Layang PRB edisi 1 2012

Page 1

LAYANG PRB Eling lan waspada ngadepi bebaya Urun Rembug PEMERINTAH PROVINSI DIY SAMBUT BAIK IMDFF-DR

Halaman 2

Info Magelang PASIR UNTUK PENGHIDUPAN MASYARAKAT

Halaman 4

Edisi Mei-Juni 2012 Profil KEUNIKAN BAKPIA TELO “JOGLO” DARI MERAPI

Halaman 7

“KAMI HARAP HUNTAP LEKAS BERDIRI...”

Proses pembangunan hunian tetap di Dusun Batur, Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, DIY, sudah sampai pada tahap penyelesaian akhir, Rabu (18/4). Diharapkan dalam waktu dekat, kompleks hunian tersebut sudah dapat ditempati penyintas yang saat ini masih tinggal di hunian sementara.

BAHU-MEMBAHU PULIHKAN MERAPI YOGYAKARTA – Erupsi Gunung Merapi 2010, diikuti awan panas dan terjangan lahar dingin, telah meluluhlantakkan lahan di sekitar Sleman, Magelang, Klaten, dan Boyolali. Tetumbuhan tidak lagi bersisa dan hunian warga rata dengan tanah. Kekhawatiran sekaligus harapan besar kemudian mengemuka, akankah Merapi pulih kembali? Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat total kerusakan dan kerugian akibat erupsi Gunung Merapi mencapai Rp3,628 triliun. Kebutuhan dana rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana di Provinsi DIY dan Jawa Tengah diperkirakan tidak kurang dari Rp1,35 triliun. Namun jika dibandingkan dengan kehilangan sosial yang dialami

Eling lan waspada ngadepi bebaya

oleh warga terdampak, angka-angka ini seolah tidak berarti. Pemerintah kemudian menyusun Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Erupsi Gunung Merapi selama tiga tahun (2011-2013). Lima bidang menjadi prioritas, yakni perumahan dan prasarana lingkungan, prasarana publik, sektor sosial serta relokasi permukiman, sektor ekonomi produktif, dan lintas sektor yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Salah satu program pemulihan yang tengah digiatkan ialah pendirian hunian tetap (huntap). Kegiatan ini dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum melalui program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman

Hari beranjak senja ketika Ny. Karsinah membuka pintu dan melihat-lihat lingkungan sekitarnya. Perempuan berusia separuh abad itu lalu duduk di kursi bambu sembari menyisiri rambutnya yang setengah basah. “Saya baru saja selesai mandi. Kalau sudah mandi sore, biasanya saya duduk dan mengobrol dengan tetangga,” ujar Ny. Karsinah, akhir Maret lalu. Tidak seberapa lama, datanglah Ny. Pademoro (88) yang tinggal sekitar 20 meter dari kediamannya. Mereka duduk bersama dan larut dalam perbincangan hangat. Salah satu topik pembicaraan dua penghuni lokasi hunian sementara (huntara) Gondang 2, Cangkringan, Sleman, ini adalah tentang hunian tetap (huntap). Beberapa bulan lagi, keduanya segera pindah ke huntap di Wukirsari yang tidak jauh dari lokasi tinggal saat ini. Tinggal di huntara maupun huntap sejatinya bukan keinginan Ny. Karsinah dan Ny. Pademoro. Jika boleh memilih, mereka rindu kembali tempat tinggal asli di Manggong. Namun apa mau dikata, dusun asri yang berada tepat di kaki Gunung Merapi itu telah musnah diterjang awan panas. Warga Manggong setidaknya telah dua kali mengungsi. Pertama kali ke (bersambung ke hlm. 8)

B e r b a s i s K o m u n i t a s ( R E KO M PA K ) . Pemerintah mengganti 2.856 rumah rusak akibat terdampak langsung erupsi Merapi di DIY dan Jawa Tengah. Kini, sejumlah lokasi huntap sedang dalam proses pembangunan, seperti di K arangkendal dan Batur, Sleman. Pemerintah daerah menaksir 70 persen huntap telah selesai dibangun. Selain kedua lokasi itu, terdapat sembilan lokasi lain yang tengah disiapkan, dengan luas lahan mencapai 50 hektare. Terpisah dari itu, proses relokasi penyintas di Desa Jumoyo dan Sirahan, Magelang, Jawa Tengah, justru terkendala ketersediaan lahan dan aturan tata ruang wilayah daerah. Sementara itu, di Desa Pekerja mengerjakan dinding hunian tetap di Dusun B a l e r a n t e , (bersambung ke hlm. 8) Batur, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Rabu (18/4)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Layang PRB edisi 1 2012 by sampur ariyanto - Issuu