Snt06022014

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 3.000

Rp. 50.000 Rp. 55.000

16 HALAMAN

SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila

KAMIS, 6 FEBRUARI 2014

NOMOR 276 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

(Suara NTb/ars)

DIALOG - Wakil Ketua KPK, Busyro Muqoddas didampingi staf berdialog dengan Penanggung Jawab Suara NTB yang juga Direktur Radio Global FM Lombok, H.Agus Talino (paling kiri). Busyro Muqoddas dialog interaktif di Radio Global FM Lombok dipandu Sita Hayani (bawah).

KPK Nilai Pemerintah Gagal Lindungi Peternak

Busyro Kritik Anggota DPR RI Dapil NTB Mataram (Suara NTB) Selain pertambangan, minyak dan gas, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang gencar melirik sektor peternakan yang terindikasi sarat kolusi serta gratifikasi, mengamit dari kasus mantan Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaq. Penelusuran ini mengerucut pada lalu lintas perdagangan sapi dari pusat sampai ke daerah, termasuk NTB. KPK menilai para peternak di NTB gagal dilindungi oleh pemerintah pusat. Seharusnya mereka bisa mengirim sapi ke Jakarta dan daerah-daerah lainnya untuk menambah keuntungan, namun pemerin-

Tunggu Kebijakan Pusat Soal Honorer K2 Tak Lulus CPNS

Lapor Caleg Gunakan Uang Negara KPK meminta masyarakat agar melaporkan jika ada indikasi calon legislatif (caleg) di NTB menggunakan uang negara untuk berkampanye. Wakil Ketua KPK, Busyro Muqoddas mengatakan, Bersambung ke hal 5

Busyro Muqoddas (Suara NTB/ars)

Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB masih menunggu kebijakan pemerintah pusat terkait dengan nasib tenaga honorer K2 yang tak lulus dalam seleksi CPNS tahun 2013. Dari 19.503 orang jumlah honorer K2 seluruh NTB yang ikut seleksi CPNS 2013, dipastikan hanya 30 persen yang diterima menjadi PNS, sehingga sisanya belasan ribu yang tak lulus menjadi PNS. S e k d a NTB, H. Muhammad

Nur, SH, MH, yang dikonfirmasi terkait hal tersebut belum bisa menjelaskan secara detail terkait dengan nasib honorer yang tak lulus tersebut. Pasalnya itu merupakan kebijakan nasional. ‘’Bagaimana formulasinya, sampai sejauh ini belum. Kita tunggu saja kebijakannya (dari pusat),” katanya. Namun, sesuai dengan UU Aparatur Sipil Negara (ASN) yang telah disahkan DPR RI 19 Desember 2013 lalu, Bersambung ke hal 5

Busyro Muqoddas

Status Giovanni di Indonesia Harus Jelas Mataram (Suara NTB) Setelah gugatan perdata Giovanni Ardizzon terhadap Harian Suara NTB bergulir, sejumlah pihak bertanya terkait keberadaan dan status Giovanni sebagai tergugat. Apalagi Giovanni yang memegang paspor nomor YA4965136, tidak mencantumkan tempat tinggal di NTB dan Indonesia umumnya serta aktivitasnya. Giovanni sebagai principal pengguat, menurut Dosen Hukum Perdata Fakultas

Hukum Universitas Mataram, Khotibul Islam, SH, MH memang tidak wajib mencantumkan alamat lengkap di Indonesia. Akan tetapi ini akan menjadi tuntutan dan pertanyaan terkait status Giovanni di Indonesia. “Untuk menentukan benar atau tidak dia warga Italia, harus ada kejelasan. Kalau dia benar warga negara italia, dia (Giovanni) tinggal di mana di Indonesia?,” tanya Khotibul. Bersambung ke hal 5

Kejati NTB Ekspose ke Kejagung

Kasus Dugaan SPPD Fiktif Oknum Pejabat Lobar

Sugeng Pudjianto

Mataram (Suara NTB) Salah satu kasus melibatkan pejabat penting di Lombok Barat (Lobar) terkait dugaan SPPD fiktif, mulai diseriusi Kejaksaan Tinggi NTB. Senin (3/2) lalu, tim Kejati NTB mendatangi Kejagung untuk ekspose kasus tersebut guna menemukan titik terang dalam proses penyelidikan.

Kajati NTB Sugeng Pudjianto, SH, MH membenarkan mendatangi gedung bundar untuk menyodorkan perkara SPPD fiktif senilai ratusan juta tersebut ke pihak Jampidsus untuk mendapatkan petunjuk penanganan selanjutnya. “Salah satu kasus yang kita laporkan ya, soal laporan SPPD fiktif ini,” kata Kajati usai gelar perkara, Rabu (5/2). Didampingi Aspid-

sus Suluh Dumadi, SH, MH, ekspose di Kejagung itu sekaligus sebagai bahan laporan perkembangan penanganan kasus di jajarannya kepada Jampidsus Kejaksaan Agung. Sebenarnya, ini laporan rutin dari lembaga Adhiyaksa yang dipimpinnya kepada Kejaksaan Agung. Bahkan tidak hanya terkait laporan penanganan kasus SPPD fitif, Bersambung ke hal 5

(Suara NTB/dok)

Kerusakan Terumbu Karang Mengancam Ekonomi Kerusakan terumbu karang di NTB mulai diidentifikasi sebagai salah satu ancaman besar bagi sukses atau tidaknya program peningkatan kesejahteraan masyarakat NTB. Terlebih, kini pemerintah tengah gencar mengkampanyekan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

ALAM dokumen Strategi dan Rencana Aksi Ketahanan Pangan Pemprov NTB tahun 2011 – 2015, kerusakan terumbu karang diidentifikasi sebagai salah satu isu krusial yang bisa menjadi ancaman serius. Ketahanan pangan NTB, dinilai berada dalam ancaman karena berkurangnya daya dukung ekologis akibat kerusakan lingkungan. Di daerah pesisir NTB, daya dukung ekologis yang menurun membuat masyarakat pesisir NTB berada dalam ancaman ketahanan pangan yang cukup serius. “Dampak ini juga terlihat di daerah pesisir dan

laut di mana terjadi abrasi dan degradasi hutan bakau yang signifikan dan 44% terumbu karang mengalami kerusakan,” demikian tertulis dalam dokumen rencana aksi yang ditandatangani oleh Gubernur NTB, Dr.TGH.M.Zainul Majdi itu. Studi lain menyangkut kerusakan ekosistem bawah laut memperlihatkan ancaman yang lebih mengkhawatirkan. Penelusuran Suara NTB, sebuah studi yang dirilis dalam Journal of Coastal Development pada 2012 lalu memperlihatkan betapa dramatisnya kerusakan lingkungan bawah laut yang terjadi di tiga gili, yaitu Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan (Matra) yang

selama ini menjadi destinasi favorit untuk dikunjungi turis yang datang ke NTB. Berdasarkan studi tersebut, pada 1998, diketahui kondisi terumbu karang di tiga gili tersebut mencapai 50 hingga 100 persen dengan 123 spesies dari 33 famili ikan yang hidup di dalamnya. Penelitian lain pada tahun 2000 memperlihatkan, cakupan terumbu karang di tiga gili itu menyusut hingga sekitar 10,20 persen hingga 55,39 persen. Hal itu membuat jumlah spesies ikan yang hidup juga menyusut menjadi tinggal 73 spesies dari 22 famili ikan. Bersambung ke hal 5

C.03.08.13

TO K O H

tah malah membuat kebijakan impor sapi dari luar negeri. KPK menyebut persoalan daging sapi dipermainkan oleh oknum pejabat pemerintahan di Jakarta. Bersambung ke hal 5

Dan anehnya anggota DPR yang asli sini (NTB) mestinya dimintai tanggung jawab oleh masyarakat pemilihnya


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.