HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 178 TAHUN KE 11
Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
JUMAT, 9 OKTOBER 2015
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Kanwil DJP Nusra Resmikan ’’Pojok Pajak’’ Gili Trawangan Mataram (Suara NTB) Demi semakin mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Nusa Tenggara (Nusra) membangun ‘’Pojok Pajak’’ (tax corner) di Gili Trawangan, Desa Gili Indah Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Pembuatan fasilitas pelayanan pajak ini di Kantor Dusun Gili Trawangan, diharapkan memaksimalkan serapan setoran waijib pajak. Peresmian ‘’Pojok Pajak’’ ini dipimpin Penjabat Bupati
KLU, H. Ashari, SH, MH, disaksikan Kepala Kanwil DJP Nusra, Neilmaldrin Noor, SE, M.Sc bersama jajaran. Hadir juga Area Head Bank Mandiri Mataram, Putu Apriyanto. Disaksikan juga Kepala Dusun Gili Trawangan, H. Lukman A.Md, PAR. Tax corner itu selanjutnya akan melayani pembayaran pajak hotel, restoran, travel, vila
dan berbagai bentuk usaha lainnya di kawasan Gili Matra (Meno, Air dan Trawangan). Sebelum peresmian tax corner, digelar sosialisasi di Hotel Villa Ombak menghadirkan puluhan pengusaha wajib pajak. Kepala Kanwil DJP Nusra, Neilmaldrin Noor dalam sambutannya, menginginkan nama besar Gili Trawangan, Bersambung ke hal 15
POJOK PAJAK - Kepala Kanwil DJP Nusra, Neilmaldrin Noor (berdiri empat dari kanan) bersama jajarannya pose di ‘’Pojok Pajak’’ yang dibangun di Kantor Dusun Gili Trawangan, yang diresmikan Kamis (10/8). (Suara NTB/ars)
(Suara NTB/ars)
JALAN LINGKAR Angkutan tradisional Cidomo melintas di jalan Lingkar Gili Trawangan yang dikeluhkan warga.
Habiskan Rp 3,5 Miliar
Proyek Jalan Lingkar Trawangan Dikeluhkan TO K O H
(Suara NTB/ist)
BPK Pangkas Birokrasi
Bahrullah Akbar
ANGGOTA VI BPK RI, Prof. Dr. Bahrullah Akbar, MBA, CMPM mengatakan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan memangkas birokrasi. Hal ini dilakukan, untuk memenuhi permintaan Aparat Penegak Hukum (APH) terkait dengan audit investigasi terhadap suatu kasus yang sedang ditangani. Bersambung ke hal 15
KO M E N TTAA R Cermati Anggaran Kesehatan
H. MNS. Kasdiono
TINGGINYA jumlah bayi yang lahir dengan berat badan di bawah rata-rata memberikan gambaran bahwa prioritas pemerintah daerah di sektor kesehatan masih perlu dicermati. Selain itu, dibutuhkan adanya dukungan regulasi atau kebijakan khusus untuk membenahi kondisi ini. Bersambung ke hal 15
Mataram (Suara NTB) Proyek Jalan Lingkar Gili Trawangan, di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara (KLU) dipastikan sudah rampung. Namun hasil pantauan di lapangan, ruas jalan yang dibangun diduga hanya sekitar empat kilometer dari total delapan kilometer. Dana APBD yang dialokasikan untuk proyek itu Rp 3,5 miliar. Jalan Lingkar Gili Trawangan diketahui dibangun 2014 lalu. Proyek dimenangkan PT.Bumi Madu dengan nomor kontrak 029.875-E/Budpar-IV/2014. Proyek sempat mengalami keterlambatan pengerjaan, karena digarap akhir tahun. Batas akhir pengerjaan sesuai kontrak, per tanggal 19 Desember 2014. Proyek diawasi PT. Surya Praga. Ternyata sampai batas waktu, hanya 40 persen yang rampung, sampai akhirnya diberi kesempatan di masa pemeliharaan 60 hari di awal 2015. Kepala Dusun Gili Indah, H.Lukman Am.d, PAR mengaku kecewa dengan hasil pekerjaan Pemprov NTB melalui Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata NTB tersebut. Alih- alih membantu memudahkan akses jalan untuk mendukung pariwisata setempat, malah menurut dia kondisinya tidak ada pengaruh dibandingkan ketika proyek itu belum turun. Dia juga tak melihat proyek itu digarap maksimal, karena tidak semua permukaan jalan lingkar sepanjang 8 kilometer itu dilakukan pengerasan dan pemasangan paving. ‘’Kalau saya lihat, hanya empat kilometer, dari Ombak Sunset sampai Vila Bede,’’ kata Lukman kepada Suara NTB, Kamis (8/10). Ruas permukaannya pun berubah-ubah, Bersambung ke hal 15
Atasi Defisit, Gubernur Tuntut Realisasi Pembangkit Listrik 500 MW
TGH.M.Zainul Majdi
Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi angkat bicara terkait dengan pemadaman listrik yang dikeluhkan masyarakat dan pelaku perhotelan di daerah ini. Ia meminta PLN untuk menambah pasokan daya jika terjadi defisit. Selain itu, gubernur juga menuntut pemerintah pusat melalui PLN segera merealisasikan pembangunan pembangkit listrik kapasitas 500 MW yang sudah dijanjikan akan dibangun dalam lima tahun mendatang. “PLN tambah daya kalau memang kurang. Kemudian, dalam lima tahun mendatang kita di NTB akan dapat 500 MW menurut PLN. Kita tunggu realisasinya,” Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/nas)
Bayi Lahir di Bawah Berat Rata-rata di NTB Tinggi
Pernikahan Dini Diduga sebagai Salah Satu Pemicu
(Suara NTB/dok)
Yohana S. Yembise (Suara NTB/lin)
Mataram (Suara NTB) – Jumlah pernikahan dini di NTB dinilai masih tinggi. Hal ini juga diduga sebagai salah satu faktor yang menyebabkan tingginya angka bayi lahir dengan berat di bawah rata-rata. Pasalnya hal ini juga memengaruhi kesehatan ibu hamil karena berkaitan dengan kesehatan reproduksi. ‘’Ini adalah masalah yang cukup serius. Sebab anak-anak yang belum cukup usia belum siap mentalnya untuk membina rumah tangga. Sehingga menyebabkan angka perceraian menjadi tinggi pula,’’ ungkap Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP dan PA) Prof. Dr. Yohana S. Yembise, di Mataram, Kamis (8/10). Akibat pernikana dini,
tidak heran jika masih banyak bayi yang dilahirkan di bawah garis merah. Disebutkan, hingga saat ini, jumlah pernikahan dini di NTB mencapai 51,8 persen dari jumlah pernikahan yang ada. Sementara untuk rata-rata nasional, angka pernikahan dini hanya mencapai 20,3 persen. Pernikahan dini ini disebabkan oleh banyak hal. Seperti budaya dan kurangnya pemahaman akan bahaya menikah di usia dini. Selain usia dan emosional yang belum matang, organ reproduksi pun belum siap difungsikan. Kendati pun telah melahirkan, namun riiko melahirkan anak dengan berat di bawah rata-rata menjadi lebih tinggi. Salah satu hal yang cukup memengaruhi banyaknya pernikahan dini adalah penetapan jam malam oleh orang tua anak. Di NTB pada umumnya jika anak gadis keluar melewati jam yang ditentukan yaitu jam 22.00, maka sudah dinyatakan merariq (kawin). Penetapan
jam malam ini adalah penyumbang pernikahan dini terbesar, selain pemahaman yang kurang dan kehamilan yang tidak dikehendaki (KTD). Banyak efek yang ditimbulkan akibat dari pernikahan usia dini. Beberapa diantaranya adalah putus sekolah, kesehatan reproduksi terganggu dan yang paling penting adalah sebagai penyumbang IPM (Indeks Pembangunan Manusia) terendah. Sebab pembentukan keluarga yang tidak optimal dan pemikiran yang belum matang juga sangat memengaruhi tingkat IPM daerah. ‘’Kita akan meningkatkan peran keluarga, karena anak-anak adalah tanggung jawab keluarga. Kita berharap pernikahan dini ini dapat dikurangi sehingga anak-anak kita dapat berkembang dengan baik, dan menikah pada usia yang sudah matang. Bersambung ke hal 15