HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 3.000
Rp. 50.000 Rp. 55.000
SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila
RABU, 7 MEI 2014
16 HALAMAN NOMOR 53 TAHUN KE 10 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Kampung Media Tulang Punggung Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB, Hj. Erica Zainul Majdi sangat mengapresiasi prestasi yang diraih Kampung Media NTB yang mendapat anugerah Nine Top inovasi daerah dalam pelayanan publik terbaik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN RB). Diharapkan, keberadaan Kampung Media ke depan bisa menjadi tulang punggung informasi antara masyarakat dengan pemerintah daerah dalam menjalankan penyelenggaraan pemerintahan.
MENURUTNYA, keterbukaan informasi merupakan awal dari pembangunan yang baik dalam mencapai tujuan. Namun, keterbukaan informasi masih menjadi barang baru. Orang tidak melaksanakannya karena merasa belum begitu penting. Sebagian lagi merasa bahwa itu adalah urusan pemerintah, bukan urusan masyarakat. ‘’Saya berharap kita semua menjadikan Kampung Media ini sebagai tulang punggung informasi selain media pers lainnya dari penyelenggaraan pemerintahan,’’ Bersambung ke hal 5
KMP Ferrindo 6 Terbengkalai
(Suara NTB/met)
Giri Menang (Suara NTB) Kapal Motor Penumpang (KMP) Ferrindo 6 yang sebelumnya melayani penyeberangan lintas Lembar-Padangbai, nasibnya kini mengenaskan. Kapal yang dibuat sekitar tahun 1960-an ini dalam kondisi terbengkalai dan nyaris tenggelam di Teluk Waru, Lembar, Lombok Barat. Kapal penumpang milik pemerintah ini tak kunjung diperbaiki pihak ASDP selaku pemilik kapal. Bersambung ke hal 5
TO K O H
Along Dipanggil KY
Toleransi Proyek Bermasalah OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) merevisi kembali surat edarannya pada September 2013 lalu tentang pelarangan penjaminan proyek-proyek yang terindikasi bermasalah pada kasus Korupsi, Kolusi dan Nopotisme (KKN). Pada surat edarannya yang terbaru, April 2014 ini, Bersambung ke hal 5
Yusri (Suara NTB/dok)
KO M E N T A R Ada Informasi Rahasia
Hailudin Bd (Suara NTB/dys)
NYARIS TENGGELAM - KMP Ferrindo 6, salah satu kapal milik ASDP nyaris tenggelam di Teluk Waru, Lembar, Lobar. Karena mengalami kerusakan parah, kapal disandarkan di teluk ini.
MENANGGAPI keputusan sidang Komisi Informasi (KI) yang memenangkan mahasiswa Universitas Mataram (Unram), Jumaidi selaku pemohon informasi ditanggapi biasa pihak Unram. Melalui Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan, Dr. Hailudin Bd., SE, dijelaskan bahwa pihak Unram akan segera mendiskusikan hasil persidangan ini bersama dengan tim kuasa hukum Unram. “Saya baru saja baca hasilnya di koran, kita akan segera mendiskusikan hasilnya dengan tim kuasa hukum Unram,’’ jelasnya Selasa (6/5) kemarin. Bersambung ke hal 5
Soal Dugaan Suap Rp 200 Juta ke Hakim Mataram (Suara NTB) Hakim masih menjadi target utama penyelidikan Komisioner Komisi Yudisial (KY) RI, untuk menemukan indikasi pelanggaran kode etik dan pidana. Di luar kubu Lusita Anie Razak, pihak Sugiharta alias Along yang menjadi ‘’objek’’ perkara itu pun dipanggil KY, masih terkait dugaan suap Rp 200 juta ke Hakim PN Praya. Meski berkali – kali dibantah Ketua PN Praya, Sumedi, SH, MH dan tiga hakim lainnya terkait adanya suap itu, tapi KY tetap mengusut indikasi tersebut dengan meminta keterangan pihak pihak lain, namun tetap terkait dengan perkara. ‘’Along juga akan dimintai keterangan. Menurut jadwal, pemeriksaannya antara tanggal 11, 12 dan 13 Mei,’’ kata Koordinator Kantor Peng-
hubung KY NTB, Ridho Adrian Pratama, SH kepada Suara NTB, Selasa (6/5) kemarin. Along akan dijadikan pintu masuk berbeda untuk menelusuri kebenaraan dugaan suap Rp 200 juta tersebut. Dimana suap itu disebut sebut sebagai kompensasi penangguhan penahanan terhadap pemilik nama lain Sugiharta itu. Kesaksian Along ini kemudian akan
dikonfrontir dengan keterangan Sumedi, yang pernah diklarifikasi oleh Komisioner KY Taufiqurrahman beberapa hari setelah mantan Kajari Praya Subri, SH, MH ditangkap KPK. Klarifikasi tidak hanya terhadap Along dan tidak dianggap cukup dengan bantahan Sumedi. Tiga hakim lainnya sedang dalam proses penjadwalan pemeriksaan oleh KY. Bersambung ke hal 5
IDAK hanya Komisi Yudisial (KY) yang bergerak mengusut indikasi dugaan suap ke hakim PN Praya. Pihak Polda NTB ikut atensi, masih terkait perkara suap Lusita Anie Razak. Meski demikian, seperti apa sikap konkrit Polda NTB terkait fakta persidangan di Pengadilan Tipikor beberapa waktu lalu terkait dugaan suap ke Kapolres Loteng AKBP. Supriyadi, SIK belum diputuskan. Alasan belum ada sikap konkrit, karena masih menjadi domain KPK dan Pengadilan Tipikor. Sebagaimana disampaikan Kabid Humas Polda NTB, AKBP M. Suryo Saputro, SIK, apapun yang terungkap sebagai fakta di persidangan, maka KPK- lah yang akan menindaklanjuti. ‘’Yang jelas proses awal ini kan dilakukan oleh KPK, munculnya saksi-saksi, sampai dengan tersangka serta fakta di persidangan, tidak menutup kemungkinan KPK menindaklanjuti,’’ jawab Kabid Humas. Mengerucut ke dugaan suap ke Kapolres dan Kasat Reskrim dalam pengurusan kasus Along alias Sugiharta, Kabid Humas menyebut belum tentu kebenarannya. Apalagi itu sebatas keterangan saksi – saksi dan dakwaan Jaksa KPK. ‘’Kalaupun di persidangan itu mencuat nama tertentu, bukan berarti itu semata-mata benar. Biarlah proses persidangan itu sebagai alat penguji dalam pembuktiannya seperti apa nanti,’’ jawab Kabid Humas. Bersambung ke hal 5
Istri Karyawan PTNNT Minta Tanggung Jawab Pemerintah
PENGOLAHAN BATUAN - Pabrik pengolahan batuan ore (bijih) untuk menjadi konsentrat di PTNNT. Pabrik ini akan berhenti beroperasi saat Gudang Konsentrat penuh di akhir Mei 2014.
Taliwang (Suara NTB) Isu PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) segera merumahkan ribuan karyawannya semakin santer. Berbagai reaksi muncul, seperti sejumlah istri karyawan yang ketar-ketir karena suaminya akan terkena kebijakan darurat itu. Para istri karyawan pun meminta kepada pemerintah untuk bertanggung jawab terhadap kondisi sosial ekonomi yang menimpa keluarga karyawan. ‘’Masalah sosial ini menjadi tanggung jawab pemerintah karena pemerintah yang membuat kami menjadi pengangguran. Kami menuntut hak
untuk memperoleh pekerjaan yang layak kepada pemerintah,’’ kata ibu Een Samawati. Dengan nada penuh emosi, ibu Olin, akrabnya ibu Een Samawati disapa menegaskan bahwa pemerintah mestinya berpikir dan adil akan dampak besar yang terjadi bila kebijakannya tetap dipertahankan yang menyebabkan masyarakatnya sengsara. ‘’Apa karena kami berada di daerah yang jauh dari pusat (Jakarta) sehingga seenaknya menerapkan kebijakan? Kami paham akan nasionalisme, dan saya tahu suami saya bekerja di perusahaan asing (PTNNT). Bersambung ke hal 5