Evaluasi Kebijakan Pemekaran Daerah Berdasarkan Analisis Perkembangan DOB di P. Jawa 1999 - 2014

Page 1

BERDASARKANANALISISPERKEMBANGANDAERAH

OTONOMIBARU(DOB)DIPULAUJAWATAHUN1999-2014

ShofwanHidayat

SekolahArsitekturPerencanaandanPengembanganKebijakanITB

MakalahiniDisusunUntukMemenuhiTugas MataKuliah PL2202METODEANALISISPERENCANAANII

BABI PENDAHULUAN

11LatarBelakang

Pemekaran daerah adalah hal yang tidak asing bagi struktur pemerintahan di Indonesia paska reformasi. Hal ini dipicu oleh dasar hukum seperti UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik, PP No 129 Tahun 2000 Tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah, UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, serta peraturan lainnya Sejak tahun 1999 hingga 2008 terdapat 183 Daerah OtonomiBaru(DOB) yang terdiri dari 151 kabupaten dan 32 kota Artinya terdapat pertambahan dari 303 Kabupaten/Kotahingga484Kabupaten/Kota.

Sampai saat ini, ajuan untuk melakukan pemekaran wilayah terus dilakukkan Misalnya yang dilakukkan oleh Forum Koordinasi Desain Penataan Daerah (Forkodetada) Jawa Barat dan Forum Calon Daerah Otonomi Baru (CDOB) Adapun CDOB yang diusulkan adalah Kota Lembang, Kabupaten Cikampek, Kabupaten Bandung Timur, Kabupaten Garut Utara, Kabupaten Indramayu Barat, Kabupaten Subang Utara, Kabupaten Bekasi Utara, Kabupaten Cianjur Selatan danKabupatenCirebonTimur.Selainitu,jugaterdapattigaCDOByangtengahdimatangkanyakni Bogor Barat, Garut Selatan, dan Sukabumi Utara Saat ini, telah terdapat 2 CDOB yang disetujui Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan akan diajukan ke Pemerintah Pusat, yaitu Bogor Timur dan Indramayu Barat Dukungan dari pemerintah provinsi juga disampaikan oleh Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat, menurutnya pemekaran wilayah di Jawa Barat menjadi penting guna mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat, mempercepat pembangunan daerah, serta menunjang pemerataan anggaran ke daerah Selain itu, dengan jumlah penduduk dan luaswilayah yang ada, Jawa Barat idealnya memiliki 40 kabupaten/kota dari 27 kabupaten/kota yang ada KondisiinitidakhanyaterjadodiJawaBarat,namunjugadidaerahlainnya

EVALUASIKEBIJAKANPEMEKARANDAERAH
1

Namun, pelaksanaan pemekaran daerah tidak hanya dilihat dari satu sisi.Terdapatpertentangandaripihakyangkontraterhadappemekaran daerah.MisalnyatemuanFitranietal.(2005)bahwaterjadi bureaucratic and political rent-seeking dibalik pemekaran daerah, salah satunya kesempatan memperoleh dana dari pemerintah pusat. Kemudian, munculnya berbagai pungutan daerah sebagai alibi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Bahkan, terdapat dugaan bahwa pemekaran daerah merupakan jalan kelompok elit di daerah untuk mendapatkanjabatansehinggadidapatkanberbagaikeuntungansepihak. Indikasiitulahyangmelatarbelakangikegagalanpemekarandaerah,hal ini disampaikan oleh Guru Besar Ilmu Pemerintahan IPDN sekaligus Mantan Dirjen Otonomi Daerah, Djohermansyah Djohan. Hasil evaluasi pemekarandaeraholehBapennastahun2008menunjukkansekitar80–90 persen APBD kabupaten/kota hasil pemekaran masih berasal dari pemerintahpusat(StudiPemekaranBappenas,2008).

Atas dasar “kegagalan” tersebut, evaluasi terhadap kebijakan pemekaran wilayah perlu dilakukkan. Ditambah lagi, moratorium pemekaran daerah yang dilakukkan oleh pemerintah pusat untuk melakukan efisiensi dana selama pandemi, perlahan mulai dibuka. Sehinggaperlukehati-hatianlebihuntukmelakukankebijakanini.

Makadariitu,penelitianiniakan mengevaluasikebijakanpemekaran daerah berdasarkan analisis perkembangan Daerah Otonomi Baru. Analisis dilakukan dengan mencari faktor yang mempengaruhi perkembangan DOB, menemukan DOB dengan perkembangan paling rendah, serta mengidentifikasi faktor yang perlu diperhatikan dalam pembentukan DOB berikutnya. Penelitian dilakukan terhadap DOB di PulauJawadalamrentangtahun1999–2014. Penelitianinidiharapkan mampu menghasilkan evaluasi terhadap kebijakan pemekaran daerah, sehinggaapabila kebijakan inidilakukkan akanmencapaiefektifitasdan terhindardari“kegagalan”yangselamainiterjadi.

2

1.2TujuandanSasaran

1.2.1 TujuanPenelitian

Tujuandaripenelitianiniadalahuntukmengevaluasikebijakan pemekaran daerah berdasarkan analisis perkembangan Daerah OtonomiBarudiPulauJawadalamkurunwaktu1999-2014.

1.2.2 SasaranPenelitian

Untukmencapaitujuan,sasarandaripenelitianiniadalahsebagai berikut.

1. MenganalisisfaktoryangmempengaruhiperkembanganDOB

2. MenganalisisDOBdenganperkembanganterendahdiPulauJawa

3. Menganalisis faktor yang perlu diperhatikan dalam pembentukan DOBberikutnya

1.3 RuangLingkupPenelitian

1.3.1 RuangLingkupMateri

Ruang lingkup materi pada penelitian ini berkaitan dengan pemekarandaerah.Materiterkaitpemekarandaerahmenitikberatkan padadasarhukumyangmengaturpemekarandaerah.

1.3.2 RuangLingkupWilayah RuanglingkupwilayahpadapenelitianiniadalahDOBdiPulau Jawa pada tahun 1999 – 2014. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, terdapat 9 DOB di Pulau Jawa pada tahun 1999 – 2014. Daerahtersebutantaralainsebagaiberikut.

1. KabupatenBandungBarat

2. KabupatenPangandaran

3. KotaCimahi

4. KotaTasikmalaya

5. KotaBanjar

6. KotaCilegon

3

7.

8.

KotaSerang

KotaTangerangSelatan

KotaBatu 9

9.

1.4MetodologiPenelitian

1.4.1

MetodePengumpulanData

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2012:141) sumber sekunder adalah sumber data yang diperolehdengancaramembaca,mempelajaridanmemahamimelalui media lainyangbersumberdariliteratur, buku-buku,sertadokumen. Terdapat beberapa data sekunder yang didapatkan dari media yang berbeda-beda,diantaranya:

1. Data DOB di Jawa pada tahun 1999 – 2014 didapatkan melalui LaporanDirjenOtonomiDaerahyangdiunduhsecaraonline

2. DatamengenaisyaratpembentukanDOBdidapatkandariPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 129 Tahun 2000 Tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan, danPenggabunganDaerahyangdiunduhsecaraonline

3. Data mengenai perkembangan DOB pada aspek pelayanan, sosialdemografi, dan perekonomian didapatkan dari Dokumen Daerah dalamAngkayangdiunduhpadawebsiteBPS

1.4.2

MetodeAnalisisData

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan 2 metode, yaitu analisis faktor dan analisis skalogram. Analisis faktor digunakan untuk mereduksi data indikator perkembangan DOB. Sementara analisis skalogram digunakan untuk mengidentifikasiDOBdenganperkembanganterburuk.

4

1.5SistematikaPenulisan

Sistematikapenulisanlaporanpenelitianinidiantaranya.

BabIPendahuluan

Bab ini menjelaskan apa dan mengapa penelitian harus dilakukan, serta gambarandaripenelitian.Pendahuluanmemuatlatarbelakangmengapa penelitiandilakukan,tujuandansasaranyangingindicapai,ruanglingkup yang menjelaskan batasan materi dan wilayah penelitian, metodologi penelitian yang menjelaskan metode pengumpulan data serta analisis datayangdilakukan,dansistematikapenulisanyangmemberigambaran isidarimasing-masingbab.

BabIITinjauanLiteratur

Bab ini menjelaskan teori dasar berkaitan dengan materi dan metode penelitian. Terkait materi akan dijelaskan mengenai teori pemekaran daerah, perkembangan pemekaran daerah di Indonesia, dan indikator pemekaran daerah. Terkait dengan metode akan dijelaskan mengenai analisisfaktordananalisisskalogram.

BabIIIAnalisisData

Bab iniakanmenjelaskan prosesinputdanoutputdata.Inputdataakan menjelaskan bagaimana input data dilakukan. Output data akan menjelaskan pengolahan data dari analisis stata serta interpretasinya dalambidangperencanaanwilayahdankota.

BabIVPenutup

Bab ini akan menjelaskan kesimpulan dan saran penelitian kecil. Kesimpulan didapatkan dari hasil analisis, kesimpulan akan menjawab tujuan dan sasaran. Saran penelitian kecil akan memberikan saran yang didasarkan oleh kelemahan studi dan pengembangan yang dapat dilakukkan.

5

BAB II

DASAR TEORI

2.1TeoriAnalisisSubstansi

2.1.1 TeoriPemekaranDaerah

Berdasarkan PP No 129 Tahun 2000 Tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah, pemekaran daerah adalah pemecahan Daerah Propinsi, Daerah Kabupaten, dan Daerah Kota menjadi satu daerah. Kajian berjudul “Pemekaran Daerah : Kebutuhan Atau Euforia Demokrasi?“ yangdisusunolehRitaHelbraTenrini,PenelitiPK-APBN Badan Kebijakan Fiskal, menyebutkan terdapat beberapa alasan pemekarandaerah.

Pertama,ketimpanganpemerataandankeadilan.Halinipernah melatarbelakangi pemekaran daerah di Kabupaten Mamasa, dimana ketimpangan menyebabkan perekonomian masyarakat rendah dan tingkatkemiskinantingga(AbdullahM.A.,2011).PadakajianBapenas dan UNDP (2008), juga disebutkan pemekaran daerah memberi kesempatan untuk melakukan pemerataan pembangunan. Misalnya denganmeningkatkaninfrastrukturdanpelayanandasar.

Kedua, kondisi geografis yang luas sehingga pelayanan masyarakat tidak efektif dan efisien. Menurut Juanda (2007) tujaun pemekaran daerah adalah peningkatan profesionalisme birokrat daerahuntukdapatmenyelenggarakanpemerintahanyangefektifdan efesien. Sehinggahalinidapat meningkatkan pelayanan dasarpublik, menciptakan kesempatan lebih luas untuk masyarakat serta dapat akseslangsungpadaunit-unitpelayananpublikyangtersebardengan mudahdijangkauolehmasyarakatpedesaanmaupunkota.

6

Ketiga,perbedaancivilsocietyyangberkembangdimasyarakat. Keempat, intensif fiskal, Kelima, status kekuasaan. Menurut Cheeman dan Rondinelli (1983), salah satu implementasi desentralisasi adalah pada pembuatan keputusan dan alokasi sumber-sumber. Desentralisasi memungkinkan keterwakilan yang lebih besar untuk bermacam-macam kelompok politik, agama, etnis, dan suku. Hal ini pernahterjadi,misalnyaketikamunculusulanpemekarandaerahJawa TimurmenjadiJawaTimurbagiantimurdanJawaTimurbagianBarat. Selain alasan tersebut, terdapat beberapa alasan yang diduga menjadilatarbelakangpemekaranwilayah.Diantaranyaadanyaimingiminginsentiffiskaldanstatuskekuasaan.MenurutTaufiqC.Dawood (2007) salah satu alasan dilaksanakannya pemekaran wilayah adalah desentralisasimemberikandanayanglebihbesaruntukdapatdikelola olehsetiappemerintahdaerah(khususnyaDanaAlokasiUmum).Serta semangat otonomi daerah, dimana dengan terbentuknya daerah otonomibaru,makahalinitelahmeningkatkanwewenangpemerintah daerahuntukmengangkatdanmemberhentikanpejabatdaerahtanpa perlu memperoleh persetujuan pemerintah di atasnya. Pemekaran wilayah juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam memperpendek rentang kendali pemerintah sehingga meningkatkan efektivitas penyelenggaraan pemerintah dan pengelolaan pembangunan. (Effendy,2008)

2.1.2 PerkembanganPemekaranDaerahdiIndonesia

Pada dasarnya, dasar hukum mengenai pemekaran daerah di Indonesia telah terdapat pada Pasal 18 UUD 1945. Pasal tersebut menghendaki adanya pemerintahan daerah beserta sistem hierarki padastrukturpemerintahannegaraIndonesia.

7

Dari Undang – Undang diatas, kemudian muncul aturan yang menjadiacuanoperasionaldalampemekarandaerah.Yaitu,PPNo.129 Tahun 2000 Tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah. Berdasarkan BadanPembinaanHukumNasional(BPHN),padaperaturaninidiatur beberapahalsebagaiberikut.

Pertama, tujuan pembentukan, pemekaran, penghapusan dan penggabungan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan, percepatan demokrasi, percepatan perekonomian daerah, percepatan pengelolaan potensi daerah, peningkatan keamanan dan ketertiban, serta peningkatan hubunganserasiantaraPusatdanDaerah.

Kedua, syarat-syarat pembentukan daerah dan kriteria pemekaran adalah berkaitan dengan kemampuan ekonomi, potensi daerah,sosialbudaya,sosialpolitik,jumlahpenduduk,luasdaerah,dan pertimbangan-pertimbangan lain yang memungkinkan terselenggaranya otonomi seperti kemanan dan ketertiban, ketersediaansaranapemerintahan,rentangkendalijumlahminimal3 Kabupaten/Kota untuk propinsi yang akan dibentuk, dan minimal 3 kecamatanuntukKabupaten/Kotayangakandibentuk.

Ketiga, prosedur pembentukan dan pemekaran daerah diawali oleh adanya kemauan politik Pemda dan masyarakat setempat, didukung oleh penelitian awal yang dilaksanakan oleh Pemda. Untuk pembentukan Propinsi, usulan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri yang disertai lampiran hasil penelitian, persetujuan DPRD Propinsi dan Kabupaten/Kota, sementara usulan pembentukan Kabupaten/Kota disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur yang disertai lampiran hasil penelitian, persetujuan DPRD PropinsidanKabupaten/Kota.

8

SelanjutnyaMenteriDalamNegerimemproseslebihlanjutdan menugaskan tim untuk observasi ke daerah yang hasilnya menjadi rekomendasi bagi Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD). Setelah melalui pembahasan internal (termasuk kalau perlu menugaskantimteknisuntukmelakukanpenelitianlebihlanjut),DPOD membuat keputusan menyetujui atau menolak usul pembentukan daerah. Apabila disetujui maka Mendagri mengajukan usul pembentukan daerah tersebut beserta RUU Pembentukan Daerah kepada Presiden, yang jika mendapat persetujuan lalu diteruskan kepadaDPR-RIuntukdibahas. Keempat, pembiayaan bagi kelancarana penyelenggaraan pemerintahan daerah baru untuk tahun pertama ditanggung oleh daerah induk berdasarkan hasi pendapatan yang diperoleh dari gabunganKabupaten/KotadiPropinsibarudandapatdibantumelalui APBNatauhasilpendapatanyangdiperolehdariKabupaten/Kotayang baru dibentuk. Sementara segala biaya yang berhubungan dengan penghapusandanpenggabungandaerahdibebankanpadaAPBN. Kelima,evaluasikemampuandaerahdalammenyelenggarakan otonomi sampai kepada penghapusannya didahului dengan penilaian kinerja. Apabila setelah lima tahun setelah pemberian kesempatan memperbaikikinerjadanmengembangkanpotensinyatidakmencapai hasil maksimal, maka daerah yang bersangkutan dihapus dan digabungkan dengan daerah lain. Untuk kepentingan evaluasi ini, setiap tahun daerah wajib menyampaikan data-data terkait kepada PemerintahmelaluiMenteriDalamNegeri.

9

2.2TeoriAnalisisData

2.2.1

AnalisisFaktor

Berdasarkan Modul Praktikum MAP II, analisis faktor merupakan analisis yang memiliki kegunaan untuk menidentfikasi sejumlah kecil faktor yang dapat mewakili sejumlah banyak variabel yang saling berhubungan. Singkatnya, analisis ini dilakukkan untuk mereduksi variabel yang banyak dengan cara mengelompokkannya menjadibeberapakelompokyangdisebutfaktor. Terdapatduametodepadaanalisisfaktor,yaituPCA(Principal Component Analysis) dan CFA (Common Factor Analysis). Perbedaan antarakeduanya,padaPCAvariabel-variabelyangadadikelompokkan ke dalam faktor-faktor ketika peneliti belum memiliki teori atau hipotesisyangmenyusunfaktortersebut.Metodeiniakanmenemukan hubunganantarvariabelbaruataufaktoryangsalingindependensatu sama lain. Sementara itu, pada CFA pembentukan faktor dilakukan secarasengajaberdasarkanteoridankonsepyangtelahada.

2.2.2 Analisis

Skalogram

Analisis Skalogram merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Semakin tinggi perkembangan suatu wilayah artinya semakin mampu memberikan pelayanankepadamasyarakatnya(Rodinelli,2010:47).

Analisis ini dilakukkan dengan tahapan sebagai berikut. Pertama,membuatdatamatriksantaraobjek-objekdenganperingkat faktor/variabel penilainya. Kedua, mengubah matriks data menjadi matriks antara objek terhadap kelas nilai faktor/variabel. Ketiga, melakukkan iterasi, yaitu menukar objek-objek dan faktorfaktor/variabel-variabel sedemikian rupa hingga memenuhi prinsip konsistensi.Keempat,memberiskoruntuktiapskaladariobjekdengan melihat dimana posisi kotak objek. Terakhir, memberi koefisien reproductibility(R)untukmengetahuiderajaterror.

10

BAB III

INPUT DAN ANALISIS DATA

3.1InputData

Input data yang digunakan pada penelitian ini merupakan indikator yangmerepresentasikanperkembangansuatudaerah,khususnyaDaerah Otonomi Baru (DOB). Indikator ini diturunkan dari syarat pemekaran daerahpadaPeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor129Tahun 2000 Tentang Persyaratan Pembentukan Dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah BAB III. Adapun rincian indikatorbeserta cara perolehan atausumbernya, terdapat pada tabel 1 dibagianlampiran.

Terdapat 28 indikator yang kemudian disebut variabel, serta 9 DOB yang kemudian disebut Objek. Data pada excel tersebut kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi stata menggunakan fitur import xls (Gambar 2dan3,Lampiran).

3.2AnalisisOutputData

Analisis dilakukkan dengan dua tahap, yaitu melakukan pengelompokan indikator ke dalam kelompok beserta nilainya menggunakan analisis faktor dan menghasilkan urutan berdasarkan rankingmenggunakananalisskalogram.

1. AnalisisFaktor

Mengelompokkansekelompokvariabelmenjadisatukelompokdengan nama“indikator”.

Command: global indikator PDRB_KAP - LINMAS 

MengelompokkanDOBmenjadisatukelompokdengannama“id”

Command: global id DOB

11

Menentukanmatrikscovarian/korelasi

Secara teori, matriks covarian digunakan ketika besaran nilai pada variabel berdekatan/mirip. Apabila besaran nilai saling berjauhan/tidak mirip maka digunakan matriks korelasi. Pada analisis ini nilai maksimal dan minimal dari keseluruhan variabel jauh sekali, yaitu dari nol hingga satuana milyar. Dapat dijustifikasi bahwa pada data ini nilainya tidak mirip.Sehinggaanalisisinimenggunakanmatrikskorelasi 

Menentukananggotafaktor

Untuk menentukan anggota dari faktor yang terbentuk, dapat menggunakanduametode, yaituPCA dan CFA. Sehinggaakandilakukan analisis dengan kedua pendekatan, setelah itu ditentukan pendekatan mana yang dipilih berdasarkan rata-rata nilai unidentified pada metode PCAdanuniqenesspadaCFA.Selainitu,terdapatpuladuametoderotasi matriks,yaituvarimaxdanpromax.Akandilakukanpulaanalisisdengan keduametode,sehinggadapatdipilihmanayangakandigunakan.Proses tersebutakandijelaskansebagaiberikut.

1)MetodePCA

o Menampilkanmatrikskorelasisetiapvariabelyangdiuji

Command: corr $indikator

Matrikskorelasiinimenunjukannilaivariansiantarvariabel.Semakin mendekati 1 artinya kedua variabel memiliki hubungan yang semakin dekat(Gambar4dan5,Lampiran).

o MengelompokkanvariabelmenjadifaktordenganmetodePCAdengan ketentuannilaiminimaleigervalue1(Korelasi)

Command: pca $sarana, mineigen (1)

Hasilanalisisstatamenunjukkanbeberapahalberikut(Gambar6dan 7, Lampiran). Eigen value menggambarkan variansi faktor, difference menggambarkan perbedaan antara eigen value atas dan bawah, proportion menggambarkan proporsi dari variansi, dan kumulatif menggambarkanproposikumulatifdarivariansi.

12

Diketahui nilai eigenvalue diatas 1 terdapat 7 faktor. Maka, faktor yangterbentukhasilreduksi/analisisfaktorberjumlah7.Namunkarena terdapatnilaieigenvalueyangmirip,diperlukanmatriksrotasi.

o MelakukanrotasifaktormenggunakanmetodePCArotasivarimax Command: rotate, varimax

Hasilanalisisstatamenunjukkanbeberapahalberikut(Gambar8dan 9,Lampiran).Hasilrotasimatriksdilakukkan denganmetodePCArotasi varimax.Pengelompokkananggotafaktorditentukandengannilaimutlak loading faktor terbesar. Namun, untuk menentukan apakah ini metode yang tepat, akan dibandingkan rata-rata penjumlahan unexplained varimax dan unexplained promax. Menggunakan excel, ditemukan nilai rata-ratapenjumlahanunexplainedvarimaxadalah0.021478.

Kemudian, matriks (Gambar 10, Lampiran) menunjukkan hubungan antarfaktor.Terdapatbeberapanilaiyangmenunjukkanangkadiatas0,5 yang berarti hubungan antar faktor yang terbentuk baik, namun masih terdapatbeberapaangkadibawah0,5.

o MelakukanrotasifaktormenggunakanmetodePCArotasipromax

Command: rotate, promax

Hasilanalisisstatamenunjukkanbeberapahalberikut(Gambar11dan 12, Lampiran). Pengelompokkan anggota faktor ditentukan dengan nilai mutlak loading faktor terbesar. Namun, untuk menentukan apakah ini metode yang tepat, akan dibandingkan rata-rata penjumlahan unexplained varimax dan unexplained promax. Menggunakan excel, ditemukannilairata-rataunexplainedpromaxadalah0.021478

Kemudian, matriks (Gambar 13, Lampiran) menunjukkan hubungan antarfaktor.Terdapatbeberapanilaiyangmenunjukkanangkadiatas0,5 yang berarti hubungan antar faktor yang terbentuk baik, namun masih terdapatbeberapaangkadibawah0.5.

13

Dari kedua nilai rata-rata unexplained varimax dan promax dengan metode PCA nilainya sama, yaitu 0.021478. Sehingga, baik itu varimax maupunpromaxdapatdipakai.Namun,akan dipilih promax karenapada varimax lebih banyak hubungan antar faktor yang nilainya dibawah 0.5.

Selanjutnya,untukmenentukanapakahPCAmetodeyangtepat,nilairatarata unexplained ini akan dibandingkan dengan nilai rata-rata penjumlahanuniqenessCFA.

2)MetodeCFA

o Menampilkanmatrikskorelasisetiapvariabelyangdiuji

Command: corr $indikator

Matrikskorelasiinimenunjukannilaivariansiantarvariabel.Semakin mendekati 1 artinya kedua variabel memiliki hubungan yang semakin dekat(Gambar14dan15,Lampiran).

o MengelompokkanvariabelmenjadifaktordenganmetodeCFAdengan ketentuannilaiminimaleigenvalue1

Command: factor $indikator, mineigen (1)

Hasilanalisisstatamenunjukkanbeberapahalberikut(Gambar16dan 17, Lampiran). Eigen value menggambarkan variansi faktor, difference menggambarkanperbedaanantaraeigenvalueatasdenganeigenvaluedi bawahnya, proportion menggambarkan proporsi dari variansi, dan kumulatifmenggambarkanproposikumulatifdarivariansi. Diketahui nilai eigenvalue diatas 1 hanya dari 7 faktor. Maka, faktor yangterbentukhasilreduksi/analisisfaktorberjumlah7.Namunkarena terdapatnilaieigenvalueyangmirip,diperlukanmatriksrotasi.

o MelakukanrotasifaktormenggunakanmetodeCFArotasivarimax

Command: rotate, varimax

14

Hasilanalisisstatamenunjukkanbeberapahalberikut(Gambar18dan 19, Lampiran). Pengelompokkan anggota faktor ditentukan dengan nilai mutlak loading faktor terbesar. Namun, untuk menentukan apakah ini metode yang tepat, akan dibandingkan rata-rata penjumlahan unexplained varimax dan unexplained promax. Menggunakan excel, ditemukan nilai rata-rata penjumlahan unexplained varimax adalah 0.021471

Kemudian, matriks (Gambar 20, Lampiran) menunjukkan hubungan antarfaktor.Terdapatbeberapanilaiyangmenunjukkanangkadiatas0,5 yang berarti hubungan antar faktor yang terbentuk baik, namun masih terdapatbeberapaangkadibawah0,5.

o MelakukanrotasifaktormenggunakanmetodeCFArotasipromax Command: rotate, promax

Hasilanalisisstatamenunjukkanbeberapahalberikut(Gambar21dan 22, Lampiran). Pengelompokkan anggota faktor ditentukan dengan nilai mutlak loading faktor terbesar. Namun untuk menentukan apakah ini metode yang tepat, akan dibandingkan rata-rata penjumlahan unexplained varimax dan unexplained promax. Menggunakan excel, ditemukan nilai rata-rata penjumlahan unexplained promax adalah 0.021471.

Kemudian, matriks (Gambar 23, Lampiran) menunjukkan hubungan antarfaktor.Terdapatbeberapanilaiyangmenunjukkanangkadiatas0,5 yang berarti hubungan antar faktor yang terbentuk baik, namun masih terdapatbeberapaangkadibawah05.

Dari kedua nilai rata-rata unexplained varimax dan promax dengan metode CFA nilainya sama, yaitu 0.021471. Sehingga, baik itu varimax maupunpromaxdapatdipakai.Namun,akan dipilih promax karenapada varimaxlebihbanyakhubunganantarfaktoryangnilainyadibawah0.5.

Selanjutnya, untuk menentukan apakah CFA metode yang tepat, nilai rata-rata unexplained ini akan dibandingkan dengan nilai rata-rata penjumlahanunidentifiedPFA.

15

3)MengembalikanData

DarianalisisdiatasdiketahuidipilihmetodePFApromaxdengannilai rata-rata penjumlahan unidentified (PCA) 0.021478 dan metode CFA promax dengan rata-rata penjumlahan unexplained (CFA) 0.021471. Karena nilai rata-rata penjumlahan unexplaned (CFA) lebih kecil, maka yang dipilih adalah metode CFA promax. PFA tidak dipilih karena cenderung memiliki keunikan yang lebih besar, sehingga lebih tidak memilikikesamaanagarbisadifaktorkan. Berikutnya, akan ditentukan anggota dari ke-7 faktor dengan melihat nilai eigen value berikut. Dari analisis (Gambar 24, Lampiran) dapat ditentukkananggotadaritiapke-7faktor,yaitu:

NoFaktor NamaFaktor AnggotaFaktor

Faktor1 KemandirianDaerah Retribusi, Ketergantungan Fiskal, Pajak, PAD, Jumlah SMP, Jumlah SMA, Jumlah Puskesmas, Jumlah RS, Jumlah Restoran, Partisipasi Pilkada,JumlahPenduduk

Faktor2 FasilitasUmum JumlahSD,JumlahTempatIbadah, JumlahOlahraga,LuasDaerah

Faktor3 Ketenagakerjaan JumlahPTN,JumlahTerminal,TPT, TPAK

Faktor4 SaranaPrasarana Perhubungan PanjangJalan,JumlahLinmas

Faktor5 SaranaPerekonomian Jumlah Bank, Jumlah Pasar, KepadatanPenduduk

Faktor6 KemampuanEkonomi PDRBperKapita,PDRBKab/Kota terhadapProvinsi,JumlahHotel

Faktor7 SaranaPrasarana Komunikasi JumlahKantorPos

Tabel1.AnggotaFaktor (Analisis Stata, 2021)

16

Berikut Grafik scree plot yang menggambarkan jumlah faktor hasil analisis.

Command: screeplot, yline (1)

Gambar1.GrafikScreePlot (Analisis Stata, 2021)

Selanjutnyaakandilihatnilaifaktordarimasing-masingDOBatau nilai dari masing-masing objek terhadap faktor. Lalu, diberi rentang tinggi (hijau),sedang(kuning),danrendah(merah).

Command: predict pc1 pc2 pc3 pc4 pc5 pc6 pc7

Tabel2.RentangNilaiObjekterhadapFaktor (Analisis Stata, 2021)

17

2. AnalisisSkalogram

Setelahmendapat faktorbeserta anggotavariabeldan nilainya beserta rentangnya, akan dianalisis DOB mana yang memiliki perkembanganpalingrendahdengantahapanberikut.

Mengubahkolomvariabelmenjadikolomberdasarkantiaprentang

DapatdilihatpadaTabel4bagianLampiran

Melakukaniterasi

DapatdilihatpadaTabel5bagianLampiran

Menghitungkeberartiananalisis

Keberartian dari analisis sebelumnya dihitung dengan menghitung nilai error. Nilai error merupakan rasio antara blok kuning kosong dengankeseluruhanblokkuning.Jumlahblokkuningkosongadalah10, jumlah keseluruhan blok kuning adalah 57. Sehingga rasionya adalah 0,1754ataudalampersenadalah17,54%.Inimenunjukkannilaierror yang tidak terlalu besar, sehingga analisis ini dapat dipakai dan memiliki keberartian. Berikutnya akan dilakukan skoring dan pengurutandarimasing-masingkabupaten/kota.

Memberi skor dan urutan pada tiap orde dengan tinggi bernilai 3; sedangbernilai2;rendahbernilai1

18

Dari hasil analisis skalogram diatas, dibentuk 5 hierarki berdasarkan skor faktor perkembangan daerah. Daerah dengan hierarki terendah adalah Kota Batu. Berdasarkan nilai eigenvalue pada Tabel 2, ditemukan bahwa nilai terendah terdapat pada Faktor 2 (Fasilitas Umum),Faktor6(KemampuanEkonomi),Faktor3(Ketenagakerjaan). Indikatoryangmenjadianggotadarifaktortersebutdapatdilihatpada Tabel1.

3.3Intepretasi

terhadapBidangPWK

Daerah yang baru dimekarkan sama seperti daerah yang baru berkembang. Perlu dilakukkan kebijakan yang optimal, sehingga tidak terjadi kegagalan pembangunan. Maka, diperlukan strategi optimasi terhadap beberapa sektor pembangunan. Dalam analisis ini, ditemukan faktoryangperludiprioritaskanberdasarkanevaluasiperkembanganDOB sebelumnya.

19

Kota Batu menjadi DOB yang perkembangan daerahnya terendah diantara DOB yang lain. Kota ini dimekarkan pada tahun 2001, sehingga relatif sama dengan DOB lainnya. Berdasarkan penelitian, terdapat beberapaalasanpemekarandaerahinidariyangawalnyabersatudengan KotaMalang.Diantaranyafaktorluaswilayah, ekonomi,sosialpolitik,dan keamanan ketertiban (Didin, 2007). Latar belakang ini sama seperti latar belakang pemekaran wilayah lainnya, termasuk yang akan dilakukkan. SehinggaevaluasinyadapatditerapkanterhadapDOBlainnya.

Hasilanalisisinimenunjukkanbeberapafaktoryangrendahdanperlu diperkuat. Sehingga dalam pembangunan DOB, faktor ini lah yang harus diprioritaskan. Diantaranya fasilitas umum, kemampuan ekonomi, dan ketenagakerjaan.Ketiganyamemilikiinterpretasimasing-masing.

Dalamkontekspelayanan,fasilitasumummemilikiperanyangsangat penting. Jumlah fasilitas umum sangat mendesak karena ketika terjadi pemekaran, otomatis fasilitas umum yang ada terbatas. Perlu dilakukkan penambahansecarasegerasesuaikebutuhan,agarpelayananoptimal.

Dalam konteks pembangunan, kemampuan ekonomi adalah hal yang sangatpenting.Faktoriniakanberdampakterhadaphampirsemuasektor. Makaperludilakukkanpenemuandanpemanfaatanpotensiekonomi,serta kebijakan lainnya agar daerah yang baru terbentuk dapat melakukkan pembangunan.

Dalamkontekssumberdayamanusia,ketenagakerjaanadalahhalyang sangatpenting.Sektoriniberkaitandengankesejahteraanpenduduk.Maka perludilakukankebijakanuntukmemastikanseluruhpendudukpadausia kerja,dapatbekerjadanmengurangipengangguran.

20

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, berikut kesimpulan yang menjawab sasaran.

1. Faktoryangmenjadiukuran untukmeninjau perkembanganDOB, antaralainKemandirianDaerah,FasilitasUmum,Ketenagakerjaan, Sarana Prasarana Perhubungan, Sarana Perekonomian, KemampuanEkonomi,SaranaPrasaranaKomunikasi

2. DOBdenganperkembangandaerahterendahdiPulauJawaadalah KotaBatu

3. Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam pembentukan DOB berikutnya adalah Fasilitas Umum, Ketenagakerjaan, dan KemampuanEkonomi.

4.2SaranPenelitianKecil

Berdasarkan kelemahan studi dan potensi pengembangan penelitian, berikutsaranuntukpenelitianberikutnya.

1. Dalam pencarian data, dihindari menggunakan media populer. Sehingga dapat memanfaatkan data primer maupun sekunder denganmenghubungipemerintahterkait

2. Agarpenelitianlebihbermanfaatsecaraluasdankontekstualuntuk seluruhCDOBIndonesia,dapatditambahobjekberupaDOBdiluar PulauJawa

3. Agar keberartian penelitian meningkat, dapat ditambahkan variabellaindariindikatoryangbelumterdapatpadapenelitianini karenaketerbatasandata.

21

DAFTAR PUSTAKA

PeraturanPemerintahNomor129Tahun2000TentangTataCara Pembentukan,PenggabungandanPemekaranDaerahOtonom

BPSdalamAngkaTahun2018dan2019 Lestari,D.T.(2001).SejarahPembentukanPemerintahKotaBatuTahun 2001. Fitrani,F.,Hofman,B.,&Kaiser*,K.(2005).Unityindiversity?Thecreationof newlocalgovernmentsinadecentralisingIndonesia. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 41(1),57-79. ModulPraktikum1dan2MAPIIAnalisisFaktor,Kluster,danSkalogram Kemenkeu.go.id(2013).KajianPKAPBN.Diaksespada10Mei2021,dari https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/2013_kajian_pkap bn_mengapa%20harus%20mekar_rth.pdf

Bapennas.go.id(2010),MajalahPerencanaan.Diaksespada10Mei2021,dari https://www.bappenas.go.id/files/8913/6082/9892/majalahperencanaan-edisi-1-th-2010 final__20100318161834__2546__0.pdf

Jabarprov.go.id(2020).PentingnyaPemekaranJawaBarat.Diaksespada10 Mei,dari https://jabarprov.go.id/index.php/news/40237/2020/11/19/Penti ngnya-Pemekaran-Wilayah-di-Jabar cnnindonesia.com(2020).DOBBarudiJawaBarat.Diaksespada10Mei 2021,dari https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201104103118-20565718/sembilan-daerah-jabar-ajukan-pemekaran-termasukbekasi-utara

22

Gambar 2. Dataset Format .xls (Analisis Stata, 2021)

Gambar 3. Import Excel Stata (Analisis Stata, 2021)

23
LAMPIRAN

Gambar 4. Matriks Korelasi PCA (Analisis Stata, 2021)

Gambar 5. Matriks Korelasi PCA (2) (Analisis Stata, 2021)

Gambar 6. Matriks Faktor PCA (Analisis Stata, 2021)

24

Gambar 7. Matriks Component Loading PCA (Analisis Stata, 2021)

Gambar 8. Matriks Rotasi Varimax PCA (Analisis Stata, 2021)

25

Gambar 9. Matriks Component Loading Rotasi Varimax PCA (Analisis Stata, 2021)

Gambar 10. Matriks Hubungan Antar Faktor Rotasi Varimax PCA (Analisis Stata, 2021)

26

Gambar 11. Matriks Rotasi Promax PCA (Analisis Stata, 2021)

Gambar 12. Matriks Component Loading Rotasi Promax PCA (Analisis Stata, 2021)

27

Gambar 13. Matriks Hubungan Antar Faktor Rotasi Promax PCA (Analisis Stata, 2021)

Gambar 14. Matriks Korelasi CFA (Analisis Stata, 2021)

Gambar 15. Matriks Korelasi CFA (2) (Analisis Stata, 2021)

28

Gambar 16. Matriks Faktor CFA (Analisis Stata, 2021)

29

Gambar 17. Matriks Component Loading CFA (Analisis Stata, 2021)

Gambar 18. Matriks Rotasi Varimax CFA (Analisis Stata, 2021)

30

Gambar 19. Matriks Component Loading Rotasi Varimax CFA (Analisis Stata, 2021)

Gambar 20. Matriks Hubungan Antar Faktor Rotasi Varimax CFA (Analisis Stata, 2021)

31

Gambar 21. Matriks Rotasi Promax CFA (Analisis Stata, 2021)

Gambar 22. Matriks Component Loading Rotasi Promax CFA (Analisis Stata, 2021)

32

Gambar 23. Matriks Hubungan Antar Faktor Rotasi Promax CFA (Analisis Stata, 2021)

Gambar 24. Matriks Component Loading Promax CFA (Analisis Stata, 2021)

33

No. Indikator Sumber Kriteria berdasarkanPP 1 PDRBperKapita DataBPSProvinsi Kemampuan Ekonomi 2 Rasio PDRB Kota/Kabupaten terhadap Provinsi

DataBPSProvinsi 3 Retribusi APBDKabupaten/Kota 4 Ketergantungan Fiskal Rasio antara DAU dan totalpendapatan 5 PajakDaerah APBDKabupaten/Kota 6 PAD APBDKabupaten/Kota 7 JumlahBank DataBPSProvinsi PotensiDaerah 8 JumlahPasar DataBPSProvinsi 9 JumlahSD Dokumen Jawa Barat/Banten/Jawa TimurdalamAngka 10 JumlahSMP Dokumen Jawa Barat/Banten/Jawa TimurdalamAngka 11 JumlahSMA Dokumen Jawa Barat/Banten/Jawa TimurdalamAngka 12 JumlahPTN Dokumen Jawa Barat/Banten/Jawa TimurdalamAngka 13 Jumlah Puskesmas Dokumen Jawa Barat/Banten/Jawa TimurdalamAngka 14 Jumlah Rumah Sakit Dokumen Jawa Barat/Banten/Jawa TimurdalamAngka 15 PanjangJalan Dokumen Jawa Barat/Banten/Jawa TimurdalamAngka 16 JumlahTerminal GoogleMaps 17 KantorPOS Dokumen Jawa Barat/Banten/Jawa TimurdalamAngka 18 JumlahHotel Dokumen Jawa Barat/Banten/Jawa TimurdalamAngka

34

19 JumlahRestoran Dokumen Jawa Barat/Banten/Jawa TimurdalamAngka 20 Tingkat Pengangguran Terbuka

Dokumen Jawa Barat/Banten/Jawa TimurdalamAngka 21 Tingkat Partisipasi AngkatanKerja

Dokumen Jawa Barat/Banten/Jawa TimurdalamAngka 22 TempatIbadah Dokumen Jawa Barat/Banten/Jawa TimurdalamAngka

LuasDaerah 28 JumlahLinmas Data BPS Kota/Kabupaten Pertimbangan lain (Keamanan dan Ketertiban) Tabel3.IndikatordanPersyarakatDOB (PP 129 Thn. 2000)

Bandung Barat

Kabupaten Pangandar an

35
DOB T S R 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 Kabupaten
X X X X X X X
X X X X X X
SosialBudaya 23 SaranaOlahraga Dokumen Jawa Barat/Banten/Jawa TimurdalamAngka 24 Partisipasi Pilkada Media Populer / WebsiteKPU SosialPolitik 25 Kepadatan Penduduk Rasio antara Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah X X X X X X X
JumlahPenduduk 26 Jumlah Penduduk Dokumen Jawa Barat/Banten/Jawa TimurdalamAngka 27 LuasWilayah Dokumen Jawa Barat/Banten/Jawa TimurdalamAngka X X X X X X X
Kota Cimahi
Kota Tasikmalay a

Kota Banjar

Kota Cilegon

Kota Serang

Kota Tangerang Selatan

Kota Batu

Tabel4.MatriksObjekvsFaktor (Analisis Stata, 2021) DOB

Kabupaten Bandung Barat

Kota Serang

Kota Tangerang Selatan

Kabupaten Pangandar an

Kota Cilegon

Kota Cimahi

Kota Banjar

Kota Batu

Tabel5 IterasiTerakhir (Analisis Stata, 2021)

36
X X X X X X X
X X X X X X X
X X X X X X X
X X X X X X X
X X X X X X X
T S R 1 2 5 4 6 7 3 7 2 5 4 6 1 3 7 2 5 4 6 1 3
X X X X X X X X
X X X X X X X X
X X X X X X X X
X x X X X X X X
X X X X X X X
X x X X X X X X X
X x X X X X X X X
X X X X X X X
X X X X X X X X
Kota Tasikmalay a

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.