R ISI
DAFTA
kru redaksi Pemimpin Umum Ahmad Muhlisin Redaktur Fareh Haryanto, Abdul Ghofur Pemimpin Redaksi Muhammad Ulul Albab Sekretaris Redaksi Farah Diqsi N Reporter Agus Susilo, Elidah, Risda kumalasari, Sri maulasari, Najib Amin, Anis Ludfiana, Enggar Ervanto M, Kristin Lutfianah, Mairina Miawati, Etik Sulistyowati Layouter Iva Nurlaili Fotografer Enggar Ervanto M
Redaksi | 3 Salam Redaksi | 4 Editorial | 5 Laporan Utama | 6 Laporan Pendukung | 8 Laporan Khusus | 10
06
Artikel | 13 Cerpen | 14 Puisi | 17 Resensi | 18 Artikel | 20 Sosok | 21
Laporan Utama
Bahaya Status Mangkir
Mulai semester genap tahun 2014, UIN Walisongo memberlakukan status mangkir bagi mahasiswa yang tidak membayar registrasi di awal semester. Banyak mahasiswa yang belum paham dengan regulasi ini.
Laporan Pendukung Alamat Redaksi : Gedung PKM Lantai 1, Kampus 3 UIN Walisongo Semarang Jl Prof. Dr. Hamka Km.3 Ngaliyan, email: skmamanat@yahoo.com
11
Pengikis Semangat Membaca Buku
Data kunjungan dan peminjaman buku di perpustakaan mengalami penurunan. Sedangkan pemakaian internet terus mengalami peningkatan. Edisi 19 Januari 2016
3
Salam Redaksi
Menikmati Proses
S
ebuah perjalanan yang cukup panjang dan perjuangan yang melelahkan dalam proses pembuatan buletin ini, namun semua itu teratasi dengan semangat dan dukungan yang besar dari berbagai pihak. Kita percaya proses itu akan memberi banyak pelajaran, pengetahuan yang pada akhirnya menjadikan buletin ini dapat selesai tepat waktu. Meskipun rintangan datang menghadang tak merobohkan semangat dan kerja keras kita dalam mencari informasi di lingkungan kampus yang bisa diangkat menjadi pembahasan yang akan memberi pengetahuan bagi seluruh mahasiswa, sehingga mahasiswa tidak salah dalam mengartikan sebuah peristiwa maupun aktifitas-aktifitas di dalam kampus. Setiap tapak kaki yang kita lewati, dengan langkah pasti akhirnya selesailah buletin ini dengan banyak informasi yang dapat kita gali. sehingga bisa disajikan dengan apik dengan harapan dapat menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa yang sudah seharusnya mengetahui semua kejadian, dan mengenal seluk beluk
4
Edisi 19 Januari 2016
kampus. Pada laporan utama tersaji tentang penegasan pada mahasiswa yang mangkir (tidak melakukan permohonan cuti dan tidak melakukan pembayaran pada tanggal yang telah ditetapkan). Mahasiswa mangkir tetap dikenakan biaya selama mangkir, alias bayar dobel. Kabag Akademik dan Kemahasiswaan menghimbau agar mahasiswa bisa disiplin dalam perkuliahan. Selanjutnya pada laporan pendukung akan menjelaskan minat membaca mahasiswa UIN yang bisa memanfaatkan perpustakaan. Dikarenakan teknologi semakin mudah, mahasiswa tidak lagi berpaku pada buku cetak Tak kalah menarik informasi lainnya juga kita sajikan di setiap lembar buletin ini dengan bacaan yang terdiri dari artikel, resensi, cerpen dan puisi sebagai pelengkap kehausan akan wawasan dan pengetahuan. Harapannya semoga menu bacaan yang kami sajikan ini menjadi pemantik perubahan ke arah yang lebih baik. Selamat membaca!n Redaksi
Editorial
Pemerataan Sosialisasi
K
Desain Sampul: Ahmad Shodiq
ebijakan kampus UIN Walisongo Semarang terkait mahasiswa mangkir dirasa kurang efektif dan merata, terlebih lagi bagi mahasiswa di bawah angkatan 2014 yang masih banyak belum mengetahui tentang adanya kebijakan status mahasiswa mangkir, karena buku pedoman akademik mengenai adanya status mahasiswa mangkir hanya diberikan kepada mahasiswa angkatan 2014. Itupun hanya sebagian yang mendapatkannya. Pengumuman yang hanya menggunakan spanduk dan website pada UIN Walisongo Semarang dinilai kurang efektif karena tidak semua mahasiswa aktif dan cepat tanggap dalam mencari sebuah informasi, seharusnya perlu adanya kesadaran bagi mahasiswa akan pentingnya sebuah informasi agar mahasiswa nantinya tidak mengalami kesulitan sendiri. Selain itu, pihak kampus juga tidak hanya memberikan informasi melalui spanduk dan website saja akan tetapi perlu adanya sosialisasi antara pihak-pihak fakultas yang nantinya wali studi akan menginformasikan ke masing-masing kelas jadi mahasiswa dapat menerima dan memahami informasi tersebut. Mahasiswa mangkir adalah mahsiswa yang cuti akan tetapi tidak mengajukan permohonan cuti, artinya hilang tanpa kabar dan surat pemberitahuan dari pihak fakultas. jadi nantinya akan tetap dikenai biaya SPP dan UKT. Adanya kebijakan mengenai status mahasiswa mangkir sebenarnya sudah baik, yaitu agar membuat mahasiswa menjadi lebih disiplin dan merasa jera. apalagi status kampus yang sudah berubah dari IAIN menjadi UIN, jadi semua peraturannya pun harus lebih baik. Hal itu juga meningkatkan kualitas UIN Walisongo Semarang dalam hal penilaian akreditasi, karena penilaian akreditasi kampus dilihat dari ketepatan waktu dan ketepatan pelayanan. Oleh karena itu, dengan adanya peraturan tersebut akan menjadikan mahasiswa lebih taat dan tertib di perkuliahan. Sehingga ada kejelasan status yang mahasiswa sandang. Tinggal memilih mau menjadi mahasiswa aktif atau nonaktif.n Redaksi
Edisi 19 Januari 2016
5
Laporan Utama
M
ulai semester genap tahun 2014, UIN Walisongo memberlakukan status mangkir bagi mahasiswa yang tidak membayar registrasi di awal semester,” Ungkap Nur Faizah di sela-sela kesibukannya sebagai Kabag Akademik dan Kemahasiswaan ketika ditemui Amanat di kantornya. Alasanya, pada setiap semester banyak mahasiswa yang tidak melakukan registrasi dan tidak mengajukan permohonan cuti. “Mereka beranggapan, tidak mengajukan permohonan cuti akan dicutikan dengan sendirinya,” tambahnya. Kebijakan mahasiswa mangkir, jelas Faizah, merupakan hasil rapat yang disepakati oleh pimpinan UIN Walisongo dan kemudian dimasukkan kedalam buku pedoman akademik tahun 2014 –buku akademik untuk mahasiswa angkatan 2014. Dalam buku pedoman itu, penjelasan Mahasiswa Mangkir adalah mahasiswa yang tidak melakukan permohonan cuti dan melakukan pembayaran pada tanggal yang telah ditetapkan. Sedangkan mahasiswa cuti adalah mahasiswa yang mengajukan permohonan untuk tidak kuliah pada semester tersebut. Faizah mengungkapakan, mahasiswa yang mengajukan permohonan cuti akan dibebaskan biaya UKT atau SPP. Berbeda dengan mahasiswa mangkir, bila ingin melanjutkan kuliah di semester berikutnya, maka Ia akan dikenai biaya UKT selama semester yang ditinggalkan. “Mahasiswa mangkir bayarnya dobel,” lanjutnya. Priyono pun mengamini hal yang sama. Kabag Perencanaan itu mengatakan, mahasiswa mangkir akan tetap dikenakan biaya UKT, karena mereka tidak melakukan registrasi dan juga tidak membuat laporan pada pihak fakultas, “Beda dengan mahasiswa yang mengajukan cuti,” ujarnya. Priyono menegaskan, kebijakan ini berlaku untuk semua mahasiswa UIN Walisongo Semarang. Ia berharap, dengan adanya kebijakan itu, mahasiswa akan lebih disiplin dan taat pada aturan dan kebijakan kampus. “Setiap semester ada banyak mahasiswa yang terpaksa dicutikan dan itu menunjukan kurangnya kedisiplinan mahasiswa,“ keluhnya. Selain itu, kebijakan ini juga menjadikan UIN Walisongo menjadi lebih baik, terutama
6
Edisi 19 Januari 2016
Bahaya Statu
Status Mahasiswa Mangkir Diberlakukan, B
dalam hal akreditasi. “Ketepatan waktu dan ketepatan pelayanan menjadi tolak ukur akreditasi kampus,” ujarnya. Mekanisme Penetapan Status Mangkir Ditanya perihal penetapan status mangkir, Faizah kemudian menjelaskan bahwa yang berperan besar dalam penetapan ini adalah sistem registrasi online yang berada di Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD). Mekanismenya, ketika ada mahasiswa yang tidak melakukan permohonan cuti dan tidak registrasi, maka sistem secara otomatis menonaktifkan akun tersebut. “Jadi, sangat mudah sekali untuk mengetahui mahasiswa mangkir,” tuturnya. Mahasiswa yang masuk status mangkir memang tidak tahu statusnya sampai yang bersangkutan melakukan registrasi ketika mau masuk kuliah lagi. “Ketika mereka melakukan registrasi ke Bank, maka nama mereka tidak akan tercantum” ujar Faizah. Karena dalam peraturan pengaktifan akun kembali, mahasiswa harus membuat surat
Laporan Utama harus membaca buku pedoman akademik dan memahami informasi yang ada,” ucapnya manembahi. Sayangnya, peraturan yang sudah berjalan hampir satu tahun ini, kurang mendapat respon posisitf dari mahasiswa. Hal ini dibuktikan dengan tidak banyaknya mahasiswa
“Mahasiswa wajib melunasi SPP ketika ia mangkir”
s Mangkir
Banyak Mahasiswa yang Belum Paham keterangan aktivasi, kemudian diajukan ke PTIPD untuk diaktifkan kembali. Setelah itu, baru bisa melakukan pembayaran SPP selama semester yang di-tinggalkannya. “Mahasiswa wajib melunasi SPP ketika ia mangkir,” tegasnya. Sedangkan untuk syarat pengajuan permohonan cuti, mahasiswa cukup mangajukan surat permohonan cuti kepada Dekan yang diketahui oleh Dosen Wali. Setelah itu, Dekan atau yang mewakili akan melapor ke bidang Akademik tingkat universitas untuk mengurus penerbitan surat keterangan cuti. “Sebenarnya sangat mudah sekali pengurusannya jika mahasiswa ingin cuti,” tambah Faizah. Tidak Banyak yang Tahu Menurut Faizah, untuk mensosialisasikan peraturan tentang Mahasiswa Mangkir, pihak universitas sudah memasang beberapa pengumuman di tiap kampus, dan juga di website. Tinggal mahasiswa mau membaca dan memahaminya atau tidak. “Mahasiswa
Foto: M. Syafiun Najib
Mahasiswa mengamati pengumuman tentang diberlakukannya status mangkir bagi mahasiswa
Nur Faizah - Kabag Akademik dan Kemahasiswaan yang mengetahui peraturan ini. Uswatun misalnya. Ia menganggap sosialisasi pemberlakuan mahasiswa mangkir sangat kurang. Menurutnya, sosialisasi hanya sebatas penempelan beberapa pengumuman kertas dan sedikit spanduk di masing-masing fakultas dan gedung perpustakaan. Padahal jika ada sosialisasi di tingkat Universitas secara serentak di masing-masing kelas tentu akan lebih baik. “Karena tidak semua mahasiswa peka terhadap pengumuman seperti itu, maka sosialisasi di tiap kelas menjadi penting,” harap mahasiswi semester lima jurusan Tadris Matematika, angkatan 2013 ini. Selain itu, Ia menambahkan, di dalam pengumuman itu tanpa disertai alasan yang jelas mengapa diberlakukan status mangkir. “Saya merasa kebingungan membaca pengumuman itu lantaran alasannya tidak jelas,” tegas Uswatun. Hal yang sama juga berlaku pada Erfanto, mahasiswa semester tiga jurusan KPI itu juga baru mengetahui tentang berlakunya status mahasiswa mangkir dari spanduk yang terpampang di depan Fakultas Syariah. Menurutnya, sosialisasi mahasiswa mangkir kurang maksimal, apalagi jika sosialisasi dilakukan hanya dengan pemasangan spanduk. “Jarang sekali mahasiswa membaca spanduk itu. Bagi mahasiswa yang kurang tanggap, ia tidak akan mengetahui adanya status mahasiswa mangkir,” tutupnya.n Elidah dan Muhammad Ulul Albab
Edisi 19 Januari 2016
7
Laporan Pendukung
Pengikis Semangat Membaca Buku Teknologi semakin mudah, mahasiswa tidak lagi berpaku pada buku cetak
Foto: M. Syafiun Najib
Aktivitas Perpustakaan Pusat UIN Walisongo
S
iang itu, beranda perpustakaan pusat UIN Walisongo telah dipenuhi mahasiswa. Beberapa mahasiswa tengah duduk sembari memanfaatkan wifi kampus. Sebagian lainnya memasuki perpustakaan. Ivah Sa’biyah misalnya. Mahasiswa Fakultas Syari’ah itu sering ke perpustakaan sejak awal kuliah. Mahasiswa asal Demak tersebut mengatakan tujuannya ke perpustakaan ialah untuk menyelesaikan tugas kuliah. “Seminggu bisa dua sampai empat kali ke perpustakaan,” katanya. Lain halnya dengan Alim Sofiudin, mahasiswa jurusan Ahwalul Syahsiyah (AS) ini mengaku senang membaca, namun jarang ke perpustakaan. “Saya senang membaca tapi malas ke perpustakaan,” kata mahasiswa semester tiga ini. Alim, sapaan akrabnya, lebih senang membaca di internet ketimbang di perpustakaan, seperti wikipedia dan lain sebagainya. Menurut mahasiswa asal Jepara ini, referensi yang dibutuhkan untuk men-
8
Edisi 19 Januari 2016
yelesaikan tugas kuliah dapat diperoleh dari internet. “Sekarang e-book di internet kan sudah banyak,” ujarnya. Kepala perpustakaan UIN Walisongo, Miswan menyadari hal itu. Ia mengungkapkan, data kunjungan dan peminjaman buku di perpustakaan mengalami penurunan. Sedangkan pemakaian internet terus mengalami peningkatan. Namun sayangnya, berdasarkan pengamatannya, secara hitungan kasar penggunaan internet 90% dimanfaatkan untuk membuka akun facebook. “Sedikit mahasiswa yang merujuk pada artikel ilmiah,” keluhnya. Senada dengan Miswan, Muhyar Fanani pun menyayangkan hal yang sama. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FSIP) itu menyayangkan, mahasiswa sekarang tidak seperti mahasiswa dulu. Mahasiswa pada zamannya membutuhkan waktu satu hingga dua minggu di perpustakaan untuk menyelesaikan sebuah makalah. Lain halnya dengan mahasiswa sekarang, sebuah makalah dapat
Laporan Pendukung indikator peminjaman diselesaikan dalam dua buku agak menurun,” hari. “Mahasiswa sering Mayoritas mahasiswa tuturnya. copy-paste dari interLain halnya di pernet,” jelasnya. datang ke perpustakaan pustakaan Fakultas Kebutuhan data dan bukan untuk mengemIlmu Tarbiyah dan Keinformasi memang bisa bangkan wawasan, guruan (FITK). Fahrurozi diperoleh dari internet melainkan hanya untuk menjelaskan, setiap tayang serba instan, seperti blogspot. Namun memenuhi tuntutan tugas. hun jumlah kunjungan dan peminjaman buku Kepala Perpustakaan meningkat. Koleksi buku Fakultas Syariah, Umar Miswan - Kepala Perpustakaan dan fasilitas pun cukup Falahul Alam khawatir. UIN Walisongo memadahi, sehingga Lantaran keakuratan kegiatan dapat berjalan dan otoritas isi yang didengan baik. peroleh dari google beJumlah pengunjung lum tentu dapat di perPerpustakaan Fakultas caya. “Jika kita sebagai Syariah (FS) dan Fakultas pengguna teknologi tidak bisa menyaring informasi, maka akan Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) pun terus mengalami peningkatan. Umar menjelaskan, tersesat,” terangnya. Teknologi yang semakin mudah dan ke- minat mahasiswa untuk berkunjung sangat biasaan membaca yang kurang tertanam se- besar. Sejak 2012 hingga 2015 tingkat tranjak dini, menurut Umar, dapat menjadi salah saksi peminjaman dan pengembalian koleksi satu faktor mahasiswa malas membaca. Ia semakin banyak. Dalam periode Januari menambahkan, dosen sebaiknya memberi- hingga Desember 2014, kurang lebih sekitar kan tugas dengan ketentuan yang mengikat. 37ribu buku yang ditransaksikan oleh maSeperti mewajibkan mahasiswa mengguna- hasiswa. “Jumlah pengunjung setiap harinya kan referensi makalah minimal sepuluh buku sekitar 135 orang, apalagi ketika tahun ajacetak. “Jika tidak ada aturan yang mengikat, ran baru,” katanya. Miswan menambahkan, minat membamahasiswa mestinya lebih senang copyca mahasiswa tidak hanya bisa dilihat dari paste,” tegasnya. data statistik pengunjung dan peminjaman. Menurut pengamatannya, mayoritas mahaMinat Membaca Rendah Menurut Miswan, secara nasional minat siswa datang ke perpustakaan bukan untuk membaca rendah. Namun, untuk menge- mengembangkan wawasan, melainkan hatahui minat membaca mahasiswa UIN Wal- nya untuk memenuhi tuntutan tugas. Begitupun juga dengan Umar, Sebagai isongo perlu dibuktikan dengan riset atau melalui survei mahasiswa. Jika dilihat dari pegawai perpustakaan, Ia tidak begitu tahu data statistik kunjungan dan peminjaman kebiasaan membaca mahasiswa. Apakah di perpustakaan, peminjaman cenderung setelah meminjam itu diteruskan di kos, di sedikit menurun. Meskipun dilihat dari ang- rumah buku apakah dibaca lagi ataau tidak? kanya ada kenaikan sedikit, namun diband- Karena sebagian mahasiswa ada yang samingkan dengan jumlah mahasiswa, idealnya pai lupa kalau mereka pernah meminjam peminjaman mengalami peningkatan yang buku. “Kok bisa lupa? Berarti kan tidak disignifikan. “Jumlah mahasiswa naik, tapi baca,” tutupnya.n Farah R. Diqshi jumlah peminjaman tidak begitu naik, berarti
Edisi 19 Januari 2016
9
Laporan Khusus
Susahnya Meregenerasi Peneliti Sistem penelitian mahasiswa yang tadinya individu, sekarang harus berkolaborasi dengan dosen. Antusiasme mahasiswa tetap rendah.
S
iang itu, Misbahul Munir sibuk memandangi pamflet Penelitian dan Karya Pengabdian Kompetitif 2015 di Mading Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK). Lewat telepon genggamnya, Ia menyatat beberapa poin yang harus dilakukan ketika ingin mengikuti penelitian. “Saya ingin membuat sebuah karya yang nantinya bisa dibukukan,” katanya antusias. Bagi Misbah melakukan sebuah penelitian merupakan sesuatu yang ingin dilakukannya sejak lama. Makanya ketika ada pengumuman perekrutan mahasiswa peneliti, mukanya berbinar-binar menyambut kesempatan itu. Senada dengan Misbah, Ardi Pramudika juga ingin mengikuti progam penelitian
10
Edisi 19 Januari 2016
yang sama. Bedanya, mahasiswa Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) ini sebelumnya pernah melakukan penelitian di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M). “Tahun ini saya ikut seleksi penelitian lagi,” ucapnya bergairah. Ketua LP2M Sholihan menjelaskan, sebagai bagian dari visi misi UIN Walisongo menjadi universitas riset, salah satu upaya yang dilakukan kampus adalah memperbanyak dan meningkatkan kualitas penelitian. Hal ini dimaksudkan selain untuk menambah skill penelitian mahasiswa juga bertujuan untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) UIN yang unggul. “Harapanya, mahasiswa bisa bersaing di luar kampus,” tegasnya.
Foto: M. Syafiun Najib
Seorang mahasiswa sedang membaca pengumuman penelitian mahasiswa
Laporan Khusus Hal yang sama juga disampaikan Purwo Widodo. Menurutnya, banyak manfaat yang bisa diambil dari sebuah penelitian. Selain bisa menghasilkan karya, penelitian juga bisa memupuk rasa tanggung jawab setiap individu. “Mental kami juga terasah dengan baik,” ujar Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) itu. Masalahnya, menurut Purwo, sistem penilitian yang tadinya mengakomodasi keinginan mahasiswa untuk melakukan penelitian secara mandiri sekarang sudah tidak bisa lagi. “Daripada tidak bisa meneliti, sekarang ikut sistem yang baru saja,” tambahnya murung. Sistem Baru Rasa Lama Mulai tahun 2015, LP2M mengubah sistem penelitian yang semula mahasiswa dapat melakukan penelitian secara individu, sekarang harus berkolaborasi dengan dosen. Sholihan berdalih, adanya target pencapaian standar kinerja penelitian menjadi penyebab peniadaan itu. “Tahun sebelumnya mahasiswa tidak masuk dalam penilaian karena hitungan standar kinerja hanya berlaku pada dosen,” sambungnya menyesal. Oleh karena itu, Sholihan melanjutkan, mulai tahun ini mahasiswa diikutkan dalam penelitian dosen. Bukan hanya itu saja, dosen yang berkolaborasi diutamakan yang mengampu matakuliah Metodologi Penelitian atau setidaknya memiliki track record bagus dalam penelitian. “Agar mahasiswa ikut kenilai,” sambungnya. Kepala Pusat Penelitian dan penerbitan Moh. Fauzi kemudian menjelaskan, standar kinerja yang dimaksud di sini yaitu standar yang disyaratkan LP2M dalam sebuah penelitian. Dalam kasus ini, mahasiswa dianggap masih butuh bimbingan dosen. Oleh karena itu, mereka belum bisa dilepas secara mandiri. Maka dari itu, diadakanlah sistem kolaboratif. “Kalau sistem kolaboratif, mahasiswa dibimbing penuh oleh dosen dari awal sampai akhir,”
tegasnya. Di dalam sistem baru ini pula, Ia melanjutkan, mahasiswa tidak dirugikan dari segi hak finansial maupun akademiknya. Malah mereka bebas untuk berkosultasi. “Sistem ini lebih menguntungkan mahasiswa dari aspek melatih kemampuan akademiknya,” imbuhnya. Problemnya, perubahan sistem ini juga belum banyak diketahui oleh para mahasiswa dan dosen yang sering melakukan
“
Tahun sebelumnya mahasiswa tidak masuk dalam penilaian karena hitungan standar kinerja hanya berlaku pada dosen Dr. H. Sholihan, M. Ag Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
penelitian. Mariyatul Qibtiyah misalnya. Dosen Matakuliah Konseling Ini mengaku tidak begitu mengetahui perubahan itu. Ia baru tahu sistem kolaboratif tersebut berlaku ketika ada salah satu mahasiswa yang memintanya berkolaborasi dalam sebuah penelitian. ”Selama mereka memiliki ide yang jelas, maka saya bersedia membimbing mereka dalam penelitian kolaboratif” ujarnya. Tetapi dalam sistem baru ini, Sholihan juga khawatir jika terjadi banyak miskomunikasi antara mahasiswa dan dosen. Padahal, tujuan diberlakukannya sistem kolaborasi ini agar ketika di lapangan, antara mahasiswa dan dosen dapat bekerjasama dalam penelitian. “Kasus seperti itu bisa saja terjadi di lapangan,” ujarnya. Maka dari itu, Ia kemudian memastikan Edisi 19 Januari 2016
11
Laporan Khusus
Tahun ini ada tujuh judul penelitian atau 21 mahasiswa dan tujuh dosen yang terlibat penelitian Dr. H. Sholihan, M. Ag Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
para dosen yang terlibat tidak akan mengabaikan pembimbingan. Bagaimanapun juga, dosen harus tetap terlibat banyak dalam semua proses, mulai dari pembuatan proposal hingga penelitian itu selesai guna menghasilkan penelitian yang bermutu. “Jadi, tidak hanya numpang nama saja,” tegas Sholihan. Belum lagi problem pendanaan yang sempat mengendorkan semangat Purwo karena hanya bisa dicairkan setelah penelitian selesai. Padahal, alokasi untuk setiap penelitian yang dianggarkan oleh UIN adalah Rp. 20 juta. Sedangkan, dalam sebuah penelitian lapangan misalnya, dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Masalah ini bisa saja teratasi jika dosen yang ikut dalam penelitian tersebut mau menalangi, seperti yang dilakukan oleh Mariya. Ia secara suka rela membantu untuk mendanai mahasiswa selama melakukan penelitian. “Jangan sampai akibat masalah pendanaan, penelitian mereka tersendat.” paparnya. Menurut Sholihan, masalah pendanaan
12
Edisi 19 Januari 2016
ini memang tidak hanya terjadi di penelitian saja. Tapi terjadi di semua kegiatan yang menggunakan uang negara. Karena memang seperti itulah sistem keuangan milik negara. “Semua harus ada buktinya dulu (dalam bentuk LPJ) baru dana bisa dikeluarkan,” tuturnya. Antusiasme Mahasiswa minim Dengan sistem yang berubah, tadinya Sholihan cukup khawatir jika tidak ada yang mendaftar. Tapi kekhawatiran itu sedikit terbantahkan melihat jumlah mahasiswa yang mendaftar. “Tahun ini ada tujuh judul penelitian atau 21 mahasiswa dan tujuh dosen yang terlibat penelitian,” ujarnya. Memang, untuk sebuah kampus dengan visi menjadi universitas riset, Sholihan mengakui jumlah ini masih sangat kecil. Padahal jumlah mahasiswa UIN ada 7 ribu mahasiswa lebih. “Sedikit menurun dari tahun 2013 yang ada 30 judul penelitian dari 30 mahasiswa,” ungkapnya. Tak bisa dipungkiri, masalah ini sebenarnya juga terus menghantui benak Sholihan. Maka dari itu, untuk memotivasi mahasiswa agar mau melakukan penelitian, UIN Walisongo memberikan matakuliah Metodologi Penelitian untuk seluruh fakultas serta mengadakan progam penelitian bagi dosen dan mahasiswa di setiap tahunnya. “Karena untuk mencapai visi tersebut tidak dapat kita capai secara langsung atau bahasa jawanya sak jeg sak nyek. Kita dapat merasakan visi tersebut sekitar tahun 2038 kurang lebih 25 tahunan lagi,” tutur Sholihan menambahi. Tentunya, selain dukungan dari kampus, Sholihan melanjutkan, pola pikir mahasiswa untuk mencintai dunia penelitian sangatlah penting, guna mewujudkan visi UIN Walisongo tersebut. “Kami akan terus menggalakkan penelitian mahasiswa,” pungkasnya.n Agus Susilo
Artikel
Negosiasi Kelayakan Hidup Oleh: Muhammad Ulul Albab
M
anusia diciptakan tuhan di dunia paian kepentingan manusia yaitu materialsebagai khalifah (pemimpin). Tidak isme. Maka, jangan heran jika kian hari sehanya untuk memimpin diri dan ikut mengendalikan tatanan kehidupan sosial, makin banyak kerusakan yang disebabkan manusia juga dituntut dapat mengendalikan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung lingkungan hidup. Akal diberikan secera khu- jawab. Kita perlu berfikir dan merenung atas sus kepada manusia agar ia bisa mengatur kejadian bencana alam yang sering terjadi belakangan ini. Kita tak bisa menampik, baroda kehidupan. Meski demikian, tentu manusia tidak akan rangkali, banjir, longsor, kebakaran hutan luput dari sifat lahiriyahnya. Bisa saja ia ber- dan sederet bencana alam lain adalah benbuat salah, baik karena lupa maupun karena tuk interaksi alam yang marah karena diperlakukan sewenang-wenang. disengaja. Ya, karena itulah manuSudah selayaknya manusia musia dituntut untuk memaksimalkan lai pemeperbaiki hubungan depenggunaan akal untuk berfikir ngan alam untuk memperoleh kemudian bertindak positif. Jika Alam memkelayakan hidup. Hubungan tidak, maka yang terjadi sebaliknya. Dengan akal pula butuhkan manusia manusia dan alam adalah simbiosis mutualisme (saling manusia gampang merusak dan menciptakan kegaduhan. agar terawat dengan menguntungkan), bukan simbiosis parasitisme (dirugikan Lingkungan hidup menjadi baik. salah satu). Manusia membusalah satu sasaran pengerusatuhkan alam untuk melangsungkan manusia untuk memuaskan kan hidup. Demikian alam membuhawa nafsu. tuhkan manusia agar terawat dengan Teori Antroposenstrisme menempatkan manusia sebagai pusat kehidupan. baik. Teori Biosentrisme mengagungkan nilai Antroposentrisme juga teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat kehidupan yang ada pada seluruh ciptaan dari sistem alam. Itulah manusia, yang selalu termasuk alam semesta. Semua makhluk merasa memiliki hak penuh untuk memiliki. hidup mempunyai nilai kehidupan yang patut Genggaman tangannya tak pernah lepas un- diperjuangkan. Oleh karena itu alam dan lingkungan tuk memiliki apapun yang bisa diraih. Teori ini menganggap manusia yang pa- mempunyai nilai-nilai moral untuk hidup. ling menentukan dalam tatanan ekosistem Setiap makhluk pantas mendapatkan perdan kebijakan yang diambil berkaitan de- hatian dan tanggung jawab moral. Sebab, ngan perlakukan terhadap alam, baik secara moral merupakan inti pokok dari kehidupan. Sungguh naif bagi kita sebagai makhluk langsung maupun tidak langsung. Manusia menempati derajat paling tinggi dan alam di yang berakal, akan tetapi tidak mengetahui bawah kendali manusia. Dalam hal ini kaum bagaimana etika berhadapan dengan alam. kapitalis yang paling mendominasi dalam pe- Pesan penting yang ingin disampaikan dari manfaatan alam. Karena manusia dianggap poin ini adalah, manusia tidak semata-mata sebagai pusat, lantas mereka dengan mudah berorientasi untuk mendapatkan materi. Memengeksploitasi kekayaan alam secara tidak lainkan harus selalu menjaga dan menjalin relasi yang dilandasi etika kehidupan.n layak dan tanpa pertimbangan etis. Alam hanya dilihat sebagai obyek, alat, dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Alam hanya sebagai alat bagi pencaEdisi 19 Januari 2016
13
Cerpen
Juminten
Oleh: Risda Kumala Sari
R
asanya hatiku ingin membeku karena menahan dinginnya sikapmu padaku. Tak habis pikir diriku, bagaimana kau dapat terus berdiam saat pertanyaan-pertanyaan melesat dan menombaki pikiran. Ah, otakku benar-benar ingin meledak saat berbagai sangkaan terbesit dibenakku. Apa yang harus kulakukan. Apakah aku harus membakar rumah hingga kau mau berteriak atau setidaknya menangis dan menjelaskan semuanya. Aku tak tahan lagi. Aku meneguk segelas air putih dan menyandarkan punggungku pada tembok yang masih terbuat dari kayu. Gelas yang masih dalam genggaman pun aku banting hingga pecah. Namun kau masih saja diam. Aku marah. Marah sekali. Ingin aku mencacimu, dan mengutuk perilakumu yang tak pernah dapat terpahami oleh siapapun. Dulu, kau pernah lakukan hal yang seperti ini, tapi ini lebih keterlaluan. Kau bukan hanya 14
Edisi 19 Januari 2016
meminjam sebuah keris milik Mbah Tuo, tapi kau memilikinya. “Jum, bicaralah! Selagi aku masih memiliki kesabaran dan masih mau memaafkanmu.� Aku bangkit dari tempatku dan meraih pundakmu. Tapi nihil. Kau tetap saja kukuh dengan diammu, sedangkan di tanganmu masih tergenggam keris panjang yang menakutkan. “Aku lelah. Sekarang terserah kamu Jum. Jika kamu masih terus diam. Lebih baik kamu pergi dari rumah ini.� kataku spontan sangking tak kuatnya aku melihat sikap acuhmu itu. Kau masih terdiam. Dan kau bangkit dari dudukmu. Menatap wajahku dengan tajam. Tersirat secercah kemarahan pada raut mukamu yang datar. Lalu kau pergi tanpa permisi. Sedangkan aku hanya bingung, dan menyesali kejadian yang telah terjadi. Sebenarnya aku tak masalah jika
Cerpen itu keris biasa. Tapi semua masyarakat sekitar sudah tahu, bahwa untuk dapat meminjam keris Mbah Tuo haruslah melakukan semedi, dan masih ada syaratsyarat gila lain yang harus dipenuhi. “Aku dengar-dengar ada seorang gadis yang berhasil meminjam keris Mbah Tuo,” kata seorang ibu-ibu sambil menggendong anaknya saat membeli sayurku beberapa bulan lalu. “Padahal untuk meminjam keris Mbah Tuo harus bersemedi di gua dekat hutan sana,” kata ibu-ibu lain sambil melirikku. “Eh Kang Jarwo, omong-omong si Juminten kemana aja. Kok sudah satu minggu ini dia nggak kelihatan?” “Iya Kang Jarwo, padahal biasanya juga dia main di sendang. Entah mandi atau nyuci, setiap hari dia kan pasti ke sendang.” “Itulah yang saya tidak tahu ibu-ibu. delapan hari yang lalu, Juminten habis pulang dari sendang dia menangis. Seharian si Jum nggak mau makan dan nggak mau bicara. Tapi esok harinya, dia pamit, katanya mau menenangkan diri. Pas saya tanya, dia cuma diam dan pergi.” Kataku pada ibu-ibu yang masih berdiri di warungku. “Jangan-jangan kasak-kusuk warga benar Kang Jarwo, kalau si Jum ingin menjadi sakti. Makanya dia semedi dan meminjam keris keramatnya Mbah Tuo, ih jadi merinding saya kang.” Kemudian ibu-ibu itu pergi setelah membayar sayur yang mereka beli. Saat itu pikiranku benar-benar kalut. Aku takut kalau yang dibicarakan warga benar. Aku gelisah menunggu Juminten pulang. Beberapa hari aku tak membuka warung karena tak siap mendengar gunjingan
warga mengenai Juminten. Hingga ketika aku tengah merenung di atas dipan bambu kulihat sosok Juminten dengan wajah yang bersinar. Aku terpesona melihatnya secantik itu. Padahal Juminten hanyalah gadis lugu biasa. Tapi malam itu aku benar-benar terhipnotis dengan pesonanya yang luar biasa. Seketika kukuasai pikiranku dan mendekati Juminten yang baru masuk ke kamarnya. “Jum, kamu darimana saja? Akang khawatir sama kamu Jum.” “Yang penting sekarang aku sudah di sini Kang.” Katamu datar tanpa melihat wajahku. “Tapi Jum, ada kasak-kusuk bahwa kamu pergi semedi untuk dapat meminjam keris Mbah Tuo. Kamu sendiri kan tahu, kalau keris milik Mbah Tuo itu keris keramat. Orang yang benarbenar kukuh lah yang dapat menjadi sakti karenanya.” Kataku khawatir sambil duduk di sampingmu. “Ya, aku memang pergi ke gua itu!” katamu datar. Dan aku menatap lekat wajahmu dengan perasaan takut. Tapi kau malah menatapku dengan garang dan kau pergi dari kamarmu. Semenjak saat itu sikap dan caramu bersosial sangatlah berbeda dari Juminten yang sebelumnya. Aku benarbenar kehilangan seorang Juminten. Berbulan-bulan setelah kejadian itu, kau lebih sering berdiam diri di kamar dan menghilang entah ke mana. ***** Beberapa bulan setelah kamu pergi, aku hanya mampu termenung dan menangis kala mengingat kenanganEdisi Edisi19 19 Januari Januari 2016 2016
15
Cerpen kenangan indah bersamamu dulu. Kau saat itu sedang menyiapkan makan malam. Tubuhmu terbalut rok biru muda dengan motif bunga-bunga kecil, yang panjangnya selutut. Rambutmu terurai lembut sebahu. Sambil tersenyum manis kau menawarkan makanan padaku. “Makan Kang,” Seketika aku tersentak dan menangis haru saat bayang wajah dan senyum manismu mengabu dalam pandanganku. Aku kemudian merebahkan diri di atas dipan bambu, meronta sepi, rindu Juminten adik kecil kesayanganku. Malam ini benar-benar sunyi. Sang purnama hanya tampak sebagian karena terhadang awan hitam yang tebal. Sesekali suara halilintar dan petir memenuhi pendengaranku. Suara rintik hujan mulai terdengar lirih dan semakin lama semakin mengeras. Aku memejamkan mataku untuk sejenak. Merasakan dingin yang mulai menggigit kulit. Pikiranku masih berpendar mengharapkanmu akan segera datang. Di atas dipan bambu ini, aku teringat kebersamaan-kebersamaanku denganmu. Saat bapak dan ibu meninggalkan kita berdua di rumah ini, kau lunglai menagis dalam hangatnya dekapanku. Saat itu aku berjanji akan selalu menjagamu dan melakukan yang terbaik untukmu. Kuukkk…. Hluuukkk… Kuuukkkk… Hlukkk… Suara burung hantu itu terdengar mistis. Aku yang sedari tadi masih meneteskan tangis pun mengusap pipiku yang mulai kumal. Aku bangkit dan sejenak sedikit menengok hujan di luar. Dari kejauhan aku seperti melihat suatu 16
Edisi 19 Januari 2016
keramaian. Kupicingkan mataku dan memepertajam pandanganku. Kulihat segerombolan warga membawa senter berjalan menuju sendang. Aku pun berlari mengikuti arah mereka pergi. Kulihat wajah mereka penuh kekhawatiran. Semuanya terdiam, suasana benarbenar hening dan menakutkan. Aku tak berani menghampiri mereka. Aku hanya menguntit mereka di balik pohon-pohon kecil yang ada di sekitar jalan setapak itu. Arah mereka semakin membuatku yakin bahwa sendang adalah tujuan mereka. Tiba-tiba langkah mereka terhenti. Sejenak aku heran, sebenarnya ada apa? Kenapa mereka ke sendang selarut ini? Berbagai gerundelan terus mengusik pikiranku. Aku mencoba lebih mendekat, dan ternyata… “Aaaaahhhhhh…….” Air mataku meleleh bersama dentingan air hujan yang semakin membasah. Dari kelopak mataku yang mulai sembab kulihat bayangan hitam meliuk-liuk mengitari seorang bayi lakilaki yang masih berlumuran darah. Kudekati bayi itu dengan tangis haru. Hatiku seperti tersayat oleh pedang tajam dan kepedihannya tak terelakkan. Aku menggendong bayi itu, dan menangis pilu bersama hujan yang tak kian membatu. Seorang warga mendekatiku dan memelukku. Mataku masih terpejam, karena kenyataan yang ada dihadapanku begitu mengerikan. Saat perlahan kuberanikan membuka mata, tubuh Juminten sudah tak bernyawa. Dan keris itu, menancap lekat pada dada seorang mbah yang tak lain adalah bapak kita. n
Puisi
WAKTU Oleh : Maulasari
Dirimu adalah ibadah Yg setiap saat hanya untuk-Nya Dirimu adalah uang Yg setiap saat utk mendapatkan ridho-Nya Waktu.. Kau memang segalanya Yg mampu menaklukkan segalanya Kau memang misteri Yg penuh arti dan mesti pasti Waktu.. Ketika ku menatapmu Kau seolah tersenyum mesra padaku Memberi isyarat dengan caramu Untuk mengerti akan sikapku Oh waktu.. Ketika kau menghiraukanku Kau selalu mengingatkanku Kau berikan sejuta bahagiamu Dan waktu.. Engkau pun enggan untuk menungguku Sedangkan daku Selalu mengabaikanmu
Jeritan Alam
Oleh: Muhammad Ulul Albab
Ketika terik sinar matahari menyengat Dengan eloknya aku meneduhkanmu Ketika gelap malam menyapaku Dengan sejuknya kau meniadakan kehadiranku seketika Itulah nasibku.... Kerap kali aku menunggumu Mengharap mendapatkan sentuhan manjamu kepadaku Tapi, berbeda dengan diri ini tanpa kau suruh pun aku selalu memanjakanmu Seperti itukah nasibku.... Tidakkah kalian mengerti? Aku hidup bersamamu Aku bernafas di tiap hembusanmu Aku selalu hadir untukmu Tapi, dengan mudah kau meluluh lantahkanku Duhai diriku... Sungguh malang nasibmu
Edisi 19 Januari 2016 2016
17
Resensi
Memahami Islam Amerika Pasca Tragadi WTC Judul: Bulan Terbelah di Langit Amerika Penulis: Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama Cetakan: November 2014 Kategori: Novel Jumlah halaman: 344 halaman
18
Edisi 19 Januari 2016
Resensi
P
erjalanan Hanum dan Rangga dalam tika meliput tragedi WTC memang tak mumenjelajahi Islam di Eropa telah usai. dah, apalagi tugasnya menulis artikel yang Kini, Amerika menjadi sasaran beri- berjudul “The world would be better without kutnya untuk melihat perkembangan Islam Islam?� harus mampu Ia buktikan ketidakdi sana. Amerika merupakan benua segala benarannya. Seperti novel pendahulunya, dalam novel benua. Negeri yang punya julukan Paman Sam itu juga menjadi pusat segala macam Bulan Terbelah di Langit Amerika ini, penulis mampu menyajikan berbagai kisah dan kemodernitas yang ada di dunia. Tapi dibalik semua itu, Amerika Serikat jadian yang menyentuh. Seperti kisah Julia Collins, seorang mualaf yang di tingadalah negara yang memendam traugal suaminya yang beragama ma setelah dua pesawat yang Islam karena tragedi tersemenubrukkan diri ke World but. Ia harus membohongi Trade Center (WTC) pada Bahkan ibunya yang menderita tragedi Black Tuesday Alzheimer untuk tetap 11 September 2001. ada seorang muslim memegang teguh Aksi yang tidak berpendatang dari imannya. Karena jika perikemanusiaan Palestina yang mengadu berterus terang, ibuntersebut dilakukan ya sangat menentang oleh para teroris nasib di Amerika, rela Julia menjadi mualaf. dengan menamakan berpindah agama agar Novel ini membeIslam. Dari situlah ri fakta-fakta yang tak kemudian Islam dicap tidak dikira sebagai pernah terungkap tenteroris oleh mereka. tang kaitan erat Amerika Tak beda dengan dan Islam. Seperti sejarah novel perjalannaya terdapenemuan Benua Amerika hulu yang berjudul 99 Cayang ternyata telah ditemukan haya di Langit Eropa, buku ini musafir-musafir muslim dari tanah Chijuga masih menggambarkan perjalannya mencari nilai-nilai Islam di negara yang na, Eropa dan Afrika sebelum Colombus ia kunjungi. Bedanya, sekarang Ia berada di menemukan benua itu. Penggambaran Islam di Amerika diungAmerika Serikat. Dalam gambaran Hanum, kehidupan kap dengan baik dalam novel ini, menjelasIslam pasca Black Tuesday sangat menyedi- kan tentang peran Islam di Amerika. Pembaca hkan. Pembangunan masjid di dekat Grand seolah-olah di ajak menjelajahi Amerika denZero -tempat tragedi 11 September 2001- gan emosi dan kegaguman pada Amerika. ditolak oleh sebagian besar warga Amerika. Negeri dengan segala budaya dan teknologi Bahkan masjid-masjid yang ada banyak yang mampu diambil dari segi positifnya dan yang mengalami penggusuran. Hal itu men- di buang sisi negatifnya. Dari segi romantisme. peran Hanum dan jadi bukti kecilnya Islam di Amerika. Bahkan ada seorang muslim pendatang dari Pales- Rangga dibuat sangat apik. Kesetiaan dan tina yang mengadu nasib di Amerika, rela kekompakan mereka dalam menghadapi berpindah agama agar tidak dikira sebagai masalah perlu dicontoh untuk mencapai sebuah kesuksesan.n teroris. Iva Nurlaili Perjalanan Hanum di Amerika membuat emosi sekaligus wawasannya tentang Islam semakin tinggi. Tugas sebagai jurnalis ke-
teroris.
Edisi 19 Januari 2016
19
Artikel
Menatap Peluang di Atas Tantangan Oleh: Mairina Miawati Meminjam syair Friedrich Schiller dari Jer- bagai tantangan dan peluang. MEA dapat man yang mengatakan “zamannya-zaman dikatakan sebagai tantangan, karena nantiagung, tetapi masa agung hanya dihuni nya bangsa Indonesia akan bersaing dengan orang-orang kerdil.� Syair tersebut, meru- bangsa asing. Jika bangsa asing menjajakan pakan gambaran Indonesia saat ini. Bangsa produk yang lebih murah daripada produk yang tidak mampu mengelola dan meman- bangsa Indonesia, maka bangsa Indonesia faatkan peluang. Akhirnya ketika peluang harus memiliki cara untuk tetap mempertahdatang, banyak yang tidak tahu bahkan tidak ankan produknya agar tetap menjadi pilihan mengerti bagaimana cara mengambil pelu- masyarakat Indonesia. Tentunya ini merupakan tantangan yang ang tersebut. harus dihadapi bangsa Indonesia. Tantangan yang akan dihadapi Tuntutan untuk tetap menjadi tuan bangsa Indonesia ke depan sangat rumah walaupun akan ada pesajelas terlihat. Desember ini, bangSudah sela-yakning-pesaing hebat dari bangsa sa Indonesia akan dihadapkan ya rakyat Indonesia asing. Sudah selayaknya rakylangsung dengan Masyarakat at Indonesia menempa diri unEkonomi ASEAN (MEA). Memenempa diri untuk tuk menatap MEA 2015 menlihat persiapan bangsa Indomenatap MEA 2015 datang. Salah satu caranya nesia yang jauh dari target, mendatang. yaitu dengan mengasah mental tentunya akan mempengaruhi enterpreneurship sejak dini. langkah presiden Joko Widodo Mental enterpreneurship sangat dan Jusuf Kalla untuk merubah nadiperlukan di zaman modern seperti sib anak bangsa. Hiruk pikuk yang melanda bangsa Indo- sekarang ini. Sebab, mau tidak mau, 2015 nesia begitu kompleks. Hal ini dapat dilihat ini Indonesia dihadapkan langsung dengan dari aspek politik, ekonomi maupun budaya. MEA yang notebene akan menghancurkan Semua bidang tersebut agaknya mengalami bangsa Indonesia secara perlahan. Agar Inkegaduhan. Sebenarnya, kegaduhan yang donesia dapat bertahan dan tetap menjadi terjadi di setiap aspek kehidupan sudah tuan rumah, maka harus memiliki skill berhasa. Memiliki ada sejak dulu. Anehnya banyak yang tidak wirausaha dan berba menghiraukan, mereka beranggapan bahwa skill berwirausaha yang handal, namun tidak permasalahan itu mubazir dan sudah kuno. memiliki skill berbahasa yang memadai, Lalu, bagaimana dengan MEA? Apa yang maka akan mematikan skill yang lain. Oleh karena itu, pemerintah harus segera bisa dilakukan rakyat Indonesia 2015 nanti? Ini tugas bersama yang harus segera memikirkan cara untuk menyiasati MEA 2015 diselesaikan. Untuk menindaklanjuti hal itu, mendatang. Berkaca pada rakyat Indonesia maka pemerintah harus ikut andil. Jokowi-JK saat ini yang minim akan kedua skill tersediharapkan mampu memberikan ide kreatif but. Maka, pemerintah harus memberikan untuk menghadapi MEA. Untuk itu, perlu pelatihan skill terkait wirausaha dan bahasa. menata mental untuk tetap berdiri di tengah- Pelatihan-pelatihan tersebut dapat dikatakan sebagai langkah awal menuju Indonesia tengah persaingan yang semakin kompleks. Salah satu kunci yang harus dimiliki berdikari. Wallahu a’lam bishowab.n rakyat Indonesia yaitu, menjadikan MEA se-
20
Edisi 19 Januari 2016
Sosok
MEMBENTUK JIWA
WIRAUSAHA
P
untuk maju, dan berkembang dalam kondisi ekerjaan apa pun jika dilakukan denapapun. “Jadi wirausahawan harus siap mengan kerja keras dan cinta, pasti akan tal,” ujar Dosen Bina Skripsi Fakultas Syariah menghasilkan kesuksesan. Itu pula dan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam ini. yang ditunjukkan Suwanto, mantan Direktur CV. Tafrikhan Produsen Mesin Meubel dan Kemandirian dalam bidang ekonomi bisa Manager Human Resource Development CV. membentuk jiwa berwirausaha. Wirausaha Duta Jepara Eksportir Garden Furniture ketidaklah menjadikan seseorang menjadi petika berbincang dengan Amanat. malas. akan tetapi membentuk pribadi seseorang mempunyai keberanian yang Semangat tinggi pria yang lahir dan bekuat. “Semua masalah yang dihadapi oleh sar di Desa Troso, Pecangaan, Jepara ini masyarakat adalah peluang usaha,” kata sumemang tak pantang lelah, demi mewujudwanto tegas. kan impian-impiannya. “Mengoptimalkan peluang yang kita tahu, untuk kemudian diPria yang juga menjabat sebagai Sekrebisniskan,” tuturnya taris Satuan Pengaantusias. was Interen (SPI) UIN Suwanto berceBisnis yang didasarkan atas Walisongo Semarang ini berpesan, ada tiga rita bahwa keberhasilannya menjadi nama “cinta” tentu akan dilaku- bentuk proses berwirausahawan ka- kan dengan baik, karena “cinta” wirausaha; pertama jiwa inovatif, rena ia tidak memsetiap kali terjatuh, maka akan memiliki kedua kreatif, ketiga punyai gengsi tinggi. Wirausahawan bangun dan bangkit. “Itulah bertanggung jawab. sejati harus berani yang dinamakan the power of Kreatif ialah kemengambil langmampuan menciptakah-langkah dan love,” kan ide baru. Inovatif keputusan strategis ialah kemampuan medalam kondisi apanerapkan ide kreatif pun. Sehingga usaha yang dijalankan dapat dan ketiga mampu mempertanggung jawabbertahan hidup lama dan sesuai tujuan dari kan antara kreatif dan inovatif. “Jiwa wirausakegiatan wirausaha tersebut. Wirausahawan ha bisa diterapkan oleh siapapun, kapanpun harus memiliki potensi, kemampuan, sedan di manapun,” tambahnya. mangat, keinginan dan motivasi yang tinggi Edisi 19 Januari 2016
21
Sosok
Curiculum Vitae “Semua masalah yang dihadapi oleh masyarakat adalah peluang usaha,”
Kepercayaan Menurut Suwanto, wiraswasta dan wirausaha sedikit berbeda. Perbedaan wiraswasta terdapat pada titik tekan praktek bisnis sedangkan wirausaha terdapat pada titik tekan semangat atau jiwa kreatif, inovatif dan bertanggung jawabnya. Perguruan tinggi mempunyai peran dan tanggung jawab untuk mencari solusi mengatasi minimnya lapangan kerja. Dengan berperan menjadi wirausaha yang kompeten di bidangnya, seorang wirausahawan diharap mampu menghasilkan usaha dan memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM) harus memiliki pengetahuan, percaya diri dan berjiwa wirausaha sejati. “Intinya adalah kepercayaan kampus kepada mahasiswa itu,” ucapnya bersemangat. Suwanto berharap, mahasiswa memiliki jiwa wirausaha sejak dini. Lebih dari itu, pentingnya berkumpul dengan orang kreatif dan orang berbobot juga menjadi prioritas. Selain bisa menambah pengalaman, dan termotivasi, berkumpul dengan orang sukses juga bisa tertular untuk melakukan hal-hal yang positif serta menjalin jaringan kerja. Baginya, seorang enterpreneur kemungkinan besar datang dari hobi. Hobi yang mereka jalankan dengan baik akan berhasil dan sukses. Bisnis yang didasarkan atas nama “cinta” tentu akan dilakukan dengan baik, karena “cinta” setiap kali terjatuh, maka akan bangun dan bangkit. “Itulah yang dinamakan
22
Edisi 19 Januari 2016
Nama : H. Suwanto, S.Ag, MM. l
Pendidikan : l S.1 Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam (KPI) IAIN Walisongo. S.2 Magister Managemen (Konsentrasi SDM) IAIN Walisongo.
l
Jabatan : l Sekretaris SPI (Satuan Pengawas Interent) UIN Walisongo Semarang, Dosen Fakultas Syariah (2005 - Sekarang) l
Pengalam Kerja : l Direktur CV. Tafrikhan Produsen Mesin Meubel (1995-1999) Manager Human Resource Development l CV. Duta Jepara (Eksportir Garden Furniture (1999-2004) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jepara Devisi Keuangan dan Logistik (20032005)
the power of love,” tambahnya antusias. Tentu hal yang dapat membuat mahasiswa ingin berwirausaha adalah kehormatan seorang akan lebih baik apabila tidak menjadi beban tanggungan orang lain. Dengan berwirausaha akan lebih mandiri dan mempunyai kebanggaan karena dapat memberikan manfaat kepada orang lain dengan cara menciptakan lapangan pekerjaan. “Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah,” tutupnya. n Etik Sulistyowati
Ahmad Ghozali, Diyah Nur Inayah, Fajar Bahruddin Achmad, Fatimatul Mualifah,Fithrotun Nisa, Ida Faziatul F.,Ida Mardliana, Khusnul Fithroh, Mayo Risky Satria,Millati Aska, Moh Ilyasi, Muhammmad Abdul Rofiq, Naufil Al Romsi, Nur Isti Uswatun Khasanah, Nur Zaidi, Riska Latifa, Rustiana, Sekar Utami, Sigit Aula Firdaus, Siti Lathifatur Rohmah, Umi Nur Mughitsah, dan Yayan Mahfuzin
T A M SELA MANYA
ERGIANG 2015 T I D S ATA SEBAGAI KRU MA
23
Edisi 19 November 2015
“Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.� Mohammad Hatta