Snt07012014

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 3.000

Rp. 50.000 Rp. 55.000

SUARA NTB

SELASA, 7 JANUARI 2014

Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 251 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Temuan Kejaksaan

Proyek SPAM Belum Rampung, Habiskan Rp 12,1 Miliar Mataram (Suara NTB) Penyelidikan mangkraknya proyek Sistem Pipa Air Minum (SPAM) di Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara (KLU), dipastikan rampung. Kejaksaan tinggi NTB sedang mempersiapkan gelar perkara. Temuan sementara, dari total anggaran Rp 12,1 miliar (bukan Rp 12,5, red) yang digunakan, proyek belum rampung dan mangkrak. Pantauan langsung Suara NTB Selasa 31 Desember 2014 lalu, pipa proyek yang bersumber dari APBN 2011 itu membentang 10 Km lebih, dari sumber mata air Jomplangka, turun ke reservoar di Kampung Anjah Dusun San Baro, pipa sudah tertanam hingga ke pertigaan Puskesmas Gangga, Desa Gondang. Antara lain dusun-dusun yang

dilalui mencakup San Baro, Dasan Bangket, Karang Lendang, dan Karang Kates. Dari pertigaan ini, selanjutnya pipa mengarah ke Timur menuju Dusun Lekok, Dusun Karang Amor, dan Dusun Karang Pendagi sekitar Puskesmas Gangga. Sebagian pipa tidak ditanam dan hingga kini instalasi itu belum difungsikan. Tim Ke-

jaksaan memastikan proyek tersebut belum rampung dan mangkrak, meski sudah menghabiskan anggaran Rp 12,1 miliar. “Seperti itulah kondisi proyeknya dan anggaran yang habis memang mencapai 12 miliar lebih,” kata Kajati NTB, Sugeng Pudjianto, SH, MH, Senin (6/1). Bersambung ke hal 5

Mataram (Suara NTB) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hingga Senin (6/1) kemarin, belum memeriksa Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Praya non aktif, Subri, SH.MH sebagai tersangka. Pemeriksaan belum bisa dilakukan KPK, karena tersangka belum didampingi pengacara. Demikian dijelaskan Juru Bicara KPK, Johan Budi, SP kepada Suara NTB via telepon seluler, Senin (6/1) malam kemarin. ‘’Setelah ditetapkan sebagai tersangka, KPK belum memeriksa Subri. Persoalannya, karena yang bersangkutan belum didampingi pengacara,’’ jelas Johan Budi. Sedangkan pemeriksaan terhadap Lusita Ani Razak sudah dilakukan. ‘’Terhadap tersangka Lusita Ani Razak sudah dilakukan pemeriksaan satu kali dan yang bersangkutan sudah didampingi pengacara. Tetapi pemeriksaan ke dua kali beberapa hari lalu urung dilakukan, karena pengacaranya sedang tidak di tempat,’’ katanya. Kapan jadwal pemeriksaan Lusita Ani Razak dilakukan lagi, Johan belum memperoleh konfirmasi dari tim penyidik. Demikian juga kapan jadwal pemeriksaan terhadap Subri, Johan Budi belum mengetahui jadwalnya. Seperti diberitakan sebelumnya, selain memeriksa tersangka, KPK juga telah menjadwalkan memeriksa sejumlah saksi. Pemeriksaan dilakukan terhadap sejumlah pihak-pihak yang diduga berkaitan dengan perkara suap yang melibatkan Kajari Praya non aktif, Subri dan pengusaha Lusita Ani Razak. Bersambung ke hal 5

TO K O H Inspektorat Belum Optimal SESUAI dengan hasil pemeriksaan terhadap Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) atau Inspektorat, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan NTB menemukan kinerja Inspektorat NTB dan Inspektorat Kota Bima masih banyak kekurangan (belum optimal). ‘’Masih banyak penyempurnaan soal perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan penyimpanan hasil pemeriksaan,’’ terang Kepala BPK Perwakilan NTB, Eldy Mustafa, SH, MH ditemuai usai menyerahkan LHP Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Pemprov NTB dan Pemkot Bima di kantornya, Senin (6/1). LHP kinerja APIP tersebut diserahkan Kepala BPK Perwakilan NTB, Eldy Mustafa, SH, MH Bersambung ke hal 5

KO M E N TTAA R

(Suara NTB/ars)

DITAHAN - Tiga tersangka kasus GOR Mini, saat digiring ke mobil tahanan Kejaksaan untuk ditahan di Lapas Mataram.

Soal Kelaikan KMP Munawar Ferry

Tiga Tersangka GOR Mini Ditahan Kejaksaan Dewan – Dishubkominfo Silang Pendapat Mataram (Suara NTB) Berkas untuk tiga tersangka kasus dugaan korupsi proyek GOR Mini Gunung Sari akhirnya rampung di tingkat jaksa penyidik Kejati NTB. Ketiganya langsung ditahan di Lapas Mataram, Senin (6/ 1) sore kemarin. Mereka yang ditahan, Kontraktor Pelaksana Joko Widagdo dan Heriyanto. Satu tersangka lagi, H. Zulkarnain, mantan Kadis Dukcapil Lobar, yang menjabat sebagai Ketua Komite Pembangunan GOR Mini. Proses penahanan berlangsung alot. Sejak diserahkan dari Kejati pukul 15.00 Wita, proses penahanan terhambat di Kejari Mataram saat pengurusan administrasi. Selama dua jam, surat

perintah penahanan tidak bisa diprint gara - gara mati lampu. Setelah lampu hidup Pukul 17.00 Wita, penahanan belum juga bisa dilakukan, karena ada perbedaan pendapat soal penerapan pasal antara penyidik Kejaksaan Tinggi NTB dengan pihak Kejari Mataram. Pihak kuasa hukum para terdakwa, Umaiyah, SH, MH pun sempat meminta agar tidak ditahan. Sampai akhirnya Pukul 17.30 Wita, proses alot itu berakhir dengan penahanan. Tiga tersangka digiring ke mobil operasional Kejari Mataram, kemudian dibawa ke Lapas Mataram. Penahanan ini merupakan lanjutan dari proses penyidikan sebelumnya. Ketika ber-

kas dinyatakan lengkap, awal Desember lalu, ketiganya langsung ditahan. Panahanan kali ini, kaitan dengan rampungnya berkas tahap kedua. “Terhadap Zulkarnain dijerat dengan Pasal 2 (UU Tipikor), terhadap Heryanto dan Joko Widagdo dijerat Pasal 2 dan Pasal 3 jo pasal 55 KUHP,” kata Plt. Kajari Mataram, Mawardi, SH, yang juga menjabat Kasi Intel. Dari kasus itu, kerugian negara ditaksir Rp 349 juta, setelah dihitung dari kekurangan volume pada empat item pembangunan GOR. Diantaranya hall, vaneu voli pasir, lintasan atletik dan lapangan sepak bola. Total anggaran Rp 3 miliar, bersumber dari APBN Kementerian Pemuda dan Olahraga RI. (ars)

memberikan pernyataan soal kelaikan kapal yang bisa dibuktikan dengan adanya sejumlah prosedur standar yang telah berhasil dilalui oleh kapal berumur 20 tahun lebih itu. Beberapa prosedur yang telah dilalui, antara lain melalui Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan yang menyatakan kelaikan kapal tersebut. Pemeriksaan dilakukan pula oleh Badan Klasifikasi Indonesia untuk menilai kondisi kapal tersebut. Selain itu, setiap 12 bulan juga dilakukan docking tahunan. “Dicek kembali seluruh aspeknya. Kalau lulus, itu yang layak,” ujar Agung. Bersambung ke hal 5

Mataram (Suara NTB) Anggota dan Pimpinan Komisi III DPRD NTB, kompak menyatakan bahwa KMP Munawar tidak laik berlayar. Sebaliknya, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Provinsi NTB, Drs. Agung Hartono, M.STr, tetap mempercayai laporan Syahbandar yang mengatakan bahwa KMP Munawar Ferry laik berlayar. Perbedaan pendapat itu terlihat jelas dalam Rapat Dengar Pendapat antara Dishubkominfo dengan Komisi III DPRD NTB di Kantor DPRD NTB, Senin (6/1) kemarin. Dalam rapat tersebut, Agung Hartono berulangkali

Jelang Penerapan UU Minerba

Sulit Dikontrol Mataram (Suara NTB) Enam hari menjelang penerapan UU No. 4 tahun 2009 tentang mineral dan batubara membuat ratusan karyawan PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) was-was. Pasalnya, jika kewajiban perusahaan tambang untuk mengolah konsentrat di dalam negeri sesuai amanat UU tersebut diterapkan, maka akan terjadi PHK besar-besaran yang akan dilakukan Newmont. Menyikapai persoalan ini, Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si beserta Pimpinan DPRD NTB akan menemui Dirjen Minerba Kementerian ESDM di Jakarta membicarakan hal tersebut. Demikian disampaikan, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) NTB, Ir. Muhammad Husni, M.Si saat menerima sekitar 50 perwakilan karyawan Newmont yang tergabung dalam Aliansi Pekerja Tambang PTNNT di Aula Kantor Dis-

tamben NTB, Senin (6/1) kemarin. Koordinator Umum Aliansi Pekerja Tambang PTNNT, Yusrawan Galang pada kesempatan itu mengatakan, kondisi seluruh karyawan PTNNT saat ini sedang galau. Mereka semua waswas dengan akan diterapkannya UU Minerba pada tanggal 12 Januari mendatang. Dikatakan, perusahaan sudah bersurat kepada karyawan untuk melakukan efisiensi jika volume ekspor konsentrat dikurangi akibat pemberlakuan UU Minerba tersebut. “Kondisi kerja sudah tidak aman sampai adanya kejelasan kebijakan. Kami khawatir dengan kebijakan itu,”kata Galang. Dikatakan, sesuai dengan surat yang diterima karyawan, jika UU Minerba tetap diberlakukan maka sekitar 75 persen karyawan PTNNT akan dirumahkan atau di PHK. Bersambung ke hal 5

(Suara NTB/ham)

PENJELASAN - Kepala Distamben NTB, Muhammad Husni, saat memberikan penjelasan kepada karyawan Newmont yang tergabung dalam Aliansi Pekerja Tambang PTNNT dan Serikat Pekerja Tambang, Senin kemarin.

C.03.08.13

KOMITE Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah mulai melakukan pemeriksaan atau investigasi dengan memeriksa sejumlah pihak yang terkait langsung dengan kecelakaan KMP Munawar Ferry yang tenggelam di Selat Alas, Jumat (3/1) lalu. ‘’Terkait kejadian tersebut, tim nasional dari KNKT telah datang hari Sabtu ke Mataram. Kemarin pagi telah melakukan investigasi,’’ jelas Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) NTB, Drs. Agung Hartono, M.STr, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPRD NTB di Kantor DPRD NTB, Senin (6/1) kemarin. Mulai dari ABK yang berhasil diselamatkan, jajaran manajemen PT. Munawar Ferry hingga Syahbandar ,OPP Labuhan Lombok dan PT. Pelabuhan Ferry juga diperiksa oleh KNKT. “Sekarang pemeriksaannya sedang berlangsung,” ujar Agung. Bersambung ke hal 5


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.