SUARA NTB 4 MARET 2013

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 2.500

Rp. 40.000 Rp. 45.000

SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila

SENIN, 4 MARET 2013

12 HALAMAN NOMOR 3 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@yahoo.co.id

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kewenangan Kapolri KASUS penggerebekan terduga teroris yang menewaskan Sirajuddin (20) warga Woro Baka Desa Baka Jaya Kecamatan Woja menjadi kewenangan Mabes Polri. Karena operasi Densus 88 merupakan operasi yang dilakukan pusat. Hal itu ditegaskan Kapolres Dompu, AKBP Benny Basir Warmansyah kepada Suara NTB, Minggu (3/3) kemarin menanggapi tuntutan warga Baka Jaya. Dari 6 poin tuntutan warga Baka Jaya terkait kasus meninggalnya Sirajuddin, Benny mengatakan, kemungkinan yang bisa difasilitasi dan diupayakan pihaknya hanya untuk santunan bagi keluarga. Itu dananya dari Pemda Dompu. ‘’Untuk santunan mungkin bisa diupayakan. Kemarin saya sudah komunikasikan dengan bupati dan beliau sanggup untuk memberikannya atas nama warga Dompu yang hilang, bukan atas nama terduga teroris,” kata Benny. Bersambung ke hal 5

Pusat Alokasikan Rp 180 Miliar

Proyek ”By Pass” BIL Tahap II Terkendala Pembebasan Lahan TO K O H Patenkan ”Event” Bau Nyale PERAYAAN pesta rakyat Bau Nyale kini tidak hanya digelar masyarakat beserta Pemkab Lombok Tengah (Loteng) saja. Kegiatan serupa juga digelar oleh Pemkab Lombok Timur (Lotim), walau dengan tema yang sedikit berbeda. Mencermati kondisi ini, Pemkab Loteng tampaknya mengambil ancang-ancang mematenkan event Bau Nyale sebagai ikon Bumi Tatas Tuhu Trasna. “Saya tegaskan, event Bau Nyale hanya ada dan milik Loteng,” ujar Bupati Loteng, H.Moh. Suhaili FT, SH, dalam sambutan pembukaan perayaan event Bau Nyale di Pantai Seger ,Kute, Pujut, Loteng Sabtu (2/3) malam. Bupati menegaskan, Bau Nyale hanya milik Loteng. Pasalnya, asal muasal perayaan Bau Nyale yakni legenda Putri Mandalika berasal dari Loteng. Daerah lain tidak memiliki legenda tersebut. Bersambung ke hal 5 H.Suhaili FT

Mataram (Suara NTB) Proyek pembangunan jalan by pass BIL tahap II dari Patung Sapi Gerung Lombok Barat hingga Jalan Gajah Mada Kota Mataram sepanjang 7,1 km masih terkendala pembebasan lahan. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) tahun ini telah mengalokasikan anggaran untuk pengerjaan fisik jalan dan jembatannya sebesar Rp 180 miliar. Tetapi mega proyek tersebut bisa berjalan jika pembebabasan lahan telah dilakukan oleh Pemkab Lombok Barat (Lobar), Pemkot Mataram dan Pemprov NTB dengan pola sharing

atau sama-sama menanggung 50 persen. Total anggaran yang dibutuhkan untuk pembebasan lahan sebesar Rp 65 miliar. Bersambung ke hal 5

Saya berbahagia sekali bisa hadir di sini. di hadapan para jemaah sekalian, bersama Tuan Guru Bajang yang kita cintai. Masyarakat NTB mesti bangga dan bersyukur memiliki umara’ sekaligus ulama seperti Tuan Guru Bajang. Saya kira selama menjadi umara’, TGB berhasil menjaga kehormatan dan martabat dirinya sebagai ulama. Figurnya sebagai ulama tidak menjadi luntur karena jabatan gubernur yang ia emban. Bahkan saya yakin, sejumlah keberhasilan pembangunan di NTB, terjadi karena besarnya dukungan dan kecintaan umat di NTB kepada sosok TGB,. Sekali lagi masyarakat NTB harus bersyukur memiliki TGB…… KH. Hasyim Muzadi

Pengasuh Pesantren Al Hikam, Malang Jawa Timur, Ketua Umum PB NU 1999-2009.

Rusak Parah, Sebagian Besar Terumbu Karang di Lobar Giri Menang (Suara NTB) Berdasarkan hasil penelitian dilakukan Dinas Perikanan dan Kelautan Lombok Barat (Lobar), kondisi terumbu karang di daerah Sekotong mulai dari perairan Empol, Kecamatan Sekotong Tengah hingga perairan Pelangan Kecamatan

Sekotong Barat mengalami kerusakan yang cukup parah. Hal ini dipicu aktivitas penambang illegal, di mana limbah tambang dibuang ke laut sehingga merusak biota laut. Demikian diungkapkan Kadislutkan Lobar, Hasbullah saat dikonfirmasi Minggu (3/2). Bersambung ke hal 5

Pesta Rakyat Bau Nyale

Pantai Seger dan Kaliantan Dipadati Pengunjung Praya (Suara NTB) Pelaksanaan pesta rakyat Bau Nyale yang berlangsung di Pantai Seger, Kute, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah (Loteng) Sabtu (2/3) malam hingga Sabtu (3/3) pagi dipadati pengunjung. Warga yang memadati pesisir pantai, datang tidak saja dari berbagai penjuru Loteng, tetapi juga dari luar. Suasana yang sama juga terlihat di Pantai Kaliantan, Desa Seri-

we, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur (Lotim). Warga sudah berdatangan sejak siang hari dan semakin padat pada malam hari. Mereka dating menggunakan sepeda motor maupun roda empat. Banyak kendaraan yang lewat, membuat arus lalu lintas dari dan menuju lokasi perayaan macet. Aparat Kepolisian pun terlihat kewalahan. Bersambung ke hal 5

(Suara NTB/dok)

KO M E N TTAA R Keterangan Pengganti Ijazah HASIL temuan sementara KPU NTB terhadap berkas persyaratan pencalonan yang diserahkan memperlihatkan adanya sejumlah calon gubernur yang tidak lagi menyertakan ijazah asli mereka karena hilang dan penyebab lainnya. Untuk itu, mereka menggunakan keterangan pengganti ijazah. Informasi yang dihimpun Suara NTB dari berbagai sumber menyebutkan bahwa sejumlah calon ternyata memang harus menggunakan surat keterangan pengganti ijazah untuk sebagai syarat pencalonannya. Calon Gubernur Incumbent, Dr. TGH. M. Zainul Majdi diketahui menggunakan surat keterangan pengganti ijazah untuk jenjang SD dan SMP yang telah dilaluinya. Bersambung ke hal 5 Fauzan Khalid

(Suara NTB/kir/rus)

BAU NYALE - Warga memadati pesisir Pantai Seger di Loteng dan Pantai Kaliantan di Lotim (kiri) dalam perayaan event Bau Nyale, kemarin.

Kasus Penjualan Aset

Selain Eksekutif, Oknum Anggota Dewan Diduga Terlibat Mataram (Suara NTB) Kasus penjualan aset Pemkab Lombok Barat (Lobar) berupa tanah pecatu di Dusun Ireng Daye Desa Jatisela, Kecamatan Gunung Sari, menyeret sejumlah nama. Selain eksekutif di Pemkab Lobar, kalangan legislatif juga terseret. Nama salah seorang oknum anggota dew-

an disebut-sebut andil dalam penjualan aset senilai Rp 300 juta itu. Nama oknum berinisial BF itu muncul dalam proses pengurusan sertifikat dan akta notaris. BF diduga melakukan pemalsuan dokumen pemilikan tanah atasnama Kadus Ireng Daye, Muhammad Gazali, bersama oknum di ekseku-

tif berinisial BR. Maka terbitlah surat keterangan kepemilikan tanah, tanpa sepengetahuan Gazali, berdasarkan SPPT dan Daftar Himpunan Ketetapan dan Pajak (DHKP) tahun 2011 dan peta blok. Bersambung ke hal 5

Saatnya nanti akan kami sampaikan siapa saja tersangka, nama-nama dan jabatannya

I Gde Sudiatmaja

(Suara NTB/dok) (Suara NTB/dok)

LANGGANAN Mataram dan sekitarnya Hubungi :

0370-639543


SUARA NTB Senin, 4 Maret 2013

Tingkatkan Partisipasi Masyarakat KELURAHAN Pejeruk Kecamatan Ampenan menjadi satusatunya kelurahan yang lolos dalam Lomba Kelurahan Terpadu di Kota Mataram. Saat ini, Kelurahan Pejeruk yang dipimpin oleh H. Abdul Wahab, SH tengah bersiap diri untuk mewakili Kota Mataram dalam perlombaan serupa di tingkat Provinsi NTB. Lurah Pejeruk, H. Abdul Wahab, SH, yang ditemui Suara NTB di Puskesmas Pejeruk, Sabtu (2/3) lalu mengatakan, persiapan untuk menuju ke ajang itu sudah sangat maksimal hingga mencapai 90 persen. Setidaknya, ada delapan lingkungan yang dipersiapkan untuk maju dalam perhelatan tersebut. “Persiapan kita sudah 90 persen,” klaimnya. Diakuinya, penilaian dalam Lomba Kelurahan Terpadu itu lebih dominan ke bidang kesehatan, kebersihan serta pembangunan. Untuk mendukung itu, beberapa hal yang menjadi perhatian khusus dalam persiapan itu adalah Posyandu, Karang Lansia hingga ke pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi melalui peningkatan dan pengembangan home industry. Selain persiapan secara fisik, hal lain yang menjadi prioritas Lurah Pejeruk itu adalah soal data-data kelurahan yang kemungkinan sangat dibutuhkan. Untuk itu, dia bekerjasama dengan jajarannya mulai dari staf kelurahan hingga kepala lingkungan sudah melakukan pembenahan, baik itu data kependudukan maupun yang lainnya. Dalam hal ini, target utama pihaknya bukanlah menjadi juara. Menurut dia, melalui ajang ini, dia ingin meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai hal. “Itu target utama kita, peningkatan partisipasi masyarakat. Kalau juara bukan prioritas kami, walaupun tetap menjadi harapan kami untuk meraih itu,” ujarnya. (smd)

FIGUR Cari Bakat Siswa MEMPERSIAPKAN Ujian Nasional (UN) April mendatang MTs N 1 Mataram mulai melakukan pencarian bakat siswa, sesuai dengan mata pelajaran yang diminati. Melalui sistem perankingan, nantinya siswa akan dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Pengelompokan ini sesuai dengan nilai mata pelajaran yang diperoleh siswa pada pelaksanaan try out. Wakil Kepala Humas MTs N 1 Mataram Marzuki, S.Pd Sabtu (2/3), menjelaskan, pencarian bakat siswa ini dilakukan untuk menggali ke(Suara NTB/nia) Marzuki mampuan siswa pada jenis mata pelajaran yang diminati. “Setiap anak memiliki bakat yang berbeda. Ada yang jago bahasa Inggris, Matematika ataupun Bahasa Indonesia. Melalui pencarian bakat inilah kita akan fokuskan untuk melakukan pembinaan,” terangnya. Ini merupakan tahun pertama diterapkannya sistem pencarian bakat. Diharapkan dengan pembinaan secara terfokus sesuai dengan bakat siswa ini, siswa dapat meraih nilai tinggi di salah satu mata pelajaran untuk mendongkrak nilai mata pelajaran lainnya. Selain itu, siswa juga diharapkan dapat mengharumkan nama lembaga, melalui prestasi yang didapatkannya. Tahun ini sejumlah 253 siswa MTsN 1 Mataram akan mengikuti UN. Selain melakukan ikhtiar ini, sekolah berharap siswa tetap melakukan iktiar lain terutama di bidang religi. Sekolah berharap, orangtua pun turut andil memberikan motivasi dan semangat kepada siswa untuk melaksanakan ujian nasional. (nia)

Dewan Minta MWP Tidak Dikelola Investor Mataram (Suara NTB) Gerah melihat MWP (Mataram Water Park) yang tidak kunjung diminati serius oleh investor, Komisi III DPRD Kota Mataram menyarankan kepada eksekutif untuk tidak menyerahkan pengelolaan salah satu aset Pemkot Mataram itu kepada investor. ‘’Sudahlah MWP jangan diinvestorkan, lebih baik dikelola sendiri saja,’’ demikian saran Ketua Komisi III DPRD Kota Mataram, Sahram, ST., menjawab Suara NTB, Sabtu (2/3). Menurut dia, sebaiknya Pemkot Mataram fokus pada penyelesaian master plan. Kemudian ke depan dipikirkan bagaimana membentuk UPTD (Unit Pelayanan Teknis Daerah) pengelolanya. ‘’Dikelola oleh Pemda, jangan diinvestorkan. Alasannya karena sudah ada dana dari APBD yang masuk di MWP yang besarnya sekitar Rp 5 sampai Rp 6 miliar. ‘Makanya sudahlah jangan kita berpikir investor karena sudah ada dana APBD yang masuk di sana,’’ ujarnya mengingatkan. Untuk itu, politisi PAN ini menyarankan supaya UPTD yang nantinya dibentuk berada di bawah Dinas Pertamanan Kota Mataram. Setelah itu, apa yang masih kurang dalam master plan harus dilengkapi. Ada persoalan sarana penunjang di sana yang belum selesai dibangun, karena terkendala persoalan lahan dengan Pemprov NTB. Dikonfirmasi terpisah, Sabtu (2/3), Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana mengapresiasi saran yang disampaikkan Ketua Komisi III DPRD Kota Mataram. Namun demikian, MWP kata dia, masih dalam proses pembicaraan dengan calon investor. ‘’Sebenarnya konsepnya sudah cukup jelas kemarin itu. Dari rencana untuk pengembangan di MWP,’’ cetusnya. Itu menjadi satu kesatuan penyempurnaan fasilitas yang ada di MWP. ‘’Saran itu kita terima sambil coba kita lakukan evaluasi, kita kaji lagi bagaimana langkah selanjutnya atau actionnya dari rencana investor ini,’’ terangnya. Kalau tidak, lanjutnya, tentu akan dipikirkan alternatif lainnya. Menyinggung pengakuan Walikota bahwa sampai saat ini belum ada investor yang serius, Mohan menjawab diplomatis. Menurutnya, serius atau tidaknya calon investor baru bisa diketahui setelah tertuang dalam dalam sebuah kesepakatan, seperti halnya investor yang telah menandatangani MoU dengan Pemkot Mataram terkait pengembangan dan pengelolaan Taman Hiburan Rakyat Loang Baloq. Dalam hal MWP, calon investor tentu membutuhkan kajian-kajian sebelum berinvestasi. ‘’Mungkin di situ yang menjadi spekulasi, ini serius atau tidak serius. Nantilah kita lihat,’’ pungkasnya. (fit)

SUARA MATARAM

Halaman 2

Sasaran dan Kualitas Raskin Harus Jadi Prioritas Beras miskin (raskin) tidak pernah tuntas untuk dibahas. Hampir setiap dilakukan distribusi raskin di tengah masyarakat, selalu ada saja permasalahan yang muncul. Mulai dari kualitas, protes masyarakat yang berhak membeli hingga tidak dibayarkannya raskin pada Bulog. DISTRIBUSI raskin membutuhkan perhatian serius dari Bulog di setiap pelaksanaannya. Distribusi dikatakan sukses, jika tidak ada keluhan atau protes dari masyarakat. Meski demikian, harus diakui pelaksanaan distribusi raskin di masyarakat tidak jauh beda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Kualitas raskin yang diterima masyarakat masih ada yang dikatagorikan tidak layak. Beberapa warga, yang membeli raskin kualitasnya tidak layak dikonsumsi. Namun, karena warga sangat membutuhkan beras, mau tidak mau harus mereka harus membeli. Sementara jika membeli beras di pasar, harganya cukup mahal.

Di sinilah diperlukan kearifan semua pihak yang terlibat untuk betul-betul menyalurkan raskin sesuai ketentuan. Persoalan yang sama pada penyaluran sebelumnya tidak boleh terulang kembali, sehingga warga yang membutuhkan merasa terbantu dengan program pemerintah ini. Tidak dipungkiri, saat sekarang ini harga kebutuhan pokok makin melambung. Sementara penghasilan sebagian masyarakat ada yang tetap. Malahan ada yang berkurang atau tidak ada sama sekali. Adanya penyaluran raskin dengan harga yang sudah disubsidi pemer-

intah ini bisa membantu meringankan beban masyarakat. Namun, jika petugas Bulog, aparatur pemerintah khususnya di tingkat desa/kelurahan dan lingkungan tidak mampu bekerja dengan baik, maka beban masyarakat miskin akan semakin berat. Apalagi, raskin yang akan disalurkan tersebut berkurang dari jatah yang seharusnya diterima. Kita tentu tidak mengharapkan, raskin yang didistribusikan kepada masyarakat miskin tersebut ‘’disunat” di tengah jalan. Apalagi, jika penyalurannya pada orang yang tidak berhak menerima. Jika ada fakta seperti ini, aparat keamanan

tidak boleh tinggal diam. Aparat harus mengusut tuntas oknum aparatur yang terlibat dan memberikan sanksi tegas sesuai dengan kesalahannya. Sebagai masyarakat, kita hanya berharap, Bulog yang dipercaya negara dalam penyaluran dan distribusi raskin betul-betul memperhatikan kualitas. Jangan sampai mengecewakan masyarakat seperti pada kasus sebelumnya. Begitu juga pembagian raskin harus pada orang yang berhak menerima, bukan orang kaya atau berduit. (ham)

Jika Tak Sesuai Spek

Walikota Minta Pelaksana Proyek Malomba Ditangkap (Suara NTB/smd)

HARUS DIGANTI - Walikota Mataram H. Ahyar Abduh mengkritisi redupnya lampu jalan di Gajah Mada. Dia meminta kepada Balai Jalan untuk segera menggantinya.

Pemkot Bebaskan Lahan untuk ” By Pass” BIL Mataram (Suara NTB) Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh, meninjau jalur Gajah Mada yang sudah hampir rampung pembangunannya, Sabtu (2/3). Dalam kesempatan itu, Walikota menegaskan sambungan Jalan Gajah Mada dan by pass Bandara Internasional Lombok (BIL) yang berada di Mataram akan rampung tahun 2013 ini. Walikota menegaskan Jalan Gajah Mada hingga bundaran sudah tidak ada persoalan. Kini, pihaknya tengah mempersiapkan pembebasan lahan untuk sambungan jalur by pass BIL untuk wilayah Kota Mataram yang nantinya akan menuju ke Bundaran Lombok Barat Bangkit Gerung. “Target tahun ini sudah selesai hingga ke batas kota Mataram dengan

Lombok Barat, karena itu sudah menjadi program Balai Jalan,” katanya. Dia menambahkan, untuk proses pembebasan lahan di wilayah Kota Mataram termasuk untuk pembangunan jalan tersebut sudah tidak ada masalah. Menurutnya, masyarakatnya sudah ikhlas untuk membantu Pemkot termasuk dalam hal pembebasan lahan. Selain mengenai rencana pembangunan jalan by pass BIL di wilayah Kota Mataram, walikota sudah mengusulkan ke Balai Jalan untuk pergantian sarana penerangan yang ada di Jalan Gajah Mada itu. “Ini lampunya redup, kurang terang. Kita sudah minta Balai Jalan untuk mengantinya,” ujarnya. Selain pembebasan lahan di

jalur by pass BIL, saat ini Pemkot Mataram juga tengah berkonsentrasi untuk menyelesaikan pembangunan jalan di Jalan Bung Hatta Mataram. Sama seperti by pass BIL, Pemkot sudah mematok tahun 2013 ini ke dua jalur itu sudah selesai. Dikonfirmasi mengenai keberadaan alat transportasi tradisional atau cidomo yang hampir setiap waktu melintasi jalur Gajah Mada, Ahyar Abduh menegaskan, cidomo masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Lagi pula, cidomo merupakan alat transportasi tradisional yang harus dilestarikan. “Kita mungkin hanya perlu menertibkannya. Tapi itu membutuhkan pendekatan yang baik dengan para pemilik cidomo itu,” terangnya. (smd)

”Over Capacity”, Dewan Desak RSUP Segera Direlokasi Mataram (Suara NTB) Kalangan DPRD NTB mendesak Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB yang ada di Jalan Pejanggik segera direlokasi ke RSUP Dasan Cermen yang masih dalam tahap penyelesaian. Ketua Komisi IV DPRD NTB H. Patompo Adnan, Lc.,MH menilai RSUP telah over capacity, sehingga mendesak untuk segera direlokasi. Dengan kepindahan tersebut diharapkan pelayanan RSUP kepada pasien semakin baik dan maksimal. Hal ini juga untuk meminimalisir berbagai keluhan masyarakat terhadap pelayanan RSUP yang dinilai buruk. “Kita minta tahun ini harus pindah semua agar pelayanannya maksimal dan prima. Dan memang kita melihat bangunan yang sekarang sudah tidak layak lagi, overload,” ujarnya kepada Suara NTB belum lama ini. Selain sebagai rumah sakit umum, RSUP juga merupakan rumah sakit pendidikan, di

mana banyak mahasiswa jurusan kedokteran dan kesehatan lainnya praktik. Politisi PKS ini mengatakan jika RSUP segera direlokasi, maka diharapkan pelayanan medis kepada masyarakat umum akan semakin baik. Di APBD 2013, RSUP juga diberikan alokasi anggaran sebesar Rp 34 miliar. Dengan anggaran tersebut Patompo berharap pembangunan RSUP dapat segera dirampungkan khususnya bangunan yang mendesak untuk segera diselesaikan seperti ruang rawat inap dan lainnya. Patompo juga mengatakan pihaknya sempat melakukan inspeksi mendadak ke RSUP NTB. Menurutnya, dilihat dari bangunan yang ada, tahun ini RSUP bisa segera dipindahkan. Sebelumnya, Direktur RSUP NTB, dr. Mawardi Hamry, mengaku, pihaknya belum bisa memastikan kapan relokasi akan terwujud, karena beberapa kendala. Namun pihaknya tetap me-

nyiapkan berbagai perangkat dan regulasinya serta menyelesaikan pembangunan yang memang mendesak untuk diselesaikan. Tahun ini pihak RSUP juga mendapatkan anggaran untuk pembangunan salah satu blok gedung di kompleks RSUP NTB yang berlokasi di Dasan Cermen. Hal itulah yang menjadi salah satu kendala masih belum pastinya bulan kepindahan RSUP. “Sekarang kita dapat bangunan gedung. Tapi kan ternyata prosesnya harus melalui tender dan membutuhkan waktu cukup panjang dengan proses dua bulan. Membangun tidak cukup lima bulan. Dan saya tidak bisa bilang bulan Mei, karena prosesnya saja sekarang baru mulai,” terangnya. Selain itu, lanjujtnya, masih ada infrastruktur penunjang lainnya yang masih dalam tahap penyelesaian. pihaknya berharap dapat diselesaikan di tahun ini, sehingga rumah sakit bisa direlokasi di tahun ini. (yan)

Siswa Menikah Diperbolehkan Ikut UN Mataram (Suara NTB) – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Mataram memperbolehkan siswa kelas XII yang telanjur menikah, tetap mengikuti Ujian Nasional (UN) tahun 2013. Alasannya, siswa bersangkutan sudah terdaftar dalam Daftar Nama Tetap (DNT) peserta UN. Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Dikpora Kota Mataram Drs. H. Abdul Hamid Sabtu (2/3) kemarin, mengakui, selama ini selalu ada siswa yang batal mengikuti UN, karena menikah. Untuk itu, pihaknya memberikan kelonggaran bagi siswa yang sudah telanjur menikah, tetap mengikuti ujian. “Kita tetap perbolehkan mereka ikut UN karena sudah

terdaftar. Silahkan kalau ingin ikut ujian dan menamatkan sekolah. Tetapi kita sarankan untuk mengikuti ujian paket C,” terangnya. Ujian paket ini menurut Hamid, setara dengan jenjang SMA. Jadwal pelaksanaannya pun sama, yaitu pada sore hari setelah ujian reguler dilaksanakan pagi harinya. Jadi jika ada siswa yang sudah menikah tetapi ingin menamatkan sekolahnya, siswa bisa mengikuti pada ujian kesetaraan ini. “Sampai sekarang belum ada laporan. Siswa yang menikah belum ada laporan kepala sekolah,” terangnya. Namun pihak Dinas Dikpora tetap berharap, kepada para siswa kelas XII yang memiliki rencana menikah saat ujian, untuk bisa menahan diri dan menunggu setelah pelak-

sanaan ujian berlangsung. Hamid menambahkan, saat ini persiapan UN di Kota Mataram sudah cukup matang. Sejak awal semester lalu, sekolah-sekolah telah mempersiapkan peserta didiknya untuk menghadapi UN. Hingga saat ini berbagai persiapan, seperti try out dan bimbingan belajar telah berlangsung di sekolah. Bahkan Senin (4/3) hari ini, seluruh siswa kelas XII menghadapi try out yang diselenggarakan oleh Dinas Dikpora Kota Mataram. Tahun 2013 ini jumlah seluruh peserta UN Kota Mataram berjumlah 6.453 siswa. Terdiri dari SMA 3.263 siswa, MA 771 siswa dan SMK 2.419 siswa. Jumlah ini merupakan data tetap peserta ujian Kota Mataram dan sudah tidak ada perubahan. (nia)

Mataram (Suara NTB) Robohnya tribun penonton di stadion Malomba Ampenan Mataram mendapat perhatian serius dari Walikota Mataram H. Ahyar Abduh. Apalagi proyek ini menelan anggaran yang cukup besar, yakni Rp 10,5 miliar. Selain prihatin dengan kejadian tersebut, walikota menegaskan, tidak akan memberikan tolerir pada pelaksana proyek yang mengerjakan stadion sesuai spek. Menurutnya, jika pembangunan yang menelan biaya yang sangat tinggi itu tidak sesuai dengan spek dan perencanaan, walikota meminta pelaksana proyek itu ditangkap. “Kalau tidak sesuai dengan spek, kita tangkap,” tegasnya saat dikonfirmasi, Sabtu (2/3). Mengenai pernyataan dari Komisi III DPRD Kota Mataram yang menyatakan pembangunan Stadion Malomba itu terkesan asal-asalan, Walikota juga menjawab diplomatis. “Saya dan Dewan sama-sama tidak mengerti teknik. Jadi tidak perlu diperpanjang,” ujarnya. Walikota mengaku, mulai dari pembangunan hingga robohnya atap tribun penonton sudah banyak yang memantau. Sehingga, dia yakin permasalahan yang terjadi saat ini akan terselesaikan dengan baik. Ditanya mengenai pengelolaan stadion itu, Ahyar Abduh akan membicarakannya dengan pihak-pihak terkait. Menurut

Kalau tidak sesuai dengan spek, kita tangkap H. Ahyar Abduh dia, pihak yang diajak untuk berkoordinasi lebih jauh soal pengelolaan stadion itu adalah TNI AL yang memang selama ini berperan aktif terkait keberadaan sarana olah raga itu. Sebelumnya, Ketua Komisi III DPRD Kota Matram, Sahram, ST dengan keras mengkritisi pembangunan stadion yang menelan biaya tinggi itu. Menurut dia, dari hasil inspeksi mendadak (sidak) yang digelarnya, banyak kejanggalan dalam pembangunan stadion itu. Bahkan, pembangunan stadion itu memalukan, karena baru selesai di renovasi sudah roboh. Beberapa waktu lalu, angin kencang merobohkan tribun penonton di stadion Malomba hingga besi penyangganya patah, sementara atapnya terbang dan jatuh di sekitar stadion. (smd)

Antisipasi SPPD Fiktif

Biaya Perjalanan Dinas Gunakan Sistem ”At Cost” Mataram (Suara NTB) Mengantisipasi adanya SPPD fiktif, pemerintah akan menerapkan sistem baru untuk mengatur penggunaan biaya perjalanan dinas. Dalam peraturan baru ini, pemerintah akan menerapkan sistem at cost (besaran dana yang dibayarkan didasarkan pada bukti-bukti pengeluaran yang berlaku dan sah maksimum sebesar ketentuan yang telah ditetapkan). Artinya, kalau ada sisa anggaran perjalanan dinas akan dikembalikan ke kas pemerintah. Sekda Kota Mataram, Ir. H. L. Makmur Said, MM, Sabtu (2/3), menyebutkan, aturan ini sesuai dengan Permendagri Nomor 16 tahun 2013 tentang pedoman APBD tahun 2013. Menurutnya, sistem ini berbeda dengan sistem sebelumnya. Jika sebelumnya pemerintah menggunakan sistem lumpsum (uang dibayarkan sekaligus). Aturan ini akan diterapkan dalam waktu dekat ini. Makmur menambahkan, dalam sistem at cost ini nantinya seluruh biaya perjalanan dinas seperti biaya penginapan, tiket pesawat dan biaya transportasi akan diatur sesuai dengan ketentuan. Tetapi khusus untuk biaya makan, minum dan uang saku, tidak diatur. Adanya sistem baru ini, pemkot berharap dapat melakukan efisiensi anggaran dan mencegah adanya SPPD fiktif yang kerap terjadi dalam perjalanan dinas. Pihaknya belum memastikan kapan pemkot akan menerapkan sistem at cost ini. Dalam hal ini, Pemkot akan membahas peraturan baru tersebut bersama DPRD Kota Mataram, karena untuk bisa menerapkannya di daerah, pemda harus memiliki perwal yang mengatur. “At cost sesuai permendagri akan dilakukan 23 Januari 2013. Tetapi permen ini baru diterima tanggal 14 Februari 2013. Kapan mulai berlakunya nanti akan kita bahas. Tentu berlakunya setelah tanggal 14 Februari,” pungkasnya. (nia)


SUARA NTB

Halaman 3

(Suara NTB/ist)

Senin, 4 Maret 2013

FOTO BERSAMA - KH. Hasyim Muzadi dan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi foto bersama dengan jajaran pengasuh Ponpes Uswatun Hasanah Cempaka Putih, Mertak Paok, Desa Aik Darek, Kecamatan Batukliang Lombok Tengah

Dari Pengajian Silaturahmi di Ponpes Uswatun Hasanah Loteng

(Suara NTB/ist)

DUDUK BERSAMA - KH. Hasyim Muzadi dan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi duduk bersama dengan pengasuh Ponpes Uswatun Hasanah Cempaka Putih, Mertak Paok, Desa Aik Darek, Kecamatan Batukliang Lombok Tengah

(Suara NTB/ist)

KERUMUNAN JEMAAH - Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi ditengah kerumunan jemaah yang ingin berjabat tangan dan bersalaman.

(Suara NTB/ist)

PENGAJIAN UMUM - Ratusan jemaah menghadiri pengajian umum silaturahmi di Ponpes Uswatun Hasanah Cempaka Putih, Mertak Paok, Desa Aik Darek, Kec. Batukliang Lombok Tengah

KH. Hasyim Muzadi Puji Kepemimpinan TGB Praya (Suara NTB) Wakil Rais Am PBNU, Dr. KH. Hasyim Muzadi memuji kepemimpinan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, MA yang tetap konsisten menjadi ulama sekaligus umara’ selama kurun waktu empat tahun lebih memimpin NTB. Sebab, menurutnya, tidak jarang orang yang bisa menjadi ulama sekaligus umara’ di Indonesia. Hal tersebut dikatakan saat memberikan pengajian umum di Ponpes Uswatun Hasanah Cempaka Putih, Mertak Paok, Desa Aik Darek, Kecamatan Batukliang Lombok Tengah, Kamis (28/2) lalu. “Bapak Gubernur ini beliau itu ulama sekaligus umara’, di Indonesia itu tidak ada ulama yang jadi umara’ atau umara’ yang memang ulama. Yang banyak itu umara’ yang seperti ulama. Ketika beliau menjadi umara’, sedikitpun tidak melunturkan keulamaannya, ini yang sangat penting,” kata Hasyim Muzadi di hadapan ratusan jemaah yang hadir pada acara pengajian silaturahmi tersebut. Ia mengatakan, sangat bahagia bisa hadir bersama Tuan Guru Bajangsapaan akrab Gubernur di hadapan para jemaah di Ponpes Uswatun Hasanah Cempaka Putih, Mertak Paok, Desa Aik Darek, Kecamatan Batukliang Lombok Tengah tersebut. Sebab dirinya sudah beberapa kali hadir di tempat tersebut sejak ponpes itu baru dibangun beberapa

(Suara NTB/ist)

SALAMAN - KH. Hasyim Muzadi dan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi bersalaman dengan para jemaah usai acara pengajian silaturahmi di Ponpes Uswatun Hasanah Cempaka Putih, Mertak Paok, Desa Aik Darek, Kecamatan Batukliang Lombok Tengah, Kamis (28/2).

tahun lalu. “Masyarakat NTB mesti bangga dan bersyukur memiliki umara’ sekaligus ulama seperti Tuan Guru Bajang. Saya kira selama menjadi umara’ TGB berhasil menjaga kehormatan dan martabat dirinya sebagai ulama. Figur sebagai ulama tidak menjadi luntur karena jabatan Gubernur yang ia emban. Bahkan saya yakin sejumlah keberhasilan pembangunan di NTB terjadi karena besarnya dukungan dan kecintaan umat di NTB kepada sosok TGB. Sekali lagi masyarakat NTB harus bersyukur memiliki TGB,” ucapnya. Pada kesempatan itu, mantan calon wakil presiden yang berpasangan dengan Megawati Sukarno Putri pada Pemilu Presiden 2004 itu mengupas secara mendalam apa yang dimaksud dengan ulama dan umara’. Ia menyebutkan, dalam kepemimpinan Islam seorang pemimpin harus memiliki sifat sidiq (jujur), amanah (bertanggungjawab), tabligh (komunikatif atau memahami aspirasi masyarakat) dan fatanah (cerdas) atau memiliki kompetensi dalam mengatasi berbagai masalah yang terjadi di masyarakat. Sementara itu, TGB dalam sambutannya mengatakan dalam perjuangan harus benar-benar meluruskan niat, mencari ridho Allah SWT dengan niat yang tulus dan hanya kepada Allah SWT. Jika itu dapat dilakukan maka apa saja perjuan-

gan yang dilakukan maka tidak akan pernah putus dan nyambung terus walalupun pendirinya sudah wafat (meninggal dunia). “Perjuangan Pondok Uswatun Hasanah terus berkembang, apa saja yang dibangun karena Allah SWT pasti terus menyambung. Walalupun sudah wafat (pendirinya) tetapi perjuangannya terus nyambung. Sesuatu yang bukan karena Allah, cepat atau lambat akan putus walaupun sebagus apapun tetapi akan putus,” katanya. Ia mengumpamakan, orang yang berniat karena Allah SWT seperti orang yang menanam padi pasti akan diikuti tumbuhnya rumput. Tetapi, jika sebaliknya jika orang menanam rumput maka sampai kapanpun tidak bisa tumbuh padi. “Itulah kalau kita pasang niat karena Allah SWT maka yang lain Insya Allah akan ikut. Tetapi kalau dipasang niat karena dunia, Insya Allah tidak akan ada keridhoan Allah SWT,” ujarnya. Diakhir sambutannya, Gubernur berharap kepada seluruh santri/santriwati yang belajar di Ponpes Uswatun Hasanah dapat memberi contoh setelah kembali ke masyarakat dan keluarganya. Semua nilai-nilai yang diajarkan di Ponpes harus diamalkan di tengahtengah masyarakat, memegang teguh nilai-nilai agama, memegang teguh silaturahmi dengan orang lain dan cinta kepada ilmu dan kebaikan. (nas/*)

JABAT TANGAN - KH. Hasyim Muzadi ditengah kerumunan jemaah yang mau berjabat tangan dan bersalaman

(Suara NTB/ist)


SUARA PULAU SUMBAWA

SUARA NTB Senin, 4 Maret 2013

Halaman 4

Kerjasama Program Dikdas Dinas Diknas Sumbawa dengan Harian Suara NTB

Digelar Seleksi Pra Test Kompetensi Olimpiade Sains Nasional se-Kabupaten Sumbawa

(Suara NTB/arn)

TEST KOMPETENSI Tampak para siswa perwakilan kecamatan sedang mengikuti pra test komptensi olimpiade sains di SDN 16 Sumbawa Besar. (insert) Harun Arsul dan Junaidi

Sumbawa Besar (Suara NTB) Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Sumbawa, menggelar seleksi pra test kompetensi olimpiade sains nasional se-Kabupaten Sumbawa, Sabtu (2/3) di SDN 16 Sumbawa Besar. Diikuti 96 siswa perwakilan kecamatan masing-masing dengan dua mata pelajaran, Matematika dan IPA. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Sumbawa, Harun Arsul S.Pd, menjelaskan, seleksi ini melalui sejumlah tahapan. Dari 50 ribu lebih siswa SD di Kabupaten Sumbawa mengikuti seleksi tingkat sekolah, gugus hingga tingkat kecamatan disaring siswa terbaik sebanyak 48 orang per mata pelajaran IPA dan Matematika. “Mereka inilah yang mengikuti seleksi saat ini, para perwakilan dari 24 kecamatan,” terangnya. Hasil seleksi yang akan diumumkan 5 Maret nanti, akan terjaring 25 siswa terbaik untuk masing-masing mata pelajaran. Setelah itu, para siswa yang masuk 25 besar ini digodok kembali oleh guru pendamping. Dalam hal ini, Diknas akan memberikan bekal pelatihan kepada guru pendamping mulai 8 Maret mendatang dengan mendatangkan pemateri dari luar. Para siswa ini selanjutnya akan mengikuti seleksi atau test tingkat kabupaten pada 20 Maret untuk mencari tiga besar. “Soal disusun langsung tim inde-

Gubernur Dorong Santri Jadi Agen Perubahan

Orang Tua Bingung Cari Bantuan

(Suara NTB/bug)

Rifai menggendong Mulan Mulida sembari memperlihatkan bagian dada anaknya yang membengkak akibat penyakit yang dideritanya.

penyembuhan telah dijalani oleh Mulan. Sayangnya upaya tersebut terbatas karena kondisi ekonomi keluarganya tak lebih baik. Mulan kebanyakan hanya mendapatkan perlakuan pengobatan alternatif ketimbang medis. Rifai mengatakan, sebenarnya dokter yang menvonis gagal jantung sempat merekomendasikan agar Mulan segera dibawa ke rumah sakit di Surabaya. Namun setelah diperhitungkan dari sisi biaya, akhirnya Rifai dan istrinya Rosita mengurungkan niat mengikuti saran sang dokter. “Kalau biaya pengobatannya katanya sampai Rp 15 juta. Belum lagi biaya hidup kami selama di sana. Nah, di mana kami mencari uang sebanyak itu, sementara hidup kami saja di sini pas-pasan,” timpal warga lingkungan Sebubuk kelurahan Kuang ini. Sementara itu bantuan dari pemerintah setempat tidak banyak yang dapat diharapkan. Rifai mengungkapkan ia dan istrinya pernah mengajukan beberapa kali permohonan bantuan melalui Dinas Kesehatan (Dikes). Sayangnya permohonan tersebut hingga kini tak ditanggapi sementara kondisi Mulan kian hari semakin memburuk. “Istri saya pernah juga sam-

nya Sumbawa bisa menghasilkan potensi yang sama. Makanya, pembekalan kepada guru pendmaping sangat penting. “Dengan pola persiapan dan pembekalan yang lebih matang, kita berharap bisa meraih prestasi maksimal,” harapnya. Salah seorang guru pendamping, Muhammad Nur Mastar dari SDN 1 Mapin Kebak kecamatan Alas Barat, selama ini telah banyak melatih para siswa. Bahkan dua orang siswa binaannya pada tahun ini berprestasi sampai tingkat nasional. Dengan pola menerapkan sistem pembelajaran melalui klub sains di wilayahnya, M. Nur Mastar, meluangkan waktunya di sore hari mendidik anakanak, yang berpotensi maupun tidak. Asalkan memiliki kemauan dan semangat untuk belajar. Untuk tahun ini, M. Nur Mastar mendampingi lima siswanya yang lolos dari tingkat kecamatan mengikuti pra test. Dengan harapan prestasi serupa seperti tahun lalu dapat kembali diperoleh anak didiknya. “Yang paling penting, dukungan selalu kita berikan buat anak. Berusaha dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT,” katanya. (arn/*)

Kunjungi Ponpes Usman Bin Affan

Mulan, Gadis Cilik yang Didiagnosa Gagal Jantung

PENYAKIT memang tak pandang bulu, bisa menjangkiti siapa saja. Seperti yang dialami oleh Mulan Mulida, gadis cilik berumur 2,9 tahun ini harus menghadapi kenyataan pahit jika dia menderita gagal jantung. Suatu penyakit yang setiap saat dapat menyebabkan kematian terhadap si penderita. Secara kasat mata, kondisi fisik Mulan nampak tak dapat lagi menahan beban penyakit yang dideritanya. Saat dikunjungi media ini di salah satu ruangan perawatan anak di rumah sakit umum Taliwang, pekan lalu, badannya terlihat lunglai di pangkuan ayahnya, Rifai. Tak banyak gerak tubuh yang diperlihatkannya, kecuali sesekali ia meringis merasakan sakit pada bagian dadanya yang membusung dan bergerak kembang kempis tak beraturan seperti balon yang dimainkan. “Seperti inilah kondisinya kalau mulai kumat. Nafasnya tersengal-sengal bisa sampai beberapa hari dan kami hanya bisa membawanya ke sini (rumah sakit),” terang Rifai, ayah Mulan kepada media ini. Meski Mulan telah memperlihatkan gejala penyakitnya sejak umur enam bulan, Rifai mengaku, dia baru mengetahui sekitar bulan Agustus 2012 lalu. Saat itu Mulan yang telah puluhan kali keluar masuk rumah sakit di Taliwang akhirnya diputuskan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB di Mataram. Dari hasil pemeriksaan Mulan pun akhirnya divonis memiliki penyakit gagal jantung. “Sebelum dirujuk ke Mataram, dokter di Sumbawa memang sudah bilang pembengkakan jantung, tapi kemudian untuk kepastian dirujuk ke Mataram. Dan hasilnya ternyata lebih mengagetkan kami,” kata Rifai. Sejak divonis mengalami gagal jantung, berbagai upaya

penden dari provinsi, termasuk dari Unviersitas Mataram (Unram),” sebutnya. Seleksi berjenjang ini untuk dapat menghasilkan tiga siswa terbaik untuk setiap pelajaran yang akan mewakili Sumbawa untuk mengikuti olimpiade sains tingkat provinsi. Dengan harapan, mereka dapat berprestasi dan berbicara banyak hingga ke tingkat nasional. Seperti prestasi yang diraih tahun lalu, dua siwa asal Sumbawa berhasil masuk empat besar nasional. “Itu jangka pendeknya. Selain itu, seleksi ini secara umum bisa memacu prestasi siswa dalam Ujian Nasional,” tukas Harun. Kasi Kurikulum Bidang Dikdas Diknas Sumbawa, Junaidi S.Pd, M.Pd, menambahkan, seleksi olimpiade sains tahun ini yang dilakukan secara berjenjang menjadi perhatian bersama kalangan pendidikan di daerah ini. Setelah pada tahun lalu, sempat mencuri perhatian dengan prestasinya di tingkat nasional. Untuk itu, persiapan yang dilakukan jauh hari sebelumnya diharapkan dapat memberikan hasil maksimal, paling tidak prestasi yang diraih sama seperti tahun sebelumnya. Meski disadari pula, hal itu sangat bergantung kepada potensi anak. Sebab tidak setiap tahun-

pai ke pendopo (kediaman bupati dan wakil bupati, red) meminta bantuan, tapi tidak ada juga hasilnya,” ujarnya sembari menambahkan jika saat ini sang istri tengah berada di Jakarta dan telah mendaftarkan diri menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke Qatar. “Istri saya bilang, sudah tidak ada yang bisa bantu kita di sini, makanya dia pilih jadi TKW untuk mencari biaya pengobatan anaknya,” sambungnya. Selanjutnya ia menambahkan, kondisi kesehatan Mulan sejauh ini terus mengalami penurunan. Setiap kali penyakitnya kambuh yang ditandai dengan nafas tersengal-sengal dan badan lemah, Rifai hanya bisa membawanya ke rumah sakit umum Taliwang untuk mendapatkan perawatan standar. Dan setelah kondisinya pulih, Mulan pun dibawa pulang ke rumah sambil menunggu siklus penyakitnya kambuh kembali. “Kalau di sini (rumah sakit Taliwang, red) Mulan hanya diberikan oksigen dan infus saja oleh petugas. Sementara obat-obat lain tidak ada. Yah, saya pasrah saja, karena memang kita tidak bayar untuk penanganan standar ini (gratis, red),” imbuh Rifai sembari memeluk Mulan. (bug)

Dompu (Suara NTB) Kunjungan Gubernur NTB, Dr TGH M. Zainul Majdi ke Kabupaten Dompu kali ini dimanfaatkan untuk mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Usman Bin Affan, Desa O’o Dompu. Ia mendorong pengurus pesantren untuk bisa mandiri dan memanfaatkan potensi di sekitarnya. Santri juga didorong menjadi agen perubahan bagi kemajuan Dompu dan Desa O’o khususnya. Gubernur NTB yang didampingi Bupati Dompu, Drs. H. Bambang M Yasin dan wakil Bupati Dompu, Ir. H. Syamsuddin H Yasin beserta jajaran Muspida Dompu ini disambut santriwan – santriwati dan pengurus Ponpes Usman bin Affan Desa O’o Dompu, Minggu (3/3). Kunjungannya ini ia bantah terkait dengan kasus dugaan teroris yang melibatkan Sirajuddin warga Baka Jaya dan dikenal lama bergaul di Desa O’o. “Saya ke sini untuk bersilaturahmi. Tidak ada kaitannya, Sirajuddin sudah meninggal. Kita doakan agar dihapuskan dosa-dosanya dan dilapangkan jalannya,” ungkapnya. Dalam kunjungan ke Ponpes Usman bin Affan, Gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) ini menyempatkan diri untuk meninjau asrama putri Ponpes Usman Bin Affan. Ia juga menyerahkan langsung bantuan uang tunai kepada pengurus pondok sebesar Rp 15 juta rupiah. “Ini untuk kebutuhan pondok. Untuk bangunannya, beda lagi nanti,” kata TGB. Gubernur juga menyempatkan diri untuk berdialog dengan santriwan dan santriwati. Ahmad Fauzan, salah seorang santriwan Ponpes Usman Bin Affan ketika ditanya cita-citanya lang-

(Suara NTB/ula)

BINCANG - Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi saat berbincang-bincang dengan santriwati Ponpes Usman bin Affan O’o Dompu, Minggu (3/3). sung dijawab ingin menjadi mujahid. Gubernur pun langsung menjelaskan pemahaman tentang mujahid di hadapan santri Usman bin Affan. Karena jihadnya santri dengan rajin belajar menuntut ilmu dan mengamalkan, mengajak warga dan rekanrekannya untuk mau belajar. “Bukannya merusak yang sudah baik atau merusak fasilitas pembangunan. Dengan demikian, orang akan takjub melihat kemajuan Desa Oo,” kata TGH. M. Zainul Majdi. Selain itu, TGB juga merasa takjub dengan pengakuan Sri Wahyuni santriwati yang memiliki cita-cita sebagai pengusaha yang sukses. Menurutnya, cita-cita itu patut diapresiasi dan didorong melalui pemberikan pelatihan. “Tadi ada pengakuan yang tulus dari santriwati yang ingin menjadi pengusaha yang

sukses. Ini harus kita dorong dan memberikan pelatihan agar bisa menyalurkan cita-citanya,” ungkapnya. Pengurus Ponpes Usman bin Affan juga diminta untuk memanfaatkan secara optimal lahan yang ada di sekitar pondok untuk peternakan dan pertanian, sehingga kebutuhan bagi santri bisa dipenuhi sendiri oleh pondok. “Lahan-lahan ini harus dioptimalkan untuk tanam apa saja yang bisa dikonsumsi untuk santri,” sarannya. Usai mengunjungi Ponpes Usman bin Affan, TGB juga menyempatkan mengunjungi TPQ di Bali 1 Dompu. TGB mendorong agar pembinaan terhadap anak-anak untuk mengenal Al Quran sebagai jalan mengenal agamanya bisa terus didorong. Dengan demikian, Dompu yang memiliki potensi alam yang cukup bagus bisa dikelola dengan baik. (ula)

”NTB Milik Bersama”

PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) Sumbawa, kini tengah membangun konsolidasi semangat struktur, kader dan seluruh simpatisan dan pendukungnya. Dalam rangka memenangkan Suryadi Jaya Purnama (SJP) dan Johan Rosihan pada Pilkada NTB 2013 dan Pemilu Legislatif (Pileg) 2014. Sekaligus membuktikan kepada publik, PKS berani bertarung dan tidak bergantung kepada partai lain. Semangat itulah yang diusung PKS Sumbawa dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda), Minggu (3/3). Dengan menghadirkan para pengurus PKS, dan semua bakal calon anggota legislatif dari PKS, termasuk politisi senior Sumbawa yang kini bergabung dalam barisan PKS, Suharto S.H, dan Abdul Munir, S.H. Paling penting memperkenalkan Calon Gubernur dari PKS, Suryadi Jaya Purnama (SJP), yang kini menjabat sebagai Ketua Umum PKS NTB dan Wakil Ketua DPRD provinsi NTB. Serta calon Wakil Gubernur, Johan Rosihan yang juga Ketua Komisi II DPRD NTB. Ketua DPD PKS Sumbawa, Sambirang Ahmadi, S.Ag, M.Si, menyatakan, keduanya adalah pemimpin muda, energi masa depan, yang siap mewakafkan dirinya demi kepentingan rakyat. Dipilih sebagai kader terbaik produkPKS.Tidakmautergantung dengan partai lain dan menunjukkankepadapublik,hanyaPKSyang bisa menonjolkan produk kaderisasinya dengan baik. “Partai lain, masih bergantung dengan partai lain. Inilah sumberdaya kami yang

terbaik. Kami yakin dan percaya dengan rencana Allah. Kita diberikan waktu oleh Allah secara bertahap menjadi pemimpin,” tandas Sambirang. Kenapa harus kader PKS duaduanya? Ukuran kelayakannya ada tiga. Pertama, mereka bukan lahir dari keluarga yang bermasalah, karena keluarga itu adalah unit negara yang terkecil. Kalau orang mampu mengontrol dan memimpin keluarganya dengan baik, maka akan mampu memimpin negeri ini. Ukuran Kedua, mereka ini lahir dari rahim aktivisme pergerakan kampus dan mahasiswa muda. Usianya sama dan energik serta sudah membuktikan diri sebagai legislator terbaik di NTB. Ketiga, keduanya punya penguasaan dan pemetaan atas wilayah NTB secara jelas. Bahkan sudah dua periode menjadi anggota DPRD NTB. “Kita harus punya cara berfikir seperti petarung. Hari ini, mereka menunjukkan kepada publik, bahwa kader PKS adalah petarung yang sejati. Siap menunjukkan kepada publik, bahwa kita siap menjadi pemimpin yang baik. Momentum pilkada 2013 ini, giliran PKS menjadi pemimpin di NTB ini. Kita sudah pengalaman menang mendukung partai lain, yang sekarang sudah pindah ke partai lain. Kita trauma dan karenanya hari ini kami mencoba,” cetusnya. Apa alasan mereka itu bisa menang? Pertama mereka tidak datang dengan nilai yang hampa, tetapi dengan narasi yang sungguh luar biasa. Menggagas ide besar, NTB Milik Kita Bersama. Itu narasi yang dijual. Kenapa NTB

milik bersama, karena ada yang beranggapan bahwa NTB ini milik golongan tertentu, milik keluarga tertentu. Untuk itu, kita mengusung NTB milik bersama. Semua orang harus dilayani secara adil dan merata. Kedua, mereka punya kapasitas. Sudah terbukti keduanya terpilih menjadi pimpinan di DPRD NTB. Ketiga, mereka berdua punya sumber daya. “Jangan dimaknai sumberdaya itu hanyalah uang. Seluruh tokoh yang hadir saat ini, itu adalah sumberdaya yang Insya Allah akan memenangkan pasangan ini,” pungkas Sambirang. Dalam orasi politiknya, Ketua DPW yang juga Calon Gubernur, SJP, didampingi Johan, sedikit mengulas tentang musibah dijemputnya presiden PKS oleh KPK. Bagi kita, kader dan pengurus PKS ini adalah sebuah musibah. Menjadikan momentum ini untuk mengevaluasi diri, baik itu kinerja pribadi secara personal maupun kinerja organisasi secara kolektif. “Musibah yang melanda PKS ini, tidak ada pengaruhnya sedikitpun terhadap kita. Justru ini waktunya kita semakin naik. Sudah terbukti di Pilkada Jawa Barat, PKS menang,” cetusnya. SJP menegaskan tiga kaidah yang menjadi pegangan utama PKS dalam melaksanakan seluruh aktivitas. Termasuk aktivitas dalam mengelola keuangan. Pertama, PKS dan seluruh kader dan pengurusnya, taat kepada syariah. Aman secara syar’i dan tegas dalam mengatasi persoalan. Kedua aman secara konstitusi, taat kepada peraturan perundang-undan-

(Suara NTB/arn)

PKS Sumbawa Siap Menangkan SJP - Johan dan Pileg 2014

TEKAD BULAT - Pasangan SJP - Johan mengangkat tangan bersama Ketua DPD PKS Sumbawa, Sambirang Ahmadi, dan dua politisi senior Sumbawa, Suharto S.H, dan Abdul Munir, yang kini bergabung dalam barisan PKS, sebagai bentuk kebulatan tekad memenangkan Pilkada 2014 dan Pileg 2014 (kiri) dan Pasangan SJP - Johan saat orasi politik gan. Ketiga aman secara politik, aman secara pencitraan. Ini subyektivitas yang tidak ada formalnya. Tergantung siapa yang menilai. Bisa saja itu perbuatan halal, tetapi dipandang negatif oleh orang, karena itu subyektivitas yang sudah tergantung kepentingannya. SJP - Johan adalah pasangan yang serasi, Bukan kawin paksa, sehingga tidak akan membebani daerah dan umat. Visi misi SJP Johan, mengutamaakan apa yang menjadi keinginan masyarakat. Bukan waktunya lagi menuruti keinginan orang-orang di atas. Salah satu yang menjadi tema yang sering disebut adalah kurangnya kebersamaan di daerah NTB ini. Karenanya, SJP - Johan mengangkat tema “NTB Milik Bersama”. Dalam artian betul-betul kebersamaan, bersama dalam arti seiman. Membangun NTB dengan konteks keimanan, dengan basis pada nilai-nilai keagamaan

dan kearifan lokal. Membangun kesetaraan seluruh masyarakat, dan NTB agar bisa sejajar dengan daerah lainnya. Bukan seperti saat ini, masih menempati posisi ke 32 dari 33 provinsi dalam Indeks Pembangunan Manusia. “Kita ingin bangun NTB ini secara mandiri, tidak lagi tergantung dengan pihak lain,” tandas SJP. Salah satu program unggulannya, disebut dengan istilah city island. Yakni program pulau kota untuk Lombok dan Sumbawa. Maksudnya, di Lombok dan Sumbawa dalam hal fasilitas publik tidak ada desa dan kota. Seluruhnya sama. “Contoh kecil, kalau terjadi kebakaran di Sumbawa, sekitar 10 menit baru datang pemadam. Bagaimana kalau terjadi kebakaran di Lantung, kira-kira sampai sana tidak. Itu artinya, ada perbedaan secara kuota. Padahal kita sama-sama bayar pajak. Yang kita maksudkan dengan city island adalah, ada kesamaan ant-

ara kota dan desa. Pertama akses jalan, air besih dan akses listrik, akses telekomunikasi, ambulans, pemadam kebakaran. Kita bisa tempatkan pemadam tidak hanya di kota. Tapi juga di titik-titik terdekat. Sehingga di mana pun kebakaran, dapat dijangkau,” terangnya. Johan di akhir acara kepada wartawan menjelaskan, SJP - Johan tidak peduli dengan kesan orang, yang jelas menargetkan menang dalam Pilkada. Berfikir majuuntukmenangdanPKSakan membuktikannya. Bahkan Johan, yakin pihaknya yang paling siap memenangkan pilkada saat ini. Mengingat sejak tahun lalu, PKS sudah mengeluarkan empat nama calon dari PKS. “Yang paling konsisten untuk siapkan kadernya itu adalah PKS. Saya dan SJP ada dalam empat tokoh itu. Kami tidak main-main. Persoalan orang melamar ke kita dan kita melamar ke orang, itulah proses negosiasi

politik. Kalau kami mau jual diri, kami jual saja partai ini. Tapi kami punya sikap,” tandasnya. Seraya menambahkan, PKS sudah sering menitipkan agenda kepada orang lain. Tapi ada beberapa program yang tidak mampu untuk diselesaikan, sehingga merasa perlu untuk mengerjakannya sendiri. Dalam konteks IPM, menurutnya, TGB gagal. Termasuk dalam berbagai persoalan lainnya. Politisi Senior Sumbawa yang mendapat kehormatan penyematan baju kebesaran PKS oleh SJP, Suharto, S.H, menegaskan komitmennya untuk berjuang bersama PKS dan memenangkan SJP - Johan. Ibarat sebuah pohon, PKS adalah tempat berteduh paling nyaman saat ini dari terpaan berbagai bencana. Bergerak bersama dalam satu komitmen. “Meski pasangan ini kecil, tetapi itulah intan berlian yang siap kami perjuangkan,” demikian Suharto. (arn/*)


RAGAM

SUARA NTB Senin, 4 Maret 2013

Proyek ”By Pass” BIL Tahap II Terkendala Pembebasan Lahan Dari Hal. 1 Kepala Dinas PU NTB, Ir. H. Dwi Sugianto, MM mengatakan secara prinsip pelaksanaan lanjutan proyek by pass BIL tahap II tidak ada masalah dari sisi alokasi anggaran pusat. “Namun yang menjadi persoalan di sini kesiapan dari pemerintah daerah terkait dengan pembebasan tanah. Sedangkan pemprov sudah mengalokasikan kewajibannya sesuai dengan kebutuhan,”ujar Dwi dikonfirmasi Suara NTB, Sabtu (2/3). Ia mengatakan, secara keseluruhantotalanggaranyangdibutuhkan untuk pembebesan lahan sepanjang 7,1 Km yang membentang dari Patung Sapi Gerung Lobar sampai jalan Gajah Mada Kota Mataram sebesar Rp 65 miliar. PemprovNTB,katanyasudahmengalokasikan anggaran sebesar Rp 32,5 miliar untuk pembebasan lahan itu, sedangkan sisanya ditanggung Lobar dan Kota Mataram. ‘’Sekarang yang perlu didorong adalah bagimana kabupaten/kota, Kota Mataram memang sedikit jumlahnya dan sudah siap. SekaranginiuntukLobaryangperlu serius untuk menyiapkan anggaran untuk pembebasan tanah itu. Pembebasan lahan kalau dihitung-hitung secara global Rp 65 miliar, sehingga kewajiban pemerintah provinsi itu sebesar Rp 32,5 miliar sudah kita siapkan tahun ini,. Hanya sekarang bagimana kabupaten untuk menyiapkan proporsinya,” bebernya.

Dwi menerangkan, jika persoalan pembebasan lahan ini bisa selesai bulan Mei mendatang, maka bulan Juni sudah bisa dilakukan tender oleh pemerintah pusat. Tetapi, jika persoalan pembebasan lahan itu tidak bisa selesai maka pemerintah akan menunggu sampai selesai baru akan melakukan proses tender. “Karena pusat tidak mau ada risiko terkait dengan tanah ,”terangnya. Ditambahkan, beberapa waktu lalu pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas PU Lobar dan Dinas PU Kota Mataram. Dalam koordinasi tersebut, kedua pemda siapsiap saja dengan pengalokasian anggaran dalam APBD II terkait dengan pembebasan lahan. Namun, ia melihat belum ada implementasi dalam DPA yang akan diusulkan dalam APBD Perubahan 2013. “Langkah yang kami minta adalah mereka harus melakukan persiapan dan pelaksanaan, dengan dana yang ada dulu yang ada di provinsi kemudian nanti disiapkan di APBD-P oleh pemerintah kabupaten/kota,”imbuhnya. Panjang jalan by pass BIL tahap II ini 7,1 Km dengan alokasi anggaran untuk pengerjaan fisik sebesar Rp 180 miliar. Nantinya, jalan ini akan dibuat dua jalur dengan empat lajur ditambah dengan jalur lambat. (nas)

Rusak Parah, Sebagian Besar Terumbu Karang di Lobar Dari Hal. 1 Dijelaskan, penelitian yang melibatkan perguruan tinggi itu dilakukan tahun lalu. Penelitian mengambil lokasi di sepanjang perairan Empol sampai perairan Pelangan. Hasilnya, terumbu karang banyak yang rusak dan mati karena terkena racun limbah tambang yang banyak dibuang ke laut. Limbah tambang ini, jelasnya, merusak karena mengandung mercury, belum lagi karbon yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan biota laut. Penambang liar menggunakan bahan beracun itu untuk mengolah batu emas. Penambang ini tidak banyak mengetahui dampakdaribahanberbahayaitu,karena minimnya sosialisasi. Dampaknya, penambang tak punya kemampuan dan keterampilan untuk mengolah batu apalagi pengolahan limbah tambang itu. Untuk mengantisipasi dampak yang lebih besar, pihaknya terus berupaya untuk menanggulangi persoalan ini dengan melakukan sosialisasi dan penanganan intensif di daerah itu. Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup Lobar, I Nyoman Sembah tak sependapat dengan hasil penelitian Dislutkan. Pasalnya dari hasil penelitian berkala yang dilakukan BLH, pencemaran di Sekotong berada pada batas ambang. ‘’Sedikit di atas batas ambang namun tak mengkhawatirkan,” ujarnya. Ia menyangsikan pernyataan Kadislutkan bahwa kondisi terumbu karang akibat pencemaran air laut oleh limbah tambang di daerah Sekotong mengkhawatirkan. Menurutnya, jika memang itu hasil penelitian seharusnya disampaikan ke Bupati dan publik

dan dicarikan jalan keluar bersama-sama. Namun ia tak menyangkal, kalau peredaran bahan berbahaya seperti mercury dan karbon untuk pengelolaan batu emas marak di daerah setempat. Ia menilai, persoalan tambang di Sekotong menjadi tanggung jawab bersama. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Lobar, Budi Darmajaya juga tak menampik kalau aktivitas penambang liar di daerah itu belum surut. Bahkan beberapa waktu terakhhir bertambah marak lagi menyusul adanya lokasi baru yang ditemukan. Untuk menekan itu, distamben berupaya merampungkan WPR (wilayah pertambangan rakyat). ‘’Saat ini masih proses penyelesaian Amdalnya. Amdal itu selesai paling tidak dua sampai tiga bulan mendatang,” imbuhnya. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan NTB terkait izin lahan yang masuk kawasan hutan. Dalam WPR itu sebutnya, sudah dibagi luas peruntukannya. Per 10 hektar untuk koperasi, 5 hektar untuk kelompok dan 1 hektar untuk perorangan. ‘’Yang prioritas untuk koperasi,” imbuhnya. Dikonfirmasi terpisah Camat Sekotong, Lalu Sadikin mengaku aktivitas tambang di daerahnya sempat menurun namun kembali meningkat ketika ada lokasi baru yang ditemukan. Secara detail pihaknya tidak mengetahui lokasi baru tersebut, namun pihaknya terus melakukan pemantauan. (her)

Pantai Seger dan Kaliantan Dipadati Pengunjung Dari Hal. 1 Perayaan Bau Nyale semakin semarak dengan hadirnya sejumlah artis ibu kota. Seperti pedangdutsenior,AyuSorayadanIke Nurjanah. Dua grub band tenar, Seventeeen serta Team Lo, turut menyemarakkan perayaan Bau Nyale. Usai dihibur artis ibukota, sekitar pukul 03.00 Wita, Minggu (3/3), warga mulai berbondong-bondong turun ke pantai untuk menangkap nyale (sejenis cacing laut,red) hingga terbit matahari. Sejumlah pengunjung mengaku kalau tahun ini, jumlah tangkap nyale cukup banyak. Diharapkan bisa menjadi pertanda baik bagi daerah. “Biasanya, kalau hasil tangkapan nyale banyak, itu pertanda kalau hasil panen tahun ini juga akan baik,” sebut Abdullah, warga setempat. Sementara, di Pantai Kaliantan Desa Seriwe Kecamatan Jerowaru, warga sudah memadati pesisir pantai itu sejak Sabtu pagi. Pesta rakyat yang diberi nama Bau Nyale Poto di pantai paling selatan wilayah Lotim ini berjalan aman dan lancar. Meski jalan masuk menuju dan ke luar pantai mengalami kemacetan parah. Pantauan Suara NTB, jalan

masuk ke pantai berpasir putih itu sesak oleh kerumunan kendaraan pengunjung. Antrean sepanjang hampir 5 Km terjadi. Perjalanan jarak tempuh dari Kota Selong menuju pantai yang biasanya bisa 45 menit menjadi hampir 6 jam. Bagi Pemkab Lotim, acara bau nyale di Kaliantan itu dipoles sedikit berbeda dengan di Loteng yang menggelar acara serupa di Pantai Seger. Lotim mengemasnya dalam bentuk kegiatan Festival Kaliantan. Bupati Lotim, H.M. Sukiman Azmy mengatakan, acara bau nyale di Pantai Kaliantan itu merupakan bagian terkecil dari kegiatan festival yang digelar. Dimana, ada sejumlah rangkaian kegiatan yang mewarnai acara bau nyale di Pantai Kaliantan. Gubernur NTB, Dr.TGH. M. Zainul Majdi dalam sambutan singkatnya menyampaikan, momentum bau nyale di Kaliantan ini menjadi momentum silaturahmi. Janjinya, pada tahun 2014 mendatang acara di Kaliantan akan lebih semarak lagi. (kir/rus)

Halaman 5

INTERAKTIF SOMASI NTB Dugaan SPPD Fiktif Harus Ditindaklanjuti SOMASI NTB kembali mengadakan sosialisasi dengan tema “SPPD Fiktif dan Ketiadaan Pertanggungjawaban Hukum” di Radio Global FM Lombok 96.7 FM, Jumat (1/03). Tampil sebagai narasumber dalam internaktif yang disiarkan secara langsung itu, masingmasing Syamsul Hidayat SH. MH (akademisi Fakultas Hukum Universitas Mataram) dan Ahyar Supriadi, SH dari Koordinator Pos Koordinasi Pemantauan Peradilan Nusa Tenggara Barat (Posko NTB) Dijelaskan, kasus dugaan SPPD fiktif harus segera ditindakanjuti oleh penegak hukum karena ini merupakan uang negara. Namun dari tahun 2009 sampai sekarang tidak ada satupun kasus SPPD fiktif yang sampai ke Pengadilan. Interaktif ini banyak mendapat respon dari pendengar Global FM Lombok. Yati warga Lombok Barat, menyampaikan bahwa sebenarnya banyak dana pemerintah yang bisa difiktifkan dan dibengkakkan (digelembungkan). Apalagi di lembaga pendidikan.”Bagaimana menyikapi hal ini,” tanya Yati. Ahyar menjawab memang banyak hal-hal fiktif terjadi di mayarakat termasuk di bidang pendidikan. Banyak yang bisa dikategorikan tindak pidana ko-

rupsi. Hal ini tentunya bisa langsung diadukan ke Posko NTB untuk menindak lanjuti hal ini. Salah satu tugas Posko NTB adalah menerima pengaduan. Tentunya pengaduan harus disertakan bukti-bukti. Sementara itu Tangguh dari Labuapi menanyakan terkait masalah beberapa kasus dugaan SPPD fiktif yang penanganannya sampai berlarut-larut. Sepertinya butuh dorongan dari media, NGO, pergerakan mahasiswa dan lainnya kepada penegak hukum untuk lebih serius menanganani berbagai macam kasus. Masyarakat hanya mengharapkan proses yang cepat dalam penegakan hukum di NTB. ‘’Dorongan dari publik sungguh luar biasa. Posko NTB merasakan mestinya hal ini menjadi pelecut bagi mahasiswa dan akademisi agar lebih memperhatikan tindak pidana korupsi. Posko NTB tidak bisa bekerja sendiri. Publikasi setiap perkembangan perkara kadang kala tidak berimbang dengan penanganannya. Banyak contoh untuk kasus seperti ini. Ini menjadi bukti bahwa harapan publik dengan jawaban dari penegak hukum belum seimbang,” jawab Ahyar. Ditegaskan bahwa salah satu alasan mengapa kasus SPPD fiktif selama ini tidak sampai ke

Pengadilan yaitu dengan alasan bahwa kerugian keuangan negara sudah digantikan. “Tapi seharusnya ini bukan berarti mereka bebas dari jeratan hukum. Faktanya, inilah yang terjadi sekarang,” lanjut Ahyar. Sementara Nina di Mataram mempertanyakan sejauh mana Posko NTB melakukan pemantauan terhadap peradilan di NTB. Karena sepertinya ada ketidak adilan. Mungkin banyak yang beranggapan kalau orang miskin seperti dilarang berurusan dengan hukum sedangkan orang kaya malah biasa saja. Menurut Nina berurusan dengan hukum seperti makanan mereka sehari-hari. “Apakah ada tindakan preventif terkait hal ini,” tanyanya. Ahyar menanggapi bahwa tidak sepenuhnya dari semua kasus bisa dipantau karena di Posko NTB hanya ada beberapa orang. Posko NTB paling hanya bisa fokus dengan kode etik prilaku hakim. Namun dari tahun 2012 kemarin Posko NTB mampu mengawal enam kasus korupsi dari penyelidikan, penyidikan sampai saat ini masih dalam tahap analisis. Sudirman penelepon berikutnya mengatakan bahwa rakyat siap membantu peradilan yang ada dengan peradilan rakyat karena masyarakat melihat bahwa

Data diperoleh Suara NTB, berdasarkan surat keterangan kepemilikan tanah itu lah, diajukan penerbitan sertifikat ke Badan Pertanahan Nasional (BPN), Tanggal 2 Mei 2012. Selain terbit sertifikat, dibuat juga akta notaris atasnama Mashu-

da Nur’ahsan, SH, MH jual beli dari oknum kepada warga berinisial AK. Surat pernyataan jual beli itu terbit Tanggal 11 April 2012. “Maka dengan berbagai dokumenh itu, terbitlah Sertifikat Hak Milik (SHM) tanggal 11 April 2012 atasnama Muhammad Gazali. Dengan dasar itu, kedua oknum (BR dan BF),

peradilan memang tidak adil. Menanggapi hal ini, Ahyar mengatakan, fakta soal fiktif ini memang terjadi di perjalanan dinas, dan hal ini hampir terjadi di semua bidang. Harapannya seperti lembaga pendidikan bisa kebal dari urusan manipulatif koruptif. Dan semoga tidak terjadi di NTB. Sedangkan soal kelambatan kinerja penegakan hukum khusus di Kejaksaan dan Kepolisian karena harapan publik tidak seimbang dengan kinerja. Dicontohkan kasus dugaan SPPD fiktif di Sumbawa, sampai 3- 4 bulan justru selesai setelah ditetapkan tersangka, tetapi tidak ada perkembangan. Bila di bandingkan SDM dengan infrastruktur yg ada di Kepolisian, dulu penanga-

(Suara NTB/ist)

nan kasus korupsi di Reskrim dan sekarang ada Reskrimsus, mestinya lebih cepat. Nina di Pagutan mempertanyakan mengenai perkembangan kasus dugaan tindak pidana korupsi Lapangan Kediri yang beberapa waktu lalu sempat menjadi pemberitaan di media massa. “Tolong dong Posko NTB membagi informasi kepada masyakat, karena masyarakat juga ingin mengtahui lebih lanjut mengenai perkembangan kasus in,” kata Nina. Ahyar menanggapi bahwa pihaknya terus memantau perkembangan kasus dugaan korupsi ini. Dan hal ini nantinya akan disampaikan kepada masyarakat. (adv/*)

Gubernur NTB Bertualang di Gumi Paer Resmikan Bantuan Rehabilitasi Rumah di Dompu Novel ”Guru Onyeh” Karya Salman Faris

Mataram (Suara NTB) Novelis Salman Faris masuk pada pengembaraan barunya di dunia sastra. Kali ini ia hadir dengan karya apiknya “Guru Onyeh”, yang disebutnya sebagai wujud evolusi dan transformasi atau perjalanan intelektualnya yang membahas budaya Sasak. Tentang Sasak yang ia tulis dalam novel ini, diserahkan kepada khalayak untuk menilainya, entah itu puisi, cerita, roman, prosa, dan lain-lain. Novel ini dibedah Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) PENA FKIP Unram 23 Februari 2013 lalu. Dengan moderator Ahmad Sirulhaq, MA, menghadirkan pembicara, Dr. Hirjan Nahdi, Johan Mahyudi, M.Pd dan Dr. Jamaludin. “Saya mau memfokuskan diri dulu membahas dan mengkaji tentang (budaya) Sasak,” katanya. Cerita yang jika ditengok dari teori semiotik, ada yang kontra produktif, ada kontra teoretik tentang Sasak. Bahwa Lombok dengan segala

kekayaannya, masih disebut daerah miskin. Ini lah yang kemudian melatarinya menulis tentang “Guru Onyeh” tersebut. Dr. Jamaludin menilai banyak antropolog salah menulis tentang budaya Sasak. Setelah membaca novel Salman, ia mengaku begitu terinspirasi dan tertarik, sekaligus ingin meruntuhkan teori-teori antropolog yang keliru menulis tentang Lombok. “Dalam kajian sejarah jikalau kita ingin mengkaji masa lalu, maka larilah ke mereka yang hidup pada masa lalu. Jangan tanya orang yang hidup sekarang ini,”sarannya, bercermin pada novel tersebut. Salah seorang peserta bedah novel yang hadir, Saiful mengungkapakan perasaannya. “Setelah membaca novel mendorong kita pada hal hal yang sekarang itu perlu dikritisi lagi. Kemudian tokohtokoh yang ada itu perlu di bongkar lagi, selain itu saya merasa terdorong tentang sejarah Sasak dan Lombok dari sisi yang berbeda,” sebutnya. (ars)

Dewan Mulai Khawatir Soal Pinjaman Rp 60 Miliar Mataram (Suara NTB) Keputusan Pemkot Mataram meminjam dana Rp 60 miliar untuk memperbaiki jalan lingkungan yang rusak di Mataram, membuat Dewan cemas. Bahkan, Sabtu (2/3) DPRD Kota Mataram memanggil jajaran eksekutif untuk meminta penjelasan terkait hal ini. Dalam pertemuan yang dipimpin Ketua DPRD Kota Mataram, Drs. HM. Zaini, Dewan mempertanyakan perkembangan pinjaman itu. Dewan, demikian politisi Partai Demokrat ini, mulai khawatir dengan pinjaman tersebut. Pasalnya, hingga memasuki bulan Maret, belum ada tanda-tanda bahwa perbaikan jalan lingkungan akan mulai digarap. Menanggapi hal itu, Sekda Kota Mataram, Ir. HL. Makmur Said, MM., mengatakan, terkait pinjaman Rp 60 miliar di PIP (Pusat Investasi Pemerintah), saat ini pihaknya baru saja merampungkan rekapitulasi daftar ruas-ruas jalan yang akan diajukan untuk peminjaman di PIP. ‘’Kenapa PIP, karena memang, pertama dilihat dari suku bunga jauh di bawah

suku bunga bank komersial. Jadi kalau di PIP ini di bawah bunga SBI (sertifikat Bank Indonesia), di bawah tujuh persen,’’ terangnya. Bahkan, kabarnya bunga PIP akan diturunkan, sehingga, kalau dibandingkan dengan bank komersial lainnya, PIP yang paling rendah bunganya, hanya sepertiga sampai seperempat bunga bank komersial. Ia mencontohkan bunga di Bank Pembangunan Daerah hampir mencapai 17 hingga 18 persen. ‘’Kalau jadi diturunkan, bunganya menjadi sekitar lima persen,’’ imbuhnya. Saat ini, sambung Makmur Said, sedang dibuat studi kelayakan oleh Bappeda Kota Mataram bersama tim dari Universitas Mataram. Dasar pengajuan studi kelayakan, harus sudah ada nomor ruas jalannya. Nantinya seluruh pengawasan sebelum sampai pada persetujuan, akan disurvai oleh PIP, ruas jalan mana saja yang layak dibiayai oleh PIP. ‘’Jadi proses dari perencanaan sampai dengan tender nanti, sampai dengan pembayarannya pun ikut diawasi oleh PIP. Jadi ndak bisa kita mem-

bayar seperti minta di Bagian Keuangan,’’ ujarnya. Proses tender, lanjutnya, akan diikuti oleh PIP. Tujuannya, untuk melihat apakah proses tender itu sudah benar atau sebaliknya. Begitu pula saat memulai pengerjaan, akan diawasi PIP. Termasuk proses pembayaran akan melalui survai terlebih dahulu. ‘’Apakah layak dibayar, berapa persen,’’ cetusnya. Mengenai kekhawatiran Dewan tidakterkejarnyatargetwaktu,sementarapinjamantersebuttercatatdalam APBD, Sekda mengutarakan proses perbaikan jalan tidak memakan waktu lama. Apalagi, jalan-jalan itu nantinyaakandihotmix. Untuk proses hotmix, Makmur Said menyatakan itu hanya membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Proses ini, diakui Sekda memang agak panjang mengingat perbaikan jalan ini untuk mengakomodir keinginan masyarakat serta aspirasi Dewan yang berkembang selama ini. Sekda berjanji, sebelum proses ini final di tingkat eksekutif nantinya akan diusulkan terlebih dahulu ke DPRD Kota Mataram. (fit)

Kewenangan Kapolri Dari Hal. 1 Untuk permintaan maaf, Benny mengatakan, secara pribadi bisa saja dirinya meminta maaf seperti yang dituntut warga, tapi yang diminta secara institusi. Kalau secara institusi menjadi kewenangan kapolri, karena kita di Polres hanya bagian terbawah dari institusi Polri. Tuntutan warga soal identitas Sirajuddin yang disebut bernama Faiz asal Poso, dikatakan Benny,

tidak bisa dijelaskan pihaknya. Karena dirinya belum mendapatkan penjelasan lebih jauh dari Mabes Polri yang merilis masalah tersebut. Tetapi segala kemungkinan bisa saja terjadi. Seperti yang disebut keluarga bahwa Sirajuddin tidak pernah ke luar daerah, apalagi ke Poso. Namun bisa jadi ia dipersiapkan untuk ke Poso. Apalagi di Poso saat ini administrasi kependudukannya cukup ketat dan bagi warga yang tidak memiliki KTP Poso

tidak dibolehkan tinggal di Poso. “Saya tidak bisa memastikan, karena saya tidak ikut dalam operasi (Densus 88) dan saya juga tidak ikut mengawal jenazah bersama Densus. Sampai hari ini saya belum mendapat penjelasan lebih jauh dari Mabes Polri yang merilis masalah identitas ini. Tapi segala kemungkinan bisa terjadi, seperti bisa saja Sirajuddin disiapkan untuk ke Poso,” kata Benny. (ula)

Patenkan ”Event” Bau Nyale Dari Hal. 1 Sehingga wajar kalau kemudian event Bau Nyale dipatenkan menjadi milik Loteng. Kalaupun kemudian ada daerah lain yang menggelar acara serupa, itu hanya ikut-ikutan saja. Karena dasarnya pelaksanaanya juga mengikuti pelaksanaan

di Loteng. “Bau Nyale berasal dari legenda Putri Mandalika dan Putri Mandalika hanya ada di Loteng,” tandasnya. Diera saat ini, event Bau Nyale tidak hanya sekadar mengenang legenda Putri Mandalika dan peningggalan budayanya. Termasuk nilai-nilai luhur yang terkadung dari legen-

da tersebut. Tetapi sudah berkembang sebagai media silaturahmi antara masyarakat. Sekaligus ajang sosialisasi potensi pariwisata Loteng. Untuk itu, melalui ajang event Bau Nyale kali, bupati mengajak seluruh lapisan masyarakat supaya bersatu memajukan pariwisata Loteng. (kir)

Selain Eksekutif, Oknum Anggota Dewan Diduga Terlibat Dari Hal. 1

Syamsul Hidayat dan Ahyar Supriadi.

menjual tanah itu kepada AK senilai Rp 300 Juta,” sebut seorang sumber, sembari menunjukkan data dimaksud. Sebulan setelah proses penjualan asset secara ilegal itu, kasus ini kemuydian terendus Kejaksaan Tinggi NTB. Kejaksaan kemudian menyita beberapa bukti sebagai bahan penye-

lidikan, bahkan kasus ini ditingkatkan ke penyidikan setelah melalui gelar perkara. Bukti itu diantaranya DHKP, sporadik, sertifikat tanah, surat pernyataan jual beli dan kwitansi. Sejauh ini Wakajati NTB, I Gede Sudiatmaja, SH, MH memang belum menyebut siapa saja tersangka yang terlibat

dalam kasus ini. Wakajati hanya menegaskan, tersangka dari kalangan desa, kecamatan, eksekutif, bahkan jika ditemukan bukti yang kuat, oknum di legislatif juga akan diseret. “Saatnya nanti akan kami sampaikan siapa saja tersangka, nama-nama dan jabatannya,” tegas Wakajati. (ars)

Dompu (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr TGH. M. Zainul Majdi menghadiri acara peresmian bantuan stimulan rehabilitasi rumah tidak layak huni dan PNPM Mandiri Pedesaan Kabupaten Dompu tahun 2012 di Kecamatan Woja. Gubernur dalam sambutannya pada acara tersebut menegaskan, fungsi negara dalam kehidupan bermasyarakat, esensinya dua hal yaitu mewujudkan kesejahteraan dan menghadirkan rasa aman. Kesejahteraan masyarakat melalui cara yang langsung terasa dan program yang tidak langsung. “Bantuan terhadap 500 ribu siswa siswi miskin se-NTB merupakan cara yang langsung dirasakan. Dengan bantuan ini diharapkan agar biaya untuk kebutuhan sekolah anaknya bisa dimanfaatkan oleh orang tua untuk modal usaha,” kata gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) ini. Begitu pula dengan program bantuan stimulan rehabilitasi rumah tidak layak huni tahun 2012 se-NTB dianggarkan untuk 3.100 unit rumah dan 2013 direncanakan 4.000 unit rumah. Di Dompu, lanjut gubernur, dari 250 unit tahun 2012 meningkat menjadi 300 unit tahun 2013. “Tapi lama-lama tidak boleh semakin banyak, karena ini menjadi indikator keberhasilan. Sehingga harus semakin berkurang dan bahkan tidak ada lagi rumah yang tidak layak huni,” pesan TGB. Cara yang tidak langsung berupa pembangunan infrastruktur jalan dan lainnya. Perbaikan infrakstruktur jalan dari Soriutu – Pekat dan di Kilo merupakan bagian dari ikhtiar pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun gubernur mengingatkan agar jalan yang baik tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat dan bukan justru menjadi masalah baru dengan tingginya angka kecelakaan lalu lintas.

“Dulu saya pernah pergi ke Lunyuk (Sumbawa), saya diprotes karena jalannya rusak. Tapi setahun kemudian, saya justru dilaporkan setelah jalannya baik malah angka kecelakaan lalu lintasnya cukup tinggi setelah jalannya diperbaiki. Inilah yang tidak kita harapkan. Infrastruktur jalan baik, tapi harus diikuti dengan kemanfaatan bagi masyarakat,” katanya. Gubernur NTB juga mengingatkan, dalam menghadirkan rasa aman harus dimaknai betul oleh semua pihak. Untuk menghadirkan rasa aman ini menjadi tugas dan tanggung jawab aparat Kepolisian, tetapi tanpa didukung oleh masyarakat dan semua pihak, hal itu tidak akan bisa terwujud. Pendekatan komunikasi yang dilakukan oleh bupati sudah cukup bagus. “Saya optimis di Dompu dua hal itu (mewujudkan kesejahteraa dan menghadirkan rasa aman) semakin terasa dari waktu ke waktu,” tandasnya. Pada kesempatan yang sama, Bupati Dompu, Drs H Bambang M Yasin, mangatakan, program bantuan perumahan bagi warga miskin dengan alokasi Rp 6 juta per rumah harus disyukuri. Karena paling tidak warga tidak lagi geser-geser barangnya karena menghindari atap bocor saat hujan, pintunya tidak bisa dibuka dan ditutup karena engselnya rusak dan dinding yang tembus pandang sudah bisa diganti. “Target kita, ke depan tidak ada lagi rumah yang hampir roboh, rumah yang menggunakan atap ilalang, dan dinding yang kelihatan isi (rumahnya),” harapnya. Bupati memberi apresiasi kepada Gubernur NTB yang telah memberikan perhatian khusus pada Dompu melalui pembangunan infrastruktur yang cukup luar biasa seperti jalan menuju Pekat, Kilo dan Huu semuanya sudah tertangani. “PNPM Mandiri sudah cukup memberi manfaat bagi pembangunan ekonomi masyarakat Dompu,” katanya. (ula)

Keterangan Pengganti Ijazah Dari Hal. 1 Calon Gubernur Drs. H. Harun Al Rasyid, M.Si, juga harus menyertakan surat keterangan serupa karena ijazah SD, SMP dan SMA yang ia miliki tidak ada. Demikian juga dengan Calon Gubernur, Dr. KH. Zulkifli Muhadli yang menggunakan surat keterangan pengganti ijazah SD. Ketua KPU NTB, Fauzan Khalid, S.Ag, M.Si, yang dikonfirmasi Suara NTB, Minggu (3/3) mengakui informasi tersebut. Menurutnya, calon yang kehilangan ijazah untuk jenjang pendidikan tertentu bisa melaporkan kehilangan tersebut ke Kepolisian. Lalu, pihak Kepolisian akan menerbitkan surat keterangan hilang yang kemudian dijadikan dasar bagi sekolah tempat yang bersangkutan merampungkan pendidikan untuk mengeluarkan surat keterangan pengganti ijazah. “TGB, (pada Pilkada) tahun 2008 juga menggunakan surat keterangan pengganti ijazah untuk SD-nya. Sekarang SMPnya juga. Kyai Zul juga pakai itu. Harun juga,” ujar Fauzan. Fauzan menjelaskan penggunaan surat keterangan penggan-

tiijazahtersebutmemangtelahdiatur dalam undang – undang sistim pendidikan nasional (Sisdiknas). Namun, nantinya kebenaran soal apakah yang bersangkutan memang benar telah berhak memperoleh ijazah dan menyelesaikan pendidikan di sekolah tersebut, harus dikaji berdasarkan hasil verifikasi faktual yang telah dilakukan. “Nanti kita verifikasi juga benar atau nggak sekolah di sana? Kita pakai buku induk dan sebagainya,” tandas Fauzan. Menurutnya, proses verifikasi ini hanyalah salah satu dari sekian banyak verifikasi kelengkapan berkas pencalonan yang akan dilakukan KPU NTB. Fauzan menjelaskan, hari ini merupakan batas terakhir bagi pasangan calon yang maju melalui jalur parpol untuk melengkapi kekurangan berkas persyaratan pencalonan mereka. Sementara, untuk pasangan calon yang melalui jalur independen akan berakhir tanggal 11 Maret mendatang. Khusus untuk tes kesehatan, KPU NTB telah berhasil memperoleh kesimpulan bahwa seluruh pasangan calon yang mengikuti tes kesehatan tersebut dinyatakan memenuhi syarat. (aan)


OPINI

SUARA NTB Senin, 4 Maret 2013

Halaman 6

Membendung Apatisme Publik dalam Pemilu Oleh :

Belum Mampu Pikat Wisatawan KONON pada zaman dahulu kala di sepanjang Pantai Selatan Lombok terdapat Kerajaan Tonjang Beru dipimpin oleh seorang raja yang memiliki putri cantik bernama Putri Mandalika. Kecantikannya banyak memukau pangeran-pangeran di Pulau Lombok. Karena banyaknya pinangan terhadap dirinya dan Putri Mandalika tidak bisa memilih salah satu diantara mereka, sang putri memutuskan untuk menceburkan diri ke Pantai Selatan dan berjanji akan kembali setahun sekali. Sesuai dengan perkataannya, ia kembali setiap tahun namun dalam bentuk nyale. Menurut keyakinan masyarakat Sasak, nyale yang sering juga disebut cacing palolo (Eunice Fucata) ini adalah jelmaan Putri Mandalika. Cacing yang memiliki warna beraneka ragam ini, dapat membawa kesejahteraan dan keselamatan, khususnya untuk kesuburan tanah pertanian sehingga menghasilkan panen yang memuaskan. Apabila banyak nyale yang keluar, hal itu menandakan pertanian penduduk akan berhasil. Nyale yang telah mereka tangkap di pantai, biasanya ditaburkan ke sawah untuk kesuburan padi. Selain itu, nyale juga digunakan untuk berbagai keperluan mulai lauk-pauk, obat kuat dan lainnya yang bersifat magis sesuai dengan keyakinan masing-masing. Karena keyakinan itulah, kemudian masyarakat berbondong-bondong menangkap nyale. Dalam perjalanan waktu, seiring dengan pesatnya perkembangan industri pariwisata NTB khususnya Lombok, tradisi menangkap nyale dikemas dalam sebuah festival yang kemudian diberi nama Festival Bau Nyale. Festival yang dihajatkan untuk menarik minat wisatawan sekaligus melestarikan tradisi budaya ini sudah digelar Pemkab Lombok Tengah (Loteng) sejak lama dan belakangan menyusul Pemkab Lombok Timur (Lotim) pun melakukannya. Festival Bau Nyale diadakan setiap tanggal 20 bulan ke 10 dalam penanggalan Sasak atau lima hari setelah bulan purnama. Biasanya penanggalan itu, jatuh pada bulan Februari atau Maret. Tahun 2013, Festival Bau Nyale berlangsung Jumat (2/3) malam hingga Sabtu (3/3) subuh. Sebagai ritual budaya yang hanya ada di Indonesia dan bahkan di dunia, Festival Bau Nyale tampaknya belum dikemas sebagai sebuah kegiatan budaya yang mampu menarik minat wisatawan untuk menyaksikannya. Festival Bau Nyale yang sudah dikemas selama ini, tidak ansih hanya kegiatan menangkap nyale ramai-ramai. Berbagai kesenian tradisional melengkapi festival itu, seperti drama kolosal Putri Mandalika. Kemudian sebelum perayaan inti dimulai, ada kesenian tradisional seperti betandak (berbalas pantun), bejambik (pemberian cendramata kepada kekasih), serta belancaran (pesiar dengan perahu). Artinya festival ini kemasannya sudah komplit. Dan sajian Festival Bau Nyale sebenarnya amat sangat menarik. Namun sangat disayangkan, sejauh ini Festival Bau Nyale belum mampu memikat apalagi menyedot wisatawan dalam jumlah besar. Kalau pun ada, jumlahnya tidak seberapa. Kenapa ? Rendahnya animo wisman untuk menyaksikan festival ini, semestinya harus diketahui penyebabnya. Apakah kurang promosi atau mungkin karena persoalan lain? Atau barangkali kemasannya yang tidak memikat? Jika hal terakhir menjadi penyebabnya, tampaknya wisata budaya ini perlu dikemas sedemikian rupa, sehingga bisa menjadi sebuah paket yang diminati wisatawan. Dinas Pariwisata, pengusaha jasa pariwisata serta pihak-pihak terkait yang berkompeten menangani masalah pariwisata, mesti membuat terobosan untuk mencari solusi. Sebagai sebuah kegiatan budaya yang sangat unik, semestinya kegiatan budaya ini bisa dijual laris bila kemasannya bagus. Memang tidak cukup hanya kemasan saja bagus. Cara menjual paket wisata ini pun harus benar dan baik. Ibarat menjual sebuah produk (barang). Produk bagus, jika cara menjualnya tidak benar dan kurang baik, maka barang itu sulit laku. Tetapi, sebuah produk yang kurang bagus, jika cara menjualnya baik dan benar, berpeluang besar laku dijual. Karena itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB yang berperan besar dalam promosi, harus mengemas Festival Bau Nyale itu dengan bagus kemudian menjualnya dengan baik dan benar. Niscaya, Festival Bau Nyale akan mampu menyedot wisatawan dalam jumlah besar. (*)

RO aktif keterlibatan masyarakat dalam pemilihan umum (Pemilu) selain menunjukkan sehatnya kualitas demokrasi juga menjadi bukti bahwa pendidikan politik terhadap masyarakat dan dunia pendidikan tidak gagal. Karenanyalah maka terhadap sikap apatis publik atas dinamika demokrasi terutama di ranah lokalitas harapannya mengalami penurunan signifikan. Secara kelembagaan upaya berbagai pihak terutama institusi yang punya wilayah kerja untuk itu harus terus berusaha “banting tulang” merealisir hajatan (masyarakat aktif) tersebut. Namun demikian, tidaklah cukup jika sepenuhnya diserahkan kepada lembaga berwenang. Keikutsertaan masyarakat; tokoh agama, pendidik dan lainnya berperan menghalau apatisme publik dalam pemilu. Ketika Apatisme jadi Kekhawatiran Apatis (Yunani: apathes) bermakna tanpa perasaan. “Acuh tak acuh” sebagaimana disebut kamus Bahasa Indonesia (Tim Prima Pena, KBBI, h. 65). Definisi lain sebagaimana dikemukakan AS Hornby (Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English) “apathy is an absence of simpathy or interest”. Dapat ditarik satu benang merah bahwa apatisme yakni pudarnya rasa ingin tahu (simpati, antusiasme) terhadap suatu objek yang sedang dan akan dihadapi masyarakat (termasuk dalam Pemilukada). Membincang hal-ikhwal istilah semacam ini memang diakui telah lama menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan jika seandainya takut kita sebut sebagai virus berbahaya bagi sebuah negara (kepemimpinan dan pemerintahan). Apatisme berakar. Timbul oleh berbagai sebab. Bersifat kasuistis. Satu sisi oleh pemimpin. Oleh masyarakat lantas muncul acuh tak acuh, muak, karena pemimpin melukai hati masyarakat, di sisi lain. Sebagai misal, pertama, pemimpin dan seluk beluk yang ada di dalamnya kontribusi yang berikan kepada masyarakat dirasakan tak ada. Contoh, misalkan pelayanan kesehatan, pendidikan yang masih tebang pilih. Serta berbagai persoalan yang menuntut perbaikan namun tak pernah ada ujung pangkalnya. Kasus Dera yang meninggal karena tidak dapat ditampung oleh rumah sakit belum lama ini cukup mencengangkan publik. Mencoreng reputasi dunia kesehatan di republik ini. Bagaimana mungkin kota metropolitan sebesar Jakarta tak bisa menampung seorang bocah yang nyawanya harus segera diselamatkan? Sulit dibayangkan. Kasus ini menjadi sebuah pengecualian dari yang terjadi. Boleh

MASYHUR

(Pendidik dan Pegiat Sosial Keagamaan Pada Yayasan Miftahussalam) jadi peristiwa serupa terjadi di beberapa daerah (kabupaten/kota) yang sunyi dari publikasi dan pemberitaan. Fakta tersebut sulit terbantahkan?. Kedua, kepemimpinan biasanya dikendalikan oleh kekuatan sepihak juga golongan belaka. Akibatnya “seolah” membungkam pro aktif publik untuk ikut memberi kontribusi dalam sosial kehidupan berdemokrasi. Ketiga, apatisme juga dilahirkan dari persoalan prosentase besarkecilnya keterwakilan seorang/kelompok. Yang pada titik ini, boleh dan sah saja diklaim sebagian kelompok telah bekerja dengan pola cukup baik bahkan menuai sukses. Masalahnya kemudian adalah, manakala, pelaku serta politikusnya seperti kerajaan tempo dulu para pelaku aktivitas sosial dari kelompoknya saja, sangat mungkin kekecewaan tumpah. Bukti nyata seperti telah banyak diutarakan, konon, lahirnya Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk menjadi perwakilan daerah di samping Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah hasil dari akumulasi kekecewaan ketidakterwakilan daerah dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) versi orde baru. Terobosan “senatorsenator’ dalam DPD diharapkan dapat menerangi kegelapan pola perwakilan DPR, yang bahkan sampai saat ini profesionalisme kerjanya terus dipertanyakan. Jadi, orangorang yang duduk dalam pemerintahan memungkinkan apatisme kian menganga. Keempat, situasi dan kondisi yang jauh dari rasa aman, nyaman dan tenteram: kekecewaan publik. Berpeluang membuka kran semangat antusiasme publik. Akibat parahnya di kemudian adalah golput. Kesemuanya dilatari, salah satu di antaranya—tidak lain, karena terlibat skandal korupsi, kolusi dan nepotisme. Terbongkarnya orang-orang partai yang selama ini dinilai bersih, kemudian terbukti sebagian parpol dianggap melakukan tindakan tidak terpuji diyakini kian menggerus kepercayaan publik (trust public). Persepsi semacam ini mengemuka juga dalam diskusi, “Distrust Rakyat pada Partai Politik: Proyeksi Pemilu 2014” di Jakarta, Rabu (20/2/2013)”. Faktor lain yang ikut memberikan pengaruh antara lain misalnya banyak pemimpin yang menilai diri mereka serba wah atau paling super (ujub). “Selalu memposisikan dirinya sebagai orang hebat. Sedang yang lain tak hebat”, meminjam statemen Agus Talino (2012) dalam satu artikelnya, “Mencairnya Sakralitas Pemimpin”. Lebih dari itu, tahu benar apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh masyarakat yang dipimpin-

STASIUN RADIO

nya, sehingga muncul persepsi sepihak bahwa masyarakat belum mengetahui secara tepat dan tak melalui prosedur. Lebih-lebih jika masyarakat disodorkan angka-angka sebagai pembuktian suksesnya rencana program, masyarakat diyakini tak sama sekali tahu, paham apalagi mampu menjelaskan. Diagnosa seorang medis yang tengah memeriksa pasien pada sebuah klinik miliknya, menarik diketengahkan. Menceritakan tentang keluhan seorang pasien pada suatu ketika. “Ah…bagaimana mungkin….apa benar asumsi-asumsi yang dimunculkannya dokter itu padaku” kata si pasien. Cerita ini memberikan gambaran yang keliru. Tidak serta merta kesimpulan harus secepat itu diambil si dokter. Namun sebaliknya, ia juga harus proaktif mendengar, menampung, dan mengolah secara utuh keluhankeluhan sang pasien dibarengi data-fakta medis yang ada. Sukses dan Mantapkan Pemilukada 2013 Jurdil (jujur dan adil) atau Luber (langsung umum bebas rahasia) yang pernah popular di era sebelumnya perlu mendapat asupan konsep yang lebih kontekstual. Pemilu yang baik bukan sebatas pelaksanaan “JurdilLuber” untuk menegakkan demokrasi di negeri ini. Namun lebih dalam dari sekadar slogan semata. Oleh karenanya, usaha dan upaya melibatkan partisipasi masyarakat tanpa kecuali yang salah satu tantangan terbesarnya adalah meminimalasir kalau tidak menghapus sama sekali sikap apatis masyarakat dalam pesta lima tahunan ini adalah upaya mensukseskan sekaligus memantapkan Pemilukada 2013 ini. Sebagaimana disampaikan Ketua KPU NTB Fauzan Khalid, pelibatan masyarakat dalam semua tahapan harus lebih optimal dalam Pemilukada 2013. Pemilukada adalah pesta demokrasi dan pestanya rakyat, karenanya kita harus memberikan ruang yang memadai bagi masyarakat untuk terlibat dan menjadi bagian dari suksesnya penyelenggaraan pemilukada. Seperti dilansir www.kpudntbprov.go.id. semua persiapan telah dilakukan. KPU siap menyenggarakan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur NTB 2013. Persiapan penting yang telah dilakukan antara lain penetapan Badan Penyelenggara yaitu 116 PPK, 1.137 PPS, dan 9.322 TPS. KPU NTB juga telah menetapkan syarat dukungan minimal Bakal Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, 271.096 atau 5% dari jumlah penduduk NTB sesuai DAK2 sebanyak 5.421.928 jiwa. Ket-

ua Divisi Teknis Peyelenggaraan KPU NTB Lalu Aksar Anshori mengungkapkan pemutakhiran data pemilih dan verifikasi dukungan Calon Perseorangan sangat penting dilaksanakan secara cermat dalam upaya memantapkan kesiapan pelaksanaan tahapan Pilgub 2013. Hingga telah sampai pada pendaftaran bacagub-bacawagub yang digelar beberapa waktu lalu (5/2). Apa yang menjadi harapan Ketua KPU, juga menjadi harapan masyarakat NTB pada umumnya. Karena itu harus terus diapresiasi dan direalisasikan. Kesuskesan itu penting diraih utamanya dalam (Pemilukada) memilih pemimpin. Pemilukada merupakan sebuah demokrasi prosedural yang dapat menghadirkan demokrasi substansial, demokrasi yang menghadirkan kesejahteraan bagi rakyat yang memilihnya (Kompas, 16 April 2008). Namun demikian, tak semudah membalik telapak tangan. Sikap apatis, kemudian kedewasaan politik warga tak bisa dipisahkan atas pelbagai kecenderungan situasi historisitas sosial—sekaligus menjadi alternatif pilihan yang menjadi penyebab makin kronisnya penyakit apatis. Alhasil penyakit ini kendati persoalan klasik dalam kepemimpinan dan pemerintahan (sebagaimana dipaparkan), maka, abai terhadapnya merupakan kesalahan fatal. Harus terus dibendung, agar supaya fondasi komitmen kebangsaan kokoh kembali dalam rangka menyongsong kehidupan demokrasi.[]

Rusak parah, sebagian besar terumbu karang di Lobar Perusaknya ditindak tegas

*** Siswa menikah diperbolehkan ikut UN Pernikahan dini harus dicegah

***

STASIUN RADIO

Penanggung Jawab: Agus Talino Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab : Raka Akriyani Koordinator Liputan : Fitriani Agustina, Marham Redaktur : Fitriani Agustina, Marham, Izzul Khairi, Moh. Azhar Staf Redaksi Mataram : Moh. Azhar, Haris Mahtul, Afandi, M.Haeruzzubaidi, M. Nasir, Hari Aryanti, Akhmad Bulkaini, Karnia Septia Kusuma Ningrum. Lombok Barat: Sumada, Lombok Tengah : Munakir. LombokTimur: Rusliadi. KLU : Johari. Sumbawa Barat : Heri Andi. Sumbawa : Arnan Jurami. Dompu : Nasrullah. Bima : M.Yusrin. Tim Grafis : A.Aziz (koordinator), Mandri Wijaya, Didik Maryadi, Jamaluddin, Wahyu W. Kantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Tarif Iklan : Iklan Baris : Rp 8.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). Display B/W (2 kolom/lebih): Rp 8.000/mmk. Display F/C : Rp 15.000/mmk. Iklan Keluarga : Rp 5.000./mmk. Iklan 1 kolom (max 100 mmk): Rp 4.000/mmk. Iklan Advertorial : Rp 3.000/mmk. Iklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 450.000/bulan (30 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 150.000/kavling. Iklan Paket (ukuran max 600 mmk), - 5 kali muat Rp 500/mmk, - 10 kali muat Rp 450/mmk, - 15 kali muat Rp 400/mmk. Pembayaran di muka. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Harga Langganan: Rp 40.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 45.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 2.500. Terbit 6 kali se-minggu. Penerbit: PT Bali Post.

SUARA NTB

Wartawan SUARA NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.


SUARA NTB Senin, 4 Maret 2013

EKONOMI DAN BISNIS

Supermarket Perlu Dikaji Ulang

(Suara NTB/dok)

Dalam waktu yang relatif singkat, keberadaan supermarket atau biasa disebut pasar modern, sudah menjangkau hingga ke pelosokpelosok yang dianggap pasarnya potensial oleh investor. Tidak sedikit juga kalangan yang menentang kehadirannya, termasuk pada pelaku kios dan toko-toko, yang masih terjangkau radius penjualan outlet supermarket. Tapi apa hendak dikata, pemerintah daerah setempat telah memberikan kebebasan perizinan. “Ke-

L. Imam Maliki

beradaan supermarket ini menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/ kota, Disperindag provinsi hanya memiliki data jumlahnya. Memang perlu dikaji lagi kehadiran supermarket-supermarket ini,” demikian Kepala Disperindag NTB, L. Imam Maliki, dikonfirmasi Suara NTB baru-baru ini. Keberadaaan supermarket-supermarket ini kerap menjadi kontroversi, bahkan pada tataran legislatif, hal ini pun menjadi perbincangan. Mengingat, tidak sedikitnya jumlah pemilik toko yang akan tersingkir karena kalah bersaing dari sisi penawaran, meski sebenarnya, di satu sisi menjadi keuntungan bagi konsumen. Imam Maliki mengatakan, beberapa rincian supermarket yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di NTB tak kurang dari 75 yang izinnya sudah masuk secara resmi. Mencakup Alfamart, Indomart, Jembatan Baru, dan beberapa supermarket yang berdiri secara individu. Di kota Mataram, terdapat Sembilan izin operasional terdaftar untuk Jembatan Baru, 20 outlet Indomart dan 15 outlet Alfamart, kemduian empat supermarket lainnya. Sementara Lombok Timur (Lotim) terdapat empat outlet su-

permarket lokal, yang tersebar di wilayah Selong. Kabupaten Sumbawa tersebar sebanyak empat supermarket, Dompu empat supermarket dan kota Bima sebanyak tiga supermarket.Sementarabeberapakabupaten lainnya masih disebut minimarket. Secara umum, Maliki menilai adanya pertumbuhan pasar modern ini mencirikan daerah tersebut sebagai daerah yang sedang tumbuh dan berkembang. Dan faktanyapun ekonomi NTB sedang tumbuh. Ia menyebut, memang perlu dikaji kaitannya dengan keberadaan kioskios dan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menjual barang sejenis. Kondisi di lapangan, barang yang dijual sejenis pada kios-kios dan PKL harganya lebih mahal, karena mengambil barang di pengecer lainnya di daerah. Dibandingkan dengan supermarket modern yang mendatangkan langsung barangnya dari pabrik dan grosiran tunggal. Imbasnya, konsumen akan memilih tempat berbelanja yang lebih murah. “Nah ini yang perlu dikaji, sehingga pemerintah harus dapat mengaturnya, seperti terobosan pemerintah kota Mataram yang memberlakukan penerbitan izin dengan perjanjian kerjasama untuk memasukkan produk lokal,” katanya. (bul)

Halaman 7

Listrik untuk Kawasan Mandalika Resort Disiapkan secara Optimal Mataram (Suara NTB) Manajemen PT PLN (Persero) Wilayah NTB sedang menyiapkan jaringan listrik untuk kawasan pariwisata terpadu di Mandalika, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, secara optimal. “Sedang kami siapkan dalam dua cara, yakni tambah daya 50 Mega Watt, dan jaringan transmisi di kawasan Mandalika itu,” kata General Manager (GM) PT PLN Wilayah NTB Akbar Ali, di Mataram,baru-baruini. Iamengatakan, penambahan daya sebesar 50 MW itu bersumber dari mesin sewa berkapasitas besar sekitar 10 unit. Sebanyak lima unit mesin dengan total kapasitas 30 MW akan ditempatkan di Sub Sistem Ampenan, Kota Mataram, dan lima unit mesin lainnya dengan total kapasitas 20 MW akan ditempatkan di SubSistemTimur(KabupatenLombok Timur). “Penambahan daya itu dimaksudkanuntukmemenuhitun-

tutan kebutuhan pelayanan listrik di wilayah NTB, terutama di Pulau Lombok yang terus bertambah setiaptahun,termasukuntukkesiapan melayani kebutuhan di kawasan Mandalika,” ujarnya. Sedangkan penyiapan jaringan transmisi, kata Akbar, sudah mulai diarahkan ke kawasan Mandalika. Tinggalpembangunangarduindukdi DesaKuta,danpenyelesaianpembangunan gardu induk di Sengkol. JaringanlistrikdigarduindukSengkoldan Kutaitu,yangnantiakandisambungkan ke kawasan Mandalika. “Artinya, kami sudah siap melayanikebutuhanlistrikdikawasanpariwisata terpadu di Mandalika itu, silahkaninvestordatangdankembang-

kan kawasan itu, kami sudah siap menyuplai listrik yang dibutuhkan,” ujarnya. Akbar mengaku gerah jika ada pihak yang menyatakan bahwa investortidakmauberinvestasikarena pasokan listrik belum baik. Karena itu, ia berupaya sekuat tenagauntukmenyediakanenergilistriksesuaikebutuhankonsumen,termasukdengancaramenambahmesin pembangkit listrik yang disewa. “Sekarangsayakatakan,kamisudah siap, mana investornya. Transmisi sudah selesai, pembangunan gardu induk tidak sampai setengah tahun selesai.KalaubutuhbelasanMWpun kamiakanpenuhi,”ujarnya. PLN Wilayah NTB membawahi manajemen PLN Cabang Mat-

aram, Sistem Lombok, Sistem Bima dan Sistem Sumbawa. Sistem Lombok membawahi Sub Sistem Ampenan (sektor tengah), Lombok Timur (sektor timur) dan Lombok Barat (sektor barat). Saat ini, daya mampu pembangkit listrik di wilayah NTB mencapai 170 Mega Watt (MW), dan beban puncak saat malam telah mencapai 160MWdansiangmencapai90MW, sehingga terjadi kelebihan 15 MW saat malam dan 80 MW saat siang. JumlahpelangganPTPLNWilayah NTB saat ini sudah mencapai 800 ribulebihrumahtanggadanindustri. Selainpenambahandaya50MW tahun2013,jugatengahdiupayakan agar PLTU Jeranjang kapasitas 2 x 25MWyangsedangdibangundapat beroperasiawaltahundepan,sehingga jika terealisasi sesuai rencana, makasaatPemlu2014terjadikelebihan pasokan energi listrik lebih dari hampir 100 MW. (ant/bali post)

Kenaikan Harga Beberapa Komoditi Picu Inflasi di NTB Mataram (Suara NTB) Berdasarkan hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, awal tahun 2013 ini, kenaikan harga padabeberapakomodititelahmemicu inflasi. Dari dua kota yang dijadikan sampel utama, kota Mataram dan kotaBima,terjadigabunganinflasi,sehingga berpengaruh terhadap kenaikanIndeksHargaKonsumen(IHK). “Februari 2013, Kota Mataram dan Kota Bima mengalami inflasi gabungan sebesar 1,01 persen, atau terjadi kenaikan IHK dengan tahun dasar 2007 sama dengan 100. Dari 149,09padabulanJanuari2013menjadi 150,59 pada bulan Februari 2013,” terang Kepala BPS NTB, H. Soegarenda di Mataram, Sabtu (2/3). Denganangkainflasitersebut,maka lajuinflasigabungankotaMataramdan kotaBimaFebruari2013hinggaDesember 2012 mencapai 2,56 persen, dan lajuinflasitahunketahunFebruari2013 hingga Februari 2012 mencapai 3,82 persen.InflasikeduakotabesardiNTB padabulanFebruari2013sebesar1,01 persenini,terjadikarenaadanyakenaikanindekspadakelompokbahanmakanan sebesar 2,95 persen, kelompok

perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,50 persen. Kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,29 persen,kelompokmakananjadi,minuman, rokok & tembakau sebesar 0,08 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,00 persen.Sedangkanpenurunanindeks terjadi pada kelompok kesehatan sebesar 0,04 persen dan kelompok sandang, sebesar 0,12 persen. Dirinci menurut kota-kota IHK di NTB, pada bulan Februari 2013 kelompok komoditi yang memberikan sumbangan inflasi di Kota Mataram, adalahkelompokbahanmakanansebesar0,85persen,kelompokperumahan, air,listrik,gasdanbahanbakarsebesar 0,13persen.Kelompoktransportasi,komunikasi dan jasa keuangan, sebesar 0,03 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,00 persen. Kelompok sandang, kesehatan, pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,00 persen. Sementara di kota Bima, kelompok yang memberikan sumbangan inflasi adalah, kelompok bahan makanansebesar0,81persen,kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,09 persen. kelompoktransportasi,komunikasidanjasa keuangansebesar0,08persen,kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,06 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga, sebesar 0,00 persen. Sisanya,kelompokyangmemberikansumbangandeflasiadalahkelompokkesehatan sebesar 0,01 persen, dan kelompok sandang sebesar 0,03 persen. “Laju inflasi tahun ke tahun kota MataramuntukbulanFebruari2013, terhadap bulan Februari 2012 sebesar 3,64 persen. Sementara laju inflasi ttahun ke tahun kota Bima untuk bulan Februari 2013 terhadap bulan Februari 2012 sebesar 4,49 persen,” demikian kata Soegarenda. DiwilayahBali-Nusra,yangmenghitungIHK,empatkotamengalamiinflasi dan satu kota mengalami deflasi. Kota-kotayangmengalamiinflasiyaitu kotaDenpasarsebesar1,19persen,kota Mataram sebesar 1,01 persen, kota Bimasebesar1,00persendankotaKupang sebesar 0,56 persen. Sedangkan KotaMaumeremengalamideflasipada bulaninisebesar0,92persen.(bul)

(Suara NTB/bul)

IRITLISTRIK–SeorangtukangkayudiMajeluk,KotaMataram,masihmenggunakanperalatan pertukangankayuyangsederhana.Tukangkayuyangmenerimapesanancukupramaiuntuk pembuatandipan,lemari,kursidanmejainibelummenggunakanperalatanlistrikuntukmemotong danmenghaluskankayuataupapan.Diamengakubelummemilikibiayauntukmembeliperalatan listriktersebut,disampinghajatnyayangmemangiritpenggunaanlistrikuntukberproduksi.

Launch Teh Pucuk Harum 350ml

CORE EVENT KALIANTAN BERSAMA TEH PUCUK HARUM Perayaan Core Event Festival kaliantan di pantai kaliantan, Desa Seriwe, kecematan Jerowaru, kabupaten Lombok Timur merupakan pesta seni budaya dan tradisi masyarakat suku Sasak yang dilaksanakan setiap tahun. Core Event Festival Kaliantan bersama Teh Pucuk Harum ini diresmikan langsung oleh Bapak Gubernur NTB Tuan Guru Haji Lalu Mazdi. Kemeriahan event ini juga turut di ramaikan oleh tamu negara serta Bupati Lombok Timur beserta jajarannya. Berbagai macam pergelaran kesenian budaya lokal di tampilkan dalam event ini, seperti Gendang Belek, Gendang Rebak, Peresean, berbalas pantun Sasak, pemilihan Putri

kaliantan dan beberapa tarian tradisioanal sasak serta di ramaikan oleh pawai dari beberapa sekolah dan perkumpulan sanggar seni dan budaya Lombok Timur. Event Core Festival Kaliantan ini di adakan selama 2 (dua) hari berturut-turut yaitu pada tanggal 1-2 Februari 2013 dalam rangka penyambutan Bau Nyale yang merupakan tradisi masyarakat Lombok. Ketua Pemuda dan Budaya Sasak Lombok Timur yaitu Bapak Qomarudin (Amaq Mila) memberikan apresiasinya . Dan beliau mengatakan “ Terimakasih kepada Teh Pucuk Harum yang telah membrikan kontribusinya kepada Core Event Kaliantan, dan diharapakan Teh Pucuk Harum bisa terus memeriahkan event ini setiap tahunnya.” Dalam memeriahkan event ini, Teh Pucuk Harum melakukan aktivasi dengan pengadaan tenda dan Booth penjualan. Dimana setiap pembelian tertentu akan diberikan harga khusus buat konsumen. Dan untuk menarik perhatian konsumen Teh Pucuk Harum langsung menghadirkan Maskot Ulat Teh Pucuk Harum.

Dimana para konsumen bisa langsung foto bersama dengan Maskot Ulat Teh Pucuk Harum sebagai kenang-kenangan. Teh Pucuk Harum kemasan 350ml merupakan terobosan baru dari PT.Mayora indah untuk menimuman Teh terbaik yang dihasilkan dari pucuk daun teh pilihan dengan aroma jasmine yang segar menambah kesegrannya serta proses yang tanpa disentuh tangan dan kemasan sekali pakai membuat Teh Pucuk harum lebih higenis dan bisa dikomsumsi oleh siapa saja. Perayaan Core Event Festival kaliantan bersama Teh Pucuk harum ini tentuntanya dirancang penuh oleh Panitia setempat dan bekerjasama denga Team Creative Deck Production serta PT. Mayora Indah. Teh Pucuk Harum merupakan minuman teh jasmine berkualitas, yang merupakan salah satu produk terbaik dan berkualitas dari PT. Mayora Indah, Beverage Division. Minuman

Teh Pucuk Harum diolah dari daun teh teratas , sehingga membuat Teh Pucuk Harum memiliki kualitas rasa teh terbaik. Produk Teh Pucuk Harum diproses dengan teknologi canggih yaitu : Advanced Sterillizing Technology, sehingga membuat Teh Pucuk Harum bisa tidak menggunakan tambahan bahan pengawet apapun dan bertahan selama 12 Bulan.Selain itu produk ini juga tidak menggunakan pemanis buatan serta tanpa bahan pewarna. Kandungan nutrisi dalam Teh Pucuk Harum juga tetap terjaga, karena dalam prosesnya daun teh asli yang berkualitas diseduh secara langsung ( real brewed ). Daun teh kualitas terbaik hanya digunakan untuk satu kali proses produksi the pucuk harum, sehingga rasa dan aroma the dalam teh pucuk masih asli seperti teh yang baru diseduh.Rasa manisnya pas, dan harum teh jasmine yang ada sangat menyegarkan.

Bawa terus kesegaran Teh Pucuk Harum kemana pun anda pergi

Teh Pucuk Harum, Rasa Teh Terbaik ada di pucuknya...


Halaman 8

SUARA NTB Senin, 4 Maret 2013

SK Kepengurusan Cabor di Mataram Banyak Kedaluwarsa Mataram (Suara NTB) KONI Kota Mataram mengancam tidak akan mencairkan dana pembinaan. Ancaman ini menyusul banyaknya kepengurusan Cabor (cabang olahraga) tingkat Kota Mataram yang kedaluwarsa. Sekjen KONI Kota Mataram, Mansyur, SH., MH., dalam musyawarah KONI Mataram di Ruang Kenari Kantor Walikota Mataram, Sabtu (2/3) mengakui, masih banyak pengurus cabor di Mataram yang telah habis masa kepengurusannya. Ia berharap permasalahan ini segera diselesaikan oleh internal masingmasing Cabor. Katanya, dana pembinaan dari KONI Kota Mataram tidak akan dicairkan selama SK kepengurusan

yang telah kedaluwarsa itu belum diperbaharui. Selain itu, sambung Mansyur, ada juga beberapa pengurus cabor yang akan habis masa tugasnya dalam beberapa bulan ini. Apalagi kalau ada pengurus aktif yang tidak produktif perlu segera dilakukan penyelesaian secara internal. Sebab hal itu akan menghambat perkembangan atlet di Mataram. “Apalagi tahun 2014 kita akan menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), dan kita mentargetkan untuk mempertahankan predikat Juara Umum. Jangan sampai kita bisa Juara Umum tapi tidak bisa melakukan pembibitan atlet dengan baik,’’ ujarnya. Dalam Musyawarah

tersebut, disepakati Mataram akan mengadakan Pekan Olahraga Kota (Porkot) sebagai upaya menemukan bibit-bibit baru dari masingmasing kecamatan. Ajang Porkot juga digunakan KONI Mataram untuk mengantisipasi mutasi atlet ke daerah lain. Nantinya, demikian Mansyur, setiap atlet yang mengikuti Porkot akan disodori surat pernyataan sebagai atlet Kota Mataram. Mengenai pendanaan masing-masing cabor, Mansyur menegaskan, KONI Kota Mataram hanya akan memberikan dana yang bersifat stimulan. Selebihnya diharapkan kreativitas masingmasing cabor untuk mencari dana pembinaan. (fit)

Gubernur akan Resmikan Kolam Renang Dewi Anjani Mataram (Suara NTB) Setelah melewati proses yang cukup panjang, pihak Yayasan Pembina IKIP Mataram akhirnya telah merampungkan pembangunan Kolam Renang Dewi Anjani yang dibangun di Sayang-sayang Kota Mataram. Peresmian kolam renang yang dibangun di atas lahan 5 hektar itu rencananya dilakukan Gubernur NTB, TGH. M. Zainul Majdi tanggal 9 Maret mendatang. Ketua Yayasan Pembina IKIP Mataram, H.Lalu Rusmiady, SH,MM, yang didampingi Penasihat Ya-

yasan Pembina IKIP Mataram, Prof. Toho Cholik Mutohir, MA. PhD, dalam acara jumpa pers di lokasi Kolam Renang Dewi Anjani, Minggu (3/3), menjelaskan, selain menggelar acara soft opening, pihaknya juga bekerjasama dengan Pengprov PRSI NTB untuk menjadi tuan rumah Kejurnas Renang yang direncanakan digelar Mei mendatang. Lanjutnya, untuk peremsian Kolam Renang Dewi Anjani nantinya juga akan dimeriahkan acara soft opening dan acara sepeda santai yang start di depan Kantor Gubernur NTB dan finish di lokasi

Madrid Real Madrid mengalahkan Barcelona dengan skor 2-1 di kandangnya sendiri, Santiago Bernabeu, dalam pertandingan Liga Spanyol (La Liga) Sabtu. Kemenangan ini merupakan kedua kalinya dalam sepekan, setelah empat hari sebelumnya (Selasa 26/2) lalu anak didik Jose Mourinho ini mengalahkan Barcelona dengan 3-1 di semifinal Copa del Rey. Di depan pendukungnya sendiri, Madrid unggul cepat melalui Karim Benzema di menit keenam. Namun Barcelona menyamakan kedudukan lewat aksi kaki kiri Lionel Messi pada menit 18. Kedudukan 1-1 ini bertahan hingga babak

pertama berakhir. Pada babak kedua, Jose Murinho memasukkan Cristiano Ronaldo menggantikan Karim Benzema. Masuknya Ronaldo ini membuat serangan Madrid semakin gencar, namun kemenangan El Real ini melalui kepala sang kapten, Sergio Ramos. Sergio Ramos pada menit 82 menjebol gawang Victor Valdes dengan tandukkan kepala menyongsong umpan tendangan sudut yang ditendang Luka Modric. Berdasarkan statistik,

Barcelona masih menguasai jalannya pertandingan, dengan penguasaan bola mencapai 72 persen dibanding Madrid yang hanya 28 persen. Namun untuk tendangan gawang Madrid lebih banyak, yakni 14 tendangan dengan enam ke arah gawang, sedangkan Barcelona hanya lima tendangan dan hanya dua yang mengarah ke gawang. Usai peluit panjang dibunyikan, beberapa pemain Barcelona terlihat memprotes wasit terkait klaim

penalti yang ditolak sang pengadil menyusul terjatuhnya Adriano di dalam kotak penalti dan penjaga gawang Victor Valdes hingga mendapat kartu merah karena melakukan protes terlalu keras. Dalam pertandingan ini wasit mengeluarkan 10 kartu kuning, dimana Madrid mendapatkan empat pemain (Sergio Ramos, Fabio Coentro, Morata, lvaro Arbeloa), sedangkan Barcelona mendapat enam kartu (Jordi Alba, Gerard Pique, Thiago, Dani Alves, Andreas Iniesta, Victor Valdes). Kartu merah satu untuk Victor Valdes. (ant/bali post)

kolam Renang Dewi Anjani. “Kita sudah koordinasi dengan bapak Gubernur untuk hadir membuka acara soft opening, kolam renang Dewi Anjani,” klaimnya. Dijelaskan Rusmiady, kolam renang yang memiliki 10 lintasan itu merupakan kolam renang yang terbaik dimiliki Wilayah Indonesia Timur, karena selain dibuat dengan interior yang modern, kolam renang tersebut dirancang dengan sentuhan sains Iptek olahraga dan dilengkapi CCTV keamanan di 16 titik dan 8 CC TV di sudut atas dan bawah kolam renang. (fan)

Mariati Terancam Tak Ikut SEA Games Mataram (Suara NTB) Harapan Mariati untuk meningkatkan prestasi di SEA Games cukup tipis. Pasalnya atet yang sukses memecahkan rekor PON di nomor 400 meter gawang putri pada PON XVIII di Riau September 2012 itu belum mendapat kepastian masuk pemusatan latihan nasional (Pelatnas). Itu tandanya atlet kelahiran Sumbawa ini terancam tak bisa ikut SEA Myanmar Desember 2013. Mariati yang dihubungi Suara NTB, via ponselnya, Sabtu (2/3) mengaku, sampai saat ini dirinya belum mendapat kepastian untuk masuk Pelatnas SEA Games. Padahal ajang yang di gelar satu kali dalam

dua tahun itu akan dihelat di Myanmar dalam hitungan bulan lagi.”Sampai saat ini saya belum mendapat surat pemanggilan Pelatnas. Mungkin saya harus tetap latihan di Mataram,” ujarnya pasrah. Mengikuti Pelatnas, ujarnya, menjadi impian semua atlet nasional. Begitu juga dengan dirinya sangat ingin bersaing di level SEA Games, karena dengan begitu ia bisa mengukur kemampuannya di tingkat Asia Tenggara. Diakuinya, saat ini telah menjadi salah satu pelari terbaik di nomor 400 meter gawang putri. Hal ini dilihat dari hasil PON XVIII di Riau 2014 lalu dimana ia sukses

menyumbang medali emas di nomor 400 meter gawang putri dan medali perak di nomor 100 meter gawang putri. Mariati tak hanya meraih medali emas di nomor 400 meter gawang, namun ia juga memecahkan limit PON. Tak hanya berprestasi di kanca nasional atlet yang sehariharinya berprofesi sebagai guru olahraga di SD Parampuan Lombok Barat (Lobar) ini juga pernah menyumbang medali perak di nomor 400 meter gawang putri di SEA Games 2011 lalu. Namun untuk SEA Games di Myanmar 2013 ia terancam tak bisa mewakili tim atletik Indonesia, karena belum mendapat panggilan masuk Pelatnas. (fan)

SELEBRASI Selebrasi Sergio Ramos setelah berhasil menjebol gawang Barcelona dalam laga El Clasico, Minggu pagi. (Suara NTB/ist)

DIREKTORI BISNIS SUARANTB RUMAH MAKAN

KURSUS

JUAL MOBIL/MOTOR

CEPAT LAKU SERVICE

Dimuat didua media sekaligus : Harian Suara NTB dan Radio Global FM Lombok Hanya :

PENGOBATAN

KONTRAKAN DIKONTRAKKAN RUMAH DEKAT INDOMARET CEMARA MATARAM

COCOK UNTUK KANTOR Jl. Hos Cokro Aminoto No. 25A Cemara Mataram

HP. 087 864 023 731 Telp. 0370 - 6677407

BOUTIQUE

RUPA-RUPA

Rp. 20.000,-/ 1 x muat Rp. 45.000,-/ 3 x muat Rp. 100.000,-/ 7 x muat

(Iklan maksimum 3 (tiga) baris) Hubungi : Bagian Iklan Suara NTB Jl. Bangau No.15 Tlp. 0370-639543 Cakranegara-NTB

7 hari belum laku (selanjutnya gratis selama 7 kali)


SUARA NTB

Senin, 4 Maret 2013

Halaman 9

DIREKTORI BISNIS SUARA NTB RUMAH MAKAN

SALON

KOMPUTER

HP. 081 915 971 761

Menyediakan aneka hidangan & melayani pesanan nasi kotak, snack box dan menerima rantangan

Fax

PROPERTY

Hub. 081 803 730 764

FASHION

ACCU

PENGOBATAN

HOTEL

TELEVISI

RUPA - RUPA

KOS/KONTRAKAN

RUPA-RUPA

RUPA - RUPA

BANK

RUPA - RUPA

PERAWATAN AC

BENGKEL

TRAVEL


SUARA NTB

Halaman 10

(Suara NTB/ist)

Senin, 4 Maret 2013

Prof.Dr.Ir.Muhammad Ichsan, MS bersama keluarga besar.

Lebih Dekat dengan Prof. Dr. Ir. Muhammad Ichsan, MS

Memimpin Itu Tidak Sekadar ”Bussiness as Usual” Ia sosok yang kaya pengalaman akademis. Pernah banyak terlibat dalam banyak program – program strategis Pemprov NTB. Kini, Prof. Dr. Ir. Muhamad Ichsan, MS, mendedikasikan semangat dan tekad pengabdiannya sebagai Calon Wakil Gubernur NTB, mendampingi Calon Gubernur NTB, Dr. KH. Zulkifli Lalu Muhadli di Pilkada NTB 2013. Bagaimana sosok Ichsan sesungguhnya ?

motif perekonomian NTB khususnya di Lombok. Karena dia bisa menghasilkan produk yang bernilai sangat tinggi, dan itu akan membentuk, memicu kegiatan – kegiatan ekonomi yang lain, lalu mendorong peningkatan daya beli. Pelaku usaha di sektor – sektor tersebut harus dilindungi. Pemerintah harus menciptakan lokomotif – lokomotif perekonomian yang lain. Sehingga PDRB NTB itu secara terus menerus ada peningkatan, dari tahun ke tahun. Itulah yang harus menjadi barometer kesejahteraan dari segi ekonomi. Tinggal pemerintah mengatur, lalu bila aturannya sudah berjalan, biarkan saja seperti air mengalir. Sekarang tinggal bagaimana pemerintah turun terus ke bawah.

Nama anda mencuat secara tak terduga dan akhirnya dipinang oleh Kyai Zul untuk mendampingi beliau di Pilkada 2013. Bagaimana ceritanya ? Sekitar Desember 2012 Kyai Zul kan menelefon saya. Beliau minta bertemu langsung. Lalu kami bertemu, disana beliau mengatakan kepada saya, “Pak Ichsan, saya mau melamar bapak untuk menjadi wakil saya. Yaitu Calon Wakil Gubernur.” Saya tanya, apa dasar bapak untuk melamar saya? Beliau menjawab : “Yang saya butuhkan dari bapak sebagai seorang akademisi adalah pikirannya, dan gagasan – gagasan yang bisa kita gunakan untuk membangun masyarakat NTB.” Waktu itu saya sampaikan kepada beliau bahwa saya mengapresiasi permintaan tersebut. Tapi saya perlu berfikir dan merenung apakah saya mampu mengemban amanah itu. Saya perlu berembuk sama keluarga juga. Jadi beliau bilang silakan tapi jangan lama – lama. Setelah pertemuan itu karena banyak kesibukan lain, saya sempat lupa. Sampai akhirnya beliau ngebel lagi. Kyai Zul bertanya apakah saya sudah membuat keputusan. Waktu itu saya masih tetap bilang belum. Kemudian kami bertemu lagi empat mata, dan disana masih saya bilang belum bisa memutuskan.

Dalam pandangan anda, apakah sosok Kyai Zul bisa melakukan itu ? Saya mengenal Kyai Zul sejak sebelum beliau jadi Bupati. Saya pernah diundang juga ke pondoknya. Tapi setelah beliau jadi bupati jarang ketemu karena kesibukan masing – masing. Kami baru bertemu lagi setelah beliau nelfon saya. Menurut saya beliau memang memiliki visi dan kepemimpinan yang bagus. Saya yakin Kyai Zul sanggup memajukan NTB ini. Pola kepemimpinan seperti Kyai Zul itulah yang akan cocok dengan NTB. Beliau itu kyai, artinya pengetahuan mengenai agama sudah tidak diragukan lagi. Praktik beragamanya juga tidak bisa diragukan lagi. Dan saya melihat juga selama pemerintahan beliau, tidak pernah ada masalah dengan wakilnya dan staffnya secara umum. Dan kita lihat juga KSB sangat kondusif, tidak pernah ada gejolak. Beliau juga banyak membuat terobosan – terobosan di KSB sehingga saya berharap kalau dia ditakdirkan jadi Gubernur, mungkin juga tidak asing lagi dengan membuat gebrakan – gebrakan yang baru untuk NTB. Karena bagaimanapun jadi pimpinan itu harus banyak inovasi, banyak kreasi. Tidak sekedar bussiness as usual. Ada kreasi dalam segala hal.

Lalu bagaimana akhirnya anda menyanggupi permintaan Kyai Zul tersebut ? Suatu saat, saya diundang ke tempat pengajiannya Tuan Guru Bodak. Di Dusun Geres, Desa Kotaraja, Lotim. Disana, digelar kelompok pengajian dan dihadiri oleh beberapa Tuan Guru dari NU. Lalu, Tuan Guru Tahir Badri, di depan kelompok pengajian itu, meminta kepada saya ; “Pak Ichsan, tolong diterima lamarannya Pak Kyai Zulkifli untuk menjadi Wakil Gubernur beliau. Karena beliau itu ikhlas ingin membangun NTB ke arah yang lebih baik.” Setelah saya diberikan kesempatan untuk pidato, saya mengatakan, “kalau plungguh para Tuan Guru yang meminta, maka tidak ada alasan saya untuk menolak. Yang penting, saya dibimbing, saya dijaga, supaya tidak keluar dari rel – rel sebagai tugas dan fungsi di dalam pemerintahan.” Begitu saya sampaikan penerimaan itu, maka disambut dengan lafadz Allahu Akbar oleh seluruh jemaah. Jadi suasana di tempat itu betul – betul memberikan motivasi dan semangat kepada saya untuk tegar dan punya komitmen untuk mendampingi Kyai Zul di dalam proses pencalonan. Lalu, dengan latar belakang dan kiprah bapak selama ini, apakah bisa menjadi modal untuk menduduki posisi Wakil Gubernur ? Jadi selama proses pencalonan ini berlangsung, saya berpikir dan konsultasi dengan keluarga, teman itu memang saya terus mengulang memori apa yang pernah saya lakukan di masyarakat. Waktu saya menjabat sebagai Dekan Fakultas Peternakan. Waktu saya memegang Kapet Bima, waktu saya memegang Gerbang Emas, memang saya lihat banyak gagasan – gagasan yang belum sempat terealisir dengan baik. Itulah yang mendorong saya untuk ikut membantu Kyai Zul mewujudkan gagasan itu. Menurut anda, apa yang menjadi persoalan utama di NTB, dan bagaimana pemecahannya ? Kalau itu kita inginkan, elemen pembentuk kesejahteraan itu harus terpenuhi di NTB. Dan sesungguhnya dengan adanya kesejahteraan itu kita akan terbebas dari perasaan – perasaan yang mengganggu baik itu secara sosial, maupun secara ekonomi. Sehingga elemen – elemen yang menciptakan kesejahteraan itu harus menjadi sentuhan. Seperti ekonomi misalnya, bagaimana supaya semua komunitas – komunitas yang memiliki potensi ekonomi harus dioptimalkan menjadi kegiatan ekonomi masyarakat. Sekarang banyak kita lihat komunitas ekonomi di masyarakat itu belum mencapai skala ekonomi. Baik itu rumah tangga, maupun pada tingkatan usaha – usaha yang lain. Peternakan, banyak komunitasnya, ada sapi, ternak kecil, kambing domba, ada juga ternak unggas. Ini sebenarnya, dia bisa membentuk kegiatan ekonomi yang sangat menguntungkan bagi masyarakat. Tembakau juga. Itu sudah saya anggap sebagai loko-

Bagaimana anda memaknai posisi Wakil Gubernur? Saya sih melihatnya posisi wakil itu kan dia sebagai pengontrol / pengawas pembangunan. Membantu gubernur mengawasi pembangunan mulai dari perencanaan sampai pasca pelaksanaan. Ini peran seorang wakil sangat strategis dalam memantau pelaksanaan pembangunan. Jika Wagub bisa menjalankan perannya dengan baik, tugas Gubernur tentu akan lebih ringan. Selama menjadi dekan, pimpinan, itu saya selalu menjaga selalu berbuat bagaimana pimpinan itu supaya betul betul terbantu dalam pengembangan. Tidak asal bapak senang. Dan saya tidak pernah membawa masalah kepada pimpinan. Selalu saya ingin memberi motivasi dan solusi supaya dia bersemangat. Sehingga, rektor itu sering sebelum memutuskan sesuatu, bertanya dulu kepada saya. Saya sangat menghindari berlaku di luar garis yang ditetapkan pimpinan. Menjadi Calon Wagub berarti anda sudah mulai akrab dengan dunia politik. Bagaimana anda memaknai politik ? Sebenarnya saya sudah biasa bersentuhan dengan politik, mengambil kebijakan dan menghadapi publik. Di Kapet, Gerbang Emas, LSM, saya sudah biasa. Yang penting kita ndak ada yang ditutup tutupi, kita mengedepankan keterbukaan. Saya yakin, kita punya tujuan yang sama. Kalaupun ada yang berbeda, kita hargai pendapat orang, kita berikan jawaban kalau ada pertanyaan, saya pikir itu yang selama ini saya lakukan dan ternyata tidak pernah ada masalah. Dan saya menghindari adanya konflik kepentingan – kepentingan yang terkait dengan diri sendiri. Soal pembenahan birokrasi, seperti apa anda akan terlibat di dalamnya ? Dengan memaksimalkan fungsi pengawasan. Kita ini kan jadi pimpinan itu tidak hanya sekedar copot mencopot. Kita mengayomi bagaimana birokrasi itu bekerja sesuai tupoksinya. Kalau terus ada komunikasi, dalam pertemuan – pertemuan yang secara berkala, khusus, dipanggil, diarahkan, itu akan jauh lebih menyentuh. Menurut saya, pimpinan-pimpinan SKPD itu jangan hanya melulu ke Jakarta, harus sering melihat ke bawah. Apa yang seharusnya dibangun. Jangan pembangunan ini kok tidak ada manfaatnya. Program yang dibuat harus betul – betul menyentuh kepentingan masyarakat. Bagaimana bila ada birokrat yang mengambil peran jauh melampaui topuksinya karena kedekatannya dengan Gubernur ? Itu yang nggak boleh ada. Tidak boleh terjadi ada salah seorang unsur birokrat yang ada di bawah gubernur dan wagub itu mendominasi semua urusan. Dia harus tetap pada tupoksinya. Kalau ada yang seperti itu, dia melanggar sumpah. Tidak akan sehat. Terakhir, apa yang ingin anda sampaikan kepada masyarakat NTB menjelang Pilkada ini ? Kita mengimbau kepada masyarakat, bahwa pilkada ini adalah

kesempatan kita untuk pesta demokrasi, oleh karenanya, masyarakat harus sadar memilih itu memang kewajiban kita. Kita harus memilih pemimpin mana yang menurut kita terbaik. Jangan sampai tidak memilih. Harus semua keluar menggunakan haknya pada tanggal 13 mei karena sejelek – jelek pemimpin lebih baik daripada tidak ada pemimpin. Kalau tidak ada pemimpin, hukum rimba yang akan terjadi. Masyarakat juga jangan terprovokasi dengan janji – janji muluk dan iming - iming. Memilih saja dengan hati nurani, carilah pemimpin yang bisa membawa kesejahteraan bersama. (aan/*)

BIODATA 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Nama : Prof.Dr.Ir.Muhammad Ichsan, MS Tempat dan tanggal lahir / umur : Pohgading, Lombok Timur, 27 Desember 1950/ 63 Tahun Alamat tempat tinggal : Jalan Pemuda Nomor 56 D Kota Mataram Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Satus perkawinan : a. Sudah kawin b. Nama istri : Hajah Suardiah c. Jumlah anak 7 ( tujuh )orang d. Nama keluarga kandung : 1) H.Hasanuddin (Ayah Kandung) 2) Hajah Sahrim (Ibu Kandung) 3) Muhammad Idris (Saudara Kandung) 4) Hajah Hadijah (Saudara Kandung) 5) Muhammad Zainuddin (Saudara Kandung) 6) Hajah Hamidah ( Saudara Kandung ) 7) Embun Suryani, SE, MSi. ( Anak kandung ) 8) Dr.dr. Yunita Sabrina ( Anak Kandung ) 9) Intan Fitrianti, AmD ( Anak Kandung ) 10) Indah Budiani, SE ( Anak Kandung ) 11) Sahrul Alim, SPi ( Anak Kandung )

7. Pekerjaan

: Dosen / Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Mataram. 8. Riwayat pendidikan : a. Sekolah Dasar Negeri No.1 Pohgading Tahun 1963 b. Sekolah Menengah Pertama Selong Tahun 1967 c. Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas Negeri Mataram Tahun 1970 d. Fakultas Peternakan Universitas Mataram di Mataram Tahun 1979. e. Pascasarjana (S2) Institut Pertanian Bogor (IPB ) di Bogor Jawa Barat tahun 1984 f. Strata 3 ( S3 ) Institut Pertanian Bogor (IPB ) di Bogor Jawa Barat 1984 tahun 1991 9. Riwayat organisasi : a. Anggota ICMI Nusa Tenggara Barat tahun 1996 – 2009 b. Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia ( ICMI ) Nusa Tenggara Barat tahun 2009 – sekarang. 10. Riwayat pekerjaan dan alamat pekerjaan ***) : a. Ketua Laboratorium Unggas di Fakultas Peternakan Univer sitas Mataram tahun 1984 – 1985 dan tahun 1991 – 1992 b. Counterpart IAUP ( Indonesia Australia University Project ) di Universitas Mataram tahun 1991 – 1992. c. Dekan Fakulatas Peternakan Universitas Mataramtahun 1992– 1998. d. Konsultas PLAN Internasional Lombok di Mataram tahun 1992 – 1996. e. Ketua Dewan Pembina PINBUK Nusa Tenggara Barat di Mataram tahun 1996 – sekarang. f. Ketua Pusat Penelitian Agrobisnis Universitas Mataram tahun 1997 – sekarang. g. Ketua Koperasi tulus Angen di Mataram tahun 1996 – sekarang. 17. Lain-lain : MERUMUSKAN KEBIJAKAN PUBLIK/ REKAYASA SOSIAL LAINNYA a. Kebijakan Strategis Daerah (JAKSTRADA) Propinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2000 b. Gerakan Membangun Ekonomi Masyarakat (GERBANG EMAS ) Propinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2000 c. Perencanaan Badan Pengelola Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu ( KAPET ) di Bima Nusa Tenggara Barat tahun 2000 – 2010.


SUARA NTB Senin, 4 Maret 2013

Perangi Apatisme BUPATI Lombok Timur (Lotim) H.M. Sukiman Azmy menyebut 40 persen massa mengambang. Masyarakat ini perlu diberikan penjelasan agar tidak golput. Apatisme masyarakat katanya perlu diperangi. Sehingga bisa memberikan kontribusi pembangunan. Hal itu disampaikan Bupati pada acara Workhop Media di Selong, Sabtu (2/ 3) lalu. Disebutkan angka partisipasi pemilih dalam Pilkada di sebagian besar daerah tidak ada yang mencapai 90 persen. Untuk Pilkada Lotim, diharapkan tidak demikian. Harapannya, partisipasi H.M Sukiman Azmy pemilih di Lotim mencapai 85 persen. Disebut, ada empat calon Bupati di Lotim. Semua calon baik. Programnya baik dan bagus-bagus untuk meningkatkan kesejahteraan dan keamanan. Disadari, pilihan ada pada masyarakat. Tidak boleh intimidasi. Pilkada harus dijalankan secara fair. “Masyarakat tidak bisa dipaksa-paksa,” katanya. Diterangkan Bupati, masyarakat Lotim terdiri dari beberapa komponen. Semua komponen punya andil menuju satu tujuan, meningkatkan kesejahteraan dan memberikan rasa aman kepada masyarakat. Kedua aspek yang ingin dituju itu harus bergerak sejalan. “Aspek kesejahteraan dan keamanan ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Kalau berjalan sendiri, tidak bisa. Akibat sangat fatal kalau hanya satu. Kita bermain diantara keamanan dan kesejahteraan itu,” terangnya. Pengalaman pahit saat Lotim konflik jangan sampai terulang. Karena hal itu jelas akan rentan faktor kesejateraan jika dihadapkan pada keamanan yang labil. Peran media diakui sangat besar. Harapannya para pekerja Pers bisa bekerja secara profesional menggunakan kode etik jurnalis. Jika kode etik diterapkan diyakini tidak akan berdampak buruk. (rus)

Produksi Turun Drastis

Perusahaan Mutiara di Lobar Kolaps Giri Menang (Suara NTB) Selama beberapa tahun terakhir, produksi mutiara Lombok Barat terbilang tertinggi di NTB, hampir 50 persen mutiara yang dihasilkan NTB berasal dari Lobar. Namun dua tahun ini, produksi mutiara Lobar mengalami penurunan yang sangat drastis. Hal ini dikarenakan dampak iklim, juga banyak perusahaan pengelola mutiara di daerah ini tak beroperasi alias kolaps. “Dari lima perusahaan mutiara, hanya satu yang berproduksi sedangkan satu tidak beroperasi, tiga perusahaan mati suri (kolaps),” ungkap Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Lobar, Hasbullah Minggu (3/2). Dijelaskan, penyebab mutiara mengalami penurunan selain perusahaan tak serius juga karena dampak iklim. Iklim esktrim menyebabkan banyak kerang tempat pengembangbiakan mutiara mati, tidak hanya laut semakin panas sehingga menggangu pengembangan mutiara. Disebutkan tiga dari lima perusahaan yang kolaps sebut Hasbullah, Aneka Mutiara Tirta Tenggara (AMTT), Buana Gemilang Hamparan Mutiara (BGHM) dan perusahaan lokal setempat. Sementara satu perusahaan yang masih beroperasi PT. Budaya Mutiara produksinya juga tidak terlalu tinggi. Selama tahun lalu, produksi satu perusahaan ini mencapai 0,146 ton atau 146 kilogram. Sejauh ini, pihaknya tidak pernah mendapatkan laporan terkait produksi mutiara dari perusahaan tersebut sehingga Dislutkan tidak mempunyai data pasti tentang jumlah produksi mutiara tahun lalu. Penyebab perusahaan-perusahaan tersebut mati suri, karena produksi mutiara menurun sehingga produktivitas perusahaan menjadi menurun. Ia menyebut, lokasi pengembangan mutiara berada di Sekotong Barat dan Sekotong Timur. Titik pengembangan di Sekotong Barat, berada di daerah Pelangan sedangkan di Sekotong Timur ada di sekitar Teluk Sepi. “Hampir semua perusahaan ini mati suri,” ujarnya. Untuk mendorong perusahaan itu agar berproduksi, pihaknya sudah memberikan peringatan lisan dan tertulis. Teguran itu disampaikan agar perusahaan bisa lebih serius kedepan. Namun upaya untuk mendorong perusahaan ini belum bisa dibarengi dukungan sepenuhnya dari Pemda. Pasalnya Pemda belum bisa melakukan pembinaan terhadap perusaahanperusahaan tersebut. Sejauh ini, perusahaan melakukan sendiri pembinaan dan peningkatan SDM tenaga kerjanya tanpa bantuan Pemda. Terkait itu, kedepan pihaknya berupaya untuk membantu pembinaan dan pemberdayaan. Seperti diketahui, wilayah perairan NTB yang mampu menghasilkan mutiara terbaik hampir merata di semua kabupaten. Di Lombok Barat, budidaya ada sekitar Teluk Sepi dan Gili Gede, di Lombok Timur berada di kawasan Pringgabaya dan Sebui, Lombok Utara di seputaran Pantai Pemenang. Sementara di Pulau Sumbawa, beberapa di antaranya di sekitar Paloma dan Tanjung Biru (Sumbawa) dan kawasan Waworada dan Sangeang. Dari potensi 10.000 ha di NTB, sekitar 40 persennya memang belum digarap, namun lokasi yang tersisa kurang begitu bagus. Di wilayah ini akan dikembangkan budidaya mutiara skala kecil melibatkan masyarakat lokal. Upaya ini akan disinergikan dengan aspek wisata, misalnya untuk proses penyuntikan mutiara dilakukan oleh pengunjung. (her)

SUARA PULAU LOMBOK

Sikapi Kondisi Pascabencana, BPBD Jangan Tunggu Laporan SUDAH lima hari pascabencana angin puting beliung melanda sejumlah dusun di Desa Kediri, Kabupaten Lombok Barat berlalu. Namun sampai saat ini warga sekitar desa tersebut masih dihantui ketakutan akan terjadinya bencana susulan serupa. Meski sudah kembali ke rumahnya masing-masing, namun warga mulai terserang berbagai penyakit. Sebab, meski sudah kembali menempati rumahnya masing-masing namun kondisinya terbilang darurat. Atapnya menggunakan terpal bantuan dari BPBD (Badan Pen-

anggulangan Bencana Daerah) Lobar. Kerusakan terparah terjadi di Dusun Karang Bedil. Sekitar 27 rumah porakporanda akibat puting beliung yang menerjang dusun itu Selasa (26/2) sore. Data yang dikemukakan Camat Kediri menyebutkan jumlah rumah yang mengalami kerusakan. Antara lain di Desa Kediri induk rumah rusak mencapai 77 unit, Kediri Selatan 35 rumah, Gelogor enam rumah, Lelede dua rumah, Montong Are tujuh rumah dan Desa Ombe satu rumah. Yang perlu menjadi perhatian dan catatan Pemda ke depan, bahwa dibutuhkan ketangkasan menghada-

Giri Menang (Suara NTB) Aktivitas penambangan pasir di daerah Lombok Barat dikhawatirkan merusak lingkungan. Seperti halnya di Dusun Tanak Beak, Desa Tanak Beak, Kecamatan Narmada. Warga di sana mengaku khawatir aktivitas tambang itu mengakibatkan erosi sungai. Terkait itu, warga menuntut agar aktivitas tambang tersebut di awasi ketat, bila perlu ditutup. Menanggapi permintaan warga ini, Pemkab melalui Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) mengambil tindakan untuk segera menertibkan dan mengawasi ketat 10 titik tambang di Lobar. Bahkan, pihak terkait telah menutup tambang illegal yang berlokasi di desa Jagaraga. Pantauan Suara NTB, di sepanjang sungai di Dusun Tanak Beak di Desa Tanak Beak, warga sibuk mengeruk pasir dari dasar sungai meng-

gunakan alat konvensional. Penambang sesekali menyelam untuk mengeruk pasir, kemudian muncul kembali ke permukaan dengan membawa pasir. Pasir itu kemudian di taruh pada ban besar yang sudah disiapkan. Aktivitas tambang di daerah itu sudah bertahun-tahun, sehingga sungai yang tadinya dangkal dan sempit menjadi dalam serta bertambah lebar. Adalah Mursal (40), salah satu dari ratusan penambang

lu lama rentang waktunya antara kejadian dengan bantuan yang didistribusikan kepada masyarakat yang menjadi korban. Jangan sampai masyarakat merasa kurang diperhatikan lantaran, bantuan datang setelah ada keluhan dari masyarakat. Harus dipikirkan pula, kemungkinan lain yang mungkin terjadi pascabenca. Seperti warga korban bencana yang mulai terserang penyakit. Kondisi mereka yang tidur dengan atap terpal yang merupakan bantuan dari pemerintah, sedikit tidak membuat mereka rentan terserang penyakit yang berhubungan dengan cuaca. Untuk itu, perlu

juga dibangun posko kesehatan untuk mengantisipasi kemungkinan warga terserang penyakit. Selain bantuan cepat berupa makanan, harus dipikirkan juga bagaimana memulihkan kondisi rumah warga yang rusak akibat bencana. Bantuan harus diberikan secara transparan sesuai tingkat kerusakan yang dialami. Jangan sampai ada bantuan yang ‘’disunat’’ dengan alasan apapun. Selain itu, supaya bantuan cepat sampai, pihak BPBD jangan hanya menunggu laporan mengenai data korban, namun lebih aktif turun ke lapangan. (fit)

di daerah itu yang merasakan beratnya pekerjaan ini. Mantan TKI ini tak punya pilihan lain, selain bekerja sebagai penambang. Karena ia hanya tamatan SD, tak punya keterampilan dan pengetahuan memadai. “Saya hampir puluhan tahun bekerja sebagai penambang, sepulang dari Malayasia (sebagai TKI) tak punya pilihan lain selain bekerja tambang,” aku Mursal, Minggu (3/2). Diutarakan, kegiatan tambang di daerah itu mulai sejak

tahun 1980 lalu. Awalnya, sungai sempit dan dangkal namun karena terus dikeruk berubah seperti saat ini tampak lebar dan dalam mencapai ratusan meter. Sosialisasi dan penyuluhan dari Dinas terkait tak berpengaruh signifikan terhadap warga dan agen yang makin hari bertambah. Distamben katanya, secara berkala melakukan penyuluhan bahaya tambang itu terhadap sungai. Beberapa hal yang dijelaskan, mengenai bahaya tambang, peralatan dan reklamasi pascatambang itu. Dikonfirmasi terpisah, Kepala Distamben Lobar, Budi Darmajaya menyatakan pihaknya akan segera menertibkan tambang di daerah itu. Tahun ini katanya, pihaknya

akan menertibkan dan memperketat pengawasan 10 lokasi tambang serupa. “Dari 10 lokasi itu termasuk salah satunya yang di Tanah Beak, Narmada,” sebutnya. 10 titik itu jelasnya juga termasuk di Desa Jagaraga. “Bahkan Jumat lalu kami sudah tutup tambang di Jagaraga karena tak berizin dan dikeluhkan warga,” tukasnya. Dijelaskan, lokasi tambang ini sebagian besar akan ditertibkan karena tak mengantongi izin dan menimbulkan masalah sosial di tengah masyarakat. Pihaknya mendorong agen yang belum berizin segera membuat izin, sedangkan bagi yang sudah berizin akan diperketat pengawasan aktivitasnya. (her)

Tuan Rumah TTG, KLU Identifikasi Temuan Tanjung (Suara NTB) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, dan Pemerintahan Desa (BPM PPKB Pemdes) tengah mengidentifikasi teknologi baru temuan masyarakat KLU. Persiapan ini dilakukan untuk menyambut gelaran Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Provinsi bulan 18-21 April, di mana KLU ditunjuk sebagai tuan rumah. Kepala BPM PPKB dan Pemdes KLU, Heriyanto, SP., Sabtu (2/3), mengemukakan jika pihaknya telah melakukan persiapan untuk mensukseskan TTG 2013 di KLU. Koordinasi dengan sejumlah SKPD terkait telah dilakukan, termasuk melatih belasan pengurus Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek) dan pengelola Warung Teknologi Desa (Wartekdes) yang dibentuk sebelumnya. Baik Posyantek dan Wartekdes diminta untuk menginventaris, identifikasi dan klasifikasi TTG temuan masyarakat KLU. “KLU ditunjuk sebagai tuan rumah TTG 2013, di mana agenda ini dirangkai dengan pencanangan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat dan peringatan

Hari Kesatuan Gerak PKK,” kata Heriyanto. Pemda KLU dinyatakannya, siap mensukseskan kegiatan tersebut. Pihaknya dalam hal ini, telah menetapkan Lapangan Umum Supersemar Tanjung sebagai lokasi kegiatan. Satu setengah bulan jelang kegiatan, BPM selaku leading sector kegiatan tengah berkomunikasi dengan beberapa SKPD untuk menyiapkan akomodasi, serta sarana pendukung bagi peserta dari 9 kabupaten/kota di NTB. Peserta dari Kabupaten lain, lanjut dia, akan disuguhi berbagai hiburan seni budaya dari seniman lokal KLU. Tak hanya itu, pada siang dan malam hari akan ditampilkan pula pameran produk IKM, serta wisata kuliner. “Daerah kita memiliki potensi sumber daya alam dan masyarakat punya kemampuan menciptakan produk teknologi tepat guna. Tahun 2012 lalu, TTG Alarm Anti Maling temuan warga Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, berhasil menjadi juara pada TTG di Lombok Tengah,” ujarnya. Selain Alarm Anti Maling pada kendaraan tersebut, beberapa TTG yang cukup bermanfaat bagi masyarakat disebutkan Heriyanto, dalam bentuk teknologi Perontok padi, kran air serba guna dan Lampu Taman Otomatis yang mengandalkan energi tenaga matahari. Dirinya berharap, pelaksanaan gelaran TTG April mendatang mampu menghadirkan temuan baru di tingkat masyarakat KLU. Lebih baik lagi jika dalam penyelenggaraan ini, temuan warga KLU berhasil menggongol predikat juara. (ari)

DIREKTORI BISNIS SUARA NTB RUPA-RUPA

pi kondisi pascabencana. Sebab seperti yang terjadi di Kediri, pascabencana itu, warga yang rumahnya menjadi korban amukan angin puting beliung, sempat mengeluhkan lambannya bantuan yang datang dari pemerintah. Seharusnya, pihak yang paling berkaitan langsung dengan persoalan ini, harus cepat tanggap. Tidak saat ada bencana tapi bagaimana menyikapi kondisi pascaabencana. BPBD idealnya harus memiliki stok bantuan yang siap didistribusikan sewaktu-waktu manakala terjadi bencana seperti yang baru-baru ini dialami masyarakat di Desa Kediri. Jangan sampai terla-

Distamben Tertibkan Puluhan Lokasi Tambang

DIJUAL

PHOTOGRAFI

Halaman 11

OJEK

(Suara NTB/kir)

KUMUH - Kondisi kawasan roi Pantai Kute Pujut Lombok Tengah hingga kini masih kumuh. Tampak bangunan-bangunan semi permanen masih berdiri kokoh. Pemkab Loteng sebelumnya hendak melakukan relokasi namun kembali molor.

Molor Lagi, Relokasi Pedagang di Roi Pantai Kute Praya (Suara NTB) Rencana Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) merelokasi para pedagang dan pengusaha kafé yang ada di sepanjang kawasan roi pantai Kute Pujut, kembali molor dari target semula. Belum rampungnya pengerjaan perbaikan pasar seni yang rencananya sebagai lokasi tempat relokasi yang baru, disinyalir sebagai penyebab utama. Padahal para pedagang di kawasan roi pantai sudah menyatakan kesiapannya untuk pindah, jauhjauh hari sebelumnya. Pantauan Suara NTB, Minggu (3/3) kemarin, belum nampak ada persiapan relokasi yang dilakukan pemerintah daerah. Pasar seni yang akan dijadikan lokasi relokasi terlihat masih belum rampung sepenuhnya. Ditengah-tengah pasar seni, masih terlihat genangan air hujan. Dibeberapa lokasi tempat berjualan yang sudah selesai dikerjakan, belum dibersih-

kan. Rumput yang tumbuh pun mulai meninggi. Sehingga meninggakan kesan tidak terurus. Sementara itu, di sepanjang kawasan roi pantai, warga masih tetap santai menjajakan jualannya. Beberapa café juga masih tetap menjalankan usahanya seperti biasa. “Memang informasinya, relokasi akan dilakukan dalam waktu yang tidak lama lagi. Tapi nyatanya sampai saat ini, relokasi belum juga dilaksanakan,” aku Jon, warga Desa Kute. Sebelumnya, Pemkab Loteng menegaskan, relokasi para pedagang di kawasan roi pantai Kute akan dilaksanakan awal Bulan Maret ini. Bahkan targetnya sebelumnya pelaksanaan event Bau Nyale, semua pedagang sudah direlokasi ke tempat yang baru. Akan tetapi, untuk kesekian kalinya rencana relokasi kembali tertunda. “Target kita sebelum event Bau Nyale digelar, relokasi sudah dilakukan,” sebut Kepa-

la Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Loteng, H.L. Putrie, yang dikonfirmasi via ponselnya. Molornya relokasi pedagang itu lantaran pihaknya fokus untuk mempersiapkan pelaksanaan event Bau Nyale. Sehingga koordinasi dengan pihak terkait, untuk pelaksanaan relokasi sempat terputus. Belum lagi masih ada beberapa perbaikan-perbaikan yang mesti dilakukan di pasar seni tempat relokasinya. Kendati demikian, pihaknya optimis relokasi bisa segera dituntaskan dalam bulan ini juga. “Setelah Nyale ini, rencana relokasi pedagang roi pantai akan kita garap lebih serius lagi,” tegasnya. Terpenting sekarang masyarakat di roi pantai sudah sangat sadar. Kalau kondisi lingkungan yang kumuh, menjadi salah satu penghambat kemajuan pariwisata Loteng. Terbukti masyarakat sudah sangat siap untuk direlokasi. (kir)

DIREKTORI BISNIS SUARA NTB

BENGKEL

PENGOBATAN

RUMAH MAKAN

RUKO


TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Senin, 4 Maret 2013

RESEP PENGOBATAN HERBAL ASLI TIONGKOK TIDAK ADA EFEK SAMPING Presentase timbulnya diabetes di Indonesia diperkirakan mencapai 17,8%, ada sekittar 18 juta lebih penderita diabetes sangat menyiksa kehidupan penderitnya, terutama bahaya yang timbul pada tubuh, antara lain beresiko menimbulkan kerusakan parah pada organ hati , otak, paru-paru, liver , ginjal dan alat reproduksi. Apalagi jika terjadi komplikasi kondisi akan semakin parah, sehingga presentase kematian akibat penyakit diabetes sangatlah tinggi. Lembaga Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyebutkan penyakit diabetes sebagai salah satu pembunuh terbesar di dunia yang sangat membahayakan setelah kanker. Besarnya jumlah penderita di Indonesia harus sangat di waspadai. Gejala diabetes berupa : banyak minum,banyak makan, banyak kencing, berat badan menurun drastis , sakit kepala, insomnia, seluruh tubuh tidak bertenaga, gangguan penglihatan mata, kaki tangan kesemutan dan membengkak, borok pada kulit, susah BAB, pada pria akan muncul ejakulasi dini, fungsi seksual menurun dan lainnya . Bahaya komplikasi yang ditimbulkan penyakit diabetes antara lain : penyakt jantung , hipertensi,ginjal , mata dan lainnya. Metode pengobatan eksklusif TCM memiliki sejarah 2000 tahun lebih, merupakan ilmu pengobatan yang sangat mujarab,sudah terkenal hampir di seluruh dunia. Hongkong

Medistra TCM sudah hadir di dunia sekitar 38 tahun, menerapkan sistem pengobatan modern berstandar internasional , sekarang ini merupakan satu-satunya pusat pengobatan penyakit kronis terbesar dan terpercaya dengan metode eksklusif TCM. Bidang pengobatan utamanya antara lain : penyakit diabetes dan komplikasinya, berbagai jenis kanker/tumor, radang hidung dan tenggorokan, asma , ginjal, penyakit usus dan lambung, impotensi , ejakulasi dini, radang prostat , pembesaran prostat, penyakit seksual pria / wanita, kemandulan pria/wanita, stroke, lumpuh setengah badan, remati,wasir,dll. Hongkong Medistra TCM , dengan kerja keras penelitian sekitar 12 tahun lebih, menggunakan 108 jenis obat herbal TCM yang diolah dengan teknologi tinggi menhasilkan zat obat yang sangat efektif mengatasi penyakit diabetes, berhasil menemukan metode pengobatan yang sangat mujarab yakni (Hongkong 3 plus 1 Liao Fa). Rata-rata setelah diobati 2-3 hari, kadar gula menurun normal, gejala banyak kencing , sakit kepala, sering haus, seluruh tubuh tidak bertennaga, sakit kepala,susah tidur, dan lainnya berangsur menghilang secara nyata, pasien akan kembali berseangat. Setelah 30 hari akan pulih total, setelah diatasi tidak kambuh kembali. Metode eksklusif ini merupakan resep rahasia satu-satunya yang hanya bisa di dapatkan di Hongkong Medistra TCM. Metode TCM (Hongkong 3 plus 1 Liao Fa). Diabetes telah mendapat respon yang sangat hangat dari masyarakat di Tiongkok, Hongkong, dan beberpa Negara lainnya. Juga mendapatkan liputan pemberitaan berbagai media. Ini merupakan terobosan terbaru dalam mengatasi penyakit diabetes. Sekarang ini sudah hadir dan memberikan kontribusi dalam membantu megatasi diabetes yang dialami masyarakat Indonesia . Ibu Shinta,51 tahun, warga depok. Menderita penyakit diabetes (kencing ma-

nis) sudah ada 13 tahin, kondisi gula darah tinggi, bahkan mengalami borok pada kaki, komplikasi juga terjadi di organ jantung dan ginjal. Ini mungkin karena pengaruh konsumsi obat dalam jangka panjang, namun sangat sangat disayangkan belum bisa pulih. Saya sudah hampir putus asa berobat kemanapun juga hasilnya sama saa selalu kam- buh. Sampai akhirnya suami saya minta agar berobat ke Hongkong Medistra TCM, ternyata hasilnya sangat mujarab, kondisi gula darah stabil , dan komplikasi organ jantung dan ginjal sudah berkurang secara nyata. Sekarang saya sudah sehat dan beraktifitas secara normal.

Langkah Loyalis Anas Laporkan Sprindik Dinilai Wajar Medan (Suara NTB) Langkah hukum yang dilakukan oleh loyalis mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum melaporkan ke penegah hukum tentang bocornya surat perintah penyidikan (Sprindik) dinilai wajar.

“Namun sebenarnya penegak hukum itu independen, tak boleh dipengaruhi siapapun. Dia (penegak hukum) memiliki kemerdekaan, tak oleh dijajah, tak boleh diintervensi oleh siapapun termasuk presiden sendiri,” kata anggota Komisi III DPR RI, Bukhori Yusuf, Minggu kemarin.

Terkait dengan itu, ia meminta penegak hukum, khususnya Kepolisian RI untuk bersikap netral. Bukhori mengatakan Komisi III DPR RI sebagai mitra kerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan meminta penjelasan mengenai bocornya sprindik yang merupa-

kan tindak pidana. “Komisi III DPR RI akan pertanyakan, termasuk pembentukan komite etik KPK,” ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera itu. Menurutnya, pimpinan KPK harus bertanggung jawab penuh atas bocornya sprindik tersebut. “Logikanya, pasti ada pihak

yang terlibat dan sprindik ini belum ditandatangani semua pimpinan. Sudah barang tentu posisi Sprindik itu masih ada di tangan pimpinan. Pimpinan KPK bertanggung jawab penuh dengan bocornya Sprindik itu,” kata Bukhori. Bukhori menambahkan,

bocornya Sprindik tersebut selain dari internal KPK juga dibantu unsur eksternal. “Tidak mungkin kalau Sprindik yang semestinya merupakan rahasia, tiba-tiba bocor kalau tidak ada upaya dari luar. Upaya eksternal itu tentu kekuatan besar. Kalau kekuatan kecil, mana bisa di-

lakukan,” ungkapnya. “Saya menenggarai bahwa masalah pembocoran sprindik ada gelagat untuk ditutupi. Kalau ada pimpinan KPK yang terlibat, akan ditutupi. Yang akan dikorbankan hanya staf,” kata dia. (ant/bali post)

KPU Jabar Tetapkan Aher-Deddy Pemenang Pilkada Jabar Bandung (Suara NTB) Rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan suara Pilgub Jabar 2013, di Aula KPU Jawa Barat, Bandung, Minggu, memutuskan pasangan nomor urut empat yakni Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar sebagai pemenang dengan perolehan 6.515.313 suara (32,9 persen). KetuaPokjaPenghitunganSuara KPUJawaBarat,AhmadHerimengatakan,totalkeseluruhanperolehan suara di setiap kabupaten/kota dari masing-masing pasangan calon adalah pasangan Dikdik Mulyana Arif Mansur-Cecep Nana Suryana Toyib

sebanyak 359.233 suara (1,79 persen). Perolehansuarauntukpasangan IriantoMSSyafiuddin(Yance)-Tatang FarhanulHakimsebanyak2.448.358 suara (12,17 persen), lalu pasangan Dede Yusuf Macan Effendi-Lex Laksamana Zaenal sebanyak 5.077.522

suara (25,24 persen) dan pasangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki sebanyak5.714.997suara (28,41persen). “Jumlah sah seluruh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jabar 20.115.423, dan jumlah suara tidaksah598.356.Dengantotalsuara sah dan suara tidak sah 20.713.779,” kata Ahmad Heri. Usai rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil perhitungan suara PilgubJabar2013,KetuaKPUJawa Barat Yayat Hidayat melanjutkan acara dengan rapat pleno terbuka penetapanGubernurdanWakilGubernur Jawa Barat periode 20132018.“Menetapkanpasangannomor urutempatyakniAhmadHeryawan danDeddyMizwarsebagaicalonGubernur dan Wakil Gubernur Jabar 2013-2018,” kata Kabag Hukum

(ant/bali post)

PENGHITUNGAN SUARA - Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu), mengamati perolehan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakli Gubernur Jawa Barat di Aula KPU, Bandung, Jabar, Minggu (3/3). dan Teknis KPU Jawa Barat Teppy WDharmawan. Sementara itu, Calon gubernur Jawa Barat Dede Yusuf Macan mengaku prihatin dengan rendahnya tingkat partisipasi publik dalam keikutsertaannya pada Pilgub Jabar

2013 yakni hanya sekitar 63 persen. “Kita prihatin terhadap peranserta publikdalamPilgubJabarkecil,yakni hanya63persen,”kataDedeYusuf,di KotaBandung,Minggu.Ditemuiusai menghadirirapatplenoterbukarekapitulasihasilperhitungansuaraPilgub Jabar,diSekretariatKPUJabarJalan GarutKotaBandung,iamenuturkan rendahnya tingkat partisipasi publik padaPilgubJabarkarenakurangnya sosialiasi kepada masyarakat. “Ini karena sosialisasi Pilgub Jabar yangtidakmerata.Banyakmasyarakat yang tidak mendapat undangan dan bahkantidaktahu.Masihkurangsekali sosialisasinya,” kata dia. Selain itu, dirinyajugaprihatindenganditiadakannya tempat pemungutan suara (TPS) mobiledirumahsakit.“Lalukebijakan TPS mobile di Pilgub Jabar sekarang ternyata ditiadakan,” kata dia. Dede Yusuf Macan Effendi dan Lex Laksamana hadir pada rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil perhitungan suara Pilgub Jabar 2013.Namun, pasangan calon gubernur nomor urut tiga ini tidak sampai akhir hadir pada rapat tersebut. (ant/bali post)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.