HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 2.500
Rp. 40.000 Rp. 45.000
SUARA NTB
SABTU, 9 MARET 2013
Pengemban Pengamal Pancasila
12 HALAMAN NOMOR 8 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@yahoo.co.id
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Internal Dewan Silang Pendapat MESKI belum memasuki fase pembahasan, namun agenda Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) tahunan dan LKPJ Akhir Masa Jabatan (AMJ) Gubernur NTB sudah mulai membuat internal DPRD NTB menghangat. Kesan itu terlihat dari reaksi sejumlah fraksi dalam menyikapi belum diajukannya draft LKPJ ke DPRD NTB. Fraksi PKS DPRD NTB misalnya, mulai mempersoalkan berkas LKPJ 2012 dan LKPJ AMJ Gubernur NTB yang hingga Jumat (7/3) belum diterima oleh DPRD NTB. “Keterlambatan ini sudah dua kali,” ujar H. Abdul Hadi, SE, MM, yang mewakili Fraksi PKS. Hadi menjelaskan, sedianya penyerahan pertama akan dilakukan pada 15 Januari atau satu bulan setelah permintaan DPRD NTB. Kedua, sesuai hasil Badan Musyawarah DPRD NTB, Pemprov NTB siap mengantar berkas tersebut pada 1 Maret 2013. “Namun sampai saat ini berkas belum kami dapatkan di DPRD,” sesalnya. Hadi berharap berkas tersebut diantar lebih awal agar bisa dikaji dan ditelusuri kebenarannya sesuai kondisi di lapangan. Bersambung ke hal 5 GILI KALONG - Salah satu pulau yang masuk dalam gugusan Gili Balu’ yakni Gili Kalong di Kabupaten Sumbawa Barat. Pulau ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata bahari. Berita selengkapnya di halaman 5.
Saya satu dari sekitar 15 ribu masyarakat lombok yang bermukim di lingkar Tambora. Kami sudah hidup berpuluh tahun dan mendapatkan rezeki Allah dari tanah tambora yang subur. Kawasan kami sulit terjangkau. Jalan buruk dan listrik pun tak ada. Akibatnya daerah kami sulit untuk maju. Berkali-kali ganti gubernur, tetap saja jalan ke wilayah kami tak tersentuh pembangunan. Alhamdulillah di masa TGB menjadi gubernur, jalan kami diperbaiki.Listrik pun sudah kami dapatkan. Tentu saja kami bersyukur, bahkan banyak dari warga kami yang sujud syukur merasakan perubahan ini. (Mamiq Mukri, salah satu tokoh masyarakat di Tambora, Ketua Ikatan Keluarga Sasak Tambora)
TO K O H
(Suara NTB/dok)
Harus Percaya Diri
H. Ahyar Abduh
WALIKOTA Mataram H. Ahyar Abduh mengimbau kepada seluruh siswa peserta Ujian Nasional (UN) untuk tidak percaya kepada segala bentuk kunci jawaban palsu yang biasa beredar . Ahyar meminta kepada para siswa untuk percaya kepada diri sendiri dan lebih berkonsentrasi menghadapi UN. “Jangan percaya kalau ada soal atau kunci jawaban yang beredar, itu pasti palsu itu. Kedua kalau ada yang menyebutkan soal bocor, pokoknya jangan percaya.” tegasnya usai istighosah Jumat (8/ 3) kemarin. Walikota meminta kepada seluruh peserta ujian, untuk tidak sedikitpun percaya pada segala bentuk kunci jawaban palsu yang beredar. Menurut pengalaman tahun sebelumnya, Bersambung ke hal 5
KO M E N TTAA R
(Suara NTB/bug)
Sangat Terlambat
W. Musyafirin
DANA bagi hasil pajak provinsi tahun 2012 yang sebelumnya sempat tertunda dibayarkan (utang, red) oleh Pemprov NTB kepada Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) ternyata telah terselesaikan. Sekretaris Daerah (Sekda) KSB Ir. W. Musyafirin, MM kepada wartawan, Jumat (8/ 3) kemarin, mengatakan kewajiban provinsi atas pelunasan dana bagi hasil pajak provinsi kepada daerah dalam hal ini Pemda KSB telah dibayarkan. ‘’Soal itu sudah. Kita sudah terima kalau tidak salah hari Senin lalu,’’ jelasnya. Nilai pembayaran bagi hasil pajak provinsi yang diserahkan Pemprov NTB tersebut senilai Rp 14 miliar. Bersambung ke hal 5
Semrawut, Pembangunan di Luar Kawasan Mandalika Resort Mataram (Suara NTB) Pembangunan di luar kawasan Mandalika Resort saat ini sangat semrawut. Semestinya, sebagai kawasan penyangga pembangunan di luar kawasan Mandalika Resort harus diatur oleh Pemkab Lombok Tengah (Loteng) dengan mengeluarkan sebuah regulasi berupa Peraturan Bupati (Perbup). Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BKPM-PT) NTB, Drs. H. L. Bayu Windya, M.Si mengungkapkan jika hal itu tidak segera direspon oleh Pemkab Loteng, maka akan mengancam kawasan yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). ‘’Harus ada aturan berupa Pergub cara membangun di daerah penyangga itu. Harus ada aturan terkait lingkungan hidup. Kalau semua gunung di sana ditebas maka rusak. Kalau sudah gundul maka berisiko menimbulkan erosi yang berpengaruh buruk terhadap kawasan Mandalika Resort,”kata Bayu dikonfirmasi
Suara NTB, Jumat (8/3). Dikatakan, di luar kawasan Mandalika Resort seperti daerah Selong Blanak sudah banyak hutan yang gundul. Akibatnya, jika terjadi hujan yang terus menerus maka sedimentasi yang dibawa oleh hujan tersebut banyak yang ke pantai. Selain itu, di kawasan Dusun Gerupuk, saat ini sudah banyak yang membangun fasilitas tanpa mengantongi izin. Pembangunan di luar kawasan saat ini cukup marak dan bebas sehingga dikhawatirkan akan mengancam kawasan Mandalika Resort itu sendiri. “Semua itu harus ditertibkan supaya rapi. Kalau sudah massif
bangunannya nanti susah diatur. Apa syarat dan ketentuannya dalam membangun jalan harus ada. Silahkan kabupaten membuat peraturan tentang bagaimana mengatur yang di luar itu. Saya lihat sudah semau-maunya itu orang mengepres gunung, bangun ini bangun itu,”katanya. Sebagai kawasan penyangga, tambah Bayu, kawasan tersebut tidak boleh rusak sebab sangat berpengaruh besar terhadap kawasan Mandalika Resort itu sendiri. “Kalau kawasan penyangganya rusak maka kawasan dibawahnya (Mandalika Resort, Red) juga rusak. Ini yang harus jadi perhatian kawasan penyangga ini,”pintanya. Hal senada disampaikan anggota Pansus Percepatan Pembangunan Kawasan Mandalika Resort DPRD NTB, Baiq Indah Puspitasari, SE. ‘’Memang mulai sekarang harus segera diinventarisir dan ditata,” katanya, Jumat (8/3). Bersambung ke hal 5
Diduga Terjadi Kolusi
Tender Lelang Proyek RTH Dilaporkan ke Polda NTB Mataram (Suara NTB) Selain menangani sejumlah kasus korupsi, ada banyak pengaduan dan laporan yang masuk ke Mapolda NTB, khususnya ke Ditreskrimsus. Salah satu laporan yang diterima, terkait proyek barang dan jasa Ruang Terbuka Hijau (RTH), pada Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum. Turunan dari proyek itu, ditender melalui Dinas PU NTB, senilai Rp 19 miliar, bersumber dari APBN Tahun 2013. “Laporan yang masuk itu terkait proyek RTH untuk wilayah Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa,” sebut Kabid Humas Polda NTB, AKBP Drs. Sukarman Husein, Jumat (8/3). Materi laporan, dugaan adanya kolusi atau kong kalikong dalam proses tender. Karena pemenang lelang, tidak lain rekanan yang menang di tahun 2012 untuk proyek yang sama. Bersambung ke hal 5
Dugaan Kriminalisasi Tina Supiyati
Polda dan Kejaksaan Didemo Mahasiswa Mataram (Suara NTB) Dugaan kriminalisasi terhadap Tina Supiyati, perempuan yang dilaporkan mantan suaminya, dalam kasus dugaan pemalsuan dokumen nikah mengundang simpati masyarakat. Mahasiswa yang mengatasnamakan diri Gerakan Solidaritas untuk Perempuan (GSP) NTB ini, Jumat (8/3) sore kemarin menggedor Kejaksaan dan Polda NTB. Mahasiswa mengaku prihatin dengan proses penegakan hukum yang asal tera(Suara NTB/ars) DEMO - Kardus koin untuk Tina Supiyati dan spanduk tolak kriminalisasi ter- bas terhadap Tina. Sasaran kritik dilonhadap perempuan, menjadi atribut aksi mahasiswa di depan Kejaksaan kemarin. tarkan kepada Polda NTB yang meneri-
ma laporan suami korban, Sudaryanto, kemudian diproses, tanpa menunggu lama langsung jadi tersangka. “Mengapa secepat itu prosesnya, tanpa harus melihat dulu duduk persoalannya. Yang dipalsukan buku nikah, padahal di Kementerian Agama samasekali tidak pernah mempersoalkan dokumen nikah ibu Tina. ‘’Lalu mengapa Polda NTB kemudian menjadikannya tersangka,’’ tanya Firmansyah, korlap aksi di depan Mapolda NTB. Bersambung ke hal 5
LANGGANAN Mataram dan sekitarnya Hubungi :
0370-639543