HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 3.000
Rp. 50.000 Rp. 55.000
SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila
SENIN, 2 JUNI 2014
Kerugian Kasus Alkes Lotim Diperkirakan Rp 1 Miliar
16 HALAMAN NOMOR 71 TAHUN KE 10 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Mataram (Suara NTB) Kebuntuan dalam proses penyelidikan sampai penyidikan dugaan penyimpangan proyek pengadaan alat-alat kesehatan (Alkes) Lombok Timur (Lotim) akhirnya terpecahkan. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) akhirnya menerbitkan hasil perhitungan
kerugian negara. Di luar dugaan, kerugian negara diperkirakan menembus angka Rp 1 miliar. Nilai kerugian negara itu diperoleh dari hasil hitung 25 item Alkes peruntukan RSUD Dr.Soedjono Selong, Lotim itu. Dimana, harga 25 item Alkes yang pengadaannya tahun 2008 itu, menjadi bukti baru
penyidik Ditreskrimsus Polda NTB, kemudian diserahkan ke BPKP untuk dihitung. “Setelah melalui proses cukup panjang, hasil perhitungan kami, kerugian negaranya sampai Rp 1 miliar,” sebut Kepala BPKP NTB, Darius AK menjawab Suara NTB di ruangannya, Sabtu (31/5).
Bersambung ke hal 5
Abu Vulkanik Selimuti Bima dan NTT
Warga Kekurangan Masker Bima (Suara NTB) Aktivitas Gunung Sangeangapi, pascameletus pada Jumat (30/5) sore lalu hingga Sabtu (31/5) terus meningkat. Kendati terjadi sedikit penurunan aktivitas pada Minggu (1/6) kemarin, status Gunung Sangeangapi di Kecamatan Wera Kabupaten Bima, ditetapkan dari Waspada ke Siaga Level III. Letusan demi letusan terus terjadi, bahkan akibat letusan yang terjadi Sabtu (31/5), abu vulkanik menyebar ke wilayah Bima, Dompu hingga ke Nusa Tenggara Timur (NTT).
Letusan susulan gunung berapi terus terjadi sejak Sabtu dini hari. Letusan yang disertai suara gemuruh dari dalam kawah tersebut juga menyemburkan abu vulkanik. Hembusan abu vulkanik tersebut sangat terasa mulai sejak pagi hari. Memasuki pukul 09.00 Wita, hujan abu vulkanik terus menebal bahkan akibat tebalnya abu vul-
kanik, sinar matahari yang berada di atas Kecamatan Wera dan sekitarnya terhalang. Tidak hanya itu, akibat tingginya intensitas abu vulkanik yang turun mengakibatkan jarak pandang pun terganggu. Bahkan di titik-titik tertentu jarak pandang hanya sekitar 500 meter. Tidak hanya jarak pandang yang terganggu, hujan abu vul-
kanik tersebut juga mengganggu pernapasan warga. Alhasil, seluruh warga harus menggunakan masker. Namun sayangnya pagi itu tak semua warga mendapatkan masker karena kekurangan stok. Mereka harus menunggu datangnya bantuan masker baik dari pemerintah maupun donatur.
Bersambung ke hal 5
(Suara NTB/use/ist)
ABU VULKANIK - Kabupaten Bima dan Kota Bima diselimuti abu vulkanik pascaerupsi Gunung Sangeangapi (kiri). Sementara warga berebut masker karena stok habis.
TO K O H Benahi Sistem MEMBERI kesadaran tentang pengelolaan keuangan dan adminstrasi di pemerintah daerah (Pemda), masih menjadi tugas berat Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sekaligus menjadi upaya peningkatan kinerja di ulang tahun ke 31 lembaga auditor negara itu. Diawali dengan pembenahan sistem, peningkatan SDM aparatur Pemda, sampai mengaudit pengelolaan keuangan dan aset. Sejauh ini yang paling nampak terlihat keberhasilan dalam bimbingan itu adalah Pemprov NTB. Prestasi yang diraih berupa predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), berkat perbaikan sistem pengelolaan aset.
Bersambung ke hal 5
AMPAK erupsi Gunung Sangeangapi yang terletak di Kecamatan Wera Kabupaten Bima, Jumat (30/5) lalu mengakibatkan sejumlah penerbangan ke Bandara Sultan Salahudin
(Suara NTB/dok)
Darius
KO M E N TTAA R Akan Lebih Progresif SEKDA NTB, H. Muhammad Nur, SH, MH menegaskan Pemprov NTB akan bersikap lebih progresif lagi dalam menindak PNS yang indisipliner. Bahkan, Pemprov akan membuat regulasi yang lebih tegas lagi ke depan. Bahkan, jika tak bisa lagi dibina maka PNS yang indisipliner bisa saja diusulkan untuk dipecat tentunya setelah melewati sanksi-sanksi secara bertahap. “Pemecatan. PNS itu bagian akhir dari sebuah proses penegakan disiplin.Saat ini masih dalam tahap pembinaan. Ada peringatan pertama sampai ketiga, sanksi penurunan jabatan dan terakhir baru dipecat. Ini baru proses pembinaan, tahapan ini lebih progresif lagi dibandingkan sebelumnya,” H. Muhammad Nur (Suara NTB/dok)
Bandara Salahudin dan Tambulaka Ditutup
Bersambung ke hal 5
Bima dan tiga buah Bandara di Nusa Tenggara Timur (NTT) terpaksa ditunda. Pada Sabtu (31/ 5) bandara Sultan Salahudin Bima dan Bandara Tambulaka, NTT terpaksa ditutup. ‘’Sejak kemarin (Sabtu, Red), khusus untuk Bandara Salahu-
din Bima close karena dampak erupsi Sangeangapi. Ini membahayakan pesawat untuk melakukan pendaratan di sana,’’ terang Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) NTB,
Bersambung ke hal 5
(Suara NTB/ist)
NGANGGUR - Puluhan calon penumpang di Bandar Sultan Muhammad Salahuddin Bima terpaksa batal berangkat akibat penutupan bandara tersebut.
Hari Ini, PEDA Kontak Tani Nelayan Provinsi NTB Ke-XIV Digelar Mataram (Suara NTB) Hari ini, kegiatan empat tahunan Pekan Daerah (PEDA) Kontak Tani Nelayan Provinsi NTB ke-XIV resmi dilaksanakan. Mengambil tema “Memantapkan Kepemimpinan dan Kemandirian Kontak Tani Nelayan Dalam Rang-
ka Pengembangan Kemitraan Dan Jejaring Usaha Tani Guna Mewujudkan Kesejahteraan Petani Nelayan” kegiatan ini dilaksanakan di Asrama Haji Provinsi NTB hingga tanggal 4 Juni mendatang.
Bersambung ke hal 5
(Suara NTB/bul)
KTNA - Kegiatan KTNA dihadiri oleh sejumlah kepala dinas dan utusan dari seluruh dinas lingkup Pemprov NTB .
44 Pencari Ikan Belum Ditemukan? SEBANYAK 44 pencari ikan yang berlayar dari Benoa Bali, diduga hilang saat Gunung Sangeangapi meletus, Jumat (31/ 5) sekitar pukul 15.15 Wita. Kapten kapal dan 10 orang kru yang berhasil selamat, khawatir karena belum mengetahui nasib 44 rekannya tersebut. Hingga Sabtu (31/5), mereka masih menunggu kabar dan berusaha mencari radio untuk
mengontakke-44pencariikanyang belum ditemukan itu. Salah seorang kru kapal, Hamzah (56), yang merupakan warga Daru, Kabupaten Bima menyebutkan sebelum kejadian dia bersama 50 lebih rekannya dengan menggunakan enam kapal tengah mencari ikan di sekitar perairan Gunung Sangeangapi.
Bersambung ke hal 5