HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 3.000
Rp. 50.000 Rp. 55.000
SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila
SELASA, 3 DESEMBER 2013
16 HALAMAN NOMOR 223 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@yahoo.co.id
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
C.01.08.13
EVAKUASI KORBAN - Salah seorang korban tewas dievakuasi oleh petugas SAR dan Polairud serta para ABK yang selamat.
(Suara NTB/use)
Kapal Penangkap Ikan Tenggelam
Tiga Tewas, Satu ABK Hilang Bima (Suara NTB) Sebuah kapal penangkap ikan asal Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan nama Arif Baitullah terhempas gelombang saat mencari ikan di sekitar perairan Langgudu, Kabupaten Bima, Sabtu (30/11) dini hari lalu. Dalam kecelakaan itu, tiga orang ABK (anak buah kapal) tewas setelah tenggelam dan satu korban lain belum diketahui nasibnya. Satu korban tewas atas nama Sam, jenazahnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan Senin (2/12) siang kemarin. Sementara 10 ABK lainnya berhasil menyelamatkan diri. Kacamatan Langgudu. Namun di tengah perjalanan tepatnya di Dusun Baku, kapal tersebut dihempas gelombang. “Kapal dua kali dihempas gelombang. Awalnya tidak apaapa, tapi yang kedua kali langsung tenggelam,” terang Kanit Patroli Unit Polairud Sape Bripka Sugiyanto saat dikonfirmasi, Senin sore. Bersambung ke hal 5
(Suara NTB/use)
Informasi yang dihimpun Suara NTB menyebutkan, peristiwa tenggelamnya kapal ini terjadi sekitar pukul 01.10 Wita. Saat itu, kapal pencari ikan yang dinakhodai La Ode Gowi (35) meninggalkan Pelabuhan Sape pada Jumat (29/11) sekitar pukul 22.00 Wita. Kapal yang memuat 14 ABK asal Maumere ini pun berlayar menuju Perairan Karumbu
TIM SAR- Tim SAR dan Polairud sedang melakukan pencarian satu ABK yang hingga Senin kemarin belum ditemukan.
Terendah Kedua di Indonesia Antar ZIS ke Kediaman BADAN Amil Zakat Nasional (Baznas) NTB segera menyalurkan zakat infaq dan sedekah kepada 7.250 orang mustahiq (penerima laki-laki) dan mustahiqah (penerima perempuan) yang tersebar di 10 kabupaten/kota. Bersambung ke hal 5 TGH Muhammad Anwar MZ
(Suara NTB/ist)
Wahyudin
PROVINSI NTB menjadi daerah dengan Nilai Tukar Petani (NTP) terendah kedua di Indonesia. Ada kecenderungan rata-rata petani mengalami kerugian setiap berproduksi. ‘’Sebenarnya petani kita terus mengalami kerugian, karena biaya produksi tak sebanding dengan hasil produksi yang didapatkan. Tetapi untungnya ada kiriman TKI yang menutupi, sehingga tidak kelihatan petani rugi,”terang Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB,
Drs. Wahyudin, Senin (2/12) kemarin. Pada sensus pertanian yang dilaksanakan 10 tahun sekali, terakhir pada pertengahan tahun 2013 ini, ada kesimpulan yang menyatakan banyaknya petani yang sudah meninggalkan pertanian sebagai sandaran hidup. Di satu sisi, hal ini dianggap sangat baik, bidang lainnya seperti perdagangan dan industry akan tergerak. Menurut Wahyudin, NTB dengan hasil pertanian yang diandalkan selama ini patut melakukan antisipasi terhadap banyaknya petani yang bermigrasi ke sektor lainnya. Bersambung ke hal 5
Anggaran Infrastruktur Rp 320 Miliar Terancam Ditarik dari NTB Mataram (Suara NTB) Sejumlah proyek pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan senilai kurang lebih Rp 320 miliar di NTB terancam akan ditar-
(Suara NTB/dok)
Omzet Jutaan Rupiah
Polisi Bongkar Sindikat Peredaran SS Mataram (Suara NTB) Dua pemuda terpaksa diamankan aparat Ditnarkoba Polda NTB dalam kasus sindikat sabu - sabu (SS) dengan omzet
jutaan rupiah. Keduanya, Mslm alias LM alias BD dan MK, diamankan di Jalan Durgantini RT 04 RW 105, Seganteng, Karang Bengkel Cakranegara, Kota
Mataram. Mereka ditangkap 28 November lalu berikut barang bukti empat poket SS, berikut uang Rp 6 juta lebih. Bersambung ke hal 5
(Suara NTB/ars)
DITANGKAP - Dua tersangka pengedar yang juga ditengarai sebagai bandar, Mslm alias LM alias BD dan MK yang berhasil ditangkap aparat Ditnarkoba Polda NTB.
C.03.08.13
TO K O H
ik pemerintah pusat karena belum rampungnya pembebasan lahan dan penyelesaian analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Bersambung ke hal 5