HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 2.500
Rp. 40.000 Rp. 45.000
SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila
JUMAT, 3 MEI 2013
12 HALAMAN NOMOR 51 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@yahoo.co.id
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Jangan Bereaksi Emosional CALON Gubernur incumbent, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, menyerukan larangan kepada seluruh pendukungnya untuk bereaksi berlebihan atau emosional dalam menyikapi beredarnya selebaran gelap yang berisi fitnah. Menurutnya, tindakan emosional pendukung justru akan menjadi beban bagi kandidat yang mereka dukung. Imbauan itu disampaikan Cagub yang akrab disapa TGB itu saat menggelar konferensi pers sesaat sebelum ia menghadiri kampanye rapat umum di Lapangan Sangkareang, Mataram, Kamis (2/5). “Saya mencermati beberapa hari terakhir, khususnya pascadebat kandidat, banyak sekali beredar selebaran di mana – mana, khususnya di Mataram dan di beberapa daerah,” ujarnya. Bersambung ke hal 5
Dominan ke Infrastruktur
Minim, Anggaran Peningkatan Mutu Pendidikan Mataram (Suara NTB) Pemerintah daerah saat ini lebih dominan menganggarkan pendidikan dalam bentuk pembangunan infrastruktur seperti gedung, laboratorium dan perpustakaan. Sementara anggaran untuk peningkatan mutu pendidikan seperti peningkatan kompetensi guru, pengawalan terhadap standar isi dan kurikulum masih belum signifikan. Padahal, pengawalan terhadap standar kurikulum dan standar isi merupakan dua hal yang sangat substantif dalam dunia pendidikan.
TO K O H Prestasi Masyarakat NTB
“Belum signifikan penganggarannya, anggaran untuk infrastruktur, sarana prasarana itu juga penting tetapi sedikit banyak yang mesti mengarah kepada pergeseran penanggaran itu untuk peningkatan kompetensi guru, bagaimana pengawalan terhadap standar isi dan standar kurikulum yang memang masih jauh dari apa yang diharapkan,”kata Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) NTB, Drs. Muh. Irfan,
GUBERNUR NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, enggan mengklaim keberhasilan Provinsi NTB yang meraih predikat terbaik secara kumulatif dalam pencapaian target MDGs sebagai keberhasilannya. Menurutnya, keberhasilan itu merupakan prestasi milik seluruh masyarakat NTB. Dengan kata lain, prestasi itu juga menandakan terjadinya pembangunan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat NTB. Penegasan itu disampaikannya, Kamis (2/5) saat menanggapi penghargaan yang diberikan kepada Provinsi NTB dalam ajang Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2013 yang dibuka Presiden SBY di Kompleks Bidakara Jakarta (30/4). Bersambung TGH. M. Zainul Majdi ke hal 5
MM ditemui disela-sela peringatan Hardiknas di Kantor Gubernur NTB, Kamis (2/5). Seharusnya, kata Irfan, pemerintah daerah kabupaten/kota tinggal mengalokasikan anggaran pendidikan di daerah masing-masing untuk pemenuhan lainnya seperti peningkatan mutu pendidikan. “Seperti peningkatan kompetensi guru, pengawalan terhadap standar kurikulum, Bersambung ke hal 5
”Perangi” Sekolah Tak Layak SELAIN pembiayaan untuk meningkatkan mutu pendidikan yang dibutuhkan, sebenarnya biaya untuk meningkatkan kualitas infrastruktur pendidikan juga sangat mendesak. Karena tak dipungkiri, jumlah sekolah di NTB yang tak layak pakai. Karena itu, menurut Kepala Dinas Dikpora NTB, Drs. H. L. Syafi’i, MM, Pemprov NTB berupaya tidak ada sekolah yang tak layak pakai di NTB. Untuk itu, se-
mua pihak diminta jika menemukan sekolah yang tak layak pakai yang ada di kabupaten/kota di NTB supaya melaporkannnya ke pihak terkait. Karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menyediakan anggaran dalam bentuk Dana Alokasi Khusus (DAK) yang bisa dipergunakan sewaktu-waktu jika ditemukan ada sekolah yang kondisinya tidak layak. Bersambung ke hal 5
TAK HIGIENIS - Kualitas rumput laut yang ditanam petani di NTB diakui pasar. Namun menjadi ‘’cacat” karena penanganannya yang tidak bersih (tidak higienis), mengakibatkan kualitasnya turun. Seperti tampak dalam gambar, rumput laut dijemur bercampur pasir. Karena itu, butuh pembinaan lebih intensif dari pihak terkait sehingga produk yang menjadi salah satu program unggulan Pemprov NTB kualitasnya terjamin.
(Suara NTB/dok)
(Suara NTB/bul)
KO M E N TTAA R Butuh Bukti Tambahan KEJAKSAAN rupanya belum mampu merampungkan penyidikan kasus Bansos Lombok Barat (Lobar) 2009 jilid II dengan tersangka Agung Purnomo Nugroho. Butuh alat bukti tambahan, masih berkaitan dengan amburadulnya pencairan dana bansos senilai Rp 68 miliar itu. Kasi Penkum dan Humas Kejati NTB, Made Sutapa SH yang sebelumnya sempat meyakinkan berkas kasus itu akan segera rampung, mendapat informasi dari Pidsus, bahwa penyidikan masih terus berlanjut. Dari hasil evaluasi atas pemeriksaan tersangka Agung, saksi -saksi tambahan, juga barang bukti ribuan proposal, dipastikan masih butuh bukti tambahan. Bersambung Made Sutapa ke hal 5 (Suara NTB/dok)
Dua Maskapai Asing Segera Layani BIL Mataram (Suara NTB) Dua maskapai penerbangan asing yakni Jetstar dan Tiger Airways segera
melayani rute penerbangan ke Bandara Internasional Lombok (BIL), yang dijadwalkan Juli 2013.
“Tiger Airways dijadwalkan awal Juli nanti layanan rute ke BIL, dan Jetstar dijadwalkan pekan ketiga Juli,” kata Kepala
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) NTB, Ir. Ridwan Syah, MTP di Mataram, Kamis (2/5),
usai berkoordinasi dengan General Manager PT Angkasa Pura I BIL Pujiono. Bersambung ke hal 5
Oknum Guru Dilaporkan Aniaya Siswa Mataram (Suara NTB) Khidmat pelaksanaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), tidak hanya terusik dengan unjuk rasa protes bobroknya sistem pendidikan, juga insiden di SDN 15 Ampenan, Rabu (2/5). Oknum guru berinisial WGW, dilaporkan siswanya Baiturrahman (9) ke Polsek Ampenan. Korban mengaku dilempar dengan potongan bata oleh WGW beberapa saat sebelum upacara Hardiknas. Akibatnya, wajah korban luka luka. Ada dua versi terkait keja-
dian ini. Satu pihak menyebut, WGW saat itu sedang membersihkan halaman sekolah dari kerikil dan potongan bata. WGW yang memungut potongan bata, kemudian melempar ke pinggir halaman. Korban yang saat itu berlari, terkena lemparan hingga lebam di wajah kiri dan mengeluarkan darah. Satu sisi informasi, WGW diduga melempar korban karena nakal saat upacara akan dimulai. Korban yang terkena batu kemudian pulang ke kediamannya, mengadu ke orang
tuanya Halil dan Kasdiah. “Aku te emper sik guru (saya di lempar oleh guru),” demikian penuturan Kasdiah, mendengar pengakuan anaknya. Kepada wartawan di Mapolsek Ampenan, Kasdiah mengaku sangat shock melihat anaknya dalam kondisi berdarah di bagian wajah. Laporan anaknya itu membuat Kasdiah dan suaminya berang kemudian mendatangi sekolah di Jalan Salahuddin Batu Dawa itu. Kehadiran orang tua korban membuat sekolah panik. Bersambung ke hal 5
(Suara NTB/ars)
LUKA - Baiturrahman (tengah) siswa SDN 15 Ampenan melapor ke Polsek Ampenan. Korban mengaku dilempar gurunya dengan bata hingga terluka di wajahnya.
LANGGANAN Mataram dan sekitarnya Hubungi :
0370-639543