HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 199 TAHUN KE 11
Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
RABU, 4 NOVEMBER 2015
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Lesu, Permintaan Pasar Rumput Laut Mataram (Suara NTB) Secara global permintaan pasar dunia terhadap rumput laut mulai lesu. Terlepas dari persoalan ekonomi global, kenyataan beberapa negara importir rumput laut, seperti Cina, Thailand dan Vietnam sedang tak bergairah. Peran pengusaha lokal dipertanyakan. Petani rumput laut telah menunaikan tugasnya meningkatkan produksi. Bersambung ke hal 15
PANEN RUMPUT LAUT Sejumlah ibu rumah tangga sedang mengumpulkan hasil panen rumput laut di wilayah Serewe, Lombok Timur.
(Suara NTB/bul)
Dispenda NTB Belum Penuhi Permintaan KPK
(Suara NTB/dok)
Mataram (Suara NTB) Hingga Selasa (3/11) kemarin, Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) NTB belum memenuhi permintaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), untuk memperoleh data empat unit kendaraan yang dicurigai merupakan hasil gratifikasi. Secara rinci, tidak dijelaskan penyebab belum dipenuhinya permintaan KPK tersebut.
TO K O H
TIGA pimpinan SKPD yang ditetapkan melalui seleksi terbuka oleh Pansel telah dilantik dan diambil sumpah jabatannya oleh Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si bersama puluhan pejabat eselon III dan IV lingkup Pemprov NTB pada Senin (2/ 11). Tiga pimpinan SKPD yang dilantik karena memperoleh ranking pertama sesuai hasil seleksi Pansel yakni Kepala Dinas Dikpora, Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dok)
KO M E N TTAA R Paslon Terancam Dicoret
Yan Marli (Suara NTB/dok)
jawab singkat. ‘’Gk (gak) ada batas wkt (waktu),’’ jawab Selly via SMS. Seperti diberitakan sebelumnya, KPK secara resmi telah bersurat ke Dispenda, untuk meminta data sejumlah kendaraan yang dicurigai merupakan hasil gratifikasi melibatkan oknum kepala daerah di NTB. Surat KPK tersebut diterima Dispenda NTB pada Rabu (21/10) lalu. Bersambung ke hal 15
PASANGAN calon (Paslon) kepala daerah yang bertarung dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di tujuh kabupaten/kota di NTB, diberikan batas waktu untuk menyerahkan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) sampai pada tangal 6 Desember 2015. Jika sampai batas waktu tersebut LPPDK belum diserahkan, Bersambung ke hal 15
Priharsa Nugraha (Suara NTB/ist)
Pilkada Serentak
Tak Ada Pengkondisian
H. Muhammad Nur
Hj.Putu Selly Andayani,
‘’Belum,’’ jelas Kadispenda NTB, Dra. Hj.Putu Selly Andayani, M.Si dengan jawaban singkat kepada Suara NTB via SMS kemarin, ketika dikonfirmasi apakah permintaan data empat unit kendaraan yang diminta KPK sudah dipenuhi Dispenda NTB atau belum. Sampai kapan batas waktu yang diberikan KPK untuk memenuhi permintaan data tersebut? Selly hanya men-
KPK Minta Masyarakat Pantau Petahana Jakarta (Suara NTB) KPK sedang memonitor seluruh kepala daerah di Indonesia yang ikut kontestasi pemilihan kepala daerah serentak Desember 2015 mendatang. Masyarakat juga harus dilibatkan, setidaknya, jika ada yang mencurigakan dari harta kekayaan mereka, diminta dilaporkan ke KPK. Permintaan ini disampaikan KPK ke masyarakat agar memonitor khusus calon petahana (incumbent), terkait harta kekayaannya. ‘’Kami memantau dari LHKPN (Laporan Harta Kekayaan). Kalau ada yang mencurigakan, Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ars)
LHKPN - Ruang Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) KPK. Pada Direktorat ini, sedang disibukkan memantau kekayaan calon kepala daerah dan wakilnya.
Aktivitas Gunung Baru Jari Terus Meningkat Selong (Suara NTB)Aktivitas Gunung Baru Jari dilaporkan terus meningkat. Statusnya masih katagori level 2 waspada. Sejak pertama kali meletus pada Minggu (25/ 10) lalu, abu vulkanik yang dikeluarkan anak Gunung Rinjani ini, sempat mencapai ketinggian 1.500 meter. Demikian diungkapkan, Pengamat Gunung Api Pos Sembalun, Zulkarnaen, Selasa (3/11) kemarin. Sekarang gempa tremor terjadi dalam selang waktu 1-2 menit. Guna memantau aktivitas gunung lebih jauh, pengamat Gunung Api ini sudah memasang CCTV di daerah Pelawangan, Sembalun. Catatan pengamat Gunung Api ini, sejak pertama kali meletus, Gunung Baru Jari ini sudah sembilan kali mengeluarkan abu vulkanik. Abu vulkanik sampai saat ini belum
ada yang memasuki Sembalun sebagai daerah terdekat. Hembusan angin sebagian besar mengarah ke arah barat daya, menuju wilayah Senaru, Bayan Kabupaten Lombok Utara. Bahkan semenjak terjadi letusan, abu vulkanik sudah sampai ke Pulau Bali. Sementara itu, warga Sembalun sampai saat ini mengaku masih santai dan tenang saja mengetahui Gunung Baru Jari meletus. Seperti dikemukakan Salafuddin, yang mengharapkan aktivitas Gunung Baru Jari cepat berhenti sehingga pendakian Gunung Rinjani kembali dibuka. Akibat penutupan jalur pendakian, banyak warga Sembalun yang terpaksa menganggur tidak ada pekerjaan. Dikabarkan, musim ini masih cukup banyak wisatawan asing yang datang berkunjung untuk mendaki. (rus)
Tujuh Desa Kena Hujan Abu LAPORAN sementara yang diperoleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB terkait perkembangan aktivitas Gunung Baru Jari, Selasa (3/ 11), sejak pukul 05.30 Wita sampai siang tercatat sebanyak tujuh kali mengeluarkan letusan dengan ketinggian asap putih. Hembusan asap dengan abu vulkanik sekitar 700-1.000 meter dominan ke arah barat dan utara. Setidaknya, ada tujuh desa di Lombok Utara terkena hujan abu. “Laporan dari BPBD KLU saat sudah terdampak di tujuh desa terjadi hujan abu. Sekitar 22 ribu jiwa yang terkena dampak abu vulkanik. Malah abunya sampai ke arah Bali,” kata Kepala BPBD NTB, Ir. M. Azhar, MM dikonfirmasi Selasa (3/11) sore kemarin. Tremor cenderung naik dengan amplitudo 22,5 dominan 12 mm. Dikatakan, semburan abu vulkanik yang terjadi sekitar pukul 02.00 Wita sampai pada ketinggian 1,3 Km. Karena semburannya tinggi maka daerah Lombok relatif aman. Lain halnya jika semburannya pendek, maka dikhawatirkan hujan abu akan terdampak pada masyarakat sekitar Gunung Rinjani. “Cuma siang tadi (kemarin) angin mengarah ke timur. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/rus)
MELETUS - Kepulan asap dari letusan Gunung Baru Jari terlihat jelas dari Desa Korleko, Labuhan Haji, Lotim, kemarin.