HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 2.500
Rp. 40.000 Rp. 45.000
SUARA NTB
NOMOR 6 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@yahoo.co.id
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Pengemban Pengamal Pancasila
KAMIS, 7 MARET 2013
12 HALAMAN
Pemilih Menunggu Tawaran SEKITAR 40 hingga 50 persen pemilih yang ada di NTB saat ini diyakini belum menjatuhkan pilihan kepada salah satu pasangan calon yang akan tampil di Pilkada NTB 2013. Untuk ‘’merayu’’ pemilih semacam itu, kandidat diyakini harus semakin intensif melakukan pendidikan politik dan memberikan tawaran program atau kebijakan mereka. “Bisa jadi swing voters ini menunggu tawaran program dari pasangan calon,” ujar Ketua KPU NTB, Fauzan Khalid, S.Ag, M.Si, yang dikonfirmasi Suara NTB, Rabu kemarin. Menurut Fauzan, pihaknya tentu tidak menginginkan pemilih yang belum menentukan sikap atau swing voters tersebut pada akhirnya benar – benar bersikap abstain atau tidak menggunakan hak pilih mereka di Pilkada 2013. “Karena itu KPU harus lebih giat lagi memberikan sosialisasi dan pendidikan politik kepada mereka,” tandas Fauzan. Bersambung ke hal 5
Buronan Tersangka Korupsi Proyek Tandon Air Ditangkap
Sudah lebih 15 tahun saya menetap di wilayah Tambora. Saya rasakan Lima tahun terakhir pembangunan di kawasan kami maju pesat. Jalan yang dulunya rusak parah kini sebagian besar telah teraspal mulus. Program pembangunan banyak kami terima yang berdampak kepada perbaikan kehidupan ekonomi masyarakat. Kami masyarakat Tambora berutang budi pada TGB. Beliaulah yang selama lima tahun ini memperhatikan kami dengan sungguh-sungguh. Tanpa perhatian beliau rasanya kawasan Tambora sudah tenggelam, tak akan berkembang seperti sekarang. Insya Allah kami masyarakat Tambora tahu cara berterima kasih. Suara dukungan kami akan mengalir kembali sepenuhnya kepada TGB....... (Hasdin, Ketua Forum Tambora, bermukim di Desa Doropeti, di lereng Tambora, Dompu)
Mataram (Suara NTB) Pelarian Muhammad Alwi (38), tersangka kasus dugaan korupsi proyek tandon air BPBD NTB berakhir, Selasa (6/2) sore di kawasan Cakranegara, Mataram sekitar pukul 17.25 Wita. Tersangka ditangkap tim Kejati NTB saat main judi bola adil.
TO K O H Jangan Seperti Keledai KAPOLDA NTB, Brigjen Pol Mochammad Iriawan, SH,MM,MH sangat keras mengingatkan jajarannya terkait penanganan konflik. Rusuh Sumbawa menjadi peristiwa memilukan yang diharapkan tidak terulang, andai saja diantisipasi dengan langkah tepat. Rusuh itu dimintanya menjadi acuan, bahwa kasus serupa di daerah lain di Wilayah NTB tidak boleh terulang. “Semua Kapolres, Kapolsek, jajaran harus menjadikan kejadian ini pelajaran penting. Ini kesalahan penanganan yang tidak boleh terulang. Kalau sampai peristiwa ini terulang karena kekeliruan penanganan, itu namanya keledai,” Bersambung ke hal 5
Drama penangkapan itu melibatkan tiga tim, Intelijen Kejaksaan Agung, tim Kejati NTB dan tim Kejari Mataram. Informasinya, tersangka berhasil dilacak dengan peralatan canggih Kejaksaan Agung melalui pemantauan selama berhari hari. Setelah posisinya dipastikan, anggota tim gabungan ini membuntuti tersangka di sebuah arena judi bola adil. ‘’Berjam- jam kami mengintai, setelah kami pastikan orangnya, tangannya langsung saya pegang. Tanpa perlawanan, kami akhirnya bawa yang bersangkutan ke Kejati sore itu juga,” sebut salah seorang anggota tim. Saat menyergap Alwi, sempat membuat panik peserta judi lainnya, namun ditenangkan oleh tim. Sekitar pukul 18.00 Wita tersangka akhirnya dibawa ke Pidsus Kejati NTB. Di Kejati
NTB, Alwi menjalani pemeriksaan hingga pukul 20.00 Wita di ruang penyidik Pidsus. Sejumlah tim penyidik, termasuk tim dari Kejagung terlihat sibuk. Tampak di ruang yang sama, Kajati NTB Nofarida SH MH, Wakajati I Gede Sudiatmaja SH MH, Aspidsus Suluh Dumadi SH MH serta sejumlah penyidik lainnya. Kasi Penkum dan Humas I Made Sutapa SH menjelaskan, dari hasil pemeriksaan sementara, tersangka tinggal terakhir di Jalan Arwana Perumahan Sandik Permai Gunung Sari, Lobar. Ia diduga berpindah pindah tempat, bahkan sempat mengontrak rumah di Sayang Sayang Cakranegara. Layaknya buronan, ia juga beridentitas ganda. Alamat KTP diketahui tiga tempat, yakni Gunung Sari, Sayang Sayang dan Kuripan. Bersambung ke hal 5
(Suara NTB/arn)
DIPERIKSA - Pengunjung sidang diperiksa ketat dengan alat detector. Sementara terdakwa Gede Eka Swarjana duduk di kursi pesakitan.
Sidang Rusuh Sumbawa Dijaga Ketat
Terdakwa Diancam Pasal Berlapis
Mochammad Iriawan (Suara NTB/ars)
KO M E N TTAA R Pilar Ekonomi Strategis PEMPROV NTB harus berani menempatkan sektor pariwisata menjadi pilar ekonomi strategis untuk meningkatkan PDRB. Saat ini, sektor pariwisata masih menempati posisi ketiga, setelah pertambangan atau galian dan pertanian. Sektor pariwisata, seperti perdagangan, hotel dan restoran tahun 2011 memberikan kontribusi sebesar 15,42 persen. “ Yang mendominasi adalah pertambangan dan pertanian. Sektor pariwisata masih pada posisi nomor tiga. Sumbangan sektor pariwisata dari 15,42 persen akan naik menjadi sekitar 18-19 persen,” Bersambung Prayitno Basuki ke hal 5
(Suara NTB/ist)
DITANGKAP - Tim dari Kejagung dan Kasi Intel Kejari Mataram Mawardi (paling kanan) saat menggiring tersangka Muhammad Alwi (tengah) dari arena judi, dalam drama penangkapan Rabu sore kemarin.
Sumbawa Besar (Suara NTB) Di bawah penjagaan ketat aparat Kepolisian, sidang perdana kasus kecelakaan lalu lintas yang berbuntut terjadinya kerusuhan di Sumbawa, dengan terdakwa I Gede Eka Swarjana, Rabu (6/3) berjalan lancar. Dalam dakwaannya, jaksa penuntut umum, menjerat Gede Eka dengan pasal berlapis. Pantauan Suara NTB, ratusan personel polisi dan Brimob disiagakan di Pengadilan Negeri (PN) Sumbawa. Mulai dari jalan depan, halaman, pintu masuk Kantor PN hingga pintu masuk ruang persidangan. Pengawalan dilakukan dengan persenjataan lengkap. Setiap pengunjung yang masuk ke ruang sidang diperiksa menggunakan alat detektor. Barang-barang yang dianggap membahayakan diamankan. Namun, pengunjung yang masuk ke dalam ruang siding dibatasi, termasuk dari keluarga korban Arniati (alm). Bersambung ke hal 5
Alokasi APBN Rp 45 Miliar
2013, Proyek RSP Unram Dilanjutkan
(Suara NTB/dok)
Mataram (Suara NTB) Proyek Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Fakultas Kedokteran, Universitas Mataram (Unram), rencananya akan dilanjutkan tahun 2013. Tahun ini Unram kembali mendapat kucuran dana dari pemerintah pusat melalui APBN sebesar Rp 45 miliar. Pihak Unram berharap dengan adanya dana yang tersedia ini, maka RSP Unram bisa segera beroperasi. Demikian disampaikan Pembantu Rektor II Dr. H. Hailuddin Badri, SE, MM kepada Suara NTB, Rabu (6/3). Ia menyebutkan dana APBN
ini akan digunakan untuk pembangunan tahap ketiga gedung RSP Fakultas Kedokteran Unram yang cukup lama mangkrak akibat kekurangan dana. Bersambung ke hal 5 MANGKRAK - Sebagian bangunan RSP Unram yang mangkrak akibat kekurangan dana. Tahun 2013, proyek ini mulai dikerjakan menyusul turunnya APBN untuk RSP Unram sebesar Rp 45 miliar. (Suara NTB/ars)
LANGGANAN Mataram dan sekitarnya Hubungi :
0370-639543