DOUWES ‘NES’ DEKKER (DR. DANUDIRDJA SETIABUDI) Pejuang Kemerdekaan dan Anti Diskriminasi Ras
1
Douwes ‘Nes’ Dekker (Dr. Danudirdja Setiabudi) Pejuang Kemerdekaan dan Anti Diskriminasi Ras / penyunting: Agung Ayu Ratih, Berto Tukan. Ed. 1. -Jakarta: Institut Sejarah Sosial Indonesia (ISSI); Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI), 2014 20 hlm.: 20 x 28 cm ISBN Douwes ‘Nes’ Dekker (Dr. Danudirdja Setiabudi) Pejuang Kemerdekaan dan Anti Diskriminasi Ras Penyunting Agung Ayu Ratih Berto Tukan Penyusun Narasi Ade Munajat Penyusun Garis Waktu dan Anotasi Grace Tjandra Leksana Ilustrasi Ariwowo Arif Hidayatullah Endro Supriyanto Desain Alit Ambara
2
Cetakan Pertama: 2014 Penerbit Institut Sejarah Sosial Indonesia (ISSI) Jalan Batu Kramat No. 19, Batu Ampar - Condet, Kramat Jati, Jakarta 13520 T: 021-8088 2075 E: sejarahs@gmail.com W: www.sejarahsosial.org Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Jakarta, Indonesia T: 081808791966 (Warsono, S. Pd.) E: jurnalagsi@gmail.com Penerbitan ini sebagian didukung oleh Yayasan TIFA
DOUWES ‘NES’ DEKKER (DR. DANUDIRDJA SETIABUDI) Pejuang Kemerdekaan dan Anti Diskriminasi Ras Daftar Isi Aku dan Zamanku 4 Perkebunan dan Kesewenang-wenangan Penjajah 5 Mencoba Menjadi Belanda di Afrika Selatan 6 Berjuang Bersenjatakan Tulisan 7 Berkeliling Dunia Hingga Mendirikan Indische Partij 8 Belajar dan Berjuang di Tanah Penjajah 10 Lika-Liku Jalan Pulang 12 Membangun Sekolah 13 Kembali Diasingkan 14 Pulang ke Tanah Air dan Berbakti 16 Daftar Pustaka 18
3
8 Oktober: Ernest Francois Eugene Douwes Dekker lahir di Pasuruan, Jawa Timur.
1879
AKU DAN ZAMANKU
N
amaku Ernest François Eugène Douwes Dekker. Orang-orang terdekatku memanggilku ‘Nes’. Aku lahir pada 8 Oktober 1879 di Pasuruan, Jawa Timur, sebagai anak keempat dari enam bersaudara. Ayahku, Auguste Henri Edoeard Douwes Dekker, Belanda totok, sedangkan ibuku, Louisse Margareta Neuman, IndoJerman. Sebagai agen bank ternama di masa itu, ayahku berpenghasilan cukup besar sehingga dapat mengirimku ke sekolah-sekolah berbahasa Belanda yang terbaik. Saat ayahku dipindahkan ke Batavia aku
• PENDIDIKAN PRIBUMI MASA KOLONIAL
Pada 1839 muncul peraturan Menteri Tanah Jajahan J. C. Baud yang menyatakan bahwa untuk menduduki jabatan kantor pemerintah diperlukan pendidikan Barat. Ketika Baud menjadi Gubernur Jenderal pada 1845, ia mengusulkan pendirian lembaga pendidikan bagi kalangan elit pribumi (priyayi atau menak). Beberapa tahun kemudian usul Baud ditindaklanjuti pemerintah kolonial dengan membuat sekolah pertama untuk guru pribumi (kweekschoolen, 1852) dan sekolah untuk melatih “juru suntik” (dokter Djawa-Schoolen, 1875). Pada 1854, baru ada 20 sekolah bagi anak-anak pribumi. Akses masuk ke lembaga pendidikan menengah diperuntukkan bagi mereka yang sudah menerima pelajaran privat dari guru-guru Belanda. Atau pun mereka yang
4
MEIJI
de.wikipedia.org
21 April: Kartini lahir di Jepara.
Ayah A.E.H. Douwes Dekker adalah agen bank besar Nederlandsch Indische Escomptobank, makelar, dan pedagang yang sering berpindah tempat. Douwes Dekker anak ke-4 dari 6 bersaudara. Beberapa saudara Dekker lahir di sejumlah tempat berbeda. Pasuruan pada masa kelaAdeline (1876) dan Julius (1878) hiran Douwes Dekker adalah lahir di Surabaya, sedangkan Guido wilayah perniagaan bandar (1883) lahir di Meester Cornelis, yang besar, padat, sibuk, dan Batavia (Jatinegara-Jakarta Timur maju pesat terutama di era kini). Ibunya, Louisa Neumann, lahir liberalisasi yakni penerapan di Pekalongan, Jawa Tengah. Belanda, politik pintu terbuka di Hin- Perancis, Jerman, dan Jawa mengalir dia Belanda (1870-1900). dalam darah Dekker.
Restorasi Meiji di Jepang. Awal modernisasi Jepang.
18851890
Douwes Dekker belajar di Europeesche Lagere School (ELS, sekolah dasar) Batavia. Dia membaca Max Havelaar yang terbit pada 1860 karya Multatuli. yang bernama asli Eduard Douwes Dekker, kakek Douwes Dekker.
1886
berkesempatan belajar di sekolah menengah yang sering disebut ‘sekolah raja’, Koning Willem IIIschool (KW III). Murid-murid sekolah ini terbatas pada anak-anak Belanda dan Indo dari kalangan elit. Anak-anak pribumi yang dapat masuk KW III hanya mereka yang berasal dari kalangan priyayi tinggi atau pejabat pemerintah kolonial. Lulusan sekolah ini biasanya sudah dapat bekerja di kantor pemerintah atau perusahaan swasta Belanda. Saat itu perekonomian Hindia Belanda memang sedang berkembang pesat dan pemerintah berusaha memantapkan kekuasaannya dengan memperluas jaringan birokrasi ke seantero negeri jajahan ini. Aku tidak terlalu merasakan akibat penjajahan di masa kecilku karena aku berasal dari kalangan Indo yang berada. Namun, aku melihat kuatnya diskriminasi terhadap orang pribumi. Pandangan bahwa orang kulit putih lebih tinggi kedudukannya, lebih berbudaya dan lebih cerdas daripada penduduk pribumi dianggap lumrah. Sebagai anak Indo dengan darah Jawa dari garis ibuku kadang-kadang aku kebingungan dengan diskriminasi seperti ini. Kebanyakan orang Belanda tidak menganggapku anak Belanda karena putih kulitku bukan putih asli seperti kulit orang Belanda. Putihku putih campuran, putih sudah lulus dari Europeesche Lagere School (sekolah dasar Eropa), yang baru pada 1864 membuka pintu bagi anak-anak pribumi. Hoofden schoolen (sekolah pimpinan pemerintahan) didirikan di Jawa pada 1878. Politik Etis menyebabkan kemunculan pelbagai sekolah kejuruan, seperti hukum; peternakan; pertanian; dan perdagangan. Perguruan Tinggi Teknik didirikan pada 1920; Perguruan Tinggi Hukum pada 1924; dan Perguruan tinggi Kedokteran pada 1927.
Kuli kontrak pertama kali dikirim ke Suriname, Amerika Selatan.
Dekker menjadi siswa Hogere Burgerschool (HBS) Surabaya.
Sekolah-sekolah “Kelas Satu� untuk kaum bumiputra didirikan.
1888 1891 1892 1893
Hindia Belanda mengorganisasi monopoli opium yang diselenggarakan negara untuk menguasai perdagangan candu (Opiumregie).
1894
Indo. Sedangkan kaum pribumi melihat putih kulitku sebagai warna kulit kaum penjajah.
Tan Malaka dilahirkan di Pandan Gadang, Sumatera Barat. Dia melewati sebagian hidupnya dari penjara ke penjara, baik oleh pemerintah asing, intelijen kolonial, maupun pemerintah Indonesia sendiri kelak. Tan Malaka anggota Komintern dan Inggris dan Belanda terlibat pembentukan partai mengadakan perjanjian komunis di Asia Tenggara. batas wilayah kekuasaan Sarjana pendidikan lulusan Belanda (Irian Jaya) Haarlem, Belanda, ini medan Inggris (Papua ninggal setelah dieksekusi di Nugini). Kediri pada 1949.
1895
1897
Belanda berlaku kasar dan kejam terhadap bawahan mereka. Kenyataan ini melukai hatiku. Beberapa bulan kemudian aku memutuskan untuk berhenti.
PERKEBUNAN DAN KESEWENANG-WENANGAN PENJAJAH
Aku ditempatkan sebagai analis kimia di laboratorium pabrik. Pabrik gula itu mempunyai berhektarhektar perkebunan tebu. Demi mencukupi kebutuhan air untuk perkebunan, pengusaha pabrik menyuap mantri ulu-ulu yang bertugas membagikan air dan juga pegawai pangreh praja (pegawai negeri). Kedua aparat ini kemudian tidak mengaliri air ke sawah petani. Semua air dialihkan untuk kepentingan perkebunan tebu. Hasil panen petani di sekitar perkebunan pun tidak maksimal. Tak tahan dengan ketidakadilan yang diderita petani pribumi, aku kembali mengundurkan diri.
P
ada umur 18 tahun, aku lulus sekolah menengah atas dan bekerja sebagai pengawas di perkebunan kopi Soember Doeren milik pemerintah Belanda di lereng Gunung Semeru, Malang. Para pejabat perkebunan semuanya orang Belanda, sedangkan buruhnya semua pribumi. Di sini lah aku mulai melihat penindasan terhadap kaum bumiputra dalam kehidupanku sehari-hari. Majikan-majikan
Aku baru menyadari bahwa kemakmuran yang dinikmati Belanda ternyata didukung tersedianya tenaga kerja pribumi yang murah dan dapat dieksploitasi. Pemerintah kolonial Belanda memang hampir tidak pernah memikirkan kesejahteraan warga pribumi jajahannya. Mereka berkonsentrasi pada pembayaran pajak, berjalannya kewajiban rodi dan tanam paksa.
KANTOR NEDERLANDSCH HANDEL MAATSCHAPPIJ DI BATAVIA (1947)
• INDUSTRI TEBU MASA KOLONIAL
Penanaman tebu di Jawa berada di dataran rendah dan pesisir utara. Juga, sebagian besar perkebunan tebu mempunyai kedudukan di tepi sungai, seperti sungai Brantas di Jawa Timur, Bengawan Solo di Surakarta, Comal di Pekalongan, Citandui dan Ciliwung di Batavia. Pada masa ini dapat dikatakan hampir seluruh bahan mentah menjalankan pabrik gula mulai dari irigasi, tenaga kerja hingga bahan bakar kayu berasal dari sekitar perkebunan tebu. Pada 1824 perkebunan tebu dan pabrik gula dikuasai pemerintah Hindia Belanda. Perusahaan yang memasok gula ke Jawa dan Eropa adalah perusahaan negara Nederlandsch Handel Maatschappij (NHM). Pada 1870 terjadi liberalisasi, yang menyebabkan NHM berubah menjadi perusahaan swasta yang memiliki beberapa pabrik gula.
Cas Oorthuy/Nederland Fotomuseums
Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) berdiri dan memonopoli pelayaran antarpulau di Nusantara.
Dekker masuk HBS Gymnasium Koning Willem III, sekolah bergengsi dan elit di Weltevreden, Batavia.
5
Di Hindia Belanda bangsa Jepang disetujui sama status hukumnya dengan orang kulit putih. Itu memberi pengaruh pada status gengsi dan mobilitas vertikal naik, dari yang semula warga kelas dua (bersama warga keturunan Arab dan Cina, orang Timur Asing) menjadi warga kelas satu bersama warga Eropa. Van Heutsz memimpin pendudukan Aceh dengan Snouck Hurgronje sebagai penasehatnya. Hurgronje memperkenalkan Korte Verklaring (Plakat Pendek), perjanjian singkat yang isinya mengakui pemerintahan Belanda, untuk menggantikan perjanjian sebelumnya yang rumit dengan para pemimpin lokal; Belanda mengadakan aliansi dengan uleebalang ketika melawan pemimpin Islam. Perang Aceh selama 5 tahun menyebabkan 60.000 warga Aceh terbunuh, lebih 2.000 pasukan Belanda tewas, 10.000 pasukan Belanda mati karena penyakit, dan 25.000 pekerja Belanda juga mati selama periode itu.
1898
MENCOBA MENJADI BELANDA DI AFRIKA SELATAN
1900
1 Juni: Soekarno lahir di Surabaya.
12 Agustus Mohammad Ratu Wilhelmina men- Hatta lahir canangkan Politik Etis di Bukittinggi. di Hindia Belanda.
1901
S
• PERANG BOER
LIFE
Perang antara penduduk Transvaal melawan Inggris akibat penemuan emas di Babberton, 1885 dan di Withwaters, 1886. Industri tumbuh di berbagai kota namun kemiskinan masih merajalela. Ketidakadilan yang mengakibatkan rakyat mengangkat senjata terhadap Inggris. Sukarelawan penduduk Hindia Belanda seperti Ernest F. E. Douwes Dekker yang memilih menjadi pejuang di negeri asing mengakibatkan mereka kehilangan warga negara Belanda sesuai Pasal 7 UU Kewarganegaraan Belanda 1892.
MULO didirikan.
1902 1903
tertangkap oleh tentara Inggris. Aku dipenjarakan di Diatalawa, Srilanka. Selanjutnya dipindahkan ke Colombo. Selepas dari penjara Colombo, aku kembali ke Jawa. Waktu itu usiaku 24 tahun. Pengalaman perang Boer mengajariku bahwa perdamaian tidak harus diraih dengan kekerasan. Aku merenung, “Apa yang bisa kulakukan untuk membela kaum lemah dan terjajah?�
elepas dari pabrik gula, aku ikut berperang di Transvaal, Afrika Selatan, bersama petani Belanda (orang Boer) melawan Inggris. Dalam suatu pertempuran dahsyat di Pretoria, aku
6
17 Maret: Tiong Hoa Hwee Koan (THHK), organisasi warga keturunan Tionghoa, berdiri di Batavia. THHK mendirikan sekolah, jumlahnya 54 unit pada 1908 dan mencapai 450 sekolah pada 1934.
Sukses dalam perang Aceh, van Heutsz diangkat menjadi Gubernur Jendral sampai 1909.
16 Oktober: berdiri Sarekat Dagang Islamiyah di bawah K.H. Samanhudi di Surakarta. Organisasi terutama memberi wadah bagi pengusaha Batik dalam bersaing dengan pengusaha Sensor pascapenerbitan lain. diperkenalkan: semua penerbitan harus diseKemenangan Jepang atas rahkan dalam Rusia dalam perebutan tempo 24 jam Pulau Sakhalin. Hal itu setelah terbit ke membongkar kesadaran bangsa Asia atas superiori- badan sensor untuk diteliti. tas Eropa.
1904 1905
20 Mei, Boedi Oetomo (BO) berdiri di Batavia.
Hindia Belanda memperkenalkan pajak terhadap usaha dagang.
Kemunculan Indonesische Vereeniging yang didirikan sekelompok kecil pelajar dari Hindia Belanda. Mayoritas bangsawan terpelajar.
1906 1907 1908
BERJUANG BERSENJATAKAN TULISAN
A
khirnya, aku memutuskan untuk menjadi wartawan. Dunia jurnalistik memberi kesempatan untuk menggugah pikiran banyak orang mengenai cita-cita kemerdekaan. Mulailah aku menulis. Tulisan-tulisanku disiarkan di sejumlah surat kabar dan majalah. Dalam setiap tulisan, aku menggunakan nama samaran DD, singkatan dari Douwes Dekker. Kemudian hari, DD menjadi nama panggilan akrabku di kalangan kawan-kawan pergerakan. Karier jurnalistikku cukup baik. Berawal dari warta-
Oktober 1908, kongres pertama BO di Yogyakarta, Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat keluar dari BO. VSTP (serikat buruh kereta api) dibentuk, anggota orang Indonesia diterima.
Alexander W.F. Idenburg menjadi Gubernur Jenderal di Hindia Belanda. Dia orang Belanda yang giat menerapkan kebijakan Politik Etis.
1909
wan lepas, meningkat menjadi wartawan tetap di harian De Locomotief, Semarang. Harian Soerabaiaasch Handelsblad, Surabaya, adalah pelabuhanku selanjutnya. Di sana aku menjabat redaktur. Aku lalu pindah ke harian Bataviaasch Nieuwsblad, Jakarta. Di surat kabar terakhir ini, aku bahkan sampai menduduki jabatan wakil pemimpin redaksi ketika usiaku 30 tahun. Merasa mantap dengan penghasilanku sebagai wartawan, aku menikah dengan Clara Charlotte Deije di tahun-tahun itu. Kami dikaruniai lima anak. Belakangan, pada tahun 1919, kami berpisah. Pemimpin redaksi Bataviaasch Nieuwsblad, Zaalberg, membebaskanku untuk membela kepentingan kaum pribumi. Selain itu, aku juga leluasa memublikasikan tulisan pemuda-pemuda pemberani Indonesia yang sarat dengan cita-cita sebuah bangsa baru, bangsa Indonesia. Pemuda-pemuda itu antara lain Tjipto Mangoenkoesoemo, Soerjopranoto, Goenawan Mangoenkoesoemo, dan R. Soemarsono. Gagasan-gagasan mereka dalam tulisan lalu melahirkan organisasi kebangsaan pertama yakni
• ORANG INDO DAN JURNALISME DI HINDIA BELANDA
Pada 1890 terdapat 8 terbitan berkala berbahasa Melayu dan daerah. Jumlah ini meningkat pada 1905 menjadi 18 judul, dan 36 judul pada 1910. Penerbit dan pemilik percetakan Belanda melirik orang Indo sebagai editor potensial karena dianggap memiliki kualifikasi berkat pengetahuan mereka tentang ragam bahasa Melayu rendah atau Jawa, selain akrab dengan orang Indonesia dan Timur Asing. Di antara tokoh terkemuka yang terlibat dalam perkembangan pers di Indonesia pada kuartal terakhir abad ke-19 terdapat orang Indo seperti Halkema, J. Kieffer, G.R. Lucardie, A.M. Voorneman, A. Bois d’Enghien, Wiggers dan Winter. Mereka tidak hanya menulis di koran, tapi juga novelet dan puisi lirik yang disebut syair dan feuilleton (esai per-
sonal, kadang reflektif dan polemis, yang muncul di pers abad ke-19) dalam bahasa Melayu rendah. Walaupun sebelum 1875 banyak orang Indo yang aktif sebagai editor surat kabar, baru pada tahun berikutnya, khususnya 1880-an, mulai menerbitkan surat kabar sendiri.
7
Surat-surat Kartini dibukukan dan diterbitkan dengan judul Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang) Sun Yat Sen mendirikan Republik Cina.
1911
Boedi Oetomo. Bataviaasch Nieuwsblad juga mengakrabkanku dengan para mahasiswa sekolah kedokteran (STOVIA). Bersama mereka, aku menemukan kawan segagasan. Kami sering berdiskusi di rumahku di Jalan Kramat. Selain mengadakan pertemuan, mereka pun memanfaatkan perpustakaanku. Max Havelaar adalah buku paling populer di antara mereka. Novel karya Multatuli itu memang penuh kritik keras terhadap penjajahan Belanda di Indonesia. Multatuli sendiri ialah kakak dari kakekku. Nama aslinya, Eduard Douwes Dekker.
BERKELILING DUNIA HINGGA MENDIRIKAN INDISCHE PARTIJ
P
ada 1909, aku menjadi pemimpin redaksi Bataviaasch Nieuwsblad. Pada tahun itu, aku mendapat kesempatan berkeliling Eropa dan ke beberapa negara Asia. Belanda, Jerman, Perancis, Cekoslovakia, Swiss, dan Italia adalah negara-negara Eropa yang kukunjungi. Di Asia, aku berkesempatan mendatangi Mesir, India, Filipina, dan Cina. Dalam perjalanan itu aku bertemu sejumlah tokoh penting dunia seperti Presiden Cekoslovakia Prof. Dr. Thomas Massyaryk dan pendiri Republik Rakyat Cina, Dr. Sun Yat Sen. Perbincangan dengan keduanya membulatkan tekadku untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Liputanku atas perjalanan itu terbit dalam majalah Jong Indie, Jakarta, dengan judul Surat-surat Seorang Biadab dari Dunia Beradab. Tulisan itu berisi sindiran kepada bangsa Barat yang merasa dirinya lebih beradab daripada bangsa Timur. Mereka menganggap penjajahan sebagai cara mengadabkan bangsa Timur. Akhir 1910 aku kembali ke tanah air dan menetap di Bandung. Bataviaasch Nieuwsblad kutinggalkan. Aku menerbitkan majalah dwi-mingguan, Het Tijdschrift. Namun, majalah tersebut tak memuaskan. Energi menulisku seakan dibatasi. Padahal, gagasanku tentang kemerdekaan Indonesia sungguh membuncah. Pada 1 Maret 1912, aku menerbitkan harian De Expres. Harian itu kujadikan corong kritik atas politik penjajah Belanda. De Expres pun menjadi media para pemuda untuk mengutarakan gagasan dari yang paling keras hingga paling halus. Lama kelamaan, sejumlah gagasan yang tersebar di Bataviaasch Nieuwsblad, Het Tijdschrift, dan De Expres menemukan bentuk barunya. Aku, Soewardi Soerjaningrat (nama lainnya Ki Hadjar Dewantara), dan Tjipto Mangoenkoesoemo kerap mendiskusikan gagasan kemerdekaan itu. Dari satu pembicaraan ke pembicaraan berikutnya, kami sepakat mendirikan partai politik sebagai wadah perjuangan. Agar organisasi politik ini diterima banyak orang, maka kami berkeliling Pulau Jawa. Pada 25 Desember 1912 kami mengumumkan
• DE LOCOMOTIEF
• SOERABAIAASCH HANDELSBLAD
Cikal bakal terbitan ini adalah Semarangsch Advertentieblad (media pengiklan). Terbitan ini mulai terbit pada 1845, lalu pada 1852 berganti nama menjadi De Locomotief. Dr. Jhr. Van Alpen tercatat sebagai penerbitnya. Seiring dengan implementasi UU Pers 1848, beberapa penulis De Locomotief mendapatkan hukuman akibat delik pers (pelanggaran terhadap UU Pers). Misalnya, pada 1879, penulis J. W. Cohen Stuart ditahan karena artikelnya dalam De Locomotief edisi 8 Januari 1879 yang dianggap menghasut dan mengkritik Gubernur Jenderal. Penulis lain, J.W.H. Halkema dari Yogyakarta pada 1881dilarang pemerintah tinggal di seluruh wilayah ibu kota kesultanan karena artikelnya dalam De Locomotief yang mencemarkan nama baik Sultan.
Terbitan berbahasa Belanda yang terbit di Surabaya pada 1852, dan merepresentasikan kelompok pengusaha gula. Pada 1913, ketika kiprah Sarekat Islam (SI) makin tajam, terbitan ini salah satu yang paling kuat membangkitkan sentimen anti SI.
8
• BATAVIAASCH NIEUWSBLAD
Harian yang dikelola seorang Indo Belanda bernama Zaalberg, dan diperuntukkan bagi kepentingan kaum Indo di Hindia Belanda. Sejak Douwes Dekker menjadi redakturnya pada 1908, ia menyediakan ruang untuk propaganda bagi kepentingan rakyat Indonesia. Hal ini menjadi bibit perselisihan antara Zaalberg dan Dekker yang berujung pada keluarnya Dekker dari Bataviaasch Nieuwsblad.
18 November: Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan.
1912
berdirinya Indische Partij (IP) atau Partai Indonesia. IP adalah partai politik pertama di Indonesia. Program politiknya, Indier voor de Indiers (Indonesia untuk bangsa Indonesia). Dalam waktu singkat, keanggotaan IP mencapai 7.500 anggota; 6000 orang Indo dan 1.500 lainnya orang pribumi. Anggota ini tersebar di 30 cabang di seluruh Jawa. Aku sendiri kala itu mengubah nama Belanda menjadi Indonesia, Danudirdja Setiabudi. Sebagai sebuah organisasi politik, IP harus sah secara hukum. Pengajuan permohonan sebagai badan hukum ke pemerintah Belanda hingga jenjang Gubernur Jenderal tak membuahkan hasil. Kenyataan ini sungguh membingungkan. Pasalnya, IP berencana menyelenggarakan kongres pertama pada 21-23 Maret
• TJIPTO MANGOENKOESOEMO (1885 – 1943)
Lahir di Jepara pada 4 Maret 1885, lalu menempuh pendidikan di STOVIA. Sejak 1907 ia aktif menulis di De Locomotief. Kiprah politiknya dimulai dari Boedi Oetomo (BO). Pada kongres pertama BO pada 1908, Tjipto mengungkapkan argumennya agar BO menjadi partai politik yang berjuang untuk kesetaraan rakyat. Idenya berbeda dengan dr. Radjiman Wedyodiningrat yang menginginkan BO menjadi organisasi yang berbasis budaya Jawa. Ia kemudian keluar dari BO pada 1909 dan mendirikan kelompok studi Kartini Club. Pada 1912 ia pindah ke Bandung untuk bekerja bersama Douwes Dekker di De Expres dan kemudian keduanya bersama Soewardi Soerjaningrat mendirikan Indische Partij. Ketiganya kemudian dibuang ke Belanda pada 1913 akibat penyebaran pamflet ‘Als Ik Eens Nederlander Was’ yang mengkritik pemerintah Belanda. Pada masa pembuangannya, ia aktif di organisasi Perhimpunan Indonesia dan menulis di De Indier. Ia dipulangkan pada 1914 karena kesehatannya
memburuk, namun tak lama kemudian bergabung di Insulinde. Ia diangkat menjadi anggota Volksraad pada 1918, namun kembali ditahan pada 1920. Saat menjadi tahanan kota di Bandung, ia tetap membuka praktik dokter. Di sinilah ia bertemu golongan nasionalis muda, termasuk Soekarno. Pada 1928 ia ditangkap dan dibuang ke Banda. Pada masa pembuangannya, kesehatannya terganggu, sehingga pemerintah kolonial menjanjikan pembebasannya asalkan Tjipto mau melepaskan hak politiknya. Tjipto menolak dan berujung pada pengalihan penahanannya ke Makassar, lalu ke Sukabumi pada 1940. Ia meninggal pada 1943.
9
Yayasan Kartini berdiri untuk mendukung pendidikan kaum perempuan di Hindia Belanda.
1913
1913. Masalah semakin bertambah karena aku dijebloskan ke penjara selama 14 hari, akibat kritikanku terhadap kebijakan pemerintah Belanda yang menghapus jurusan B (IPS) di sekolah Gymnasium Willem III. Tak kehilangan akal, aku bekerja sama dengan organisasi kaum Indo, Insulinde, yang juga akan mengadakan kongres. Insulinde adalah organisasi yang berdiri sejak 1907 dan sudah berbadan hukum resmi. Berlangsunglah kongres IP yang menyatu di kongres Insulinde itu. Dalam kongres, aku mendesak pemerintah mencabut pasal 343 Undang-undang Hukum Pidana yang melarang kaum pribumi mendirikan organisasi politik. Pencabutan Peraturan Pemerintah pasal 111 tentang larangan rapat-rapat yang membahayakan ketertiban umum pun didesak untuk dihapuskan. Kedua pasal itu sesungguhnya membatasi usaha menuju cita-cita kemerdekaan Indonesia. Tanpa organisasi politik dan tanpa rapatrapat yang bebas, maka perjuangan kemerdekaan sulit dilakukan. Pemerintah penjajah Belanda tetap tidak mengeluarkan izin untuk IP karena anggaran dasar IP yang dianggap radikal. Apalagi tujuan IP adalah kemerdekaan Indonesia. Dengan terpaksa, pada akhir Maret 1913 IP dibubarkan. Tapi cita-cita kemerdekaan Indonesia tetap menyala dan tetap mengalir dalam diriku.
• SOERJOPRANOTO
Lahir pada 1871, kakak kandung Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara). Ia bersekolah di ELS dan setelah tamat mengambil Kursus Pegawai Rendah (Klein Ambtenaren Cursus). Ia kemudian bekerja di Controleurs Kantoor di Tuban. Ketika bekerja di sinilah, ia bertemu O. S. Tjokroaminoto yang saat itu bekerja di sebuah kongsi dagang. Dari Tjokroaminotolah ia memahami diskriminasi yang dilakukan pemerintah Belanda terhadap orang pribumi. Ia kemudian dipecat karena menempeleng pejabat kolonial yang memarahi pegawai pribumi rendahan. Kemudian ia ditugaskan bekerja sebagai kepala bagian administrasi istana. Di sinilah pada 1900, ia mendirikan organisasi Mardi Kaskaya, sebuah koperasi simpan-pinjam yang dikelola oleh
10
interactivia.ro
Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet datang ke Hindia Belanda. Dia mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) pada 1914. Tahun 1921 Sneevliet ikut mendirikan Partai Komunis Cina.
28 Juli: Perang Dunia I dimulai. Perang melibatkan Sekutu (Inggris, Perancis, dan Rusia) dan kekuatan sentral (Jerman, Austria-Hungaria, Italia). Perang berakhir 11 November 1918 setelah penandatanganan Traktat Versailles.
1914
BELAJAR DAN BERJUANG DI TANAH PENJAJAH
P
ada awal Juli 1913, Tjipto Mangoenkoesoemo, Soewardi Soerjaningrat, Abdoel Moeis, dan Wignjadisastra mendirikan Komite Bumiputera. Komite ini hendak mengadakan seminar dalam rangka 100 tahun kemerdekaan Belanda dari Perancis. Tema seminar adalah perubahan pola hubungan antara negeri jajahan (Indonesia) dan negeri penjajahnya (Belanda). Seminar juga membahas perlunya parlemen dan pentingnya pendidikan untuk rakyat pribumi. De Expres meliput kegiatan Komite Bumiputera tersebut. Tulisan anggota-anggotanya pun dipublikasikan melalui De Expres. Soewardi dan Tjipto menulis artikel yang mengkritik keras pemerintah Belanda. Tulisan mereka penuh dengan tuntutan hak kaum pribumi Indonesia. Pemerintah Belanda justru menanggapinya dengan menangkap dan memenjarakan pengurus Komite Bumiputera. Wignjadisastra dan Moeis dibebaskan beberapa hari kemudian, sedangkan Tjipto dan Soewardi tetap mendekam di penjara. Melihat keadaan itu, aku menulis artikel berjudul Onse helden dr. Tjipto Mangoennkoesoemo en Soewardi Soerjaningrat (Pahlawan-pahlawan Kita Tjipto Mangoennkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat) sebagai simpati kepada kedua pemuda pemberani itu. Akibatnya, aku pun turut ditahan
anggota kerabat Pakualaman dan bertujuan membantu membebaskan anggotanya dari isapan rentenir. Ia juga mendirikan semacam taman bacaan pada 1910 dengan nama Societeit Sutrohardjo. Ia disekolahkan oleh pemerintah ke Middelbare Landbouw School atau Sekolah Menengah Pertanian di Bogor, di mana ia bertemu Douwes Dekker. Ia mulai menulis dan menjadi pembantu redaksi Bataviaasch Niewsblad. Soerjopranoto lulus pada 1907 dengan dua gelar: ahli pertanian dan guru pertanian. Dengan gelar-gelar inilah ia ditugaskan di perkebunan tembakau Dieng, Wonosobo sebagai Kepala Dinas Pertanian dan pemimpin sekolah pertanian. Pada 1908 ia terpilih menjadi sekretaris pengurus pusat Boedi Oetomo melalui kongres pertamanya di Yogyakarta. Pada 1914 ia terpilih sebagai anggota komisaris dalam Kongres pertama SI 1914 di Yogyakarta. Jabatannya di dinas pertanian berakhir pada 1915, dan
historia.co.id
Haji Agus Salim bergabung dengan Sarekat Islam dan menyerukan modernisasi Islam.
Pemerintah Hindia Belanda membentuk Politiek Inlichtingen Dienst, pasukan polisi khusus untuk menyelidiki kejahatan politik (kemudian berganti nama Algemeene Recherche Dienst).
7 Maret: Tri Koro Darmo didirikan (tahun 1918 diubah menjadi Jong Java) Jendral Sudirman lahir
1915
1916
bersama mereka. Oleh Hak Luar Biasa (exorbitante rechten) yang dimiliki Gubernur Jenderal Hindia Belanda, kami bertiga dijatuhi pengasingan dalam negeri (internering). Namun, sebelum proses pengasingan berlangsung, kami mengusulkan untuk diasingkan ke luar negeri, ke Belanda (externering). Pemerintah setuju. Pada 6 September 1913 kami berlayar menuju Belanda dengan kapal Jerman, Bullow. Di Belanda, kami bergabung dengan pemuda pelajar Indonesia yang ada di sana. Kami masuk organisasi mereka, De Indische Vereeniging, yang kemudian berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia. Di Belanda, aku pun memanfaatkan waktu untuk belajar. Universitas Zurich, Swiss, menjadi tempatku menimba ilmu. Aku berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana di bidang ekonomi dalam waktu satu tahun. Belum puas, aku melanjutkan studi di kampus yang sama hingga meraih gelar doktor ekonomi politik dengan predikat tidak lama setelah itu mendirikan organisasi Adhi Dharma. Soerjopranoto merupakan pencetus gagasan aksi massa melalui pemogokan, yang ia ungkapkan dalam Kongres IV SI (1919) di Surabaya. Aksi pemogokan yang merata pada 1920-an dilakukan oleh pabrik gula, kayu, gergaji listrik, tembakau, dan tapioka dipengaruhi propaganda serikat buruh pabrik gula (PFB). Aksi pemogokan lain yang juga terkait Soerjopranoto adalah pemogokan buruh kereta api (Nederlands-Indie Spoorweg/NIS) dan buruh pegadaian. Saat aksi pemogokan PFB, Soerjopranoto ditangkap oleh pemerintah Belanda dan dibawa ke penjara Wirogunan. Peranan Suryopranoto ini membuat julukan “Raja Mogok� dilekatkan kepadanya.
11
1917
Pada 14 November Thomas Masaryk terpilih menjadi Presiden Cekoslovakia.
1918
www.geheugenvannederland.nl
27 Mei: ISDV berubah menjadi Perserikatan Komunis di Hindia, dan menerbitkan tulisantulisan Lenin. Pada 25 Desember, perserikatan ini bergabung dengan Komunis Internasional.
www.britannica.com
sites.google.com/site/worldwar1class6
Oktober: Revolusi Bolshevik meletus di Rusia, dipimpin Vladimir Lenin untuk mengakhiri kekuasaan Dinasti Romanov.
Gubernur Jendral van Limburg Stirum mengumumkan “Janji 18 November”, berisi pemberian otonomi kepada Hindia Belanda di masa mendatang dan waktunya belum ditetapkan.
Technische Hoogeschool, cikal bakal ITB berdiri di Bandung.
1920
cum laude. Aku juga mendalami ilmu keguruan dan jurnalistik di Belanda pada 1914-1915. Semua pendidikan ini demi cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Sedangkan kawanku Soewardi berhasil kembali ke tanah air pada 1919. Tjipto sudah lebih dahulu pulang dengan alasan kesehatan.
Pembedaan dan pembatasan ini membuat kami sungguh gerah. Ingin rasanya menyulutkan lidah api kemarahan ini pada sumbu perlawanan. “Belum saatnya,” demikian kata kawan-kawan berusaha saling mencegah tindakan menentang aturan yang tidak adil. Kami memang tidak boleh gegabah dalam melangkah. Kalau kami dikeluarkan dari sekolah, tidak mudah bagi kami untuk masuk sekolah lain, apalagi mencari pekerjaan yang baik.
Aku akhirnya berhasil keluar dari Belanda, namun tidak bisa langsung ke Indonesia. Aku singgah di Hongkong. Di sana, aku terlibat penyelundupan senjata ke India dan Thailand, dua negara yang setali tiga uang dengan Indonesia. Negeri tersebut tengah berjuang melepaskan diri dari penjajahan Inggris. Itulah alasanku menyelundupkan senjata ke kedua negeri itu. Akibatnya, aku ditangkap oleh tentara Inggris dan dijebloskan ke penjara.
Menulis sebagai senjata terus kuasah. Het Volk, De Nieuwe Groene Amsterdammer, dan Hindia Poetera majalah yang dimiliki De Indische Vereeniging menerbitkan tulisan-tulisanku. Aku juga sempat menerbitkan majalah sendiri, De Indier, di sana. Pada 1918 aku mendirikan kantor berita dengan nama De Indonesische Persbureau. Akibat semua kegiatan itu, aku makin dikenal luas. Dampaknya, perkara pengasinganku dibicarakan di Tweede Kamer (parlemen) Belanda.
Tiga tahun kuhabiskan dengan berpindah-pindah penjara. Mulanya di Singapura, lalu dipindahkan ke Vancouver, Kanada, kemudian ke beberapa penjara di Amerika Serikat, lalu kembali lagi ke Singapura. Perang Dunia I berakhir dan aku berhasil kembali ke tanah air sebagai tahanan pemerintah Hindia Belanda. Aku berturut-turut dipenjarakan di Jakarta, Bandung, dan Semarang.
LIKA-LIKU JALAN PULANG
P
ada Agustus 1917 hukuman pengasinganku dicabut oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Namun kepulanganku terhambat oleh berkecamuknya Perang Dunia I (1914-1918).
• HET TIJDSCHRIFT
Majalah dua bulanan ini didirikan Douwes Dekker pada 1911. Salah satu keunikannya, dibandingkan terbitan lain masa itu adalah nuansa internasionalnya. Berbagai kontributor dari luar negeri mengirimkan tulisannya untuk Het Tijdschrift. Misalnya, pada edisi pertama, Lydia Hertlein dari Munich menulis tentang hak untuk menjadi ibu (motherhood) pada perempuan yang tidak menikah. Shiyamaji Krishnavarma menulis tentang penjajahan Inggris di India. Secara umum, artikel-artikel dalam majalah ini membahas tentang keruntuhan kekuasaan Eropa di dunia non-Barat tanpa menggunakan senjata. Dekker juga menulis argumen serupa, bahkan menyebutkan berbagai metode perlawanan, seperti demonstrasi, agitasi, revolusi, pemogokan,
12
Tak ada kata lelah dalam berjuang. Selepas dari penjara, aku kembali bergabung dengan Tjipto dan Soewardi di Semarang. Kami melanjutkan perjuangan IP dengan mendirikan NIP (Nationaal Indische Partij) pada Juni 1919. Beberapa minggu setelah berdiri, NIP memprakarsai pemogokan buruh pabrik tembakau di Polanharjo, Klaten, Surakarta. Tuntutan pemogokan yaitu kenaikan upah dan pengurangan jam kerja. Alih-alih berhasil, banyak boikot, dan pemberontakan. Ia juga menyebutkan pembentukan sebuah partai yang menyatukan berbagai kalangan, baik Indo, pribumi dan orang-orang lain dengan beragam pandangan politik.
javapost.nl
Penghapusan tenaga perempuan sebagai buruh malam. Ide undang-undang dibuat Volksraad (Dewan Rakyat), dan menjadi wacana pada 1889. Para pelajar Hindia Belanda di Belanda mendirikan Perhimpunan Indonesia (PI). Sejumlah anggotanya, antara lain Mohammad Hatta dan Sunario Sastrowardoyo merumuskan manifesto politik 1925. Manifesto menyiratkan kesadaran anggota PI sebagai bangsa terjajah yang menginginkan persatuan (unity), persamaan (equality) dan kemerdekaan (liberty), sejajar dengan bangsa lain.
Ki Hadjar Dewantara mendirikan Taman Siswa, sekolah swasta pertama yang didirikan dengan mengedepankan jiwa kebangsaan dan kemandirian.
1922
kawan justru ditangkap Belanda termasuk aku. Pada 10 April 1923, NIP resmi dilarang pemerintah. Aku lalu memutuskan tinggal di Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. Kala itu usiaku 43 tahun. Aku mencoba berternak ayam ras dan juga anjing herder. Selain berternak, aku menulis tentang sejarah Indonesia. Menurutku sejarah adalah sarana pembangkit kesadaran persatuan dan kebangsaan yang efektif. Selama tinggal di Cibadak, aku menghasilkan tiga jilid buku sejarah Indonesia dan beberapa buku lain.
• SOEWARDI SOERJANINGRAT (1889 – 1959)
Merupakan keturunan Paku Alam III, namun tersingkir dari keraton karena ayahnya menjadi buta. Ia bersekolah di ELS, lalu sempat melanjutkan pendidikannya di Kweekschool sebelum memutuskan masuk STOVIA pada 1905. Saat belajar di STOVIA ia berkenalan dengan Douwes Dekker, Tjipto dan Goenawan Mangoenkoesoemo. Ia turut aktif di Boedi Oetomo, namun berselisih pendapat dengan golongan tua seperti dr. Radjiman Wedyodiningrat dan dr. Wahidin. Ia tidak menyelesaikan pendidikannya di STOVIA karena beasiswanya dicabut. Setelah bekerja di beberapa tempat , ia menjadi wartawan De Expres. Ia juga menjadi ketua Sarekat Islam cabang Bandung. Lalu pada 1912 bersama Dekker dan Tjipto mendirikan Indische Partij. Akibat pamflet ‘Als Ik Eens Nederlander Was’ yang ditulisnya, Soewardi dibuang ke Belanda pada 1913 bersama Tjipto dan Dekker. Aktivitasnya sebagai jurnalis tetap berlanjut, dengan menjadi wartawan di Biro Pers Afrika Selatan lalu mendirikan Kantor Berita Indonesia
1925
MEMBANGUN SEKOLAH
K
emerdekaan Indonesia harus pula ditunjang dengan kecerdasan rakyatnya. Itulah kenapa aku memilih berjuang juga di bidang pendidikan. Melalui pendidikan, spirit baru bisa ditanamkan, cara berpikir lama diubah dengan yang baru, cita-cita kemerdekaan Indonesia bisa ditanamkan dalam pikiran peserta didik. Pemikiran itu mendorongku untuk melamar sebagai guru di Preanger Institut pimpinan H. E. Meyer
pada 1913. Ia mengikuti pendidikan guru dan pada 1915 mendapatkan ijasah kepandaian mengajar. Pada 1919 kembali ke Indonesia lalu membantu kakaknya, Soerjopranoto, di organisasi Adhi Dharma. Ia menjadi ketua National Indische Partij-Sarekat Hindia pada 1920, sebelum ditangkap kembali pada tahun yang sama atas tuduhan dalang pemogokan petani di perbatasan Sala. Pada 1922 mendirikan Taman Siswa, setelah sebelumnya tergabung dalam kelompok belajar dan diskusi Paguyuban Selasa Kliwon. Pada masa penjajahan Jepang, Soewardi menjadi salah satu pemimpin Poetera. Namun setelah Poetera dibubarkan dan diganti menjadi Djawa Hokokai, ia menolak bergabung. Pada masa kemerdekaan, ia menjadi Menteri Pengadjaran pada Kabinet Presidensiil. Pada 1957, ia menerima penghargaan Doctor Honoris Causa dari Universitas Gadjah Mada sebelum meninggal dua tahun kemudian.
13
Nahdlatul Ulama berdiri. 30 April – 2 Mei: Kongres Pemuda I diselenggarakan di Jakarta.
1926
28 Oktober: Sumpah Pemuda menyatakan kesadaran pemuda Hindia Belanda tentang persamaan nasib sebagai bangsa terjajah. Tekad bersatu dikumandangkan. Dalam forum itu, lagu Indonesia Raya diperdengar4 Juli: PNI (Partai Nasional kan pertama kali melalui gesekan biola W.R. Indonesia) didiri- Soepratman. kan Soekarno. PKI memberontak terhadap pemerintah kolonial, namun gagal.
1927
29 Desember: Soekarno 22 Desember: Kongres Wanita diselengditangkap garakan di Yogyakarta. Hasilnya dibentuk Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI) yang dan dipenjarakan bertujuan mempererat hubungan perkumpulan wanita, memperbaiki nasib dan derajat pemerintah kolonial. wanita, serta mengadakan kursus kesehatan.
Elenbaas, ketika menetap kembali di Bandung. Aku diterima dan ditunjuk sebagai pemimpin jenjang MULO (setingkat SMP). Jenjang karierku di dunia pendidikan bisa dikatakan bagus. Setelah menjadi guru honorer beberapa saat, aku diangkat sebagai guru tetap. Aku bahkan dipercayakan duduk dalam pengurus Preanger Institut mewakili Perkumpulan Pengajaran Rakyat (Preanger Insituut van de Vereeniging Volksonderwijs). Perlahan-lahan, aku berhasil mengambil alih yayasan itu. Pada 1924, aku mengganti namanya menjadi Schoolvereeniging Het Ksatrian Institut. Dengan mengubah namanya, jelas apa yang hendak kulakukan. Di sekolah itu aku hendak mendidik para calon ksatria; orang-orang yang mengutamakan kebenaran dan keadilan daripada kepentingan diri sendiri. Kurikulum Ksatrian Institut menekankan pada budaya lokal dan nasional dengan pengantar bahasa Indonesia. Di dua pintu utama sekolah, kutuliskan motto; Door de will van onse Volk (Karena Kemauan Rakyat) dan Des Volte Toekomst gewijd (Diabdikan untuk Hari Depan Rakyat). Aku bertemu Johanna Petronella Mossel yang sangat membantuku dalam urusan sekolah. Kami menikah pada 22 September 1926. Belakangan, aku bercerai dengannya lantaran aku dipenjara di Suriname. Di Sekolah itu juga Soekarno pada 1926 sempat mengajar. Selain itu, aku juga mendirikan sekolah dagang, sekolah guru (Kweekschool), dan juga sekolah jurnalistik. Di semua sekolah itu, kami tak menggunakan buku• ABDOEL MOEIS (1883 – 1959)
Lahir di Agam, Sumatera Barat pada 3 Juli 1883. Ia menempuh pendidikannya di STOVIA, namun tidak selesai karena sakit. Ia bekerja sebagai klerk di Departemen Onderwijs en Eredienst, namun berhenti karena tidak disukai rekan Belandanya. Pada 1905 ia ke Bandung dan bekerja sebagai anggota Dewan Redaksi Bintang Hindia. Selanjutnya ia bekerja di koran Preanger Bode dan Neratja. Setelah bergabung dengan Sarekat Islam (SI) pada 1913, ia menjadi pemimpin redaksi harian Kaoem Moeda. Pada 1917, sebagai utusan SI, ia pergi ke Belanda untuk mempropagandakan komite Indie Weerbaar dan mendorong pendirian Technische Hoogeschool (Institut Teknologi Bandung). Ia ditunjuk sebagai anggota Volksraad mewakili Central Sarekat Islam. Pada 1920, ia terpilih sebagai Ketua Pengurus Besar Perserikatan Pegawai Pegadaian Boemipoetera, yang berlanjut dengan pemogokan kaum buruh di Yogyakarta. Akibat aksinya yang menentang pemerintah kolonial, ia dilarang ber-
14
1928
1929
31 Desember: Soekarno dibebaskan.
1931
buku dari pemerintah penjajah Belanda melainkan menggunakan buku-buku karanganku dan guru lainnya. Hal ini dilakukan supaya peserta didik tidak diracuni kebohongan yang terjadi di sekolah milik pemerintah Belanda. Pada 1936 naskah bukuku mengenai sejarah Asia Timur yang dipakai di sekolah, kukirim kepada Residen Priangan M.F Tijdman. Naskah yang sama kukirim pula ke sejumlah surat kabar berbahasan Melayu dan Melayu-Cina, serta kepada Kantor Pendidikan dan Kejaksaan Agung. Aku berharap mendapat umpan balik sebagai perbaikan untuk naskahku. Ternyata, bukuku dianggap berisi propaganda anti-Barat dan pro-Jepang. Aku diseret ke pengadilan dengan tuduhan membahayakan pemerintah Belanda. Pada 5 Desember 1936, pengadilan menjatuhkan hukuman kepadaku. Namun setelah naik banding, aku hanya harus membayar denda dan biaya perkara. Kejadian itu punya dampak lain. Bukubuku Ksatrian Institut dibakar dan perlahan-lahan yayasan itu bangkrut. Tidak hanya itu, aku dilarang mengajar untuk waktu yang tak terbatas.
KEMBALI DIASINGKAN
D
alam suasana demikian, aku ditawari pekerjaan oleh Husni Thamrin, seorang kawan lamaku dan juga pejuang. Melalui dia, aku mendapatkan pekerjaan untuk memasok hasil survei
politik, dikenakan passenstelsel dan diasingkan ke Garut, Jawa Barat. Di sinilah ia menyelesaikan novelnya, Salah Asuhan. Tahun 1926 ia terpilih menjadi anggota Regentschapsraad Garut. Enam tahun kemudian diangkat menjadi Regentschapsraad Controleur. Jabatan itu diembannya hingga Jepang masuk ke Indonesia (1942). Setelah kemerdekaan, ia mendirikan Persatuan Perjuangan Priangan yang fokus pada pembangunan di Jawa Barat dan masyarakat Sunda.
1936
wikimedia.org
wikimedia.org
Soetardjo Kartohadikoesoemo mengajukan petisi yang isinya meminta Ratu Belanda memberikan otonomi bertahap kepada Hindia Belanda.
Kantor berita Antara didirikan.
1937
Mei: Negeri Belanda diduduki pasukan Nazi Jerman. Ratu Wilhelmina mengungsi ke Inggris.
Jepang mengalahkan Belanda dan menduduki Hindia Belanda.
1940 1942
ekonomi Hindia Belanda kepada Sato Nobuhide, seorang pengusaha Jepang yang dicurigai sebagai mata-mata. Pekerjaanku ternyata diketahui polisi rahasia. Rumah Thamrin digeledah oleh mereka. Padahal, ia sedang sakit keras saat itu. Dokumen rahasia yang selama ini kubuat ditemukan di sana. Thamrin meninggal dunia setelah peristiwa tersebut. Beberapa lama kemudian, aku ditangkap meskipun sudah berusaha sembunyi.
1 Juni: Sukarno mengemukakan gagasannya tentang Pancasila dalam sidang BPUPKI. 17 Agst: SoekarnoHatta memproklamasikan Poetera (Poesat Tenaga Rakjat) kemerdekaan RI. dibentuk dan dipim- 11 Juli: Piagam pin empat serangkai: Jakarta disahkan Soekarno, Hatta, Ki sebagai rancangan Hadjar Dewantara, pembukaaan UUD 1945. dan Mas Mansyur.
1943
1945
5 Okt.: Tentara Keamanan Rakyat (TKR) cikal-bakal TNI dibentuk. 10 Okt.: pertempuran besar di Surabaya antara pasukan RI dan sekutu yang diboncengi tentara Belanda berlangsung hingga akhir Desember.
1946. Di sela-sela kerja paksa yang berat, aku menyempatkan diri menulis puisi, prosa, dan tulisan relijius Kristiani di atas kertas rokok lintingan dan halaman-halaman buku reliji. Lantas, tulisan kusembunyikan di hak sepatu dan peralatan cukurku. Pada 7 Agustus 1946 aku dan tahanan lain dipindahkan ke Amsterdam, Belanda. Di sana, aku mendengar kabar proklamasi kemerdekaan bangsaku pada 17 Agustus 1945. Betapa bahagia aku. Rasa rindu kembali ke Indonesia semakin kuat.
Sekali lagi aku masuk penjara di Ngawi, Jawa Timur. Di sana aku disatukan dengan 100-an tahanan lain yang dianggap dekat dengan pemerintah Jepang dan orang Belanda yang pro-Nazi, Jerman. Kala itu Perang Dunia II (1939-1945) memang sudah di depan mata. Di Ngawi, aku mengalami kebutaan. Mata kiri sama sekali tak bisa melihat, sementara mata kananku rabun. Pada Januari 1942, aku bersama tahanan yang lain dikirim ke penjara di Suriname Aku menghabiskan waktu di penjara Suriname dari 1942• HINDIA POETRA
• DE INDIER
Hindia Poetra merupakan majalah berbahasa Belanda sekaligus organ Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging). Ia terbit pada 1916, dengan Soewardi Soerjaningrat sebagai ketua komisi redaksi dan redakturnya. Hindia Poetra bersifat umum dan bukan organ perjuangan politik. Di satu sisi, sifat ‘mimbar bebas’ Hindia Poetra membuat majalah ini disambut baik oleh para pembacanya, tetapi mendapat kecaman dari para pejuang kemerdekaan Indonesia yang menganggap majalah ini tidak mengambil peran sebagai organ untuk menyuarakan perjuangan pembebasan Hindia Belanda. Hindia Poetra tidak bisa hidup lebih dari satu tahun penerbitan. Dari Maret sampai Desember 1916 terbit tujuh edisi, dan setengah tahun kemudian menyusul edisi terakhir.
Adalah mingguan berbahasa Belanda yang menampilkan berita hangat, khususnya terkait kepentingan Indische Partij. Ia disokong oleh Komite Orang Hindia (Indiers Comite) yang bertujuan menyebarkan informasi tentang Hindia dan cita-cita Indische Partij. Edisi pertamanya terbit pada 23 Oktober 1913 dengan redaksi Frans Berding dan Tjipto Mangoenkoesoemo
15
14 Januari: Ibukota RI pindah dari Jakarta ke Yogyakarta karena situasi darurat. 1 Oktober: mata uang ORI (Oeang Republik Indonesia), resmi digunakan sebagai alat pembayaran yang sah. 15 November: perundingan Linggajati antara RI-Belanda dan menyebabkan RI berubah menjadi negara federal.
1946
5 Februari: Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) didirikan oleh Lafran Pane di Yogyakarta.
18 September: pemberontakan PKI di Madiun dibawah pimpinan Musso.
Agresi Militer I Belanda. Belanda menyebutnya sebagai aksi polisionil.
22 September: Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) didirikan di Bukittinggi, 15 Agustus: India menda- dibawah pimpinan Syapat status dominion dan fruddin Prawiranegara, berhak mengatur urusan karena Soekarno-Hatta dalam negerinya sendiri. ditahan Belanda.
1947
PULANG KE TANAH AIR DAN BERBAKTI
P
ada 7 Desember 1946 kapal Weltevreden akan berangkat dari Amsterdam menuju Indonesia. Seorang kawan, Jopie Rajiman, memberikan dokumennya untuk kugunakan agar bisa pulang ke Indonesia. Mendengar kabar baik itu, mendadak mataku normal. Selama perjalanan ke tanah air, aku ditemani seorang perawat, Nelly Alberta Kruymel. Belakangan, pada 8 Maret 1947, ia menjadi istriku dan berganti nama menjadi Harumi Wanasita. Awal 1947, aku tiba di Tanjung Priok. Aku langsung beranjak ke Jogjakarta. Ketika kereta sudah melewati Kranji, daerah perbatasan Belanda dan Republik Indonesia, beberapa kawan mendatangiku, menyalamiku, dan bersorak-sorai. Di Jogjakarta, aku mengunjungi Istana Negara untuk menemui Presiden Soekarno. Soekarno menyambutku dengan hangat. Aku dipeluknya. “Selamat datang, Nes. Tiap kali saya berhadapan dengan Anda, Nes, saya selalu merasa kecil,” Soekarno berujar. Mohammad Hatta, Ki Hadjar Dewantara, Dr. Radjiman Wedyodiningrat, dan Arudji Kartawinata, juga hadir dan menyambutku di sana. “Aku sangat gembira bahwa pada hari tua, aku dapat berada kembali di antara saudara-saudara untuk menawarkan jasa kepada Republik, kendati sebagai prajurit biasa. Sebab, aku adalah seorang
1948
Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan di Yogyakarta. 27 Desember: RI berubah menjadi RIS.
1949
penembak jitu,” ungkapku dalam pertemuan itu. Aku masih terus ingin berjuang meski sudah beranjak tua. Cita-cita kemerdekaan sudah tercapai, tetapi mempertahankannya dan mengaturnya butuh tekad baja. Apalagi, Belanda masih ingin kembali menjajah Indonesia. Soekarno lalu mengangkatku sebagai Sekretaris Politik Presiden. Selanjutnya, aku ditempatkan sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung. Sejak 1 Mei 1947, aku dipercayakan sebagai Menteri Negara dalam Kabinet Sjahrir III. Masih banyak masalah yang dihadapi Republik muda itu. Pada 21 Juli-5 Agustus 1947, Belanda melancarkan Agresi Militer I. Indonesia dan Belanda lantas berunding lagi. Aku sempat menjadi wakil delegasi Indonesia pada perundingan Renville bersama Amir Sjarifoeddin Harahap dan anggota delegasi lain. Namun, bahaya belum sirna seutuhnya. Aku kembali ditangkap dan dipenjarakan Belanda dalam Agresi Militer II yang berlangsung pada 19-20 Desember 1948. Kesehatanku sangat terganggu ketika berada dalam tahanan mereka. Setelah dibebaskan, pada Juni 1949 aku kembali menetap di Bandung. Kota ini begitu akrab denganku dan baik sebagai tempat menikmati hari tua. Pada 28 Agustus 1950, Douwes Dekker menutup mata untuk selamanya di Bandung dan dimakamkan
• INDONESISCH PERSBUREAU
Indonesisch Persbureau (IPB) didirikan di Belanda pada November 1918. IPB bertujuan “memberi penerangan kepada rakyat Belanda tentang semua hal yang perlu dijelaskan oleh pihak Indonesia. IPB bermaksud membentuk hubungan antara pers Belanda dan pers bumiputra di Indonesia”. Cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan itu adalah IPB menerbitkan risalah, monografi tentang hal penting mengenai Indonesia, seperti politik, pengetahuan, dan kesehatan. Terbitan pertama adalah laporan Kongres Perserikatan pada Agustus 1918 berjudul “Hindia dan Dunia Mahasiswa Belanda”. Tak lama kemudian terbit brosur tulisan Mr. P.H. Fromberg (mantan anggota Mahkamah Agung Hindia), “Kasus Soewardi” (Het geval Soewardi), yang mengkritik hak Gubernur Jenderal Hindia menggunakan exorbitante rechten (hukum pembuangan) dalam kasus Soewardi. Tulisan ini memunculkan desakan kepada menteri untuk melepaskan Soewardi pulang dengan biaya pemerintah.
16
• GUBERNUR JENDERAL DE JONGE (1931-1936)
Dari semua Gubjen di Hindia Belanda pada abad XX, De Jonge yang paling reaksioner. De Jonge menggantikan Gubjen Jhr. A. C. D. De Graeff (1926-1931). De Jonge selanjutnya akan digantikan oleh Gubjen Tjarda van Starkenborgh pada tahun 1936. Pada masa selanjutnya, yakni Perang Dunia II, De Jonge menjadi kolaborator NAZI. Pada masa pemerintahannya, banyak aktivis pergerakan dibuang ke Bouven Digul dan dipenjara. Semua pemimpin kelompok “non kooperasi” juga dibuang, tidak terkecuali Soekarno yang kala itu sudah menjadi bintang gerakan nasionalis (Shiraishi, 1999: 174). Salah satu karya Gubjen De Jonge dalam menghadapi pergerakan nasional di dunia
23 Januari: Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin Westerling memberontak dan membunuh banyak anggota TNI di Bandung. 26 Januari: Kemerdekaan India dengan Perdana Menteri Jawaharlal Nehru.
1950
17 Agustus: RIS dibubarkan dan RI kembali menjadi negara kesatuan. 27 September: Indonesia resmi menjadi anggota PBB.
di kota ini. Pemerintah RI menganugerahinya kepadanya gelar Pahlawan Nasional dan juga Perintis Pers Indonesia.
pendidikan ialah amandemen ordonansi sekolah liar yang disahkan oleh Volksraad (Dewan Rakyat) pada tahun 1932 (Indische Staatsblaad No. 494 tahun 1932). Isi ordonansi sekolah liar ini tidak menyentuh substansi. Amandemen tetap berisikan kewenangan untuk melakukan pencegahan kemunculan sekolah liar.
• AMIR SJARIFOEDDIN HARAHAP (1907 – 1948)
Merupakan aktivis Gerindo, yang ditangkap pada masa penjajahan Jepang karena terlibat dalam gerakan anti Jepang yang dibiayai Belanda pada 1942. Pada masa kemerdekaan, ia merupakan pemimpin sejumlah kabinet dan menjadi Perdana Menteri pada 1947-1948. Ia menyatakan dirinya sebagai anggota Partai Komunis dan pemimpin Front Demokratik Rakyat pada 1948. Ia dibunuh oleh tentara Republik pada Peristiwa Madiun.
17
DAFTAR PUSTAKA Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid IV. Jakarta: Cipta Adi Pustaka, 1988. Kamajaya. Tiga Bapak dan Pelopor Nasionalisme Pahlawan Nasional. Yogyakarta: U.P. Indonesia, 1982. Kartodirdjo, Sartono. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional. Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme. Jakarta: Gramedia, 1990. Leirissa, R.Z.. Terwujudnya Suatu Gagasan Sejarah Masyarakat Indonesia 1900-1950. Jakarta: Akademika Pressindo, 1985. Sastrawiria, Tatang dan Haksan Wirasutisna. Ensiklopedi Politik. Jakarta: Perpustakaan Perguruan Kem. P.P. dan K., 1954. Soebagijo I. N., Tuan Kijang: Kisah Kepahlawanan Douwes Dekker Setiabudhi. Jakarta: Inti Idayu Press, 1985. Suhartono. Sejarah Pergerakan Nasional. Dari Budi Utomo Sampai Proklamasi 1908-1945. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994. Tim Penyusun Seri Buku Tempo. Douwes Dekker Sang Inspirator. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2012. http://batikimono.blogspot.ca/2012/09/mencari-jejakdouwes-dekker-di-malang.html
18
http://paramadina.wordpress.com/2007/03/07/tokohindo-yang-antikolonial/
19
20