HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 3.000
Rp. 50.000 Rp. 55.000
SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila
KAMIS, 4 SEPTEMBER 2014
16 HALAMAN NOMOR 150 TAHUN KE 10 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Ratusan PNS Terindikasi Indisipliner
Gubernur Minta Jabatan Seorang Kasi Ditinjau Mataram (Suara NTB) Upaya Pemprov NTB untuk penegakan disiplin aparatur benar-benar serius. Sebanyak 214 PNS terindikasi indisipliner (tak disiplin) lingkup Pemprov NTB, Rabu (3/9) pagi dikumpulkan di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur untuk mendapatkan arahan langsung dari Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi. Pada kesempatan itu, gubernur menegaskan dirinya tak akan memberikan toleransi kepada PNS yang tidak disiplin. Bahkan, jabatan struktural salah seorang Kepala Seksi (Kasi) pada sebuah SKPD diminta untuk ditinjau. Bersambung ke hal 5
ARAHAN - Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi saat memberikan arahan pada PNS yang indisipliner di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Rabu (3/9).
Jasa Pengiriman Barang Rawan Penyelundupan Narkoba Mataram (Suara NTB) Menjamurnya keberadaan jasa pengiriman barang, menjadi peluang bagi kejahatan baru untuk bisnis narkoba. Jasa pengiriman barang dalam bentuk paket, kerap kali disisipi barang terlarang tersebut, dari daerah lain, dengan tujuan daerah NTB. “Dalam beberapa kasus, kami memang menemukan modus semacam ini,” kata Direktur Narkoba Polda NTB,
TO K O H Tuntaskan Tunggakan Kasus
Kombes Pol. Ricky Simon Paays, Selasa (2/9). Modus semacam ini pernah ditemukan di salah satu perusahaan jasa pengiriman paket di Mataram. Paket kiriman barang itu datang dari Jakarta, lolos dari pantauan di bandara, namun dalam pengawasan tim dari Mabes Polri. Ketika paket kiriman itu sampai di Mataram, dilakukan penggeledahan melibatkan Ditnarkoba Polda NTB.
“Ditemukan lah paket sabu sabu 100 ons seharga Rp 500 juta lebih,” kata Ricky. Peristiwa serupa juga pernah terjadi, dan berhasil diungkap pihaknya. Baru baru ini, jasa pengiriman barang melalui Perusahaan Otobus (PO) juga berhasil dibongkar. Kasus ini melibatkan oknum anggota DPRD Sumbawa Barat, kendati demikian masih sebagai saksi. Bersambung ke hal 5
Kelanjutan Kasus DAK KSB
PENANGANAN kasus di tingkat Kejaksaan Negeri (Kejari) masih jadi bahan evaluasi pihak Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB. Ini lantaran perkara di sejumlah kejari banyak yang belum tuntas. Bahkan ada perkara yang terkatung–katung sampai 10 tahun. Paling disorot Kejaksaan Tinggi (Kajati) NTB, Fadil Zumhanna, SH, MH, adalah Kejari Sumbawa dan Kejari Bima. Dua Kejari ini tercatat paling banyak perkara yang belum tuntas. “Kejari yang menjadi catatan saya adalah Sumbawa. Terbanyak perkara belum selesai. Bima juga masuk dalam catatan saya. Yang bagus Mataram dan Praya, ada progressnya,” kata Kajati kepada wartawan, Rabu (3/9). Namun untuk urusan evaluasi, baginya semua Kejari dalam pandangannya sama, karena punya tunggakan kasus yang juga wajib diselesaikan. Para Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) tetap diberinya motivasi agar terpacu dalam kinerja. Bersambung ke hal 5
Kejati Minta Laporan Masyarakat Mataram (Suara NTB) Selain tetap berupaya menemukan indikasi penyimpangan pada Dana Alokasi Khusus (DAK) di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), pihak Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB membuka peluang kepada masyarakat untuk menyampaikan laporan. Dengan laporan itu, menjadi petunjuk baru pihak
Kejaksaan mengusut kasus dugaan raibnya DAK senilai Rp 14 miliar tersebut. “Jika memang ada laporan masyarakat, kami terbuka menerima. Tapi sementara kasus ini memang tidak dapat ditingkatkan ke penyidikan, sebagaimana disampaikan Kajari Sumbawa sebelumnya,” terang Kasi
Penkum dan Humas Kejati NTB I Made Sutapa, SH, Rabu (3/9). Salah satu alasannya, karena permintaan audit investigasi tidak dapat dipenuhi oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Ditanya soal kemungkinan melibatkan lembaga lain, khususnya BPKP untuk perhitungan kerugian negara, belum terpikirkan pihaknya. “Belum ke arah sana. Jadi tidak semudah itu untuk melibatkan instansi lain,” tegas Sutapa. Bersambung ke hal 5
I Made Sutapa
Pemprov akan Lakukan Pendataan Bersama BPS
Pintu Masuk BIL Tertinggi di Indonesia (Suara NTB/ars)
(Suara NTB/dok)
PEMPROV NTB dan semua stakeholders akan melakukan pendataan bersama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) menyusul rilis BPS Provinsi NTB yang menyinggung soal terjadinya penurunan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang dan non bintang pada bulan Juli 2014 lalu. Penegasan ini disampaikan anggota Tim Teknis Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB Dr. Basuki Prayitno menanggapi rilis BPS mengenai kunjungan wisatawan ke NTB bulan Juli, Rabu (3/9). Bersambung ke hal 5
(Suara NTB/ist)
“Kenapa bicara terus Pak? Ndak pantas saya bicara, bapak bicara di belakang. Kalau saya lihat bapak usianya sudah jauh dengan saya. Berikan contoh yang baik lah. Saya minta Pak Sekda untuk jabatan struktural beliau ini ditinjau. Saya pikir masih banyak pejabat lain yang punya integritas yang lebih baik,”
Tunggakan Perkara Korupsi
Kejari Sumbawa dan Bima Terbanyak Mataram (Suara NTB) Penanganan kasus korupsi memang tak selamanya berjalan mulus. Faktor kendala internal dan eksternal menjadi pemicu. Hal inilah kemudian menyebabkan banyak tunggakan atau kasus belum terselesaikan, khususnya di tingkat Kejaksaan Negeri (Kejari). Dalam catatan Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB, perkara korupsi terbanyak yang belum tuntas adalah di Kejari Sumbawa dan Kejari Bima. Bersambung ke hal 5