HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 3.000
Rp. 50.000 Rp. 55.000
16 HALAMAN
SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila
SABTU, 1 FEBRUARI 2014
NOMOR 272 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Menparekraf : Pengambilan Koral Melanggar Hukum
(Suara NTB/her)
’’
Mari Elka Pangestu
Kalau ada aktivitas pengambilan koral (biota laut dilindungi) itu tidak boleh karena dilarang hukum
Giri Menang (Suara NTB) Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Mari Elka Pangestu menegaskan, segala aktivitas pengerusakan lingkungan termasuk pengambilan terumbu karang (koral) secara ilegal harus dihentikan karena melangggar hukum. Aktivitas pengambilan biota laut jenis koral tidak dibenarkan dan melanggar hukum karena jenis biota laut ini termasuk dilindungi. Untuk mencegah dan menghentikan aktivitas yang mengancam keindahan bawah laut tersebut, Menparekraf meminta agar semua unsur, yakni pemerintah daerah (pemda) , aparat keamanan dan unsur-unsur terkait serta komunitas terkait harus bekerjasama. Karena jika aktivitas itu dibiarkan akan merusak lingkungan, lebih-lebih pariwisata bawah laut dikawasan Sekotong yang salah satu destinasi di kawasan itu masuk program MP3EI. Mari Elka Pengestu menjelaskan, masalah lingkungan khususnya di kawasan pariwisa-
Pemkab Lobar Berharap Ada Penegakan Hukum PEMKAB Lombok Barat (Lobar) melalui Dinas Pariwisata berharap agar penegakan hukum bisa dilaksanakan terhadap indikasi pengambilan biota laut. Kepala Dinas Pariwisata Lobar, I
Gede Renjana menyatakan, masalah dugaan aktivitas pengambilan biota laut berupa koral di wilayah Sekotong dan sekitarnya, pernah dibahas dalam beberapa kali rapat koordinasi dengan provinsi.
Masalah ini menurutnya sudah ditangani aparat berwajib. ‘’Kami harap proses penegakan hukum bisa dilaksanakan,”harap Renjana. Bersambung ke hal 5
ta laut menjadi salah satu perhatian khusus pemerintah pusat. Sehingga di banyak tempat tidak saja di NTB, Kemenparekraf melakukan pendekatan-pendekatan untuk menghentikan aktivitas pengerusakan lingkungan. Menurutnya, bagaimana cara menghentikan aktivitas itu sebelum upaya penegakan hukum dilakukan? Perlu disosialisasikan oleh pemda kepada nelayan, pengusaha dan investor bahwa pengerusakan lingkungan dan pengambilan biota laut secara ilegal itu dilarang oleh hukum. Bersambung ke hal 5
BLHP NTB Dukung Ada Kontrol Terhadap Pelestarian Lingkungan Mataram, (Suara NTB) Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian (BLHP) NTB, Ir. H.Heri Erpan Rayes, mendukung penuh langkah yang diambil oleh Suara NTB terkait dengan gencarnya me-
dia ini memberitakan adanya dugaan pencurian dan bisnis ilegal terumbu karang (koral) di wilayah Sekotong, Lombok Barat (Lobar). Pemberitaan Suara NTB menurutnya, Bersambung ke hal 5
Mess PT.AMG Dibakar Massa Selong (Suara NTB) Areal tambang pasir besi di Pantai Ketapang, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur (Lotim) Kamis (30/1) malam lalu dibakar massa. Sejumlah bangunan milik PT Anugrah Mitra Graha (AMG) dibakar, diduga pemicunya kehadiran sebuah kapal yang melakukan pengerukan pasir menga-
ndung bijih besi di wilayah itu. Pantauan Suara NTB di tempat kejadian perkara (TKP), hingga pukul 20.00 Wita Kamis malam lalu, warga masih terkonsentrasi di areal tambang pasir besi itu. Langkah sigap aparat Polres Lotim yang datang malam itu berhasil menghalau warga. Informasinya, aksi warga ini berlang-
sung sejak sore hari. Aparat Polsek Pringgabaya tidak mampu menghadang amukan massa. Aksi pembakaran pun tidak bisa dicegah. Mess sebanyak 20 kamar, basecamp dan jeti kapal ludes dibakar. Kapolres Lotim, AKBP Dede Alamsyah di TKP mengaku sangat menyayangkan pihak perusahaan yang tidak berkoordinasi dengan aparat keaman-
an sebelumnya. Akibatnya, aksi pembakaran cukup besar. Amukan massa dari sejumlah perkampungan di sekitar areal tambang. ‘’Alhamdulillah tidak ada koordinasi dengan Polrek dengan Polres, tapi karena ini merupakan tanggung jawab kita kita tetap lakukan pengamanan,’’ tegasnya. Bersambung ke hal 5
TERBAKAR - Sejumlah bangunan milik PT AMG yang ludes dibakar massa.
TO K O H Daftar Tunggu Semakin Panjang KEPALA Kanwil Kementerian Agama NTB, Drs. H. Usman mengatakan daftar tunggu (waiting list) Jemaah Calon Haji (JCH) NTB semakin panjang dengan dipotongnya kuota JCH sebesar 20 persen hingga tahun 2016 mendatang. Dengan kuota JCH sebanyak 4.490 - 4.500 orang saja, Bersambung ke hal 5 H. Usman (Suara NTB/dok)
(Suara NTB/rus)
Dugaan Manipulasi Absensi
Prof Idrus: Logika Hukumnya Tidak Jelas Selong (Suara NTB) Pakar Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Mataram (Unram) Prof. Dr. Idrus Abdullah, SH mempertanyakan logika hukum yang digunakan penggugat Mr. Giovanni Ardizzon (56) warga Italia terhadap Harian Umum Suara NTB. Ia menilai, logika hukum yang digunakan penggugat sangat tidak jelas. ‘’Apa dasar hukumnya,’’ tanya Prof. Idrus yang kepada Suara NTB via ponselnya, Kamis (30/1). Ia menegaskan, berdasarkan Undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers, sudah jelas mengatur kebebasan Pers. ‘’Pers ini kan bekerja berdasarkan UU,’’ tegasnya. Berita-berita yang disajikan seperti koran menurutnya tidak ada unsur menjelekkan dan merugikan orang lain. Bersambung ke hal 5
’’
Prof. Dr. Idrus Abdullah (Suara NTB/dok)
Dua Pengawas THL Diperiksa Kejaksaan Mataram (Suara NTB) Tim penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB intensif mengusut dugaan adanya manipulasi absensi Tenaga Harian Lepas (THL pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram. Setelah sebelumnya dilakukan pengumpulan data – data, Kamis (30/1) lalu, dua staf pengawas satuan kerja (Satker) bidang Pengairan Dinas PU Kota Mataram diperiksa penyidik Kejati. Kepala Dinas PU Kota Mataram, Mahmuddin Tura ketika dikonfirmasi di Kamis (30/1) mengakui, Kejaksaan memanggil dua staf pengawas pada bidang pengairan yang mengurusi Tenaga Harian Lepas tersebut. Disebutkan, ke dua anak buahnya tersebut yakni Toni dan Prianto. ‘’Tadi pagi mereka menghadap,’’ katanya. Bersambung ke hal 5
C.03.08.13
Gugatan ke Suara NTB
SUARA MATARAM
SUARA NTB Sabtu, 1 Februari 2014
Terkendala Kontainer Sampah SAMPAH merupakan persoalan klasik yang dihadapi oleh pemerintah. Berbagai upaya yang dicanangkan Pemkot Mataram, seperti Lingkungan dengan Sampah Nihil (Lisan) untuk meminimalisir keberadaan sampah tersebut. Semestinya hal tersebut harus diimbangi dengan sarana pendukung. Lurah Tanjung Karang, Edi Suharto mengatakan sebenarnya sampah adalah persoalan klasik yang dihadapi pemerintah dan masyarakat setiap tahunnya. Ditambahkan, pihaknya terus berupaya mendukung program Lisan, tetapi masih terkendala kontainer ataupun depo pembuangan sampah. “Kami disini (Tanjung Karang) terus mendukung program lisan,” kata Edi. Seperti di Tanjung Karang tidak ada kontainer sampah, sehingga kelurahan kesulitan melarang dan mengarahkan masyarakat untuk menaruh sampah. Artinya, usaha pemerintah melalui program Lisan harus diimbangi dengan sarana prasarana. “Kita memang kesulitan mengarahkan kemana,” akunya. Meminimalisir tumpukan sampah di masing – masing lingkungan, Edi mengaku, pihaknya telah mengadakan gerobak sampah sebanyak 12 unit, yang akan dibagikan di enam lingkungan. Ditambahkan, program gerobak sampah tersebut, merupakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri tahun 2012. Tidak hanya itu, tahun anggaran 2014 pihaknya akan mengadakan motor Tossa. Nantinya sambung Edi, petugas gerobak sampah akan mengcover sampah di masing – masing lingkungan, kemudian dikumpulkan di Tossa. Tujuan pengadaan gerobak sampah dan motor Tossa tersebut, semata – mata mendukung program Pemkot Mataram. Menyinggung Pokja – pokja di masing – masing lingkungan, Edi mengatakan masih belum membuat kelompok di setiap lingkungan. Tapi, di Lingkungan Bendega telah dijadikan sebagai pilot project. Upaya lain kata Edi, pihaknya berkoordinasi dengan dengan kepala lingkung a n dan masing – masing RT agar masyarakat yang berada di perumahan heterogen, tetap membuang sampah pada tempatnya. Pada bagian lain, Edi mengatakan, rencana pembangunan hotel di Loang Baloq, tentu mengharapkan lingkungan bebas dari sampah. Karena akan mengganggu kenyamanan pengunjung. Ia berharap, masyarakat peduli persoalan tersebut, karena sampah menjadi persoalan sel u r u h lapisan masyarakat. (cem)
Edi Suharto
Akan Ajukan Sembilan Raperda TAHUN ini, DPRD Kota Mataram akan mengajukan sembilan buah Raperda inisiatif dewan. Dari sembilan buah Raperda itu, di awal tahun ini ditargetkan tiga buah Raperda yang akan dibahas dan ditetapkan sebagai Perda Kota Mataram. “Tiga buah Raperda yang diajukan yaitu Raperda Penyelenggaraan Reklame, Raperda Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Raperda Pemberdayaan UMKM adalah bagian dari sembilan hak inisiatif DPRD Kota Mataram yang diselesaikan awal tahun ini,” terang Wakil Ketua DPRD Kota Mataram, H. Didi Sumardi, SH usai memimpin sidang paripurna, Kamis (30/1). Didi mengatakan enam Raperda lainnya juga akan menjadi prioritas untuk dibahas setelah tiga buah Raperda yang telah diajukan ini selesai pembahasannya. Mengenai Raperda tentang Penyelenggaraan Reklame, politisi Partai Golkar ini menyatakan agar pengelolaan reklame di Kota Mataram ini dapat memberi manfaat maksimal untuk masyarakat. “Di satu sisi pelayanan jalan, pemenuhan bentuk pelayanan diberikan kepada yang membutuhkan dan jasa pelayanan itu bisa didayagunakan untuk kepentingan masyarakat bagaimana memaksimlakan potensi dari reklame,” terangnya. Keberadaan reklame di Kota Mataram sebagai salah satu sumber PAD menurutnya sangat potensial. Apalagi pembangunan di kota ini semakin gencar dilakukan. Sehingga perlu juga regulasi atau pengaturan sehingga terintegrasi dengan pembangunan Kota Mataram. “Kalau tidak diatur secara baik bisa jadi menimbulkan hal-hal yang merugikan masyarakat sehingga kami kira dengan Perda ini bisa mengatur itu,” terangnya. Dimasukkannya Raperda tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan menurut Didi sebagai implementasi peraturan perundang-undangan baik tentang Perseroan Terbatas (PT) atau lainnya. Kewajiban perusahaan yang harus memberi kontribusui dalam bentuk tanggung jawab sosial harus dikelola dengan baik. Pengelolaan tanggung jawab sosial yang baik menurutnya harus ada koordinasi pemerintah daerah dengan perusahaan. Anggaran yang bersumber dari dana CSR perusahaan bisa dimanfaatkan dan didayagunakan untuk kepentingan masyarakat luas. Disamping itu dapat juga bersinergi dengan perencanaan pembangunan pemerintah sehingga pemanfaatannya lebih terarah, terpadu, dan mampu menjawab masalahmasalah sosial. “Jadi tidak parsial, mau-maunya perusahaan, sehingga tidak mungkin bisa sejalan dengan kepentingan masyarakat,” terangnya. Seiring dengan visi misi pemerintah mengenai pemberdayaan ekonomi kerakyatan, Raperda tentang Pemberdayaan UMKM juga dirasa relevan. Arah dirancangnya Raperda ini agar ke depan keberadaan sekt o r UMKM d i Kota Mataram bisa lebih baik. (yan)
H. Didi Sumardi (Suara NTB/dok)
Halaman 2
Dikpora Klaim Sarana Prasana Sekolah di Mataram di Atas Standar Mataram (Suara NTB) Kepala Dinas Dikpora (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga) Ruslan Effendi mengklaim sarana dan prasarana sebagian besar sekolah di Kota Mataram sudah di atas standar. Rata-rata sekolah sudah memiliki sarana seperti ruang kelas, perpusatakaan, laboratorium, alat bantu pembelajaran, buku pelajaran, dan lainnya. “Insya Allah sudah memenuhi semua fasilitas dan tidak tertinggal (dengan sekolah lain). Sekarang bagaimana pihak sekolah untuk kreatif memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada,” terangnya. Tapi tidak hanya sampai disana, Ruslan menambahkan pihaknya terus berupaya untuk memb a n t u sekolahsekolah y a n g Ruslan Effendi
belum lengkap sarana dan prasarananya. Di Kota Mataram disebutkan ada beberapa sekolah baru baik tingkat SD dan SMA. SD yang tergolong baru yaitu SDN 52 Cakranegara di Rungkang Jangkuk, SDN 51 Cakranegraa di Gontoran,
dan salah satunya berada di Ampenan. Untuk tingkat SMA, Ruslan menyebutkan ada beberapa sekolah yang tergolong baru diantaranya; SMAN 8, SMKN 7, SMKN 8, dan SMKN 9. Pada bagian lain, Ruslan mengatakan pihaknya tetap memprioritaskan bantuan untuk sekolah-sekolah yang dikatagorikan sebagai sekolah pinggiran atau sekolah baru. Untuk itu setiap dana bantuan dari pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah disebutkan lebih besar mengalir ke sekolah pinggiran. “Disana ada kantongkantong siswa yang butuh layanan pendidikan. Itu di-
hajatakan untuk meningkatkan layanan dan keterjangkauan layanan pendidikan,” terangnya. Menurutnya adanya perbedaan fasilitas antara sekolah yang ada di pusat kota dengan yang ada di pinggiran kota karena sekolah di tengah kota telah ada sejak lama. Sehingga otomatis sarana dan prasarananya lebih lengkap. “Sekolah-sekolah yang sudah ada duluan seperti SMAN 1 atau SMAN 2 misalnya lebih dulu mereka ada sehingga sarananya selama sekian tahun dibantu pemerintah. Kalau sekolah baru wajar ada yang masih kurang sarana dan prasaranaya,” terangnya. (yan)
(Suara NTB/dok)
Penetapan KEK Mandalika Resort Terganjal Persoalan Lahan
(Suara NTB/fit)
BAGI ANGPAO - Menparekraf Mari Elka Pangestu didampingi suami membagi-bagikan angpao kepada kerabatnya pada acara open house Imlek di Cakranegara, Jumat (31/1) kemarin.
Menparekraf Rayakan Imlek di Mataram Mataram (Suara NTB) – Menparekraf (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) Mari Elka Pangestu bersama keluarga merayakan Imlek di Mataram. Pantauan Suara NTB, open house yang digelar Menparekraf di kediaman keluarganya di Cakranegara, Jumat (31/1) berlangsung dibawah pengamanan pihak kepolisian. Namun demikian, perayaan Imlek di kediaman keluarga Menparekraf berlangsung sangat meriah. Banyak tamu undangan memanfaatkan momen open house itu menjadi ajang foto bersama. Mari Elka Pangestu kepada wartawan di sela-sela menerima tamu saat open house mengaku, sangat senang bisa merayakan Imlek atau tahun
baru umat budha di Mataram. Tahun ini, katanya, merupakan tahun kuda. ‘’Dan kuda itu kalau dalam bahasa Mandarin, Ma itu artinya kuda. Kalau bilang Ma Shang, itu artinya segera. Jadi kalau kita gunakan bahasa itu ya harus segera. Ada uang di atas kuda di dalam boneka-boneka itu, berarti uang atau rezeki datang segera. Tapi kuda juga bermakna kita harus bekerja keras di tahun ini untuk mendapat rezeki segera,’’ tuturnya menjelaskan makna Imlek tahun 2565. Menurut dia, tahun baru seperti Imlek merupakan waktu untuk merenungkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi tahun ini. ‘’Yang buruk kita tidak ingin terjadi. Karena itu semalam (ka-
mis malam, red) kita ke Klenteng untuk sembahyang dan tadi pagi ada barongsai, itu tujuannya untuk mengusir yang burukburuk. Suara barongsai yang keras untuk mengusir yang jelekjelek dan menyambut datangnya hal-hal baik,’’ imbuhnya. Bahkan, barongsai yang gelar kemarin dikolaborasikan dengan musik Cilokaq. ‘’Ternyata Cilokaq dipadukan dengan musik barongsai, itu bisa dan merupakan simbol akulturasi dari budaya lokal dan budaya Imlek. Mari menambahkan, seperti halnya lebaran, Nyepi ataupun Natal, maka Imlekpun, lanjut dia, merupakan momen yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga, tetangga dan teman-teman. (fit)
Optimalkan Tanah Wakaf
Kemenag Bakal Bangun Hotel Syariah di NTB Mataram (Suara NTB) Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama NTB, Drs. H. Usman mengungkapkan Kementerian Agama (Kemenag) RI akan membangun hotel syariah di NTB untuk mengoptimalkan tanah-tanah wakaf supaya menjadi produktif. Disebutkan, jumlah tanah wakaf di NTB mencapai 25 juta hektar, namun masih belum dimanfaatkan secara optimal. “Kita sedang mencari tanah wakaf produktif untuk membangun hotel syariah. Akan dibangun oleh Kementerian Agama, yang hasilnya itu nanti untuk pembiayaan anak tidak mampu, biaya pondok, bangun masjid dan lain sebagainya,” kata Usman ditemui usai pel-
antikan Badan Wakaf Indonesia (BWI) NTB di Kantor Kemenag NTB, Kamis (30/1). Acara tersebut dihadiri Wakil Ketua BWI Pusat, Drs. H. Hafidz Usman, Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si dan Kepala Kemenag Kabupaten/kota. Diharapkan, dengan terbentuknya BWI NTB maka tanahtanah wakaf seluas 25 juta hektar di seluruh NTB bisa didata dan dicatat sehingga bisa dimanfaatkan untuk hal yang produktif seperti untuk lokasi pembangunan hotel syariah. “Kalau kementerian Agama biasanya membnagun (hotel syariah) enam lantai,”terngnya. Usman mengungkapkan, saat ini banyak sekali tanah wakaf yang tidak tercatat di
NTB. Karena tidak tercatat, maka banyak juga tanah wakaf yang digugat oleh ahli waris terutama pada tempat-tempat wisata seperti Senggigi yang saat ini harga tanah cukup tinggi. “Kalau dulu orang jujur-jujur, bukan berarti sekarang tidak jujur. Tetapi dulu itu tidak dicatat karena jujur. Sekarang dicacatpun bisa digugat. Jadi kita mengharapkan, begitu luasnya tanah wakaf di NTB, luasnya 25 juta hektar di NTB saja tanah wakaf. Sekarang ada yang mau diruislag, dijual dan sebagainya. Suatu contoh di senggigi itu bnayak tanah wakaf, itu banyak yang sudah dimabil lagi oleh kaluarga. Karena sekarang ini tanah di kawasan Senggigi harganya cukup mahal,”pungkasnya.(nas)
Belum Diserahterimakan, Rusunawa Dikelola Paguyuban Mataram (Suara NTB) – Belum diserahterimakannya Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang berlokasi di Selagalas dan beberapa tempat yang sedang dibangun oleh Pemkot Mataram, menjadi penyebab terkendala pengelolaan. Hingga saat ini pun, pengelolaannya masih dilakukan secara paguyuban. Demikian disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram, Ir. H. Mahmuddin Tura ketika ditemui di halaman Kantor Walikota, Kamis (30/1). Mahmuddin mengatakan kepemilikan aset rumah susun tersebut, adalah proyek pemerintah pusat yang dikerjakan di
Mataram. Pemkot Mataram hanya sebagai penyedia lahan pembangunan. “Ini proyek pemerintah pusat,” sebutnya. Dikatakan, sejauh ini rusunawa di Selagalas, belum diserahterimakan. Informasinya, penyerahannya harus ditandatangani langsung oleh presiden. Sehingga, hingga kini pengelolaannya masih secara paguyuban. Meskipun demikian, Pemkot berencana akan membangun kembali rusunawa di Montong Are dengan luas areal 80 are. Kebetulan, lahan tersebut, adalah milik Pemkot Mataram, tetapi tetap merupakan proyek pemerintah pusat. Ditambahkan, pihaknya hanya
sharing pembebasan jalan dari Mandalika hingga Bengkel. Sedangkan proses pembangunan fisiknya akan ditender tahun 2014 oleh Dirjen Cipta Karya. Diakui Mahmuddin, pembangunan rusunawa saat ini adalah tahap ketiga, dengan dua twin blok dan 99 kamar, yang peruntukan warga yang tinggal di rumah – rumah kumuh. Diakui, sewa satu lokal atau kamar disesuai dengan Peraturan Daerah (Perda). Diketahui, masing – masing kamar harganya bervariasi mulai dari Rp 100 ribu hingga 115 ribu. “Pokoknya paling murah di lantai paling atas,” terangnya. (cem)
Mataram (Suara NTB) Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Mari Elka Pangestu mengungkapkan, penetapan kawasan Mandalika Resort, Kuta Lombok Tengah untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) masih terganjal karena persoalan lahan yang belum tuntas. Namun, ia mengatakan, tinggal sedikit lagi Mandalika Resort akan mnejadi KEK Pariwisata Nasional. “Mandalika Resort hampir sudah menjadi kawasan ekonomi khusus. Pak Gubernur dan Bupati Lombok Tengah bekerja keras menyelesaikan masalah terkait lahan. Kalau itu (persoalan lahan) sudah clear maka akan segera ditetapkan menjadi KEK,” ujar Mari Elka Pangestu saat berkunjung ke Museum Negeri NTB dan bersilaturahmi dengan stakeholder pariwisata NTB, Rabu (29/1) malam. Hadir dalam acara tersebut Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si, Ketua TP PKK NTB, Hj. Erica Zainul Majdi, Kepala Disbudpar NTB, Drs. Muhammad Nasir dan pelaku pariwisata NTB seperti Asita, HPI, BPPD dan lainnya. Pada kesempatan tersebut, Menteri menyempatkan diri melihat berbagai koleksi bendabenda bersejarah yang berasal dari daerah NTB. Dikatakan, walaupun belum ditetapkan menjadi KEK, kawasan Mandalika Resort sudah masuk menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) bersama kawasan tiga Gili yakni Trawangan, Meno dan Air (Tramena) di Lombok Utara. Selain itu juga, kawasan Gu-
nung Rinjani, yang sudah ditetapkan menjadi geopark nasional juga sudah masuk menjadi KSPN. Dengan masuknya sejumlah daerah potensial pariwisata tersebut maka otomatis akan mendapatkan prioritas dari pemeirntah pusat. Penetapan kawasan itu menjadi KEK bersifat memberikan kemudahan kepada investor yang akan menamankam modalnya di daerah tersebut. KEK tersebut hanya bersifat insentif bagi investor, bukan berarti karena belum ditetapkan jadi KEK akan menjadi kendala pembangunan. Versi BTDC sebagai pengelola kawasan itu, jumlah lahan yang belum clear and clean di kawasan Mandalika Resort seluas 135 hektar. Namun belakangan muncul lagi klaim dari masyarakat bahwa pada lahan seluas 950 hektar ada masyarakat yang mengaku belum memperoleh ganti rugi. Hal inilah yang saat ini dimusyawarahkan ditingkat bawah antara masyarakat dan BTDC dengan fasilitasi pemerintah daerah. Dibagian lain, Mari Elka Pangestu menambahkan, selain terus mendorong sejumlah kawasan yang sudah masuk KSPN di NTB tersebut, saat ini juga sedang diusulkan kawasan Teluk Mekaki Lombok Barat dan kawasan tanjung Ringgit Lombok Timur untuk menjadi kawasan perhatian investasi. Selanjutnya bisa diperjuangkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). “Semoga segera disahkan danm diterima sebagai kawasan perhatian investasi,” tandasnya. (nas)
Kader KB Diminta Proaktif Gali Informasi Mataram (Suara NTB) Para kader KB yang ada di Kota Mataram diminta untuk proaktif menggali informasi khususnya mengenai kebijakan dan program kerja Pemkot Mataram. Hal ini disampaikan Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana pada saat silaturahmi dengan kader KB se-Kecamatan Selaparang, Kamis (30/1). Mohan mengatakan pentingnya para kader KB mempunyai pengetahuan dan wawasan luas karena mereka juga termasuk salah satu ujung tombak pembangunan yang langsung menyentuh ke lapisan masyarakat sampai tingkat terbawah. Mereka tidak hanya dituntut untuk mengetahui lebih banyak mengenai program KB, pemberdayaan perempuan, serta kesehatan ibu dan anak, melainkan juga hal-hal formal lain seperti kebijakan nasional BPJS yang saat ini tengah menjadi perhatian masyarakat. Atas dedikasi para kader KB selama ini, Mohan juga menyampaikan penghargaannya. Ia juga berharap kontribusi mereka selama ini memberi manfaat untuk masyarakat banyak. Semangat para kader dalam memberikan pengabdian kepada masyarakat juga telah dibuktikan Mohan saat bertemu
salah satu kader senior Kota Mataram, Rusmiatun, yang telah berusia senja namun masih menjalankan tugasnya dengan baik sebagai kader. “Saya sangat terkesan dengan semangat beliau yang mengatakan baru akan berhenti jadi kader setelah tidak bisa berjalan lagi,” ujarnya. Wakil Walikota beberapa waktu terakhir ini sering mengadakan pertemuan dengan para kader KB di beberapa kecamatan. Sebelumnya Mohan bertemu dengan kader KB se-Kecamatan Ampenan. Pertemuan ini menurut Mohan dalam rangka Pemkot Mataram menggali informasi mengenai apa yang dapat dilakukan pemerintah untuk para kader demi mendukung pengabdian mereka di tengah masyarakat. Setelah lengkap menemui seluruh kader KB di enam kecamatan di Kota Mataram, pemerintah akan mengolah semua informasi yang diperoleh untuk disimpulkan dan ditetapkan sebagai sebuah kebijakan. Sehingga kebijakan yang diambil nantinya benar-benar tepat dan sesuai dengan kebutuhan para kader di lapangan. “Kalau sudah final, Walikota akan mengundang kader-kader KB se-Kota Mataram untuk menyampaikan kebijakan yang sudah kita tetapkan,” terangnya. (yan)
SUARA NTB Sabtu, 1 Februari 2014
SUARA PULAU LOMBOK
Halaman 3
Derita Kanker Payudara
Rusmin, Pasien Jamkesmas Diminta Uang Berobat Kondisi Rusmin, penderita kanker payudara yang tinggal di Dusun Lendang, Desa Bagik Polak Barat semakin parah saja. Maklum ia tak bisa dirawat intensif, lantaran tak punya biaya berobat. Ironis memang, keluarga Rusmin yang terdaftar sebagai penerima Jamkesmas ini justru dimintai uang untuk biaya berobat oleh rumah sakit milik pemerintah. Karena tak mampu, suami dan anak-anaknya pun terpaksa merawat Rusmin di rumah dengan apa adanya. TERGOLEK LEMAH Rusmin, penderita kanker tergolek lemah akibat penyakit dideritanya. Pasien Jamkesmas yang dimiliki seakan tidak berfungsi dan ditolak pihak rumah sakit.
SAAT dikunjungi ke gubuknya, Rusmin sedang tergolek lemah. Ia tidak bisa bergerak leluasa, akibat pengaruh kanker payudara yang dideritanya. Badannya kurus kering. Lengan kanannya tampak membengkak akibat pengaruh penyakitnya. Nafasnya sesekali tersengal, sehingga untuk ngomong pun ia sulit. Subardi, suami Rusmin menuturkan, istrinya mulai mengidap sakit tiga tahun lalu. Awalnya ia tak tahu kalau benjolan kecil di payudara istrinya adalah kanker. Sehingga ia sedikit lalai, tak langsung membawa istrinya ke dokter. “Awalnya kecil benjolannya, tapi semakin hari semakin membesar,” ujarnya, Kamis (30/1). Tahu benjolan di payudara isterinya semakin membesar, ia pun pun lekas membawa istrinya ke puskesmas akhir tahun lalu. Karena tak mampu ditangani di puskesmas, pihak puskesmas pun merujuk ke rumah sakit. Apes, setelah sampai di rumah sakit ini, istrinya bu-
kannya segera ditangani, namun justru dimintai biaya sebesar Rp 500 ribu “Katanya untuk pengambilan sampel,” tuturnya. Karena merasa tak mampu ia pun memulangkan istrinya. Melihat kondisi istrinya semakin parah selama dirawat di rumah, ia pun memutuskan membawanya ke rumah sakit lagi . Disini lagilagi ia merasa dipermainkan. Ketika pertama kali kesana, petugas rumah sakit memberi tahu kamar penuh, sehingga disarankan untuk pulang saja. Pihak rumah sakit waktu itu, bersedia memberitahukan perkembangan soal kamar. Namun sampai berminggu-minggu, tak ada kabar. Ia pun terpaksa berinisiatif membawa istrinya ke dokter praktik. “Ya itu pakai Jamkesmas, tapi hasil pengobatan tak ada perubahannya,”katanya. Bapak empat anak ini pun habis upaya, lebih-lebih uang pun tak ada. Terpaksa, ia membiarkan istrinya tergolek lemah sembari
menunggu ada kebaikan dari sang dermawan. Kades Bagik Polak Barat, Hasmak Tasar menyatakan, pemerintah tak respons terhadap kondisi warga yang mengalami sakit semacam ini. Bahkan menurutnya, pihak rumah sakit memberatkan pasien yang terang-terang mendapatkan Jamkesmas. “Padahal sudah kami buatkan kartu Jamkesmas, tapi kok tetap dipungut biaya,” ujarnya penuh tanda tanya. Ia berupaya mencari cara agar warganya ini bisa segera ditangani. Namun, katanya pemerintah seperti mempersulit. Misalnya, jika tak mampu ditangani di rumah sakit di NTB. Paling tidak pemerintah atau pihak rumah sakit memberi jalan untuk dirujuk ke Bali. “Jangan nunggu warga parah, sampai meninggal baru pemerintah mau respon,” sindirnya. Ia berharap agar pemerintah lebih peka dan mau melihat warga miskin untuk berobat. (her)
(Suara NTB/her)
Rentan Diselewengkan
Evaluasi Keberadaan Puskesmas MENGAWALI program Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Lombok Utara (KLU) di awal tahun 2014, Dikes melakukan sejumlah evaluasi terhadap keberadaan puskesmas. Seperti Kecamatan Gangga seharusnya menambah 1 puskesmas lagi, sementara di Puskesmas Bayan yang berstatus Rawat Inap mengalami kekurangan bed (tempat tidur pasien). Kepala Dikes KLU, dr. H. (Suara NTB/dok) Benny Nugroho S, Kamis Benny Nugroho (30/1) lalu, mengakui Pemerintah Kecamatan Gangga belum siap mengadakan lahan sebagai lokasi pembangunan puskesmas baru. Benny mengisyaratkan, pembangunan puskesmas baru di Gangga ini harus berlokasi di wilayah bagian atas, misalnya wilayah Desa Genggelang, guna menjangkau kebutuhan pelayanan medis masyarakat sekitar. “Kecamatan Gangga belum siap lahan untuk puskesmas, berbeda dengan di Puskesmas Santong (Kecamatan Kayangan), di sana ada lahan provinsi. Sementara di Senaru, di sana menggunakan tanah desa. Andai ada, di Gangga bisa dibangun puskesmas,” ungkap Benny. Dikes KLU kata Benny, berharap agar pemerintah kecamatan dan pemerintah desa berkenan membantu Dikes KLU agar di Kecamatan Gangga, berdiri 1 unit puskesmas lagi selain puskesmas yang ada di Gondang. Menyadari puskesmas baru yang dibangun tahun 2012 dan 2013 yaitu, Puskesmas Nipah, Puskesmas Santong dan PuskesmasSenaru, ketiganya dibangun dengan hajat mendekatkan pelayanan medis bagi warga yang domisilinya jauh dari puskesmas rawat inap. Oleh karena itu, ia memandang menjadi 1 prestasi apabila di wilayah atas Kecamatan Gangga, dapat dibangun 1 puskesmas lagi. Evaluasi lain terkait puskesmas, Benny menyinggung keberadaan Puskesmas Bayan. Awal-awal perubahan status dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap, Puskesmas Bayan sempat mengalami krisis. Transisi jumlah dokter dari 2 orang menjadi hanya 1 orang dokter cukup merepotkan bagi proses pelayanan medis dengan peningkatan status puskesmas. (ari)
(Suara NTB/ist)
SERAHKAN - Iswara DPRD Lotim menyerahkan bantuan pada korban banjir Sambelia.
Iswara Lotim Bantu Korban Banjir Selong (Suara NTB) Istri-istri wakil rakyat (Iswara) DPRD Lombok Timur (lotim), turut menunjukkan kepeduliannya terhadap para korban banjir bandang Sambelia. Bersama Dharma Wanita Persatuan DPRD Kabupaten Lotim, menyerahkan bantuan 2,5 kuintal beras, 50 dus air mineral, selimut, handuk, tas sekolah, buku, pensil, mie instan, popok bayi dan obatobatan serta pakaian layak pakai. Penyerahan dilaksanakan secara simbolis di Kantor Camat Sambelia. Prosesi penyerahan diserahkan Ketua Iswara Hj Sri wahyu Wardani Edwin dan diterima langsung Camat Sambelia H. Buhari. Ketua Iswara menyatakan musibah ini merupakan pelajaran bagi semua. Banjir bandang terjadi akibat dari aksi penebangan liar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Pemberian bantuan, dikatakan bentuk kepedulian para istri wakil rakyat terhadap yang kena musibah. “Semoga korban diberikan ketabahan,” doanya. Selain itu, mereka menyempatkan diri meninjau lokasi korban banjir di Dusun Kokoq Pedek Dasan Baru Desa Sugian. Akibat banjir di dusun hanya 3 rumah yang tersapu bersih bersama sebuah mushalla. Menurut salah seorang warga, TNI dalam waktu dekat akan membantu membangun rumah panggung, karena bekas bangunan rumah yang rusak masih utuh. (rus)
Fraksi Demokrat Tolak Penyertaan Modal ke Perusda Loteng Praya (Suara NTB) Proses penetapan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) terkait penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) ke Perusahan Daerah (Perusda) Loteng Bersatu menjadi Perda, Kamis (30/1), berjalan alot. Pasalnya, tidak semua fraksi di DPRD Loteng secara bulat setuju terhadap ranperda tersebut. Bahkan Fraksi Demokrat secara terang-terangan menolak penetapan ranperda tersebut menjadi perda. “Silahkan (ranperda) penyertaan modal pemerintah ke Perusda Loteng Bersatu disepakati. Tapi yang jelas kami, Fraksi Demokrat menolak itu. Dan, jika kemudian nantinya akan persoalan yang muncul akibat penetapan ranperda tersebut, kami tidak bertanggung jawab,” ujar juru bicara Fraksi Demokrat DPRD Loteng, M. Samsul Qomar. Dikonfirmasi wartawan usai sidang paripurna DPRD Loteng, ia mengungkapkan beberapa pertimbangan yang mendasari Fraksi Demokrat menolak penyertaaan modal tersebut. Pertama, dilihat dari sisi yuridisnya penyertaan modal tersebut masih belum
kuat. Pasalnya, landasan akademis, studi kelayakan bisnis dan kajian ekonomi dari Perusda Loteng Bersatu belum jelas seperti apa. Jika sudah demikian, ujarnya, penyertaan modal tersebut rentan diselewengkan. Itu artinya, potensi terjadinya pelanggaran hukum dalam proses penyertaan modal tersebut sangat terbuka. “Jangan kita ingin mencari keuntungan bagi daerah dengan membentuk perusahaan daerah, tapi justru mendatangkan persoalan hukum bagi daerah,” ujarnya mengingatkan. Fraksi Partai Demokrat baru akan menerima kalau ranperda tersebut dikembalikan dulu ke pemerintah daer-
ah untuk disempurnakan sambil menunggu Perusda Loteng Bersatu melengkapi kekurangan. “Tapi apapun itu, Perda sudah disepakati. Dan, kami tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Jadi kita sekarang hanya wait and see saja. Tetapi kami sangat yakin, kalau penyertaan modal itu benar-benar dilakukan, akan berimplikasi hukum,” tandas anggota Komisi I DPRD Loteng ini. Sementara Fraksi Partai Bintang Reformasi (PBR) serta Fraksi Demokrasi Kebangsaan (FDK) menyatakan setuju penyertaan modal tersebut dengan catatan. Namun, mereka meminta kekurangankekurangan yang ada agar
Tak Semua Pejabat Lotim Dapat Randis Selong (Suara NTB) Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Timur (Lotim) M. Juaeni Taufik mengakui tidak semua pejabat di lingkup Pemkab Lotim dapat fasilitas kendaraan dinas (randis). Hal itu, bukan berarti randis tak cukup, tapi jumlah yang ada sekarang ini dianggap sudah mencukupi. Disebutkan, di lingkup Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) randis hanya diberikan kepada eselon II B dan IIIA. Kalau dilihat seluruh eselon III B, diakui masih kurang. Namun, dalam satu dinas, keberadaan 3 randis roda 4 dianggap sudah tercukupi, yakni untuk pimpinan SKPD, sekretaris dan satu operasional. Meski demikian, ujarnya, pengaturan terhadap mobil operasional diserahkan kepada pimpinan SKPD masing-masing.
Tahun 2014, lanjut Taufik, tidak ada pengadaan randis roda empat. Pengadaan hanya untuk roda dua yang rencananya akan diberikan kepada para kepala dusun. Kabag Umum menambahkan, randis bukanlah aset SKPD, melainkan aset Pemda. Semua randis bisa diatur ulang pemanfatannya tergantung kebutuhan dari pemerintah daerah. “Seandainya mobil tidak bawa pulang, mungkin ada mobil tidak akan mengalami kekurangan, tapi banyak pimpinan yang harus melaksanakan tugas di luar jam dinas,” imbuhnya. Selain itu, ujarnya, terhadap para pensiunan yang sebelumnya memegang randis diharap bisa mengembalikan ke pemerintah, seperti randis para pengawas di lingkup Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora). Dalam hal ini, pengawas yang pensi-
un tersebut diusahakan ditarik kembali agar dapat digunakan ke pejabat lain yang membutuhkan. Mantan Camat Suralaga dan Jerowaru ini mengingatkan kepada para kepala desa yang sudah memasuki purna tugas mengembalikan kendaraan roda dua jenis Megapro yang dipegangnya. Ia katakan, Megapro tidak bisa langsung dapat diberikan begitu saja hak pelelangannya kepada kepala desa, karena mekanisme lelang ada aturan tersendiri. “Ini ada sejumlah kades yang tidak mau menyerahkan sepeda motor kepada penggantinya,” tuturnya. Para kades tersebut, kata Taufik sudah disurati dan telah dijelaskan soal pelelangan ada aturannya tersendiri. Pelelangan juga bisa dilakukan ketika ada pertimbangan tertentu dari bupati selaku kepala daerah. (rus)
(Suara NTB/kir)
LOBI - Sejumlah anggota DPRD Loteng sedang melobi terkait rencana penetapan Perda Penyertaan Modal ke Perusda Loteng Bersatu, di sela-sela sidang paripurna DPRD Loteng, Kamis (30/1). dilengkapi, sebelum penyerataan modal benar-benar dieksekusi. Jika catatan-catatan yang ada tidak dipenuhi, kemudian terjadi persoalan di kemudian hari kedua fraksi tidak akan bertanggung jawab. Terkait sikap ngotot Fraksi
Demokrat tersebut, Wabup Loteng, Drs.H.L. Normal Suzana, enggan memberikan komentar. “Sudahlah, Perda sudah ditetapkan. Cukup sampai di situ saja. Masalah sikap Fraksi Demokrat, tidak perlu dikomentari,” kilahnya. (kir)
Belasan Rumah di Kuranji Diterjang Gelombang Pasang Giri Menang (Suara NTB) Belasan rumah di Kuranji Induk diterjang gelombang pasang sekitar pukul 20.00, Kamis (30/ 1) malam. Akibatnya, warga yang sebagian besar anak-anak dan perempuan yang tinggal di dekat bibir pantai diungsikan ke rumah tetangga yang jauh dari lokasi kejadian. Untuk memutus persoalan sosial tersebut, 12 unit rumah telah dibangun untuk tempat tinggal 12 kepala keluarga yang sering menjadi langganan gelombang pasang. Kepala Desa Kuranji Induk, H. Lukman kepada wartawan, Jumat (31/1), menjelaskan, lokasi kejadian tersebut kerap kali menjadi langganan gelombang pasang. Untuk itu, pihaknya mengusulkan pembangunan rumah bagi 12 KK di lokasi jauh dari bibir pantai. Usulan itupun disetujui pemda
dengan menyiapkan tanah 12 are tidak jauh dari lokasi. Sementara Kasi Penanggulangan Bencana Disosnakertrans Lobar, Zakaki menyatakan 12 rumah itu telah mulai dibangun akhir Desember lalu. 12 unit rumah itu dibagi untuk masing-masing KK satu unit senilai Rp 15 juta, sehingga total mencapai Rp 180 juta. “Pengusulannya lewat Dinas Sosial, bantuannya sendiri dari Dinas Sosial Provinsi,” ujarnya, seraya menambahkan, proses pengajuannya mulai bulan Oktober dan November 2013. Bantuan ini awalnya hanya untuk 10 KK, tapi disiasati menjadi 12 KK supaya semua KK terakomodir. Ia menampik kalau Pemda tak memberikan bantuan kepada korban gelombang pasang. Bantuan diberikan melalui nomor rekening. (her)
Pejabat Loteng Tandatangani Pakta Integritas Praya (Suara NTB) Seluruh pejabat lingkup Pemkab Lombok Tengah (Loteng), Kamis (30/1) malam, menandatangani Pakta integritas yang baru. Hal ini menandai dimulainya kegiatan dan program pembangunan tahun anggaran 2014. Acara tersebut juga dirangkai diserahkannya Daftar Pagu Anggaran (DPA) semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Pemkab Loteng. Pendatanganan Pakta Integitas merupakan bentuk komitmen dari seluruh pejabat lingkup Pemkab Loteng untuk menjalankan dan mensukseskan program pembangunan yang sudah disusun secara sungguhsungguh. Untuk bisa mencapai indikator-indikator yang sudah ditentukan dimulai dari semua kepala SKPD, camat, kantor, badan hingga dinas. “Penandatangan pakta integritas ini, bentuk komitmen dari para pejabat untuk mau bekerja secara sungguh-sungguh dan serius dalam mencapai target pembangunan yang
(Suara NTB/kir)
TANDA TANGAN - Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Loteng, Nurhandini Eka Dewi, menandatangani pakta integritas bersama pejabat lingkup Pemkab Loteng, Kamis (30/1) malam. sudah ditetapkan,” sebut Bupati Loteng, H.M. Suhaili FT dalam sambutannya. Menurutnya, hal itu merupakan satu komitmen, sehingga akan muncul konsekuensi-konsekuensi di belakang. Jika kemudian pejabat yang ada gagal menjalankan pakta integritas yang menyebabkan target pemban-
gunan tidak tercapai, maka pejabat tersebut harus rela dicopot atau mundur dengan kesadaran sendiri dari jabatannya. Untuk itulah, para pejabat haruslah sungguh-sungguh menjalankan semua program yang telah direncanakan. Terlebih lagi, tahun 2014 ini merupakan tahun penguatan dari
semua capaian program yang telah diraih selama ini. ‘’Sehingga tidak ada kata tidak serius bagi seluruh pejabat dan jajaran pemerintahan dalam menjalankan program pembangunan,’’ tegasnya. Diakuinya, selama tiga tahun terakhir sudah banyak capaian pembangunan yang mampu diraih. Namun di balik itu semua, masih banyak pula persoalan pembangunan yang menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Dan, diharapkan pada tahun 2014 inilah persoalan-persoalan pembangunan yang masih tersisa bisa diselesaikan, sehingga pada tahun 2015 mendatang yang merupakan akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) daerah, semua target pembangunan bisa tercapai. Salah satu persoalan pembangunan yang masih menjadi pekejaan berat Pemkab Loteng saat ini yakni pada sektor kesehatan dan pendidikan. Dua sektor utama yang mempengaruhi indeks Millennium Development Goals (MDGs). Untuk itu, pada
tahun anggaran 2014 ini, fokus pemerintah daerah adalah mendongkrak indeks MGDs Loteng yang saat ini masih rendah tanpa mengesampingkan sektorsektor lainnya. Selain lanjut Ketua DPD Partai Golkar Loteng ini, para pejabat hendaknya lebih sering membuka dan mempelajari DPA yang ada. Karena dalam menjalankan program pembangunan, DPA harus mengacu dan pedoman. Inovasi dan kreativitas juga harus benar-benar dikembangkan, sehingga program yang dilaksanakan bukan hanya rutinitas semata. Pada bagian lain, setelah sempat hanya menjadi wacana, Pemkab Loteng mulai tahun ini akan memberlakukan sistem lelang jabatan. Tujuannya menentukan komposisi dan pejabat yang akan ditempatkan. Meski demikian, sebagai tahap awal tidak semua jabatan yang akan dilelang. Melainkan hanya beberapa jabatan strategis. “Untuk beberapa jabatan dan eselon, tahun ini kita akan mulai berlakukan sistem lelang jabatan,” ungkapnya. (kir)
SUARA NTB Sabtu, 1 Februari 2014
SUARA PULAU SUMBAWA
Halaman 4
12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456
Kerjasama Program PAUD Dinas Diknas Sumbawa dengan Harian Suara NTB
Bunda PAUD Perluas Bantuan Kelompok POSPA BKB Sumbawa Besar (Suara NTB) Bunda PAUD Kabupaten Sumbawa yang juga Ketua Tim Penggerak PKK, Hj. Rahma Jamaluddin Malik, terus memperkuat kelompok POSPA BKB yang di dalamnya juga terintegrasi dengan PAUD. Dengan memperluas bantuan kepada puluhan kelompok POSPA BKB, agar terus bisa berkembang. Sebagaimana disampaikan Kasi PAUD Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Sumbawa, Mukhlis S.Pd, Jumat (31/1), ada tiga program yang terintegrasi dalam POSPA BKB. Yakni, Posyandu, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Bina Keluarga Balita (BKB). Sejalan dengan program nasional PAUD holistik integratif yang sudah dituangkan dalam bentuk Kepres No 60 tahun 2013. Meski terhitung lahirnya Kepres ini terlambat kalau
melihat penyelenggaraan POSPA BKB di Sumbawa yang sudah lebih dulu berjalan. Bahkan Peraturan Bupati (Perbup) PAUD holistik integratif sudah terbit jauh sebelum Kepres muncul. Sekarang ini, lanjut Mukhlis, penguatan POSPA BKB dimotori Bunda PAUD. Bahkan sejak 2012 lalu Bunda PAUD yang juga Ketua TP PKK telah memberikan dukungan melalui bantuan per kelompok BKB sebesar Rp 5 juta, untuk 11 kelompok bagian dari inisiatif Bunda PAUD. Kemudian pada tahun 2013, pemberian bantuan ini dilanjutkan untuk 20 kelompok. Serta untuk tahun ini, sudah dianggarkan Pemkab untuk 30 kelompok dengan nilai bantuan per kelompok sama seperti sebelumnya. “Pada tahun ini, bantuan tersebut dianggarkan melalui BKBPP,” terangnya. Inilah yang kini tengah dilaksanakan Bunda PAUD. Tak hanya bentuk bantuan diberikan secara material, Bunda PAUD
(Suara NTB/arn)
Mukhlis
(Suara NTB/arn)
juga memberikan pengarahan sekaligus dukungan moral kepada kelompok BKB. Melakukan pembinaan sekaligus pembinaan kepada masyarakat. Apa itu POSPA BKB, bagaimana pentingnya PAUD dan bagaimana keterlibatan serta peningkatan kapasitas orangtua dalam
Bunda PAUD Kabupaten Sumbawa menyerahkan bantuan kepada salah satu kelompok POSPA BKB
pengasuhan dan pemenuhan kebutuhan esensial anak. “Itu yang penting disampaikan,. Agar orang tua memiliki pemahaman tentang pola hidup sehat bagi anak dan tidak konsumtif,” jelas pejabat pembina PAUD Kabupaten ini. Kegiatan ini tentu saja me-
miliki relevansi yang kuat dengan Diknas. Namun, PAUD itu tidak bisa mencapai tujuannya apabila hanya diserahkan kepada lembaga PAUD saja. Sebab waktu layanan anak usia dini di PAUD terbatas hanya 2-3 jam saja. Selebihnya lebih banyak di keluaga. Makanya,
Penuhi Kebutuhan Pupuk
Sumbawa Bersurat ke Kementan Sumbawa Besar (Suara NTB) Kuota pupuk yang diberikan untuk Kabupaten Sumbawa pada tahun ini dari pemerintah pusat hanya 18.000 ton. Berkurang dari tahun sebelumnya sebanyak 22.000 ton. Sementara idealnya Sumbawa membutuhkan pupuk hingga 30 000 ton. “Artinya kita masih kekurangan sekitar 12.000 ton. Dulu kita punya jatah 22.000 ton saja, masih kelimpungan memenuhi jatah pupuk petani. Apalagi sekarang dikurangi jadi 18.000 ton,” ujar Kepala Dinas Pertanian, Ir. Thalifuddin M.Si, kepada Suara NTB, Jumat (31/1). Terkait hal ini, pihaknya telah bersurat ke Pemerintah Provinsi untuk diteruskan ke Kementerian Pertanian agar kuota pupuk Sumbawa bisa ditambah. Paling tidak jatah Sumbawa bisa mencapai 30.000 ton sebagai kebutuhan ideal dalam mencukupi kebutuhan petani. Meski untuk musim tanam saat ini, ketersediaan pupuk di Sumbawa masih dirasakan mencukupi dengan stok yang ada. Tetapi kebutuhan pupuk akan terus bertambah. Apalagi mengingat adanya penambahan luas areal tanam cetak sawah baru pada tahun ini. Serta penambahan adanya luas areal jagung. Untuk pengawasan jalur distribusi pupuk, Pemkab sebenarnya telah membentuk tim pengawasan dan pengendalian pupuk dan pestisida. Beranggotakan Kepolisian, Kejaksaan, Diskoperindag, Bappeda dan lainnya yang terkait. Meski sampai saat ini, tim belum di SK kan. (arn)
peran keluarga sangat penting yang diperkuat kembali melalui kegiatan seperti ini. Hal inilah yang terus dilanjutkan pada 2014. Gebrakan pertama, memperkuat layanan PAUD, baik formal maupun non formal. Seperti TPA, Posyandu, BKB, dan lainnya. Kegiatan PAUD
juga sama untuk pengembangan. Bagaimana akses layanan PAUD makin banyak, luas dan mudah dijangkau. Agar akses layanan PAUD makin mudah diangkat dan dijamin kepastian layanan dekat dengan masyarakat. (arn/*)
Acara Sosialisasi
Seorang Gadis Diduga Digilir Lima Pemuda Bima (Suara NTB) Nasib SS (18), siswi salah satu SMA di Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, harus berakhir tragis. Warga Desa Bugis Kecamatan yang sama ini diduga digilir lima orang pemuda, termasuk pacarnya sendiri berinisial Ik (18), warga Desa Parangina. Tak berapa lama, sang pacar pun diamankan bersama empat pelaku lainnya. Berdasarkan informasi yang dihimpun, Jumat (31/1), dugaan pemerkosaan ini bermula ketika korban diajak oleh pacarnya untuk jalan-jalan. Saat itu, dua muda mudi yang tengah dimabuk asmara ini melaju ke Dusun Wodi Desa Parangina. Sesampainya di sekitar persawahan sepi, Ik merayu korban untuk berhubungan badan. Bahkan Ik sempat mengeluarkan kalimat perangkap dengan menyebutkan jika korban benar-benar mencintai pelaku, korban harus menuruti apa yang pelaku minta. Mendengar rayuan bernada ancaman tersebut, korban pun luluh. Hanya saja saat itu, keduanya belum melakukan hubungan intim, melainkan hanya bercumbu. Saat bermesraan keduanya dipergoki oleh dua orang teman pelaku masing-masing berinisial O (20) dan A (20) yang langsung mendekati. Sambil menunjuk menggunakan senjata tajam disertai ancaman, kedua pemuda ini juga meminta ‘jatah’. Bahkan saat itu, keduanya diancam dibunuh. Mendengar ancaman itu, korban tak bisa berkutik dan hanya bisa pasrah. Akhirnya ketiga pelaku menyetubuhi korban. Beberapa saat kemudian, setelah tiga orang ini menyetubuhi korban, muncul lagi dua orang pelaku lainnya berinisial H dan Z (di bawah umur) juga minta bagian. Hingga akhirnya saat itu, korban digilir lima pemuda, termasuk pacarnya sendiri. Setelah korban digilir, dia kemudian diantar pulang oleh Ik. Namun saat itu Ik hanya mengantar sampai jalan, tak sampai rumah. Sementara itu, sesampainya di rumah korban yang dalam keadaan terpukul langsung memberitahukan ke kedua orang tuanya tentang kejadian yang dialami. Mendengar cerita miris dari anaknya ini, kedua orang tua korban sempat shock dan langsung melaporkan ke pihak kepolisian. Kapolres Bima Kota melalui Kasat Reskrim Iptu Didik Haryanto yang dikonfirmasi Kamis (30/1) menuturkan tak berapa lama dilapor, pihaknya berhasil mengamankan para pelaku. Penangkapan diawali dengan menciduk pacar korban, Ik dan Z pada Rabu pagi di kediaman masing-masing Desa Parangina. Sedangkan tiga orang lainnya ditangkap pada Kamis dini hari di bukit Parangina. Para tersangka dikenakan melanggar UU No 23 tentang perlindungan anak Pasal 81 dan 82 ancaman 5 tahun penjara. “Sekarang sedang kita proses, para pelaku sudah ditahan,” ujarnya. (use)
(Suara NTB/arn)
Bunda PAUD duduk bersama pengurus dan anak-anak POSPA BKB.
Warga Tinggalkan Camat
(Suara NTB/use)
RATA TANAH – Sebuah rumah korban angin puting beliung yang rata dengan tanah, Jumat (31/1).
Angin Puting Beliung Terjang Pemukiman Jatiwangi Kota Bima (Suara NTB) Sebanyak 73 rumah di dua lingkungan di Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima rusak akibat diterpa bencana angin puting beliung, Jumat (31/1) siang. Tiga di antaranya bahkan rata dengan tanah. Peristiwa ini pun sempat mengejutkan warga setempat karena terjadi dengan tibatiba dan dalam waktu singkat. Berdasarkan keterangan yang dihimpun, peristiwa tersebut terjadi beberapa saat setelah turun Jumat. Saat itu, angin puting beliung tersebut datang dari arah barat pegunungan setempat dan menerpa rumah-rumah warga. Saking besarnya, bahkan sebuah pos jaga sempat terangkat. Untungnya saat itu, sebagian besar warga tengah berada dalam rumah karena cuaca memang dalam keadaan gerimis. Tak berapa lama setelah puting beliung menerpa, warga berhamburan ke luar rumah. Saat keluar rumah, warga akhirnya menyaksikan rumah-rumah yang ada di dua lingkungan tersebut mengalami kerusakan pada bagian atap. Bahkan tiga di antaranya rata dengan tanah. Akibat
peristiwa ini, warga mengalami kerugian yang tak sedikit. Tak hanya menghancurkan rumah, angin puting beliung yang diperkirakan berlangsung sekitar empat menit ini juga menumbangkan pohon-pohon serta memutuskan kabel-kabel listrik. Bahkan sebuah parabola milik warga terbang hingga sekitar 30 meter dari posisi semula. Ruslan (26) yang ditemui di lokasi menuturkan peristiwa tersebut terjadi usai shalat Jumat. Saat itu, katanya, dia tengah berdiri di depan rumah. Tiba-tiba saja angin disertai suara gemuruh berdatangan dan menerpa rumah-rumah. Atap-atap yang terbuat dari seng beterbangan. Bahkan sampai ada seng yang nyangkut di pohon asam setinggi 15 meter. “Saya pun hampir kena seng, kalau saya tidak menghindar, bisa terpotong leher saya,” tutur Ruslan. Korban lainnya sekaligus saksi mata, Putri Indah Sari (26), yang ditemui menuturkan, saat itu dia tengah duduk berjualan di pos jaga yang terletak di samping masjid. Begitu angin datang, dia sempat berteriak memanggil suami, Dedi Mu-
lyadin (26) yang tengah tidur di rumah. Setelah berteriak, dia lantas berupaya menyelamatkan diri. “Tapi begitu saja turun, pos jaga langsung tergulung dan dagangan saya tak bisa diselamatkan,” ujar Putri yang terluka di bagian lutut kanan. Sementara itu, lanjutnya, suaminya juga hampir menjadi korban. Untungnya saat itu, suaminya keburu loncat. Tak berapa lama suaminya loncat, rumahnya langsung roboh rata dengan tanah. Akibatnya, tak ada barang yang bisa diselamatkan termasuk barang eletronik dan gabah. Bahkan sejumlah kambing ternak yang ada di bagian bawah rumah juga ikut menjadi korban. Akibat peristiwa ini dia menaksir mengalami kerugian puluhan juta. Menyusul peristiwa ini, aparat Kecamatan serta Kelurahan langsung mendatangi lokasi. Aparat Kelurahan langsung melakukan pendataan jumlah rumah yang rusak termasuk kerugian yang dialami warga. Lurah Jatiwangi, Fajarudin S.sos yang didampingi Sekcam menuturkan total rumah yang rusak sebanyak 73 unit termasuk 3 di antaranya yang rata dengan tanah. (use)
Itkab KSB Masih Dalami Kasus Kompensasi Pegawai Pindah Taliwang (Suara NTB) Inspektorat Kabupaten (Itkab) Sumbawa Barat (KSB) mengaku sejauh ini belum menuntaskan pengusutan terkait dugaan kasus penarikan uang bagi PNS yang akan pindah untuk membeli sejumlah pohon sebagai pelaksanaan imbauan bupati. “Masih belum selesai. Tim masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan terhadap kasus itu,” jelas Inspektur Itkab KSB Ir. H Ady Mauluddin, M.Si kepada Suara NTB, Kamis (30/1). Ia menyebutkan, fokus pemeriksaan pihaknya terhadap kasus tersebut yakni mencari indikasi pemerasan atau dalam bentuk lain yang tidak dibenarkan aturan. Sebab dalam pelaksaan kebijakan bupati yang menyarankan bagi setiap pegawai yang akan pindah agar menyumbangkan pohon dan menanamnya di lingkungan Kemutar Telu Center (KTC), tidak didasarkan atas pemaksaan. Karenanya jika ditemukan ada
indikasi pemaksaan tersebut, maka oknum yang terlibat akan diberikan sanksi. “Kalau kami temukan ada kesalahan seperti itu, maka kami akan menindaklanjutinya dengan mengeluarkan rekomendasi beserta bentuk hukumannya,” cetusnya. Selama dugaan kasus tersebut tengah diselidiki Itkab KSB, Ady menyarankan bagi pegawai yang akan pindah agar tidak lagi menyerahkan uang untuk kebutuhan membeli pohon kepada siapa pun dan atas perintahan siapa pun. Ia lebih menyarankan, jika pegawai bersangkutan tetap akan menjalankan imbauan bupati tersebut agar melakukannya sendiri dengan cara menanam pohon di lingkungan KTC. “Jangan percaya lagi kalau ada oknum tertentu yang meminta dana untuk tujuan penanaman pohon itu,” tegasnya. Kasus penyelewengan kebijakan bupati bagi pegawai pindah ini sendiri jauh sebelum ditangani oleh pihak Itkab KSB sudah menjadi rahasia umum
di kalangan PNS, terutama bagi mereka yang mengajukan pindah. Bahkan dari mereka yang sudah menunaikan kebijakan bupati itu ditengarai ditarik sejumlah dana untuk pembelian pohon dengan nominal bervariasi antara Rp 1,5 juta hingga Rp 5 juta. Para pegawai pun terkesan pasrah dan menerima karena berharap seluruh kelengkapan administrasi kepindahannya dapat secepatnya diselesaikan. Dari hasil penelusuran Itkab KSB, pembelian pohon bagi pegawai pindah itu selama ini ditangani oleh Ir. Sumbawanto yang tak lain Sekretaris Dinas Kehutanan Perkebunan dan Pertanian (Dishutbuntan) KSB. Namun Sumbawanto membantah bahwa dirinya adalah pihak yang memaksa para pegawai untuk membeli pohon tersebut. Menurut dia, dirinya didatangi secara sukarela oleh pegawai yang akan pindah agar dibantu untuk menyelesaikan kewajiban penanaman pohonnya. (bug)
Kota Bima (Suara NTB) Ratusan warga yang bermukim di bantaran sungai di enam kelurahan di Kecamatan Rasa NaE Barat, Kota Bima, kompak meninggalkan forum sosialisasi rencana pemerintah untuk normalisasi sungai di Kantor Camat Rasa NaE Barat, Kamis (30/1). Warga tersinggung dan kesal karena menilai dalam sosialisasi tersebut, Camat, Nurjanah S.sos, mengeluarkan kalimat bernada ancaman. Sosialisasi yang dihadiri oleh Walikota Bima diwakili Asisten II, Ir. Hj Rini Indriarti, bagian terkait, tokoh masyarakat ini berlangsung pada Kamis pagi. Dalam sosialisasi tersebut, pemerintah mengundang aparat Kelurahan, RT serta warga dari enam kelurahan yang bermukim di bantaran sungai NaE, Romu, Tanjung dan Sungai Padolo. Hanya saja, acara yang sejak awal mendapat tanggapan negatif dari warga ini berakhir ricuh. Satu persatu, para warga berdiri sambil meneriaki Camat serta perwakilan Pemkot Bima dan kompak meninggalkan arena sosialisasi. Pasalnya, dalam sosialisasi ini terdapat kalimat bernada ancaman yang dilontarkan oleh Camat Rasa NaE Barat. Dahlan, salah seorang peserta sosialisasi yang juga Ketua RT 01 RW 01 Kelurahan Sarae menuturkan sejak awal pihaknya antipati terhadap acara dimaksud. Seharusnya, katanya, sosialisasi dilakukan mulai dari tingkat bawah yakni RT-RT serta tingkat Kelurahan bukan langsung tingkat Kecamatan. Di samping itu, yang membuat dia dan warga lainnya tersinggung lantaran adanya nada bicara yang tidak mengenakkan yang keluar dari mulut camat. Di mana saat itu, Camat tengah menjelaskan mengenai warga yang tidak punya izin tinggal maupun sertifikat. “Awas saja, bagi yang tak punya izin atau sertifikat, tahu aja,” tutur Dahlan menirukan pernyataan dari Camat. Seharusnya, lanjutnya, Pemerintah tak mengeluarkan kalimat seperti demikian. Pasalnya, pemerintah ada un-
tuk mengayomi masyarakat, bukan melakukan intimidasi seperti itu. “Kalau itu kan bahasanya mengancam,” tukasnya lagi, sambil meminta wartawan untuk menulis berita secara berimbang. Sementara itu, Camat Nurjanah S.sos yang dikonfirmasi membantah jika dirinya mengeluarkan kalimat bernada ancaman. Menurutnya, terdapat kesalahpahaman terkait bahasa yang disampaikan. Namun dia tak menjelaskan lebih jauh kalimat seperti apa yang dilontarkannya. Menurut Nurjanah, para warga yang jumlahnya sekitar 300 KK diundang untuk mendengarkan sosialisasi mengenai sungai yang akan dinormalisasi. Sungai tersebut terdapat di enam kelurahan, masing-masing Kelurahan Paruga, Tanjung, SaraE, Dara, Pena dan NaE. Normalisasi sungai ini, lanjutnya, dilakukan lantaran saat ini sering terjadi banjir. “Di samping itu kita juga ingin menata Kota Bima ini dengan sebaik-baiknya,” ujar Nurjanah. Bagi warga yang rumahnya digusur tentunya ada biaya ganti rugi, demikian juga dengan yang tak punya izin maupun sertifikat tentunya akan ditanggung oleh pemerintah. Sementara untuk lahan, tentunya para warga tersebut akan direlokasi di tempat yang sudah disediakan. Termasuk juga sebagian akan di tempatkan ke rumah susun umum sewa (Rusunawa) yang saat ini tengah dibangun. Hanya saja, tambahnya, pihaknya belum selesai menjelaskan namun warga keburu meninggalkan lokasi. (use)
Pencurian Ternak Marak
Alas Barat Terapkan Pengamanan Berlapis Sumbawa Besar (Suara NTB) Mararaknya kasus pencurian yang sudah mengarah ke perampokan ternak di wilayah Alas Barat, membuat semua pihak waspada. Untuk itulah, pemerintah kecamatan setempat menerapkan sistem pengamanan berlapis. Terutama “memagari” seluruh wilayah pantai di Alas Barat, jalur yang kerap digunakan pelaku melarikan diri. Sebagaimana disampaikan Camat Alas Barat, Drs. Iwan Sofyan, kepada Suara NTB, Jumat (31/1), dalam beberapa minggu terakhir, aksi perampokan ternak masih saja terjadi. Wilayah pantai yang di-
jadikan jalur tikus untuk pelarian para pelaku kerap menjadi sasaran. Camat pun berkoordinasi dengan semua unsur Muspika, Polsek dan Danramil. Melalukan pengawasan secara bersama-sama. Termasuk melibatkan seluruh warga. Dengan menerapkan Siskamling dua lapis. Lapis pertama, intensifkan ronda di masingmasing lingkungan. Kemudian menempatkan warga dibantu aparat pada setiap wilayah pantai, terutama di Gontar untuk melakukan penjagaan. Mengantisipasi para pelaku yang kerap masuk dan keluar melalui pantai. “Ini yang sedang kita terapkan,” kata Iwan. (arn)
RAGAM
SUARA NTB Sabtu, 1 Februari 2014
Halaman 5
Menparekraf : Pengambilan Koral Melanggar Hukum Dari Hal. 1 Perlu diberi pemahaman bahwa ada cara lain untuk mengambil ikan dan ada biota laut yang tidak boleh diambil. “Kalau ada aktivitas pengambilan koral (biota laut dilindungi) itu tidak boleh karena dilarang oleh hukum,” tegas Mari Elka Pengestu, ditemui di Gerung, Kamis kemarin. Menurutnya, dampak dari aktivitas itu tidak saja mengancam pencaharian nelayan akan hilang karena akibat terumbu karang rusak dengan sendirinya ikan-ikan akan hilang (pergi). Pada akhirnya, jika ikan hilang maka yang merugi justru nelayan dan masyarakat setempat. Lebih-lebih aktivitas itu berpengaruh terhadap wisata bawah laut di kawasan itu. Seperti, jika ada aktivitas pengambilan koral, menurutnya mengancam kelestarian biota laut yang disenangi oleh wisatawan. Untuk menghentikan itu, maka Pemda, aparat keaman-
an dan komunitas terkait lain harus saling bekerjasama. Tentu upaya ini tak bisa berjalan optimal tanpa dibantu komunitas dan masyarakat setempat. Seperti dilakukan di banyak tempat, melibatkan komunitaskomunitas. Masyarakat dan pihak berkepentingan di kawasan itu akan diberi sosialisasi bagaimana menangkap ikan tanpa merusak lingkungan. ‘’Diberi pemahaman mana yang dilarang atau melanggar hukum,”ujarnya. Selain itu, bisa dilakukan melalui pengalihan mata pencaharian dari aktivitas ilegal itu. Diberi pemahaman, keuntungan jika memulihkan kembali terumbu karang yang rusak. Karena begitu dilakukan pemulihan dan perbaikan, maka ikan-ikan akan kembali. Upaya-upaya ini menurutnya, selain pencegahan juga dilakukan pemberdayaan. “Dua-duanya jalan,”katanya. (her)
Pemkab Lobar Berharap Ada Penegakan Hukum Dari Hal. 1 Menurut Renjana, aktivitas-aktivitas pengambilan biota laut dapat merusak lingkungan bawah laut. Aktivitas ini merusak keindahan bawah laut yang dimiliki kawasan Sekotong. Karena khusus Sekotong, mengandalkan kekayaan laut dan pantai sehingga jika ada upaya-upaya mengancam kelestarian terumbu karang dan biota luat semua pihak seharusnya terpanggil untuk mencegahnya. ‘’Jangan sampai aktivitasaktivitas itu mengusik alam bawah laut,”tegas Renjana. Menurutnya, semua pihak harus punya kesadaran bahwa kekayaan alam bawah laut di Sekotong merupakan salah satu daya tarik wisatawan mau datang ke sana. Karena kawasan itu punya daya tarik tersendiri sehingga jika tidak dipelihara bersama, akan
mengancam kelestariannya. Jika itu dibiarkan, tinggal menunggu waktu kawasan Sekotong akan ditinggalkan wisatawan. Karena itu, pemda melalui Dinas Pariwisata dan semua pihak harus bergandengan tangan bersamasama terpanggil untuk mempertahankan dan mencegah kerusakan biota laut dari oknum baik perorangan dan kelompok yang mau mengeruk keuntungan untuk kepentingan pribadi. Lebih-lebih jika melihat data kunjungan ke Lobar meningkat hingga 125 persen. Artinya, dari target 300 ribu wisatawan, naik hingga 373 ribu wisatawan. ‘’Wisatawan ke Sekotong naik dua sampai tiga kali lipat. Karena itu jika ada upaya-upaya mengganggu harus dicegah bersama,” tegasnya. (her)
BLHP NTB Dukung Ada Kontrol Terhadap Pelestarian Lingkungan Dari Hal. 1 sebuah kontrol sosial yang dilakukan media massa terhadap upaya pelestarian lingkungan. ‘’Komitmen yang ditunjukkan Suara NTB sangat bagus. Kami mendukung penuh apa yang telah dilakukan sehingga orang tidak main-main dengan masalah lingkungan,” ujarnya kepada Suara NTB, Kamis (30/1). Erpan menambahkan bahwa selama ini pihak BLHP sangat fokus dalam permasalahan lingkungan. Beberapa langkah konkret yang diambil adalah melalui penelitian dan kerjasama dengan beberapa pihak yang dapat mempertahankan kualitas lingkungan, tidak terkecuali dengan media. ‘’BLHP sangat fokus dalam menanggapi masalah lingkungan. Kami berterimakasi dan justru ingin bermitra atau bekerjasama dengan media untuk mengawasi dan mengontrol kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi,” tambahnya. Selain itu, pihaknya juga berharap supaya kedepannya media
lebih intens dalam mengawasi masalah lingkungan. “Jangan sampai setelah tuntutan yang dihadapi sekarang ini justru menjadikan Suara NTB dan media lainnya kendor dalam mengangkat isu-isu lingkungan. Jadi bagaimanapun caranya kita usahakan untuk menjaga lingkungan kita,” tutupnya. Sementara itu, anggota Komisi III DPRD NTB, Ardani Zulfikar, mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi media manapun yang mengangkat isu mengenai lingkungan. ‘’Kita hargai media yang mengangkat isu-isu lingkungan. Ini menunjukkan bahwa kita peduli terhadap lingkungan,” terangnya. Ardani Zulfikar menilai, kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dapat dibangun melalui media. ‘’Dan barang siapa yang merusak lingkungan harus diberikan hukuman yang memiliki efek jera,” harapnya. (ami)
Prof Idrus: Logika Hukumnya Tidak Jelas Dari Hal. 1 Seperti kasus pemberitaan yang dibuat di Suara NTB itu dianggapnya sama sekali tidak ada unsur membuat penggugat merugi. ‘’Dimana kerugiannya,’’ tanyanya. Mengacu pada UU Pers tersebut, Prof Idsus menyatakan pers bekerja pada ranah publik. Ketika Pers menyajikan berita berdasarkan faktanya ada penyimpangan, menurut Pakar Hukum ini bukan berarti dapat menyebabkan kerugian pada orang. Pasalnya, Pers memegang fungsi sebagai kontrol
sosial. ‘’Ini fungsi Pers. Bagaimana jadinya kalau ujung-ujungnya semua digugat,’’ katanya dengan nada tinggi. Ia menambahkan, UU Pers ini juga mengatur ada hak jawab. Mekanisme ini, katanya semestinya bisa ditempuh. Sebagaimana tertuang dalam pasal 2 dan 3 UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Jika mekanisme hak jawab ditempuh, tidak perlu masuk ke meja persidangan. Hakim juga disarankan bisa melihat UU Pers tersebut. (rus)
Daftar Tunggu Semakin Panjang Dari Hal. 1 daftar tunggu mencapai 11 tahun. Apalagi jika dikurangi sebesar 20 persen dari jumlah tersebut, otomatis daftar tunggu menjadi semakin bertambah panjang. “Pemotongan kuota 20 persen tetap berlaku tahun ini. Sampai dengan 2016 dipotong kuota 20 persen. Dengan pengurangan ini maka waiting list semakin panjang secara otomatis,” kata Usman ketika dikonfirmasi usai pelantikan Badan Wakaf Indonesia (BWI) NTB, Kamis (30/1) di Mataram. Dijelaskan, JCH NTB yang gagal berangkat tahun 2013 lalu akibat pemotongan sebesar 20 persen secara nasional diprioritaskan berangkat haji tahun 2014 ini. Jika BPIH tahun ini naik, maka mereka tidak dikenakan biaya tambahan. Sebaliknya jika BPIH tahun ini
berkurang dari tahun sebelumnya maka selisihnya akan dikembalikan kepad JCH. ‘’Kalau tahun lalu misalnya BPIH Rp 37 juta kemudian tahun ini misalnya turun menjadi Rp 35 juta maka sisanya dikembalikan lagi kepada calon jemaah,” jelasnya. Terkait dengan jumlah JCH yang akan berangkat tahun ini, kata Usman, pihaknya belum mendapatkan data resmi dari Kementerian Agama RI. Namun, jika mengacu pada tahun 2013 lalu, jumlah JCH NTB yang akan berangkat sekitar 3.500 orang lebih. Pelunasan BPIH bagi JCH yang berangkat tahun ini diperkirakan pada April mendatang dan proses pemberangkatan akan dimulai sekitar akhir Agustus atau awal September 2014. (nas)
(Suara NTB/rus)
BERJAGA-JAGA - Aparat Kepolisian berjaga-jaga di lokasi PT AMG yang dibakar massa. Sementara Satpol PP berupaya memadamkan api yang membakar bangunan milik perusahaan tambang pasir besi itu (kanan).
Proyek Rababaka Kompleks Mulai Rintis Jalan Dompu (Suara NTB) Mega proyek Rababaka kompleks di Kabupaten Dompu yang dicanangkan Gubernur NTB, Dr. TGH.M Zainul Majdi beberapa waktu lalu mulai dilaksanakan. Rintisan jalan untuk akses ke lokasi proyek dalam kawasan hutan sudah mulai dikerjakan. Izin kawasan hutan yang menjadi kendala dimulainya pekerjaan selama ini bakal diterima Februari 2014. Sekda Dompu, H. Agus Bukhari, SH, MSI kepada Suara NTB mengatakan, izin kawasan hutan untuk lokasi pembangunan proyek Rababaka kompleks yang menjadi kendala pelak-
sanaan proyek akan segera diterima pihaknya. Bupati dalam kunjungannya ke Jakarta baru ini telah bertemu Menteri Kehutanan RI dan langsung memerintahkan Dirjen yang menangani izin kawasan hutan untuk mempercepat prosesnya.”Bupati dijanjikan (oleh Menteri) akan diselesaikan selama 1 bulan,” katanya. Namun persiapan pelaksanaan proyek sudah mulai dilakukan seperti pembuatan akses jalan menuju lokasi proyek sudah dilakukan. Sehingga akhir Februari 2014 pascaterbitnya izin dari Menteri Kehutanan, aktivitas di lokasi proyek akan segera dim-
ulai. “Sekarang sedang dikerjakan akses jalan menuju lokasi proyek, sehingga akhir Februari atau awal Maret pekerjaan fisik proyek akan segera dimulai,” ungkapnya. Terkait dengan pembebasan lahan warga Tanju Manggelewa yang menjadi daerah genangan air dam Tanju, H Agus Bukhari mengaku, akan segera diselesaikan. Karena tinggal menunggu transfer dana dari provinsi yang dijanjikan oleh Gubernur akan diselesaikan sebelum Maret 2014. ‘’Untuk pembebasan lahan warga, tinggal menunggu transfer dana dari provinsi. Sesuai komit-
Pembenahan Aset, Pemda Harus Tegas Mataram (Suara NTB) Aset – aset milik pemerintah daerah di NTB yang kini telantar setelah pengelolaannya diserahkan ke investor dinilai telah merugikan banyak pihak. Masyarakat tidak lagi bisa memanfaatkannya, sementara investor pun tak kunjung mengelola aset tersebut. Akibatnya, potensi pendapatan yang harus diperoleh malah hilang. Untuk membenahi kondisi semacam itu, Sekretaris Komisi I DPRD NTB, Drs. H. Ruslan Turmuzi, kepada Suara NTB berharap ada ketegasan sikap dari pemerintah daerah untuk membenahi persoalan. “Pemda jangan hanya menyalahkan masyarakat, tapi juga harus bersikap tegas terhadap penelantaran itu oleh investor,” ujarnya. Ruslan mencontohkan kasus penelantaran aset pemerintah daerah di Gili Trawangan yang telah menimbulkan konflik
berkepanjangan, plus hilangnya kesempatan masyarakat setempat untuk memanfaatkan aset tersebut. Sementara itu, investor yang diberikan hak pengelolaan justru tidak kunjung memanfaatkannya. ‘’Ini kan semua pihak rugi jadinya,’’ ujar Ruslan. Menurutnya, Gili Trawangan yang merupakan daerah tujuan wisata paling populer versi sejumlah media internasional seharusnya dimanfaatkan dengan maksimal setiap potensi yang dikandungnya. “Mestinya potensi yang ada, justru memberikan PAD yang luar biasa. Tapi ini kok dibiarkan berlarut – larut,” tandasnya. Ruslan menilai, perlu ada keberanian untuk mengambil terobosan penting guna memecah kebuntuan dalam proses pengelolaan aset – aset yang masalahnya sudah lama berlarut seperti ini. Jika dibiarkan terus berlanjut, maka tidak saja Pemprov NTB kehilangan
potensi PAD, namun juga akan terus muncul konflik – konflik dengan masyarakat sekitar yang merasa masih memiliki keterikatan dengan lahan tersebut. Menurut Ruslan, peningkatan pada sektor PAD adalah sebuah keharusan untuk membentuk komposisi APBD yang sehat. Selama ini, kecenderungan yang ada, pos pendapatan pada APBD hanya bertumpu dari peningkatan pajak dan retribusi. Hal itu, menurut Ruslan, hanya akan kian menambah beban ekonomi masyarakat NTB. Ia menilai, sudah saatnya pemerintah daerah di NTB lebih memaksimalkan pengelolaan aset – aset berharga yang dimiliki untuk mendongkrak pemasukan berupa PAD. ‘’Untuk itu memang harus ada ketegasan, keberanian untuk melakukan renegosiasi dengan investor – investor yang sudah lama menelantarkan aset ini,’’ tandasnya. (aan)
21 Caleg Terancam Pidana Pekanbaru (Suara NTB) Sebanyak 21 calon legislatif (caleg) dari 10 partai politik terancam dipidanakan karena diduga melanggar aturan kampanye dalam bentuk kampanye di luar jadwal. “Pada dasarnya Bawaslu Riau telah meneruskan temuan dugaan Pelanggaran pidana pemilu dalam bentuk kampanye di luar jadwal (iklan di media massa) ke Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Sentra Gakkumdu),” kata Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Riau, Rusidi Rusdan di Pekanbaru, Kamis (30/1) siang. Berdasarkan penerusan temuan tersebut, tambahnya, Sentra Gakkumdu telah melakukan Rapat pada Rabu (29 Januari 2014). Rapat tersebut kata dia, dihadiri oleh L Simatupang, Edi Winoto, dan Pransisco (ketiganya anggota Sentra Gakkumdu dari Polda), dan M Seregar (mewakili Kejati), Edy Syarifuddin, Rusidi Rusdan, Fitri Heriyanti (Bawaslu). Dalam rapat itu, kata dia, disepakati bahwa kasus ini akan diseriusi oleh Sentra Gakkumdu dan selanjutnya memanggil caleg yang diduga melakukan pelanggaran untuk diminta keterangan sehubungan dengan dugaan tindak pidana pemilu pada Selasa (4 Februari 2014) bertempat di ruang Sentra Gakkumdu Riau Jalan Sultan Syarif Kasim Nomor 119 Pekanbaru. “Empat Surat pemanggilan mulai diantar hari ini melalui masing-masing Parpol. Adapun caleg yang dipanggil berjumlah 21 orang dari 10 parpol kecuali PBB dan PKB,” katanya. Sedangkan
calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) ada dua orang yang diduga melanggar aturan itu. Sentra Gakkumdu, kata dia, juga memanggil ketua parpol para caleg tersebut agar mereka juga ikut mengetahui bahwa calegnya melakukan dugaan pelanggaran pidana pemilu. “Caleg yang dipanggil merupakan rekomendasi dari hasil pengawasan Bawaslu Riau diberbagai media massa cetak dan elektronik di Riau,” katanya. Bila nantinya dugaan pelanggaran pemilu ini terbukti, demikian Rusidi, maka ancamannya adalah 1 tahun penjara dan denda Rp12 juta. Hal itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 pasal 276. “Adapun dasar Sentra Gakkumdu memproses kasus ini adalah PKPU Nomor 21 Thn 2013 yang telah menjadwalkan kampanye dalam bentuk Rapat Umum dan iklan di Media Massa adalah tanggal 16 Maret sampai dengan 5 April 2014,” katanya. Kemudian, kata dia, Ketua Bawaslu Riau, Edy Syarifuddin menyatakan bahwa sebelum temuan ini pihaknya teruskan ke Sentra Gakkumdu telah berulang kali disampaikan kepada pihak partai politik. “Bahkan kamu sudah berulang kali sampaikan kepada parpol baik melalui kunjungan, melalui surat maupun melalui media massa. Kami juga sudah undang ke kantor Bawaslu untuk diberikan penjelasan, tapi caleg tersebut tidak datang, ada juga yang datang tapi masih terus memasang iklan di koran-koran,” katanya. (ant/Bali Post)
Dua Pengawas THL Diperiksa Kejaksaan Dari Hal. 1 Menurut Mahmuddin Tura, semenjak media menyoroti persoalan tersebut, Kejaksaan setiap hari mendatangi kantornya. Kedatangan tim tersebut, terkait mencari data – data THL yang dibutuhkan. Karena kasus tersebut terjadi sejak tahun 2009, penyidik meminta seluruh dokumen dari tahun 2009 hingga 2013. Namun, Mahmuddin enggan menyebutkan dokumen apa saja yang dibawa oleh Kejati. ‘’Pokoknya banyak, saya tidak hafal,’’ ujarnya. Selama kurun waktu satu minggu, tim Kejaksaan mendatangi Dinas PU Kota Mataram, apa saja yang diamankan selain dokumen THL? Mahmuddin mengatakan selama komunikasinya bersama penyidik, hanya sebatas permintaan data saja. Ditambahkan, dirinya tidak ada wewenang untuk menghalangi
Kejaksaan melakukan pemeriksaan. ‘’Pokoknya kita tetap koperatif,’’ jawabnya singkat. Berdasarkan data, dugaan manipulasi absensi THL Dinas PU Kota Mataram, terjadi dari tahun 2009 hingga 2013. Dari tahun ke tahun upah “pasukan biru” naik dari Rp 15 ribu hingga 40 ribu. Diduga akibat manipulasi itu terjadi kelebihan pembayaran mulai tahun 2009 hingga 2013, sekitar Rp 1,9 miliar. Kasi Penkum dan Humas Kejati NTB, Made Sutapa, SH membenarkan pemeriksaan dua koordinator THL tersebut. Mereka diperiksa sebagai langkah awal untuk menguatkan dugaan adanya pembayaran fiktif untuk tenaga yang sehari – hari membersihkan drainase untuk mengatasi banjir itu. “Sekarang ada dua saksi yang diperiksa, mereka masih dari kalangan Dinas PU Kota Mataram,” kata Made Sutapa.
Pemeriksaan kedua saksi itu dijelaskannya, sebagai langkah awal untuk memperdalam bukti – bukti tertulis yang sudah diperoleh sebelumnya. Dimana, ada beberapa dokumen kaitan dengan absensi dan pembayaran buruh sudah dikantongi. “Tinggal memperdalam keterangan saksi – saksi. Sekarang ini (pemeriksaan saksi, red) salah satu langkahnya,” kata Sutapa. Karena ini menjadi awal pemeriksaan, dipastikannya masih banyak saksi lain yang akan dipanggil. Apakah mantan Kadis PU dan mantan Kabid Pengairan? Sutapa enggan memberikan jawaban pasti. Ia hanya menjelaskan, para pihak yang berkaitan dengan pencairan dana THL yang diduga lebih sebesar Rp 1,9 miliar itu akan dipanggil untuk didengar keterangannya. “Pokoknya semua pihak, yang menjabat atau sudah mantan pejabat kita akan panggil,” jawabnya. (cem/ars)
men Gubernur, pembayarannya akan diselesaikan hingga sebelum Maret,” jelasnya. Sementara untuk realokasi warga Tanju ke lokasi yang disiapkan pemerintah, dikatakan H. Agus Bukhari, siap dilaksanakan. Namun pihaknya akan meratakan dulu tanah di beberapa lokasi yang masih miring, sehingga tidak ada kecemburuan antarwarga setelah pengundian dilakukan. “Kita lagi mau meratakan dulu tanahnya baru mengundi agar tidak ada kecemburuan antara warga yang satu dengan yang lainnya,” katanya. (ula)
Ratusan Lubang Tambang Tergali di Area Doro Pajo Dompu (Suara NTB) Keberadaan rambang rakyat ilegal di so La Ninu Doro Pajo Desa Ranggo Kecamatan Pajo semakin ramai dikunjungi warga. Jumlah lubang galian bebatuan emas pun sekitar 100 lubang lebih dan gelondong telah mencapai 300 lebih. Pemerintah sendiri hanya bisa mengimbau kendati tidak diindahkan warga. Camat Pajo, H Abdurrahim kepada Suara NTB, Jumat (31/1) kemarin, mengaku masih melakukan pendataan terhadap jumlah penambang dan lubang galian di lokasi tambang. Namun berdasarkan blangko yang diserahkan, ada 100 blangko dan masih kurang sekitar 40 blangko. Blangko ini diserahkan ke setiap kelompok penanggung jawab di setiap lubang. “Blangko ini kita serahkan (ke kelompok). Setiap lubang, kelompoknya sendiri-sendiri,” katanya. Pendataan ini diharapkan, bisa terdeteksi jumlah penambang setiap lubang atau kelompok di lokasi tambang serta asal warga. Pendataan ini bukan dimaksudkan untuk melegalkan aktivitas tambang, tapi hanya untuk mengetahui kondisi di
lapangan agar tidak sekedar informasi dari mulut ke mulut. ‘’Memang jumlah warga yang menambang semakin banyak, tapi jumlah pastinya kita belum ada karena masih didata,’’ terangnya. Selain itu, H Abdurrahim mengungkapkan, aktivitas gelondong yang menghancurkan bebatuan yang diduga mengandung emas menjadi pasir sudah banyak. ‘’Aktivitas gelondong sudah semakin banyak. Jumlahnya saat ini diperkirakan sekitar 300 lebih gelondong,’’ ungkap Camat Pajo ini. Imbauan pemerintah agar warga tidak melakukan penambangan secara ilegal seakan tidak diindahkan. Walaupun pemerintah akan mengupayakan menjadikan area tersebut sebagai wilayah pertambangan rakyat (WPR) dan diberikan izin pertambangan rakyat, tapi harus diajukan izin masuk kawasannya ke Kemenhut RI. Begitu juga dengan pihak Polres Dompu masih memberikan imbauan. “Kita masih melakukan upaya persuasive,’’ kata Kapolres Dompu, AKBP Purnama, SIK beberapa waktu lalu. (ula)
Mess PT.AMG Dibakar Massa Dari Hal. 1 Dalam aksi pengamanan itu, polisi menerjunkan sekitar 150 personel yang terdiri dari satu peleton Brimob. Sementara itu, sebelum kedatangan mobil pemadam kebakaran, aparat Polres bersama Pol PP mencoba melakukan pemadaman dengan alat seadanya. Tabung gas yang ada di sekitar lokasi tambang dikhawatirkan meledak dan kebakaran makin meluas. Kapolres Dede Alamsyah sesuai fungsi Polri, menjaga keamanan dan ketertiban dan penegakan hukum. Untuk sementara, ia mengatakan pihaknya malam itu hanya mencoba menghalangi agar aksi pengerusakan tidak makin meluas. Massa yang terlihat ingin melakukan aksi pembakaran ini sempat melempar benda-benda tumpul ke arah aparat. Diduga, massa masih mengincar sejumlah bangunan lainnya. Pasalnya, kapal yang diincar sudah berhasil kabur. ‘’Kita lakukan antisipasi agar tidak terulang kembali aksi pengerusakan,’’ tegasnya. Pengamanan terhadap yang diduga melakukan pengerusakan pun belum bisa dilakukan karena terkendala kondisi. “Saya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak lagi merusak, karena itu merupakan tindak pidana,” tegasnya. Harapannya, pemerintah, masyarakat dan pihak perusahaan bisa duduk bersama menyelesaikan persoalan ini dengan baik. Mengenai keberadaan kapal
dilihat warga cukup mencurigakan. Kapal diduga pengeruk pasir tersebut sudah lama berada di lokasi. Kapal yang sudah sepekan mondar-mandir di Pantai Ketapang ini diduga juga belum ada izin sandar. Menurut Kapolres, pihak perusahaan seharusnya bisa berkoordinasi dengan aparat dan pihak terkait lainnya. Terlebih diketahui, kasus resistensi perusahaan dengan warga sudah tujuh kali terjadi. Camat Pringgabaya, Rizal Sinasa mengatakan, warga sudah meminta agar kapal tersebut segera pergi. Setelah massa mengamuk baru kapal itu angkat jangkar meninggalkan tempat. Kapal tersebut lanjutnya tiba-tiba saja datang. Tidak ada sosialisasi dari pihak perusahaan. Terkait adanya pengerusakan itu sendiri, Camat menduga ada provokatornya. Kapal dicurigai warga akan menyedot pasir dan dibawa ke Cina. Menurut Camat, warga sekitar sebenarnya sudah menerima kehadiran AMG. Namun, lagi-lagi alasan kapal yang tidak jelas membuat warga tidak bisa dikendalikan emosinya. Direncanakan, Camat akan mencoba mencari solusi terbaik dari upaya penyelesaikan masalah tersebut. Pimpinan PT AMG, Erfan Muis yang coba dikonfirmasi melalui nomor ponselnya di 6281806057176 tidak bisa dihubungi. Penuturan sejumlah karyawan yang berjaga-jaga di lokasi, aksi pengerusakan warga tiba-tiba terjadi. Bahkan ada seorang karyawan yang terkena amukan massa. (rus)
OPINI
SUARA NTB Sabtu, 1 Februari 2014
Halaman 6
Gejala Deparpolisasi Perjuangkan Infrastruktur Jalan INFRASTRUKTUR jalan merupakan salah satu persoalan utama yang dihadapi jajaran Pemprov NTB dan pemerintah kabupaten/kota di NTB dalam mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya. Belum bagusnya infrastruktur jalan ke wilayah beberapa potensi yang bisa dikembangkan dan memberikan prospek menjanjikan ke depan, membuat pengembangan potensi ini tidak bisa dilakukan. Sebagai contoh, pengembangan potensi di kawasan Lombok Selatan di Lombok Timur masih belum tersentuh pembangunan. Investor yang bersedia mengembangkan kawasan tersebut, menginginkan agar pemerintah segera mempermulus infrastruktur jalan yang menuju kawasan itu. Keinginan investor Swedia PT. Eco Solution Lombok (ESL) yang akan membangun eco tourism (pariwisata berbasis lingkungan) terbesar di Asia di kawasan Pantai Pink Desa Sekaroh Kecamatan Jerowaru Lombok Timur patut diberikan dukungan. Apalagi, pola pengembangan pariwisata seperti ini tidak merusak lingkungan, tapi bagaimana menjaga kelestarian lingkungan. Besarnya potensi yang dimiliki di kawasan ini masih belum diimbangi dengan infrastruktur jalan yang memadai, sehingga investor yang berniat berinvestasi harus menunda rencana investasinya. Tidak hanya kawasan selatan Lombok Timur, kawasan selatan Lombok Tengah dan Lombok Barat juga tidak kalah menarik dan memiliki potensi besar. Namun, akibat infrastruktur yang belum memadai membuat pengembangan kawasan ini masih belum tersentuh. Kondisi ini juga diakui Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mar’ie Elka Pangestu mengenai kondisi infrastruktur yang masih membutuhkan perhatian serius di NTB. Adanya rencana pembangunan jalan lingkar selatan Pulau Lombok yang menghubungkan Mandalika Resort di Lombok Tengah, Teluk Mekaki Lombok Barat dan Pantai Pink Lombok Timur tidak hanya sebatas wacana. Dalam arti, pemerintah daerah hanya berdiam diri menunggu pemerintah pusat mengucurkan dana untuk pembangunan jalan lintas selatan Pulau Lombok tersebut. Pemerintah Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat dikoordinir Pemprov NTB harus bersatu padu memperjuangkan agar akses jalan tersebut segera direalisasikan. Jangan sampai, rencana pembangunan jalan lintas selatan itu hanya berupa rencana dan wacana yang sulit terealisasikan. Di satu sisi, apa yang disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum NTB Ir. H. Dwi Sugianto, MM, yang belum bisa mengintervensi perbaikan jalan menuju beberapa kawasan, seperti Pantai Pink, mengindikasikan Dinas Pekerjaan Umum NTB cenderung pasrah. Semestinya, begitu mengetahui status jalan yang menuju Pantai Pink merupakan jalan kabupaten dan memiliki potensi besar dikembangkan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum ini harus menyampaikan pada pimpinan daerah, baik Bupati Lombok Timur dan Gubernur NTB agar segera dilakukan pembahasan. Di sinilah, seorang kepala SKPD dituntut lebih peka dan cermat dengan kondisi yang ada, sehingga tidak harus menunggu usulan dari SKPD lain. Hal ini penting dilakukan agar beberapa jalan yang menuju kawasan strategis segera mendapat perhatian pemerintah. Selain itu, Pemprov NTB tidak hanya memperjuangkan jalan di Pulau Lombok. Pulau Sumbawa yang luasnya tiga kali Pulau Lombok patut mendapat perhatian. Banyak potensi yang ada di kawasan utara dan selatan Pulau Sumbawa yang belum tersentuh dan membutuhkan infrastruktur jalan memadai. Untuk itu, pemerintah daerah harus serius memperjuangkan anggaran dari pusat untuk infrastruktur jalan. (*)
AHUN ini (2014), disebut tahun politik. Bukan saja tahun puncak pencitraan bagi partai politik dan calon presiden. Namun, masa kapitalisasi segala bentuk kekuatan politik. Masa ketika segala perhatian akan tertuju, nasib rakyat akan diramal pada seberkas kertas suara yang berisikan nama-nama calon pejabat politik parlemen dan menyusul calon presiden. Tahun ini janji-janji politik sedang berseliweran melalui tagline, spanduk, stiker, atau pidato pemihakan untuk rakyat via media massa. Pencitraan sedang dipoles, pendidikan politik menjadi jualan, dan sejumlah aktivitas politik harian lainnya menyesaki ruang-ruang publik. Berjalannya ritus politik oleh para elite dan lembaga-lembaga demokrasi akankah menyisakan kepercayaan serta harapan publik? Formula Party ID Baru-baru ini Indo Barometer mempublis tentang Party Identification (Party ID) yang hanya 21,9 persen. Party ID sebuah formula untuk menakar seberapa besar rakyat memilih berdasarkan identifikasi diri dan kedekatannya terhadap partai politik. Rendahnya persentase Party ID menandakan betapa semunya hubungan emosional pemilih dengan partai poitik. Data ini menunjukkan kurang lebih bahwa partai politik sedang dalam masalah besar. Betapa tidak, jika data ini tidak diragukan kebenarannya, maka jauh lebih besar pemilih, yakni berkisar 78% suara mengambang, yang belum menaruh harapan bahkan tidak meyakini parpol akan memerjuangkan nasibnya. Pada titik ini, pemilu tahun 2014 tak ubahnya seperti ritus demokrasi lima tahunan yang tidak ada harapan padanya, terutama kepada calon legislatif yang akan menempati kursi legislatif, untuk merubah nasib dan akan mewakili kurang lebih 20 juta nelayan, 42 juta petani, 18 juta buruh, sopir angkot, tukang ojek, guru honorer, dan total 28 juta rakyat miskin. Formula Party ID digunakan
Oleh :
Ayatullah Hadi (Rinjani Institut)
�
Partai politik memang segera berbenah diri, menjadi organisasi politik modern pun sebagai lembaga demokrasi peserta pemilu. Sebagai organisasi partai politik selaiknya merekrut kader-kader berkualitas, manajemen keuangan akuntabel dan transparan. Sebagai peserta pemilu partai politik menawarkan visi dan konsistensi janji-janji. Selain itu, pemerintah dan DPR harus mulai memikirkan desain institusional untuk mengatasi kelelahan berpartisipasi sehingga dapat memacu partisipasi pemilih dalam pemilu. untuk menjelaskan terjadinya gejala deparpolisasi. Meminjam definisi Burhanudin Muhtadi, gejala deparpolisasi berarti gejala emoh atau tidak suka partai politik. Selain menggunakan formula ini, menakar gejala deparpolisasi juga diukur dari evaluasi massa pemilih terhadap kinerja lembaga demokrasi atau fungsi intermediasi partai politik. Dari segi fungsi intermediasi, parpol mengalami disfungsionalitas akut dalam menjalankan artikulasi dan agregasi kepentingan publik. Grafik Party ID yang niscaya berubah setiap pemilu menyebabkan trend partisipasi politik juga terus berubah setiap pemilu. Ditambah lagi hasil evaluasi massa terhadap kinerja kepartaian yang belum maksimal pun menambah beban penurunan partisipasi. Ini dibuktikan dengan trend liniernya peruabahan tingkat partisipasi
pada setiap pemilu: 1999 (93,9%), 2004 (84,9%), 2009 (70,9%). Melihat data Party ID dan fakta disfungsionalitas partai politik memang cukup mencengangkan. Potensi suara mengambang masih cukup besar. Belum lagi menukik masalah kualitas partisipasi politik dan kualitas perwakilan masih jauh dari harapan. Persoalan partisipasi berada pada dua dimensi: partisipasi kualitatif dan kuantitatif. Sayangnya, penyelenggara pemilu sepertinya hanya berorientasi pada peningkatan partisipasi kuantitaf, hanya dengan ukuran peningkatan jumlah angka partisipasi. Padahal, masalah partisipasi yang paling penting adalah partisipasi kulaitatif yang ditandai dengan daya kritis pemilih. Pemilih kritislah yang menentukan kualitas perwakilan dan kepemimpinan negeri ini. Jika mencoba dengan pendekatan skeptisme terhadap Party ID,
sebetulnya persoalannya bukan ketidaksenangan publik terhadap partai politik, namun kira-kira publik masih menunggu (wait and see) hadirnya sosok partai partai politik dan calon legislatif yang mampu memerankan fungsi substantifnya sebagai pengagregasi dan pengartikulasi kepentingannya. Jika mau menunggu entah sampai kapan? Namun menarik untuk dikaji, gejala makin menggelembungnya besaran suara mengambang sebetulnya menjadi kesempatan partai politik baru peserta pemilu untuk tampil meraih kepercayaan publik, karena partai politik baru relatif belum terkontaminasi oleh berbagai macam persoalan. Namun, jika tidak ada tampilan beda (diferensiasi) dari partai politik baru atau sama saja dengan partai politik lawas yang penuh masalah, maka harapan kepadanya sulit diwujudkan. Di atas segalanya, potensi suara mengambang dan golput juga dimungkinkan oleh gejala kelelahan berpartisipasi (election fatigue). Berbeda dengan pemilu 2004 misalnya, ketika kita belum menjalankan pilkada, Pemilu 2009 lalu dan 2014 akan berlangsung di tengah fakta bahwa masyarakat telah disibukkan dengan pilkada pada lima tahun belakangan ini. Setidaknya, pemilih telah berpartisipasi dalam pilkada kabupaten/kota dan provinsi. Itupun belum termasuk di daerah yang harus menyelenggarakan pilkada putaran kedua. Belum lagi pemilihan di tingkat desa. Partai politik memang segera berbenah diri, menjadi organisasi politik modern pun sebagai lembaga demokrasi peserta pemilu. Sebagai organisasi partai politik selaiknya merekrut kader-kader berkualitas, manajemen keuangan akuntabel dan transparan. Sebagai peserta pemilu partai politik menawarkan visi dan konsistensi janji-janji. Selain itu, pemerintah dan DPR harus mulai memikirkan desain institusional untuk mengatasi kelelahan berpartisipasi sehingga dapat memacu partisipasi pemilih dalam pemilu.
STASIUN RADIO Menparekraf : Pengambilan koral melanggar hukum Pelakunya harus ditindak
*** Penetapan KEK Mandalika Resort terganjal persoalan lahan Mendesak dituntaskan
*** email: citrabima_957@yahoo.co.id Telp. 0374 42906/Hp. 085337841557, 087866878882, 082145977111
Penanggung Jawab: Agus Talino Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab : Raka Akriyani Koordinator Liputan : Fitriani Agustina, Marham, Moh. Azhar Redaktur : Fitriani Agustina, Marham, Izzul Khairi, Moh. Azhar Staf Redaksi Mataram : Moh. Azhar, Haris Mahtul, Afandi, M. Nasir, Hari Aryanti, Akhmad Bulkaini Lombok Barat: M.Haeruzzubaidi, Lombok Tengah : Munakir. LombokTimur: Rusliadi. KLU : Johari. Sumbawa Barat : Heri Andi. Sumbawa : Arnan Jurami. Dompu : Nasrullah. Bima : M.Yusrin. Tim Grafis : A.Aziz (koordinator), Mandri Wijaya, Didik Maryadi, Jamaluddin, Wahyu W. Kantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Tarif Iklan : Iklan Baris : Rp 10.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). Display B/W (2 kolom/lebih): Rp 10.000/mmk. Display F/C : Rp 20.000/mmk. Iklan Keluarga : Rp 8.000./mmk. Iklan Advertorial : Rp 5.000/mmk. Iklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 450.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 250.000/kavling. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Harga Langganan: Rp 50.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 55.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 3.000. Terbit 6 kali se-minggu. Penerbit: PT Bali Post.
SUARA NTB
Wartawan SUARA NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.
SUARA NTB Sabtu, 1 Februari 2014
EKONOMI DAN BISNIS
Halaman 7
WNA dari 25 Negara Mulai Gempur Pasar Kerja di NTB Mataram (Suara NTB) Sedikitnya 76 orang warga negara asing (WNA) dari 25 negara tercatat mulai menjajal pekerjaan di NTB. Hingga hari ini, para WNA tersebut tersebar di sejumlah perusahaan penanaman modal asing (PMA), dan bahkan penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Wildan (Suara NTB/bul).
Keterangan yang diperoleh Suara NTB, Kamis (30/ 1) menyebutkan, para WNS tersebut akan sulit untuk dibendung dalam berkompetisi dengan naker lokal. Terlebih pasar bebas Asean akan berlaku tahun 2015 mendatang, di mana tidak ada sekat negara bagi Warga Negara Asing (WNA) untuk berebut pasar kerja di Indonesia, demikian juga sebaliknya. Kendati be-
lum diberlakukannya Asean Economy Community (AEC) ini, tak sedikit pekerja luar negeri sudah mulai ambil bagian untuk bersaing. Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmirasi (Disnakertrans) Provinsi NTB, H. Wildan, tak bisa dipungkiri bahwa persaingan kerja ini sudah mulai terasa. Oleh karenanya, diharapkannya seluruh elemen masyarakat di NTB ini untuk bersiap-siap menghadapi itu. Sudah tak ada langkah untuk menolak kondisi ini, apalagi jika tak siap menghadapi persaingan. Jangan sampai menurutnya, istilah “Menjadi Budak di Negeri Sendiri” akan berlaku di NTB.
Kehadiran 76 WNA dari 25 negara, di antaranya Amerika Serikat, Australia, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, Kanada, Prancis, Selandia Baru, Belanda, Austria, Irlandia, RRC, Norwegia, Belgia, Korea Selatan, Potugal, Spanyol, Filipina dan lainnya patut diantisipasi sebagai tanda, bahwa akan begitu ketatnya persaingan kerja yang akan berlaku. Tanda akan berkembangnya provinsi NTB dari sisi perekonomian, dengan berbagai potensi yang dimiliki, bisa jadi menurutnya mengapa NTB disasar menjadi daerah pilihan kerja WNA yang dimaksud. Para WNA ini tidak datang mencari kerja begitu saja, teta-
pi justru diminta oleh perusahaan di berbagai bidang jasa. Dan tak sedikit juga yang datang langsung sebagai investor. “Ada mereka yang datang sebagai General Manager, ada konsultan, ada di bidang jasa transportasi, hotel dan sebagainya. Kenapa mereka datang, atau kenapa perusahaan meminta jasa mereka. Ini yang patut menjadi introspeksi kita bersama,” terang mantan Asisten III Setda Provinsi NTB ini di Mataram, Kamis (30/1). Secara rinci, bidang pekerjaan yang digeluti para WNA tersebut yakni akomodasi hotel, jasa angkutan, industri kapal, perhotelan, konstruksi bangunan bahkan terlibat di properti, restoran, konsultan manajemen bisnis dan keuangan, biro perjalanan wisata dan berbagai bidang pekerjaan lainnya. “Tersebar di Kabupaten Lombok Utara, Gili. Lombok
Barat, Mataram, bahkan yang terlibat di properti sudah banyak yang menyasar Lombok Tengah,” katanya. Pemerintah daerah menurut Wildan tak mungkin membendung itu, sebab sudah menjadi kesepakatan bersama seluruh Negara. Yang bisa dilakukan adalah memfasilitasi masyarakat pencari kerja dalam bentuk pelatihan dan bimbingan. Hal lain, adalah diberlakukannya Perda untuk melakukan pengawasan kepada WNA yang tercatat bekerja di NTB. Konsepnya, kehadiran para WNA ini harus tetap didampingi oleh pekerja lokal. Dengan harapan bisa diterapkan kemampuan kerja dan keterampilan yang dimiliki WNA untuk ditularkan, sehingga ke depan posisi pekerja lokal bisa sejajar dengan pekerja asing. “Kami mulai melakukan pengawasan, kalau sampai ada pekerja asing yang tidak
ingin didampingi pekerja lokal, kami akan mencabut izin perusahaan tempatnya bernaung. Itu punishment bagi perusahaan yang menggunakan jasa tenaga kerja asing,” katanya. Secara umum, dari situasi ini Wildan menyebut salah satu yang membuat pekerja lokal tersingkir, bisa saja karena jenjang pendidikan dan keterampilan masyarakat lokal yang masih terbatas SDM-nya. Oleh karenanya, diharapkan lembaga-lembaga pelatihan dan pendidikan bisa berkontribusi menyiapkan bidang keilmuan yang belum ada khususnya di Provinsi NTB. “Jangan setiap sekolah dan perguruan tinggi itu-itu saja disiplin ilmu yang disiapkan, harus ada terobosan baru untuk mengejar peluang kerja di tengah persaingan yang ketat ini,” katanya. (bul)
PKL di KLU Diberi ”Deadline” untuk Pindah Tanjung (Suara NTB) Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lombok Utara (KLU) tengah menata tata ruang kota. Menyangkut keberadaan PKL yang berjualan di sepuataran Lapangan Umum Supersemar Tanjung, Pemda memutuskan untuk merelokasi PKL bersangkutan. Karena harus memindah sendiri barangbarangnya, PKL pun diberi “deadline” hingga Rabu (5/2). Kepala Bidang Perdagangan pada Disperindagkop dan UMKM KLU, Drs. I Komang Karta, kepa-
da Suara NTB, Kamis (30/1) mengakui, telah melakukan rapat koordinasi terkait relokasi PKL. Antara lain yang diundang yaitu, Asosiasi PKL (APKLI) KLU, perwakilan pedagang, Satpol PP, hingga Bagian Ekonomi Setda KLU. “Dengan sudah berdirinya pasar kuliner yang dibangun sebanyak 20 unit, dan penataan lingkungan kota agar tidak terkesan kumuh, maka PKL di sekitar Lapangan Tanjung akan direlokasi. Instruksi Pak Bupati, relokasi seharusnya dilakukan per tanggal 31 Januari, tetapi karena PKL di-
minta membongkar sendiri, maka diundur sampai dengan 5 Februari,” ujar Komang Karta, sesaat setelah rapat, Kamis (30/1). Perbandingan jumlah PKL yang berjualan di sekeliling Lapangan sebanyak 15 orang, sedangkan lapak Kuliner yang disediakan Pemda KLU di bagian belakang Kompleks Pertokoan Tanjung, masih menyisakan 5 lapak dari 20 lapak yang ada. Sisanya, dimungkinkan Karta, akan diperuntukkan bagi sejumlah pedagang kuliner Sate yang banyak mangkal di depan Komplek Ruko Tanjung. Hingga batas waktu yang ditetapkan Pemda KLU itu, Komang Karta mengisyaratkan Lapangan Tanjung harus steril dari aktivitas jual beli makanan. Kendati sebagian besar PKL merasa berat karena problem lokasi baru dan dianggap kurang strategis, namun Komang Karta optimis, lambat laun Pasar Kuliner akan menjadi lokasi mangkal konsumen kuliner. Hal ini melihat apa yang berkembang di Kota Mataram. Sebut saja, relokasi PKL yang terkenal dengan
Warung Granada, harus mencari sendiri lokasi baru di sekitarnya. Lambat laun, lokasi baru PKL justru menjadi ramai. “Sudah kita permaklumkan melalui Ketua APKLI KLU, kalau ada yang masih berjualan pada 5 Februari itu, maka dengan terpaksa Pol PP yang akan membongkar paksa. Kita tidak mau seperti daerah lain yang terkesan menggusur dengan paksa, tetapi karena sudah diinformasikan, maka kita juga harus tegas,” ujarnya. Informasi yang diperoleh koran ini, Jumat pagi, sejumlah PKL kuliner mendatangi kediaman salah seorang Anggota DPRD KLU, Ardianto, SH. Kepada Sekretaris Komisi I itu, para ibu-ibu PKL mengadukan dan meminta fasilitasi agar dibahas kembali solusi terbaik. PKL lain, Candra, salah satu dari sekian PKL yang hingga kini bingung mencari lokasi berjualan. Merupakan satu-satunya PKL yang berjualan kaset CD, tas dan perlengkapan sekolah lain, Candra tidak kebagian lapak di lokasi baru. (ari)
TRAVEL
PENGOBATAN (Suara NTB/ist)
SUNSET – Salah satu kekuatan pariwisata pantai Senggigi, Lombok Barat, yakni pemandangan matahari terbenam (sunset). Pemandangan sunset itu tidak hanya dari ketinggian, tetapi juga dari tempat rendah seperti pesisir pantai, seperti halnya sekumpulan turis mancanegara yang sedang menikmati hidangan sore dari sebuah restoran di pantai Senggigi ini. Foto ini dilansir dari laman media sosial facebook, Lombok Photo Club.
Produk Harus Disertifikasi
HILANG
DIJUAL
HILANG STNK R2 HONDA DR2258BR NOKA/NOSIN: MH1JF3111AK195912/JF31E0195074 AN. ABDUL RAIS IDRIS HILANG DI SEKITAR BANDUNG
DIJUAL RUMAH JL.TERATAI NO.2 NARMADA BELAKANG EXS PUSKESMAS LAMA,LUAS 769 M2 HUBUNGI 081915953507/ JL.GORA NO.11 SINDU
HILANG STNK R2 HONDA DR6083BJ NOKA/NOSIN: MH1JF21189K208211/ JF21E-1207136 AN.LAILY HAM SYUKRIAH HILANG DISEKITAR BATULAYAR MENUJU KOTA MATARAM. HILANG 1 BUKU TABUNGAN DAN ATM BANK BTN, 1 BUKU TABUNGAN DAN ATM BANK BNI, 1 SIM C, 1 KTP AN. NURAINI, STNK R2.HONDA NOKA/NOSIN: JFB1E-1160306/ M H 1 J F B 1 1 X C K162761.DR6623HJ AN.NURAINI HILANG DISEKITAR KEDIRI-LOMBOK BARAT
PENGARUH barang-barang impor, dari panganan hingga jenis buah-buahan secara tidak langsung telah membelenggu keberadaan produk-produk lokal. Ini menjadi hal yang tak baik sebenarnya, sehingga langkah untuk menjegalnya adalah dengan melakukan pendampingan intensif kepada petani hingga sertifikasi produk yang dihasilkan. Demikian Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi NTB, Hj. Husnanydiati Nurdin pada Suara NTB di kantornya, Kamis (30/1). Ia mengatakan keberadaan produk pangan dan buah dari luar negeri terkadang tidak memberi jaminan dari sisi kesegarannya. Sebab kebiasaan produk impor membutuhkan proses dan waktu yang tidak singkat untuk menembus pasar sasarannya, seperti halnya di NTB. “Kalaupun jenis sayur, buah maupun jenis tanaman pangan lainnya misalnya. Itu dipetik bisa saja minggu lalu, bahkan bulanan kemudian baru sampai di sini,” katanya. Tetapi menjadi pertanyaan besar, kenapa konsumen lokal justru lebih condong pada produk-produk impor dibanding produk panganan lokal. BKP dalam hal ini bersama beberapa dinas terkait lainnya berupaya mengubah paradigma konsumen lokal, bahwa akan lebih menguntungkan mengkonsumsi pangan dan buah lokal. Selain kesegarannya yang masih terjaga, bahkan harganya cukup terjangkau. Ada kecenderungan masyarakat melihat label produk impor. Ini yang menurut Eny, panggilan akrabnya, harus diperangi untuk menanamkan pengaruh mencintai dan mengutamakan produk panganan lokal atau yang diistilahkannya Gembul (Gerakan Makan Buah Lokal). Cara lain adalah, dengan melakukan penyetaraan produk lokal dengan produk luar negeri. Misalnya dengan melakukan sertifikasi produk. Misalnya seperti yang dilakukan setiap tahun. Di antaranya mensertifikasi kangkung, melon, bawang, dan beberapa jenis buah lainnya. Di mana pada proses sertifikasi ini melibatkan tim Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) dan tim ahli
(Suara NTB/bul)
Hj. Husnanidiaty Nurdin
lainnya, untuk melakukan pemantauan langsung pada produk panganan dan buah, sejak dilakukan pengolahan lahan, penanaman, perawatan, penggunaan pestisida hingga petik. Kesemua proses tersebut diawasi kemudian dilakukan uji laboratorium, untuk memastikan sebuah produk akan layak dikategorikan bersertifikat aman atau tidak. Dari beberapa di antaranya, Eny menyebut setiap tahunnya minimal ada 7 sampai 11 komoditi yang disertifikat. Harapannya sekian banyak jenis produk pangan hasil pertanian bisa disertifikasi untuk mengimbangi produk-produk impor. “Masih banyak yang harus kita sertifikasi jika ingin produk kita bisa menyamai produk impor, Cuma saja kendalanya banyak petani dan perusahaan yang belum sadar tentang arti sertifikasi ini,” sebutnya. Untuk meningkatkan kesadaran kelompok tani dan masyarakat untuk mengerti manfaat dari sertifkasi produk ini, Eny menyebut pemerintah daerah langkahnya dengan jemput bola langsung dengan mendatangi petani agar berproduksi sesuai standar. Karena seperti yang disimpulkannya, masih banyak di antaranya masyarakat yang tidak mehami itu. Akibatnya, produk buah-buahan lokal misalnya kerap tak mampu menyaingi buahbuah impor. “Melalui sertifikasi adalah cara membimbing masyarakat samasama menekan pengaruh produk impor. Dan harus dilakukan secara bertahap,” katanya. (bul)
SUARA NTB Sabtu, 1 Februari 2014
Dilantik, Anggota KPU Loteng dan Mataram Harus Gesit Mataram (Suara NTB) Sebanyak 5 Anggota KPU kabupaten kota yakni Lombok Tengah (Loteng) dan Kota Mataram telah dilantik oleh ketua KPU NTB Lalu Aksar Ansori, SP dalam acara pelantikan anggota KPU kabupaten kota di ruang rapat sekretariat KPU NTB kamis (30/1). Nama-nama anggota KPU kabupaten kota yang dilantik dalam kesempatan ini adalah M. Ainul Asikin, Suparwadi, Paizah, Eka Sugih, dan Sopan Sopian (untuk Kota Mataram). Sedangkan para Anggota KPU dari Kabupaten Lombok Tengah yang dilantik adalah Samsuri, Ari Wahyudi, Zaironi, Bq. Husnayati dan Lalu Puji Hartono. Acara yang dimulai sekitar pukul 15:30 Wita ini, dirangkaikan pula dengan sambutan ketua KPU NTB. Dalam kesempatan ini, Ansori terlebih dahulu memperkenalkan Anggota KPU NTB kepada semua Anggota KPU kabupaten kota yang telah dilantik. Setelah itu, ada beberapa hal yang disampaikan terkait tugas anggota KPU kabupaten kota untuk mempersiapkan pemilu 2014. Dirinya mengungkapkan bahwa anggota KPU kabupaten kota harus segera bekerja sejak selesai pelantikan. “Tidak ada waktu nongkrong lagi, boleh nongkrong asalkan tugas atau pekerjaan sudah beres,” ujarnya. Tindakan cepat ini menurutnya perlu dilakukan karena banyak hal yang belum terselesaikan terkait persiapan pemilu di kabupaten kota seperti NIK invalid, zona pemasangan alat peraga kampanye, identifikasi lokasi lokasi kampanye, menunjuk Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK ) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan lainnya. Ketua KPU NTB periode 2014-2019 ini juga menambahkan supaya KPU kabupaten kota tetap mengawal proses berjalannya pemilu. “Masa kampanye, masa tenang, pemungutan suara, harus kita kawal dengan sejujurnya,” katanya. Selain itu, dia juga menyarankan supaya KPU menjaga hubungan internal dan tetap berkordinasi dengan Panwaslu. “Panwaslu bukanlah musuh kita, mereka adalah mitra yang harus kita ajak berkordinasi,” terangnya. (ami)
Mobil di Garasi Berisi Dua Mayat Tasikmalaya (Suara NTB) Dua pria dewasa ditemukan tewas dalam mobil di garasi suatu rumah di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat. Korban bernama Galih (37) dan temannya, Deden, warga Indihiang, Kota Tasikmalaya. Mereka pertama kali diketahui meninggal dunia oleh ayah kandung Galih, garasi rumah Jalan Sukalaya Barat, Kelurahan Argasari, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya sekitar pukul 08.00 WIB. “Ditemukan sudah meninggal dunia dengan posisi duduk di jok mobil depan,” kata ayah Galih, Enceng Edi mengenai keadaan anaknya. Ia menuturkan seperti biasa setiap pagi memeriksa garasi, namun pagi itu ketika dia masuk, garasi dipenuhi asap tebal. Enceng mengatakan mesin dan AC mobil masih dalam keadaan menyala dan pintu garasi mobil tutup. “Penuh asap, mesin mobil nyala, dan kaca mobil terbuka sedikit, di dalamnya ada orang, lalu saya beritahu keluarga yang lain,” katanya. Enceng mengatakan tidak mengetahui waktu anaknya tiba ke rumah dan memasukan mobil ke dalam garasi, karena memiliki kunci garasi dan rumah sendiri. “Anak saya punya kunci garasi sendiri, jadi tidak tahu kapan pulangnya,” kata Enceng. Kejadian tersebut selanjutnya dilaporkan ke pihak kepolisian setempat kemudian membawa kedua korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tasikmalaya untuk dilakukan visum. Sementara polisi masih menyelidiki penyebab kematian dua pria tersebut dengan melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa sejumlah keluarga korban. (ant/bali post)
POLHUKAM
Halaman 8
Along Lapor Balik Bambang W Soeharto ke Polda NTB Mataram (Suara NTB) Bebas dari vonis pengadilan rupanya tak cukup bagi Along alias Sugiharta. Perseteruannya dengan mantan Dewan Penasehat Partai Hanura Bambang W. Soeharto pun tampaknya belum akan berakhir. Along telah melapor balik Bambang ke Polda NTB. Laporan Along ini masih berkaitan dengan sengketa tanah di Selong Belanak, Lombok Tengah. Dia melaporkan Bambang dengan tuduhan penipuan. Kasus tersebut sedang bergulir dan penyidik Polda sedang bersiap untuk melakukan gelar perkara. Rencananya, gelar perkara sendiri akan berlangsung di Mabes Polri. Kabidhumas Polda NTB AKBP Muhammad Suryo Saputro membenarkan adanya laporan tersebut. Ia menjelaskan, laporan itu disampaikan Along sebelum Subri ditangkap KPK.
‘’Laporannya sudah masuk. Kini, penyidik sedang mempersiapkan gelar perkara,’’ katanya Kamis (30/1) lalu. Laporan Along tersebut berkaitan dengan tuduhan Bambang, yang menyebutkan dirinya memberikan keterangan palsu atas terbitnya sertifikat nomor 99 atas tanah 2.275 meter persegi dan penyerobotan tanah seluas 10 are. ‘’Laporannya mengenai tanah di Selong Belanak,’’ jelas Suryo. Dalam laporan tersebut, Along mengaku tanah seluas 2.275 meter persegi ia dapat-
kan dengan cara membeli dari masyarakat dan sudah disertifikatkan. Sedangkan tanah seluas 10 are, juga ia beli dari masyarakat, namun belum disertifikatkan. ‘’Gelar perkara akan dilaksanakan di Mabes Polri,’’ ungkap Suryo. Gelar perkara ini diambil untuk menentukan langkah selanjutnya. Apakah perkara dinaikan ke tingkat penyidikan, sekaligus memutuskan siapa tersangka dalam laporan tersebut. ‘’Rencananya gelar perkara berlangsung pekan ini. Hasilnya akan kami sam-
(ant/bali post)
DIGUGAT - Bambang W Suharto, saat diperiksa KPK belum lama ini. Kini, ia juga akan kembali digugat Along alias Sugiharta yang melaporkan Bambang dengan tuduhan penipuan. paikan setelah Pak Dir (Direskrimum Kombes Pol
Kurdi, red) pulang,” pungkas Kabid Humas. (ars)
Golkar Tak Keberatan JK Capres PKB Jakarta (Suara NTB) Partai Golongan Karya (Golkar) tidak keberatan bila M. Jusuf Kalla (JK), Wakil Presiden RI 2004-2009 sekaligus Ketua Umum Golkar dalam periode yang sama, dicalonkan sebagai Presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), kata Wasesjen DPP Partai Golkar Nurul Arifin. “Ini bukti kader Golkar itu berkualitas,” catatnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat. Partai Golkar, dikemukakannya, sama sekali tidak keberatan dan justru bangga bila ada partai politik (parpol) lain yang melirik kadernya. Ia berpendapat, fenomena kader Golkar sebagai calon presiden (capres) oleh partai lain bukan hal baru, bahkan di banyak parpol memiliki kader yang mantan anggota Golkar. “Selama ini kader Golkar ada di mana-mana. Ini bukti bahwa Golkar adalah partai yang matang yang bisa melahirkan kader-kader dan tokoh-tokoh penting bagi bangsa ini,” jelasnya. Untuk itu, Nuruf menilai, Golkar menanggapi secara positif JK dicalonkan menjadi Capres PKB dalam pemilihan umum presiden (pilpres) 2014. Nurul mengemukakan hal itu menanggapi keinginan PKB menjadikan JK sebagai kandidat capres, yang antara lain untuk meningkatkan perolehan
(ant/bali post)
ELEKTABILITAS CAPRES - Seseorang memaparkan grafik elektabilitas Capres hasil survei “Tren Dukungan Pada Calon Presiden Ketua Partai” di Four Seasons, Jakpus, belum lama ini. suara partai tersebut dalam pemilihan umum (pemilu) legislatif untuk menempatkan kadernya di parlemen pusat (DPR) maupun daerah (DPRD). “Kawankawan PKB maksudnya seperti itu,” kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB Marwan Jafar di Jakar-
ta, Kamis (30/1). Dia mengemukakan, target PKB secara nasional masuk dalam tiga besar sehingga otomatis untuk suara di wilayah Indonesia Timur harus sama dengan target nasional. Oleh karena itu, Marwan menambahkan, PKB dan JK akan bersinergi mencapai target tersebut. Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tetap menjadi kandidat paling dipilih sebagai presiden pada Pemilu Juli 2014. Demikian rilis yang diterima di Jakarta, Jumat terkait hasil survei Roy Morgan Research pada Desember 2013. Dukungan untuk Jokowi,
menurut survei tersebut, turun tiga poin dari bulan sebelumnya. Di bawah Jokowi adalah Prabowo Subianto (14 persen, turun 1 poin) dan Aburizal Bakrie (12 persen, turun 1 poin). Ketiganya jauh di atas Wiranto (6 persen), Jusuf Kalla (5 persen, turun 1 poin), Dahlan Iskan (5 persen, tidak berubah), mantan Presiden Megawati Sukarnoputri (5 persen, tidak berubah) dan Mahfud MD (3 persen, naik 1 poin). Sementara Hatta Rajasa memperoleh tiga persen (naik 1 poin) dan Ani Yudhoyono dua persen (naik 1 poin). Selanjutnya 7 persen dari masyarakat
Indonesia mendukung calon lainnya. Sedangkan 8 persen lainnya belum dapat menyebutkan siapa pilihan mereka. Sementara dari elektabilitas partai, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mempertahankan kedudukannya dan kini didukung oleh 26 persen masyarakat (turun 3 poin dalam satu bulan) untuk pemiilu DPR, yang dijadwalkan pada bulan April 2014. PDI-P jauh lebih unggul dari partai Golkar (20 persen, turun 1 poin) dan Partai Demokrat (14 persen, tidak berubah). Diikuti oleh Partai Gerindra (12 persen, tidak berubah). (ant/bali post)
BK DPRD Lobar Dinilai Ompong Giri Menang (Suara NTB) Badan Kehormatan (BK) DPRD Lobar dinilai ompong, lantaran sampai saat ini tak mampu menjatuhkan sanksi bagi IH oknum DPRD Lobar yang terbelit kasus narkoba. Ketidaktegasan BK itu terbukti membiarkan IH pergi ke luar daerah padahal BK mengagendakan pemanggilan oknum terkait. Dalam hal ini, Gerakan Nasional Pemberantasan Narkoba Tawuran dan Anarki (Gepenta) NTB menuntut Badan Kehormatan (BK) DPRD Lombok Barat serius mengadili IH, anggota dewan yang tersandung kasus Narkoba. Hingga saat ini sejak direncanakan beberapa hari, BK belum juga berhasil memanggil yang bersangkutan untuk meminta klarifikasi. “ Kesannya BK tidak serius menangani masalah ini. Itu berarti
BK juga mengabaikan keinginana masyarakat luas yang sejak awal menyorot masalah ini,” ungkap H. Junaidi, Wakil Ketua Gepenta NTB, Kamis kemarin. Ia mengaku mengikuti kasus IH sejak awal. IH tertangkap saat razia gabungan yang digelar Polres Lombok Barat. Bersama beberapa teman lainnya dalam satu kendaraan umum, termasuk anggota Polres Lombok Tengah, LBY, polisi menemukan barang bukti Narkoba. IH sempat diamankan lalu kemudian hanya dikenakan wajib lapor. Polisi waktu itu beralasan barang bukti (BB) tidak berada pada yang bersangkutan. Namun hasil tes urin menegaskan IH positif mengkonsumsi Narkoba. “Jangan kira masyarakat tidak mengamati. Status wajib lapor membuat publik bertanya-tanya, apa karena yang bersangkutan anggota
dewan. Setelah itu BK juga terlihat lamban, ini makin memperburuk citra lembaga. Lebih baik segera dituntaskan,” ungkapnya. Gepenta sendiri memiliki banyak catatan penting tentang penyelesaian kasus Narkoba di wilayah hukum Lombok Barat. Namun Junaidi tidak merincinya dengan jelas. Sementara itu, Ketua Gompar, Muazzam Fadli menyatakan ketidaktegasan BK ini mengindikasikan kinerja BK kurang maksimal. Karena menurutnya, kesalahan IH sudah jelas dan terangterangan terbukti hasil pemeriksaan urine dari polres. Seharusnya, masalah semacam ini menjadi perhatian khusus dewan dalam hal ini BK. Pasalnya, kasus ini sudah mencuat ke publik, publk pun menunggu hasil kinerja dan seperti apa langkah BK. “BK perlu tegas dalam hal ini,” pungkas Muazzam. (her)
Satu Tersangka Baru Kasus Dermaga Labuhan Haji Mataram (Suara NTB) Sejalan dengan proses penyidikan yang terus berlangsung di Kejaksaan Tinggi NTB terkait kasus Dermaga Labuhan Haji, Lombok Timur, penyidik menemukan fakta baru terkait keterlibatan pihak lain. Baru baru ini, tim penyidik menetapkan seorang ter-
Made Sutapa (ant/bali post)
sangka baru dari kalangan konsultan berinisial MZ. Informasi dari pihak Kejaksaan, tersangka MZ diketahui sebagai direktur PT. RP, yang posisinya sebagai Manajemen Konsultan (MK) pada proyek Dermaga Labuhan Haji dengan pagu anggaran Rp 82 Miliar. Tanggungjawab MZ karena dalam laporan sebagai konsultan diketahui bermasalah, namun kejaksaan enggan membeberkan bentuk tanggungjawab MZ dimaksud. “Benar ada tersangka baru, berinisial MZ. Intinya tanggungjawabnya sebagai manajemen konsultan,” kata Kasi Penkum dan Humas Kejati NTB, Made Sutapa, SH. Penetapan tersangka baru itu setelah melalui proses pendalaman oleh penyidik Kejaksaan saat memeriksa saksi dan tersangka. Dua orang yang dua pekan terakhir terus didengar keterangannya ad-
alah KPA, Gafar Ismail. Gafar diperiksa untuk tersangka direktur CGA, berinisial IS. Demikian sebaliknya, IS diperiksa untuk dikonfrontir dengan keterangan Gafar Ismail. Sambung Sutapa, penetapan tersangka baru itu setelah gelar perkara belum lama ini dipimpin Kajati NTB Sugeng Pudjianto, SH, MH. Gafar Diperiksa Sementara itu, Kamis siang kemarin, KPA Gafar Ismail kembali diperiksa oleh penyidik Pidsus. Proses pemeriksaan berlangsung pagi sekitar Pukul 09.00 Wita hingga Pukul 14.00 Wita. Gafar tidak sendiri, diperiksa juga seorang mantan pejabat Bappeda Lotim, di ruangan Asisten Pengawasan. Pemeriksaan itu masih terkait dengan posisi IS sebagai tersangka. (ars)
SUARA NTB Sabtu, 1 Februari 2014
BUDAYA DAN HIBURAN
Halaman 9
(Suara NTB/met)
MODERNISASI- Semarak pawai Praja pada perayaan maulid masyarakat Dasan Agung Gapuk, Kamis malam lalu.
”Ponggoq Praje” dan Meriahnya Perayaan Maulid di Dasan Agung
Anak – anak diusung di atas miniatur kuda yang terhias. Mereka duduk sambil berpegangan pada tali yang terikat dileher kuda yang ditungganginya. Sambil dipikul dan digoyang, mereka diarak sepanjang jalan Langko Mataram. Rangkaian itu merupakan rangkaian perayaan hari lahirnya Nabi Besar Muhammad SAW, Rabu lalu di Kelurahan Dasan Agung Mataram. Semua property yang mewarnai arak arakan itu meskipun tradisional, tapi diringi dengan house music yang biasa terdengar di bar dan kafe. Ratusan pengiringnya pun menyesuaikan musik itu dengan joget, jingkrak. Laki laki dan perempuan berbaur. Dimulai sekitar Pukul 08.00 beberapa miniatur patung kuda atau disebut Kamput keluar dari arah Dasan Agung menuju Jalan Langko. Tradisi khas pengusungan
anak menggunakan miniatur kuda ini memang bukan hal yang asing di Lombok. Tradisi warisan turun temurun dari nenek moyang. Namun seiring perkembangan zaman, adaptasi dengan moderenisasi memicu pergeseran – pergeseran budaya, sebagaimana terjadi pada perayaan maulid tersebut. Kombinasi modern dan tradisional berpacu dalam kemeriahan dirasakan masyarakat setempat. Polisi pun cukup harus menjaga ekstra ketat agar tidak terjadi keributan. Ratusan personil diterjunkan. Para pengendara yang melalui jalur yang sama pun harus bersabar dengan suasana macet. “Acara – acara seperti ini memang diselenggarakan setiap tahun,” ungkap Syarif, pemuda setempat.. Sampai pada pukul 03.00 dini hari perayaan Ponggoq Praje belum saja usai. Ke-
tika masuk dini hari, gemuruh terdengar gemuruh penanda datangnya hujan. Hingga pada akhirnya gerimis memaksa acara itu bubar. Polisi Perketat pengawalan Perayaan maulid tersebut dikawal ketat oleh kepolisian. Empat satuan diantaranya Sat Lantas, Sat Sabhara, Sat Intel, Sat Reskrim diturunkan langsung secara serentak. Pengawalan pengamanan tersebut dilakukan untuk memperlancar jalannya acara serta menghindari hal – hal yang tidak di inginkan seperti perkelahian. Kapolres Mataram melalui Kasat Lantas AKP Indra Putra, menyampaikan, sesuai perintah Kapolres AKBP Kurnianto Purwoko, menurunkan semua satuan pengamanan. “Betapa perayaan – perayaan seperti ini memang sudah menjadi agenda
tahunan bagi masyarakat disini, dan kapolres telah menurunkan berbagai elemen pengamanan dari kepolisian untuk mengawal kegiatan ini,” ungkap kasat Lantas. Berdasarkan pengamatan, ratusan personil yang berjaga tampak siaga dan berjga ekstra ketat saat warga yang melakukan pawai mulai berjalan sambil berjoget mengarak anak yang menunggangi “kamput” yang dihias serta dipikul sambil bergoyang. Adapun proses pengamanan tersebut diharapkan menjaga agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan. Aparat juga menjaga kondusifitas lalu lintas serta menjaga keamanan demi kelancaran acara masyarakat setempat. Mengingat bahwa proses arak – arakan tersebut menggunakan jalan raya dan mengundang perhatian banyak orang, sehingga kelancaran pengendara di jalan raya bisa diatasi. (met)
Justin Bieber Penuhi Pengembangan Pariwisata NTB Panggilan Polisi Toronto (Suara NTB) Bintang pop Kanada Justin Bieber muncul di kantor polisi di Toronto Rabu waktu setempat menyusul laporan bahwa dia dituduh melakukan serangan dalam satu insiden Desember lalu di kota itu yang melibatkan pengemudi limousine. Bieber yang mengenakan topi baseball dan jas hitam tiba dengan memakai SUV hitam dan langsung dikerubungi wartawan serta penggemar padahal saat itu suhu minus 10 derajat Celsius. (ant/balipost) Staff Sergeant Deb Abbott Justin Bieber di kantor polisi itu berkata kepada Reuters bahwa polisi akan menyampaikan pernyataan pers terkait kasus ini, sedangkan pengacara Bieber menolak mengomentari tuduhan kepada sang artis. Canadian Broadcasting Corp melaporkan, Bieber akan didakwa dalam kaitannya dengan insiden yang terjadi bulan Desember setelah dia menonton pertandingan Toronto Maple Leafs. Bieber (19) pernah bermasalah dengan petugas hukum di AS bulan ini karena balapan liar dalam keadaan mabuk dengan menggunakan Lamborghini sewaan di Miami. Kepada polisi dia mengaku menenggak obat, menghisap mariyuana dan mengonsumsi alkohol. Dia menyatakan tak bersalah untuk perbuatannya itu, namun jika terbukti bersalah maka Bieber bisa dipenjara sampai enam bulan. Bieber dijadwalkan diadili 14 Februari nanti untuk menjawab dakwaan itu. Dia juga didakwa berkendara dengan SIM kadaluarsa dan menolak penahanan. Kehidupan warga asli Ontario, Kanada, ini menjadi sering melawan hukum dari akibat bentrok dengan paparazzi di London sampai melempari tetangganya di Los Angeles dengan telur. Rabu waktu setempat ini juga sebuah petisi online telah disampaikan kepada Presiden Barack Obama untuk mendeportasi Bieber akibat kejadian di Miami itu. Petisi ini sudah ditandatangani 100.000 orang, demikian Reuters. (ant/balipost)
Olga Lydia Rayakan Imlek dengan Menyantap Yusheng Jakarta (Suara NTB) Model dan aktris Olga Lydia merayakan Tahun Baru China 2565 dengan menyantap yusheng, salad ikan mentah yang terdiri atas potongan ikan, irisan sayur, bumbu dan saus. Tahun baru kali ini, Olga makan yusheng yang terdiri atas irisan ikan salmon mentah, sayur dan manisan warna-warni dengan saus plum asam manis. “Plus olive oil, biar rezekinya lancar,” kata Olga saat ditemui di peluncuran film “12 Menit: Kemenangan untuk Se(ant/balipost) lamanya” beberapa wakOlga Lydia tu lalu. Olga tidak membuat makanan itu sendiri. Di rumahnya juga tidak ada yang bisa memasak makanan itu. Jadi dia membeli yusheng di salah satu restoran di daerah Jakarta Selatan. Aktris kelahiran tahun 1976 itu mengaku mementingkan jamuan makanan pada hari raya Imlek. “Baju jelek enggak apa-apa, tapi lihat makanan yang disajikan,” tambahnya. Menurut dia, orang China biasa menyajikan banyak makanan ketika mengadakan jamuan makan. “Kalau ada saudara jauh datang, harus ada satu hari dibawa keluar makan enak,” tuturnya. (ant/balipost)
Jangan Sampai Masyarakat Jadi Penonton
Mataram (Suara NTB) Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Dr. Mari Elka Pangestu mengatakan pengembangan sektor pariwisata di Lombok, NTB harus bisa memberikan manfaat kepada masyarakat di daerah ini. Untuk itu, pemda harus menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga nantinya bisa terserap bekerja di sektor tersebut. Pembangunan pariwisata menurutnya dimulai dari dua sektor yakni pembangunan infrastruktur dan SDM. “Jadi ini penting, kalau tidak, kita tidak mau orang Lombok hanya jadi penonton. Jadi yang bekerja disitu (hotel dan restoran) orang Lombok. Ini yang saya sangat menggarisbawahi karena kita ingin perkembangan pariwisata di manapun bermanfaat bagi masyarakat secara berkelan-
jutan,” ujarnya pada saat berkunjung ke Museum Negeri NTB dan bersilaturahmi dengan stakeholder pariwisata NTB, Rabu (29/1) malam. Hadir dalam acara tersebut Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si, Ketua TP PKK NTB, Hj. Erica Zainul Majdi, Kepala Disbudpar NTB, Drs.
Muhammad Nasir dan pelaku pariwisata NTB seperti Asita, HPI, BPPD. Pada kesempatan tersebut, Menteri menyempatkan diri melihat berbagai koleksi benda-benda bersejarah yang berasal dari daerah NTB. Dikatakan, pembangunan kawasan Mandalika Resort Kuta Lombok Tengah harus
didukung juga dengan penyiapan SDM yang memadai. Ia mencontohkan, seperti pembangunan kawasan Nusa Dua Bali 30 tahun lalu didukung dengan SDM yang memadai. Dengan adanya Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali yang mencetak SDM sector pariwisata yang berkompeten. Terkiat penyiapan SDM untuk Mandalika Resort, katanya, sejak beberapa tahun terkahir sudah diberikan training kepada 30 orang putra daerah di STP Bali. Namun, menurutnya, jumlah itu masih snagat kurang. “Jadi bagaimana sekolah pariwisata mulai dari SMK
sampai sekolah tinggi itu bias didorong dan dikembangkan di Lombok. Karena kalau kita lihat perkembangan pariwisata Bali, kita mulai pembangunan Nusa Duaa 30 tahun lalu. Mulainya dengan dua itu, infrastruktur dan SDM yang ada,”jelasnya. Selain itu, dalam pembangunan sector pariwisata harus dengan konsep berkelanjutan yakni tidak merusak lingkungan, tidak merusak budaya yang ada dan mempertahankan kearifan local yang ada. “Tidak merusak tatanan social dan harus memberikan manfaat bagi masyarakat yang ada disitu,”pungkasnya. (nas)
Shandy Aulia Berbagi Angpau Jakarta (Suara NTB) Perayaan tahun baru Imlek juga dirasakan oleh aktris Shandy Aulia. Perempuan yang bersuamikan pengusaha berdarah Tionghoa itu ikut menyiapkan beberapa hal yang identik dengan Imlek.
Selain mengenakan busana bernuansa merah, aktris yang namanya melejit sejak membintangi “Eiffel I’m In Love” itu tidak lupa menyiapkan angpau untuk sanak saudara yang masih kanakkanak. “Ikut pakai baju merah dan kasih angpau ke anak kecil, “ ujarnya saat ditemui
di peluncuran bukunya “Incomplete” pekan lalu. Selebihnya, Shandy mengatakan tidak ada perayaan khusus yang meriah. Hal yang biasa dilakukan oleh keluarga adalah menyantap makanan khas China bersama-sama. “Saya suka makan chinese food,” imbuh dia. (ant/ balipost)
Residensi Seni dalam Festival Desa Pemenang Timur Festival Seni Desa Pemenang Timur 2014 merupakan pagelaran presentasi karya yang dihasilkan dari residensi seni yang dilaksanakan oleh sejumlah seniman dari Lombok. Sejumlah seniman yang terlibat tergabung dalam tiga kelompok seni, Komunitas Akar Pohon dengan bidang sastranya, Komunitas Pasir Putih dengan bidang film video untuk riset, seni serta literasi media dan Excelsior Dance Project dengan bidang tari serta teater. RESIDENSI seni dilakukan dengan cara menggelar workshop seni di tiga komunitas warga yang ada di desa Pemenang Timur Kecamatan Pemenang. Yakni, workshop sastra dan tari teater yang masing-masing digelar di komunitas warga Tebango Idik dan komunitas warga Tebango Bolot di dusun Tebango. Serta workshop video yang digelar di komunitas warga Muhajirin di dusun Karang Bedil. Menurut Kiki Sulistiyo dari Komunitas Akar Pohon, workshop digelar bukan sematamata bertujuan untuk memproduksi karya seni. Namun ekspresi kreatif - seni tari ser-
ta teater, sastra dan video – diterapkan oleh para seniman untuk menjadi medium penyadaran warga dalam proses kegiatan. “Sedangkan capaian akhir proses, yakni berupa karya seni hasil kerja bareng warga dan seniman, merupakan media penyampai pesan warga atas masalah sosial yang sedang dihadapi di lingkungannya,” kata Kiki. Festival Seni Desa Pemenang Timur 2014 akan digelar di Balai Diklat Desa Pemenang Timur pada hari Minggu, 2 Februari 2014. Penampilan karya dalam Festival Seni Desa Pemenang Timur dibagi dalam tiga gela-
ran. Sesi pertama akan digelar pameran video dan ruang baca sastra pada pukul 10.00 – 14.00 wita. Selanjutnya sesi ke-2 akan digelar kembali pukul 16.00 – 18.00 wita, dengan tambahan acara berupa pembacaan puisi dan pentas musik Ari Julian & Friends. Dan sesi terakhir pada pukul 20.00 – 22.00 adalah pembukaan secara resmi Festival Seni Desa Pemenang Timur, dengan puncak acara berupa Pementasan Drama Tari Teater. “Karya Video yang dipamerkan mengangkat persoalan yang ada di sekitar lingkungan komunitas warga Muhajirin. Yakni, masalah sampah yang mengganggu kenyamanan serta kesehatan, fenomena pernikahan dini, perajin krupuk yang kurang modal dan tambang pasir yang dapat merusak lingkungan,” bebernya. Sementara dalam karya sastra, selain mengangkat masalah serupa yakni, sampah dan tambang pasir, juga mengangkat masalah lainnya
yang terjadi di lingkungan Tebango Idik. Berupa, masalah citra buruk warga sebab kebiasaan minum minuman keras yang dilakukan oleh warga dari luar komunitas. Sedangkan komunitas warga Tebango Bolot mementaskan karya kolaborasi antara seni teater dengan seni tradisi setempat yakni, tari Sireh, berupa drama tari teater yang berjudul “Senandung Merah dari Atas Bukit”. “Drama tari teater ini bercerita tentang persoalan minimnya akses kesehatan di Lingkungan Tebango Bolot. Sehingga, dengan ditambah masalah berupa jalan penghubung antar dusun yang buruk, kerap kali menyebabkan ibu hamil terpaksa melahirkan di tengah jalan,” terangnya. Karya kolabarasi ini juga bertujuan secara khusus untuk mempertunjukkan tari Sireh kepada khalayak umum, guna eksistensi atau keberadaaanya di tengah-tengah kepunahan. Artinya, secara sosial, tari tradisi Sireh masih tetap ada.
Residensi seni yang berakhir dengan Festival Seni Desa Pemenang Timur 2014 merupakan kegiatan pemberdayaan yang dipayungi program yang bernama Komunitas Kreatif (KK) 2. Program KK 2 diinisiasi oleh lembaga yang bergerak dalam bidang seni dan budaya, yang bernama Yayasan KELOLA. Program KK 2 terselenggara atas dukungan PNPM Support Facility (PSF), PNPM Mandiri Perdesaan (MP) dan PNPM Generasi Sehat Cerdas (GSC) serta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Indonesia. Program KK 2 merupakan bentuk kontribusi KELOLA dalam memperkuat proses pemberdayaan masyarakat, khususnya kelompok marjinal, dengan menggunakan ekspresi kreatif. Melalui proses pemberdayaan dengan menggunakan ekspresi kreatif, kelompok masyarakat marjinal dapat menyuarakan aspirasi serta meningkatkan keterlibatannya dalam proses pembangunan desa, khususnya yang berkaitan dengan PNPM. (ars)
SUARA NTB Sabtu, 1 Februari 2014
PENDIDIKAN
Halaman 10
Madrasah Al Hidayah Pelabasari
Jadi Pemain Basket Profesional MENJADI pemain basket profesional adalah cita-cita Puspita Dewi sejak kecil. Disertai dengan minat yang kuat dan kondisi lingkungan sekitarnya yang mendukung membuat siswi SMAN 5 Mataram ini seolah-olah menemukan jati dirinya. Bagaimana tidak, impian menjadi seorang pemain basket profesional sejak kecil kini tinggal selangkah lagi. Pascabergabung dengan tim basket SMAN 5 Mataram, Puspita Dewi selalu menjadi pilihan skuad inti tim basket di sekolahnya. Bersama dengan sejumlah rekannya, ia telah berhasil membawa (Suara NTB/dys) nama harum sekolahnya Puspita Dewi dengan segudang restasi yang telah diraihnya, seperti juara 1 DBL tahun 2013, juara 1 kompetisi basket SMAK dan berbagai kompetisi lainnya. “Menjadi pemain basket profesional sudah jadi impian saya sejak dulu, dan basket sudah jadi bagian dari hidup saya” terang Puspita pada Suara NTB belum lama ini. Dibandingkan dengan rekan-rekan satu timnya, Puspita terbilang sangat beda, Ia benar-benar telah menjadi seorang pebasket mania yang tidak hanya sekadar hobi semata. “Kalau teman-teman satu tim banyak yang suka bermain basket, karena hobinya, tapi saya sudah jadi cita-cita sejak kecil dan bagian dari hidup yang tidak dapat dipisahkan lagi,” tuturnya. Berkat dukungan orang tua dan pihak sekolah yang selalu memberikannya support baik di luar pertandingan maupun pada saat bertanding membuatnya benar-benar menjadi seperti pemain basket yang telah menemukan kehidupannya. “Nggak mungkin bisa berkembang seperti ini kalau tidak ada dukungan orang tua dan pihak sekolah, dukungan moral dan berbagai fasilitas yang diberikan sangat membantu tim,” tambahnya. Kini dengan segudang prestasi yang pernah diraihnya bersama tim, SMAN 5 telah menjadikan olahraga basket sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler favorit yang membuat nama SMAN 5 cukup diperhitungkan di kota Mataram. (dys)
Perpustakaan Kota Bangun TBM di PantaiAmpenan Mataram (Suara NTB) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Mataram kembali membangun Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di lokasi pariwisata Pantai Ampenan. Adanya penambahan pusat bacaan bagi masyarakat umum akan semakin memantik minat baca masyarakat Kota Mataram. Kepala Seksi Pengembangan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Mataram, Hj. Yunida Bondan, mengaku pembangunan TBM yang berlokasi di Pan(Suara NTB/dys) tai Ampenan akan menjadi Hj. Yunita Bondan salah satu daya tarik bagi para pengunjung yang berkunjung ke Pantai Ampenan. Diakuinya, dipilihnya Pantai Ampenan sebagai tempat pembangunan TBM dianggap strategis, karena selain Ampenan mempunyai nilai sejarah tinggi juga saat ini sedang berkembang menjadi salah satu pusat pariwisata di kota Mataram. “Jadi dengan adanya TBM di sana bisa menjadi salah satu daya tarik bagi para pengunjung, sehingga pilihan berwisatanya jadi bertambah,” tuturnya pada Suara NTB belum lama ini. Diungkapkannya, hingga saat ini sudah ada tiga TBM yang sudah dirintis Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Mataram yang tersebar di sejumlah objek keramaian, seperti di Taman Udayana dan Taman Sangkareang. Sementara itu, Lalu Cipta, pustakawan dari Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Mataram mengungkapkan selain hal-hal di atas, dipilihnya Pantai Ampenan disebabkan geliat membaca masyarakat di sana cukup tinggi. Hal ini terbukti dari permintaan pembangunan TBM di sana cukup tinggi. “Hingga saat ini, sekitar 70 persen TBM di kota Mataram ada di seputaran Ampenan,” klaimnya. Lebih lanjut Lalu Cipta mengaku TBM yang terdapat di Pantai Ampenan nantinya akan dikelola sepenuhnya oleh masyarakat untuk masyarakat. “Pengelolaannya nanti akan diserahkan kepada masyarakat, nanti ada yang mengelola,” ujarnya. Lalu Cipta menambahkan persyaratan untuk membangun TBM itu tidak gampang setidaknya harus memenuhi beberapa hal, seperti harus mempunyai koleksi buku 1000, tempat dan ruangan bacanya layak, mempunyai fasilitas seperti meja baca dan kursi, dikelola oleh pengelola yang mumpuni dan dilengkapi dengan sistem pengelolaan yang baik. (dys)
Tanamkan Ilmu Agama Sejak Dini Madrasah Al Hidayah di Dusun Pelabasari, Desa Anyar, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara (KLU) adalah satu dari sekian banyak Madrasah Diniyah yang eksis. Meski dikelola dengan keterbatasan, lembaga sekolah Islam yang berdiri tahun 1993 silam ini, telah mencetak generasi yang berakhlak, berilmu dan beragama. KEPALA Dusun Pelabasari, Raden Nyakrayun, belum lama ini mengakui terus mendorong peran orang tua di lingkungan madrasah untuk tidak melupakan institusi ini. Harus diakui, fasilitas yang dimiliki jauh dari cukup, namun keberadaan Madrasah Diniyah Al Hidayah justru merupakan fondasi dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa yang berbudi luhur dan berakhlak mulia. “Saya selalu minta agar para orang tua memasukkan anakanaknya ke Madrasah sebelum memasuki sekolah umum. Di Dusun ini, ada 286 jiwa, harapannya agar semua orang tua yang memiliki anak, membawa anaknya mengaji di Madrasah,” kata Raden Nyakrayun. Di Madrasah Al Hidayah, aktivitas pembelajaran yang dilakukan lebih banyak menyangkut ilmu agama hingga para
santri menamatkan (khatam) Al Qur’an. Yang mana Khatam merupakan fondasi dalam proses pembelajaran dan pemahaman Al Qur’an maupun ilmu agama lainnya. “Setiap selepas Magrib, anak-anak di sini berkumpul di mushalla membaca Al Qur’an,” imbuhnya. Guru Madrasah Al Hidayah Ustadz Musiffudin, mengatakan jumlah santri saat ini sebanyak 65 orang. Di madrasah ini, santri dididik, dibina dan diajarkan ilmu agama, sikap, mental dan kepribadian untuk menjadi muslim yang taat. Madrasah Al Hidayah sebagai salah satu lembaga pembelajaran berlandaskan agama, mengajarkan kemampuan dasar dan keterampilan bidang agama islam bagi santrinya. Menyangkut di antaranya, ilmu Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab
(Suara NTB/ist)
KHATAM - Aktivitas para santri Madrasah Al-Hidayah saat sedang khatamul Qur’an beberapa waktu lalu. dan Praktik Ibadah. Tokoh masyarakat setempat, R. Irawangsa, mengakui eksistensi Madrasah Diniyah tetap dijaga berkat dukungan masyarakat. Pengelolaan lembaga madrasah di dusunnya, karena belum adanya guru yang menetap. Belakangan atau se-
jak 2013 lalu, Ustadz Musifuddin, adalah salah seorang yang dengan sukarela mengabdi untuk membela panji-panji perjuangan agama. “Berkat bimbingan guru Musifuddin, Khatamul Quran menjadi agenda tahunan, yang biasa dirangkai dengan Maulid Nabi.
Adanya Madrasah ini sangat membantu kami para orang tua, dalam mendidik anak-anak, mengajarkan ilmu agama,” katanya. Hingga saat ini pula, telah tercatat santri Madrasah berasal dari beberapa level pendidikan, seperti siswa SD, SMP hingga SMA. (ari)
Renstra Pendidikan 2013-2018
Dikpora Lotim Fokus Tingkatkan Mutu Selong (Suara NTB)Mengawali pembangunan pendidikan, untuk program 5 tahun ke depan, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Lombok Timur (Lotim) telah menyusun rencana strategis (renstra). Dalam proses penyusunan, Dikpora bekerjasama dengan Pemerintah Australia. Fokus ingin dicapai adalah peningkatan mutu pendididikan. Kepala Dinas (Kadis) Dikpora Lotim, Dr. Yanis Maladi, SH, MH, menjelaskan, persoalan rendahnya mutu pendidikan sampai saat ini belum terpecahkan. “Fokus kita ke pendidikan bermutu, hal ini bukan berarti yang lain tidak penting,” tegasnya pada Suara NTB belum lama ini. Menurutnya, persoalan pendidikan bermutu ini paling penting. Di mana, langkah utama yang disentuh adalah para guru. Melalui Bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) yang dianggap sejauh ini belum bekerja secara maksimal, terutama dalam berkomunikasi dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidik (LPMP).
“Volume kerja PMPTK ini harus ditingkatkan,” terangnya. Para guru digiring untuk kembali ke profesi masing-masing. Mereka harus menyatu dan akrab dengan tugas pokok guru. Pilihan fokus kepada guru ini berangkat dari hasil penelitian sejauh ini, sekitar 4.000 lebih guru yang sudah dapat tunjangan sertifikasi atas predikatnya sebagai guru profesional ternyata menggunakan tunjangannya itu lebih ke arah konsumtif. Sekitar 60-70 persen digunakan untuk beli rumah, mobil dan hal lainnya yang tidak ada hubungan dengan peningkatan pengetahuannya sebagai guru. Harapannya, guru bisa
menggunakan tunjangannya untuk membeli buku, buka jaringan internet dan hal lainnya yang berhubungan dengan pendidikan. Bersama dengan Australia, lanjut Yanis, penyusunan renstra pendidikan menggunakan metode analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats). SWOT merupakan metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Sisi lemah paling disoroti adalah keberadaan para guru. Syarat guru minimal Strata 1 (S1) dan keluaran Perguruan Tinggi (PT) yang diakui. Para sarjana yang menjadi
”
Fokus kita ke pendidikan bermutu, hal ini bukan berarti yang lain tidak penting
guru diingatkan harus lulusan PT yang mendapatkan pengakuan secara nasional. Fakta para guru sejauh ini dianggap masih banyak dari lulusan PT yang terkesan asalasalan. (rus)
Yanis Maladi (Suara NTB/dok)
Buku Paket Kurikulum 2013, Siswa Kebingungan Mataram (Suara NTB) Buku paket mata pelajaran yang termasuk dalam sasaran pelaksanaan kurikulum 2013 yang dibagikan ke sekolahsekolah hingga kini masih menuai banyak permasalahan. Pasalnya, dalam buku paket yang disediakan sekolah-sekolah yang masuk dalam pilot project implementasi kurikulum 2013 tidak sepenuhnya dipahami oleh siswa. Seperti yang dialami siswasiswa di SMAN 1 Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur. Salah satu siswa kelas X, Marisa mengaku kalau buku mata Pelajaran Matematika yang dibagikan oleh sekolah membuatnya kebingungan. Pasalnya, buku paket tersebut tidak disertai dengan penjelasan lebih rinci tiap item dari setiap materi. “Ibu guru tidak banyak menjelaskan, dari
mana mendapat nilai itu, kenapa bisa begitu, kita hanya disuruh melihat di buku, disuruh mencari sendiri,” ujarnya pada Suara NTB belum lama ini. Untuk mesiasati kesulitan tersebut, Marisa mengaku sering meminta bantuan kepada kakak tingkatnya yang sudah lulus baik dengan cara meminta penjelasan langsung dari mereka maupun dengan meminjam catatan. “Lebih enak melihat catatan kakak kelas yang sudah tamat 3 atau 4 tahun, karena mereka punya catatan jelas, lebih rinci dan mudah dipahami,” ungkapnya. Keluhan juga datang dari Idayanti, S.Pd, dari salah seorang guru mata pelajaran Matematika di sekolah tersebut. Ia mengaku pembagian buku paket yang dibagikan pihak sekolah kepada
siswa tidak sesuai dengan harapan. Pasalnya, meskipun siswa sudah diberikan buku paket tidak lantas membuat siswa langsung bereaksi aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Menurutnya, guru kesulitan dalam mengelola kelas sesuai dengan keinginan kurikulum 2013 yang mengharapkan siswa lebih aktif berpartisipasi, baik dengan cara bertanya, atau minimal mereka sudah membaca materi sebelumnya yang akan dibahas di sekolah. Akibat belum pahamnya para siswa dengan keinginan kurikulum 2013 membuat guru harus kembali menerapkan pola belajar lama. “Kenyataannya, guru kembali lagi ke cara awal yaitu lebih banyak yang aktif daripada mengharapkan siswa yang memulai terlebih dahulu,” terangnya. Sementara itu, Haerani, S.Pd,
guru lainnya mengaku kalau buku paket untuk mata pelajaran Matematika X Kurikulum 2013 sudah dibagikan kepada seluruh siswa. Pembagian ini akunya diharapkan mampu membantu siswa dalam kegiatan belajar sehari-hari sesuai dengan indikator yangdiajarkanolehgurudisekolah. Haerani tidak menampik selama penerapan kurikulum 2013 di sekolahnya, siswa banyak yang mengeluh disebabkan harus beradaptasi dengan kurikulum 2013. Salah satu kesulitan yang dihadapi siswa adalah siswa harus dituntut untuk mandiri mencari sumber belajar dan memahaminya. Buku yang diberikan sekolah pun tidak cukup dijadikan pegangan, karena hanya berisi gambaran umum saja. “Memang buku mata pelajaran matematika kurikulum 2013
yang dibagikan ke siswa ini dilengkapi dengan gambar-gambar untuk memudahkan siswa dalam menerima materi, hanya saja siswa menjadi sulit mencerna apa yang diinginkan oleh gambar dikarenakan tidak ada rincian keterangan yang dimasalahkan, itulah problemnya,” ujarnya. Dalam hal ini, penerapan Kurikulum 2013 ini membutuhkan kerja ekstra dalam menyampaikan materi khususnya pada pelajaran Matematika yang merupakan pelajaran kompleks karena kurikulum 2013 ini menuntut siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Siswa harus tanggap terhadap kondisi yang diciptakan oleh guru supaya materi yang diajarkan dapat diterima dengan baik” ujarnya. (dys)
UGM-Selandia Baru Kerja Sama Riset di Indonesia Timur Yogyakarta (Suara NTB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Selandia Baru melakukan kerja sama riset dalam pengembangan sumber daya ekonomi lokal pulau-pulau terpencil di daerah Indonesia bagian timur. “Proyek kerja sama yang dilakukan selama lima tahun itu diprioritaskan pada riset pengembangan energi terbaru-
kan, manajemen risiko bencana, pengembangan ekonomi kreatif, dan resolusi konflik,” kata Rektor UGM Pratikno di Yogyakarta, belum lama ini. Menurut dia, dipilihnya daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil di daerah Indonesia bagian timur itu dalam rangka menjalankan mandat UGM sebagai universitas nasional. Salah satunya adalah
mendistribusikan ilmu pengetahuan dalam pembangunan masyarakat yang berada di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T). “Kami akan fokuskan pada pengembangan ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat setempat sehingga bisa menurunkan angka kemiskinan,” katanya. Ia mengatakan sementara ini dari 22 proposal riset yang
diusulkan para tim peneliti di lingkungan UGM, sudah dipilih empat proposal riset. Total alokasi dana untuk empat riset tersebut adalah Rp11 miliar. Ke empat riset tersebut adalah pengembangan ekonomi lokal masyarakat di Pulau Morotai, Maluku Utara, eksplorasi dan pengembangan budi daya rumput laut di Nusa Tenggara Timur (NTT), pengembangan energi geo-
thermal di Sulawesi Utara, dan pembangunan kemampuan masyarakat dalam manajamen risiko bencana di pulau terpencil. “Riset para peneliti UGM itu nanti diharapkan bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Tidak sekadar riset, tukar pengalaman dan pengetahuan dengan tim ahli dari Selandia Baru juga kami harapkan manfaatnya bagi masyarakat, kare-
na negara itu memiliki pengalaman dalam bidang geothermal,” katanya. Duta Besar (Dubes) Selandia Baru untuk Indonesia David Taylor mengatakan kerja sama pembiayaan riset dengan UGM itu untuk pertama kali dilakukan pemerintah Selandia Baru dengan universitas di luar negari. Menurut dia, kerja sama dengan UGM itu dibangun melalui
riset kemitraan khususnya untuk Indonesia bagian timur. Kerja sama riset itu bisa berdampak langsung bagi masyarakat. ‘’Pemerintah Selandia Baru akan mendukung proyek tersebut melalui pengiriman tim ahli. Tim ahli itu untuk mendukung projek tersebut seperti bidang geothermal yang telah berpengalaman lebih dari 30 tahun,” katanya. (ant/bali post)
Halaman 11
SUARA NTB Sabtu, 1 Februari 2014
Bungkam Spurs 5-1
City Pimpin Liga Inggris
Manchester – Tampil di kandang lawan tidak menjadi halangan bagi Manchester City untuk menggelar pesta gol dan sekaligus merampas puncak klasemen Liga Premier dari Arsenal setelah menghancurkan tuan rumah Tottenham Hotspur 51 di White Hart Lane, Kamis (30/1) pagi. Baru 15 menit pertandingan berjalan, City sudah unggul 1-0 setelah Sergio Aguero melepaskan satu tendangan dari sudut sulit ke sisi kanan sudut kiri bawah gawang Hotspur setelah memanfaatkan umpan David Silva. Tukar menukar serangan terjadi setelah ini. Aguero dan Dzeko terus bernafsu menambah keunggulan, sedangkan Spurs terutama lewat Emmanuel Adebayor berulang kali mengancam gawang City. Pada menit 44, bencana datang bagi Aguero dan City, karena pemain ini menderita cedera. Akibatnya, Manuel Pellegrini terpaksa menggantinya dengan Stevan Jovetic. Babak pertama pun berlalu dengan skor 1-0 untuk City. Memasuki babak kedua, ritme pertandingan semakin eksplosif. Tuan ru-
mah bernafsu menyamakan kedudukan, sedangkan tim tamu bernafsu menciptakan gol sebanyak mungkin. Pada sembilan menit babak kedua itu Dzeko melakukan penetrasi berbahaya di kotak penalti Spurs yang memaksa Denny Rose melakukan pelanggaran berujung kartu merah, sekaligus hukuman penalti. Yaya Toure sukses mengeksekusi tendangan penalti ini untuk mengubah kedudukan menjadi 2-0. Hanya tiga menit dari gol ini, giliran Dzeko menciptakan gol setelah melepaskan tembakan keras lewat kaki kanannya dari tengah kotak penalti ke sudut kanan atas gawang Spurs untuk merevisi skor menjadi 3-0. Enam menit kemudian pada menit 59 Spurs memperkecil ketertinggalan menja-
di 1-3 setelah Etienne Capoue sukses mengonversi satu tendangan menjadi gol. Namun kelebihan satu pemain dimanfaatkan betul oleh City untuk terus menggedor Spurs. Pada menit 78, City memperbesar keunggulan menjadi 4-1. Kali ini pemain pengganti Stevan Jovetic menciptakan gol setelah menerima umpan Fernandinho. Pada menit 89 giliran kapten Vincent Kompany menciptakan gol untuk City setelah memanfaatkan satu tendangan penjuru. Kedudukan berubah menjadi 5-1 dan bertahan sampai pertandingan usai. City pun memimpin klasemen Liga Premier dengan mengoleksi 53 poin atau 1 poin lebih besar dibandingkan Arsenal, sedangkan Spurs tertahan di peringkat lima dengan 43 poin. (ant/bali post)
(Suara NTB/ist)
GEMBIRA - Pemain Manchester City meluapkan kegembiraannya setelah berhasil mengalahkan Spurs dengan skor 5-1. Kemenangan tersebut membawa tim asal Manchester tersebut memuncaki klasemen Liga Inggris.
Diragukan, Kualitas Klub Sepakbola di NTB
(Suara NTB/fan)
Taekwondo Optimis Tingkatkan Prestasi di Popnas 2015
memiliki banyak pemain-pemain yang mampu berkompetisi nasional. ‘’Namun sekarang ini hampir tak ada pemain NTB yang main NTB di klub nasional. Ini dikarenakan tak ada lagi kompetisi yang berjenjang di tingkat Pengcab,” kritik dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram ini. Menurutnya, tak adanya kompetisi di tingkat Pengcab PSSI di kabupaten/kota di NTB ini berdampak pada kualitas klub yang tersebar di kabupaten/kota di NTB. Klub kuat akan lahir di kompetisi yang berjenjang. ‘’Seperti di kancah nasional ada ko-
Pensiun, Juninho sang Spesialis Tendangan Bebas
Mataram (Suara NTB) Ewa Riswani, atlet cabang olahraga taekwondo PPLP NTB yang sukses meraih medali perunggu di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2013 lalu dipastikan tak dapat tampil di Popnas 2015. Alasannya, atlet asal Rembiga telah kelebihan umur. Pertengahan tahun 2014 ini, dia akan menyelesaikan SMAN 2 Mataram. Sementara atlet yang dapat tampil di Popnas adalah atlet usia pelajar SMP hingga SMA. Meski atlet andalan NTB ini tidak bisa ikut bertanding tidak membuat pelatih Taekwondo PPLP NTB, Dedi Rahman patah semangat. Dirinya optimis cabang olahraga taekwondo dapat meningkatkan prestasi di Popnas 2015. Rasa optimis itu setelah melihat potensi empat atlet muda NTB yang baru dipromosikan di PPLP NTB. Diakuinya, saat ini pihaknya memiliki enam atlet yang dipersiapkan ke Popnas. Dari enam atlet itu terdapat empat atlet yang dipromosikan, yakni Dewa Komang Surya Jaya Kusuma, Harjo Sumitro, Ulvie Amalia Prihandini dan Trigora Anugrah, selanjutnya dua atlet lainnya adalah Misna dan Ewa Riswan. Lanjutnya, dari empat atlet potensial tersebut terdapat satu atlet yang diakuinya memiliki peluang menyumbangkan medali di Popnas mendatang, yakni Dewa Komang Surya Jaya Kusuma. Atlet ini dinilai memiliki struktur badan,otot dan tulang yang bagus. Apalagi, tinggi badannya 179 cm, sehingga jangkauan kaki serta tangan cukup panjang. Selain mengandalkan Dewa Komang Surya Jaya Kusuma, bukan berarti Dedi meremehkan kemampuan tiga atlet lainnya. Ia optimis atlet yang lainnya memiliki kemampuan dan semangat yang sama untuk mengukir prestasi di Popnas 2015. (fan)
Ribuan Tiket Piala Dunia Belum Laku di Inggris London – Ribuan tiket Piala Dunia 2014 belum laku terjual di Inggris, karena sebagian pendukung menganggap besar biaya perjalanan ke Brazil tidak bisa dipastikan. Empat bulan menjelang pembukaan turnamen empat tahunan di Brazil, tiket resmi masih tersedia untuk dibeli di Asosiasi Sepakbola Inggris. Sejauh ini baru 1.500 tiket yang terjual untuk pertandingan pembuka melawan Italia di kota Manaus, Amazon. 2.500 tiket telah terjual untuk pertandingan melawan Uruguay dan Kosta Rika di Sao Paulo dan Belo Horizonte. Namun FA masih memiliki sisa 2.800 tiket belum laku dengan rincian 500 tiket untuk pertandingan Inggris melawan Italia, 1.500 untuk pertandingan melawan Uruguay dan sekitar 800 tiket untuk laga melawan Kosta Rika. Satu lembar tiket dihargai 55 sampai 105 poundsterling dengan batas waktu penjualan sampai minggu depan. Hal tersebut berbanding terbalik dengan penjualan tiket pertandingan grup Piala Dunia 2006 di Jerman yang kelebihan permintaan hingga 500 persen. Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan juga jauh lebih mahal dan penggemar mengaku sulit mengikuti tim kesayangannya bertanding dari kota Rustenburg ke Cape Town kemudian ke Port Elizabeth dan Bloemfontein . Euro 2012 juga menyulitkan untuk pendukung Inggris, karena bermain dua kali di Kiev dan dua kali di Donetsk, Ukraina. Hal tersebut ditambah dengan harga penerbangan dan hotel yang melonjak. Alasan ekonomi tersebut dikombinasikan dengan fakta tim nasional Inggris belum tampil menjanjikan. Sementara itu, tiap tiket yang tidak terjual sampai Jumat minggu depan (7/2) harus dikembalikan ke FIFA dan akan didistribusikan ulang. Untuk membeli tiket resmi, penggemar harus mendaftar menjadi anggota di ‘England fans club’ dengan biaya 37,5 poundsterling, demikian Daily Mail (29/1). (ant/bali post)
mpetisi-kompetisi Divisi Utamanya. Event itu sebagai ajang tertinggi di Liga Indonesia dan sebagai ajang penjaringan pemain nasional,’’ ujarnya. Sementara kompetisi yang berjenjang yang pernah dilaksanakan kabupatenkota di NTB mulai hilang. Dicontohkannya, pada kompetisi sepakbola tingkat regional itu terdiri dari beberapa tingkatan, ada yang tingkat Divisi I (satu), Divisi II dan Divisi III. Melalui kompetisi yang berjenjang ini pihak kabupaten/kota akan dapat menentukan sejumlah pemain yang berkualitas. ‘’Tidak seperti sekarang ini terkesan para Pengcab PSSI main pang-
Juninho Pernambucano (Suara NTB/ist)
Sao Paulo Maestro tendangan bebas asal Brazil Juninho Pernambucano telah mengakhiri kariernya yang gemilang selama 20 tahun dengan menyatakan pensiun dari sepak bola. “Kami berbicara sepekan ini dan ia telah memutuskan untuk pensiun,” kata Presiden Vasco da Gama Roberto Dinamite kepada wartawan, Kamis, sebagaimana disiarkan Reuters. Juninho, yang merayakan ulang tahunnya yang ke-39, Kamis, bermain 393 kali bagi Vasco dalam tiga masa yang berbeda. Ia meraih juara liga pada 1997 dan 2000, Copa Libertadores pada 1998 dan Copa Mercosul pada 2000. Sosok tersebut mencetak 76 gol bagi klub asal Rio itu. Juninho juga meraih sukses besar di Prancis bersama Olympique Lyon, memenangi gelar Ligue 1 tujuh tahun berturut-turut antara 2002-2008. Ia juga mewakili Brazil pada Piala Dunia 2006 dan ikut meraih Piala Konfederasi setahun sebelumnya. Juninho dikenal dengan tendangan bebasnya yang luar biasa dan bisa menendang bola dengan kecepatan dan akurasi dari berbagai sudut dan jarak. (ant/bali post)
Jelang Musim 2014, PSSB Persiapkan Diri Taliwang (Suara NTB) Klub Persatuan Sepakbola Sumbawa Barat (PSSB) dalam beberapa bulan ke depan semakin intensif mempersiapkan diri menjelang musim kompetisi Divisi Utama tahun 2014 ini. Hal ini dilakukan setelah sebelumnya, dari hasil pertemuan manajer yang digelar PT Liga Indonesia (LI) di Surabaya beberapa hari lalu, menetapkan kick off Divisi Utama 2014 akan dimulai 15 April mendatang. “Sejak akhir 2013 sebenarnya kita sudah melakukan sejumlah pra persiapan. Tapi sekarang dengan sudah adanya penetapan jadwal, kita semakin intensif mempersiapkan diri,” papar Manajer Komunikasi PSBB Manurung, S.Pd, Jumat (31/1). Sebagai langkah, persiapan yang akan dilakukan PSSB dengan melakukan koor-
dinasi di internal klub. Menurut Manurung pascapertemuan manajer yang digelar PT LI di Surabaya, manajemen PSSB belum melakukan rapat resmi membahas hasil pertemuan manajer klub itu. “Kita tentu harus membahasnya di tingkat manajemen, baru selanjutnya jadwal yang diputuskan oleh PT LI itu akan kita jabarkan ke persiapan teknis kita,” ujarnya. Jika tak ada aral melintang ia memperkirakan, proses persiapan intensif klub akan dimulai efektif mulai bulan Februari ini. Manurung memaparkan, persiapan nantinya akan dilakukan secara paralel antara pesiapan manajemen, infrastruktur pendukung dan perisapan pemain. “Waktunya memang masih memadai, tapi akan lebih baik kalau kita bisa kerjakan bersama-sama supaya selesainya juga samasama,” katanya.
Sejauh ini dari pra persiapan yang telah dilakukan klub PSSB, persoalan infrastruktur yang masih kurang, terutama soal lapangan yang akan dijadikan klub berjuluk Laskar Undru ini sebagai kandangnya. Sebagaimana diketahui Gelanggang Olahraga (GOR) Magaparang yang sebelumnya dipersiapkan untuk dijadikan kandang hingga kini belum rampung. Ini dikarenakan rumput lapangan yang terletak di wilayah Serangin kelurahan Telaga Bertong Taliwang itu belum juga tumbuh sempurna. Manurung berharap dengan dimulainya kompetisi Divisi Utama pada bulan April mendatang, pembenahan GOR Magaparang dapat digenjot. Sehingga memasuki jadwal perdana Divisi Utama GOR Magaparang dapat digunakan sebagai markas baru PSSB. (bug)
gil saja, tanpa memperhatikan pembinaan atau kompetisi di tingkat Pengcab,’’ ujarnya. Dalam hal ini, ujarnya, pihak Pengcab PSSI seharusnya membuat penjenjangan di tingkat Divisi di kabupaten/ kota di NTB, sehingga akan terlihat tim-tim yang andal. Karena klub-klub juara divisi nanti akan menjadi tim yang memiliki kualitas dan pemain-pemain yang andal, sehingga tak gampang membuat klub, karena para pemain berkualitas tak gampang pindah bermain di klub baru. Di tempat yang sama, Agus Sukmayadi – salah satu pengelola klub di Lombok Barat
mengakui, klub di kabupaten/ kota di NTB cukup banyak. Khusus di Lobar, ujarnya, cukup banyak tim-tim yang bermunculan, namun kualitas klub sangat diragukan. Berbeda halnya, dengan kualitas klub sepakbola di era sepuluh tahun yang lalu, kualitas klub cukup disegani dan banyak pemain yang bermain di luar daerah. Untuk meningkatkan kualitas atlet yang masuk kompetisi, pihak Pengcab harus membuat kompetisi yang berjenjang di tingkat Pengcab, sehingga klub-klub yang bermain di kompetisi PSSI NTB betul- betul tim yang kuat dan teruji. (fan)
Barca Hancurkan Levante 5-1 Madrid – Barcelona memastikan tempatnya di babak Empat Besar Piala Raja setelah mencukur Levante 5-1 di Camp Nou, sehingga lolos dengan agregat 9-2 setelah pada pertandingan leg pertama perempatfinal turnamen ini memetik skor 4-1. Gol bunuh diri Sergi Roberto memberi tim tamu harapan untuk bangkit setelah kalah 14 pada leg pertama. Namun harapan itu segera musnah ketika tendangan jarak jauh Adriano dan sundulan
Carles Puyol membawa Barca berbalik unggul sebelum babak kedua mulai. Dua gol tercipta pada menit 50 dan 52 oleh Alexis Sanchez memperlebar keunggulan tuan rumah menjadi 4-1. Pada menit 68, Cesc Fabregas menciptakan gol pamungkas Barca setelah menaklukan kiper Javier Jimenez Javi pada jarak dekat. Selanjutnya Barca akan menghadapi Real Sociedad setelah dinyatakan menang, karena pemain Racing Santander mogok bermain, karena belum terima gaji. (ant/bali post)
Kalah, Dirk Nowitzki Cetak Sejarah MESKI Dirk Nowitzki menorehkan sejarah sebagai pemain ke-13 dalam sejarah NBA yang mencetak 26.000 angka dalam karir NBA, tetapi gagal mencegah kekalahan timnya Dallas Mavericks dari kekalahan atas Houston Rockets. Pada pertandingan itu, pemain asal Jerman, Dirk Nowitzki, mencetak 38 angka, 17 rebound, tetapi berkat penjagaan ketat pemain Rockets terhadapnya membuat Dallas Mavericks kalah atas Houston Rockets 115-117, di Dallas, Kamis. Adalah Chandler Parsons yang menjaringkan 26 angka dan Dwight Howard menambahkan 21 angka, yang menolong Rockets menahan serangan-serangan akhir tim tuan rumah Mavericks. Mavericks mengejar ketertinggalan 104-116 saat waktu tinggal 2 menit 52 detik di kuarter ke-4, Dallas berhasil mengejar 11-1 untuk mengurangi defisit perolehan angka menjadi dua angka dengan hingga 22 detik terakhir. Hous-
ton melakukan penjagaan ketat (double team) terhadap Dirk Nowitzki dan berhasil menggagalkan dua usaha lemparan tiga angka Jose Calderon di detikdetik terakhir untuk memastikan kemenangan. (ant/ bali post) Dirk Nowitzki
(Suara NTB/ist)
Dedi Rahman
Mataram (Suara NTB) Kualitas klub sepakbola yang berkompetisi di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi diragukan. Pihak pelaku sekaligus pemerhati sepakbola di NTB menilai kualitas sejumlah klub sepakbola NTB saat ini masih lebih baik dari kualitas klub-klub sepakbola di era 90-an lalu. Hilangnya kompetisi yang berjenjang di tingkat Pengcab PSSI mengakibatkan kualitas klub sepakbola di NTB kurang bagus. Pengamat Olahraga NTB Drs. Syafrudin, M.Pd, yang dihubungi Suara NTB di Mataram, Jumat (31/1), membandingkan, di era 90-an, NTB
SUARA NTB
Sabtu, 1 Februari 2014
LOWONGAN
DIJUAL MOBIL
SHOWROOM
KURSUS
SHOWROOM
SEWA BADUT
MAINAN ANAK
RUMAH MAKAN
PERHIASAN
ADVERTISING
KONTRAKAN
FINANCE
PET SHOP
BATIK
PELATIHAN
TOKO MAINAN
Halaman 12
SALON
SHOWROOM
FUTSAL
PERAWATAN AC
BENGKEL
BANK
TANAH KAPLING
SUARA NTB
Sabtu, 1 Februari 2014
KURSUS/BIMBEL
TENUN LOMBOK
BAHAN BANGUNAN & INTERIOR
Halaman 13
HOTEL
SALON
SIARAN TV
SABLON & KONVEKSI
EKSPEDISI
JUAL MOBIL
ADVERTISING
PROPERTY
BOUTIQUE
TELEVISI
SANGGAR SENAM
KURSUS
RUKO
EVENT ORGANIZER
FASHION RUMAH MAKAN Menyediakan aneka hidangan & melayani pesanan nasi kotak, snack box dan menerima rantangan
FASHION
BENGKEL & SPARE PART
PENGOBATAN
LAUNDRY
ACCESORIES
RUPA - RUPA
RUPA - RUPA
TRAVEL
RUPA - RUPA
PHOTOGRAFI
087 865 633 888 / 087 861 811 999
KOMPUTER
SERVICE
Jl. TGH Abdul Karim Kediri (Depan PLN Kediri)
TRAVEL
RUMAH MAKAN
SUARA NTB Sabtu, 1 Februari 2014
PUISI
Jendela Sastra
Halaman 14
CERPEN
Lalu M. Syamsul Arifin Petani Menunggu Sendawa Tuhan Dewa-dewa meniup seruling di atas punggung kerbau Betis-betis padi yang membunting Petani-petani ngidam sendawa Tuhan Bukan hijau bukan merah tapi hamparan kekuningan Anak-anak kampung jerami duduk dengan manis Mereka juga menunggu dengan kendule (terompet batang padi) Berkawan lumpur dan rumput teki Di rapi punggung pematang ladang Pematang yang memetak warisan leluhur Sajak-sajaknya bertalu bersahutan Dewi sri asyik menghitung hari kelahiran buli-bulirnya Sepekan ini cuaca renyah menyelimuti sawah-ladang sejauh mata memandang Lombok 10.12.13
Piring-piring dari Langit Oleh: Budi Afandi
Syahadat di Atas Daun Talas saat melawat halaman semesta yang licin aku serupa cair di daun talas sembari menunggu kabisat aku menari tak mau diam hingga lampiasannya tak terkendali di empat mata penjuru, di tanah, di udara dan di daging yang tak berwajah di badan cinta, di luka elegi, di rongga tawa di bangkai sembilu, dan di dinding siapapun keleneng-kelenengku bercerita tentang khasanah seggumpal sampai syahadatku mengabadi zarrah-zarrah kurcaci mimpi-mimpiku asyik meliuk-liuk melukis segala tentangmu, tentang melata, tentang tanah liat, dan tentang perangai topeng-topeng di bopeng penjilat dengan asap yang amat tajam bersama kembang tujuh rupa kumenyepuh dupa-dupa penyaksian hingga menusuk hidung mendiang dewata aku menyoret lembar-lembar licin sekacau-kacaunya menyoret kisah menohok fajar, kisah tenggelamnya senja, cerita terbitnya gemintang hingga sepotong warta tentang ranumnya purnama syahadatku di atas daun talas Lombok, 141213
Rangga Ontar Mahesa
Ciuman Pasang
Denganmu aku jadi yakin Lala Jinis tak sekedar meminjam sayap burung buat mewarta. Sebab ia urang-urat dan desir kita. Lala Jinis telah menjadi tanjung, cerita ayahku dulu. Sambil membenamkan mimpi padaku. Seperti ayahmu membenamkan garam pada gemuruh lukamu dan ciumanku yang getir Lalu aku melihat seekor kupu-kupu menanggalkan sayapnya terbunuh arus gelombang Menjadi angin basah dari daratan lain tak ku kenal Malam berikutnya bulan enggan mengurai pendarnya. Ia hanya mengintip dibalik legam awan. Sedikit serpihannya mengapung di pucuk gelombang. Lala Jinis cenung didekapnya gigil. Sementara layar tak kunjung kuncup. Ia meratapi purba yang mewariskan duka. Aku kira semenjak Adam terbelah, jarak menjadi gerimis. Kadang keberjarakan memang serupa hening kematian. Lala Jinis telah menjadi tanjung, kata ayahku menyudahi cerita. Tapi sore ini aku melihat layar di matamu. Lalu ciuman pasang desir di kedua pipiku. (2/12/13)
Langitku lebih sering berwarna cokelat kehitaman seperti warna kayu-kayu rumahku, ketimbang berwarna biru dengan bercakbercak putih. Langitku tak pernah menurunkan hujan sehingga pasir pantai yang diduduki ibuku dan perempuan-perempuan lainnya tak pernah basah, selalu dan mungkin akan selamanya kering. AMPAI sekarang aku tak pernah merasakan langsung bagaimana rasanya kulit bersentuhan dengan pasir, sebab tak sekalipun ibu berani melepaskan kain yang membungkus tubuhku. Jikapun ada pasir yang pernah singgah ke tubuhku, paling-paling hanya sebutir atau dua butir, dan itu sudah cukup untuk membuatku tak menyukai pasir. Bersentuhan dengan pasir terasa menyebalkan, apalagi jika pasir itu singgah di mataku. Meski demikian, aku yakin tidak semua pasir menyebalkan seperti yang pernah singgah di mataku, salah satunya pasir yang diduduki ibu. Mereka tidak pernah berulah, tidak pernah membuat ibu merasa tidak nyaman saat berada di atas mereka. Dan satu lagi, mereka selalu dingin juga enak diduduki, mungkin karena langit cokelat kehitaman itu tak pernah membakar mereka. Kukira itulah salah satu alasan, mengapa ibu suka duduk di bawah langit cokelat kehitaman. Langit itu tak membakar pasir sehingga pasir tak membuat kami kepanasan. Tentu alasan lain pastinya sama dengan alasan ibu-ibu lainnya, yakni karena ada piring-piring yang turun dari langit. Aku berani mengatakan yang turun dari langit itu adalah piring, pasti! Walaupun sekilas bentuknya tidak sama dengan piring-piring plastik berbagai warna yang ada di rumahku. Aku berani mengatakan yang turun dari langit itu adalah piring, pasti! Meski hal itu sempat kuragukan setelah kemarin aku berdebat dengan seorang bayi perempuan yang dibawa seorang perempuan yang duduk di samping ibu. Bayi yang sepertinya baru pertama kali dibawa itu bersikukuh bahwa yang bisa turun dari langit, kalau bukan hujan, ya malaikat. Aku menjadi kesal padanya, padahal aku sempat mengagumi keindahan mata dan wewangian yang merebak dari tubuhnya. Tapi ucapannya membuat telingaku panas, lebih panas dari saat mataku disinggahi pasir. Dan aku menjadi tidak menyukainya sama
seperti aku tak menyukai pasir, karena itu aku berpura-pura menangis agar ibuku menjauh darinya. “Hanya orang bodoh yang menganggap benda-benda itu piring!” katanya sambil terus mengulum puting botol plastiknya. Cara bicaranya sungguh menjengkelkan, terlebih caranya mengedip-ngedipkan mata ke arahku saat ia berbicara. “Hanya orang buta yang menganggap benda-benda itu malaikat!” timpalku sambil mengacung-acungkan tangan kanan. “Aku tidak buta! Ini mataku!” balasnya dengan kedipan mata yang semakin santer. “Aku tidak bodoh! Meski kau tak bisa melihat isi otakku!” “Mereka itu malaikat yang dikirim Tuhan,” sambungnya. “Itu piring!” “Malaikat!” “Piring!” “Kalau tidak ada mereka, kau dan semua orang di sini pasti sudah mati kelaparan!” Mendengar perkataannya aku terdiam seraya mengelus leher ibu yang sedang mengunyah potongan ayam yang baru di bawa piring dari langit. Kemarahanku tertahan saat merasakan leher ibu bergerak-gerak saat makanan yang sudah ia kunyah masuk ke tenggorokan. “Lihatkan, bodoh.” “Kalau tak ada malaikat-malaikat itu, ibumu pasti sudah mati!” Bayi perempuan itu berbicara dengan nada kemenangan. Aku semakin marah. Muncul keinginanku untuk mencongkel matanya sehingga ia benar-benar menjadi buta. Tapi sayang aku belum bisa melakukannya, nanti kalau sudah lebih besar akan kucari dia dan bola matanya kujadikan bola sepak. Memang sih apa yang ia katakan ada benarnya. Tanpa benda yang turun dari langit itu, aku dan ibu tidak akan bisa hidup, tepatnya ibu tidak bisa hidup, dan jika ibu mati aku akan mati. Bahkan bisa jadi ibu-ibu lainnya dan bayi-bayi lainnya yang sepertiku juga akan mati. Benda-benda itu selalu datang membawa berbagai jenis makanan yang tidak pernah terlihat utuh, ada potongan ayam, potongan daging sapi, kambing, sayur dan tak jarang buah yang masih segar dengan bekas gigitan di sana sini. Meski makanan-makanan itu tak pernah utuh, ibu dan semua orang di bawah langit cokelat kehitaman terlihat menikmatinya seperti menikmati madu pertama yang keluar dari sarang lebah. Namun bagaimanapun, hingga hari ini aku percaya yang datang dari langit itu adalah piring. Hanya kemarin, aku tidak bisa memenangkan perdebatan. Kemarin, aku hanya bisa menangis dan membuat kedua ibu yang duduk berse-
belahan itu meninggalkan langit cokelat kehitaman. “Bodoh!” kata bayi perempuan itu saat kami berpisah, ia masih sempat menatapku dan tertawa dengan suara yang terdengar seperti tangisanku. Sayangnya hari ini bayi perempuan itu tidak datang, padahal aku sudah mendapatkan cara untuk menunjukkan padanya bahwa yang turun dari langit itu adalah piring. Cara itu aku pikirkan semalam suntuk dan terbukti berhasil dengan adanya sebuah piring dalam pelukanku. Tadi saat piring itu hendak dikirim kembali ke langit, aku menangis keraskeras. Tiap ada tangan yang hendak memindahkannya dari dekat kaki ibu, aku menangis keras-keras. Karenanya piring itu urung dikirim ke langit, malahan segera diletakkan di pelukanku oleh seorang malaikat. Ya, seorang malaikat datang ketika aku sedang dalam adegan menangis sambil meraih kerah baju ibu. Malaikat itu datang dan menahan orang-orang yang hendak mengambil piring. Dia benar-benar malaikat. Rambutnya terang bersinar seperti matahari pagi. Kulitnya putih kekuningan seperti dinding-dinding rumah tetanggaku. Dia terus mengucapkan kata-kata yang tak pernah diucapkan ibuku atau siapapun yang pernah kudengar berbicara. Dia mengeluselus rambutku sesaat sebelum meletakkan piring itu dalam pelukanku. Dia benar-benar malaikat, dan aku yakin dialah yang selama ini menaruh berbagai jenis makanan di atas piring-piring dari langit. Jadi aku benar, yang turun dari langit adalah piring, sedangkan malaikat ada di atas langit cokelat kehitaman. Harusnya bayi perempuan menyebalkan itu melihat kedatangan malaikat yang kumaksud. Tapi dia tidak datang meski aku menunggunya sampai hari agak gelap, meski suara ombak telah berganti-ganti dari saat terdengar kencang hingga mulai meredup. Bayi perempuan itu tak juga datang, bahkan sampai saat ibu membawaku pulang. Aku berharap besok ia datang, sehingga aku bisa memintanya mencabut perkataannya, dan aku akan mengatakan dia memiliki mata yang indah. Mungkin juga besok aku akan memberinya potongan daging ayam, sebab hari ini rasanya aku mulai memiliki gigi seperti ibuku dan bayi-bayi lainnya. Dalam waktu dekat aku akan bisa memakan semua yang dibawa piringpiring dari langit, dan kalau bayi perempuan itu mau mengaku kalah, mungkin aku akan membagi cerita tentang bagaimana cara membuat malaikat turun dari langit. # Mataram, 2013
Budi Afandi; Lahir di Dusun Bilatepung, Desa Beleka, Lombok Barat, NTB 20 Juni 1983. Menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang. Menulis novel, cerpen dan puisi, beberapa karyanya dimuat Koran Tempo, Bali Post, Sinar Harapan, Suara Pembaruan, Banjarmasin Post, Lentera Timur, Medan Bisnis, Sumut Pos, Victory News, Pikiran Rakyat, Haluan Padang, Radar Surabaya, Minggu Pagi, Suara NTB dan Koran Kampung. Beberapa sajaknya terhimpun dalam Antologi Penyair NTB : dari takhalli sampai temaram (2012). Cerpennya terhimpun dalam : Badja Matya Mantra (2013).
SUARA NTB Sabtu, 1 Februari 2014
SUARA NUSANTARA
Halaman 15
Gita Wirjawan Mundur dari Jabatan Menteri Perdagangan Jakarta (Suara NTB) – Gita Wirjawan Jumat (31/11) menyampaikan pengunduran dirinya dari jabatan Menteri Perdagangan.
(ant/balipost)
MUNDUR - Gita Wirjawan (kanan) memasuki ruang untuk menyampaikan pengunduran dirinya dari jabatan Menteri Perdagangan di kantor Kementrian Perdagangan, Jakarta Pusat, Jumat (31/1).
DPR Pahami Pengunduran diri Gita Wirjawan Jakarta (Suara NTB) – Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto memahami keputusan Gita Wirjawan untuk mengundurkan diri dari jabatan menteri perdagangan. Airlangga mengatakan pengunduran diri tersebut menunjukan keseriusan Gita mengikuti proses politik melalui partai. “Itu menunjukan kepahaman Gita terkait kuatnya benturan kepentingan antara pejabat publik menteri terkait pertarungan menuju RI 1,” katanya di Jakarta, Jumat. Setelah pengunduran dirinya, kata Airlangga, Gita punya kesempatan untuk menjaga jarak dengan pemerintah menjelang pemilihan umum dan bisa masuk lagi ke gelanggang pemilihan eksekutif setelah pemilihan presiden 2014. Anggota Komisi VI DPR Iskandar Syaichu juga mengapresiasi langkah Gita mundur dari Kabinet Indonesia Bersatu supaya bisa fokus mengikuti konvensi calon presiden Partai Demokrat. “Kalau tidak ingin berbagi perhatian terhadap konvensi, memang konsekuensinya Gita harus mundur sebagai menteri,” kata politisi Partai Persatuan Pembangunan itu. Yang pasti, ia menambahkan, akan ada benturan kepentingan ketika Gita berpartisipasi dalam proses politik dan pada saat bersamaan dia tetap menjabat sebagai menteri perdagangan. “Benturan itu hanya akan membuahkan persepsi publik yang tidak baik,” kata dia. Iskandar juga mengatakan bahwa Gita meninggalkan beberapa “pekerjaan rumah” dengan pengunduran dirinya, salah satunya penyelesaian Rancangan Undang-Undang Perdagangan bersama Komisi VI DPR. Rancangan undang-undang yang sudah dibahas intensif sejak Oktober 2013 itu rencananya akan disahkan pada 7 Februari 2014. “PR yang lain adalah kebijakan importasi beras yang kini tengah menjadi polemik. Ini harus dilakukan evaluasi. Dan ini tugas pengganti Gita,” kata Iskandar. (ant/bali post)
Golkar Sebut Pengunduran Diri Gita hanya untuk Pencitraan Jakarta (Suara NTB) – Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Thohari mengatakan pengunduran diri Gita Wirjawan dari jabatan menteri perdagangan hanya untuk tujuan pencitraan, seperti yang dilakukan kebanyakan tokoh publik dan politisi lainnya. “Pengunduran diri Gita Wiryawan itu suatu langkah politik yang biasa-biasa saja. Sama seperti apa yang dilakukan kebanya(ant/balipost) kan tokoh publik dan poliHajriyanto Thohari tisi di negeri ini, untuk tujuan pencitraan saja,” katanya di Jakarta, Jumat. Hajriyanto mengatakan pengunduran diri Gita menunjukkan bahwa menteri yang tidak berasal dari partai politik pun sibuk berpolitik. “Jadi setali tiga uang saja. Hanya ada satu nilai pentingnya: mau menteri dari parpol atau menteri dari kalangan profesional nonparpol, semuanya bermain politik,” katanya. Ia mengatakan pengunduran diri Gita Wirjawan tidak akan mempengaruhi kinerja Kabinet Indonesia Bersatu II kalau penggantinya segera ditetapkan. (ant/bali post)
Bus Terbakar, Sembilan Penumpang Tewas Padang (Suara NTB) – Bus PO Family Raya nomor Polisi BH 7851 FU terbakar pada Jumat dinihari mengakibatkan sembilan penumpang tewas. Peristiwa itu terjadi di Km 147 hingga 400 jorong Bukit Talawung Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat. “Dari 36 orang penumpang Bus PO Family Raya, sembilan penumpang bus meninggal,” kata Kepala Pelaksana Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sijunjung, Hardiwan, ketika dihubungi dari Padang, Jumat. “Kondisi korban meninggal dunia sulit diidentifikasi,” ujar dia. Dia mengatakan, berdasarkan keterangan sementara dari saksi bus itu berangkat dari Baongko-Jambi menuju Kota Padang dengan penumpang sebanyak 36 orang. “Ketika berada di Km 147 hingga 400 Jorong Bukit tibatiba ada percikan api di dalam bus tepatnya di sebelah sopir,” kata dia. “Api begitu cepat hingga membakar bus serta menyambar sembilan penumpang masih berada dalam bus PO Family Raya tersebut,” ujar dia. Sementara itu Dit.Intelkam Polda Sumbar, Kombes Po Wisnu Handoko membenarkan ada sembilan orang penumpang Bus Po Family Raya meninggal dunia. “Selain sembilan penumpang meninggal dunia, ada juga 10 orang mengalami luka bakar dalam peristiwa tersebut,” kata dia. Menurut dia, korban luka bakar telah dibawa petugas ke puskesmas terdekat, sedangkan korban meninggal dunia dibawa ke RSUD Sijunjung. “Sopir bus, Dino, (38) asal Padang melarikan diri ketika bus terbakar,” jelas dia. (ant/bali post)
“Saya mengundurkan diri dari jabatan saya sebagai Menteri Perdagangan,” kata Gita dalam jumpa pers di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta. Gita mengatakan, dia memilih berhenti dari jabatan Menteri Perdagangan mulai 1 Februari 2014 karena ingin lebih fokus mengikuti konvensi calon presiden Partai Demokrat. “Saya sudah merasa selayaknya jika saya harus mencurahkan seluruh energi dan waktu untuk mensukseskan seluruh upaya yang mulia tersebut,” kata Gita, yang memberikan keterangan pers selama empat menit saja. Menurut Gita, ia menyadari besarnya konflik kepentingan jika dia tetap menjadi menteri perdagangan dan terlibat penuh dalam proses politik, khususnya dalam konvensi Partai Demokrat. “Saya berterima kasih kepada keluarga saya dan seluruh rekan-rekan lainnya yang memberikan dukungan,” kata Gita.
Tunggu Keputusan Presiden Setelah Gita Wirjawan secara resmi menyatakan mundur dari posisi menteri perdagangan, di Jakarta, jumat, Kementerian Perdagangan menunggu keputusan Presiden Susilo Yudhoyono tentang pengganti dia. “Semua masih menunggu keputusan presiden, untuk pelaksana tugas juga masih menunggu keputusan presiden,” kata Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, setelah mendampingi Wirjawan, dalam jumpa pers di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat. Wirjawan menjadi salah satu kandidat menuju kursi kepresidenan pada Pemilu 2014 nanti, melalui jalur konvensi Partai Demokrat. Salah satu pejabat negara dan peserta konvensi Partai Demokrat yang terlebih dulu mengundurkan diri adalah mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Djalal. Krisnamurthi mengatakan, dengan pengunduran diri Wirjawan secara efektif
mulai 1 Februari 2014, secara otomatis mandat dikembalikan ke presiden, namun, semua kebijakan yang telah dibuat Wirjawan masih akan terus berjalan. Dengan Wirjawan mundur, tidak otomatis Krisnamurthi menjadi menteri perdagangan hingga akhir masa bakti Kabinet Indonesia Bersatu II pada 20 Oktober tahun ini. “Kebijakan yang sudah dibuat Pak Gita akan berjalan terus, saya kira Kementerian Perdagangan sebuah institusi yang terus berjalan, tidak perlu khawatir,” kata Krisnamurthi. Seperti diketahui, Gita salah satu dari 11 peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat yang juga diikuti Menteri BUMN, Dahlan Iskan, Ketua DPR, Marzuki Alie, dan Rektor Paramadina, Anies Baswedan. Semasa karir profesionalnya, Wirjawan pernah menjadi Presiden Direktur JP Morgan Indonesia (20062008) kemudian mendirikan perusahaan kapital sendiri,
(ant/balipost)
BERI KETERANGAN PERS - Gita Wirjawan memberi keterangan pers soal pengunduran dirinya dari jabatan menteri perdagangan di kantor Kementerian Perdagangan Jakarta Pusat, Jumat (31/1). Ancora (2008). Pada 2009 dia menjabat sebagai kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. Oleh Yudhoyono, dia dilantik menjadi menteri perdagangan pada 2011 menggantikan Mari Pangestu, yang pindah pos di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang se-
belumnya dijabat Jero Wacik, juga salah satu petinggi Partai Demokrat yang berkuasa. Yang terakhir ini sejak 2009 pindah pos ke Kementerian ESDM, menggantikan Purnomo Yusgiantoro, yang juga bergeser memimpin Kementerian Pertahanan. (ant/bali post)
KPK Bersyukur Anggoro Ditangkap Sebelum Imlek
(ant/balipost)
DITANGKAP - Buronan KPK Anggoro Widjojo (tengah) dengan pengawalan petugas kepolisian dihadirkan ke ruang konperensi pers oleh pimpinan KPK di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (30/1) malam. KPK bekerjasama dengan imigrasi dan pihak kepolisian RRC berhasil menangkap tersangka Anggoro Widjojo di Zhenzhen, RRC pada Rabu (29/1) yang menjadi buron sejak tahun 2009 karena tersangkut kasus dugaan korupsi proyek Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) di Kementerian Kehutanan.
Anggoro Ditahan di Rutan Guntur Jakarta (Suara NTB) – Tersangka dugaan tindak pidana korupsi pengadaan Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) di Departemen Kehutanan 2007 Anggoro Widjojo ditahan di rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi di Detasemen Polisi Militer (Denpom) Guntur Kodam Jaya. “AW (Anggoro Widjojo) rencananya akan ditahan setelah pemeriksaan rampung, maka akan dilakukan penahanan di Rutan Guntur,” kata Ketua KPK Abraham Samad dalam konferensi pers di gedung KPK pada Jumat dini hari. Penangkapan Anggoro yang telah melarikan diri sejak Juli 2009 tersebut dilakukan berdasarkan kerja sama KPK dengan Direktorat Jenderal Imigrasi, Independent Commission Against Corruption (ICAC) Hong Kong, Ministry of Public Security of the Peoples Republic of China (MPS), Kejaksaan China, Kementerian Luar Negeri Indo-
nesia serta Interpol. Anggoro tiba di bandara Soekarno Hatta Tangerang menggunakan penerbangan sipil biasa menumpang pesawat masakapai Garuda Indonesia yang mendapat sekitar pukul 21.20 WIB dan tiba sekitar pukul 22.40 di gedung KPK Jakarta. “Pada 27 Januari lalu, saudara AW diketahui melakukan perjalanan dari Shenzhen ke Hong Kong, kemudian ketika kembali ke Shenzhen ditangkap dan selanjutnya dibawa ke Guangzhou,” kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dalam acara yang sama. KPK menyangkakan pasal pemberian suap kepada bos PT Masaro Radiocom tersebut yaitu berdasarkan pasal 5 ayat (1) atau Pasal 13 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. “PT Masaro melalui AW diduga lakkan pendekatan dan memberikan fee ke beberapa pejabat di Dephut
untuk meloloskan pengajuan anggaran kegiatan revitalisasi SKRT. Pada tahun yang sama, Dephut juga mengajukan usulan rancangan pagu anggaran 69 program gerakan rehabiitasi hutan dan lahan yg di dalamnya terdapat revitalisasi SKRT yang nilainya sekitar Rp180 miliar dan diajukan kepada Komisi IV. Diduga atas persetujuan anggaran SKRT itu tersangka AW juga telah memberikan sejumlah uang kepada anggota komisi IV,” ungkap Bambang. Dengan penangkapan Anggoro ini, KPK menilai utang untuk mencari orang sudah terpenuhi seluruhnya. “AW adalah orang terakhir yang bisa ditangkap,” tambah Bambang. Sekretaris Direkteorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Ida Bagus K Adnyana menyatakan bahwa penangkapan Anggoro berhasil dilakukan melalui pengintaian terusmenerus. (ant/bali post)
Polisi Tetap Operasi Penegakan Hukum di Puncak Jaya Jayapura (Suara NTB) – Kepala Polda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian, menegaskan, tetap menggelar operasi penegakan hukum di Kabupaten Puncak Jaya untuk menekan dan mengantisipasi gerakan sipil bersenjata. “Untuk Puncak Jaya ini tetap kami lakukan operasi penegakan hukum selain upaya-upaya persuasif lain,” kata dia, di Jayapura, Papua, Jumat. Ia mengatakan, saat ini masalah gangguan keamanan yang sering terjadi di Pun-
cak Jaya, sementara di Kabupaten Mimika cenderung atau relatif menurun. “Masalah gangguan keamanan saya kira hanya di Puncak Jaya, di Mimika setelah ada penangkapan beberapa orang, bahkan ada yang meninggal dunia karena menyerang anggota, cenderung menurun, tapi pengamanan tetap diperkuat di sana, baik oleh polisi maupun TNI,” katanya. Ditanya apakah pada Pemilu 2014 nanti akan diturunkan sejumlah personel di Puncak Jaya dan sekitarnya atau di
daerah pegunungan, dia menegaskan bahwa untuk daerahdaerah rawan, pihaknya memperkuat dengan hadirnya personel Brimob dan dari TNI. “Untuk jumlahnya sekarang lagi dihitung. Kami tetap siapkan 2/3 atau kurang lebih 9.000 personel untuk Papua dan Papua Barat,” katanya. Sementara untuk dukungan dari TNI, katanya, nanti untuk tingkat Polda didukung satu batalion infantri, tingkat polres satu kompi, untuk tingkat polsek satu peleton. (ant/bali post)
Jakarta (Suara NTB) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersyukur penangkapan buron tersangka korupsi Anggoro Widjojo terjadi sebelum perayaan Tahun Baru Imlek di China. “Tentu kami bersyukur penangkapan Anggoro oleh Kepolisian Shenzhen, China, terjadi sebelum Imlek. Tim cukup beruntung karena jika di luar itu tentu segala sesuatunya tidak akan maksimal,” kata Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto di kantornya di Jakarta, Jumat dini hari. Menurut Bambang, jika momentum penangkapan itu terjadi saat bertepatan atau sesudah perayaan tahun baru tersebut, tentu akan banyak kesulitan karena di negara itu liburan Imlek bisa dua pekan lebih yang akan menyulitkan berbagai proses penangkapan. “Dengan ditangkapnya saudara AW (Anggoro Widjojo) maka tunai sudah utang KPK untuk
menangkap seluruh tahanan KPK yang melarikan diri,” katanya. Kakak dari Anggodo Widjojo itu merupakan tersangka kasus dugaan suap Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) di Kementerian Kehutanan. Bos PT Masaro Radiokom itu, diduga menyuap anggota Komisi IV DPR, seperti Al-Amin Nur Nasution, Azwar Chesputra, Hilman Indra, dan Fachri Andi Leluas. Penyuapan itu dilakukannya untuk memuluskan jalan mendapatkan proyek SKRT pada 2007. PT Masaro merupakan rekanan Kementerian Kehutanan dalam pengadaan SKRT 2007 bernilai proyek sekitar Rp180 miliar. Anggoro diterbangkan ke Indonesia pada sore hari waktu setempat dan tiba di gedung KPK sekitar pukul 22.37 WIB kemudian diperiksa KPK selama sekitar 4,5 jam. Setelah itu, Anggoro ditahan di Rumah Tahanan POM Guntur Cabang KPK. (ant/bali post)
Banjir Karawang Ancam Produksi Beras Nasional Jakarta (Suara NTB) – Produksi beras nasional 2014 terancam terganggu akibat banjir mendera 28 kecamatan di Karawang, Jawa Barat, yang merendam 9.698 hektare areal pertanian teknis dan 15.761 hektare lahan persemaian. “Banjir tahun ini termasuk yang terbesar melanda Jawa Barat dengan kerugian ekonomis mencapai ratusan miliar rupiah. Dan banjir yang melanda Jawa Barat akan besar pengaruhnya terhadap produksi beras nasional,” kata Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Soleh Solahuddin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan daerahdaerah yang dilanda banjir merupakan sentra-sentra pertanian andalan, salah satunya Kabupaten Karawang. Kondisi tersebut akan berdampak pada produksi beras nasional dan menjauhkan target swasembada jika tidak ditangani dengan baik dan terencana. Untuk menutupi kurangnya ketersediaan beras dalam negeri, selama ini pemerintah selalu mengandalkan impor, ujarnya. Padahal, menurut Soleh, produktivitas pertanian dalam negeri masih me-
miliki potensi yang sangat besar untuk ditingkatkan. “Kalau kondisinya begini, beras impor pasti akan masuk, legal maupun ilegal,” ujar dia. Soleh menjelaskan, ke depan, perbaikan sistem irigasi harus dilakukan dengan serius. Selain fungsinya sebagai penyokong industri pertanian, saluran-saluran ini juga bisa difungsikan sebagai pengendali air ketika musim hujan tiba untuk mencegah terulangnya bencana yang sama di kemudian hari. “Berikutnya, produksi dapat ditingkatkan dengan optimalisasi faktor-faktor produksi, baik pada skala intensifikasi maupun ekstensifikasi. Pemerintah bisa membantu dengan subsidi pupuk, bibit, dan lainnya yang harus dijamin tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat mencapai petani target, dan tepat metode,” ujar mantan Menteri Pertanian itu. Sementara itu, Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Karawang belum bisa memastikan jumlah kerugian dari dampak banjir, karena baru bisa diketahui setelah banjir surut. (ant/bali post)
SUARA NTB Sabtu, 1 Februari 2014
Ketua Umum Kodrat NTB, H. Ahmad Rusni.
Ketua Umum Kodrat NTB, H. Ahmad Rusni berbincang-bincang dengan Kapolda NTB, Brigjen.Pol. Moechgiyarto SH. M.hum saat sosialisasi cabor tarung derajat.
Dua atlet NTB memperagakan teknik pukulan dan tendangan dihadapan jajaran Polda NTB.
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
ENI bela diri full b o d y contact atau yang biasa disebut olahraga tarung derajat kini resmi diakui sebagai olahraga bela diri Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Olahraga yang diciptakan sang guru Achmad Drajat atau Aa.Boxer ini akan digunakan sebagai pelatihan dasar bela diri anggota Polri. Ketua Umum Pengprov Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Kodrat) NTB, H. Ahmad Rusni, kepada Suara NTB, di Mataram Kamis (30/1) mengatakan bahwa Pengurus Pusat (PP) Kodrat bersama Kepolisian Republik Indonesia telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU). MoU tersebut mengenai kerjasama Polri dan PP Kodrat soal olahraga bela diri tarung derajat yang kini diakui resmi sebagai olahraga bela diri Polri. “Pengurus olahraga keluarga olahraga tarung derajat, baik itu Ketua Umum PB Kodrat maupun sang guru Achmad Drajat bersama pihak Polri sudah melakukan MoU. Dan olahraga tarung derajat kini resmi diakui sebagai oleharaga bela diri Polri,”ucapnya seraya menambahkan bahwa infomasi tersebut disampaikan langsung oleh pengurus pusat Kodrat kepadanya belum lama ini. Rusni yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT. Dasar Ilham Sakinah (DIS) ini mengakui bila surat resmi hasil MoU tersebut belum diterimanya. Namun demikian pihak PP Kodrat telah memberitahukan dirinya secara lisan. Bahkan MoU tersbebut juga telah disambut baik oleh Polda NTB. Kapolda NTB Brigjen.Pol. Moechgiyarto, SH. M.Hum mengundang secara resmi Pengprov Kodrat NTB untuk mensosialisasikan olahraga bela diri tarung derajat di Lapangan
Dua atlet putra tarung derajat NTB memperagakan teknik tendangan dibagian leher lawan disaksikan jajaran kepolisian daearah (Polda) NTB, di Lapangan Polda NTB, Rabu (29/1) lalu. Polda NTB, Rabu (29/1) lalu. Dalam sosialisasi hadir sejumlah petinggi Polda NTB itu, Ketua Kodrat NTB didampingi Sekumnya, Dedy Noor Cholish bersama puluhan atlet dan pelatih tarung derajat NTB. Pada acara sosialisasi itu para atlet tarung derajat NTB memperagakan sejumlah teknik tendangan, pukulan dan bantingan di hadapan jajaran anggota Polda NTB. Kabid Humas Polda NTB, AKBP M. Suryo S. SIK, melalui Kasubid Penmas, Kompol Adi Prajono, yang di konfirmasi Suara NTB, Kamis (30/1) lalu membenarkan bahwa Rabu (29/1) lalu pihaknya telah mengundang secara resmi pengurus Kodrat NTB untuk mensosialisasikan olahraga bela diri tersebut. Pada sosialisasi tersebut, kata dia para atlet tarung derajat mempraktian teknik ten-
dangan pukulan dan bantingan di hadapan jajaran Polda NTB. “Rencananya olahraga ini akan digunakan sebagai olahraga bela diri anggota Polda NTB,’’ jelasnya. Ditempat terpisah, Kasubid PID Humas Polda NTB, AKP.R. Joko. Aman, menambahkan bahwa setelah sosialisiasi tersebut kini olahraga bela diri tarung derajat mulai di praktikan oleh anggota Polda NTB usai melaksanakan apel pagi. ‘’Setelah apel, kita memperagakan teknik olahraga bela diri tarung derajat,”ungkapnya. Olahraga bela diri tarung derajat merupakan olahraga asal Indonesia yang diciptakan oleh Sang Guru H. Achmad Derajat, yang dikenal sebagai Aa Boxer. Teknik olahraga ini dikembangkan oleh Achmad Derajat berdasarkan pengalamannya dari setiap pertarungan di jalanan pada era 1960-an. (fan)
Atlet tarung derajat memperagakan teknik menendang di bagian perut lawan.
Atlet tarung derajat mencoba menahan tendangan lawan menggunakan kekuatan otot perut.
Unicef: 2,2 Miliar Anak Perlu Bantuan Lebih Besar New York Dana Anak PBB (Unicef), Kamis (30/1), menyerukan upaya lebih banyak guna mengidentifikasi dan menjembatani jurang pemisah yang menghalangi 2,2 miliar anak yang paling tidak beruntung di dunia untuk menikmati hak mereka.
UNICEF mengeluarkan seruan tersebut di dalam laporan yang disiarkan di Markas PBB, New York, dan menyoroti pentingnya data dalam mengarahkan dana dan tindakan guna menjangkau mereka yang paling memerlukan bantuan. “Data bisa dikumpulkan guna menyelamatkan dan meningkatkan kehidupan jutaan anak, terutama yang paling menderita,” kata Tessa Wardlaw, pemimpin Bagian Data dan Analisis UNICEF, saat peluncuran laporan baru badan PBB itu “The State of the Worlds Children 2014 In Numbers: Every Child Counts - Revealing Disparities, Ad-
vancing Childrens Rights”. “Kemajuan lebih lanjut hanya bisa dicapai jika kita mengetahui anak mana yang paling terabaikan, tempat anak lelaki dan perempuan tidak bersekolah, tempat penyakit merebak atau tempat kebersihan dasar kekurangan,” kata wanita pejabat itu, sebagaimana dikutip Xinhua, Jumat pagi. Kemajuan sangat besar telah dicapai sejak Convention on the Rights of Child (CRC) ditandatangani pada 1989 dan dalam proses menuju puncak Sasaran Pembangunan Milenium pada 2015, kata laporan UNICEF tersebut. Di antara contoh lain kema-
juan yang dicapai, laporan itu memperlihatkan bahwa karena perbaikan dalam pengadaan air dan kebersihan, sebanyak 90 juta anak telah diselamatkan, padahal jika tidak, mereka telah menemui ajal sebelum mereka mencapai usia lima tahun jika tingkatnya pada 1990 tetap bertahan. Selain itu, perbaikan gizi telah menghasilkan 37 persen penurunan angka kematian sejak 1990 dan pendaftaran siswa sekolah dasar telah meningkat, bahkan di negara yang terbelakang. Pada 1990, hanya 53 dari 100 anak di negara tersebut bisa bersekolah tapi jumlah mereka telah naik jadi
81 dari 100 pada 2011. Namun data statistik di dalam laporan itu memperlihatkan pelanggaran hak asasi anak, termasuk kematian sebanyak 6,6 juta anak yang berusia di bawah lima tahun pada 2012, kebanyakan akibat penyakit yang sebenarnya bisa dicegah, serta pelanggaran hak dasar mereka untuk hidup dan berkembang. Data lain yang mengganggu memperlihatkan 15 persen anak di dunia bekerja, kondisi yang melanggar hak mereka untuk dilindungi dari eksploitasi ekonomi dan hak mereka untuk belajar serta bermain. (ant/Bali Post)
Militan Libya Culik Putra Kepala Keamanan Benghazi Libya – Seorang mahasiswa putra dari panglima pasukan khusus angkatan darat di Benghazi diculik Kamis di kota wilayah timur Libya itu, kata beberapa sumber militer. Ali Abu Khamada, putra
dari Wanis Abu Khamada, “diculik oleh orang-orang tak dikenal di dekat Universitas Gar Younes”, kata seorang perwira pasukan khusus kepada AFP. Perwira yang menolak disebutkan namanya itu tidak memberi-
kan keterangan lebih lanjut mengenai penculikan tersebut. Anggota-anggota pasukan khusus sering menjadi sasaran serangan dan pembunuhan di Benghazi, tempat lahirnya pemberontakan 2011 yang menggulingkan pemerintah Muamar Gaddafi. Pasukan khusus pada Jumat lalu mengumumkan penangkapan empat tersangka di Benghazi karena memiliki sebuah daftar sasaran serangan terhadap aparat keamanan yang sudah tewas. Seorang prajurit tewas dalam operasi penangkapan itu. Setelah pemberontakan 2011 yang menggulingkan pemerintah Muamar Gaddafi, militan di Libya timur menyerang aparat keamanan, warga asing, hakim, aktivis politik serta pekerja media, yang menewaskan lebih dari 300 orang. Pada 5 Desember, seorang guru Amerika ditembak mati di Benghazi, 15 bulan setelah serangan mematikan terhadap konsulat AS di kota Libya timur itu. Korban tewas adalah seorang warga AS yang mengajar di sekolah internasional di kota itu, kata juru bicara badan keamanan Ibrahim al-Sharaa. Pada hari yang sama, dua
prajurit Libya tewas ditembak dalam insiden-insiden terpisah - serangan mematikan terakhir terhadap aparat keamanan dalam beberapa pekan ini. Pada 28 November, tiga prajurit tewas ketika militer bentrok dengan militan Ansar al-Sharia pada hari terakhir pemogokan tiga hari untuk memprotes keberadaan milisi di kota itu. Dalam serangan lain pada hari itu, orang-orang bersenjata yang naik sebuah kendaraan memberondongkan tembakan ke arah dua prajurit ketika mereka memasuki sebuah mobil setelah meninggalkan kafe, menewaskan satu orang. Dewan kota Benghazi mengumumkan pemogokan tiga hari setelah patroli militer diserang di dekat markas Ansar al-Sharia, kelompok militan yang dituduh bertanggung jawab atas serangan terhadap misi AS pada 2012. Benghazi, tempat lahirnya pemberontakan anti-pemerintah yang menggulingkan rezim Muamar Gaddafi, dilanda pemboman dan serangan-serangan terhadap aparat keamanan dan juga konvoi serta organisasi internasional dan beberapa misi Barat.(ant/Bali Post)