pada diri kita (sadripu) adalah sebagai berikut : 1. Mada artinya kemabukan 2. Kama artinya keinginan / hawa nafsu 3. Lobha artinya ketamakan / rakus 4. Krodha artinya kemarahan / kebencian 5. Moha artinya kebingungan 6. Matsarya artinya iri hati.
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 17
Mada artinya mabuk atau kemabukan. Mabuk dikonotasikan dengan minuman keras dan obat-obatan yang terlarang. Hal ini akan menyebabkan lupa diri karena organ tubuh yang berfungsi fital dilemahkan sehingga terjadipenyakit linglung. Mabuk bukan memberikan dampak yang baik pada jasmani tapi sebaliknya membuat sekarat, teller atau gangguan jiwa sehingga kondisi tubuh makin hari makin melemah. Penyebab utama karena minumminuman beralkohol dan obat obatan terlarang juga bisa muncul perilaku kesombongan / angkuh, terlena karena alat kontrol sudah tidak berfungsi dengan baik. Jadi kita diharapkan mampu mengontrol diri agar musuh-musuh yang ada pada diri kita dapat dikendalikan meskipun musuh-musuh tersebut amat sulit dilawan. Hal demikian harus dihadapi dengan sabar, tenang dan bijaksana. Maka perlu sering menyimak bait-bait Sloka yang terdapat dalam kitab suci, perilaku kita renungkan secara saksama sehingga hikmahnya semua musuh-musuh yang ada pada diri kita bisa dikendalikan. Dalam ajaran Weda disebutkan 7 macam perbuatan yang menyebabkan kegelapan pikiran dikenal dengan Sapta Timira, hal-hal Yang tidak layak dilakukan semua orang yakni : 1. Kayohanan adalah sikap sombong karena merasa muda dan kuat. 2. Kasugihan adalah sombong karena kekayaan yang melimpah tapi tidak suka ber derma dan menolong orang lain.
18 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
3. Kewangsanan atau kulina adalah sombong atau angkuh karena keturunan ningrat atau kebangsawan/pejabat. 4. Keprajinan atau guna yakni sombong atau angkuh karena merasa diri pandai seolah-olah tidak ada yang menyamai. 5. Sura ialah kegelapan yang disebabkan karena mengkonsumsi minuman keras dan narkoba dan psikotropika 6. Surupa adalah kegelapan atau sombong karena menganggap diri paling cantik atau tampan. 7. Kasuran adalah angkuh karena merasa berani, unggul, dan perkasa. Dari kegelapan dan kesombongan tersebut mengakibatkan kita tidak mawas diri atau mulat sarira karenanya agama selalu menekankan introspeksi diri agar melangkah semakin maju dan selalu eling lan waspodo. Dalam Slokantara, Sloka 16 : “Brahma wadah sulupanan, suwana steyarnewa, bhurwarwadha mahaoalakamacyatew� Artinya: Membunuh brahmana, meminum-minuman keras, mencuri emas, memperkosa gadis perawan dan membunuh guru ini dinamai dosa besar.
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 19
Dalam Kitab suci Bhagawad Gita III. 16: Janganlah hendaknya mengambil barang milik orang lain, janganlah meminum-minuman keras dan obat-obatan terlarang, melakukan pembunuhan, berdusta karena itu akan menghalangi untuk menyatu dengan Tuhan. Dari uraian tersebut sangat jelas Hindu melarang umatnya untuk mabuk-mabukan, mengkonsumsi dan memperdagangkan miras maupun narkotika karena terhalang bersatu dengan Tuhan.
20 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
RADIKALISME Radikal adalah paham yang sangat ekstrim dalam memahami ajarannya bahwa bila ada yang tidak sesuai dengan paham atau pemahaman ajarannya dianggap musuh bila perlu dihancurkan dengan perang. BG. Bab XVI . ayat 16, 17, 19 dan 21 disebutkan sebagai berikut : Sloka 16 Aneka-citta-vibhranta Moha-jala-samavratah Prasaktah kama-bhogesu Patanti narake Artinya : Pikirannya terkacaukan oleh keingingan-keinginan tak ada batasnya, terperangkap dengan begitu ketat ke dalam jala khayalan, dan mereka menjadi sangat terikat untuk menikmati kepuasan indria maka mereka terjatuh ke dalam neraka yang sangat mengerikan. Sloka 17 Atma-sambhavitah stabdha Dhana-mana-madanavitah Yajante nama-yajnais te Dambenavidhi-purvakam
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 21
Artinya : Mereka yang menganggap dirinya paling terhormat, selalu bersiskap kurang ajar, terlena dalam kebingungan oleh harta kekayaan dan penghormatan palsu mereka melaksanakan korban-korban
suci
yang hanya namanya saja persembahan suci karena semua dilakukan tanpa mengikuti aturan dan peraturan suci yang ditetapkan untuk itu. Sloka 19 Tan aham dvisatah kruran Samsaresu naradhaman Ksipamy ajasram asubhan Asurisv eva yonisu Artinya : Bagi mereka yang memiliki sifat iri hati bersikap ganas mengerikan, orang yang tingkah lakunya sangat rendah dan orang berjiwa sangat kotor, berulang-ulang kali aku buang mereka kedalam kelahiran demi kelahiran dalam kandungan orang-orang jahat. Sloka 21 Tri-vidham narakasyadam Dvaram nasanam atmanah Kamah krodhas tatha lobhas Tatsmad etat trayam tyajet
22 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
Artinya : Hawa nafsu, amarah dan loba ini semua adalah tiga jenis pintu gerbang masuk ke neraka yang menyebabkan sang roh semakin mengalamami kejutan. Oleh karena itu, tinggalkan segera ketiga jenis sifat-sifat tidak terpuji itu. Jiwa yang rusak dengan pengertian picik ini timbul pandangan yang teguh ini menimbulkan perbuatan keji yang menonjol untuk memusnahkan dunia sebagai musuhnya, untuk mencegahnya diperlukan usah-usaha antara lain :  Meluruskan pemahaman agar memahami ajarannya dengan benar.  Mengingat selama ini yang jadi sasaran rekrutmennya adalah umat yang kurang pendidikanya, ekonomi lemah dan kurangnya wawasan maka perlu antisipasi dari pemerintah.  Perlunya pendidikan wawasan kebangsaan multi cultural, keterbukaan disetiap jenjang pendidikan.
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 23
PENGHARGAAN TERHADAP KEMAJEMUKAN / KEBERAGAMAN Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdiri dari beribu-ribu pulau berbagai bahasa, suku, agama, adat-istiadat dan seterusnya hal ini kita sudah warisi sejak zaman dulu, Kitab suci sangat menghargai kemajemukan hal ini bisa dilihat dari nilai-nilai sastra yakni : 1. Bhina ika tunggal ika tanhana dharma mangrwa 2. Wasu dewa kutum bakam kita semua bersaudara 3. Tat twan asi aku adalah engkau, engkau adalah aku. 4. Bhagawad Gita bab VII sloka 21 artinya Kepercayaan apapun yang ingin dipeluk seseorang aku perlakukan mereka sama dan kuberikan berkah yang setimpal agar ia lebih mantap. 5. Bhagawad Gita IX.29b Aku adalah sama bagi semua mahluk bagi ku tiada yang terbenci dan terkasihi tetapi mereka yang berbakti kepadaku dengan penuh pengabdian mereka ada padaku dan aku ada padanya. 6. Reg veda X 191.2 wahai umat manusia, anda seharusnya bersamasama, berbicara bersama-sama dan berpikir yang sama, seperti halnya para dewa (pendahulu) bersama-sama membagi tugastugas mereka, begitulah anda semestinya. Maksud dari Sloka diatas yaitu apapun agama yang kau peluk aku akan terima sama saja dan tidak membedakan kepercayaan.
24 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
Dari kesimpulan nilai-nilai sastra di atas sangat jelas bahwa umat Hindu sangat menghargai kemajemukan atau keberagaman yang ada Indonesia.
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 25
PENCEGAHAN BERKEMBANGNYA ALIRAN SESAT Terkait dengan aliran sesat. Didalam agama Hindu diibaratkan Tuhan seperti seekor gajah yang yang dipegang oleh orang-orang buta. Orang buta pertama yang memegang ekornya mengatakan bahwa gajah itu seperti cambuk, orang buta kedua memegang kakinya dia mengatakan gajah itu seperti tiang. Orang buta yang ketiga memegang telinganya mengatakan bahwa gajah itu seperti kipas. Sedangkan orang buta yang ke empat memegang belalainya mengatakan gajah itu seperti ular. Dari ilustrasi di atas dapat disimpulkan dan diketahui bahwa orangorang yang tidak memahami ajaran agamanya dengan baik dan benar akan berpendapat berbeda-beda sesuai pemahaman dari ilustrasi orang buta tersebut. Sedangkan bagi orang yang memiliki penglihatan rohani yang baik akan memahami dan melihat gajah secara utuh. Dengan demikian dapat disimpulkan, memahami Tuhan harus memiliki pemahaman dan penglihatan yang baik sesuai dengan tuntunan dan ajaran agama yang benar karena didalam Hindu terdapat empat jalan untuk berbakti pada Tuhan yang disebut dengan catur marga :
26 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
1. Jnana marga adalah jalan berbakti kepada Tuhan melalui pengetahuan Rohani. 2. Karma marga adalah jalan berbakti kepada Tuhan melalui kerja atau perbuatan. 3. Bhakti marga adalah jalan berbakti kepada Tuhan secara tulus ikhlas. 4. Raja marga adalah jalan berbakti kepada Tuhan melalui Tapa, Brata, Yoga, dan Smedi.
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 27
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA / KDRT DAN PERLINDUNGAN HAK ANAK Untuk membentuk keluarga Sukinah Bawantu (damai sejahtera), kita harus memahami hakekat ajaran agama Hindu yakni : 1) Satya (kebenaran) 2) Dharma (kebajikan) 3) Prema (cinta kasih) 4) Ahimsa (tanpa kekerasan) 5) Shanty (kedamaian) Sejalan dengan hal itu di dalam kitab Manava Dharmasastra dinyatakan bahwa tujuan perkawinan meliputi : 1) Dharma sampati yang artinya suami istri secara bersama-sama melaksanakan ajaran dharma yang meliputi dharma agama dan dharna negara. 2) Praja artinya didalam suatu perkawinan suami istri diharapkan mampu melahirkan keturunan yaitu putra-putra yang suputra 3) Rati adalah melalui perkawinan pasangan suami istri dapat menikmati kepuasan sexual maupun kepuasan lainnya (artha dan kama) sesuai dengan dharma sebagai landasannya. Namun demikian didalam kenyataannya kita sering melihat dan membaca melihat atau menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga. Dimana umumnya kekerasan dalam rumah tangga paling sering
28 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
menjadi sasaran dalam KDRT adalam wanita. Hindu sangat melarang KDRT hal ini dapat dilihat dari sloka-sloka sbagai berikut : Yatra Narystu Pujiyante, Ramante Tatra devatah , Yatraitastu Na Pujiyante, Sarvastraphala Kriyah, Artinya: Dimana wanita dihormati disanalah para Dewa senang dan melimpahkan anugerahnya, dimana wanita tidak dihormati tidak ada upacara suci apa pun yang memberi pahala mulia. 1) Jika ibu wajahnya memancarkan keceriaan seluruh rumah tangga berbahagia, tetapi bila wajah cemberut semuanya akan kelihatan suram (M. Dharma Sastra III 62). 2) Dimana warga wanita hidup dalam kesedihan keluarga itu tetap akan hancur, tetapi bila wanita itu tidak menderita keluarga itu akan bahagia (M.D. III 58). 3) Anak-anak upacara agama pengabdian kerumah tanggaan sorga untuk leluhur maupun untuk diri sendiri semuanya didukung oleh kaum wanita / ibu (M. D. S IX 28). 4) Wanita adalah pengawas keluarga. Dia cemerlang, dia mengatur yang lain lain-lain dan dia sendiri menjalankan aturan-aturan. Dia adalah modal (asset untuk keluarga) dia menopang keluarga (Yajur Weda XIV. 22).
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 29
Dari uraian diatas sudah jelas bahwa peran wanita atau ibu dalam rumah tangga sangat besar dan penting dalam mewujudkan keluarga yang sukinah bawantu serta anak-anak yang cerdas, sehat dan berwatak mulia atau anak suputra karenanya Hindu Sangat melarang KDRT dan melingdungi anak-anak agar mampu menjadikan anak-anaknya sebagai pewaris yang berkwalitas terlebih dalam menghadapi kemajuan teknologi dan globalisasi saat ini. Dari uraian diatas sangat jelas bahwa Hindu sangat menghormati wanita dan menentang kekerasan dalam rumah tangga serta sangat melindungi anak-anak karena samping titipan Tuhan juga hanya anak yang suputra yang dapat mengahapuskan dosa-dosa orang tuanya. Disamping itu dapat disimpulkan Hindu tidak membenarkan adanya kekerasan dalam rumah tangga dan sangat perduli dengan perlindungan hak-hak anak karena : 1. Ibu merupakan saktinya suami atau kekuatannya suami dalam rumah tangga. 2. Anak adalah penerus keluarga dan anak yang suputra dapat membebaskan leluhurnya dari reinkarnasi atau menjelma kembali atau menyatu dengan Tuhan. Kewajiban seorang bapak perwujudan otoritas Catur Warna sebagai brahmana dia harus menjadi pendidik dan panutan bagi keluarganya (istri dan anak) sebagai kestria dia pelindung dan pengayom sebagai weisya dia harus mensejahterakan dan memenuhi kebutuhan hidup
30 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
keluarganya dan
sekaligus sebagai saudara yakni melayani
keluarganya dengan pikiran yang positif dan berkata lemah lembut serta dengan penuh kesabaran.
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 31
PEMBENTUKAN KARAKTER GENERASI MUDA YANG BERWAWASAN KEBANGSAAN Bagi keluarga Hindu anak yang didambakan adalah anak yang Suputra (Su=baik, Putra=anak) atau anak yang mulia. a. Kitab Selokantara Mengatakan membuat satu buah telaga lebih baik dari membuat seratus sumur. Melakukan Yadnya sekali lebi utama dari membuat telaga. Mempunyai anak yang Suputra lebih utama dari pada melakukan seratus Yadnya. b. Nistisastra IV Suputra adalah sebagai pelita keluarga, bulan dan bintang pelita diwaktu malam, matahari terbit sebagai pelita wilayah bumi, ilmu pengetahuan dan sastra sampurna merupakan pelita bagi alam Bhur, Bhwah dan Swah sedangkan anak yang utama (suputra) sebagai pelita seluruh keluarga. c. Lontar Putra Sesana Sang Hyang Widhi akan mengasihi anak suputra yang sempurna karena dia telah melaksanakan dharma termasyur, susila dan bagus budinya damai dan berhati mulia karenanya setiap orang akan mengasihinya menganggap sebagai keluarga dan jatuh hari melihatnya. Kemakmuran itu berawal adanya keluarga yang memberkati putra-putrinya dan anak berbhakti pada orang tuanya. 32 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
Dalam pembentukan karakter generasi muda yang berwawasan kebangsaan harus dibentuk mulai dari keluarga, dimana Hindu memiliki ajaran yang disebut catur asrama yakni brahmacari, grahasta, wanaprasta, dan saniasin atau biksuka. Pembentukan anak yang suputra dilakukan sejak pewiwahan (pernikahan) melalui upacara suci untuk mensucikan bibit pria dan wanita (kamabang dan kamapetak) agar diperoleh keturunan yang sehat, cerdas dan berkarakter. Adapun proses pendidikan setelah anak lahir dilakukan melalui catur sapta warsa, catur artinya empat, warsa artinya tahun Sapta artinya tujuh jadi artinya empat tujuh tahun dengan penekanan pada: 1. 0-7 tahun, pembentukan karakter dengan pendidikan agama yang luhur serta pemenuhan kesehatan dan gizi prima. Pada masa ini anak-anak lebih banyak dilayani. 2. 7-14 tahun, penekanan pendidikan pada agama, kepribadian, ilmu pengetahuan
dan
teknologi
pengenalan
lingkungan
dan
keterampilan dasar, anak pada usia ini sudah diajarkan pratek ringan. 3. 14-21 tahun, penekanan pendidikan pada pembentukan karakter berupa ilmu untuk hidup yakni character, capacity, capability, creatifity, communication. Pada saat ini anak sudah mulai diperlakukan sebagai teman.
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 33
4. 21-28 tahun, pada penguatan 5 C (character, capacity, capability, creatifity, communication) karena anak sudah dewasa secara jasmani dan rohani serta memiliki wawasan global sehingga siap hidup bermasyarakat pada saat ini anak suda bisa diajak berdiskusi. Dengan demikian kita harapkan dapat membentuk anak-anak yang percaya diri berkarakter dan berwawasan luas yang berguna di masyarakat, serta memiliki semangat toleransi dan berwawasan kebangsaan.
34 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
MENCEGAH PENGARUH NEGATIF GLOBALISASI
Untuk dapat terhindar dari pengaruh negatif globalisasi agama Hindu mengajarkan Panca Sradha dan panca pilar yakni : a) Panca sradha 1. Percaya akan adanya Ida Sang Hyang Widhi Wasa 2. Percaya akan adanya Atma 3. Percaya akan adanya Karma Pala 4. Percaya akan adanya Punarbawa 5. Percaya akan adanya Moksa b) Panca pilar : 1. Satya (kebenaran) 2. Dharma (kebajikan) 3. Prema (cinta kasih) 4. Ahimsa (tanpa kekerasan) 5. Shanty (kedamaian) Dengan memahami ajaran-ajaran agama tersebut maka semua pengaruh negatif gobalisasi dapat dihindarkan dan bahkan sebagai generasi yang cerdas dapat mengambil hikmah serta peluang dari pengaruh globalisasi tersebut.
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 35
PELESTARIAN ALAM Dalam mewujudkan kesejahteraan dan kehidupan, manusia harus melakukan buta hita yakni melestarikan alam semesta ciptaan Hyang Widhi (Tuhan) hal ini dapat kita lihat dalam ajaran : 1. Tri Hita Karana yakni tiga keselarasan, hubungan antara manusia dengan Tuhan, antara manusia dengan manusia (mahluk sosial) dan manusia dengan alam lingkungannya dari ajaran ini dapat kita lihat bahwa kehidupan manusia tidak lepas dari alam lingkungan dimana dia berada karenanya bila manusia ingin sejahtera tentram dan damai maka manusia harus menjaga lingkungannya. Umat Hindu di Bali sudah sejak nenek moyang selalu melaksanakan upacara buta hita berupa yadnya terhadap tumbuh-tumbuhan disebut tumpek uduh (wariga) dan untuk hewan tumpek kandang dan termasuk benda-benda pusaka sebagai pelestarian cagar budaya yang dilaksanakan pada tumpek landep. 2. Iyam Dyanti Pratiwi Mahi Upathe Biberto Vasu (Reg Weda VIII 40.4) Ada kekayaan yang tiada terbatas tersembunyi dibumi dan dilangit agar dapat menikmati kekayaan tersebut manusia haruslah mengasah dan mengisi diri dengan pengetahuan rohani, pengetahuan teknologi, keterampilan hidup dan perilaku mulia (Atittude). Agar harta benda yang telah disiapkan oleh Tuhan tersebut mampu tergali guna kesejahteraan dirinya dan
36 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
kedamaian umat manusia. Contohnya hasil tambang maupun hasil alam lain harus diolah dengan teknologi canggih untuk kemakmuran bersama. 3. Ayuwa Tan Masih Ring Sarwa Prani, Apan Ikang Prani Ngaranya, Ya Ika Nimitani Kepagehan Ikang Catur Warga, Ikang Dharma, Artha, Khama, Moksa, maksudnya : Jangan tidak menaruh belas kasihan pada semua mahluk hidup karena mereka memiliki kelebihan tetap tegak dan terjaminnya, empat kebu Tuhan yang hakiki dari hidup manusia yakni kebajikan, harta benda, Kemauan (harapan) dan Kebahagiaan batinnya. Disini ditegaskan bahwa manusia tidak dapat semena-mena memanfaatkan sumber daya alam maupun mahluk hidup lainya untuk kepentingan dirinya kerena sumber daya alam dan mahluk hidup itu mengambil peran yang besar dalam tetap tegak dan terjaminnya kebutuhan hidup dari manusia.
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 37
PERJUDIAN Judi dalam segala bentuknya dilarang dalam agama Hindu, karena bertentangan dengan dharma agama maupun dharma Negara. Dalam Manawa dharmasastra IX. 221 dijelaskan “masyarakat penjudi adalah masyarakat yang “sakit”. Pendapat ini disepakati oleh pemerintah dan tokoh-tokoh agama. Ironisnya belum banyak upayaupaya preventif dan represif yang sifatnya mendidik untuk menyembuhkan penyakit masyarakat ini. Bhagawad Gita bab III. 37 : “Yajnarthat karmano nyatra, loko yam karmabandhanah, tadartham karma kauteya, muktasangah samacara” Artinya : Kuatnya keinginan dan kemarahan yang lahir dari nafsu rajaguna menjadikan lobha dan berdosa, yang merupakan musuh didunia. Kalah atau menang dalam berjudi membawa dampak munculnya sadripu (enam musuh) pada diri seseorang, sadripu adalah: 1. Kama (nafsu tak terkendali) 2. Lobha (serakah) 3. Kroda (kemarahan) 4. Mada (kemabukan) 5. Moha (sombong) dan 6. Matsarya (cemburu, dengki, iri hati). 38 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
Penjudi yang menang menguatkan: kama, lobha, mada, dan moha, pada dirinya sedangkan yang kalah menguatkan: kroda dan matsarya. Oleh karena itu menjadi tugas sulinggih atau pemimpin-pemimpin umat untuk meningkatkan kualitas beragamanya antara lain menyadarkan akan dosa berjudi. Memberantas perjudian tidak dapat dengan paksaan atau kekerasan berdasarkan undang-undang saja, tetapi akan lebih berhasil jika disertai dengan dharmawacana-dharmathula dan penyuluhanpenyuluhan yang intensif. Contoh, dapat dipetik dari kisah Mahabarata, dimana gara-gara judi Panca Pandawa kehilangan kerajaannya bahkan dibuang ke hutan selama 13 tahun.
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 39
PROSTITUSI DAN PERDAGANGAN WANITA Wanita harus menjaga kehormatan dirinya dengan sangat hati-hati dan penuh disiplin diri bila tidak maka dia akan kehilangan Keluwihannya (Keutamaanya) menjadi Leluhu (sampah) dan menjadi Penyebab rusaknya tatanan hidup dimasyarakat. Wanita berasal dari kata swa dan nita, swa artinya sendiri, dan nita artinya suci jadi wanita artinya orang yang mampu mensucikan dirinya sendiri melalui perilaku luhur. Dalam Weda disebutkan pelacuran sangat dilarang karena tubuh wanita diibaratkan susu kehidupan bagi generasi selanjutnya dan hukumnya adalah kutukan sampai tujuh turunan, sedangkan perdagangan perempuan termasuk merendahkan kodrat wanita. Menurut tradisi Hindu ada enam jenis wanita (ibu) yang patut dihormati seperti menghormati ibu kandung sendiri yaitu: 1. Ibu kandung yang melahirkan. 2. Bidan, dokter atau dukun yang membantu ibu melahirkan. 3. Istri Guru yang memberikan pendidikan dan ilmu pengetahuan. 4. Istri pejabat (pemerintah) yang turut serta membangun kesejahteraan rakyat. 5. Ibu susu yakni ibu yang pernah member susu atau kehidupan bagi anak.
40 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
6. Ibu pertiwi adalah bumi tercinta yang memberikan kesejahteraan kepada semua mahluk. Dari uraian tersebut diatas jelaslah bahwa Hindu mengajarkan bahwa prostitusi dan perdagangan wanita sangat bertentangan dengan agama. Karenanya Hindu sangat menentang hal tersebut.
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 41
PENGANGGURAN Didalam tuntunan agama Hindu manusia memiliki 3 sifat disebut Triguna yaitu: 1. Satwam yakni sifat mulia dan Kebaikan memberi penerangan bagi kehidupan. 2. Rajas yakni Sifat nafsu menjadikan orang berbuat dengan mengharapkan hasil dari segala yang diperbuat. 3. Tamas Sifat kebodohan menjadikan orang mengalami goncangan jiwa dan malas. Bhagawad Gita XIV . 8 “Ketahuilah wahai bhrata, bahwa sifat tamah sesungguhnya lahir dari kebodohan yang membingungkan semua perwujudtan dan mengikatnya dengan ketololan, kemalasan dan ketiduran.� Artinya: pengangguran terjadikarenanya adanya sifat-sifat tamas yang lahir dari kebodohan, malas, dan ketiduran. Dengan demikian dapat dismpulkan penganguran terjadi karena adanya sifat tamas. Ayat-ayat Weda lain yang berkaitan dengan pengangguran adalah : Bhagawad Gita III Sloka 14 Anmad bhavanti bhutani Prajanyad annasambhavah Yajnad bhavati parjanyo Yajnah karma samudhavah 42 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
Artinya : Karena makanan mahluk hidup, karena hujan makanan tumbuh, karena persembahan hujan turun, dan persembahan lahir karena kerja. Bhagawad Gita III Sloka 16 Evam pravartittam chakram Na muvartayati ha ya Aghur indriyaramo Mogham partha sa jivati Artinya : Yang tidak ikut memutar roda kehidupan ini selalu hidup dalam dosa, mengikuti kehendak hawa nafsunya oh parta ia hidup sia-sia. Bhagawad Gita III Sloka 19 Tasmad asaktah satatam Karyam karma samachara Asakto hy acharan karma Param apnoti purusha Artinya : Dari itu laksanakan lah segala kerja sebagai kewajiban tanpa harap keuntungan sebab kerja tanpa keuntungan pribadi membawa orang ke-kebahagiaan tertinggi. Bhagawad Gita III Sloka 20 Karmanai va hi samsiddhim Ashita janakadyah
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 43
Loka samgraham eva pi Sampasyam kartun arhasi
Artinya : Dengan bekerja demikian djanaka dan yang lainnya mencapai kesempurnaan demi kebahagiaan dan kemanusiaan didunia engkau juga harus laksanakan kewajibanmu. Bhagawad Gita III Sloka 24 Utsideyur ime loka Na kuryam karma ched aham Samkarya cha karta syam Upahanyam imah prajah Artinya : Jika aku berhenti bekerja duni ini akan hancur lebur dan aku jadi pencipta keruntuhan memusnakan manusia ini semua. Bhagawad Gita III Sloka 14 Saktah karmany avidvamso Yatha kurvanti bharata Kuryad vidvams tatha skatas Chikirshur loka samgraham Artinya : Seperti orang dungu kerja karena pahala demikianlah harusnya orang pandai bekerja tetapi tanpa kepentingan pribadi, oh barata melainkan untuk kesejahteraan manusia.
44 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu
Dari ayat-ayat suci diatas dapat disimpulkan bahwa Tuhan pun tidak menginginkan orang untuk tidak bekerja karena Tuhan pun tidak pernah berhenti bekerja, karena dengan pengangguran badannya pun tidak terpelihara sehingga orang tersebut bisa dikatakan tidak menjalani kodratnya sebagai manusia. Untuk itu setiap orang haruslah melakukan pekerjaan apapun yang dapat dilaksanakan guna menolong dirinya sendiri dan bahkan kalau mampu membantu orang lain.
Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu | 45
Demikianlah pedoman dharma wacana (khotbah) menurut agama Hindu dalam menjawab permasalahan KAMTIBMAS yang dihadapi di Provinsi Papua Barat. Akhirnya kami penyaji menyampaikan terimakasih, dan maaf yang sebesar-besarnya karena kami sadari penyajian materi atau khotbah ini masih banyak yang perlu disempurnakan sehingga kami memohon saran para pembaca untuk melengkapi.
Om Awignam Astu Namo Sidam SidiRastu Tad Astu Swaha
Om shanty, shanty shanty om
Manokwari, Juni 2016 Penyusun, Penyusun 1
Penyusun 2
Ida Bagus Putu Chandi, SH.
Ida Bagus Anom
46 | Kumpulan Bahan Renungan Khotbah Agama Hindu