CMYK
SuaraMedia NasionalCom
Media Online: suaramedianasional.com
@smedianasional
Nomor ISSN: 2355-6501
Sudah Terdaftar di Dewan Pers. Surat Izin Penerbitan Usaha Pers: SK Menkum Ham Nomor: AHU-62124.AH.01.01 Tahun 2013
Harga Rp 5.000,(Luar Kota+Ongkos Kirim)
Edisi 149 Tahun VI / 1 - 7 September 2014
Dewan Perwakilan Rakyat Periode 2014-2019
Antara Optimistis dan Pesimistis Akan Adanya Perubahan Berdasarkan kajian Formappi, dari 560 anggota DPR 2014-2019, sebanyak 243 orang (43,4 persen) di antaranya adalah petahana dan 317 orang (56,6 persen) merupakan wajah baru. Latar belakang pekerjaan anggota DPR mendatang terbesar adalah politisi (45,7 persen) kemudian pengusaha (32,5 persen).
Anggota Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, saat pelatihan peliputan terorisme di Jakarta (22-24/8) lalu.
Masih Sedikit Liputan Pers tentang Pencegahan Terorisme Jakarta (Berita Dewan Pers) - Dewan Pers bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar pelatihan peliputan terorisme di Jakarta, 22-24 Agustus 2014. Di dalam pelatihan ini terungkap masih sedikit liputan pers tentang upaya-upaya pencegahan terorisme. Padahal, pencegahan telah banyak dilakukan dan menjadi bagian penting dari penanggulangan terorisme. Menurut Deputi Bidang Pencegahan BNPT, Agus Surya Bakti, dalam mengatasi masalah terorisme di Indonesia,
JAKARTA, SMN - Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014-2019 diprediksi tidak banyak berubah jika dibandingkan dengan DPR saat
Bersambung di halaman 15
ini. Meski mayoritas anggotanya adalah wajah baru, DPR mendatang diperkirakan tetap sulit menjalankan legislasi, Ilustrasi Dewan Perwakilan Rakyat
Bersambung di halaman 15
The Arts Island Festival (TAIF) 2014
Rapat Paripurna Istimewa
Walikota Kediri Kolabirasi dengan Seniman Asing Pengucapan Sumpah/Janji Anggota DPRD Kediri, SMN - Dalam rangkaian Hari jadi Kota Kediri ke-1135, Pemerintah Kota Kediri menggelar The Arts Island Festival (TAIF) 2014 di halaman balai kota Kediri, selasa (26/8). Kegiatan yang diramaikan para seniman asing tersebut menjadi ajang pertukaran budaya dan pembelajaran berbagai budaya antar negara. Pemerintah Kota Kediri berharap dengan adanya pergelaran festival budaya mancanegara saat ini, dapat dijadikan pengetahuan bagi masyarakat untuk mengetahui kultur masing -masing negara. Penampilan Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar bers ama para seniman di TAIF 2014
Bersambung di halaman 15
Sindikat Penjualan ABG Dibongkar Petugas Mojokerto, SMN - Sindikat penjualan gadis dibawah umur berhasil dibongkar jajaran Reserse Kriminal Polres Mojokerto, Jawa Timur. Korbannya seorang pelajar SMP warga Desa Wates Negoro, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.Gadis malang ini dijual ke salah satu germo dilokalisasi Tretes, Kabupaten Pasuruan.
Kasus ini terbongkar setelah korban ID berhasil kabur dari rumah sang germo dan lapor ke polisi. Berdasarkan laporan itu polisi berhasil menangkap tiga orang tersangka yang diduga menjual korban ke lokalisasi. Ketiga tersangka adalah Rati (16) teman korban warga Desa Wates Negoro, Bersambung di halaman 15
Ilustrasi
Kabupaten Malang Masa Jabatan 2014-2019 Malang, SMN - Berdasarkan hasil Rapat Badan Musyawarah tanggal 4 Agustus 2014, dan menindaklanjuti Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor 171/14752/011/2014 tanggal 25 Juli 2014 perihal Pelaksanaan Sumpah/ Janji Anggota DPRD kabupaten/Kota Masa Jabatan Tahun 2014-2019, telah ditetapkan pada hari ini, Sabtu tanggal 30 Agustus 2014, adalah Rapat Paripurna Istimewa dengan agenda: Pengucapan Sumpah/Janji Anggota DPRD Kabupaten Matang Masa Jabatan Tahun 2014-2019. Rapat Paripurna Istimewa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Malang dihadiri oleh Bupati Malang, Wakil Bupati, para pejabat pemerintah propinsi, anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Koordinator, Dandim, Kapolres, Anggota Forum Pimpinan Daerah Kabupaten Malang, Sekretaris Daerah dan para pejabat di lingkungan daerah Kabupaten Malang dan lain-lain dibuka oleh Ketua DPRD Kabupaten Malang Hari Sasongko. Dalam sambutannya hari Sasongko menyampaikan sesuai dengan pelaksanaan agenda tangga 9 April 2014, Bangsa Indonesia telah melaksanakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota DPR, DPD dan DPRD. Dari hasil
Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kab. Malang
Pemilihan Umum tersebut telah terpilih anggota DPRD Kabupaten Malang untuk Masa Jabatan 2014-2019 sebanyak 50 orang, dan Rapat Paripurna Istimewa hari ini merupakan tahap pelaksanaan PEMILU LEGISLATIF, sekaligus untuk menindaklanjuti terbitnya Surat Keputusan Gubernur
Jawa Timur Nomor : 171.421/469/011/ 2014 tanggal 20 Agustus Peresmian Pemberhentian Anggota DPRD Kabupaten Malang Masa Jabatan 20092014, dan Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 171.4211470101112014 tanggal : 20 Agustus 2014 tentang Bersambung di halaman 15
Kondisi Puskesmas Baru di Tewah, Memprihatinkan
Puluhan LSM Demo Pelantikan DPRD Kota Pasuruan
Pelantikan DPRD Pasuruan Didemo Puluhan LSM
Bangunan Puskesmas baru di Tewah
Kuala Kurun, SMN - Belum sampai setahun usianya, sejak dibangun 2013
lalu. 1 (satu) unit bangunan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) baru di
Kecamatan Tewah, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah. Kini kondisi sudah memprihatinkan. Dari pantauan SMN, Jum’at (29/8). Tampak bangunan yang menelan dana sekitar dua miliyar rupiah tersebut. Selain tak ditempati, juga terlihat tak terurus. Sehingga terkesan mubazir, akibat tidak di fungsikan. Ironisnya, selain hampir disekeliling bangunan sudah ditumbuhi semaksemak dan atap depan sebagian lepas. Didalam bangunan tersebut juga terdapat sebanyak, 11 buah pintu ruangan yang rusak. Akibat dibuka paksa dengan Bersambung di halaman 15
Pasuruan, SMN - Prosesi pelantikan anggota DPRD Kota Pasuruan diwarnai aksi unjuk rasa. Puluhan masa yang tergabung dalam LSM Penjara, Sabtu (30/8/2014) siang menggelar demonstrasi di luar pagar pembatas yang dipasang anggota kepolisian sekitar 50 meter dari gedung dewan. Para pendemo datang dengan sepeda motor dan membawa sound system besar yang diangkut dengan truk. Setibanya di lokasi, mereka membentangkan bendera merah putih berukuran sekitar 5 x 20 meter di tengah Jalan Balaikota, Kota Pasuruan. Bersambung di halaman 15
Iklan / Langganan hubungi : Tlp. (0354) 691147, HP 081 231 515 435
Bersambung di halaman 10
Email: suaramedianasional@gmail.com
2
Pendidikan
Edisi 149 / VI / 1 - 7 September 2014
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS MATERI READING: SHORT FUNCTIONAL TEXT PADA SISWA KELAS VIIID SEMESTER GENAP UPTD SMP NEGERI 1 PAGU MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO Oleh: Dra. Dyah Saptiwi Wuandari (UPTD SMP Negeri 1 Pagu – Kab Kediri)
Ilustrasi
PENDAHULUAN Dengan menitik beratkan pada dominasi guru dan siswa diperlakukan secara pasif. Kenyataan ini
menjadikan siswa kurang memahami apa yang diharapkan dalam Kurikulum KTSP menitikberaatkan pada pencapaian kompetensi dasar yang harus dimiliki dan dikuasai oleh siswa. Kompetensi tersebut dapat diukur dan diamati berdasar indicator pembelajaran. Indikator pembelajaran akan dicapai dan dikuasai melalui pengalaman pembelajaran. Pengalaman pembelajaran bersarkan tuntutan kurikulum KTSP lebih menekankan pada aktivitas siswa yang kongkrit dalam proses belajar. Peran guru ha-nya sebagai fasilitas dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi menga-
jar agar siswa da-pat belajar secara aktif mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah model pembelajaran.Model pembelajaran yang dikembangkan pada saat sekarang ini, dan diyakini memiliki relevansi tinggi adalah model pembelajaran berbasis portofolio. Pembelajaran berbasis portofolio merupakan suatu inovasi pembelajaran yang di-rancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktek-empirik. Model pembelajaran ini dapat menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab, dan
PENINGKATAN KEMAMPUAN SHOLAT FARDHU MELALUI PENDEKATAN BELAJAR AKTIF SISWA DI KELAS VIII TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012 UPTD SMP NEGERI 1 KUNJANG SEMESTER GENAP Oleh: Abd. Cholik, S.Ag (Guru SMPN 1 Kunjang) ing penting pembelajaran model PAKEM dapat tercipta.
DALAM mempelajari Pendidikan Agama Islam, faktor intelektual dan psikologis siswa sangat mempengaruhi tingkat pemahamannya. Berdasarkan pengalaman mengajar selama bertahun-tahun sebagai guru Pendidikan Agama Islam, dijumpai banyak siswa yang memiliki kemampuan intelektual dan kemampuan psikologis yang berbeda yang ditandai dengan tinggi dan rendahnya prestasi yang dicapainya, serta minat, dan motivasinya. Semakin tinggi intelektual, niat dan motivasi siswa semakin tinggi prestasi yang dicapainya, sebaliknya semakin rendah intelektual, minat dan motivasinya maka semakin rendah pula pencapaian prestasi belajarnya. Untuk merealisasikan tujuan di atas maka peneliti akan melakukan pembelajaran dengan pendekatan belajar aktif, terutama melalui asas apersepsi, asas motivasi, asas bekerja sendiri dan asas ulangan yang teratur. Diharapkan dengan adanya pembelajaran dengan pendekatan aktif ini siswa lebih mampu memahami pelajaran dan meningkat prestasi belajarnya, serta aktivitas siswa semakin meningkat, dan yang pal-
Penerbit: PT. SUARA MEDIA NASIONAL Surat Izin Usaha Penerbitan Pers: SK Menkum Ham Nomor: AHU-62124.AH.01.01 Tahun 2013.
Pendekatan Belajar Aktif Dalam kegiatan belajar mengajar PAI guru dapat menentukan jenis pendekatan dalam pembelajaran, baik pembelajaran klasikal maupun di luar klasikal. Mengingat jenis pembelajaran yang dapat digunakan banyak macamnya, maka guru dapat menentukan dan memilih jenis pendekatan yang paling sesuai dan dipandang efektif dalam penyampaian materi pelajaran yang fokus
utamanya adalah pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh kurikulum. Suatu proses belajar mengajar dapat berjalan efektif bila seluruh komponen yang berpengaruh dalam PBM saling mendukung dalam rangka pencapaian tujuan. Misalnya siswanya termotivasi untuk belajar, materinya menarik, tujuannya jelas dan hasilnya dapat dirasakan manfaatnya (Depag RI, 2004: 26). Hasil yang ingin dicapai adalah pengembangan yang maksimal dan optimal terhadap tiga ranah yang telah dimiliki individu atau siswa, yaitu ranah afektif, kognitif dan psikomotorik. Asas-asas yang melandasi proses belajar mengajar dengan pendekatan belajar aktif, terutama: 1) Asas Apersepsi, Apersepsi adalah kegiatan mental dalam mengolah secara aktif tanggapan-tanggapan baru yang dipengaruhi oleh tanggapan yang telah dimiliki siswa. 2) Asas Motivasi, Motivasi adalah
usaha guru untuk membangkitkan atau mendorong kemauan siswa untuk belajar. 3) Asas Bekarja Sendiri, Agar siswa dapat melakukan berbagai aktivitas dan bekerja sendiri, maka kepada mereka hendaknya diberi tugas individu di samping tugas kelompok. Kemampuan Sholat Fardhu siswa Kelas VIII-4 UPTD SMP Negeri 1 Kunjang Kabupaten Kediri semester genap tahun pelajaran 2011/2012 melalui Pendekatan Belajar Aktif dari pertemuan pertama, sampai dengan perteman ter-
akhir menunjukkan nilai yang selalu meningkat dengan peningkatan nilai sebesar 13,84 nilai dan persentase ketuntasan belajar pada siklus 2 sebesar 100% dinyatakan tuntas atau berhasil dengan peningkatan nilai persentase ketuntasan belajar sebesar 100%. Agar pembelajaran Model PAKEM dapat tercipta hendaknya guru PAI berusaha semaksimal mungkin mengadakan variasi metode mengajar dengan pendekatan belajar aktif dalam setiap pembelajaran klasikal dengan menyesuaikannya dengan bahan ajar, kemampuan siswa dan kemampuan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Agar aktivitas belajar, minat, motivasi dan apresiasi siswa terhadap pelajaran PAI meningkat hendaknya guru PAI selalu mengadakan inovasi pembelajaran, serta meningkatkan kemampuan dan ketrampilannya dalam mengelola pembelajaran.
partisipasi peserta didik, belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum (public policy), memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan antar siswa, antar sekolah dan antar masyarakat, sehingga proses pembelajaran terpusat pada siswa (Student Centered). Namun demikian dalam kenyataannya masih terdapat kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang terjadi pada pembelajaran di kelas, yaitu masih ditemuinya dalam Pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Inggris sehingga hasil belajar yang diharapkan kurang memuaskan. Sehubungan dengan permasalahan ini, dicoba untuk mengatasi melalui pembelajaran yang menitikberatkan pada siswa agar dapat belajar secara aktif memiliki inovasi yang tinggi dengan dilakukan strategi pembelajaran melalui metode Portofolio. ISI Pembelajaran melalui Pembelajaran berbasis portofolio mempo-
sisikan siswa sebagai titik sentralnya (student oriented). Dalam proses pembelajaran siswa harus dimotivasi untuk mau dan mampu melakukan sesuatu untuk memperkaya pengalaman kerjanya dengan lebih mengintesifkan interaksi dengan lingkungannya. Dengan interaksi ini diharapkan mampu membangun pemahaman terhadap dunia sekitar, kepercayaan dari kepribadian siswa yang paham akan keanekaragaman yang pada gilirannya dapat tumbuh sikap positif dan perilaku toleran terhadp kebhinekaan dan perbedaan pola kehidupan. Tujuan dari model pembelajaran melalui portofolio adalah untuk memberikan berbagai keterampilan kepada siswa terutama yang berkaitan dengan kepekaan dalam me-nemukan permasalahan yang mendesak untuk segera dipecahkan, merumuskan format permasalahan, menentukan berbagai sumber yang diperkirakan dapat membantu memecahkan permasalahan, melatih melakukan pengumpulan data(Colecting Data) atau
informasi terhadap berbagai sumber yang berhubungan dengan kebijakan public, merumuskan format laporan hasil pengumpulan data dan menyajikan metode kelompok berisi upaya pemecahan masalah-masalah kemasyarakatan. Portofolio mulanya hanya meru-pakan kumpulan tugas pengalaman belajar, dan hasil kerja belajar siswa sendiri. Dari kumpulan itulah pengajar menilai hasil kerja siswa, sehingga hasil penilaian tidak hanya mengandalkan hasil tes akhir yang kadang-kadang bisa tidak valid karena hasil kerja siswa pada saat tes akhir dapaat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi pada saat mengerjakan tes tersebut, seperti siswa sedang sakit dan/atau kurang konsentrasi yang dapat menghasilkan lukisan yang tidak baik pada saat itu. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapatnya peningkatan motivasi belajar siswa melalui
pembelajaran berbasis portofo-lio dalam mata pelajaran Bahasa Inggris pada materi Reading : Short Functional Text pada kelas VIII-D di UPTD SMP Negeri 1 Pagu. 2. Terdapatnya peningkatan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran berbasis portofo-lio dalam mata pelajaran Bahasa Inggris pada materi Reading : Short Functional Text pada kelas VIII-D di UPTD SMP Negeri 1 Pagu. B. Saran Berdasarkan simpulan di atas dan sesuai dengan tujuan penelitian, berikut dikemukakan saran-saran antara lain : 1. Agar hendaknya guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran mempertimbangkan kematangan belajar siswa pada setiap jenjang kelas. 2. Agar hendaknya guru mengembangkan teknik penilaian yang dapat meningkatkan belajar siswa yang bersifat menyeluruh, bermakna, otentik dan dapat mengukur penguasaan siswa.
Peningkatan Hasil Belajar IPA (Biologi) Melalui Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Kelas VIII UPTD SMP Negeri 1 Kunjang Tahun Pembelajaran 2009/2010 Oleh: Gatot Hartoyo, S.Pd (Guru SMPN 1 Kunjang) KUALITAS dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem pendidikan nasional. Kedua masalah tersebut sulit ditangani secara simultan sebab dalam upaya meningkatkan kualitas, masalah kuantitas terabaikan demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu tidak mengherankan bila masalah pendidikan tidak pernah tuntas dimanapun, termasuk di negara yang maju sekalipun. Dalam kegiatan pengajaran, unsur yang penting adalah bagaimana guru dapat merangsang dan mengarahkan siswa dalam belajar, yang pada gilirannya dapat mendorong siswa dalam pencapaian hasil belajar secara optimal. Mengajar dapat merangsang dan membimbing dengan berbagai pendekatan, dimana setiap pendekatan dapat mengarah pada pencapai tuain belajar yang berbeda. Tetapi apapun subyeknya mengajar pada hakekatnya adalah menolong siswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan sikap serta ide dan apresiasi yang mengarah pada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa. Berdasar dari uraian latar belakang tersebut di atas, maka penulis menganggap penting untuk melakukan penelitian terhadap masalah: Bagaimana minat belajar siswa kelas VIII UPTD SMP Negeri 1 Kunjang terhadap mata pelajaran IPA (Biologi) ?. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi minat belajar siswa kelas VIII UPTD SMP Negeri 1 Kunjang terhadap mata pelajaran IPA (Biologi)? Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui bagaimana minat belajar siswa kelas VIII UPTD SMP Negeri 1
Kunjang terhadap mata pelajaran IPA (Biologi). Mengetahui faktorfaktor apa yang mempengaruhi minat belajar siswa kelas VIII UPTD SMP Negeri 1 Kunjang terhadap mata pelajaran IPA (Biologi) ? Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan (Slameto, 2005). Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas dan memperhatikan itu secara konsisten dengan rasa senang. Menurut Abdullah (2004), ada beberapa yang mempengaruhi minat sesorang terhadap mata pelajaran tertentu, termasuk dalam mata pelajaran IPA (Biologi). Secara keseluruhan faktor tersebut digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) dan faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa). Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental, sebab dalam pengumpulan data sebelumnya tidak dilakukan manipulasi terhadap subjek
penelitian, jadi hanya berupa penelitian deskriptif yang bersifat kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan terhadap data tentang minat belajar IPA(Biologi) siswa kelas VIII UPTD SMP Negeri 1 Kunjang, menunjukkan bahwa rata-rata minat belajar IPA (Biologi) siswa adalam 115,48 dari 150 kemungkinan skor tertinggi yang diperoleh, di mana rata-rata sebesar 115,48 bila dikonsultasikan dengan kategori dalam distribusi frekuensi, termasuk kategori sedang pada interval nilai 97-119 dengan persentase sebesar 63,83 persen. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa terdapat 29,79 persen siswa yang mempunyai minat dalam kategori tinggi dan hanya 4,26 persen siswa berkategori minatnya rendah. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar IPA (Biologi) siswa kelas VIII UPTD SMP Negeri 1 Kunjang dapat berupa faktor-faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa) maupun faktor internal (faktor dari dalam diri siswa). Dari 4 faktor
eksternal (faktor dari luar siswa) yang diamati dalam penelitian ini yang dapat mempengaruhi prestasi belajar IPA (Biologi) siswa kelas VIII UPTD SMP Negeri 1 Kunjang, berdasarkan hasil analisis data terungkap bahwa faktor eksternal yang meliputi: kurikulum, metode mengajar yang diterapkan guru, profil guru serta kelengkapan sarana/prasarana belajar mempunyai pengaruh yang cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya persentase siswa yang memberikan tanggapan bahwa faktor-faktor tersebut berpengaruh siswa yang memberikan tanggapan bahwa faktorfaktor tersebut berpengaruh terhadap prestasi belajar mereka terhadap mata pelajaran IPA (Biologi), yaitu masing-masing: faktor kurikulum 86,43 persen, faktor metode mengajar 70,39 persen, faktor guru 62,76 persen serta faktor sarana dan prasarana 70,07 persen. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik simpulan : Minat belajar IPA (Biologi) siswa kelas VIII UPTD SMP Negeri 1 Kunjang berada pada kategori sedang dengan nilai rata-rata skor minat sebesar 115,48 dari 150 skor tertinggi yang mungkin dicapai. Terdapat 63,83 % siswa, minat belajarnya terhadap pelajaran IPA (Biologi) kategori sedang, 29,79% siswa kategori tinggi, dan hanya 4,26 % kategori rendah. Faktorfaktor yang mempengaruhi minat belajar IPA (Biologi) siswa kelas VIII UPTD SMP Negeri 1 Kunjang adalah kurikulum sebesar 82,43 %, diri siswa sebesar 72,34 %, metode mengajar sebesar 70,39 %, guru sebesar 62,76 %, dan faktor sarana serta prasarana sebesar 70,07 %.
Kantor Pusat: Dsn Temboro Ds. Plaosan Kec. Wates Kabupaten Kediri, Jawa Timur Kantor Redaksi: Jl. Durian (Ruko PG Pesantren) Pesantren - Kota Kediri, Jawa Timur Telp./Fax: (0354) 691147. Penanggung Jawab & Penasehat Hukum I: Tjutjut Suliyatno, SH, Rahmat Ardianto, SH. Kantor Advokat: Jl. Slamet Riyadi No. 29/67 Kota Kediri. Dewan Penasehat: KH. Drs. Imam Yahya Malik/ Gus Yahya (Ponpes Al Makruf Kedong Lo Kediri), Drs. Ali Rohmad M.Pd, Soroso, Farid Makruf, SE, ST, DR. H.S. Adi Suparto. Komisaris Utama: Winarti. Direktur Utama: Kanti Wiyoto. Direktur II: Edit Suwantara, SE. Direktur III: Agung Budiarto. Pimpinan Redaksi: Kanti Wiyoto. Wakil Pimred: Yon Taufik Hidayat. Bendahara : Surono, Hj. Mintarti, ST. Dewan Redaksi: Kanti, Winarti. Redaktur Pelaksana: Agung Budiarto, Hartono Basingkem. Humas: Futi’ah SE. Kordinator Liputan: Syamsudin. Fotografer: Wendy Eko Winarto. Manager Marketing: M. Edy Fathurokim. Marketing: Guntur Samsul Hadi ST., Yoyok Sumargono.
Crew dan Wartawan: Kota/Kab. Kediri: Joko D., Susi, Johan Wahyudi, M. Ali Faizin, Supriyono. Nganjuk, Bojonegoro: Rambu Magdalena, Joko Kustono. Suara Blitar: Agus Imam S. Tulungagung/Trenggalek: Rudi L, Irul. Wartawan Surabaya, Sidoarjo: Slamet. Pasuruan: Fikri Setiawan. Bangkalan, Sampang, Pamekasan:Wahyudi Hermawan. Gresik: Syamsudin. Jombang: Slamet W, Puji. Mojokerto: Gunadi. Kabiro Kota/Kab Madiun, Magetan, Ngawi: Drs. Suyanto. Magetan, Ngawi: Eko Setiyowati. Pacitan: Ir. Prayudi Bahagia RW, Yon Taufik Hidayat. Banyuwangi: Syamsudin. Malang Raya: C. Junaedi (Kabiro), Khalid. Kota/Kab. Probolinggo, Lumajang: Edi Sunarko RD (Kabiro). Bondowoso, Situbondo: Edi Sunarko RD. Biro Jawa Barat, Jakarta; Ahmad Faisholihin. Biro Cepu: Sucipto Achmad Najib. Perwakilan Jawa Tengah: Mulyono RS. Perwakilan Bali: Nyoman. Perwakilan Maluku: Yohanes. Perwakilan Kalimantan Tengah, Biro Gunung Mas: Mandau Suwandi. Perwakilan Sumareta Selatan: Hasan Bakri. Kabiro Kota Lubuklinggau, Kab. Musi Rawas: Abu Hasan Azhari. Perwakilan Kepulauan Riau: Ekowanto. Biro Kota Batam: Asriaadi, ST. Perwakilan Sulawesi Selatan: Adnan. Perwakilan Propinsi Jambi: Sugianto. Desain/Layout: Irul. Penanggungjawab: No. Rekening BRI Cabang Wonorejo Kecamatan Wates Kabupaten Kediri. No. 6271-01-000106-50-4. A/N. Winarti. No. Rekening Bank Jatim Capem Wates Kabupaten Kediri. No. 0782015257. A/N: Winarti. Website: Kanti Wiyoto www.suaramedianasional.com. / suaramedianasional.blogspot.com. Email: suaramedianasional@gmail.com. Percetakan PT. Citra Cetak Pratama Sidoarjo. Isi diluar tanggungjawab percetakan. Kantor Biro Ponorogo: Jl. Basuki Rahmat No.17 A Ponorogo, contact person: 081231515435. Kabiro: Ir. Prayudi Bahagia RW. Wartawan: Anny Hidayati, Tri Purwanto Budi Wiyono. Waspadai Wartawan Suara Media Nasional yang memegang Kartu Pers yang namanya tidak tercantum dalam BOK REDAKSI bukan tanggung jawab Redaksi. Bila Anda ingin berlangganan, Keluhan serta informasi. Bisa mengirim surat untuk redaksi kami, kirim dengan identitas diri ke Kantor Pusat “SUARA MEDIA NASIONAL” di Dusun Plaosan Desa Plaosan Kecamatan Wates Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Telp/Fax. (0354) 691147, 081231515435, 081234225711, 085645867811. Kami hanya memuat iklan berdasarkan order yang masuk dari pemasang iklan dan bila mana ada iklan yang tidak termuat harap menghubungi kantor redaksi “SUARA MEDIA NASIONAL”. Harga iklan: 1 Halaman (325x513 mm) Warna Rp 15.000.000., Hitam Putih Rp 12.000.000. 1/2 Halaman (325x256 mm) Warna Rp 10.000.000. / Hitam Putih Rp 8.000.000. 1/4 Halaman (325x128 mm) Warna Rp 7.500.000. / Hitam Putih Rp 5.000.000. 1/8 Halaman (325x64 mm) Warna Rp 3.000.000. / Hitam Putih Rp 2.000.000. Iklan Kartu Nama (85x56 mm) Warna Rp 1.000.000,- / Hitam Putih Rp 750.000. Iklan Warna: Rp 12.000/mmk, Iklan Hitam Putih: Rp 8.000/mmk.
“Jika pers merugikan, jangan main hakim sendiri, gunakan hak jawab atau adukan ke Dewan Pers”. (Pesan ini disampaikan Suara Media Nasional dan Dewan Pers). Gedung Dewan Pers, Lantai 7-8. Jl. Kebon Sirih 34, Jakarta 10110 Tel. (021) 3521488. 3504874. 3504874-75. Fax. (021) 3452030. Email: dewanpers@cbn.net.id. Twitter: @dewanpers. Website: dewanpers.or.id / www.persscouncil.or.id
KEDIRI RAYA Dari Kediri untuk Indonesia
Edisi 149 / VI / 1 - 7 September 2014 Goa Selomangleng Kediri
3
Simpang Lima Gumul Kediri
Bupati Haryanti: Sudah Saatnya Mengkonsumsi Buah Lokal
Bupati Haryanti bersama warga mempromosikan keunggulan buah lokal
Kediri, SMN - Wilayah Kabupaten Kediri terdapat berbagai macam buah lokal yang memiliki rasa yang nikmat. Selain dalam hal
rasa, buah-buahan lokal sebenarnya tak kalah enak dan bergizi dengan buah import, serta sangat cocok untuk lidah masyarakat kita.
Keanekaragaman buah lokal yang luar biasa seperti pisang, apel, nanas, pepaya, durian, sawo, blimbing, mangga podang dan seba-
gainya. Hal ini seharusnya menjadi pilar kekuatan yang kita miliki, sehingga memiliki daya saing untuk menghantarkan buah lokal menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Meski buah lokal mempunyai tampilan yang kurang menarik dibanding dengan buah import namun buah lokal mempunyai banyak kelebihan dalam rasanya. Pemerintah Kabupaten Kediri dalam mengembangkan varietas unggul jenis buah buahan terus dilakukan, agar bentuknya lebih cantik dan bisa terus berbuah walaupun bukan pada musimnya. Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno menghimbau kepada ma-
syarakat Kediri, supaya mulai mengkonsumsi buah lokal. “Saya telah lama beralih ke buah-buahan lokal. Kini saya mengajak masyarakat Kediri untuk membeli dan mengkonsumsi buah lokal. Misalnya saat ada kunjungan dari luar derah, regional, nasional mau-pun manca negara selalu dihidang-kan buah-buahan lokal dari Kabupa-ten Kediri. Contohnya Sawo, mangga podang, jambu dan nanas”. Promosi keunggulan buah lokal harus dilakukan secara besar besaran agar disukai masyarakat kita. Dengan meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap buah lokal, maka produksi buah lokal juga akan
meningkat sehingga kesejahteraan para petani buah akan semakin membaik. Selain itu dengan mengkonsumsi buah lokal, dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan taraf hidup para petani. Kabupaten Kediri memiliki area
pertanian yang luas, menjadikannya sebagai daerah yang mampu berswasembada pangan. Kedepannya tak hanya buah-buahan lokal, tetapi juga bahan pangan dan sayur lokal yang akan dikembangkan supaya tak lagi import. (hms/adv/kan)
Bah lokal Kabupaten Kediri
Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri
Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2014
dr. Adi laksono dalam sosialisasi JKN 2014 (Foto KADINKES)
Kediri, SMN - Kadinkes, dr. Adi Laksono, Selasa, (26/08/2014) menyampaikan, “ Dengan tarif biaya pelayanan kesehatan yang terus mengalami kenaikan, terjadinya pergeseran pola penyakit dari infeksi ringan menjadi penyakit degeneratif kronis yang waktu pelayanan kesehatannya jadi semakin relatif lebih lama sehingga ini akan membutuhkan biaya yang semakin tinggi
pula. Perkembangan teknologi kesehatan yang semakin modern sehingga hal ini berakibat langsung pada meningkatnya biaya kesehatan. Kalau anggota masyarakat tidak mempunyai JKN, bagi yang tidak mampu dia tidak mempunyai pilihan, dan pilihannya hanya sebatas yang ia punya saja (sakit berdampak pada sosial dan ekonomi). Sehingga ia tidak dapat mengakses
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhannya. Tujuan JKN ini adalah untuk membuka akses bagi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan semakin memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan pada saat mereka membutuhkan”,. Mengapa setiap penduduk perlu memiliki jaminan kesehatan? keuntungan JKN adalah kenaikan biaya kesehatan dapat ditekan, biaya dan mutu Yankes dapat dikendalikan, kepesertaannya bersifat wajib bagi seluruh penduduk, pembayaran dengan sistem prospektif, adanya kepastian pembayaran yankes berkelanjutan, manfaat yankes komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), portabilitas. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran/ iurannya dibayarkan oleh pemerintah. Dengan adanya JKN ada pengalihan resiko biaya pelayanan kesehatan dari individu menjadi kelompok. Tata cara pendaftaran peserta: 1. Pemerintah mendaftarkan Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan sebagai peserta kepada BPJS Kesehatan meliputi: fakir miskin dan orang tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Pemberi kerja mendaftarkan pekerjanya atau pekerja dapat mendaftarkan diri sebagai peserta kepada BPJS Kesehatan. 3. Bukan pekerja (disektor informal) dan peserta lainnya wajib mendaftarkan diri dan keluarganya sebagai peserta kepada BPJS kesehatan. Hak dan kewajiban peserta, hak
peserta adalah memperoleh kartu identitas peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh manfaat pelayanan kesehatan difasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS kese-hatan. Sedangakan kewajiban peserta adalah membayar iuran dan melapor-kan data kepesertaannya kepada BPJS kesehatan dengan menunjukkan kartu identitas peserta pada saat pindah domisili dan/ pindah kerja. Iuran bagi peserta bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja adalah sebesar: 1) Rp 25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan, dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III. 2) Rp 42.500,- (empat puluh dua ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan, dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II. 3) Rp 59.500,- (lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) per
orang per bulan, dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I. Pembayaran iuran paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulannya. Anggota keluarga yang ditanggung adalah: 1) Pekerja penerima upah: a) keluarga inti meliputi istri/ suami dan anak yang sah (anak kandung, anak tiri dan/ anak angkat) sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang. b) anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat yang sah. 2) Pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja: peserta dapat mengikut sertakan anggota keluarga yang diinginkan (tidak terbatas). Identitas peserta yang dapat dilayani: Kartu BPJS Kesehatan, kartu Askes PNS, kartu Jamkesmas, KTA POLRI, KTA TNI, kartu Jamsostek. Kadinkes melalui Kabid. PROMKES Budi S. menambahkan, bahwa, “Target pencapaian secara nasional pada tahun 2019 seluruh
warga negara Indonesia diharapkan sudah terdaftar sebagai peserta pada JKN dan biasanya untuk pencapaian Jawa Timur bisa lebih awal yaitu pada tahun 2017”. Sedangkan untuk pendaftaran peserta JKN di wilayah Kediri dapat dilakukan di Kantor Cabang Utama BPJS kesehatan Kediri, dengan alamat di Jalan Hasanudin No. 57 Kediri. (Adv./ SMG).
AYO Sukseskan JKN...
Sudahkah anda mendaftarkan diri sebagai peserta JKN?
PEMANFAATAN METODE LABORATORIUM SEBAGAI SALAH SATU ALAT BANTU PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS III SMP NEGERI 1 KEPUNG KABUPATEN KEDIRI TAHUN PEMBELAJARAN 2008/2009 Oleh: Witono, S.Pd (Guru SMPN 1 Kepung) UPAYA peningkatan mutu pendidikan di Indonesia merupakan masalah pendidikan yang sangat urgen dan terus menerus dilakukan oleh seluruh penanggungjawab pendidikan, yaitu pemerintah dan masyarakat. Salah satu faktor yang sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan adalah metode mengajar. Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan proses mengajar adalah kemampuan guru dalam memilih dan menentukan metode mengajar yang akan digunakan dalam suatu proses belajar mengajar. Seringkali ditemukan di lapangan suatu metode mengajar cocok digunakan untuk mengajar suatu pokok bahasan Matematika, tetapi tidak cocok jika digunakan untuk mengajar pokok bahasan yang lain. Hal ini menun-
jukkan bahwa dalam memilih metode mengajar yang akan digunakan dalam suatu proses belajar mengajar diperlukan kejelian dan kecermatan agar proses belajar mengajar yang dilakukan dapat berlangsung dengan hasil yang optimal. Sesuai dengan petunjuk penataran, dalam buku pedoman umum maupun buku pedoman khusus Matematika untuk mengajarkan mata pembelajaran Matematika di kelas-kelas rendah seperti di SMP harus banyak menggunakan alat-alat praktik Matematika yang ada dalam laboratorium Matematika. Sebagaimana diketahui laboratorium adalah sarana untuk melanjutkan dan meneliti tentang suatu obyek yang telah ditentukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Nasution (1986:77) mengatakan
manfaat metode laboratorium mempunyai manfaat: 1) Menambah kegiatan belajar siswa, 2) Menambah keadaan permanen dari hasil belajar. 3) Membantu anak-anak yang ketinggalan dalam pembelajaran. 4) Memberikan balasan yang sewajarnya untuk belajar dengan membangkitkan minat, perhatian (motivasi), aktivitas, membaca dengan sendiri-sendiri dan turut serta dalam keaktifan-keaktifan sekelas (Nasution, 1986:77). Dilihat dari manfaat tersebut di atas, tampak jelas bahwa metode laboratorium sangat diperlukan untuk melengkapi dan merupakan bagian yang integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Dengan memperhatikan perbedaan harga rata-rata hitung dari hasil tes yang diberikan pada kelas
yang diajar dengan menggunakan metode laboratorium dan hasil yang diajar tanpa menggunakan metode laboratorium maupun nilai Z yang diperoleh pada taraf signifikansi 5% ternyata nilai Z hitung melebihi batas penolakan hipotesis, yang berarti ditolak hipotesis nol dan sebagai konsekuensinya diterima hipotesis alternatif H1, yaitu penggunaan metode laboratorium dalam pembelajaran Matematika mempunyai pengaruh yang positif terhadap pemahaman konsepkonsep Matematika siswa kelas III SMP Negeri 1 Kepung Kabupaten Kediri. Dari pernyataan di atas jelas pengaruhnya, jika pembelajaran Matematika di SMP Negeri 1 Kepung Kabupaten Kediri, disajikan dengan metode laboratorium dan yang disajikan tanpa menggunakan metode
laboratorium. Hal ini diperkuat dengan hasil angket yang diberikan kepada guru-guru yang mengajarkan Matematika di SMP Negeri 1 Kepung Kabupaten Kediri. Berdasarkan perhitungan Chi Kuadrat yang diperoleh dari tabel 10 mengatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan apabila pembelajaran Matematika disajikan dengan metode laboratorium dan yang disajikan tanpa menggunakan metode laboratorium. DAFTAR PUSTAKA Ruseffendi, 1979, ET. Pembelajaran Matematika Modern Untuk Orang Tua dan Guru SPG. Bandung : Mekar Jaya. Ruseffendi, 1979. ET. Pembelajaran Matematika Modern Untuk Guru.
Bandung : Ganefo. Supartinah Pakasi, 1989. Usaha SMP Lab. IKIP Malang Untk Memperbarui dan Meningkatkan Pendidikan IKIP Malang.
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE SNOWBALL THROWING MATA PELAJARAN IPA / BIOLOGI MATERI KOMPONEN EKOSISTEM, PERAN DAN INTERAKSINYA Di UPTD SMP NEGERI 1 KUNJANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Oleh: Dwi Diarti Wardhany S., S.Pd (Guru SMPN 1 Kunjang Kab Kediri)
1. Pendahuluan Penerapan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) metode snowball throwing secara umum untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas 7 UPTD SMPN 1 Kunjang. Secara khusus penelitian ini diharapkan berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran dilihat dari dimensi guru dan siswa dengan cara penerapan/
penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing. Sedangkan dari dimensi guru peningkatan kualitas pembelajaran IPA/ Biologi akan sangat berguna sebagai pengalaman dan wawasan baru dalam rangka peningkatan profesionalitasnya. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, secara rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah pembelajaran IPA / Biologi materi komponen Ekosistem, peran dan interaksinya di UPTD SMP Negeri 1 Kunjang dengan menggunakan metode Snowball Throwing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa ? 2. Apakah pembelajaran IPA / Biologi di UPTD SMP Negeri 1 Kunjang dengan menggunakan metode Snowball Throwing membuat pembelajaran lebih bermakna bagi siswa ? 2. Model Pembelajaran Snowball Throwing
Model Snowball Throwing termasuk dalam pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan aktivitas belajar karena model pembelajaran ini menekankan siswa untuk selalu aktif, mulai dari melihat, memperhatikan, menulis, bertanya, menjawab dan sebagainya. Selain itu setiap siswa mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan model Snowball Throwing menjadikan siswa sebagai pusat belajar, siswa aktif berdiskusi dan memecahkan masalah dari pertanyaanpertanyaan yang diungkapkan selama proses pembelajaran serta mengerjakan tugas bersama. 3. Metodologi Penelitian Dalam penelitian tindakan in sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil
pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Setting dari penelitian ini dilakukan di UPTD SMP Negeri 1 Kunjang yang menjadi sasaran penelitian adalah siswa kelas VII A sebanyak 40 siswa, proses kegiatan pembelajaran IPA melalui model Snowball Throwing Sebagai obyek penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: 1) Keaktifan siswa. 2) Tes hasil belajar. Observasi dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus 1 dan 2. Pengumpulan data menggunakan 2 instrumen yaitu: 1) Lembar pengamatan kegiatan peserta didik sesuai rubrik penilaian. 2) Lembar perbandingan penilaian siswa sebelum penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dengan sesudah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing
4. Hasil Penelitian Pengukuran peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa dilakukan pada siklus I dan siklus II Peningkatan keaktifan belajar siswa terjadi pada siklus I dan siklus II. Persentase keaktifan belajar pada siklus I:56.09%. Keaktifan belajar siswa lebih meningkat setelah diberi tindakan siklus II yaitu menjadi 75.61%.. Pengukuran hasil belajar siswa dilakukan pada akhir siklus I dan akhir siklus II. Rata-rata nilai siswa setelah memanfaatkan model Snowball Throwing siklus I meningkat menjadi 79,29 dengan ketuntasan kelas sebesar 65,00% dan lebih meningkat lagi pada siklus II yaitu menjadi 84,64 dengan ketuntasan kelas sebesar 87,50 %. 5. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti mengambil simpulan bahwa melalui pemanfaatan
model Snowball Throwing dalam pembelajaran IPA/ Biologi dapat meningkatkan keaktifan belajar pada siswa kelas VIIA UPTD SMP Negeri1 Kunjang. Hal ini dapat dilihat pada keaktifan belajar yang dilihat dari aktivitas siswa setelah siklus I memanfaatkan model Snowball Throwing yaitu sebesar 56,09 %, dan setelah memanfaatkan model Snowball Throwing menjadi 75,61% pada siklus II. Hasil belajar siswa juga meningkat. Peningkatan hasil belajar ini ditunjukkan dengan meningkatnya rata-rata nilai siswa. Rata-rata nilai siswa meningkat dari 79,29 dengan ketuntasan 65 % pada siklus I menjadi 84,64 dengan ketuntasan 87,50 % pada siklus II . Sehingga model pembelajaran Snowball Throwing dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran yang mengupayakan peningkatan keaktifan belajar. Saran
1) Diharapkan guru mengenalkan dan melatihkan model pembelajaran Snowball Throwing sebelum atau selama pembelajaran agar siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. 2) Guru perlu menambah wawasannya tentang teori belajar dan modelmodel pembelajaran yang inovatif. 3) Agar pembelajaran dengan model pembelajaran Snowball Throwing dapat berjalan, sebaiknya guru membuat perencanaan mengajar materi pelajaran, dan menentukan semua konsep-konsep yang akan dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode atau pendekatan yang akan digunakan serta keterampilan proses yang akan dikembangkan. 4) Peneliti mengharap kepala sekolah melengkapi media pembelajaran untuk menunjang pengembangan pembelajaran yang inovatif.
4
Potret
Edisi 149 / VI / 1 - 7 September 2014 Trenggalek, Tulungagung, Blitar
Bupati Mulyadi Buka Festival Turangga Yaksa Ke-19 Trenggalek, SMN - Guna untuk memfasilitasi para seniman dan seni Jaranan Turangga Yaksa dan jaranan lainnya di wilayah NKRI dalam berekspresi dan berkreasi serta ikut berperan aktif memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Sudah menjadi agenda tahunan bahwa Festival Turangga Yaksa (Jaranan Trenggalek Terbuka Ke-19) yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan peringatan HUT RI ke-69 dan peringatan Hari Jadi Kabupaten Trenggalek ke-820 tahun 2014 yang diselenggarakan di Alon-alon Kabupaten Trenggalek. Kegiatan festival tersebut dilaksanakan selama 4 hari mulai tanggal 26-29 Agustus 2014 dan di buka secara resmi oleh Bupati, Forkopimda serta dihadiri
Bupati Mulyadi saat membuka Festival Trangga Yaksa ke-19 dalam rangka peringatan Hari Jadi Kabupaten Trenggalek ke-820
Sekretaris Daerah, Asisten Sekda beserta Istri dan para Kepala SKPD
Lingkup Pemkab. Trenggalek beserta ibu.
Festival Jaranan Turangga Yakso pada tahun 2014 ini diikuti
Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Trenggalek
Pengambilan Sumpah 45 Anggota DPRD Masa Bakti 2014-2019 Trenggalek, SMN - Pada hari Selasa tanggal 26 Agustus 2014 gelar rapat paripurnaa DPRD Trenggalek pengambilan sumpah 45 anggota DPRD masa bakti 20142019 bertempat di pendopo Manggala Praja Kabupaten Trenggalek hadir pula Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek, Mulyadi, Kholik, Kapolres Trenggalek, Ketua Pengadilan Negeri Trenggalek, Ketua Pengadilan Agama dari Kediri, 0806 Trenggalek. 45 anggota DPRD Trenggalek masa bakti 2014-2019 yang diambil sumpahnya antara lain: Dari PKB yaitu: 1) H. Samsul Anam SH, MM, M Hum, 2) Siti Alfiyah, ST, 3) Zaenal Fanani, S. ST, M. MT, 4) Dra. Djumiarti, 5) H. Suparmin Sujono, 6) Drs. M Hadi, 7) Sukri, 8) Drs. Sukarodin, M, AG, 9) Drs. Sultan. Dari PDIP yaitu: 1) Drs. Hari Langgeng Wiyono, 2) Guswanto, 3) Bambang Sutopo, SE, 4) Arifin, 5) Pranonto, 6) Wahyu Dianto, 7) Siti Ngawati, 8) Hj. Penny Sugiharti, 9) Im Musiren SE. Dari PKS yaitu: 1) Agus Cahyono, 2) Sugeng S.Pd, 3) Alwi Burhanudin ST, 4) Dasiran, S.Pd, 5) Subadianto. Dari Golkar yaitu: 1) Hj. Arik Sri Wahyuni, SE, MM, 2) Drs. H. Samsuri, M,Si, 3) Sukadji, 4) Sunarkun ST, 5) Nurwahyudi, S.Pd. Dari Demokrat yaitu: 1) Susilo Darmorto, 2) Zaenudin, 3) Mugianto, S.Pd, MH, 4) Nurhadi S.Ag, M.Si, 5) Lamuji S.Pd, M.Hum. Dari Gerindra yaitu: 1) Dwi Utomo, 2) Imam Basuki, S.Sos, 3) Jumakir, S.Pd, 4) Moh. Nur Efendi, SH, M.Hum. Dari PAN yaitu: 1) Imam Muslich Hudin, SE, 2) Djumani, 3) Sumarno, ST. Dari Hanura yaitu: 1) Moh. Husrli Taher Hamid, SH, MH, 2) Supramono, 3) Puguh Purnomo, 4) Mukriman, 5) Tarkiyai. Dalam sambutannya ketua DPRD sementara Samsul Anam
dalam kesempatan ini kami haturkan terimakasih kepada anggota DPRD yang telah menyelesaikan masa bakinya dan pada anggota DPRD yang duduk kembali agar menjalin kerja sama memajukan masyarakat Kab. Trenggalek di masa yang akan datang. Dapat kami sampaikan pula pada seluruh masyarakat Kab. Trenggalekyang telah memberikan pertanyaan pada saya dan rekanrekan anggot dewan lainnya untuk mengemban amanat sebagai anggota DPRD Kab. Trenggalek masa bakti 2014-2019, kepada anggota DPRD 2009-2014 yang pada hari ini mengakhiri masa tugasnya kami sampaikan selamat dan penghargaan setinggi-tingginya, semoga amal ibadahnya selama mengemban amanat rakyat senantiasa ditambah oleh Tuhan Yang Maha Esa, kami akan meneruskan periode 20142019, sumbang, saran, pikiran dari saudara-saudara ku demi kemajuan Kab. Trenggalek yang kita cintai ini, untuk anggota DPRD yang baru mari kita bersama sama dengan semangat bersamaan kita kelola pemerintah dengan sebaik-baiknya untuk mewujudkan masyarakata yang adil dan sejahtera dibawah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bupati Trenggalek, Mulyadi dalam sambutannya juga menyampaikan, sesuai dengan amanat revormasi penyelenggara pemilu 2014 yang dilaksanakan lebih berkualitas diharapkan lebih menjamin derajat kopetensi yang sehat partisipasi mempunyai derajat perwakilan yang lebih tinggi dan dalam mekanisme cek and balent yang antara lain perflesi dalam sasaran funsional keberadaan lembaga dan anggota DPRD. Hal ini lah yang perlu menjadi perhatian bagi para anggota DPRD yang baru, dan baru saja mengucapkan sumpah untuk membuktikan amanah tersebut bagi rakyat dan sekaligus bukti pertanggung jawaban yang di embannya, UUD no. 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR,
Pengambilan Sumpah 45 anggota DPRD Kabupaten Trenggalek periode 2014-2019
DPD dan DPRD telah menegaskan bahwa DPRD Kabupaten Kota merupakan lembaga pemerintahan daerah Kabupaten Kota, sebagai lembaga pemerintah daerah DPRD mempunyai kedudukan yang setara dan memiliki hubungan kerja yang bersifat kemitraan dengan pemerintah daerah, kedudukan yang setara bermakna bahwa antara DPRD dan pemerintahan memiliki kedudukan yang sama dan sejajar dalam arti tidak saling membawahi atau satu tanggung jawab kepada yang lain. Hubungan yang demikian secara operasional bermakna bahwa DPRD adalah mitra kerja pemerintah daerah dalam membuat kebijakan daerah dan dalam penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan tugas serta fungsi masing-masing dengan demikian maka DPRD dan pemerintah daerah secara lembaga wajib memelihara dan membangun hubungan kerja yang harmonis dan harus saling mendukung tanpa menaikkan adaya daya kritis untuk mencapai tujuan dan agar masingmasing melaksanakan kewajiban, meningkatkan peran dan tanggung jawab dalam hal-hal berikut yaitu, pengembangan kehidupan demokrasi, menjamin kesejahteraan rakyat dan hubungan daerah dalam melaksanakan tugas dan kewena-
ngannya, mengembangkan hubungan dan mekanisme cek and balent antara lembaga legislatif dan exsekutif, meningkatkan kwalitas produktifitas dan kinerja demi terwujudnya keadilan dan kesejahteraan rakyat. Atas nama masyarakat dan pemerintah Kab. Trenggalek kepada kepada para anggota DPRD Kab. Trenggalek masa bakti 2009-2014 yang baru saja mengakhiri masa tugasnya saya ucapakan terimakasih dan penghargaan atas pengabdian serta jasa yang telah diberi kan untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara selama ini, semoga Allah SWT mencatat upaya kerja keras tersebut sebagai amal ibadah. Selanjutnya saya menyampaikan ucapkan selamat kepada anggota DPRD Kab. Trenggalek yang baru saja mengucapkan sumpah, pengucapan sumpah tersebut bukanlah sekedar seremonial melainkan mengandung makna skuritis dan tanggung jawab pada masyarakat semoga selama 5 tahun yang akan datang dapat mengemban amanat rakyat serta secara bersamasama exekutif mampu menuntaskan permasalahan-permasalahan yang muncul di Kab. Trenggalek dan tetap memperhatikan budaya dan kearsipan lokal. (rud)
Blitar, SMN - Merupakan tradisi rakyat Indonesia untuk mengungkapkan kegembiraan setiap tanggal 17 Agustus dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Tepatnya Dusun boro Desa tuliskriyo tak pernah absen terus ikut memeriahkan
peringatan ini dengan mengadakan beberapa kegiatan. Namun demikian semangat memperingati HUT RI ke 69 tetap mengakar pada jiwa masyarakat, pemasangan umbulumbul, bendera merah putih tetap dikibarkan, beberapa jenis perlombaan juga digelar.
Meski sederhana, namun lomba yang digelar di jalan poros desa ini cukup meriah, ratusan warga sejak minggu (24/8) langsung bergrombol untuk menyaksikan jalannya perlombaan, bahkan saat perlombaan berlangsung, sejumlah panitia nampak sibuk menata lalu lintas
jalan yang dipenuhi pengunjung. Dalam perlombaan ini, Peserta lomba yang di dominasi oleh anakanak sangat antusias mengikuti jalanya lomba,antara lain lomba balap karung,lomba makan krupuk dan masih banyak lagi yang di perlombakan ,dan tidak hanya itu saja masyarakat juga menggelar genduri rakyat untuk menggenang jasa para pahlawanyang telah gugur di medan perang Sementara menurut andik, panitia lomba mengatakan, perlombaan serta sejumlah kegiatan ini selalu diperingati setiap tahun demi memperingati hari proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. “Untuk menarik peserta, kami penyediakan berbagai hadiah menarik, seperti buku,peralatan tulis dan berbagai macam hadiah lainnya,” kata Pak Andik. (mam)
tival reog Ponorogo, yang kita yakini selain untuk memberi ruang kreatifitas para seniman jaranan sekaligus upaya peningkatan kesejahteraan seniman melalui proses berkesenian. Disamping itu secara moral mampu membangun rasa kebersamaan, rasa bangga atas bangsa dan negara sendiri. Lebih dari itu mampu memelihara rasa nasionalisme yang tinggi, yang pada dewasa ini kita rasakan semakin terdegradasi oleh watak dan sifat sekuler serta dengan memahami manfaat dan peran pembangunan di bidang budaya, maka Bupati sangat mengharapkan ditahun– tahun yang akan datang harus terus ditingkatkan kwalitas dan kwatitasnya”, ungkapnya. (rud)
Pengambilan Sumpah/Janji Anggota DPRD Tulungagung Tulungagung, SMN - Bertempat di ruang pertemuan DPRD Kabupaten Tulungagung, Minggu, 24 Agustus 2014 lalu, berlangsung Pelantikan dan Sumpah /Janji kepada 50 orang Anggota DPRD Tulungagung masa bakti Tahun 2014-2019. Kegiatan yang dihadiri Bupati Tulungagung Syahri Mulyo, SE, MSi, Wakil Bupati Drs. Maryoto Birowo MM, Sekda Ir.Indra Fauzi dan Forpimda, Ketua DPRD Drs. Supriyono serta kepala SKPD dan undangan lainnya ini, berlangsung khidmat dan lancar. Para wakil rakyat ini diambil sumpah/janji oleh Ketua Pengadilan Negeri Tulungagung Tajjudin. Merekapun menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan tugas sebagai wakil rakyat dan melanjutkan program kerja pembangunan serta mendukung kinerja Bupati dan Wakil Bupati Tulungagung. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Tulungagung Syahri Mulyo, SE, MSi, mengucapkan terima kasih kepada anggota
Ketua Pengadilan Negeri Tulungagung Tajjudin mengambil sumpah/janji DPRD Tulungagung.
dewan lama yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan berharap kepada anggota dewan yang baru bisa bekerja sama dengan eksekutif, selalu mementingkan rakyat serta mewujudkan program-program untuk kepentingan rakyat demi Tulungagung ke depan lebih baik. Perlu diketahui dari 50 Anggota DPRD Tulungagung masa bakti Tahun 2014-2019 yang
diambil sumpah janji tersebut, 23 orang diantaranya adalah anggota lama sedangkan sisanya merupakan anggota baru. Ketua DPRD Tulungagung Supriono menyatakan, kesiapannya berjuang demi rakyat dan telah merancang beberapa program utama yang bakal segera dilaksanakan diantaranya, mewujudkan pendidikan murah berkualitas dan guru sejahtera. (rud)
Pawai Bhineka Meriahkan HUT Ke-69 Kab. Tulungagung
Bupati Tulungagung saat memberangkatkan peserta Pawai Bhineka di Pendopo Kabupaten Tulungagung
Dusun Boro Desa Tuliskriyo Peringati HUT RI Ke-69
Suasana peringatan HUT RI di Dusun Boro DesaTuliskriyo
oleh sebanyak 31 peserta group kesenian tingkat umum yakni dari
Kabupaten Trenggalek 26 grup kesenian, Solo 1 Grup, Ponorogo 1 Grup dan Tulungagung 3 Grup serta tingkat sekolah diikuti sebanyak 11 grup kesenian yakni tingkat SD 11 grup, tingkat SMP 1 grup dan tingkat SMA 6 grup. Festival ini juga akan mengambil 14 pemenang terbaik yakni 5 penyaji terbaik dari kesenian turangga yakso, 5 penyaji terbaik Non Turangga Yaksa, 1 penata tari terbaik dari kesenian turangga yakso , 1 penata tari Non Turangga Yaksa, 1 penata iringan terbaik dari kesenian turangga yakso dan 1 penata iringan terbaik Non Turangga Yaksa. Pada kesempatan tersebut, Bupati Trenggalek Dr. Ir. H. Mulyadi WR.MMT dalam sambutannya menyampaikan berharap event budaya ini menjadi besar seperti fes-
Tulungagung, SMN - Pawai Bhineka memperingati HUT-RI ke 69 di Kabupaten Tulungagung, Minggu (23/8) benar-benar mengundang antusiasme masyarakat setempat. Jalan raya Ahmad Timur, JL P. Antasari, JL. Basuki Rahmad, JL. Jaksa Agung Suprapto dan jalan RA Kartini Tulungagung, nyaris tak menyisakan ruang untuk bergerak. Pengunjung yang berdatangan dari pelosok daerah penghasil Marmer itu, saat matahari tegak lurus di kepala pada pukul 12.00 Wib, seperti tidak menyurutkan animo warga yang terkesan sedang haus hiburan. Pawai yang sesungguhnya merefleksikan rangkaian progres pembangunan dan Keanekaragaman budaya serta busana adat, diikuti oleh hampir seluruh lembaga sekolah di Kabupaten Tulungagung. Barisan pawai yang disemarakkan oleh drum band masing-
masing sekolah, dan reog kendang memvisualisasikan suasana Indonesia sejak jaman kerajaan, jaman kemerdekaan hingga sekarang. Penampilan para siswa siswi dari SD, SMP, MTs, SMK Dan SMA membuat kagum para penonton. Ada yang unik pakain yang dikenakan dari Siswi MTs Negeri I Tulungagung, dengan mengenakan pakain daur ulang dari bahan bekas plastik dan kertas yang disulap jadi pakain mewah dan menarik. Terlihat cantik dan anggun, sehingga banyak penonton yang mengajak foto bersama. Dari peserta SMP Negeri I Tulungagung selain menampilkan pakain adat Se-Nusantara juga ditampilkan peragaan busana para Bupati sejak berdirinya kabupaten Tulungagung hingga sekarang yang terkenal dengan ayem tentrem mulyo lan tinoto. sedangkan yang meperagakan jadi Bupati Syahri Mulyo adalah
Dipa Sultan Bintang yang tak lain putra Bupati Syahri Mulyo,SE. M.Si. yang saat ini duduk dibangku kelas 7 SMP Negeri I Tulungagung. Ada diantara Siswa yang menampilkan seorang raja dan ratu yang menaiki kereta kuda dengan pengawalan para punggawa. mereka duduk di kereta dengan pakaian seorang Raja dan ratu. Sedangkan kusir bendi dengan pakaian khasnya seolah menampilkan kesan seorang pengawal kerajaan tempoe doeloe. Bu Endah, 52, salah seorang pengujung dari Bandung menyatakan ketakjubannya melihat penampilan para siswa yang memperlihatkan kekom-pakan dan kerukunan antar suku bangsa. “hebat mas, kalau para siswa bisa tampil seperti itu, karena dapat menunjukan kekom-pakan dan kerukunan antar suku bangsa,” ucapnya. Kabag Humas Drs. Marjadji, MM menuturkan, Pawai Bhineka ini sebagai wujud nasionalisme dan informasi serta pencerahan atas kemajuan pembangunan di Kabupaten Tulungagung yang telah dicapai hingga saat ini. “Segala yang ditampilkan hendaknya menjadi motivasi yang kuat untuk mendorong pembangunan yang lebih maju lagi untuk Kabupaten Tulungagung sebagai kabupaten yang ayem tentrem mulyo lan tinoto dan menciptakan Kabupaten Tulungagung menjadi kabupaten yang baldatun thoyibatun wa robbun ghofur, melalui pemberdayaan masyarakat dengan nilai-nilai budaya yang kaya akan kearifan lokal,” ungkap Marjadji. (rud)
Probolinggo
Edisi 149 / VI / 1 - 7 September 2014
Bupati Probolinggo Hj.Puput Tanriana Sari SE, saat memberikan ucapan selamat kepada ketua DPRD yang baru Suhro Wardi SP, yang didampingi isteri. (doc.30/8).
Probolinggo, SMN - Setelah melewati tahapan tahapan dalam Pemilihan Umum Legeslatif maka hari ini (30/8) secara resmi para anggata yang terpilih diambil sumpah dan janjinya.
Sidang Paripurna kali ini dihadri oleh Bupati Probolinggo Hj. Puput Tantriana Sari SE, beserta suami Drs. Hasan Aminuddin MSi, Kepala Kepolisian Resort Probolinggo, Komandan Kodim 0820, Kepala
Kejaksaan Negeri, Ketua Pengadilan Negeri, Seluruh anggota DPRD yang baru dan beberapa anggota DPRD yang lama, serta undangan lainnya. Ketua DPRD yang lama H. Baidawi dalam memimpin sidang tersebut menjelaskan bahwa sidang paripurna tersebut dilaksanakan sesuai prosedur dan tahapan tahapan dalam Pemilu Legeslatif. Setelah diumumkan secara resmi para anggota terpilih sebanyak 45 anggota DPRD yang terdiri dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) 14 orang, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 8 orang, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 5 orang, Partai Golongan Karya (Golkar) 5 orang, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerinda) 5 orang, Partai Demokrat (PD) 1 orang, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 5 or-
5
Pengabilan Sumpah dan Janji Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo Periode 2014-2019 ang, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)2 orang, dan selanjutnya diumumkan ketua dan wakil ketua DPRD sementara, sebelum secara difinitif ditetapkan sebagai ketua, dan wakil ketua periode tahun 20142019. Ketua DPRD kabupaten Probolinggo sementara Suhro Wardi SP, dan selaku wakil ketua sementara H. Musayid Nahrowi, selanjutnya untuk memimpin sidang paripurna. Bupati Probolinggo Hj. Puput Tantriana Sari SE dalam sambutannya di acara tersebut mengatakan
Sesuai ketetapan KPUD bahwa 45 orang anggota DPRD kabupaten Probolinggo periode tahun 20142019, dan sesuai surat keputusan Gubernur tentang pemberhentian dan pengangkatan anggota DPRD masa bakti 2014-2019. Lebih lanjut Hj. Tantri, mengungkapkan semoga dapat menjalankan tugas dan kwajiban dengan baik, sehingga dapat memberikan sumbangsih nyata, amanah yang telah diberikan oleh rakyat kabupaten Probolinggo, demi kemajuan dan pembangunan rakyat kabupaten
Probolinggo. Bupati juga menyampaikan sebagai anggota DPRD untuk segera menyesuaikan dengan fungsi tugas masing masing, sesuai fungsinya DPRD adalah mitra Pemerintah Daerah, bukan sebagai lawan atau musuh yang saling menjatuhkan namun menjalankan fungsinya sesuai peraturan per undang undangan yang berlaku, kedudukan nya setara agar dapat berjalan berimbang dan serasi dalam menjalankan tugas di pemerintah daerah, dan diharapkan dapat seiring sejalan de-
ngan tatanan politik dan tatanan pemerintah daerah sehingga dapat memberikan manfaat demi kesejahteraan masyarakat dan demi percepatan pembangunan yang ada di kabupaten probolinggo. “Saya menaruh harapan besar kepada para legeslator sebagai mitra kerja eksekutif bahwa kebersamaan yang selama ini terjalin agar senantiasa ditingkatkan pada masa akan datang sehingga mampu mengatasi semua permasalahan tugas yang ada dikabupaten probolinggo”. (edy*)
Bupati Malang Menanggapi Aspirasi Warga Dinas Pendidikan Kota Probolinggo Gelar Talk Show dan Seminar Menuju Kota Inklusif Desa Toyomarto di Acara Bina Desa Malang, SMN. Program Bina Desa merupakan kegiatan rutin Bupati Malang dan jajarannya untuk menyapa dan menjaring aspirasi warga secara langsung. Kali ini Bina Desa dilaksanakan di Desa Toyomarto Kecamatan Singosari pada 26-27 Agustus 2014. Kunjungan Bupati diawali ke SMAN 1 Singosari. Pemerintah Kabupaten Malang melalui dinas terkait memberikan berbagai bantuan mulai dari bantuan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, alatalat olahraga, bantuan hewan berupa 10 ekor sapi dan kelinci, penambahan modal bagi UMKM. Dibidang kesehatan dilakukan pengobatan gratis, pelayanan akte kelahiran, KK, KTP. Pada bidang pertanian, Pemkab Malang memberikan bantuan berupa alat-alat pertanian dan pupuk. Bidang cipta karya, dilaksanakan dengan pembangunan IPAL dan MCK. Seperti biasa di acara Bina Desa pada malam harinya Bupati berdialog dengan masyarakat Desa Toyomarto guna mendengar langsung keluhan warga untuk dicarikan jalan keluar. Salah seorang warga bernama Yusuf asal Dusun Putuk mengeluhkan air bersih karena sumur banyak yang tercemar akibat jumlah septitank penduduk yang semakin padat, sehingga resapan air sudah tidak bersih lagi. Menanggapi keluhan tersebut Bung Rendra langsung menindaklanjuti dan segera berkoordinasi dengan Dinas Cipta Karya agar ke depan segera di survey dan ditindaklanjuti. Lain halnya keluhan yang disampaikan oleh Suwandi warga Dusun Sumberawan, dia mengeluhkan tentang rencana paket wisata Desa Toyomarto yang sudah direncakanakan oleh Pemkab Malang sejak masa jabatan Bupati sebelumnya sampai Bupati Rendra Kresna, tetap masih dalam rencana dan belum terlihat tanda-tanda adanya pembangunan untuk merealisasikan paket wisata Desa Toyomarto tersebut. Menjawab pertanyaan terkait rencana paket wisata Desa Toyomarto Bupati membenarkan sejak
Probolinggo, SMN - Dalam rangka kepedulian terhadap anak didik dan mewujudkan kota Probolinggo menuju kota inklusif hari ini (28/8) Dinas Pendidikan Kota Probolinggo menggelar Talk Show dan Seminar dengan tema “Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Pembudayaan Pendidikan Inklusif”. Hadir dalam acara tersebut Direktur Pendidikan Kusus (PK) – LK Kementerian Pendidikan R I, DR. Mudjito,AK,MSi, Setda kota Drs.H.Johny Haryanto MSi, Perwakilan dari UNESA, Kepala Dinas, Kabag, Kabid, Kepala Sekolah, Camat, Lurah, Guru, LSM, dan juga siswa Inklusif sekota Probolinggo. Kepala Dinas Pendidikan Drs. Endro Suroso MSi, dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan tersebut bertujuan memberikan fasilitas kepada siswa siswa Inklusif, baik yang cacat fisik maupun cacat mental yang ada di kota probolinggo, sehingga para siswa siswa yang Inklusif dapat menuntut ilmu sejajar dengan siswa lain dan juga agar tidak merasa terkesampingkan. Lebih lanjut Drs. Endro, mengatakan bahwa anak sebagai
Bupati Malang dalam acara Dialog Bina Desa Toyomarto
menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Malang sebenarnya sudah diprogramkan, namun pada waktu itu masih belum ada kesepakatan dengan pihak Perhutani. Dan sekarang untuk menuju Desa Wisata pihaknya sudah mulai melaksanakan dengan diawali pembangunan jalan menuju Candi Sumberawan dan Kawasan Kebun Teh Wonosari, diharapkan nanti akses jalan yang sudah memadai dengan baik, maka para wisatawan bisa berkunjung ke Kebun Teh dengan melewati Desa Toyomarto dan nantinya akan dikembangkan lagi dengan dibangunnya stan-stan atau toko-toko khusus menjual produk kerajinan atau souvenir warga Toyomarto yang sudah terkenal seperti pembuatan sandal dan cobek. Salah satu ungkapan Bung Rendra yang disambut hangat dan tepuk tangan meriah adalah di saat Bupati Malang menyatakan Desa Toyomarto segera dijadikan salah satu lahan akses pariwisata menuju seperti Pemandian Sumber Awan dan Kebun Teh dan beberapa situs peninggalan kerajaan Singhasari. Karena selama ini banyak kendaraan wisatawan yang masih mencari jalur aman tidak terlalu mendaki dan menikung tajam seperti jalan tembus Kebun Teh di kawasan Kecamatan Lawang yang sering terjadi Laka lantas dikarenakan medannya yang curam. “Segera akan kita bangun jalan tembus wisata ke Kebun teh sepanjang 600 meter untuk memudahkan wisatawan menuju lokasi wisata alam terse-
but”, ulas Kepala Dinas Bina Marga Ir. M.Anwar. Keluhan lain dari warga adalah keluhan sampah yang menumpuk dan tidak terkelola dengan baik, maka warga mengusulkan untuk bisa diberi bantuan berupa alat pengangkut sampah (motor Tossa). Bung Rendra menjawab, kalau hanya motor Tossa itu masalah kecil, tapi bentuk komunitas atau lembaga yang bekerja sama dengan desa untuk mendirikan tempat pengolahan sampah terpadu agar bisa mengelola sampah dengan sistem yang modern dan dapat menciptakan lapangan kerja. Dalam acara dialog tersebut dihibur oleh Genuine Band dari DPPKA Kabupaten Malang, tanpa mengurangi kemeriahan acara Bung Rendra menjawab satu-persatu pertanyaan bahkan permintaan warga desa setempat. (Jun)
penerus bangsa, untuk itu wajib diberikan pendidikan yang maksimal. Direktur PK-LK Kemendikbud DR. Mudjito AK.MSi dalam mengatakan bahwa dengan dilakukannya acara ini dirinya sangat apresiatif sekali terhadap kota probolinggo yang sudah punya etika, punya niat, punya opsesi, punya kepedulian sangat tinggi terhadap anak yang berkebutuhan khusus, (inklusif). Lebih lanjut DR. Mudjito menjelaskan bahwa pendidikan adalah hak semua individu, termasuk siswa siswa Inklusif karena perbedaan fisik atau mental bukan merupakan halangan bagi mereka yang Inklusif, untuk itu wajib untuk diberikan hak hak yang sama tanpa ada bentuk diskriminasi, “ berikan hak hak tersebut berupa fasilitas pendidikan, misalnya Sekolah Luar Biasa (SLB), dengan begitu anak Inklusif dapat menimba ilmu dan mengikuti kegiatan lain layaknya siswa normal “ dan juga dijelaskan oleh DR. Mudjito, agar para orang tua tidak usah malu kalau anak yang inklusif, para guru akan siap menerima dan mendidik anak anak tersebut.
Setda kota Probolinggo Drs. H. Johny Haryanto MSi,Kepala Dinas Pendidikan Drs. Endro Suroso MSi, Direktur PK-LK, DR Mudjito AK.MSi dan Narasumber lainnya saat acara Talk Show (doc. 28/8).
Setda kota Drs.H.Johny Haryanto MSi yang mewakili pemerintah kota mengatakan bahwa Pemkot Probolinggo sangat berterima kasih kepada Kemendikbud yang telah memberikan dorongan kepada semua fihak kususnya kota probolinggo untuk dapat meningkatkan kepedulian terhadap siswa Inklusif. Lebih lanjut H. Johny mengungkapkan dalam perjalanannya kota probolinggo telah melaksanakan kepedulian siswa inklusif sejak tahun 2012, “Saya mengajak
semua orang tua untuk manakala mempunyai anak yang Inklusif untuk menyerahkan kepada lembaga lembaga sekolah yang ada di kota probolinggo, jangan sampai dibiarkan saja, nanti malah jauh ketinggalan, dengan begitu generasi bangsa terutama siswa inklusif bisa ikut memajukan bangsa ini tanpa ada perbedaan dan bisa diberdayakan untuk mengisi pembangunan”. Setelah secara resmi di buka oleh Setda kota, acara dilanjutkan dengan seminar dengan narasumber dari Kemendikbud RI. (edy)
Karnaval Desa Turirejo Semarakan HUT RI Ke-69
Malang, SMN - Memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) yang ke 69 tahun, Pemerintah Desa Turirejo menggelar Karnaval. Untuk memeriahkan kegiatan ini Pemerintah Desa mewajibkan tiap-tiap RW untuk berpartisipasi tampil dalam gelaran Karnaval pada minggu (24/8).Hadir dalam gelaran ini, Muspika Kec. Lawang, Kepala Desa Turirejo, dan Perangkat Desa. Menurut Kepala Desa Turirejo Arif Sukmawanto, ketika dikonfirmasi usai mengikuti gelaran karnaval di kantornya mengatakan dalam rangka memperingati HUT RI ke-69 Pemerintah Desa Turirejo menggelar
Tampak Camat Lawang dan Kepala Desa Turirejo beserta Babinkamtibmas Polsek Lawang memberikan penghormatan
berbagai kegiatan salah satunya pawai budaya yang di ikuti oleh 14 peserta yang diambil dari seluruh perwakilan pedukuhan terbagi di masing-masing RW, tidak hanya itu peserta yang memeriahkan pawai budaya tapi ada penampilan dari dunia pendidikan mulai dari Pendidikan Usia Dini (PAUD), TK, SD, SMP,MTS, SMK, Perguruan Tinggi, Pondok Pesantren yang ada di Desa Turirejo. Pemberangkatan dimulai dari
lapangan olahraga Dusun Simping dan berakhir di Balai Desa, seluruh perserta berjalan sepanjang 3 KM dengan rute yang sudah ditentukan oleh panitia pelaksana. Meskipun sempat tersendat oleh hujan, namun tidak menyurutkan semangat para peserta, dengan di iringi gerimis mengundang para perserta terus berjalan dan menampilkan yang terbaik. Banyak atraksi yang di peragakan di sepanjang jalan dan di depan panggung penghormatan sehingga
membuat detak kagum penonton dan dewan juri. Selain mengangkat tema kebangsaan,banyak tema yang sengaja diangkat untuk mengenalkan potensi Desa seperti tema pertanian yang di tunjukkan dari salah satu peserta dengan memamerkan hasil pertanian dan perkebunan yaitu padi, jagung, apukat, mores, tebu, kacang panjang. Hasil perikanan seperti budi daya ikan lele.di bidang kesenian juga tidak kalah menariknya seperti penampilan kesenian pencak silat, barongsai, jaranan, bantengan, patrol,dan musik drumband. Masih menurut Arif,rangkaian kegiatan ini akan ditutup dengan Gebyar Seni yang dilaksanakan pada hari sabtu 30 Agustus yang di pusatkan di Balai Desa Turirejo. “Semua rangkaian kegiatan ini merupakan yang pertama kali dilakukan oleh Pemertintah Desa dan akan kita laksanakan sebagai agenda tahunan”, ungkap Arif.
Tujuan di adakan kegiatan ini adalah memberdayakan rasa patriotisme kepada Negara. ’’Dengan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, kita dukung Suksesi Kepemimpinan Nasional Hasil Pemilu 2014 Demi Kelanjutan Pembangunan Menuju Indonesia Yang Makin Maju Dan Sejahtera’’.disamping itu Arif juga berharap tahun ini bisa lebih baik kedepanya dalam mengondisikan potensi-potensi yang yang ada di Desa serta bisa lebih baik lagi dalam hal pelayan kepada masyarakat. Pada kesempatan ini tak lupa, saya atas nama Pemerintah Desa Turirejo mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat dan semua pihak yang mendukung progam Pemerintah Desa yang begitu aktif dalam segala kegiatan.sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan pada Gebyar Seni nanti akan di berikan tropi, piagam penghargaan dan uang pembinaan bagi para pemenag pawai budaya. (Jun)
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PPKN SISWA KELAS IX MELALUI PELAKSANAAN PENILAIAN PORTOFOLIO DI UPTD SMP NEGERI 1 KEPUNG KABUPATEN KEDIRI TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010 Oleh: Rumanti Pudjiastutik, S.Pd (Guru SMPN 1 Kepung Kab. Kediri) MODEL pembelajaran berbasis portofolio merupakan bentuk perubahan pola pikir tersebut, yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik. Model pembelajaran ini dapat menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab, dan partisipasi peserta didik, belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum (public policy), memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan antarsiswa, antarsekolah, dan antaranggota masyarakat. Portofolio dapat dimaknai sebagai kumpulan dari semua hasil pekerjaan secara fisik dan catatan mengenai siswa selama proses pencapaian hasil dengan tujuan tertentu yang dipilih dengan panduanpanduan tertentu dan dalam jangka waktu tertentu yang didokumentasikan secara baik dan teratur, sehingga dapat dikomunikasikan kepada siswa dan pihak yang berkepentingan yang ingin mengetahui
perkembangan belajar siswa itu. Dalam hal penilaian (evaluasi) masih diterapkan evaluasi dalam bentuk obyektif dengan pilihan ganda, sedangkan untuk penilaian seperti portofolio, studi kasus, tes lisan yang justru saat ini dikembangkan dan sekaligus menjadi tuntutan Kurikulum 2004 dalam mengukur hasil hasil pembelajaran siswa kalau boleh disebut tidak sama sekali dilakukan oleh guru. Pembelajaran PPKn yang diselenggarakan di UPTD SMP Negeri 1 Kepung Kabupaten Kediri telah berlangsung sesuai dengan tuntutan kurikulum. Namun demikian dalam pelaksanaan dirasa masih belum memenuhi harapan yang diinginkan. Hal ini didasarkan pada pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran bidang studi tersebut. Di mana guru bidang studi PPKn masih menerapkan metode konvensional yaitu metode ceramah yang kadangkadang diselingi tanya jawab. Kendatipun telah sering diadakan seminar-semi-
nar ataupun lokakarya terhadap guru-guru PPKn guna meningkatkan hasil pembelajaran pada bidang studi tersebut, namun dari hasil penelitian masih menggambarkan belum tercapainya tujuan pembelajaran PPKn selama ini. Dengan kata lain seolaholah lokakarya ataupun seminar-seminar itu hanyalah formalitas belaka Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Studi Kepustakaan (Library Research). Yaitu pengambilan data dengan mempelajari buku, majalah, literatur dan sebagainya yang erat hubungan dengan penelitian. 2) Studi Lapangan (Field Research). Yaitu untuk memperoleh data-data secara langsung dari sekolah yang bersangkutan dengan permasalahan yang akan dibahas dan data tersebut dikumpulkan. Hipotesis diterima artinya peningkatan prestasi belajar PPKn siswa kelas IX dapat dilakukan melalui
Ilustrasi
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian portofolio di UPTD SMP Negeri 1 Kepung Kabupaten Kediri tahun pembelajaran 2009/2010. Hal ini berarti bahwa jika pelaksanaan penilaian portofolio bisa berlangsung secara baik, maka prestasi pembelajaran siswa pada bidang studi PPKn akan baik pula.
6
Fokus
Edisi 149 / VI / 1 - 7 September 2014
Pelantikan 45 Anggota DPRD Kab. Madiun Periode 2014-2019
Pelantikan 45 Anggota DPRD Kabupaten Madiun
Madiun, SMN - Sebanyak 45 anggota DPRD Kabupaten Madiun yang terpilih hasil Pemilu Legislatif tahun 2014 untuk masa bakti lima tahun kedepan (2014-2019) resmi dilantik, Minggu (24/08/ 2014). Hal itu di tandai dengan pengambilan sumpah dan janji dalam rapat paripurna Istimewa DPRD Kab. Madiun masa persidangan ke III paripurna X tahun 2014 di ruang rapat DPRD Kab. Madiun. Sekretaris DPRD Kabupaten Madiun, M. Hadi Sutikno, S.Sos mengatakan dari 45
anggota DPRD Kab. Madiun yang terpilih untuk periode 2014-2019 di antaranya 13 wakil dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), 8 wakil dari PDI Perjuangan, 6 wakil dari Partai Demokrat. Sementara, Partai Golkar 5 wakil, Partai Gerindra 4 wakil, PKS 3 wakil, PPP 2 wakil, Partai Hanura 2 wakil, dan PKPI 2 wakil. “Untuk unsur pimpinan sementara yang terdiri dari Ketua dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Madiun dijabat Djoko Setyono politisi PKB dan Y Ristu Nugroho politisi
PDI Perjuangan, tugas pimpinan sementara itu nanti akan mengantar sampai pimpinan definitif,” terangnya. Sementara itu dari 21 anggota DPRD Kabupaten Madiun yang tidak terpilih, yang hadir dalam sidang istimewa pelantikan pengambilan sumpah dan janji itu, berdasarkan pantauan yang hadir hanya Luluk Suhandoko yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Madiun periode 2009-2014. Sisanya, 20 anggota dewan lama lainnya tak ada yang menghadiri acara pelantikan itu. Lebih lanjut di katakan Hadi Sutikno, hal-hal positif yang telah di hasilkan para anggota DPRD yang lama agar bisa di jadikan sebagai motivasi dan penyemangat bagi anggota DPRD masa jabatan 20142019. “Dan kepada rekan-rekan anggota DPRD yang baru, kami mengucapkan selamat datang dan selamat bertugas di kantor sekretariat DPRD Kab. Madiun”, pungkasnya. (SY)
Walikota Madiun Bambang Irianto dapat Penghargaan Manggala Karya Kencana Madiun, SMN - Walikota Madiun, Bambang Irianto, menerima penyematan dan anugerah penghargaan Manggala Karya Kencana dari Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat, Prof. DR. Fasli Jalal, Phd.SPGK, di Asrama Haji, Kota Madiun, Rabu (27/8/2014). Penganugrahan Manggala Karya Kencana tersebut selain dihadiri oleh perwakilan BKKBN Propinsi Jatim, juga hadir Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Propinsi Jatim, serta jajaran Forpimda Kota madiun, dan ratusan kader KB se Kota Madiun. Walikota Madiun, Bambang Irianto mengatakan penghargaan tersebut merupakan prestasi baru pertama kalinya diraih Pemkot Madiun. “Jika daerah lain penyematan dilaksanakan di kantor BKKBN pusat, akan tetapi di Kota Madiun, Kepala BKKBN beserta jajaran Deputi BKKBN berkunjung langsung ke Kota Madiun,” ungkapnya. Sedangkan untuk memper-
Walikota Madiun Bambang Irianto Dapat Penghargaan Manggala Karya Kencana
tahankan prestasi itu Walikota Madiun menginstruksikan kepada para kader KB melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB) untuk melakukan pembinaan dan evaluasi peningkatan. Sementara itu Kepala BKKBN Pusat, Prof. DR. Fasli Jalal, Phd.SPGK, mengatakan ada beberapa kriteria penilaian untuk bisa meraih penghargaan Manggala Karya Kencana itu. Diantaranya komitmen politik, pemeliharaan Sumber Daya Manusia (SDM), serta upaya penggunaan dana APBD untuk mendukung program Keluarga Berencana (KB). “Target pen-
capaian program KB di Kota Madiun melampaui nasional. Karena Total Fertility Rate (TFR) atau angka kelahiran totalnya 1,9 anak anak setiap pasangan usia produktif. Sedangkan nasional masih pada 2,6 anak,” terangnya. Lebih jauh di katakan pencapaian target program KB yang melampaui nasional sekaligus Propinsi Jawa Timur merupakan kontributor pencapaian sukses KB secara nasional, yang saat ini masih bertahan pada angka 2,1 anak sejak 8 tahun terakhir. Sementara Kota Madiun lebih baik lagi dari rata-rata di Propinsi Jatim. (SY)
Pelantikan 30 Anggota DPRD Kota Madiun Periode 2014-2019
Angota DPRD Kota Madiun saat disumpah
Madiun, SMN - Sebanyak 30 anggota DPRD Kota Madiun periode 2014-2019 secara resmi menjalani proses pelantikan, Minggu (24/8/ 2014). Pelantikan berlangsung di Gedung DPRD Kota Madiun. Dalam agenda Rapat Paripurna DPRD Kota Madiun Bersifat Istimewa ini, mereka dilantik dengan diambilan sumpah dan janji sebagai anggota DPRD Kota Madiun dipandu Ketua Pengadilan Negeri Kota
Madiun, SMN - Prosesi Kirab Boyongan Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Madiun dari Kelurahan Pangonggangan, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun menuju Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun dilaksanakan, Selasa (27/8/2014). Kirab Boyongan yang mengusung tema Kadipaten Madiun Masa Lampau ini, diikuti sebanyak 36 Kereta Kencana, 25 pasukan berkuda serta puluhan rombongan mobil pikup hias. Kirab ini dimulai dari pembacaan doa, penyerahan Pataka Kabupaten Madiun dan Tombak Pusaka Kaia Balabar dari 3 mantan bupati dan diserahkan ke Bupati Madiun, Muhtarom. Kemudian rombongan Kereta Kencana Bupati Madiun disusul Wakil Bupati Madiun, tiga mantan Bupati Madiun, yakni S Kadiono, Bambang Kusbandono, dan Djunaedi Mahendra. Selanjutnya, diiringi rombongan Sekda Kabupaten Madiun, Forum Pimpinan Daerah (Forpimda), serta seluruh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Di belakangnya ada rombongan 25 pasukan berkuda yang terdiri dari Kepala Bakesbangpol Dagri, kalangan Camat, serta sejumlah Kepala Bagian. Sedangkan rombongan terbelakang ada rombongan mobil pikup hias yang terdiri dari unsur Kepala Kelurahan dan Kepala Desa se
Adakan Diklat Pembinaan Kemampuan dan Ketrampilan Kerja
Pembukaan Diklat Diskoperindagpar
Madiun, SMN - Pembinaan kemampuan dan ketrampilan kerja masyarakat di daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau. Dengan melalui
pelatihan ketrampilan kerajinan Handycraft dan budidaya jamur bagi keluarga dan anggota koperasi dari masyarakat daerah penghasil bahan baku industri
sional. Walikota Madiun, Bambang Irianto meminta seluruh anggota DPRD baru dapat mengemban tugas dan amanah dengan sebaik-baiknya. Yakni harus dapat memposisikan diri sebagai wakil rakyat bukan wakil partai politik. Disamping itu, Bambang mengaku siap menerima kritikan dari anggota dewan untuk kemajuan pembangunan Kota Madiun. “Niatnya membangun kota. Dalam sumpah yang dibacakan sudah jelas. Kalau sudah dilantik menjadi anggota dewan berarti wakil rakyat, bukan wakil partai. Membangun kota ini lebih maju, lebih baik, dan lebih transparan. Kalau saya salah mohon ditegur,” paparnya. Dalam pelantikan itu, 12 orang anggota dewan merupakan incumbent dan sisanya 18 orang lainnya merupakan anggota baru. Rinciannya, 7
anggota Partai Demokrat, 6 anggota PDI Perjuangan, 4 anggota PKB, 4 anggota Partai Gerindra, 2 anggota Partai NasDem, 2 anggota Partai Golkar, 2 anggota PAN serta masing-masing 1 anggota PPP,PKS dan Partai Hanura. Pimpinan Sementara DPRD Kota Madiun, Istono menegaskan bakal menyusun agenda kerja. Selain beradaptasi dengan lingkungan dan berkantor di JL Perintis Kemerdekaan, anggota dewan baru akan segera membentuk fraksi, membahas tata tertib, serta menentukan unsur pimpinan baik Komisi I,II,III, Badan Legislasi (Banleg), Badan Anggaran (Ban Ang), dan Badan Musyawarah (Banmus). “Pokoknya selama 3 bulan kami akan bekerja maksimal sampai terbentuknya unsur pimpinan definitif” jelas Istono. (SY)
Kirab Puspem Kabupaten Madiun Boyongan ke Mejayan
Diskoperindagpar Kabupaten Madiun
hasil tembakau, Diskoperindagpar Kabupaten Madiun yang di kepalai Tontro Pahlawanto melalui Kabid Pemberdayaan Koperasi Amin Santoso, telah melaksanakan program kegiatan pembinaan kemampuan dan ketrampilan serta pelatihan pembuatan kerajinan antara lain kerajinan Handycraft dan budidaya jamur. Adapun pelaksanaan pembinaan dan pelatihannya di Hotel Setia Budi Jalan Mangga Kota Madiun, jumlah peserta pembinaan dan pelatihan ada 120 orang dibagi dalam 2 kelas/ ruang. Pelaksanaan pembinaan kemampuan ketrampilan dan
Madiun, Supeno. Para anggota dewan baru ini, dilantik berdasarkan surat keputusan Gubernur Jawa Timur No 171.401/451/011/ 2014 tertanggal 18 Agustus tentang Peresmian dan Pengangkatan Anggota DPRD. Dalam Sidang Paripurna Istimewa untuk pengambilan sumpah dan janji anggota DPRD Kota Madiun masa jabatan 2014-2019 itu, juga disampaikan secara langsung tentang pemberhentian bagi
dewan lama berdasar SK Gubernur Jawa Timur No: 171.401/81/011/2009 tentang Peresmian, Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota DPRD. Sekretaris DPRD Kota Madiun, Agus Sugijanto mengatakan pascadilantik dan diambil sumpah, sebanyak 30 anggota dewan ini bakal menjalani tugas baru dengan pimpinan sementara, Istono. Pascadilantik, para anggota legislatif ini, akan mengikuti bimbingan teknis orientasi umum yang dijadwalkan mulai 10 sampai 12 September 2014 mendatang. “Agenda utama mengantar pemilihan pimpinan DPRD definitif. Agenda dari pusat yang lebih mendesak, yakni Bimbingan Teknis (Bitek) orientasi umum yang diikuti seluruh anggota. Penyelenggaranya badan diklat Provinsi Jawa Timur,” kepada Suara Media Na-
pelatihannya mulai hari Senin sampai Kamis tanggal 11-14 Agustus 2014. Pelatihan pembuatan ketrampilan Handycraft, sedangkan hari Senin sampai Kamis tanggal 18-21 Agustus 2014 pelatihan pembuatan budidaya jamur. Maksud dan tujuan pelatihan antara lain: 1) Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan kerja masyarakat didaerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau. 2) Menumbuhkan dan mengembangkan wirausaha baru/ pemula dari keluarha masyarakat didaerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau.
Kabupaten Madiun. Rombongan Kirab Boyongan Puspem ini bakal menempuh perjalanan sekitar 20 kilometer mulai dari Pemkab Madiun yang ada di Alun-Alun Utara Nomor 4, Kelurahan Pangonggangan, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun menuju Puspem di Kelurahan Bangunsari, kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun. “Boyongan ini juga pernah dilaksanakan para leluhur (Bupati terdahulu). Mereka sumber inspirasi perpindahan yang disesuaikan dengan kebutuhan pemerintahan dan pertimbangan geografis,” terang Bupati Madiun, Muhtarom kepada SMN, Rabu (27/8/2014). Bupati dua periode ini mengungkapkan Perpindahan Puspem Kabupaten Madiun sudah dilsakanakan berkalikali. Pemerintahan Kabupaten Madiun yang berdiri pada18 Juli 1568 ini, sudah beberapa kali melaksanakan perpindahan Puspem. Masa Kesultanan Demak, Puspem yang dulu bernama Purabaya diboyong dari Dusun Ngurawan, Desa/Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun ke Desa Sogaten (kini Kelurahan Sogaten, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun). Perpindahan ditandai dengan pernikahan putra mahkota Demak Pangeran Surya Patiunus dengan Raden Ayu Retno Lembah sekitar Tahun 1521. Kemudian, pada masa ke-
3) Menumbuhkan perekonomian masyarakat didaerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau. 4) Mengentaskan kemiskinan serta mensejahterakan masyarakat di daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau. Yang sangat diharapkan dari Diskoperindagpar Kabupaten Madiun setelah selesai melaksanakan diklat pembinaan kemampuan dan ketrampilan kerja masyarakat di daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau, masyarakat tersebut bisa menambah dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan kerja, menumbuhkan dan mengembangkan wirausaha baru, meningkatkan dan menumbuhkan perekonomian masyarakat, berpenghasilan bertambah lebih baik, mengentaskan kemiskinan, mensejahterakan masyarakat dan mewariskan atau menggetoktularkan pada masyarakat yang lain. (SY)
pemimpinan Pangeran Timoer Tahun 1575, Puspem kembali berpindah dari Kelurahan Sogaten ke Desa Wonorejo (kini Kelurahan Kuncen, Kecamatan Taman, Kota Madiun). Bersamaan dengan itu, secara yuridis formal Kabupaten Purabaya menjadi wilayah pemerintahan di bawah se-orang bupati serta berakhir masa pemerintahan pengawasan di Purabaya yang sebelumnya dipegang Kyai Rekso Gati atas nama Demak pada tahun 1518-1568. Sedangkan Tahun 1725 masa kepemimpinan Pangeran Mangkudipuro, Puspem pindah ke Desa Kranggan, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Tahun 1763 masa Kepemimpinan Raden Prawirodirjo I pindah ke Kota Miring di utara sungai Catur tak jauh dari Desa Kranggan, Tahun 1797 masa Pangeran Ronggo Prawirodirjo III Puspem berpindah ke Maospati, Kabupaten Magetan, serta Tahun 1918 masa Raden Harjo Tumenggung Kusnodiningrat Puspem pindah ke Kelurahan Pangonggangan, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun hingga Tahun 2014 dan 27Agustus 2014 berpindah ke Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun. “Perpindahan ini bakal menjadi sejarah masyarakat
Bupati Madiun Muhtarom beserta istri Kabupaten Madiun demi kemajuan Kabupaten Madiun di tempat baru yang strategis untuk otonomi daerah,” imbuhnya. Selain itu, Muhtarom mengungkapkan perpindahan Puspem bertujuan untuk menyejahteraan masyarakat Kabupaten Madiun bukan untuk tujuan lainnya. Yakni timbulnya multiplier effect bagi warga Kabupaten Madiun, turutama yang tinggal di sekitar Puspem Mejayan akan semakin terdongkrak perekonomiannya. “Jika para leluhur dulu punya alasan mengapa Puspem dipindahkan. Kami juga punya tujuan kesejahteraan itu. Makanya, perpindahan dilakukan agar visi misi pemerintah daerah tercapai maksimal. Karena selama ini di wilayah orang lain (Kota Madiun) susah mau menggali (eksplor) potensi. Berbeda jika sudah di wilayah administrasi kotanya sendiri,”
tegasnya. Sedangkan dengan perpindahan itu, Muhtarom mengajak seluruh masyarakat mengingat rekam jejak para pemimpin dan leluhur terdahulu. “Karena tidak menutup kemungkinan masa kejayaaan era terdahulu kembali terulang dengan adanya Boyongan Puspem. Semoga ini menjadi tonggak sejarah baru Kabupaten Madiun,” paparnya. Sementara salah seorang mantan Bupati Madiun periode 1998-2003 dan periode 20032008, Djunaedi Mahendra mengaku sangat mendukung perpindahan itu. Dengan perpindahan itu, pihaknya berharap bakal semakin menjadikan Kabupaten Madiun sukses dan semakin jaya. “Pokoknya semoga semakin sukses semua, pembangunan, perekonomian, dan tentu kesejahteraan rakyat harus diutamakan,” pungkasnya. (sy/adv)
BBM di Sejumlah SPBU di Sidoarjo Mulai Kosong Sidoarjo, SMN - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Timur mulai dirasakan di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) di Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (30/8). Bahkan sejumlah SPBU terpaksa tutup sebab stok BBM mereka kosong. Bukan hanya jenis solar, namun juga premium dan pertamax. Salah satu SPBU yang tutup adalah SPBU di kawasan Candi, Sidoarjo. SPBU ini tutup sejak Jumat sore, karena belum mendapat kiriman BBM dari Pertamina. BBM di SPBU ini habis sejak Kamis sore lalu. Hanya BBM jenis bio solar yang terlihat masih dijual. Akibat kehabisan stok, banyak pengendara kendaraan yang terpaksa memutar
balik. Para pegawai SPBU juga terlihat santai karena mereka menganggur tidak melayani konsumen. Pihak SPBU mengaku total kapasitas tangki mereka mencapai 38 kiloliter. Sementara jumlah konsumen yang membeli BBM di SPBU ini bisa mencapai 10 hingga 12 kiloliter
per hari. Pihak pengelola mengaku tidak tahu kapan mereka akan mendapat kiriman dari Pertamina. Sebab saat ini banyak SPBU yang kehabisan stok, sehingga mereka harus masuk daftar antre untuk mendapat kiriman BBM. (met)
Ponorogo
Edisi 149 / VI / 1 - 7 September 2014
7
Hari Jadi Kabupaten Ponorogo Ke-518 Ngawi Batik Fashion Tingkat Nasional, Gelar Wisata Kuliner dan Pameran Produk Pasar Murah dan Festival Reyog Mini Ke XII
Bupati saat pelaksanaan Ngawi Batik Fashion Tingkat Nasional
Ngawi, SMN - Batik adalah motif corak dari busana khas jawa, hal ini terbukti dari segala penjuru daerah berproduksi corak-corak atau motif gambar dari hasil langsung lukisan tangan, khas budaya batik sampai sekarang tidak punah malah sekarang lebih dan semakin berkembang, usaha yang sudah ada dari jaman nenek moyang ini semakin dikembangkan di semua bentuk busana, batik dulu hanya untuk busana kebesaran keraton, dijaman global muncul tokohtokoh desainer tradisional (batik). Secara kronologis terbukti mulai masuk tahun 2014 pemimpin pemerintahan daerah kabupaten Ngawi, menggali budaya daerah tradisional khususnya daerah kabupaten Ngawi untuk semua bidang budaya, hasilnya nampak bermunculan wanitawanita pro poor pencipta motif khas yang menggambarkan tumbuhan lingkungan hidup daerah Ngawi (daun jati, daun bambo, batang bambo, daun mangga, daun mauni dan masih banyak lagi), motif-motif tempat wisata (Ngawi Ramah, Trinil, walet, dll) juga dari motif tulang yang menceritakan tentang adanya Dinosourus yaitu fosil berumur ribuan tahun yang lalu ditemukan diwilayah daerah desa kabupaten Ngawi, sampai sekarang dimusiumkan di tempat wisata Trinil, desainer-desainer mulai kiprah selain tujuan utama memperbesar usaha, ada sisi lain yang menjadi imbasnya yaitu menciptakan lapangan kerja bagi warga daerah, dan mempunyai
keinginan produksi hasil daerah menjadi produksi yang populer, bisa ikut andil membanjiri pasaran dunia internasional, maka dari itu Bupati Ir. H Budi Sulistyono mempunyai inovatif sering mengadakan study banding dan lomba batik tradisional tingkat provinsi, hingga menghasilkan peringkat baik dari corak warna warni batik juga kesesuaian bentuk gaun sesuai standar usia dan penggunaan bahkan ada yang dikalborasikan dengan still gaun modern, dimomen Hari Jadi Ngawi dan HUT Kemerdekaan Bupati ngawi yang didukung oleh Dinas yang ada, mengadakan perlombaan fashion show dari beberapa gol usia anak-anak, remaja dan dewasa, dari jenis gaun santai, gaun pesta, gaun muslim, baju kerja sampai baju untuk budaya (sendra tari). Even ini dimulai tanggal 22 Agustus 2014 adanya Gelar Wisata Kuliner, Bupati sarimbit yang disertai jajaran pejabat kabupaten juga bersama tamu undangan dari Jakarta tokoh Putri Indonesia Word, ikut mengunjungi wisata kuliner sekaligus menyuguhkan juga mempromosikan untuk wisatawan mancanegara berbagai aneka macam makanan yang dipunyai daerah khas Ngawi yang mempunyai rasa istimewa, jadi siapapun wisatawan yang berkunjung ke daerah kabupaten Ngawi tidak khawatir dengan menu makanan daerah, dalam pagelaran wisata kuliner disajikan 30 jenis menu, itupun masih ada yang lain, sebelum para undangan dari jajaran
pimpinan kabupaten, Putri Indonesia, Model dari (Surabaya, Yogya dan Solo) Desainer tamu dari (Surabaya, Yogya dan Solo), Media Jakarta menyaksikan lomba fashion berasal dari daerah Ngawi yang diperankan oleh beberapa kelompok umur, wakil dari satuan kerja lebih dahulu mengadakan jamuan dimana untuk nyuguh dayuh, malam itu juga dipilih untuk sang juara fashion batik tradisional, selain fashion diareal sekitar dan dalam alunalun diramaikan dengan pasar murah bermacam-macam barang produksi tradisional Ngawi yang mempunyai kwalitas unggul dijual dengan harga murah. Untuk hari kedua tanggal 23 Agustus 2014 sekitar pukul 15.00 diadakan pawai untuk Putri Indonesia bersama model dan media dari Jakarta memakai kendaraan Jeeb terbuka dan VW terbuka, start dari Hotel Sukowati melalui rute jalan yang ada didalam kota sampai ke benteng pendem sesaat mengadakan sesi pemotretan dan kembali menuju pendopo, dalam even hari kedua ini untuk fashion show diperanankan oleh Putri Indonesia membawakan batik Ngawi, desainer-desainer dari Ngawi dan tamu bahkan Bupati Sarimbit dan Wabup Sarimbit disertai dua putranya mengikuti fashion show, yang disaksikan oleh 500 undangan (jajaran pimpinan lingkup kabupaten Ngawi, dari kabupaten sekitar yang terdiri dari Bupati/Walikota, Kepala Dinas yang membidangi inustri, seluruh kasatker dilingkup Ngawi, steackholder terkait dan UKM, tak kalah tinggal masyarakat ngawi ikut menghadiri Disini Dinas Koprasi yang dipimpin Kepala Dinas dan Kabid Joko ikut peran utama tim panitia yang bekerjasama dengan seponsor menyukseskan agenda fashion show tingkat nasional sampai finish, dan Putri Indonesia mengatakan sekitar bulan September oktober batik Ngawi akan dikenakan Putri Indanesia dalam fashion di Jepang dan Singapura. Harapan Bupati hasil batik khas Ngawi benar-benar ikut menebas pasaran nasional dan dunia internasional. (eko)
Lomba Desa Siaga Tingkat Kabupaten di Desa Beran Ngawi, SMN - Momen-momen perayaan bulan agustus terus berjalan disela- sela semua itu kegiatan pengembangan yang jadi tugas utama pemerintah daerah juga diperhatikan, pertengahan agustus, tanggal 11 agustus 2014 pemerintah mengadakan evaluasi masalah desa siaga yang dikembangkan menjadi desa siaga aktif, 22 puskesmas berasal dari 19 kecamatan yang masuk nominasi desa siaga aktif ada 3 puskesmas dari 3 kecamatan yaitu kecamatan Ngawi diwakili desa Beran, kecamatan Kwadungan diwakili desa Purwosari, dan kecamatan Ngrambe diwakili desa Margomulyo, desa-desa yang terpilih ini tentunya mempunyai sisi nilai yang terbaik dikriteria yang ada, selain itu desa ini sudah banyak menyandang beberapa gelar prestasi, dari Dinas Kesehatan dibawah naungan Kepala Dinas Dr.Puji Rusdianto Adi dan SekDin Drs.Agus Sri Gunawan melalui staf-staf promkes sebagai tim penilai dalam mengembangkan desa siaga kebentuk desa siaga aktif, pelaksanaan pengembangan desa siaga berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No 564/Menkes/ SK/VIII/2006 tentang pengembangan desa siaga, pada th 2009 desa belum mencapai kondisi desa siaga aktif yang sesungguhnya, maka dari itu dilaksanakan revitalisasi pe-
Ponorogo, SMN - Peringatan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo dibuka Sabtu, 23 Agustus 2014 lalu di Panggung Utama Alon-alon Ponorogo diwarnai kembang api spektakuler. Sejumlah tamu undangan hadir disitu untuk menyaksikan acara Pembukaan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo ke-518. Acara diawali dengan tampilnya atraksi tari. Bupati dalam sambutannya menyampaikan bahwa seluruh masyarakat Ponorogo ini harus tau tentang Hari Jadi Kabupaten Ponorogo, Sebenarnya Hari Jadi Kabupaten Ponorogo jatuh pada tanggal 11 Agustus. Bupati Ponorogo 1 yaitu raden Katong sekaligus pendiri Kabupaten Ponorogo. Untuk Itu kita sebagai warga Ponorogo harus pahan sejarah. Kita punya icon Reyog Ponorogo yang digandrungi oleh seluruh dunia. Ajang festival Reyog mini ini sebagai wadah untuk mencari bibit-bibit generasi reyog ponorogo. Setelah di laksanakan acara pembukaan acara dilanjutkan dengan pelaksanaan festival reyog mini. ada 30 peserta festival reyog mini yang akan digelar selama 4 hari.
Kemeriahan hari jadi Kabupaten Ponorogo ke-158 dan Festival Reyog Mini ke XII
Selain Festival Reyog mini, Minggu 24 Agustus 2014 lalu dilaksanakan gelar budaya di depan paseban sebagai start dan finis di jl. suromenggolo. Gelar budaya menampilkan seni tradisional yang masih exis di Kabupaten Ponorogo. mulai dari kongkil, odrot, gajah-gajahan dll. Juga ajang Thole Genduk pemilihan Duta Wisata cilik Ponorogo. Dan pada hari Rabu, 27 Agustus 2014 lalu diselenggarakan puncak
peringatan hari jadi Kabupaten Ponorogo dengan diserahkannya penghargaan bagi pembina reog terbaik yaitu Kecamatan Ngebel, Slahung dan Jambon. Selain itu juga diserahkan piala pemenang pelaksanaan festival reyog mini dan pemenangnya yaitu: SMPN 1 Ponorogo, Kec. Sawoo, Kec. Ponorogo, SMPN 2 Ponorogo, Kec. Mlarak, SMPN 1 Bungkal, SMPN 6 Ponorogo, Kec. Balong,
Kec. Kauman, dan SMPN 4 Ponorogo. Dan penerima pila bergilir Suromenggolo yaitu group reyog SMPN 1 Ponorogo. Dalam sambutannya, Kepala Disparpora Kabupten Ponorogo juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh peserta Festival Reyog Mini ke XII yang telah ikut memeriahkan peringatan hari jadi Kabupaten Ponorogo yang ke518. (wied)
Rayakan Hari Bhayangkara Ke-68
Polres Ponorogo Adakan Kompetisi Bola Voli Perebutkan Kapolres Cup Tahun 2014
Kalpores Ponorogo AKBP Iwan Kurniawan Sik MSi bersama Wakil bupati dan Ketua DPRD Kabupaten Ponorogo
Ponorogo, SMN - Polres Ponorogo dalam merayakan Hari Ulang Tahun Bhayangkara yang ke 68 mengadakan kompetisi bola voli baik putera maupun puteri se Kabupaten Ponorogo, adapun
acara tersebut bertempat di Gedung Olah Raga (GOR) Singodimejo tepatnya di Jl Pramuka Kabu-paten Ponorogo, yang dibuka langsung oleh Kapolres Ponorogo AKBP Iwan Kurniawan
Sik Msi serta dihadiri oleh Ketua DPRD Ponorogo, Wakil bupati Ponorogo, Kapolsek se Kabupaten Ponorogo dan segenap anggota Polres Ponorogo kemarin. Lebih lanjut Kapolres Ponorogo yang juga sebagai ketua Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia( PBVSI) Kabupaten Ponorogo dalam pidatonya menjelaskan,� Sebagaimana kita ketahui cabang bola voli ini sangat digemari di masyarakat Indonesia, kalau kita mengingat sejarah diciptakannya olah raga bola voli ini, berawal pada tahun 1895 sudah berkembang di Luar Negeri salah satunya di Amerika Serikat dan kemudian berkembang sampai ke Indonesia pada saat penjajahan Belanda pada tahu 1942, kemudian muncullah club-club bola voli ini baik putera maupun puteri dan pada tahun 1955 terbentuklah PBVSI, dengan adanya PBVSI ini maka bisa menciptakan persatuan dan kesatuan�. Sementara itu masih dalam tempat yang sama Iwan juga berharap, “Kompetisi atau Turnamen ini dapat menjadi wahana pembinaan dan pengembangan olah raga bola voli di Ponorogo ini terutama untuk bisa mengembangkan kepribadian, karakter dan prestasi atlet serta dapat menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan�, pungkas Iwan. (Wied)
Resmikan Terminal Penumpang Tipe A Pacitan
Dirjen Perhubungan Darat Minta Pengelola Kedepankan Kenyamanan Pelayanan Pembukaan lomba Desa Siaga
ngembangan desa, untuk mencapai target desa siaga th 2015. Menggali informasi langsung dari PJ Kepala Desa Beran Siswo kenapa bisa terpilih atau masuk nominasi pemilihan lomba desa siaga aktif, tuturnya sederhana sekali sebenarnya keadaan fisik Kantor Desa Beran sederhana sekali dibanding dengan yang lain, dan ini semua juga diketahui oleh pemerintah daerah sampai provinsi, mengetahui karena desa Beran sering sekali mewakili pemerintah daerah Ngawi dalam lomba tingkat kabupaten, provinsi dan pusat (nasional), kantor yang sederhana tapi kami mempunyai kader-kader yang sangat aktif dan semangat tentunya berjalan mengikuti panduan kami sebagai penanggung jawab, yang bekerja sama antara
kader-kader dengan warga masyarakat Beran untuk melaksanakan sepenuh hati apa yang menjadi program pemerintah untuk menjadikan desa siaga aktif yang sesungguhnya, kami Kepala Desa (Siswo) bersama tokoh masyarakat mempunyai komitmen yang tinggi untuk mempercepat terwujudnya desa siaga aktif agar derajat kesehatan masyarakat kami meningkat, dalam arti masyarakat desa peduli, tanggap dan mampu mengenali, mencegah serta mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi secara mandiri, sehingga derajat kesehatannya meningkat, program desa/kelurahan siaga aktif sangatlah bermanfaat, maka dari itu Kades Siswo berusaha semaksimal mungkin untuk mencapainya sebagai penanggung jawab wilayah desa Beran. Manfaat desa siaga aktif bagi masyarakat mudah mendapatkan pelayanan kesehatan, peduli tanggap dan mampu (mengenali, mencegah dan mengatasi),masalah kesehatan yang dihadapi, tinggal dilingkungan yang sehat, mampu mempraktekan PHBS. Manfaat bagi tokoh/organisasi kemasyarakatan membantu secara langsung terhadap upaya pemberdayaan dan penggerakan masyarakat dibidang masyarakat, meningkatkan kepercayaan masyarakat dan citra terhadap figur tokoh masyarakat/organisasi kemasyarakatan, membantu meningkatkan
Pacitan, SMN - Setelah lima tahun melalui proses pengerjaan, Terminal penumpang tipe A Pacitan, Rabu (27/8) diresmikan operasionalnya. Peresmian dilakukan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Suroyo Alimoeso. Didampingi Bupati Indartato, Dirjen Perhubungan Darat meresmikan terminal penumpang megah itu
dipelataran depan terminal. Dengan fasilitas utama, penunjang dan umum, infrastruktur yang menelan anggaran Rp.41,5 M itu siap untuk menampung bus dan kendaraan umum lain yang datang ke Pacitan. Terutama, pada saat momen mudik lebaran yang biasanya penuh sesak kendaraan angkutan baik antar kota antar provinsi atau antar kota dalam provinsi.
Menurut Suroyo Alimoeso, terminal penumpang merupakan salah satu elemen penting dalam jaringan transportasi darat. Untuk itu Suroyo berharap pemerintah daerah, dapat mengoperasikan sarana tersebut sebaik baiknya. Setelah peresmian ini maka operasi dan pemeliharaan terminal ini menjadi tanggung jawab pemda setempat. Karena terminal adalah fasilitas umum, suroyo
Alimoeso minta agar dikedepankan fungsi pelayanan. Seperti, pengaturan loket, kios dan lain sebagainya agar penumpang merasakan kenyamanan. Terminal penumpang tipe A Pacitan juga dilengkapi dengan panel surya berkapasitas 70 KW sebagai cadangan energi ramah lingkungan. Pembangunan Terminal penumpang tipe A Pacitan merupakan satu dari kegiatan pembangunan terminal yang dilakukan satuan kerja Direktorat Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) tahun anggaran 2014. Jumlah terminal yang dibangun dari anggaran APBN ini sebanyak 21 terminal. Terdiri dari 8 rehabilitasi dan 13 sisanya pembangunan. Dengan total anggaran senilai 157,85 M. Sementara itu, Bupati Pacitan Indartato sangat menyambut baik beropearsinya terminal penumpang tipe A Pacitan ini. Bupati berharap adanya sarana tersebut dapat memacu laju perekonomian masyarakat Pacitan. Terlebih adanya jalur nasional lintas selatan yang tentu akan menambah intensitas kendaraan keluar masuk Pacitan. (wied)
status kesehatan masyarakat. Manfaat bagi Kepala Desa yaitu optimalisasi kinerja Kades, meningkatnya status kesehatan masyarakat, optimalisasi fungsi fasilitas kesehatan yang ada diwilayah kerjanya
sebagai tempat pemberdayaan masyarakat dan pelayanan kesehatan dasar, efisiensi dalam menggerakan dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, meningkatkan citra
diri sebagai kepala pemerintahan desa yang aktif mendukung dan mewujudkan kesehatan masyarakat. seperti inilah usaha salah satu desa yaitu desa Beran untuk mencapai kesejahteraan masyarakatnya, sekali
lagi tuturnya Kades Siswo masyarakat kami juga merayakan dan menghormati hari kemerdekaan sederhana tapi meriah dengan serempak pasang Bendera Merah Putih bersama-sama. (Eko S)
Bupati Pacitan bersama dengan Dirjen Perhubungan Darat saat meninjau lokasi terminal Pacitan
8
Jawa Timur
Edisi 149 / VI / 1 - 7 September 2014
Pelantikan 50 Anggota DPRD Kab. Blitar Periode 2014-2019
Bupati dan Wakil Bupati saat menyanyikan lagu kebangsaan(kiri), dan pengambilan supah anggota DPR (kanan)
Pengambilan Sumpah Anggota DPRD Kabupaten Sampang Sampang, SMN - Senin (25/ 08) sebanyak empat pulih lima anggota DPRD Kabupaten Sampang dilantik dan di ambil sumpahnya, bertempat di ruang paripipurna acara di helat. Para anggota lgeslatif tersebut berasal dari lima dearah pemilihan yang berada di wilayah Kabupaten Sampang. Pengambilan sumpah langsung di pimpim Ketua Pengadilan Sampang Saifudin Zuhri. Acara di hadiri, Bupati Sampang KA Fannan Hasib, Wakil Bupati H Fadilah Budiyono, Forpimda, seluruh kepala dinas (SKPD), Camat , Kepala desa, tokoh masyarakat dan ratusan tamu
undangan yang lain, adapun perolehan kursi partai yanga ada sebagai berikut, partai PKB delapan kursi, Gerindra delapan kursi, PPP tujuh kursi, Demokrat enam kursi, Hanura empat kursi, PAN tiga Kursi, PKS dua kursi, Golkar dua kursi, PDIP dua kursi, Nasdem dua kursi, dan PBB satu kursi. Bupati Sampang KA Fannan Hasib berharap dengan di lantiknya anggota DPR yang baru mampu mengemban tugas dan menjadi wadah masyrakat, dengan semangat baru dan kinerja yang baru pula “semoga anggota dewan bisa menjadi mitra pemerintah daerah demi kemajuan Sampang ke depan”
tegasnya, Tak lupa juga rasa terima kasih di sampaikan kepada seluruh masyarakat Sampang yang telah mensukseskan Pemilihan Pemilu 2014 dengan aman dan kondusif. Untuk jabatan ketua dewan sementara di serahkan kepada Imam Ubaidillah yang sebelumnya menjabat Ketua Dewan periode 20092014, dirinya siap mengemban tugas dan menjalankan amanat rakyat yang telah di percayakan kepadanya.”saya dan temen-teman akan segara membentuk fraksi dan tata tertib dewan, sehingaa teman-teman siap mengemban tugas-tugas pokok dan fungsinya dengan baik” tegasnya. (why)
Proyek Saluran di Jalan Beringin Kec. Sambikerep Diduga Asal-asalan Surabaya, SMN - Menyikapi pengaduan masyarakat terhadap pembangunan proyek di jalan raya Beringin Kelurahan Beringin Kecamatan Sambikerep yang merupakan pekerjaan tahun anggaran 2014 ini diduga atau terkesan asalasalan. Pengerjaan proyek saluran yang pengerjaannya mencapai 90% ini terkesan asal jadi. Sehingga kritikan dan sorotan pada publik makin jelas kekecewaan, melihat hasil pekerjaan proyek saluran tersebut. Buktinya bahan materian yang digunakan terlalu mudah, sehingga tidak kemungkinan kualitas proyek tersebut tidak akan tahan lama. Tentu hal semacam ini, yang dirugikan masyarakat juga, dan kami minta pada instansi yang terkait aar membuka mata terhadap hal ini.
sementara kami dari smn turun ke lapangan sebagai kontrol masyarakat, tentang pembangunan proyek saluran, maka hal ini kami harapkan, suatau harapan pembangunan yang layak, karena uang dari rakyat untuk rakyat, bukan dijadikan suatu kesempatan untuk memperkaya diri imbuhnya. Maka hal ini kami menindaklanjuti dari masyarakat untuk investigasi ke lokasi banyak yang kami temukan penemuan terutama pemasangan pengecoran slov, seharusnya memakai luluh 1, 2 ,3, melainkan hanya diberi pengaturan luluh biasa lalu diberi batu koral ukuran 2.1 cm, itupun dicampur kerikil bekas ayakan sirtu dan kadar semennya hanya diberi secukupnya, diduga menggunakan ukuran 1 banding 8, sehingga banyak me-ngurangi
Pelantikan anggota DPRD Kabupaten Blitar periode 2014-2019
Blitar, SMN - 50 Anggota DPRD Kabupaten Blitar periode 2014-2019 pada rabu 27 Agutus 2014 resmi dilantik dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Blitar dengan agenda Peresmian Pemberhentian Anggota DPRD Kabupaten Blitar Masa Jabatan 2009-2014 dan Pengangkatan Anggota DPRD Kabupaten Blitar masa keanggotaan 2014-2019. 50 anggota dewan baru di warnai wajah baru, dimana anggota dewan lama yang terpilih kembali sebanyak 24 orang sementara 26 orang anggota
dewan merupakan wajah-wajah baru. Berdasarkan hasil pemilu legislatif 9 April 2014 PDI-P Kabupaten Blitar mengukuhkan diri menjadi pemenang dengan menempatkan 13 orang wakilnya, PKB diurutan kedua dengan perolehan 9 Kursi, PAN 8 Kursi, dan Gerindra 7 Kursi. Sedangkan demokrat 4 kursi, Golkar 4 kursi, Nasdem 3 Kursi, PKS 3 Kursi dan PPP 1 kursi. Sementara Partai Patriot yang pada periode 2009-2004 ada 2 orang perwakilannya kali ini tidak ada karena tidak bisa menjadi
peserta pemilu, dan Hanura terpaksa pada periode 2014-2019 harus kehilangan 1 kursi. Dalam rapat paripurna dewan siang itu sekaligus juga diumukan Ketua DPRD Kabupaten Blitar sementara dari PDI P Marhenis UW dan Wakil Ketua Dewan dari PKB Maskur. Meski anggota DPRD Kabupaten Blitar periode 2014-2019 resmi dilantik pada Rabu 27 Agustus 2014, namun belum bisa beraktivitas sebagai wakil rakyat. Sebab mereka masih terganjal belum adanya alat kelengkapan DPRD seperti pembentukan tata tertib (tatib), fraksi-fraksi, komisikomisi, badan musyawarah, badan anggaran dan badan kehormatan. Para wakil rakyat tersebut baru bisa efektif menjalankan tugasnya setelah alat kelengkapan DPRD selesai dibentuk. Keterangan ini diungkapkan Ketua DPRD Kabupaten Blitar Sementara Marhenis Urip Widodo. Menurutnya setelah di lantik pihaknya langsung akan menggelar rapat kerja untuk pembentukan tata tertib dan alat
kelengkapan dewan lainnya. Pihaknya menargetkan 15 hari kedepan semua alat kelengkapan dewan sudah terbentuk, sehingga bisa segera menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat. Sementara Anggota DPRD Kabupaten Bliotar periode 20092014 M Taufik mengatakan anggota dewan lama memiliki pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh anggota dewan baru diantara seperti Ranperda yang diajukan eksekutif 2014. Secara terpisah Bupati Blitar Heri Nugroho berharap anggota dewan baru bisa bersinergi dengan eksekutif untuk melaksanakan program-program pemerintahan yang sejalan dengan visi misi Bupati dan Wakil Bupati. Selain itu anggota dewan baru memiliki tugas untuk menyelesaikan pekerjaan rumah yang di tinggalkan anggaot dewan lama. Karena ranperda yang diajukan eksekutif pada tahun 2014 ini belum di selesaikan oleh anggota dewan lama. Pihaknya berharap Ranperda itu bisa segera diselesaikan.(mam)
PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA (BIOLOGI) Oleh : Jaelani, S.Pd, M.Si (Guru SMPN 1 Kepung)
kwalitas mutunya sangat rendah, sehingga semua bahan mterial yang digunakan tidak memenuhi sertifikasi teknis ungkapnya. (syam)
Dalam belajar IPA (Biologi) hendaknya fakta konsep dan prinsipprinsip fakta tidak diterima secara prosedural tanpa pemahaman dan penalaran. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru) ke kepala orang lain (siswa). Siswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka. Pengetahuan atau pengertian dibentuk oleh siswa secara aktif, bukan hanya diterima secara pasif dari guru mereka. Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan manfaat dari pembelajaran problem posing, problem posing merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pembelajaran IPA (Biologi) yang dapat mengaktifkan siswa, mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah serta menimbulkan sikap positif terhadap IPA (Biologi). Membiasakan siswa dalam merumuskan, menghadapi dan menyelesaikan soal merupakan salah satu cara untuk mencapai penguasaan suatu konsep akan menjadi lebih baik. Hal ini sejalan dengan pendapat aliran Behaviorisme yang menyatakan bahwa untuk mencapai
BELAJAR merupakan hal yang sangat mendasar yang tidak bisa lepas dari kehidupan semua orang. Seiring dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan yang meningkat, pemerintah berupaya untuk meningkatkan dunia pendidikan. Hal yang harus dilakukan oleh dunia pendidikan tentunya harus mempersiapkan sumber daya manusia yang kreatif, mampu memecahkan persoalan-persoalan yang aktual dalam kehidupan dan mampu menghasilkan teknologi baru yang merupakan perbaikan dari sebelumnya.
pemahaman yang lebih baik dapat dilakukan dengan cara mengulangulang masalah yang disampaikan (Hudojo, 2003:32). Dengan bertolak dari uraian di atas, maka penelitian tentang pendekatan problem posing terhadap prestasi belajar IPA (Biologi) perlu diungkap melalui sebuah penelitian yang dirancang dan diimplementasikan dalam suatu studi eksperimen untuk dilihat efektifitasnya. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa problem posing adalah perumusan masalah (soal) yaitu siswa diarahkan untuk membuat soalnya sendiri. Hal ini dilakukan untuk melatih siswa agar dapat berpikir kreatif dan mereka juga memikirkan cara yang tepat untuk menyelesaikan soal mereka buat tersebut. Penelitian tentang pendekatan problem posing berbasis aktivitas untuk pokok bahasan “Sistem Pencernaan pada Manusia” ini dilaksanakan dalam bentuk eksperimen. Menurut Sudjana (2001:56) penelitian eksperimen yaitu penelitian yang anggota sampelnya diberi perlakuan. Dalam penelitian ini tidak mencantumkan faktor-faktor kondisi fisiologis (misalnya keadaan fisik, sarana dan prasarana, belajar di rumah, di sekolah, serta latar belakang ekonomi orang tua) dan psikologis siswa (misalnya motivasi, minat dan bakat) dianggap tidak berpengaruh dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan pada BAB IV dapat diambil simpulan sebagai berikut. Prestasi belajar IPA (Biologi) untuk kelas yang diberi pendekatan problem posing berbasis aktivitas lebih tinggi jika dibandingkan dengan prestasi belajar IPA(Biologi) untuk kelas yang diberi pendekatan konvensional. Kemampuan dalam merumuskan soal bagi siswa yang diajar dengan pendekatan problem posing tergolong sangat baik. Hal itu menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan problem posing adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang efektif.
Perayaan HUT RI di Sugihwaras Bagor
Suryanto Kades Sugihwaras
Nganjuk, SMN - Hari ulang tahun kemerdekaan RI yang ke-69 ini didesa Sugihwaras kecamatan
Bagor diperingati dengan penuh semangat. berbagai macam acara digelar sejak tanggal 16 Agustus
2014. Mulai dari acara lomba Juga kegiatan pesta rakyat. Selain itu diadakan acara pengajian yang menghadirkan bapak Kyai H Drs Abdullah Muhaimin perwakilan di Nganjuk dari ponpes Suryalaya dari tasikmalaya [22/8]. Ada beberapa hal yang disampaikan beliau yaitu sebagai umat muslim harus menjaga dan mentaati serta melaksanakan ukuwah Islamiyah. Juga menjaga kerukunan baik umat maupun lingkungan. Walaupun rakyat Indonesia baru saja menga-
dakan pilpres namun saat ini pilpres sudah usai dan waktunya masyarakat kembali menyatu. Menyatukan semua elemen masyarakat baik itu tokoh mayarakat,perangkat desa keamanan,pemuda,RT/RW bahkan seluruh lapisan masyarakat kembali bersatu menjadi warga desa Sugihwaras yang guyup rukun bersama membangun desa dan meningkatkan kesejahteraan demikian pesannya Dilanjutkan 23/8 pagelaran seni budaya tradisional jaranan oleh
jaranan SETYO BUDOYO dari desa kramat Nganjuk. Selain ini dapat memberikan hiburan kepada mayarakat juga ada nilai nguri-uri kesenian tradisional yang merupakan warisan budaya bangsa. Rangkaian acara peringatan ini di tutup dengan acara lomba gerak jalan santai yang diadakan tanggal 24/8. Rute yang di ambil kantor desa Sugihwaras menuju dsn siwalan, mungkung, gondang, ngrandu kembali kekantor desa untuk mngikuti undian. berhadiah sepeda
gunung, TV, puluhan paying, ricecooker, komporgas, kipas angin dan masih banyak lagi yang lain yang di siapkan oleh panitia. Ketua panitia Sutrino S pd.M Si menjelaskan utuk hadiah adalah dari sponsor yaitu UDAnugerah jaya dan UD Sambijaya yang beralamat di desa Sugihwaras Bagor. Lomba gerak jalan ini dibuka oleh Kades Sugihwaras Bagor. Dalam sambutannya Suryanto menyampaikan bahwa kegiatan lomba gerak jalan ini selain menye-
hatkan juga merupakan bentuk dari penghargaan dan mengenang kembali perjalanan panjang perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan.Harapanya nilai nilai perjuangan ini dapat memperkokoh semangat persatuan, kerja sama dan gotong royong di desa Sugihwaras. Akhirnya peserta lomba gerak jalan yang di ikuti hampir sluruh warga desa sugihwara dengan penuh antusias di berangkatkan oleh Kades Sugihwara Bagor Suryanto. MERDEKA !!! [rmb]
Nusantara
Edisi 149 / VI / 1 - 7 September 2014
2 Kabid di Disdukcapil Gumas Vakum
Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kab. Gunung Mas, di Kuala Kurun
Kuala Kurun, SMN - Dua Kepala Bidang di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), Kabupten Gunung Mas (Gumas), Provinsi Kalimantan Tengah, Vakum selama 2 tahun. Lantaran tidak di fungsikan, oleh Kepala Dinas. Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Dinas Dukcapil, Kab.Gunung Mas, Drs.Dihel, M.Si kepada SMN, Kamis (28/8). Menanggapi sejumlah keluhan pegawai di dinas tersebut yang mengaku tidak pernah dilibatkan dalam perjalanan dinas. Padahal seharusnya yang melaksanakan tugas tersebut adalah pegawai yang membidangi. Namun, selama ini selalu diambil alih oleh, Sekretaris dan Kepala Dinas. Dan menggunakan surat perintah perjalanan dinas (SPPD) nama pegawai yang membidangi. Menurut Drs. Dihel, M.Si vakumnya Kabid Catatan Sipil (Capil) dan Kabid Pendaftaran di kantor mereka selama ini disebabkan karena mereka tidak mau melaksanakan tugas yang diberikan pimpinan. Sehingga kehadiran mereka di kantor hanya sekedar tanda tangan absen saja, setelah itu pulang. “Kalau ditugaskan berangkat, mereka tidak melaksanakan, dan hanya meminta tok/cap SPPD saja.
Bahkan banyak Kabid yang ditugaskan, hanya menitip SPPD saja. Hal seperti ini cukup berbahaya,” kata Dihel. “Lebih baik orang lain yang berangkat, berkerja mati-matian. Kemudian mereka kita beri SPPD, dari pada mereka menitip SPPD. Namun hal seperti ini, keputusan ada pada pimpinan. Dan saya tidak berwenang menentukan,” tambahnya. Karena menurut Dihel, Sekretaris itu tugasnya banyak mengurus pekerjaan internal. “Bisa keluar kalau pekerjaan didalam sudah beres. Jadi saya hanya memback up saja. Sebab pimpinan bisa menilai kinerja bawahannya,” ujarnya. Selain itu, Dihel juga mengakui kalau dirinya sering mengambil alih tugas Kabid pendaftaran. Karena stafnya banyak yang tidak mau ikut mereka perjalanan dinas. Sebab selain sering kelaparan, tidak diberi makan. Juga karena dana SPPD nya dipotong. “Kalau saya, bisa ditanya sama mereka yang ikut saya, malah SPPD saya pun saya bagikan dengan mereka, saya bagi sama. Karena prinsif saya kerja dilapangan, sifatnya kerja tim. Berkerja benar-benar, hasilnya sama-sama menikmati,” ujar Dihel. Bahkan menurut Dihel, disuruh
pimpinan mengonsep surat saja mereka tidak bisa. Terpaksa pimpinan menyuruh sekretaris. “Sehingga akhirnya saya yang memback up semuanya. Karena pimpinan juga harus mempertanggung jawabkan kinerja dengan Bupati, tidak mungkin pimpinan menunggu mereka. Kemudian seperti melegalisir, yang mengerjakannya juga saya, kenapa ? Saya katakan kepada mereka, bisa saya tidak melegalisir tetapi kalian harus stand by di tempat. Karena kasihan orang kalau sampai berlamalama duduk di depan, menunggu Kabid datang. Karena yang namanya pelayanan publik tidak mengenal kata repot dan harus setiap saat siap melayani. Kalau memang pekerjaan itu bisa diselesaikan dalam waktu 10-20 menit kenapa tidak kita selesaikan, jangan sampai menunggu nanti, atau besok. Karena mereka juga banyak kepentingannya yang lain,” timpalnya. Kemudian, seperti Kasi Capil. Kata Dihel, data Capil sendiri Dia tidak tahu, berapa jumlah capil. Kenapa ? Karena pada saat diperintah turun kelapangan, dia tidak mau berangkat. Dan hanya memeritah bawahannya saja. “Dari situ pimpinan menilai. Bagaimana dia bisa memahami sebuah pekerjaan kalau dia sendiri tidak merasakan pekerjaan itu. Bahkan Saya juga sudah sarankan kedua kabid itu, paling tidak mereka harus paham sedikit tentang IT (Informatika Teknologi), tentang aplikasi. Sehingga kalau bawahan tidak bisa, mereka bisa ambil alih, tapi semua buta, ahkirnya yang kesulitan mereka juga. Karena tidak bisa memback up bawahannya. Ditanya, kenapa orang-orang seperti itu, masih dipertahankan. Kenapa tidak dipindahkan saja ? “Itu kebijakan pimpinan dan kami juga sudah mengusulkan. Jadi itu terserah Bupati”, jawab Dihel. (mandau)
Upaya Meningkatkan Hasil Pendidikan Intelektual Siswa Melalui Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Ala Pesantren di SDN Purwoasri 1 Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri Tahun pembelajaran 2009/2010 Oleh: Siti Khuyirotun, S.Pd.I (Guru SDN Purwoasri 1) PENANAMAN jiwa agama memang sangat penting sekali bagi siswa yang sedang mengalami perkembangan dan pada saat itulah memerlukan keseimbangan dalam pendidikannya baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Kebanyakan wali murid yang menyekolahkan anak-anaknya di SDN Purwoasri 1 Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri berharap agar memperoleh pendidikan Islam yang terbaik. Mereka menganggap bahwa peranan agama itu sangat penting, ajaran agama memberikan jalan kepada manusia untuk mencapai rasa aman, rasa takut/ cemas menghadapi hidup ini. Keberadaan pondok pesantren jika ditinjau dari segi sejarah perkembangan pendidikan Islam di Indonesia banyak memberikan aset bagi kemajuan bangsa. Terbukanya pintu pesantren dari sikap perkembangan sosial dan budaya menjadi bukti adanya perkembangan bagi perjalanan pendidikan yang Islami di Indonesia. Karena secara statistik mayoritas umat Islam di Indonesia berlatar belakang pendidikan pesantren. Pendidikan di pesantren dalam melaksanakan pendidikan banyak memberikan konstribusi besar bagi suksesnya pendidikan intelektual bagi siswa khususnya di SDN Purwoasri 1 Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri dan peranan intelektual itu dibutuhkan untuk meningkatkan kemajuan dan pengembangan religius secara intelektual. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan adalah “Bagaimanakah upaya meningkatkan hasil pendidikan intelektual siswa melalui pema-
haman pendidikan Islam ala pesantren di SDN Purwoasri 1 Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri tahun pembelajaran 2009/2010”. Pendidikan Islam pesantren merupakan pendidikan agama yang ada di pondok pesantren yang mana diterapkan melalui pengajaran kitabkitab klasik, dalam arti kitab kuno yang bersumber dari ulama’ tau sahabat yang terdahulu, yang terdekat dengan nasa nabi. Pesantren dikenal dengan nama pondok, atau pondok pesantren. Pondok berasal dari istilah “fumduk” dari bahasa Arab yang artinya hotel atau asrama. Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang umumnya dengan cara non klasikal, pengajarnya seorang yang menguasai agama Islam melalui kitab-kitab agama Islam klasik (Kitab Kuning) dengan berbahasaArab atau bahasa Melayu kuno dalam tulisan
Arab.(Dr. H.M. Yacub, M.Ed. Pondok Pesantren dan Pembangunan Masyarakat Desa. Angkasa. Bandung:65) Pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam yang pada dasarnya sama dengan pondok pesantren tersebut di atas, tetapi pra santrinya tidak disediakan tempat atau komplek peantren (santri kalong), dimana cara metode pendidikan dan pengajaran agama Islam di berikan dengan sistem weton, yaitu para santri datang berduyun-duyun pada waktu tertentu umpamanya hari Jum’at, Minggu, Senin, dan sebagainya. Sistem dan Metode Belajar Agama Islam Ala Pesantren, yang dimaksud dengan sistem pendidikan pesantren adalah suatu keseluruhan dari beberapa komponen pendidikan yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan untuk mencapai citacita yang telah ditentukan. Sistem Salaf (tradisional) dalam sistem tradisional pendidikan pesantren umumnya mempunyai ciri-ciri khusus dalam pelaksanaan pengajaran. Sebenarnya sistem sorongan adalah sistem pendekatan individual yang memungkinkan Kyai atau Ustadz mengetahui secara menyeluruh latar belakang santri dari segi kemampuan dan ketajaman menerima pelajaran dan sebaliknya santri dapat mengembangkan kemempuan dirinya secara aktif dan maksimal dengan bimbingan Kyai secara langsung. Pendidikan pesantren adalah pendidikan yang menanamkan kehidupan yang sedrehana, prihatin serta rasa pengabdian yang besar,
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA MELALUI ANALISIS KEMAMPUAN MENGGUNAKAN AWALAN TER- SISWA KELAS VIII UPTD SMP NEGERI 1 KEPUNG KABUPATEN KEDIRI TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010 Oleh: Suratmi, S.Pd (Guru SMPN 1 Kepung Kab. Kediri) KOMUNIKASI akan dapat berhasil dengan baik jika aturanaturan itu dikenal oleh masyarakat pemakai bahasa khususnya para siswa, karena yang mendapat kesempatan paling banyak adalah siswa. Siswa dapat membuat kalimat tetapi belum tentu mampu menguasai aturan-aturan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan baik dan benar. Mungkin mereka dapat mengucapkan namun belum tentu dapat menuliskan. Seperti halnya kemampuan memahami awalan teryang mempunyai alomorf te– dan tel-. Perubahan ter- menjadi te- dan tel- itulah yang perlu diketahui. Kegunaan penelitian ini bagi peneliti adalah memberi dasar pengetahuan tentang pelaksanaan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya tentang kemampuan memahami awalan ter-, sehingga penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan pedoman dan
9
pengalaman dalam melaksanakan tugas sebagai pengajar Bahasa dan Sastra Indonesia. Sering dilakukan oleh para siswa SMP dalam mengartikan katakata bentukan dengan awalan ter-, maka penulisan laporan hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peningkatan mutu pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu, penulisan laporan penelitian ini diharapkan juga dapat berguna bagi guru. Dengan adanya penulisan ini rekan-rekan guru dapat mengetahui kelemahan-kelemahan dalam mengajar, khususnya pengajaran awalan ter-, sehingga nantinya guru dapat meningkatkan mutu pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat yang diperoleh adalah berupa tes dari siswa yang berupa jawaban tes objektif pilihan ganda mengenai kemampuan mengguna-
kan awalan ter-. Data penelitian merupakan data yang diperoleh selama melaksanakan penelitia. Data dalam penelitian ini merupakan data primer atau utama dan data sekunder atau data tambahan. Data primer diperoleh berdasarkan jawaban siswa dari tes yang telah diberikan, sedangkan data sekunder atau tambahan merupakan data yang diperoleh dari guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian yang berjudul “Kemampuan Menggunakan Awalan Ter- Siswa Kelas VIII UPTD SMP Negeri 1 Kepung Kabupaten Kediri tahun pembelajaran 2009/2010”, dapat disimpulkan bahwa sudah mampu menggunakan awalan terdalam Bahasa dan Sastra Indonesia. Hasil analisis tentang kemampuan menggunakan awalan terdalamBahasa dan Sastra Indonesia adalah a) terdapat nilai rata-rata 74
Ilustrasi
dalam menjawab tes kemampuan penulisan bentuk awalan ter-; b) terdapat nilai rata-rata 74.67 dalam menjawab tes kemampuan menggunakan fungsi awalan ter-; c) terdapat nilai rata-rata 56 dalam menjawab tes kemampuan menggunakan arti awalan ter-; dan d) terdapat nilai ratarata 96 dalam menjawab tes kemampuan memahami penggunaan
apabila mampu memahami dan mengamalkan ilmu yang diperoleh, maka akan menentukan masa depan selanjutnya. Pengalaman-pengalaman pendidikan pesantren akan memperngaruhi pendidikan di sekolahnya, misalnya dalam permasalahan siswa di madrasah, meskipun mereka mengaji mengenai bagaimana adab seorang murid kepada gurunya, apa kewajibannya terhadap dirinya sendiri, atau yang lainnya masih melakukan hal-hal seperti rasa acuh terhadap guru yang mengajar atau meninggalkan jam-jam pelajaran, seringh terlambat dan lain sebagainya. Setelah diketahui dari hasil analisa data tersebut dapat diperoleh nilai = 0,309 dengan dikonsultasikan pada tabel r product moment, maka nilai tersebut lebih besar dari pada tabel r baik signifikasi 5 % (0,227) maupun 1% (0,296) maka Interprestasinya hipotesa nol (Ho) kita tolak. Simpulan Jadi dengan diperolehnya nilai dari rxy = 0,309 yang dikonsultasikan pada tabel r product moment, maka dapat disimpulkan, bahwa upaya meningkatkan hasil pendidikan intelektual siswa dapat dilakukan melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam ala pesantren di SDN Purwoasri 1 Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri tahun pembelajaran 2009/2010. Setelah penulis mengadakan penelitian upaya meningkatkan hasil pendidikan intelektual siswa melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam ala pesantren di SDN Purwoasri 1 Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri tahun pembelajaran 2009/2010, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam ala pesantren merupakan rangkaian unsur-unsur pendidikan dan pengajaran agam Islam di pesantren yang mempunyai tujuan melestarikan nilai-nilai syareat di muka bumi ini, untuk memberi moral, menghaluskan budi pekerti, meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan dan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jika anak faham pembelajaran Pendidikan Agama Islam ala pesantren, maka anak akan memperoleh ilmu yang bisa digunakan untuk membentuk kepribadian atau akhlak yang mulia. Upaya meningkatkan hasil pendidikan intelektual siswa dapat dilakukan melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam ala pesantren di SDN Purwoasri 1 Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri. arti awalan ter-. Kemampuan siswa dalam menjawab tes tersebut dilatarbelakangi adanya hal-hal sebagai berikut: 1) Metode yang tepat yang dipahami oleh guru bidang studi. 2) Kurikulum yang relevan dengan materi. 3) Kondisi siswa yang tinggi terhadap pemahaman awalan dalam Bahasa Indonesia.
Peningkatan Prestasi Permainan Bola Voli Melalui Model Pembelajaran Tanpa/Menggunakan Bola Pada Passing, Servis, Smash dan Bloking Siswa Kelas IX UPTD SMP Negeri 1 Kunjang Tahun Pembelajaran 2009/2010 Oleh: SAMSUN, S.Pd (Guru SMPN 1 Kunjang) MANUSIA dalam perjalanan hidupnya selalu mengalami proses belajar, mulai dari belajar berdiri, berjalan, berlari, berbicara, membaca, menulis, menghormati dan menghargai orang lain sampai dengan belajar bagaimana mempertahankan hidup di tengah-tengah masyarakat. Semua kegiatan belajar tersebut diperoleh melalui pendidikan secara informal, formal, ataupun non-formal. Pendidikan informal dilakukan di lingkungan keluarga, pendidikan formal dilakukan di sekolah melalui kegiatan pengajaran di kelas maupun di lapangan dengan bantuan guru, teman sekelas atau pihak lain yang ada di sekolah. Sedangkan pendidikan non-formal dilakukan di masyarakat, yang terjadi pada saat siswa bersosialisasi dengan masyarakat atau teman sepergaulannya. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat membutuhkan kemampuan guru dalam
mengelola kelas, terutama kemampuan guru dalam menciptakan model pembelajaran yang bisa menarik minat siswa untuk mengikuti pelajaran dan mengaktifkan siswa untuk selalu bergerak. Selama ini nampak di lapangan siswa putri enggan dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani, mereka lebih memilih duduk di tempat yang teduh dan ngobrol dengan teman yang lain. Selain itu, siswa yang bersemangat hanyalah mereka yang suka dan bisa melakukan materi yang sedang diberikan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu model pembelajaran yang menarik minat dan dapat mengaktifkan siswa. Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : Bagaimanakah penerapan model pembelajaran tanpa/menggunakan bola pada passing bawah dalam permainan bola voli? Bagaimanakah penerapan model
pembelajaran tanpa/menggunakan bola pada passing atas dalam permainan bola voli ? Bagaimanakah penerapan model pembelajaran tanpa/menggunakan bola pada servis bawah dalam permainan bola voli ? Bagaimanakah penerapan model pembelajaran tanpa/menggunakan bola pada servis atas dalam permainan bola voli ? Bagaimanakah penerapan model pembelajaran tanpa/menggunakan bola pada smas dalam permainan bola voli ?Bagaimanakah penerapan model pembelajaran tanpa/menggunakan bola pada bloking / bendungan dalam permainan bola voli ? Berdasarkan tiga definisi model pembelajaran yang ada dapat disimpulkan bahwa “Model pembelajaran merupakan suatu cara kerja yang bersistem untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Kegunaan teknik dalam olahraga : Efisiensi dan efektif untuk mencapai
prestasi maksimal. Untuk mencegah terjadinya cidera Dapat menambah macammacam taktik. Atletik akan lebih mantap dan obtimal dalam memasuki arena pertandingan. Sedangkan faktor penentu baik tidaknya teknik : sesuai dengan ilmu pendukung teknik yaitu : kinesiologi anatomi/fisiologi, mekanika, ilmu jiwa. Perkembangan ilmu teknologi alat dan perlengkapan. Pemberian yang benar sesuai dengan prinsip-prinsip pelatihan, dan Tergantung dari bakat atletik. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yakni mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya. Dari hasil penelitian tidakan kelas dapat disimpulkan sebagai berikut : Model pembelajaran pada materi permaianan bola voli (pasing bawah, pasing atas, servis bawah, servis atas, smash dan bloking)
dapat dilakukan dengan tanpa bola maupun dengan menggunakan bola. Pelaksanaan model pembelajaran pada materi permainan bola voli (pasing bawah, pasing atas, servis bawah, servis atas, smash dan boking) dapat dilakukan dengan melihatkan satu siswa, dua siswa (berpasangan), maupun lebih dari dua siswa (kelompok). Pengembangan model pembelajaran pada materi permainan bola voli (pasing bawah, pasing atas, servis bawah, servis atas, smash dan bloking) bertujuan : untuk menghilangkan kebosanan pada siswa saat menerima pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, khususnya pada materi permainan bola voli. Model-model pembelajaran pada materi permainan bola voli (pasing bawah, pasing atas, servis bawah, servis atas, smash dan bloking) yang telah dijelaskan di atas bukan merupakan sesuatu yang paten, tetapi guru dapat menggunakan model-model
pembelajaran tersebut sebagai dasar pengembangan pembelajaran lebih lanjut.
10
Pendidikan
Edisi 149 / VI / 1 - 7 September 2014
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL KOOPERATIF DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MENGENAL KETENTUAN SHALAT Oleh: Aqo’id, S.Pd.i. (Guru SDN Asmorobangun 3 Kec. Puncu Kab. Kediri)
PENDIDIKAN Agama Islam merupakan mata pelajaran yang membahas tentang pokok-pokok keimanan, keislaman dan keihsanan seseorang. Oleh karena itu, secara teoritis Pendidikan Agama Islam diperkenalkan mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Penyusunan pembelajaran Pendidikan Agama Islam mengikuti prinsip psikologi belajar, yaitu dari sederhana menuju ke yang komplek, dari yang diketahui anak ke hal yang belum diketahui anak. Dengan prinsip ini, diharapkan ilmu yang diperoleh anak dapat bermanfaat bagi kehidupannya di masa yang akan datang, agar dalam proses pembelajaran dapat menerima materi pelajaran secara bermakna, artinya tidak menerima materi berupa konsep-konsep belaka, tetapi dapat menerima dan merasakan manfaat
dalam hidup sehari-hari dan menghindarkan dari sifat verbalistis. Dalam mempelajari Pendidikan Agama Islam siswa diarahkan untuk belajar dan bekerja lebih dari belajar dengan membaca. Didalam kegiatan belajar mengajar siswa diberikan permasalahan-permasalahan atau ditentang dengan pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan pemecahan. Kemudian siswa melakukan aktivitas-aktivitas atau eksperimen untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Tugas guru dalam hal ini mengarahkan pengalaman-pengalaman belajar yang harus dicapai dan kondisi pencapaian tujuan dirancang secara spesifik. Salah satu materi dalam Pendidikan Agama Islam adalah mengenal ketentuanketentuan shalat. Materi ini merupakan materi yang sangat penting karena menentukan sah tidaknya shalat yang dilakukan oleh seorang muslim. Shalat adalah tiang agama dan melaksanakannya menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat Islam di seluruh dunia. Oleh karena itu menanamkan ketentuan shalat sejak dini kepada para siswa merupakan hal yang penting untuk kehidupannya di masa depan. Materi ketentuan shalat terdiri dari beberapa bagian, yaitu rukun shalat, sunah-sunah shalat, syarat sah shalat dan hal-hal yang membatalkan shalat. Untuk menanamkan materi tersebut dalam diri siswa sekaligus mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari maka diperlukan suatu metode yang efektif dan menyenangkan, yaitu melalui
pembelajaran kontekstual kooperatif. Pembelajaran Kontekstual, Contextual Teaching and Learning (CTL) mempunyai pengertian pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia yang nyata dan pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Kasihani, 2001). Pembelajaran Kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konsep mata pembelajaran dengan situasi dunia dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (Nur, 2001). Pola pembelajaran kontekstual sangat berbeda dengan pembelajaran konvensional yang kita kenal selama ini yang cenderung menyandarkan kepada hafalan, pemilihan informasi ditentukan oleh guru, cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu, memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai pada saatnya diperlukan dan yang paling parah penilaian hasil belajar hanya melalui kegiatan berupa ujian/ulangan tanpa melihat aspek lain di luar itu. Orang dapat belajar secara baik dalam konteks, dalam suatu yang terkait dengan kebutuhannya. Fakta dan keterampilan yang dipelajari secara terpisah sulit untuk diserap, disamping akan cepat menguap bagaikan asap. Belajar terbaik dapat dilakukan dengan
mengerjakan pekerjaan itu sendiri dalam proses penyelaman ke “dunia nyata” secara terus menerus, menggunakan umpan balik, perenungan, evaluasi, dan penyelaman kembali (refleksi) yang disebut juga dengan pembelajaran kontekstual. Secara lebih rinci, Nur (2001) menguraikan tujuh kata kunci dalam pembelajaran kontekstual, pertama, penemuan (inquiry) yaitu kegiatan pembelajaran dilakukan dengan induktif, diawali dengan pengamatan dalam rangka memahami suatu konsep. Kedua, pertanyaan (questioning) yaitu alat pembelajaran bagi guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Ketiga, kontruktivisme (contruktivisme) yaitu siswa membangun pemahaman oleh diri sendiri dari pengalamanpengalaman baru berdasarkan pengalaman awal. Keempat, masyarakat belajar (learning community) yaitu proses pembelajaran berlangsung dalam situasi sesama siswa saling berbicara dan menyimak, berbagai pengalaman di antara mereka. Hal ini berbeda dengan pembelajaran tradisional yang secara tidak langsung mendidik siswanya untuk menjadi individu yang egoistis, tidak banyak peduli pada lingkungannya. Kelima, penilaian autentik (autentic assessment) yaitu mengukur produk pembelajaran yang bervariasi, yaitu pengetahuan dan keterampilan. Penilaian ini tidak hanya melihat produk akhir, tetapi juga prosesnya. Keenam, refleksi (reflection) yaitu siswa dapat merevisi dan
merespon kejadian, aktivitas, dan pengalaman mereka. Ketujuh, permodelan (modelling) yaitu aktivitas guru di kelas yang memiliki efek model bagi siswa. Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pengajaran di mana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar. Mereka biasanya dilatih keterampilan-keterampilan spesifik untuk membantu agar dapat bekerjasama dengan baik, misalnya menjadi pendengar yang baik, memberi penjelasan yang baik, mengajukan pertanyaan dengan benar, dan sebagainya. (Wikandari, Sugianto, 1999: 19). Beberapa kalimat guru yang mendorong siswa untuk bekerja kooperatif adalah: “Diskusikan dengan teman kalian tugas yang diberikan. Yakinlah bahwa dengan bekerjasama kalian dapat menyeleseikan tugas dengan baik”. Menurut Ibrahim dkk (2000:7) beberapa ciri pembelajaran yang menggunakan model kooperatif ialah; (a) siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya, (b) kelompok dibentuk dan siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, (c) jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda, (d) penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu. Secara umum pembelajaran kooperatif mengajukan tuntutan lebih kuat pada sumber daya waktu daripada model pembelajaran lain
(Ibrahim, dkk 2000: 35). Pembelajaran kooperatif memerlukan waktu lebih lama bagi siswa untuk berinteraksi mengenai ide-ide penting dari pada waktu yang diperlukan untuk menyajikan ide-ide secara langsung pada siswa. Untuk itu guru harus dapat merencanakan secara realistik tentang persyaratan waktu untuk meminimalkan jumlah waktu yang terbuang. Demikian juga pengaturan ruangan harus dilakukan secara khusus agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih efisien dan memberi suasana nyaman bagi guru dan siswa. Berdasarkan pengalaman penulis pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual model Kooperatif terbukti mampu meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam mengenal ketentuan shalat. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan Kontekstual Kooperatif. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya persentase ketuntasan belajar siswa sebelum diadakan pendekatan Kontekstual model Kooperatif. Dan setelah diadakan pendekatan Kontekstual model Kooperatif secara bertahap terjadi peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan hasil belajar siswa. Maka dapat disaran bagi para guru PAI untuk menggunakan pendekatan ini sebagai alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KUANTUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS IX-G UPTD SMPN 1 MOJO KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Oleh: Dra. Wudha Mudjijah Susilowati (Guru SMPN 1 Mojo Kab. Kediri) DALAM pendidikan konvensional tidak diajarkan nilai-nilai yang bisa dipegang dan dianut, sehingga pada diri anak didik tidak terbentuk karakter yang baik. Selain itu anak didik juga tidak dibekali metode pemecahan masalah. Karena itu tidaklah heran jika sekarang ini sering kita menemukan sarjana yang belum siap memasuki dunia kerja (Nakita, 2004 : 20-21). Dalam Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa, standar proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaksi, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (Peraturan Pemerintah Nomor 19, 2005 : Bab IV Pasal 19 ayat 1). Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah sejak masih di bangku SD hingga SMA. Dari situ diharapkan siswa mampu menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Kemudian pada saat SMP dan SMA siswa juga mulai dikenalkan pada dunia kesastraan. Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, di samping juga menyelaraskan dan menyerasikan
proses pembelajaran dengan pandangan-pandangan dan temuan-temuan baru di pelbagai bidang, pendekatan dan metode pembelajaran senantiasa dimutakhirkan, diperbaharui, dan dikembangkan oleh berbagai kalangan khususnya kalangan pendidikanpengajaran-pembelajaran. Oleh karena itu, pendekatan dan metode pembelajaran silih berganti dipertimbangkan, digunakan atau diterapkan dalam proses pembelajaran dan pengajaran. Beberapa di antaranya dicobakan oleh pelbagai kalangan pembelajaran dan sekolah, yaitu pembelajaran konstruktivis, pembelajaran kooperatif, pembelajaran terpadu, pembelajaran aktif, pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning, CTL), pembelajaran berbasis projek (project based learning), pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), pembelajaran interaksi dinamis, dan pembelajaran kuantum (quantum learning). METODE PENELITIAN Obyek tindakan yang akan diteliti melalui siklus pembelajaran pada penelitian ini adalah implementasi metode pembelajaran kuantum pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini di laksanakan di UPTD SMP Negeri 1 Mojo , Kabupaten Kediri, pada semester I tahun pelajaran 2010/2011. Sedangkan kelas yang digunakan sebagai sasaran penelitian adalah IX-G, yang berjumlah 40
siswa, Pemilihan IX-G dengan alasan karena kelas ini mempunyai latar belakang, jenis kelamin, kecerdasan dan kemampuan yang heterogen sebagai syarat pelaksanaan pembelajaran kuantum, sehingga cocok menjadi subyek penelitian ini. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) kolaboratif. Dalam melakukan penelitian, peneliti dibantu oleh seorang guru observer yang bertugas membantu guru menilai hasil pengerjaan tugas menulis siswa selama pembelajaran kuantum. Sedangkan model rancangan yang digunakan mengacu pada rancangan 3 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) penyusunan rencana tindakan (2) pelaksanaan tindakan (3) pengamatan (4) perefleksian, pengambilan kesimpulan dan saran. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Selama pelaksanaan pembelajaran kuantum pada siklus I dapat dianalisis bahwa : Kemampuan menulis siswa sudah cukup baik, hanya ada dua siswa yang mendapat kriteria kurang. Hal ini harus diperbaiki dengan cara pemberian bimbingan yang lebih banyak. Guru harus lebih banyak memotivasi siswa untuk sering menulis, sehingga siswa menjadi terbiasa untuk menulis semua pengalamannya. Tes hasil belajar siswa masih
perlu diperbaiki, karena belum mencapai ketuntasan klasikal 75%. Guru seharusnya lebih banyak membimbing siswa untuk menemukan konsep sendiri. Sedang pelaksanaan pembelajaran kuantum pada siklus II dapat dianalisis bahwa : Kemampuan menulis siswa semakin baik. Hal ini dibuktikan dengan kriteria penilaian siswa yang semakin bagus, dengan tidak ada satupun siswa yang mendapat kriteria kurang. Untuk semakin meningkatkan kemampuan menulis siswa, guru harus tetap memotivasi siswa untuk sering menulis walaupun tidak ada tugas menulis seperti menulis puisi, buku harian, cerpen dan sebagainya. Siswa dibiarkan berkreasi sendiri untuk menciptakan tulisan yang berkualitas.Dan hasil karya siswa dapat ditunjukkan kepada guru untuk mendapat apresiasi. Tes hasil belajar siswa juga menunjukkan peningkatan. Pada siklus I hasil belajar siswa belum tuntas, tetapi pada siklus II ini sudah menunjukkan ketuntasan belajar.Agar siswa semakin termtivasi untuk terus belajar dan menyenangi pelajaran bahasa Indonesia, guru harus lebih banyak memberi bantuan pada siswa, dan meminta siswa untuk tidak segan bertanya bila ada materi yang tidak dimengerti. Selanjutnya pelaksanaan pembelajaran kuantum pada siklus III dapat dianalisis bahwa : Kemampuan menulis siswa dari siklus I sampai siklus
III semakin meningkat. Pada siklus I masih terdapat 2 siswa yang mendapat kriteria kurang, pada siklus III sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat kriteria kurang. Motivasi dan bimbingan yang diberikan oleh guru dapat meningkatkan kreativitas siswa. Siswa dibiarkan berkreasi menulis, asalkan sesuai dengan kriteria yang diberikan guru. Hal ini sesuai dengan teori pembelajaran kuantum yang menyatakan bahwa siswa dibiarkan berkreasi untuk mendapatkan pengetahuannya sendiri. Siswa dibiarkan mencari pengalaman sendiri, sedangkan tugas guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator saja. Tes hasil belajar siswa dari siklus I sampai siklus III juga semakin menunjukkan peningkatan. Pada siklus I, masih terdapat 14 siswa yang belum tuntas pembelajarannya semakin berkurang pada siklus III hanya tinggal 6 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kuantum terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Siswa juga tidak merasa bosan di kelas, karena pembelajaran tidak lagi didominasi oleh guru. SIMPULAN DAN SARAN Pembelajaran kuantum dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian kriteria luar biasa sebanyak 23 siswa, kriteria bagus sebanyak 14 siswa, kriteria cukup sebanyak 3 siswa, dengan tidak ada satupun siswa yang mendapat kriteria kurang.
Kegiatan Pembelajaran di Kelas Hasil belajar siswa semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan nilai ketuntasan kelas sebesar 85 %. Untuk lebih menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan metode pembelajaran kuantum, guru dapat mencoba dengan menggunakan media pembelajaran yang berwarnawarni untuk merangsang ketertarikan siswa, dapat menggunakan lagu-lagu, dan dapat menciptaan berbagai kegiatan yang dapat dilakukan bersamasama sehingga suasana kelas menjadi tidak membosankan, dan siswa menjadi gembira untuk belajar di kelas. DAFTAR PUSTAKA DePorter, Bobbi, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourie. 2001. Quantum Teaching: Mempraktikkan
Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Gorys, Keraf. 2000. Deskripsi dan Narasi. Ende Flores : Nusa Indah. Nakita Cetakan Pertama. 2004. Panduan Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: PT Sarana Kinasih Satya Sejati. Meier, Dave. 2000. The Accelerated Learning Handbook. New York: McGraw-Hill. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. 2005. Jakarta : Tanpa Penerbit. Roestiyah. 2006. Masalah Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sujianto, Wisnu dan Dwi Haryanti. 2004. Rangkuman Bahasa dan Sastra Indonesia. Sukoharjo : Yay. Ranafaza.
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Bidang Studi PPKn Melalui Pembinaan Kedisiplinan dan Keaktifan Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar Siswa Kelas I UPTD SDN Purwoasri I Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri Tahun Pembelajaran 2010/2011 Oleh: Sugiarti, S.Pd (Guru SDN Purwoasri 1)
PADA era globalisasi saat ini peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan skala prioritas bagi setiap negara termasuk Indonesia, untuk meningkatkan sumber daya manusia tersebut perlu peningkatan pula dalam bidang pendidikan baik melalui sekolah maupun luar sekolah. Masalah pendidikan itu sendiri dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV antara lain mengamanatkan upaya
untuk mencerdasakan kehidupan bangsa serta dalam batang tubuh UUD 1945 pasal 31 ayat 2 berbunyi : “pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang”. Sedangkan Pembangunan Nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya demi mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang memungkinkan warganya mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Untuk mewujudkan Pembangunan Nasional dibidang pendidikan diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan masyarakat serta kebutuhan pembangunan. Dalam hal ini pemerintah juga
mencanangkan wajib belajar 9 tahun, dan untuk mendukung pelaksanaan wajib belajar banyak dibuka sekolah baru didaerah supaya daya tampung untuk siswa usia sekolah memadai. Bertolak dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah upaya meningkatkan prestasi belajar pada bidang studi PPKn melalui pembinaan kedisiplinan dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar siswa kelas I UPTD SDN Purwoasri I Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri tahun pembelajaran 2010/2011?” Belajar mandiri atau lebih dikenal belajar inquiri/belajar discovery, yaitu siswa melakukan proses mental intelektual dalam upaya memecahkan masalah. Dia sendiri yang merumuskan suatu masalah, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan menarik kesimpulan serta mengaplikasikan hasil belajarnya. Dalam konteks ini,
keaktifan siswa memang menonjol, sedangkan kegiatan guru hanya mengarahkan, membimbing, serta memberikan fasilitas yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan mandiri. Menurut Ngalim Purwanto (1990: 102) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu dibedakan menjadi dua golongan, yaitu : Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri. Yaitu faktor kecerdasan, latihan, dan sifat pribadi seseorang. Faktor di luar diri individu, yaitu faktor keadaan keluarga, guru dan cara mengajarnya, faktor alat-alat pelajaran, dan faktor motivasi. Disiplin sangatlah penting bagi setiap orang untuk dilaksanakan demi tercapainya cita-cita atau usaha yang diinginkan. Disiplin tidak tumbuh dengan sendirinya, namun dapat ditumbuhkan dari hasil pendidikan yang kontinyu sehingga disiplin merupakan kesadaran bagi siswa itu sendiri untuk mencapai cita-cita yang
diinginkan. Pembinaan disiplin belajar sangat penting, sebab siswa perlu belajar bertanggung jawab atas tingkah lakunya. Sedangkan guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk berlatih membuat keputusan dan melakukan kontrol diri. Memang berbeda dengan kedisiplinan belajar gaya lama guru bertindak otoriter, lebih banyak memberikan hukuman dan paksaan yang bersifat hukuman fisik. Cara yang dipergunakan sekarang banyak memberikan bimbingan dan pembinaan, misalnya siswa yang malas atau melanggar ketertiban bukan dihukum, melainkan diberi bimbingan dan melakukan kerja kelompok. Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari disekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan/ketrampilan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian. Sebagai hasil penilaian suatu pelajaran dinyatakann dalam bentuk skor atau
nilai, yang mencerminkan sikap serta ketrampilan siswa. Pengertian prestasi belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah hasil penelitian pendidikan tentang kemajuan belajar mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor untuk jangka waktu tertentu. Berdasarkan hasil analisis data pertama dan kedua sebagaimana telah dilaporkan pada tabel 3 dan tabel 5 dalam rekaman komputer di atas, maka keduanya dapat di uji sesuai dengan hipotesis yang telah diajukan yaitu sebagai berikut : Hipotesis Pertama (Ha) ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar mandiri dengan prestasi belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan siswa UPTD SDN Purwoasri I Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri. Ho : Tidak ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar mandiri dengan pretasi belajar Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan siswa UPTD SDN Purwoasri I Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri tahun pembelajaran 2010-2011. Hipotesi Kedua (Ho) ada hubungan positif antara keaktifan dalam mengikuti kegiatan belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan siswa UPTD SDN Purwoasri I Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri tahun pembelajaran 2010/ 2011. Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai r-tabel Lebih Kecil dari nilai rhitung pada taraf signifikan 5% P > 0,05. Dengan demikian maka hipotesis kerja (Ha) ditolak, Hipotesis nol (Ho) diterima. Jadi berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa keaktifan dalam mengikuti kegiatan belajar tidak ada hubungannya dengan prestasi belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang dicapai siswa UPTD SDN Purwoasri I Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri tahun pembelajaran 2010/2011.
Pendidikan
Edisi 149 / VI / 1 - 7 September 2014
11
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THROWING BALL MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN PADA SISWA KELAS VIII-F SEMESTER GENAP UPTD SMP NEGERI 1 PAGU TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Dini Rahajoe, S.Pd. (NIP. 19720317 199703 2 003) KUALITAS pendidikan di Indonesia dipengaruhi dua faktor. Faktor yang pertama adalah siswa dan orang tua atau keluarga. Faktor kedua adalah lembaga sekolah meliputi desain pembelajaran, disiplin sekolah, alat pelajaran, sarana, prasarana, pendidik, dan tenaga kependidikan. Upaya pelaksanaan pendidikan terus ditingkatkan yaitu dengan pemerataan pendidikan ke seluruh pelosok tanah air Indonesia, membangun sarana dan prasarana fisik maupun mental, peningkatan mutu pendidikan dengan perbaikan kurikulum, peningkatan kualitas guru dan sebagainya. Tak kalah penting adalah menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan karena tak jarang masih ada yang kurang mengerti akan tujuan pendidikan. Keberhasilan guru mengajar tidak hanya ditentukan penguasaan pengetahuan guru tentang ilmu yang diajarnya tetapi ditentukan faktor-faktor antara lain; tujuan, model pembelajaran dan cara penerapannya dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran mempunyai kelemahan dan kelebihan. Untuk mencapai hasil yang memuaskan maka diperlukan model pembelajaran yang sesuai untuk suatu materi pelajaran. Suatu model pembelajaran tidak dapat diterapkan untuk semua materi pembelajaran. Umumnya pembelajaran IPA di sekolah masih menggunakan sistem konvensional atau ceramah. Sehingga siswa menjadi pasif. Pada pembelajaran IPA tidak menekankan pada keterampilan proses dan praktik. Semestinya model pembelajaran ceramah pada pembelajaran IPA hanya berfungsi mengantarkan siswa mendapatkan konsep melalui observasi dan eksperi-
Siswa melakukan tahap model pembelajaran Throwing Ball men di samping panduan Lembar Kerja Siswa. Salah satu model pembelajaran yang berperan mengaktifkan siswa adalah model pembelajaran throwing ball yang dikembangkan berdasarkan pendekatan kontekstual (CTL). Throwing Ball yang menurut asal katanya berarti ‘bola bergulir’ dapat diartikan sebagai model pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran di antara sesama anggota kelompok. Dilihat dari pendekatan yang digunakan, model throwing ball ini memadukan pendekatan komunikatif, interatif, dan keterampilan proses. Kegiatan melempar bola pertanyan ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bartanya, atau berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat
dalam bola kertas. Dalam metode Throwing Ball, guru berusaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk berkomunikasi dengan teman yang lain. Model pembelajaran ini akan membuat siswa lebih aktif sehingga tidak jenuh mengikuti pembelajaran. Kondisi kelas VIII F yang terdiri atas 2 kelompok, yaitu kelompok anak putera yang senang ramai, kurang berminat mengikuti pembelajaran dan kemampuan akademiknya sangat kurang; kelompok anak putri yang mengikuti pembelajaran sangat antusias dan mengikuti pembelajaran dengan baik. Dengan keadaan yang sangat kontras ini, sering anak puteri jengkel dengan anak putera yang ramai. Untuk mengatasi keramaian kelas itu maka perlu dlakukan pembelajaran yang berbeda dari biasanya. Oleh karena itu peneliti perlu menerapkan model pembelajaran yang menarik yaitu model pembelajaran throwing ball sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi permasalahan tersebut. Peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Throwing
Ball Materi Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Pada Siswa Kelas VIII F Semester Genap UPTD SMP Negeri 1 Pagu Tahun Pelajaran 2013/2014”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran Throwing Ball dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan pada siswa kelas VIII F semester genap UPTD SMP Negeri 1 Pagu tahun pelajaran 2013 / 2014?. Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran Throwing Ball dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan pada siswa kelas VIII F semester genap UPTD SMP Negeri 1 Pagu tahun pelajaran 2013 / 2014. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah subyek penelitian adalah siswa kelas VIII F UPTD SMPNegeri1 Pagu Kabupaten Kediri, materi IPA yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research) karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi pada tahap tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa
identifikasi permasalahan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP), Lembar observasi yang digunakan ada 2 macam, yaitu lembar observasi pembelajaran guru dan lembar observasi aktivitas siswa, soal pre tes, dan soal post tes. Dalam pengumpulan data ini ada 3 macam data, yaitu hasil belajar (pre tes dan post tes), aktivitas siswa dan aktivitas guru. Adapun jenis data, instrument dan kriteria keberhasilan dilihat pada 1.1.
Kegiatan pembelajaran terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup, materi yang dibahas adalah struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Pada pembelajaran model throwing ball siswa merasa senang tetapi pada siklus 1 ini siswa masih lamban dalam melaksanakan tahap-tahap pembelajaran throwing ball, sebab model pembelajaran ini merupakan hal yang baru bagi mereka. Berdasarkan hasil nilai pre tes dan post tes, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Dari nilai rata-rata pre tes 57,36 menjadi 77,23 untuk nilai
Analisis data dilakukan berdasarkan hasil penilaian melalui alat-alat penilaian. Selanjutkan data yang diperoleh dari penilaian dikonsultasikan dengan pedoman atau kriteria penilaian. Tingkat keberhasilan dicirikan meningkat jika nilai post tes lebih tinggi daripada nilai pre tes. Untuk mengetahui prosenta kenaikan nilai untuk setiap siswa menggunakan rumus: Prosentase kenaikan = (Nilai post tes-nilai pre tes)/(100-nilai pre tes) X 100 Untuk mengetahui kenaikan setiap jenjang nilai, maka dibuatlah diagram batang.
post tes sehingga mengalami pe-ningkatan rata-rata nilai sebesar 19,87 %. Hasil nilai belajar secara klasikal pada siklus 1 yang diperoleh dari nilai post tes, siswa yang mendapatkan nilai 75 adalah 25 siswa. Maka ada 64% anak yang nilainya di atas 75, sehingga ketuntasan secara klasikal belum terpenuhi. Sedangkan ketuntasan secara klasikal terpenuhi jika 75% siswa yang mendapatkan nilai 75 keatas. Beberapa kekurangan yang harus diperbaiki pada siklus 2 adalah siswa kurang menguasai materi yang menyebabkan diskusi tidak berjalan dengan lancar, siswa cenderung ramai karena
Merokok... Boleh Atau Tidak Bagi Pelajar Kristen ? Oleh: Maryono B, S.Th (Guru PAK SMPN 2 Wates) PENDAHULUAN Dalam perkembangan industry rokok akhir-akhir ini mengalami perkembangan cukup pesat ini terbukti dengan banyak didirikannya pabrikpabrik baru baik dalam skala besar atau kecil bahkan juga munculnya home industry yang memproduksi rokok, Dan tidak dapat kita dipungkiri bahwa keberadaan industri tersebut banyak memberikan sumbangan cukup besar bagi bangsa kita baik yang berupa pajak maupun membuka peluang pekerjaan baru dengan demikian dapat mengurangi jumlah angka pengangguran. Dalam paparan ini saya sebagai penulis memberikan sudut pandang secara edukatif dampak rokok bagi remaja umumnya dan remaja Kristen khususnya terlepas dari pro dan kontra tentang keberadaan industri rokok tersebut. Banyak kita jumpai para remaja usia sekolah SLTP mereka sudah mengenal dan mengkonsumsi rokok baik dilakukan secara sembunyi-sembunyi atau terbuka bahkan ada pelajar SLTP yang bolos sekolah mereka nongkrong di pinggir jalan sambil menghisap rokok. Dan dari beberapa temuan yang dijumpai penulis mengapa mereka merokok ? ada beberapa temuan antara lain: 1) Ingin diterima dalam komunitas lingkungan mereka bergaul. 2)
Merasa percaya diri kalau bisa merokok, 3) Tidak mau disebut “banci” karena diejek teman “laki-laki kalau tidak merokok banci”. Dari berbagai macam penyebab tersebut diatas maka akibatnya remaja itu mengalami kecanduan rokok. Tentunya dari permasalahan itu kita sebagai pendidik tidak boleh memandang sebelah mata apabila kita menjumpai salah satu dari mereka ada peserta didik kita sudah kecanduan rokok. Mengapa ? karena biasanya seorang anak yang sudah kecanduan rokok itu tidak dapat fokus dalam belajar sehingga berakibat prestasi belajarnya menurun, disamping itu berawal dari rokok kemungkinan besar merupakan pintu masuk untuk masuknya keburukan lain menjadi daftar kegemaran mereka misalnya: minuman keras atau narkoba. Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang tidak baik, mengingat bahwa zat-zat yang terkandung dalam rokok dapat merusak kesehatan tubuh. Namun, bagi remaja yang sudah lama mengonsumsi rokok dan kecanduan, mengaku kesulitan untuk berhenti dari kebiasaan tersebut. Hal ini tentu saja akan menyulitkan para orang tua dan pendidik untuk membimbing remaja untuk berhenti merokok. Berikut beberapa tip yang bisa
Kegiatan belajar mengajar Anda terapkan untuk menolong remaja berhenti dari kebiasaan merokok: 1) Berdoa. Doa merupakan langkah awal bagi Anda yang sedang berusaha menghentikan remaja dari kebiasaan merokok. Sebab, dengan berdoa, kita telah menyerahkan permasalahan kepada Tuhan dan Ia akan memberikan pertolongan kepada kita, serta menjamah hati remaja yang kita layani. 2) Belajar Firman Tuhan. Ajaklah anak remaja untuk rajin membaca dan merenungkan firman Tuhan. Ingat, firman Tuhan memiliki kuasa yang sangat besar dan mampu mengubah hati anak remaja dari ketertarikan terhadap rokok dan kebiasaan
merokok. 3) Perbanyak Aktivitas Rohani. Ajaklah remaja untuk mengikuti kegiatan rohani sesering mungkin. Remaja sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan. Jika mereka lebih sering berada di lingkungan gereja daripada lingkungan yang konsumtif terhadap rokok, mereka akan terpengaruh oleh gaya kehidupan gereja yang jauh dari rokok. 4) Cari Tahu Penyebab Kebiasaan Merokok di Kalangan Remaja. Ada beberapa hal yang membuat para remaja tertarik mengonsumsi rokok, di antaranya adalah pengaruh temanteman dan iklan-iklan yang disajikan oleh rokok. Ajaklah mereka berdiskusi
untuk mencari tahu alasan mereka merokok. Dengan demikian, kita dapat lebih jeli dalam menentukan langkahlangkah untuk menolong mereka keluar dari kebiasaan merokok. 5) Bersikap Tegas dan Konsisten. Sering kali, remaja mengabaikan setiap peringatan yang diberikan oleh pembimbing atau orang tua. Hal ini, sering kali membuat kita merasa bosan dan putus asa sehingga akhirnya membiarkan mereka tetap mengonsumsi rokok. Ingatlah bahwa kita harus tegas dan konsisten pada komitmen “tidak untuk rokok”. 6) Menjadi Teladan yang Baik. Sebagai pembina dan orang tua, kita harus mampu memberikan teladan yang baik bagi remaja. Jika kita melarang mereka mengonsumsi rokok, kita sendiri pun jangan merokok. 7) Mengarahkan Remaja yang Mendapat Tekanan dari Teman Sebaya. Ada banyak remaja yang mengeluh karena diolok-olok oleh teman-temannya karena menolak untuk merokok. Ada yang dikatai banci, tidak gaul, tidak keren, sok rohani, dsb.. Untuk itu, kita harus bisa memberikan pengarahan dan pengertian kepada para remaja bahwa apa yang dikatakan teman-teman mereka tidaklah benar. Berikan kepercayaan diri kepada remaja bahwa yang
membuat kita keren dan gaul adalah ketika kita menjadi anak yang berprestasi, dan semua itu bisa didapatkan tanpa mengonsumsi rokok. Dengan demikian, remaja akan merasa percaya diri ketika mereka bergaul dengan teman-temannya yang merokok. 8) Memberikan Saran untuk Memilih Teman Bermain yang Baik. Kita harus menyadari bahwa para remaja tidak memiliki banyak pengalaman dan belum bisa menentukan apa yang baik menurut mereka. Untuk itu, Anda wajib memberikan masukan atau saran tentang siapa teman yang baik dan tidak baik bagi mereka. Dalam hal ini, kita tidak mengajak mereka bersikap eksklusif, melainkan menentukan teman mana yang dapat memberikan pengaruh baik dan teman mana yang dapat memberikan pengaruh buruk. Sebab, pergaulan yang buruk akan berbahaya bagi orang yang tidak dapat mengendalikannya. 9) Tangani Kecanduan Akibat Rokok dengan Serius. Jika remaja sudah mulai kecanduan rokok, kita harus melakukan langkah yang lebih serius. Anda dapat berkonsultasi dengan pendeta, dokter, psikolog, dan
belum dapat memfokuskan pada pelajaran dan nilai post tes siswa masih banyak yang rendah. Sehingga perlu dilanjutkan ke siklus 2. Perbaikan yang perlu dilakukan pada siklus 2 adalah siswa diharuskan belajar lebih dahulu di rumah sebelum pelaksanaan diskusi dan waktu untuk post tes selama 15 menit masih kurang sehingga untuk siklus 2 waktunya tetap 15 menit tetapi soalnya dikurangi 1 dari 6 soal untuk siklus 1 menjadi 5 soal untuk siklus 2. Pada siklus 2, siswa antusias melaksanakan pembelajaran model throwing ball. Siswa sudah lancar dalam melaksanakan tahap-tahap pembelajaran throwing ball, sebab model pembelajaran ini mereka lakukan untuk yang kedua kalinya. Berdasarkan hasil nilai pre tes dan post tes pada siklus 2, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Dari nilai rata-rata pre tes 82,03 menjadi 96,56 untuk nilai post tes sehingga mengalami peningkatan rata-rata nilai sebesar 14,53% Untuk hasil nilai belajar secara klasikal pada hasil post tes, siswa yang mendapatkan nilai 75 adalah 34 siswa. Maka ada 87% anak yang nilainya di atas 75, sehingga ketuntasan secara klasikal sudah terpenuhi. Berdasarkan nilai post tes pada siklus 2, nilai siswa sudah meningkat dan ketuntasan secara klasikal sudah terpenuhi sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran throwing ball dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan pada siswa kelas VIII F semester genap UPTD SMP Negeri 1 Pagu tahun pembelajaran 2013/2014.
beberapa orang yang dapat membantu Anda menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi remaja. 10) Memberikan ContohContoh Penyakit yang Dapat Ditimbulkan oleh Rokok. Tujuan dari cara ini bukanlah untuk menakut-nakuti remaja, melainkan untuk memberikan kesadaran tentang bahaya yang ditimbulkan oleh rokok. Anda dapat menunjukkan beberapa artikel kesehatan atau bahan-bahan lain dari dokter tentang bahaya rokok kepada remaja. 11) Memberikan Gambaran Tentang Masa Depan Remaja. Setelah menunjukkan fakta tentang bahaya merokok, Anda dapat menyisipkan gambaran tentang masa depan mereka. Katakan kepada remaja bahwa jika kesehatan mereka terganggu, itu akan mengganggu masa depan. Kita tidak mungkin dapat mengembangkan diri secara maksimal jika kesehatan tubuh kita tidak mendukung. Katakan bahwa kesehatan yang baik dapat memberikan pengaruh yang baik untuk masa depan. PENUTUP Generasi muda adalah penerus bangsa betapa hebatnya kalau mereka menjadi pribadi-pribadi yang sehat cerdas dan beriman pada Tuhan yang dipersiapkan secara matang dan baik. Maka harapan saya melalui artikel yang singkat ini mengajak semua yang terlibat dalam pendidikan anak remaja baik itu orang tua, masyarakat maupun guru untuk saling bahu membahu demi terwujudnya pola hidup remaja yang tidak terkontaminasi dengan hal-hal yang buruk yang bisa merusak depannya.
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENCERMATI KESULITAN BELAJAR SISWA DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA DI KELAS IX TAHUN PEMBELAJARAN 2011/ 2012 DI UPTD SMP NEGERI 2 PLEMAHAN Oleh : Drs. Suwandi (Guru SMPN 2 Plemahan)
PROSES belajar mengajar adalah merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Hubungan timbal balik antara guru dan siswa tersebut merupakan syarat utama bagi berlang-
sungnya proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar disisi lain adalah merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utamanya. Karena guru dalam proses belajar mengajar memegang peranan utama, maka dalam menjalankan tugas seharinya ia pasti
menjumpai dan menghadapi berbagai masalah yang sering terjadi dalam proses belajar mengajar, salah satunya adalah kesulitan belajar yang dialami siswa, yang tak mungkin dapat dipecahkan siswa sendiri. Dari sisi itulah, siswa pasti sangat membutuhkan pertolongan dan bantuan dari guru. Setiap siswa mempunyai hak yang sama untuk memperoleh peluang mendapatkan prestasi yang lebih baik (nilai yang baik). Tetapi pada kenyataan sehari-hari di sekolah tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan-perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara siswa yang satu dengan siswa yang
lainnya. Masalah Kesulitan Belajar Yang disebut dengan kesulitan belajar menurut Winkal (2001) adalah learning difficulty yaitu suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatanhambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Secara garis besar menurut Muhibbin (2005:173) faktorfaktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yakni : (1) Faktor Intern Siswa, yakni halhal atau keadaan-keadaan yang muncul atau datangnya dari dalam diri siswa sendiri, faktor ini meliputi gangguan atau kekurangan kemampuan psiko-fisik siswa; (2) Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang penyebab
dtangnya dari luar diri siswa. Faktor ini meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Tahap Penelitian Tahap pertama (Perencanaan), yaitu meliputi penyiapan sarana dan prasarana, mempelajari hasil pengumpulan data sesuai dengan poin C. Tahap kedua (Siklus I), merupakan pelaksanaan tindakan pada klien dengan cara konseling kelompok. Tahap ketiga (Refleksi), merupakan pegamatan terhadap klien setelah pelaksanaan konseling kelompok. Tahap keempat (Rencana Perbaikan), merupakan penyeleksian klien yang masih memerlukan bantuan/tindakan. Tahap kelima (Siklus II), merupakan pelaksanaan tindakan pada
klien yang belum berhasil pada siklus I yang dilakukan melalui konseling individu. Tahap terakhir (Pemantauan Hasil), merupkan tahap pemantauan perilaku semua klien dan kesulitan belajar lanjutan di sekolah setelah penelitian selesai. Alternatif Pemecahan Kesulitan Belajar Analisis Hasil Diagnosis: data dan informasi yang diperoleh guru melalui diagnostik kesulitan belajar tadi perlu dianalisa sedemikian rupa, sehingga jenis kesulitan khusus yang dialami siswa yang berprestasi rendah itu dapat diketahui secara pasti; (2) Menentukan Kecakapan Bidang Bermasalah: berdasarkan hasil analisis tersebut, guru diharapkan dapat menentukan bidang kecakapan tertentu
yang dianggap bermasalah dan memerlukan perbaikan; (3) Menyusun Program Perbaikan: dalam hal menyusun program pengajaran perbaikan remidial teaching; (4) Melaksanakan program perbaikan. Kesulitan belajar siswa adalah merupakan masalah yang tidak boleh disepelekan guru, sebab kondisi tersebut tidak akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikin upaya guru dalam pencerdasan bangsa otomatis gagal (Tidak tercapai). Dalam melaksanakan program remedial, hendaknya guru membiasakan diri untuk membuat persiapan terlebih dahulu secara matang, dan bila tidak pelaksanaan remedial ini akan tidak menemui sasaran (Cuma-cuma).
12
Pendidikan
Edisi 149 / VI / 1 - 7 September 2014
PENGARUH PENGGUNAAN INTERNET, PRESENTASI DAN ANTUSIASME TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DI SMP NEGERI 1 PAGU DAN SMP NEGERI 1 PLEMAHAN KABUPATEN KEDIRI Oleh. Dra. Naning Suprihatin (Guru IPA UPTD SMP Negeri 1 Pagu)
Kegiatan belajar mengajar I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jaman menuju era globalisasi dan era teknologi informasi telah berdampak pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya teknologi komunikasi berbasis komputer. Salah satu contoh adalah penggunaan internet. Dengan internet, orang dapat menjelajah ke penjuru dunia sehingga apa yang menjadi keinginannya terbantu. Guru sebagai ujung tombak dunia pendidikan, dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat memanfaatkan internet ini sebagai media pembelajaran. Di sisi lain, guru dalam proses pembelajarannya masih menggunakan pembelajaran konvensional sehingga siswa terlihat mudah bosan dan situasi belajar menjadi tidak menyenangkan yang mengakibatkan ketuntasan belajar baik individu maupun klasikal tidak tercapai.Adanya fasilitas media di sekolah seperti media komputer dan internet perlu dimanfaatkan secara maksimal. Pemanfaatan media internet merupakan salah satu alternatif memberi kemudahan guru dan siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan.
B. Rumusan Masalah Bagaimanakah pengaruh penggunaan internet, presentasi dan tingkat antusias terhadap hasil belajar IPA di SMP Negeri 1 Pagu dan SMP Negeri 1 Plemahan Kabupaten Kediri? II. LANDASAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran IPA Pembelajaran adalah suatu pengaturan informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi pebelajar melalui media tertentu sehingga terjadi proses belajar yaitu perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan pengetahuan (cognitive), perubahan perasaan (affective) dan perubahan perbuatan (behavioral). Menurut Direktorat Pembinaan SMP (2006:2) IPA adalah ilmu yang mengkaji berbagai persoalan yang terkait dengan berbagai fenomena pada makhluk hidup pada berbagai tingkat organisasi kehidupan dan interaksinya dengan faktor lingkungan, pada dimensi ruang dan waktu. Selanjutnya Direktorat Pembinaan SMP (2006:5) juga mengatakan bahwa IPA sebagai ilmu terdiri dari produk dan proses. Produk IPA terdiri atas fakta, konsep, prinsip, prosedur, teori, hukum dan postulat. Sebagai proses, IPA memiliki berbagai ketrampilan sains seperti: (a) mengidentifikasi dan menentukan
variabel bebas dan terikat, (b)menentukan apa yang diukur dan di amati, (c) mengamati menggunakan panca indera, (d) menafsirkan hasil pengamatan, (e) menemukan pola pengamatan, (f) meramalkan apa yang akan terjadi dari hasil pengamatan (g) menggunakan alat dan bahan, (h) ketrampilan menyusun laporan secara sistematis, (i) menjelasakan hasil percobaan, (j) mendiskusikan hasil percobaan, (k) ketrampilan mengajukan pertanyaan, dan sebagainya. C. Hasil Belajar IPA Abdurrahman (2003: 28) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti pembelajaran yang terdiri dari sejumlah aspek yaitu pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap. (http://wawanjunaidi.blogspot.com/2011/02/hasilbelajar.html diakses 6 Mei 2014 pukul 03.30 WIB). Selanjutnya Arikunto (dalam Supiati 2012:36) menyatakan bahwa hasil belajar siswa dinyatakan dalam hasil tes dan tes yang baik apabila memenuhi persyaratan tes yaitu memiliki validitas, realibilitas, obyektivitas, praktibilitas dan ekonomis. 3. Faktor-faktor yang Mempenga-ruhi Hasil Belajar a. Faktor intern Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Faktor fisiologis, yaitu keadaan fisik anak dan 2) Faktor psikologis, yaitu semua keadaan dan fungsi psikologis anak yang dapat mempengaruhi belajar, meliputi: bakat, minat, kecerdasan, dan motivasi.
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BARISAN GEOMETRI MELALUI PERMAINAN BILANGAN SEGITIGA SAMA SISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEPUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2007/2008
b. Faktor Ekstern Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ini dibagi menjadi dua, yaitu faktor lingkungan dan faktor instrumental. Faktor lingkungan meliputi: lingkungan alami dan lingkungan sosial. Sedangkan yang termasuk faktor instrumental adalah kurikulum, program, sarana dan fasilitas dan guru atau tenaga pengajar. D. Internet Menurut Muarifin (2010: 34) internet adalah jaringan komputer yang saling terhubung ke seluruh dunia tanpa mengenal batas teritorial, hukum dan budaya. Sebagaimana media yang lain internet juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran karena memiliki karakteristik yang khas, yaitu: 1) sebagai media interpersonal dan juga sebagai media massa yang memungkinkan terjadinya komunikasi one-toone maupun one-to-many, 2) memiliki sifat interaktif, dan 3) memungkinkan terjadinya komunikasi secara sinkron maupun tertunda sehingga memungkinkan terselenggaranya ketiga jenis dialog atau komunikasi dalam pembelajaran. Muarifin (2010: 35) juga mengatakan bahwa internet memiliki kelebihan, yaitu: 1) memungkinkan akses informasi ke banyak sumber, 2) hampir semua tema dapat diperoleh dari net, 3) bisa menjelajah dunia dari manapun ( rumah, kantor, mall, dsb), 4) ada fasilitas untuk berinteraksi dengan siapapun yang tertarik pada topik yang sama, 5) merupakan komunikasi dua arah, tanya jawab,
ngobrol, membuat web sendiri, kirim berita ke penjuru dunia. Dengan demikian internet dapat digunakan sebagi media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam setiap materi pembelajaran. E. Presentasi Menurut Masruri dan Creativity (2011:2) presentasi merupakan salah satu kegiatan penyampaian informasi kepada khalayak umum untuk membawakan hasil karya atau hasil diskusinya. Selanjutnya Masruri dan Creativity (2011: 2-3) juga mengatakan ada 7 tips agar sukses dalam presentasi yaitu: 1) untuk menyakinkan pendengar, sampaikanlah presentasi dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pendengar. 2) keseluruhan ide yang disampaikan harus dapat dipahami pendengar, 3) diakhir presentasi, ulaslah kembali poin-poin penting yang telah dipresentasikan, 4) ringkaslah materi yang disampaikan dan disesuaikan dengan waktu, 5) perhitungkan waktu untuk presentasi, dan waktu untuk tanya jawab, 6) perlunya berlatih presentasi di depan teman, dan 7) ceklah semua sebelum presentasi. Suhari (2012:24) juga menyatakan agar presentasi menjadi lebih menarik dan maksimal maka digunakanlah program power point. F. Antusiasme Antusiasme berasal kata dari antusias, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:81) berarti “[a] bergairah, bersemangat”, sedangkan
antusiasme adalah “[n] kegairahan; gelora semangat; minat besar terhadap sesuatu. “ Menurut Khomsatun (2006: 38) Antusiasme belajar mendorong siswa untuk memperhatikan materi yang ia pelajari dengan perasaan senang karena berhubungan dengan kebutuhan dan keinginan dirinya. Sikap tersebut mempengaruhi kualitas proses belajar sehingga turut menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. III. PEMBAHASAN DAN SIMPULAN Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan analisa data tentang pengaruh Penggunaan penggunaan internet, presentasi dan antusiasme terhadap hasil belajar IPA di SMP Negeri 1 Pagu dan SMP Negeri 1 Plemahan Kabupaten Kediri maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Pada kelas eksperimen yang diberi pembelajaran dengan mengunduh materi dari internet kemudian dipresentasikan dan disertai tingkat antusiasme tinggi maka hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang pesat terbukti rata-rata hasil belajarnya sebesar 83,22 dan nilai yang sering muncul sudah melebihi KKM yaitu 77. Namun pada siswa yang memiliki antusias rendah maka tingkat hasil belajarnya kurang optimal terbukti rata-ratanya hanya sebesar 64. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan internet, presentasi dan tingkat antusiasme tinggi berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar IPA di SMP Negeri 1 Pagu dan SMP
Negeri 1 Plemahan Kabupaten Kediri namun jika antusias siswa rendah maka hasil belajar juga kurang maksimal. Oleh karena itu disarankan sebagai guru untuk membuat model pembelajaran yang dapat meningkatkan antusiasme siswa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta. Binham. 2012. Menjadi Pribadi Yang Lebih Antusias, (http:// cafemotivasi.com/) diakses 14 Desember 2013 Depdiknas.2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta:Direkjendasmen. Dwiyogo, Wasis D. 2013a. Media Pembelajaran, Malang: Program Studi Tekonologi Pembelajaran Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Dwiyogo, Wasis D. 2013b. Merancang Pembelajaran dengan Mind Manager Pro 7. Malang: Universitas Negeri Malang.
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN KEGIATAN MENULIS TEKS BERITA UNTUK PENILAIAN AUTENTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SMALL GROUP LEARNING PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 WATES KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2010 /2011 Oleh: Lilik Sukarti (Guru Guru SMPN 2 Wates – Kediri)
Oleh: EDI SUKARSONO, S.Pd (Guru SMPN 1 Kepung) BERBICARA tentang pendidikan, setiap orang tua berkeinginan agar anaknya berpendidikan lebih tinggi, berpenghasilan lebih banyak, dapat hidup lebih baik dan masih banyak lagi yang diharapkan. Namun demikian misi pendidikan tidak hanya menyajikan pengetahuan untuk keperluan hidup seharihari, melainkan mengembangkan intelektual dan emosional secara optimal untuk menyesuaikan dengan situasi mendatang yang belum diketahuinya. Perkembangan intelektual menyebabkan perubahan pikiran manusia untuk lebih sederhana dalam memecahkan masalah kehidupan baik masa kini maupun masa yang akan datang. Matematika diasumsikan dapat mengembangkan intelektual yang dimaksud tadi. Tuntutan masyarakat seperti diatas kadang-kadang amat mendesak dan mengakibatkan perombakan sistem pendidikan secara besar-besaran. Adanya perombakan sistem pendidikan berarti adanya perubahan kurikulum pendidikan. Perkembangan pendidikan disesuaikan dengn perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi suatu negara, khususnya perkembangan kebudayaan, sehingga perkembangan pendidikan diharapkan sejalan dengan perkembangan kebudayaan, misalnya perkembangan matematika. Perkembangan matematika mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga matematika dan cabang-cabangnya sangat diperlukan oleh masyarakat. Tetapi kenyataanya yang terlihat bahwa penguasaan matematika masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada nilai raport para siswa pada umumnya. Penguasaan matematika yang masih rendah disebabkan pemahaman konsep matematika yang kurang baik. Hal ini disebabkan oleh faktor siswa sebagai anak didik. Siswa yang tidak gemar matematika akan menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit untuk
Kegiatan belajar mengajar
dimengerti, sehingga mengakibatkan matematika menjadi pelajaran yang menjemukan, tetapi bagi siswa yang gemar pada matematika akan menganggap matematika sebagai pelajaran yang menyenangkan dan menggembirakan, karena matematika bisa digunakan permainan yang dapat mengisi waktu luang. Pemahaman konsep matematika melalui metode permainan dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan konsep matematika. Dari hasil test matematika pokok bahasan geometri diperoleh skor sebagai berikut : Untuk siswa yang diajar dengan menggunakan pengayaan permainan bilangan segitiga sama sisi, rata-rata skor = 7,13 dengan simpangan baku = 0,502622. Sedangkan untuk siswa yang diajar tanpa menggunakan pengayaan permainan bilangan segitiga sama sisi, rata-rata skor =
6,36 dengan simpangan baku = 0,7904 Dari perhitungan diperoleh terhitung = - 2,7456 sedangkan t tabel =pada taraf signifikansi 5% untuk dk = 58 diperoleh ttabel = 2,00. Kemudian keduanya dibandingkan sehingga diperoleh thitung < ttabel. Dengan demikian Ho ditolak dan Hi diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pokok bahasan barisan geometri siswa yang diajar dengan menggunakan pengayaan permainan bilangan segitiga sama sisi lebih baik dari pada kelompok siswa yang diajar tanpa menggunakan pengayaan. Dengan kata lain upaya pemberian pengayaan permainan bilangan segitiga sama sisi mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan hasil belajar pokok bahasan barisan geometri.
PEMBELAJARAN bahasa Indonesia secara fungsional dan komonikatif adalah pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belajar berbahasa dalam kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Dengan pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk menalar dan mengemukakan kembali pesan atau informasi yang diterimanya itu. Siswa juga diharapkan memiliki kemampuan untuk mengekpresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan pengungkapan pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan tersebut adalah keterampilan menulis paragraf. Keterampilan menulis paragraf sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat produktifaktif merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa agar terampil berkomunikasi secara tertulis.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan di kelas, ditemukan bahwa menulis sering kali menjadi suatu hal yang kurang diminati dan kurang mendapat respon yang baik dari siswa. Ketika pembelajaran menulis siswa tampak mengalami kesulitan. Siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika pembelajaran menulis dimulai. Mereka terkadang sulit sekali menemukan kalimat pertama untuk memulai paragraf. Siswa sering menghadapi sindrom kertas kosong tidak tahu apa yang akan ditulisnya. Mereka takut salah, takut berbeda dengan apa yang diintruksikan gurunya. Keterampilan menulis di kelas terkadang juga hanya diajarkan pada saat pembelajaran menulis saja, padahal pembelajaran keterampilan menulis dapat dipadukan dan diintegrasikan dalam setiap proses pembelajaran di kelas. Menulis merupakan suatu keterampilan yang hanya akan berkembang jika dilatihkan secara terus menerus atau lebih sering. Memberikan kesempatan lebih
banyak bagi siswa untuk berlatih menulis dalam berbagai tujuan merupakan sebuah cara yang dapat diterapkan agar keterampilan menulis meningkat dan berkembang secara cepat. Oleh karena itu peneliti tertarik dengan menggunakan metode small group learning melalui penerapan kegiatan menulis teks berita untuk meningkatkan hasil belajar menulis paragraf pada siswa kelas VIII SMPN 2 Wates Kabupaten Kediri tahun pelajaran 2010/2011. Hara-pannya penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang menulis paragraf. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, setiap siklus meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2011 dengan mengambil tempat di SMPN 2 Wates Kabupaten Kediri. Objek penelitian adalah adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 44
siswa. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh kolaborator dan observator. Penelitian tiga siklus ini diawali dengan persiapan RPP, LKS, Test Formatif dan media pendukung setiap siklusnya. Pembelajaran siklus I dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2011 sampai tanggal 6 Februari 2011, siklus II tanggal 8-14 Februari 2011, siklus III tanggal 16-22 Februari 2011. Hasil observasi awal diperoleh data sebanyak 44 siswa, yang tuntas 25 siswa, yang tidak tuntas 19 siswa, jadi ketuntasan klasikal 56,8 %. Setelah dilakukan siklus II, siswa yang tuntas 38 siswa, yang tidak tuntas 6 siswa, jadi ketuntasan klasikal naik menjadi 86,36 %. Pada siklus III siswa yang tuntas mencapai 42 siswa, yang tidak tuntas 2 siswa, jadi ketuntasan klasikal mencapai 95%. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf dapat menggunakan metode small group learning melalui penerapan kegiatan menulis teks berita telah mampu meningkatkan hasil pembelajaran keterampilan menulis paragraf pada siswa kelas VIII SMPN 2 Wates Kabupaten Kediri.
Pendidikan
Edisi 149 / VI / 1 - 7 September 2014
13
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) PADA SISWA KELAS VIII-D UPTD SMPN 1 MOJO KAB. KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh: Prio Wardojo, S.Pd (Guru SMPN 1 Mojo Kab. Kediri) PENDEKATAN pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif masih perlu dikembangkan, pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari khususnya pada mata pelajaran IPS. Salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan konteks itu adalah pendekatan pembelajaran kontekstual. Pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, antara lain : kontruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). (Pustaka Yustisia, 2006 : 162) Dalam pendekatan pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya. Dengan bercermin pada konteks tersebut, peneliti ingin menerapkan model pembelajaran yang efektif, dan model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition), dimana pada model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) siswa dalam kelas dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4 sampai 5 dan setiap kelompok harus heterogen. Siswa dalam kelompok dituntut untuk dapat bekerjasama untuk menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana yang telah diberikan oleh guru. Dengan menggunakan model pembelajaran tersebut diharapkan peserta didik mampu mencari, menganalisis dan menggunakan informasi dengan sedikit atau bahkan tanpa bantuan guru. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (class action research)). Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di UPTD SMPN 1 Mojo Kabupaten Kediri. Pada tahap ini peneliti membagi menjadi 3 putaran (tiga kali pertemuan). Secara ringkas pelaksanaan tiap putaran sebagai berikut: Melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan rencana
pelajaran yang telah disampaikan dengan menerapkan model pembelajaran CIRC dengan pendekatan kontekstual yang di dalamnya terdapat beberapa tahapan yaitu : (1) Pendahuluan dengan menekankan konsep yang akan dipelajari, (2) Mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran, (3) Membimbing siswa dalam kelompok kooperatif, (4) Menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik, (5) Mengevaluasi hasil dan membimbing membuat rangkuman. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, dilakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa dan guru, dan pengelolaan kelas dalam pembelajaran CIRC dengan pendekatan kontekstual. Berdasarkan penelitian dapat ditunjukkan pada putaran I ini diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 80% (32 siswa yang tuntas dari 40 siswa) dengan nilai rata-rata kelas 68,85 menurut standar penilaian (DIKNAS 2006) bahwa pada putaran ini ketuntasan klasikal belum tercapai. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa dengan kegiatan pembelajaran CIRC. Suatu penilaian pada pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat dilihat pada perkembangan individu maupun kelompok. Nilai ini digunakan untuk memberikan penghargaan pada prestasi siswa baik secara individu maupun kelompok. Pada putaran ini semua kelompok mendapatkan penghargaan sebagai kelompok hebat, kecuali kelompok III yang mendapatkan penghargaan sebagai kelompok baik dan kelompok VIII sebagai kelompok super. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, dilakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa dan guru. Aktifitas siswa yang dominan pada putaran II adalah berdiskusi antar siswa (23%) dan mendengarkan penjelasan guru (18%). Aktivitas berdiskusi antar siswa mengalami peningkatan sebesar (1%). Peningkatan aktifitas ini sejalan dengan peningkatan aktifitas guru dalam mendorong dan melatih keterampilan kooperatif kelompok, di mana kegiatan kelompok kooperatif sudah tampak lebih hidup dengan berdiskusi antar siswa dan aktifitas berlatih keterampilan kooperatif yang mengalami peningkatan sebesar 1%. Dikarenakan guru sudah mengurangi aktivitasnya dalam menjelaskan materi. Aktifitas siswa yang mengalami penurunan pada putaran II adalah perilaku siswa yang tidak relevan dalam KBM sebesar 3%, seiring dengan upaya guru dalam meningkatkan motivasi dan memberikan umpan balik terhadap kelompok secara merata antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya sehingga mereka menda-
PELAKSANAAN PENILAIAN PORTOFOLIO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM TEMA “LINGKUNGAN” SISWA KELAS VII UPTD SMP NEGERI 1 KUNJANG TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011
patkan perhatian yang cukup dari guru. Aktifitas siswa yang juga mengalami peningkatan adalah presentasi kelompok (16%). Berdasarkan penelitian dapat ditunjukkan pada putaran II ini diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 97,5% (39 siswa yang tuntas dan 40 siswa) dengan nilai rata-rata kelas 75 menurut standar penilaian (DIKNAS 2004) bahwa pada putaran ini ketuntasan klasikal sudah tercapai. Hal ini disebabkan siswa sudah terbiasa dengan kegiatan pembelajaran CIRC. Aktifitas siswa yang dominan pada putaran III adalah berdiskusi antar siswa (24%) dan mendengarkan penjelasan guru (20%).Aktivitas berdiskusi antar siswa meningkat (1%). Ini menunjukkan bahwa siswa telah terbiasa dengan model pembelajaran CIRC. Peningkatan aktifitas ini sejalan dengan peningkatan aktifitas guru dalam mendorong dan melatih keterampilan kooperatif kelompok, dimana kegiatan kelompok kooperatif sudah tampak hidup dengan aktifitas berlatih keterampilan kooperatif yang mengalami peningkatan sebesar 2%. Siswa juga berlatih menjadi individu yang mandiri, yang didukung oleh data aktifitas berdiskusi antara siswa dan guru yang menurun sebesar 4%. Aktifitas mendengarkan penjelasan guru naik mengalami peningkatan sebesar 1%. Aktifitas guru meningkatkan motivasi siswa dan memberi umpan balik berpengaruh terhadap aktifitas perilaku siswa yang tidak relevan dalam KBM. Aktifitas presentasi kelompok meningkat sebesar 1%. Secara umum, seluruh aktifitas siswa pada putaran III ini mengalami perubahan positif. SIMPULAN DAN SARAN Kemampuan guru dalam mengelola KBM dengan model pembelajaran CIRC pada materi pokok Alasan Jepang membentuk BPUPKI juga mengalami peningkatan, yaitu dan nilai rata-rata 2,47 dengan kualifikasi cukup baik pada materi mengenal batas-batas negara-negara Asia tenggara 3,00 pada materi Alasan Jepang membentuk BPUPKI, dan menjadi 3,32 dengan kualifikasi baik pada materi resiko kegagalan dan keberhasilan dalam mengambil keputusan. Dengan demikian terjadi peningkatan kualitas pembelajaran CIRC. Model pembelajaran CIRC dapat menarik siswa untuk senang belajar sebesar 90% dan membantu memahami pelajaran sebesar 77,5%. Sehingga pembelajaran CIRC merupakan model pembelajaran yang efektif jika digunakan. Hasil belajar siswa meningkat pada setiap putaran yaitu pada
Kegiatan belajar mengajar putaran I diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 80% dengan nilai rata-rata 68,85; putaran II diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 97,5% dengan nilai rata-rata 75; dan putaran III diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 100% dengan nilai rata-rata 79,2. Sehingga penerapan model pembelajaran CIRC ini efektif jika diterapkan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi belajar. Jakarta : Rineka Cipta Kisyani-Laksono. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Unesa Muslich, Masnur. 2006. KTSP : Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual Jakarta: Bumi Aksara Tim Pustaka Yustisia. 2006. Panduan Lengkap KTSP. Yogyakarta : Pustaka
UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN TEMATIK TEMPAT UMUM MATA PELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN ALAM SEKITAR PADA KELAS II SEMESTER II SDN GADUNGAN IV PUNCU KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Oleh: Siti Tutik Khusnul K. S.Pd (Guru SDN Gadungan IV Puncu Kab. Kediri)
Oleh: Endang Riayani, S.Pd (Guru SMPN 1 Kunjang)
UNTUK meningkatkan mutu pendidikan diperlukan perubahan pola pikir yang digunakan sebagai landasan pelaksaanaan kurikulum. Proses belajar mengajar yang terfokus pada guru, dan kurang terfokus pada siswa mengakibatkan kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran. Selain fokus pada siswa pola pikir pembelajaran perlu diubah dari sekedar memahami konsep dan prinsip keilmuan, siswa juga harus memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan konsep dan prinsip keilmuan yang telah dikuasainya. Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan bentuk perubahan pola pikir tersebut, yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik. Model pembelajaran ini dapat menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab, dan partisipasi peserta didik, belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan
umum (public policy), memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan antarsiswa, antarsekolah, dan antaranggota masyarakat. Secara umum portofolio dapat dimaknai sebagai kumpulan dari semua hasil pekerjaan secara fisik dan catatan mengenai siswa selama proses pencapaian hasil dengan tujuan tertentu yang dipilih dengan panduan-panduan tertentu dan dalam jangka waktu tertentu yang didokumentasikan secara baik dan teratur, sehingga dapat dikomunikasikan kepada siswa dan pihak yang berkepentingan yang ingin mengetahui perkembangan belajar siswa itu. portofolio dapat meningkatkan proses penilaian dengan mengungkap pemahaman dan keterampilan siswa, mendukung tujuan pembelajaran, mencerminkan pertumbuhan dan perubahan setelah jangka waktu tertentu, mendorong siswa dan orangtua untuk dapat merefleksikan diri dan memberikan pendidikan berkesinambungan. Bentuk portofolio ada 3: portofolio dokumentasi, portofolio proses, portofolio hasil terbaik/tampilan.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan data statistik korelasi product menurut (rxy) tentang pelaksanaan penilaian portofolio dengan peningkatan prestasi pembelajaran pada bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia menghasilkan rxy = 0,6540 dari sampel yang diambil sejumlah 45 responden. Sedangkan angka yang terlihat dalam tabel Product moment menurut Sutrisno Hadi adalah sebagai berikut: Maka rxy = 0,6540 > rtabel = 0,294 berarti sangat signifikan, dengan demikian dari analisis tersebut dapat ditarik suatu simpulan bahwa: Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja diterima artinya ada hubungan atau korelasi yang positif antara pelaksanaan penilaian portofolio dengan prestasi pembelajaran pada bidang studi Bahasa dan Sastra: 1) Indonesia dalam pokok bahasan “Lingkungan” siswa kelas VII UPTD SMP Negeri 1 Kunjang tahun pembelajaran 2010/2011 . Hal ini berarti bahwa jika pelaksanaan penilaian portofolio bisa berlangsung secara baik, maka prestasi pembelajaran siswa pada bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia akan baik pula. 2) Pelaksanaan pelaksanaan penilaian portofolio yang skor rataratanya 300 : 45 = 6,66 adalah tergolong cukup baik. 3) Prestasi pembelajaran siswa pada bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia yang skor rata-ratanya 319:45 = 7,08 adalah tergolong cukup baik. Dari hasil penelitian nampak sekali bahwa pelaksanaan penilaian portofolio berpangaruh baik pada prestasi siswa, utamanya pada bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Untuk itu, hendaknya para guru mampu melaksanakan dan menerapkan penilaian portofolio secara efektif dan efisien. Keberhasilan yang dicapai siswa hendaknya lebih bisa ditingkatkan dan selalu dibina agar tidak salah arah. Hal itu bisa dilakukan dengan cara memberikan kesempatan dan fasilitas yang cukup pada mereka agar lebih bisa mengikuti pelaksanaan penilaian portofolio yang sesuai dengan perkembangan pribadi mereka.
1. Dari angket observasi kegiatan pembelajaran Pada akhir pembelajaran siswa diberikan angket observasi kegiatan pembelajaran dan didapatkan hasil : Untuk skala tinggi pada siklus 1 (9 siswa), siklus 2 (12 siswa) dan siklus 3 (31 siswa). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang berlangsung dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi pelajaran menjadi lebih menyenangkan dan siswa lebih percaya diri.
pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan alam sekitar dapat meningkatkan pemahaman siswa, sehingga siswa memiliki semangat, minat belajar yang besar dan menyenangkan. Dari hasil wawancara dan catatan lapangan dapat diketahui bahwa suasana pembelajaran telah mampu menghadirkan suasana nyata dan mendorong siswa membuat hubungan yang konkrit antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
Siswa sedang melakukan pengamatan pada tema tempat umum materi pokok lingkungan buatan di depan sekolah
PENGETAHUAN Sosial merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan dan abstrak. Dalam proses pembelajaran guru cenderung selalu menggunakan metode ceramah. Sehingga siswa yang mempunyai daya ingat yang kurang baik akan tertinggal dengan siswa yang daya ingatnya baik. Sebagai guru kelas yang kapasitas peserta didiknya banyak, tidak bisa menutup mata bahwa kemampuan siswa dalam menangkap materi pelajaran tidak sama. Guru sebagai pembuat skenario pembelajaran dituntut harus jeli melihat kondisi kemampuan siswanya. Ada kemungkinan metode yang digunakan dalam pembelajaran kurang tepat sehingga kebermaknaan materi dalam otak siswa kurang, sehingga mudah lupa. Untuk itu pada kesempatan ini dalam penelitian tindakan kelas peneliti mencoba salah satu metode alternatif yang dapat digunakan sebagai variasi dalam pembelajaran yaitu pemanfaatan lingkungan alam sekitar sebagai media pembelajaran. Teori belajar menurut sheal peter (1989) Belajar dengan cara baca hasil yang diperoleh 10%,Belajar dengan cara lihat,dengar diperoleh hasil 20% - 30% ,Belajar dengan cara lihat,dengar,dan mengatakan diperoleh hasil 50% - 70%, Belajar dengan cara katakana dan melakukan diperoleh hasil 90% (Sheal,peter,1989) Penelitian tindakan kelas ini
dilakukan pada siswa kelas II SDN Gadungan IV tahun pelajaran 2007/2008 , dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa terdiri atas 16 siswa perempuan dan 24 siswa laki-laki.Adapun instrumen yang dipergunakan diantaranya: a) Angket observasi pembelajaran. b) Pedoman wawancara. c) Instrumen pemanfaaatan lingkungan alam sekitar. d) Catatan lapangan. Kesimpulan Dari kegiatan penelitian tindakan kelas terhadap pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan alam sekitar, dapat dilihat melalui hasil yang diperoleh dari instrumen angket observasi kegiatan pembelajaran, instrumen pemanfaatan linngkungan alam sekitar, wawancara dan catat lapangan.
Siswa sedang melakukan pengamatan pada tema tempat umum materi pokok lingkungan alam di belakang sekolah
2. Dari instrumen pemanfaatan lingkungan alam sekitar Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus 3 diperoleh skala tinggi mencapai 77,5% sehingga dapat dikatakan bahwa
Siswa sedang melakukan pengamatan pada tema tempat umum materi pokok lingkungan alam di samping sekolah
demikian siswa dapat menjelaskan materi pelajaran yang telah diajarkan, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. Siswa mempunyai kesempatan untuk melihat secara langsung obyek pembelajaran. Sehingga kebermaknaan konsep dalam otak siswa lebih mendalam. Dari hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan pemanfaatan alam sekitar dapat meningkatkan pemahaman siswa. Saran Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai rujukan oleh guru dalam menciptakan kondisi belajar siswa yang aktif dan dinamis. Pemanfaatan alam sekitar dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran.
14
Pendidikan
Edisi 149 / VI / 1 - 7 September 2014
UPAYA MENINGKATKAN KETAATAN SISWA KELAS VII MELALUI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM ISLAMDI SMP NEGERI 2 TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010 PLEMAHAN KABUPATEN KEDIRI Oleh: Nur Hilal, S.Pd.I (Guru SMPN 2 Plemahan)
SECARA mutlak, pendidikan agama Islam adalah sebagai ciri khas di madrasah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. salah satu ciri pokok dari keberhasilan pendidikan agama Islam adalah terletak pada ukuran kepribadian siswa yang memiliki “akhlaqul karimah (berakhlak yang baik)”. oleh karena itu, pendidikan akhlak di sekolah
termasuk bidang studi jenis program inti (kelompok dasar). Menurut ajaran Islam, seorang muslim dapat mempunyai moral dan akhlak yang baik bilamana ia dapat menguasai pekerjaan dan tingkah lakunya dengan pikirannya. Seseorang tidak mau mengerjakan kejahatan karena pikirannya menyatakan bahwa pekerjaan itu jahat dan ia
mengerjakan kebaikan karena ia tahu bahwa hal itu baik. pikirannya dituntut oleh agama yang membedakan baik dan buruk. Orang yang sungguh-sungguh berakhlak senantiasa benar dan cinta kebenaran, adil dan jujur terhadap setiap manusia. Pendidikan akhlak adalah aktivitas dan usaha yang dilakukan pendidik kepada anak didik untuk meningkatkan bertambahnya budi pekerti yang baik serta memiliki materi yang telah diberikan dan juga dapat dikembangkan dengan membiasakan dengan melakukan sesuatu yang baik. Pembiasaanpembiasaan, latihan-latihan sangat diperlukan dalam pembinaan pribadi anak, karena pembiasaan dan latihan tersebut akan membentuk sikap tertentu pada anak yang lambat laun sikap itu akan bertambah jelas
dan kuat karena sudah menjadi bagian dari pribadinya. Pelajaran akhlak pada SMP merupakan salah satu pelajaran penting, meskipun tidak disampaikan dalam bidang studi tersendiri. Guru di dalam menyajikan pelajaran akhlak ini selain mengetrapkan kurikulum sekolah juga memakai cara tersendiri yaitu mengadakan pengawasan kepada para murid di Luar jam-jam pelajaran, misalnya pada saat sedang istirahat, dengan tujuan akhlak anakanak dapat terbina dan nantinya dapat menjadi orang berakhlak mulia Hubungan Antara Pendidikan Akhlak dengan Ketaatan Siswa Dalam Melaksanakan Tata Tertib Sekolah. Dalam pelajaran akidah akhlak
diajarkan tentang akhlak mahmudah (baik) di antaranya membiasakan sifat sabar, pemaaf, pemurah, membiasakan menepati janji, sifat rajin, ikhlas, suka menolong orang lain, menyantuni orang lemah, suka bermasyarakat. (Drs. H. Mahmud Suyuti:39). Dan diajarkan pula tentang akhlak madzmumah (buruk) yang harus dijauhinya, di antaranya menjauhi sifat ujub, riya’, takabbur, dendam, iri hati, bohong, bakhil, malas, dan lain-lain. (Ibid:63). antara akhlaqul karimah dengan menjalankan tata tertib tidak dapat terlepas satu sama lain dan saling mempengaruhi. Sehingga satu sama lain atau salah satunya terlepas, tidak akan terlaksana baik akhlaqul karimah maupun melaksanakan tata tertib.
Analisa Data Semua data-data dari penelitian tersebut dalam kegiatannya dianalisa
dengan statistik, dengan menggunakan “Korelasi Product Moment”. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut::
rx y
= Koefisien korelasi
x y = jumlah product x dan y x = variabel independent (pendidikan akhlak) y = variabel dependent (ketaatan tata tertib) Setelah diketahui dari hasil
analisa data tersebut di atas dapat diperoleh nilai = 0,641, dengan dikonsultasikan pada tabel r product moment, maka nilai tersebut jauh lebih besar dari pada tabel r, baik dalam signifikasi 5% (0,279), maupun taraf signifikasi 1% (0,361), maka interpretasinya hipotesa nol (Ho) kita tolak. Jadi, dengan diperolehnya nilai
rx
y
= 0,641 yang dikonsultasikan
pada tabel r product moment, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: “bahwa pendidikan akhlak dapat digunakan untuk meningkatkan ketaatan siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah di UPTD SMPN 2 Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri tahun pembelajaran 2009/ 2010”.
Upaya Meningkatkan Pembelajaran Bahasa Indonesia Tentang Kemampuan Membaca Melalui Analisis Kemampuan Membaca Bersuara Pada Siswa Kelas IX-A Semester I Tahun Pembelajaran 2007/2008 di SMP Negeri 1 Kunjang Oleh: Mohamad Ghufron, S.Pd (Guru SMPN 1 Kunjang)
Kegiatan belajar mengajar
Upaya Peningkatan Minat Belajar Siswa Dengan Strategi Pembelajaran Kontruktivisme Pada Mata Pelajaran IPA Materi Pokok Unsur Senyawa dan Campuran Kelas VII Semester I SMP Negeri 2 Wates Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011 Oleh: Nunik Wuryanti, S.Pd PENCAPAIAN usaha minat belajar siswa bergantung pada kemampuan guru dalam menggunakan strategi kegiatan belajar mengajar . Untuk penelitian belajar siswa kelas VII semester 1 SMP Negeri 2 Wates Kabupaten Kediri diperlukan strategi pembelajaran kontruktivisme. Pendekatan Konstruktivisme dapat meningkat terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA Materi Pokok Unsur, Senyawa dan Campuran. Penerapan konsep kontruktivisme secara baik dalam pembelajaran merupakan upaya meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran IPA Materi Pokok Unsur, Senyawa dan Campuran Kelas VII semester 1 SMP Negeri 2 Wates Kabupaten Kediri. Diperlukan bahan masukan dalam rangka pengembangan kurikulum sekolah agar tidak terpaku dengan cara-cara konvensional yang, namun perlu disesuaikan dengan perubahan atau inovasi penyelenggaraan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan perkembangan zaman. Penggunaan prosedur pengumpulan data yang tepat dapat diperoleh data yang objektif dalam kegiatan penelitian pembelajaran kontruktivisme. Paparan data ini diperoleh dari kegiatan pengamatan dan observasi peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung. Catatancatatan prestasi tersebut diwujudkan dalam bentuk hasil evaluasi yang dilakukan akhir kegiatan setiap siklus. Yang perlu diperhatikan dalam metode pembelajaran kontruktivisme diantaranya : Murid harus selalu aktif selama proses pembelajaran, Proses aktif adalah proses membuat segala sesuatu masuk akal, Interprestasi selalu dipengaruhi oleh pengetahuan sebelumnya, Kegiatan belajar mengajar tidak hanya proses pengalihan pengetahuan, tetapi juga pengalihan keterampilan dan kemampuan. Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar masih terpengaruh oleh strategi tradisional (ceramah) dalam artian komunikasi satu arah yang disampaikan oleh guru ada kegiatan belajar mengajar sebelumnya. Dari 42 responden, ada 19 siswa
dengan prosentase keaktifan 45,24%. Dari hasil prosentase tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar mulai menunjukkan aktivitas yang berarti. Disamping itu hasil belajar yang diperoleh siswa yang memperoleh hasil evaluasi baik ada 9 siswa dengan prosentase 21,42% yang tergolong sedang ada 21 siswa dengan prosentase 50%, sedangkan hasil bela-jar tergolong kurang 12 siswa dengan prosentase 28,58%. Setelah penggunaan metode kontruktivisme pada hasil evaluasi yang dilakukan ,dari frekuensi data tersebut berubah menjadi kategori kurang dalam prestasi belajar adalah 0,01-6,00 dengan frekuensi 12 dan prosentase 28,58%, kategori nilai sedang 6,01-8,00 dengan frekuensi 21 dan prosentase 50%, sedangkan kategori hasil belajar baik adalah 8,01-10,00 dengan frekuensi 9 prosentase 21,42%. Berdasarkan paparan data tentang aktivitas dan prestasi belajar siswa Kelas VII-H semster 1 SMP Negeri 2 Wates Kabupaten Kediri, peneliti melakukan refleksi dari hasil temuan kegiatan penelitian sebagai berikut: (1)aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mulai nampak terlihat ada peningkatan dibandingkan dengan kegiatan belajar mengajar sebelumnya, (2) beberapa siswa cepat dalam mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil evaluasi belajar yang
PENYELENGGARAAN Pendi-dikan di Indonesia khususnya di lembaga pendidikan formal sekarang ini banyak dikritik oleh masyarakat, karena pendidikan dinilai gagal dalam membentuk kepribadian dan moral siswa. Kejadian tawuran pelajar di Indonesia, berada pada tahap yang mengkhawatirkan,bahkan yang berstatus mahasiswapun tidak jarang terlibat dalam tawuran dan telah memakan korban jiwa termasuk para pelajar yang seharusnya menjadi penerus bangsa. Di antara mereka bahkan melakukan penganiayaan hingga menewaskan lawannya dengan perasaan tidak bersalah dan berdosa. Sementara itu kejadian seks di luar pernikahan juga telah menjadi trend di kalangan pelajar didorong oleh makin maraknya
dilakukan oleh guru beberapa siswa tidak mengalami kesulitan (3) beberapa siswa sudah ada keberanian dalam menyampaikan pendapat,dan (4) kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan berjalan, tetapi masih didominasi oleh siswa yang pandai. Pendekatan kontruktivisme, mengkondisikan siswa belajar dengan meningkatkan aktivitas, motivasi dan prestasi belajar. Sehingga pendekatan konstruktivisme yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini dipastikan dapat meningkatkan belajar, dan mening-katkan prestasi belajar siswa Kelas VII semester 1 SMP Negeri 2 Wates Kabupaten Kediri.
KEMAMPUAN berbahasa tidak dapat diperoleh secara otomatis dan alami, terutama kemampuan membaca dan menulis. Kemampuan berbahasa dalam perkembangannya diajarkan melalui proses yaitu pelatihan dan praktik yang teratur. Pelatihan dan praktik dalam kemampuan berbahasa berarti melatih kemampuan berpikir. Jadi semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas jalan pikirannya. Salah satu kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah kemampuan membaca. Kemampuan membaca merupakan faktor utama bagi pengajaran Bahasa Indonesia, serta bagi pengajar mata pelajaran lain. Untuk memperoleh pengetahuan yang dibaca, siswa dituntut dapat memahami makna bacaan. Mengingat pentingnya peranan membaca bagi siswa, maka usaha peningkatan kemampuan membaca perlu dikembang tumbuhkan. Kemampuan membaca merupakan aktivitas penting yang perlu ditanamkan kepada siswa. Dengan membaca siswa dapat memperoleh informasi dan pengetahuan. Dalam pengajaran membaca dan bermacam-macam teknik, diantaranya teknik membaca bersuara. Selain itu, kemampuan membaca bersuara dapat dimanfaatkan untuk berlatih mengkomunikasikan pikiran perasaan orang
lain (pengarang, penulis) kepada orang lain atau pendengar. Membaca bersuara adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama orang lain atau pendengar untuk memahami informasi, pikiran, dan perasaan seorang pengarang (Tarigan, 2002 : 22) Dalam melakukan aktivitas membaca antara seseorang dengan orang lain berbeda. Hal ini tergantung pada jenis membaca yang dilakukan. Membaca bersuara merupakan kegiatan membaca yang harus mengeluarkan bunyibunyi bahasa untuk didengarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, kemampuan membaca bersuara merupakan kesanggupan sese-orang untuk menyuarakan bacaan
yang dibacanya untuk orang lain. Melalui berlatih dan berpraktik membaca bersuara diharapkan siswa dapat menyuarakan bacaan sesuai dengan ucapan, tekanan, nada, dan lagu kalimat yang tepat. Aktivitas membaca antara seseorang dengan orang lain berbeda. Hal ini tergantung pada jenis dan tujuan membaca yang ingin dicapai. Berdasarkan jenisnya, membaca ada dua golongan besar yaitu membaca bersuara dan membaca dalam hati, (Tarigan, 2002 : 13). Membaca bersuara merupakan aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan pikiran dan perasaan seorang pengarang kepada pendengar secara lisan. Oleh karena itu, kegiatan membaca bersuara merupakan proses kegiatan komunikasi dua arah. Di
KURIKULUM 2013 MEMANG DIBUTUHKAN UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN ERA GLOBAL Oleh: H. Nasrulloh, S.Pd (Guru SMPN 1 Kunjang,Kab.Kediri) penyebaran kaset VCD, situs porno, dan penggunaan narkoba serta minuman alkohol. Realitas perilaku pelajar dan mahasiswa sebagaimana fenomena di atas, nampaknya sangat kontradiksi dengan rumusan Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” Paradoks tersebut mengindikasikan bahwa fungsi pendidikan sebagai pembentuk kepribadian telah mengalami degradasi nilai atau sikap di dalam praktik pendidikan. Taksonomi pendidikkan sebagai bingkai wilayah kepribadian manusia yakni membentuk sikap (affective domain), mengembangkan pengetahuan (cognitive domain), serta melatihkan keterampilan psychomotoric domain), nampaknya belum menjadi domain
yang utuh dalam tataran outcomes pendidikan.Bahkan dalam praktiknya,domain kognitif lebih dipentingkan dari pada domain yang lainnya. Seolah kepribadian manusia hanya berhubungan dengan kecerdasan otaknya, yang belakangan dikenal dengan IQ. Dalam rentang waktu dan sejarah yang panjang, manusia pernah sangat mengagungkan kemampuan otak dan daya nalar (IQ). Kemampuan berfikir dianggap sebagai primadona. Potensi diri yang lain dimarginalkan. Pola pikir dan cara pandang yang demikian telah melahirkan manusia terdidik dengan otak yang cerdas tetapi sikap, perilaku dan pola hidup sangat kontras dengan kemampuan inntelektualnya. Banyak orang yang cerdas secara akademik tetapi gagal dalam pekerjaan dan kehidupan sosialnya. Mereka memiliki kepribadian yang terbelah (split personality). Di mana tidak terjadi integrasi antara otak dan hati. Kondisi tersebut pada gilirannya menimbulkan krisis multi dimensi yang sangat memprihatinkan,apalagi diperparah dengan sikap spiritual yang lemah.Keadaan demikian yang merupakan sebagian dari latar belakang diadakan perubahan kurikulum oleh Kemendikbud yang kita kenal dengan Kurikulum 2013
Pada Kurikulum 2013 tidak hanya mengutamakan aspek cognitive (pengetahuan) saja tetapi juga aspek affective (sikap) dan psychomotoric ( ketrampilan) Pada aspek affective (sikap) dikelompokkan menjadi dua yaitu sikap social dan sikap spiritual.Sikap social dikenal juga dengan istilah kecerdasan Emosional,dan sikap spiritual dengan istilah kecerdasan spiritual Pengertian Kecerdasan Emosional menurut Derk adalah kemampuan memproses informasi dan memecahkan masalah.Salovey dan Mayer dalam Golemam mendefinisikan
kecerdasan emosional sebagai kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain serta menggunakan perasaan itu untuk memadu pikiran dan tindakan. Kecerdasan emosional yaitu kemampuan mengenali emosi diri, kemampuan mengelola emosi, kemampuan memotivasi diri,kemampuan mengenali emosi orang lain,dan kemampuan membina hubungan Pengertian Kecerdasan Spiritual menurut Zohar dan Marshall adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoaalan makna dan nilai,yaitu menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya serta menilai behwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang membuat seseorang menjadi utuh, sehingga dapat mengintegrasikan berbagai fragmen kehidupan,aktifitas dan keberadaannya Dengan dimasukkannya aspek sikap baik sikap social maupun sikap spiritual kedalam Kurikulum 2013 diharapkan kedepan akan meningkatkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual peserta didik sehingga siap untuk menghadapi era globalisasi tidak hanya mampu
satu sisi pembaca dituntut untuk dapat menginterprestasikan bacaan dan dapat menyuarakan bacaan dengan tepat dan benar. Agar makna mudah terpahami oleh pendengar, maka pembaca yang baik harus memiliki beberapa kemampuan. Hal-hal yang harus dimiliki oleh siswa yang dikategorikan memiliki kemampuan membaca bersuara meliputi: 1) Mempergunakan ucapan yang tepat. 2) Mempergunakan frase yang tepat (bukan kata demi kata). 3) Mempergunakan intonasi yang tepat agar makna mudah terpahami. 4) Memiliki perawakan dan sikap yang baik serta merawat buku dengan baik. 5) Menguasai tandatanda baca sederhana, seperti titik (.), koma (,), tanda tanya (?), dan tanda seru (!). (Tarigan, 2002 : 24), Keberhasilan membaca bersuara tidak hanya ditentukan satu faktor. Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan membaca bersuara yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri anak didik sebagai pihak yang membaca dan belajar membaca. Faktor internal meliputi ; (a) faktor intelegensi, (b) faktor sikap, (c) faktor perbedaan jenis kelamin, (d) faktor penguasaan bahasa”(Oka, 2003 : 54). Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri anak didik dalam hubungannya dengan proses membaca dan belajar membaca. Faktor eksternal meliputi ; (a) faktor status sosial ekonomi, (b) faktor bahan, (c) faktor guru “(Oka, 2003 : 54). Berdasarkan ulasan di atas, dapat diperoleh informasi tentang kemampuan membaca bersuara, sekaligus dapat diperoleh data akurat keberhasilan pengajaran membaca. Serta memiliki 2 tujuan, yaitu tujuan umum: untuk mendapat informasi atau gambaran secara umum tentang kemampuan membaca bersuara secara obyektif, dan benar dan tujuan khusus: untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang ketepatan pengucapan kata serta ketepatan penggunaan intonasi kalimat. Kegunaan penelitian ini dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan untuk peningkatan kualitas pengajaran membaca bersuara bagi siswa. Sehingga dapat disimpulkan dari hasil analisis tentang ketepatan pengucapan kata dan ketepatan penggunaan intonasi, dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan membaca sudah cukup baik. Sehingga mampu meningkatkan kemampuan membaca melalui analisis kemampuan membaca bersuara. bersaing dalam bidang ilmu, kognitiv, tehnologi tetapi juga siap membentengi diri dari pengaruh yang tidak baik terutama dari pengaruh budaya luar negeri dan apapun tantangannya sebagai pendidik harus tampil kedepan untuk sukses terselenggaranya Kurikulum 2013.
Rona-rona
Edisi 149 / VI / 1 - 7 September 2014
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FISIKA DALAM POKOK BAHASAN KEMAGNETAN PADA SISWA KELAS IX SEMESTER II TAHUN PEMELAJARAN 2010/2011 DI UPTD SMP NEGERI 1 KUNJANG Oleh : Wahid Antoni, S.Pd (Guru SMPN 1 Kunjang) PENINGKATAN kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut adalah pendidikan, sehingga kualitas pendidikan harus senantiasa ditingkatkan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan pembaharuan-pembaharuan strategi dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas siswa merupakan metode belajar mengajar yang mengutamakan peran siswa aktif, baik fisik, mental, maupun sosial. Berdasarkan gejala yang ada, peneliti akan mendeskripsikan suatu upaya peningkatan prestasi belajar dengan strategi pembelajaran iquiry pada siswa kelas IX mata pelajaran Fisika pada pokok bahasan Kemagnetan. Strategi Pembelajaran Inquiry Strategi merupakan suatu upaya, cara ataupun langkah-langkah pendekatan untuk mencapai sesuatu tujuan secara optimal. Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dilakukan untuk menghasilkan pembelajaran tersebut tercapai sesuai dengan pendekatan tujuan yang direncanakan. Dalam pembelajaran dengan penemuan (inquiry), siswa di
dorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan onsep-konsep dan prinsip-prinsip sendiri (Nurhadi & Senduk, 2006). Inquiry merupakan salah satu komponen dari penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning), yang berarti menemukan. Menurut Nurhadi (2002) menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL (Contextual Teaching and Learn-
ing). Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seprangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Inquiry merupakan salah satu dari tujuh komponen penerapan pendekatan kontekstual di kelas. Siklus inquiry sebagai berikut ; (1) Observasi (Observation), (2) Bertanya (Questioning), (3) Mengajukan Dugaan (Hipothesis), (4) Pengumpulan Data (Data Gathering), dan (5) Penyimupulan (Conclusion). Dalam pembelajaran dengan penemuan (inquiry), siswa di dorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip sendiri (Nurhadi & Senduk, 2006). Pembelajaran dengan inquiry memacu keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga mereka menemukan jawabannya. Siswa juga belajar memecahkan masalah secara mandiri dan memiliki ketrampilan kritis karena mereka harus selalu menganalisis dan menangani informasi. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada mata pelajaran fisika pokok bahasan kemagnetan kelas IX. Tahap Penelitian
Jumlah tahap penelitian adalah 3 (tiga) tahap. Waktu yang digunakan dalam tahap I, II dan III adalah bertahap dan antar siklus saling berkaitan untuk mendukung perolehan data. Tahapan-tahapan ini dilakukan untuk sekaligus merefleksikan tindakan yang telah/pernah dilakukan, kemudian mencari titiktitik usaha peningkatan dengan berbagai teknik dan cara sehingga mencapai hasil optimal yang diharapkan. Hasil Penelitian Strategi pembelajaran inquiry dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IX-3 semester II. Sebagai buktinya bahwa pengajaran yang dilakukan mengalami peningkatan yang signifikan dari hasil belajar yang diperoleh siswa. dari siklus 1 ke siklus 2 juga dari siklus 2 ke siklus 3, motivasi belajar siswa dengan strategi pembelajaran inquiry menunjukkan peningkatan. Pada siklus I nilai dengan kriteria baik 15,38%, tetapi pada pelaksanaan siklus 2 meningkat secara drastis menjadi 89,74% dan pada siklus 3 meningkat menjadi 100%. Peningkatan motivasi belajar siswa ini menunjukkan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diberikan guru. Prestasi belajar dapat baik bila motivasi belajarnya juga baik.
15
Liputan Pers Sambungan dari hal. 1 sangat cocok diterapkan pendekatan dengan memberi pencerahan kepada masyarakat. Terkait pendekatan ini, BNPT telah membentuk Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT). Hingga saat ini telah terbentuk FKPT di 26 provinsi. Pengurus dan anggotanya adalah tokoh agama, tokoh budaya, pemuda, perempuan, dan lain-lain. Mereka menjadi mitra BNPT di daerah dan sekaligus konseptor untuk melakukan pendekatan ke masyarakat dalam rangka pencegahan terorisme. Terkait pencegahan terorisme ini, BNPT juga bekerjasama dengan Dewan Pers untuk melakukan pelatihan kepada wartawan. “Bagaimanapun aspek pemberitaan membawa nuansa baik dan kurang baik. Yang kurang baik itu kita carikan solusi agar bagaimana kita memberi pencerahan kepada masyarakat”,
kata Agus. Anggota Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, yang hadir saat pelatihan mengatakan upaya deradikalisasi jauh lebih penting. Sebab, upaya ini tidak akan mengakibatkan korban jiwa, justeru mencegah muncul korban. “Ini upaya mulia tapi tidak banyak mendapat ekspos. Upaya yang dilakukan BNPT dari hulu dan hilir, tidak hanya hilirnya saja. Pencegahan sudah banyak dilakukan oleh BNPT,” katanya. “Pers harus ikut mendorong masyarakat berperan pada upaya pencegahan ini”. Sementara itu, Anggota Dewan Pers, Imam Wahyudi, berharap wartawan dapat mempertimbangkan dengan baik setiap akan mempublikasikan berita, terutama terkait terorisme. “Kembali ke nurani dan selalu berpikir tentang imbas dari pemberitaan kita”, tegasnya.
Imam menambahkan, dalam memberitakan terorisme, wartawan sering tidak memperhatikan konteks. Padahal, semua konteks terorisme harus disampaikan agar masyarakat tahu apa yang sebenarnya terjadi. Untuk menemukan konteks tersebut, wartawan harus melakukan verifikasi mendalam. “Audio visual memerlukan drama, tapi dramatisasi jangan dilakukan”, tegasnya menanggapi banyaknya dramatisasi di dalam berita televisi tentang terorisme. Sedangkan anggota Dewan Pers, Nezar Patria, menganjurkan wartawan berhati-hati dalam membuat berita tentang terorisme. Liputan semacam ini terkadang memerlukan kesabaran dan waktu lama, serta tidak cukup dengan satu kali pengecekan. “Pelaku terorisme juga orang cerdas dan bisa memainkan informasi”, katanya. (red)
TAIF 2014 Kota Kediri Sambungan dari hal. 1 Saat menyambut kedatangan para seniman asing yang tampil di TAIF 2014, Diungkapkan oleh Wali Kota Kediri Abdullah Abu bakar, bahwa dengan adanya perbedaan kultur yang beragam. nantinya bisa dikomunikasikan atau diemplementasikan melalui pergelaran seni. Diketahui jika para pelaku seni, dalam Arts Island Festival 2014 ini, pada umumnya berprofesi sebagai dokter dan dosen. Dari pertunjukan ini telah mampu ditunjukan adanya perpaduan budaya yang berbeda tetapi tetap memberikan keharmonisan yang serasi dalam perbedaan. “Ini merupakan percampuran
budaya, kita tujukan kepada seluruh masyarakat kita, agar mereka tahu mengenai budaya yang ada dibelahan dunia. Itu dialog budaya dikomunikasikan melalui seni”. Terang Abdullah Abu Bakar sebelum ikut mengambil peran tampil di TAIF 2014. Masih kata Mas Abu sapaan akrab Abdullah Abu Bakar, selain itu pergelaran festival seni budaya ini sekaligus bisa dijadikan ajang promosi bagi budaya indonesia ke negera lain. Dengan kegiatan ini maka budaya Indonesia khusunya Kota kediri bisa dikenal oleh manca negera.
Diketahui mereka yang berkecimpung dalam Art Island Festival ini melibatkan pelaku seni dari berbagai manca negara diantaranya Australia, New Caledonia, Malaysia, New Zealand, Holland, India dan Indonesia sendiri. Bahkan selain didukung oleh seniman lokal kota kediri, walikota Kediri Mas Abu juga ikut tampil untuk unjuk kebolehannya dalam kemampuan seninnya. Dengan penampilan yang menunjukan khas kediri, Mas Abu menampilkan kesenian asli kediri bersama seniman lokal lainnya. (hms/adv/har)
Puskesmas Teweh Sambungan dari hal. 1 sengaja, oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Tak hanya itu, bahkan kaca jendelanya dan bola lampunya pun sudah banyak yang dipecahkan. Sehingga hampir di setiap sudut ruangan, ditemukan banyak pecahan kaca berserakan. Kemudian di setiap closed ruangan yang terbuka, sebagian ada yang dirusak dan hampir
semuanya ada kotoran manusia, yang sengaja tidak dibersihkan. Sehingga menimbulkan bau tak sedap di bangunan itu. Salah seorang warga yang tidak mau disebut namanya mengaku, prihatin melihat kondisi gedung puskesmas tersebut. Karena hingga kini bangunan tersebut belum ditempati, Namun kondisinya sudah
memprihatinkan, karena terdapat banyak kerusakan dimana-mana. Akibat tidak dijaga dan dipelihara. “Kalau beginikan mubazir jadinya. Jadi sebelum bangunan tersebut kerusakan bertambah parah, harapan kami kepada pemerintah daerah, khususnya kepada pihak dinas instansi terkait, agar segera menempatinya, “Katanya. (mandau)
Sindikat Penjualan ABG Ilustrasi
Paripurna DPRD Kabupaten Malang Sambungan dari hal. 1
Penandatanganan Naskah Berita Acara anggota DPRD Kab. Malang
Peresmian Pengangkatan Anggota DPRD Kabupaten Malang Masa Keanggotaan 2014-2019. Berdasarkan pasal 6 ayat (4)
Peraturan DPRD Kabupaten Malang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Tertib DPRD Kabupaten Malang, disebutkan bahwa masa
Jabatan Anggota DPRD adalah 5 (lima) tahun terhitung mulai tanggal pengucapan sumpah/janji anggota DPRD dan berakhir pada saat anggota DPRD yang baru mengucapkan sumpah/janji, maka pada kesempatan yang sangat baik ini, perkenankan saya atas nama pimpinan dan segenap anggota DPRD Kabupaten Malang Masa Jabatan 2009-2014 menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada seluruh masyarakat Kabupaten Malang yang telah memberikan amanah dan kepercayaan kepada kami sebagai wakil rakyat Kabupaten Malang. Sebagaimana kata bijak mengatakan bahwa “Tak ada gading yang tak retak, Tak ada manusia yang sempurna”, oleh sebab itu, pada kesempatan ini pula kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh anggota masyarakat Kabupaten Malang, jika selama melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai anggota DPRD, terdapat kekurangan ataupun kekhilafan
dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat, atau mungkin sampai saat ini, ada yang belum berhasil diwujudkan. Akan tetapi, apabila ada aspirasi masyarakat yang berhasil kami perjuangkan, dan hasilnya dapat dirasakan manfaat dan faedahnya bagi pembangunan, peningkatan kesejahteraan, stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Malang, hal itu semata-mata merupakan tugas dan kewajiban sebagai pengemban amanah rakyat, terwujudnya koordinasi yang balk antara eksekutif, penegak hukum, aparat keamanan dan berbagai pihak, serta yang paling utama adalah keberhasilan yang kita raih merupakan rahmat dan petunjuk dan Allah SWT. Kami juga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak, khususnya kepada Sdr. Bupati beserta jajarannya, atas kerja sama yang terjalin dengan baik selama ini. Dalam kesempatan ini pula,
oleh anggota DPR mendatang, yaitu memengaruhi pihak eksekutif agar bisa dikelola oleh perusahaan yang terafiliasi dengan anggota DPR tertentu. “Ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah yang baru untuk menutup lubang-lubang permainan anggaran,” ujar Donal. Untuk mengatasi permainan anggaran ini, menurut Donal, pemerintahan mendatang perlu membuang organ sekaligus orang yang menjadi masalah di instansinya. Pemerintah baru harus membangun sistem agar hanya orang baik yang mengisi jabatan strategis. Secara terpisah, pengajar Departemen Ilmu Politik Universitas Indonesia, Panji Anugrah Permana, mengkhawatirkan adanya
migrasi oligarki dari tingkat lokal ke nasional. Pasalnya, banyak politisi lokal, seperti mantan bupati dan anggota DPRD, yang menjadi anggota DPR. Kondisi ini masih diperparah masuknya sejumlah kerabat elite atau orang kuat di partai ke parlemen. Para elite lokal dan kerabat orang kuat itu dikhawatirkan membuat kebijakan-kebijakan untuk melindungi kepentingan elite lokal ataupun parpol. “Itu harus dikritisi,” katanya.
Sambungan dari hal. 1 Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Syamsul (25) dan Kribo (42) warga Tretes, Kabupaten Pasuruan. Kejadian naas itu bermula ketika ID bertemu kawan-kawannya yang bernama Rati usai pulang sekolah. Korban kemudian diajak jalanjalan ke Surabaya. ID diajak menenggak minuman keras meski menolak, namun Rati terus memaksa hingga akhirnya ID tidak
perkenankan saya mewakili pimpinan dan segenap anggota DPRD Kabupaten Malang Masa Jabatan 2009-2014, menyampaikan permohonan undur diri, sekaligus kami menyampaikan ucapan “Selamat datang dan selamat bertugas”, kepada rekan-rekan calon anggota DPRD Kabupaten Malang Masa Jabatan 2014-2019, disertai permohonan dan harapan semoga para anggota DPRD Kabupaten Malang Masa Jabatan 2014-2019, dapat melanjutkan dan Iebih menyempurnakan tugas dan kewajiban yang belum terseIesakan sampai hari ini dan masih dalam proses pelaksanaan serta perencanaan yang telah dilakukan antara legislatif dan eksekutif. (Adv/Jun)
DPR Periode 2014-2019 Sambungan dari hal. 1 pengawasan, dan anggaran dengan optimal. “Walaupun anggota DPR petahana hanya sekitar 43 persen, mereka tidak sekadar mewarnai, tetapi juga mengerti permainan anggaran di DPR. Anggota DPR yang mengandalkan transaksi politik saat pemilu akan lebih berkonsentrasi untuk mengupayakan agar biaya politik yang dikeluarkannya segera kembali,” kata Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang, di Jakarta, Jumat (29/8). Berdasarkan kajian Formappi, dari 560 anggota DPR 2014-2019, sebanyak 243 orang (43,4 persen) di antaranya adalah petahana dan 317 orang (56,6 persen) merupakan
wajah baru. Latar belakang pekerjaan anggota DPR mendatang terbesar adalah politisi (45,7 persen) kemudian pengusaha (32,5 persen). Peneliti hukum Indonesia Corruption Watch (ICW), Donal Fariz, menuturkan, Mahkamah Konstitusi sebenarnya sudah berupaya menutup celah praktik korupsi yang mungkin dilakukan anggota DPR, yaitu dengan memangkas kewenangan DPR membahas hingga satuan III. Pembahasan hingga satuan III membuat anggota DPR mengetahui belanja dan jenis kegiatan yang akan dilakukan sebuah kementerian/ instansi serta memperdagangkan informasi dan proyek tersebut. Namun, Donal menilai, masih ada celah lain yang bisa dimainkan
Rekrutmen Pemerhati pemilu, Harun Husein, mengatakan, ada korelasi antara kinerja DPR dan pola rekrutmen parpol serta sistem pemilu. Rendahnya kinerja DPR terjadi
karena kesalahan parpol dalam merekrut caleg. Partai lebih memilih orang-orang populer, seperti pesohor atau anak-anak pejabat, karena ingin memperoleh suara terbanyak. Mereka dipilih terutama bukan karena memiliki kemampuan, melainkan karena populer atau memiliki modal untuk mendulang suara. Kondisi ini merupakan dampak negatif dari sistem pemilu saat ini yang menggunakan sistem keterpilihan dengan suara terbanyak. “Dampaknya ke DPR, kinerjanya menjadi rendah,” katanya. Anggota DPD asal Riau, Abdul Gafar Usman, memprediksi, wajah DPD mendatang juga tidak akan banyak berubah dibandingkan dengan DPD sebelumnya. (komp/red)
sadarkan diri. Dalam keadaan pingsan korban diperkosa oleh tersangka Syamsul hingga korban mengalami pendarahan. Pagi harinya ID bukannya dibawa pulang malah dibawa ke lokalisasi Tretres dan dijual kepada tersangka Kribo sebagai seorang mucikari. Korban mengaku saat berada di lokalisasi dipaksa melayani para lelaki hidung belang
tanpa mendapat upah sepersen pun. Tidak hanya itu, ia juga disekap didalam wisma. Bahkan ponsel yang dibawa dari rumah disita oleh sang mucikari. Kasad Reskrim Polres Mojokerto AKP Kusworo Wibowo mengatakan, penangkapan pelaku bermula dari laporan korban. Dari hasil pengembangan polisi akhirnya dapat membongkar sindikat penjualan ABG ini. (Cak Gun)
HAN Kota Kediri Sambungan dari hal. 12 menumbuh kembangkan kreativitas anak-anak yang masih dalam usia emas,” ungkap Abdullah Abu Bakar. Oleh karena itu, Abdullah Abu Bakar berharap agar ada rasa tanggungjawab, kepedulian, keikhlasan, komitmen kebersamaan yang sinergi. Sehingga, lanjut Abdullah Abu Bakar, dapat memenuhi ketentuan perlindungan anak
sebagaimana diamanatkan UU no 23 tahun 2002. Harapannya akan muncul generasi penerus yang beriman, jujur, cerdas, sehat, berakhlak mulia dan berprestasi. Acara yang dimulai pukul 08.30 itu ditandai dengan pemotongan tali balon udara oleh bunda PAUD Ferry Silviana Feronica Abubakar atau akrab dipanggil Bunda Fey. (hms/adv/har)
Demo Pelantikan DPRD Sambungan dari hal. 1 Dalam orasinya, para demonstran menngkritik kepada dewan yang baru dilantik agar berani memperjuangkan kepentingan rakyat bukan kepentingan pribadi, ataupun golongan. “Anggota DPRD bukan kumpulan tikus-tikus kantor yang sering memakan uang rakyat” teriak Rudi Hartono, seorang perwakilan demonstran dengan pengeras suara, Sabtu (30/8/2014) siang. Dalam orasinya, dia menyebutkan para pendemo menyangsikan, keberpihakan dewan kepada rakyat, lantaran maraknya praktik money politic dalam pemilu legislatif lalu. “Mereka yang dilantik melakukan money politik. Begitu duduk, mereka akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uangnya kembali. Mereka akan mengabaikan rakyat,” teriak Hartono. Kesangsian pengunjuk rasa terhadap anggota dewan yang dilantik, ditunjukkan Rudi Hartono dengan atraksi mengiris pergelangan nadi tangannya dengan sebuah silet. “Ketamakan akan tetap melanda
dewan. Saya potong urat nadi saya, untuk menujukkan ketidak percayaan kepada mereka,” kata Hartono sembari mengiris pergelangan nadinya hingga berdarah. Merasa diabaikan oleh para anggota dewan, para pengunjuk rasa memaksa ingin mendekat, karena ingin aspirasinya didengar. Para pendemo juga telah menyiapkan kado berupa pakaian dalam, supaya dewan tetap berani menyuarakan kepentingan masyarakat. Tapi hingga pelantikan berakhir, kado itupun juga tidak kunjung diberikan. Namun perwakilan demonstran sempat ditemui sejumlah anggota dewan yang baru dilantik. Selain berorasi, para demonstran juga membagikan selebaran berisi pernyataan sikap kepada masyarakat. Pantauan Koran ini, demonstrasi berlangsung aman hingga proses pelantikan dewan usai dilaksanakan. Sebanyak 325 personil dari Polresta Pasuruan mengamankan jalannya proses pelantikan siang itu. (fik)
CMYK
16
Advertorial
Edisi 149 / VI / 1 - 7 September 2014
Ir. Tjaturina Winhandoko Buka Orientasi Motivator KIA
Fokus Tekan AKI dan AKB di Kabupaten Jombang
Ir. Tjaturina Wihandoko MM, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang saat memberikan sambutan
Jombang, SMN - Bunda Motivator Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang telah disandang oleh Ir. Tjaturina Wihandoko MM, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang, semakin memantapkan tekadnya untuk segera fokus menekan dan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada saat
melahirkan. Pengukuhan gelar Bunda Motivator KIA diselenggarakan pada kegiatan Orientasi Motivator Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pada (27/8) di gedung pertemuan KPRI Sejahtera Jombang. Hadir pada acara tersebut Dr. Mochammad Shochib, MARS. tim EMAS (Expanding Maternal dan
Neonatal Survivals) Jawa Timur, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Tim Emas Kabupaten Jombang, Ketua Forum Sehat Kabupaten Jombang, Ketua Forum Masyarakat Madani Peduli Kesehatan ibu dan Anak Kabupaten Jombang, Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan se Kabupaten Jombang, bidan dan motivator KIA. Disampaikan Ir. Tjaturina Wihandoko, MM indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan adalah kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi seperti yang tertuang dalam Millennium Development Goals (MDGs) ke 4 dan 5, yakni mengurangi angka kematian bayi dan anak juga memperbaiki kualitas kesehatan maternal. Angka Ibu meninggal setiap tahunnya dari penyebab kematian yang terkait dengan proses kehamilan dan kelahiran sangat tinggi. Dikabupaten Jombang angka kematian ibu pada tahun 2012 sebanyak 21 jiwa. Tahun 2013 sebanyak 18 jiwa dan pada tahun 2014 hingga saat ini, angka kematian ibu melahir-
kan di Kabupaten Jombang sebanyak 16 jiwa. “Untuk itu kita berharap, angka kematian Ibu melahirkan dan angka kematian bayi lahir di masa akan datang harus dapat kita tekan. Sebab angka kematian bayi meninggal juga cukup tinggi setiap tahunnya”, tuturnya. Data kematian bayi lahir di Kabupaten Jombang pada tahun 2013 sebanyak 243 jiwa. Dan angka kematian bayi baru lahir hingga bulan ini sebanyak 106 jiwa. “Melihat angka ini, mari kita bersamasama bersinergi berusaha untuk menekan angka kematian ibu dan bayi dengan jalan meningkatkan derajat kesehatan ibu juga bayi’, tandasnya. Untuk mendukung upaya tersebut pemerintah Kabupaten Jombang telah merealisasikan mobil ambulance Siaga Desa. Mobil ini selain dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat desa sekaligus sebagai alat transportasi menuju ke pusat layanan kesehatan. Mobil Siaga Desa ini juga merupakan upaya untuk mengurangi salah satu
penyebab keterlambatan membawa pasien ke pelayanan kesehatan terdekat.Di Indonesia, Kabupaten Jombang merupakan satu satunya Kabupaten yang memiliki program mobil ambulance siaga di 302 desa dan 4 kelurahan. “Dengan adanya mobil Ambulance Siaga Desa ini, tidak akan ada lagi kematian ibu melahirkan dan bayi yang baru lahir yang disebabkan keterlambatan ke pelayanan kesehatan karena tidak adanya sarana transportasi. selain itu juga harus
diperkuat dan semakin dimantapkan kerjasama seluruh pihak untuk usaha penyelamatan ini. Keberadaan program EMAS menurutnya juga sangat membantu beberapa program pemerintah yang tengah berjalan. Termasuk peran serta masyarakat dalam penyelamatan ibu melahirkan dan bayi lahir. Istri Bupati Nyono Suharli menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi terbentuknya Forum Masyarakat Madani Peduli Kesehatan (KIA), Motivator Kesehatan Ibu
dan Anak (MKIA) di tingkat desa. Harapannya semua forumini dapat bersinergi bermitra dengan petugas kesehatan yanga ada. Dan bagi petugas kesehatan juga harus meningkatkan mutu pelayanan dan mampu bekerjasama dengan MKIA untuk berkontribusi dalam pengurangan angka kematian ibu dan bayi lahir. Saat ini Motivator KIA sudah terbentuk di 5 Kecamatan. Kecamatan Bareng, Tembelang, Kudu, Cukir, dan kecamatan Bandarkedungmulyo. (Wati_humas/met/adv)
Foto bersama tim Motivator Kesehatan Ibu dan Anak Kabupaten Jombang
Revisi Edisi 148. 25 - 31 Agustus 2014
Pawai Kebangsaan Kota Blitar Pelaksanaan Pawai Budaya Kota Blitar peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-69
Blitar, SMN - Memperingati dan memeriahkan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke-69, Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar kembali
menggelar Pawai Kebangsaan Kota Blitar tahun 2014, Kamis (21/8) lalu. Menurut Ketua Panitia, Suharsono, SH, MAP, tujuan diselenggarakannya Pawai Kebangsaan Kota
Blitar ini untuk menggelorakan kembali nilai-nilai Nasionalisme, Patriotisme, Religius dan Wawasan Kebangsaan serta meneladani semangat perjuangan para pahlawan
dengan semangat gotong royong dan kebersamaan sesuai Semboyan Rukun Agawe Santoso. “Serta sebagai wujud aktualisasi bakat, minat, dan kreativitas masyarakat Kota Blitar sekaligus ikut mendorong terwujudnya ekonomi kreatif,” ungkap Suharsono, SH, MAP. Dikatakan Suharsono, pada pelaksanaan pawai kebangsaan diikuti oleh 83 peserta yang terdiri dari unsur Pendidikan, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Instansi Vertikal, BMUD/BUMN, Kecamatan dan Kelurahan, serta unsur masyarakat dengan tema, “Dengan Semangat Rukun Agawe Santoso, Kita Dukung Suksesi Kepemimpinan Nasional Demi Keberlanjutan Cita-Cita Proklamasi Kemerde-
kaan”. “Kegiatan ini dilaksanakan dengan rute yang ditempuh kurang lebih sepanjang 4 kilometer start di depan Kantor Walikota Blitar dan finish di Rumah Dinas Walikota Blitar,” jelasnya. Wali Kota Blitar, Muh. Samanhudi Anwar, SH, mengatakan pawai ini menggambarkan perjalanan panjang Bangsa Indonesia. Mulai dari merebut, mempertahankan, sampai mengisi kemerdekaan, dimana seperti dipesankan Bung Karno kemerdekaan adalah jembatan emas untuk mewujudkan citacita Bangsa dan Negara ini. “Untuk itu mari kita isi dan kita syukuri Kemerdekaan ini dengan pembangunan di segala bidang,” kata Muh.
Samanhudi Anwar, SH. Selain itu ke depan yang akan dikembangkan adalah ekonomi kreatif. Dimana konsep ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era ekonomi baru. Ekonomi kreatif bermaksud menjadi mendorong kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. “Sudah sering kita ingatkan, sumber daya alam kita sangat terbatas, luas wilayah Kota Blitar juga tidak terlalu luas, dan juga tidak ada industri multinasional, maka untuk menggerakkan ekonomi lokal harus dengan menjalankan ekonomi kerakyatan dan ekonomi kreatif
sesuai dengan karakter dan jati diri bangsa sebagaimana yang diajarkan oleh Bung Karno,” ujarnya. Selain itu, melalui pawai ini pihaknya berharap dapat memperkokoh semangat Rukun Agawe Santoso di antara seluruh komponen masyarakat Kota Blitar, karena jika mau bersatu, mau bekerja sama, dan mau bergotong royong, semua permasalahan akan dapat diselesaikan bersama dengan mudah. “Mari kita syukuri bersama nikmat kemerdekaan ini, mari kita terapkan pesan Bung Karno dengan menjadikan kemerdekaan ini benarbenar sebagai “Jembatan Emas” menuju terwujudnya cita-cita Bangsa dan Negara,” pungkasnya. (mam) Bersambung di halaman 15
Hari Anak Nasional (HAN)
Mas Abu: Pemkot Kediri Dorong Kegiatan Positif untuk Tumbuh Kembangkan Kreatifitas Anak di Usia Emas
Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar
Kediri, SMN - Pemerintah Kota Kediri bertekad menggelar Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2014 di halaman Pemkot Kediri, Kamis (28/8). Kegiatan tersebut berlangsung semarak dan meriah, karena Ratusan bocah mulai tingkat Play Group, hingga SD/MI, dengan didampingi orang tua dan gurunya penuh semangat mengikuti acara seni tari untuk memperingati HAN. Bahkan sejak pagi halaman
Pemkot Kediri sudah dipenuhi anakanak dengan menggunakan busana kesenian daerah. Banyak anak-anak dari TK maupun SD siap menampilkan kreativitas busana dan aksesoris masing-masing. Sekitar 500 anak menghadiri acara tersebut untuk ikut memeriahkan HAN. Kegiatan ini langsung dibuka oleh Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar yag juga didampingi ibu walikota Kediri Ferry Silviana Feronica Abubakar. sementara saat
memberikan sambutan, Abdulah Abu Bakar mengatakan bahwa acara HAN yang digelar di halaman Pemkot Kediri tersebut diharapkan dapat meningkatkan kreatifitias dan potensi anak-anak serta guru di Kota Kediri. Mas Abu panggilan akrab
Adulah Abu Bakar, menambahkan bahwa pemerintah kota kediri sejauh ini berkomitmen untuk selalu mendukung dan mendorong semua kegiatan positif di kota kediri yang bisa memberikan dampak positif untuk anak-anak. “Sebagaimana visi Pemkot
Kediri untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, sejahtera dan bermoral. Kami sangat mengharapkan kualitas anak-anak Indonesia, khususnya di Kota Kediri biar semakin meningkat dengan beragam aktivitas positif yang bisa Bersambung di halaman 15
17