Snt10012014

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 3.000

Rp. 50.000 Rp. 55.000

SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila

JUMAT, 10 JANUARI 2014

16 HALAMAN NOMOR 254 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kasus Suap Jaksa Subri

Lagi, Bambang W. Soeharto Diperiksa KPK Jakarta (Suara NTB) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kembali memeriksa politisi Partai Hanura non aktif, Bambang W. Soeharto terkait dugaan suap pengurusan perkara tindak pidana umum pemalsuan dokumen sertifikat tanah di Lombok Tengah (Loteng). Bambang yang tiba di gedung KPK Jakarta tidak berkomentar mengenai pemeriksaannya tersebut dan langsung masuk ke ruang tunggu KPK. Mantan Komisioner Komnas HAM ini diperiksa terkait suap kepada Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Praya non aktif, Subri,SH.MH. ‘’Yang bersangkutan C.01.08.13

diperiksa sebagai saksi,” ujar Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha, Kamis (9/1) kemarin. Bersambung ke hal 5

Sengketa Tanah PT. Pantai Aan

Along Divonis Bebas Praya (Suara NTB) Sengketa lahan yang melibatkan Bambang W. Soeharto pemilik PT. Pantai Aan dengan pengusaha Sugiharta alias Along yang berujung ke meja hijau, mencapai klimaks. Pada sidang yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Praya,

TO K O H

(Suara NTB/kir)

PENYIDIKAN dugaan penyimpangan proyek alat-alat kesehatan (alkes) Lombok Timur (Lotim) sepertinya masih akan alot. BPKP hingga kini belum beranjak untuk menghitung kerugian negara, karena sejumlah pertimbangan. Poin pokoknya, pada metoda penentuan kerugian negara. BPKP bahkan berencana akan mengajak Kejaksaan Tinggi NTB dan Polda NTB untuk duduk bersama membedah kasus tersebut. Dari sisi kewenangan sebagai institusi yang menerima pelimpahan, Kajati NTB Sugeng Pudjianto, SH, MH pun memastikan siap diajak koordinasi oleh BPKP dan Polda NTB. “Pada dasarnya saya siap saja, mau diajak ketemu kapan saja. Bersambung ke hal 5 Sugeng Pudjianto

DIVONIS BEBAS - Sugiharta alias Along (kanan) mendengarkan pembacaan vonis di PN Praya, Kamis (9/1) kemarin. Bambang W.Soeharto memenuhi panggilan KPK, kemarin (atas)

Kejaksaan Kaji Laporan Dana Aspirasi Dewan Kota Mataram Mataram (Suara NTB) Laporan dugaan penyimpangan dana aspirasi dewan Kota Mataram sudah masuk meja Pidsus Kejari Mataram. Saat ini pihak Kejaksaan masih mengkaji laporan tersebut dan belum melayangkan panggilan ke pihak terkait. Kajari Mataram Sang Ketut Mudita, SH, MH melalui Kasi Intel Mawardi, SH mengatakan, penyelidikan kasus itu belum dimulai. “Masih dikaji Pidsus laporannya. Apakah bisa ditindaklanjuti atau tidak,” kata Mawardi. Namun dipastikannya, jika bisa ditindaklanjuti, maka masuk tahap klarifikasi kepada pihak terkait, seperti pelapor dan terlapor. APP Juga Tidak Tahu Sementara, Administrasi Pengawasan dan

Pembangunan (APP) Kota Mataram, mengaku tidak tahu menahu persoalan dana aspirasi dewan, untuk pembangunan Ruang Kegiatan Belajar (RKB) SMKN 4 Mataram. Karena, APP hanya sebagai penyelenggaran tender. Hal tersebut disampaikan Kepala Bagian APP, Kota Mataram Rudi Suriawan, ketika dikonfirmasi di ruangnya, Kamis (9/1) kemarin. Rudi Suriawan mengatakan, peran Bagian APP pada pengerjaan RKB SMKN 4 Mataram, hanya sebagai penyelenggara tender. Setelah selesai tender dan data masing – masing kontraktor diverifikasi, maka yang memiliki kewajiban selanjutnya adalah pengelola anggaran yakni instansi terkait (Dinas Dikpora Kota Mataram). Bersambung ke hal 5

(Suara NTB/dok)

KO M E N TTAA R Destinasi Unggulan

TAHUN 2014 ini, Pemprov NTB mendorong Museum dan Taman Budaya NTB menjadi salah satu destinasi unggulan yang menarik minat wisatawan domestik dan mancanegara untuk berkunjung. Untuk itu, dalam APBD 2014, untuk revitalisasi museum, pemprov menganggarkan dana sekitar Rp 1,2 miliar yang digunakan untuk membenahi sarana prasarana sehingga wisatawan merasa nyaman dan aman. Bersambung ke hal 5

250 PNS Pemprov NTB Dapat ’’Bonus’’ Usia Pensiun Mataram (Suara NTB) Sekitar 250 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Lingkup Pemprov NTB bakal mendapatkan bonus penambahan usia pensiun jika pemerintah pusat mengeluarkan petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan petunjuk teknis (juknis) UU Aparatur Sipil Negara (ASN) yang telah disahkan DPR, akhir Desember lalu. Angka itu mengacu jika dilihat dari jumlah PNS lingkup pemprov NTB yang pensiun setiap tahunnya. Hal tersebut dikatakan

Kepala Bidang Data dan Informasi Badan kepegawaian Daerah dan Diklat NTB, Ahmad Masyhuri dkonfirmasi Suara NTB, Kamis (9/1) kemarin. “Kalau dihitung jumlah rata-rata pegawai yang pensiun setiap tahun antara 240 sampai 250 orang pertahun di lingkungan Pemprov NTB. Sekitar itu, jumlah itulah yang nantinya pegawai yang mendapatkan bonus penambahan usia pensiun jika UU ASN diterapkan,”ujarnya. Bersambung ke hal 5

SAR Hentikan Pencarian

Mataram (Suara NTB) Masuk hari ke tujuh pascatenggelamnya KMP Munawar Ferry, Tim SAR Mataram terpaksa menghentikan pencarian. Sampai Kamis (9/1) kemarin, petunjuk ke arah korban hilang maupun posisi kapal sama sekali tidak ditemukan. Bahkan kapal seberat 522 GT itu dipastikan hilang dari Selat Alas. Penghentian sementara pencarian dibenarkan Koordinator Operasional SAR Pelabuhan Kayangan, Putu Arga Sujarwadi. Karena sesuai SOP, jika sampai tujuh hari pencarian tidak membuahkan hasil, maka kegiatan tim

dihentikan. “Itu SOP kita, dihentikan kalau sampai tujuh hari tidak ada tanda tanda korban atau kapal ditemukan. Tapi posisi kami tetap standby di Pelabuhan Kayangan,” kata Putu Arga Sujarwadi kepada Suara NTB, Kamis sore kemarin. Ia sempat menginformasikan, dalam pencarian hari ke lima, sebenarnya sudah ditemukan seorang korban, yang masuk daftar tujuh korban hilang. Korban penumpang itu tidak ditemukan saat pencarian di laut, melainkan di salah satu desa di Lombok Timur. Bersambung ke hal 5

STAND BY- Tim SAR Mataram berkumpul di Pelabuhan Kayangan. Setelah tujuh hari hasil pencarian KMP Munawar Ferry nihil, mereka menghentikan aktivitas, namun tetap stand by.

(Suara NTB/ars)

C.03.08.13

Koordinasi Kapolda dan BPKP

H. L. Gita Aryadi

Kamis (9/1) kemarin, majelis hakim yang diketuai, H. Sumedi, SH, Along akhirnya divonis bebas tanpa syarat. Dengan begitu, tanah yang menjadi sengketa tersebut otomatis menjadi hak Along. Sidang digelar sekitar pukul 13.00 Wita. Pada awalnya, Along hadir sendirian tanpa didampingi para kuasa hukumnya. Beberapa anggota keluarga serta kerabat pengusaha tersebut juga tampak hadir menyaksikan. Barulah setelah pada pertengahan jalannya sidang, para kuasa hukum Along hadir. Bersambung ke hal 5


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.