Snt04032015

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 4.500

Rp. 75.000 Rp. 80.000

16 HALAMAN

SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila

Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

(Suara NTB/her)

RABU, 4 MARET 2015

NOMOR 3 TAHUN KE 11

DIPANTAU KEJAKSAAN - Proyek dermaga apung senilai Rp 6 miliar lebih yang dibangun Kementerian PDT ini sebelumnya dikeluhkan masyarakat. Kini proyek tersebut masuk pantauan Kejaksaan.

Tim Kejaksaan Periksa Fisik Proyek Dermaga Tawun Mataram (Suara NTB) Menindaklanjuti informasi masyarakat yang diberitakan melalui Suara NTB beberapa waktu lalu, tim Kejaksaan Negeri Mataram langsung bersikap. Tim ini turun ke lokasi Senin (2/3) lalu, mengecek kondisi fisik proyek dermaga terapung yang menghubungkan Gili Gede dengan Desa Tawun, Sekotong, Lombok Barat. Demikian diungkapkan, Kasi Pidsus Kejari Mataram, Herya Sakti Saad, SH. Bersama dua personel Pidsus, dia turun langsung ke lokasi, setelah sebelumnya membaca pemberitaan proyek dermaga yang dikeluhkan masyarakat tersebut. ‘’Begitu membaca berita itu, kami langsung ingin pastikan kondisi fisik proyeknya,’’ kata Herya, Selasa (3/3). Benar sesuai keluhan masyarakat, kondisi proyek

TO K O H

Kubu Agung Laksono Menang

Kejaksaan Belum Cek Jalur ’’Trekking’’ Rinjani (Suara NTB/nas)

FORUM Komunikasi Intelijen Daerah (Kominda) NTB menyepakati pelaksanaan operasi gabungan (opgab) terkait dengan pengamanan komoditas-komoditas dasar yang dibutuhkan masyarakat. Bersambung ke hal 15

TGH. M. Zainul Majdi

KO M E N TTAA R Proses Penjabat Bupati/Walikota

(Suara NTB/dok)

Secara detail dia bersama timnya juga memeriksa penghubung pijakan yang terapung dengan bagian beton cor, ternyata sudah putus. Masyarakat yang hendak menyeberang harus sedikit melompat. Mengenai anggaran proyek itu, dia mengaku belum tahu persis. Tapi berdasarkan informasi dari warga dan aparat desa di sana, nilainya mencapai Rp 6 miliar lebih. Bersambung ke hal 15

Alasan Cuaca dan Medan Berat

Amankan Komoditas Dasar

Abdul Hakim

yang menghubungkan Gili Gede dengan Desa Tawun itu memang memprihatinkan. Dibangun dengan susunan beton bahan pembuatan sumur yang dicor, sementara bagian pijakan menggunakan bahan ponton yang bisa terapung. Sehingga masyarakat menyebutnya dermaga terapung. ‘’Awalnya saya berpikir menggunakan tiang pancang, tapi ternyata itu terapung,’’ kata Herya.

PEMERINTAH bersama DPR RI telah sepakat pelaksanaan Pilkada di Indonesia akan dilaksanakan serentak pada Desember 2015 ini. KPU NTB, telah merencanakan waktu pelaksanaan Pilkada pada tujuh kabupaten/kota di daerah ini pada 16 Desember 2015. Untuk itu, mengantisipasi supaya tak terjadi kekosongan kepala daerah, Gubernur akan memproses Penjabat Bupati/ Walikota pada Juli mendatang. Bersambung ke hal 15

Mataram (Suara NTB) Laporan masyarakat terkait proyek jalur trekking Rinjani senilai Rp 2,5 miliar, hingga kini belum ditindaklanjuti Kejati NTB. Alasannya, untuk cek fisik proyek ke lokasi, situasi belum mendukung. Medan ke lokasi cukup berat, apalagi cuaca sedang tidak bersahabat. Demikian penjelasan Juru Bicara Kejati NTB, Made Sutapa, SH usai hearing dengan Formapi NTB, LSM yang melaporkan proyek tersebut, Selasa (3/3) kemarin. Dalam hearing itu, hadir juga Kepala Kejaksaan Tinggi NTB, Fadil Zumhanna, SH, MH bersama Aspidsus, Suripto Irianto, SH. ‘’Intinya semua laporan kami tindak lanjuti. Hanya saja, kondisi cuaca dan medan yang berat, jadi pertimbangan untuk cek lokasi,’’ kata Sutapa kepada wartawan. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ist)

DIDUGA BERMASALAH - Salah satu gardu yang dibangun di jalur trekking Rinjani, salah satu item yang dilaporkan ke Kejati NTB.

Pimpinan Golkar Diminta Rembuk Mataram (Suara NTB) Mahkamah Partai Golkar akhirnya mengakui kepengurusan hasil Munas Jakarta yang melahirkan kepemimpinan Agung Laksono dengan tetap mengakomodir kepengurusan hasil Munas Bali. Menyusul keputusan itu, para Pimpinan Golkar di NTB diminta kembali berembuk serta berkoordinasi dengan DPP Golkar Agung Laksono. Saran itu disampaikan Wakil Ketua Departemen Pemerintahan dan Otonomi Daerah DPP Partai Golkar yang juga Sekretaris Korwil NTB DPP Golkar, Chris Parangan, SE, yang dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (3/3) kemarin. Chris menegaskan, ia tidak terkejut dengan keputusan Mahkamah Partai Golkar yang mengakui kepengurusan Agung Laksono. Menurutnya, tren akan jatuhnya kepemimpinan Aburizal Bakrie yang berafiliasi ke Koalisi Merah Putih (KMP) sudah terlihat dengan kegagalan Hatta Rajasa dalam Kongres PAN di Bali, beberapa hari sebelumnya. Menurutnya, kekalahan Hatta Rajasa yang menjadi calon Wakil Presiden dari kubu KMP sangat jelas memperlihatkan tren ambruknya kekuasaan para pemimpin partai yang condong ke KMP. Dan prediksi ini akhirnya menemui kenyataan setelah Mahkamah Partai Golkar menjatuhkan putusannya. ‘’Dan ini putusan one and final. Karena tidak ada lagi lembaga di atasnya (Mahkamah Partai),” ujarnya. Bersambung ke hal 15

Harga Beras Melambung

Dewan Tak Yakin Produksi Padi NTB Melebihi Dua Juta Ton Mataram (Suara NTB) Kalangan DPRD NTB mengatakan, ketahanan pangan NTB tak terlalu kuat. Pasalnya, sebagai daerah penghasil beras nasional, justru harga beras melambung tinggi menembus angka Rp 12.000-Rp 13.000 per kilogram. Kalangan Dewan tak yakin jika produksi padi atau gabah kering giling (GKG) NTB sampai dua juta ton seperti yang dilaporkan dinas terkait. ‘’Kita bukan meragukan

data produksi beras itu. Kita yakin itu salah. Kita yakin produksi beras kita tidak seperti yang disampaikan oleh BPS dan teman-teman Dinas Pertanian,” kata Wakil Ketua DPRD NTB, Mori Hanafi, SE, M.Comm Selasa (3/3) kemarin ketika dikonfirmasi Suara NTB terkait melambungnya harga beras di daerah ini. Menurutnya, pemerintah harus fair mengenai produksi padi NTB tiap tahun. Pasalnya, jika produksi melebihi dua

juta ton setara dengan beras sebanyak satu juta ton lebih. Sementara, rata-rata konsumsi beras dalam daerah sekitar 600 ribu ton lebih. ‘’Mereka masih mengatakan jumlah beras itu, jumlah GKG kita 2,2 juta ton atau setara 1,4 juta ton beras. Konsumsi kita hanya 600 ribu ton. Berarti ada surplus 700 ribu ton beras. Kalau benar ada 700 ribu ton ndak mungkin harga beras melambung seperti ini, tidak terkendali,’’ tan-

das Politisi Gerindra ini. Menurut Mori, jikapun ada beras dari NTB yang dikirim keluar daerah junmlahnya tak sampai 100 ribu ton. Artinya, dengan surplus sebesar 700 ribu ton itu masih tersisa surplus beras di dalam daerah sekitar 600 ribu ton di luar rata-rata konsumsi masyarakat. ‘’NTB sebagai daerah penghasil beras, semestinya harga beras lebih stabil. Tetapi harga beras sekarang tak bisa kita

kendalikan. Kemana beras ini ? Kalau menurut saya produksi berasnya memang berkurang drastis,’’ katanya, seraya menambahkan, karena berkurang drastis, sehingga harga beras naik. ‘’Kalau produksi melimpah maka mestinya harganya turun,’’ katanya. Data dari Pemprov NTB, dari aspek ketersediaan konsumsi pangan pada tahun 2012, NTB mengalami surplus komoditas. Bersambung ke hal 15


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.