Snt06042015

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 4.500

Rp. 75.000 Rp. 80.000

20 HALAMAN

SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila

SENIN, 6 APRIL 2015

NOMOR 29 TAHUN KE 11 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Potret Kemiskinan Kota

Ada yang Serumah dengan Sampah Ada yang tidak ‘adil’ dari proses pertumbuhan ekonomi di kota ini. Penilaian ini bisa diwakili dengan semakin tak terkendalinya beton-beton yang ditancap untuk membangun rumah toko (ruko) dan hotel. Rumah- rumah permanen yang dibangun pengembang kian menggerogoti zona hijau dan persawahan. Tapi jika melihat di sudut berbeda, ada warga yang bertahan dengan rumah berbahan gedek, tripleks, lantai tanah, bahkan harus seatap dengan sampah. TUBUHNYA ringkih, tapi masih cukup kuat untuk mengais benda bekas apa saja yang menurutnya bisa dijual. Di usia yang sepuh, 70 tahun, seharusnya menjadi masa istirahat baginya. Tapi Inaq Sapian tak menyerah dengan keadaan. Dia tetap semangat di sisa hidupnya untuk mencari nafkah, walaupun hanya tinggal sendiri. Sampah menjadi sumber penghidupannya, bertahun tahun lamanya. Semua berkah itu akhirnya dari sampah, juga sisasisa pakaian pemberian orang. Apa saja benda itu yang ditemukan di jalan, jika dianggapnya bernilai uang, akan diambil. Bersambung ke hal 19

(Suara NTB/ars)

MENANTI BANTUAN – Inaq Sapian duduk di kamar lusuhnya (kiri) dan Amaq Jalaludin (foto kanan), dua warga miskin di Lingkungan Jempong Timur, Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela Mataram. Mereka menanti sentuhan pemerintah melalui bantuan bedah rumah yang dijanjikan.

TO K O H Akan Didalami dan Dikaji PEMPROV NTB telah menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) tahun anggaran 2014 sekitar 25 Maret lalu. Dijadwalkan, pada hari ini (Senin, Red) Gubernur akan menyampaikan LKPJ tahun anggaran 2014 itu dalam sidang paripurna. LKPJ itu berisi pemaparan capaian-capaian kinerja pembangunan yang dilaksanakan eksekutif tahun 2014 lalu. Wakil Ketua DPRD NTB, H. Abdul Hadi, SE, MM yang dikonfirmasi Suara NTB, Minggu (5/4) siang kemarin mengatakan bahwa Bersambung ke hal 19

Abdul Hadi

KO M E N TTAA R Sudah Siap 90 Persen KEGIATAN puncak Tambora Menyapa Dunia (TMD) tinggal menghitung hari. Berbagai persiapan sudah dilakukan Pemprov NTB dan lembaga terkait bekerjasama dengan pemerintah kabupaten khususnya Kabupaten Dompu untuk mensukseskan gawe besar tersebut. Hingga Minggu (5/4 ) kemarin, secara umum, persiapan kegiatan TMD 2015 yang puncaknya akan berlangsung 11 Maret 2015 mendatang, sudah mencapai 90 persen. Bersambung ke hal 19

PENURUNAN angka kemiskinan di NTB pada tahun pertama pemerintahan Gubernur Dr. TGH. M. Zainul Majdi dan Wakil Gubernur, H. Muh. Amin, SH, M.Si (TGB - Amin) mengalami perlambatan. Dari target penurunan angka kemiskinan sebesar dua persen per tahun, penurunan angka kemiskinan hanya mampu dicapai sebesar 17,24 persen pada tahun 2014. Atau jumlah penduduk miskin sekarang masih 820.818 jiwa. Data yang dikutip Suara NTB dari ‘’NTB Dalam Angka 2014’’ menunjukkan bahwa pencapaian angka penurunan tahun 2013 sebesar 17,97 persen. Atau jumlah penduduk miskin di NTB pada tahun 2013 sebanyak 843.664 jiwa. Penurunan angka kemiskinan dari tahun 2013 ke 2014 tak mencapai target dua persen. Angka penurunan kemiskinan hanya mampu dicapai sebesar 0,73 persen. Pada lima tahun sebelumnya, periode 2008-2013, capaian penurunan kemiskinan di NTB cukup signifikan, sebesar 6-7 persen dengan angka penurunan kemiskinan ratarata 1,4 persen setiap tahun. Melihat rata-rata penurunan lima tahun sebelumnya, NTB menargetkan pada 2018 kemiskinan di NTB akan tersisa mendekati 10 persen. Gambaran penurunan angka kemiskinan NTB sejak 2002 sampai 2014. Pada

tahun 2002, angka kemiskinan mencapai 27,75 persen atau 1.145.081 jiwa, menurun menjadi 1.054.740 jiwa atau 26,34 persen pada tahun 2003. Menurun lagi menjadi 1.031.605 jiwa atau 25,26 pada tahun 2004. Selanjutnya, pada tahun 2005 dan 2006, angka kemiskinan NTB malah naik dibanding sebelumnya, masing-masing 1.136.524 jiwa atau 25,92 dan 1.156.144 jiwa atau 27,17 persen. Pada tahun 2007, terjadi penurunan yang cukup signifikan, menjadi 24,99 persen atau 1.118.452 jiwa. Pada periode pertama 20082013 pemerintahan TGB yang berpasangan dengan Wakil Gubernur, Ir. H. Badrul Munir, MM, angka kemiskinan mengalami penurunan rata-rata 1,4 persen pertahun. Artinya, angka penurunan kemiskinan tak mencapai target sebesar dua persen pertahun sesuai dengan RPJMD.

Tahun 2008, angka kemiskinan mencapai 23,81 persen atau 1.080.613 jiwa, tahun 2009 sebesar 22,78 persen atau 1.050.948 jiwa. Tahun 2010 turun menjadi 21,55 persen atau 1.009.352 jiwa. Selanjutnya, tahun 2011 menjadi 19,73 persen atau 900.573 jiwa, tahun 2012 menjadi 18,63 persen atau 852.516 jiwa. Menanggapi kecenderungan terjadi pelambatan penurunan angka kemiskinan itu, Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si mengatakan untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan di daerah ini, Gubernur bersama Bupati/Walikota se-NTB telah menandatangani nota kesepakatan untuk melakukan gerakan bedah rumah. Gerakan bedah rumah itu dimaksudkan untuk merehabilitasi rumah tak layak huni bagi warga yang saat ini berada di bawah garis kemiskinan. Bersambung ke hal 19

Soal Angka Kemiskinan

NTB Hadapi Pekerjaan Sulit tengah situasi nasional dan global yang sedang tidak berpihak, Pemprov NTB diyakini akan menghadapi tantangan yang sangat sulit untuk mengejar target penurunan angka kemiskinan di tahun ini. Target-target di masa depan mungkin saja bisa diwujudkan jika pemerintah bisa berhemat. Sejumlah dokumen yang dihimpun Suara NTB memperlihatkan, dalam 10 tahun terakhir, persentase penduduk miskin di NTB telah berkurang sebesar 8,02 persen. Dari 25,26 persen pada 2004, persentase penduduk miskin di NTB pada 2014 turun ke posisi 17,24 persen. Dengan kata lain, rata-rata penurunan persentase penduduk miskin selama 10 tahun terakhir berada di angka 0,8 persen tiap tahunnya. Bersambung ke hal 19

Dualisme Golkar

Penganut Aliran Ikut Sana Ikut Sini Kena Sindir Mataram (Suara NTB) – Sikap sejumlah kader yang kerap berpindah dari satu kubu ke kubu lainnya dalam drama dualisme Partai Golkar menuai sindiran di rapat koordinasi dan konsolidasi organisasi yang digelar di Sekretariat DPD Partai Golkar NTB, Sabtu (4/4) lalu. Sayangnya, seluruh anggota Fraksi Partai Golkar DPRD NTB juga tak hadir dalam rapat tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Plt. Ketua DPD Partai Golkar NTB kubu Aburizal Bakrie, H. M. Suhaili FT, SH, menegaskan pihaknya menghormati perbedaan sikap antara para kader Golkar yang terjadi selama dualisme kepengurusan DPP Golkar berlangsung. Bahkan, sembari tersenyum simpul, Suhaili juga sempat menyinggung sikap sejumlah pengurus dan

kader Golkar yang terombangambing situasi ini. Menurutnya, ada sejumlah kader Golkar yang dari kubu yang satu, menyeberang ke kubu yang lain, lalu berpindah lagi sesuai perkembangan yang terjadi. “Sekarang ada di kubu sini, tiba-tiba mikir, ah, ke kubu sana. Saya sendiri tidak mempersoalkan itu,” ujarnya, saat memimpin rapat tersebut. Bersambung ke hal 19

(Suara NTB/aan)

RAPAT GOLKAR - Suasana rapat DPD Partai Golkar NTB kubu Aburizal Bakrie yang dipimpin Plt. Ketua DPD Golkar NTB, H. M. Suhaili FT, SH dan Sekretaris Plt, H. Misbach Mulyadi.


SUARA NTB Senin, 6 April 2015

SUARA MATARAM

Halaman 2

Taman Dijadikan Tempat Pacaran

MUI Sarankan Pemkot Tambah Penerangan

Kerjasama dengan BPN LURAH Ampenan Selatan, Sudirman mengungkapkan pihaknya sedang berupaya atau mendorong masyarakat untuk mengurus bukti kepemilikan tanah mereka. Sebab, bisa saja dengan kepemilikan tersebut membantu Pemkot Mataram secara administratif untuk mendapatkan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). “Sudah kita tahu kan Pemkot dua kali gagal dapat WTP, mungkin dengan program ini Mataram bisa dapat WTP,” kelakar Sudirman ketika dikonfirmasi pekan kemarin. Dalam Program Larasita, pihaknya bekerjasama den(Suara NTB/dok) Sudirman gan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Mataram. Program ini tindaklanjut dari program prona yang dikhususkan bagi nelayan beberapa waktu lalu. Belakangan diketahui, masyarakat banyak yang ingin membuat sertifikat maupun balik nama atas lahan yang dikuasai. Sehingga, pihaknya membantu masyarakat agar bisa tertib secara administrasi terhadap bukti kepemilikan tanah. “Kita dibantu BPN dan sudah berjalan 2 minggu,” sebutnya. Hingga terakhir sebutnya, kurang lebih 60 warga yang mendaftarkan diri baik pembuatan sertifikat baru maupun balik nama. Kelurahan sambung Sudirman, hanya menfasilitasi permintaan masyarakat dan nantinya akan ditindaklanjuti oleh BPN selaku instansi teknis. Dia mengapresiasi upaya BPN yang mau menjemput bola ke kelurahan. Artinya, masyarakat lebih mudah mengurus serta mengetahui besaran biaya yang dikeluarkan. Anggapan masyarakat selama ini, pengurusan sertifikat mahal dan rumit padahal persepsi itu tidak seperti yang dibayangkan. Pembayaran melebih dari biaya pembuatan sertifikat, lantaran warga menggunakan calo atau jasa orang lain sehingga mengeluarkan biaya lebih. Kalau seandainya mengurus pribadi dibantu dengan BPN jemput bola ke kelurahan, masyarakat bisa membandingkan tarif sebenarnya. Artinya, pemerintah transparan terhadap pengurusan administrasi dan lain sebagainya. “Selama ini kan masyarakat berpikir mahal dan ribet,” tuturnya. Dengan cara transparan dan dilakukan secara terbuka tersebut, dia berharap di tahun 2015 masyarakat yang belum memiliki sertifikat bisa mencapai 2 hingga 3 persen. Disamping itu, langkah ini bisa membantu Pemkot Mataram mendapatkan status WTP. (cem)

Pertanyakan Keberpihakan Pemkot KETUA Komisi III DPRD Kota Mataram, I Gede Wiska, SPt., mempertanyakan keberpihakan Pemkot Mataram terhadap sektor pertanian. Ini menyusul kondisi saluran irigasi di sejumlah titik, dalam kondisi rusak. ‘’Seharusnya di Perda Tata Ruang itu harus sudah mencakup semuanya. Kalau sekarang baru bicara seperti itu, ini kelihatannya seperti tidak ada rencana yang matang dari Pemkot,’’ terangnya menjawab Suara NTB di kantornya, Sabtu (4/4). Komisi III berharap iriga(Suara NTB/fit) si tetap harus diperhatikan I Gede Wiska, S.Pt meskipun Dinas Tata Kota dan Pengawas Bangunan mengklaim bahwa pertanian bukan prioritas, melainkan sektor jasa perdagangan. ‘’Tapi tetap, jangan mengesampingkan petani, termasuk infrastrukturnya seperti irgasi dan lain sebagainya,’’ demikian Wiska. Politisi PDI Perjuangan ini berujar, masih banyak masyarakat Kota Mataram yang menggantungkan hidupnya dari pertanian. Pemkot mestinya sudah tanggap dengan kondisi yang ada, bahwa masih ada masyarakat yang menjadi petani maupun buruh tani. Untuk itu, Wiska mengajak semua pihak untuk mengkaji pernyataan pihak Dinas Takowasbang yang menyatakan bahwa petani yang ada di Mataram kebanyak bukan merupakan pemilik lahan. ‘’Ini juga perlu kita pertanyakan, dari mana data itu,’’ cetusnya. Sebab, informasi yang diterima pihaknya, aku Wiska, justru masih banyak petani yang sekaligus sebagai pemilik lahan. Ia menilai ketidakberpihakan Pemkot Mataram terhadap sektor pertanian, berseberangan dengan kebijakan pemerintah pusat terkait swasembada pangan. Karenanya, segala sesuatu terkait kebijakan tersebut harus disiapkan dengan matang. Tidak sebatas saluran irigasi, pupuk dan bibit juga diharapkan ada keterlibatan Pemkot. ‘’Kemudian pascapanennya bagaimana. Itu juga harus dilihat, jangan dikesampingkan,’’ pintanya. Wiska mengatakan, pihaknya cukup mengapresiasi rencana Pemkot Mataram mengkaji kembali kebijakan tata ruang meskipun terkesan terlambat. ‘’Tapi jangan mengkaji tata ruang itu untuk merugikan masyarakat, kita juga akan catat dan cek itu,’’ imbuhnya. Komisi III akan melihat kajian tata ruang ke depan apakah lebih menguntungkan masyarakat atau sebaliknya menguntungkan kalangan pengusaha.yang terpenting saat ini adalah, Pemkot harus konsisten dengan apa yang telah dibuatnya. ‘’Jangan sampai, kita yang membuatnya, kita sendiri yang melanggarnya,’’ kata Wiska. (fit)

Mataram (Suara NTB) Sudut-sudut taman kota dengan penerangan yang gelap kerap dijadikan tempat berpacaran bagi para muda-mudi. Seperti pekan lalu, Satgas Sosial Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Kota Mataram menertibkan 30 pasangan yang berpacaran atau berduaan di tempat remang-remang di areal Taman Selagalas dan Taman Udayana. Untuk mengantisipasi hal ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Mataram menyarankan kepada Pemkot Mataram untuk menambah penerangan atau lampu di sudut-sudut taman. Hal ini disampaikan Ketua MUI Kota Mataram, TGH. Muhtar. “Barangkali ini bisa diatasi dengan penerangan yang lebih terang seperti di Taman Udayana dan tempattempat lainnya,” terangnya. Muhtar mengatakan pihaknya juga telah menyampaikan persoalan ini lang-

sung ke Walikota Mataram. Walaupun telah dipasang fasilitas penerangan yang memadai, selalu ada pihak tak bertanggung jawab yang merusak lampu tersebut dengan melemparnya dari bawah. Hal ini sangat disayangkan pihaknya. Ia mengatakan fasilitas

publik yang disediakan pemerintah seperti taman sebaiknya dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan-kegiatan positif. Karena semua sarana dan prasarana tersebut dibangun dengan tujuan yang baik. “Mari kita gunakan sebaikbaiknya sesuai dengan tujuan yang dikehendaki pemerintah.

Jangan kita gunakan untuk perbuatan maksiat,” pesannya. Muhtar menambahkan jika sarana prasarana yang telah dibangun pemerintah dimanfaatkan untuk hal yang tidak baik, bukan sepenuhnya salah pemerintah. Tapi yang salah adalah warga yang memanfaatkan tempat tersebut untuk hal yang tidak baik. “Kepada adik-adik kita, saudara-saudara kita, tolong manfaatkan sarana dan prasarana pemerintah untuk kegiatan sebaik-baiknya, untuk kegiatan-kegiatan yang baik,” pungkasnya. Sementara itu, Kepala Disosnakertrans Kota Mat-

aram, H. Ahsanul Khalik, S.Sos menyampaikan penertiban ini akan dilakukan secara rutin setiap akhir pekan. Selain malam Minggu atau Sabtu malam, Khalik mengatakan timnya juga akan tetap dilakukan pengawasan pada saat tim berpatroli, tapi pada Sabtu malam lebih banyak anggota yang akan diturunkan. Penertiban yang dilakukan pada Sabtu malam ini menurut Khalik dalam rangka mencegah masalah sosial lainnya dengan menyasar mudamudi yang berpacaran di sudut-sudut taman kota yang minim pencahayaan atau remang-remang. (ynt)

Dana PSKS Dicairkan

Masyarakat Diingatkan Tak Mengambil Secara Kolektif

(Suara NTB/ynt)

SEMPIT - Kondisi saluran yang sempit dan rendah di Lingkungan Otak Desa Utara, Kelurahan Dayan Peken, Ampenan ini menjadi salah satu penyebab genangan pada saat musim hujan.

Saluran Sempit, Lingkungan Otak Desa Utara Rawan Genangan Mataram (Suara NTB) Beberapa titik di Kota Mataram masih menjadi langganan genangan pada saat hujan. Genangan ini bisa disebabkan oleh saluran yang kecil, sedimentasi yang tinggi, serta sampah yang menumpuk di saluran sehingga air tak bisa mengalir lancar. Salah satu titik yang masih dilanda genangan pada saat hujan adalah Lingkungan Otak Desa Utara, Kelurahan Dayan Peken, Ampenan. Menurut Lurah Dayan Peken, Haerul Hakim, saluran yang ada di Lingkungan Otak Desa Utara diameternya sangat kecil atau sempit dan rendah, sehingga pada saat hujan menjadi langganan genangan. “Masih ada genangan walaupun sebentar dan airnya bisa jalan lagi,” ujarnya.

Saluran yang rendah dan sempit ini juga harus menampung air yang datang dari Jalan Adi Sucipto sehingga menjadi salah satu penyebab genangan. “Air dari Jalan Adi Sucipto masuk kesana, sementara air dari lingkungan juga banyak,” ujarnya. Pada tahun 2014 lalu, saluran dan jalan di lingkungan tersebut telah diperbaiki. Meski demikian perlu ditingkatkan lagi sehingga bisa menampung volume air yang datang dari luar. “Masih perlu sentuhan lagi, diperlebar karena masih sempit,” imbuhnya. Di tahun ini, Lingkungan Otak Desa Utara akan masuk program penataan pemukiman kumuh yang akan dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram. Haerul mengatakan konsultan

dari penataan pemukiman tersebut telah beberapa kali turun ke lapangan untuk melihat langsung kondisi disana. Dipilihnya lingkungan tersebut karena penduduknya cukup padat, begitu juga dengan tingkat kekumuhannya dinilai cukup tinggi dibandingkan lingkungan lainnya. “Drainasenya juga sempit sehingga perlu ditata. Mudahmudahan dalam waktu dekat hasil survei lapangannya bisa keluar,” cetusnya. Belum lama ini pihaknya telah mengumpulkan warga lingkungan tersebut untuk sosialisasi terkait rencana penataan ini. Pada kesempatan itu hadir juga pihak dari Dinas PU Kota Mataram dan konsultan. “Kita kumpul bersama dengan masyarakat dan masyarakat sangat antusias dengan rencana ini,” jelasnya. (ynt)

Dampak Kenaikan BBM

Ratusan Nelayan Ampenan Menganggur Mataram (Suara NTB) – Kebijakan Pemerintah Pusat menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi tidak hanya berdampak pada naiknya harga kebutuhan pokok lainnya. Akan tetapi, ratusan nelayan di Ampenan terpaksa tidak melaut. Lurah Ampenan Tengah, Hj. Elya Hadiana menjelaskan, pada prinsipnya sebagian besar warganya berprofesi sebagai nelayan. Kenaikan harga BBM dinilai sangat berpengaruh terhadap aktivitas melaut para nelayan. Sebab, penghasilan mereka tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan setiap harinya. “Bensin naik sementara mereka pulang dari laut kadang tidak bawa apa – apa,” kata Elya

pekan kemarin. Meskipun secara langsung belum ada warganya mengeluhkan kenaikan harga BBM tersebut, tetapi menurut informasi yang diperoleh sekitar 100 nelayan terpaksa harus menganggur atau tidak melaut lagi pascakenaikan BBM. Lantas apa yang dikerjakan masyarakat kalau tidak melaut? Bagi masyarakat yang memiliki keahlian lain kata Elya, mereka bekerja sebagai buruh bangunan dan lain sebagainya. Sementara yang lainnya fokus memperbaiki jaring dan tidak bekerja apa – apa, memenuhi kebutuhan sehari – hari pun terpaksa harus menjual barang berharga miliknya. “Apa yang ada mereka jual,” tuturnya. Lurah Ampenan Selatan, Sudirman mengungkapkan

warganya memang sejak beberapa bulan terakhir jarang melaut karena faktor cuaca, sehingga masyarakat jarang membeli bensin. Kendati demikian, kenaikan BBM ini pasti berpengaruh terhadap nelayan tetapi sejauh ini belum ada keluhan langsung dari masyarakat. “Warganya saya memang sudah jarang melaut sekarang,” akunya. Dia menyebutkan, sekitar 100 KK dari empat lingkungan di wilayahnya berprofesi sebagai nelayan. Bagaimana pun juga, dia berharap kenaikan BBM ini tidak menimbulkan permasalah bagi nelayan, sehingga dapat memenuhi kebutuhannya sehari – hari. (cem)

Mataram (Suara NTB) Dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) mulai dicairkan di Kota Mataram sejak Minggu (5/4) kemarin. Di hari pertama penarikan dana bantuan PSKS ini, ada dua kelurahan yang bisa mencairkan yaitu Kelurahan Selagalas dan Jempong Baru. Untuk mengambil bantuan ini di kantor pos, masyarakat penerima bantuan dana PSKS diminta untuk tidak mengambil secara kolektif, tapi harus diambil sendiri agar bisa disesuaikan dengan data penerima. Demikian disampaikan Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Kota Mataram, H. Ahsanul Khalik, S.Sos kepada Suara NTB, Sabtu (4/4). “Pengambilan tidak bisa dilakukan secara kolektif tapi perorangan,” cetusnya. Bantuan ini juga bisa diambil oleh keluarga penerima selama bisa dibuktikan dengan Kartu Keluarga (KK) atau nama yang bersangkutan juga terdaftar di Kartu Perlindungan Sosial yang dipegang penerima bantuan. Khalik menegaskan bantuan yang diberikan ini tidak akan ada potongan oleh pihak manapun dan langsung diterima warga penerima. Khalik menyampaikan war-

ga dari Kelurahan Selagalas bisa mencairkan bantuan ini melalui Kantor Pos Mataram yang ada di Seganteng, Cakranegara. Penerima bantuan PSKS dari kelurahan ini sebanyak 1.161 RTSM (Rumah Tangga Sangat Miskin). Sedangkan untuk 2.026 RTSM dari Kelurahan Jempong Baru bisa mencairkan bantuan ini di Kantor Pos Induk Mataram. Jumlah peneriman bantuan PSKS di Kota Mataram disebutkan Khalik masih menggunakan data lama atau data BLSM tahun 2013 pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Data ini juga digunakan pada saat pencairan PSKS tahap pertama tahun 2014 lalu. “Dimana Kota Mataram mendapatkan bantuan sebanyak 28.383 RTSM,” imbuhnya. Menurut Khalik, program BLSM tidak jauh beda dengan PSKS. Kebijakan ini merupakan langkah pemerintah untuk meredam gejolak masyarakat pascakenaikan harga BBM akhir Maret lalu. “Ini merupakan kompensasi atas kenaikan harga BBM,” ujarnya. Pencairan PSKS tahap kedua ini setiap RTSM mendapatkan bantuan Rp 600 ribu yang dihitung dari bulan Januari sampai Maret 2015 atau Rp 200 ribu per bulan. (ynt)

Awasi Bahan Makanan Berbahaya

Diskoperindag Koordinasi dengan Kepala UPTD Pasar Mataram (Suara NTB) Makanan yang mengandung bahan berbahaya masih banyak ditemukan di pasaran seperti terasi, mie basah, kerupuk, dan lainnya walaupun sering dilakukan inspeksi mendadak (sidak) baik oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) bersama Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Mataram. Agar peredaran bahan makanan dengan kandungan berbahaya ini terputus, Diskoperindag akan berkoordinasi dengan Kepala UPTD Pasar yang ada di Kota Mataram. Demikian disampaikan Kepala Bidang Metrologi dan Perlindungan Konsumen, Diskoperindag Kota Mataram, Taufiqurrahman. Kepala UPTD Pasar ini nantinya akan bertugas mengawasi makanan berbahaya yang beredar di pasaran. Jika para pedagang yang berulang kali ditemukan menjual makanan yang mengandung boraks, bleng, dan bahan berbahaya lainnya, maka Kepala UPTD Pasar mempunyai kewenangan untuk tidak lagi memberikan izin kepada pedagang yang bersangkutan untuk berjualan di pasar itu. “Ke depan kita akan koordinasi dengan Kepala UPTD pasar supaya ada kewenangan UPTD Pasar atau paling tidak Kepala Pasar bisa mengingatkan atau melarang pedagang yang kembali menjual makanan mengandung bahan berbahaya di pasar itu,” terangnya. Di beberapa pasar, juga

(Suara NTB/ynt)

Taufiqurrahman sudah ada petugas pasar yang dilatih untuk mengawasi bahan makanan berbahaya. Petugas pasar ini juga diberikan alat untuk mengecek apakah di bahan makanan tertentu mengandung zat berbahaya atau tidak. “Sudah ada petugas pasar yang sudah dilatih untuk memantau barang-barang yang ada di pasar. Misalnya ada mie basah dijual, dicek aman atau tidak. Mereka juga sudah dikasih alat untuk mengeceknya,” jelasnya. Taufiqurrahman mengatakan terkadang pihaknya dilematis terhadap temuan di lapangan. Karena kebanyakan para pedagang yang ditemukan menjual makanan dengan kandungan berbahaya adalah dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Meski demikian tindakan tersebut juga melanggar ketentuan yang berlaku dan tak bisa dibiarkan karena merugikan masyarakat banyak. (ynt)

Penyesuaian Operasional Randis Direncanakan pada APBDP Mataram (Suara NTB) – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) belakangan ini tidak hanya memberatkan masyarakat kecil. Pemda pun merasakan dampaknya dan berencana menyesuaikan kebutuhan bahan bakar kendaraan operasional dinas. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Mataram, Yance Hendra Dirra menyampaikan, penyesuaian operasional kendaraan dinas masing – masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

lingkup Pemkot Mataram akan dilakukan penyesuaian pada APBD Perubahan tahun 2015. “Belum ada saat ini, kemungkinan anggaran perubahan,” kata Yance dikonfirmasi pekan kemarin. Yance menyebutkan, jatah bensin untuk kendaraan dinas yakni sepeda motor 10 liter perbulan dan kendaraan roda empat 100 liter perbulan. Mengenai berapa jatah besar penyesuaian yang akan dilakukan pada tahun anggaran mendatang, Yance tidak menyebutkan secara rinci.

Diketahui, kebijakan pemerintah pusat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dari harga Rp 6.800 menjadi Rp 7.300 perliter atau naik Rp 500 rupiah dari harga sebelumnya mulai diberlakukan awal Bulan April yang lalu. Diberitakan sebelumnya, Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh meminta kepada pimpinan SKPD untuk melakukan penyesuaian terhadap operasional kendaraan. Artinya, nanti pada saat pembahasan APBD Perubahan nanti, pospos anggaran yang akan dima-

sukkan dalam APBD Perubahan 2015 akan disesuaikan dengan harga BBM saat ini. Tentunya akan ada juga tambahan anggaran untuk beberapa program. “Itu akan kita lakukan,” ujarnya. Dampak kenaikan BBM ini disebutkan Walikota tidak sederhana, tapi meluas dan berdampak pada kehidupan masyarakat. Tidak hanya akan berdampak pada kenaikan harga sembako, tapi juga kenaikan tarif angkutan dan lainnya. Karena dampaknya yang meluas, maka antisipa-

si fluktuasi harga barang dan lainnya cukup sulit untuk diantisipasi. Walikota mengimbau masyarakat untuk berhemat terhadap pengeluaran yang tidak begitu penting dan tidak terlalu mendesak. Dengan demikian dapat disesuaikan dengan fluktuasi harga BBM. Kenaikan harga BBM yang tiba-tiba ini menurutnya dapat membingungkan masyarakat, tapi tetap harus dihadapi karena merupakan kebijakan pemeirntah pusat. (cem)


SUARA NTB Senin, 6 April 2015

EKONOMI DAN BISNIS

Halaman 3

Ungguli BPD Lain DALAM Tahun Buku 2014, secara keseluruhan hasil kinerja Bank NTB menunjukkan pertumbuhan yang baik, diantaranya total aset meningkat 34,45 persen sampai dengan Desember tahun 2014 menjadi Rp 5.8 triliun lebih dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,3 triliun lebih Demikian dikatakan Direktur Utama PT. Bank NTB, H. Komari Subakir. Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 29,82 persen sampai dengan Desember tahun 2014 menjadi Rp 4 triliun lebih dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3.1 triliun lebih, kredit meningkat 22,71 persen sampai dengan Desember tahun 2014 menjadi Rp 4 triliunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3.3 triliun lebih. Kredit Program, dalam rangka pengembangan bisnis ke depan, maka program inisiatif strategis akan terus dilaksanakan secara berkelanjutan. Terkait dengan kredit program, Bank NTB akan terus meningkatkan pembiayaan kepada usaha produktif yang merupakan kredit program yang masih berjalan seperti KUR, KKPE serta kredit infrastruktur yang ada di masing-masing Kabupaten/Kota se-NTB serta terus mempertahankan pembiayaan yang menjadi captive market Bank. Untuk peningkatan pembiayaan, Bank NTB terus berupaya memaksimalkan DPK Retail (low cost) seperti tabungan dan deposito retail melalui program revitalisasi Tambora (Tabungan Masyarakat Bumi Gora) dan produk-produk Tabungan lainnya baik konvensional maupun syariah dengan penajaman implementasi sales plan masing-masing kantor cabang Demikian juga laba usaha, Komari menyebut perolehan laba setelah pajak selama tahun 2014 diklaim meningkat 17,85 persen menjadi Rp 194,1 miliar lebih dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 164.7 miliar lebih. Khusus pada kelombok Bank Pembangunan Daerah (BPD), pada tahun 2014 industri BPD mencatat laba Rp 9,66 triliun atau turun -9,97 persen dari posisi periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan laba usaha PT Bank NTB dalam periode tahun 2014 mengalami pertumbuhan di atas pertumbuhan industri dan kelompok BPD yaitu tumbuh sebesar 17,85 persen. (bul)

H. Komari Subakir (Suara NTB/dok)

KEMBALI KE TEPLOK – Suasana di rumah warga RT 01 Lingkungan Jempong Timur, Kelurahan Jempong Baru Kecamatan Sekarbela Mataram saat pemadaman bergilir Jumat (3/4) malam lalu. Dampak pemadaman listrik juga mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat setempat, sehingga terpaksa hanya duduk ‘ngerumpi’ dengan penerang lampu teplok. Pihak PLN beralasan, hingga saat ini memiliki sebesar 162 MW, sementara pada beban puncak mencapai 187 MW, sehingga BUMN ini alami defisit mesin hingga 25 MW. (Suara NTB/ars)

Disiapkan Sanksi bagi Penjual Produk Berbahaya Mataram (Suara NTB) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) nampaknya mulai gerah dengan masih adanya temuan panganan mengandung zat berbahaya yang ditemukan BPOM di pasar-pasar tradisional. Sedang dirumuskan tindankan tegas yang akan diterapkan bagi produsen dan penjual penganan mengandung zat berbahaya dimaksud. “Perlu Pergub yang akan mengatur siapa yang akan memberikan sanksi dan tindakan lain,” kata Kepala Disperindag Provinsi NTB, Husni Fahri, MM di Mataram Sabtu (4/4). “Kita sedang membuat tim yang agak luwes, bagaimana tim ini juga akan menindaklanjuti Permen Perdagangan tentang pelarangan peredaran

minuman beralkohol di supermarket. Tim ini juga yang akan menangani soal penganan mengandung bahan berbahaya,” tambahnya. Termasuk yang akan diawasi ketat peredarannya adalah barang-barang impor tidak berSNI. Dan pakaian-pakaian bekas yang banyak menjamur penjualannya. Akan dilakukan

kegiatan bersama untuk melindungi konsumen. Tetapi gerakan ini ditegaskan harus diatur ruang lingkup dan wewenangnya melalui Pergub. Razia sebenarnya seringkali dilakukan, tetapi belum ada efek jera bagi produsen dan penjualnya. Jika penganan mengandung zat berbahaya itu didatangkan dari luar daerah,

Dinas Pertanian Bantah Tudingan Bulog Seperti diketahui, banyak petani yang mengeluhkan di lapangan pembelian gabahgabah mereka di bawah standar pembelian yang ditetapkan pemerintah (HPP). Padahal, harga ideal untuk Gabah Kering Giling (GKG) Rp 4.650/ Kg, sementara beras, harga pembelian Bulog wajib sebesar Rp 7.300/Kg. Berbicara kualitas, H. Mokhlis memaparkan, hasil pantauan langsung di lapangan, musim tanam tahun ini terjadi peningkatan kualitas gabah para petani. Sebab,

memberi efek jera bagi para pelakunya. NTB saat ini dalam konteks yang luas akan mangembangkan wisata syariah. Hanya saja, baru 10 hotel yang memiliki sertifikat halal untuk produk makanan dan minumannya. Gerakan sertifikat halal ini juga akan diberlakukan bagi pedagang penganan. “Kita mau mengembangkan wisata syariah, artinya yang harus jelas adalah apa yang mereka konsumsi sampai di sini oleh wisatawan itu harus jelas. Semoga Bappeda juga mendukung kita untuk melaksanakan gerakan ini,” demikian Husni Fahri. (bul)

Peredaran Pupuk Palsu

Soal Kualitas Gabah Petani

Mataram (Suara NTB) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB membantah tudingan Perum Bulog soal rendahnya kualitas gabah petani pada musim tanam tahun ini. Kualitas padi dan gabah petani cukup bagus. “Jangan disebut oleh Dolog (Bulog) harga turun karena kualitas dong,” kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, Ir. H. Mokhlis, M. Si dihubungi di Mataram, Sabtu (4/4).

inilah yang harus ditelusuri siapa dalangnya. Husni Fahri mengatakan perlunya dimaksimalkan peran para petugas penegak hukum. Konteks fenomena yang terjadi saat ini, disebut pemilik kewenangan harus memberikan sanksi tegas. “Apa sanksinya, itulah yang akan diatur melalui Pergub yang kita sedang rancang-rancang ini,” paparnya. Razia di pasar-pasar tradisional direncanakan akan intens dilaksanakan. Dan tidak bisa dilaksanakan hanya dalam tempo-tempo tertentu. Harus terus berkesinambungan sehingga

para petani sudah sangat menyadari arti penting penggunaan pupuk berimbang. Jika sebelumnya, petani lebih dominan mengandalkan pupuk jenis Urea, dilihat kebanyakan petani sudah menggunakan pupuk NPK. Yang kandungan unsur haranya sudah memenuhi 16 unsur yang dibutuhkan tanaman padi. “Baik di Lombok maupun Sumbawa, sudah berbalik. Tadinya mengandalkan Urea, sekarang berbalik menggunakan NPK. Kita meman-

tau dari distribusi pupuknya. Ini yang menyebabkan terjadi peningkatan kualitas gabah petani,” katanya. Tahun ini, areal tanam padi di NTB berada pada kisaran 316.000 hektar. Hingga pertengahan April ini, diperkirakan sudah 80 persen yang panen. Hanya saja diperkirakan mengapa harga pembelian masih rendah. Lantaran masih banyak tengkulak yang mengambil peran untuk menyerap padipadi petani. Sementara Perum Bulog wilayah NTB sendiri hanya mampu menyerap sebesar 10 persen dari total produksi 2,3 juta ton GKG atau setara 1,2 juta ton beras. “Makanya kita dan TNI menyarankan agar Bulog disini jika hanya mampu membeli sampai 10 persen, silakan kerjasama dengan Bulog NTT dan Bali, suruh mereka datang beli ke NTB sesuai HPP,

daripada kirim beras ke mereka,” ujar H. Mokhlis. Pemprov akan terus mendorong Bulog untuk menyerap gabah-gabah petani. Bahkan Bulog Wilayah NTB diminta agar bersurat ke pusat agar ditambah jatah pembelian gabah/berasnya. Jika kendala Bulog melakukan serapan karena keterbatasan daya tampung gudang, H. Mokhlis juga menyebutkan Bulog perlu menyewa gudang-gudang milik swasta yang tersedia cukup banyak di NTB. Tidak ada alasan Bulog tidak melakukan serapan sesuai HPP. Terlepas dari bicara kualitas, jika pembelian gabah di lapangan masih di bawah HPP, disarankan agar masyarakat menahan penjualan hasil panennya hingga Bulog atau pengusaha lainnya berani membeli dengan harga minimal HPP. (bul)

Ancam Target Produksi Pangan Mataram (Suara NTB) Terhadap kasus pupuk diduga palsu yang ditemukan di Lombok Timur dan Sumbawa, dikhawatirkan akan berimbas terhadap tidak terpenuhinya target produksi pangan NTB. Baik personel TNI maupun Polri saat ini tengah mengusut biang keladi peredaran pupuk diduga palsu tersebut. Terhadap temuan itu, hingga saat ini masih dilakukan analisa di laboratorium tentang kandungan unsur pupuk tersebut. Karena unsur hara yang ada dipupuk yang diduga palsu ini tidak akan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Masyarakat petani perlu waspada dan lebih teliti membeli dan menggunakan pupuk. Kepala Balai Penelitian

Tanaman Pangan (BPTP) Provinsi NTB, H. Dwi S. Praptomo menerangkan, polisi masih intens mengusut kemungkinan pupuk palsu yang terakhir banyak ditemukan beredar di lapangan. Tim laboratorium BPTP-pun beberapa kali telah dipanggil penyidik ke Polda NTB. “Tim Lab saya sudah dua kali dipanggil Polisi sebagai tim ahli,” katanya. Dwi menjelaskan, untuk pupuk yang diduga palsu yang ditemukan di Lombok Tengah, sudah disimpulkan hasilnya dan langsung dikirim ke Bali untuk laporan lanjutan. Meski demikian, Dwi tidak ingin berspekulasi menyebut bahwa pupuk-pupuk yang banyak ditemukan belakangan adalah pupuk palsu. Yang bisa memastikan temuan-temuan tersebut sebagai pupuk palsu menurutnya kewenangan pihak Kepolisian. Masyarakat petani perlu waspada dan lebih teliti membeli dan menggunakan pupuk. “Kita orang awam saja melihat sepintas mirip pupuk asli. Petani perhatikan label dan pupuknya sebelum menggunakan,” tegasnya. TNI saat ini tidak mainmain, di semua kabupaten/ kota telah dipasang pasukan untuk mengintai dan menelusuri adanya permainan spekulasi oknum para pembuat pupuk diduga palsu. TNI menurutnya harus tetap melakukan pendampingan dalam situasi sekarang. Namun yang tak kalah penting peran yang diharapkan adalah para penyuluh yang juga terjun hingga ke tingkat petani. “Pada saatnya kami akan rekomendasikan kepada SKPD atau Bakorluh agar intens melakukan pendampingan. Agar mampu menekan peredaran pupuk-pupuk yang berpotensi bukan pupuk asli,” demikian dikatakan Dwi. (bul)

HILANG DIJUAL TANAH KAVLING DI BELAKANG PASAR BERTAIS MATARAM LUAS KAVLING 1,35 ARE LB. 7M PJ.19M LEBAR JALAN 3,5 MTR HARGA 110JT LANGSUNG BALIK NAMA 0 8 7 7 6 0 2 7 8 4 4 4 / 081353050050


SUARA NTB Senin, 6 April 2015

SUARA PULAU LOMBOK Diduga Terlibat Kasus ’’Trafficking’’

Manfaatkan Bantuan Pemerintah UNTUK lebih meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian di masa mendatang, Bupati Lombok Timur (Lotim) H. Moch. Ali Bin Dachlan belum lama ini memberikan bantuan kepada 403 gabungan kelompok tani (gapoktan) yang ada di Lombok Timur. Bantuan yang diberikan itu berupa sarana dan prasarana pertanian (PSP). Untuk itu, diberikannya bantuan berupa sarana dan prasarana pertanian tersebut,masyarakat diharapkan supaya bisa memanfaatkannya dengan baik, sehingga mampu memenuhi kualitas dan produktivitas pertanian. Bupati Lotim, H. Moch.Ali Bin Dachlan, menegaskan, tujuan diberikannya bantuan ke 403 Gapoktan itu untuk lebih mempemudah petani meningkatkan produksi pangan menuju swasembada pangan. Karena, jika sudah swasembada pangan tercapai, maka suatu daerah akan mampu menyediakan beras tanpa harus membeli dari luar. Oleh sebab itu, ia mengimbau kepada para petani yang tergabung dalam gapoktan supaya lebih hati-hati dalam menjaga segala bentuk bantuan yang sudah diberikan oleh pemerintah. Karena, tidak semua petani yang memiliki semangat dalam berkelompok. Untuk itu, bantuan yang jumlahnya bisa mencapai ratusan juta itu supaya dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, ia juga sangat berterima kasih kepada TNI AD yang sudah banyak membantu pemerintah daerah dan masyarakat dalam mengawasi pertanian yang ada di Lotim. Ali menyebut, ada beberapa negara tidak menanam padi, dan lebih memilih untuk membeli beras, hal itu dilakukan karena negara tersebut memiliki uang yang cukup banyak, yakni salah satu contohnya adalah Singapura. Sementara, Indonesia beras kurang dan uang juga kurang. Karena negara ini belum menjadi negara kaya. Begitu juga dengan Lombok Timur, Lotim mempunyai lahan sempit. Sedikitnya, 48 persen warga Lotim memiliki lahan rata-rata di bawah setengah hektar. Artinya banyak penduduk yang tidak memiliki lahan. Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Lotim, Zaini mengatakan, bantuan sosial (bansos) yang diberikan itu berupa traktor, pompa air, pengembangan jaringan irigasi, optimalisasi lahan dan pemanfaatan pangan dan beberapa bansos lainnya. Pendanaan bansos berasal dari dekonsentrasi Kementan tahun anggaran 2015 sebesar Rp 16,4 miliar lebih. Bantuan itu diberikan sebagai bentuk nyata dalam melakukan pemberdayaan gapoktan dan penanggulangan k e miskin a n khususnya di Lotim. (yon) H. Moch. Ali Bin Dachlan (Suara NTB/dok)

Di Tengah Soliditas Relawan

Najmul Ajak Masyarakat Santun Berpolitik Tanjung (Suara NTB) Salah satu bakal calon Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU), Dr. H. Najmul Akhyar, MH, meminta kepada seluruh masyarakat Lombok Utara – khususnya relawan “Batur Najmul” untuk tetap mengedepankan politik santun dan bermartabat. Ia tidak menginginkan, upaya-upaya pemenangannya dalam Pilkada KLU – 9 Desember 2015, mendatang dibumbui sikap politik yang kurang pantas. “Mari kita jalankan politik yang santun dan damai serta tetap menjaga keamanan,” pesannya di hadapan puluhan relawan Desa Karang Bajo, belum lama ini. Najmul Akhyar memberi apresiasi atas soliditas yang ditunjukkan relawan di 5 kecamatan yang ada. Terlebih lagi di bagian Timur – Kecamatan Bayan, relawan tegas mengakui telah melakukan sejumlah upaya untuk pemenangan pada Pilkada mendatang. Tak terkecuali membentu koordinator tim pemenangan hingga ke tingkat dusun. Dengan haru, Najmul memberi apresiasi yang tinggi. Termasuk ketika dalam masa pendaftaran di beberapa parpol, tidak semua relawan dapat mengiring. Namun sebagian justru memberi pesan (SMS). “Ketika pasangan NASA ini mendaftar di dua partai yang Gerindra dan PDIP, ribuan pendukung memberi pesan dukungan melalui pesan singkat,” katanya. Selain telah mendaftar di PBB, Nasdem, PDIP dan Gerindra KLU, Najmul – terakhir, melakukan pendaftaran di PKS. Hanya saja, pendaftaran ini tidak dilakukan di KLU, melainkan berlangsung di DPW PKS NTB. Sementara itu, Wakil Ketua Koordinator Tim Relawan Kecamatan Bayan, Lalu Ahmad Yani, mengatakan dukungan terhadap Najmul terus mengalir. Masyarakat Bayan menyambut baik kehadiran Najmul di pentas Pilkada menuju Kursi KLU 1. “Kami menginginkan adanya perubahan di KLU menuju ke arah yang lebih baik. Inilah kenapa Tim relawan di Bayan semakin solid berjuang untuk kemenangan NASA”, katanya. Dikatakannya, 9 kooordinator di tingkat desa se Kecamatan Bayan mulai melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap eskalasi yang terjadi di lapangan. Namun demikian, sampai saat ini praktis seluruh koordinator menyampaikan tidak ada kendala dalam melakukan sosialisasi di tingkat masyarakat. “Semua berjalan lancar dan tidak ada kendala yang berarti di lapangan, karena kami dalam melakukan dukungan tidak mengaharapkan apa-apa dari pasangan bakal calon, kecuali perubahan kearah yang lebih maju untuk KLU kedepan. Dan rata-rata kami tim relawan ini tidak ada yang menjadi PNS yang ngejar-ngejar jabatan”, kata Muzakki, salah seorang tim relawan dari Desa Sambik Elen. Senada Najmul, bakal Calon Bupati, H. Djohan Sjamsu, SH, juga melakukan upaya soliditas Tim Pemenangan. Dari informasi yang berkembang, pasangan Djohan – Mariadi (JADI) telah mengukuhkan tim pemenangan di tingkat kecamatan, dimulai dari Pemenang, Tanjung, dan Bayan. Menurut rencana, pasangan JADI akan melakukan pengukuhan tim pPemenangan terakhir tingkat kecamatan di Kecamatan Gangga. “Kami sudah mengukuhkan Tim Pemenangan di Pemenang dan Tanjung. Menyusul Tim Pemenangan di Kecamatan lain akan dikukuhkan, dan nanti terakhir pengukuhannya di Kecamatan Gangga,” kata Hilmi, tim sukses JADI belum lama ini. (ari)

Oknum Staf Disosnakertrans Lotim Dipecat Selong (Suara NTB) Diduga terlibat kasus Trafficking (perdagangan manusia), salah satu oknum pegawai di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Kabupaten Lombok Timur (Lotim) dipecat. Tindakan yang dilakukan oknum itu telah merugikan masyarakat Lotim, sehingga harus diambil tindakan tegas. Demikian disampaikan Sekretaris Disosnakertrans Lotim Mulki pada Suara NTB, Sabtu (4/4). Menurutnya, mantan oknum pegawai tersebut terlibat dalam kasus trafficking ke Korea Selatan, sehingga dilakukan tindakan tegas. Dikatakannya, setelah adanya kejadian yang bernuansa trafficking itu, pihaknya akan terus melakukan pengawasan dan menindak tegas, jika ada oknum-oknum pegawai yang terlibat dalam kasus yang sama. Bahkan, beberapa Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang ada di Lotim akan terus digencarkan pemantauannya supaya tidak ada lagi masyarakat yang menjadi korban selanjutnya. Diakuinya, tindakan Rol yang merupakan mantan staf Bidang Tenaga Keuangan

Transmigrasi dan merupakan Ketua LPK LP itu diharapkan tidak terjadi lagi di tubuh Diosnakertrans Lotim. “Kita sudah cabut izin dari LPK yang bermain itu, karena sudah terbukti melanggar aturan yang berlaku. Sedangkan ketuanya, Rol sekaligus karyawan di sini langsung kita pecat dan sekarang sudah tidak masuk kantor lagi,” terang Mulki. Selain itu, dalam permainan yang dilakukan oleh LPK LP, lanjutnya, Rol tidak bermain sendirian. Dalam melakukan aksinya dengan modus memberangkatan masyarakat ke Korea. Ia bekerjasama dengan mertuanya bernama Has, yang tidak lain merupakan pensiunan di Disosnakertrans Lotim. Di Lotim, ujarnya, terdapat 75 LPK. Pihaknya terus

(Suara NTB/yon)

Mulki melakukan pemantauan terhadap LPK-LPK itu. Jika ada indikasi ketidaksesuaian, maka pihkanya akan melakukan tindakan tegas dengan mencabut izinnya. ‘’Untuk sementara ini, sekitar 9 LPK yang diverifikasi menyalahi aturan terutama yang sifatnya magang-magang itu, sehingga dalam waktu dekat ini kita akan panggil mereka,” tegasnya. (yon)

(Suara NTB/ist)

DIKLAT - Jajaran Kwarran Kayangan menggelar diklat bagi anggota pramuka di Kayangan, Minggu (5/4).

Revitalisasi Pramuka, Ranting Kayangan Gelar Diklat Tanjung (Suara NTB) Jajaran Kwartir Ranting (Kwarran) Gerakan Pramuka Kayangan menggelar pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi Pengelola Dewan Kerja (KPDK), sejak Minggu (5/4). Hal ini sebagai langkah merevitalisasi gerakan pramuka sebagai wadah pendidikan moral, budi pekerti dan kepribadian, sehingga dapat membentuk karakter generasi muda yang sesuai dengan cita-cita gerakan pramuka. “KPDK bagi Gerakan Pramuka bertujuan membentuk karakter kaum muda sebagai calon pemimpin bangsa yang andal. Pramuka sebagai wadah pembinaan generasi muda hendaknya sigap dengan kemajuan zaman,” kata Ketua Harian Gerakan Pramuka Kwartir Ranting Kayangan, Hattarudin, S.Adm. Ia mengatakan, hakekat dasar pendidikan kepramukaan adalah meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan yak-

ni Satya dan Darma Pramuka oleh seluruh peserta didik. Kegiatan kepramukaan di satuan pendidikan, hanya dapat dilaksanakan secara efektif, jika semua guru memiliki kemampuan sebagai pembina pramuka. Hal ini pun menjadi landasan bagi kwarran gerakan pramuka Kayangan, menyelenggarakan bagi unsur dewan kerja. Sekretaris Kwarran Kayangan, M. Sugiono, mengungkapkan setidaknya, 70 orang dari utusan Dewan Kerja Ranting (DKR) dan utusan Dewan Ambalan dari masing-masing sekolah tingkat SMA/SMK/ MA, dipastikan ambil bagian. KPDK sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan, mengarahkan unsur-unsur di gerakan pramuka untuk mampu meningkatkan kemampuan dalam mengelola satuan bina yaitu dewan kerja di wilayahnya. “Harapan kita, Dewan Kerja Ranting (DKR) mampu mengelola dewan kerjanya sesuai dengan sistem manaje-

men pengelolaan, namun tetap memperhatikan kondisi dan kebutuhan Pramuka Penegak dan Pandega yang berada di wilayah masingmasing,” kata Sugiono. Disebutkannya, sasaran diklat kali ini diarahkan pada tiga hal utama, meliputi menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemampuan pribadi dalam mengelola satuan gerak. Tujuan lainnya, adalah dikuasainya keterampilan dan kepemimpinan khas Gerakan Pramuka oleh dewan kerja untuk dapat diaplikasikan di masyarakat dan lingkungan sekitar. “Kami mengajak kepada para anggota dewasa Gerakan Pramuka untuk lebih merapatkan barisan dan menyatukan gerak langkah, agar percepatan kemajuan dan perkembangan Gerakan Pramuka dapat memberikan kontribusi positif dalam pendidikan generasi muda yang berkarakter,” pungkasnya. (ari)

Halaman 4

Staf Kurang

Pelayanan di Kantor Camat Jerowaru Tidak Maksimal Selong (Suara NTB) – Sekretaris Camat (Sekcam) Jerowaru Lombok Timur (Lotim), H. Busyairi mengeluhkan kurangnya staf di Kantor Camat Jerowaru. Staf yang ada di kantor camat terpaksa harus merangkul beban dengan mengerjakan pekerjaan yang lainnya. “Satu bulan lebih kita sudah usulkan untuk penambahan staf untuk mengisi kekosongan itu, tapi sampai sekarang belum ada tanggapan. Dengan adanya kekosongan itu, mau tidak mau staf yang lain harus mencover yang lainnya, dan itu sudah hampir masuk dua tahun khusus untuk Kasubag Keuangan,” tuturnya pada Suara NTB, Sabtu (4/4). Busyairi menjelaskan, staf yang masih lowong ada di Seksi PMD, Kasi Trantib dan Kasubag Keuangan.Adanya kekurangan itu, secara otomatis sangat berdampak pada kurang maksimalnya pelayanan di Kantor Camat Jerowaru kepada masyarakat.

Disebutkannya, jumlah desa yang ada di Kecamatan Jerowaru sebanyak 15 desa dengan 69.710 penduduk dan yang wajib KTP sebanyak 42.515 orang. Dengan jumlah penduduk yang begitu padat, terangnya, pihaknya sering kewalahan memberikan pelayanan kepada masyarakat di tengah keterbatasan staf. Untuk itu, ia sangat berharap kepada pemerintah daerah untuk menanggapi usulan yang sudah dilayangkan Pemerintah Kecamatan Jerowaru. Karena bagaimanapun, itu akan berdampak kepada kelancaran pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. “Kita tidak mengetahui apa penyebab kelowongan itu lama sekali. Padahal, setiap mutasi itu kan pasti ada pejabat yang menggantikannya. Sementara kita disni, untuk PMD dan Kasi Trantib sudah 1 bulan lebih kosong, sedangkan Kasubag Keuangan hampir dua tahun ini,” ujarnya. (yon)

Bupati Minta Duta MTQ KLU ’’Unjuk Gigi’’ di Tingkat Provinsi Tanjung (Suara NTB) Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke- 6 Tingkat Kabupaten Lombok Utara (KLU), resmi ditutup, Jumat (3/4) malam lalu. Dari pelaksanaan yang tergolong sukses tersebut, Kecamatan Tanjung kembali dinyatakan sebagai Juara Umum setelah tahun lalu sukses memenangkan lebih banyak trofi. Kepada peserta yang dinyatakan menang, Bupati KLU, H. Djohan Sjamsu meminta untuk mampu membawa panji KLU di level provinsi. “Bagi peserta yang ditetapkan sebagai utusan dari kabupaten, hendaknya lebih giat lagi berlatih demi meraih prestasi terbaik di ajang MTQ tingkat Provinsi NTB nantinya. Sebaliknya bagi kafilah yang belum berhasil meraih prestasi, agar terus berlatih dan memacu diri untuk meraih hasil yang lebih baik,” pinta Bupati. Djohan Sjamsu menilai pelaksanaan MTQ kali ini berlangsung dalam suasana kondusif, damai dan religius. MTQ ini menurut dia, merupakan momentum untuk membangkitkan semangat dan kesadaran umat Islam, untuk membaca, mempelajari dan mengamalkan petunjuk Allah SWT dalam Al Qur’an. “MTQ juga merupakan wahana untuk memotivasi lahirnya kader-kader qori’ – qori’ah dan hafizh-hafizhah Al-Qur’an yang mampu mensyiarkan nilai-nilai luhur kemanusiaan dan keislaman yang terkandung di dalam Al-Qur’an,” kata Djohan. Dikatakannya, MTQ ke-6 ini memiliki misi dan makna yang cukup penting dan strategis. Pasalnya, tujuan MTQ tidak karena dapat meningkatkan minat baca umat Islam terhadap kitab suci Al-Qur’an, namun juga mengajak umat Islam mampu menghayati serta mengamalkan isi kandungan dalam Al-Qur’an. Pantauan media, acara penutupan yang disertai penyerahan hadiah kepada para pemenang terse-

but dihadiri oleh sejumlah pejabat KLU, seperti Bupati KLU, H. Djohan Sjamsu, SH., Sekda KLU, Suardi, SH., Wakil Ketua DPRD KLU Mariadi, S.Ag., para Asisten, Staf Ahli, Kepala Kantor Kementerian Agama KLU, Dr. Muallif, Ketua KPUD KLU, Fajar Martha, serta sejumlah SKPD lingkup Pemda KLU. Ketua Panitia MTQ, H. Kholidi Kholil, mengatakan pelaksanaan MTQ kali ini tidak lepas dari kekurangan yang dimiliki. Namun begitu, pelaksanaan setiap tahunnya terus diperbaiki dan tingkatkan. Sementara, Ketua Dewan Hakim MTW, H. Halilurrahman, menyatakan Dari hasil penjurian yang dilakukan panitia, menetapkan Kecamatan Tanjung kembali terpilih sebagai juara umum. Pada penentuan pemenang, panitia memilih pemenang dari terbaik I (satu) hingga harapan terbaik II (dua) untuk setiap cabangnya. Bahwa, berdasarkan SK Dewan Hakim, disimpulkan sebagai juara umum MTQ ke 6 tingkat KLU, kembali diraih oleh Kecamatan Tanjung di peringkat pertama dengan jumlah nilai 90. Disusul Kecamatan Pemenang di posisi kedua dengan jumlah nilai 82. Pada posisi ketiga ditempati Kecamatan Gangga dengan jumlah nilai 36, pada posisi ke – 4 dan untuk pertama kalinya naik peringkat ke posisi tersebut selama pelaksanaan MTQ, diraih Kecamatan Bayan dengan 35 poin. Sedangkan Kecamatan Kayangan meraih peringkat terakhir, yakni ke 5 dengan nilai 34. (ari)

Djohan Sjamsu (Suara NTB/dok)

DPRD Anggap Preseden Buruk

Kasus Rumah Kumuh Ganggu Kinerja Pemda KLU Mencuatnya kasus rumah kumuh pada tahun 2011 dan tahun 2013 di Kabupaten Lombok Utara (KLU) dinilai cukup mengganggu kinerja pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan - menurut indiktor fisik (perumahan). Oleh karena itu, Fraksi Hanura menilai mencuatnya dua kasus itu harus dijadikan pelajaran bagi Pemerintah untuk memperbaiki cara kerja pada masa yang akan datang. DEMIKIAN dikatakan Ketua Fraksi Hanura KLU, Ardianto, SH, menjawab komentar eksekutif atas jawaban fraksi sebelumnya. Menurut Ketua Fraksi ini, terdapat dua hal yang menjadi sorotan atas jawaban kepala daerah. Pertama, eksekutif dinilai cepat puas terhadap pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) walaupun nominal yang

diperoleh melampaui target. Kedua, persoalan rumah kumuh yang menjadi sorotan publik, ia mengajak eksekutif agar pelaksanaannya bisa lebih baik lagi. “Persoalan rumah kumuh di Sokong (2011) dan Bayan (2013), penekanannya tidak terletak pada terbukti atau tidak dari segi hukum, tetapi dua kasus ini, cukup meng-

ganggu kinerja Pemda dalam memperoleh dukungan anggaran dari pusat,” kata Ardianto, Sabtu (4/4). Ia melihat, kelemahan kasus rumah kumuh 2011 dan rumah kumuh 2013 terletak pada tidak optimalnya koordinasi pemerintah di daerah. Kasus rumah kumuh Desa Sokong kata dia, telah sempat masuk BAP di Polres Lombok Barat. Meski sampai saat ini tidak ada tindak lanjutnya, namun ia meyakini suatu saat akan ditindaklanjuti. Hal senada dikatakan anggota Fraksi PKN, Zarkasi, S.Ag., di mana dirinya berkeyakinan, suatu saat kasus ini akan mencuat sebagai bentuk kekecewaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah. “

Bukan persoalan terbukti atau tidak, tetapi kami berkeyakinan, rumah kumuh Sokong tahun 2011 bisa dibuka kembali,” kata Zarkasi. Zarkasi menegaskan, adanya indikasi kesalahan oknum dan kebijakan dalam pelaksanaannya cukup mendukung untuk dibuka kembali. “Korupsi tidak hanya mengambil uang orang, tapi bisa dilihat dari banyak aspek. Pelaksanaan rumah kumuh di Bayan merupakan preseden buruk dan bisa dianggap gagal. Walaupun Pemda mengklaim penyelesaian rumah kumuh (Bayan) mencapai 90 persen, tidak tutup kemungkinan akan merembet ke Kasus Rumah Kumuh Sokong,” ujar Zarkasi. Sebelumnya, Sekda KLU, H.

Suardi, SH., dalam materi jawaban Kepala Daerah terhadap pandangan umum fraksi-fraksi sebelumnya mengatakan, program rehabilitasi rumah tidak layak huni, maka program tersebut diyakini dapat menurunkan angka kemiskinan secara signifikan. Untuk itu, Pemda KLU terus berupaya untuk mengalokasikan anggaran melalui APBD dan mengakses anggaran pusat. “Khusus program dari Kemenpera, anggarannya langsung disalurkan ke rekening masyarakat dan pemerintah daerah hanya berfungsi sebagai koordinator. Permasalahan yang muncul tahun 2011 di Desa Sokong, telah selesai dan tidak terbukti melanggar hukum,” kata Suardi. (ari)


SUARA NTB Senin, 6 April 2015

SUARA PULAU LOMBOK

Halaman 5

Pemeriksaan Saksi Ahli Selesai Dilarang Memutasi Pejabat KEPALA daerah yang berencana mencalonkan diri kembali pada Pilkada tidak lagi bisa semaunya memutasi pejabatnya menjelang akhir masa jabatannya. Mengingat, sesuai undang-undang pilkada terbaru, terhitung sejak 6 bulan sebelum masa baktinya berakhir, kepala daerah dilarang memutasi pejabatnya dengan alasan apapun. Demikian disampaikan Koordinator Divisi Hukum Komisi Pemilihan Umum (KPU) Loteng, Zaeroni, S.H., Sabtu (4/4). “Aturan terkait larangan mutasi pejabat tersebut, berlaku nasional (Suara NTB/dok) tanpa terkecuali. Artinya, jika Bupati Zaeroni Loteng ingin maju kembali pada Pilkada Loteng mendatang, maka 6 bulan sejak masa baktinya berakhir tidak boleh memutasi pejabat,” terangnya. Dengan masa bakti yang akan berakhir bulan November mendatang, maka sejak akhir bulan Juni nanti, Bupati Loteng sudah tidak diperbolehkan lagi memutasi pejabatnya. Kalau untuk saat ini, karena belum masuk hitungan 6 bulan masa akhir jabatan, maka Bupati Loteng masih sah-sah saja melakukan mutasi pejabat. Selain itu, selaku calon incumbent Bupati Loteng juga tidak diperkenankan menggunakan anggaran daerah untuk menyokong kegiatan kampanye selama masa persiapan pilkada kali ini. Jika kedua larangan tersebut sampai dilanggar, maka KPU bisa membatalkan pencalonan kembali calon incumbent bersangkutan. Meski demikian, untuk bisa sanksi dijatuhkan harus melalui pembuktian melalui proses hukum terlebih dahulu dan tidak bisa serta merta, saksi dijatuhkan begitu saja. Jika tidak ada putusan hukum yang menyatakan, calon incumbent melanggar kedua larangan tanpa pembuktian hukum, sanksi tidak bisa dijatuhkan. Ia mengaku, aturan larangan mutasi serta penggunaan anggaran daerah untuk mendukung kegiatan kampanye calon incumbentbaru pada pilkada kali ini diberlakukan. Sebelum aturan tersebut tidak diatur, sehingga calon incumbent bisa menggelar mutasi kapan saja. “Jadi sekarang, aturan pilkada jauh lebih ketat. Sampai-sampai, kalau ada calon kepala daerah yang terbukti membeli parpol sebagai kendaraan politiknya, pencalonan calon kepala daerah bersangkutan juga bisa dibatalkan,” tegasnya. Itu artinya, calon kepala daerah sekarang ini tidak bisa sembarang melakukan manuver politik. Alasannya, kalau melakukan manuver politik, terindikasi menyalahi aturan pilkada yang baru, maka pencalonannya pada pilkada terancam. Termasuk dalam hal money politics. ‘’Kalau ada calon kepala daerah maupun tim kampanyenya terbukti terlibat money politics, pencalonan kepala daerah uga bisa dibatalkan,’’ tegasnya. (kir)

Proyek Sejumlah SKPD Terancam Molor Giri Menang (Suara NTB) Proyek yang ditangani sejumlah SKPD tahun ini berpotensi molor, pasalnya proses asistensi di Dinas Pekerjaan Umum (PU) berjalan sangat alot. Hal ini disebabkan, tidak pada tim asisten di PU melainkan pihak konsultan perencana proyek yang ditunjuk masing-masing Kepala SKPD lamban mengajukan dokumen perbaikan perencanaan ke PU. Akibatnya, target yang seharusnya bisa rampung lima hari molor menjadi seminggu bahkan 10 hari. “Jadi saya luruskan, bukan persoalan di tim asistensi Dinas PU tapi justru konsultan perencana di masing-masing SKPD yang lamban,” keluh Kepala Dinas PU Lobar, Sakri beberapa waktu lalu. Disebutkan tiga SKPD memiliki konsultan yang lamban, sehingga berpotensi molor, antara lain Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Pariwisata. Ketiga dinas ini, katanya, konsultannya lamban mengajukan perbaikan perencanaan. Ia mengambil contoh, ada salah satu kepala SKPD mengajukan perencanaan proyek tanggal 21 Januari, lalu mengajukan dokumen tanggal 22 Januari. Setelah menerima dokumen perencanaan tersebut, tim asistensi di Dinas PU melakukan evaluasi struktur dokumen perencanaan. Hasil evaluasi, ternyata terdapat kekurangan, sehingga tim asistensi langsung meminta konsultan memperbaikinya. Namun, begitu tim asistensi meminta perbaikan justru konsultan sangat lamban mengembalikan hasil perbaikannya. Padahal, kata Sakri, telah ada perjanjian kesanggupan konsultan mengembalikan pada tanggal disepakati. Konsultan, katanya, ditunjuk kepala SKPD bukan oleh Dinas PU. Menurutnya, jika konsultan rajin menyerahkan, maka jangankan 5 hari, 4 hari pun asistensi akan selesai. Sebab sesuai standar, asistensi itu bisa diselesaikan maksimal 5 hari. (her)

Kasus Bedah Desa Loteng Segera Dilimpahkan Praya (Suara NTB) Proses pemeriksaan saksi ahli dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, terkait dalam kasus dugaan korupsi program Bedah Desa di Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Lombok Tengah (Loteng) tahun 2011, telah selesai dilakukan tim penyidik Polres Loteng. Pihak Polres Loteng sendiri pun berencana akan segera melimpahkan berkas penyidikan kasus yang merugikan negara hingga Rp 1 miliar lebih tersebut. “Hari ini (Sabtu lalu, red) tim penyidikan yang kita kirim ke Jakarta sudah kembali,” aku Kasat Reskrim Polres Loteng, AKP Tauhid, saat dikonfirmasi Suara NTB, di Lapangan Muhajirin Praya, Sabtu (4/4). Kendati demikian, Tauhid mengaku belum bisa memberikan penjelasan terkait hasil pemeriksaan terhadap saksi ahli dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmi-

grasi itu, karena belum ada laporan secara lengkap dari tim penyidik. “Hasilnya nantinya saja kita jelaskan. Setelah ada laporan dari tim penyidik,” ujarnya. Tapi yang pasti, dengan telah selesainya proses pemeriksaan saksi ahli, pihaknya tinggal fokus menyelesaikan perbaikan berkas penyidikan dengan memasukkan hasil pemeriksaan terhadap saksi ahli. Setelah itu dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Praya.

Giri Menang (Suara NTB) Warga Desa Mekar Sari, Kecamatan Narmada Lombok Barat (Lobar) mengeluhkan kondisi jembatan yang nyaris ambruk akibat hujan lebat sebulan yang lalu. Hingga kini jembatan tersebut belum diperbaiki pemerintah daerah. Masyarakat mendesak pemerintah agar segera memperbaiki jembatan, pasalnya selama jembatan itu rusak aktivitas pertanian dan perdagangan masyarakat setempat terganggu. Apalagi jembatan itu satu-satunya penghubung menuju sejumlah desa di Lobar dan Mataram. Anggota DPRD Lobar Dapil Narmada-Lingsar, Agus Mursalim, SE, mengungkapkan, ambruknya jembatan itu terjadi sebulan lalu disebabkan hujan lebat. Pihak desa pun langsung bersurat ke Pemda dalam hal ini BPBD untuk segera melakukan penanganan. Selaku wakil rakyat daerah pemilihan Narmada Lingsar, ujarnya, pihaknya bertekad membantu masyarakat dengan berkomunikasi langsung pada pemerintah. Menurutnya, pengaduan pihak desa direspons BPBD, tak lama setelah kejadian pihak terkait langsung turun melakukan pengecekan. Setelah turun, BPBD saat itu berjanji kepada pihak desa akan memasangkan portal dan membangunkan jalur alternatif supaya masyarakat yang menggunakan kendaraan khususnya kendaraan roda empat tidak melalui jalur tersebut.

Namun, hingga sebulan lebih belum ada realisasi dari pemerintah daerah memperbaikinya. “Jadi masyarakat banyak menuntut ke saya untuk meminta pemda merealisasikan perbaikan jembatan itu,” kata anggota Komisi II DPRD Lobar ini. Menurutnya, tuntutan masyarakat sangat wajar dan mendasar lantaran jalur itu satu-satunya penghubung antara Lobar khususnya beberapa desa di daerah itu dengan Kota Mataram. Mayoritas penduduk di Desa Mekar Sari pun menggunakan jalur ini untuk mencari nafkah, seperti berjualan ke Pasar Mandalika dan menjadi buruh harian di Pasar Cakra. Selain kondisi jembatan masyarakat juga sering mengaluhkan kondisi jalan di jalur tersebut, karena sempit. Hal senada disampaikan Kades Mekar Sari, Sapinah, semenjak ambruk jembatan itu sekitar tanggal 6 Maret belum ada tindakan nyata dari Pemda untuk menangani jembatan tersebut. Padahal pihaknya sudah melaporkan kejadian tersebut ke camat, BPBD bahkan pada waktu libur hari Minggu ketika itu ia langsung antarkan surat laporan ke Kabid di BPBD. “Begitu kejadian, besoknya saya langsung lapor ke pemda, tapi sampai sekarang kok tidak ada realisasi,” tanyanya. Pihaknya juga telah melayangkan laporan ke Dinas Pekerjaan Umum, namun belum ada tindak lanjutnya. (her)

(Suara NTB/her)

AMBRUK - Jembatan ambruk di Desa Mekar Sari dikeluhkan warga. Pemda didesak segera memperbaiki jembatan, karena sangat vital dalam mendukung aktivitas masyarakat.

Potret Kemiskinan di Lobar

Tinggal di Gubuk Reot dan Terancam Penggusuran

REGISTRASI BPJS KESEHATAN

Bismillahirrahmaanirrahiim Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan bersama ini kami sampaikan sebagai berikut : 1. Paling lambat 1 Januari 2015 pemberi kerja pada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Sekala Besar, Menengah dan Kecil wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya kepada BPJS Kesehatan. 2. Berdasarkan data yang kami miliki, Perusahaan / Badan Usaha Saudara belum melakukan proses pendaftaran kepesertaan BPJS Kesehatan. 3. Sehubungan dengan hal tersebut kami sampaikan kepada Saudara untuk melaksanakan kewajiban Saudara dengan mendaftarkan diri dan pekerja ke kantor BPJS kesehatan terdekat. Dalam melakukan pendaftaran, Saudara wajib memberikan data diri dan pekerja Saudara secara lengkap dan benar. 4. Dengan mendaftarkan diri dan memberikan data secara lengkap dan benar serta membayar iuran, saudara telah turut berpartisipasi dalam penyelenggara jaminan sosial. 5. Apabila Saudara tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur dalam ketentuan Peraturan Perundang undangan tentang Jaminan Sosial, berdasarkan Pasal 11 UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara jaminan Sosial, BPJS Kesehatan berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan serta dapat mengenakan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku.

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

ini tentunya tidak bisa sembarangan menetapkan seseorang sebagai tersangka tanpa didasari alat bukti dan keterangan yang lengkap. “Kalau ada bukti lengkap dan kuat, bisa saja ada penambahan tersangka baru. Di luar tersangka yang sudah ditetapkan sebelumnya,” imbuh mantan Kapolsek Maluk Sumbawa ini. Dalam proyek senilai Rp 1,8 miliar tersebut, pihak kepolisian sudah menetapkan 7 tersangka. Di antaranya, L. Is, yang merupakan mantan Kepala Dishutbun Loteng kala itu ditambah panitia proyek kabupaten serta pelaksanaan di tingkat desa. “Untuk penambahan tersangka baru, ditunggu saja,” pungkasnya. (kir)

Warga Mekar Sari Keluhkan Rusaknya Jembatan Penghubung

Meskipun Pemkab Lombok Barat (Lobar) mengklaim mampu menekan angka kemiskinan hingga belasan persen, fakta di lapangan justru bertolak belakang. Pasalnya di tengah hiruk pikuk gemerlap kota masih ada keluarga yang hidup miskin. Tidak saja dihimpit masalah ekonomi, namun satu GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT keluarga yang tinggal di gubuk reot sekitar lokasi galian C ini berada di SURAT EDARAN Nomor : 440 / 65 / Adm. Kesra bawah tekanan dan ancaman penggusuran. TENTANG

Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.

“Setelah ini kita akan koordinasi kembali dengan Kejari Praya. prihal kelengkapan berkas penyidikan kasus ini. Jika dari pihak Kejari Praya berkas penyidikan sudah dinyatakan lengkap. Baru kemudian seluruh berkas penyidikan kasus akan kita limpahkan,” terang Tauhid. Disinggung apakah bulan ini, berkas penyidikan kasus tersebut bisa dilimpahkan, ia mengaku berupaya secepatnya. Ala-

sannya, pihaknya tidak bisa bekerja sendiri, yakni ada pihak Kejari Praya yang juga menentukan. “Sekarang yang menentukan berkas kasus tersebut dinyatakan lengkap, itu pihak kejaksaan. Kalau kejaksaan menyatakan belum lengkap, mau tidak mau harus kita lengkapi. Tapi kita sudah berupaya maksimal menjalankan apa yang menjadi rekomendasi kejaksaan,” ujarnya. Mengenai ada penambahan tersangka? Tauhid mengaku belum bisa memastikan. Walaupun hal itu juga tidak menutup kemungkinan terjadi. Pasalnya, dalam menentukan tersangka ada dasar yang dijadikan pedoman oleh pihak kepolisian. Pihak kepolisian dalam hal

ADALAH keluarga L. Maidik Ansori, satu dari sekian yang ditimpa nasib kurang beruntung tersebut. Sejak belasan tahun ia menempati gubuk reot di Dusun Nyiur Lembang Desa Jembatan Gantung. Rumahnya yang berlokasi persis di tikungan ujung jembatan Nyiur Lembang, tampak tak terlihat dari jalan, karena tertutupi tanaman hias. Tampak dari pinggir jalan seperti bangunan yang tak layak ditempati karena kumuh. Dinding rumahnya dari bedek, atapnya pun dari seng. Di rumah itulah belasan tahun ia bertahan hidup bersama istri dan tiga anaknya. “Belasan tahun saya tinggal di sini, Sampai saya punya cucu,” tutur laki-laki paruh baya ini ketika disambangi di rumahnya, Minggu (5/4). Ansori yang berprofesi sebagai buruh ini, mengaku awal mula menempati lahan itu atas belas kasihan seorang dewan waktu itu. Sebelum ia memutuskan tinggal di lahan tersebut, ia pernah menumpang di salah seorang rumah warga di daerah Gerung. Ia juga sempat berkeinginan kontrak rumah, namun apa daya ia tak mampu, karena tidak ada uang. Ia pun mulai tinggal di atas lahan yang konon milik aset BWS tersebut, saat itu masih

Lembar dan Gerung menyatu (belum mekar). Ia diminta tinggal di lahan tersebut, karena lahan itu tak dipergunakan. Selain itu, ia diminta menjaga aset tersebut dengan berjualan tanaman hias. Ia pun tidak mau begitu saja menempatinya, terlebih dahulu ia meminta izin terhadap Pemda dalam hal ini Dinas PU waktu itu. Ketika ia tinggal di lahan tersebut, ia bukannya bebas dari rasa takut. Kerap kali ketika hujan ia diselimuti rasa takut, karena khawatir perbukitan di sekitar tempat ia tinggal longsor. Ketika hujan pun, pejabat PU saat itu kerap kali menyambanginya karena kkhawatir dan kasihan melihatnya terkena longsor. Ketika itu ia sudah menikah dan baru memiliki dua anak. Seiring waktu, Gerung dengan Lembar pun mekar menjadi kecamatan masing-masing. Ia pun tak lagi masuk Gerung, namun masuk ke Lembar. Semasa tinggal di lahan tersebut, ia tidak pernah menuai masalah dan diminta pindah oleh masyarakat serta aparat dusun setempat. Usaha kesehariannya menjual bunga berjalan lancar, kebetulan saat itu ia diminta menjualkan bunga oleh pegawai Dinas PU. Hasil jualannya dipakai untuk memenuhi keutuhan sehari-hari. Ia mengaku selama ini tak terdata sebagai penerima bantuan, seperti bantuan raskin dan PSKS. Ia mengaku, pasrah tak terdata. “Saya tidak ingin merepotkan pemerintah,” ujarnya dengan nada terbata. Tibalah saatnya persoalan muncul mendera dirinya, persis tahun 2014 lalu pengusaha mulai mengeruk perbukitan sekitar rumahnya. Lahan ini menurut informasi dijual oleh pemiliknya untuk dikeruk sebagai bahan menimbun proyek BIL II dan proyek lainnya di Lobar. Sejumlah pengusaha pun mulai masuk, tercatat tiga pengusaha melakukan pengerukan di daerah setempat. Ia sendiri tak tahu apakah

pengusaha ini mengantongi izin atau tidak. Keberadaan proyek galian C bukannya bisa membantu ekonominya, karena berharap bisa bekerja disana. Namun ia malah tergusur, ia tak terlibat dalam pekerjaan galian tersebut. “Saya hanya menonton saja,” akunya. Tidak saja menjadi penonton, keberadaannya di sekitar lokasi galian pun mulai dipersoalkan. Ia menerima tekanan dari sejumlah oknum agar pindah, sebab lokasi itu akan dibangun proyek. Tekanan pertama dari oknum pengusaha dan pemborong yang ingin menguasai lahan, namun ia tak terpengaruh. Baginya, selama yang menyuruhnya pindah oknum ia tak akan mau. “Tapi kalau Dinas PU yang suruh saya pindah, saya akan pindah tanpa mau minta kompensasi,” ujarnya. Tidak sampai di situ, pihak dusun pun memberinya ultimatum melalui surat agar segera tinggalkan lahan tersebut. Terhitung, dua kali sudah surat diterimanya dari dusun yang isinya memintanya pindah. Persoalan ini pun sempat ia utarakan ke Camat Lembar, lalu ditindaklanjut melalui pencarian solusi terbaik. Akan tetapi tekakan tiada

henti kepadanya, hingga pada suatu hari rumahnya ditimpa bahan galian C. Saat itu untung ana dan istrinya di luar rumah, sehingga tidak menjadi korban. Akibat kejadian itu, anak dan istrinya trauma. Karena takut takut tinggal di sana, mereka pun memilih numpang idi rumah tetangga. Akibat kejadian itu selain menyisakan tekanan mental keluarganya, rumahnya pun rusak. Dinding rumahnya yang reot hancur dan nyaris ambruk, dapurnya juga terkena material galian yang jatuh dari atas puluhan meter. Kini ia menunggu solusi terbaik dari pemerintah, mulai dari dusun, desa dan kecamatan. Ia tetap bersikukuh tinggal di sana, lantaran selain belum ada pemberitahuan dari Dinas PU ia juga tak punya pilihan mau tinggal di mana. “Anak istri saja saja entah mau tinggal di mana,”akunya. Ia mengungkap, seharusnya yang dipersoalkan, adanya oknum yang menyewakan diam-diam lahan irigasi. Per bulannya, disewakan sebesar Rp 15 juta. Ia sendiri tak mau menuduh, namun menurutnya perlu dipertanyakan kemana uang sewa itu disetor. (her)

(Suara NTB/her)

TUNJUKKAN - Salah satu warga miskin L. Ansori menunjukkan kondisi gubuk yang ditempatinya yang reot. Belum lagi, rumahnya rusak akibat longsoran bahan galian C beberapa waktu lalu.


SUARA NTB Senin, 6 April 2015

SUARA PULAU SUMBAWA

Halaman 6

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890

Kerjasama Sekretariat DPRD Sumbawa ParlementariaSUARA denganNTB Harian Suara NTB

Komisi Dewan Sampaikan Penjelasan Lima Raperda Inisiatif (Suara NTB/arn)

PEMAPARAN - H. Agus Talino saat menyampaikan pengalamannya dalam pemaparan di depan peserta LK II HMI di Sumbawa Besar.

Musuh Kegagalan Itu Ketekunan Sumbawa Besar (Suara NTB) Tiga contoh studi kasus anak muda yang berhasil dalam usia belia berkat ketekunan dan kerja kerasnya menjadi pembuka materi yang disampaikan Penanggung Jawab harian Suara NTB dan Direktur Radio Global FM Lombok, H. Agus Talino, dalam Latihan Kader II Intermediate Training Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Sabtu (4/4) malam. Salah satunya kisah Tiger Wood di Amerika yang sudah menargetkan dirinya sejak umur 13 tahun menjadi pegolf terbaik dunia. Sebagai inspirasi bagi peserta LK II. Sebagai poros pemimpin media di NTB, H. Agus Talino sedikit menceritakan pengalaman kariernya di bidang media yang sudah menjadi arah dan tujuan hidupnya. Mengelola bisnis koran Suara NTB dan radio Global FM Lombok sesungguhnya tidaklah mudah. Ada syarat yang harus dipenuhi dan konsistensi sepanjang waktu untuk mewujudkannya. Misalnya, ketika Suara NTB, awalnya terbit 4 halaman, tak sedikit orang yang meragukan koran ini bakal bertahan lama. Pihaknya tak terlalu menghiraukan keraguan yang datang. Yang dilakukan, adalah terus bekerja, mengumpulkan energi dengan rekan-rekannya menjadi kekuatan bersama. Hingga akhirnya harian Suara NTB kini terbit 16 halaman dan 20 halaman setiap, Senin. Begitu pula dengan Global FM Lombok dan kini menjadi radio yang cukup diperhitungkan di NTB. Menurut H. Agus, musuh terbesar kegagalan adalah ketekunan. Menjadi pimpinan media mainstream di NTB, Agus Talino selalu mengedepankan kedisiplinan dan ketekunan. Kemudian nilai-nilai ketulusan dan menciptakan atmosfer kekeluargaan di lingkungan kerja. Paling penting menaklukkan diri sendiri. H. Agus pun menceritakan sepenggal kisah pengalamannya ketika berada dalam perjalanan kereta api di luar negeri. Ada seorang nenek yang memakan permen dan kemudian mengantongi bungkusan/ampas permennya, karena lokasinya yang agak jauh dari tempah sampah. Tiba di tempat tujuan, nenek tersebut langsung mencari bak sampah untuk membuang bungkusan permennya. Titik kesadaran pribadi yang sudah menjadi budaya disiplin di negeri tersebut sehingga menjadi energi bersama seluruh warganya. Mungkin itulah, salah satu kuncinya negara tersebut maju karena disipilin menjadi kultur bangsanya. Bisnis media, lanjut H. Agus adalah bisnis trust (kepercayaan). Sebagai alat informasi, pendidikan dan sosial kontrol. Wartawannya bekerja diatur UU Pers dan dipandu Kode Etik Jurnalistik. Mengembangkan bisnis ini bagaimana menyakinkan orang dan produknya agar laku. Tentu dengan cara yang bagus. Sebab bagaimanapun bagusnya produk kalau caranya tidak baik, juga sulit laku. Dalam hal ini dibutuhkan totalitas dalam bekerja. Serta membangun kultur, membuat seluruh karyawan merasa memiliki usaha tersebut sehingga spiritnya berada pada getaran yang sama seperti kultur yang dibangun di Suara NTB. “Kebersamaan itu kata kuncinya,” tegasnya. Para peserta dari berbagai daerah, Sumbawa, Dompu, KSB. Termasuk dari Sulawesi pun antusias melontarkan pertanyaan untuk menggali lebih dalam tentang dunia bisnis media. Termasuk pengalaman H. Agus Talino mengembangkan dan mengelola media di NTB. Bahkan ada dari mereka yang menceritakan pengalamannya membangun bisnis kecil dan selalu gagal. H. Agus pun berpesan kepada mereka, untuk jangan takut mencoba. Menentukan arah dan target yang jelas. Mengambil keputusan ketika punya mimpi. Membangun jaringan dengan memperbanyak silaturahim. “Jangan takut dengan risiko, jalani saja, yang penting arah dan targetnya jelas,” pesan H. Agus. (arn)

ADD untuk KSB Ditambah Taliwang (Suara NTB) Alokasi Dana Desa (ADD) untuk Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang digelontorkan pemerintah pusat pada tahun 2015 ini mengalami penambahan. Jika sebelumnya dalam dokumen DIPA yang diterima pemerintah KSB jumlah ADD hanya sekitar Rp 10 miliar. Namun kabar terbaru, angka tersebut mengalami perubahan dengan tambahan sebesar Rp 6,4 mil(Suara NTB/bug) iar. “Alhamdulillah kita Lukmanul Hakim dapat informasi terbaru bahwa ADD yang bersumber dari APBN mengalami perubahan. Ada tambahan sekitar Rp 6,4 miliar,” terang ketua Forum Komunikasi Kepala Desa (FK2D) KSB, Lukmanul Hakim kepada wartawan. Penambahan tersebut oleh para Kades se-KSB disambut positif. Sebab sebelumnya dengan dana Rp 10 miliar, hampir seluruh kades mengeluhkan minimnya anggaran yang dijadikan dana penggerak pembangunan desa itu. Sebab alokasi itu diperuntukkan bagi 57 desa yang ada di KSB. “Sebelumnya sangat minim sekali. Tapi dengan tambahan ini setidaknya kita sudah berupaya untuk mendapatkan lebih dari pusat,” timpal Lukmanul. Meski masih belum maksimal, tambahan Rp 6,4 miliar dari pusat itu disyukuri para Kades. Menurut Lukmanul, berdasarkan perhitungan pihaknya dengan anggaran Rp 16,4 miliar itu telah memenuhi 15 persen dari amanat Undang Undang (UU) Desa Nomor 6 Tahun 2014. “Memang kalau dibagi rata sesuai dengan UU Desa terbaru belum terpenuhi maksimal. Tapi setidaknya ada perubahan alokasi dari sebelumnya yang hanya Rp 10 miliar untuk dibagi ke 57 desa yang ada,” katanya seraya menambahkan untuk penerapan UU Desa, pemerintah pusat akan butuh waktu penyesuaian dalam beberapa tahun ke depan. “Sejak awal kami sadari kalau pusat tentu tidak bisa langsung maksimal memenuhi amanat UU Desa itu. Kemarin kami hanya minta agar ditambah karena yang Rp 10 miliar itu jangankan untuk memenuhi amanat UU, tapi benar-benar sangat minim,” tegas Lukmanul. Selanjutnya ia mengungkapkan, dalam surat FK2D yang dilayangkan kepada pemerintah. FK2D KSB tidak hanya mendesak memaksimalkan anggaran ADD dari pusat, tetapi juga yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) sebesar 10 persen. Sayangnya permintaan itu sejauh ini belum ditanggapi oleh Pemda KSB. “Kita akan perjuangkan dana yang alokasinya dari daerah. Ke depan baik pusat maupun daerah bisa memaksimalkan alokasi anggaran untuk desa, karena bagaimana pun pembangunan yang baik itu dimulai dari pemerintahan paling bawah, yakni desa,” tukasnya. (bug)

Sumbawa Besar (Suara NTB) Sidang paripurna pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) usul prakarsa DPRD Sumbawa, Kamis (2/ 4), dengan agenda penyampaian penjelasan atas lima Raperda inisiatif oleh komisikomisi dewan. Rinciannya, dua Raperda dinisiasi Komisi I, dua Raperda di Komisi II dan satu Raperda di Komisi IV. Komisi I DPRD Sumbawa, melalui Ketuanya, Syamsul Fikri S.Ag, menyampaikan Komisi I menginisiasi Raperda tentang penyelenggaran pelayanan periznan terpadu dan Raperda tentang Lembaga Adat Tana Samawa (LATS). Terkait Raperda tentang penyelenggaraan pelayanan periznan terpadu, pelayanan publik harus mendapatkan perhatian yang serius pemerintah daerah, karena akan mempengaruhi kualitas kesejahteraan masyarakat. Pelayanan publik yang berkinerja tinggi akan memungkinkan peningkatan akses masyarakat terhadap berbagai pelayanan yang diberikan pemerintah daerah. Serta mendorong lancarnya roda perekonomian di daerah. Materi muatan Raperda tersebut dibagi menjadi materi umum dan materi khusus. Materi umum memuat hal-hal yang berkaitan dengan proses pembentukan dan penetapan kebijakan publik yang respon-

sif dengan menggunakan pendekatan yang demokratis dan partisipatif , transparan dan akuntabel. Sementara materi khusus Raperda ini menyangkut maksud, tujuan, asas dan ruang lingkup. Ruang lingkup pelayanan publik di Sumbawa meliputi pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata, dan sektor strategis lainnya. Selanjutnya, lanjut Fikri, Raperda tentang LATS yang muatannya disusun melalui naskah akademik LATS. Bertujuan melestarikan dan mempertahankan nilai-nilai budaya lokal Sumbawa. Melindungi dan memelihara harta kekayaan adat istiadat sumbawa yang mempunyai nilai sejarah baik bergerak maupun tidak bergerak. Melakukan upaya pengembangan budaya dan adat istiadat Sumbawa yang terencana, terpadu dan terarah. “Proses penyusunan kedua Raperda ini telah melalui proses tahapan yang sangat panjang. Dengan harapan untuk dapat dibahas dan sebagai bahan referensi pada tingkat pembahasan selanjutnya,” terangnya. Komisi II DPRD Sumbawa, melalui juru bicaranya, H. Mustajabuddin S.Sos, menjelaskan dua Raperda inisitif yang digawangi komisinya.

Yakni, Raperda Pengaturan dan Pengelolaan Lar (Kawasan Pengembalaan Ternak) dan Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah. Kedua buah Raperda tersebut merupakan sisa Raperda yang telah masuk dalam Prolegda 2013 yang sedianya akan dibahas tahun 2014. Namun karena situasi politik pada 2014, belum sempat diagendakan pembahasannya sehingga pada tahun ini diangkat kembali sebagai bentuk tanggung jawab moril melanjutkan estafet semangat Komisi II Periode sebelumnya. Untuk memperdalam materi Raperda tersebut, Komisi II telah melakukan beberapa studi, konsultasi dan kunjungan kerja ke beberapa daerah di antaranya adalah Kota Yogyakarta, Kota Surabaya dan kota Depok. Raperda Pengaturan dan Pengelolaan LAR (Kawasan Penggembalaan Ternak), Peternakan merupakan salah satu sektor pembangunan yang menjadi andalan Sumbawa. Didukung tradisi beternak yang tidak dikandangkan tetapi dilepas di padang penggembalaan umum yang disebut lar (secara ekstensif), sebagai kearifan lokal masyarakat Sumbawa. Saat ini luas lar yang ada semakin berkurang karena adanya alih fungsi kawasan lar untuk kepentingan sektor lain. Mengingat pentingnya keberadaan lar bagi peternak di

Sumbawa maka perlu adanya upaya pelestarian. Keberadaan lar yang membentuk komunitas masyarakat peternak, dirasakan sebagai arena tukar informasi, transaksi hewan, serta interaksi sosial lainnya. Sedangkan fungsi lingkungan lar yaitu dapat dimanfaatkan untuk alternatif daerah tangkapan air. Dari hasil peternakan selain meningkatkan taraf hidup peternak, juga memberi kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sumbawa melalui pajak dan retribusi ternak. Pemerintah Daerah selama ini belum banyak melibatkan masyarakat pemilik ternak dalam mengambil keputusan perubahan alih fungsi lahan lar. Dari 59 lokasi lar baru 4 lokasi yang secara administratif telah dikeluarkan SK Bupati untuk melindungi keberadaannnya. Belum adanya kepastian hukum atas lar menjadi rentan timbulnya konflik selain masyarakat dengan pemerintah daerah, masyarakat dengan investor (tambak dan tambang) juga masyarakat dengan masyarakat lain yang berbeda kepentingan, sehingga dibutuhkan aturan-aturan yang bisa memberikan ketegasan terhadap semua persoalan yang berkaitan dengan lar. Sedangkan Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah, sebagai salah satu unsur penting dalam penyelenggaraan Pemerintahan dan pem-

bangunan Daerah, maka barang milik daerah perlu dikelola secara tertib dan dapat dimanfaatkan secara optimal mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, upaya mewujudkan tertib administrasi barang dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah tersebut perlu diatur tentang pengelolaan barang milik daerah. Sementara Komisi IV DPRD Sumbawa, melalui Wakil Ketua, Khaeruddin S.E, mengajukan Raperda tentang pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS. Tujuannya melindungi masyarakat dan memutus mata rantai penularan penyakit tersebut melalui program sebagai berikut. Meyebarluaskan informasi ke seluruh masyarakat dan menciptakan suasana kondusif dengan menitik beratkan pencegahan pada populasi berisiko. Melakukan pendidikan perubahan perilaku dari beresiko tinggi tertular HIV menjadi perilaku sehat. Meningkatkan peran serta masyarakat termasuk ODHA dalam berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan. Menyediakan pelayanan VCT (Voluntary Conseling Testing), pengobatan, perawatan dan dukungan kepada Orang dengan HIV Aids (ODHA) yang terintegrasi dengan upaya pencegahan. Serta menciptakan dan mengembangkan kemitraan. (arn/*)

Diduga Ganggu Situs Keramat

Tiga Warga Tua Nanga Meninggal Tak Wajar Taliwang (Suara NTB) Tiga warga di desa Tua Nanga kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), meninggal dalam kondisi diduga tidak wajar. Warga setempat mempercayai jika kematian tiga warga setempat secara tidak wajar karena dikutuk setelah mengambil batuan di situs keramat di desa tersebut. Keyakinan warga terhadap misteri itu sendiri bukan isapan jempol belaka. Sejak kematian tidak warganya yakni Gading, Batudara dan H. Ismail yang terkesan tidak wajar. Warga dikomando pemerintah setempat telah menggelar berbagai ritual, mulai untuk meminta maaf kepada ‘penunggu’ Bangka Bela’, situs yang dikeramatkan itu, sampai membentengi desa agar arwah yang diduga telah membunuh ketiga warganya tidak kembali meneror desa. “Kita sudah melakukan ritual beberapa kali dengan harapan penunggu Bangka Bela’ tidak mengganggu warga lagi,” terang kepala desa Tua Nanga, Manawari, SPd, Minggu (5/4). Dari pengakuan warga yang meyakini kehadiran gangguan arwah penunggu situs Bangka Bela’ itu. Sejak tersiarnya kabar bahwa batuan di sekitar situs diambil oleh warga untuk dijadikan batu akik dan disusul kematian tiga warga lainnya, banyak kejadian aneh di sekitar desa. Warga mulai melihat sosok-sosok menyeramkan di malam hari berkeluyuran di dalam desa. “Banyak warga yang mengaku melihat sosok-sosok penampakan itu. Kebanyakan berbentuk hewan seperti Anjing, Sapi dan Kerbau dengan ukuran pulu-

han kali lipat dari normalnya. Dan warga mempercayai sosok-sosok itu dari sana (Bangka Bela’),” papar Manawari. Bangka Bela’ yang artinya perahu pecah merupakan situs setempat yang dipercayai warga sebagai kapal para nenek moyang mereka. Para awak kapal inilah yang dahulu dipercaya sebagai perintis tiga desa di pesisir pantai Poto Tano yakni desa Tua Nanga, Kiantar dan desa Mantar setelah kapalnya karam di sekitar pantai setempat. Dengan keyakian tersebut selama ini warga tak ada yang berani mengganggu bongkahan batu berbentuk bukit yang berada tepat di pesisir pantai itu. Hingga akhirnya demam batu akik melanda dan sejumlah warga mulai mengeksplorasi batuan di situs yang dianggap keramat itu. Menurut Manawari, kondisi mencekam di desanya itu bukan kali pertama terjadi akibat diganggunya situs Batu Bela’. Beberapa tahun lalu, seorang warga sempat melakukan penggalian terhadap kubur yang diduga merupakan tempat dimakamkannya sang nahkoda kapal. Dari dalam liang kubur didapati cahaya yang diduga merupakan emas batangan. Setelah dilakukan penggalian sontak warga mengaku kerap didatangi roh-roh dan gangguan makhluk gaib. Baru setelah

Mendesak, Pembangunan Pos Pengamanan di Moyo Utara Sumbawa Besar (Suara NTB) Anggota Komisi I DPRD Sumbawa, Adizul Sahabuddin menyatakan pentingnya pembangunan pos pengamanan terpadu di kecamatan Moyo Utara. Yang akan ditempati oleh gabungan personel TNI, Polri, Polhut dan Perikanan. Kita akan dorong pembangunan pos ini untuk dianggarkan dalam APBD Perubahan 2015 ini. Soalnya ini mendesak karena seringkali terjadi gangguan keamanan di wilayah ini, termuk pencurian hewan yang kemarin sempat marak terjadi,” terang Aset, panggilan akrab

Adizul, Sabtu (4/4). Lokasi pembangunan pos ini harus pada lokasi yang mudah diakses oleh masyarakat. Minimal ada sinyal komunikasi seluler (HP), agar ketika ada gangguan keamaman bisa langsung dikomunikasikan. Kalau memang ada masyarakat yang ingin menghibahkan tanah tidak produktifnya untuk dijadilkan lokasi, maka akan lebih baik. Kalaupun tak ada, maka bisa dianggarkan dalam APBD P mendatang. “Kita harapkan di Sampar Ai Bari, karena lokasinya strategis, mudah dipantau dan mudah diakses,” tukasnya. (arn)

(Suara NTB/ist)

RITUAL - Prosesi ritual yang dilakukan warga Desa Tua Nanga untuk menghentikan kedatangan makhluk gaib yang diduga dari Bangka Bela’. diketahui penyebabnya, warga pun mengembalikan berbagai barang termasuk serpihan tulang mayat yang berasal dari kuburan sang kapten kapal itu. “Kondisinya saat itu hampir seperti ini. Ada warga yang meninggal secara misterius, banyak yang mengaku melihat roh gentayangan. Nah begitu dilakukan pengembalian terutama serpihan tulang dari kuburan itu baru semua kembali normal,” urai Manawari. Selain melakukan ritual,

Manawari mengatakan selaku pemerintah desa pihaknya telah mengeluarkan himbauan. Dalam himbauannya tersebut, diminta kepada warga desa Tua Nanga dan sekitarnya untuk tidak lagi mengganggu situs Bangka Bela’ dan bagi pihak-pihak yang telah mengambil batuan di sistus itu agar segera mengembalikannya ke tempat semula. “Kami sengaja mengeluarkan himbauan ini, karena banyak warga yang menyatakan, hanya dengan mengembalikan

seluruh apa yang telah diambil dari sistus itu, barulah arwah dan roh penunggu Bangka Bela’ akan tenang,” katanya seraya menambahkan jika ritual yang dilakukan warga telah berlangsung selama tiga pekan lamanya. “Warga tetap percaya pada keyakinan bahwa Allah adalah semua sumbernya. Tapi ritual sebagai bagian dari adat kami, kami laksanakan untuk meminta maaf pada hal-hal yang ada di luar kehidupan kita ini,” imbuh Manawari. (bug)

Fisipol UNSA Usulkan Prodi Baru Sumbawa Besar (Suara NTB) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Samawa (UNSA) Sumbawa Besar telah mengajukan tambahan program studi (Prodi) baru pada Maret 2015. Hal ini melihat tingkat kebutuhan masyarakat akan prodi yang diajukan tersebut. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik UNSA, Muhammad Salahuddin, M.Si kepada Suara NTB, Sabtu (4/ 4) mengatakan, selama ini Fisipol UNSA hanya memiliki satu program studi. Padahal minat dari masyarakat khususnya lulusan SMA cukup tinggi. Untuk menjawab hal tersebut, diajukanlah usulan pengembangan program studi baru yaitu Ilmu Pemerintahan. Dikatakan sebelumnya pernah melakukan kerja sama dengan salah satu Perguruan Tinggi di NTB. Melihat di Perguruan tinggi lain, ternyata animo masyarakat tentang Ilmu Pemerintahan cukup tinggi. “Kami lihat di perguruan tinggi-perguruan tinggi animo masyarakat tinggi. Sehingga kita berfikir, kalau ada peluang kenapa tidak membuka di daerah sendiri,’’ katanya, seraya menambahkan, dengan nilai

(Suara NTB/ind)

Muhammad Salahuddin akreditasi B, kita mendapat predikat baik, kenapa tidak mencoba melebarkan sayap dan melangkah meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. ‘’Karena perguruan tinggi ini kan masyarakat yang miliki, kita di sini hanya menjalankan dan mengelola,” imbuhnya. Saat ini pihaknya sudah melengkapi persyaratan-persyaratan sesuai dengan prodi yang diajukan. Diantaranya minimal memiliki enam dosen yang berpendidikan S2, ada juga persyaratan referensi Bank yang dikeluarkan dari Dikti. Hal itu untuk menjamin layak tidaknya fakultas untuk

membuka prodi baru. Ada juga persyaratan administratif seperti SK Depkum HAM, surat permohonan, rekomendasi senat dan lain sebagainya. Semua itu harus dilengkapi untuk pengajuan prodi baru. Salahuddin menambahkan, prosesnya semua berkas harus sudah masuk pada 31 Maret lalu, dan pihaknya sudah memenuhi semua. Salah satu persyaratannya ada rekomendasi dari Kopertis yang sudah berganti nama menjadi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi). Dan dari hal tersebut rekomendasi kopertis berhasil lolos, itu kemudian menjadi bahan. Namun menurutnya. Untuk proses selanjutnya, pihaknya masih menunggu informasi dari pusat, mengingat ada banyak pengusulan prodi baru. Dalam rencana kerja yang dibaca, Juni mendatang akan ada surat dari dikti, bisa berupa izin ataupun perbaikan dan lain sebagainya. Diharapkan dengan adanya prodi baru bisa menambah peluang kerja bagi tenaga dosen, kependidikan dan tenaga pendidikan, bisa menjawab tingkat kebutuhan masyarakata yang tinggi, agar tersalurkan ilmu agar tersalurkan ilmu pengetahuan. (ind)


SUARA NTB Senin, 6 April 2015

SUARA PULAU SUMBAWA

Halaman 7

BBM Naik

Perahu Motor di Bima Terancam Tak Beroperasi Bima (Suara NTB) – Perahu motor angkutan tradisional di desa Bajo, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, terancam tidak beroperasi akibat penumpang minim, menyusul kenaikan harga BBM. Sepekan terakhir ini, masyarakat pengelola angkutan laut itu terpaksa memarkir kapalnya dan memilih mencari pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhannya.

(Suara NTB/ula)

EVAKUASI – Salah satu atraksi evakuasi korban bencana di lapangan Doropeti Pekat pada apel siaga bencana, Sabtu (4/4).

Tagana Simulasikan Penanganan Korban Bencana Dompu (Suara NTB) Taruna Siaga Bencana (Tagana) NTB menggelar apel siaga bencana di Desa Doropeti, lereng gunung Tambora. Warga dilatih untuk menghadapi bencana dan disimulasikan. Apel siaga bencana di lapangan Doropeti Kecamatan Pekat Dompu, Sabtu (4/4), diawali dengan kemah selama empat hari untuk melatih pembentukan tim kampung siaga bencana (KSB) sebanyak 80 orang warga

Desa setempat. Apel ini sebagai bagian dari acara HUT Tagana ke XI dan untuk menyukseskan peringatan Tambora Menyapa Dunia (TMD). Tagana Kabupaten/Kota seNTB turut serta dalam apel siaga bencana di Doropeti Pekat dengan total peserta 296 orang. Para Tagana juga menggelar atraksi dan simulasi penanganan korban bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung. Simulasi ini diikuti

oleh anggota tim kampung siaga bencana (KSB), pelajar SD dan bahkan para ibu-ibu. Menteri Sosial RI dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Bupati Dompu, Drs. H. Bambang M. Yasin di lapangan beringin, Sabtu (4/4) mengatakan, Tagana dilahirkan sebagai jawaban atas kondisi kerawanan bencana di Indonesia dan manifestasi dari penanggulanan bencana berbasis masyarakat. Sejak dibentuk

2004 lalu, Tagana aktif telah berjumlah 27.654 personel. “Angka yang cukup besar namun belum memadai dibanding dengan luasan kerawanan bencana di Indonesia,” katanya. Apel siaga bencana tidak hanya untuk peringatan ulang tahun, tapi menjadi ajang konsolidasi, tukar informasi, refleksi diri serta upaya membangun jiwa korsa dan peningkatan silaturrahmi antara Tagana. “Tagana dibentuk untuk tujuan

kemanusiaan, tidak untuk politik. Karenanya, anggota Tagana tidak hanyut dan terbawa dengan arus politik baik nasional maupun lokal,” ingatnya. H. Bambang pun memberikan apresiasi terhadap warga Doropeti yang terlibat aktif dalam apel siaga bencana dan turut dalam simulasi penanggulangan bencana. “Saya baru tahu, ternyata orang Doropeti pandai ber-ackting,” ungkap H. Bambang. (ula)

Sat Reskrim Musnahkan Berkas Perkara Kota Bima (Suara NTB) Berkas berita acara pemeriksaan perkara yang ditangani oleh Sat Reskrim sejak tahun 2001 hingga 2010 dimusnahkan, Sabtu (4/4). Pemusnahan berkas perkara beser-

ta barang bukti ini guna menertibkan berkas dan prasarana yang sudah lama. Pemusnahan tersebut dilakukan di halaman Sat Reskrim sekitar pukul 16.00 WITA. Kegiatan pemusnahan

ini hanya dilakukan di tingkat internal. Kasat Reskrim Iptu Yerry T pada Sabtu (4/4) menyebutkan, pemusnahan ini dilakukan berdasarkan BAP termasuk juga barangbarang hasil sitaan yang sudah

selesai dilakukan pemberkasan. Menurut Yerry, pemusnahan ini dilakukan untuk menertibkan berkas-berkas dan prasarana Sat Reskrim Polres Bima Kota yang sudah lama.

Meski demikian, pemusnahan ini dilakukan sudah sesuai dengan prosedur termasuk telah dilaporkan hingga ke tingkat Polda NTB. Hal ini pun, akunya, rutin dilakukan oleh seluruh jajaran Polri, khususnya Sat Reskrim di tingkat Polsek, Polres, Polda hingga Mabes Polri. “Tujuannya untuk pembaharuan dan penertiban,” terang Yerry. Ditambahkannya, yang turut dimusnahkan yakni salinan berkas perkara penyelidikan dan penyidikan, yang tidak lanjut seperti barang pecah belah yang merupakan BB pengerusakan, bekas kebakaran dan bekas kerusuhan demonstrasi. (use)

Pantauan Suara NTB, Sabtu (4/5) di pelabuhan Bima, dermaga di pelabuhan tersebut terlihat penumpang lengang. Beberapa pemilik kapal motor terlihat duduk dalam boat untuk menunggu penumpang yang menyeberang ke kecamatan Donggo, Soromandi, dan Bolo Kabupaten Bima. Pemilik boat, Baharuddin (34) mengatakan, sejak naiknya harga BBM pekan lalu, banyak boat tidak beroperasi karena penumpang yang sepi. Hal lainnya dipicu karena kondisi beberapa boat sudah tua dan tidak layak lagi beroperasi. Lebih lanjut dikatakannya, sebelum harga BBM naik, boat biasanya beroperasi hampir 15 menit bergantian, dengan omset yang memuaskan. Dia menuturkan, jumlah boat yang berada di Bajo dan beroperasi sekitar 50 buah, belum lagi yang lama parkir dan tidak jalan, namun kini hampir belasan yang jalan dan tetap beroperasi, termasuk dirinya. ‘’Dulu boatnya banyak, tapi kini sudah mulai berkurang,” ujarnya. Senada dengan Baharudin,

Samsuddin (36) mengatakan, meskipun penumpang sepi dan harga BBM naik namun dirinya tetap berusaha mencari penghasilan sebagai pawang boat. Baginya mengantar penumpang dengan boat merupakan warisan leluhur yang harus dipertahankan. ‘’Meskipun penghasilan tidak cukup karena dibebani kebutuhan operasional, hanya dengan ini saya bisa mencari nafkah,’’ tuturnya, seraya menambahkan, tanah pertanian keluarganya tidak ada, apalagi perusahaan untuk kerja di Bima. ‘’Daripada keluarga terlantar, saya tetap mempertahankan boat ini,” tuturnya. Tarif untuk penumpang umum kisarannya Rp 5.000/orang, sedangkan satu sepeda motor dikenakan tarif Rp 7.000. Dari dulu banyak warga di teluk Bima memanfaatkan angkutan tradisional ini, untuk keperluan saat menyeberang ke kota Bima dengan memakan waktu 15 hingga 20 menit, dibanding menggunakan jalur darat yang menghabiskan waktu satu sampai dua jam agar sampai di Kota Bima. (uki)

(Suara NTB/uki)

SEPI - Pelabuhan di Desa Bajo, Kecamatan Soromandi, yang sepi, Minggu (5/4) karena penumpang menuju Kecamatan Donggo dan sekitarnya yang minim sejak kenaikan harga BBM pekan lalu.

Kemiskinan di Dompu Sisakan Lima Persen Dompu (Suara NTB) Penanganan kemiskinan di Kabupaten Dompu on the track (berada pada jalurnya) menuju target rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) tahun 2020. Target pemerintah di tahun 2020, Dompu menyisakan lima persen dan tahun 2014 kemiskinan Dompu tinggal 14,1 persen. Program unggulan daerah berupa tebu rakyat, sapi, jagung dan rumput laut (Terpijar) tahun 2016 diyakini bisa mewujudkan pengentasan kemiskinan. Bupati Dompu, Drs. H. Bambang M. Yasin kepada Suara NTB, Sabtu (4/4) mengatakan, angka kemiskinan di Kabupaten Dompu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 tinggal 14,1 persen. Dengan asumsi penanganan kemiskinan dua persen per tahun, maka target tinggal lima persen sesuai RPJMD Dompu di tahun 2020 akan bisa tercapai. “Penanganan kemiskinan kita sudah on the track RPJMD,” katanya.

(Suara NTB/ula)

H. Bambang M. Yasin Upaya pemerintah, lanjut H. Bambang, dengan mengoptimalkan melalui program unggulan daerah dan dukungan pemerintah pusat. Program Terpijar diyakini bisa mengentaskan kemiskinan, karena rakyat memiliki kegiatan untuk mendapatkan penghasilan lebih. Ini terlihat dari capaian yang dihasilkan dalam program PIJAR selama

empat tahun terakhir. “Selama rmpat tahun terakhir, penurunan angka kemiskinan kita rata-rata dua persen per tahun,” jelasnya. Diakui H. Bambang, dengan program unggulan selama ini masih banyak yang harus dibenahi. Seperti pemanfaatan limbah jagung dan limbah pertanian lainnya. Limbah jagung yang dihasilkan selama ini belum memiliki nilai. “Peningkatan nilai tambah dari produk unggulan menjadi target pemerintah kedepan,” katanya. Hasil produk unggulan selama ini dan ditambah tebu rakyat, H. Bambang mengatakan, diyakini akan mempercepat penanganan kemiskinan. Sehingga tugas pemerintah kedepan, selain mempertahankan kontinyuitas produksi juga memperbaiki fasilitas yang ada. “Ketika rakyat memiliki penghasilan, pemerintah tinggal menata infrastruktur pendidikan dan kesehatan untuk menciptakan masyarakat Dompu yang sehat dan cerdas,” ungkapnya. (ula)

Diduga Depresi, Seorang Warga Tewas Gantung Diri Kota Bima (Suara NTB) – Ainunisah atau yang akrab disapa Nisa (20), warga RT 05 RW 02 Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima, ditemukan tengah tergantung dalam kamar tidurnya sekitar pukul 17.30 Wita, Jumat (3/4). Saat itu rumahnya sepi, dan dia meninggal dalam perjalanan ke Rumah Sakit Muhamadiyah Bima. Paman korban, Yudi Saifullah (45) kepada wartawan mengatakan, selama enam bulan menikah dengan Aziz, Nisa terlihat lebih sensitif dan berwatak keras. Ketika ada masalah dengan suaminya, Nisa sering melaku-

(Suara NTB/uki)

H. Nurdin kan hal-hal yang ekstrem. ‘’Dia pernah mencoba melaku-

kan bunuh diri dengan cara mengiris tangannya sendiri,” katanya. Dokter piket Rumah Sakit Muhamadiyah Bima, doker Sulfani mengatakan, denyut nadi Nisa berhenti sampai di rumah sakit. ‘’Ditemukan ada bekas di leher korban,” ujarnya. Sementara itu, Kapolsek Ranasae Barat, Kompol H. Nurdin membenarkan adanya salah seorang warga Tanjung RT 05 RW 02 yang diduga bunuh diri dengan cara menggantung di kamar rumahnya. ‘’Motifnya belum diketahui, dan kami masih melakukan penyelidikan yang mendalam tekait masalah ini,” katanya. (uki)


SUARA NTB Senin, 6 April 2015

Operasi Simpatik Gatarin 2015

Satlantas Polres Lotim Membagikan Mawar Selong (Suara NTB) – Satuan Lalu Lintas Polres Lotim, Sabtu (4/4) menggelar Operasi Simpatik 2015. Operasi yang digelar mulai dari tanggal 1 April sampai 21 April 2015 itu bertujuan supaya masyarakat lebih tertib dalam berlalu lintas dimanapun berada, terlebih di Kawasan Tertib Lalu Lintas (KTL). Dalam operasi itu, bagi masyarakat yang mengendarai sepeda motor maupun mobil sesuai dengan ketentuan yang berlaku diberikan sekuntum bunga mawar oleh Polwan Satlantas Polres Lotim. Hal itu dilakukan sebagai bentuk apresiasi atas tertibnya masyarakat dalam berkendara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kasat Lantas Polres Lotim, AKP. Supyan Hadi, SH mengatakan, Operasi Simpatik itu serentak dilakukan di seluruh Indonesia dan tak terkecuali di Lombok Timur (Lotim). Adapun, tujuan dilakukannya operasi itu untuk lebih menertibkan para pengemudi baik roda empat maupun roda dua. Sehingga, dalam operasi yang dilakukan oleh Satlantas Polres Lotim itu lebih megedepankan persuasif dan preventif. Selain itu, dilakukannya operasi itu juga untuk menjalankan ketentuan yang berlaku sesuai dengan UU No 22 Tahun 2009. Untuk itu, melalui Operasi Simpatik Gatarin 2015, ia mengimbau masyarakat agar senantiasa mengikuti aturanaturan yang berlaku dalam berlalu lintas. Satlantas Polres Lotim mengharapkan kepada masyarakat untuk terus mendukung upaya yang dilakukan oleh pihaknya dalam upaya menertibkan masyarakat agar selalu tertib berlalu lintas dengan memakai segala atribut berkendara. “Operasi ini akan dilakukan sampai tanggal 21 April 2015 yang titik operasinya akan dilakukan di seluruh Kabupaten Lombok Timur (Lotim),” terang Supyan. Salah satu pengendara yang terjaring operasi itu, Maulida Septiani, kepada Suara NTB mengatakan, pelanggaran yang dilakukannya karena salah satu teman dibelakangnya tidak memakai helm. Padahal, kelengkapan mulai dari kaca sepion, helm, SIM dan surat-surat berkedara lainnya lengkap. Sehingga, dalam operasi itu Maulida hanya mendapatkan teguran dari petugas. (yon)

POLHUKAM

Halaman 8

BNN Gerebek Kafe di Bima dan Dompu Mataram (Suara NTB) Operasi penyalahgunaan narkoba yang selama ini terpusat di Lombok, digeser Badan Narkotika Nasional (BNN) ke Pulau Sumbawa. Hotel dan kafe di Kota Bima dan Dompu digerebek. Meski hasil razia nihil, tapi diharapkan timbul efek pencegahan. Operasi dipimpin Kabid Pemberantasan BNN Provinsi NTB, AKBP Bunawar, SH untuk wilayah Kota Bima dan Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat AKBP Cheppy Ahmad Hidayat.,S.Ag untuk wilayah Kabupaten Dompu. Berangkat dari Mataram, Jumat malam (3/4) lalu, kemudian memulai operasi Sabtu (4/4) malam. Razia melibatkan pasukan Brimob Polda NTB, personel Direktorat Narkoba dan Bidang Propam Polda NTB. Dilibatkan juga personel TNI dari Polisi Militer Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Angkatan Darat. Razia diawali dengan menyatroni Kafe Madona, kawasan Ule, Kota Bima. Sebagaimana lazimnya operasi, sejumlah pengunjung kafe ini diperiksa pakaiannya, untuk mengidentifikasi kemungkinan membawa berbagai jenis narkoba. “Kami juga lakukan tes urine untuk semua pengunjung, tak terkecuali karyawan kafe,” kata Bunawar kepada Suara NTB, Minggu (5/4). Razia dilanjutkan ke Kafe Madona, masih kawasan Ule. Pengunjung dan karyawan kafe juga di tes urine. Saat pemeriksaan berlangsung, salah seorang pengunjung asal Desa Renda, Kecamatan Woha kedapatan membawa senjata tajam. Pengunjung ini pun diserahkan ke

(Suara NTB/humas BNN)

RAZIA - Razia terhadap pengunjung di salah satu kafe di Kota Bima oleh tim BNN, melibatkan unsur TNI dan personel Polda NTB.

Mapolresta Bima untuk diperiksa. Kafe Garden, tempat hiburan lainnya, saat didatangi dalam keadaan kosong. Beralih di kafe Famili, kawasan wisata Amahami, dekat perbatasan Kabupaten Bima. 10 orang pengunjung di Hall yang diperiksa urine negatif semua. “Kami juga periksa di kafe Kalaki Beach, kita periksa, baik pengunjung maupun karyawan hotel, semuanya juga negatif,” sebut Bunawar. Sementara operasi untuk tim ked-

ua, sasarannya Kafe Primadona, di kawasan wisata Lakey Kabupaten Dompu. Prosedur yang sama diterapkan, pemeriksaan pakaian dan tes urine. Namun hasilnya juga sama, semua pengunjung negatif urine dan tak ditemukan barang terlarang narkoba. Bunawar menjelaskan, operasi itu sebagai penyeimbang karena yang disasar selama ini wilayah Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Utara, sebagai pusat pariwisata yang cukup besar di

PKS Belum Pastikan Dukung AMAN

Pencairan Dana Pilkada Belum Jelas

(Suara NTB/yon)

BERIKAN MAWAR - Satlantas Polres Lotim menggelar Operasi Simpatik Gatarin 2015. Tampak Polwan memberikan sekuntum bunga mawar kepada pengendara yang taat dan tertib dalam berlalu lintas sebagai bentuk apresiasi.

Pansus LKPJ Tunjuk Tim Ahli Mataram (Suara NTB) – Pansus LKPJ (Laporan Keterangan Pertanggungjawaban) Walikota Mataram DPRD Kota Mataram menunjuk tim ahli untuk membantu kerja-kerja pansus dalam mengkaji materi LKPJ. Tim ini beranggotakan dua akademisi. ‘’Dr. Kadri untuk kebijakan publik dan Prayitno Basuki untuk masalah penganggaran,’’ sebut Ketua Pansus LKPJ DPRD Kota Mataram, Drs. HM. Zaini menjawab Suara NTB usai memimpin rapat Pansus LKPJ di DPRD Kota Mataram, Sabtu (4/4). Pansus memandang keberadaan tim ahli sangat penting. ‘’Ketika waktu kita tersita, tim ahli bisa lebih fokus,’’ kata Wakil Ketua Pansus LKPJ, TGH. Mujiburrahman. Ditambahkan anggota Pansus LKPJ, Misban Ratmaji pentingnya rekomendasi tahun-tahun sebelumnya diakumulasikan supaya Pansus LKPJ dalam memberikan rekomendasi nantinya, tidak bertentangan dengan rekomendasi pada tahun sebelumnya. Menanggapi usulan dari anggota Pansus, Zaini mengamini beberapa masukan. Ia menegaskan ada tiga hal penting yang membutuhkan kajian mendalam baik oleh pansus maupun tim ahli. Masing-masing urusan wajib, urusan pilihan dan tugas perbantuan. Pada bagian lain Zaini mengatakan rekomendasi LKPJ berkaitan dengan program dan kegiatan. Termasuk eksekusi realisasi kegiatan. ‘’Kemudian ada masalah dan solusi. Tentu ada beberapa kendala yang ditemukan saat melakukan realisasi kegiatan. Masalahnya ada, solusinya bagaimana. Nah ini yang akan kita lakukan kajian-kajinan,’’ cetusnya. Demikian pula, kalau ada hal-hal yang perlu diperbaiki, harus dilakukan koreksi. Produk akhir dari pansus adalah rekomendasi demi perbaikan. Rekomendasi inipun harus dilihat setiap tahun. ‘’Trendnya bagaimana dalam mengikuti saran yang diajukan DPRD,’’ katanya. Jangan sampai, rekomendasi dari tahun ke tahun sama sehingga mengindikasikan eksekutif tidak melaksanakan rekomendasi Dewan. Zaini mengatakan Pansus membutuhnya referensi rekomendasi tahuntahun sebelumnya, mengingat LKPJ yang dibahas saat ini adalah LKPJ akhir masa jabatan Walikota. Mantan Ketua DPRD Kota Mataram ini tidak menampik padatnya jadwal di Dewan. Namun demikian, sesuai aturan, pihaknya kata Zaini akan berupaya merampungkan pembahasan LKPJ tepat waktu. Seperti dikatahui, Pansus LKPJ hanya memiliki waktu paling lama 30 hari dalam menyelesaikan pembahasan LKPJ. (fit)

teng, tengah disusun. Disatu sisi, tahapan Pilkada sudah akan dimulai pertengahan Bulan April ini. Diawali dengan penyerahaan daftar agregat penduduk Loteng dari Pemkab Loteng ke KPU Loteng. Termasuk pembentukan badan ad hoc Pilkada. Mulai dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) di tingkat desa sampai Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Disatu sisi, kegiatan-kegiatan tersebut butuh dukungan anggaran yang jelas. “Tanpa dukungan dana, bagaimana kita bisa melaksanakan kegiatan tersebut. Disatu sisi, menyiapkan anggaran Pilkada merupakan tanggung jawab dari pemerintah daerah,” ujarnya. Sehingga memang sudah seharusnya, Pemkab Loteng segera mencairkan anggaran Pilkada. Paling tidak pada pertengahan Bulan ini. Kalau tidak ingin tahapan persiapan dan pelaksaan Pilkada Loteng terganggu. “Kita hanya bisa berharap kepada Pemkab Loteng. Karena sukses tidaknya

(Suara NTB/dok)

KPU Loteng Kelimpungan Praya (Suara NTB) KPU Lombok Tengah (Loteng) saat ini tengah kelimpungan. Menyusul belum adanya kejelasan terkait kepastian pencairan dana pelaksaaan Pilkada yang sebelumnya telah dijanjikan oleh Pemkab Loteng. Sementara tahapan pelaksanaan Pilkada Loteng sudah semakin dekat. Akibatnya, KPU Loteng sampai sekarang belum bisa berbuat banyak mempersiapkan pelaksaaan Pilkada Loteng. Lantaran anggaran yang diharapkan bisa membiayai persiapan Pilkada justru belum ada. “Bagaimana kita mau mempersiapkan pelaksaan Pilkada, anggaranya sendiri belum jelas,” aku Ketua KPU Loteng, Ari Wahyudi, SH. Ari menjelaskan, sebelumnya pihaknya memang sudah sempat berkoordinasi dengan Pemkab Loteng. Prihal kejelasan pencaiaran dana Pilkada Loteng. Namun dari Pemda mengaku kalau surat penyataan hibah anggaran dari Pemkab Loteng ke KPU Lo-

pelaksaan Pilkada kali ini juga sangat tergantung dari dukungan anggaran,” tambah Ari. Pada Pilkada Loteng kali ini, Pemkab Loteng sudah menyiapkan anggaran tidak kurang dari Rp 25 miliar. Anggaran sebesar itu akan digunakan untuk membiayai pelaksaan Pilkada Loteng untuk dua putaran. Tapi karena aturan Pilkada kali ini hanya satu putaran, maka besaran anggaran yang digunakan kemungkinan jauh lebih kecil. (kir)

Diduga Kelelahan

Nenek Ditemukan Tewas di Sawah Praya (Suara NTB) Seorang nenek bernama Inaq Menim (60) asal Dusun Piling Desa Janapria Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), Sabtu (4/4), ditemukan tidak bernyawa di tengah sawah. Korban diduga tewas lantaran kelelahan. Setelah pergi menggiling padi miliknya. Kasusnya kini tengah diselidiki kepolisian setempat. Keterangan yang diperoleh Suara NTB menyebutkan, korban pertama kali ditemukan sekitar pukul 13.00 wita. Korban, menurut warga sempat terlihat membawa padi miliknya untuk digiling. Korban membawa padi tersebut sendiri tanpa didamping keluargnya. Setelah sampai ditempat penggilingan padi, korban sempat pulang kembali untuk mengambil padi yang hendak digiling. Namun belum sampai ditempat penggilangan, diten-

gah sawah korban berhenti sejenak guna melepas lelah, lantaran berjalan cukup jauh. Selepas itu, korban justru tidak bangun setelah beberapa waktu beristirahat. Sampai akhirnya beberapa warga menemukan warga tergelak sudah tak bernyawa. Sebelumnya, warga sempat mendengar teriakan dari lokasi penemuan korban. Warga begitu menemukan korban sempat melakukan upaya penyelamatan tapi nyawa korban tampaknya sudah tidak bisa diselamatkan lagi. “Saat ditemukan, korban sudah tidak bernyawa,” aku H. Munir, Camat Janapria yang dikonfirmasi via ponsel. Ia menjelaskan, sejauh ini tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Sehingga kuat dugaan kalau korban tewas, karena mengalami kelelahan. “Karena memang sebelumnya,

Pulau Lombok. Sehingga pihaknya merasa perlu menyebrang ke pulau Sumbawa, karena Dompu dan Bima juga banyak tempat hiburan yang diidentifikasi disusupi pengguna dan pengedar narkoba. “Tapi meski hasilnya nihil, kami memastikan ini ada efek pencegahan. Setidaknya kalau ada yang mau berkunjung ke tempat hiburan, berpikir untuk tidak menggunakan atau mengedarkan narkoba,” papar mantan Wakapolres Bima Kota ini. (ars)

korban sempat membawa padi ke tempat penggilingan padi,” tambahnya. Penemuan mayat korban sempat membuat warga setempat geger. Begitu mengetahui ada mayat, aparat kepolisian dibantu warga sekitar langsung mengevakuasi korban. Untuk selanjutkan diserahkan ke pihak keluarga. “Setelah dievakuasi, korban langsung dibawa pulang oleh keluargnya,” ujar Munir. Kasat Reskrim Polres Loteng, AKP Tauhid, mengakui adanya penemuan mayat tersebut. Pihaknya sudah melakukan oleh TKP guna mengungkap penyebab kematian korban. Namun pihak keluarga akhirnya memutuskan menolak dilakukan otopsi terhadap korban. “Pihak Keluarga korban memilih untuk tidak menerima proses autopsi dan langsung membawa korban pulang untuk dimakamkan,” timpalnya. (kir)

Mataram (Suara NTB) – DPD PKS Kota Mataram belum berani memastikan apakah akan mendukung paket Ahyar Abduh dan Mohan Roliskana (AMAN) jilid II atau tidak. Meskipun secara administrasi AMAN sudah menyerahkan formulir pendaftaran kepada DPD. “Kita hanya menerima dulu formulir yang diambil, mengenai apakah kita dukung atau tidak kita lihat nanti,” kata Ketua DPD PKS Kota Mataram, Abdul Malik Thalib usai menerima formulir pencalonan AMAN di kantor DPD PKS Kota Mataram, Sabtu (4/4). Siapapun menurut Malik, memiliki peluang untuk diusung oleh partainya menjadi calon Walikota dan Wakil Walikota Mataram pada Pilkada mendatang. Namun demikian, akan dilihat kedepan figur – figur yang akan maju selain AMAN. Bisa jadi lanjutnya, itikad dari AMAN dijadikan bahan pertimbangan sambil menunggu yang lain. Bagaimana soal rencana PKS akan mengusung kader sendiri? PKS kata Malik bekerja dalam tim dan nantinya

tim tersebut yang akan memastikan apakah akan mengusung kader sendiri ataukah mengusung calon lain. “Kita bekerja tim, nanti tim yang memutuskan itu,” pungkasnya. Ketua DPD Partai Golkar Mataram yang juga petahana H. Ahyar Abduh berharap PKS kembali mengusung pencalonan dirinya bersama H. Mohan Roliskana. Sebab, bukan kali ini saja PKS mengusung paket AMAN, tetapi pencalonan 2010 – 2015 lalu PKS juga sebagai partai pengusung. “Saya bersama H. Mohan menargetkan PKS bersama partai lain untuk bisa mengusung kembali,” harapnya. Selain PKS, parpol lain seperti Demokrat, Hanura, Nasdem, PKPI dan PKB sudah dibangun komunikasi secara intesif bahkan formulir pendaftaran sudah diambil. Bukan berarti AMAN memborong parpol, melainkan menjadi kewajiban calon untuk membuka komunikasi dengan parpol lain. Disamping itu juga, Gerindra dan PDI P sendiri belum diketahui arah politiknya karena wacana akan mengusung kader sendiri. (cem)

Dijadwalkan Pekan Depan

Minuman Beralkohol akan Ditarik Mataram (Suara NTB) – Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Mataram menjadwalkan penarikan minuman beralkohol pada 15 April 2015 (pekan depan), bila rumah bernyanyi dan pengecer masih ditemukan menjual minuman beralkohol. Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Perdagangan pada Diskoperindag Kota Mataram, Uun Pujianto pekan kemarin. Dia menjelaskan, pelarangan peredaran minuman beralkohol tersebut berdasarkan terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan RI nomo 06/MDAG/PER/1/2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perdagangan Re-

publik Indonesia nomor 20/MDAG/PER/4/2014 tentang pengendalian dan pengawasan terhadap pengadaan, pengedaran dan penjualan minuman beralkohol. Selain itu juga dipertegas dengan terbitnya Peraturan Daerah (Perda) Kota Mataram nomor 2 tahun 2015 tentang pengawasan dan pengendalian minuman beralkohol. Penjualan minuman beralkohol kata Uun, untuk diminum langsung di tempat hanya di hotel, restauran, bar sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan di bidang kepariwisataan. Sementara penjualan secara eceran minuman beralkohol golongan B dan C hanya di toko bebas bea (TBB) atau tempat tertentu yang ditetapkan Walikota Mataram. “Minuman golongan A bisa dijual di hypermart dan supermarket, tapi harus dibedakan tempatnya dengan produk lain,” kata Uun. Pengecer dan minimarket sambungnya, diberikan tegang waktu selama tiga hari untuk menarik sendiri barang miliknya. Pihaknya bersama tim terpadu yang terdiri dari Sat. Pol PP, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPMP2T) serta Disbudpar Kota Mataram akan mengecek langsung. Bila masih ditemukan pengecer berjualan maka minolnya akan disita. “Tanggal 15 April, kami bersama tim akan turun,” sebutnya. Yang perlu diperhatikan kata Uun, pemohon izin hanrus memperhatikan lokasi tempat berjualan sesuai dengan Perda Kota Mataram yakni tidak boleh berdekatan dengan Pemukiman, sekolah dan tempat ibadah. (cem)


SUARA NTB

Senin, 6 April 2015

Halaman 9

(Suara NTB/ula)

Dir Binmas Polda NTB, Kombes Pol. Suwarto melepas rombongan trail.

Bupati Dompu bersama Kapolres Dompu dan Ketua IMI NTB foto bersama trabaser.

(Suara NTB/ula)

Jadi Pujaan ’’Trabaser’’

’’Trail Adventure’’ Tambora Diikuti 750 Peserta Peserta trabas bersiap-siap mengikuti trail adventure.

(Suara NTB/ula)

(Suara NTB/ula)

Peserta trabas motor.

(Suara NTB/ula)

Trabaser turun dari kaki Gunung Tambora ke padang savana Doroncanga.

KAWASAN Tambora menjadi medan ideal untuk trail adventure dan pujaan bagi trabaser. Medan dengan padang savananya menjadikan Gunung Tambora sebagai destinasi utama di Indonesia dan siap kemungkinan diselenggarakannya ivent internasional. Dari target peserta 500 orang, event ini ternyata diikuti oleh sekitar 750-an trabaser dari seluruh Indonesia. Kepala Bidang Wisata PP IMI, Donni P kepada Suara NTB di sela-sela acara trail aventure Doropeti Kecamatan Pekat Dompu, Sabtu (4/4) mengatakan, Tambora merupakan medan ideal untuk adventure trail. Medannya kebetulan hujan, semula agar berdebu keras. ‘’Sekarang ini ideal. Ada padang savananya bagus. Jadi destinasi utama di Indonesia,” katanya.

Menjadi destinasi utama di Indonesia, lanjut Donni P, pihaknya siap kemungkinan diselenggarakan ivent internasional. Untuk menjadi kalender nasional sendiri, tinggal daerah mengajukan program di tahun berikutnya. ‘’Saya malah bermimpi untuk kegiatan internasional. Kalau nasional sudah layaklah,” ujarnya. Untuk mendukung Tambora menjadi destinasi pariwisata dan adventure, Donni mengharapkan, pembenahan infrastruktur seperti MCK dan lainnya. Kebersihan, akomodasi juga menjadi catatan. “Sebetulnya ndak usah mewah, tapi cukup jaga kebersihannya. Teman-teman Asean sudah mau, tinggal teman-teman dari Eropa. Pada 8-10 April ini juga ramai. Dari luar juga ramai,” terangnya.

Ketua IMI NTB, M Nurhaedin mengatakan, harapannya agar Tambora masuk dalam kalender ivent adventur nasional yang diselenggarakan tiap tahunnya. Apalagi Gunung Tambora akan menjadi taman nasional, sehingga akan memudahkan bagi pemerintah dan masyarakat dalam mengelolanya untuk kesejahteraan masyarakat setempat. “Dengan masuknya Tambora dalam kalender adventure nasional, maka berbagai event berskala nasional maupun internasional akan diselenggarakan di Tambora. Daerah pun akan diuntungkan dengan banyaknya kunjungan wisata,” ungkapnya. Ketua Panitia Two Days Trail Adventure Tambora Menyapa Dunia (TMD), Yuhasmin, MSI mengatakan,

event yang diselenggarakan pihaknya diikuti oleh hampir seluruh Indonesia. Mulai dari Aceh hingga Maluku dan Papua. Tidak hanya laki-laki, tapi dari 750-an peserta terdapat 7 orang trabaser wanita. Sementara dari luar negeri ada 2 orang yaitu asal Prancis dan Australia. “Sebenarnya, kuota kami 500 orang peserta. tapi karena banyaknya permintaan, akhirnya membengkak hingga 750 orang,” jelasnya. Diakui Yuhasmin, pihaknya hanya menyiapkan penginapan yang cukup sederhana, jersey, makan selama 5 kali, door prize cas money, dan door prize dari sponsor bagi peserta. Tidak hanya itu, panel sebagai kenangan juga diserahkan pada peserta dan plakat kepada masing-masing provinsi. (ula/*)

Pentas Seni Budaya Hadirkan Beragam Kesenian Tradisional Daerah Dompu (Suara NTB) Event Tambora Menyapa Dunia (TMD) dalam rangka memperingati 2 abad meletusnya Gunung Tambora digelar pentas seni budaya yang dipadukan dengan pameran produk unggulan daerah di Dompu. Berbagai kesenian daerah ditampilkan di arena pentas seni budaya dalam bentuh tarian, drama, lagu, pantun dan lainnya ditampilkan. Pentas seni yang dibuka oleh Bupati Dompu, Drs H Bambang M Yasin dan dihadiri oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), Rabu (1/4) malam lalu, dihadiri oleh ribuan pengunjung. Selain menyaksikan pagelaran tari, musik daerah, drama teatrikal dan berbagai pentas seni, pengunjung juga menyaksikan pameran produk unggulan dari instansi pemerintah serta berbagai kerajinan masyarakat. Bupati Dompu, pada pembukaan pentas

seni, mengatakan, apresiasinya atas berbagai kerajinan dan produk unggulan daerah yang bisa tampil dalam pameran produk unggulan daerah dan berbagai kesenian daerah yang mulai dilupakan generasi. ’’Saya berharap semua elemen masyarakat bisa tampil secara bergilir di panggung. Agar tidak monoton, tampilan setiap malam dipadukan antara kesenian yang ada,’’ pesannya. Tarian ‘rai saida’ yang menggambarkan kehidupan masyarakat di sekitar lereng Gunung Tambora sebelum hingga sesudah bencana alam meletusnya Gunung Tambora pada April 1815 lalu juga dihadirkan dalam pentas seni budaya di lapangan bola Karijawa Dompu, Sabtu (4/4) malam. Tarian ini rencananya akan ditampilkan pada puncak acara TMD di lereng Gunung Tambora dan disaksikan oleh Presiden RI, Joko Widodo, Sabtu (11/4) mendatang. (ula/*)

Bupati Dompu didampingi istri bersama anggota FKPD saat pembukaan Pekan Seni Budaya.

(Suara NTB/ula)

(Suara NTB/ula)

Bupati Dompu dan Wabup serta anggota FKPD pada pembukaan Pekan Seni Budaya.

(Suara NTB/ula)

Ibu-ibu group kasidah saat tampil di Pekan Beni Budaya Dompu.

(Suara NTB/ula)

Tarian tradisional pada acara pembukaan Pekan Seni Budaya.

Penonton padati Pentas Seni Budaya.

Pentas Seni Budaya Dompu.

(Suara NTB/ula)

(Suara NTB/ula)


Halaman Halaman 14 10

SUARA NTB Senin, 6 April 2015

(Suara NTB/yon)

Tak Diperhatikan

Kerajinan Patung Kayu Senanti di Ambang Punah SALAH satu kerajinan patung kayu yang berkembang di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) adalah kerajinan patung kayu di Senanti Kecamatan Jerowaru. Kerajinan patung kayu yang mulanya mampu menembus pasar internasional sekarang ini hanya sebatas kenangan di mata masyarakat. Pasalnya, Desa Senanti Kecamatan Jerowaru yang dulunya dikenal dengan kerajinan patung yang terbuat dari

kayu saat ini hampir sudah tidak ada lagi ditemukan di Desa Senanti. Alasannya, pengerjaan satu patung membutuhkan waktu lama, menguras tenaga dan membutuhkan kejelian. Namun, setelah jadi, hasil kerajinan dibeli dengan harga murah. Padahal, untuk membeli kayu untuk diukir saja, seorang perajin harus mengeluarkan biaya yang cukup besar hanya untuk sekedar membeli kayu.

Salah satu masyarakat di Senanti, Amaq Sahirin kepada Suara NTB, Sabtu (4/4), tidak mengingkari, jika Desa Senanti merupakan salah satu desa yang cukup terkenal dengan seni kerajinan patung kayunya. Tapi itu dulu. Beberapa puluh tahun yang lalu, hampir semua masyarakat di Desa Senanti pandai memahat maupun membuat sebuah ukiran dengan berbagai jenis, baik dalam bentuk pahatan manusia maupun

binatang dan lain sebagainya. Sayangnya, karya masyarakat Senanti untuk menjadikan sebuah kayu yang mulanya bundar menjadi karya seni yang bernilai tinggi itu hanya dihargai tak seberapa. Akibatnya, masyarakat Senanti Kecamatan Jerowaru lebih banyak memilih bertani dan menjadi TKI daripada mengembangkan sebuah ciri khas dan peninggalan nenek moyang mereka. Sahirin menuturkan, seandai-

nya masyarakat pembeli lebih menghargai karya-karya masyarakat, maka potensi kerajinan akan berkembang luar biasa. Namun, minimnya pesanan dan harga yang sangat murah membuat masyarakat harus mencari sumber penghidupan yang lain. Sebagai seorang warga Senanti, Sahirin tentu saja menginginkan pemerintah daerah memperhatikan berbagai potensi yang ada di wilayahnya.

Salah satu potensi yang membutuhkan perhatian adalah kerajinan patung Senanti. Jika patung Senanti berkembang secara optimal, maka daerah yang dulunya ramai dengan para pembeli akan kembali normal. Meski demikian, semuanya kembali lagi pada pemerintah daerah dan semua elemen masyarakat memberikan perhatian lebih, khususnya dalam melestarikan potensi yang dimiliki. (yon)

Senanti, Eksis dari Pesanan NAMA Desa Senanti Kecamatan Jerowaru Lombok Timur (Lotim) cukup terkenal di tahun 1990-an. Namun, kini nama Desa Senanti penghasil seni ukir patung kayu itu meredup. Bahkan, generasi muda sekarang ini nyaris tidak ada yang tahu nama Senanti. Apalagi potensi yang dimiliki desa ini. Bahkan, kerajinan patung Senanti di Desa Senanti sudah ‘mati suri’’. Nyaris tidak ada aktivitas masyarakat membuat pesanan patung Senanti. Malahan, pembuatan patung Senanti sudah beralih ke salah satu dusun tetangga yakni Dusun Kelong Desa Jerowaru. Di dusun ini, hanya satu perajin yang masih eksis, yakni Nahar (35). Bahkan, Nahar yang masih mempertahankan eksistensi patung Senanti hanya bekerja jika ada pesanan. Jika tidak ada, Nahar lebih memilih pekerjaan lain dan menghasilkan uang bagi keluarga. Kepada Suara NTB, Sabtu (4/4), Nahar mengaku, patung yang dibuatnya itu merupakan patung yang sudah dipesan oleh salah satu masyarakat di Kecamatan Jerowaru. “Jika tidak ada yang pesan, ya kita ngak buat,” akunya. Nahar mengatakan, dari sekian banyak masyarakat sekitar yang dulunya berprofesi sebagai perajin patung, sekarang ini lebih banyak

(Suara NTB/yon)

PERAJIN - Nahar, satu-satunya perajin patung Senanti saat mengerjakan kerajinan patung kayu yang sudah dipesan. Kalau tak ada pesanan beralih profesi jadi petani tembakau.

memilih pekerjaan yang lain ketimbang menekuni pekerjaan membuat patung tersebut. Diakuinya, untuk membuat satu patung, dia mengaku hanya diupah Rp 200 sampai Rp 250 ribu. Padahal, terangnya, untuk mengerjakan patung ini membutuhkan kejelian, waktu dan cukup menguras tenaga serta pikiran seorang pemahat itu. “D isini, hanya saya sendirian yang masih membuat patung ini, itupun kalau ada yang memesan, kalau tidak ada yang mesan ya saya tidak membuat,”katanya. Dikatakannya, untuk membuat satu patung dari kayu tersebut membutuhkan biaya yang cukup besar, karena harus membeli kayu yang benar-benar bagus dan cocok untuk dipahat. Jika tidak, kayu tersebut akan mudah patah. “Kayu yang kita pakai biasanya kayu dari batang pohon mahoni, tapi untuk mendapatkan kayu itu saja sangat sulit dan kita tidak mampu untuk membelinya, karena mahal,” keluhnya. Sebagai masyarakat awam, Nahar tentunya menginginkan ada perhatian pemerintah. Pihaknya tidak menginginkan, apa yang menjadi peninggalan nenek moyang punah dan tidak lagi eksis. Sementara, potensi kerajinan yang satu ini memiliki potensi besar, asalkan pemerintah serius turun membantu. (yon)

(Suara NTB/ist)

BAHAN BAKU - Kayu mahoni merupakan bahan baku membuat patung kayu Senanti. Mahalnya harga kayu dan rendahnya harga jual membuat perajin di Dusun Senanti beralih profesi.

Senanti Menanti Perhatian LOMBOK Timur (Lotim) seperti halnya daerah lain memiliki banyak prospek menjanjikan di bidang kerajinan tangan. Salah satunya kerajinan patung di Dusun Senanti Desa Senanti dan Dusun Kerong Desa Jerowaru. Kedua dusun maupun desa yang berada di ujung bagian selatan itu berada di perbatasan bagian selatan antara Kabupaten Lotim dan Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) itu terkenal dengan kerajinan patungnya yang sudah mendunia. Namun tak disangka, kerajinan yang cukup membanggakan itu saat ini hanya sebatas nama. Seniman patung Senanti mewarisi keahlian membuat patung dari nenek moyang mereka, dan patungpatung yang dihasilkan berupa patung kayu dengan material kayu Lian, Mahoni, Bajur dan kayu Jati. Dulu, para pembeli dapat memesan langsung patung sesuai dengan keinginan mereka, pembeli ini tidak hanya berasal dari pulau Lombok namun banyak yang berasal dari berbagai daerah seperti Bali, Yogyakarta, Jakarta serta dari turis domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke dusun ini. Kejelian dan keterampilan para perajin hanya sebatas keterampilan yang saat ini sudah tidak terasah lagi. Pasalnya, beberapa orde pergantian kepala daerah di Lotim, kerajinan patung kayu di Senanti dan Kerong tidak pernah diperhatikan pemerintah setempat. Sekretaris Camat Jerowaru, H. Busyairi menuturkan, kerajinan yang ada di lokasi itu berawal dari adanya kesenian topengan-tope-

H.Busyairi

(Suara NTB/yon)

ngan beberapa puluh tahun yang lalu. Namun, keberadaan kerajinan itu, akunya, saat ini sudah punah. Selain kurangnya dukungan dari pemerintah, pemahaman masyarakat setempat terhadap para perajin juga sangat kurang. Sehingga, itulah yang menyebabkan kerajinan seni pahat kayu tersebut terkesan mati suri. Oleh sebab itu, ia berharap kepada pemerintah daerah dan pemerintah desa lebih memperhatikan para perajin. Supaya, kerajianan pahat kayu di dua lokasi tersebut bisa hidup dan bangkit kembali. “Itu merupakan kebijakan desa setempat, sehingga kita harapkan supaya pemerintah desa disana lebih peka lagi terhadap kerajinan itu, karena itu merupakan kekayaan tersendiri bagi desa yang bersangkutan,” ujarnya. (yon)


Halaman Halaman 14 11

SUARA NTB Senin, 6 April 2015

(Suara NTB/ist)

Hesty Rahayu

Kebanyakan perempuan biasanya senang bila telah mencapai zona nyaman. Di zona ini, tersedia stabilitas dalam hidup seseorang.Tapi kebiasaan itu tidak berlaku bagi Hesty Rahayu. “SAAT merasa enak berada di zona nyaman, saat itulah saya merasa harus segera keluar dari zona tersebut,” ujar Hesty Rahayu, ST, MM saat ditemui Suara NTB di kediamannya di Labuapi, Lombok Barat, akhir pekan lalu. Tampaknya, prinsip itulah yang mendorong Hesty keluar dari ‘habitat’ asalnya di bidang program pemberdayaan masyarakat. Dunia yang sudah digelutinya selama kurang lebih sepuluh tahun itu memang membuatnya mulai merasa sangat nyaman. Di situlah, sejak lepas kuliah pada 1998, ia merajut karirnya. “Saya besar sebagai motivator, fasilitator, mencoba meyakinkan masyarakat yang awalnya tidak mau, tidak mampu, tidak yakin akan potensi mereka sendiri. Kita tumbuhkan keyakinan itu agar mereka bisa mengubah nasibnya sendiri,” tutur Hesty. Ia menilai, saat ini masyarakat NTB sebenarnya memiliki potensi terpendam yang jika dikelola dengan baik bisa memberikan manfaat kepada masyarakat itu sendiri. Terlebih, jika masyarakat mampu mendapatkan akses terhadap kebijakan dan dukungan dari pemerintah. Sayangnya, saat ini seringkali yang mengelola potensi di sekeliling masyarakat bukan masyarakat setempat. “Orang lain yang masuk dan mengelola potensi itu. Akibatnya, mereka tidak menjadi aktor, tapi hanya objek,” ujarnya. Menurutnya, program pemberdayaan masyarakat seharusnya difokuskan pada upaya memutus tren tersebut. Masyarakat harus dibuat lebih mawas terhadap potensi mereka sendiri, diberikan kesempatan dan ditumbuhkan kemampuannya untuk mengelola potensi tersebut. Dengan demikian, mereka bisa

memetik manfaat dari potensi lingkungan di sekeliling mereka. Hesty mencontohkan, ada sebuah daerah yang memiliki sumber air, namun masyarakatnya ternyata kesulitan air. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, mereka terpaksa menempuh jarak yang sangat jauh. Upaya ini juga menghabiskan waktu yang tidak sedikit sehingga waktu untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan lainnya pun tersita. “Dengan kondisi ini, kita berupaya mendekatkan akses mereka terhadap air bersih. Dan ketika sudah bisa diakses, mereka bisa berhemat banyak : waktu, tenaga, uang dan lainnya.” Menurut Hesty, setelah berhasil mewujudkan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat itu, tantangan lainnya adalah mendorong dan memastikan masyarakat setempat bisa menjaga atau bahkan memperluas cakupan program itu. “Misalnya, dari yang hanya bisa diakses oleh 10 kepala keluarga, jadi bisa diakses lebih banyak lagi,” ujarnya. Biasanya, setelah tiga tahun membina daerah tertentu, Hesty dan rekan-rekannya harus segera bersiap untuk pindah ke daerah lain yang punya persoalan serupa. Sistim ini pun telah membawanya mencicipi kehidupan masyarakat di banyak daerah di NTB. Salah satu daerah yang pernah menjadi sasaran program pemberdayaan yang dijalankan Hesty adalah daerah Gangga, Kabupaten Lombok Utara. Di sana, Hesty mengaku menemukan pengalaman berkesan. “Penduduknya a s y i k , masyarakatnya asyik, cuma jauh n y a

yang tidak asyik. Tapi karena menikmati, jauhnya itu jadi tidak terasa,” ujarnya. Ya, bergelut di program pemberdayaan masyarakat, menurut Hesty memang menyenangkan dan bisa menghasilkan kepuasan tersendiri. Terutama, setelah ia bersama rekan-rekan dan masyarakat yang dinaungi oleh program pemberdayaan tersebut berhasil merealisasikan apa yang mereka butuhkan. Namun, sepuluh tahun berselang, Hesty mulai merasakan ada tantangan lain yang bertumbuh dalam dirinya. “Saya tersadar, saya harus keluar dari zona nyaman ini. Saya harus mencari sesuatu yang lebih bermanfaat,” ujarnya. Hesty pun meladeni tantangan itu. Begitu rekruitmen anggota KPU NTB dibuka, ia langsung mendaftar dan berhasil terpilih sebagai lima komisioner KPU NTB. Kesuksesan itu sekaligus menjadikannya sebagai perempuan pertama yang menjadi anggota KPU NTB. “Sebelumnya kan sudah banyak perempuan yang terpilih menjadi anggota KPU. Bahkan di kabupaten/kota sudah cukup banyak juga. Di tingkat pusat juga sudah ada. Cuma, kebetulan di provinsi NTB saja yang belum pernah perempuan jadi anggota KPU. Mungkin perbedaannya cuma di situ,” ujarnya. Masuk ke zona penyelenggaraan Pemilu, Hesty mengaku mendapatkan pengalaman baru yang menyediakan tantangan dengan skala kerja yang lebih luas. Meski, pada dasarnya, kerja-kerja tersebut punya kemiripan dengan melaksanakan program – program pemberdayaan masyarakat. Namun, yang berkesan bagi Hesty adalah ia langsung menghadapi tantangan berat di awal masa jabatan sebagai anggota KPU NTB. Tidak seperti empat rekannya yang lain, Hesty sama sekali belum memiliki rekam jejak di penyelenggaPemilu 2014 yang dituntut untuk raan Pemilu dan harus menjalani memastikan setiap tahapan Pemiproses belajar serta adaptasi yang lu berjalan dengan baik dan sangat singkat. berkualitas. “Ketika saya baru satu setengah Untungnya, Hesty memiliki rebulan (menjabat), masih adaptasi kan-rekan sesama anggota KPU tapi ketika itu tanggungjawabnya NTB yang sudah lebih berpengalabegitu berat. Saya baru tahu nama- man dan terbiasa bekerja dalam nya jenis formulir ini, formulir itu, kelompok. “Jadi meskipun kami surat suara bagaimana, dan ini gawe baru dilantik 22 Januari (2014) dan nasional (Pemilu-red),” ujarnya den- harus menyiapkan serta menyegan mimik serius. Saat itu, Hesty lenggarakan Pemilu 9 April 2014. mengaku bisa merasakan besarnya Dengan jeda yang sangat singkat harapan terhadap penyelenggara

itu, Alhamdulillah bisa,” ujarnya. Menurutnya, salah satu dorongan yang memaksanya untuk tetap kuat dalam menghadapi situasi itu adalah perasaan bahwa di pundaknya terdapat harapan banyak orang. Selain ekspektasi masyarakat yang menginginkan terselenggaranya Pemilu yang baik, ia juga mengaku tidak ingin mengecewakan mereka yang telah memberinya kepercayaan un-

tuk duduk sebagai Anggota KPU NTB. “Ini juga menyangkut kredibilitas penyelenggara Pemilu. Jadi seberat apapun pekerjaan itu, kalau diniatkan pasti bisa,” tandas ibu dua anak ini. Mengenang kembali masa-masa sulit di awal 2014 itu, Hesty terlihat beberapa kali mengelus dada. “Sport jantung,” ujarnya sembari mengulas senyum simpul. (aan)

Berbagi Peran dengan Suami MESKI memiliki keluarga kecil dengan dua putri, Hesty mengaku tak merasa repot mengelola rumah tangga. “Syukurnya, saya punya keluarga, suami yang support. Kebetulan anak saya yang satu sudah besar juga, sudah mandiri anaknya,” ujarnya. Menikah dengan Agus Muhara yang merupakan anggota TNI pada 2000 silam, Hesty dan keluarganya kini tinggal di sebuah BTN di daerah Perampuan, Labuapi, Lombok Barat. Sembari melayani wawancara, Hesty sesekali melayani permintaan putri keduanya, Mutia Qory Aulia yang baru berusia tiga setengah tahun. Sementara, putri keduanya, Ayu Putri Hairunnisa (14) kini sudah remaja dan mulai mandiri.

Hesty menilai, sesibuk apapun, tanggungjawabnya sebagai orang tua dari dua putrinya tidak bisa dilepaskan. Karena itulah, ia mengaku selalu menyempatkan berbagi peran dengan suaminya dalam menjalankan tanggungjawab membesarkan dua buah hati mereka. Misalnya, saat ia berada di luar daerah, secara otomatis tanggungjawab itu untuk sementara diambilalih oleh sang suami. Demikian pula bila suaminya tengah sibuk, Hesty yang akan mengambilalih tanggungjawab itu. Hesty sendiri adalah anak bungsu di keluarganya. Di usia yang masih kecil, perempuan kelahiran Jember, 27 Juli 1971 ini sudah dibawa merantau oleh ayah-ibunya ke Lombok Timur. “Jadi dari kecil

sampai selesai kuliah, saya di Lombok Timur. Kebetulan ibu jadi guru di sana. Bapak juga pindahan, hijrah ke sana. Jadi saya ini ‘’indo’’ lho, sebenarnya,” seloroh. Hesty sudah mulai mencicipi dunia kerja sejak ia masih kuliah di Universitas Mataram. Saat itu, ia memilih berkuliah sesuai basis pendidikannya, yaitu di dunia konsultan. Sejak lulus kuliah, barulah Hesty mulai meniti karir di bidang pemberdayaan masyarakat. Bidang inilah yang menurutnya sangat menyenangkan dan bisa membuatnya bertahan hingga nyaris 10 tahun, sebelum akhirnya ia merasa saatnya untuk menimba pengalaman baru di dunia penyelenggaraan Pemilu. (aan)


Halaman Halaman 14 12

SUARA NTB Senin, 6 April 2015

Raja Dharma dan Gadis Pelempar Manggis Oleh: Weer at na erat atna Zaman dahulu kala, ada seorang pemuda yang terkenal bijaksana, pandai, dermawan dan tangkas. Meskipun usianya masih tergolong muda, namun dia sudah mampu memimpin sebuah kerajaan yang besar, dia adalah Raja Dharma. Semua kerajaan tetangga mengenal Raja Dharma dikarenakan sikap dan kebijaksanaannya tersiar ke segala penjuru. Raja Dharma memang raja yang baik, semua gadis dari kalangan kerajaan maupun gadis dari kaum biasa pun mengidolakannya, maklum wajahnya yang menawan mampu menyejukkan siapapun yang melihatnya. Namun hal itu tidak membuat raja Dharma tergerak hatinya untuk mencari pendamping hidup. Penasihat kerajaan sudah sering mengingatkan raja Dharma pentingnya ia mempunyai seorang pendamping hidup. Namun raja Dharma kembali tak menghiraukan rujukan penasihatnya tersebut. Dia lebih memilih mengurus kerajaannya yang semakin mencapai kejayanya itu. Raja Dharma terpaku melihat seekor kupu-kupu yang menghinggapi bunga. Raja berpikir kupukupu itu mempunyai warna yang sangat indah, dan di sampingnya pun ada kupu-kupu yang lain mengikuti. Namun akan mati ketika sayapnya rapuh dan tak seorang pun memperhatikannya. Apakah

aku akan seperti itu? Mati tanpa ada yang ada menemaniku? Apakah ini saatnya aku mencari…. Penasihat kerajaan pun kembali mengingatkan Raja Dharma tentang seorang pendamping, tak semangat Raja membahas itu, namun karena tak tahan terus menerus diingatkan tentang pendamping, maka Raja Dharma menjawab dengan sekena hatinya dan memerintahkan penasihat raja mengadakan sayembara, “Bagi siapapun gadis yang mampu menjatuhkan mahkotaku dari jarak sepuluh meter dengan buah manggis, maka ia berhak menjadi permaisuriku” penasihat kerajaan pun segera menjalankan titah rajanya, meskipun tidak masuk akal. Raja Dharma sengaja memberikan sayembara seperi itu, karena ia yakin tak akan ada yang mampu melaksanakannya. Sayembara Raja Dharma tersiar ke segala penjuru, semua gadis yang mendengar sayembara itu semangat untuk ikut. Gadis mana yang tak mau jadi istri seorang raja yang gagah, baik, dermawan seperti Raja Dharma? Hari yang ditentukan pun tiba, semua gadis berkumpul di alun-alun kerajaan dengan membawa manggis di tangan mereka masing-masing. Raja yang gagah dengan mahkotanya duduk di singgasana yang sudah disiapkan. Para gadis sudah berdiri dengan jarak sepuluh meter dari Raja Dharma. Mereka senagaja tampil cantik dengan harapan agar Raja Dharma terkesan. Satu per satu para gadis mulai melem-

Tendangan Tinggi Tembus Internasional TAEKWONDO adalah salah satu cabang olahraga yang dikenal dengan seni memainkan kelincahan kaki dan tangan. Seni bela diri ini telah memupuk Namira Alifa Fitri, siswa kelas VIII MTs 3 Mataram. Latihan bertahun-tahun bersama kelompok bela diri Taekwondo, dengan ciri khas tendanganya melampaui kepala lawan, kini mengangkat namanya hingga ke pentas Internasional. Namira dengan karakter pendiam telah mengejutkan sekolahnya dengan prestasi mendunia. Salah satu pembuktiannya lewat terobosan menyisihkan pesaing-pesaingnya di laga internasional. Langkah pasti yang dilakukan oleh Namira dengan keikutsertaan pada kejuaraan Internasional Tekwondo yang berlangsung di Bali awal 2014 lalu. Ia mewakili kategori putri indonesia dalam kejuaraan tersebut. Sebanyak 12 negara ikut serta dalam kejuaraan yang kenal dengan MOK’s, termasuk Australia negara tetangga pun ikut meramaikan pada laga kerjuaraan itu. Atlet Taekwondo asal Malaysia juga disisihkan oleh namira, hingga ia meraih juara tiga tingkat internasional. Buah hati pasangan Muhnan dan Hidayati ini kini menjadi kebanggaan bagi keluarga. Maklum, Juara Internasional tidak gampang diperoleh. Untuk sampai ke prestasinya ini, Namira telah berlatih sejak SD. Sekarang, hasil latihannya itu mulai membuahkan hasil. “Saya latihan berawal dari hobi,” ungkap Namira. Menurutnya untuk menjadi juara seperti sekarang ini, tidak segampang menerima teori yang berlangsung di ruangan, bahkan hingga latihan mandi keringat pun belum cukup. Sebab pada sistem beladiri, teknik kaki dan tangan saja belum cukup. Dibutuhkan kemampuan untuk kesabaran sebabagai kunci utamanya. Kesabaran dan ketekunan tingkat demi tingkat menjadi tantangan. Cobaan terkadang lahir dari kejenuhan. Menurutnya, ada saja rasa jenuh yang hinggap saat berlatih. Namun di situlah tantangan bagi Namira. Bangun komitmen dan konsistensi yang kuat untuk suatu tujuan besar menjadi motif untuk mendorong akan capaian target tersebut dan ditambah dengan semangat latihan tanpa mengenal jenuh. Sehingga selama latihanya, Namira tidak sekedar latihan, melainkan ia telah bermimpi dari awal untuk meraih sebuah target. “Dulu awal latihan saya bermimpi harus mampu menembus kejuaraan internasional,” katanya ditemani oleh seorang gurunya ketika ditemui Suara NTB di sekolahnya beberapa waktu lalu. Patut diakui, untuk mewujudkan impian tersebut, ia mengaku harus memiliki target. Sehingga, ia tidak terkesan sekedar terlibat. Hal inilah yang diyakini oleh Namira. Selain memotifasi diri dengan menyaksikan para juara dunia lainya. Kini ia mulai merasakan hasil dan latihan keras yang selama ini diikutinya. Salah satu pusat latihan yang memupuk Namira jadi juara internasional yakni pusat latihan di Kampus UMM. Pulang sekolah, tiga kali seminggu ia menyisihkan waktu untuk latihan. Ia berharap status juara pada kategori putri tingkat internasional, menjadi tonggak awal untuk tetap menjaga konsistensinya pada latihan. Mempertahankan dan meningkatkan prestasi tersebut. Siswa berusia 13 tahun ini kini menjadi kebanggan bagi (Suara NTB/ist) sekolahnya. (rai) Namira Alifa Fitri

par manggis mereka ke arah mahkota Raja Dharma, namun belum ada yang berhasil, semua meleset. Waktu terus berjalan sampai gadis terakhir pun belum bisa menjatuhkan mahkota Raja Dharma dengan manggis yang mereka lemparkan. Semua merasa kecewa, persyaratan yang diajukan oleh raja Dharma terlalu sulit untuk mereka lakukan. Ketika penasihat raja mengumumkan pelaksanaan sayembara telah selesai, terlihat seorang gadis dengan pakaian sederhana berlari menuju tempat sayembara. Gadis itu sepertinya dari kalangan biasa, nampak jelas dari baju sederhana yang ia gunakan. Rambut panjangnya dibiarkan terhelai tanpa diikat. Gadis itu menggunakan penutup di wajahnya. Gadis itu bercadar ungu. Semua peserta penasaran terhadap gadis ini, begitu juga Raja Dharma. Ia pun mulai tertarik dengan sayembara yang ia adakan. Gadis itu berdiri tepat sepuluh meter di depan Raja Dharma. Tangannya mulai berayun melemparkan manggis ke mahkota yang dikenakan Raja Dharma, dan Plakkkkkkkk,,, mahkota itu pun jatuh. Semua yang ada di kerajaan bersorak gembira melihat itu. Mereka bahagia mengetahui raja akan segera mempunyai permaisuri. Namun di tengah sorak sorai kegembiraan itu, tiba-tiba gadis pelempar manggis itu pun lenyap entah kemana. Semua menjadi kecewa, Raja Dharma pun ikut merasakan kekecewaan. Meskipun pada awalnya dia tidak semangat

dengan sayembara ini, namun perasaan sedih pun muncul ketika ada seorang gadis yang entah dari mana asalnya mampu memenangkan sayembara ini. Hari terus berganti, Raja Dharma masih memikirkan gadis pelempar manggis itu. Makannya tidak enak, tidur pun tidak nyaman. Pikirannya terus tertuju pada gadis pelempar manggis yang menggunakan peunutup wajah. Raja membayangkan seperti apa wajah yang tersembunyi di balik cadar itu. Raja Dharma memutuskan untuk pergi berburu ke hutan demi menghilangkan duka yang ada di hatinya. Hari kian redup tanda matahari sudah bergerak ke peraduannya, namun tak satu pun hewan buruan didapatkannya. Akhirnya sang raja memutuskan untuk kembali ke istana. Di tengah perjalanan keluar dari hutan, Raja Dharma melihat sosok gadis dengan rambut panjang, bercadar merah. Gadis yang menutupi sebagian wajahnya itu terlihat menggenggam buah manggis. Sang Raja Dharma pun teringat gadis pelempar manggis yang mengikuti sayembara, rasa penasaran yang terus membuncah membuat Raja mengikutinya. Raja Dharma pun terus mengikuti gadis yang membawa manggis itu, namun sang raja kehilangan jejaknya. Raja terus berjalan, namun sia-sia belaka, si gadis lenyap tak tahu rimbanya. Raja Dharma tak tahu jalan pulang. Ia mencoba menapaki batuan terjal yang tak rata itu, tak lama kemuidan ia melihat sebuah gubuk dengan lentera yang cukup terang.

(freepik.com)

Raja Dharma pun berniat untuk menginap di gubuk itu. Perlahan Raja Dharma mengetuk pintu gubuk. Tak lama kemudian seorang perempuan tua dengan wajah yang sedikit menyeramkan membuka pintu. Raja Dharma mengutarakan niatnya untuk menginap semalam. Wanita tua itu pun mengijinkannya. Raja tidur di kamar belakang rumah, meskipun gubuk itu terlihat kecil dari depan namun tertata rapi di dalam. Raja Dharma baru menutup mata, namun akhirnya tersentak kaget, di luar terdengar suara peremupan tua itu membanting sesuatu sambil marah-marah terhadap seseorang. Pagi menjelang Raja Dharma pamit kepada perempuan tua. Tak lama seorang gadis yang bertubuh gendut pun keluar dan memberikan senyuman. Ternyata dia adalah anak dari perempuan tua itu. Raja Dharma pun bertanya tentang kejadian tadi malam, perempuan itu tersenyum kecut. Tadi malam ternyata dia sedang memarahi anak tirinya yang telat pulang karena sibuk mencari buah manggis.

Mendengar tentang manggis, Raja Dharma pun penasaran dan meminta perempuan tua itu memanggil anak tirinya. Dari belakang, datang lah seorang gadis yang berwajah cantik, rambut panjangnya tergurai indah, di tangannya terdapat buah manggis. Raja Dharma yakin dialah gadis yang dipikirkannya selama ini. Dialah pemenang sayembara iu. Raja Dharma pun membawa calon pendampingnya itu ke istana. Gadis Manggis itu bernama Inaya. Raja Bahagia bertemu dengan Inaya. Dari penuturan Inaya, ternyata ibu tirinya yang memerintahkan Inaya menutup wajahnya jika keluar rumah. Ibu tirinya tidak suka melihat Inaya lebih cantik dari pada putri kandungnya. Raja Dharma dan Inaya si gadis cantik pelempar manggis pun hidup bahagia di Istana. Mereka bersamasama menjalankan pemerintahan dan tetap mengayomi rakyat dan terus menebar kebaikan. Raja bahagia dan bersyukur karena Inaya si gadis pelempar manggis yang lama dicari telah ia miliki. (*)

Seribu Syair untuk Sekolah Siang itu, di bawah terik matahari, sejumlah anak berkerumuan di papan yang ditempeli berbagai macam potongan kertas berisi syair. Menggambarkan akan harapan terhadap sekolah dan guru. “Mata terbangun sebelum pagi, menanti mentari di jendela ini, Ceria hati menyambut hari yang dinanti, hari dimana orang tertawa sekaligus bersedih,” Demikian sebait puisi yang dikutip dari coretan Annisa Fissilmi yang menyelip di beberapa syair yang ditulis oleh siswa lainya. Annisa adalah siswa kelas enam SDN 1 Meninting, Lombok Barat. Ia salah seorang dari sekian banyak siswa yang menulis syair untuk sekolahnya. Di umurnya yang ke 12 tahun, ia berusaha memberikan buah karya yang disusun sejak pagi buta. Syair yang harus ditampakkan pada hari jadi sekolahnya yang ke 77 tahun. Potongan syair yang diberi judul

Sejumlah pelajar SDN 1 Meninting, Lombok Barat, di antara puisi-puisi yang mereka buat. “Jaya Sekolahku”, menggambarkan akan harapanya untuk sekolahnya. Bersama rekan lain, ia dan rekanrekannya mampu memberikan kado yang bagi sekolah dirasa cukup spesial, yaitu seribu karya puisi. Berangkat dari motif yang sederhana, kegiatan mencipta seribu pui-

si ini diharapkan bisa melahirkan pioner-pioner baru pecinta sastra. Tidak hanya sekolah yang menjadi bahan renungan yang tertuang dalam puisi. Seperti yang ditulis oleh Andi Maisarah, siswa kelas lima. “Sapa hangat penuh senyum semangat, kau tebarkan ilmu yang

bermanfaat, demi anak didik kau berikan nasehat, jasamu goncangkan akhirat,” demikian syair lain yang menggambarkan akan perjuangan gurunya. Syair ini terbentuk dari hasil renungan akan gerak guru selama proses pelajaran. Gerak itulah yang dibingkai oleh Andi dalam syair yang berjudul “Guruku”.“Saya nulis itu sesuai yang saya lihat setiap hari,” jelasnya. Sementara Kepala Sekolah SDN 1 Meninting memiliki misi lain dari karakter siswanya. Hingga sekian banyak puisi yang ditulis oleh siswanya. Tidak hanya melatih kepekaan dan daya imajinasi siswa. Baginya ini sebuah metode yang tepat untuk pengajaran Bahasa Indonesia. Sentuhan lewat hobi menurutnya sangat efektif. “Sebab siswa akan sangat tinggi antusias belajar apabila dilayani sesuai hobinya,” katanya. (rai)

Asah Bakat Melalui Pentas Selasa Warjack GADIS belia ini punya suara yang indah ditambah dengan gairah yang kuat akan musik. Suaranya yang masih bening di usia yang belia dimanfaatkan sedini mungkin oleh Lintang Kurnia Astuti siswi kelas enam SDN 19 Cakranegara. Ia pun sadar akan bakat ini dan kebetulan lahir dari orang tuanya yang mengasah dan memanfaatkan bakat menyanyinya tersebut. Lintang memang mengenal musik dari orang tuanya. Kesadaran orang tua akan hobi dan kegemaran anak mendorongnya mulai menekuni dunia musik. Siswi kelahiran Banyuwangi 12 Desember 2002 ini mengisi hariharinya dengan menyanyi. Bersama dorongan orang tua, semangat untuk tampil pun tertanam dalam prinsipnya lintang. “Berani dilihat oleh orang banyak itu tantangan,” katanya usai mentas di Warjack Taman Budaya Selasa (31/3) lalu. Bersama Andi Ponco Handoko, seorang ayahnya yang setia menemani, Lintang terus unjuk kebolehan. Keberadaan orang tua memang penting pada pengembangan bakat anaknya. Lintang memamerkan suaranya dengan lirikan lagu yang disesuaikan dengan petikan gitar

ayahnya. Lintang pun mulai memetik prestasi di bidang musik. Pada tahun 2013 lalu, ia mewakili NTB mengikuti Festival Lomba dan Seni Siswa Nasional (FLS2N) di Medan. Tidak cukup dengan itu saja, latihan giat terus berlalu dengan rutinitas Lintang. Hingga pada 2014 lalu, agenda yang sama telah mengangkat namanya, lewat FLS2N yang berangsung di Semarang. Saat itu, lagi-lagi Lintang mewakili NTB. Sebentar lagi Lintang akan mengikuti ujian sekolah sebagai pertanda berakhirnya masa belajar di tingkat sekolah dasar. Untuk mengejar lulusan terbaik dengan nilai yang memuaskan, kegiatan yang diprogramkan oleh sekolah pun tak boleh terlewatkan. Sepulang sekolah dan usai belajar tambahan, ia tetap berusaha mengatur waktu sembari menyelipkan satu jam untuk latihan menyanyi di rumahnya. Di lain waktu, program di Senin Sinema dan Pentas Selasa tidak pernah absen dari kegiatannya. “Setiap senin malam dan selasa malam datang ke sini (Warjack .red) untuk latihan,” katanya.

(Suara NTB/rai)

TAMPILKAN LAGU - Lintang sedang menampilkan sebuah lagu pada Selasa Malam di Warjack. Meski impian sebagai dokter, bukan jadi penghalang baginya untuk bergabung dengan para seniman dan budayawan NTB. Tak he-

ran, namanya tidak asing lagi di kalangan budayawan dan para seniman yang tergabung di Warjack. (rai)

Rubrik belia hadir setiap pekan pada hari Senin. Kirimkan cerpen, cerita anak, dongeng atau artikel hasil kreasi kalian sendiri ke email suarantbbelia@gmail.com suarantbbelia@gmail.com. Jangan lupa dilengkapi dengan identitas diri kalian.


SUARA NTB Senin, 6 April 2015

Banyak Sekolah Filial DINAS Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Kabupaten Lombok Utara (KLU), tak menyangkal keberadaan sekolah filial di KLU tidak sedikit. Sampai saat ini, sekolah filial yang tercatat mencapai 24 lembaga. “Jumlah sekolah filial di KLU masih terbilang cukup banyak. Sampai saat ini, sekolah filial yang terdaftar (Suara NTB/dok) di dinas sebanyak 24 Suhrawardi sekolah. Sebelumnya, 18 sekolah di antaranya sudah tidak lagi disebut sebagai filial,” ungkap Kepala Dinas Dikbudpora KLU, Drs. Suhrawardi, MPd, kepada wartawan belum lama ini. Ia menjelaskan, sekolah filial di KLU lahir dari inisiatif warga untuk memajukan pendidikan bagi anak bangsa. Sekolah filial itu umumnya berada di pelosok yang mana penduduknya masih kesulitan mengakses pendidikan. Seiring bertambahnya jumlah anak usia belajar, maka masyarakat sekitar membentuk lembaga pendidikan filial untuk memudahkan akses pendidikan bagi putra-putrinya. Belakangan, Pemda KLU juga mulai merespons inisiatif warga. Di mana sekolah filial mulai ditingkatkan statusnya setelah memenuhi berbagai persyaratan. Setelah melihat beberapa indikator, sekolah filial tidak lagi disebut filial setelah melalui memenuhi berbagai indikator. “Sebanyak 18 sekolah filial tahun lalu diresmikan menjadi sekolah negeri regular. Itu setelah melihat akses layanan yang tiap tahun terus bertambah kemudian perkembangan jumlah anak usia belajar yang semakin terus bertambah,” terangnya. Dikatakannya, sekolah filial awalnya dirancang untuk menjangkau layanan terhadap anak-anak yang berada di pemukiman terpencil. Oleh karena itu, Pemda KLU menyambut baik langkah warga yang membentuk sekolah filial. Pemda KLU menilai tumbuhnya sekolah filial secara tidak langsung merupakan strategi awal pemerintah untuk mendekatkan pelayanan pendidikan bagi masyarakat masyarakat di pelosok terpencil. Suhrawardi memaklumi, sekolah filial yang baru berdiri belum mampu memenuhi tuntutan standar layanan dan standar kurikulum. Namun demikian, sekolah filial tetap diprioritaskan untuk mampu menjalankan sistem pendidikan mendekati harapan. Salah satunya, filial disiapkan ruang belajar, dengan mengedepankan pemenuhan guru dan kualitas mutu guru. “Setiap sekolah filial tetap bernaung di bawah induknya, yakni sekolah negeri terdekat. Walaupun masih banyak kekurangan, tetapi sekolah filial tetap disiapkan untuk mampu mengakses layanan pendidikan sesuai kebutuhan masyarakat,” ujarnya. (ari)

PENDIDIKAN

Halaman 13

Anjlok, Hasil ’’Try Out’’ Biologi MAN 2 Model Mataram Mataram (Suara NTB) Hasil try out mata pelajaran Biologi yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Mataram beberapa waktu lalu diduga salah kunci jawaban. Karena hampir sebagian besar, jawaban siswa-siswi MAN 2 Model Mataram salah. Kepala MAN 2 Model Mataram H Mahrup pun menduga jika Dikpora telah berbuat salah dalam membagikan kunci jawaban kepada para siswa yang berakibat pada kelirunya jawaban yang dibuat para siswanya itu. Selain itu, alasan mendasar atas dugaan beredarnya kunci jawaban salah kepada para siswa disebabkan

sejumlah siswanya itu tercatat pernah mengikuti berbagai olimpiade bertaraf nasional. Bahkan, kata Mahrup, ada salah satu di antaranya pernah menjadi juara II tingkat nasional. Oleh karena itu, tidak mungkin para siswanya itu mendapatkan hasil rendah pada try out beberapa waktu lalu. “Khusus untuk Mapel Bi-

ologi itu salah kunci jawaban yang dipakai untuk koreksi setelah kita telusuri. Masa soalnya sangat mudah begitu, itu gak mungkin. Padahal setelah kita tanya ke siswa itu sangat mudah dan ringan sekali. Sudah ada komplain ke dinas,” ujarnya. Secara normatif, kesalahan pada anak bisa saja terjadi. Tapi jika dilihat dari sisi kual-

Selong (Suara NTB) Menjelang pelaksanaan ujian nasional (UN), hemoglobin (Hb) para siswa calon peserta UN di SMPN1 Pringgabaya diperiksa pihak sekolah. Tujuan pemeriksaan Hb terhadap para siswa calon peserta UN ialah agar kesehatan siswa sebelum menghadapi UN senantiasa terjaga. Pembina UKS SMPN 1 Pringgabaya Dodi Rodiman, S.Pd, menjelaskan jika pemeriksaan terhadap siswa dilakukan rutin setiap periode. Pemeriksaan sebagai bentuk kontrol sekolah terhadap kesehatan peserta didik, terutama siswa calon peserta UN. Pemeriksaan dilakukan tim kesehatan sekolah dan puskesmas Pembina UKS. Menurutnya, Hb merupakan molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transportasi oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksi-

Pelaksanaan UN ’’Online’’ di SMKN 3 Mataram Terancam Gagal

IPDN Hilangkan Stigma Kekerasan dan Tempat Anak Pejabat Bandung (Suara NTB) Wakil Rektor IPDN Jatinangor Bidang Kemahasiswaan, Prof. Murtir Jeddawi tak memungkiri stigma Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang penuh dengan kekerasan dan tempat anak pejabat. Namun, stigma itu terus menerus dihilangkan dengan memberikan sanksi kepada praja yang melakukan kekerasan. “Ada stigma IPDN lembaga kekerasaan dan tempat anaknya pejabat. Ndak ada sekali sekarang,” ujarnya ketika menerima kunjungan rombongan wartawan NTB di Bandung, Kamis (2/4). Ia mengatakan sistem pendidikan di IPDN seluruh Indonesia, termasuk di IPDN Kampus NTB tetap mengedepankan kedisiplinan namun bersifat humanistik. Semua praja harus tetap menjaga fisik, namun yang ditekankan adalah intelektualitas. “Paradigma sekarang, tidak seperti yang dulu,”imbuhnya. Mengenai stigma IPDN adalah tempat anak pejabat, mantan wartawan ini menambahkan stigma itu terus menerus dihilangkan. Hal tersebut dibuktikan dengan praja IPDN yang berasal dari latar belakang yang beragam. Ia menambahkan, meskipun ada kekerasan yang terjadi pada suatu kampus IPDN, hal tersebut bersifat individual. Ia pun memastikan praja yang melakukan tindakan kekerasan kepada juniornya dikenakan sanksi. Selama ini, lanjut Ketua Komisi Disiplin Nasional IPDN ini, bukan hanya praja yang diskorsing, namun juga pengasuh dan dosen. Ia menegaskan, setiap calon praja yang masuk IPDN harus bermental baja. Harus terbiasa bangun pagi dan disiplin yang tinggi. “Alumni IPDN menghadapi masyarakat milenium yang menguasai teknologi. Kita harus cetak ke depan, yang memahami itu, civil society. Jangan sekali berlena-lena di sini karena sudah menikmati uang negara. Satu praja biaya pendidikannya Rp 300 juta,” tandasnya. (nas)

seperti hasil ujian di bidang agama, etika dan moral. Mahrup pun mengaku siap tidak meluluskan siswanya jika tidak layak diluluskan. Karena bagaimana pun, sekolah kata Mahrup tidak bisa memaksa jika ada siswanya yang tidak layak lulus. “Siap tidak meluluskan jika tidak layak lulus, karena mereka akan bawa nama baik sekolah nanti. maka kita akan selektif dalam meluluskan,” pungkas Mahrup. Dia pun berharap kepada peserta didik dan para guru agar serius mempersiapkan siswa jelang UN meski UN tidak lagi menjadi penentu kelulusan terhadap siswa. (dys)

Jelang UN, Hemoglobin Siswa SMPN 1 Pringgabaya Diperiksa

Belum Terima SK Penetapan

Mataram (Suara NTB) SMKN 3 Mataram merupakan salah satu sekolah yang ditunjuk dan menyatakan kesiapannya menggelar ujian nasional (UN) berbasis komputer atau online. Berbagai fasilitas sarana dan prasarana telah dipersiapkan dengan matang oleh SMKN 3 Mataram. Namun, hingga Sabtu (4/4), pihak SMKN 3 Mataram belum menerima surat keputusan (SK) penetapan dari Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kepala SMKN 3 Mataram, Umar, S.Sos, menegaskan, jika dari sisi sarana dan prasarana, pihaknya tidak ada masalah. Pihaknya sudah menambah beberapa unit komputer dan menggelar try out bagi siswa menggunakan komputer. Namun, belum adanya SK dari pusat, membuat pelaksanaan UN online terancam batal dilaksanakan. Selain belum ada SK, ujarnya, pihaknya mengkhawatirkan terjadinya pemadaman listrik saat ujian berlangsung. Sebab pihaknya tidak menjamin PLN akan bertanggung jawab penuh dengan kondisi tenaga listrik yang ada. Namun sebelumnya sekolah sudah siap melakukan antisipasi. “Nanti akan kami siapkan genset khusus area sekolah saja, tapi karena ujian ini representasi dari pemerintah tidak ada salahnya kami berharap kerja sama dengan pemerintah terkait listrik,” terang Umar. Umar berharap jika pelaksanaan UN online tidak di-SKkan, akan kembali pada sistem ujian manual. Namun pelaksanaannya dikhawatirkan akan tergesa-gesa, jika harus diganti hanya karena belum ada SK. Terkait hal ini, pihaknya berharap secepatnya penyelenggara segera memberi kejelasan terkait pelaksanaan tersebut. “Yang jelas kami berharap pemerintah tidak perlu ragu akan kesiapan kami,” ujarnya meyakinkan. (rai)

itas anak seperti pernah mendapat juara kelas, menjadi juara Biologi tingkat nasional, maka tidak mungkin hasilnya seperti itu. Tidak hanya itu, anehnya, hanya pada mata pelajaran Biologi saja yang hasilnya rendah. Sedang pada mata pelajaran lain hasilnya bagus-bagus. Menghadapi UN yang pelaksanaannya sebentar lagi, Mahrup mengaku persiapan yang kini sedang dipersiapkan adalah mempersiapkan mental anak agar benar-benar siap menghadapi UN. Sedang untuk standar kelulusan yang ditetapkan sekolah, Mahrup mengaku ada beberapa standar kelulusan

(Suara NTB/ist)

da dari jaringan tubuh ke paruparu. ‘’Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia,’’ terangnya, Sabtu (4/4). Selain itu, kekurangan sel darah merah juga diakibatkan padatnya aktivitas seseorang. Terlebih siswa calon peserta UN, berbagai aktivitas jelang UN sangat padat, seperti mengikuti pengayaan, try out, les dan aktivitas ekstrakurikuler lainnya. Untuk itu, penting bagi para siswa mendapatkan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan agar para siswa dapat sehat dan bugar menghadapi UN. ‘’Sehingga ketika UN nantinya berlangsung, para siswa tidak ada yang sakit,’’harapnya. Dari hasil pemeriksaan tersebut, rata-rata Hb para siswa rendah ditengarai padatnya aktivitas yang mereka jalani. Untuk itu, pihak memberikan obat penambah darah sebagai treatment kesehatan bagi siswa. (dys)

DIPERIKSA - Seorang siswa SMPN 1 Pringgabaya Lombok Timur sedang mendapatkan pemeriksaan oleh tim UKS, Sabtu (4/4).

Komitmen di Dunia Pendidikan

Ganesha Operation Gelar Seminar Fiesta di KLU Tanjung (Suara NTB) Setelah Seminar Fiesta untuk SMP dan SMA se-Kabupaten Lombok Barat (Lobar) yang berlangsung di Graha Bakti Praja Kantor Gubernur NTB pekan lalu, Ganesha Operation (GO) menggelar Seminar Fiesta bagi kalangan SMP dan SMA di Kabupaten Lombok Utara (KLU). Seminar ini digelar di Aula Serba Guna Gangga KLU, Minggu (5/4). Sebagai bentuk komitmen dan konsistensi membangun pendidikan, Seminar Fiesta yang menawarkan revolusi belajar terus gencar dan dihadiri lebih kurang 2.000 pelajar SMP dan SMA di kabupaten paling bungsu di NTB ini. Sama pada sistemnya, untuk menciptakan kondusivitas dan efisien, seminar berlangsung dengan dua sesi, yakni SMP dan SMA memakan waktu dari pukul 9.00 WITA hingga 13.00 WITA. “Inilah komitmen bersama untuk membangun pendidikan, apalagi di kabupaten yang baru dibangun ini dibandingkan kabupaten lain perlu teknik revolusi belajar. Namun tidak menutup kemungkinan semuanya telah kami buka secara merata di Pulau Lombok. Untuk mendapatkan akses belajar sesuai dengan karakter siswa,” ujar Kepala Unit Ganesha Operation Tanjung Lombok Utara Erpan Choerul Fatani, S.Hum. Kantor Cabang Tanjung yang beralamat di depan SMAN 1 Tanjung pada sistemnya sama menawarkan pembelajaran dengan revolusi belajar. Salah satu cara belajar yang meliputi membaca dengan metode Survey, Question, Read, Recite, dan review (SQ3R) dilengkapi cara mencatat dengan metode Mind Map dan metode Cornell lalu diperkuat dengan teknik mengingat dengan metode Loci, Association dan Chunking. Sementara pada kesempa-

tan yang sama pembicara seminar oleh Noto Roharjo, S,Pd mengatakan, yang paling utama dan pertama dibangun pada sistem belajar di GO yakni mengoptimalkan otak kiri dan otak kanan. Hal ini menjadi nilai penting dalam pembelajaran. Menurutnya, untuk melancarkan daya serap otak, perlu kemudian adanya sistem pembelajaran dengan Brain Gym atau senam otak. “Untuk mengoptimalkan daya serap otak anak se-usia SMP dan SMA,” katanya. Ditambahkan, metode-metode yang tawarkan pada sistem revolusi belajar tersebut, telah terbukti dengan mencetak output pelajar sesuai keinginannya. “Bagi tamatan SMP yang menginginkan sekolah favorit GO telah banyak mencetak akan hal itu bagi lulusan ujian nasional, dan bagi SMA yang menginginkan masuk perguruan tinggi negeri dengan nilai-nilai yang memuaskan, GO pun sudah banyak mencetak dan menjembatani keinginan para pelajar,” ungkapnya. Bahkan yang menarik untuk memberi apresiasi atas hasil belajar dan dengan nilai yang spektakuler. Pihaknya memberikan penghargaan dalam bentuk beasiswa bagi siswa GO yang memperoleh total nilai tertinggi. Informasinya, kini pihaknya membuka ruang bagi kalangan SMP dan SMP untuk bergabung pada wadah yang sudah disiapkan khusus untuk kalangan pelajar yang ingin mengasah dan meraih prestasi bersama sistem bimbingan belajar GO. Karena itu, pihaknya membuka pendaftaran bagi kalangan pelajar dengan diskon Rp 100.000 tanggal 5 sampai 12 April mendatang. Ditambah dengan les gratis, hal ini berlaku pada saat pendaftaran les hingga juni 2015 mendatang. (rai/*)

SEMINAR Ribuan pelajar SMP dan SMA sedang mengikuti Seminar Fiesta di Aula Serba Guna Gangga Lombok Utara, Minggu (5/4).

(Suara NTB/ist)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS MATARAM PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN MEMBUKA KESEMPATAN BAGI LULUSAN S1 DARI SEGALA DISIPLIN ILMU UNTUK MENGIKUTI PERKULIAHAN TAHUN AKADEMIK 2015/2016

JADWAL PENERIMAAN PENDAFTARAN 19 JANUARI S/D 14 APRIL 2015 UJIAN SARINGAN MASUK 15 & 16 APRIL 2015

KONSENTRASI : 1. Manajemen Pemasaran 2. Manajamen Sumberdaya Manusia 3. Manajemen Keuangan 4. Manajemen Keuangan Daerah

PENGUMUMAN 22 APRIL 2015 DAFTAR ULANG 22 APRIL S/D 13 MEI 2015 MATRIKULASI 18 MEI S/D 11 JUNI 2015

AWAL KULIAH JULI 2015

Informasi & Tempat Pendaftaran : Program Magister Manajemen Universitas Mataram Jl. Pendidikan No. 37 Mataram Telp. (0370) 644930, Fax. (0370) 644928 e-mail : mm_unram@yahoo.co.id Kontak Person : 087864054134


Halaman 14

SUARA NTB Senin, 6 April 2015

Ronaldo Mengamuk, Madrid Telan Granada Madrid – Cristiano Ronaldo mengamuk, mencetak lima gol dalam pesta gol Real Madrid melawan Granada yang berakhir dengan skor 9-1 untuk kemenangan tim raksasa itu. Seperti dikutip dari goal.com, laga di jam makan siang waktu setempat juga menjadi ajang pembuktian trio BBC: Gareth Bale, Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo untuk membungkam kritik publik. Bale membuka skor bagi Los Blancos di pertengahan babak pertama, Benzema dua kali mencatatkan nama di papan skor, sementara lima lainnya diborong bintang Portugal yang kini mengungguli Lionel Messi dalam daftar El Pichichi. Kemenangan ini membuat Madrid memangkas jarak dengan sang pemuncak klasemen sementara Barcelona menjadi hanya satu poin, jelang duel The Catalans dengan Celta Vigo dini hari nanti. Madrid langsung menggebrak tak lama setelah wasit meniup peluit kickoff. James Rodriguez mengirim umpan menyilang dari sayap kiri dan Benzema mampu melepaskan diri dari kawalan pemain lawan. Sayang, tendangan volinya ke pojok gawang masih bisa diamankan Oier. Madrid nyaris membuka skor sepuluh menit laga berjalan. Berawal dari kesalahan komunikasi Juan Carlos dan Oier, yang dimanfaatkan Gareth Bale. Beruntung bagi sang bek kiri, bintang Wales tak mampu mengonversi peluang yang ada. Gol yang dinanti akhirnya tiba di menit 25 melalui Bale. Bermula dari Toni Kroos menerobos lini belakang, lalu Bale mampu mengecoh Mainz dan kemudian menaklukkan Oier sebelum

akhirnya melepaskan tembakan dari sudut sempit. Keunggulan satu gol menaikkan kepercayaan diri Los Merengues. Tak hanya itu, Ronaldo membungkam para pengkritiknya dengan torehan tiga gol hanya dalam kurun waktu delapan menit. Kapten Portugal menggandakan keunggulan Madrid usai menerima umpan matang dari James Rodriguez di menit 30. Selang enam menit kemudian. Marcelo melakukan penetrasi dari sisi kiri, lalu crossing dilepaskannya dan sempat dihempaskan Oier. Namun, Ronaldo berada di posisi sempurna untuk menyambar si kulit bundar ke gawang. Hat-trick mantan bintang Manchester Ronaldo terjadi tujuh menit sebelum turun minum, dengan Bale sebagai penyuplai bola. Madrid tak butuh waktu lama untuk kembali menambah pundi gol di babak kedua. Hanya tujuh menit setelah restart, Karim Benzema mengubah kedudukan menjadi 5-0. Striker asal Prancis melakukan kontrol dada saat menyambut tendangan penjuru James Rodriguez dari sisi kiri, lalu menggunakan kaki kiri untuk merobek jala Oier. Ronaldo benar-benar mengamuk di kandang sendiri. Gol keenam untuk Madrid dan keempat buat sang bintang khusus di laga ini. Umpan diagonal Marcelo berhasil dikontrol Bale, lalu mengecoh Oier. Tak seperti sebelumnya, Bale menunjukkan sikap tidak egois dan mem-

LIMA GOL – Ekspresi Cristiano Ronaldo yang mencetak lima gol dalam laga melawan Granada.

(Suara NTB/ist)

Tekuk Liverpool 4-1, Arsenal Buntuti Chelsea

Petenis Terbaik

(Suara NTB/fan)

ATLET kelahiran Jawa Timur (Jatim), Dava Irianto keluar sebagai petenis terbaik dalam seleksi atlet Pra-PON Tenis di Mataram, 3-5 April. Atlet asal Kota Mataram ini tidak terkalahkan saat tampil di ajang seleksi atlet Pra-PON Tenis NTB itu. Petenis yang baru berusia 16 tahun ini tampil memuaskan selama lima kali tampil di ajang seleksi itu. Dia mengalahkan Arif Rahman asal Pelti Kota Bima dengan skor kemenangan memuaskan 6-0. Di pertandingan sebelumnya dia juga mengalahkan rekannya sesama atlet asal Kota Mataram, Tanto Widjoseno. Atas penampilannya yang memuaskan itu Dava meraih rangking pertama di seleksi atlet Pra-PON, sementara peringkat kedua diraih Arif Rahman dari Kota Bima dan Tanto Widjoseno di peringkat ketiga. “Dava keluar sebagai petenis terbaik, karena dia tidak terkalahkan di seleksi atlet tenis Pra-PON,”ucap Panitia Seleksi Budi Suharto. Pelatih tenis asal Jawa Timur (Jatim), Faisal Ramadhan yang saat ini melatih Dava mengatakan meski Dava petenis muda namun Dava bukanlah petenis baru di NTB. Sebelumnya Dava pernah memperkuat tim PON Remaja NTB di Jatim, Desember 2014. Keikutsertaan Dava mengikuti seleksi itu karena Dava ingin membela tim tenis NTB di Pra-PON Tenis di Tarakan, 26-29 Agustus 2015. Atlet yang berdarah Jawa ini ingin memperkuat NTB di PraPON karena orang tuanya berdomisili di Mataram, dan saat ini berkerja di salah satu bank swasta di Mataram. Di usia 14 tahun Dava telah meraih peringkat 4 nasional di turnamen nasional Usia 14 tahun. Hingga di usianya yang menginjak 16 tahun ini Dava masih sering mengikuti turnamen tenis nasional level senior. Rencananya dia akan ambil bagian di turnamen tenis nasional Gubernur DKI Jakarta, 20 April mendatang. Motifasinya untuk mengikuti event nasional adalah ingin menjadi atlet berprestasi sehingga ke depannya dia bisa mengharumkan nama daerah NTB dan bangsa Indonesia di level Internasional. (fan)

Dava Irianto

berikan umpan kepada bintang Portugal untuk menjauhkan skor dengan tuan rumah. Laju pasukan Carlo Ancelotti tak terbendung. Hanya dua menit setelah quat-trick Ronaldo, Benzema kembali mencatatkan namanya di papan skor. Aksi Arbeloa memberikan umpan kepada Benezema tidak disia-siakan mantan Olympique Lyon untuk memaksa Oier memungut bola ketujuh kalinya di pertandingan ini. Ronaldo nyaris membukukan gol kelima. Kerja sama apik antara CR7 dan Bale merepotkan lini belakang Granada, namun usahanya menambah torehan gol di laga ini urung tercipta setelah sepakannya melebar. Ambisi Madrid mempertahankan clean-sheet di pertandingan ini gagal setelah Granada mencetak gol konsolasi. Unggul jauh tampaknya membuat pertahanan Los Blancos agak lengah sehingga Ramos memberikan ruang kepada Ibanez untuk melesakkan umpan El-Arabi. Aksi Luka Modric dari sektor kanan membuat tim tamu kebat-kebit. Dia mengirim umpan silang mendatar ke area penalti yang gagal diamankan Oier dan alih-alih menyapu bola, intersep yang dilakukan Mainz justru bersarang di gawang sendiri. Di pengujung laga, Ronaldo menutup pesta gol Galacticos dengan mencetak gol kesembilan berkat umpan Modric. (ant/bali post)

(Suara NTB/ist)

RAYAKAN GOL - Mesut Ozil merayakan gol bersama rekan-rekannya setelah mencetak gol dari tendangan bebas. Jakarta (Suara NTB) Arsenal naik ke peringkat dua klasemen sementara Liga Utama Inggris setelah mengalahkan Liverpool 4-1 pada pekan ke-31 di Stadion Emir-

ates, London, Sabtu. Arsenal kini ditempat kedua setelah mengoleksi 63 poin hasil dari 31 laga, menggusur Manchester City yang baru mengumpulkan 61 poin dari

30 laga. Arsenal sudah mengguncang lini pertahan Liverpool di menit ke-2 melalui sontekan Alexis Sanchez memanfaatkan kesalahan Joe Allen dan Sakho. Kerjasama satu-dua antara Alexis dan Giroud nyaris berbuah gol jika tidak diantisipasi bek Liverpool Kolo Toure. Tim asuhan Arsene Wenger mencetak tiga gol dalam waktu delapan menit menjelang akhir babak pertama. Gol pertama Arsenal dibukukan Hector Bellerin di menit 37 memanfaatkan umpan Aaron Ramsey dari lini tengah. Tiga menit kemudian Mesut Ozil mencetak gol kedua melalui eksekusi tendangan bebas yang bermula dari pelanggaran bek Liverpool Sakho. Alexis Sanchez menambah keunggulan Arsenal di menit 45 memanfaatkan umpan Aaron

Bus Pembawa Tim Fenerbahce Ditembaki Ankara Sebuah bus yang mengangkut tim sepak bola Fenerbahce diserang di jalan tol di bagian timur laut Turki, Sabtu waktu setempat, ketika para pemain kembali dari pertandingan tandang, kata klub itu. Menurut dia, seperti dikutip AFP, supir bus itu cedera akibat penembakan tersebut. Beberapa tembakan diarahkan ke bus itu ketika sang pemuncak klasemen Liga Turki itu kembali ke Istanbul setelah menaklukkan Rizespor 51 di kota Laut Hitam Rize. Sang supir luka pada wajahnya dan dibawa ke rumah sakit, kata wakil presiden klub Mahmut Uslu, yang saat itu berada di dalam bus. Ia menuding para penyerang berusaha “merusak bus dan membunuh para pemain.” (ant/bali post)

(Suara NTB/ist)

DITEMBAKI – Bus yang ditumpangi pemain Fenerbahce, ditembaki. Supir bus pun cidera akibat penembakan tersebut.

Tujuh Atlet Terjaring di Pra-PON Tenis NTB Mataram (Suara NTB) Seleksi atlet Pra-PON Tenis Lapangan NTB telah berakhir di Lapangan Bulog NTB, Minggu (5/4) kemarin. Hasilnya, terjaring sebanyak tujuh dari 18 atlet yang mengikuti selekda tersebut. Mereka adalah Dava Irianto, Arif Rahman, Tanto Widjose-

no, Siti Sasmita, Banowati Azalia Fitri, Deisya Alfina dan Safira Prasasti Anandhita. Ketua Umum Pengprov Pelti NTB, Jamaludin yang ditemui Suara NTB, usai kegiatan seleksi mengatakan sebanyak tujuh atlet itu akan menjalani pemusatan latihan sentralisasi atau training center (TC) yang

akan digelar Pengprov Pelti NTB dalam minggu ini di Mataram untuk menghadapi Pra-PON Tenis di Tarakan, Kalimntan Utara, 26-29 Agustus 2015. Pihak Pelti NTB akan mengirim empat atlet putri dan empat atlet putra mewakili NTB di kelas perorangan, beregu dan campuran putra/putri

di Pra-PON. “Rencananya kita akan mengirim maksimal empat atlet putra dan empat atlet putri mengikuti Pra-PON. Ketujuh atlet itu akan menjalani TC dalam minggu ini di Lapangan Bulog NTB,” ucapnya. Pantauan Suara NTB di lokasi, seleksi atlet cabang olahraga tenis yang diikuti sembilan atlet putra dan sembilan atlet putri digelar di dua tempat yang berbeda. Seleksi atlet putra dilaksanakan di Lapangan Bulog NTB di Mataram, sementara seleksi atlet putri dilaksanakan di GOR Selaparang Lotim di hari yang sama. Masing-masing atlet itu dipertandingkan dengan menggunakan sistem pertandingan setengah kompetisi (ketemu semua-red). Hasilnya, terseleksi sebanyak empat atlet putri dan tiga atlet pu-

tra. Selain menjaring tujuh atlet, pihak Pelti NTB juga menetapkan nama Panji atlet tenis NTB yang sedang mengikuti turnamen nasional untuk mengikuti TC tahun ini. “Panji tidak ikut dalam seleksi ini karena dia sedang mengikuti turnamen nasional, namun kita sudah masukan namanya untuk mengikuti TC tenis di NTB karena dia atlet level nasional yang punya kemampuan permainan yang sangat bagus,”ucapnya. Sebagaimana diketahui sebelumnya selekda itu diikuti 18 atlet yang diutus oleh Pengcab Pelti Lotim, Pelti Kota Mataram, Pelti Kota Bima, Pelti Loteng dan Pelti Sumbawa, sementara Pelti Dompu, KLU, KSB, Lobar dan Kab. Bima tidak mengirim atlet katanya tak punya atlet berprestasi. (fan)

POSE BERSAMA - Ketua Umum Pelti NTB, Jamaludin bersama Peletih Tenis Asal Jatim, Faesal Ramadhan berpose bersama tujuh atlet yang lolos seleksi atlet PraPON di Lapangan Tenis Bulog NTB, Minggu (5/4) kemarin.

Ramsey. Skor 3-0 bertahan hingga jeda babak pertama. Pada babak kedua, Liverpool yang membutuhkan gol balasan memasukan Daniel Sturridge menggantikan Lazar Markovic. Menit 55 penjaga gawang Liverpool, Simon Mignolet, melakukan penyelamatan gemilang menggagalkan bola sundulan Giroud. Menit 63 dan 67, gelandang serang Liverpool Coutinho melakukan serangan bersama Raheem Sterling namun tidak berbuah gol. Joe Allen juga memiliki peluang di menit 72 usai menerima umpan Coutinho, namun tidak berbuah gol. Liverpool akhirnya mencetak gol balasan melalui tendangan penalti Jordan Henderson di menit 76. Hadiah penalti tersebut bermula dari kesalahan Bellerin yang menjatuhkan Raheem Sterling di

kotak terlarang. Namun Liverpool harus bermain dengan 10 pemain ketika Emre Can menerima kartu kuning kedua setelah melanggar Danny Welbeck di menit 84. Arsenal yang unggul jumlah pemain berhasil menambah gol melalui aksi Olivier Giroud memaksimalkan umpan Alexis Sanchez di menit 90. Hingga laga usai skor 4-1 tetap bertahan. Kemenangan ini membuat Arsenal naik ke peringkat dua klasemen menggusur Manchester City. Arsenal mengoleksi 63 poin dari 31 laga sementara City 61 poin dari 30 laga. Di sisi lain, Liverpool tetap di peringkat lima klasemen dengan 54 poin dan berpotensi turun peringkat jika Southampton berhasil mengalahkan Everton malam ini. (ant/bali post)

Drama Blunder Dua Kiper Jakarta (Suara NTB) Chelsea menang tipis 2-1 melawan Stoke City pada Liga Utama Inggris pekan ke31 di Stadion Stamford Bridge, Sabtu. Siapa sangka, hasil ini ditentukan lewat drama blunder kiper di masing-masing kubu. Rekor gol terjauh pun tercipta di laga ini. Di awal laga, penjaga gawang Stoke Asmir Begovic mementahkan sontekan Loic Remy ketika laga baru berjalan tiga menit. Begovic kembali menjadi aktor selamatnya gawang Stoke dari tendangan keras Loic Remy pada menit 14. Pada menit 28 Eden Hazard memiliki peluang dari tendangan jarak jauh namun kembali dihalau Begovic. Chelsea memperoleh hadiah penalti setelah Fabregas dijatuhkan Wollscheid pada menit 37. Eden Hazard yang ditunjuk menjadi eksekutor berhasil mengirimkan bola ke sisi kiri gawang yang tidak mampu dijangkau Begovic. Namun menjelang akhir babak pertama Stoke mencetak gol penyeimbang melalui umpan Walters yang berhasil ditendang Charlie Adam menjadi gol. Kiper Chelsea, Thibaut Courtois melakukan blunder dengan maju terlalu jauh dari gawang dan gagal mengamankan bola tendangan Adam. Gol itu sekaligus menjadi rekor gol terjauh di Liga Inggris sejauh ini.

Pada babak kedua, penyerang Chelsea Diego Costa yang baru masuk pada menit 46 terpaksa digantikan Drogba pada menit 55 karena cedera. Gol kedua Chelsea tercipta dari kaki Loic Remy yang menerima umpan Eden Hazard. Namun, siapa sangka, gol ini lagi-lagi terjadi akibat kesalahan kiper. Kali ini, giliran kiper Stoke City, Asmir Begovic yang salah melakukan umpan sehingga bola dikuasai Hazard. Pemain asal Belgia itu kemudian memberikan umpan kepada Loic Remy yang mampu dituntaskan menjadi gol pada menit 62. Penyerang Stoke, Mirko Arnautovic, memiliki peluang pada menit 65 namun aksinya langsung dihadang bek Chelsea. Stoke memiliki peluang melalui umpan silang Arnautovic pada menit 88 namun gagal disambut Peter Crouch yang berdiri di mulut gawang Chelsea. Pada menit 90 Arnautovic kembali memiliki peluang dari situasi kemelut di gawang Chelsea namun tendangannya melambung. Skor 2-1 kemenangan Chelsea bertahan hingga laga usai sehingga The Blues semakin kokoh di pucuk klasemen Liga Utama Inggris dengan 70 poin dari 30 laga, sedangkan Stoke City tertahan pada peringkat 10 dengan 42 angka dari 31 laga. (ant/bali post)

(Suara NTB/ist)

60 METER – Pemain Stoke City, Charlie Adam menciptakan gol sensasional dari jarak 60 meter ke gawang Chelsea.


OPINI

SUARA NTB Senin, 6 April 2015

Sulit Tekan Angka Kemiskinan DI tengah situasi nasional dan global yang sedang tidak berpihak, Pemprov NTB diyakini akan menghadapi tantangan yang sangat sulit untuk mengejar target penurunan angka kemiskinan di tahun ini. Berdasarkan data yang dihimpun Suara NTB memperlihatkan, dalam 10 tahun terakhir, persentase penduduk miskin di NTB sebenarnya telah berkurang sebesar 8,02 persen. Dari 25,26 persen pada 2004, persentase penduduk miskin di NTB pada 2014 turun ke posisi 17,24 persen. Dengan kata lain, rata-rata penurunan persentase penduduk miskin selama 10 tahun terakhir berada di angka 0,8 persen tiap tahunnya. Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi NTB 2013-2018, angka kemiskinan pada tahun pertama (2014) ditargetkan turun hingga 16,13 persen. Di tahun kedua, turun lagi menjadi 15,01 persen, lalu 13,97 persen pada tahun ketiga, 13,00 persen pada tahun keempat dan 12,10 persen pada tahun kelima atau 2018. Namun, jika dilihat dari situasi ekonomi saat ini, target itu kemungkinan akan sulit tercapai. Sebab, data sementara pada 2014 saja memperlihatkan capaian penurunan kemiskinan sudah meleset jauh dari target. Kepala Bappeda NTB, H. Chairul Mahsul, SH,MM menyebutkan, angka kemiskinan di NTB saat ini sekitar 804 ribu jiwa lebih. Angka yang relatif tinggi. Karena itu, untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan tersebut, seluruh SKPD lingkup Pemprov NTB akan ‘’mengeroyok’’ untuk menekan atau mengentaskannya melalui program/kegiatan yang ada di masingmasing SKPD. Dijelaskan bahwa peningkatan atau penurunan angka kemiskinan dipengaruhi oleh dua faktor. Yakni faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor eksternal itu seperti kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM. ‘’Tapi bukan berarti kita tidak melakukan antisipasi,’’ ujar Chairul beberapa waktu lalu. Tetap dilakukan dan sekarang pemda sudah mencoba untuk mengarahkan program-program SKPD yang terkait dengan pengurangan kemiskinan mulai dari kabupaten, kecamatan dan desa yang memang memiliki penduduk miskin tinggi sesuai data. Beratnya target menurunkan angka kemiskinan dimaklumi Wakil Ketua DPRD NTB, Mori Hanafi, SE, M.Comm. Menurutnya, dalam situasi normal, target penurunan sekitar satu persen pertahun yang dituangkan dalam RPJMD 2013-2018 memang cukup masuk akal. Namun, dalam situasi saat ini, ia mengaku hal itu memang sulit diwujudkan. Alih-alih berkurang, Mori memperkirakan jumlah penduduk miskin di tahun ini justru meningkat. ‘’Pascakenaikan harga BBM, kenaikan dolar, kenaikan harga-harga kebutuhan pokok. Kalau mau jujur, ini menambah jumlah orang miskin, termasuk di NTB. Dampak dari situasi global yang direspon dengan lahirnya sejumlah kebijakan pemerintah yang menyulitkan rakyat tersebut memang bisa menimbulkan efek berantai. ‘’Perkiraan kita, kenaikan BBM ini setiap bulan diberlakukan. Kita yakini bulan depan naik lagi. Karena perang di Yaman, dan faktor dolar yang juga naik, ini akan mengerek dolar naik. Otomatis harga dolar juga naik. Ketika dolar naik, BBM naik, orang miskin juga bertambah,’’ ujar Mori. Tak dipungkiri Chairul Mahsul bahwa kebijakan nasional, berpotensi menambah angka kemiskinan termasuk di NTB. Karena itu pemda, telah melakukan antisipasi melalui program dan kegiatan supaya tak menambah angka kemiskinan baru . (*)

Halaman Halaman 14 15

Keadilan dan Romantisme Rakyat Oleh: KSI demo sejumlah warga Desa Pejanggik, Kecamatan Praya Tengah, yang menuntut pemenuhan janji Bupati dan Wakil Bupati Lombok Tengah untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur jalanan di desanya (24/3) merupakan gejala pengabaian pemerintah dalam mengurusi rakyatnya. Pasalnya, (i) November mendatang, kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Lombok Tengah akan usai. Sementara di sisa masa jabatannya ini, dengan adanya aksi demo tersebut, menimbulkan dugaan bahwa selama lima tahun terakhir pemerintah tidak pernah melakukan upaya serius untuk menyelesaikan persoalan rakyat tersebut. (ii) Di sisi lain, lalu muncul pertanyaan yang pertama. Sebenarnya, pernahkah pemerintah sungguh-sungguh mendengarkan suara hati rakyat? Pemerintah berkewajiban menyelenggarakan kesejahteraan umum dan menegakkan keadilan (bestuurzorg). Kemudian, selain perlu mendukung usaha pemerintah dalam mencapai tujuannya tersebut, rakyat juga berperan melaksanakan fungsi kontrol terhadap pelaksanaannya. Sehingga ada semacam pemantik pendulum sikap rakyat terhadap perbuatan pemerintah. Romantisme Rakyat Saraf yang paling peka dalam diri manusia adalah keadilan. Hal mengenai perlakuan tidak adil akan sangat cepat terasa dan mendorong seseorang untuk melakukan reaksi tertentu. Begitu pula terhadap perbuatan pemerintah. Tanpa melalui suatu penjelasan rasional sekalipun, rakyat dapat seketika merasakan mana perbuatan pemerintah yang merefleksikan keadilan atau tidak. Terdapat istilah romantisme yang lebih mafhum sebagai haluan sastra yang menekankan pada perasaan, sentimen idealisme, dan tindakan spontanitas. Apabila hal yang demikian ditarik dan selanjut-

Umar Mubdi

(Mahasiswa Fakultas Hukum UGM asal Lombok Tengah, aktif di komunitas Mahkamah) nya dilekatkan pada rakyat, maka sesungguhnya aksi demo atau protes yang terjadi itu merupakan tindakan sebagai sebuah akumulasi perasaan atas ketidakadilan. Terlihat sebuah titik temu, yaitu antara pemerintah dan rakyat, terdapat kelindan erat yang bernama keadilan. Keadilan inilah yang tadi menjadi penentu sikap rakyat. Ketika rakyat merasakan keadilan pada sebuah kebijakan pemerintah, tentu hal tersebut bakal mendapat dukungan. Begitu pula sebaliknya. Sehingga, kurang “anggun” jika pemerintah menanggapi secara santai reaksi dari masyarakat. Sebab, bisa saja yang tengah meradang ada rasa keadilan mereka. Secara yuridis, di dalam pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) disebutkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Oleh Jean J. Rousseau (1998: 120), yang dimaksud dengan kedaulatan rakyat adalah kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Ia juga menjelaskan bahwa rakyat merupakan bentuk kesatuan (Gemeinschaft) kehendak umum. Dari pemahaman di atas, kedaultan yang ada di tangan rakyat kemudian diejawantahkan dengan amanat keberadaan pemerintahan daerah. Pasal 18 ayat (1) UUD NRI 1945 menyatakan Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota. Maka, menjadi sebuah konsekuensi logis ketika pemerintah daerah berkewajiban memperhatikan aspirasi rakyat. Pasal 65 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah juga menyebutkan secara eksplisit bahwa salah satu tugas kepala daerah adalah memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat. Tentu dalam hal pemeliharaan tersebut, perhatian pe-

merintah tidak mungkin terlepas dari aspirasi masyarakat. Aspirasi inilah yang menjadi navigasi tindakan pemerintah. Sebab aspirasi masyarakat selalu berhubungan dengan romantisme rakyat, yaitu hati nurani dan rasa keadilan. Lalu muncul pertanyaan kedua, bukankah penting benar-benar mendengarkan suara hati rakyat itu? Dua Prinsip John Rawls (2011: 72) menyebutkan ada dua prinsip keadilan. Pertama, setiap orang mempunyai hak yang sama atas kebebasan dasar yang paling luas, seluas kebebasan yang sama bagi setiap orang. Kedua, ketimpangan sosial dan ekonomi mesti diatur sedemikian rupa sehingga (i) dapat diharapkan memberi keuntungan semua orang dan (ii) semua posisi jabatan terbuka bagi semua orang. Dua prinsip tersebut penting dicatat, terlebih lagi bagi pemerintah daerah kita. Terhadap hal yang pertama, kebebasan, mari kita refleksikan dengan apa yang terjadi selama ini. Apakah setiap rakyat sudah diberi kebebasan yang sama untuk mengakses fasilitas yang disediakan pemerintah? Pertanyaan tersebut patut untuk direnungkan. Lalu, dipastikan di masa yang akan datang bahwa rakyat diberikan kebebasan yang sama tanpa ada diskriminasi apapun, termasuk diskriminasi oleh uang. Prinsip yang kedua, yang masih menjadi masalah utama negeri ini, merupakan pekerjaan rumah pemerintah yang belum kunjung tuntas. Ketimpangan sosial dan ekonomi memperparah kualitas hidup masyarakat dan menciptakan lingkaran besar kemiskinan. Salah satu faktor pemutus lingkaran kemiskinan tersebut adalah pembangunan infrastruktur yang terencana. Tengok apa yang menjadi keluhan masyarakat Desa Pejanggik itu. Hingga akhir masa jabatan kepala daerahnya, pembangunan infrastruktur

jalan di Desa Pejanggik kosong di APBD murni tahun 2015. Artinya, pemerintah daerah belum secara seksama melaksanakan upaya penanggulangan kemiskinan. Muncul pula dugaan, mungkinkah selama ini sang kepala daerah lebih sibuk mengamankan posisi jabatannya agar kelak tak diduduki orang lain? Kepala daerah sebagai pemimpin pemerintahan daerah seharusnya telah menyadari kedua prinsip tersebut sedari awal. Walaupun tidak diaktualisasikan secara kata-kata atau tulisan, namun setidaknya telah ada dalam sanubarinya kesadaran dan kepedulian akan hal itu. Tujuannya tiada lain adalah untuk meletakkan keadilan sesuai pada tempatnya di hati rakyat.

Melambat, penurunan angka kemiskinan NTB 2014 Butuh kerja keras dan kerja cerdas

*** Soal kualitas gabah petani, Dinas Pertanian bantah tudingan Bulog Saling bantah tak bisa jadi solusi

***

Kembangkan Potensi Daerah

Pemprov NTB Belajar Pengembangan Ekonomi Kreatif ke Jabar Bandung (Suara NTB) -

Dalam upaya mengembangkan berbagai potensi daerah, Pemprov NTB menggali berbagai informasi terkait dengan pengembangan ekonomi kreatif secara langsung kepada Pemprov Jawa Barat (Jabar). Dipilihnya, Jabar sebagai tempat belajar pengembangan ekonomi kreatif, karena pengembangan ekonomi kreatif di daerah tersebut cukup maju. Rombongan Humas dan Protokoler Setda NTB dipimpin Asisten III Setda NTB, Drs. H.L. Syafi’I, MM didampingi Kepala Biro Umum Setda NTB, Drs. H. Fathurahman, M.Si dan Kabag Humas Pemprov NTB, Drs. H. Fathul Gani, M.Si beserta sejumlah wartawan yang sehari-hari meliput di kantor Gubernur. Rombongan diterima langsung oleh Kepala Biro Humas Protokoler dan Umum Setda Jabar, Rudi Ganda Kusuma, Pejabat Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Dinas KUMKM bertempat di Gedung Sate Kantor Gubernur Jabar, Rabu (1/4) sore. Asisten III Setda NTB, Drs. H.L. Syafi’I,MM menyampaikan maksud kunjungan rombongan Pemprov NTB itu dalam rangka belajar pengembangan ekonomi kreatif. Ia melihat perkembangan ekonomi kreatif di Jabar cukup pesat. Bahkan ia menyebut, jika di Jabar pisang saja sudah bisa diolah menjadi berbagai macam produk olahan. Menurutnya, potensi yang dimiliki NTB tak kalah dengan yang ada di daerah lain. “Kami punya potensi sumber daya alam, hasil pertanian, kelautan

dan perkebunan cuma olahannya yang belum maksimal,”tuturnya. Syafi’I mengatakan ketika musim panen tiba, produk-produk seperti padi, jagung dan rumput laut melimpah jumlahnya. Bahkan, produk rumput laut asal NTB banyak yang dikespor ke luar negeri. Dengan kunjungan itu diharapkan, pemprov Jabar dapat memberikan konsep-konsep pengembangan ekonomi kreatif kepada Pemprov NTB dalam meningkatkan nilai jual produkproduk unggulan daerah seperti Sapi, Jagung dan rumput laut (Pijar). Menurut mantan Kepala Dikpora NTB ini, banyak hal yang bisa dikerjasamakan atau disinergikan antara pemprov NTB dengan Pemprov Jabar. Seperti penyediaan bahan baku dari NTB untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha mikro kecil dan menengah di Jabar. Kepala Biro Humas Protokoler dan Umum Setda Jabara, Rudi Ganda Kusuma memaparkan Provinsi Jabar dengan jumlah penduduk 45,5 juta jiwa merupakan pusat kegiatan industri manufaktur dan strategis nasional. Ia menyebutkan, kontribusi Jabar terhadap PDB nasional sebesar 14,33 persen. Kontribusi Penanaman Modal Asing (PMA) nasional sebesar 34,46 persen. Bahkan, kontribusi sektor KUKM terhadap PDRB Jabar sebesar 60 persen. Artinya, perekonomian Jabar cukup besar digerakkan oleh industri manufaktur, KUKM termasuk di dalamnya ekonomi kreatif. Pejabat dari Dinas Perindag Jabar, Dedi Sugandi menambahkan, pengem-

bangan ekonomi kreatif di Jabar sebenarnya bukanlah hal yang baru, bahkan bisa dikatakan diskusi dan ide soal ini telah berlangsung sejak 2005 yang lalu. Lebih dulu dari wacana yang digulirkan pemerintah pusat yaitu mulai tahun 2007 dengan buku panduannya yang dikeluarkan Departemen Perdagangan dan disusul dengan terbitnya Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2009 tentang pengembangan ekonomi kreatif. Sehingga dengan demikian wajar saja jika pada saat ini, Jabar merupakan leader bagi pengembangan ekonomi kreatif di tingkat nasional. Kebijakan mengenai pengembangan ekonomi kreatif juga telah masuk dalam Prioritas Pembangunan Daerah Jawa Barat Tahun 2011 dalam common goals mengenai peningkatan daya beli masyarakat. Didalam common goals tersebut telah tercantum program tematik yaitu pengembangan industri kreatif dan wirausahawan muda kreatif dengan kegiatan unggulan berupa pengembangan kawasan industri kreatif. Kegiatan tematik pengembangan industri kreatif dan wirausahawan muda kreatif tersebut ditargetkan memberikan output meningkatnya jumlah populasi pelaku usaha industri kreatif, tumbuhnya wirausahawan muda dibidang industri kreatif, Bandung menjaditrendsetter Fashion Muslim Internasional; dan tumbuhnya industri animasi, games, software dan film. Dalam kerangka target output tersebut, Pemprov Jabar telah men-

gagendakan program pengembangan industri kreatif berbasis IT, program pengembangan industri fashion muslim, membangun jejaring komunitas kreatif dan penumbuhan wirausahawan muda berbasis industri kreatif. “ Di sini sudah ada blue print dan roadmap pengembangan ekonomi kreatif,”terangnya. Dalam pengembangan ekonomi kreatif di Jabar terdapat perubahan paradigma dan pendekatan keterlibatan para pihak. Dalam buku panduan pengembangan ekonomi kreatif 2007 yang diterbitkan oleh Departemen Perdagangan disebutkan bahwa dalam pengembangan ekonomi kreatif harus ada 3 pihak yang berperan, yang kemudian dikenal sebagai “Triple Helix”, yaitu Academic, Business dan Goverment (ABG). Untuk pengembangan ekonomi kreatif di Jabar terdapat perubahan paradigma dimana terdapat 4 pihak yang akan dilibatkan dalam pengembangan ekonomi kreatif. Empat pihak tersebut (atau disebutquatro helix) adalah: Cendikiawan (akademisi), Pemerintah, Pelaku Bisnis dan Komunitas masyarakat (community/social group). Kepala Bidang Kemitraan dan Pengembangan UMKM Dinas KUMKM Jabar, Rudibillah mengatakan potensi KUKM Jabar sangat besar. Ia menyebutkan, jumlah koperasi sebanyak 25.525 unit, UMKM sebanyak 9,1 juta. Dari jumlah itu, sekitar 99 persen adalah UKM. Ia menyebutkan, pengembangan UKM di Jabar juga mengalami tantan-

gan, seperti persaingan, kesulitan permodalan, sarana prasarana dan kesulitan bahan baku. Untuk mengatasi kesulitan permodalan, Pemprov Jabar memberikan Kredit Cinta Rakyat (KCR) yang hanya diperuntukkan bagi mikro kecil. Kredit diberikan oleh Bank milik Pemda, Bank Jabar Banten (BJB) senilai ratusan miliar. Untuk usaha mikro plafon dibatasi maksimal Rp 20 juta, sedangkan usaha kecil Rp 20

juta ke atas.”Tahun 2014 digelontorkan Rp 335 miliar,”sebutnya. Terkait dengan pemasaran, Pemprov memfasilitasi para pelaku UKM promosi ke luar daerah. Menurutnya, antara NTB dan Jabar punya potensi yang saling mendukung dalam pengembangan ekonomi kreatif. “Potensi ini bisa disinergikan dengan NTB. Ada simbiosis mutualisme, saling menguntungkan,”pungkasnya. (nas/*)

(Suara NTB/ist)

KUNJUNGAN - Suasana kunjungan rombongan Humas dan Protokoler Setda NTB saat diterima Biro Humas Protokoler Dan Umum Setda Jabar di Gedung Sate Kantor Gubernur, Rabu (1/4) sore.

Kasus Terminal Haji BIL

Penyidik Agendakan Periksa Ahli Konstruksi ITS Mataram (Suara NTB) Tuntas periksa saksi dalam kasus Alkes Lotim, tim penyidik Polda NTB menggodok kasus Terminal Haji, Bandara Internasional Lombok (BIL). Diketahui, ada berkas untuk tiga tersangka yang dikembalikan Kejaksaan (P19). Sehingga untuk memenuhi itu, tim mengagendakan memeriksa ahli dari Institut Teknologi Surabaya (ITS).

“Tim sedang persiapan untuk berangkat ke Surabaya,” kata Kasubdit III Direktorat Reskrimsus Polda NTB, AKBP Andy Hermawan, SIK kepada Suara NTB, Minggu (5/4). Nantinya, di Surabaya, tim akan meminta keterangan ahli konstruksi dari ITS. Sebab sebelumnya, ahli konstruksi inilah yang dilibatkan oleh penyidik sebelumnya untuk memeriksa fisik proyek Terminal Haji BIL.

Sebenarnya ada keinginan agar pemeriksaan dilakukan di Mapolda NTB, namun karena pertimbangan jadwal yang tak memungkinkan, sehingga ahli memilih diperiksa di Surabaya. Ini juga menurut Kasubdit sebagai langkah untuk mempercepat penanganan kasus yang masih tersisa untuk tiga tersangka dari konsultan pengawas, dari total enam orang yang dijadikan tersangka.

Kasus ini sebelumnya merupakan warisan dari periode Direktur Reskrimsus sebelumnya, Kombes Pol Triyono BP, yang ketika itu tim penyidik dipimpin Kasubdit III AKBP Nurodin. “Nasib” kasus yang ditangani sejak Tahun 2012 ini juga hampir sama dengan Alkes Lotim, beberapa kali berkasnya dikembalikan jaksa penyidik di Kejati NTB. Diketahui, sebelumnya, Krimsus

sebenarnya sudah meminta keterangan ahli ITS dan melibatkan dalam proses pemeriksaan fisik. Saat itu dilakukan Kanit II, Kompol Ferdian Indra Fahmi, bahkan menyeluruh termasuk ahli dari BPKP. Belasan saksi, termasuk enam diantaranya yang dijadikan tersangka sudah diperiksa. Kesimpulan ahli BPKP untuk hasil hitung kerugian negara, mencapai Rp 226 juta, dari total angga-

ran yang digelontorkan pada proyek itu mencapai Rp 7,1 miliar. Penanganan perkara ini juga sempat menjadi perbincangan, karena bocoran sebelumnya ditetapkan 13 tersangka, namun belakangan penyidik mengumumkan enam orang dijadikan tersangka. Dari enam tersangka itu, diantaranya Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), rekanan pelaksana, konsultan pengawas, panitia lelang. (nas)

Penanggung Jawab: Agus Talino Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab : Raka Akriyani Koordinator Liputan : Fitriani Agustina, Marham, Moh. Azhar Redaktur : Fitriani Agustina, Marham, Izzul Khairi, Moh. Azhar Staf Redaksi Mataram : Moh. Azhar, Haris Mahtul, Afandi, M. Nasir, Hari Aryanti, Akhmad Bulkaini, M. Kasim, Darsono Yusin Sali, Sahmad Darmi Lombok Barat: M.Haeruzzubaidi, Lombok Tengah : Munakir. LombokTimur: Rusliadi. KLU : Johari. Sumbawa Barat : Heri Andi. Sumbawa : Arnan Jurami. Dompu : Nasrullah. Bima : M.Yusrin. Tim Grafis : A.Aziz (koordinator), Mandri Wijaya, Didik Maryadi, Jamaluddin, Wahyu W. Kantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Tarif Iklan : Iklan Baris : Rp 15.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). Display B/W (2 kolom/lebih): Rp 20.000/mmk. Display F/C : Rp 25.000/mmk. Iklan Keluarga : Rp 15.000./mmk. Iklan Advertorial : Rp 10.000/mmk. Iklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 450.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 250.000/kavling. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Harga Langganan: Rp 75.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 80.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 4.500. Terbit 6 kali se-minggu. Penerbit: PT Bali Post.

SUARA NTB

Wartawan SUARA NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.


SUARA NTB

Senin, 6 April 2015

Halaman 16

Menyediakan aneka hidangan & melayani pesanan nasi kotak, snack box dan menerima rantangan

KURSUS

OTOMOTIF

RUMAH MAKAN ARFATURINDO

TOUR & TRAVEL

Melayani :

TIKET PESAWAT, RENT CAR/100.000 Antar Jemput Bandara/50.000 Paket Tour

Hub : RAMDANI HP.085878805714 atau 087739518019

BTN GRIYA PERMATA Blok H No.2 Sekarbela Mataram Email : staywithus22@gmail.com

RADIO

OTOMOTIF

OTOMOTIF


SUARA NTB

Senin, 6 April 2015

RUPA - RUPA

Halaman 17

RUPA - RUPA

gin Belajar n i P ANIMASI ? SETIAP MINGGU PAGI - SORE DI TAMAN MAYURA

HUBUNGI :

081917002381

COUNTER PAINT ART GALLERY MINIMALIS LUNA MAYA EKAGITT

SALON

SALES

RUPA - RUPA

RUPA - RUPA

KOMPUTER

TRAVEL


SUARA NTB Senin, 6 April 2015

BUDAYA DAN HIBURAN

Halaman 18

Putri Pariwisata NTB Tak Ikuti FTMD Mataram (Suara NTB) Putri Mutiara/Putri Pariwisata NTB, Tamara Meiliana Siswanto mengaku tidak mengikuti puncak perayaan Festival Tambora Menyapa Dunia di Desa Doroncangan,Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, 9- 11 April medatang. Mahasiswi Fakultas Hukum di Univestias Negeri Airlangga (Unair) Surabaya ini mengaku belum mendapat undangan atau konfirmasi apapun dari pihak tertentu. Terlebih dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB yang notabene menjadi instansi pengasuhnya. “Saya belum mendapat undangan atau konfirmasi apa pun, tapi tidak apa – apa mungkin karena saya sedang sibuk menjalani studi di kampus,” tutur putri pariwisata NTB ini, ketika ditanya apakah dirinya sudah mendapat undangan atau belum, Minggu (5/4) melalui media sosial. Pada dasarnya, dirinya mengaku sangat berharap bisa hadir pada momentum peringatan dua abad letusan gunung berapi di pulau Sumbawa itu. Kendati demikian, dirinya juga berfikir tentang kuliahnya dimana saat ini aktivitasnya di kampus semakin memadat. Kalau diundang “ya pasti mau banget, tapi kuliah juga gimana,” lanjutnya. Sementara itu, belum ada dari pihak disbudpar yang memberikan tanggapan atau konfirmasi terkait hal tersebut. Kepala Dinas yang dihubungi melalui Humasnya Cakra Virajati belum memberikan jawaban terkait persoalan itu. Demikian juga dengan Kabid Kebudayaan yakni Drs. Faisal yang membidangi perihal pembinaan dan pemberdayaan putri pariwisata NTB ini. (met)

Dua Film Pariwisata Indonesia Raih Award di Bulgaria London Dua Film pendek promosi pariwisata produksi Kementerian Pariwisata RI memenangkan award untuk kategori History and Culture (Wonderful Indonesia: History and Culture) dan kategori sport and adventure (Wonderful Indonesia: Diving), pada the International Tourism Film Festival (ITFF) of Bulgaria ke-11, “On the East Coast of Europe”. Pemberian Award diumumkan saat penutupan Festival Jumat malam di Cathedral Rozhdeshtvo Bogorodichno Hall kota Veliko Tornovo dan diserahkan Ketua Tim Juri Dr. Marin Damianov, dan juri Antoni Ivanov Tsonev, kepada Dubes RI Bunyan Saptomo, demikian Sekretaris Kedua Pensosbud KBRI Sofia, Dina Martina kepada Antara London,Sabtu. Pada kesempatan penyerahan award, Dr. Marin mengatakan sangat terkesan dengan film History and Culture yang menggambarkan keragaman budaya dan agama di Indonesia. Sedangkan Antoni Tsonev menyampaikan film “Diving” menunjukkan keindahan bawah laut Indonesia dengan keanekaragaman biota-nya yang menjadikan Indonesia sebagai surga bagi pecinta diving. Festival yang berlangsung selama tiga hari ini diikuti oleh 90 film dari 23 negara yaitu Bulgaria, Serbia, Brazil, Portugal, Maroko, Thailand, Siprus, Macedonia, Swiss, Kroasia, India, Indonesia, Mesir, Yunani, Polandia, Peru, Kepulauan Faroe (dekat Denmark), Republik Ceko, Austria, Malta, Perancis, Finlandia, dan Jerman. Pada Festival Film pariwisata ini dipertandingkan lima Kategori Film yaitu Nature & Ecotourism; History and Culture; Sport and Adventure; Faith & Traditions; dan Corporate Tourism Film / Spot. Dari lima Kategori tersebut, hanya kategori Faith & Traditions yang tidak diikuti Indonesia. Prestasi kali ini cukup membanggakan mengingat keempat film Kementerian Pariwisata yang diikutsertakan pada festival termasuk film dengan judul Feeling is Believing (kategori Corporate Tourism Film / Spot) dan Nature & Ecotourism (kategori Nature & Ecotourism), sebelumnya telah pula masuk dalam nominasi pemenang award. Tahun ini adalah tahun ke-2 bagi Kementerian Pariwisata RI berpartisipasi pada ITFF. Pada tahun lalu Kementerian Pariwisata hanya mengirimkan satu film dan sempat masuk dalam daftar nominasi. The International Tourism Film Festival (ITFF) of Bulgaria merupakan satu-satunya festival film bergengsi dengan tema pariwisata di Bulgaria yang diadakan setiap tahun di kota Veliko Tornovo ini diselenggarakan Pemerintah Kota Veliko Tornovo bekerjasama dengan perusahaan “Consulting & Communication Agency” serta Asosiasi Tour Operators dan Travel Agents Bulgaria. (ant/bali post)

(ant/bali post)

ULAR PUTIH - Sebuah adegan dari grup Teater Koma dengan naskah berjudul “Opera Ular Putih” dengan sutradara N. Riantiarno, di tampilkan di Graha Bhakti Budaya, TIM, Jakarta, Minggu siang (5/4).

2016, NTB Jadi Tuan Rumah Rakornas KPI

Mataram (Suara NTB) Tahun 2016 mendatang, NTB akan mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Penunjukan NTB sebagai tuan rumah kegiatan itu diputuskan dalam sidang pleno Rakornas KPI di Makassar. Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua KPI D NTB, Sukri Aruman kepada Suara NTB, Minggu (5/4) siang. Sukri mengatakan, pelaksanaan rakornas 2016 mendatang akan berlangsung pada Maret – April. Dirinya merasa bangga ketika NTB ditetapkan menjadi tuan rumah pelaksanaan rakornas. “Yang diajukan sebagai tuan rumah penyelenggaraan rakornas ada beberapa kota,

termasuk Riau, Jawa Tengah, Papua Barat dan Kalimantan. Dan Alhamdulillah NTB yang ditunjuk sebagai tuan rumah,” tuturnya. Dikatakan, ajang tersebut akan dijadikan momen untuk membuktikan bahwa NTB sedang berupaya mendongkrak kemajuan daerah. Menurutnya NTB akan terus melaju hingga menjadi pusat kegiatan konvensi kelas dunia yang

didukung dengan keunggulan kekayaan destinasi pariwisata. “Kami akan segera menyampaikan informasi kepada Gubernur NTB. KPID NTB tentu akan menyusun rangkaian acara dengan baik demi mencapai tiga kesuksesan, yakni sukses acara, pencitraan serta sukses mendatangkan dampak terhadap masyarakat khususnya di NTB melalui kegiatan

tersebut,” tambahnya.

Perayaan Harsiarnas Saat pelaksanaan rakornas nanti, NTB juga akan dimeriahkan dengan penyelenggaraan perayaan Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas). Sejumlah event kegiatan sedang disusun untuk mencapai kesuksesan dan tentu mendatangkan dampak positif bagi masyarakat setempat. Ia yakin, melalui kegiatan itu, nantinya system perekonomian masyarakat setidaknya dapat terdongkrak melalui pengembangan usaha dalam industri kreatif saat didatangi banyak tamu dari nusantara.

Sebelumnya, dalam rakornas yang terselenggara di Makassar, rekomendasi yang harus dilaksanakan oleh seluruh komisi penyiaran baik didaerah maupun dipusat yakni, memberantas kartel dan konglomerasi media demi menjamin kenyamanan serta menjamin ketersediaan ruang bagi kepentingan publik. Hal itu, lanjutnya menjadi suatu hal yang urgen dan harus segera diatasi. “KPI mengajukan rekomendasi terkait digitalisasi penyiaran dan mengembalikan kewenangan KPI sebagai regulator utama yang menyangkut penyiaran,” tandasnya. (met)

Leonardo DiCaprio

Rancang Vila Ramah Lingkungan New York Aktor Leonardo DiCaprio merancang sebuah tempat liburan, resort, ramah lingkungan di sebuah pulau kecil di Belize. “Saya tidak bisa pergi ke Belize dan membuat sesuatu seperti ini kalau bukan untuk gerakan lingkungan,” kata DiCaprio, dikutip dari laman The Telegraph. Aktivis lingkungan itu membeli Blackadore Caye seluas 104 hektar sekitar sepuluh tahun seharga 1,75 juta dolar karena jatuh cinta dengan negara tersebut. Ia merencanakan sebuah resort “Restorative Island” berisi rentetan vila dan kolam renang, tempat para tamu dari kalangan berada bisa menikmati matahari tenggelam. Bersama pimpinan firma Delos, pengembang yang berbasis di New York, Paul Scialla, ia merencanakan tempat tersebut dibuka pada 2018. Tempat liburan akan berisi vila yang dibangun di platform yang berada di atas air, juga dengan terumbu karang buatan untuk melindungi kehidupan laut. Rumput laut juga akan ditanam untuk mendukung konservasi lembu laut. Tujuan dari pembangunan itu adalah mengembalikan kerusakan yang diakibatkan oleh penangkapan ikan berlebihan, deforestasi dan pengikisan pantai. Untuk liburan di sana, wisatawan akan diikutsertakan pada orientasi ekologi. Botol plastik juga dilarang di pulau Central American yang terletak 45 menit dengan perahu dari Belize City. Harga vila di sana diperkirakan mencapai 15 juta dolar. (ant/ bali post)

Ringo Starr Kangen The Beatles

(Suara NTB/ist)

Leonardo DiCaprio

(Suara NTB/ist)

Ringo Starr

London Masa lalu layaknya pinggan sarat hidangan lezat di atas meja jamuan bernama perjalanan waktu. Dan Ringo Starr merindukan tiga saudaranya di grup legendaris The Beatles. “Tiba-tiba saya ada di suatu grup dengan tiga suadara. Ya, saya rindu yang yang lainnya. Kau tentu rindu saudaramu,” kata Starr, dikutip dari lama DigitalSpy. Penabuh drum itu mengenang ada kalanya emosi mereka meletup. Tetapi, selalu diselesaikan, biasanya di rumah Starr karena ia bisa menjadi penengah. “Kami semua punya karakter. Kami, kan, berempat,” kata Starr. “Kami saling menyayangi, tapi satu pagi, kau kesal lalu menjadi besar dan terjadilah,” kata pria berusa 74 tahun ini. Starr, yang bernama asli Richard Starkey Jr ini merilis album ke-18nya yang berjudul “Postcards from Paradise” beberapa pekan lalu. Mei nanti, Starr akan diinduksi ke Rock and Roll Hall of Fame. (ant/bali post)


SUARA NTB Senin, 6 April 2015

Melambat, Penurunan Angka Kemiskinan NTB 2014 Dari Hal. 1 Penandatangan MoU itu untuk menyamakan persepsi dan gerakan dalam pengentasan kemiskinan di NTB. Dipilihnya gerakan bedah rumah atau rehabilitasi rumah tak layak huni untuk mempercepat pengentasan kemiskinan, karena enam sampai tujuh indikator kemiskinan ada pada perumahan. Pemprov NTB bersama Pemda Kabupaten/Kota telah menandatangani MoU sharing penganggaran antara Pemprov dan Pemda Kabupaten/Kota mulai tahun 2015 sampai 2018. Dengan skema, Pemprov NTB menanggung 50 persen dan pemda kabupaten/ kota menanggung 50 persen. Dalam kesepakatan itu, jumlah rumah tak layak huni yang akan direhabilitasi sebanyak 10.722 unit per tahun. Jumlah anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 123, 3 miliar. Dengan rincian, Lombok Barat 1.560 unit, Kota Mataram 446 unit, KLU 744 unit, Lombok Tengah 2.094 unit, Lombok Timur 3. 250 unit, KSB 238 unit, Sumbawa 830 unit, Dompu 422 unit, Bima 972 unit, Kota Bima 166 unit. Dijelaskan, upaya pengentasan kemiskinan itu bukan hanya melalui perbaikan rumah tak layak huni. Namun juga dilakukan intervensi melalui program-program lainnya yang dilaksanakan oleh masing-masing SKPD. Seperti pembangunan infrastruktur jalan, transportasi, pemberdayaan masyarakat dan program lainnya. Selain itu, Pemprov NTB dan pemda kabupaten/kota juga menetapkan target penuruan kemiskinan pada masingmasing kabupaten/kota tiap tahun. Untuk KSB 3 persen, Kota Mataram 3 persen, Lombok Barat 1,5 persen, KLU 2,5 persen, Kota Bima 1 persen, Lombok Tengah 2 persen, Lombok Timur 2 persen, Dompu 4 persen , Sumbawa 2 persen. Sementara itu, Kepala Bappeda NTB, H. Chairul Mahsul, SH, MM mengatakan angka kemiskinan di NTB sampai dengan Maret 2015, masih tersisa 804 ribu jiwa lebih. Untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan tersebut, seluruh SKPD lingkup Pemprov NTB akan ‘’ mengeroyoknya’’ melalui program yang ada di masingmasing SKPD. Ia mengatakan peningkatan atau penurunan angka kemiskinan dipengaruhi oleh dua faktor. Yakni faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor eksternal itu seperti kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM. “Tapi bukan berarti kita tidak melakukan antisipasi. Tetap kita lakukan. Kita saat ini dua bulan ini punya data tentang kemiskinan sebanyak 804 ribu lebih itu,’’ kata Chairul dikonfirmasi Suara NTB, pekan lalu. Sekarang katanya pemda sudah mencoba untuk mengarahkan program-program SKPD yang terkait dengan pengurangan kemiskinan pada lokasi-lokasi, kabupaten, kecamatan dan desa yang memang memiliki penduduk miskin tinggi sesuai data. Dalam upaya penurunan ang-

ka kemiskinan ini, lanjutnya memang tak terlepas juga dari peran yang dilakukan Pemda Kabupaten/Kota. Untuk itu, Pemprov terus melakukan sinergi, supaya Pemda Kabupaten/Kota juga menganggarkan dana yang lebih besar dalam upaya pengentasan kemiskinan. Namun, akibat keterbatasan fiscal Pemda Kabupaten/Kota juga dipahami. Pasalnya, anggaran mereka juga dialokasikan untuk pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur yang juga butuh biaya besar. ‘’Sekarang pilihan kita terhadap program-program apa yang bisa membuat itu berjalan secara seimbang. Antara ketersediaan pelayanan dasar, kemiskinan maupun infrastruktur,’’ katanya. Ada kerjasama pengurangan kemiskinan untuk masing-masing kabupaten/ kota. ‘’Yang diharapkan itu bisa menurunkan angka kemiskinan dua persen per tahun melalui program-program yang sudah mulai fokus,’’imbuhnya. Chairul mengatakan, dalam Musrenbang NTB tahun 2015 dalam rangka penyusunan RKPD 2016, salah satu isu besar yang menjadi fokus pembangunan tahun 2016 adalah masalah kemiskinan. Dalam Musrenbang itu dihitung seberapa besar anggaran yang dibutuhkan. ‘’Kemudian jenis-jenis program dan kegiatannya lalu kita evaluasi. Kita sesuaikan dengan kemampuan fiscal. Kalau misalnya untuk ditambah akan kita perkuat. Itu bergantung kemampuan keuangan kita,’’ tambahnya. Namun ia belum memastikan jumlah anggaran yang akan diusulkan untuk mempercepat penurunan kemiskinan itu, lantaran masih di dalami usulan pagu indikatifnya. Empat kluster masyarakat miskin yang menjadi fokus untuk dientaskan yakni kelompok petani penggarap, nelayan, masyarakat lingkar hutan dan masyarakat miskin kota. ’’Berdasarkan data itu sudah ada masing-masing kabupaten, kecamatan, desa data dari TNP2K. Kita berikhtiar sekuat mungkin mencapai target maksimal penurunan dua persen pertahun,’’ ujarnya. Ia menambahkan, tipikal dan karakteristik penduduk miskin itu beda-beda. Yang perlu ditangani adalah kelompok yang berada di bawah garis kemiskinan. Selain itu, masyarakat yang hampir miskin tetap dijaga agar tak masuk dalam masyarakat di bawah garis kemiskinan ‘’Kebijakan nasional yang punya potensi menambah kemiskinan kita antisipasi melalui program dan kegiatan supaya tak menambah kemiskinan baru,” pungkasnya. (nas)

RAGAM Banjar Pancor Gelar Milad Ke-2 Mataram (Suara NTB) Banjar Pancor Anang, di Desa Peresak, Kecamatan Narmada, Lombok Barat menggelar milad (ulang tahun). Dalam ulang tahun ke dua kali ini, diselenggarakan di RT 003 Lingkungan Tanak Tepong Desa setempat. Dihadiri tokoh agama dan tokoh masyarakat. Ketua Banjar Pancor Anang, H.Akhmad Nuruddin, S.Pdi mengatakan, dalam milad itu digelar dzikir dan doa bersama. Ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia yang diberikan. Acara yang dimulai dari Pukul 08.00 Wita itu, dihadiri jemaah mencapai 400 orang. “Dengan khidmat kami mengadakan dzikir, serakalan, hadrah, ceramah dan doa bersama,” kata Akhmad. Selain 400 jemaah, acara dihadiri Kepala Desa Presak, Kamarudin, SH, MH, Kadus Tanak Tepong Selatan, Muhardi, hadir juga Kapolsek Narmada, Kompol Setia Wijatono, tokoh agama dan tokoh masyarakat lainnya. Pengurus Banjar Pancor Anang juga hadir lengkap, se-

Pakaian yang melekat di badannya menjadi pemberian berharga. Di sebuah gubuk, yang menyelip di antara rumah rumah permanen. Tersudut di bagian paling pinggir, RT 01 Lingkungan Jempong Timur Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Mataram. Banyak warga yang berkelakar gubuknya itu ‘mewah’, karena mepet dengan sawah. Ukuran rumahnya jauh dari kata layak, hanya sekitar 4 x 1,5 meter. Berdinding gedek, ‘modifikasi’ dengan bahan triplek, papan, atap seng, yang didapat dari sisa sisa bangunan. Tak ada kilap keramik kecuali tanah warna gelap yang jadi lantai. Bagian tengah disekat, bejibun untuk kamar tidur, dapur, bahkan di dalamnya sedikit disekat untuk menyimpan sampah. Semua sampah yang didapat setiap hari, kemudian dikumpulkan di dalam rumahnya itu untuk disortir, kemudian dijual. Tapi, yang penting bagi dia, ada tempat berteduh ketika diguyur hujan, tempat berlindung dari sengatan matahari, juga ‘benteng’ tempat bertahan dari serbuan angin malam yang “menusuk” ke tulang “Buat saya, yang penting masih sehat. Bisa bekerja. Bisa dapat uang untuk hidup,” tutur Inaq Sapian dalam Bahasa Sasak, mewakili rasa syukurnya kepada sang Khalik. Puluhan tahun wanita paruh baya ini tinggal sebatangkara. Puluhan tahun lalu, yang dia tak ingat lagi kapan waktu tepatnya, Amaq Atif, suaminya meninggal. Musibah semakin berlipat,

Sudah Siap 90 Persen Dari Hal. 1 ‘’Asumsi kami, persiapan yang sudah dilakukan mencapai 90 persen,’’ sebut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB, H.Lalu.Moh.Faosal, S.Sos, M.Si kepada Suara NTB. Kemudian yang 10 persen lagi, tinggal penyempurnaan berupa penyiapan property di Doroncanga, tempat berlangsungnya pucak kegiatan TMD. Persiapan penting lainnya, pada Senin (6/4) hari ini, akan berlangsung rapat di kantor Sekretariat Negara (Setneg) di Jakarta. Rapat digelar untuk koordi-

(Suara NTB/ist)

DOA - Kegiatan doa dan dzikir bersama yang diselenggarakan Banjar Pancor Anang. lain H.Akhmad Nuruddin sebagai ketua, hadir juga Wakil Ketua, Sidik Cahyono, S.Hut, Seketaris Ayatullah Khumaini, S.Pd dan Bendahara Anang Budi Sudono, SE. Komunitas desa ini menurut Akhmad Nurudin dibentuk sebagai pranata sosial yang bisa menyeimbangkan kehidu-

pan di desa setempat. Bergerak di bidang sosial yang terkoordinir, seperti pengajian bersama, kegiatan gotong royong, termasuk Siskamling untuk menjaga lingkungan. “Tujuannya tidak lain untuk semakin memper erat tali silaturrahmi antar warga,” kata Akhmad Nuruddin. (ars)

Ada yang Serumah dengan Sampah Dari Hal. 1

Halaman 19

sepeninggal suaminya, tiga anaknya berturut turut meninggal. “Nane jak endot mesak ku. Lamun ndek arak jari mangan, arak dengan jari beng nasiq,” (Sekarang saya tinggal sendirian. Kalau tidak ada untuk makan, ada warga yang berikan nasi),” tuturnya. Sebenarnya sudah ada harapan akan ada bentuk perhatian pemerintah, yang rencananya diterima, dalam wujud bedah rumah. Demikian juga dengan Jalaludin (58), konon rumahnya akan diperbaiki dengan rumah dengan dinding yang lebih layak. Ada harapan, trpilek dan papan tak beraturan itu akan segera berubah menjadi dinding tembok. ‘’Tapi sudah tiga kali rumah saya ini di foto. Tapi sampai sekarang ndak diperbaiki,’’ keluh Jalaludin, yang sedang berjuang untuk sembuh dari penyakitnya. Di gubuk itu, dia tinggal bersama istrinya Rahli (50). Karena sudah tak kuat lagi mencari nafkah,hari hari hidupnya diurus anaknya. Jalaludin dan Inaq Sapian bisa jadi lebih beruntung, karena ada harapan rumahnya akan diperbaiki. Tapi Tahmid (40), contoh warga dengan kondisi hidup memprihatinkan, tapi tak kecipratan bantuan. Tinggal dalam satu kamar bersama istrinya, sementara ibu yang hidup bersamanya, Inaq Imran (70), tidur di depan kamar. Potret kondisi warga miskin di Jempong ini mungkin akan jadi bagian yang kecil dari masalah sosial. Tapi jika menelisik lebih dalam, mereka massif tersebar di pinggir pinggir kawasan perkotaan. Catatan Rinjani Institute, seperti di kawasan pesisir sep-

erti Karang Bunyuk dan Mapak. Di pesisir Ampenan, di Lingkungan Kebon Talo Jaya, Bintaro Jaya. Kantong kemiskinan juga akan dijumpai di pusat bisnis seperti di bagian belakang lingkungan Karang Pule dan lingkungan Sekarbela. Juga di tengah kota seperti lingkungan Karang Anyar, Bebidas, Pagesangan. “Kota Mataram sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, sejatinya mampu merubah fakta empirik kemiskinan yang menghimpit sebagian warga miskin ini,” kata Peneliti Rinjani Institut, Darwan Samurdja. Menemukan kantong – kantong kemskinan ini begitu mudah didapat, bahkan kondisi ini mereka alami dalam durasi yang cukup lama. “Tapi mereka akan menjadi perhatian ketika suksesi politik. Mereka (warga miskin), akan menjadi komoditi yang empuk untuk didekati, biasanya saat atau jelang suksesi,” kata Darwan. Potret yang menurut dia sangat ironi. Ketika kota ini menjadi daerah yang berkembang, ditandai maraknya pembangunan hotel dari kelas melati hingga berbintang, ruko ruko berjejer di pinggir jalan bahkan jalur protokol. Belum lagi, kota ini kini sedang dilanda eforia pembangunan perumahan oleh pengembang yang semakin tak terkendali. “Mataram ini ibarat wajah perempuan yang berhias dengan beragam merk kosmetik, demi terlihat cantik. Tapi pemerintah perlu memperhatikan, masih ada bagian yang belum tersentuh kosmetik itu, mereka yang warga miskin,” kritiknya. (ars)

nasi persiapan kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada puncak kegiatan TMD pada 11 April 2015 mendatang. Seperti diketahui TMD adalah satu event yang diharapkan sebagai salah satu momentum untuk mempercepat proses pembangunan di NTB khususnya di Sumbawa. Kawasan Gunung Tambora telah ditetapkan menjadi Taman Nasional. Dengan penetapan yang nantinya akan diresmikan oleh Presiden RI itu, maka diharapkan dukungan pemerintah pusat juga semakin besar. (met)

Penganut Aliran Ikut Sana Ikut Sini Kena Sindir Dari Hal. 1 Menurutnya, para kader yang bersikap demikian bisabisa malah tidak bisa memperoleh keuntungan apapun dari sikapnya tersebut. Saat ini katanya, DPD Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie mendapatkan suntikan semangat menyusul terbitnya putusan sela PTUN yang mengembalikan status quo di kepengurusan DPP Golkar. Dengan putusan tersebut, pihaknya kini tentu kembali menjadi kepengurusan yang sah. Karenanya, ia menyerukan kepada seluruh kader Golkar untuk tetap konsisten dalam barisan mereka. Ia juga meminta para kader dan pengurus agar tidak terjebak dengan iming-iming jabatan dan peluang di Pilkada yang disampaikan kubu seberang. Dalam kesempatan itu, sejumlah pimpinan DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota juga diberikan kesempatan menyampaikan aspirasinya. Sejumlah pimpinan DPD yang tampil menegaskan perlunya sanksi tegas terhadap

kader yang telah jelas-jelas menyeberang ke kubu lain. Salah satunya, DPD Golkar Kabupaten Sumbawa yang menegaskan bahwa ketua mereka kini telah menyeberang ke kubu Agung Laksono, bersama tiga anggota fraksi Golkar DPRD Kabupaten Sumbawa. Untuk itu, diharapkan DPD Golkar NTB memberikan sanksi tegas terhadap mereka. Sementara, sejumlah pimpinan DPD Partai Golkar lainnya sempat melontarkan guyonan bahwa mereka yang tidak punya sikap dalam dualisme ini adalah para penganut ISIS alias Ikut Sana, Ikut Sini. Dikonfirmasi terkait ini, Suhaili menegaskan bahwa para kader yang memang masih bimbang dan sempat berpindah-pindah kubu, akan dilaporkan ke DPP untuk nantinya diambil tindakan yang sesuai. Sementara, untuk mereka yang jelasjelas telah berada di struktur kepengurusan Golkar kubu Agung Laksono, Suhaili menegaskan telah menyiapkan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. (aan)

Akan Didalami dan Dikaji Dari Hal. 1 penyerahan LKPJ itu ke DPRD sudah mendekati deadline. Sesuai PP nomor 3 tahun 2007, bahwa LKPJ akhir tahun anggaran, disampaikan paling lambat tiga bulan setelah tahun anggaran selesai. “Itu dimasukkan ke kita kira-kira tanggal 25 Maret atau 26 Maret. Mereka menyerahkannya, sudah diakhir masa, akhir waktu. Itu sudah mendekati deadline. Besok (hari ini) Senin kita sudah jadwalkan, untuk paripurna penyampaian LKPJ Gubernur tahun anggaran 2014,” kata Abdul Hadi. Meskipun diserahkan ke dewan mendekati deadline atau batas waktu, namun Hadi mengatakan hal itu masih belum terlambat. Karena LPKJ itu paling lambat diserahkan akhir Maret. “Setelah itu DPRD membahas selama 30 hari setelah dijadwalkan oleh Ban-

mus,” imbuhnya. Mengenai capaian-capaian pembangunan tahun 2014, lanjut Politisi PKS ini, DPRD baik melalui komisi dan fraksi telah melakukan kajian, pendalaman sejak awal. Baik melalui kunjungan komisi, reses maupun memanggil SKPD lingkup Pemprov NTB. Disinggung mengenai penurunan angka kemiskinan tahun 2014 di bawah satu persen, hal itu nantinya akan dibahas oleh komisi maupun fraksi. Menurutnya, capaian penurunan angka kemiskinan yang tak mencapai target sebesar dua persen pertahun akan didalami dan dikaji oleh dewan faktor-faktor yang menyebabkannya, apakah faktor internal maupun ekternal. ‘’Akhirnya akan ada rekomendasi dari masing-masing komisi nanti. Dihimpun dari semua komisi. Rekomendasi saya rasa banyak hal,’ ’pungkasnya. (nas)

NTB Hadapi Pekerjaan Sulit Dari Hal. 1 Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB 2013-2018, angka kemiskinan pada tahun pertama (2014) ditargetkan turun hingga 16,13 persen. Di tahun kedua, turun lagi menjadi 15,01 persen, lalu 13,97 persen pada tahun ketiga, 13,00 persen pada tahun keempat dan 12,10 persen pada tahun kelima atau 2018. Namun, jika dilihat dari situasi ekonomi saat ini, target itu kemungkinan akan sulit tercapai. Sebab, data sementara pada 2014 saja memperlihatkan capaian penurunan kemiskinan sudah meleset jauh dari target. Wakil Ketua DPRD NTB, Mori Hanafi, SE, M.Comm, yang dikonfirmasi Suara NTB mengenai persoalan ini mengaku bisa memaklumi mengapa prestasi penurunan angka kemiskinan di NTB saat ini kurang menggembirakan. Menurutnya, dalam situasi normal, target penurunan sekitar satu persen pertahun yang dituangkan dalam RPJMD 2013-2018 memang cukup masuk akal. Namun, dalam situasi saat ini, ia mengaku hal itu memang sulit diwujudkan. Alih-alih berkurang, Mori memperkirakan jumlah penduduk miskin di tahun ini justru meningkat. ‘’Pascakenaikan harga BBM, kenaikan dolar, kenaikan harga-harga kebutuhan pokok. Kalau kita mau jujur, ini menambah jumlah orang miskin di NTB. Tapi, kita belum sampai pada kesimpulan berapa orang yang bertambah. Jadi dalam kondisi sekarang ini malah bertambah,’’ prediksinya. Menurutnya, dampak dari situasi global yang direspon

dengan lahirnya sejumlah kebijakan pemerintah yang menyulitkan rakyat tersebut memang bisa menimbulkan efek berantai. “Perkiraan kita, kenaikan BBM ini setiap bulan diberlakukan. Kita yakini bulan depan naik lagi. Karena perang di Yaman dan faktor dolar yang juga naik, ini akan mengerek dolar naik. Otomatis harga dolar juga naik. Ketika dolar naik, BBM naik, orang miskin juga bertambah,” ujarnya. Peningkatan jumlah penduduk miskin, juga beriringan dengan tumbuhnya angka pengangguran di NTB. Saat ini dampak kebijakan pemberlakuan shift-shift kerja di hotel-hotel di Lombok sudah mulai terasa. “Itu sudah mulai shift-shift-an di beberapa hotel. Kalau ini tetap diberlakukan, dua bulan tiga bulan ke depan akan ada PHK, artinya pengangguran akan semakin banyak. Kita khawatir, ini akan terjadi,’’ ujarnya. Menurutnya, tingkat hunian hotel di NTB yang masih rendah juga memperburuk keadaan. Normalnya, ujar Mori, pertumbuhan ekonomi akan diikuti dengan terbukanya lapangan kerja. “Otomatis ada angkatan kerja baru yang bisa diserap. Tapi itu kalau normal. Tapi tahun ini kan kita agak tidak normal situasinya. Karena banyak faktor, nasional, internasional, dampaknya kita kena,” kata politisi Gerindra ini. Melihat memburuknya ekonomi yang lebih banyak bersumber dari faktor-faktor di luar NTB, Mori mengaku bisa memaklumi jika Pemprov NTB tidak mampu merealisasikan apa yang telah ditargetkan. “Kalau tahun ini, mungkin berat. Karena kita banyak kena dampak,” ujarnya.

Menurutnya, dampak surat edaran atau peraturan Menteri Perikanan yang melarang pengiriman lobster dan kepiting saja sudah merugikan nelayan NTB dalam jumlah yang sangat besar. Ia memperkirakan, jumlah uang beredar di nelayan dengan adanya pengiriman lobster dan kepiting sudah berada di kisaran 160 sampai 200 miliar pertahun. ‘’Itu uang langsung di masyarakat lho. Kemudian dampak hotel, kenaikan BBM berpengaruh terhadap kebutuhan pokok. Sektor riil juga kan ikut terpukul. Jadi kalau tahun ini kok rasanya berat ya, terus terang,’’ ujarnya. Karena itu, Mori menyarankan agar Pemprov NTB lebih memacu sektor andalan lain, seperti komoditas jagung dan industri olahan kecil dan menengah lainnya. Untuk komoditas beras, Mori mengaku sulit diharapkan untuk menjadi pengungkit ekonomi. Sebab, kenaikan harga beras tidak lain hanya menguntungkan para tengkulak dan pedagang beras besar. ‘’Selain itu, pemerintah harus hemat. Kita harus hemat terhadap belanja-belanja yang tidak prioritas. Kita sedang memasuki situasi yang sulit,’’ pungkasnya. Jangan Gegabah Penurunan angka kemiskinan yang dicanangkan pemerintah daerah bukan lagi perkara mudah. Sehingga pemerintah daerah tidak terlalu gegabah untuk menargetkan penurunan kemiskinan secara bombastis. Di samping faktor internal, faktor-faktor eksternal sangat kuat mempengaruhi. Demikian pandangan Pemerhati Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unram, Dr. Firmansyah, SE, M. Si, terkait melambatnya penu-

runan angka kemiskinan di NTB. Dengan beberapa varaibel ekonomi yang diserahkan pada mekanisme pasar, dianggap menyebabkan susah dipatok bahwa dalam jangka panjang masyarakat miskin konstan atau menurun sekian persen. Karena boleh jadi, kemiskinan itu akan mengikuti pola perubahan variabel-variabel ekonomi itu. “Variabel ekonomi yang paling dominan menentukan miskin atau tidaknya masyarakat adalah harga,” katanya pada Suara NTB di Mataram, Sabtu (4/4) kemarin. Persoalan kemiskinan secara ekonomi adalah persoalan daya beli. Sehingga, untuk mengurangi daya beli masyarakat maka pendapatan masyarakat harus naik, atau bila pendapatannya tetap maka harga (inflasi) minimal konstan. “Maka saya ingin katakan pada pemerintah, bila anda tidak mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dengan menyediakan kesempatan kerja atau lapangan usaha maka minimal stabilkan harga,” tandasnya. Masalahnya dalam era sekarang masyarakat menghadapi dua hal itu sekaligus. Pendapatan mereka yang menurun sekaligus harga yang melambung tinggi. Maka kecepatan peningkatan menjadi lebih kencang jadinya. Daerah harus selalu siap menghadapi konsekuensi dari kebijakan pusat, menaikan harga BBM, listrik, gas dan kebutuhan pokok lain tentu menjadi pemicu kemiskinan. Di NTB kemiskinan kita masih sangat tinggi, yaitu 17,24 persen. “Saya sangat memaklumi ini, mengingat NTB bukanlah daerah industri yang mampu menyerap tenaga kerja banyak. Sisi lain sektor perdagan-

gan menjadi lebih maju, masalahnya sektor perdagangan tidak terlalu banyak menyerap tenaga kerja,” tambahnya. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan harus konsisten menjalankan program mencetak 1000 wirausaha baru yang dulu dicanangkan. Tidak perlu selalu menunggu investasi luar masuk daerah. Tapi mulai semangat membangun usaha-usaha kecil. “Saya mengkritik pemerintah pusat di salah satu media nasional, yang terlalu ambisius meningkatkan pendapatan dari pajak. Ini berbahaya, karena menjadi disinsentif bagi pengusaha lama dan juga penghalangi pengusaha baru,” kritik Firmansyah. Bahkan ada juga sebagian yang bertanya, remitensi dari TKI asal NTB tahun 2014 mencapai Rp 1, 4 triliun. Masalahnya kenapa uang sebesar itu tidak mampu mengurangi kemiskinan di NTB. Pertanyaan yang harus dijawab adalah lewat bank mana remiten itu dikirim TKI dan uang itu digunakan untuk apa? Bank daerah dinilai belum mampu menfasilitasi remiten itu, sehingga TKI cendrung mengirim melalui jasa bank nasional di daerah. Uang simpanan ketika disimpan di bank nasional tentu prioritas pembiayaan akan di salurkan seluruh Indonesia. Berbeda dengan bank daerah, maka peluang untuk membangun daerah lebih besar. Selanjutnya apakah uang tersebut digunakan sebagai modal usaha bagi keluarga TKI atau sekadar sebagai konsumtif semata? Masalah kemiskinan yang saya pahami bukan sekedar karena ketiadaan pendapatan atau kekurangan pendapatan tapi juga manajemen pendapatan. Sehingga edukasiedukasi tentang pentingnya

lembaga keuangan menjadi penting bagi masyarakat. Masih Lambat Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB menilai, penurunan angka kemiskinan di daerah ini cenderung melambat. Pemerintah daerah harus lebih serius mengawal pembangunan dan melaksanakan program-program kemasyarakatan. Data angka kemiskinan di NTB, tahun 2011 sebesar 19,73 persen, menjadi 18,02 persen pada 2012, selanjutnya menjadi 17,25 persen pada 2013 dan bergeser cukup kecil pada menjadi 17,05 pada September 2014. Tahun 2015 masih dilakukan penghitungan. “Idealnya bila perlu angka kemiskinan itu zero,” kata Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi NTB, Sunarno, M. Si. Penurunan angka kemiskinan baginya tidak perlu membanding-bandingkan dengan daerah lain, meskipun mencapai target penurunan angka kemiskinan sebesar 1 persen termasuk berat. Tetapi harus ditekan seminim-minimnya. Berdasarkan acuan Survai Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan oleh BPS di NTB. Data angka kemiskinan didapat dari konsep data makro. Dengan konsep ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan. Dalam aplikasinya dihitunglah garis kemiskinan absolut. Penghitungan penduduk miskin dengan pendekatan makro didasarkan pada data sampel bukan data sensus, sehingga hasilnya adalah estimasi (perkiraan). Data kemiskinan makro hanya menunjukkan jumlah

dan persentase penduduk miskin di setiap daerah berdasarkan estimasi. Data ini berguna untuk perencanaan dan evaluasi program kemiskinan dengan target geografis namun tidak dapat menunjukkan siapa dan dimana alamat penduduk miskin (sasaran) sehingga tidak operasional untuk program penyaluran bantuan langsung dan perlindungan sosial seperti bantuan langsung tunai (BLT), raskin, dan Jamkesmas. Sederhananya, orang dikatakan miskin apabila angka konsumsi berada di bawah angka minimal, 2.100 kalori/ orang/hari. Dengan melihat 52 jenis komoditas yang menjadi konsumsinya. Jika angka konsumsi masyarakat di bawah itu, tentunya sudah dapat dikatakan miskin. ‘’Untuk survai kemiskinan menggunakan acuan Susenas, kita data apa saja yang dikonsumsi perhari, dari mana datangnya konsumsi itu. Sampai soal rokok, berapa yang habis sehari,’’ katanya. Target pemerintah, menurunkan angka kemiskinan sebesar 10 persen hingga tahun 2018 mendatang, menurut Sunarno mwrupakan pekerjaan berat. Tetapi harus dilakukan. Bagaimana caranya? Mengacau pada indikator secara makro, tentunya yang paling utama adalah bagaimana meningkatkan daya beli masyarakat. Caranya, keuangan masyarakat harus lancar. Berikan lapangan pekerjaan seluas-luasnya dan perbanyak investasi untuk membuka lapangan pekerjaan. ‘’Tidak boleh ada yang diam, semua harus bergerak, unsur pemerinthan harus berbuat, buka lapangan kerja, tingkatkan investasi karena target 2 persen tidak main-main,’’ pesannya.(aan/bul)


Senin, 6 April 2015

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kerjasama Humas Pemkab Sumbawa dengan Harian Suara NTB

Penutupan MTQ XXIX Tingkat Kabupaten

Juara Wilayah Pertama Sumbawa dan Keberhasilan Orong Telu Juara Wilayah Kedua Sumbawa Besar (Suara NTB) Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXIX tingkat Kabupaten Sumbawa tahun 2015 yang berlangsung di Desa Sebewe, Kecamatan Moyo Utara, resmi ditutup Bupati Sumbawa, Drs. H. Jamaluddin Malik (JM), Sabtu (4/4) malam. Hasilnya cukup mengejutkan dengan adanya pergeseran juara wilayah khususnya Kecamatan Orong Telu yang berhasil menjadi Juara Wilayah Kedua setelah Kecamatan Sumbawa yang meraih Juara Pertama. Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan penghargaan kepada panitia penyelenggara dan seluruh masyarakat Kecamatan Moyo Utara yang telah mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran dalam menyukseskan MTQ XXIX. Serta kepada seluruh kafilah dan official yang telah ikut berperan dalam kegiatan ini. Kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan ini katanya, hendaknya dijadikan pelajaran agar kedepannya bisa mendekati kesempurnaan. Evaluasi secara umum, Bupati melihat adanya pergeseran juara umum, peringkat pertama, kedua dan ketiga. Setelah pada pelaksanaan sebelumnya, ada kecamatan tertentu yang hampir mendominasi semua mata lomba.

Namun kali ini ada pergeseran, dengan munculnya kecamatan yang barangkali tidak dianggap, yakni Kecamatan Orong Telu yang pada tahun ini berhasil menjadi Juara Wilayah Peringkat Kedua, setelah Kecamatan Sumbawa. ‘’Mari kita lakukan evaluasi dan introspeksi. MTQ dari tahun ke tahun hendaknya kita jadikan momentum, koreksi agar kita bisa mencapai kebaikan, kesempurnaan, prestasi yang lebih bagus di tahun berikutnya,’’ ajak JM. Tentunya, kecamatan yang berhasil pada pelaksanaan MTQ kali ini sudah melakukan pembinaan yang jauh lebih baik dari kecamatan lain. Semoga bisa menjadi motivasi bagi para pembina, para orang tua, tokoh agama tokoh masyarakat dan lainnya. Agar daerah ini bisa lebih baik dan setara dari daerah lain. MTQ tahun ini diharapkan menjadi batu loncatan untuk bisa meraih prestasi yang lebih baik di tahun 2016. ‘’Ini tentu tidak mudah, tetapi tidak ada yang tidak mungkin jika kita lakukan bersama-sama. Para orang tua bukan hanya menjadi motivator menyuruh anaknya bisa melantunkan ayat-ayat suci al Quran dengan baik, tetapi bisa menjadi contoh, panutan bagi anak-anak,’’ ujar Bupati. JM pun berpesan agar mulai saat ini Alqur’an tak lagi dijadikan pajangan dan hiasan. Tetapi bagaimana membumikan Al Quran agar

bisa menjadi bacaan keseharian. Melalui MTQ yang dilakukan pada semua jenjang akan muncul manusia-manusia unsur msyarakat Qur’anis. Bersatu dalam Ukhuwah Islamiah dan kita sebagai Tau Samawa. Berdasarkan Keputusan Bupati, Kecamatan Sumbawa telah ditetapkan sebagai lokasi penyelenggaraan MTQ XXX tingkat Kabupaten Sumbawa 2016 yang waktu pelaksanaannya akan ditentukan kemudian. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Koordinator Dewan Hakim tentang Penetapan Murattil/Murattillah, Hafidz/ Hafidzah, Mufassirah, Juara syarhil Quran, Fahmil Quran, Khattil Quran, Musabbaqah Maqolah Al Quran terbaik dan harapan serta Juara Wilayah pada MTQ XXIX Tingkat Kabupaten Sumbawa 2015. Yang ditandatangani Ketua Suryanto S.Ag dan Sekretaris Kusuma Satria Hidayat, S.HI, M.H. Untuk peringkat terbaik wilayah pada MTQ XXIX, Terbaik pertama, Kecamatan Sumbawa, terbaik kedua Kecamatan Orong Telu dan terbaik ketiga, Kecamatan Plampang. Berikut daftar peserta terbaik masing-masing cabang dan golongan diantaranya, Cabang Tilawah Al-Qur’an, Golongan Tartil, Murattil, Terbak I, Ariel Fahrezy (Orong Telu), Terbaik II, Khairul Rusyadi (Labuan Badas) dan Terbaik III, Abdi Robbihim (Unter Iwis). Murattilah, Terbaik

I, Syifa Fadiyah Maulida (Batu Lante), Terbaik II, Lola Juliarta M (Lape), Terbaik III, Hilmi Sulastri (Moyo Hulu). Untuk golongan Anak-Anak, Qori Terbaik I, M. Ramadhani Hadi Akbar Syaifullah (Sumbawa), Terbaik II, Syukri Rahmat Assya’Bani (Moyo Utara), Terbaik III Feri Maulana (Unter Iwes). Qari’ah Terbaik I, Yasmi Alifhia (Rhee), Terbaik II Nia Agustina (Orong Telu), Terbaik III, Khairunnisa (Alas). Golongan Remaja, Qori Terbaik I, Amrin Aryono (Buer), Terbaik II, Ahmad Afandi Fajduani (Batulante), Terbaik III, Yuzril Setiawan (Lantung). Qari’ah Terbaik I, Indah Yuliastri (Buer), Terbaik II, Syafa Maitara Sultri Mulza (Alas Barat), Terbaik III, Wulandari (Alas). Sedangkan Golongan Dewasa, Qari Terbaik I Ahmad Kodri (Alas), Terbaik II, Sahri (Labuhan Badas), Terbaik III, Semaun (Pelampang). Qari’ah Terbaik I, Helmi Sujiyanti, S.Pd. I (Sumbawa), Terbaik II, Elsa Ayu Damayanti (Ropang), Terbaik III, Naning Nursyahbani (Labuhan Badas). Golongan Qira’at Mujawwad, Qori Terbaik I, Abdul Rahman (Sumbawa), Terbaik II, M. Dahlan (Unter Iwes), Terbaik III, Andi Syamsul Kadri, S.Pd (Buer). Qari’ah Terbaik I, Masnur Hidayati (Sumbawa), Terbaik II, Sulas Anggraini, S.Pd (Lape) Terbaik III, Siti Zainap (Lunyuk). Untuk Cabang Hifzil Al Qur’an, Golongan 1 Juz dan Tilawah, Hafiz Terbaik I,

(Suara NTB/arn)

Bupati Sumbawa memukul bedug yang secara simbolis menutup rangkaian kegiatan MTQ XXIX tingkat Kabupaten 2015 Umar (Orong Telu), Terbaik II, Rizki Hidayat (Moyo Utara), Terbaik III, Zamroni Baihaqi (Unter Iwes). Hafishah Terbaik I, Siska Julianti (Empang), Terbaik II, Zikki Maulidia (Sumbawa), Terbaik III, Yuliana (Rhee). Golongan 5 Juz dan Tilawah, Hafiz Terbaik I, Hasby Ramly (Moyo Utara), Terbaik II (Tiyas Fatonah Anugrah (Plampang), Terbaik III, Triadi Novanda (Utan). Hafishah Terbaik I, Nabilah Azmi Wahyudi (Sumbawa), Terbaik II, Cahayu (Orong Telu), Terbaik III, Lilis Apriani (Lunyuk). Golongan 10 Juz dan Tilawah, Hafiz Terbaik I,

Ahmad Ali Buni (Moyo Hilir), Terbaik II, Ahmad Salim Nurhadi (Plampang), Terbaik III, Noval Al Fauzan (Utan). Hafishah Terbaik I, Aida Nashifatunnufus (Empang), Terbaik II, Halimatussa’diah (Lunyuk). Golongan 20 Juz dan Tilawah, Hafiz Terbaik I, Fahmi Wardi (Rhee), Terbaik II, Alwan Wahidin (Empang),Terbaik III, Khudori Ibrahim (Tarano). Untuk Cabang Khathil Qur’an, Golongan Naskah, Putra Terbaik I, Nuruddin Arraniri, S.Pd (Pelampang), Putri Terbaik I, Nurul Aini (Lunyuk). Golongan Hiasan Mushaf, Pu-

tra Terbaik I, Ismail Akbar (Maronge) dan Putri Terbaik I, Wita Risma Adria Rukmana (Sumbawa). Golongan Dekorasi Putra Terbaik I, Burhanuddin (Sumbawa) dan PutriTerbaik I, Ika Merdekawati (Sumbawa). Cabang Musabaqah Maqolah Al Qur’an, Putra Terbaik I, Abdul Rosyid (Sumbawa) dan Putri Terbaik I, Nur Halimah S.Pd (Moyo Utara). Serta para peserta terbaik untuk cabang dan golongan lainnya. Para Juara mendapatkan hadiah berupa piala dan uang pembinaan. (arn/*)

(Suara NTB/arn) (Suara NTB/arn)

Bupati, Wakil Bupati, Sekda dan pimpinan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) menyerahkan hadiah kepada para peserta terbaik MTQ XXIX

(Suara NTB/arn)

Salah satu Qari terbaik pertama melantunkan ayat Al Quran di penutupan MTQ

Bupati Sumbawa menyerahkan piala bergilir kepada Camat Sumbawa, Mulyadi S.Sos, sebagai Juara Wilayah Pertama, sekaligus tuan rumah pelaksanaan MTQ XXX 2016

(Suara NTB/arn)

Bupati dan Wakil Bupati serta unsur FKPD

Pakar UIN: Ada Dua Sumber Jaringan Teroris di Indonesia Surabaya (Suara NTB) Pakar terorisme dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Prof Dr Akhmad Muzakki menegaskan bahwa ada dua sumber jaringan teroris di Indonesia. “Kelompok yang frustasi dengan keadaan (hopeless) dan kelompok yang mengalami migrasi Indonesia-Malaysia (TKI),” katanya di Surabaya, Minggu (5/4). Oleh karena itu, Muzakki yang juga Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim) menilai, kedua sumber teroris tersebut menyebabkan ada tiga tipe kelompok radikal di Indonesia. “Tiga tipe dimaksud adalah genealogi, ideologi patronase, dan ideologi etnis,” kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Ampel Surabaya itu. Menurut alumnus master dan doktor di Australian National University (ANU) tersebut, tipe genealogi berkaitan dengan pemain lama, seperti Ustaz Rasyid Ridho yang merupakan putra

Abubakar Baasyir sebagai kelompok hubungan Indonesia-Malaysia. Tipe genealogi itu, dikemukakannya, mungkin saja tersebar di kawasan yang memiliki persaingan cukup ketat, seperti Jakarta dan Surabaya. “Kalau mengalami hopeless, lalu terpengaruh dengan tawaran kerja menjadi TKW atau TKI, maka kepulangannya bisa membawa ajaran radikal dengan tipe genealogi,” katanya. Untuk tipe ideologi patronase, dikatakannya, berkaitan dengan hubungan guru-murid, seperti terduga gerakan yang menamakan diri Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Dau Malang melibatkan Ustaz Romli yang murid Ustaz Rasyid Ridho. Sementara itu, ia menyatakan, tipe ideologi etnis itu berkaitan etnis Arab yang kebetulan dalam satu kelompok Al-Irsyad, seperti terduga ISIS yang baru saja ditangkap di Malang.

“Penangkapan paling akhir di Jatim itu terkait dengan tipe terakhir, yakni tipe ideologi etnis yang memiliki jaringan dengan kelompok Al-Irsyad,” katanya. Dalam tataran pergaulan kehidupan, ia menilai, kelompok Al-Irsyad di Indonesia itu ada dua golongan, yakni golongan yang terbuka dan dekat dengan tokoh-tokoh Indonesia, karena itu Al-Irsyad dalam golongan itu tidak radikal. Namun, ia mengemukakan

pula, ada kelompok Al-Irsyad yang merupakan golongan yang menutup diri dan dekat dengan tokoh-tokoh di Timur Tengah. “Inilah yang radikal,” kata guru besar termuda di UIN Sunan Ampel Surabaya itu. Hal itu menunjukkan bahwa semua sumber jaringan teroris itu berasal dari luar Indonesia. “Artinya, jaringan teroris yang mengakar di Indonesia itu tidak ada, karena semuanya impor,” katanya. Pada 25 Maret 2015 Tim

Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri bersama tim Polda Jatim menangkap tiga terduga anggota ISIS di Malang, yakni Abdul Hakim, Helmi Muhammad Alamudi dan Ahmad Junaedi. Dua hari kemudian, Tim Densus 88/Antiteror Polri bersama tim Polda Jatim mengembangkan kelompok Malang itu dengan menangkap satu lagi terduga anggota ISIS di Tulungagung, yakni RS. (ant/Bali Post)

(ant/Bali Post)

TERORISME POSO - Wakil Kepala Polri Komjen Badrodin Haiti (tengah) memerhatikan peta lokasi terjadinya kontak senjata yang mengakibatkan tewasnya seorang terduga teroris di Mapolda Sulteng di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (4/4). Kepolisian kembali menembak mati seorang terduga teroris yang diduga kelompok Santoso Cs di Jalur Kebun Kopi, Kabupaten Parigi Moutong pada Sabtu (4/4).

Gembong Teroris Diduga Tewas Saat Kontak Senjata Palu (Suara NTB) Gembong teroris Sulawesi Tengah, Sabar Subagyo alias Daeng Koro, diduga tewas saat terjadi baku tembak antara kelompok teroris dengan aparat kepolisian di Kabupaten Parigi Moutong, Jumat (3/4). Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah AKBP Hari Suprapto di Palu, Sabtu, mengatakan saat ini tim sedang menuju ke alamat asal Daeng Koro di Kabupaten Morowali. Tim Mabes Polri nantinya akan mengambil sampel darah keluarga Daeng Koro untuk dicocokkan dengan contoh darah jenazah korban yang saat ini disemayamkan di RS Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah, sehingga dapat dipastikan bahwa jenazah korban adalah Daeng Koro. Daeng Koro dipercaya sebagai orang nomor dua setelah Santoso di dalam kelompok teroris yang beranggotakan sekitar 20 orang.

Daeng Koro dan sejumlah rekannya telah ditetapkan oleh polisi ke dalam daftar pencarian orang (DPO) karena terkait serangkaian kasus kekerasan di Sulawesi Tengah. Foto Daeng Koro beredar di sejumlah media sosial. Dalam foto tersebut terlihat Daeng Koro tergeletak akibat terkena tembakan. Selain itu, beredar pula foto Daeng Koro semasa hidup bersanding dengan fotonya yang sudah meninggal dunia. Saat ini, ratusan polisi masih mengejar kawanan kelompok sipil bersenjata yang diperkirakan bersembunyi di hutan di sekitar pegunungan Sakinah Jaya, Kabupaten Parigi Moutong. Sementara dalam kejadian baku tembak itu, polisi mengamankan senjata api organik jenis M16 dan sebuah senjata rakitan berikut amunisinya. Selain itu, ditemukan sejumlah bom rakitan, telepon genggam dan alat untuk mengetahui lokasi (GPS). (ant/Bali Post)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.