Snt02022016

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500

SUARA NTB

SELASA, 2 FEBRUARI 2016

Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 273 TAHUN KE 11 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257 (Suara NTB/ars)

Usut Proyek Gedung Evakuasi Bencana di KLU

Polda dan Ahli Konstruksi Lakukan Uji Lab Mataram (Suara NTB) Januari 2016, penyelidikan proyek gedung evakuasi bencana di Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara (KLU) berlanjut. Ahli konstruksi bahkan sudah menguji lab atas sampel yang sudah diambil dari gedung senilai Rp 21 miliar itu. Dilanjutkannya penyelidikan proyek ini ditandai dengan berangkatnya tim penyidik ke kampus Institut Teknologi Surabaya (ITS) awal Januari lalu. Tepat tanggal 14 Januari, tim Subdit III Tipikor Ditreskrimsus Polda NTB yang menangani kasus ini, menyaksikan langsung proses uji lab. “Tanggal 14 Januari itu, tim ahli konstruksi melakukan uji ketahanan beton di laboratorium ITS,” kata Kabid Humas Polda NTB, AKBP Dra. Hj.Tribudi Pangastuti, MM kepada Suara NTB Senin (1/2). Uji ketahanan fisik beton sampel itu disebutnya, tidak hanya disaksikan oleh penyidik Krimsus. Proses yang sama disaksikan juga oleh rekanan pemenang tender proyek, PT. Waskita Karya (Persero), berikut pengawas proyek dan perwakilan Kementerian PU, sekaligus menghadirkan pengawas proyek. Bersambung ke hal 15

CEK FISIK - Tim dari Polda NTB dan ahli konstruksi melakukan cek fisik pada bangunan evakuasi bencana di Kecamatan Pemenang, KLU beberapa waktu lalu.

(Suara NTB/nas)

Reposisi Pejabat Sesuai Kemampuan dan Kompetensi

TO K O H Tidak Dipilih dan Memilih DANREM 162/WB, Kol. CZI. L. Rudy Irham Srigede, ST M.Si disebut-sebut akan maju dalam pemilihan Gubernur NTB 2018 mendatang. Terkait informasi tersebut, Danrem dengan tegas membantah. Menurutnya ia saat ini masih aktif menjadi anggota TNI, untuk itu ia tidak boleh untuk ikut berpolitik praktis. ‘’Saya ini masih anggota aktif TNI. Jadi tidak boleh berpolitik praktis, dan tidak boleh memilih dan dipilih. Sekali lagi, saya masih memakai baju hijau, sehingga tidak boleh untuk memilih dan dipilih,’’ ujarnya di Mataram, Bersambung L. Rudy Irham Srigede ke hal 15 (Suara NTB/dok)

H.Muh.Amin

Mataram (Suara NTB) Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si mengatakan, ia belum menerima laporan hasil kerja Tim Evaluasi Kinerja Pimpinan Tinggi Pratama yang dibentuk awal tahun ini. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, bisa saja pimpinan SKPD yang dievaluasi digeser (reposisi) ke SKPD lain sesuai kemampuan dan kompetensinya. “Hasil

evaluasi itu, tidak selamanya seorang pejabat begitu dievaluasi disanksi. Bisa saja dia digeser dalam eselon yang sama misalnya. Bisa jadi digeser ke yang lain sesuai kemampuan dan kompetensi mereka. Ndak selamanya dikenakan sanksi,” kata Amin dikonfirmasi usai melantik Penjabat Bupati Sumbawa, Senin (1/2) sore kemarin. Tim Evaluasi Kinerja Pimpinan SKPD yang diben-

Dipulangkan, Warga NTB Eks Gafatar Bingung DUA warga NTB eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dipulangkan, Senin (1/2) dari Boyolali, Jawa Tengah. Mereka adalah Sanggar Yamin (38), warga Sleman, Yogyakarta kelahiran Bima dan Topan Prahara (29), warga Ampenan Utara, Mataram. Mereka sejatinya sudah mewakafkan hidupnya untuk melanjutkan hidup di Desa Sukamaju, Kecamatan Ketapang, Kalimantan Barat dengan bertani di lahan seluas 38 hektar yang dibeli dari hasil swadaya anggota. Sanggar Yamin mengungkapkan, ia hidup bersama 80 kepala keluarga lain eks Gafatar di lahan pemukiman dan pertanian dalam mengikuti program kemandirian dan ketahanan pangan yang dilakukan kelompok kontroversial itu. “Kelompok kami sudah menggarap lahan di sana, ditanami padi dan sayuran. Karena dipulangkan ini, terpaksa lahan itu ditinggalkan,” terangnya saat ditemui di Rumah Perlindungan Trauma Center Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi NTB, Senin (1/2). Ia mengaku, keikutsertaan-

MA PhD. Tak ada unsur internal Pemprov di dalam tim tersebut supaya mereka benar-benar objektif melakukan evaluasi dan penilaian. Hal itulah yang diinginkan Gubernur NTB supaya tim evaluasi kinerja ini benar-benar mampu bersikap objektif. Evaluasi ini dilakukan tim selama bulan Januari. Tim sudah mendapatkan SK dari Gubernur NTB pada tanggal 4 Januari 2016. Bersambung ke hal 15

Hentikan Reklamasi Teluk Benoa

Senator Asal NTB dan Bali Sepakat Surati Presiden

(Suara NTB/why)

PULANG – Dua warga eks Gafatar yang dipulangkan ke NTB, Sanggar Yamin (kiri) dan Topan Prahara sesaat setelah tiba di RPTC Disodukcapil Provinsi NTB, Senin (1/2). nya dalam program sosial dari kelompok Gafatar itu adalah tanpa paksaan, murni untuk bertani. Hingga akhirnya masyarakat dihebohkan dengan ajaran diduga menyimpang yang dilakukan oleh anggota Gafatar dan memicu kontroversi sehingga mereka dipulangkan ke daerah asal masing-masing. Sementara di daerah Kalimantan itu diakuinya tidak menda-

tuk Gubernur NTB bekerja profesional. Sehingga, dalam tim tersebut semuanya berasal dari akademisi dari sejumlah perguruan tinggi di NTB seperti Universitas Mataram, IKIP Mataram dan IAIN Mataram. Tim tersebut diketuai oleh Prof. Tatok Asmoeni dan Sekretaris, Dr. Basuki Prayitno. Keduanya merupakan akademisi Unram. Sementara tiga orang anggota tim lainnya adalah Rektor IKIP Mataram, Prof H. Toho Cholik Mutohir

pat penolakan seperti di tempat lain seperti di Mempawah, Kalimantan Barat. Kepulangannya ini, kata Yamin, menyisakan ketidakpastian dalam masa depannya. Pasalnya ia sudah meniatkan diri untuk melanjutkan hidup untuk mengurusi lahan pertanian di Ketapang tersebut. Ia mengaku, Bersambung ke hal 15

Mataram (Suara NTB) Rencana pengerukan pasir laut di perairan Pulau Lombok oleh dua investor untuk mereklamasi Teluk Benoa, Bali mendapat penolakan dari senator asal NTB dan Bali. Usai kunjungan kerja membahas pelaksanaan UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dan UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal NTB dan Bali mengatakan akan menyurati Presiden untuk meminta Reklamasi Teluk Benoa dihentikan. “Masa orang Bali saja keberatan kemudian kita serta merta mengizinkan (pengambilan pasir laut). Bahkan kami anggota DPD RI dapil NTB maupun DPD RI dari Bali akan bersurat ke Presiden. Untuk supaya, Reklamasi Te-

luk Benoa ini dihentikan,” kata Anggota DPD RI Dapil NTB, Hj. Robiatul Adawiyah, SE dikonfirmasi di sela-sela kunjungan kerja Komite I DPD RI di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur, Senin (1/2) siang kemarin. Pihaknya juga akan mengonfirmasi kepada Pemprov NTB yang mengeluarkan izin eksplorasi pengerukan pasir laut di wilayah Lombok Barat dan Lombok Timur. Melihat penolakan yang begitu massif dilakukan masyarakat Bali atas rencana reklamasi Teluk Benoa, para senator asal NTB ingin melihat sikap Pemprov NTB. Penolakan mengenai rencana reklamasi Teluk Benoa juga disampaikan senator asal Bali, I Gede Pasek Suardika. Menurutnya, NTB harus mampu menjaga keseimbangan lingkungan dalam pengembangan sektor pariwisata. Bersambung ke hal 15

Tersangka Kasus SPAM KLU Ditahan Mataram (Suara NTB) Dua tahun tertahan sejak penetapan tersangka, pengusutan proyek Sistem Perpipaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Lombok Utara (KLU) berlanjut lagi. Tersangka berinisial BES, akhirnya ditahan Senin (1/ 2). Proses penahanan sempat alot, karena tersangka menolak menandatangani berita acara penahanan. BES datang ke Kejati NTB sekitar pukul 13.00 Wita, didampingi kuasa hukumnya, Edy Rahman, SH, MH. Mereka bertemu Ketua Tim Penyidik Thailani, SH, dan jaksa penuntut Budi Tridadi Wibawa,SH. Satu jam kemudian tersangka menolak menandatangani berita acara penahanan yang disodorkan penyidik. Dikonfirmasi soal sikap kliennya ini, Edy Rahman tak membantah. Alasannya, tersangka ingin mempelajari detail seluruh isi berkas penyid-

ikan kasus SPAM KLU senilai Rp 12,5 miliar yang ditangani Kejati NTB sejak 2013 itu. “Beliau ingin pelajari detail berkasnya, jadi sementara ndak mau ditahan,” kata Edy. Reaksi dari tersangka itu tak membuat jaksa bergeming dengan sikapnya. Penyidik merespon penolakan dari tersangka dengan membuatkan berita acara berbeda. “Tadi penyidik membuatkan berita acara penolakan penahanan,” kata Juru Bicara Kejati NTB, Made Sutapa, SH. Dalam surat itu, tersangka diminta menandatangani bahwa menolak untuk ditahan dengan beberapa alasan yang dicantumkan. Meski menolak ditahan, Kejaksaan tetap melakukan penahanan terhadap tersangka. “Surat penolakan penahanan itu kan hak dia (tersangka). Tapi kami tetap menjalankan protap penahanan,”kata Sutapa.

Akhirnya upaya tersangka untuk menolak ditahan tak berhasil. Oleh tim penyidik Pidsus dan tim penuntut umum, BES digiring ke Kejari Mataram untuk persiapan administrasi penahanan. Kejari Mataram mengeluarkan surat perintah penahanan nomor Print-14./P.2.10/Ft.1/02/ 2016 tanggal 1 Februari 2016. BES dalam proyek SPAM yang terletak di Kecamatan Gangga, KLU ini, diketahui menjabat sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Dia ditetapkan sebagai tersangka sejak kasus ini naik ke penyidikan 2013 lalu. Hasil perhitungan kerugian negara oleh BPKP dalam kasus ini, mencapai Rp 1,5 miliar lebih. Indikasi tindak pidana pada proyek ini, disebutnya, berkaitan dengan spek proyek yang diduga tidak sesuai ketentuan. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ars)

ALOT – BES (tengah) saat menuju Kejari Mataram untuk dilakukan penahanan. Tersangka sempat menolak ditahan.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.