HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 3.000
Rp. 50.000 Rp. 55.000
SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila
SELASA, 10 JUNI 2014
16 HALAMAN NOMOR 79 TAHUN KE 10 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257 (Suara NTB/ist)
MANGKRAK – Alat penghancur eceng gondok yang tersimpan di Kantor BWS Lombok Tengah diduga mangkrak. Proyek ini sedang ditangani Kejari Praya dan dalam pengawasan Kejati NTB.
Kajati NTB Langsung Konsolidasi
Monitor Kasus BWS Loteng dan Alkes Bima
Mataram (Suara NTB) Hari pertama masuk di ruang kerja baru, tidak ada waktu santai bagi Kajati NTB, Fadil Jumhanna, SH, MH. Ia langsung memimpin jajarannya menggelar evaluasi penanganan kasus korupsi dan konsolidasi untuk langkah berikutnya. Dua kasus yang dijanjikan akan dimonitor, yakni proyek Balai Wilayah Sungai (BWS) Lombok Tengah dan proyek pengadaan alatalat kesehatan (Alkes) RSUD Bima. Dua kasus ini ditangani masing – masing Kejari setempat, termasuk kategori menjadi perhatian publik. Di hadapan sejumlah wartawan, dia berjanji akan bertindak cepat. “Saya akan panggil Kajarinya, kemu-
Sudah Sesuai Aturan
Tanjung (Suara NTB) Lipscombe John-Paul Arthur (53) Senin (9/6) kemarin meninggal saat akan mendaki Gunung Rinjani. Warga asal Autralia ini meninggal diduga akibat serangan asma. Informasi yang dihimpun Suara NTB menyebutkan, pria kelahiran 21 Mei 1961 mengantongi paspor No: M7924062 tersebut, berwisata ke NTB bersama rombongan. Mereka sebelumnya menginap di Restu Villa, milik seorang warga Senaru, Bayan, bernama Usman. Ahmad salah seorang pengelola usaha penginapan di wilayah Senaru, Bersambung ke hal 5
GUBERNUR NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi menegaskan seleksi pengurus Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB periode 2014-2018 sudah sesuai dengan aturan. Adanya muncul perbedaan pandangan dari kalangan DPRD NTB terkait dengan penetapan pengurus BPPD yang baru nantinya akan dikomunikasikan dengan dewan. “Kalau ada pandangan dari DPRD bahwa ada hal yang perlu diperbaiki ya dikomunikasikan. Saya mau cek tetapi sejauh yang saya tahu tidak ada peraturan yang dilanggar,” kata Gubernur ditemui usai menghadiri rapat paripurna di DPRD NTB, Senin (9/6). Bersambung TGH.M.Zainul Majdi ke hal 5
Mataram (Suara NTB) Pada pemeriksaan kedua kalinya untuk tersangka kasus kepemilikan lahan di atas kawasan hutan lindung Desa Kedaro, Sekotong, Lombok Barat (Lobar), Senin (9/6) Kejaksaan Negeri Mataram mendapatkan bukti tambahan. Bukti itu berupa sertifikat yang diterbitkan Badan Pertanahan Nasional (BPN) serta beberapa dokumen lainnya, disita dari tangan tersangka, istri mantan Wakil Bupati (Wabup) Lobar, IM. Informasi dihimpun Suara NTB, ada empat sertifikat atas nama IM yang disita penyidik Kejari Mataram. Empat sertifikat itu, nomor 213, 216, 218 dan 219 diterbitkan BPN atasnama IM. Jika ditotal empat sertifikat itu hasil pecahan dari tanah seluas 4,4 hektar. Selain sertifikat, penyidik juga menyita kwitansi yang diduga pem-
(Suara NTB/dok)
(Suara NTB/dok)
Fadil Jumhanna
Paspor Lipscombe John-Paul Arthur.
(Suara NTB/ars)
bayaran atas tanah hutan lindung tersebut. Ada empat kwitansi dengan nilai masing – masing Rp 35 juta, Rp 10 juta, Rp 40 juta, Rp 125.500.000. Tiga kwitansi lainnya senilai Rp 1 juta, dan Rp 10 juta. Sebagian besar kwitansi itu bertanda terima dari Kades Kedaro saat itu, M untuk penjualan tanah tersebut. Sementara Kajari Mataram Sang Ketut Mudita, SH,MH melalui Kasi Intel Mawardi, SH membenarkan penyitaan sertifikat asli untuk transaksi penjualan tanah kedaro itu. Selain sertifikat, juga disita kwitansi pembelian. “Dokumen berupa sertifikat dan kwitansi ini kami sita untuk melengkapi penyidikan,” kata Mawardi. Bersambung ke hal 5
DIPERIKSA - IM, saat keluar dari ruang pemeriksaan di Kejari Mataram didampingi pengacaranya Lalu Armayadi. (Suara NTB/ars)
proses ke tahap penuntutan dan pengembangan ke tersangka lain belum terlihat. Satu kasus lainnya, proyek bantuan alat omprongan tembakau senilai Rp 26 miliar dari Pemprov NTB untuk Lombok Timur dan Lombok Tengah, dan bantuan untuk alat omprongan yang sama dari Pemkab Lotim senilai Rp 30 miliar. Serta beberapa kasus lainnya, termasuk SPAM Bima dan KLU. Bersambung ke hal 5
Pembangunan Fasilitas Pendukung TMD Terancam Gagal Dompu (Suara NTB) Rencana pembangunan sejumlah fasilitas di sekitar lereng gunung Tambora tahun 2014 sebagai fasilitas pendukung event Tambora Menyapa Dunia (TMD) tahun 2015 mendatang terancam gagal diban-
Sertifikat Tanah di Kedaro Disita Kejaksaan
Tanpa Tekanan dan Pesanan SETELAH hari pertama duduk di kursi jabatan sebagai Kajati NTB, Fadil Jumhanna, SH, MH langsung mengundang awak media untuk menyampaikan program kerja awalnya di lembaga Adhyaksa NTB. Fadil memberi catatan, sekaligus menjanjikan kepada publik NTB, ia akan bekerja dengan memegang dua prinsip yang tidak boleh dilanggar, yakni bekerja tanpa tekanan dan bekerja tanpa pesanan. Penyampaiannya itu didasari sederet pengalaman dan jam terbangnya menangani kasus korupsi, mulai saat menjadi Kajari Surabaya, Bersambung ke hal 5
kasus BWS diketahui indikasi mangkrak alat penghancur enceng gondok bernilai Rp 1,5 miliar. Kasus kedua, Alkes RSUD Bima senilai Rp 7,6 miliar, yang masih tenggelam karena bendahara umum
Mendaki Rinjani, Bule Australia Meninggal
TO K O H
KO M E N TTAA R
dian tanyakan perkembangan kasusnya. Kalau memang kasusnya jelas, proses cepat,” kata Kajati Senin (9/6) kemarin. Dia mengaku belum mendapat gambaran banyak tentang kasus tersebut. Dimana, untuk
daerah Pemkab Bima kabur. Menurut Kajati, jika memang itu menjadi perhatian publik dan jelas indikasi kerugian negaranya, maka kasus itu harus ditingkatkan ke penyidikan. Kajati juga mendapat informasi dari wartawan terkait dua kasus tergolong kakap lainnya yang ditangani sebelumnya, yakni proyek Dermaga Labuhan Haji Lotim, meski sudah tiga tersangka diseret, namun
gun. Dana tugas pembantuan (TP) dari Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif RI yang akan membiayai pembangunan fasilitas tersebut dipending pemerintah pusat. Namun pemerintah daerah (Pemda) Bersambung ke hal 5