ANALISISLEVELOFSERVICETRANSPORTASIDARAT
JALANMALABAR,JALANGATOTSUBROTO,DANJALAN PH.H.MUSTOFA
AdeliyaAminirezqi,ShofwanHidayat,AnindyaNakhwa,WicitraDewanggana,AndinaF.
SekolahArsitekturPerencanaandanPengembanganKebijakanITB
MakalahiniDisusunUntukMemenuhiTugasBesar MataKuliahPL3131-PerencanaanInfrastrukturWilayahdanKota
1.PENDAHULUAN
LatarBelakang
Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan, sedangkan yang dimaksud dengan RuangLalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung. Pemerintah mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur. Tetapi pertumbuhan pendudukyangpesatmembuatkebutuhanakan sarana transportasi semakin meningkat.Sarana transportasi berupa kendaraan pribadi dirasa penting untuk dimiliki setiap orang,karenahal tersebut dapat memudahkan mobilisasi masyarakat dari satu tempat ke tempat lainnya dengan waktu yangfleksibel.Kemudahanbagi tiap golongan masyarakat untuk membeli juga menjadi sebuah alasan mengapa kendaraan pribadi dapat dimiliki setiap orang. Dengan semakin banyaknya kendaraan yang ada akan mempengaruhi ketersediaan prasarana transportasiberupainfrastrukturjalan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan, dijelaskan bahwa penyelenggaraan jalan yang konsepsional dan menyeluruh perlu melihat jalan sebagai suatu kesatuan sistem jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat kegiatan Hubungan yang dimaksud dalam peraturan ini merupakan sistem jaringan jalan primer maupun jalan sekunder Terdapat pengelompokkan jalan pada sistem jaringan jalan menurut fungsi, status, dan kelas jalan Pengelompokkanjalanrayaberdasarkanfungsi
adalah jalan arteri, jalan lokal, jalan kolektor, danjalanlingkungan
Kota bandung merupakan ibu kota Provinsi Jawa Barat dimana pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya berkembang dengan sangat pesat Hal tersebut menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat dari daerah lain untuk berpindah dan meningkatkan taraf hidupnya, sehingga membuat Kota Bandung menjadi salah satu kota di Indonesia dengan jumlah penduduk serta aktivitas yang tinggi Tingginya tarikan di Kota Bandung membuat pergerakan masyarakat menjadi jauh lebih besar dibanding kota-kota lainnya. Pada tahun 2018 bangkitan pergerakkan di Kota Bandung sebesar 845.732.282 orang/tahun. Tingginya mobilitas masyarakat membuat infrastruktur yangmemadaisemakindiperlukan.
Adanya permasalahan kemacetan seperti pada Jalan PH. Mustofa, Jalan Ahmad Yani, Jalan Gatot Subroto menjadikan perlu adanya perbaikan pada sistem transportasi di Kota Bandung.Titik-titikjalantersebutmenciptakan tarikan yang tinggi dan dapat meningkat pada waktu puncak baik pada akhir pekan maupun pada hari libur. Pada kondisi eksisting, jumlah pergerakkan tidak memenuhi kapasitas infrastruktur baik itu kapasitas jalan maupun kapasitas parkir sarana. Hal ini menyebabkan kemacetan yang berkepanjangan, selain itu adanya parkir ilegal menjadi salah satu faktor kemacetan di Kota Bandung Oleh karena itu, perlu diidentifikasi tingkat pelayanan jalan di Kota Bandung agar dapat ditemukan apa saja persoalan transportasi yang ada serta hal apa yang harusdilakukanagardapatmeningkatkan tingkat pelayanan pada ruas jalan yang bermasalah Untuk itu diambil studikasusdari setiapklasifikasijalanberdasarkanfungsiyaitu padaJalanPH Mustopha,JalanGatotSubroto,
serta Jalan Malabar karena memiliki volume yangcukuptinggi.
PertanyaanPenelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, pertanyaan penelitian yang kami ajukan adalah sebagai berikut
1 Bagaimana kinerja ruas pada lajur jalan yangtelahditentukan?
2 Bagaimana rencana untuk meningkatkan Level of Service (LoS) pada lajur jalan yang telahditentukan?
TujuanPenelitian
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah menganalisis level of service (LoS) pada lajur jalanyangtelahditentukan
RuangLingkup
Wilayah cakupan penelitian yaitu ada pada Jalan PH Mustopha, Jalan Gatot Subroto, dan Jalan Malabar Pada setiapjalandiambil3titik dapatdilihatpadagambarberikut
Selasa,16November2021saatpeakhoursjam 08.15-09.30WIB.
MetodePenelitian
Adapun dalam melakukan penelitian dan analisis terhadap petageologiini,metodeyang penulis gunakan adalah analisis deskriptif Menurut Hasan (2004), Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitianberdasarkansatusampel
2.TINJAUANPUSTAKA
TrafficCounting
Traffic Counting adalah perhitungan volume lalu lintas padaruasjalanyangdikelompokkan dalam jenis kendaraan dan periode waktunya Cara pengambilan data yang umum dilakukan adalahdenganpencatatanyangdikelompokkan berdasarkan waktu, lokasi, dan arah pergerakan
LevelofService
Perhitunganlevelofservicesuatujalandidapat dari pembagian nilai kapasitas jalan (C) dengan volume kendaraan (V). Nilai kapasitas jalan dan volume kendaraan sendiri berasal dari perhitungan beberapa faktor lainnya. Berikut penjelasan mengenai kapasitas jalan, volume kendaraan, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
a. KapasitasRuasJalan(C)
Kapasitas jalan didefenisikan sebagai arus lalu lintas maksimal yang dapat dipertahankan (tetap) pada suatu bagian jalan dalam kondisi geometrik jalan, lingkungan, komposisi lalu lintas tertentu (MKJI, 1997).
Jalan PH Mustopha merupakan jalan arteri primer, jalan tersebut merupakan jalan utama yang menghubungkan arah timur bandung ke barat Kota Bandung.Jalaninimenghubungkan pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Jalan Gatot Subroto merupakan jalan kolektor primer, jalan tersebut menghubungkan kawasan PT Pindad sampai pada area simpang lima. Jalan Malabar merupakan jalan lokal primer, jalan ini menghubungkan jalan arteri primer dengan kolektorprimer.
Pengambilan data dilakukan pada hari kerja yaitu hari Jum’at, 12 November 2021 dan
Perhitungan kapasitas ruas jalan didapatkan dengan rumus sebagai berikut:
C = Co x FCsp xFCwxFCSFxFCcs
Keterangan:
Co=KapasitasDasar
FCsp = Faktor Koreksi Kapasitas AkibatPembagianArah
FCw = Faktor Koreksi Kapasitas AkibatLebarJalan
FCSF = Faktor Koreksi Kapasitas AkibatHambatanSamping
FCcs = Faktor Koreksi Kapasitas AkibatUkuranKota
b KapasitasDasar (Co)
Gambar1 PetaJaringanJalanRuangLingkupPenelitian Sumber: TanahAir, 2021Kapasitas dasar Co ditentukan berdasarkan tipe jalan sesuai dengan nilaiyangterterapadaberikut:
Tabel221TipedanKapasitasJalan
Sumber:IndonesianHighwayCapacityManual,1997
c Faktor Koreksi Kapasitas Akibat PembagianArah(FCsp)
Penentuan faktor koreksi untuk pembagian arah didasarkan pada kondisi arus lalu lintasdarikeduaarah atau untuk jalan tanpa pembatas median Untukjalansatuarahdan/atau jalan dengan pembatas median, faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arahadalah1,0
Tabel222FaktorKoreksiKapasitasAkibat PembagianArah
Sumber: Indonesian Highway Capacity Manual, 1997
Sumber:IndonesianHighwayCapacityManual,1997
d. Faktor Koreksi Kapasitas Akibat LebarJalan(FCw)
Faktor koreksi ini ditentukan berdasarkan lebar jalan efektif yang dapat terlihat pada Tabel Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Lebar Jalan (FCw)berikut:
Tabel223FaktorKoreksiKapasitasAkibat PembagianArah
e. Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Gangguan Samping untuk Jalan yang MempunyaiBahuJalan(FCsf) Faktor koreksi untuk ruas jalan yang mempunyai bahu jalan didasarkan pada lebar bahu jalan efektif (Ws)dan tingkat samping yang penentuan klasifikasinyadapatterlihatpadaTabel Klasifikasi Gangguan Samping Sementara faktor koreksi kapasitas akibat gangguansamping(FCsf)untuk jalan yang mempunyai bahu jalan dapat terlihat pada Tabel Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Gangguan Samping (FCsf) untuk Jalan yang MempunyaiBahuJalan
Tabel2.2.4FaktorKoreksiKapasitasAkibat GangguanSampinguntukJalanyangMempunyai BahuJalan
Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 2 roda
3.METODOLOGI
MetodePengumpulanData
Berikut adalahmetodapengumpulandatayang dilakukanpadapenelitianini: 1 DataPrimer
Pengumpulan data primer didapatkan dengan melakukan traffic counting di Jl PHH Mustofa,Jl GatotSubroto,danJl Malabar 2 DataSekunder
Pengumpulan data sekunder didapatkan dengan melakukan pencarian data spasial jaringan jalan dan juga studi literatur melalui webArcGISsertajurnal
MetodeAnalisisData
Sumber:IndonesianHighwayCapacityManual,1997
f. Faktor Koreksi Kapasitas Akibat UkuranKota(FCcs)
Tabel225FaktorKoreksiKapasitasAkibatUkuranKota
Sumber:IndonesianHighwayCapacityManual,1997
VolumeKendaraan
Volume kendaraan atau yang biasa disebut volume lalu lintas merupakan banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik atau garis tertentu pada suatu penampang melintang jalan. Data pencacahan volume lalu lintas adalah informasi yang diperlukan untuk fase perencanaan, desain, manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994). Jenis kendaraan dalam perhitungan ini diklasifikasikan dalam 3 macam kendaraan yaitu:
· Kendaraan Ringan (Light Vechicles = LV) Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda(mobilpenumpang)
· Kendaraan berat (Heavy Vechicles = HV) Indeks untuk kendaraan bermotor denganroda lebih dari 4 (Bus, truk 2 gandar, truk 3 gandar dankombinasiyangsesuai)
·Sepedamotor(MotorCycle=MC)
Berikut adalah metoda analisis data yang dilakukanpadapenelitianini: 1 Melakukan perhitungankapasitasjalanserta Volume to Capacity Ratio (VCR) yang bertujuan untuk membandingkan antara volume kendaraan dengan kapasitas jalan tersebut
2.AnalisisLevelofService(LoS)
3. Analisis Spasial untuk mengolah data hasil perhitungan Volume to Capacity Ratio (VCR) agardapatdivisualisasikan. 4.AnalisisDeskriptif
4.DATADANANALISIS
Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai data dan analisis dari survei traffic counting. Traffic counting dilakukan pada 3 titik. Titik ditempatkan pada masing-masingruasJlPHH. Mustofa (lokal primer), Jalan Gatot Subroto (Kolektor Primer), dan Jalan Malabar (Lokal Primer) Data yang dikumpulkan adalah kondisi ruas jalan, kondisi geometrik, dan kondisi lalu lintas Data ini akan digunakan untuk menghitung Level of Service (LoS) dari masing-masing ruas jalan Berikut data serta analisisdarimasing-masingruasjalan
JalanMalabar(JalanLokalPrimer)
KondisiRuasJalan
-JenisAreaSekitar:Permukiman
- Jenis Jalanberdasarkanfungsi:LokalPrimer
- Tipe Jalan Perkotaan : Jalan 2 Lajur 1 Arah TanpaMedian Tabel4111KondisiGeometrikJalanMalabar
Sumber:AnalisisKelompok,2021
Tabel4112KondisiLaluLintasJalanMalabar
Maka didapat kapasitas Jalan Malabar adalah sebesar2.851,715smp/jam.
JalanGatotSubroto(ArteriPrimer) KondisiRuasJalan - Jenis Area Sekitar : Perdagangan dan Permukiman - JenisJalanberdasarkanfungsi:ArteriPrimer - Tipe Jalan Perkotaan : Jalan Dua Lajur Dua Arah(2/2UD)
Tabel4211KondisiGeometrikJalanGatotSubroto
Sumber:AnalisisKelompok,2021 Tabel4113PerhitunganHambatanSampingJalanMalabar
Sumber:AnalisisKelompok,2021
Tabel4212KondisiLaluLintasJalanGatotSubroto Sumber:AnalisisKelompok,2021
Sumber:AnalisisKelompok,2021
Penentuannilaijumlahbobotkejadianper200 m/jam Total nilai hambatan samping berdasarkan tabel di atas didapatkan sebesar 36,8 Maka didapatkelashambatansampingdi JalanMalabaradalahsangatrendah
Diketahui: - C0 (2 lajur) = 1650 smp/jam = 1650 x 2 = 3300smp/jam - FCw (perjalur3mdenganjalansatuarah)= 0,92 -FCsp(jalansatuarah)=1 -FCsf(lebarbahuefektif<0,5)=0,94 -FCcs(bandung2,4juta)=1,01 Dengan menggunakanrumuskapasitassebagai berikut : C = C0 xFCwxFCspxFCsfxFCcs
Tabel4213PerhitunganHambatanSampingJalanGatot Subroto Sumber:AnalisisKelompok,2021
Total nilai hambatan samping berdasarkan tabel di atas didapatkan sebesar 30,4 Maka
didapat kelas hambatansampingdiJalanGatot Subrotoadalahsangatrendah.
Diketahui: -C0(2lajurtakterbagi)=2900smp/jam - FCw (dualajurtakterbagitotal2arah7m)= 1-FCsp(55%//45%)=0,97 -FCsf(lebarbahuefektif<0,5)=0,93 -FCcs(bandung2,4juta)=1,01
Dengan menggunakanrumuskapasitassebagai berikut : C = C0 xFCwxFCspxFCsfxFCcs
Maka didapat kapasitas Jalan Gatot Subroto adalahsebesar2642,25smp/jam
Tabel4221PerhitunganVolumeKendaraanJalanGatot Subroto
Sumber:AnalisisKelompok,2021
Tabel4312KondisiLaluLintasJalanPHH Mustofa
Sumber:AnalisisKelompok,2021
Tabel4313PerhitunganHambatanSampingJalanPHH Mustofa
Sumber:AnalisisKelompok,2021
Setelah volume kendaraan didapatkan, untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan perlu dihitung Rasio antara volume kendaraan dan kapasitas dari jalan tersebut Maka, untuk mendapatkan perhitungannya, digunakan rumussebagaiberikut:
VCR=Volume/Kapasitas VCR=1754,56/2642,25=0,664
Maka didapat bahwa tingkat pelayanan Jalan Gatot Subroto adalah C dengan karakteristik pelayanan dalam zona arus stabil dan pengemudidibatasidalammemilikikecepatan
JalanPHH.Mustofa(ArteriPrimer)
KondisiRuasJalan -JenisAreaSekitar:Komersial - JenisJalanberdasarkanfungsi:ArteriPrimer -TipeJalanPerkotaan:Jalanduaarah
Tabel4311KondisiGeometrikJalanPHH Mustofa
Sumber:AnalisisKelompok,2021 Total nilai hambatan samping berdasarkan tabel di atas didapatkan sebesar 83,9 Maka didapat kelashambatansampingdiJalanPHH Mustofaadalahsangatrendah
Diketahui: - C0 (jalan empat lajur tak terbagi) = 1500/lajur=1500x4=6000
- FCw (jalan empat lajur tak terbagi, lebar per laju 3m) = 0,91 -FCsp(65%//35%)=0955FCsf(sangatrendah,kereb05m)=1 -FCcs(bandung24jt)=101
Dengan menggunakanrumuskapasitassebagai berikut:
C0 x FCw x FCsp x FCsf x FCcs Maka didapat kapasitas Jalan PHH. Mustofa adalah sebesar5.266,443smp/jam.
Tabel4321PerhitunganVolumeKendaraanJalanPHH Mustofa
Sumber:AnalisisKelompok,2021
Setelah volume kendaraan didapatkan, untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan perlu dihitung Rasio antara volume kendaraan dan kapasitas dari jalan tersebut Maka, untuk mendapatkan perhitungannya, digunakan rumussebagaiberikut:
VCR=Volume/Kapasitas VCR=40371/5266443=0766
Maka didapat bahwa tingkat pelayanan Jalan PHH. Mustofa adalah C dengan karakteristik pelayanan dalam zona arus stabil dan pengemudidibatasidalammemilikikecepatan.
5.PENUTUP
Kesimpulan Berdasarkan analisis yang dilakukan sebelumnya pada penelitian ini dihasilkan bahwa ketiga jalan yaitu Jl. Gatot Subroto, Jl. Malabar, dan Jl. PH.H. Mustofa berada pada tingkat pelayanan C. Hal tersebut menunjukkan bahwa arus jalan tersebut stabil atau kondisi pelayanan sudah baik, tetapi kecepatan dibatasi oleh kondisi lalu lintas dan pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan Adanya hambatan samping juga mempengaruhi pelayanan jalantersebutseperti contohnya terdapat kendaraan yang lambat atau berhenti maupun kendaraan yang putar balik Selain itu, terdapat juga PKL yang berjualan di pinggir jalan Beberapa jalan masih belum memiliki fasilitas trotoar yang memadai sehingga terkadang parapejalankaki berjalandipinggirjalan
Rekomendasi
Berdasarkan analisis dan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat
direkomendasikan beberapa hal terkait peningkatan pelayanan jalan karena walaupun ketiga jalan tersebut memiliki arus yang stabil akan tetapi melihat situasi yang ada dimana masih diberlakukannya aturan Work From Home selama Pandemi Covid-19, maka akan terdapat peningkatan volume kendaraan Melihat dari demand yangadadalambeberapa tahun dengan adanya proyeksi jumlah penduduk Kota Bandung yang akan terus meningkat didapatkan prediksi jumlah penduduk Jawa Barat pada tahun 2035 mencapai 57,1 juta jiwa selain jumlah penduduk adanya faktor pendapatan penduduk yang akan meningkat, serta diikuti dengan jumlah kendaraan yang semakin banyak maka perlu adanya rencana untuk meningkatkan tingkat pelayanan pada ketiga ruas jalan tersebut Pemerintahdapatmenambahkanlebar dari jalan itu sendiri sehingga memenuhi standar yang seharusnya tetapi perlu diperhatikan juga karena tingginya permintaan lahan di Kota Bandung, sementara ketersediaan lahan semakin berkurang sehingga cukup sulit untuk menambah lebar jalan di beberapa tempat Maka dari itu, pemerintah dapat melakukan peningkatan Level of Service melalui revisikebijakanyang sudah ada sebelumnya apakah masih relevan atau tidak terhadap kondisi eksisting. Selanjutnya, pelayanan Jalan Malabar dapat ditingkatkan dengan menjadikan jalanmenjadi satu arah untuk meningkatkan kapasitas jalan. Selain itu, untuk meningkatkan kinerja jalan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kembali penempatan lokasi on-street parking. Karena lokasi on-street parking yang ada terletak di dekat dengan persimpangan jalan. Sehingga hambatan akan semakin besar dengan adanya kendaraan masuk dan keluar dari persimpangan, juga kendaraan parkir di tepi jalan. Penegakan PKL juga perlu dilakukan sehingga dapat mengurangi adanya hambatan jalan. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas Jalan Gatot Subroto adalah melakukan penertiban di samping jalan sehingga hambatan berkurang. Dari data primer yang didapat, hambatanyang ada mayoritas berupa kendaraan lambat Jalan PHH Mustofa dapat ditingkatkan pelayanannya dengan melakukan berbagai penertiban sehingga hambatan jalan dapat berkurang
REFERENSI
Direktorat Jenderal Bina Marga,1997.Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). DepartemenPekerjaanUmum.Jakarta.
Kementerian Perhubungan. (2018). Kompilasi Data Seluler, Pengolahan Data Asal Tujuan Pergerakan Orang dan Pengembangan Sistem Database Transportasi Jakarta: Pt Virama Karya Peraturan
Perundang-Undangan Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutanjalan
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentangJalan