1.1 Deskripsi Jalan Lengkong Kecil
Lokasi
Jalan Lengkong Kecil terletak di Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat dengan panjang sekitar 600 meter yang berbatasandenganJalanSundadisebelahtimurdanJalanLengkongBesardisebelahbarat.
Kepemilikan
Tanah di sepanjang sisi
Jalan Lengkong Kecil merupakanmilikpribadi, serta untuk Sarana Pelayanan Umum dimiliki oleh Pemerintah KotaBandung.
Peruntukan
Seluruh koridor Jalan Lengkong Kecil memiliki zonasi atau peruntukan sebagai Zona Perdagangan danJasa.
PERANCANGAN KAWASAN KORIDOR KOMERSIAL JALAN LENGKONG KECIL Gambar 2. Peta Zonasi Kawasan Jalan Lengkong Kecil | Sumber : RDTR Kota Bandung, 20151.2 Persoalan Perancangan
“Lokasi dan kegiatan berpotensi untuk dikembangkan, tetapi belum dikelola dengan optimal.”
JalanLengkongKecilterletakdiKawasanAsiaAfrika,pusatKota Bandung, menjadikannya strategis karena berdekatan dengan daya tarikwisatalainnya. Perkembangan kegiatan dari aktivitas kawasan kemudian menghadirkan street food sebagai daya tarik utama LengkongKecil.
Meskipun demikian, perkembangan kegiatan street food yang terjadi secara organik mengindikasikan tidak adanya upaya perancangan yang disengaja, sehingga menimbulkan dampak negatifyangmenghambatpemanfaatankawasandankegiatanyang adadenganoptimal.
Suasanayangkurangnyamankarenakegiatan streetfood, pedestrian,maupunpenggunajalan seluruhnyaharusberbagitempat. Kemacetanakibat penyempitanbadan jalandanhambatan samping.
Aktivitas street food yangbelumterjamin kehigienisannyakarena tidakmemilikitempat tersendiri.
1.3 Gagasan Program Pengembangan
DalammemecahkanberbagaipersoalanpadakawasankoridorkulinermalamJalanLengkongKecil,programpengembangan yangdigagasadalahpenataanulang Le’Chill Street Food Corridor sebagaikawasankoridorkomersialkulinermalamdiKota Bandung. Pembangunan Le’Chill Street Food Corridor akanmenitikberatkankepadafasilitasikegiatankulinermalamdiJalanLengkong Kecil agar mampu berlangsung dengan baik dan memberikan kenyamanan bagi penggunanya, yakni pengunjung maupun penjual kuliner, dalam berkegiatan jual-beli ataupun rekreasi kuliner. Selain itu akan dilakukan penyesuaian dengan memperhatikankondisieksistingdalamperancangannya.
PERANCANGAN KAWASAN KORIDOR KOMERSIAL JALAN LENGKONG KECIL1.4 Metode Perancangan 1.5 Sistematika Laporan
Metode perancangan fragmental digunakan dalam perancangan Kawasan Le’Chill Street Food Corridor. Metode ini merupakan bentuk lain dari metode desain komprehensif rasional namun dalam bentuk lebih singkat (Shirvani, 1985). Adapun tahapan yang dilakukan selama merancangkawasaniniadalahsebagaiberikut:
Sistematika laporan terdiri dari 4 (empat) bagian diantaranya: pendahuluan, kajian teoritik dan preseden perancangan koridor komersial, deskripsi dan analisis Jalan Lengkong Kecil, serta gagasan dan rencana rancangan Kawasan Jalan Lengkong Kecil.
Bab 1 Pendahuluan
Bab pendahuluan terdiri dari deskripsi pendahuluan mengenai kawasan terpilih, persoalan perancangan, gagasan program pengembangan, metode perancangan sertasistematikapenulisan.
Bab 2 Kajian Teoritik dan Preseden Perancangan Koridor Komersial
Bab kajian teoritik terdiri dari kajian teoritik perancangan, preseden perancangan, prinsip perancangan normatif dan alternatif konsep perancangan.
Bab 3 Deskripsi dan Analisis Jalan Lengkong Kecil
Bab deskripsi dan analisis kawasan terdiri dari deskripsi kawasan, kebijakan dan rencana pengembangan, analisis tapak, serta potensi dan persoalan dari kawasan.
Bab 4 Gagasan dan Rencana Rancangan Kawasan Jalan Lengkong Kecil
Bab gagasan dan rencana perancangan ditulis berdasarkan pengerjaan individu, terdiri dari desain respons, kebijakan perancangan kawasan, program ruang, prinsip pengembangan, konsep perancangan hingga dari gambar-gambar rencana rancangan kawasan, seperti gambar masterplan kawasan, gambar perspektif kawasan, perspektif blok-blok/zona, potongan kawasan, dan ilustrasi suasana.
2.1 Kajian Teoritis Perancangan
Koridor Komersial
Definisi
Koridor jalan merupakan perpaduan antara komponen sosial dan fisik suatu lingkungan atau kota yang selain melayani aktivitas sosial, juga memiliki elemen fisik pembentuk kualitasnya.Koridorjalanmerupakanskemaruang-sosialyang mengkombinasikan komponen sosial dan fisik suatu lingkunganmenjadisebuahskematunggal.
Variabel dan Indikator
Kriteria Variabel Indikator
Kriteria Variabel Indikator
Penempatan elemen fisik/ desain fasad
Keamanan
Penerangan
Tidak tertutup oleh elemen fisik yang mengganggu pandangan dan jelas untuk dilihat dari berbagai sudut sehingga mencegah tindak kriminal
Cukup terang, tidak kabur atau menyilaukan dalam jangkauan kemampuan mata normal melihat
Pelindung cuaca Terlindung dari hujan, panas, angin kencang Jarak/lebar
Keselamatan
Ruang yang cukup tidak berdesakan, tersedia ruang bebas Mempunyai jarak/lebar antar penggunaan, stakeholder atau elemen fisik yang tidak memungkinkan terjadi benturan
Visibilitas
Kenyamanan
Aksesibilitas
Legible
Mudah dibaca dan dilihat Penempatan elemen fisik/ desain fasad
Tidak tertutup oleh elemen-elemen fisik yang mengganggu pandangan dan jelas untuk dilihat dari berbagai sudut
Kualitas fisik/ desain setiap segmen ruang Terlindung dari kecelakaan yang bisa mencederai manusia
Penerangan (legibly)
Cukup terang, tidak kabur atau menyilaukan dalam jangkauan kemampuan mata normal melihat
Keindahan
Desain setiap segmen Ruang
Mudah dicapai sebagai ruang terbuka bersama dan kemudahan mencapai kegiatan di dalam koridor jalan komersial Kekontinyuan jaringan pergerakan
Kedekatan jarak terhadap fasilitas penunjang, kelengkapan dan kemudahan penggunaannya Jalur langsung Lebar/ kemiringan Mengakomodasi penyandang disabilitas dan pengunjung bersosialisasi
Interaksi Masyarakat
Jarak
Keteraturan
Teratur, tidak bertumpuk-tumpuk, ritmis, enak dilihat, tidak membosankan Keharmonisan Serasi dengan lingkungan sekitarnya
Warna Serasi dengan warna bangunan dan elemen lainnya
Lebar
Kebutuhan ruang minimal manusia untuk berinteraksi tetapi masih menjaga nilai privasi
Pengunjung dapat melakukan kegiatan sosial dengan bebas Fasilitas Penunjang Tersedia fasilitas penunjang kegiatan sosialisasi
2.1 Kajian Teoritis Perancangan
Kawasan Pejalan Kaki
Safety The condition of the pedestrian path up and down Amenity Geometric conditions of pedestrian paths
Accessibility
Availability of ramps and path for disabilities Condition and location of diffable paths and ramp
Diffable path size
The International Journal of Tourism Cities, Tulis (2018)
Safety Traffic when crossing Security from crime
Amenity Completeness of pedestrian facilities
Accessibility
Use of facilities in accordance with their functions
Convenient access design for pedestrians
Minister of Public Works Regulation No. 03 PRT/M/2014
Slippery/bumpy physical condition
Safety
Amenity
Accessibility
Safety crossing
Shelters, green lines, lights, fences, signage, public telepones, seats, trash bins, crossing facilities
Public transit transportation area to buildings Parking area to building
Pengembangankawasankhususpejalankakiumumnya dilakukan di kawasan yang memiliki tingkat arus pejalanyangtinggi(umumnyakawasanperdagangan). Penyediaan prasarana jaringan pejalan kaki dilakukan melalui pengembangan kawasan khusus pejalan kaki harus memperhatikan ketentuan kawasan khusus pejalan kaki atau area yang dikembangkan sebagai kawasan pejalan kaki, selain bertujuan untuk menyediakan ruang tempat berjalan kaki juga dapat digunakan untuk revitalisasi kawasan atau meningkatkanpenjualandipusat-pusatperbelanjaan.
2.2 Preseden Perancangan
1. Clematis Street, West Palm Beach 2. StreetFoodJalan Alor
Jalan semi-pedestrian yang melayani zona perdagangan dan jasa. Terdapat acara rutin mingguan yang menghadirkan penampilan musik dan vendor street food di sepanjang koridor dan berpusat di plaza di ujung jalan.
Kelebihan
Ruas jalan terkoneksi dengan plaza yang menjadi salah satu PoI di West Palm Beach dan dilayani stasiun di kedua ujungnya Kekurangan
Didominasi kios makanan formal, street food relatif terbatas dan terkonsentrasi di acara mingguan kawasan Kesimpulan
Berhasil mengubah jalan utama menjadi shared street yang memadukan fitur desain untuk menjaga kondusifitas lalu lintas dan menjadi daya tarik utama pusat kota dengan aktivitas malam hari
Koridor Jalan Alor digunakan sebagai jalan, kegiatan bisnis, dan wisata kuliner pada saat malam hari.
Kelebihan
Terdapat ruang untuk sirkulasi parkir 2. Tersedia jalur pejalan kaki di sebagian kawasan 3. Memperlihatkan budaya Malaysia sebagai daya tarik selain wisata kuliner lokal 4. Mudah diakses.
Kesimpulan
Berhasil menggunakan metode time-sharing siang dan malam untuk memenuhi fungsi dari kawasan tersebut. Terdapat juga sirkulasi untuk parkir dan jalur pejalan kaki untuk berbelanja kuliner. Selain itu, dapat memanfaatkan budaya lokalsebagai dayatarikwisata.
2.2
2.3 Prinsip Normatif Perancangan
Keselamatan
Le'Chill Streetfood Corridor adalah sebuah koridor komersial bertema kudapan (streetfood) dengan konsepfull-pedestrianway.
BertempatdiJalanLengkongKecil Kecamatan Lengkong Kota
Jawa Barat, Le'Chill Streetfood Corridor memiliki panjang sekitar 600 m dengan batas timur adalah Jalan Sunda dan batas barat adalah Jalan LengkongBesar.
3.2 Kebijakan dan Rencana Pengembangan
RTRW Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan PERDA No. 22 Tahun 2010 tentang RencanaTata Ruang Wilayah Provinsi JawaBaratTahun2009-2029,kotaBandungtermasukkedalamWPKKCekunganBandung. Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di WP KK Cekungan Bandung meliputi pertanian, hortikultura, industri non polutif, industri kreatif, perdagangan, jasa, pariwisata dan perkebunan, dengan meningkatkan manajemen pembangunan yang berkarakter lintas kabupaten/kota yang secara kolektif berbagi peran membangun dan mempercepat perwujudanPKNKawasanPerkotaanBandungRaya.
Sedangkan fokus pengembangan WP KK Cekungan Bandung untuk kota Bandung diarahkansebagaikotaintidariPKNdengankegiatanutamaperdagangandanjasa,industri kreatifdanteknologitinggi,danpariwisata.
Renstra Dinas Pekerjaan Umum
2018-2023
Kota Bandung sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat sekaligus pusat jasa dan perdagangan merupakan daerah tujuan wisata dengan daya tarik tersendiri baik wisata alam, sejarah, kuliner maupun belanja. Banyak wisatawan domestik dan mancanegara datangberkunjungkekotaBandunghampirsetiapakhirpekan.Dalamkonteksglobal,kota Bandungmenjadibagiandarijejaringkota-kotainternasionalyangsemakinterkoneksisatu samalainseiringdenganperkembanganteknologikomunikasidaninformasi.
RTRW Kota Bandung
Tujuan penataan ruang kota yaitu mewujudkan tata ruang yang aman, nyaman, produktif, efektif, efisien, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan, berbasis perdagangan,jasadanindustrikreatifyangbertarafnasional.
PERANCANGAN KAWASAN KORIDOR KOMERSIAL JALAN LENGKONG KECIL3.3 Analisis Tapak
Analisis Tapak Eksternal
Mayoritas Penggunaan lahan pada kawasan delineasi adalah komersil (perdagangan dan jasa), dan badan jalan. Namun, ketika malam hari, trotoar dan lahan parkir digunakan sebagai lahan perdagangan UMKM kuliner. Selain itu, terdapat perumahan kepadatantinggi di bagiantimur. Saranapendidikan dan peribadatantersedia.
Beberapa ruas jalan yang menjadi akses penting ke/dari Jl. Lengkong Kecil: (1)Jl. Lengkong Besar; (2)Jl. Dalem Kaum; (3)Jl. Karapitan; (4) Jl. Kaca-kaca Wetan; (5) Jl. Kasim; (6) Jl. Nursijan; (7) Jl. Bapa Supi; (8) Jl. Wangsareja. Arus kendaraan pada Jl Lengkong Kecil (Kolektor Sekunder) lebih tinggi berasal dari Jl Dalam Kaum (Kolektor Sekunder) menuju Jl Karapitan (Kolektor Primer). Kemacetan akibat ruang antarapejalan kaki dan kendaraan bermotoryang sama.
View timur memiliki lebih menarik dibandingkan view barat. Hal ini karena view barat didominasi oleh fasad high rise building modern dan dekat dengan Simpang Lima sehingga suasana lebih ramai dan terang, membuat rasa aman untuk pejalan kaki, terutamapadamalam hari. Kelebihanyang dimiliki membuat view timur berpotensi menjadi gate utamayang bersifat inviting.
3.5 Tanggapan Rancangan
1
Vegetasi
Pepohonan diletakkan agak menjorok ke tepi bahu jalan sehinggatidakmenghalangi guidingblock.
Bangunan
Penataan jalan tidak mengintervensi bangunan sama sekali karena keberadaan bangunan cagar budaya di Jalan LengkongKecil.
Gambar 17. Photomapping Analisis Persoalan | Sumber : Hasil Analisis, 2022
Fasilitas
Pada malam hari, Jalan Lengkong Kecil ditutup untuk menyediakan ruang untuk Pedagan Kaki Lima. Sirkulasi Lalu lintas melalui Jalan Lengkong Kecil menuju Jalan Karapitan, dialihkan menuju Jalan Cikawao (Kolektor Sekunder). Untuk jalan-jalan kecil pada nomor 1, 2, 3 dialihkanmelaluijalandibagianselatantapak(nomor4).
Keberadaan sarana peribadatan di Jalan Lengkong Kecil mengakibatkan tidak diperlukannya penyediaan fasilitas umumpadapenataanulangnantinya.
Daya Tarik
4.1 Kebijakan Perancangan Kawasan
Alternatif 1
Tema Pengembangan
“Street Food Corridor with Vibrant Experience”
Tema pengembangan yang akan diangkat adalah Street Food Corridor with Vibrant Experience. Koridor ini nantinya dirancang menjadi kawasan kuliner street food di malam hari yang vibrant. Vibrant dalam hal ini diturunkan menjadi 3, yaitu urban view, diverse,danaktif.
1) Urban view yang dimaksud memanfaatkan pemandangan eksternal dari bangunan di sebelah timur koridor jalan, juga dalam perancangan di sepanjang jalan akan menekankanpada experience urban.
2) Diverse menekankan pada variasi dari daya tarik utama yaitu kuliner yang dijajakan, streetfood dariberbagaimacamtempatyang akanberpengaruhpadapenempatannya.
3) Aktif berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan, pengunjung tidak hanya membeli jajanan tetapi juga dapat bersantai sambil menikmati jajanan. Aktif juga menunjukan kesan hidup walaupun kegiatan utama dilakukanpadamalamhari
4.1 Kebijakan Perancangan Kawasan
Alternatif 2
Tema Pengembangan “Inclusive and Authentic Street Food Corridor”
Tema pengembangan yang diangkat adalah Street Food Corridor yang Inclusive and Authentic. Koridor ini nantinya dirancang menjadi kawasan kulineryang dapat dijangkau oleh seluruh kalangan dengan nyaman dan amansertamemilikicirikhasnusantara.
Visi LengkongKecilsebagaiKoridorKuliner StreetFood yang inklusifdanautentik
Visi Misi Tujuan
Menciptakan koridor street food dengan fasilitas yang ramah pengguna
Inklusif
Menyediakan utilitas penunjang street food yang memadai & bersih
1. Menyediakan fasilitas yang aman dan nyaman bagi seluruh pengguna 2. Menyediakan aksesibilitas yang mudah dan jelas bagi seluruh pengguna
Menyediakan sistem persampahan, air limbah, dan drainase yang tepat guna
Autentik
Menciptakan koridor street food berciri khas nusantara
Menyediakan ruang dan suasanayang mencirikan daerah di nusantara
4.1 Kebijakan Perancangan Kawasan
Alternatif 3
Tema Pengembangan
“Vibrant and Attractive Street Food Corridor”
Terletak di pusat Kota Bandung, koridor Lengkong Kecil memiliki lokasi strategis yang melahirkan tema vibrant yang akan diusung untuk mengembangkan sebuah ruang publik yang mampu mewadahi berbagai aktivitas dan interaksi sosial. Kemudian, lokasinya yang termasuk ke dalam Oud Bandoeng akan dikembangkan sebagaikarakterdarikoridorLengkongKecil yangmenghadirkanatmosfernostalgiapada era keemasan Paris van Java untuk mewujudkantema attractive.
Tidak lupa, pengembangan koridor Lengkong Kecil disandarkan pada keberadaan street food yang hidup dan semarak.Olehkarenaitu,haltersebutakan dijadikan fokus pengembangan yang diharapkan dapat menghidupkan kawasan melalui keberagaman pilihan makanan (vibrant)sekaligusmenjadidayatarikutama darikoridorini(attractive).
Visi
Visi Misi Tujuan Adaptif
Menciptakan koridor yang dapat melayani kebutuhan pengguna jalan dan pejalan kaki dengan optimal
Menyediakan sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki yang fluid dan dinamis
Nyaman
Menciptakan koridor yang ramah pejalan kaki dan mendukung keberlangsungan aktivitas kuliner maupun aktivitas lainnya
1. Menyediakan ruang publik dan fasilitas penunjang yang dapat melayani kegiatan dan interaksi sosial beserta kegiatan ekonomi yang ada
2. Mewujudkan ruang pejalan kaki dan aktivitas kulineryang safe dan secure
Berkarakter
Menciptakan ekspresi koridor bernuansa historikalyang ramah
Menyediakan interior koridor bernuansa art-deco yang bersahabat dengan irama pejalan kaki, menaungi pengunjung dari dunia luar, serta mengundang pengunjung untuk berinteraksi
Pemilihan Alternatif
AHP
ramah pejalan kaki
ramah pejalan kaki
fasilitas lengkap memiliki daya tarik
pemanfaatan ruang yang optimal untuk kegiatan street food
1.00 4.00 5.00 1.00 fasilitas lengkap 0.25 1.00 5.00 0.33
ramah pejalan kaki
AHP
fasilitas lengkap memiliki daya tarik pemanfaatan ruang … street food BOBOT
1.00 3.00 5.00 1.00
Memiliki daya tarik 0.20 0.20 1.00 0.20 Pemanfaatan ruang yang optimal untuk kegiatan street food
Total 2.45 8.20 16.00 2.53 Dengan menggunakanAHP, ditentukan terlebih dahulu pembobotan untuk digunakan dalam GAM
0.41 0.37 0.31 0.39 0.37 Total 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
GAM Criteria Bobot (%) Alternatif
ramah pejalan kaki 40% 2 3 2 fasilitas lengkap 17% 5 4 3 memiliki dayatarik 6% 5 2 4 streetfoodyang optimal 37% 3 4 4 100%
Setelah diketahui pembobotan melaluiAHP, maka ditentukan alternatifterpilih menggunakan GAM
4.1 Kebijakan Perancangan Kawasan
Konsep Terpilih : Alternatif 2
Tema Pengembangan
“Inclusive and Authentic Street Food Corridor”
Tema pengembangan yang akan diangkat adalah Street Food Corridor with Inclusive and Authentic. Koridor ini nantinya dirancang menjadi kawasan kuliner yang dapat dijangkau oleh seluruh kalangan dengan nyaman dan aman serta memiliki ciri khas nusantara.
Visi
Lengkong Kecil sebagai Koridor Kuliner Street Food yang inklusif dan autentik
Visi Misi Tujuan
Menciptakan koridor street food dengan fasilitas yang ramah pengguna
1. Menyediakan fasilitas yang aman dan nyaman bagi seluruh pengguna
Inklusif
Menyediakan utilitas penunjang street food yang memadai dan bersih
2. Menyediakan aksesibilitas yang mudah dan jelas bagi seluruh pengguna
Menyediakan sistem persampahan, air limbah, dan drainase yang tepat guna
Autentik
Menciptakan koridor street food berciri khas nusantara
Menyediakan ruang dan suasanayang mencirikan daerah di nusantara
4.2 Program Ruang
Zona JenisKegiatan SifatRuang
Perdagangan danJasa LapakKios Publik Frontage Publik
Pelengkap Parkir Publik Servis TempatSampah Publik Jalan JalanPedestrian Publik
4.3 Prinsip Perancangan
Kriteria Variabel
Keamanan Penerangan
Keselamatan Jarak/lebar
Kualitas fisik/desain setiap elemen
Penjelasan
Cukup terang, tidak kabur, atau menyilaukan dalam jangkauan kemampuan mata normal terlihat.
Memiliki jarak/lebar yang sesuai dengan ruang gerak yang cukup agar tidak terjadi benturan.
Terlindung dari kecelakaan yang bisa mencederai manusia, disebabkan oleh berlubang-lubang, terputus-putusnya media jalan/pengendara, terlalu tingginya trotoar.
Kenyamanan
Penempatan parkir
Penyediaan zona parkir khusus mobil dan motor Bersih
Aksesibilitas Jalur Pejalan Kaki
Khas Bentuk
Mengatur persampahan dan limbah yang dihasilkan agar sampah tidak berserakan.
Mengakomodasi penyandang disabilitas, pengunjung bersosialisasi
Dekorasi dan hiasan merepresentasikan daerah nusantara
4.4 Konsep Perancangan
Konsep Perancangan Umum
LEGENDA
Bangunan Komersil Gapura
Trotoar Parkir Malam
Kios
Tempat vegetasi, signage
Padaalternatifterpilih,konsepperancanganyangdimilikimemilikiperbedaanantarasiangdenganmalamhari.
4.4 Konsep Perancangan
Konsep Kegiatan (1)
Kegiatanutamadalambentuk streetfood ditempatkanpadabadanjalandenganmelakukanpenutupanjalanbagikendaraan bermotor.Sisikanandankirivendor streetfood dialokasikanuntuksirkulasipengunjungyanghendakmembelimakanandan minuman. Parking bay yang ada juga akan dimanfaatkan sebagai area makan. Dengan demikian, trotoar yang diperlebar diharapkandapattetapterjagafungsinyasebagaiprasaranasirkulasiutamatanpamenghambataruspedestrianyangada.
4.4 Konsep Perancangan
Konsep Kegiatan (2)
Keterangan
Pedestrian
Area parkir (siang)
Area makan (malam)
Area vendor street food Area sirkulasi bagi pembeli
Gapura
Khusus di keduaujung ruas jalan Lengkong Kecil, dialokasikantempat parkirkendaraanbermotor berupa on-street parking yang akantetapberfungsisebagaitempatparkirsaatmalamhari. Batas antara lokasi parkir kendaraan dengan ruas jalan yangditutupuntukkegiatan streetfood akan ditandaidengan landmark berupagapura.
4.4 Konsep Perancangan
Konsep Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraan dibatasi hingga sekitar pintu masuk kawasan, yaitu area parkir di sisibaratdantimur.
PUKendaraan yang akan menuju ke Jalan Sunda akan dialihkan melalui Jalan Lengkong Besar danJalanCikawao yang memiliki hierarki jalan lebih tinggi sehingga peralihan volume kendaraan dapat disesuaikan dengankapasitasjalanyanglebih besar untuk menghindari kemacetan
Alur pergerakan eksternal
Alur pergerakan warga sekitar kawasan
4.4 Konsep Perancangan
Konsep Sirkulasi Pejalan Kaki
Di malam hari, kawasan Le’Chill Street Food Corridor diakses dengan berjalan kaki melalui 2 jalur pedestrian khusus konsumen street food serta2 jalur pedestrian pertokoan pada trotoar, yang diakses secarasatuarah.
Parkir diletakkan di kedua ujung jalan Lengkong Kecil. Parkir motor berada di sebelah barat dan parkir mobil berada di sebelah timur. Kapasitas disesuaikan dengan lebar dan panjang jalan
4.4 Konsep Perancangan
Konsep Vegetasi
Keterangan
Pedestrian
Area parkir (siang)
Area makan (malam)
Area vendor street food Area sirkulasi bagi pembeli
Konsepvegetasidibuatdenganpohondanperduyangadadisetiaptrotoaryangmenonjolkearahjalan. Dengan jenis pohon seperti pucuk merah atau tanjung. Pohon seperti kersen pun dapat menjadi pilihan namun perlu dipertimbangkan buah-buah yang berjatuhan yang dapat mengotori trotoar sekitar. Pohon jenis ini dibuat agar jangkauan teduh bisa cukup jauh ke trotoar bagian belakang. Pohon dan perdu juga dibuat di sebelah kanan dan kiri bangku taman agar orang-orang yang duduk di bangku taman dapat merasasejuk.
4.4 Konsep Perancangan
Konsep Signage, Street Furniture, dan Bangunan
Keterangan
Pedestrian
Area parkir (siang) Area makan (malam)
Area vendor street food Area sirkulasi bagi pembeli
Bangku jalan ditempatkan pada ruang bagian tonjolan trotoar dengan menyediakan 2 opsi untuk arah duduk bagi pengunjung (menghadap ke jalan atau menghadap trotoar). Bangku telah dilengkapi oleh vegetasi kecil yang disertai ground spike light untuk penerangan ringan pada malam hari. Selain ground spike light,terdapat lampu jalanyang ditempatkan di samping bangku. Lampu jalantersebut dapat menjadi tempat pemasangan signage. Dengan penempatan beberapaelementersebut, konsep ini dapat membuat legapadaruang pejalan kaki. Tidak ada intervensi pada bangunan, namun eksistingnya bangunan memiliki 1-4 lantai. Bangunan vendor dan tempat makan merupakan bangunan non permanenyang dapat bergerak.
4.4 Konsep Perancangan
Konsep Sistem Persampahan
Tempat sampah akan disediakan dengan memisahkan 3 jenis sampah menjadi: organik, anorganik, dan B3. Pengelolaan ini akan dilakukan secara terpisah dengan mengirimkan jenis sampah yang berbeda pada lokasi TPS yang berbeda (TPS3R dan TPS). Pengumpulan sampah akan dilakukan sebelum dan setelah kegiatan street food selesai. Pola pengumpulan yang akan digunakan adalah pola individual tidak langsung dan dengan menggunakan sistem pengangkutan kontainer tetap. Arah pengangkutanakandilakukandaritimurkebaratdenganmempertimbangkanlokasiTPSdanTPS3Rterdekat.