HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 3.000
Rp. 50.000 Rp. 55.000
SUARA NTB
SENIN, 2 SEPTEMBER 2013
16 HALAMAN NOMOR 148 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@yahoo.co.id
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Pengemban Pengamal Pancasila
Refleksi 20 Tahun Kota Mataram (3-habis)
Apresiasi Pembangunan Infrastruktur dan Kondusivitas Mataram Sabtu (31/8), Kota Mataram genap berusia 20 tahun. Kalau ditakar dengan umur manusia, usia 20 tahun, tentu sudah bisa dikatakan dewasa. Namun demikian, bukan berarti, pembangunan di Kota Mataram sudah sempurna. Masih banyak hal yang perlu dibenahi. Apa saja itu? Berikut komentar Ketua DPRD Kota Mataram
C.01.08.13
terkait refleksi 20 tahun Kota Mataram.
‘’
Tapi ternyata tidak. Alhamdulillah pertumbuhannya justru menggeliat
H. Muhammad Zaini
MENGAWALI wawancara khusus dengan Suara NTB, Ketua DPRD Kota Mataram, Drs. HM. Zaini menyatakan, sangat mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Kota Mataram yang begitu signifikan. Dulu, demikian Zaini, ia mengira bahwa dengan pindahnya bandara ke Lombok Tengah,
Bersambung ke hal 5
(Suara NTB/fit)
Koordinator Tak Tahu, Marinah Hardy Batal Kunker Rombongan Kedua Komisi IV ke Jeddah Mataram (Suara NTB) Setelah satu rombongan yang terdiri dari lima anggota Komisi IV DPRD NTB bersama beberapa pejabat dari Biro Keuangan Setda NTB dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB kunjungan kerja (kunker) ke Jeddah, informasi yang diperoleh Suara NTB bahwa masih ada rombongan kedua yang rencananya akan berangkat Senin (2/9), hari ini. Terkait kunjungan rombongan kedua ini, Wakil Ketua DPRD NTB yang juga sebagai Koordinator Komisi IV, H. L. Moh. Syamsir, SH mengaku tak mengetahui hal tersebut. Dalam kunjungan rombongan pertama, saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu, ia
TO K O H Cari Negara Alternatif INDUSTRI tahu tempe di seluruh NTB nyaris gulung tikar akibat mahalnya bahan baku, kedelai. Kini Kementerian Perdagangan bersama pelaku usaha berupaya mencari negara alternatif pengekspor kedelai selain Amerika Serikat, untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pembuat tempe itu sebanyak 600.000 ton hingga akhir tahun.
Bersambung ke hal 5
H. Marinah Hardy
‘’DARI kalangan budayawan melihat Dr. H. Zaini Arony (AZAN) figur yang diharapkan kembali memimpin Lobar. Karena secara umum selama lima tahun memimpin Lobar, terlihat dan dirasakan keberhasilannya oleh masyarakat. Seperti perbaikan jalan, kesehatan, ekonomi dan tempat ibadah. Perhatian di bidang seni juga cukup besar. Jadi kalangan budayawan pantas memberi ucapan terimakasih dengan memilih Pak Zaini Arony menjadi bupati periode selanjutnya.’’ RADEN MUHAMMAD RAIS, Budayawan asal Gunung Sari.
juga mengaku tak tahu menahu. ‘’Saya tidak tahu dan saya tidak mau tahu sekarang. Biar mereka yang pergi, mereka yang bertanggung jawab,” cetusnya dihubungi Suara NTB, Minggu (1/9). Sepengetahuannya pada tanggal 4 Sep-
‘’
Syukur ada teguran-teguran (dari masyarakat), sehingga teguran itu menjadi pertimbangan
tember mendatang memang ada agenda kunker Komisi-Komisi dalam rangka pembahasan APBD Perubahan 2013. Kunker ke luar daerah ini telah masuk dalam jadwal Badan Musyawarah. ‘’Kalau kunjungan kerja ke luar negeri saya tidak tahu,” ujarnya. Terkait pernyataan BK yang menyebut kunjungan kerja tanpa pemberitahuan kepada pimpinan melanggar kode etik, Syamsir menyatakan merupakan kewenangan BK untuk menindaklanjuti hal tersebut.
Bersambung ke hal 5
Gita Wiryawan (Suara NTB/ist)
Warga Longseran Bakar Pipa Bantuan Pemerintah Giri Menang (Suara NTB) Warga Dusun Longseran, Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat (Lobar), beramai-ramai mencabut paksa dan membakar pipa air bantuan
Pemkab Lobar. Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan warga terhadap bantuan pipa saluran irigasi senilai Rp 95 juta yang diduga tidak sesuai standar.
Bersambung ke hal 5
(Suara NTB/nia)
DIBAKAR - Warga Dusun Longseran, Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Lobar membongkar kemudian membakar pipa bantuan Pemkab Lobar yang tidak sesuai spek sehingga tak bisa berfungsi.
SMK Pelayaran Tutup Kegiatan Madabintal di Pantai Kerandangan Giri Menang (Suara NTB) Rangkaian penerimaan siswa baru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelayaran Mataram, resmi ditutup Minggu (1/9) pagi kemarin di Pantai Kerandangan, Senggigi Lombok Barat. Penutupan masa orientasi siswa yang disebut Madabintal (Masa Dasar Pembinaan Mental), ditandai dengan upacara khidmat di pinggir pantai.
Bersambung ke hal 5
(Suara NTB/ars)
TUTUP - Kepala Sekolah SMK Pelayaran Mataram, Baiq Yusriana saat menutup rangkaian upacara Madabintal. Para siswa catar merayakan kelulusan di Pantai Kerandangan (kiri).
C.03.08.13
SUARA MATARAM
SUARA NTB Senin, 2 September 2013
Halaman 2
Peringatan HUT Kota Mataram Ke-20
Tamu Undangan Banyak Telat, Panitia Dinilai Kurang Siap
Kelurahan PHBS TIDAK ada yang mengira bahwa sampah dapat mendatangkan rezeki bagi masyarakat orang yang mau mengelola sampah dengan baik. Image sampah yang kotor, menjijikan serta banyaknya penyakit bersarang menjadi penyebab individu masyarakat, enggan bergelut dengan sampah. Akan tetapi, lain halnya dengan masyarakat di Monjok Barat, Mataram. Sampah dijadikan suatu kebutuhan yang mendatangkan rezeki dan reward. Program pengelolaan sampah dilakukan secara rutinitas setiap hari. Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekitar menjadi alasan masyarakat Monjok Barat, untuk terus menata keindahan dan keasrian lingkungannya. Pasalnya, masyarakat sebanyak dua hingga tiga kali, membersihkan sampah yang tidak bisa diakomodir oleh dinas kebersihan. Sampah-sampah tersebut, kemudian dipilah antara sampah organik dan anorganik. Tidak hanya itu, sampah yang sudah dipilah kemudian diproduksi menjadi aksesoris. Sementara untuk sampah yang tidak dapat diolah, dijual oleh masyarakat kepada pengepul dengan harga bervariasi. Lurah Monjok Barat Irwansyah, ketika dikonfirmasi, Sabtu (31/8) usai menerima penghargaan PHBS (Pola Hidup Bersih Sehat) dari Walikota Mataram menjelaskan, untuk meminimalisir keberadaan sampah yang ada di lingkungannnya. Masyarakat setempat dibantu oleh kelurahan memiliki program sedekah sampah. Sedekah sampah lanjutnya bermaksud untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penting dan bermanfaatnya sampah, apabila masyarakat dapat mengelolanya dengan baik. “Kami ada program sedekah sampah,” tuturnya. Terkait cara pengelolaan dan fasilitas yang digunakan dalam pengangkutan dan pengelolaan sampah. Irwan menuturkan, pihaknya memiliki kelompok Ponjok Lisan dan Kader Lisan yang mengakomodir masyarakat dalam proses sosialisasi mengenai pentingnya sampah. Tidak hanya itu, melalui sosialisasi tersebut masyarakat mulai membuat bank sampah dengan setiap harinya mengumpulkan sampah dengan karung (beras miskin, red) yang dikumpulkan di tempat yang telah ditunjuk. Atas dasar itulah, masyarakat melalui Lurah Monjok Barat mendapatkan penghargaan PHBS (Pola Hidup Bersih Sehat) dari Pemkot Mataram, atas prestasinya mengelola dan kebersihan lingkungannya. Insentif senilai Rp 5 juta dan piala bergilir, langsung diberikan oleh Walikota H. Ahyar Abduh, usai HUT Kota Mataram ke- 20 di Kantor Walikota Mataram, Sabtu (31/8). Irwan berharap masyarakat tetap meningkatkan kesadaran dan terus menjaga kebersihan lingkungan. Mengenai hadiah dan penghargaannya yang didapatkan, ia menuturkan, prestasi tersebut, bukan prestasi pemerintah Monjok Barat, akan tetapi prestasi masyarakat. Hadiahnya akan diserahkan kepeda masyarakat dan pengelola yang telah mencerminkan Monjok Barat sebagai kelurahan yang bersih dan nyaman. Irwansyah (cem)
Mataram (Suara NTB) – Peringatan HUT Kota Mataram ke-20, Sabtu (31/8), berlangsung cukup khidmat. Namun, kekhidmatan itu sedikit terusik dengan keterlambatan sejumlah tamu undangan tiba di lokasi upacara. Pantauan Suara NTB di Halaman Kantor Walikota Mataram, lokasi berlangsungnya upacara peringatan HUT Kota Mataram, sejumlah tamu undangan terlihat datang terlambat. Diantara tamu undangan yang datang terlambat itu, adalah beberapaoknumanggotaDPRDKotaMataram serta utusan dari beberapa rekananyangmenjalinkerjasamadengan Pemkot Mataram. Alasan keterlambatanitupunbermacam-macam. Salah seorang anggota DPRD Kota Mataramyangterlambatdatang,AhmadTauhid,SHI.,yangdikonfirmasi Suara NTB, mengaku, keterlambatannyamenghadiriupacaraperingatan HUT Kota Mataram lantaran ada konstituennya yang bertamu di kediamannya pagi itu dalam rangka menyampaikan aspirasi.
Kurang Siap Sejumlah tamu undangan yang hadir, menilai panitia peringatan HUT Kota Mataram ke-20, kurang siap. Bentuk kurang siap yang sempat menjadi bahan perbincangan para tamu undangan,adalahsoundsystemsertapengadaan snack yang minim. Diduga, akibat minim, ada tamu undangan yang tidak kebagian snack. Namun, Ketua Panitia peringatan HUT Kota Mataram ke-20, Ir. H. Mahmuddin Tura, justru mengklaim rangkaian HUT Kota Mataram tersebut berjalan sukses. Ia membantah kabar kurang-
(Suara NTB/fit)
Dana Bantuan Parpol Bermasalah Pembangunan Jalan Bung Hatta Terhambat Terancam Ditahan Mataram (Suara NTB) – Bakesbangpol Kota Mataram mengancam bakal menahan bantuan parpol yang bermasalah di internal mereka. ‘’Ada masalah di internalnya, contoh di salah satu parpol menerima bantuan, dia punya permasalahan internal, maka kami terpaksa tidak bisa mencairkan bantuan itu, sampai mereka menyelesaikan masalah itu sendiri,’’ terang Kepala Bakesbangpol Kota Mataram, H. Bondan Wisnujati menjawab Suara NTB di selasela menghadiri tasyakuran peringatan HUT Kota Mataram ke-20, di Pendopo Walikota Mataram, Sabtu (31/8). Kebijakan ini, menurut Bondan, bukan hanya berlaku di lingkup Kota Mataram, melainkan secara nasional. Penjelasan dari Pemerintah Pusat, setiap parpol yang menerima bantuan, manakala masih terjadi permasalahan di internal parpol bersangkutan, maka Pemerintah berhak menunda dana bantuan untuk parpol itu. ‘’Karena nanti, siapa yang mau mempertanggungjawabkan pencairan itu. Kita juga ndak mau berurusan dengan BPK,’’ demikian Bondan. Sementara itu, mengenai parpol yang memiliki kursi di parlemen tetapi pindah partai, lanjut Bondan, sepanjang ada pihak
Maksimalkan Pengelolaan Aset
(Suara NTB/fit)
H. Bondan Wisnujati
yang mempersoalkan, tetap akan ditunda jatah bantuan parpolnya. ‘’Harus ada hitam di atas putih dong sebagai bukti sah,’’ imbuhnya. Bakesbangpol Kota Mataram tidak menghendaki persoalan tersebut bergulir hingga ke ranah hukum. Yang jelas, pihaknya tidak ingin ada masalah di kemudian hari lantaran mencairkan dana bantuan parpol yang masih terlibat seteru. Pada bagian lian, mantan Kepala Kantor Inkom Kota Mataram ini membantah jika ada kalangan yang menilai bahwa sosialisasi yang dilakukan pihaknya, minim, sehingga rata-rata parpol penerima
bantuan kurang mengerti peruntukkan dana bantuan parpol dimaksud. Seperti diketahui, di Mataram tercatat 11 parpol berhak menerima bantuan tersebut. Pada tahun 2012 lalu, dana bantuan parpol telah dicairkan. Berdasarkan Permendagri, 60 persen dana bantuan parpol diperuntukkan untuk pendidikan politik. Namun, dalam realisasinya, banyak parpol yang kurang paham. ‘’Karena ini menyangkut uang bantuan, tentu harus dipertanggungjawabkan,’’ katanya. Ia menegaskan, bantuan parpol tidak dibenarkan untuk kegiatan yang bersifat finansial. Ia menduga, kurang pahamnya parpol terhadap aturan penggunaan dana bantuan tersebut, karena pada saat sosialisasi terkait hal itu, dari pihak parpol mengirim utusan yang sesungguhnya tidak menangani masalah keuangan di parpol. ‘’Sebetulnya yang kita harapkan hadir, mereka yang betul-betul menangani administrasi keuangan. Sehingga misnya dimana itu, diantara mereka,’’ tandasnya. Artinya, antara yang diundang dengan yang datang adalah orang yang berbeda. Yang diharapkan hadir adalah unsur pimpinan seperti ketua, sekretaris maupun bendahara. (fit)
Mataram (Suara NTB) – PembangunanJalanBungHatta nampaknya bakal terhambat. Pasalnya, beberapa rumah yang berada di belakang SDN 10 Mataram, Monjok sepertinya belum rela lahannya terkena pembangunan jalan yang menelan anggaran Rp 200 miliar tersebut. Pantauan Suara NTB, Minggu (1/9) kemarin, pembangunan drainase di belakang SDN 10 tersebut, belumjugaberlanjutlantaranbeberapa pemilik rumah belum membongkarpagarpekarangannyayang terkena dampak pembangunan Jalan Bung Hatta. Padahal, sebelumnya, Kepala Dinas PU Kota Mataram,Ir.H.MahmuddinTuramenyatakan, pagar-pagar tersebut akan dibongkar dalam minggu ini. ‘’InsyaAllahmingguinidibongkar, saat ini masih proses administrasi,’’ akunya menjawab Suara NTB, Jumat(30/8).Mahmuddinmengatakan hanyatersisaduarumahyangbelum dibebaskan. Dimana, luas lahan pekarangan yang terkena pelebaran
jalan itu sekitar 1,5 meter. Namun demikian, ia tak merinci berapa nilai pembebasan lahan pekarangan milikwargatersebut.‘’Rinciannyaberbeda-beda,’’ katanya. Seperti diketahui, warga yang keberatan atas pembebasan lahan seluas 8 are ini telah setuju dengan penggantian tanah yang dilakukanPemkotMataramWalikotaMataramH.AhyarAbduhmenyebutkan sesuai dengan target awal, penyelesaian proyek badan jalan harus sudah selesai Bulan September mendatang. Terutama pada beberapabagianbadanjalan,yangsaat ini masih dalam proses pengerjaan. Saat ini pemkot Mataram telah melakukanpembicaraanterkaitdengan pembebasan lahan milik warga seluas 8 are yang sempat menjadi polemik.Lahaninimerupakanlahan milikwargayangakanmenghubungkan Jalan Bung Hatta dengan Jalan Sudirman. Untuk itu Walikota Mataram meminta kepada dinas terkait, segera menyelesaikan agar pembangunanproyekjalannasionalinidapat selesai tepat waktu. (fit)
(Suara NTB/cem)
BELUM DIBONGKAR – Pemilik rumah yang terkena dampak pembangunan Jalan Bung Hatta, hingga Minggu (1/ 9) kemarin belum membongkar pagar pekarangan rumahnya yang akan digunakan untuk pembangunan drainase.
Sisi Lain Peringatan HUT Kota Mataram Ke-20
Pedagang Cendol pun Berebut Berfoto Bareng Walikota Semua senang, semua gembira. Begitulah ekspresi yang nampak di wajah semua yang hadir pada peringatan HUT Kota Mataram ke-20, Sabtu (31/8). Selain karena hari itu dilakukan launching pelayanan kesehatan gratis kelas III RSUD Kota Mataram dan launching sambungan air minum gratis PDAM Menang Mataram, juga karena sejumlah prestasi yang telah diraih Kota Mataram.
(Suara NTB/dok)
H. Zahiran Yahya
Mataram, H. Ahyar Abduh bertindak selaku inspektur upacara dan Ketua DPRD Kota Mataram, Drs. HM. Zaini sebagai pembaca naskah UUD 1945. Upacara peringatan HUT Kota Mataram ke-20 dihadiri Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, Ketua DPRD NTB, HL. Sujirman dan sejumlah tamu undangan lainnya. Gubernur dalam sambutan tertulis yang dibacakan inspektur upacara, menyampaian apresiasi sekaligus ucapan selamat kepada jajaran Pemkot dan masyarakat Kota Mataram. Ia berharap momen-
nya snack untuk tamu undangan. Pengadaan snack, katanya sekitar 500 kotak. Jumlah ini diklaim sangat jauh dari cukup, mengingat jumlah kursi undangan yang tersedia hanya 300 kursi. ‘’130 diserahkan kepada TNI/Polri, saya rasa cukup,’’ kilahnya. Disinggung mengenai pengadaan snack yang hanya setengah dari pengadaan pada peringatan HUT Kota Mataram tahun lalu, Mahmuddin beralasan, karena tahun lalu ucapara digelar di Lapangan Umum Mataram sehingga undangan yang hadir juga banyak. Sementara tahun ini, akunya, undangan dibatasi karena lokasi yang terbatas. ‘’Saya rasa cukup. Ini banyak lebih,’’ tandasnya. Mengenai anggaran perayaan HUT Kota Mataram ke-20, lanjut dia, tidak ada pos khusus. ‘’Anggaran ini gotong royong,’’ imbuhnya. (fit)
TANAM PADI - Lahan pertanian di Kota Mataram semakin menyempit. Sawah-sawah yang ada di kawasan lingkar selatan banyak yang sudah berubah menjadi bangunan. Nampak sejumlah petani menanam padi dengan latar belakang sejumlahbangunan.
(Suara NTB/dok)
TRAUMA dengan opini WDP (Wajar Dengan Pengecualian), Pemkot Mataram telah mengambil langkah solutif dengan mengajukan raperda Kota Mataram tentang susunan organisasi. Salah satunya, membentuk lembaga baru bernama Badan Keuangan dan Aset Daerah. Dibentuknya Badan Keuangan dan Aset daerah, menurut Ketua Pansus Raperda Kota Mataram tentang Susunan Organisasi, H. Zahiran Yahya kepada Suara NTB via ponsel, kemarin, lantaran masalah aset selalu menjadi penyebab gagalnya Kota Mataram mendapat opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). Pansus dalam hal ini mendorong upaya-upaya yang ditempuh Pemkot Mataram untuk membenahi persoalan aset. Keberadaan Badan Keuangan dan Aset Daerah nantinya, demikian politisi Partai Golkar Kota Mataram ini, cukup strategis untuk menjawab persoalan aset yang selama ini belum clear. Badan Keuangan dan Aset Daerah ini nantinya diharapkan mampu memaksimalkan pengelolaan aset milik Pemkot Mataram. ‘’Ada efektivitas kerja,’’ imbuhnya. Supaya membuahkan hasil sesuai harapan, kata Zahiran, tentu tidak bisa dengan hanya membentuk badan. Tetapi, Badan Keuangan dan Aset Daerah itu harus ditopang dengan SDM (Sumber Daya Manusia) yang memadai dalam arti penempatan pejabat betul-betul sesuai kapasitas. Mendalami rencana pembentukan Badan Keuangan dan Aset Daerah, Pansus melakukan studi komparasi ke Kota Tangerang dengan mengikutsertakan Bagian Keuangan Setda Kota Mataram dan Bagian Umum Setda Kota Mataram, meskipun dua lembaga tersebut hanya mengirim stafnya untuk mendapingi studi komparasi penerapan Badan Keuangan dan Aset Daerah. Konsekuensi dari pembentukan lembaga baru ini, menurut Zahiran sudah pasti akan berimbas pada pembiayaan. ‘’Makanya kita ingin mencari benang merahnya dengan duduk bersama eksekutif nanti sepulang dari Tangerang,’’ katanya. Yang ia kagumi dari hasil studi komparasi itu, bahwa Walikota Tangerang melakukan evaluasi setiap saat terhadap kinerja anak buahnya. ‘’Uniknya, setiap coffe morning di sana itu kepala SKPD diuji satusatu programnya. Kalau ada yang tidak bisa bekerja, langsung dimutasi,’’ terangnya. Sehingga, di Tangerang mutasi bisa terjadi kapan saja dan bukan merupakan sesuatu yang perlu ditakuti. Ia berharap pihak eksekutif yang menyertai perjalanan Pansus ke Tangerang, menyampaikan hasil studi komparasi itu ke pimpinannya secara utuh. (fit)
Bahkan kursi tamu undangan yangkhususdisiapkanuntuk35anggota DPRD Kota Mataram, banyak yang tidak terisi. Banyak kalangan menyayangkan hal ini. Bagaimana tidak, peringatan HUT Kota Mataramyangdiselenggarakansetahun sekali, masih saja diwarnai aksi keterlambatan,sehinggamengganggu kelancaran jalannya acara. Demikian halnya dengan oknum anggota Dewan yang absen pada peringatan HUT Kota Mataram ke-20 itu. Seperti diketahui, peringatan HUT Kota Mataram ke-20, dimulai pukul 07.30 Wita. Walikota
tum HUT Kota Mataram ke-20 menjadi bagian dari rangkaian rasa syukur sekaligus motivasi untuk perkhidmatan yang lebih baik menuju Kota Mataram yang maju, religius dan berbudaya.
TASYAKURAN yang digelar Pemkot Mataram di halaman pendopo Walikota Mataram sesaat setelah upacara peringatan HUT Kota Mataram, sebagai wujud syukur atas pencapaian-pencapaian Kota Mataram di usia ke-20 ini.Suasanacairdanpenuhkeakraban begitu terasa pada acara tasyakuran tersebut. Momen santai ini tidak disia-siakan oleh para tamu undangan yang hadir saat itu. Mereka berebut untuk bisa ber-
foto bersama Walikota Mataram, H.AhyarAbduhdanWakilWalikota Mataram, H. Mohan Roliskana. Jadilah kedua pemimpin Kota Mataram tersebut, bak selebritis yangsebentar-sebentardidaulatuntuk berpose. Mulai dari para kepala dinas, camat, lurah, paskibra hingga wartawan yang melipun kegiatan itu. Bahkan, empat orang pedagangcendolyangsengajadatangdan menggelar dagangannya di halamanPendopoWalikota,ikut-ikutan
minta berfoto bersama Walikota. Kehadiran istri Walikota, Hj. Suryani Ahyar Abduh dan istri Wakil Walikota Mataram, ND Kinastri menambah semarak kemeriahan acara foto-foto tersebut. Walikotapun langsung mengiyakan permintaan ibu-ibu pedagang cendol itu. Bahkan, para pedagang cendol itu tanpa sungkan, mengucapkan selamat kepada Walikota Mataram atas HUT Kota Mataram ke-20. Kegemberiaan juga meliputi ibu-ibu pedagang cendol tersebut.PeringatanHUTKotaMataram ke-20, Sabtu (31/8) membawa berkah tersendiri bagi mereka. Meski awalnya sempat diusir oleh aparat Satpol PP Kota Mataram, mereka akhirnya diizinkan menggelar dagangannya di Halaman Pendopo Walikota Mataram. Tidak berlama-lama, dagangan keempatnya langsung
diborong oleh Walikota Mataram ke-20. Sehingga, semua
tamu undangan disilahkan menikmati cendol gratis. (fit)
(Suara NTB/fit)
FOTO BERSAMA - Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh berfoto bersama empat orang pedagang cendol yang nekat berjualan pada acara tasyakuran HUT Kota Mataram ke20 di Halaman Pendopo Walikota Mataram, Sabtu (31/8)
SUARA NTB
Senin, 2 September 2013
Halaman 3
Dirgahayu Ke-20 Kota Mataram
H. Ahyar Abduh beserta Istri
DENGAN semangat peringatan hari ulang tahun ke-20 Kota Mataram, kita wujudkan stabilitas politik dan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Mataram yang “Maju, Religius dan Berbudaya”. Dua Dasa Warsa Pembangunan Kota Mataram semakin mandiri dan mencapai pembangunan yang membanggakan, berbagai capaian prestasi membanggakan ditorehkan pemerintah dan masyarakat Kota Mataram. Namun seperti disampaikan Gubernur Provinsi NTB Dr. TGH M. Zainul Majdi, bila prestasi terhenti pada tulisan sejarah, maka pembangunan akan terus bergerak.
Karenanya Pemerintah, masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan agar selalu menjaga agar perkembangan Kota Mataram selaras dengan daya dukung ruang dan kultur masyarakat. Menurut Walikota Mataram H. Ahyar Abduh kerja keras dan kerja sama yang sinergis antara Pemerintah dengan masyarakat menghasilkan berbagai penghargaan yang menjadi kebanggaan bersama. Piala Adipura, Penghargaan Langit Biru, Nominator 3 besar Innovative Government Award, dan Satya Lencana bidang Koperasi menjadi bukti nyata usaha keras segenap pihak selama setahun terakhir. Hal diharapkan dapat menjadi pemicu untuk terus berikhtiar dalam upaya membawa Kota Mataram
menjadi lebih baik lagi ke depannya, selain juga sinkronisasi dan koordinasi dengan pemerintah pusat dan propinsi NTB akan terus dijalin untuk menunjang keberhasilan pembangunan keseluruhan. Memasuki usia ke-20 Kota Mataram, pemerintah Kota Mataram terus memacu implementasi program percepatan pembangunan. Masih ada beberapa pekerjaan rumah yang perlu dituntaskan dimana pada tahun ini Walikota Mataram berkomitmen merampungkan semua program infratsruktur, untuk selanjutnya menitikberatkan pembangunan pada SDM serta pemberdayaan ekonomi kerakyatan. (humas)
H. Mohan Roliskana beserta Istri
Walikota dan Wakil Walikota Mataram bersama Gubernur Provinsi NTB dan Ketua DPRD Propinsi NTB serta Unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah
(Suara NTB/ist)
(Suara NTB/ist)
Peserta upacara peringatan hari ulang tahun Kota Mataram ke-20. (Suara NTB/ist)
Jajaran Panitia Peringatan HUT Kota Mataram ke-20, tampak Sekretaris Daerah Kota Mataram, Asisten Administrasi, Kepala Bappeda, Kepala Dinas PU serta Kepala Bagian Pemerintahan Setda Kota Mataram.
(Suara NTB/ist)
Walikota Mataram selaku inspektur upacara Peringatan hari ulang tahun Kota Mataram ke-20.
(Suara NTB/ist)
Walikota dan Wakil Walikota Mataram bersama Gubernur NTB memasuki tempat berlangsungnya upacara Peringatan HUT Kota Mataram Ke-20.
(Suara NTB/ist)
Prosesi pengibaran bendera oleh pasukan pengibar bendera HUT Kota Mataram ke-20.
(Suara NTB/ist)
(Suara NTB/ist)
Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh Ketua DPRD Kota Mataram, H.M. Zaini
(Suara NTB/ist)
Launching Layanan Kesehatan Gratis Kelas III RSUD Kota Mataram, diitandai dengan penekanan tombol oleh Walikota Mataram, Wakil Walikota Mataram dan Ketua DPRD Kota Mataram
(Suara NTB/ist)
Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana mengajak Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh berduet menyanyikan lagu ‘’Kemesraan’’ usai acara tasyakuran di Aula Pendopo Walikota Mataram, Sabtu (31/8). Kekompakan kedua pemimpin Kota Mataram ini disaksikan oleh istri masing-masing berikut Camat dan Lurah.
Istri Walikota Mataram Ny Hj. Suryani Ahyar Abduh bersama istri Wakil Walikota Mataram Ny Kinnastri Mohan Roliskana saat menghadiri upacara Peringatan HUT Kota Mataram ke 20
(Suara NTB/ist)
(Suara NTB/ist)
Dua orang Kepala Daerah Kota Mataram terdahulu, H.L. Mas’ud dan H.L. Mujitahid.
Penandatanganan prasasti menandai diresmikannya pembangunan 5 gedung baru kantor Kelurahan.
SUARA NTB Senin, 2 September 2013
SUARA PULAU SUMBAWA
Halaman 4
Sejumlah Tokoh Nasional Hadiri Masa Orientasi Mahasiswa UTS Mataram (Suara NTB) Sejumlah tokoh nasional akan menghadiri dan menjadi pembicara pada masa orientasi mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) yang rencananya berlangsung, 4-7 September di Kampus UTS yang berlokasi di wilayah Olat Maras Batu Alang Sumbawa. Rektor UTS, Dr.H. Zulkieflimansyah kepada Suara NTB, Minggu (1/9) kemarin menyebutkan, tokoh-tokoh nasional yang rencannya had(Suara NTB/ist) ir pada masa orientasi mahaH. Zulkieflimansyah siswa baru UTS akan berbicara dengan berbagai tema. Misalnya, Ketua DPR-RI, Dr.H. Marzuki Alie akan berbicara tentang pentingnya integritas untuk menjadi pemimpin nasional. Sedangkan Presiden Direktur BRI, Sofyan Basyir akan berbagai pengalaman dan pengetahuan tentang menjadi profesional dan berprestasi di dunia bisnis. Tidak saja tokoh politik dan perbankan yang rencanannya hadir pada kegiatan tersebut. Menurut Dr. H. Zulkieflimansyah yang akrab disapa Doktor Zul, Presiden Komisaris PT. NNT, Mr Blake Rhodes dan pengusaha muda, Anindya Bakrie juga direncanakan hadir. Keduanya akan berbicara seputar dunia bisnis. Blake Rhedes akan berbicara tentang dinamika bisnis global. Sedangkan Anindya akan bercerita tentang anak muda dan dunia bisnis Indonesia. Di luar itu tambah Doktor Zul, mahasiswa baru UTS akan berkempatan bertatap muka dan berdialog dengan Pemimpin Sumbawa dan NTB. Sebab Bupati Sumbawa, Drs. H, Jamaludin Malik dan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi akan tampil juga sebagai pembicara. “Kami juga mengundang tokohtokoh lokal untuk hadir dan berbicara di UTS,” ujarnya. Minat masyarakat untuk kuliah di UTS cukup tinggi. Buktinya kata dia, yang mengikuti seleksi masuk ke UTS cukup besar. Mereka tidak saja datang dari Sumbawa, tetapi juga ada yang datang, antara lain dari Bima, Dompu, Sumabawa Barat, Lombok, Jawa Tengah, Banten dan Jakarta. Dia berharap suatu saat Sumbawa bisa menjelma menjadi kota pendidikan utama di Indonesia. Meski UTS adalah perguruan tinggi yang baru katanya, namun mahasiswa UTS sudah memiliki prestasi akademik yang cukup membanggakan. Tahun ini UTS berhasil mewakili Indonesia bersama dua unversitas lain di Indonesia, ITB dan UI dalam kompetisi bioteknologi internasional. Untuk tahun pertama ini tambahnya, UTS menerima mahasiswa 282 orang. Mereka tersebar di 11 jurusan. Semua mahasiswa akan mendapatkan beasiswa selama 4 tahun penuh. “Seleksi mahasiswa yang kami lakukan ketat. Harapannnya, UTS bisa menghasilkan mahasiswa dengan kualitas yang sangat baik,” ujarnya. (049)
Kabupaten Bima BelumTerapkan E- Audit Mataram (Suara NTB) Kepala BPK RI Perwakilan NTB, Eldy Mustafa mengungkapkan, dari 11 pemda yang ada di NTB, hanya kabupaten Bima yang belum menerapkan e-audit untuk pemeriksaan laporan keuangan pemerintah daerah. Sementara ini untuk kabupaten Bima, pemeriksaannya masih menggunakan sistem manual. “Sebetulnya penerapan e-audit di NTB, kita sudah membuat kerjasama dengan pemprov dan pemda kabupaten/kota. Mereka sudah memasang alat yang bisa menjangkau data sehingga bisa nyambung ke BPK. Ada satu kabupaten yang belum yaitu kabupaten Bima karena masih manual,” ujar Eldy Mustafa ketika ditemui usai penandatangan pakta integritas lingkup pegawai BPK RI Perwakilan NTB, Sabtu. Ia mengatakan sistem peralatan yang menghubungkan data ke BPK harus nonstop 24 jam menyala 24 jam. Ia melihat, penerapan e-audit laporan keuangan pemerintah daerah di NTB menunjukkan kemajuan, pasalnya juga didukung oleh kepala daerah. “Ada kemajuan, tetapi harapan kita semua kabupaten/ kota bisa tersambung datanya dengan BPK,” harapnya. Penerapan sistem e-audit untuk pemeriksaan laporan keuangan pemerintah daerah berfungsi mengefisiensi penggunaan anggaran negara, sekaligus memudahkan pemantauan keuangan lembaga negara dan pemerintah daerah. E-audit merupakan program penggabungan data elektronik di BPK pusat atau disebut E – BPK dengan data elektronik yang disebut “auditee”. Melalui pusat data tersebut dapat melakukan perekaman, pengolahan, pemanfaatan dan monitoring data pada lembaga pengelola keuangan negara. Dengan cara ini, monitoring keuangan negara akan semakin tajam, serta pemeriksaan oleh BPK semakin efisien dan efektif. Akurasi data pun dapat lebih dipertanggungjawabkan tim auditor. Sisi lain penerapan program e-audit tersebut memberi manfaat mengurangi KKN secara sistemik, mendukung optimalisasi penerimaan negara, mendukung efisiensi dan efektifitas pengeluaran negara. Kantor BPK RI perwakilan NTB berlantai tiga di atas lahan seluas setengah hektar terdiri atas fasilitas penunjang, sarana teknologi informasi untuk mendukung proses pemeriksaan e-audit tersebut. (nas)
Proses PAW di DPRD Sumbawa dan Dompu Masih Diproses Sumbawa Besar (Suara NTB) Proses pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPRD Kabupaten Sumbawa dan Dompu, hingga kini masih diproses di KPU maupun di DPRD. Di Sumbawa, kepengurusan DPC Partai Bulan Bintang (PBB) setempat telah menyerahkan berkas PAW anggota DPRD Sumbawa yang meninggal, H. Abu Bakar BA, ke KPU Sumbawa. Untuk kemudian digantikan oleh Khaeruddin S.E, yang menempati posisi nomor urut dua dalam perolehan suara Pemilu legislatif 2009 lalu. Sekretaris PBB Sumbawa, Didi Dirgantara, S.E, Minggu (1/ 9) menjelaskan, berkas PAW sudah diserahkan ke KPU. Untuk dilakukan verifikasi calon pengganti almarhum. Informasinya, Senin (hari ini) KPUSumbawa menggelar pleno. Selanjutnya, akan dikembalikan ke DPRD Sumbawa dan menegaskan Khaeruddin sebagai pengganti . Baru kemudian DPRD menyerahkan ke Gubernur melalui Bupati. “Kita juga akan melengkapinya nanti dengan rekomendasi dari DPW PBB NTB. Setelah itu tinggal tunggu SK Gubernur,” terangnya. Komisioner KPU Sumbawa, Syukri Rakhmad, S.Ag, yang dikonfirmasi, mengaku telah melakukan verifikasi atas calon pengganti H. Abu Bakar. Senin diplenokan dan selanjutnya diserahkan ke DPRD Sumbawa. “Tinggal kita plenokan dan dikembalikan ke DPRD,” tukasnya. Ditarik Partai Sementara itu, penarikan kembali berkas PAW empat anggota DPRD Dompu berimbas pada dihentikannya proses berkas milik Junaidin, calon pengganti Ilham Yahyu, S.Pd dari PPD. Padahal proses berkas milik Junaidin ini tetap dilanjutkan ke KPU kendati pimpinan Dewan telah menyurati Gubernur untuk menghentikan dan menarik berkas PAW empat anggota Dewan. Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Dompu, Drs. H. Sudirman Hamid, MSI kepada Suara NTB mengatakan, berkas PAW milik Junaidin asal PPD yang akan menggantikan Ilham Yahyu tidak dilanjutkan prosesnya. Karena pimpinan partai asalnya telah menarik kembali PAW untuk keempat anggota Dewan. “PAW untuk Junaidin terhenti di Dewan karena keempat anggota Dewan telah menarik PAW-nya,” kata Sudirman. Diakui Sudirman, berkas PAW untuk Junaidin telah dinyatakan memenuhi syarat oleh KPU Dompu setelah sebelumnya KPU mengembalikan berkasnya. Berkas tersebut kini terhenti di Dewan karena adanya surat penarikan PAW dari pimpinan partai asalnya. “Karena sudah ada penarikan untuk pemberhentiannya, maka calon penggantinya pun tidak bisa diproses lanjut,” akunya. (arn/ula)
(Suara NTB/ars)
JASA ANGKUTAN - Perahu motor (boat) berjejer di Pelabuhan Soromandi, Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima. Sejak puluhan tahun lalu, boat menjadi jasa angkutan andalan masyarakat Kecamatan Donggo dan Soromandi ke pusat kota dan Kabupaten Bima, membantu mempersingkat jarak tempuh menjadi 30 menit, dari 1,5 jam untuk perjalanan darat.
Warga Dua Kelurahan Bentrok di Bima Kota Bima (Suara NTB) Belum usai bentrok antara mahasiswa STKIP Bima dengan warga Kelurahan Mande Kecamatan Mpunda, bentrok di Kota Bima kembali terjadi. Kali ini melibatkan kelompok pemuda Kelurahan Lewirato dan Kelurahan Penatoi Kecamatan Mpunda. Bentrok tersebut terjadi sekitar pukul 10.30 Wita. Berdasarkan informasi yang dihimpun, bentrok tersebut bermula ketika seorang warga Kelurahan Penatoi hendak masuk ke dalam lingkungan Kelurahan Lewirato. Namun saat itu, jalan masuk tak bisa dilewati karena pintu telah dipasangi portal oleh warga. Pasalnya di Kelurahan Lewirato sering terjadi aksi pencurian sepeda motor (curanmor). Pemuda Penatoi pun tak terima hingga akhirnya mendatangi warga dan mempertanyakan penutupan tersebut. Akibatnya cekcok tak dapat terhindarkan hingga terjadi bentrok. Seorang pemuda
Lewirato menjadi korban penganiayaan. Korban mengalami luka lecet dan terkilir di bagian pundaknya. Tak berapa lama, kedua kelompok pemuda ini pun terlibat saling serang. Hujan batu pun tak terhindarkan. Bahkan kedua belah pihak juga membawa senjata tajam. Tak berapa lama, aparat Kepolisian tiba dan melerai kedua kelompok pemuda ini. Saksi yang juga merupakan korban, Wawan, menuturkan motornya menjadi sasaran. Saat itu ada pemuda Lewirato yang dikejar oleh pemuda Penatoi saat ingin menutup Portal di jalan masuk samping barat
kantor Kehutanan Kabupaten Bima. Lantaran dipanggil, dia dan seorang temannya, Wawan datang untuk membantu. Namun saat tiba di lokasi, justru mereka berdua yang dikejar kembali oleh pemuda Kelurahan Penatoi yang membawa parang dan batu. “Karena melihat parang, kami lari,” ujarnya. Lantaran panik, dia pun terpaksa meninggalkan sepeda motornya. Sehingga menjadi sasaran pemuda Penatoi. Karena kalah jumlah, mereka akhirnya memanggil anak muda lain untuk menghalau serangan Pemuda Penatoi. Tiba di lokasi, saling serang dengan batu pun terjadi. Sesaat kemu-
Produksi Tempe di Dompu Terancam Gulung Tikar Dompu (Suara NTB) Produksi tahu tempe di Kabupaten Dompu terancam gulung tikar, menyusul mahalnya bahan baku kacang kedelai. Selain mahal, kualitas kacang kedelai lokal cukup rendah. Akibatnya, tahu tempe yang dihasilkannya pun menjadi terbatas dan tidak sebanding dengan hasil produksi dari kacang kedelai impor. Muksin H. Baharuddin pengusaha tahu tempe asal Desa Nowa Kecamatan Woja kepada Suara NTB, Sabtu (31/ 8) mengaku sejak beberapa tahun lalu pihaknya dihadapkan dengan kendala mahalnya kacang kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu tempe. Saat ini harga kacang kedelai Rp.700 ribu per 100 kg dari biasanya Rp 500.000. Sementara karyawannya empat orang dengan gaji perbulannya Rp.700 ribu untuk karyawan tahu dan Rp.500 ribu karyawan tempe. Selain gaji per bulan, karyawan ditanggung makan dan rokoknya setiap hari. “Biasanya harga kacang kedelai sebentar lagi akan kembali normal, karena petani akan segera panen kacang kedelainya,” ungkapnya. Muksin juga mengaku, dia tidak mengalami kendala dari
(Suara NTB/ula)
TAHU TEMPE - Muksin pemilik produksi tahu tempe di Desa Nowa Kecamatan Woja, Sabtu (31/8). ketersediaan kacang kedelai. Karena dia selalu menggunakan kedelai lokal, walaupun mahal. Tetapi kalau ada kedelai impor, dia lebih suka menggunakan kedelai impor ketimbang kedelai lokal. Harganya tidak terlalu mahal yaitu Rp.800 ribu/100 kg untuk Mataram. “100 kg kedelai impor ini bisa menghasilkan tahu tempe hingga Rp 2 juta, karena bijinya yang besar dan bersih,” terangnya. Mahalnya kacang kedelai beberapa tahun ini, menurut Muksin, membuat sejumlah rumah produksi tahu tempe di wilayah Desa Nowa dan Baka Jaya gulung tikar. Saat ini han-
ya dua rumah produksi tahu tempe yang masih aktif, sementara enam rumah produksi lainnya sudah gulung tikar. “Mereka tidak membuat tahu tempe lagi dan beralih menjadi petani karena punya sawah. Kita tidak punya sawah, kalau tidak buat tahu tempe, mau kerja apa?,” jelasnya. Biaya produksi yang ditanggung tiap bulannya selain gaji karyawan dan membeli kacang kedelai, Muksin mengaku, pihaknya harus membeli solar hingga Rp 1,5 juta, listrik antara Rp 250 ribu hingga Rp.300 ribu, dan air PDAM sekitar Rp.100 ribu per bulan. (ula)
Pembangunan TPA Batu Putih Mulai Dikerjakan Taliwang (Suara NTB) Dalam waktu tidak lama lagi pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) akan memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) permanen seperti daerah-daerah lainnya. Hal ini menyusul telah mulai dkerjakannya proyek pembangunan TPA Batu Putih yang didanai dari anggaran pusat. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) KSB H. Usman HI mengatakan, progres pembangunan TPA Batu Putih di lokasi saat ini mencapai 35 persen. Di mana beberapa bagian bangunan sudah mulai dibentuk, terutama lokasi penempatan pembuangan sampahnya. “Karena itu yang utama, makanya mungkin sengaja didahulukan,” terangnya kepada wartawan, Sabtu (31/8). Lokasi bangunan TPA Batu Putih sebelumnya adalah lokasi TPA sementara yang selama ini digunakan oleh Pemda KSB. Karenanya sebelum proses pembangunan dilaksanakan, dilakukan pembersihan lahan dengan menggunakan alat berat. Usman menjelas-
kan, sampah-sampah yang selama ini berada di lokasi TPA sementara waktu dipindahkan di lokasi pembuangan sementara yang masih berada satu kompleks dengan TPA. “Masih di situ juga kita tempatkan, tapi tidak mengganggu kegiatan pembangunan,” katanya. Seperti TPA pada umumnya, TPA Batu Putih nantinya akan dilengkapi sejumlah fasilitas pengolahan sampah. Seperti perangkat pemilah sampah, fasilitas pembersih unit pengangkut sampah dan paling penting fasilitas pengolahan limbah TPA. “Semuanya lengkap. Terutama soal penanganan dampak lingkungannya juga nanti akan ditempatkan di TPA. TPA kita ini nantinya modern,” ujar Usman. Pembangunan TPA Batu Putih ini sesuai dengan agenda pengerjaannya ditarget rampung pada bulan Desember tahun ini. Usman menguraikan, saat selesai nanti TPA Batu Putih berfungsi untuk menampung seluruh sampah dari seluruh kecamatan di KSB. Untuk mendukung hal
tersebut, BLH di sisi lain kini tengah mengupayakan melengkapi fasilitas mobilisasinya sehingga saat selesai, TPA Batu Putih sudah benar-benar dapat menerima sampah dari seluruh wilayah kecamatan. “Mungkin tidak bisa langsung terpenuhi peralatan mobilisasinya (alat pengangkut sampah). Tapi setidaknya, begitu TPA beroperasi sampahsampah dari kecamatan lainnya di luar Taliwang bisa sampai di sana,” sambung Usman. Dia menambahkan, peralatan mobilisasi sampah sudah hampir terpenuhi. Pada tahun 2014 mendatang, BLH telah menargetkan setiap lingkungan di masing-masing kelurahan memiliki minimal satu unit kendaraan roda tiga (Tossa) untuk mengangkut sampah warga setiap harinya. “Berdasarkan data kita, volume sampah terbesar berasal dari dalam kota (Taliwang). Makanya kita dahulukan melengkapi fasilitas pengangkutnya. Selain itu juga kan sekarang kita sedang galakkan menciptakan kota Taliwang bersih,” pungkasnya. (bug)
dian, pihak aparat kepolisian tiba dan melerainya. Wawan dan Windra mengaku, pemuda Lewirato hendak menutup portal tersebut karena sudah pukul 22.00 wita. Tapi oleh Pemuda Penatoi, malah mengejar pemuda Lewirato yang hendak menutup Portal. Karena tidak terima dengan sikap pemuda Kelurahan Penatoi yang berlebihan dan dinilai ikut campur masalah kelurahan lain, maka pihaknya pun ingin mendatangi pemuda Penatoi dan menanyakan sebab pengejaran tersebut. “Kami yang ingin menanyakan baikbaik malah kami yang dikejar dengan parang. Apa urusannya mereka dengan ditutupnya portal kami,” tandasnya. Mereka pun meminta kepada pihak Polisi untuk segera menangkap para pelaku pengejaran termasuk tiga orang pemuda masingmasing diketahui berinsial PR,
Gaf dan Bn yang merusak kendaraan mereka. Sementara tak berapa lama Bn dan PR kemudian diamankan aparat Polsek Rasa NaE Barat. Saat dikonfirmasi, Bn mengaku pihaknya tidak tahu apa–apa. Saat ingin bicara baikbaik dengan pemuda Lewirato, malah mereka dilempar dengan batu oleh pemuda Lewirato. “Akibat lemparan batu itu, tangan saya terluka. Saya tidak terlibat saling serang batu dengan pemuda Lewirato, saya langsung pulang,” tepisnya. Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Bima Kota AKP Agus Dwi Ananto yang ditemui di ruangannya membenarkan adanya insiden itu dan pihaknya sudah mengamankan dua orang pemuda Penatoi yang diduga melakukan pengerusakan. “Kami masih terus melakukan pemeriksaan,” tandasnya singkat. (use)
Festival Moyo
Koordinasi Panitia Harus Matang Sumbawa Besar (Suara NTB) Ketua Komisi IV DPRD Sumbawa, Sambirang Ahmadi, memperingatkan Pemkab Sumbawa untuk belajar dari kesalahan tahun lalu, dalam gelaran multi event Festival Moyo yang dibuka 18 September mendatang. Dengan lebih matang melakukan persiapan dan koordinasi kepanitiaan antarsektor. “Harus belajar dari pengalaman tahun kemarin, bisa lebih baik dipersiapkan, ada animonya. Kalau kemarin, ada beberapa kegiatan yang kurang maksimal, koordinasi antarsektor setengah hati. Sekarang jangan sampai terulang karena sudah yang kedua,” tandas Sambirang kepada Suara NTB, Minggu (1/9). Diharapkan kedepan, Festival Moyo menjadi event yang ditung-
gu masyarakat dunia yang ingin datang ke Sumbawa. Tentu harus mengesankan dari sisi persiapan dan segalanya. Event penting yang seharusnya langsung dipantau Bupati dengan menunjukkan kepada peserta festival. Event untuk meningkatkan geliat pariwisata, dan harus menjaid magnet tersendiri bagi peserta. Dalam hal ini, masyarakat lokal juga bisa mengambil peran dalam Pekan Budaya Samawa (PBS)-nya. Camat juga harus turun memotivasi masyarakat, agar kegiatan ini dirasakan animonya. “Promosi lebih dikencangkan. Sebagai magnet tersendiri menggerakkan pariwisata,” tukas Ketua DPC PKS Sumbawa ini. Pihaknya juga menyambut baik rencana Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang dijadwalkan membuka langsung event ini. (arn)
Tingkatkan Akreditasi
FKIP dan FISIP UNSA Terus Berbenah Sumbawa Besar (Suara NTB) Civitas akademika Universitas Samawa (UNSA) terus berbenah memperbaiki kualitas. Dua Fakultas, FKIP dan FISIP kini sedang berupaya meng-upgrade sekaligus meningkatkan nilai akreditasinya. Wakil Dekan FKIP, Rusdianto, M.Pd, Sabtu (31/8) menjelaskan, lima jurusan yang ada di FKIP semuanya sudah terakreditasi. Namun, jangka waktu yang berakhir, serta tuntutan adanya perbaikan dalam nilai akreditasi, membuat setiap jurusan mengajukan kembali akreditasi dimaksud ke Dikti. Untuk jurusan Pendidikan Ekonomi dan Koperasi (Penkop), telah dinilai oleh tim asesor dari Dikti. “Kita tinggal menunggu hasil. Mudah-mudahan ada peningkatan nilai,” sebutnya. Sedangkan empat jurusan lain, Pendidikan Bahasa, Pendidikan Biologi, Fisika dan Teknologi Pendidikan, sudah mengusulkan dan menyerahkan data untuk penilaian akreditasi baru. Seperti data mahasiswa, dosen dan sarana yang ada saat ini. Dalam waktu satu hingga dua bulan ke depan, tim dari Dikti akan turun ke UNSA. “Pada prinsipnya sudah lengkaplah dan kita terus lakukan pembenahan,” kata Rusdianto. Hal serupa juga tengah di-
(Suara NTB/arn)
Rusdianto
lakukan Jurusan Ilmu Aministrasi Negara FISIP UNSA. Ketua Tim Akreditasi, Amrullah M.Si, didampingi Wakil Dekan, Iwan Harwansyah, M.Si, menyatakan, semua persyaratan untuk peningkatan akreditasi sudah dipenuhi dan tim dari BAN Dikti juga sudah turun. “Jadi, sekarang kita tinggal menunggu hasil. Kita harapkan ada peningkatan dalam nilai akreditasi kita,” jelasnya. Iwan juga menambahkan rencana UNSA kedepan untuk menambah beberapa jurusan FISIP di UNSA. Seperti Ilmu Komunikasi yang dinilainya masih marketable saat ini. Serta beberapa jurusan lainnya sambil melihat perkembangan kebutuhan masyarakat akan jurusan baru yang diperlukan. (arn)
RAGAM
SUARA NTB Senin, 2 September 2013
Halaman 5
Soal Temuan BPK, Dirut RSU Salahkan TAPD
Koordinator Tak Tahu, Marinah Hardy Batal Pimpinan menyerahkan kepada BK. ‘’Bagaimana bentuk tindakannya, BK yang punya otoritas,” ujarnya. Sebenarnya menurut politisi PBB ini tidak masalah anggota Dewan kunker ke luar negeri asalkan prosedural dan ada permakluman atau pemberitahuan kepada pimpinan. ‘’Jalankanlah prosedur. Ada permakluman. Tidak suka-sukanya pergi tanpa izin, tanpa prosedur,” Syamsir mengingatkan. Tujuan kunjungan kerja yang diniatkan untuk kemaslahatan masyarakat NTB juga sangat baik, namun tetaplah harus prosedural. ‘’Tapi yang kami permasalahkan kami ingin semua berjalan sesuai aturan dan mekanisme,” ujarnya. Sampai saat ini pimpinan belum menentukan sikap terkait persoalan ini. Pihaknya hanya menyesalkan hal ini. Syamsir menegaskan pihaknya bukan ingin menghalangi kunker tersebut tapi diminta supaya etika dan pimpinan dihormati. Terpisah, anggota Komisi IV DPRD NTB, Drs. H. Marinah Hardy yang termasuk salah seorang dari sejumlah anggota Komisi IV dijadwalkan Kunker ke Jeddah, Arab Saudi 2-7 September 2013, mengakui memang sebelumnya ada rencana ia masuk dalam rombongan kedua. Namun karena beberapa pertimbangan akhirnya ia tidak jadi (batal) berangkat. Walaupun agenda kunker tersebut untuk tujuan memantau para TKI dan mendalami persoalan TKI/TKW asal NTB disana, namun karena munculnya penilaian masyarakat yang kurang respek terhadap kunjungan kerja ke luar negeri membuatnya memikirkan kembali keikutsertaannya. ‘’Syukur ada teguran-teguran (dari masyarakat), sehingga teguran itu menjadi pertimbangan,” ujarnya. Sementara, keberangkatan rombongan kedua pejabat beserta anggota DPRD NTB ke Jeddah, yang dijadwalkan pada awal bulan ini masih diselimuti ketidakpastian karena masih adanya sejumlah prosedur yang harus dilalui. Demikian disampaikan anggota Komisi IV DPRD NTB, H. Musleh Kholil, S.IP, yang dikonfirmasi Suara NTB, Minggu kemarin. Musleh menjelaskan, hingga kemarin pihaknya belum bisa memastikan keberangkatan rombongan kedua yang akan menuju ke Timur Tengah tersebut. Hal ini dikarenakan adanya sejumlah prosedur yang masih harus dilalui. Saat ditanya lebih lanjut, Musleh menegaskan pihaknya belum bisa memberikan informasi lebih jauh. Menurutnya, pihaknya baru bisa memperoleh gambaran lebih jelas setelah adanya konsultasi yang digelar hari ini. Mantan Kadisnakertrans NTB, Ir. H. Mokhlis, yang dikonfirmasi Suara NTB, Minggu kemarin tidak memberikan penjelasan terkait persoalan ini. ‘’Kemarin kan sudah kami jelaskan,” elaknya. Sebelumnya, dalam sebuah keterangan pers, Mokhlis menjelaskan bahwa kepergian mereka ke Jeddah dan Abu Dhabi dimaksudkan untuk melihat kondisi TKI sekaligus memperoleh gambaran peluang penempatan tenaga kerja di kedua daerah tersebut, khususnya Abu Dhabi. Bahkan, Mokhlis menegaskan bahwa dari pembicaraan panjang dengan Wakil Dubes RI disana, pihaknya memperoleh gambaran mengenai peluang penempatan tenaga kerja yang cukup banyak. ‘’Mereka menjanjikan kita ada tiga peluang besar, dengan kuota yang tidak terbatas. Pemerintah Abu Dhabi di Emirat itu membutuhkan banyak betul perawat, atau tenaga kesehatan dengan gaji sampai 7000 dirham sekitar Rp 21 juta / perbulan. Itu disiapkan perumahan, tunjangan operasional dan lain – lain,” sebutnya. Menurutnya, jika Pemerintah NTB berkenan, pihak Kedubes RI juga siap memfasilitasi komunikasi dengan Pemerintah Abu Dhabi. Ia menambahkan, saat ini di Abu Dhabi juga membutuhkan tenaga kerja sarjana kimia dan perminyakan untuk bekerja di sebuah perusahaan bernama PT. Gasco. ‘’Gajinya bisa sampai 250 juta sebulan. Kalau ada orang NTB, kami siap PT. Gasco dengan gaji 10.000 dirham perbulan 30 juta perbulan. Sekarang lebih kurang 500 orang warga Indonesia di Gasco itu,” jelasnya. Menurut Mokhlis, pihak Kedubes RI disana menilai bahwa pembangunan ketenagakerjaan di NTB saat ini sudah on the track. Hal ini dikarenakan adanya komitmen Gubernur NTB untuk terus memberlakukan moratorium itu secara permanen untuk pengiriman tenaga kerja pembantu rumah tangga. ‘’Moratorium kita itu memang sudah ditegaskan oleh Gubernur NTB, dan sekarang dipermanenkan oleh nasional. Karena kebijakan Pak Gubernur kita, stop pengiriman PRT itu. Itu yang saya katakan on the track,” pungkasnya. (yan/aan)
Dari Hal. 1
SMK Pelayaran Tutup Kegiatan Madabintal di Pantai Kerandangan Sebelum penutupan Minggu pagi, Sabtu (31/8) alu, diawali dengan long march para siswa menuju pantai, dilanjutkan Sabtu malam dengan kegiatan jurit malam yang diisi berbagai kegiatan. Kegiatan lain adalah pelantikan siswa baru atau yang disebut catar (calon taruna). Sebelum upacara digelar, kegiatan diawali dengan sarapan nasi yang dicampur aduk dengan suplemen dan jenis makanan yang tidak biasa disantap. Tentu rasanya pun tidak nyaman di perut. Sehingga banyak diantara catar yang tak mampu menahan muntah. Tapi menurut Kepala Sekolah SMK Pelayaran Mataram, Dra. Baiq Yusriana, ini adalah rangkaian tradisi penggemblengan mental, fisik dan jiwa korsa para catar. “Tapi belum selesai sampai disini, karena masih ada penggemblengan mental lainnya dalam bentuk pengambilan seragam dan baret,” kata alumnus Resimen Mahasiswa (Menwa) Rinjani, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMM) Tahun 1990-an ini. Di bawah instruktur Serda Daimun dari Marko Angkatan Laut Mataram dan sejumlah personel Menwa lainnya, proses penggemblengan catar berakhir dengan upacara penanggalan tanda peserta catar. Baiq Yusriana bertindak sebagai pembina upacara. Dalam proses upacara penutupan itu, dilakukan pencopotan kalung tanda peserta dan penyiraman kepala peserta dengan kembang tujuh rupa, diwakili oleh dua catar. Puncak penutupan, ditandai dengan rentetan letusan kembang api. Acara hiburannya, aksi “balas dendam” para siswa catar dengan menceburkan para seniornya ke laut. Menurut Baiq, peserta Madabintal untuk angkatan ke 10 tahun ini, ada 40 orang. “Satu siswa keluar karena sakit,” sebutnya. Sementara animo pendaftar mencapai 80 orang, baik online maupun mendaftar langsung. Namun yang meregistrasi mencapai 68 pendaftar. Setelah tereduksi melalui tiga tahapan seleksi, menjadi 41 siswa. “Banyaknya animo membuat kami sempat memperpanjang pembukaan pendaftaran,” sebutnya. Para siswa ini selanjutnya akan menempuh pendidikan yang setara SMA. Namun mereka yang dididik ini, akan menjadi calon perwira dengan peluang kerja menjadi kapten kapal. ‘’Mereka kami harapkan menjadi perwira yang punya kemampuan teknis, punya kecerdasan saat menjadi kapten kapan nanti,” tuturnya. Sebagai pendiri, ia punya alasan, sehingga mendirikan sekolah pelayaran tersebut, meskipun harus dengan dana sendiri. ‘’Salah satu alasan saya, ketika puluhan tahun menjadi pelayar, saya sedih, karena tidak ada satu pun dari orang NTB yang pernah menjadi kapten,” tuturnya. Dengan tekad bersama suaminya, sekolah itu dirintis ibu dua anak asal Desa Rarang Kecamatan Terara, Lombok Timur ini. Lebih khusus lagi, ia berharap, ada perwira dari Lombok yang mampu tampil menjdi kapten kapal yang handal. Tidak hanya menjadi kapten kapal, para siswa yang lulus juga diprioritaskan menjadi calon anggota TNI khususnya Angkatan Laut. (ars/*)
Dari Hal. 1
(Suara NTB/ist)
DONOR DARAH MASSAL - Radio Global FM Lombok bekerjasama dengan MGM Supermarket, Harian Suara NTB dan PMI Unit Transfusi Lombok Barat, Minggu (1/9), menggelar donor darah massal dipusatkan di pelataran parkir MGM Supermarket. Acara bakti sosial ini disambut antusias karyawan-karyawati MGM dan masyarakat umum. Tercatan lebih dari 50 kantong darah terkumpul pada hari itu. Acara ini juga didukung oleh Toko Sepatu dan Sandal Cakarmas.
Inisiasi HUT Iwaba Nasional dari NTB Mataram (Suara NTB) Jajaran pengurus Ikatan Wanita Perbankan (Iwaba) Provinsi NTB menginisiasi Hari Ulang Tahun (HUT) Iwaba nasional dari NTB. Pasalnya, selama ini belum ada tanggal yang pasti terkait dengan hari lahirnya organisasi wanita dari para wanita perbankan atau istri pegawai perbankan tersebut. Untuk menginisiasi HUT Iwaba nasional tersebut, jajaran pengurus Iwaba NTB mengundang salah seorang pubic figure, Iwet Ramadhan untuk memberikan materi seminar tentang public speaking kepada seluruh anggota Iwaba Provinsi NTB di Hotel Santika Mataram, Sabtu (31/1). Acara seminar sehari tersebut serangkaian juga dengan launching HUT Iwaba Provinsi NTB yang ditetapkan pada tanggal 14 Agustus 2013 lalu. Sehingga, untuk tingkat Provinsi NTB, peringatan HUT Iwaba akan rutin dilaksanakan setipa tanggal 14 Agustus. Ketua Iwaba Provinsi NTB, Nyonya Dewi Bambang Himawan mengatakan dalam memperingati HUT Iwaba Provinsi NTB yang mulai di-launching tahun ini pihaknya menginginkan kegiatan yang dilakukan berbeda dengan kegiatan yang dilakukan organisasi wanita lainnya. Sehingga dipilihlah kegiatan seminar sehari dengan mengundang public figure, Iwet Ramadhan yang berprofesi sebagai presenter di TV swasta nasional. ‘’Menginisiasi HUT Iwaba ke tingkat nasional salah satunya dengan mengundang public figur ini. Karena secara nasional belum ada HUT nya tanggal berapa,”
ujarnya didampingi Wakil Ketua Iwaba Provinsi NTB, Nyonya Pudji Isdriani Komari Subakir. Dikatakan, dengan adanya kegiatan seminar public speaking tersebut diharapkan para anggota Iwaba Provinsi NTB memiliki tambahan pengetahuan tentang bagaimana berkomunikasi dengan para nasabah dan masyarakat pada umumnya. Selain itu sudah saatnya anggota Iwaba Provinsi NTB bisa berbicara di depan publik.”Sehingga otomatis terdukung kariernya, karena belum banyak anggota Iwaba belum bisa bicara didepan orang banyak,”katanya. Istri dari Kepala BI Perwakilan NTB ini menambahkan, serangkaian kegiatan dalam launching HUT Iwaba NTB tersebut telah dilakukan beberapa kegiatan sejak bulan puasa lalu. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain kegiatan bhakti sosial dan pemberi-
an santunan kepadaanaka yatim dan fakir miskin sebanyak 50 orang. Selain itu, kegiatan bazar bagi seluruh anggota Iwaba Priovinsi NTB. Sementara itu, Wakil Ketua Iwaba Provinsi NTB, Nyonya Pudji Isdriani Komari Subakir menambahkan, salah satu kegiatan yang bisa dilakukan oleh para anggota Iwaba di daerah ini adalah mempromosikan NTB lewat tulisan. Menurutnya, NTB memiliki ragam potensi kekayaan mulai dari keindahan alam, budaya, adat istiadat dan lainnya. ‘’Mari promosikan NTB lewat menulis tentang NTB. Jika tidak bisa dengan lisan dalam mempromosikan itu maka bisa lewat tulisan,” ajak Istri Direktur Utama Bank NTB, H.Komari Subakir ini. Ia melihat potensi para ibuibu anggota Iwaba Provinsi NTB banyak yang produktif tetapi masih banyak potensi tersebut yang belum digali. (nas)
(Suara NTB/cem)
LAUNCHING - Suasana launching HUT Iwaba NTB.
Cari Negara Alternatif Dari Hal. 1 ‘’Kita lagi berusaha cari kedelai dari tempat-tempat lain seperti Paraguay, Brazil, Argentina. Ini sedang dipelajari oleh seluruh pelaku usaha supaya kita mampu membantu stabilisasi harga,’’ kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan di Jakarta. Gita kembali menekankan bahwa selama ini kenaikan harga kedelai dikarenakan produksi nasional jauh lebih sedikit dari kebutuhan nasional. Untuk menurunkan harga, Indonesia terpaksa mengimpor kedelai yang mayoritas dari Amerika Serikat. Permasalahannya saat ini nilai tukar rupi-
ah terhadap dolar Amerika tengah bergejolak sehingga akan mempengaruhi impor kedelai dari Negeri Paman Sam itu. “Kedatangan (impor kedelai) dari luar negeri ini terkait dengan gejolak nilai tukar beberapa waktu yang lalu, tapi saya percaya dengan langkah-langkah yang diambil pemerintah bisa mendorong stabilisasi harga kedelai ini. Intinya kalau stok ada, stabilitas nilai tukar ada, stabilitas harga kedelai akan tetap ada,” ujarnya. Gita mengatakan Kemendag akan terus berkomunikasi dengan pemangku kepentingan termasuk pengusaha, pedagang dan perajin. Lebih jauh dia mengatakan bahwa izin impor kedelai sudah
dikeluarkan pada Kamis (29/8) lalu kepada sejumlah pengusaha. Di sisi lain menurut Gita, petani sudah mulai semangat untuk menanam kedelai kembali yang diperkirakan akan panen dalam dua hingga tiga bulan ke depan. ‘’Untuk izin impor kedelai yang sudah diberikan, biasanya datangnya dua sampai empat minggu, nanti saya akan diinformasikan. Tapi saya garis bawahi bahwa pasokan cukup sampai beberapa bulan ke depan’’ kata dia. Ke depan, lanjut Gita, produksi kedelai nasional harus jauh ditingkatkan, agar ketergantungan terhadap impor tidak terlalu berlebihan layaknya saat ini. (ant/Bali Post)
Dompu (Suara NTB) Hasil audit regular BPK terhadap laporan keuangan Kabupaten Dompu tahun 2012 masih ditemukan ada pengelolaan pendapatan asli daerah (PAD) yang tidak melalui mekanisme APBD. Jumlah PAD yang tidak dimasukan dalam APBD itu sekitar Rp.11 miliar yang bersumber dari layanan Jamksemas dan Askes di RSU Dompu. Namun Direktur Utama (Dirut) RSU Dompu menyalahkan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) karena telah diingatkan sebelumnya. Dirut RSU Dompu, dr H Ahmad Faisal, Sp.A ketika dikonfirmasi Suara NTB mengaku, temua BPK soal PAD yang bersumber dari layanan Jamkesmas dan Askes sekitar Rp.11 miliar sebenarnya telah diingatkan kepada TAPD agar dimasukkan dalam APBD. Namun TAPD mengarahkan tidak perlu, karena uangnya akan dikembalikan ke RSUD. “Kalau dimasukkan ke APBD akan kelihatan PAD Dompu besar, sementara tidak bisa dikelola ke kegiatan lain,” katanya. Pengelolaan anggaran yang bersumber dari jasa layanan Jamkesmas dan Askes, dika-
takan Ahmad Faisal, hanya menggunakan Peraturan Bupati (Perbup). Karena jasa layanan ini diarahkan kepada petugas medis dan para medisnya. “Selama ini kita menggunakan Perbup saja untuk pengelolaannya,” akunya. Mekanisme pengelolaan PAD ini berpeluang menimbulkan kerugian negara karena diduga pengelolaannya kurang transparan. Bisa jadi pendistribusiannya tidak merata dan bahkan berpeluang diselewengkan. Namun Dirut RSU Dompu mengaku, pengelolaan ini tetap mendapat pengawasan. “Tetap diawasi dan diaudit,” katanya. Sebelumnya, Bupati Dompu, Drs H Bambang M Yasin mengaku, laporan keuangan Pemda Dompu tahun 2012 mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Opini ini merupakan kemajuan bagi laporan keuangan Dompu yang selama 6 tahun berturut – turut mendapat ‘disclaimer’ (tidak bisa member penilaian). Tetapi dalam catatan BPK disebutkan terdapat pengelolaan PAD sebesar Rp.11 miliar dari jasa layanan Jamkesmas dan Askes di RSU Dompu yang tidak masuk dalam APBD. (ula)
Apresiasi Pembangunan Infrastruktur dan Kondusivitas Mataram Dari Hal. 1 akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi ibukota Provinsi NTB ini. ‘’Tapi ternyata tidak. Alhamdulillah pertumbuhannya justru menggeliat,’’ cetusnya. Kondisi ini diharapkan berdampak pula pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Artinya, antara pertumbuhan ekonomi dengan kesejahteraan masyarakat harus berjalan beriringan. Dari segi keamanan, politisi Partai Demokrat ini juga mengapresiasi kondusivitas yang berhasil diciptakan semua pihak di Kota Mataram. Moto Mataram maju, religius dan berbudaya diharapkan tercermin dalam kegiatan pemerintahan di Mataram. ‘’Kalau maju religius ini kan sudah lama ya, berbudaya ini yang perlu ditonjolkan,’’ cetusnya. Karenanya, ia berharap event-event budaya harus mendapat perhatian serius dari Pemkot Mataram. Termasuk event budaya lebaran topat. ‘’Ada juga event budaya lain yang bisa diangkat di Mataram ini,’’ ujarnya. Menurut Zaini, meskipun Kota Mataram bukan merupakan daerah tujuan pariwisata, tetapi sebagai daerah transit, event budaya daerah ini berpontensi laku ’’dijual’’. Apalagi, di Mataram makin banyak hotel bermunculan. Ia mengimbau supaya atraksiatraksi budaya lebih ditonjolkan. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat image Mataram sebagai kota berbudaya. Terhadap tiga program unggulan Kota Mataram, yakni pengembangan ekonomi rakyat atau yang lebih populer dengan istilah PER, Zaini mengatakan, pertumbuhan ekonomi Kota Mataram terbilang cukup tinggi. Bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi provinsi maupun nasional. Dewan mendorong program PER ini memberi manfaat langsung bagi kesejahteraan masyarakat.
Salah satu terobosan Kota Mataram yang mendorong terus meningkatnya pertumbuhan ekonomi adalah, penciptaan 500 wirausaha baru. ‘’Ini perlu digalakkan dan dipantau. Bagaimana yang dulu dibentuk itu, apakah sudah berkembang ’’ tanyanya. Dengan upaya pemantauan ini diharapkan terus berkelanjutan. Sedangkan masalah infrastruktur, pihaknya, sambung Zaini, tidak menutup mata terhadap keberhasilan Kota Mataram di bidang pembangunan fisik. Ini terbukti dengan pembukaan beberapa jalan baru di Kota Mataram sehingga memudahkan akses ekonomi masyarakat. Memang ada beberapa ruas jalan di mana pada saat-saat tertentu tingkat kepadatannya cukup tinggi. Hal inilah, yang harus menjadi pemikiran bersama. Tidak menutup kemungkinan, beberapa tahun ke depan Mataram bisa jadi seperti Jakarta yang kerap dilanda macet. Ia menyebutkan titik kemacetan biasanya terjadi antara lain di perempatan Rembiga, ruas jalan yang ada di depan Bank Indonesia. ‘’Bagaimana modelnya, ini perlu dikaji kebijakannya antara legislatif dan pemerintah daerah,’’ katanya. Sementara itu di bidang pendidikan, menurut dia, khususnya pada saat penerimaan siswa baru, dari tahun ke tahun cukup merepotkan. Selain itu, Zaini juga menyoroti tidak sebandingnya jumlah SMA sederajat di Mataram dengan jumlah lulusan dari bangku SMP. Disisi lain, sekolah swasta juga perlu diperhatikan. ‘’Bagaimana polanya, ini perlu dipikirkan,’’ imbuhnya. Supaya masalah ini tidak terus terulang. Ia berharap, persoalan tersebut dapat diminimalisir bahkan dihilangkan. Masih soal pendidikan, menurut dia, siswa-siswa berprestasi harus diperhatikan. (fit/*)
Warga Longseran Bakar Pipa Bantuan Pemerintah Dari Hal. 1 ‘’Katanya pipanya ini bagus tetapi ternyata kualitasnya jelek. Kalau jenis pipa ini cocoknya untuk pembuangan saluran WC,” ujar Mahrim, warga setempat Minggu (1/9) kemarin. Jeleknya kualitas bantuan pipa saluran irigasi diketahui warga setelah beberapa kali pipa bantuan pemerintah ini disambung langsung jebol dan meledak. Menurut Suhardi Idris lainnya, pipa bantuan ini sudah tidak berfungsi lagi selama setahun terakhir. Padahal warga di tiga dusun, yaitu Dusun Longseran Barat Utara, Longseran Barat Selatan dan Longseran Timur sangat membutuhkan sarana air bersih untuk keperluan mandi dan memasak. Saluran air sangat dibutuhkan, karena sumber mata air Trawasan yang biasa dimanfaatkan warga sudah mulai mengecil. Wargapun mencari sumber mata air lain yaitu mata air Durian, yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air bersih warga di tiga desa. Namun sayang, bantuan pipa yang menurut informasi diberikan melalui dinas terkait di Lombok Barat (Lobar) tidak layak pakai sehingga tidak bisa dimanfaatkan.
Kecurigaan warga pun beralasan karena setelah dicek di toko bangunan, harga pipa satu lonjor dengan jenis yang sama hanya berkisar Rp 35.000 per lonjor atau total senilai Rp 20 juta untuk keseluruhan pipa bantuan sebanyak 400 lonjor yang diterima warga. Padahal menurut informasi, total bantuan untuk pembelian pipa air bersih bernilai Rp 95 juta. Karena tak bias difungsikan, warga pun mencabut pipa bantuan ini dan membakar pipa bantuan pemerintah itu. ‘’Katanya ini bantuan Rp 95 juta, tapi inikah Rp 95 juta? Belum dipakai saja sudah rusak, sudah meledak,” kata warga kesal. Wargapun merasa semakin dibohongi bahwa pemberi bantuan menjanjikan akan memberikan upah harian bagi warga yang ikut mengerjakan proyek tersebut. Namun kenyataannya tidak ada upah sepeserpun yang diterima warga. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari, warga terpaksa berjalan beberapa kilometer mendaki bukit. Apalagi jika musim kemarau datang, warga harus rela menempuh medan yang terjal untuk bisa mendapatkan air. Karena ke-
butuhan air bersih merupakan kebutuhan yang mendesak, warga pun berinisiatif mengganti pipa dengan kualitas lebih bagus. Secara swadaya, warga Dusun Longseran yang rata-rata berpenghasilan rendah iuran sebesar Rp 100.000 per KK. Dari iuran dan pinjaman kas masjid, wargapun bergotong royong mengganti pipa bantuan dengan pipa baru yang lebih bagus kualitasnya. Kini sebanyak 300 lonjor pipa senilai Rp 19,2 juta ditelah dibeli secara swadaya oleh warga untuk mengganti pipa bantuan pemerintah tersebut. “Masyarakat berharap bantuan pipa walaupun dari manapun bantuan, maunya yang kuat supaya masyarakat tidak terbebani,” pungkas Mahrim. Akui Pipa Tak Sesuai Spek Sementara, Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan (Pertanakbun) Lobar, Ir. H. Chairul Bahtiar, MM membantah aksi pembongkaran pipa yang dilakukan warga di Longseran Barat Utara, Desa Langko sebagai bentuk protes terhadap proyek pipa irigasi di daerah itu. Menurutnya, itu murni karena warga bergotong-royong ingin mengganti pipa yang di
beberapa titik mengalami kerusakan. Karena proyek pipa irigasi ini sendiri dikerjakan tahun 2012 lalu. Namun, Bahtiar mengakui kalau proyek itu tak sesuai spek. Pipa yang dipasang menggunakan pipa tidak sesuai spek sehingga ia meminta pemborong menggantinya. Penggantian oleh pemborong pun telah selesai saat proyek itu dikerjakan. “Aksi warga itu bukan membongkar tapi memperbaiki pipa irigasi itu. Namun memang ketika dikerjakan, pipa yang dipasang pemborong tak sesuai spek,”aku Bahtiar ketika dimintai keterangan terkait aksi warga tersebut. Bahtiar menjelaskan, proyek pipa irigasi itu senilai Rp 90 juta lebih. Proyek itu dikerjakan tahun 2012. Pemborong memasang pipa itu untuk jadi saluran irigasi. Namun setelah dicek oleh dinas, pipa yang dipasang tidak sesuai spek. Akhirnya, pipa itupun dibongkar dan dibawa turun untuk diganti. Saat itu, pembongkaran pipa itu disaksikan oleh kepala desa dan PPK. Pihaknya menolak proyek itu. Pihak Dinas Pertanakbun Lobar pun meminta pipa itu diganti dengan pipa lain yang sesuai spek. Pihak pemborong pun menyanggupinya dan lang-
sung menggantinya pada waktu itu. Setelah diiganti, tidak ada masalah. Pipa itu bisa dimanfaatkan sebagai saluran irigasi. Namun kemungkinan katanya, karena faktor usia sehingga terjadi kebocoran. Kebocoran itu pun bukan di pipa utama, namun di bagian penghubungnya saja di beberapa titik. Namun ia tak tahu, kenapa kemudian seolah-olah warga melakukan pembongkaran. Menurut informasi, karena ingin diganti secara swadaya masyarakat. Konon, iuran swadaya mencapai Rp 20 juta. Ia menampik, kalau dinas tak memperhatikan karena pihaknya akan melakukan perbaikan. Hal senada disampaikan Camat Lingsar, Suparlan, S.Sos. Ia menampik aksi warga itu merupakan pembongkaran paksa karena menuntut proyek itu. Namun a mengaku, informasinya karena tak sesuai spek sehingga pipa itu tidak bisa optimal berfungsi. “Sudah diganti oleh pemborong, namun belum maksimal juga sehingga warga membongkar dan mengganti secara swadaya,”ujarnya. Warga katanya mengerjakan secara gotong royong. Pipa ini dipasang di daerah Longseran Timur. (nia/her)
SUARA NTB Senin, 2 September 2013
Berhenti Berproduksi KENAIKAN harga kedelai dalam beberapa pekan terakhir, benar-benar menjadi pukulan telak bagi para perajin tahu tempe. Tidak terkecuali di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng). Bahkan, di Loteng sendiri banyak perajin tahu tempe yang terpaksa menghentikan kegiatan usahanya. Lantaran sudah tidak mampu lagi membeli kedelai sebagai bahan baku utama pembuatan tempe. “Kalau dikatakan bangkrut, mungkin tidak. Hanya menghentikan usaha saja. Karena memang harga kedelai sudah tidak terjangkau lagi saat ini,” aku H. Nurudin, perajin tahu tempe asal Desa Puyung Jonggat, kepada Suara NTB, Sabtu (31/8). Ia mengungkapkan, tidak terjangkaunya harga kedelai saat ini, karena kenaikannya sudah terlalu tinggi. Di satu sisi harga tempe dan tahu di pasaran tidak banyak berubah. Pasalnya, kalau harga tempe dan tahu dinaikkan, pasti tidak akan laku. Sehingga untuk menghindari kerugian yang cukup besar, para perajin terpaksa menghentikan akivitas usahanya untuk sementara waktu. Sembari menunggu harga kedelai di pasaran turun. Ia mengungkapkan, di Desa Puyung sendiri yang memang dikenal sebagai sentral produksi tahu tempe di Loteng, tinggal sebagian kecil saja yang masih berproduksi. Sedangkan, sebagian besar lainnya memilih untuk istirahat. Sambil melihat situasi perkembangan harga bahan baku. “Penghentian produksi ini sifatnya sementara saja. Jika harga sudah kembali normal, baru akan kembali berproduki,” tegasnya. H. Nurudin menambahkan, beberapa perajin memang masih berproduksi. Tapi itu lebih dikarenakan alasan pelanggan saja. Karena rata-rata sudah punya pelanggan tetap yang memang harus tetap disediakan. Kalau tidak, khawatirnya pelanggan tersebut akan kecewa dan tidak mau membeli lagi. Sehingga tetap berproduksi, walaupun harus membeli kedelai dengan harga selangit. “Bagi yang tidak punya pelanggan tetap, menghentikan produksi menjadi pilihan yang realiastis untuk saat ini. Guna menekan potensi kerugian,” tegasnya. Itupun bagi yang tetap berproduksinya, jumlah produksinya dikurangi hingga setengah dari jumlah produksi normal. Diakuinya, kalau masalah stok kedelai sebenarnya ada. Hanya saja persoalan harga yang terlalu yang tidak mampu dipenuhi. Di mana pada harga normal, kedelai bisa diperoleh dengan harga Rp 6.000 hingga Rp. 7.000 per kg. Tetapi sekarang harganya sudah menyentuh harga Rp 10 ribu per kg. Dan, hampir setiap hari harga terus naik. “Hari ini kita beli tempat, besok harganya sudah naik lagi,” tambah Amrah, perajin tempe lainya. Kedelai itupun tidak dibeli di pasar. Tapi dari pengepul yang ada di desa setempat. Karena di pasaran sudah tidak ada lagi. Pengepul tersebut memperoleh tempe dari perajin besar dari Mataram. Lebih lanjut, H. Nurudin menambahkan, kenaikan harga kedelai saat ini diduga bukan karena stok yang terbatas. Tapi lebih dikarenakan adanya permainan dari pengepul dan saudagar kedelai. Karena berbicara stok sebenarnya masih ada. Hanya saja, sengaja dibatasi supaya harga kedelai bisa naik. (kir)
(Suara NTB/kir)
TAK DIFUNGSIKAN - Alat pengering tempe milik salah satu perajin tempe di Desa Puyung Jonggat Loteng, kini tidak difungsikan lagi.
Kerajinan Terompah Tetap Eksis JUMLAH perajin sandal terompah (sandal berbahan kayu) di NTB saat ini bisa dikatakan sudah sedikit. Bahkan bisa dikatakan sudah terancam punah. Lantaran kalah bersaing dengan produk serupa yang menggunakan bahan karet dan sintetis. Namun bagi Amaq Kamarudin, kondisi tersebut bukanlah halangan baginya untuk terus bergelut memproduksi sandal tradisional tersebut. Baginya sandal terompah (di Jawa disebut dengan bakiak, red) harus tetap eksis kendati berada di tengah kepungan sandal modern. Menurut warga asal Rarang Lombok Timur (Lotim) ini, memproduksi sandal terompah bukan sekadar bagian dari misinya untuk melestarikan sandal terompah. Namun lebih dari itu. Bahwa dari sandal terompah itu pulalah ia menggantungkan keberlangsungan ekonomi keluargnya. Supaya tetap survive, tanpa harus menggantungkan hidup kepada orang lain. Ditemui di bilangan Kota Praya, Sabtu (31/8), Amaq Kamarudin menuturkan awal mula dirinya menekuni usaha produksi sandal terompah tersebut. Namun ia sendiri mengaku lupa, kapan pastinya usaha tersebut mulai digelutinya. “Saya lupa kapan. Tapi yang saya ingat sejak Soekarno pertama kali diangkat jadi Presiden usaha ini sudah saya tekuni,” akunya. Menurutnya, dirinya tertarik menggeluti profesi sebagai perajin sandal terompah karena pada waktu itu sandal terompah sudah mulai dikenal luas. Maklum, pada zaman itu belum ada produk sandal hasil pabrik seperti sekarang ini. Dan, di era modern seperti sekarang ini profesi itupun terus ditekuninya. Diakuinya, dirinya memang tidak punya pilihan lain untuk menunjang ekonomi keluarganya. Karena itulah satu-satunya keahlian yang dimilikinya. “Mau usaha apa. Saya tidak punya keahlian lain. Sehingga usaha ini tetap saya jalani dengan ikhlas,” sebut Kamarudin. Dari usaha tersebut, dirinya bisa menafkahi istri dan enam orang anaknya hingga dewasa. Setiap hari, ia pergi berjualan sandal hasil karya tangannya tersebut dari satu tempat ke tempat lain. Dalam seharinya, ratarata ia bisa menjual antara lima sampai 10 pasang sandal. Dengan harga rata-rata untuk satu pasangnya sebesar Rp 15 ribu. “Sebenarnya tergantung ukuran, semakin besar ukuran semakin mahal harganya,” tutur pria 80 tahun ini. Untuk membuat satu pasang sandal terompah, lanjutnya, bukan perkara mudah. Karena memang butuh ketekunan dan keahlian. Di mana dalam sehari, kalau dilakoni dengan tekun ia bisa membuat hingga 10 pasang sandal terompah. Dan, semua itu dilakukan tanpa bantuan mesin. Tapi dengan mengandalkan alatalat tradisional. (kir)
(Suara NTB/kir)
TEROMPAH - Amaq Kamarudin, perajin sandal terompah tengah menggelar hasil karyanya di Kota Praya, Sabtu (31/8).
EKONOMI DAN BISNIS
Halaman 6
Pemda Usulkan Tambah Areal Tanam Jagung 30 Ribu Hektar Mataram (Suara NTB) Sebagai daerah sentra penghasil jagung nasional, Pemda akan mengusulkan penambahan luas areal tanaman jagung khususnya di Dompu seluas 30 ribu hektar. Namun, usulan tersebut terlebih dahulu diajukan oleh Bupati dengan dukungan Gubernur, baru kemudian diusulkan ke Kementerian Pertanian. “Kita sedang upayakan penambahan itu khusus di Dompu. Tetapi kita ingin juga di semua kabupaten,” ujar Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura NTB, Ir. H. Husni Fahri, MM dikonfirmasi, Sabtu. Dikatakan, pemerintah pusat telah menjadikan NTB sebagai sentra produksi padi, jagung dan kedelai. Untuk padi, NTB diminta memenuhi target dua juta ton lebih. Begitu juga jagung dan kedelai. Saat ini produksi kedelai NTB mencapai 80 ribu ton per tahun. Pemerintah pusat menuntut produksi kedelai NTB bisa mencapai 120
ribu ton per tahun. Untuk komoditi tanaman jagung, sejak 2008 - 2009 NTB bisa memproduksi 200 ribu ton jagung. Produksi 2012 mencapai 642.674 ton jagung dan 2013 bisa memproduksi 700 ribu ton. Produksi jagung cukup besar di Pulau Sumbawa yaitu Kabupaten Dompu dan Kabupaten Sumbawa. Saat ini , luas areal jagung di NTB sekitar 120 ribu hektar. Di Pulau Sumbawa, jagung ditanam di areal perbukitan kering yang mengandalkan air hujan dan bisa memproduksi sekitar 7-8 ton jagung hibrida. (nas)
Target Modal Rp 1 Triliun
Bank NTB Disarankan Gandeng Pihak Ketiga Mataram (Suara NTB) PT Bank NTB menginginkan untuk mencapai level Buku Dua, untuk mencapai level ini disyaratkan harus mempunyai modal minimal Rp 1 triliun. Untuk mencapai jumlah modal tersebut, Bank NTB disarankan tidak hanya mengharapkan penyertaan modal dari laba yang ditahan, cadangan, dan dividen untuk pemerintah daerah (pemda) yang dikembalikan menjadi penyertaan modal. Namun Bank NTB juga diminta untuk melakukan inovasi dalam mencari tambahan modal dengan menggandeng pihak ketiga. Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Badan Anggaran DPRD NTB, Drs. Ruslan Turmudzi. “Apakah dia membentuk obligasi atau pinjaman pada pihak ketiga,” ujarnya. Jika hanya mengharapkan modal dari laba ditahan, dividen yang dikembalikan jadi penyertaan modal, menurutnya akan sulit untuk mencapai modal Rp 1 triliun, karena Rp 1 triliun itu tidaklah sedikit. “Oleh karena itu kami berharap kepada siapapun nanti yang menjadi komisaris atau jajaran direksi baru yang berdasarkan RUPS ini harus punya terobosan baru,” ujarnya. Disamping itu, PT Bank NTB juga diminta untuk melakukan terobosan baru dengan mendapatkan tambahan pendapatan dengan menggarap produk bank lainnya. Tidak hanya mengharapkan keuntungan melalui ATM Bersama. “Masih banyak peluang-peluang, market-market yang harus digarap. Kita jangan hanya membuat produk Sim-
peda saja, masih banyak yang lain seperti pembiayaan-pembiayaan lain seperti pembayaran listrik, PDAM, dan lainlain,” papar politisi PDI Perjuangan ini. Dengan berbagai terobosan itu, Bank NTB tidak kesulitan untuk mendapatkan modal atau keuntungan. Ruslan Turmudzi juga memaparkan, pada tahun 2012 telah disepakati pemprov NTB akan mendapatkan dividen dari PT DMB untuk tahun 2011 ditargetkan sebesar Rp 22 miliar dan Rp 13 miliar pada tahun 2012. Namun hingga saat ini Rp 35 miliar belum disetorkan ke kas daerah. Menurutnya hal ini akan mengganggu cash flow pemerintah daerah. “Untuk itu kami berharap kepada PT DMB untuk segera menyetorkan dividen Rp 35 miliar kepada pemda agar tidak terganggu cash flow kita,” cetusnya. Jika tidak disetorkan, hal ini akan berpengaruh pada belanja-belanja daerah. (yan)
Penarikan Retribusi Wisatawan di KLU Belum Optimal Tanjung (Suara NTB) Kepala Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika (Dishubparkominfo) KLU, Sinar Wugiyarno, SH., tak menyangkal penarikan retribusi dari wisatawan tak maksimal. Hal ini dipengaruhi oleh minimnya fasilitas yang tersedia di objek-objek wisata. Salah satu referensi Sinar yaitu Pelabuhan Bangsal. Kawasan ini setiap harinya ramai dikunjungi wisatawan. Namun demikian, pendapatan dari retribusi wisata yang diatur dalam Perda belum dapat ditingkatkan untuk mendukung perolehan keuangan daerah. “Pungutan retribusi tempat rekreasi di Bidang Pariwisata sudah dilaksanakan terhadap tiap-tiap pengunjung (Tiga Gili), tapi ini tidak bisa optimal karena fasilitas yang mendukung di pintu masuk belum standar,” ungkap Sinar, Sabtu (31/8). Apabila pemerintah daerah melalui dinas terkait menarik suatu retribusi objek tertentu, maka harus diimbangi dengan dukungan fasilitas yang memadai. Sinar lantas mengisyaratkan, jika fasilitas tersedia bukan mustahil besaran retribusi dapat langsung ditingkatkan. Pantauan Suara NTB menunjukkan, di areal Pelabuhan Bangsal yang menjadi pintu masuk ke 3 pulau eksotis itu tak tersentuh oleh sarana dan prasarana pendukung. Sebagian penumpang yang tengah menunggu boat, harus terduduk di pasir karena tidak adanya bangku/kursi tunggu. Minimal halte boat untuk penumpang yang nyaman disediakan oleh Pemda KLU. Berkaca pada aktivitas naik turun penumpang pun, sepatu atau sandal pengunjung harus dilepas. (ari)
(Suara NTB/rus)
PANEN BAWANG - Petani bawang merah sedang panen di sawah Desa Tanak Gadang Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lotim, Minggu (1/9).
Harga Menurun
Petani Bawang Merah Khawatir Merugi Selong (Suara NTB) Setelah beberapa bulan mengalami lonjakan harga hingga tembus Rp 5 juta/kwintal, sepekan terakhir harga bawang merah terus melemah. Kini bawang merah kering di pasaran dijual Rp 2,5 juta/kwintal sedangkan yang basah Rp 1 juta/kwintal. Terus menurunnya harga komoditi hortikultura itu dikhawatirkan akan membuat para petani bawang merugi. Penuturan Rohyan, petani bawang di wilayah Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur (Lotim) kepada Suara NTB, Minggu (1/9), harga bawang ini terus menurun seiring dengan informasi datangnya bawangbawang dari daerah lain. Utamanya dari Bima yang katanya memiliki pengaruh besar. Mengingat harga bawang beberapa pekan lalu yang cukup fantastis bagi petani mem-
buat sebagian besar petani bawang di Lotim dikabarkan semangat untuk menanam. Harga bibit yang tembus Rp 5 juta/kwintal tetap dibeli. Namun belakangan, mekanisme ekonomi tampaknya berlaku, terlebih dengan biaya produksi yang makin melejit, menjadi ancaman kerugian bagi petani. Selain itu, serangan hama tanaman bawang mulai ganas. Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Lotim, Suhairi yang dikonfirmasi Suara NTB mengaku penurunan harga bawang merah karena memang sudah ada bawang yang masuk. “Apakah itu impor saya belum mengeceknya,” ucapnya. Fluktuasi harga komoditi hortikultura ini katanya memang sulit diprediksi dan di-
intervensi. Setiap tahun, turun naiknya harga acap kali mengejutkan. Pasalnya, komoditi horti sebagian besar dipengaruhi mekanisme pasar. “Hukum ekonomi pasar ini sulit dikendalikan,” ujarnya. Saat panen raya, harga diyakini pasti akan anjlok. Sebaliknya, jika produksi menipis harga gila-gilaan. Diakui, fakta ini terjadi tiap tahun. Seperti halnya komoditi bawang merah yang notabene masuk pasar nasional. Selain dari Bima yang menjadi sentra produksi bawang merah di NTB dan Brebes, Jawa, dan Sulawesi Selatan, bawang Lotim juga dipasok ke pasar-pasar di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Penentuan harganya tidak lepas dari permainan pelaku pasar yang ada di lingkaran distribusi pasar ke pusat-pusat pasar tersebut. (rus)
SUARA NTB
Senin, 2 September 2013
Mataram (Suara NTB) Harapan lama masyarakat berpenghasilan rendah di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat untuk dapat menikmati air bersih terjawab sudah. Upaya yang dilakukan PDAM Giri Menang memang layak diacungi jempol. Sebab, kerjasama yang dibangun dengan Pemerintah Australia sudah membuahkan hasil. Bentuknya dengan dikucurkannya dana hibah sebesar Rp 25 milliar, yang dialokasikan dalam bentuk pemasangan sambungan air minum gratis untuk dua daerah tersebut yang di launching secara resmi pada peringatan HUT Kota Mataram yang ke-20 oleh Pemkot Mataram, Sabtu (31/8). Dana hibah tersebut terbagi Rp 11 miliar untuk Kota Mataram untuk subsidi penuh 4.000 sambungan, dan Pemkab Lombok Barat sebesar Rp 14 miliar untuk 5.000 sambungan. Pendataan Kepala Keluarga (KK) dengan kriteria layak penerima subsidi ini
sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. Melibatkan langsung konsultan independen yang ditunjuk Pemerintah Australia. Kantor PDAM Giri Menang terus memaksimalkan pelayanan guna validasi data KK penerima secara administrasi. Sebanyak 4.000 sasaran dipastikan sudah tersambung sebelum akhir tahun 2013 ini di kedua daerah tersebut, sisanya menyusul akan dituntaskan pada tahun 2014 mendatang. Selain mengupayakan tuntas secepatnya sambungan gratis ini, PDAM Giri Menang juga sedang berupaya mencari titik-titik mata air yang menjadi sumbernya. Serta menambah debit air, dari sebelumnya hanya 1.100 liter/detik menjadi 1.350 liter/detik. Sehingga berimbang antara jumlah pengguna PDAM dengan suplay air yang dibutuhkan. KK penerima sambungan gratis menyambut syukur atas terlaksananya program ini, dan dipastikan telah menjawab harapan mereka. Sanusi, warga Kampung Bugis Ampenan misalnya, ia menye-
but selama ini hanya mengandalkan air sumur untuk memenuhi segala kebutuhannya terhadap air. Di wilayahnya, tak sedikit KK lain yang kondisinya sama sepertinya. “Syukur alhamdulillah saya dapat sambungan gratis dari PDAM, terimaksih. Karena kami selama ini hanya menggunakan air minum dari sumur yang rada-rada rasa air laut. Tentu syukur apalagi ini tidak ada biaya yang diminta,” katanya. Demikian pula yang diungkapkan Abdurrahim warga Babakan, Sandubaya Mataram. Selama ini sudah mengupayakan untuk mendapatkan pemasangan air PDAM. Tetapi, karena keterbatasan ekonomi ia belum mampu memenuhi biaya pembebanan secara administrasi. Dengan program sambungan gratis ini, tentu menjadi kegembiraan yang luar biasa baginya. Karena akan terlayani air bersih dengan tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun. “Alhamdulillah kepada PDAM,” katanya singkat. Lurah Bintaro, Ampenan H. L. Muksin juga sama, mewakili masyarakatnya menyata-
(Suara NTB/bul)
sepenuhnya kepada masyarakat. Tetapi atas komitmen, bahwa masyarakat tak dibebankan biaya sekecil apapun untuk pemasangan sambungan. Pemerintah Kota Mataram menurutnya sangat berharap program-program semacam ini bisa terus diperpanjang, meskipun hingga tahun 2014 mendatang hanya terealisasi kepada 4.000 sambungan gratis. ‘’Secara keseluruhan ini bagian dari upaya melakukan percepatan pembangunan di Kota Mataram, apalagi persoalan yang ada di Kota Mataram adalah menyangkut kualitas SDM. Sehingga dari segala segi terus diupayakan pembangunannya,’’ ujar Ahyar Abduh. Ketua Komisi II DPRD Kota Mataram, Nyayu Ernawati juga memberikan apresiasi atas upaya yang dilakukan PDAM Giri Menang. Sehingga upaya bekerjasama dengan Pemerintah Australia dapat terealisasi dengan terwujudnya program sambungan baru air bersih kepada masyarakat miskin. Dana hibah dari luar negeri itu diharapkan bisa menjangkau seluruh masyarakat mis-
kin di Kota Mataram. Terutama yang saat ini di tempattempat padat penduduk dan debit airnya kecil, agar dituntaskan dan dilakukan pipanisasi untuk pemerataan layanan. ‘’Kita mendorong kepada PDAM untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik dan merata,’’ harapnya. Direktur PDAM Giri Menang , H. L. Ahmad Zaini, MM menegaskan terus akan melakukan pemasangan langsung pada lokasi-lokasi yang sudah ditentukan atas survei Pemerintah Australia. Khusus di Kota Mataram, untuk bulan September ini akan dituntaskan 1.000 sambungan gratis. Karena, Pemerintah Australia akan melakukan verifikasi terakhir validasi sambungan-sambungan tersebut. Baru kemudian akan dilanjutkan pada target yang sudah ditetapkan. ‘’Saat ini mekanismenya masih menggunakan uang pemerintah kota. Setelah dilakukan survei ulang dan cocok, barulah uang pemerintah kota akan diganti oleh Pemerintah Australia. Lombok Barat juga demikian,’’ terang Zaini.
Masyarakat penerima bantuan ini kriterianya berpenghasilan rendah, memiliki kartu Jamkesmas dan listriknya yang digunakan di bawah 900 VA. Survei dan penetuan dilakukan oleh konsultan yang ditunjuk Pemerintah Australia. Di Kota Mataram sendiri, dari sejumlah 1.550 yang diusulkan, hanya sebanyak 38 orang yang dinyatakan tidak lolos, atau sebesar 0,02 persen. Artinya Pemerintah Australiapun sangat selektif dan detail melakukan pendataan. Cakupan pelayanan air minum khusus di Kota Mataram masih pada kisaran 56 persen. Artinya, ada 46 persen lainnya yang masih menunggu untuk dilayani kedepannya. ‘’PDAM sedang gencarnya melakukan program ini agar dituntaskan secepatnya, selain itu sedang dilakukan penambahan debit air sebesar 250 liter perdetik, dari yang biasanya 1.100 liter perdetik. Selain itu akan terus melakukan pipanisasi untuk pelayanan sebaik-baiknya,’’ demikian L. Zaini.(bul/*)
Pemkot Mataram me-launching sambungan air bersih gratis.
(Suara NTB/bul)
Dari Kiri Direktur Utama PDAM Giri Menang , L. Ahmad Zaini bersama Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh, Wawali H. Mohan Roliskana dan Kabid Pomkes Dikes Kota Mataram, I Dewe Muditha
kan menyambut gembira dengan adanya bantuan sambungan gratis air bersih melalui PDAM Giri Menang. Tak kurang dari 400 masyarakat miskin yang sudah diusulkan pihaknya, harapannya kesemuanya dapat terakomodir oleh PDAM. “ Apresiasi tentu, kita ucapkan banyak terimaskih kepada PDAM yang telah memfasilitasi air bersih di kelurahan kami, meskipun itu bantuan dari pemerintah melalui PDAM. Tolonglah dipercepat supaya masyarakat kami bisa menikmati,” harapannya. Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh usai me-launching program ini di perayaan HUT Kota Mataram menyebutkan, jadi ini semuanya menjadi bagian dari komitmen bersama pemerintah Kota Mataram untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan sambungan gratis ini, secara langsung telah mendukung pelayanan kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang relatif belum terlayani PDAM di wilayah kota. Oleh Pemerintah Australia, meskipun bentuknya dana hibah, tetapi tidak digratiskan
Halaman 7
Suara NTB/bul)
Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh menyerahkan meter air kepada perwakilan KK penerima sambungan air bersih gratis secara simbolis.
Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh (tengah) didampingi Wakilnya, H. Mohan Roliskana dan Ketua DPRD Kota Mataram, Ahmad Zaini menekan tombol sirine tanda di launching-nya sambungan air bersih gratis. (Suara NTB/bul)
Layanan pendaftaran sambungan gratis air bersih di kantor PDAM Giri Menang. Menikmati air bersih PDAM Giri Menang .
(Suara NTB/bul)
(Suara NTB/bul)
SUARA NTB Senin, 2 September 2013
POLHUKAM
Halaman 8
(Suara NTB/cem)
SIAGA - Komandan Korem Kol. Inf. Sofyan Chandra, Mengecek Kesiagaan Prajurit TNI saat Upacara Penutupan Uji Siap Tempur, Sabtu (31/8 ).
Uji Siap Tempur, Entaskan Eskalasi Konflik Mataram (Suara NTB) – Latihan Uji Siap Tempur (UST) yang berlangsung selama 12 hari di Gendang Gendus, Sekotong, Lobar yang diikuti oleh seluruh kompi seNTB Sabtu (31/8) berakhir. Tanda berakhirnya kegiatan tersebut dilaksanakan dengan upacara penutupan UST tingkat Yonif Satya Wira Yudha 742 di Markas TNI Ge-
bang. Dalam acara penutup tersebut, tampak hadir Dandrem Kol. Inf. Sofyan Candra didampingi komandan Yonif 742 Mayor Inf Fransiscus beserta tamu undangan lainnya. Upacara penutupan yang berlangsung pada pukul 11.45 Wita, dengan inspektor upacara, Komandan Korem Kol. Inf Sofyan Candra. Ia memberikan apresiasi kepada seluruh
Terjunkan Anggota Buser MENGANTISIPASI berbagai potensi rawannya pencurian motor (curanmor) dan berbagai tindakan kriminal lainnya di wilayah hukum Lombok Tengah (Loteng), Kapolres Lombok Tengah, AKBP Supriadi menjelaskan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah dan upaya. Di antaranya langkahlangkah preventif, preventif, dan represif. Preventif, ujarnya, pihaknya mengimbau masyarakat baik secara langsung (lewat lisan) agar hati-hati menjaga dan memarkir kendaraannya, termasuk meng(Suara NTB/dok) gunakan kunci ganda. ‘’Dan Supriadi itu telah kami lakukan mulai dari menempel stiker-stiker (berisi imbauan) di tempat-tempat strategis dan keramaian. Selain stiker, kemudian spanduk-spanduk juga kita pasang, anda bisa lihat. Selain itu, anggota kantibmas kami selalu mengingatkan kepada masyarakat supaya lebih hati-hati terhadap kendaraan bermotornya supaya parkir di tempat yang aman,’’ terangnya menjawab Suara NTB di ruang kerjanya, Sabtu (31/8). Secara represif, Polres Loteng melakukan pencegahan-pencegahan dengan berpatroli pada jam-jam rawan kemudian di tempat-tempat rawan. ‘’Kita selalu patroli baik siang maupun malam. Dan represif dari setiap laporanlaporan yang masuk ke kita, kami lakukan penyelidikan dan penanganan secara prosedur,’’ ujarnya. Disinggung mengenai banyaknya pencurian kendaraan bermotor yang meminta tebusan, Kapolres, membenarkan di Loteng memang ada modus-modus operandi seperti tebus-menebus. Tidak hanya itu, warga yang melakukan penebusan juga salah. Yang jelas, pihak yang meminta tebusan, berarti kelompok maling. Pihaknya berharap, supaya kalau ada yang minta tebusan untuk segera melapor ke pihak kepolisian. “Itu kan maunya mereka, apa kita mau ikut mereka atau ikut aturan. Jika mau ikut aturan, ya melaporkan saja bahwa ada kehilangan. Ada informasi sekecil apapun disampaikan kepada petugas nanti petugas akan melakukan penyelidikan,’’ ungkapnya. Selain itu, bentuk represif lainnya ialah menerjunkan anggota buser dari sebelumnya berjumlah tujuh orang kini ditambah menjadi 24 orang anggota buser. ‘’Kita sudah bagi perwilayah untuk mengamankan seluruh wilayah di Lombok Tengah,’’ tandasnya. (dys)
Pengungkapan Kasus Impor Sapi Jauh dari Selesai Jakarta (Suara NTB) – Anggota Dewan PErwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo mengungkapkan Kerja Komisi Pemberantasan Komisi (KPK) dalam menangani kasus suap impor daging sapi masih jauh dari selesai. “Satu hal yang sudah pasti, penyelidikan dan penyidikan atas kasus ini tidak boleh berhenti pada mereka yang sudah ditetapkan sebagai tersangka saat ini. Sebab, perselingkuhan di ranjang kartel impor daging sapi melibatkan sejumlah sosok yang belum jelas identitasnya,” kata anggota Komisi III DPR ini di Jakarta, Minggu. Ia mengatakan mengacu pada rekaman pembicaraan telepon sejumlah pihak yang diperdengarkan di Pengadilan Tipikor Jakarta, pekan lalu, ia berpendapat bahwa KPK masih harus mendalami kasus ini. “Bagaimana pun, KPK harus menjawab pertanyaan publik yang ingin tahu siapa yang dimaksud dengan Pak Lurah, Bunda Putri, Haji Susu, Sengman serta Widhi,” kata politisi Golkar itu. Artinya, lanjut dia, perselingkuhan penguasa-pebisnis dalam kasus suap impor daging sapi tidak hanya melibatkan para tersangka yang perkaranya sedang berproses di pengadilan Tipikor saat ini. Terbukti bahwa impor daging sapi dikendalikan oleh kartel. “Sangat memprihatinkan karena perselingkuhan penguasa-pebisnis bisa mempreteli atau mereduksi wewenang pejabat tinggi negara. Kartel yang dibangun Bunda Putri bahkan bisa mendikte kabinet untuk menerbitkan kebijakankebijakan yang sesuai dengan keinginan kartel,” ungkap dia. Bambang menilai, kasus suap impor daging sapi menjad bukti bahwa kartel terbentuk karena bertemunya kepentingan oknum penguasa dan pebisnis. “Pemerintahan yang independen dan bebas dari kepentingan tidak akan memberi akses bagi terbentuknya kartel,” kata Bambang. (ant/bali post)
prajurit dan penyelenggara yang telah mengikuti dan mengadakan kegiatan UST tersebut. Ia menilai pelatihan tersebut, berlangsung lancar. “Untuk sementara saya menilai kegiatan UST ini baik,” ungkapnya. Akan tetapi lanjutnya, prajurit secara kualitas dan kuantitas terkait materi taktik dan tehnik masih harus tetap berlatih dan
mengembangkan kemampuannya. Sofyan menginginkan ke depan setiap pelaksanaan latihan harus tercapai serta prajurit ditekankan untuk tidak merasa puas dengan hasil yang telah dicapai. Tidak hanya itu, katanya, latihan UST yang telah diikuti seluruh prajurit agar dijadikan modal, untuk tetap berlatih, mengasah kemampuan
serta tetap semangat berlatih. Dalam amanatnya Sofyan memberikan tiga point pengarahan kepada seluruh prajurit dan staf TNI, pertama seluruh kompi baik itu kompi A,B,C dan kompi bantuan untuk membuat test post yang disiagakan selama 24 jam, poin kedua seluruh prajurit harus tetap mengasah, latihan serta tetap disiplin peng-
gunaan kekuatan dengan cepat, kemudian poin ketiga lanjutnya, prajurit TNI harus membantu menekan eskalasi konflik terkait permasalahan krusial di tengah-tengah masyarakat. Ia menyebutkan prajurit TNI harus mampu menekan konflik tersebut 30 persen dari total kerusuhan dan tindak kriminal yang marak terjadi di NTB.
Petinggi TNI ini menjabarkan kepada prajurit, danton, danki dan perwira untuk tetap disiplin, menjaga loyalitas, taat kepada atasan, tidak cengeng, tidak kabur saat latihan, sehingga siap dalam implementasi tugas sebagai aparatur negara yang menjunjungi tinggi nilai kemanusian serta tetap meningkatkan kualitas sumber daya manusia. (cem)
Tindak Tegas Pemilik Senjata Ilegal Palu (Suara NTB) – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mendesak polisi dan pemerintah untuk menindak tegas pemilik senjata ilegal menyusul seringnya terjadi aksi penembakan. Neta S Pane melalui pernyataan tertulis yang diterima di Palu, Minggu, mengatakan Polri tidak berdaya mencegah dan menangkap pelaku penembakan misterius yang makin marak. Selama 45 hari terakhir telah terjadi 20 kasus penembakan misterius dan hanya satu pelakunya yg berhasil ditangkap polisi, yakni di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. IPW mendata aksi penembakan misterius terjadi mulai dari Aceh hingga Papua. Dari 20 penembakan tersebut, 10 kasus terjadi di wilayah hukum Kepolisian Daerah Metro Jaya. Sasarannya adalah 10 mobil, tiga halte bus Trans Jakar-
ta, dan sebuah rumah polisi. Selain itu ada beberapa polisi ditembak dan satu penembakan terhadap anggota TNI. “Akibatnya tiga orang luka dan lima tewas, tiga di antaranya adalah polisi,” katanya. Menurutnya, berbagai kejadian itu adalah sesuatu yang ironis di Indonesia karena makin banyak “koboi” yang main tembak sembarangan. Dia mengatakan aksi main tembak itu terjadi akibat beberapa hal, yakni pemerintah sangat memberi kelonggaran (permisif) terhadap keberadaan senjata api di kalangan sipil dan tidak ada kebijakan untuk memberantasnya secara total.
”
Akibatnya, keinginan warga sipil memiliki senjata api kian tinggi sehingga aksi penyelundupan senjata api ke Indonesia kian deras dan produksi senjata api rakitan juga kian diminati orang Hal ini diperparah dengan sikap pemerintah yang memungut pendapatan negara bukan pajak (PNBP) bagi warga sipil yang memegang senjata api. “Akibatnya, keinginan warga sipil memiliki senjata api kian tinggi sehingga aksi penye-
lundupan senjata api ke Indonesia kian deras dan produksi senjata api rakitan juga kian diminati orang,” katanya. Sikap permisif pemerintah terlihat pula dari pembiaran pada peredaran replika senjata atau yang biasa dikenal “airsoft gun”. Senjata mainan yang mirip dengan senjata asli maupun organik itu dibiarkan dijual bebas di pasaran. Selanjutnya, aparat kepolisian tidak serius dalam menindak warga sipil yang memilik i
senjata ilegal. “Mantan pejabat yang sewenang-wenang menggunakan senjata api tidak diproses secara huk u m dan cenderung dibiarkan,” k a t a Neta. (ant/ bali post)
Neta S Pane (ant/bali post)
1.169 Prajurit TNI Terima Medali PBB Petani Aceh Temukan Bom Jakarta (Suara NTB) – Sebanyak 1.169 Prajurit TNI yang tergabung dalam satgas Kontingen Garuda pada misi perdamaian di Lebanon menerima medali penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB memberikan penghargaan itu karena TNI dinilai berhasil mengemban misinya sebagai penjaga perdamaian di Lebanon dibawah payungUnitedNationsInterimForce In Lebanon (UNIFIL), kata Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-G/ UNIFIL,LettuSusSundoko,melalui pesan elekronik yang diterima ANTARA, di Jakarta, Sabtu. Ia mengatakan upacara penyematan medali PBB itu dilaksanakan dalam suatu upacara militer, dengan Inspektur Upacara Deputy Force Commander Brigadir JenderalPhatricPhelandanKomandanUpacara Wadansatgas Indobatt MayorInfPioLNainggolan,bertempatdi Lapangan Soekarno, Markas Indonesia Battalion, Adshid al Qusayr, Lebanon Selatan, Jumat (30/8).
Penyematan Medali PBB dilaksanakan secara simbolis oleh Brigadir Jenderal Phatric Phelan kepada paraKomandanjajaranKonga,yaitu Komandan Satgas FHQSU Konga XXVI-E1 yang juga sebagai Komandan Kontingen Indonesia 2013 KolonelInfKarminSuharna,WadanSektorTimurKolonelInfRizerius,Komandan Satgas Indobatt XXIII-G Letkol InfLuckyAvianto.Selainitu,Komandan Satgas SEMPU XXV-E Letkol Cpm Subiyakto, Komandan Satgas FPC Konga XXVI-E2 Letkol Inf Yuri Eliyas, Komandan Satgas CIMIC KongaXXXI-CLetkolInfIlyas,Komandan Satgas MCOU Konga XXX-C Mayor Inf Nasrul dan Komandan SatgasLevel2HospitalKongaXXIXELetkolKesdr.PaulusSupriyono. DeputyForceCommanderBrigadirJenderalPhatricPhelandalam amanatnya mengatakan, Kontingen Indonesia merupakan kontingen terbesar yang sejak 2006 hingga saat ini terus dipercaya oleh PBB melalui payung UNIFIL. PBB sebagai organisasi tertinggi
dunia juga menilai prajurit TNI di Lebanon tersebut dinilai berhasil dalammenjagadanmemeliharastabilitas perdamaian di wilayah tersebut, banyak hasil dan prestasi yang dihasilkan oleh Kontingen Indonesia selamapenugasannya,sehinggapantas menerima medali dari PBB. “Agar Kontingen Indonesia dapat terus mempertahankan prestasi yang sudah di raih dan jalin terus hubungan baik dengan masyarakat sekitar bahkan dengan kontingen lain, sehingga Indonesia tetap terus dikenal oleh masyarakat dunia,” kata Phatric. Ia mengatakan kedekatan Kontingen Garuda dengan Angkatan BersenjataLebanon(LAF/Lebanon Armed Force) dan masyarakat sekitar yang menjadi kunci sukses dalam mengimplementasikan ResolusiDKPBB1701agartetapdipertahankan, khususnya dalam membantu LAF mengambil beberapa langkah dan upaya pertahanan di sepanjang perbatasan Lebanon Selatan. (ant/bali post)
Aktif Peninggalan Jepang
Banda Aceh (Suara NTB) – Seorang petani menemukan bom aktif yang diperkirakan peninggalan Jepang di areal persawahan kawasan Lambaro, Kabupaten Aceh Besar. Kapolsek Ingin Jaya, AKB Ibrahim Prades, membenarkan penemuan bom peninggalan Jepang oleh seorang petani kawasan Lambaro dan bahan peledak yang diduga masih aktif itu telah diamankan pihak kepolisian setempat. “Bom itu ditemukan Fajri (35) di areal persawahan kawasan Lambaro pada Sabtu, dan saat ini telah diamankan di Mapolsek,” katanya, Sabtu (31/8). Bom peninggalan masa Perang Dunia II (PD II) itu memiliki panjang 30 centimeter, dan diameter 15 centimeter serta berat sekitar 15 kilogram.
Fajri, si penemu bom peninggalan PD II itu kemudian membawa bahan peledak tersebut ke Mapolsek Ingin Jaya. “Personel polisi sudah mendengar adanya bom peninggalan masa PD II yang ditemukan oleh petani itu. Namun, saat aparat hendak meluncur ke lokasi, Fajri tiba di Mapolsek dengan membawa sendiri bahan peledak itu,” kata Kapolsek. Fajri mengangkut sendiri bom dari lokasi temuan ke Mapolsek tanpa ada rasa takut benda tersebut meledak, kata AKP Ibrahim Prades. Kapolsek mengimbau warga khusus di wilayah hukum Polsek Ingin Jaya agar warga melaporkan jika menemukan bahan peledak kepada pihak kepolisian terdekat. (ant/bali post)
Hitung Cepat LSI, Arief-Sachrudin Unggul
(ant/bali post)
AMANKAN PILKADA - Pengamanan Pilkada Tangerang, Banten, Sabtu (31/8). Sebanyak 1.386 personel polisi dari gabungan Polsek dan Polresta Tangerang ditambah bantuan dari Polda Metro Jaya dikerahkan untuk mengamankan Pilkada Kota Tangerang Tangerang (Suara NTB) – Hasilhitungcepatyangdilakukan LingkaranSurveiIndonesia(LSI)terhadap Pemilihan Wali Kota dan WakilWaliKotaTangerang,Banten,
menunjukkan pasangan Arief-Sachrudin unggul dalam peroleh suara. DirekturLingkaranSurveiKebijakan Publik, Sunarto Ciptoharjono, di Tangerang, Sabtu, mengatakan dari
hasil perhitungan yang dilakukan, pasanganArief-Sachrudinmeraihperolehan suara 47,84 persen. “Dari hasil perolehan ini, pasangan Arief-Sachrudin unggul dalam perhitungan suara mengalahkan empat pasangan lainnya,” katanya. Sementara itu, pasangan Harry MulyaZein-Iskandarmendapatsuarasebanyak5,71persen.PasanganAbdul Syukur-Hilmi Fuad meraih 27,02 persen.PasanganDedyGumelar-Suratno Abu Bakar meraih 17,51 persen. Pasangan Ahmad Marju KodriGatot Suprijanto meraih 1,92 persen. Sementara itu, partisipasi pemilih dalam Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang mencapai60persen.DalampemilihanWali Kota Tangerang, tercatat ada 1.161.855orangyangterdaftardalam DaftarPemilihTetap(DPT).Adapun jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersedia sebanyak 2.938 titik, tersebar di 13 kecamatan termasuk Lapas. (ant/bali post)
(ant/bali post)
BOM - Warga Serahkan Bom Aceh Kapolsek Ingin Jaya, Aceh, AKP Ibrahim Prades mengukur panjang bom yang diduga peninggalan perang dunia ke-II di Desa Lambaro, Kab Aceh Besar, Aceh, Sabtu (31/8). Bom memiliki panjang 30 cm dan diameter 15 cm dengan berat sekitar 15 kg itu ditemukan petani di lahan sawah yang kemudian diantar langsung ke Polsek Ingin Jaya
SUARA NTB Senin, 2 September 2013
LIPUTAN KHUSUS
Halaman 9
”Trafficking” di Pusaran Pendidikan
Ketika Bisnis Seks Beregenerasi Lazimnya sebuah perilaku sosial yang menyimpang, seks bebas juga beregenerasi. Dari sebelumnya ‘milik’ orang dewasa kini mewabah di kalangan pelajar dan mahasiswa. Bahkan, aktifitas ini juga mulai disusupi kepentingan bisnis. Di NTB sendiri, khususnya Mataram, lokalisasi sudah tak terdengar lagi setelah Pasar Beras direkonstruksi menjadi pasar burung. Tapi praktek itu ibarat virus ganas. Yang awalnya menyasar para profesional, perempuan perempuan yang memang melacurkan hidupnya pada pria hidung belang, kini merambah ke sektor pendidikan. Lembaga - lembaga pendidikan menjadi ladang baru tempat bisnis seks beregenerasi. Pemicunya tak lain adalah ulah para germo, atau belakangan diperhalus menjadi sebutan mucikari. Pelajar putri, mulai dari tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi pangsa pasar baru yang dianggap lebih produktif. Para germo mengeruk keuntungan besar dari bisnis haram ini. Para siswi yang sedang berada di masa labilnya sebagai remaja, mencari identitas tak jarang diarahkan untuk menemukan kesenangan, mendapat uang yang banyak dan membeli apapun yang dia inginkan. Muaranya adalah gaya hidup yang glamor. Akibatnya, pendidikan kini ada di pusaran prostitusi. 10 dari ratusan sekolah SMP, SMA di Mataram dan Lombok Barat sudah terjamah mereka. Hanya tinggal menunggu waktu, apakah remaja putri kita akan terus terseret di pusaran bisnis prostitusi ini, atau bisa
dipertahankan dengan kuatnya penanaman nilai moral dan religius pada siswa oleh lembaga pendidikan. Trafficking, memang tipis bedanya dengan prostitusi. Karena setiap prostitusi, ada transaksi jual dan beli. Bahkan banyak yang menyebut, tak ada beda trafficking dengan prostitusi. Khusus di kalangan pelajar, ada beberapa faktor yang akhirnya membuat mereka terjerumus ke lembah hitam prostitusi. Menurut penilitian Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB sejak 2008 lalu, ada faktor internal dan eksternal yang memicu mereka akhirnya menjadi penjaja seks semi professional (lihat tabel). LPA juga mencatat, prostitusi kalangan pelajar itu sebenarnya berawal dari insiden di diri remaja dan atau keluarganya. Sebagai contoh, pelajar yang sudah tak perawan lagi akibat berhubungan intim dengan pacarnya, memilih melacurkan diri karena dianggap lebih menguntungkan. Instrumen penelitian LPA, dengan mengambil sampel 50 orang pelajar di Kota Mataram dan melakukan pendekatan personal, mengamati aktivitas mereka keseharian, sampai dengan proses transaksi dengan pria pemesan. Hasil penelitian itu memang diterbitkan tahun 2008 lalu, kesannya sudah usang. Namun bagi LPA, observasi terbaru tahun 2012 lalu menemukan faktor yang sama. Mucikari di Pusaran Pendidikan KG (30), adalah satu dari puluhan mucikari yang men-
jalankan prakteknya di Mataram. Tapi tak banyak yang tahu KG. Sistem pemesanan calon penjaja seks dari kalangan remaja yang agak rumit, membuatnya hanya diketahui oleh kalangan terbatas saja. Perbincangannya dengan Suara NTB, Kamis (1/8) lalu, menguak beberapa fakta yang cukup mencengangkan. Ia menerima pesanan dari calon pengguna dari orang orang kepercayaannya. “Orang kepercayaan itu, teman dekat saya,” sebutnya. Pemesan yang terbatas dari teman dekatnya, belum langsung diterima. Perlu diskusi untuk menentukan banderol harga. Sebelum itu ditentukan pun, ia akan menanyakan ke teman dekatnya soal track record pemesan. “Misalnya, kalau ada pesanan dari teman saya (sembari menyebut nama AY sebagai temannya). Saya tanya dulu dia, apakah pemesan itu layak dipercaya. Sebab jangan jangan dia polisi atau mata mata. Itu yang kami hati-hati,” tutur pekerja swasta yang mengaku betah dengan kegiatannya itu. Setelah AY berhasil meyakinkannya, keputusan harga disepakati. Namun pada dasarnya mereka sudah sangat paham. AY memahami berapa banderol yang harus ditawarkan kepada calon pemesan. AY yang juga ada saat perbincangan itu menceritakan, suatu ketika ia pernah diminta menyediakan pelajar oleh manager salah satu bidang di perusahaan pembiayaan (finance). “Saya menawarkan ; apakah butuh yang body-nya ba-
gus atau biasa saja, yang cantik atau biasa saja,” tutur AY. Ukuran cantik atau tidak memang relatif, tapi ada standar yang mereka tetapkan sendiri. Untuk yang cantik, versi AY dan KG, dibanderol Rp Rp 1 Juta – Rp 700.000. Sedangkan yang biasa saja, mentok pada harga Rp 500.000. Jika sudah deal soal harga dan ciri yang dicari oleh calon pelanggan, maka KG tinggal menghubungi pelajar dimaksud. KG menyebut siswi itu sebagai “anak-anak”. Sebutan yang dianggapnya pas untuk mewakili posisinya sebagai pemegang kendali bisnis. Ia berlagak sebagai orang tua yang tahu akan keinginan dan kebutuhan anaknya. Di bawah kendalinya saja, ada sekitar 30 anak – anak yang bisa di booking setiap saat. Mereka tersebar di 10 sekolah, di Mataram dan Lombok Barat. Satu sekolah, bisa mencapai 3 siswi, yang duduk di kelas II dan III. “Yang banyak itu di SMK (sambil menyebut SMK dimaksud). Ada sekitar 5 anak anak disana,” sebutnya. Diantara beberapa anak yang dihubunginya, tidak jarang yang tak sempat meluangkan waktu. Ada yang beralasan masih sekolah. Sehingga butuh waktu untuk menunggu. “Biasanya saat jam jam istirahat baru bisa, atau setelah pulang sekolah,” kata KG. Khusus pelajar, ia tidak melayani pemesanan malam hari. Karena para pelajar ini harus pulang ke rumahnya. Mereka punya orang tua yang juga mengawasi aktivitas anaknya dan tentu saja tidak akan membiarkan anak mereka keluar malam hari, kecuali untuk urusan belajar. Setelah konsumen dengan
Berharap Masa Depan Lebih Baik PARA pekerja seks remaja yang terjerat rayuan mucikari tidak saja menyesal. Mereka juga ingin merajut masa depan yang lebih baik. Namun, godaan dan jeratan para mucikari rupanya terlalu kuat untuk mereka hadapi seorang diri. Bertemu dengan Putri – sebut saja demikian untuk siswi kelas II salah satu SMA di Mataram ini – bukan perkara
mudah. Tepat tanggal 9 Agustus lalu, setelah beberapa kali Suara NTB meminta seorang mucikari menghubungkan dengannya. Proses komunikasi itu berlangsung sejak akhir Juli lalu. Namun karena terbentur aktivitas sekolah, akhirnya Putri meluangkan waktu sekitar dua jam di sebuah lesehan di Jalan Pejanggik Cakranegara. “Maklum mas, kami sekarang
Faktor Pemicu Prostitusi Pelajar/ Mahasiswa Faktor Internal
No Faktor Penyebab
Jumlah
Persentase
1
Broken Home
4
8 %
2
Uang Dari Orang Tua Tidak Ada
5
10 %
3
Dikecewakan Pacar Setelah Intim
9
16 %
4 Pengaruh Teman Sebaya
15
30 %
5 Membantu Ekonomi Keluarga
3
6 %
6 Korban Perkosaan
7
14 %
7 Kurang Pengawasan Keluarga
2
4 %
8 Tak diketahui Jumlah
5
10 %
50
100 %
Faktor Eksternal
No Faktor Penyebab 1
Gaya Hidup
2 3
Jumlah Persentase 7
14
Sudah tak Perawan Lagi
12
24
Kesenangan Saja
5
10
4
Butuh Uang
11
22
5
Pengaruh Narkoba
8
16
6
Nonton Film Porno
4
8
7
Tak Diketahui
3
6
8
Jumlah
50
100
Pendidikan Korban
No Pendidikan Korban
Jumlah Persentase
1
Sekolah Dasar
15
30
2
SMP
14
38
3
SMA
16
32
4
Tidak Sekolah
4
8
5
Jumlah
50
100
agak khawatir keluar, karena kasus sebelumnya,” demikian Putri mengawali perbincangan. Kasus yang lalu itu dimaksud remaja 18 tahun ini adalah penangkapan LP, seorang mucikari asal Lombok Barat, yang kemudian berentetan dengan diamankannya dua pelajar SMK yang menjadi korbannya. Khawatir akan disergap aparat, mereka pun tiarap. Putri tak ingin membahas lagi soal bagaimana proses ia menjadi seorang penjaja seks. Ia juga tak lagi tertarik bagaimana ia memperoleh tip dari mucikari dan bayaran laki laki pemesan. Karena menurutnya, semua orang sudah tahu, karena sudah terpulikasi secara luas di media. “Ya kayak yang ditulis di Koran, pas kasusnya (LP), begitu sudah tarifnya, trus cara caranya, sama juga,” sebutnya. Ia hanya mengguratkan rasa penyesalan. Bahwa saat ini putri sudah terjerumus, itu menjadi urusan pribadi dan masa depannya. Orang tuanya pun tak tahu hingga kini aktivitasnya. Berharap untuk kembali ke jalur hidup yang positif memang susah susah gampang bagi Putri. Susah karena ia berada di lingkungan sekolah yang di dalamnya ada beberapa orang temannya melakukan praktek yang sama. Belum lagi kontak dari mucikari yang mencokok hidungnya, begitu sulit untuk dihindari. “Saya sulit mau melawan mas,” sebutnya. Karena sebagian hidupnya sudah dikendalikan mucikari. “Saya ndak tau sampai kapan kayak begini,” lanjutnya. Namun ada harapan ketika ia juga punya pergaulan berbeda di sekolahnya. Masih banyak teman sebayanya yang aktivitasnya hanya belajar dan konsentrasi meraih prestasi. “Kadang kadang mereka ingatkan saya supaya tidak lakukan itu lagi. Ada juga yang nyuruh saya rajin sholat, ibadah, dan kegiatan positif lainnya supaya lupa dengan aktivitas negatif saya ini,” tuturnya. Putri di masa SMP adalah bocah wanita yang sama dengan yang lain. Belajar, belajar
dan belajar, sampai akhirnya naik ke kelas tiga. Tapi petaka itu dimulai ketika ia duduk di kelas III SMP, dua tahun setelah ia ada pada masa berpacaran. Putri tak sanggup menahan rayuan berhubungan badan dari pacarnya. Hubungan layaknya suami istri itu akhirnya berlangsung hingga ia duduk di bangku SMA. Aktivitas itu bukan lagi menjadi rahasia baginya, karena teman sebayanya di SMA pun melakukan hal sama. Aib yang harusnya privasi itu pun didengar teman temannya yang lain. Salah satunya MD, teman sekelasnya di bangku kelas II. MD menjadi korban mucikari sejak kelas I SMA, membagi pengalaman itu kepadanya. Termasuk soal uang yang diperoleh jika bekerjasama dengan mucikari. “Saya ditawari ngelayanin om om. Awalnya saya tidak mau, takut. Tapi teman saya itu bilang, kalau ngelayanin om om, uang jadi banyak. Ndak susah bayar sekolah, uang jajan. Mau beli HP juga bisa,” demikian Putri. Tawaran konyol itu berusaha dilawannya. Tapi Putri dalam kondisi labil, apalagi hidup di keluarga yang sederhana, butuh uang, tertarik gaya hidup seperti siswi kaya lainnya, akhirnya luluh. Awalnya ada rasa takut, namun karena terbayang dengan bujukan itu, ia akhirnya menawarkan diri. “Dari pada ngeseks sama pacar, lebih baik sama orang lain, kan dapat uang juga,” tuturnya enteng. Putri kini sudah duduk di bangku kelas dua. Menjelang naik kelas nanti, ada harapan hidupnya berubah. Ia ingin beraktivitas normal layaknya remaja putri lainnya. “Saya ingin punya masa depan baik,” sesalnya. Soal penyakit kelamin yang mengancam, ia menjadi hantu yang mengkhawatirkan baginya. Tapi yang paling dikhawatirkan, ketika harus berkeluarga nanti, bagaimana ia harus menjelaskan kepada calon suaminya, bahwa tidak hanya selaput daranya yang rusak, tapi ada belasan laki lagi yang pernah menidurinya. (ars)
objek dipertemukan, tinggal pemesan menentukan tempat untuk bercinta. Bisa di hotel sekitar Mataram atau Senggigi Lombok Barat. “Itu terserah yang pesan, anak anak nurut aja,” sebutnya. Keprihatinan akan masa depan remaja putri, sesekali melintas di benak KG. Bagaimana pun juga ia punya anak putri, saudara putri. Tapi atas nama bisnis plus rasa terlanjur nyaman menjalankan praktek itu, KG tak lagi mau dipusingkan soal itu. Masa depan anak menjadi urusan anak itu sendiri, terpenting bisnisnya berjalan. Pria berambut setengah botak bertubuh tambun ini mengaku bisa meraup jutaan setiap order ramai. “Buat saya Rp 300.000. buat anak itu Rp 500.000,” sebut KG untuk transaksi Rp 700.000. Jika sehari ada empat pemesan dengan banderol Rp 700.000 per anak, maka ia memperoleh keuntungan Rp 1,2 Juta. Itulah aktivitas terlarang KG yang masih subur berjalan hingga saat ini. Bagaimana sebenarnya ia memulai? Ini berawal dari perkenalannya dengan F di Mataram. F pun lama menjalankan praktek yang sama dan kini sudah ekspansi ke Jakarta. Tidak hanya dia, ada beberapa lagi orang orang yang diketahuinya menjadikan bisnis seks pelajar sebagai sumber hidup. Mengapa sasarannya pelajar? “Jawabannya pasti anda (Suara NTB) sudah tahu. Saya tidak perlu jelaskan,” ketusnya. Namun setelah sedikit dikorek, ia sedikit membuka diri. Bahwa pelajar adalah pemesan terbanyak. Alasan para pemesan sederhana. “Yang pelajar itu masih fresh,”
demikian istilah KG. Kondisi para pelajar memang kini sudah sangat menghawatirkan. Pergaulan bebas yang sudah menjadi tren keseharian para remaja, menjadi pintu masuk pada mucikari untuk menjalankan praktek jahatnya. Mereka melakukan pendekatan pertemanan antara pelajar siswi satu dengan lainnya. Bujuk rayu mucikari ini berhasil mempengaruhi otak remaja yang memang sedang labil. Apa yang dilakukan KG memang sulit terendus oleh otoritas pendidikan, mulai dari Dinas Pendidikan, sampai guru, termasuk di lingkungan keluarga para korban. Karena ada kesepakatan yang tidak tertulis, bahwa komunikasi para korban hanya cukup dengan KG. Itu tidak akan pernah disampaikan kepada orang lain. Kita memang sudah biasa mendengar ada prostitusi di lingkaran pelajar. Juga biasa mendengar ayam kampus, untuk mewakili istilah pelacuran di kalangan mahasiswi. Trafficking juga masuk di lingkungan kampus, karena lembaga pendidikan tingkat perguruan tinggi ini juga menjadi pangsa pasar para mucikari. Adalah DS, seorang pegawai hotel di Mataram mengaku nyambi untuk ini. Ia mengendalikan prostitusi di kalangan mahasiswi, meskipun hanya terbatas pada beberapa kampus di Mataram. Namun itu cukup mumpuni untuk menambah pundi pundi keuangannya. Meskipun tidak semahal siswa SMP atau SMA, tapi banderol Rp 500.000 per sekali transaksi, cukup membuatnya meraup keuntungan ratusan ribu per hari. Atau setidak tidaknya dalam sepekan. Modus yang dijalankannya tak
serumit untuk pemesanan pelajar SMP dan SMA, siapapun yang menghubunginya, akan disambut dengan menyebut harga yang biasa ditawarkan. “Tapi kebanyakan pemesanan ayam kampus ke saya, melalui teman teman yang saya kenal,” sebutnya. Kampus baginya bukanlah benteng yang kokoh untuk ditembus demi menemukan mahasiswi yang bisa dijajakan. Mereka sudah dianggap cukup dewasa untuk berpikir untuk mendapat keuntungan, dengan berbagai alasan ; mulai dari kesulitan hidup di kos kosan sampai biaya kuliah, atau kesenangan semata. Pernah ada pengalamannya, ia didesak salah seorang siswi dari kampus swasta berinisial P, untuk dicarikan pelanggan. Alasannya mendesak itu hanya karena butuh untuk membayar kos sebesar Rp 550.000 di kawasan Kekalik yang sudah terlambat lima hari. Tak perlu memutar otak untuk ini. Hanya cukup bagi DS dengan mengangkat telepon genggamnya, memberikan tawaran kepada orang yang memang menjadi pelanggan tetap. Ketika yang dihubunginya mengiyakan dengan harga ditentukan, maka jadilah transaksi itu. Menanyakan soal kapan pekerjaan sampingan yang menghasilkan pendapatan pokok itu bisa ditinggalkan DS maupun KG, memang ada kesamaan jawaban. Pada dasarnya mereka ada keinginan untuk sadar dan kembali ke pekerjaan pokok. Tapi tergiur dengan keuntungan yang tak membutuhkan keringat ekstra itu, membuat mereka masih bertahan. (ars)
Setiap Remaja, Berpotensi Rusak Temannya Mataram (Suara NTB) Keluarga merupakan benteng pertama untuk proteksi moral yang bisa mencegah anak atau remaja memasuki wilayah pergaulang yang terlarang. Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB pun memandang, ada kebablasan pergaulan remaja dewasa ini. Keperawanan bukan lagi identitas, harga diri, yang harus dipertahankan. Sebaliknya, ketidakperawanan remaja khususnya pelajar putri, menjadi pintu masuk aktifitas prostitusi di ranah pendidikan. Riset LPA pun mendapati fakta mencengangkan, bahwa remaja putri yang pernah berhubungan intim dengan pacarnya, memilih menjual diri ke orang lain melalui perantara mucikari. Karena hasilnya lebih dianggap menguntungkan. “Beberapa pelajar yang kami pernah wawancarai, mengakui itu,” sebut Warniati, peneliti LPA NTB. Tapi itu bukan keinginan mereka sendiri, tapi atas dorongan kawannya yang belakangan tiba tiba berperan sebagai mucikari. Tawaran yang awalnya ditolak mentah mentah, tapi sebenarnya dipikirkan oleh calon korban, sampai akhirnya tawaran itu diiyakan tanpa ada desakan. Mucikari, istilah yang baginya tidak hanya terbatas di oknum yang memang pekerjaannya mencari korban untuk dijual. Rupanya peranan itu mulai diambilalih pelajar. Para pelajar ini sebenarnya sebelumnya adalah korban, tidak hanya pelampiasan nafsu pacarnya, tapi korban trafficking. Sampai akhirnya, semangat mereka mengendor untuk jual diri, namun kemudian beralih menjual temannya. “Inilah yang saya sebut, setiap remaja putri, berpotensi untuk merusak remaja putri lainnya,” kata Warniati. Setiap remaja atau pelajar putri yang pernah menjadi korban prostitusi, akan mencoba berperan sebagai mucikari untuk temannya. Penelitiannya pun menemukan fakta bahwa, satu orang pelajar yang terlanjur menjadi mucikari, bisa menjual sampai 30 temannya. Tidak hanya di sekolah tempatnya menempuh pendidikan, tapi di sekolah sekolah lain. “Bisa dibayangkan, ini baru satu kasus yang kami temukan untuk satu remaja putri yang menjadi mucikari. Nah, bagaimana jika ada 5, atau 10 anak yang berperan sama?,” tanyanya miris. Sekali lagi, baginya, tidak cukup sekolah punya peran untuk proteksi. Orang tua sebagai pendidik pertama harus benar-benar mengawasi anaknya ketika keluar rumah. Menyerahkan tanggungjawab pendidikan kepada guru di sekolah, meskipun itu harus dilaku-
Warniati kan, tetap tidak cukup. “Karena saat jam istirahat, siswa itu keluar kemana, atau saat pulang sekolah siswa itu kemana saja. Orang tua harus mengawasi ruang ruang ini. Karena bisa jadi, mereka (para siswa) memanfaatkan ini sebagai kelengahan untuk berperan sebagai pelaku prostitusi,” sebutnya. Institusi pendidikan bukan satu – satunya titik asal muasal transaksi seks kalangan pelajar dan mahasiswa. Kegiatan ini juga bermula di tempat – tempat umum, seperti pusat keramaian, pusat perbelanjaan, pusat hiburan, juga menjadi titik awal peristiwa itu terjadi. Indikasi awal yang menjadi rujukannya adalah, keberadaan remaja putri Warni – demikian ia disapa – menyebut ada 10 titik yang menjadi tempat kebiasaan berkumpulnya remaja yang perlu diwaspadai. “Kita tidak ingin mengajak untuk suudzhon (buruk sangka), tapi ini perlu jadi perhatian kita bersama,” kata Warni. Tempat itu diantaranya, simpang Sweta, Panaraga, sekitar GOR Turida, ruas jalan Gegutu, Jalan Rajawali, Jalan Alpukat, Sindu, Tanjung Karang. Sejumlah tempat ini terindikasi menjadi awal transaksi, melalui penelitian sejak 2008 lalu. “Beberapa remaja yang kami wawancarai memang mengaku, sebelum begituan (seks), mereka transaksi di lokasi ini, umumnya terjadi malam hari,” terangnya. Sejak 2012 lalu, lokasi ini bertambah. Ada dua tempat dimana ia menjatuhkan kecurigaaan yang sama, yakni di Jalan Udayana dan Taman Sangkareang. Memang, tak sedikitpun terpikirkan oleh semua orang. Tapi dibalik itu, masyarakat juga harus tau bahwa ada transaksi seks yang terjadi. “Dibalik ramainya suasana, disana sebenarnya ada aktivitas berbeda dan ini kita tidak tau, karena kita melihatnya biasa saja,” ujarnya. (ars)
SUARA NTB Senin, 2 September 2013
Tunggu Ketentuan Pusat NASIB bekas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang kebingungan biaya operasional belum diketahui jajaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dikpora). Pasalnya, pascadicabutnya istilah RSBI tersebut belum ada tindak lanjut formulasi yang akan diterapkan sebagai pergantiannya. Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dikpora Lotim, Izzudin kepada Suara NTB beberapa hari lalu mengatakan pihaknya menanti ketentuan dari pemerIzzudin intah pusat. Diketahui ada rencana pemerintah pusat akan menjadikan sekolah bekas RSBI ini menjadi sekolah unggulan. Hanya saja sampai saat ini belum ada kabar lanjutannya. Informasinya, sekolah bekas RSBI yang akan menjadi sekolah unggulan akan dialokasikan dana tambahan khusus bekisar sampai Rp 150 juta. Sumbernya dikabarkan dari dana Biaya Operasional Sekolah (BOS). Menanggapi hal itu, Izzudin mengaku tidak berani memastikan. Pasalnya, semua menjadi kewenangan pemerintah pusat. Ia tegaskan, demi alasan keamanan sampai saat ini regulasi tentang adanya sekolah unggulan juga masih menjadi wacana. “Jadi kita tunggu pusat saja supaya nyaman. Saya tidak tidak pingin berandai-andai. Sekolah unggulan itu masih rencana. Karena jelas kan harus ada putusan dari pemerintah,” terangnya. (rus)
PENDIDIKAN
Halaman 10
Masih Tinggi, Angka Buta Aksara di Loteng Praya (Suara NTB) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Lombok Tengah (Loteng) H. L. Ihwan Hawari, SH.MH, prihatin dengan masih tingginya angka buta aksara di Loteng. Masih tingginya, angka buta aksara ini membuat pihaknya berusaha melaksanakan program yang sudah ada, sehingga bisa diminimalisir. “Kita sudah bicarakan bagaimana caranya kita menuntaskan persoalan buta aksara di kabupaten Lombok Tengah yang angkanya cukup besar, meskipun terdapat perbedaan data antara data provinsi dan kabupaten. Kalau data provinsi menyebutkan bahwa masyarakat yang buta aksara mencapai 2.275 sedangkan untuk kabupaten
mencapai 50 ribu orang,’’ ungkapnya saat pelepasan calon jemaah haji (CJH) dari kalangan guru di Masjid Agung Praya, Sabtu (31/8) pagi. Selain masih tingginya angka buta aksara di Loteng, ungkapnya, pihaknya masih dihadapkan dengan persoalan lainnya, yakni masalah tenaga pengajar. Menurutnya, Loteng masih kekurangan tena-
ga pengajar yang mencapai 1.268 orang dan tersebar di seluruh kecamatan. Apalagi, jumlah sekolah di Loteng mencapai 576 unit. Untuk itu di masa mendatang, pihaknya bertekad meningkatkan mutu pendidikan di Loteng, sehingga mampu bersaing dengan daerah lain di NTB, khususnya dan Indonesia umumnya. Sementara jumlah guru
Nasib Mantan Sekolah RSBI
SMAN 2 Praya Galakkan Kegiatan Imtaq
’’Sharing’’ Anggaran SEBAGAI salah satu bekas sekolah RSBI, SMAN 5 Mataram memilih mengambil jalan sesuai kesepakatan sekolah dan orang tua. Tentu harapan sekolah apa yang sudah diraih sebelumnya dapat dipertahankan dan tingkatkan. Dengan mengharapkan dukungan dari orang tua wali siswa, Insya Allah juga dari pemerintah daerah, untuk partisipasi dan sharing anggaran pendidikan. Saya yakin dengan kerjasama yang bagus dan keterbukaan, Insya Allah orang tua akan mendukung. (H. Muzaki, Kepala SMAN 5 Mataram)
(Suara NTB/nia)
PAWAI - Pawai budaya serangkaian HUT SMAN 7 Mataram yang ke-10 diikuti 1.561 siswa dan tenaga pengajar, Sabtu (31/8).
Walikota Apresiasi Pawai Budaya di Kalangan Pelajar Mataram (Suara NTB) Sebanyak 1.561 siswa-siswi dan tenaga pengajar di SMAN 7 Mataram mengikuti pawai budaya yang digelar serangkaian HUT sekolah ke-10, Sabtu (31/8). Pawai budaya ini dilepas langsung Walikota Mataram H. Ahyar Abduh di depan sekolah di Jalan Adisucipto. Walikota Mataram yang melepas pawai budaya ini memberikan apresiasi pada SMAN 7 Mataram, karena menggelar sebuah kegiatan yang mampu memberikan nilai positif bagi siswa. “Saya sebagai Walikota Mataram memberikan apresiasi atas SMAN 7 Mataram atas kegiatan yang diselenggarakan pada hari ini (Sabtu, red) karena patut ditiru sekolah lain,’’ ungkapnya dalam sambutan pelepasan. Menurut Ahyar pawai budaya yang digelar ini menunjukkan salah satu upaya dari sekolah bersama dengan masyarakat Kota Mataram, untuk terus melestarikan budaya di Kota Mataram. Untuk itu pihaknya sangat mengapresiasi sekaligus memberikan selamat kepada SMAN 7 Mataram yang kini telah genap berumur 10 tahun. Ahyar berharap, apa yang telah dilakukan SMAN 7 Mataram ini dapat menjadi contoh dan dapat ditiru sekolah-sekolah lain di Kota Mataram. Melalui kegiatan positif seperti ini, sekolah diharapkan dapat meningkatkan kual-
Tidak Ada Kesulitan
DIHAPUSNYA status Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di beberapa sekolah menjadi salah satu beban tersendiri bagi mantan sekolah RSBI. Terutama dalam hal biaya operasional sekolah, yang dulunya masih disokong pemerintah dan partisipasi masyarakat. Apa pendapat para pendidik kita tentang masalah ini?
(Suara NTB/dys)
H. L. Irwan Hawari
Tingkatkan Disiplin Siswa
Ketua PGRI Minta Tunggakan Sertifikasi Segera Dibayar Praya (Suara NTB) Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) NTB, Drs. H.Ali A. Rahim, mengungkapkan, proses pemberian tunjangan sertifikasi guru di NTB ini masih kacau balau. Hal itu terlihat dari adanya kabupaten/kota se-NTB yang masih melakukan penunggakan terhadap pembayaran tunjangan sertifikasi para guru. “Tidak ada lagi yang main komplainkomplain. Itu wajib hukumnya dibayar. Karena apa, itu sudah menjadi hak guru dan dana itu sudah ditransfer ke (Suara NTB/dys) kabupaten/kota hanya barangkali tingAli H. Rahim gal rekapitulasi kekurangannya berapa,’’ ungkapnya saat halal bihalal dengan jajaran pendidik dan pemerintah di Masjid Agung Praya, Sabtu (31/8). Dicontohkannya, tunggakan pembayaran tunjangan sertifikasi guru di sejumlah kabupaten/kota di NTB khususnya di Lombok Timur yang mencapai Rp 98 miliar untuk tahun 2012 berdampak pada guru. Terkait hal ini, pihaknya mengharapkan pemerintah kabupaten/kota segera membayar tunggakan sertifikasi. Diakuinya, sebagai salah satu mitra kerja Dinas Dikpora kabupaten/kota, PGRI sudah melakukan berbagai sinergisitas untuk mengantisipasi berbagai bentuk persoalan guru. Diakuinya, meski kesejahteraan guru itu penting sebagai salah satu syarat peningkatan kualitas pendidikan, namun itu bukan hal yang utama. Tunjangan sertifikasi guru itu bukan untuk peningkatan kesejahteraan guru. Tetapi pemberian sertifikasi untuk guru ini adalah sebuah pencitraan bangsa indonesia terhadap dunia, karena pemberian jasa terhadap guru sangat rendah di Asia Tenggara. ‘’Yang kedua ialah untuk peningkatan mutu pendidikan, yang ketiga baru untuk kesejahteraan guru. Jadi nggak boleh dibalik, akibatnya selama ini guru selalu dikambinghitamkan,” ujarnya. Sekretaris pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB ini mengharapkan guru-guru tidak melakukan aksi menuntut pembayaran sertifikasi ini, “Kita ini adalah guru yang mempunyai karakter kepribadian yang di dalamnya itu ada nilainilai Islam. Jadi kalau sudah buntu, meskipun mereka adalah manusia biasa kita komunikasikan dengan baik,” harapnya. Disinggung mengenai banyaknya mantan guru yang terjun langsung ke dalam politik praktis, adalah hal yang lumrah. Menurutnya, anggota PGRI itu adalah orang yang cerdas dan akan memilih sesuai dengan hati nurani. ‘’Secara kelembagaan tidak ada instruksi untuk itu (berpolitik praktis), tetapi secara personal mereka ialah orang-orang yang cerdas untuk mengambil sikap (politik),’’ ujarnya mengingatkan. Ali H. Rahim menegaskan, jika PGRI merupakan institusi non partai politik. Namun, pihaknya tidak melarang anggota PGRI belajar berpolitik, kecuali sudah berhenti sebagai PNS. (dys)
dan tenaga pendidik lainnya yang dilepas melaksanakan ibadah haji tahun 2013 ini sebanyak 99 orang. Acara pelepasan CJH tersebut merupakan rangkaian acara halal bihalal jajaran pendidik dan kependidikan Dikpora dan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Loteng, termasuk Ketua DPRD, SKPD lingkup Pemkab Loteng, pengurus PGRI NTB dan sejumlah tokoh agama dan masyarakat. ‘’Acara ini bertujuan meningkatkan tali silaturahmi para guru yang telah mengabdi kepada masyarakat,’’ ujarnya. (dys)
KALAU kita yang sudah terbiasa tidak ada kesulitan keuangan. Mungkin teman-teman kita yang mantan RSBI belum terbiasa. Karena biasanya ada terus nggak ada, saya kira butuh adaptasinya saja. Sama saja dengan sekolah lain. Apalagi yang masuk RSBI ini rata-rata dari latar belakang ekonomi yang tinggi-tinggi. Tinggal dikomunikasikan saja dengan orang tua, saya yakin bisa paham. (Mustadi Khaeri, Kepala SMAN 6 Mataram)
Pertahankan Kualitas Ibaratnya kalau terbiasa makan empat sehat lima sempurna kemudian tidak sempurna lagi itu wajar. Hanya saja, saya berharap itu tidak mengurangi kualitas. Di sinilah kita harus menerapkan seni atau pengalaman teman-teman yang ada di situ untuk bisa terus mempertahankan kualitas dengan kondisi yang ada. Masalah biaya, cukup ngak cukup itu relatif. Begitu pula soal RSBI menjadi tidak RSBI, saya kita itu hanya masalah adaptasi, karena sekolah lain buktinya selama ini tetap bisa jalan. (Muhammad Yahya, Kepala SMPN 4 Mataram)
Dari Redaksi: Harian Suara NTB, menyediakan ruang kepada para mahasiswa untuk menyampaikan pendapat atau argumentasinya terkait berbagai persoalan di bidang pendidikan yang terjadi di daerah ini. Pendapat yang disampaikan tergantung dari topik yang diangkat Suara NTB. Anda bisa menyampaikan pendapat Anda melalui email: suarantbbicara@yahoo.com .
TOPIK PEKAN DEPAN : Masih Tinggi, Angka Buta Aksara di Loteng
itas Sumber Daya Manusia (SDM). Sementara itu, Kepala SMAN 7 Mataram H. Muslim menyebutkan, perayaan pawai budaya ini merupakan semangat Mataram maju, religius dan berbudaya. Untuk mewujudkan Mataram berbudaya, salah satunya melalui pendidikan. Karena melalui pendidikan penanaman dan pengenalan budaya dapat lebih mengena. Terlebih para pelajar ini adalah menjadi bagian dari masyarakat. “Di tengah budaya yang deras, kita menanamkan kebudayaan kepada anak-anak,” harapnya. (nia)
Praya (Suara NTB) Rendahnya tingkat displin siswa sampai sejauh ini masih menjadi persoalan utama yanga sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng). Termasuk di SMA Negeri 2 Praya yang dikenal sebagai salah satu sekolah favorit di Bumi Tatas Tuhu Trasne. Untuk meningkatkan displin siswanya, pihaknya sekolah pun sudah melakukan berbagai terobosan. Salah satu yang kini tengah digalakkan yakni peningkatan intensitas kegiatan iman dan taqwa (Imtaq). Bukan hanya bagi siswa, termasuk juga bagi guru dan pegawai sekolah setempat. Hal (Suara NTB/kir) itu diungkapkan Kepala H.L. Masri SMAN 2 Praya, Drs. H.L. Masri, kepada Suara NTB di ruang kerjanya, Sabtu (31/8). Ia menjelaskan, saat ini sebelum masuk kelas bagi siswa dan guru termasuk pegawai yang beragama Islam, diwajibkan mengikuti kegiatan membaca ayat-ayat suci Al-Quran minimal setengah jam dari pukul 06.30 wita sampai 07.00 wita. Sementara bagi siswa yang non muslim, juga tetap mengikuti kegiatan serupa. Tapi dilaksanakan secara terpisah. “Kegiatan ini sudah mulai kita laksanakan seusai libur lebaran kemarin,” sebutnya. Melalui kegiatan imtaq tersebut, selain bisa meningkatkan keimanan para siswa. Disiplinnya juga bisa tumbuh dengan sendiri. Bukan lagi disiplin yang dipaksakan. Sejak kegiatan imtaq tersebut mulai dilaksanakan, tingkat disiplin siswa perlahan mulai membaik. Walaupun masih belum sesuai harapan. Tapi paling tidak, ada peningkatan dari sebelum-sebelumnnya. ‘’Karena melalui kegiatan imtaq tersebut, keimanan dan ketaqwaan siswa ditingkatkan. Begitu pula dengan semangat disiplin siswa,’’ ujarnya. Selain displin siswa, lanjut Masri, pihaknya juga terus menggenjot disiplin guru dan pegawai. Misalnya, dengan menerapkan absensi ganda. Di mana guru tidak hanya diharuskan mengisi absen masuk sekolah saja. Tetapi juga diharuskan mengisi absensi mengajar di kelas. “Jadi guru bukan hanya terkesan masuk sekolah saja. Tapi memang benar-benar aktif mengajar. Karena bisa saja, guru aktif masuk sekolah. Tetapi kurang aktif mengajar di kelas,” ujarnya. (kir)
Mengenal Akademi Komunitas
Lulus Kerja, Pekerjaan Menanti Banyaknya lulusan perguruan tinggi yang menganggur harus dicarikan solusinya. Lulusan SMA sederajat dalam melanjutkan pendidikannya harus melihat perguruan tinggi yang cocok dan mampu memberikan jaminan bekerja setelah selesai kuliah. Adanya Akademi Komunitas selain perguruan tinggi yang sudah ada diharapkan mampu memberikan jaminan kerja bagi lulusannya. Seperti apa Akademi Komunitas dan peluangnya? AKADEMI Komunitas masih belum populer seperti jenis perguruan tinggi lainnya. Di Indonesia, belum semua daerah memiliki Akademi Komunitas. Di NTB, Akademi Komunitas masih berada di bawah koordinasi Akademi Komunitas yang ada di Bali. Namun, pihak Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengharapkan Akademi Komunitas yang ada di NTB segera didefinitifkan. Menurut Koordinator Akademi
Komunitas untuk Wilayah NTB Drs. Mustain, MM, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin keberadaan Akademi Komunitas di NTB segera definitif. Keberadaan Akademi Komunitas ini sesuai UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yakni ada akademi, institut, politeknik, sekolah tinggi dan universitas. Artinya, keberadaan Akademi Komunitas ini memiliki peranan yang tidak kalah penting dengan perguruan tinggi lain yang ada di Indonesia. ‘’Mudah-mudahan tahun 2014 mendatang, Akademi Komunitas di NTB segera definitif. Ini butuh dukungan banyak pihak, khususnya Pemprov NTB,” ujar Mustain yang juga Kepala SMKN PP Mataram pada Suara NTB, Sabtu (31/8). Mustain menegaskan, jika keberadaan Akademi Komunitas ini sangat penting, terutama memberikan kesempatan menuntut ilmu pada warga kurang mampu. Termasuk, pada lulusan SMA sederajat yang ingin cepat kerja. Artinya, setelah menyelesaikan pendidikan di Akademi Komunitas, lulusannya mampu menciptakan lapangan kerja tanpa mengandalkan harus menjadi PNS. Tidak hanya itu, Akademi Komunitas merupakan pendidikan
vokasi yang mengarah pada penguasaan keahlian tertentu, seperti seni keterampilan dan lainnya. Khusus Akademi Komunitas yang ada di NTB — yang berada di Koridor V MP3EI diprioritaskan pada masalah pangan dan pariwisata. ‘’Ada tiga jurusan yang dikembangkan, yakni Diploma I Hotel dan Restoran, Perjalanan Wisata dan Agrowisata,’’ terangnya. Pihaknya mengharapkan keberadaan Akademi Komunitas ini cepat definitif dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah dan masyarakat. Apalagi, keberadaan Akademi Komunitas bagi masyarakat kurang mampu dan ingin cepat kerja sangat dibutuhkan. Di NTB, lanjutnya, Akademi Komunitas pertama kali melakukan kuliah perdana di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur NTB bulan November 2012 lalu. Pada kesempatan itu, Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi memberikan kuliah perdana bagi ratusan mahasiswa yang diterima pada gelombang pertama. Mustain menegaskan, keberadaan Akademi Komunitas dalam dunia pendidikan cukup fleksibel. Dalam arti, Akademi Komunitas tidak hanya terpaku pada beberapa jurusan tertentu, tapi bisa berubah sesuai dengan kebutuhan mendesak yang diinginkan. (ham)
KREASI SISWA Para pelajar dituntut bisa berkreasi dan mampu berinovasi saat belajar di sekolah. Seperti siswasiswi di Pondok Pesantren Nurul Haramain NW Narmada Lombok Barat saat parade apel tahunan di Lapangan Narmada, Minggu (1/9). Acara ini juga dirangkai khutbatul arsy (ajang perkenalan) dengan siswa baru. (Suara NTB/ham)
SUARA NTB Senin, 2 September 2013
Halaman 11
(Suara NTB/ars)
BERLATIH - Sejumlah Atlet Perbakin Rinjani NTB berlatih di markas mereka, SMP 13 Mataram, beberapa hari sebelum mengikuti Kejurnas Anniversary XXXVII di Jakarta. Berkat disiplin dan latihan keras, mereka pun meraih medali di kejuaraan itu.
Ki Sung Berlabuh ke Sunderland London Sunderland mengumumkan pada Sabtu bahwa mereka telah merekrut gelandang internasional Korea Ki Sung Yueng sebagai pemain pinjaman dari rivalnya di Liga Utama Inggris Swansea City. Pemain 24 tahun itu melakukan 38 penampilan untuk Swansea pada musim lalu, penampilannya yang paling dikenal adalah saat tampil sebagai bek tengah saat mereka menang 5-0 atas Bradford City di final Piala Liga, namun ia merupakan surplus bagi kebutuhan pemain di Stadion Liberty. “Sunderland telah merekrut gelandang Ki Sung Yueng dari Swansea City sebagai pemain pinjaman selama semusim,” demikian bunyi pernyataan di situs resmi Sunderland. “Pemain internasional Korea Selatan berusia 24 tahun itu merupakan perekrutan ke-11 klub selama musim panas. Ia belum dapat dimainkan untuk pertandingan hari ini melawan Crystal Palace.” Ki memulai karirnya dengan memperkuat klub Korsel FC Seoul dan pindah ke Eropa pada Januari 2010 ketika ia bergabung dengan raksasa Skotlandia Celtic. Ia memenangi gelar liga dan Piala Skotlandia sepanjang karirnya di Celtic Park, sebelum bergabung ke Swansea dengan biaya transfer yang dilaporkan berjumlah senilai 5,5 juta pound setahun silam. Bagaimanapun, prospekprospek bermainnya mendapat pukulan setelah Swansea mendatangkan Jonjo Shelvey dan Jose Canas pada bursa transfer musim panas, dan ia kemudian dipersilakan bergabung dengan sesama kolega internasionalnya Ji Dong Won di Stadium of Light, demikian AFP. (ant/bali post)
Kejurnas Anniversary XXXVII
Enam Penembak NTB Raih Tiket PON
Mataram (Suara NTB) Atlet cabang olahraga menembak NTB sukses mengukir prestasi di kancah nasional. Setelah di kejurnas sebelumnya meloloskan empat atlet, kini Pebakin NTB meloloskan enam atlet di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/ 2016. Prestasi ini ditandai dengan diraihnya satu medali emas dan satu medali perak di Kejurnas Anniversary XXXII di Jakarta, 31 Agustus lalu. Ketua Pengcab Perbakin Kota Mataram, H. Didi Sumardi yang dihubungi Suara NTB, via ponselnya, Minggu (1/9) kemarin mengatakan, enam at-
let yang sukses meraih tiket PON 2016 di kejurnas tersebut, Ni Wayan Yuliarthi, Liza Rizna Widjayanti, Dimas Restu Arindra Putra, I Nyoman
Meta Ambara Yoga, L. Rizal Saputra dan Nila Anggraeni. “Selain menyumbang satu emas dan satu perak, penembak NTB berhasil meloloskan
Silverstone - Lewat pertarungan menegangkan di lap terakhir, Jorge Lorenzo berhasil memenangi MotoGP Inggris sekaligus mengakhiri rentetan kemenangan Marc Marquez. Pada balapan di sirkuit Silverstone, Minggu (1/9/2013) petang WIB, Lorenzo sempat terlihat cukup aman untuk menjadi pemenang, sebelum harus bersusah payah mempertahankannya di laplap terakhir. Sebagaimana dikutip dari lam a n
lebih baik daripada Marquez, yang menjadi pemegang pole position. Sejak itu Lorenzo terus berada paling depan, sementara Marquez terus mengekor namun sulit mendekati rivalnya itu. Catatan untuk Marquez, rider tim Repsol Honda itu ia baru diumumkan mengikuti lomba di menit-menit terakhir, karena sebelumnya terjatuh dan cedera bahu kiri di warm-up lap, beberapa jam sebelum balapan. Kejutan dilakukan Marquez di tiga lap terakhir ketika ia berhasil menyalip Lorenzo, memasuki sebuah tikungan. Lorenzo tampak “panas” dan berhasil balas melakukan overtake tak beberapa lama kemudian. Pertarungan pun semakin memanas. Marquez terus memberi tekanan besar pada Lorenzo, sampai kemudian berhasil menyodoknya di lap terakhir. Dalam kondisi krusial, Lorenzo berhasil merebut kembali posisinya menjelang sebuah tikungan, dan kali itu berhasil mengamankannya sampai garis finis dikibarkan. Marquez harus puas dengan posisi runner-up. Sedangkan tempat ketiga diduduki Dani Pedrosa, yang sejak pertengahan lomba merapat ke dua rivalnya itu, tapi tak pernah bisa menyentuhnya. Ini menjadi kemenangan keempat Lorenzo di musim ini, atau yang pertama sejak seri di Catalunya pada 16 Juni. Koleksi poinnya menjadi 194, bergeming di posisi ketiga. Marquez, yang memenangi empat seri sebelumnya secara beruntun, tetap memimpin klasemen sementara berkat total lima kemenangan dari 12 seri. Jumlah poinnya adalah 233, atau unggul 30 angka di atas Pedrosa. (ant/balipost)
Sugiartha Pimpin Perkemi NTB Mataram (Suara NTB) Setelah sempat diundur beberapa bulan, akhirnya jajaran personalia kepengurusan Pengprov Perkemi NTB Priode 20132017 resmi dilantik. Ketua Umum Perkemi NTB terpilih, I Nengah Sugiartha bersama jajarannya dilantik oleh Wakil Ketua III KONI NTB, Drs. H. L. Imam Maliki, di Gedung Sangkareang Pemprov NTB, Minggu (1/9).
Wakil Ketua III KONI NTB yang tampil menggunakan seragam dengan jas lengkap KONI NTB itu hadir mewakili Ketua Umum KONI NTB, H. MNS. Kasdiono SH. Hadir juga Sekum KONI NTB, H. Suhaimi SH. Imam yang juga menjabat Ketua Harian Pertina NTB menjelaskan pelantikan, kepengurusan cabang olahraga Kempo itu berdasarkan surat Nomor: 263/SK/PB/IV/ 2013 yang ditandatangani oleh Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Perkemi, Kusuma A. Martoredjo. Surat tersebut berlaku mulai 12 April 2013 dan ditetepkan di Jakarta. Ditempat yang sama, Ketua Perkemi NTB, I Nengah Sugia-
Pada pertandingan JuveLazio, dua penyelesaian bagus dari Vidal pada menit ke-14 dan 26 terlihat membawa pertandingan ini menjadi milik tuan rumah, namun penyerang Jerman Miroslav Klose mencetak satu gol untuk memberi sedikit harapan bagi tim Lazio. Mirko Vucinic memperbesar keunggulan Juve dengan penyelesaiannya saat babak kedua baru berlangsung empat menit, sebe-
lum gelandang Lazio asal Brazil, Hernanes, diusir keluar lapangan, karena mendapat kartu kuning kedua menyusul handball yang dilakukannya. Penyerang Argentina Tevez mencetak gol keempat dari jarak 20 meter saat pertandingan tinggal menyisakan sepuluh menit untuk mengandaskan perjuangan pasukan Vladimir Petkovic. (ant/bali post)
Juve Hancurkan Lazio pertandingan, dengan pemimpin klasemen sementara Napoli. Namun Juventus kalah selisih gol sehingga hanya menduduki urutan kedua klasemen sementara. Napoli juga meraih dua kemenangan dari dua pertandingan setelah pada sore hari mengalahkan Chievo 4-2 di Verona berkat dua gol dari pemain Slovakia Marek Hamsik dan gol perdana Gonzalo Higuain di Liga Italia.
Sebagaimana di ketahui sebelumnya, bahwa pada kejurnas Pra-PON di Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) Juni lalu, Perbakin NTB meloloskan empat atlet, yakni Ni Wayan Yuliarthi, L. Rizal Saputra, Dimas Restu A.P dan Liza Rizna Widjayanti, itu artinya ada dua tambahan atlet yang sukses meraih tiket PON XIX di Jabar 2016 mendatang. (fan)
Lorenzo Akhiri Kemenangan Beruntun Marquez
detik.com (detiksport), pebalap Yamaha itu start
Roma Arturo Vidal mencetak dua gol dan Carlos Tevez menambahi gol lain saat juara bertahan Liga Italia, Juventus, meraih kemenangan impresif 4-1 atas Lazio yang mengakhiri pertandingan dengan sepuluh pemain di Turin, pada Sabtu (Minggu WITA), Kemenangan ini membuat Juventus memiliki poin yang sama, enam, dari dua
enam atlet ke PON,” sebutnya. Semua atlet itu berasal dari Kota Mataram. Wakil Ketua DPRD Kota Mataram ini juga menjelaskan, selain menggondol enam tiket ke PON XIX/ 2016, kontingen NTB sukses meraih satu emas dan satu perak. Medali emas diraih oleh Ni Wayan Yuliarthi di kelas, air rifle putri, selanjutnya medali perak diraih oleh Liza Rizna Widjayanti di kelas yang sama.
rtha yang biasa dipanggil Ical mengatakan, pelantikan kepengurusan Perkemi NTB memang sempat tertunda beberapa bulan. “Penundaan pelantikan ini karena kami menunggu kesempatan pihak PB Perkemi untuk datang melantik, namun karena pengurus PB Perkemi tidak berkesempatan pelantikan pun dilakukan oleh KONI NTB,” ucapnya. Bagi Ical siapa pun yang melantik tak dipersoalkan. Dalam hal ini ia berharap kedepannya kepengurusan Perkemi NTB bisa solid dalam mengurus organisasi olahraga Kempo. Maklum tugas mereka cukup berat dalam menyongsong persiapan mengikuti PON XIX di Jabar 2016 mendatang, yakni meraih target 1 emas. “Target kami di PON 2016 meraih satu emas, kita harapkan semua Dojo dan pengurus Perkemi di kabuaten/kota di NTB terus membina atlet, karena setelah pimbinaan dimasing-kabupaten/kota kita akan menggelar kejuaraan tingkat regional untuk seleksi atlet persiapan kejurnas hingga Pra-PON,”paparnya. Sebagaimana diketahui sebelumnya I Nengah Sugiartha terpilih sebagai ketua Pnegprov Perkemi NTB menggantikan ketua lama, L. Gita Ariyadi dalam Musprov Perkemi NTB di Hotel Lombok Raya Mataram Maret lalu .(fan)
Hasil MotoGP Inggris 2013: 1. Jorge Lorenzo 40:52.515 2. Marc Marquez +00.081 3. Dani Pedrosa +01.551 4. Valentino Rossi +13.233 5. Alvaro Bautista +13.298 6. Stefan Bradl +20.227 7. Cal Crutchlow +26.299 8. Nicky Hayden +35.993 9. Bradley Smith +36.119 10. Aleix Espargaro +53.196 11. Andrea Iannone +59.058 12. Michele Pirro +01:00.710 13. Hector Barbera +01:01.690 14. Colin Edwards +01:01.843 15. Danilo Petrucci +01:08.833 16. Randy de Puniet +01:09.063 17. Claudio Corti +01:16.474 18. Hiroshi Aoyama +01:16.535 19. Michael Laverty +01:32.057 20. Yonny Hernandez +01:36.224 21. Bryan Staring +02:00.635 22. Andrea Dovizioso +30.2 23. Lukas Pesek DNF
Mataram Bertekad Rebut Kembali Juara LPI NTB Mataram (Suara NTB) Dikpora Kota Mataram mengandalkan tim sepak bola SMP 1 Negeri Mataram dan SMK Negeri Mataram di Liga Pendidikan Indonesia (LPI) di Sumbawa, 7-12 Sepetember mendatang. Dua tim tersebut diakui bisa merebut kembali gelar juara LPI NTB yang sempat diraih oleh Sumbawa di LPI NTB tahun 2011 lalu. Kabid Pemuda dan Olahraga Dikpora NTB, Drs. B. KaroKaro yang dihubungi Suara NTB di Mataram, Minggu (1/ 9) lalu, mengatakan target mereka untuk menjadi juara liga LPI NTB tahun 2013 sudah bulat. Bahkan mereka sudah membina dua tim sedini mungkin yang akan mewakili Kota Mataram di event bergengsi tersebut. “Untuk pertandingan LPI NTB tingkat SMP kita andalkan tim SMP Negeri 1 Mataram, sementara untuk tim tingkat SMA mengandalkan tim SMK Negeri 2 Mataram,” sebutnya. Dua tim yang diandalkan tersebut merupakan tim sepak bola juara LPI Kota Mataram yang di gelar di Mataram baru-baru ini. Dikatakannya, pada LPI
NTB Tingkat SMP dan SMA tahun 2010 lalu Kota Mataram keluar sebagai juara LPI NTB Tingkat SMP dan SMA, bahkan tim Kota Mataram pernah menjadi juara LPI tingkat Wilayah, namun sayang di LPI tahun 2011, Kota Mataram gagal meraih juara tingkat NTB, karena dikalahkan oleh tim Sumbawa dipartai final liga LPI. “Di LPI NTB tahun lalu kita punya peluang meraih juara, namun kita kalah dengan tim Sumbawa. Oleh karena itu,tahun ini kita bertekad untuk merebut kembali juara LPI NTB,” ucapnya. Ditambahakannya, pihaknya sudah mempersiapkan secara maksimal, untuk pembinaan tim sepak bola tersebut. Bentuk pembinaannya melalui pelatihan yang diserahkan kemasing-masing sekolah. Dalam hal ini pihak Dikpora Kota Mataram mensuport dari segi pendanaan hingga menuju pertandingan tingkat regional hingga nasional. Bagi Kota Mataram, LPI NTB kali ini yang keempat kali di ikuti. Dalam sejarah Kota Mataram selalu tampil sebagai juara dan runer up (fan)
SUARA NTB
Senin, 2 September 2013
Halaman 12
DPRD Minta Penjelasan Soal Dana Hibah Newmont Taliwang (Suara NTB) Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) diminta menjelaskan perubahan kesepakatan penerimaan dana hibah yang dibangun antara pemerintah dengan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) selaku pihak pemberi. Permintaan ini disampaikan oleh Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD setempat. Menurut juru bicara FPPP Hasbullah, SH saat membacakan pandangan umum fraksinya terkait nota keuangan dan Raperda APBD Perubahan 2013, penjelasan pemerintah seputar perubahan kesepakatan penerimaan dana hibah itu patut diperdengarkan ke publik. Mengingat akibat perubahan tersebut, penerimaan
dana hibah dari perusahaan tambang asal Negeri Paman Sam itu mengalami penurunan drastis dari tahun sebelumnya. “Masyarakat harus diberi tahu seperti apa kesepakatannya sekarang ini? Dimana letak perubahannya sehingga yang kita terima kurang dari tahun sebelumnya,” tandasnya. Tak hanya itu, alasan lain fraksi partai berlambang Ka’bah ini agar pemerintah memberikan penjelasan detail, karena menurunnya penerimaan dari dana hibah PT NNT menjadi salah satu variabel penyebab tidak tercapainya realisasi APBD murni tahun ini. Berdasarkan data pemerintah penerimaan dana hibah PT NNT tahun ini hanya sekitar Rp 82 miliar, men-
galami penurunan sebesar 35,13 persen dari tahun 2012 yang mencapai Rp 126 miliar. “Makanya kesepakatan itu perlu kita dengar bersama. Jangan hanya menjadi konsumsi pemerintah dan Newmont saja. Makanya kami meminta pemerintah membukanya apa perubahan kesepakatan antara Newmont dan pemerintah soal dana hibah itu,” tegasnya lantang. Berdasarkan hasil pemaparan pemerintah seputar realisasi APBD murni 2013, kemungkinan besar anggaran pembiayaan dalam semester kedua APBD Perubahan Pemda KSB akan mengalami masa-masa sulit keuangan. Pasalnya sejumlah target penerimaan anggaran dari berb-
agai sumber kebanyakan yang tidak tercapai. Bahkan sejumlah politisi di internal DPRD setempat banyak memperkirakan anggaran KSB tahun ini akan mengalami defisit hing-
ga sekitar Rp 56 miliar dan akan berdampak pada terhentinya sejumlah program pembangunan yang sebelumnya telah direncanakan di APBD murni. (bug)
JUAL BELI MOBIL
C.01.08.13
TRAVEL
RUPA-RUPA
EKSPEDISI
ADVERTISING
TRAVEL
EMAS & MUTIARA
C.05.08.13
C.06.08.13
JUAL MOBIL/MOTOR CEPAT LAKU TOKO MAINAN
LAUNDRY
Dimuat didua media sekaligus : Harian Suara NTB dan Radio Global FM Lombok Hanya : PETS SHOP
BATIK
C.04.08.13
TANAH KAPLING
D.02.08.13
PELATIHAN
Rp. 20.000,-/ 1 x muat Rp. 45.000,-/ 3 x muat Rp. 100.000,-/ 7 x muat
(Iklan maksimum 3 (tiga) baris) Hubungi : Bagian Iklan Suara NTB Jl. Bangau No.15 Tlp. 0370-639543 Cakranegara-NTB
7 hari belum laku (selanjutnya gratis selama 7 kali)
SUARA NTB
Senin, 2 September 2013
KURSUS/BIMBEL
KOMPUTER
BAHAN BANGUNAN & INTERIOR
Halaman 13
HOTEL
SALON
SIARAN TV RADIO
SABLON & KONVEKSI
BOUTIQUE
JUAL MOBIL
TELEVISI
SANGGAR SENAM
PROPERTY
KURSUS
RUKO
EVENT ORGANIZER
FASHION
RUMAH MAKAN
FASHION
Menyediakan aneka hidangan & melayani pesanan nasi kotak, snack box dan menerima rantangan
BENGKEL & SPARE PART
PENGOBATAN ACCESORIES
RUPA - RUPA
RUPA - RUPA
RUPA - RUPA
PHOTOGRAFI
087 865 633 888 / 087 861 811 999
SERVICE
BANK
BENGKEL
PERAWATAN AC
SUARA NTB
Senin, 2 September 2013
Halaman 14
STIKES Qamarul Huda Bagu Gelar Wisuda Ke VII
Sebanyak 187 Lulusan Berkualitas Siap T erjun ke Masyarakat Terjun SEKOLAH Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Qomarul Huda Bagu, Lombok Tengah (Loteng) kembali menggelar wisuda untuk angkatan ke VII. Sebanyak 187 lulusan berkualitas yang dihasilkan lembaga pendidikan ini, terdiri dari S1 Keperawatan, DIII Perekam Medik dan Informasi Kesehatan, serta DIII Kebidanan dipastikan siap terjun langsung ke masyarakat. Hadir pada wisuda yang berlangsung Sabtu (31/ 8), Kopertis Wilayah VIII Denpasar, Kepala Dinas Keseh a t a n Provinsi NTB, Ketua dan Pen-
gurus PWNU Provinsi NTB, civitas akademik STIKES Qamarul Huda Bagu, serta Dewan Pembina, TGH. L. M. Turmuzi Badaruddin. Pelaksanaan wisuda ke VII berlangsung di Aula STIKES Qomarul Huda Bagu ini berlangsung khidmat dan tertib, meski banyak orang tua dan keluarga wisudawan/i terlihat menjejali lapangan dan sisi aula yang sudah disiapkan panitia. Ketua STIKES Qamarul Huda Bagu, H. Menap, S. Kp.,M. Kes dalam pidato pelepasannya menyebutkan, jumlah lulusan pada angkatan ini sebanyak 189 orang. Terdiri atas Prodi S1 Keperawatan 97 orang, D3 Kebidanan sebanyak 74 orang. Serta D3 Perekam Medik dan Informasi Kesehatan sebanyak 18 orang. Termasuk didalamnya 10 lulusan yang dinobatkan menerima gelar cumlaude. Suksesnya mahasiswa mahasiswi menyelesaikan studinya di STIKES Qamarul Huda ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak, termasuk yang paling utama adalah keluarga. Mengingat yayasan hanya menjadi fasilitator untuk mencapai tujuan yang dihajat-
kan para mahasiswa dan alumninya. Tentu sebelum kelulusan, berbagai proses dan ujian telah dilalui wisudawan wisudawati hingga dikeluarkannya ijazah resmi. STIKES Qomarul Huda terbukti memiliki lulusan-lulusan yang memiliki kualifikasi cukup memadai. Terbukti dengan terakomodirnya sebanyak enam lulusannya pada tahun ini untuk ditempatkan di Lombok Timur. Menap mengajak para lulusannya untuk tetap berkompetisi memberikan pengabdian kepada masyarakat. Menyesuaikan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki, mengikuti perkembangan zaman saat ini. Untuk itu, lulusannya tak hanya dibekali ijazah. Tetapi dimaksimalkan lagi dengan memberikan buku-buku pedoman secara berkelanjutan. Sehingga ilmu pengetahuan dan keterampilan lulusan STIKES Qmaraul Huda Bagu tak putus sampai di proses pembelajarannya secara formal. Selain itu, STIKES Qoarul Huda Bagu disebutkan sebagai satu-satunya Perguruan Tinggi (PT) swasta di Provinsi NTB, bekerjasama dengan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) yang melaksanakan program Bidik Misi.Yakni program kuliah gratis untuk mahasiswa miskin. “Jadilah semunya yang terbaik, bagi agama, nusa dan bangsa. Yang terpenting, belajar, istiqomah, dan ikhlas,�pesannya. Rohmi Khoiriati, S. Km. M. St mewakili Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB menyebutkan, profesi sebagai tenaga kesehatan tidak cu-
Dewan Pembina STIKES Qamarul Huda Bagu, TGH. L. Muhammad Turmuzi Badaruddin
Ketua STIKES Qamarul Huda Bagu, H. Menap, S.Kp. M.Kes.
kup hanya dengan ilmu. Tetapi pelayanan kepada masyarakat utamanya pada keterampilan dan profesi. Saat ini, lulusan tenaga kesehatan di Provinsi NTB sangat dibutuhkan. Lantaran masih belum seimbangnya jumlah desa dengan tenaga kesehatan yang melayaninya, baik untuk Kebidanan, Perekam Medik maupun Keperawatan. Dari sebanyak 1.130 desa dan kelurahan yang ada, hanya 800 desa yang memiliki Bidan khusus. Sisanya masih menjadi kekurangan yang harus dipenuhi, apalagi dengan akan dilaksanakannya program SDSB (Satu Desa Satu Bidan). Demikian pula untuk tenaga keperawatan, banyaknya jumlah Pustu
membutuhkan tenaga-tenaga keperawatan yang memadai, tidak terkecuali bidang Perekam Medik. Apalagi NTB termasuk provinsi yang menderita penyakit terlengkap, dari tradisional, menengah hingga modern. Demikian juga untuk peluang di luar negeri disebutkan masih terbuka cukup luas bagi tenaga kesehatan. Lebih-lebih perawat dari Indonesia di beberapa negara paling disukai, karena dikenal telaten. Sementara itu, Kopertis Wilayah VIII Denpasar, Prof. Ir. Nyoman Sucipta menegaskan, persaingan di dunia pendidikan tinggi cukup kuat saat ini.Sehingga, PT sebagai pengelola harus bisa ikut menghadapi persaingan tersebut secara profesional dan
bermutu, guna meningkatkan profesionalisme lulusannya. Berdaya saing harus memiliki keunggulan. Tentu dibutuhkan keunikan-keunikan lain yang tidak dimiliki PT lainnya. Dengan keunikan tersebut, diharapkannya PT dapat berkontribusi bagi SDM Provinsi NTB yang saat berada pada rangking 23 dari bawah. Tingginya persaingan ini, dikuatkan dengan diberlakukannya kebebasan dan tidak memberikan batasan pada masuknya tenaga kerja asing. Semaksimal mungkin agar dimunculkan keunggulan-keunggulan, guna tersedianya lulusan-lulusan yang profesional dan siap bersaing di era sekarang.(bul/*)
Anggota senat STIKES Qamarul Huda Bagu, Lombok Tengah pada wisuda angkatan ke-VII
Ketua Bidang Akademik STIKES Qamarul Huda Bagu, H. Sastrawan, SKM, M.Kes.
Perwakilan Kadikes Provinsi NTB, Rohmi Khoiriati, SKM. M.St.
Kopertis Wilayah VIII Denpasar, Prof. Ir. Nyoman Sucipta, M.P
Perwakilan Kementerian PDT, Dr. Laili Romli
Tausyiah dari PWNU NTB, TGH. M. Taqiuddin Mansyur, M.Pdi
Pemberian penghargaan cumlaude pada wisudawan/i terbaik
Penandatanganan berkas acara wisuda oleh masing-masing prodi
Paduan suara
Sepuluh penerima penghargaan cumlaude sebagai wisudawan/i terbaik
Ketua STIKES Qamarul Huda Bagu, H. Menap, S.Kp. M.Kes. memberi ucapan selamat kepada wisudawan/i
Wisudawan/i STIKES Qamarul Huda Bagu
SUARA NTB Senin, 2 September 2013
SUARA PULAU LOMBOK
Halaman 15
Hasil Uji Petik Dinas PPKD Lobar Bayi BGM Meningkat SUKSES dengan program penanganan bayi pengidap gizi buruk, Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Lombok Utara (KLU) beralih menyasar bayi yang mengidap berat badan rendah atau bawah garis merah (BGM). Dalam 5 tahun terakhir angka BGM mengalami fluktuasi, namun kasus tahun ini jika dibandingkan tahun sebelumnya mengalami peningkatan. Kepala Dinas Kesehatan KLU, dr. H. Benny Nugroho S., kepada wartawan Sabtu (31/8), (Suara NTB/dok) tak menampik angka pencataH. Benny Nugroho tan bayi BGM terjadi peningkatan. Sebagai gambaran dalam 5 tahun terakhir, angka bayi BGM di Lombok Utara tercatat sejak 2009 sebesar 954 orang, 177 orang, 1.005 orang, 744 orang dan 768 orang. “Mengapa BGM meningkat, setelah kami teliti, angka gizi kurang tidak besar maka kami beralih mencari BGM. Kami langsung turun mengintervensi, tetapi dengan anggaran sedikit, tidak mungkin bisa menangani itu,” ungkap Benny. Dikes KLU mengestimasi angka anggaran yang diperlukan dalam setahun untuk menangani BGM termasuk gizi buruk dan gizi kurang tidak kecil, mencapai Rp 1,3 miliar. Angka tersebut diperlukan guna memberi bantuan asupan gizi pada penderita tiap katagori. Dengan keterbatasan dana itu, intervensi yang paling mungkin dilakukan adalah melalui pemberdayaan kepada kelompok ibu hamil dan ibu menyusui. Hingga saat ini, Dikes KLU masih menerapkan program pemberdayaan kepada kelompok tersebut. kelompok ibu hamil dan ibu menyusui dan ibu yang mempunyai anak balita, diajarkan untuk membuat pangan olahan yang sehat dan mengandung gizi yang seimbang. Sumber bahan makanan yang diperlukan pun lokalan, seperti ubi, pepaya, jagung dan pangan non beras yang bisa diperoleh dengan mudah oleh ibu rumah tangga. Benny mengatakan, jika persoalan BGM tidak cepat ditangani maka anak dengan berat badan sangat rendah potensial mengidap gizi kurang dan gizi kurang. Untuk itu pula, ia mengantisipasi dan mengingatkan agar kalangan DPRD ikut mempertimbangkan aspek sosial kesehatan anak-anak KLU sebagai penerus pembangunan di daerahnya. Selain statistik BGM, Dikes juga mengakumulasi jumlah angka gizi buruk di KLU selama 2013 masih tersisa sebanyak 17 orang. Angka ini tergolong menurun jika dibandingkan dengan data dari 2009 lalu sebanyak 52 orang, lalu 22 orang di 2010, dan 64 orang di 2011 dan 2012 79 orang. Sedangkan pada angka jumlah bayi meninggal karena berbagai sebab, tercatat mengalami penurunan menjadi 30 orang di 2013, masing-masing 41 orang di 2011 dan 2012, 28 orang di 2009 dan 30 orang di 2010. Ia berharap angka gizi kurang, gizi buruk, dan angka mati bayi mengikuti tren angka mati ibu nol. Di mana, Dikes sejak 2011 dan 2012 lalu telah berhasil mencapai target angka kematian ibu nol (Akino). Dalam 5 tahun terakhir, statistik angka mati ibu saat melahirkan terhenti di tahun 2011 dengan angka 6 orang. Sebelumnya di 2009 dan 2010 angka mati ibu sebanyak 4 orang dan 8 orang. Tahun 2013 ini, angka mati ibu masih nihil sejak Januari – Agustus dengan catatan persalinan mencapai 5.123 orang. (ari)
Pengelola Tempat Hiburan Diduga Gelapkan Pajak ”
Giri Menang (Suara NTB) Hasil uji petik yang dilakukan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD) Lombok Barat (Lobar) menemukan hampir semua tempat hiburan dan kafe yang beroperasi di Senggigi tak menyetor pajak sesuai dengan semestinya. Artinya, pengelola tempat hiburan ditengarai melakukan penggelapan pajak. “Hasil uji petik yang kami lakukan, hampir semua tempat hiburan menggelapkan pajak. Karena menyetor pajak tak sesuai dengan seharusnya (kenyataan),”ungkap Sekretaris Dinas PPKD, Faozan Husniadi, Sabtu (31/8). Dijelaskan, uji petik dilakukan di sejumlah hotel, tempat hiburan seperti kafe dan diskotik dilakukan selama beberapa bulan dan secara bertahap. Hasilnya, hampir semua tempat hiburan yang duji petik melaporkan pajak tak sesuai dengan yang dilaporkan ke pihak Dinas PPKD. Beberapa modus yang dilakukan, pertama membuat laporan pembukuan ganda. Artinya, pengelola memiliki laporan sendiri, sementara yang dilaporkan ke dinas itu laporan yang lain. Laporan yang dibuat pengelola hiburan mencatat semua pengunjung
yang masuk. Namun laporan yang diserahkan ke dinas berbeda datanya, hanya sebagian pengunjung saja. Seperti contoh, ketika pengunjungnya 1-10 orang, namun yang dilaporkan hanya 1-6 saja. “Yang empat orang itu tidak laporkan,” ujarnya. Modus kedua yang dilakukan adalah sengaja menghilangkan bukti pembayaran pengunjung atau bil, sehingga dengan demikian tanda setoran itu tidak masuk laporan dan tidak terdata oleh PPKD. Tidak saja tempat hiburan kecil yang membuat tindakan semacam itu, namun juga sejumlah tempat hiburan besar pun diduga melakukan penggelapan. Akibat tindakan ini, berdampak terhadap setoran pajak ke daerah, karena terdapat pengurangan setoran wajib pajak. Apa yang dilakukan pengelola tempat hiburan di Lo-
bar tersebut merupakan pelanggaran hukum, sehingga perlu diusut oleh pihak terkait. “Itu masuk pelanggaran hukum, karena menggelapkan pajak,”imbuhnya. Untuk menekan upaya penggelapan tersebut, pihaknya akan membuat pembayaran pajak online. Artinya, semua wajib pajak bukan saja pengelola hiburan, hotel pun diharuskan melaporkan dan menyetor pajak melalui sistem online. Menurutnya sistem online akan mampu mendata secara lengkap jumlah setoran pengelola hiburan. Selain masalah penggelapan pajak, PPKD juga dihadapkan pada masalah rendahnya kesadaran pengelola hiburan untuk menyetor pajak. Sejauh ini jumlah kafe di Senggigi sebanyak 23 unit. Dari jumlah kafe itu, hanya sekitar 40 persennya yang
Sajikan Banyak Pilihan Rasa
SETIAP hari, di pinggiran sepanjang Lapangan depan Masjid Raya Al Mujahidin Selong diwarnai dengan sederetan pedagang cilok yang menawarkan beraneka macam rasa. Terlebih jika sudah pukul 14.00 WITA hingga malam tiba, puluhan pedagang cilok dari berbagai tempat seperti terlihat berbaris di lapangan tempat sebagian warga Selong ini bersantai dan berolah raga. Kiranya tepat jika disebut, cilok ini menjadi salah satu sajian kuliner di pusat ibukota Kabupaten Lotim itu. Kemunculan para pedagang cilok di seputaran lapangan yang belum lama renovasi ini terbilang anyar. Pasalnya, sedari dulu sebagian besar pedagang cilok hanya berkeliling menjajakan dagangannya. Lapangan Tugu ternyata bisa menyedot perhatian banyak orang. Hal inilah yang dibaca para pedagang sebagai peluang pasar untuk cilok-cilok tusuknya. Pengakuan sejumlah pedagang cilok kepada Suara NTB saat dihampiri Sabtu sore lalu, ketika sudah di Lapangan Tugu, mereka tidak perlu lagi harus keliling kampung mencari pembeli dan mencari-cari keramaian. Zainuri, salah seorang pedagang Cilok Pak Ahyar menuturkan, setelah mulai menjajakan ciloknya di Lapangan Tugu ini, dia lebih cepat meraih keuntungan. Dalam waktu beberapa jam saja, ratusan ribu sudah di saku. “Semalam saja bisa dapat untung Rp 250 ribu,” akunya. Terlebih saat momentum-momentum keramaian. Jika dagangan laku keras, bos cilok tempatnya mengambil kerap memberikan tambahan bonus. “Bos kadang memberikan tambahan bonus Rp 75 ribu,” sebutnya. Sesuai nama gerobak ciloknya, Pak Ahyar, adalah bos cilok tempat sejumlah pedagang lain memesan cilok. Dalam sehari, satu gerobak cilok bisa membawa modal Rp 1 juta bahkan lebih. Dijajakan di Lapangan Tugu diyakinkan selalu habis. “Dagang mulai pukul 14.00 siang dan setelah isya sudah habis terjual,” tuturnya. Meski terbilang puluhan pedagang cilok yang mangkal di pusat Koat Selong itu, namun diyakini para pedagang cilok ini tidak ada kekhawatiran untuk tidak ada pembeli. Persaingan sehat menjadi kunci, sehingga tidak ada kecemburuan di antara para pedagang. Bagi para pedagang cilok, keyakinan bahwa Sang Pemberi Rezeki yang memiliki kuasa untuk mengatur segalanya. Ketakutan tidak kalah saing pun tidak terbersit dalam pikiran, karena semua pedagang memiliki keunikan dan kekhasan rasa masing-masing. Terlihat di Lapangan Tugu ini, selain Cilok Pak Ahyar ada Cilok Manalagi, dan gerobak tidak tampilkan merek lainnya yang berjejeran. Dikarenakan lapangan ini memang menjadi pusat keramaian, para pedagang yakin pembeli banyak yang berdatangan. (rus)
(Suara NTB/rus)
GEROBAK CILOK - Cilok menjadi pilihan kuliner baru yang bisa diburu di Lapangan Tugu Kota Selong.
Faozan Husniadi menyetor pajak. Upaya lainnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pihaknya bekerjasama dengan pihak berwajib untuk menagih wajib pajak yang ngeyel. “Karena hasil sebelumnya bagus, maka kita juga berencana untuk kerjasama lagi dengan pihak berwajib untuk bantu tagih wajib pajak,”ujarnya. Pada bagian lain, Komisi II DPRD Lobar, H. Ahmad Zaenuri, menilai dinas terkait belum maksimal melakukan pendataan terhadap villa bodong di Senggigi. Menurut-
nya untuk menggenjot PAD tidak masimal kalau tidak diimbangi dengan pendataan yang maksimal. Kecurigaannya, potensi PAD dari retirubusi hotel digembosi dan bocor. Hal itu diperkuat dari hasil temuannya, banyaknya hotel dan villa yang belum didata, namun sudah dipungut pajak dan tidak disetor ke PAD. Dari datanya, sedikitnya, 70 unit villa dan losmen di kawasan Senggigi yang belum berizin namun menyetor retribusi. Dari jumlah itu, belum maksimal didata. (her)
Benih Kedelai Bantuan Pemerintah Diduga Diselewengkan
Memburu Cilok di Lapangan Tugu
Siapa yang tidak mengenal cilok. Penganan berbentuk bulat seperti bakso pada umumnya ini memang mampu menggoyang lidah setiap penikmatnya. pencinta jajanan ini, dapat memburunya ke Lapangan Tugu Kota Selong Kabupaten Lombok Timur (Lotim) yang menjadi lokasi tempat mangkalnya pedagang cilok.
Hasil uji petik yang kami lakukan, hampir semua tempat hiburan menggelapkan pajak. Karena menyetor pajak tak sesuai dengan seharusnya,
(Suara NTB/kir)
REKAM E-KTP - Sejumlah siswa SMA Negeri 2 Praya Lombok Tengah (Loteng) sedang menjalani proses perekaman data kependudukan untuk keperluan pembuatan E-KTP. Sebanyak 1.200 siswa di sekolah tersebut, sudah menjalani perekaman data sejak seminggu terakhir.
Warga Terisolir di Sekotong Rintis Jalan Penghubung Giri Menang (Suara NTB) Warga Lebah Suren dan Loang Batu Sekotong Tengah tinggal di pegunungan, infrastruktur dasar seperti jalan, sekolah dan sarana kesehatan pun masih minim. Akibat minimnya infrastruktur dasar tersebut, masyarakat masih terbelakang. Sementara berharap perhatian pemerintah, belum maksimal terhadap masyarakat setempat. Namun keinginan kuat masyarakat untuk keluar dari keterbelakangan, buktinya dengan berbekal semangat gotong royong warga mampu membuat jalan perintis yang menghubungkan dua dusun sepanjang 3 kilometer dan sebuah jembatan. Kepala Dusun Lebah Suren, Amaq Diman, menyatakan, jalan penghubung Loang Balok-Lebah Suren sepanjang 3 kilometer kondisinya rusak parah. Dulunya, jalan setapak itu sempit hanya dilalui dengan berjalan kaki. Ketika
hujan datang, jalan becek dan berkubang di mana-mana. Pihak dusun melalui desa sudah mengusulkan untuk pembuatan jala. “Paling tidak dirabat dulu, biar warga bisa leluasa,” ungkapnya, Minggu (1/9). Masyarakat di Lebah Suren dominan menjadi petani dan peternak, sebagian lagi mencari uang dengan menjadi penambang batu emas. Masyarakat di dusun itu hidup damai. Semangat kegotong-royongan warga masih kental, sehingga apapun kegiatan di kampung, warga mesti gotong royong. Namun, kehidupan warganya masih jauh dari pelayanan dasar. Di dusun ini, puskesmas masih belum dibangun. Warga yang sakit mesti turun gunung untuk berobat. Belum lagi ketika ada orang melahirkan mesti mencari dukun. Pun sekolah, hanya ada sekolah dasar (SD). Warga tiga dusun (Serero, Lebah Suren dan Loang Batu) harus menempuh
pendidikan dengan jarak yang cukup jauh. Sementara Dusun Loang Batu, terletak paling jauh (atas gunung). Penduduknya hampir sama dengan Lebah Suren, memiliki semangat gotong royong yang kuat. Warganya hampir semua bertani an beternak. Kehidupannya masih jauh dari kata layak, dari sisi pelayanan infrastruktur dasar. Kepala Desa Sekotong Tengah, L. Sarafudin menyatakan, panjang jalan di Serero sekitar 3,2 kilometer. Panjang jalan Loang Batu-Lebah Suren sekitar 3 kilometer. Pembangunan jalan di Dusun Serero dialokasikan dari PNPM integrasi sekitar Rp 400 juta lebih tahun 2013. “Kalau jalan di Loang BatuLebah Suren dikerjakan tahun 2014,” ujarnya, seraya menambahkan, pembangunan perintisan jalan dua dusun itu dibantu dana melalui Alokasi Dana Desa sebesar Rp 225 juta lebih. (her)
Praya (Suara NTB) Program bantuan benih kedelai unggul dari pemerintah pusat di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), mulai menuai masalah. Di mana ada dugaan bantuan benih kedelai tersebut, diselewengkan oleh oknum-oknum tertentu. Terbukti, banyak benih kedelai bantuan pemerintah tersebut yang kini diperjualbelikan di tengah masyarakat. Dari penelusuran Suara NTB di Kecamatan Jonggat, misalnya. Benih kedelai bantuan pemerintah tersebut saat ini sudah banyak beredar di tengah masyarakat, terutama di kalangan para produsen tempe. Padahal benih tersebut seharusnya diperuntukan bagi petani yang menanam kedelai pada musim tanam kali ini. ”Kita heran saja, benih inikan seharusnya dibagikan kepada petani untuk ditanam. Tapi malah diperjualbelikan secara bebas,” aku seorang warga Kecamatan Jonggat, kepada Suara NTB, Sabtu (31/8) kemarin. Jumlah benih yang diperjualbelikan pun, katanya tidak sedikit. Bahkan sebagian besar kedelai yang beredar di wilayahnya sekarang ini, merupakan benih bantuan dari pemerintah. Diakuinya, secara kasat mata benih kendali bantuan tersebut hampir tidak jauh beda dengan kedelai lokal. Tapi kalau diperhatikan lebih detail, baru bisa dibedakan. Di mana, besar bulir kedelai bantuan tersebut lebih besar dan bersih. Jika dibandingkan dengan kedelai yang banyak beredar di masyarakat. Tidak hanya itu, dari sisi kemasan juga tampak jelas tertulis. Bahwa kedelai tersebut kedelai unggul bantuan dari pemerintah. “Kedelai bantuan tersebut diperoleh warga dari salah satu pengepul kedelai,” tambahnya. Yang membuat curiga, warga bisa memperoleh kedelai
tersebut dengan cara berutang. Padahal biasanya, untuk kedelai bukan benih bantuan harus dibayar dulu dan tidak bisa diutang. “Untuk kedelai bantuan ini, warga boleh mengambil berapapun. Masalah pembayaran bisa belakangan,” sebutnya. Pihaknya pun menduga, hal itu dilakukan pengepul untuk menghilangkan jejak. Supaya benih-benih kedelai tersebut cepat tersalurkan ke masyarakat, sehingga tidak meninggalkan persoalan. Adanya kondisi ini, benih kedelai cepat digunakan masyarakat dan jejak pun hilang. Menurutnya, banyaknya benih bantuan yang beredar tersebut salah satunya dipicu tingginya harga kedelai di pasaran, sehingga dimanfaatkan oknumoknum yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan pribadi. “Harga benih unggul tersebut hampir sama dengan benih lain. Antara Rp 9.000 sampai Rp 9.500 per kg,” tambahnya. Terkait persoalan tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Loteng, Ir. Ibrahim, yang dikonfirmasi via ponselnya, menegaskan tidak ada benih bantuan kedelai yang dibagikan secara cuma-Cuma di Loteng tahun. Menurutnya, ada program bantuan benih kedelai unggul dari peemrintah. Namun itu, dibeli petani dengan harga yang sudah disubdisi oleh pemerintah. “Memang bentuknya bantuan, tapi bukan bantuan benih gratis. Petani dalam hal ini beli sendiri dengan harga subsidi,” ujarnya. Jika ada benih kedelai bantuan yang masuk, memang itu benih yang dibeli. Bukan yang berikan secara gratis oleh pemerintah kepada petani. Dan, dalam hal ini petani yang tidak masuk progam juga tetap dibolehkan untuk membeli benih kedelai unggul tersebut. (kir)
Warga Telok Ombal Protes Proyek Drainase dan PDAM Tanjung (Suara NTB) Proyek drainase (tanggul) sepanjang 400 meter dan kerusakan jalan yang baru selesai dirabat rusak, karena masuknya proyek PDAM, diprotes warga Dusun Telok Ombal, Desa Pemenang Barat. Mereka mendesak Pemda Kabupaten Lombok Utara (KLU) melalui (lintas) instansi terkait menyelesaikan dan memperbaiki infrastruktur di dusun tersebut. Kusairi beserta beberapa warga Dusun Telok Ombal lain, Sabtu (31/8), terpaksa mendatangi kediaman salah seorang anggota DPRD KLU asal Pemenang, Sopian, SIP. Mereka mengeluhkan, proyek drainase yang ditinggal kontraktor hanya menyisakan debu jalanan yang mengganggu pernafasan. Demikian pula proyek rabat jalan yang rusak akibat penggalian pipa
PDAM, kini belum ditangani oleh instansi bersangkutan. “Proyek drainase itu mulai dikerjakan sebelum puasa lalu, dan awal puasa sempat dikerjakan sebentar. Anehnya sampai sekarang proyek itu tidak selesai-selesai, kontraktornya juga tidak pernah kelihatan batang hidungnya,” kata Kusairi. Ia mengakui tidak tahu, kemana protes warga dialamatkan. Sejak proyek dikerjakan, tidak pernah terpampang plang proyek. Warga pun tidak tahu menahu, sumber dana dan besaran dana untuk membangun proyek dimaksud. “Kami terpaksa menghubungi anggota DPRD, siapa tahu aspirasi kami diakomodir,” imbuhnya. Lain dengan persoalan proyek drainse, proyek rabat jalan di Dusun Telok Ombal bersumber dari dana aspiratif
DPRD atas nama Huliadi. Proyek rabat jalan tersebut sangat diidamkan oleh warga dusun setempat, tetapi belum sebulan jalan rabat dinikmati warga, PDAM datang menyambung saluran pipa. Rabat jalan di gang-gang masyarakat pun dibuat berantakan, rusak tetapi setelah pemasangan pipa selesai, PDAM justru tidak datang memperbaiki jalan rabat tersebut. Menurut Kusairi, pihaknya sudah menanyakan kepada pemborong penggalian pipa PDAM sekaligus mengajukan komplain. Tetapi jawaban yang diterima, warga justru diarahkan untuk mengadu ke Dinas PU Tamben KLU. “Petugas PDAM mengatakan kepada kami, nanti Bos PDAM yang memperbaiki, tetapi sekarang tidak ada tindak lanjut,” ungkapnya. (ari)
(Suara NTB/kir)
KEDELAI - Seorang warga memperlihatkan contoh benih kedelai unggul yang diduga benih bantuan pemerintah kepada petani. Benih tersebut, kini disinyalir telah banyak beredar di masyarakat, terutama di kalangan pengusaha tahu tempe.
Senin, 2 September 2013
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Jenazah Pratu Andre Dievakuasi dari Mulia Jayapura (Suara NTB) Jenazah Pratu Andre, anggota TNI yang tewas saat kontak senjata dengan kelompok sipil bersenjata di Tinggineri, pedalaman Papua, Sabtu (31/8), dievakuasi dari Mulia, ibukota Kabupaten Puncak Jaya. Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Hinks Siburian, Minggu, mengakui saat ini evakuasi sudah dilakukan dengan menggunakan pesawat Enggang Air. Ia mengatakan, setibanya di Bandara Sentani, jenazah korban akan dievakuasi kembali dengan menggunakan pesawat Garuda ke Jakarta. “Korban tertembak di bagian perut saat terjadi kontak senjata dengan kelompok sipil bersenjata di kawasan Tinggineri, Kabupaten Puncak Jaya,” kata Kasdam Cenderawasih. Kontak senjata dengan kelompok sipil bersenjata terjadi saat
dilakukan patroli TNI di kawasan Tinggineri, Sabtu (31/8). Dalam kontak senjata tersebut satu anggota TNI yakni Pratu Andre tewas tertembak. Tinggineri terletak sekitar empat kilometer dari Tingginambut atau sekitar tiga jam perjalanan dari Mulia dengan melintasi kawasan pegunungan. Terpisah, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mendesak polisi dan pemerintah untuk menindak tegas pemilik senjata ilegal menyusul seringnya terjadi aksi penembakan. Neta S Pane melalui pernyataan tertu-
lis yang diterima di Palu, Minggu, mengatakan Polri tidak berdaya mencegah dan menangkap pelaku penembakan misterius yang makin marak. Selama 45 hari terakhir telah terjadi 20 kasus penembakan misterius dan hanya satu pelakunya yg berhasil ditangkap polisi, yakni di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. IPW mendata aksi penembakan misterius terjadi mulai dari Aceh hingga Papua. Dari 20 penembakan tersebut, 10 kasus terjadi di wilayah hukum Kepolisian Daerah Metro Jaya. Sasarannya adalah 10 mobil,
tiga halte bus Trans Jakarta, dan sebuah rumah polisi. Selain itu ada beberapa polisi ditembak dan satu penembakan terhadap anggota TNI. “Akibatnya tiga orang luka dan lima tewas, tiga di antaranya adalah polisi,” katanya. Menurutnya, berbagai kejadian itu adalah sesuatu yang ironis di Indonesia karena makin banyak “koboi” yang main tembak sembarangan. Dia mengatakan aksi main tembak itu terjadi akibat beberapa hal, yakni pemerintah sangat memberi kelonggaran (permisif) terhadap keberadaan senjata api di kalangan sipil dan tidak ada kebijakan untuk memberantasnya secara total. Hal ini diperparah dengan sikap pemerintah yang memungut pendapatan negara bukan pajak (PNBP) bagi warga sipil
yang memegang senjata api. “Akibatnya, keinginan warga sipil memiliki senjata api kian tinggi sehingga aksi penyelundupan senjata api ke Indonesia kian deras dan produksi senjata api rakitan juga kian diminati orang,” katanya. Sikap permisif pemerintah terlihat pula dari pembiaran pada peredaran replika senjata atau yang biasa dikenal airsoft gun. Senjata mainan yang mirip dengan senjata asli maupun organik itu dibiarkan dijual bebas di pasaran. Selanjutnya, aparat kepolisian tidak serius dalam menindak warga sipil yang memiliki senjata ilegal. “Mantan pejabat yang sewenang-wenang menggunakan senjata api tidak diproses secara hukum dan cenderung dibiarkan,” kata Neta. (ant/bali post)
Penyelesaian Kasus Impor Daging Jauh dari Selesai Jakarta (Suara NTB) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo mengungkapkan Kerja Komisi Pemberantasan Komisi (KPK) dalam menangani kasus suap impor daging sapi masih jauh dari selesai. “Satu hal yang sudah pasti, penyelidikan dan penyidikan atas kasus ini tidak boleh berhenti pada mereka yang sudah ditetapkan sebagai tersangka saat ini. Sebab, perselingkuhan di ranjang kartel impor daging sapi melibatkan sejumlah sosok yang belum jelas identitasnya,” kata anggota Komisi III DPR ini di Jakarta, Minggu. Ia mengatakan mengacu pada rekaman pembicaraan telepon sejumlah pihak yang diperdengarkan di Pengadilan Tipikor Jakarta, pekan lalu, ia berpendapat bahwa KPK masih harus mendalami kasus ini. “Bagaimana pun, KPK harus menjawab pertanyaan publik yang ingin tahu siapa yang dimaksud dengan Pak Lurah, Bunda Putri, Haji Susu, Sengman serta Widhi,” kata politisi Golkar itu. Artinya, lanjut dia, perselingkuhan penguasa-pebisnis dalam kasus suap impor daging sapi tidak hanya melibatkan para tersangka yang perkaranya sedang berproses di pengadilan Tipikor saat ini. Terbukti bahwa impor daging sapi dikendalikan oleh kartel. “Sangat memprihatinkan karena perselingkuhan penguasapebisnis bisa mempreteli atau mereduksi wewenang pejabat tinggi negara. Kartel yang dibangun Bunda Putri bahkan bisa mendikte kabinet untuk menerbitkan kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan keinginan kartel,” ungkap dia. Bambang menilai, kasus suap impor daging sapi menjad bukti bahwa kartel terbentuk karena bertemunya kepentingan oknum penguasa dan pebisnis. “Pemerintahan yang independen dan bebas dari kepentingan tidak akan memberi akses bagi terbentuknya kartel,” kata Bambang. (ant/bali post)
(ant/bali post)
KENAIKAN - Penjual mencoba produk komputer yang dijualnya di Mal Ambassador, Jakarta Selatan, Minggu (1/9). Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyebabkan sejumlah barang elektronik yang berbasis impor mengalami kenaikan 10 - 12 persen.