HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 3.000
Rp. 50.000 Rp. 55.000
SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila
KAMIS, 3 JULI 2014
16 HALAMAN NOMOR 98 TAHUN KE 10 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
NGABUBURIT- Menunggu waktu berbuka puasa (ngabuburit), berbagai kegiatan dilakukan warga. Salah satunya memancing, seperti yang dilakukan warga di Pantai Tanjung Karang, Kota Mataram. (Suara NTB/ars)
Kejaksaan Lirik Dugaan Penyimpangan BSS ”
Fadil Jumhanna
Newmont Adu Kuat
KH. Zulkifli Muhadli
KEPUTUSAN PT Newmont Nusa Tenggaa (PTNNT) dan para pemegang saham mayoritasnya mengajukan gugatan arbitrase internasional terhadap pemerintah Indonesia terkait larangan ekspor yang telah mengakibatkan dihentikannya kegiatan produksi di proyek pertambangan Batu Hijau, Kecamatan Sekongkang, ditanggapi Bupati Sumbawa Barat (KSB), Dr. KH. Zulkifli Muhadli, SH, MM Bupati KSB, khawatir, jika langkah hukum yang diambil Newmont tersebut akan menjadi kontra produktif dengan berbagai upaya Bersambung ke hal 5
KO M E N TTAA R Target 100 Persen
(Suara NTB/nas)
Andi Lakipadadah
04:59
05:09
12:22
Keinginan menelusuri kaus BSS itu disampaikan Kajati NTB, Fadil Jumhanna, SH, MH, Rabu (2/7). Dalam pernyataan singkatnya, ia menyatakan bahwa kasus BSS cukup menarik perhatiannya untuk ditelusuri. ‘’Nanti coba
saya teliti kasusnya dan saya minta Aspidsus (Asisten Tindak Pidana Khusus) mengumpulkan data awal,” katanya. Jika memungkinkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Inspektorat NTB untuk meminta data awal ter-
kait indikasi penyimpangan bantuan bibit sapi pada program BSS ini. Atau bisa jadi pihaknya tidak memerlukan data inspektorat. “Kami juga bisa cari sendiri datanya,” tegas Kajati. Bersambung ke hal 5
(Suara NTB/ars)
TO K O H
(Suara NTB/bug)
Nanti coba saya teliti kasusnya dan saya minta Aspidsus (Asisten Tindak Pidana Khusus) mengumpulkan data awal.
Mataram (Suara NTB) Setelah mencuat ke publik, indikasi penyimpangan dana bantuan Bumi Sejuta Sapi (BSS) di Kabupaten Sumbawa, Bima dan Dompu, mulai dilirik penegak hukum. Berbekal informasi dari media, pihak Kejaksaan Tinggi NTB memastikan akan menelisik indikasi penyimpangan pelaksanaan bantuan di lapangan.
PT. PLN Wilayah NTB menjanjikan PLTU Jeranjang yang memiliki kapasitas pembangkit sebesar 75 MW akan beroperasi 100 persen pada tahun 2015 mendatang. Sementara itu, pemadaman listrik pada waktu beban puncak di bulan Ramadhan ini masih tak terelakkan karena pembangkit III dengan kapasitas 25 MW masih dalam perbaikan. Hal tersebut dikatakan General Manajer PLN Wilayah NTB, Ir. Andi Lakipadadah disela-sela sidak yang dilakukan Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si di PLTU Jeranjang, Rabu (2/7) siang kemarin. Bersambung ke hal 5
15:42
18:11
19:25
Gubernur Perintahkan Inspektorat dan Disnakeswan Uji Lapangan MENINDAKLANJUTI dugaan penyimpangan bantuan sapi tahun 2013 yang terindikasi ditemukan di Kabupaten Sumbawa, Bima dan Dompu, Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi telah memerintahkan Inspek-
torat dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB untuk melakukan uji lapangan. Hasil uji lapangan tim Inspektorat bersama tim dari Disnakeswan menemukan bahwa memang ada indikasi penyimpangan seperti di
Kabupaten Bima. “Jadi itu sudah dilakukan uji lapangan oleh tim dari Inspektorat sesuai arahan dari Bapak Gubernur pada saat rapat pimpinan (rapim) beberapa waktu lalu. Bersambung ke hal 5
Butuh Lompatan Tekan Angka Kemiskinan Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB tampaknya membutuhkan lompatan dalam menekan angka kemiskinan. Sebab, pola menekan angka kemiskinan dengan tingkat pengurangan yang kurang signifikan akan sulit bisa mengubah posisi NTB di tingkat nasional. Data yang dihimpun Suara NTB dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi NTB tahun 2013 – 2018 mem-
perlihatkan bahwa penurunan angka kemiskinan sejak 2004 hingga 2012 tidak memperlihatkan adanya penurunan dalam jumlah yang signifikan tiap tahunnya. Dari 25,26 persen pada tahun 2004, angka kemiskinan turun menjadi 18,63 persen pada 2012. Artinya, dalam kurun waktu 2004 – 2012, angka kemiskinan hanya turun sebesar 6,63 persen. Bersambung ke hal 5
Pemprov Arahkan Program SKPD ke Daerah Terdampak Kekeringan Mataram (Suara NTB) Mengantisipasi kemungkinan meningkatnya angka kemiskinan akibat bencana kekeringan tahun ini, Pemprov NTB mengarahkan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk penanganan daerah-daerah yang terkena dampak bencana kekeringan. Salah satunya, dengan mengarahkan seluruh program SKPD terkait ke daerahdaerah yang masyarakatnya menjadi korban (terdampak) bencana kekeringan. Hal tersebut dikatakan Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si, Rabu (2/7) ketika dimintai tanggapannya terkait upaya yang dilakukan Pemprov NTB mengantisipasi kemungkinan bertambahnya angka kemiskinan akibat menurunnya produksi padi petani akibat gagal panen. Bersambung ke hal 5
H. Muh. Amin (Suara NTB/nas)
Kajati Akui Didatangi Anggota DPR RI
Bantah Penangguhan Penahanan karena Intervensi Mataram (Suara NTB) Dugaan intervensi terhadap Kejaksaan Tinggi NTB soal penangguhan penahanan terhadap tersangka kasus Dermaga Labuhan Haji, Lombok Timur ( Lotim), dibantah keras Kajati NTB Fadil Jumhanna, SH, MH. Ia hanya mengakui ada anggota DPR RI yang mendatangi gedung Kejati NTB, tapi tidak untuk intervensi. ‘’Azis Syamsudin memang datang, tapi untuk kepentingan rancangan Undang Undang Advokad. Dia selaku mitra kerja datang ke sini, emang ada masalah?,” Kajati balik bertanya ketika
memberi klarifikasi terkait penangguhan penahanan tiga tersangka kasus Dermaga Labuhan Haji, Rabu (2/7) kemarin. Azis menurutnya datang sebagai panitia kerja penyusunan UU Advokad. “Saya tak membantah, dia memang datang ke sini. Tapi ingat, saya tidak akan terpengaruh dengan sikap seperti itu (intervensi),” tegasnya. Menjelaskan terkait pengalihan penahanan, Kajati meyakinkan bahwa pihaknya tidak salah langkah. Usulan Kajari Selong yang menjadi tim JPU untuk persidangan kasus itu sudah yuridis. Menurutnya, pengali-
han penahanan ini semata - mata ada alasan dari JPU bahwa untuk kelancaran persidangan yang bersangkutan perlu berobat. Jika dipaksakan ditahan, justru mengkhawatirkan tersangka sakit sehingga tidak bisa disidangkan. Lagi pula kasus ini sudah selesai penyidikan dan sudah masuk tahap penuntutan. ‘’Sehingga dengan Aspidsus saya menyetujui surat Pidsus Kejari Selong (mengalihkan penahanan). Karena sudah selesai penyidikan, ngapain ditahan lagi?,” ujarnya dengan nada tinggi. Kasus ini pun sudah masuk tahap
dua, pelimpahan berkas dan tersangka. Berkas dan tersangka juga sudah menjadi kewenangan Pengadilan Tipikor. Kajati menyebut, “bola” saat ini ada di Pengadilan Tipikor. ‘’Nanti silahkan pengadilan yang menentukan. Mau ditahan atau tidak, itu selanjutnya kewenangan di sana,” terangnya. Kajati kemudian menjelaskan secara normatif soal aturan – aturan yang membolehkan pengalihan penahanan. Bahwa soal penanggunan atau pengalihan itu menurutnya bukan lah sebuah hal yang tabu. Bersambung ke hal 5