Snt10082015

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500

SUARA NTB

20 HALAMAN NOMOR 128 TAHUN KE 11

Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com

SENIN, 10 AGUSTUS 2015

Pengemban Pengamal Pancasila

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Proyek SPAM

Sumber Air yang Sisakan Masalah Sedikitnya ada empat titik di daerah ini dibangun Sistem Perpipaan Air Minum (SPAM). Ketika kekeringan melanda hampir seluruh kabupaten, keberadaannya sebenarnya dirasakan sangat penting bagi masyarakat. Tapi kehadiran proyek bukannya menjadi solusi untuk kekeringan, justru menyisakan masalah. CONTOHNYA, proyek SPAM di Desa Labuan Tereng, Kecamatan Lembar, Lombok Barat (Lobar) yang selesai dibangun tahun 2013 lalu. Tetapi ironisnya, proyek yang menelan anggaran besar ini tak bisa dimanfaatkan masyarakat sekitar. Warga pun mempertanyakan mangkraknya proyek tersebut. Kades Labuan Tereng, H. Taufiq Asyari menyatakan, proyek dengan dana besar ini awalnya memnberi harapan

baru bagi masyarakat setempat yang dahaga akan air. “Poyek itu sudah tiga tahun selesai dibangun, tapi bukannya bisa mengatasi masalah, namun justru menyisakan masalah,’’ kata Asyari kepada Suara NTB. Sedianya proyek ini dihajatkan memenuhi kebutuhan air masyarakat di lima dusun di desa setempat. Yaitu Dusun Sambik Rempek, Pelepok, Embung Kolah, Lendang Andus dan Grepek. Bersambung ke hal 19

(Suara NTB/her/ist)

SPAM - Penampungan air pada SPAM di Desa Labuan Tereng Lombok Barat yang tak berfungsi. Proses pengerjaan proyek SPAM di Batukliang Lombok Tengah tahun 2014 yang sempat dibidik kejaksaan (atas).

Tandon Air Bukan Solusi

TO K O H Kebocoran PAD MASALAH paling serius dihadapi pemerintah daerah biasanya pada target retribusi yang tak tercapai. Sementara potensinya besar. Kesalahan terbesar biasanya pada pengelolaan dan pengawasan yang lemah, mengakibatkan PAD bocor dimana mana. Kepala Badan P e n g a w a s a n Keuangan dan Pembangunan (BPKP) NTB, Dr. Bonardo Hutauruk, Ak, MM melihat, kelemahan sistematis itu mulai dari tingkat bawah. Dalam sebuah kasus, seperti karcis masuk tempat wisata, Bersambung ke hal 19 Bonardo Hutauruk (Suara NTB/ars)

KETUA Persatuan Perusahaan Air Minum Indonesia (Perpamsi) Provinsi NTB, H. L. Ahmad Zaini, ST.,MT memandang fasilitas tandon air yang menjadi pendukung Sistem Perpipaan Air Minum (SPAM) disiapkan pemerintah saat ini belum menjadi solusi, terlebih saat kekeringan seperti ini. Namun demikian, Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Giri Menang Mataram ini bukan berarti memandang proyekproyek tandon air di tempat rawan kekeringan sia-sia total. Terkait keberadaan tandon-tandon air yang banyak tak dimanfaatkan saat ini, dianggapnya tak afektif. Dikatakan Zaini, ia sudah beber-

apa kali memberikan ide kepada pemerintah daerah, bahwa persoalan kekeringan (terutama air bersih) masih bisa ditangani. Caranya, pemerintah harus komitmen mengupayakan pembangunan bendungan khusus yang akan dikelola untuk air bersih. Air dalam bendungan tersebut, kemudian ditangani khusus oleh salah satu perusahaan daerah (penyulingan). Selanjutnya perusahaan daerah itulah yang menjualnya ke masingmasing PDAM. Bersambung ke hal 19 H. L. Ahmad Zaini (Suara NTB/dok)

Mulai Diserbu Wisatawan Tiongkok

NTB Kekurangan ’’Guide’’ Bahasa Mandarin Mataram (Suara NTB) Wisatawan asal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) mulai banyak mengunjungi destinasi-destinasi wisata di NTB. Namun, saat ini, di NTB hanya ada empat guide (pemandu wisata) yang bisa berba-

hasa Mandarin. “Untuk bahasa tertentu iya, kita harus mengakui itu (kekurangan guide). Sekarang ini mulai booming wisatawan dari RRT. Urgen, sekarang adalah para guide bahasa Tiongkok (Mandarin),” aku Humas Badan Promosi Pariwisata Daerah

(BPPD) NTB, Fahrorrozi Gafar dikonfirmasi Suara NTB, pekan kemarin. Ia mengatakan, saat ini hanya ada empat guide bahasa Mandarin di NTB. Salah satunya adalah mantan TKW. Bersambung ke hal 19

NTB Dapat DBHCHT Sebesar Rp 300 Miliar Mataram (Suara NTB) Sebagai salah satu daerah penghasil tembakau di Indonesia, tahun 2015 ini, NTB memperoleh Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) sekitar Rp 300 miliar lebih. Dana sebesar itu nantinya akan dibagikan ke kabupaten/kota seluruh NTB. “Nilainya Rp 300 miliar lebih untuk tahun 2015. Jumlahnya turun naik yang diterima setiap tahun tergantung jumlah produksi tembakau,” kata Kepala Bappeda NTB,H. Chairul Mahsul, SH, MM di Mataram, pekan kemarin. Di Indonesia, kata Chairul, Jawa Timur (Jatim) merupakan daerah penerima DBHCHT terbesar mencapai Rp 1,3 triliun per tahun. Sementara itu, DBHCHT yang diperoleh sebesar Rp. 300 miliar lebih itu, kabupaten yang memperoleh anggaran cukup besar yakni Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat. ‘’Anggaran ini arahnya untuk pengentasan kemiskinan, industrialisasi produk unggulan daerah, peningkatan kualitas produksi, peningkatan

kapasitas petani dan kesehatan,’’ katanya. Dijelaskan, penggunaan DBHCHT tersebut sudah ada rambu-rambu peruntukannya yakni Peraturan Menteri Keuangan (PMK). “Peruntukannya sesuai dengan PMK, menu yang diatur dalam PMK. Ndak berani kita keluar dari menu yang diatur dalam PMK. Misalnya untuk kesehatan, ndak bisa untuk semuanya, hanya untuk kesehatan paru,”terangnya. Ia mengatakan, pemda tetap berupaya penggunaan DBHCHT itu tak keluar dari PMK. Namun, katanya, PMK tersebut juga masih belum jelas. Ia mencontohkan, DBHCHT boleh digunakan untuk membangun sumur bor dalam rangka menyediakan air bersih bagi masyarakat. Namun, lokasi pembangunannya harus berada di areal daerah yang menjadi penghasil tembakau. ‘’Misalnya kita mau bangun sumur bor di kedalaman 130 meter di Sekotong. Kan kita anggap salah satu indikator kemiskinan adalah air bersih juga, tapi tak dibolehkan. Bersambung ke hal 19

Revitalisasi UPP Pijar dan Rumah Kemasan

Bappeda Minta SKPD Teknis Buat Desain Konkret Mataram (Suara NTB) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB meminta SKPD teknis untuk membuat desain yang lebih konkret terkait dengan revitalisasi Unit Penyangga Pemasaran (UPP) Pijar dan Rumah Kemasan NTB. Sehingga akan bisa didukung dalam penganggarannya oleh Pemda dalam rangka mewujudkan nilai tambah produk unggulan daerah. ‘’Direktif gubernur bahwa rumah kemasan itu jangan sampai mengalami nasib yang sama dengan UPP Pijar. Kan harus ada desain yang lebih konkret. Kegiatan apa yang dilakukan, ben-

tuknya seperti apa? Kemudian porsi pembiayaan yang berasal dari pemerintah harus lebih konkret,” kata Kepala Bappeda NTB, H.Chairul Mahsul, SH, MM di Mataram, pekan kemarin. Mengenai dipihakketigakannya pengelolaan UPP Pijar, Chairul mengatakan hal itu merupakan kewenangan SKPD teknis dalam hal ini Disperindag NTB. Merekalah yang mengkaji efektivitasnya. Namun, desain yang lebih konkret mengenai revitalisasi UPP Pijar dan rumah kemasan harus dibuat SKPD terkait. Bersambung ke hal 19

H.Chairul Mahsul (Suara NTB/dok)


SUARA MATARAM

SUARA NTB Senin, 10 Agustus 2015

Halaman 2

Keragaman Jangan Jadi Sumber Perpecahan

Program Tetap Jalan

Mataram (Suara NTB) Kota Mataram ditinggali oleh masyarakat yang heterogen. Terdiri dari beragam ras, agama, dan suku bangsa. Masyarakat heterogen dengan keragaman adat dan budaya ini harus terus dipelihara agar keharmonisan tetap terjaga. Demikian disampaikan Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh pada saat membuka parade kebudayaan Festival Mentaram 2015, Sabtu (8/8).

MESKIPUN eskalasi politik di Kota Mataram sempat memanas beberapa waktu lalu, Lurah Bertais Lalu Mukhsan mengaku, seluruh program yang dicanangkan Pemkot Mataram tetap berjalan. “Alhamdulillah, program di kelurahan tidak terganggu,” katanya pekan kemarin. Program sedang dan telah dikerjakan sebutnya, padat karya di Lingkungan Karang Rundun merupakan intervensi dari Disosnakertrans. Kedua, program penataan kawasan di Lingkungan Gontoran Barat intervensi Pemerintah Pusat melalui Dinas PU Kota Mataram senilai Rp 1 miliar. Ia bersyukur proyek fisik itu tidak terganggu oleh persoalan Pilkada. Artinya, masyarakat bisa merasakan dari sisi infrastruktur serta peningkatan ekonomi masyarakat. “Sedikit tidak bisa membantu perekonomian warga kamilah,” akunya. Disisi lain lanjut Mukhsan, persoalan keamanan di lingkungan dijadikan prioritas melihat situasi politik saat ini. Meskipun sempat terjadi gesekan, tapi pihaknya bersama RT, kepala lingkungan, Babinsa dan Bhabinkantibmas memberikan pengertian ke masyarakat. Disamping itu, pihaknya melakukan patroli di tiap lingkungan. Pola ini untuk memastikan kondusivitas di tengah masyarakat. Jangan sampai ujarnya, perbedaan pilihan menimbulkan konflik. “Gesekan sih sempat ada, tapi tidak begitu berarti,” terangnya. Agar gesekan tidak meluas, pihaknya bersama relawan membuat posko-posko pantau. Posko ini nantinya mengontrol situasi yang terjadi di masyarakat. “Artinya kalau ada persoalan bukan saja gesekan politik, mereka segera turun menyelesaikan,” ujarnya. Dengan pola pengamanan dan komunikasi serta koordinasi dilakukan jajaran lingkungan, dia berharap masyarakat menjaga kondusivitas serta keamanan masingmasing. Selain itu, program pemerintah baik melalui MPBM tetap berjalan. (cem)

Program Jangan ’’Copy Paste’’

(Suara NTB/fit)

KETUA Fraksi Gerindra DPRD Kota Mataram, Drs. Ketut Sugiarta menyayangkan masih banyaknya kawasan kumuh di Kota Mataram. Seperti pengakuan Kepala Dinas PU Kota Mataram, Ir. H. Mahmuddin Tura bahwa Mataram memiliki 800 hektar kawasan kumuh. ‘’Ini cukup besar dan harus menjadi perhatian bersama,’’ katanya menjawab Suara NTB di ruang kerjanya, Sabtu (8/8). Pasalnya Mataram bukanlah kota yang teramat luas sehingga Pemkot Mataram kesulitan melakukan pengawasan. Yang menjadi kekhawatiran pihaknya, kata Ketut Sugiarta, keberadaan kawasan kumuh jelas berimplikasi pada kesehatan masyarakat yang mendiami kawasan tersebut. Menurutnya, salah satu penyebab mengapa penanganan kawasan kumuh terkesan stagnan atau jalan di tempat lantaran program yang dicanangkan dengan pelaksanaan di lapangan sering tidak sesuai. Kondisi berbedanya program dan pelaksanaan di lapangan tidak terlepas dari pendataan. ‘’Kita lemah di pendataan. Ini yang salah satunya perlu kita tingkatkan, menyajikan data sesuai kondisi riil di lapangan,’’ pungkasnya. Di Mataram, lanjut anggota Komisi III DPRD Kota Mataram ini, lemahnya pendataan kerap berimplikasi pada bantuan yang tumpang tindih. Menurut Ketut Sugiarta untuk mengantisipasi tumpang tindih bantuan, mestinya pendataan dilakukan melalui Kepala Lingkungan. Ia mengatakan manajemen penanganan kawasan kumuh di Kota Mataram harus dibenahi. Sebab banyak kasus pemberian bantuan yang dinilai salah sasaran. ‘’Seperti bantuan pemasangan sambungan air minum gratis. Dalam satu rumah ada yang dapat sampai empat orang. Sementara di rumah lain yang seharusnya dapat, justru tidak dapat. Ini karena apa kalau bukan karena pendataan yang keliru,’’ terangnya. Ketut Sugiarta mengingatkan jangan sampai program penanganan kawasan kumuh menjadi bagian dari program copy paste. Intinya harus ada keterbukaan dan juga supervisi dalam pelaksanaan program penanganan kawasan kumuh ini. Dikatakannya, ada tiga hal mendasar yang menjadi penyebab utama belum berhasilnya penanganan kawasan kumuh. Pertama, pendataan yang lemah, kedua program yang tidak sesuai dengan kondisi nyata di lapangan dan ketiga kurangnya kordinasi dan komunikasi dengan Pemprov NTB. Disamping itu, Pemkot Mataram juga dinilai minim inovasi. Mestinya, kata Ketut Sugiarta tiap-tiap lingkungan punya inovasi bagaimana mengajak masyarakat berbuat maksimal untuk bersama-sama membersihkan lingkungan. ‘’Masyarakat ini perlu diajak. Jangan hanya lip service saja. Bila perlu anggaran untuk itu perlu diadakan di tiap-tiap lingkungan,’’ pintanya. (fit)

Ketut Sugiarta

Jika Ganggu Jalur Angkot

Organda Ancam Tolak Operasional Bus Kota Mataram (Suara NTB) Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Mataram, mengancam akan menolak operasi 20 bus kota bantuan dari Kementerian Perhubungan jika operasional bus tersebut mengganggu jalur angkutan kota (angkot). “Selama operasinya sesuai jalur yang ditentukan tidak jadi masalah. Tapi kalau masuk jalur angkot kita akan tolak,” tegas Ketua Organda Kota Mataram, Suratman Hadi via ponsel kemarin. Secara resmi katanya, belum dirapatkan dengan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) NTB terkait jalur operasionalnya. Tapi diharapkan, pengoperasiannya memanfaatkan akses yang tidak dilalui angkot seperti jalur

lingkar utara dan selatan. Pihaknya sudah mengkomunikasi rencana operasi bus kota kepada sopir angkot. Sebagian besar menolak bahkan mengancam akan menghentikan kendaraan bantuan Kemenhub itu jika mengambil trayek mereka. Langkah itu sebagai bentuk protes karena dikhawatirkan mengurangi pendapatan mereka. “Sudah saya sampaikan, mereka mengancam akan menghentikan kalau masuk trayek,” ancamnya. Alasan pengemudi lanjutnya, bukan tanpa alasan. Sebab, pendapatan dihasilkan tidak sebanding dengan operasional yang dikeluarkan. Suratman tidak menyebutkan berapa penghasilan yang didapatkan sopir angkot setiap harinya. Tapi dipastikan min-

im terlebih semakin banyaknya kendaraan alternatif lainnya. Pihaknya berupaya agar eksistensi angkot kembali digunakan masyarakat khusus pelajar bekerjasama Dikpora. “Pokoknya lebih banyak operasional,” keluhnya. Kekhawatiran Organda bukan saja soal trayek, tapi 20 bus bantuan pemerintah pusat itu akan sama nasibnya dengan bus perintis yang digagas beberapa tahun lalu. Bus tersebut terkesan sia - sia bahkan tidak ada jejaknya, karena tidak ada penumpang. Pemerintah diminta segera membuat regulasi, dengan melakukan sentuhan - sentuhan agar moda transportasi kota itu menjadi wajah Kota Mataram, sehingga meningkatkan pendapatan sopir. (cem)

dan ini menjadi potensi yang cukup besar,” cetusnya. Nilai-nilai budaya yang dimiliki Kota Mataram juga memiliki arti penting dan bisa dikembangkan ke depan. Nilai-nilai budaya yang ditampilkan dalam atraksi kebudayaan juga dapat menjadi daya tarik tersendiri kepada wisatawan baik wisatawan asing maupun domestik. Dengan demikian angka kunjungan wisatawan ke daerah ini terus meningkat setiap tahunnya. “Untuk itu kita terus berkomitmen menjadikan Festival Mentaram ini ikon pariwisata di Kota Mataram,” ujarnya. Pelaksanaan Festival Mentaram menjelang berakhirnya masa jabatan pasangan H. Ahyar Abduh dan H. Mohan Roliskana sebagai Walikota dan Wakil Walikota disampaikan Ahyar merupakan suatu kejutan. “Kami ingin amanah ini kami akhiri dengan satu kegiatan bernuansa budaya karena kami bertekad untuk menunjukkan kepada warga Mataram betapa pentingnya arti nilai budaya di Mataram ini,” pungkasnya. (ynt)

Kenaikan Royalti Rp 30 Juta Harus Ditinjau (Suara NTB/dok)

Lalu Mukhsan

(Suara NTB/ynt)

CIDOMO - Jumlah cidomo di Kota Mataram semakin berkurang. Ini tidak terlepas dari pembatasan trayek angkutan tradisional ini. Tampak beberapa cidomo sedang menunggu penumpang di depan Pasar ACC Ampenan.

Dengan keragaman tersebut, Walikota berpesan kepada warga agar jangan sampai hal tersebut menjadi sumber perpecahan di tengah masyarakat. “Keragaman janganlah jadi sumber perpecahan dan konflik,” pintanya. Ia pun berpesan jangan sampai warga terpecah belah dikarenakan perkara politik. Keharmonisan dan kondusivitas Kota Mataram yang telah terbangun di tengah masyarakat heterogen ini disampaikan Walikota harus terus dijaga dan ditingkatkan. Karena keragaman ini disebutkan Walikota merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. “Mari terus pacu diri kita dengan membangun semangat persatuan untuk membuat Kota Mataram lebih maju ke depan dan rakyatnya lebih sejahtera,” jelasnya. Keragaman masyarakat, adat, dan budaya yang ada di Kota Mataram disampaikan Walikota merupakan suatu potensi besar. Potensi ini bisa dikembangkan menjadi daya tarik pariwisata. “Dengan keragaman masyarakat, Kota Mataram juga memiliki seni budaya yang beragam pula

Mataram (Suara NTB) Mandek serta minimnya kenaikan royalti Mataram Mall, menuai kritikan dan spekulasi dari berbagai pihak, termasuk kalangan akademisi dan Dewan. PT. Pasifik Cilinaya Fantasi diminta terbuka serta kenaikan Rp 30 juta perlu ditinjau kembali. Pengamat Ekonomi Universitas Muhammadiyah Mataram, Alfian Hidayat melihat kenaikan royalti ini tidak sesuai dengan perkembangan Mataram Mall. Terlebih meningkatnya nilai jual objek pajak (NOJP). Ia mengkritisi kebijakan Pemkot Mataram menggunakan tim apprasial, tapi tidak mengikuti rekomendasinya. “Kalau rekomendasi tim apprasial 100 persen. Iya semestinya itu didengar. Bukan sekadar formalitas saja dan habiskan anggaran,” kritik Alfian pekan kemarin.

Pemerintah menurut Alfian, memiliki kekuatan untuk memberikan penegasan kepada pihak ketiga. Kalau alasan pihak ketiga multiplier effect dengan mengangkat tenaga kerja, retribusi parkir dan PBB. Bukan menjadi ukuran, karena kewajiban warga negara membayar pajak. Jika berpatokan terhadap angkatan kerja, karyawan di Mataram Mall masih banyak digaji tidak sesuai upah minimal provinsi (UMP). “Coba tanya satu persatu karyawan di mall itu, masih banyak digaji Rp 700 – Rp 900 ribu,” sebutnya. Keputusan penentuan royalti ada di

Nilai Sewa Rumah Nelayan Belum Ditetapkan Mataram (Suara NTB) Sampai saat ini Pemkot Mataram belum menetapkan nilai sewa rumah nelayan dalam regulasi yang sedang disusun. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram, Ir. H. (Suara NTB/dok) Mahmuddin H. Mahmuddin Tura Tura menyampaikan belum ditetapkannya nilai sewa karena dalam penyusunan regulasi tersebut ada tiga opsi yang sedang digodok. Tiga opsi tersebut yaitu apakah rumah nelayan tersebut akan disewakan, dihibahkan, atau dalam bentuk hak guna pakai. Konsep regulasi rumah nelayan saat ini masih dikaji Bagian Hukum Setda Kota Mataram. Persoalan yang dihadapi disampaikan Mahmuddin adalah persoalan tata bahasa yang tepat untuk aturan baru terkait penempatan rumah nelayan yang merupakan aset Pemkot Mataram ini. Walaupun nanti dari tiga opsi tersebut, sistem sewa yang ditetapkan, namun Pemkot Mataram akan tetap memberikan subsidi kepada nelayan yang menempati rumah tersebut agar tidak memberatkan. Melepas aset pemerintah disampaikan Mahmuddin cukup berat sehingga perlu regulasi yang jelas agar tidak menjadi persoalan di masa yang akan datang. Regulasi ini menurutnya merupakan penyempurnaan administrasi berkaitan dengan pertanggungjawaban aset. “Setelah dievaluasi, ada yang harus diluruskan dan diperbaiki,” ujarnya. Jumlah rumah nelayan yang telah dibangun Pemkot Mataram sebanyak 155 unit yang ada di beberapa lokasi, salah satunya di Karang Panas, Ampenan Selatan. Pemkot Mataram membangun rumah nelayan ini dalam tiga tahap; tahap pertama 56 unit, 80 unit tahap kedua, dan 19 unit untuk tahap ketiga. Status kepemilikan rumah tersebut merupakan milik Pemkot Mataram, dan para nelayan yang tinggal statusnya menempati sementara. Jika nanti sistem sewa ditetapkan, maka nelayan akan diwajibkan membayar sewa per tahun. “Tapi karena ini tergolong masyarakat paling miskin pasti ada subsidi dari pemerintah,” jelasnya. Pada awalnya untuk penempatan rumah tersebut oleh nelayan hanya ditandai dengan surat pernyataan dari pihak nelayan bahwa mereka mengakui rumah dan tanah yang ditempati adalah milik Pemkot Mataram. (ynt)

Walikota, kalau melihat masa jabatannya berakhir Senin (hari ini,red) optimis tidak bisa selesai? Sudah menjadi keharusan kata Alfian, pejabat Walikota mengeksekusi kewenangan Walikota sebelumnya. Artinya, pejabat walikota harus melaksanakan mandat tersebut sehingga nilainya jelas dan masyarakat tidak bertanya - tanya. “Kecuali melaku-

kan reformasi birokrasi, itu yang tidak boleh dilakukan penjabat walikota,” terangnya. Ketua DPRD Kota Mataram, H. Didi Sumardi menegaskan, manajemen Mataram Mall harus terbuka terhadap berapa penghasilan dan keuntungan mereka, sehingga pemerintah bisa menarik nilai royalti sesuai. “Mereka harus terbuka, berapa pengeluaran

dan keuntungan mereka,” pungkasnya. Pemerintah juga tidak bisa menekan pengusaha, sebab melihat multiplayer multiplier effect ditimbulkan. Seperti, peningkatan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan lain sebagainya. Artinya, keberadaan mal memberikan dampak dan membantu pemerintah terhadap persoalan sosial. (cem)


SUARA NTB Senin, 10 Agustus 2015

EKONOMI DAN BISNIS

Halaman 3

Kekeringan Berpotensi Mendongkrak Jumlah TKI Mataram (Suara NTB) Kekeringan yang terjadi di beberapa wilayah di Provinsi NTB tidak saja berdampak langsung terhadap penyusutan produksi hasil-hasil pertanian. Tetapi secara luas, dapat memicu peningkatan jumlah TKI. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB, Drs. H. Wildan, Sabtu (8/8) mengatakan, meski pemerintah telah memberikan berbagai alternatif, menjadi buruh migran nampaknya masih menjadi pilihan masyarakat, terutama kalangan lapisan bawah. Dalam beberapa alasan,

kekeringan memicu peningkatan jumlah TKI, disebabkan beberapa alasan. Di antaranya karena sektor pertanian menjadi andalan di luar sektor pertambangan. Ketika sektor pertanian tak mampu diolah karena keterbatasan air, secara otomatis masyarakat (petani) tak bisa bekerja (menganggur). Sementara, di satu sisi

tingkat kebutuhan masyarakat tentu meningkat, baik untuk kebutuhan sandang, pangan, bahkan papan. Lalu dari mana menjawab kebutuhan-kebutuhan tersebut, tentunya bekerja di luar negerilah yang masih menyiapkan lapangan pekerjaan cukup besar di sektor informal. Ada trend jumlah TKI mengalami peningkatan set-

iap tahun, walaupun tak dijabarkan dengan data perkembangan tahunan. Apalagi di musim kering seperti yang disebut-sebut saat ini, bisa saja banyak petani yang gagal panen atau gagal berproduksi. Bila tak ada solusi lain, menutupi hutang-hutang dan kebutuhannya, bisa saja pergi ke luar negeri mencari pekerjaan menjadi pilihan. “Ada yang tidak bisa panen, atau ada tembakau yang tak memberikan keuntungan, sementara biaya yang sudah dikeluarkan banyak, jadilah

mereka memilih menjadi TKI,” ujarnya. Menangani persoalan ini, menurutnya tidak bisa dilakukan oleh Disnakertrans Provinsi NTB semata. Tetapi semua pihak harus aktif sesuai kewenangannya. Disnakertrans sendiri telah berupaya dengan memfasilitasi kegiatan bursa kerja yang telah dan akan dilaksanakan lagi dalam waktu dekat. Demikian juga dengan difasilitasinya peningkatan kapasitas Balai Latihan Kerja (BLK) dan

Lembaga Latihan Kerja (LLK). (bul)

H. Wildan (Suara NTB/dok)

Kekeringan

Kontraktor Banting Stir TAK kuat dengan situasi ekonomi, banyak kontraktor yang memutar haluan menggeluti profesi lain. Bahkan salah satu yang memicunya karena banyaknya proyek pemerintah yang tak bisa dikerjakan tahun ini. Para pengusaha jasa konstruksi ini mulai beralih, misalnya di bisnis jasa perdagangan. “Sekarang bisa dicek, berapa jumlahnya kontraktor yang mulai membuka usaha baru. Mereka banyak beralih profesi,” kata Ketua Gabungan Pengusaha Jasa Konstruksi (Gapensi) Kota Mataram, H. Puji Raharjo. Dia katakan mungkin profesi sebagai kontraktor tak terlalu membuat pengusaha bersangkutan kurang beruntung. Menjalani profesi ini, kata H. Puji, pengusahanya harus benar-benar kuat. Kuat dari sisi permodalan, serta kuat menghadapi persaingan. “Persaingan sekarang sudah cukup tinggi. Apalagi proses lelangnya juga sedemikian ketat,” ujarnya pada Suara NTB di Mataram, Sabtu (8/8). Saat mengikuti proses lelangpun, persyarakatnnya cukup membutuhkan biaya besar, kelengkapan administrasi dan alat. Para rekanan banting setir ini, belum dihitung apakah persoalannya karena krisis ekonomi secara global, atau karena rendahnya progres realisasi proyek-proyek pemerintah. Seperti diketahui, tidak sedikit pengusaha kontraktor ini bermain di proyek-proyek pemerintah. H. Puji lebih menekankan, kontraktor meninggalkan profesi tersebut karena tidak ada profesionalisme yang mendasarinya. Sehingga saat ada tantangan seperti sekarang ini, banyak di antaranya yang tak kuat. “Karena pengusahanya coba-coba mau jadi kontraktor. Kalau yang sudah profesional pastinya tetap jalan,” demikian H. Puji. Kendati demikian, pemerintah sebenarnya bisa andil untuk mempertahankan keberadaan kontraktor-kontraktor ini. Misalnya dengan mempercepat realisasi proyek pemerintah yang sudah disiapkan anggarannya. Atau memberikan kebijakan khusus dengan memberi ruang kepada kontraktor dalam daerah untuk melaksanakan apapun bentuk proyek di dalam daerah. (bul)

H. Puji Raharjo (Suara NTB/bul)

08/08/2015

Petani Tembakau Was-was Selong (Suara NTB) Efek kekeringan dirasakan oleh para petani tembakau Virginia Lombok. Sebab keterbatasan air, perkembangan tembakau yang ditanam tak sesuai harapan. Petanipun mulai was-was, lalu menghitung kerugian sebelum pelaksanaan panen. Di beberapa tempat di kecamatan Sakra dan Sukamulia, Lombok Timur, pantauan media ini, Minggu (9/8), tanaman tembakau yang jauh dari saluran irigasi terlihat mulai menguning. Padahal, usai tanam belum memasuki masa panen ideal. Pertumbuhan batang dan daun juga terlihat lebih kecil. Pengakuan Mahsun, tahun ini menjadi tahun memprihatinkan sebab keterbatasan persediaan air untuk pertanian. “Sehektar, dua hektar jaraknya dari irigasi masih bisa diusahakan untuk dapat air. Tapi kalau yang agak jauh, sabar-sabar saja,” katanya pada Suara NTB. Hampir sebagian besar, tanaman tembakau petani masih membutuhkan untuk pengairan terakhir. Karena usianya masih belum memasuki masa panen. Lebih memprihatinkan lagi, petani yang sudah menebar pupuk terakhir, namun pupuk tersebut tak bisa diserap oleh tanaman lantaran ketiadaan air tersebut.

(ant/Bali Post)

KEKURANGAN AIR - Seorang petani tembakau di Kecamatan Sukamulia, Lombok Timur, sedang memindahkan air ke dalam wadah untuk menyiram tanamannya yang kekurangan air irigasi. Pada masa-masa tertentu, air ini masih bisa didapatkan. Tetapi petani harus bersedia membayar sebesar Rp 1.500.000 selama enam jam. Air yang didatangkan pekasih itupun alirannya kecil. Untuk mengalirinya ke sawah, petani juga harus me-

nambah biaya untuk menyewa mesin penyedot air. “Dan air yang dibawa pekasih ini juga harus diawasi terus oleh pengawas. Pengawas ini juga harus dibayar,” ujar Mahsun mengungkap kesulitan petani saat ini. Biaya besar ini tentu berat

bagi petani untuk memenuhinya. Apalagi saat kondisi keuangan yang makin memprihatinkan. Ia menghitung biaya-biaya yang dikeluarkan petani sebesar Rp 45 jutaan, dengan asumsi kerugian minimal Rp 30 jutaan. Petani harus berjuang mati-

matian untuk mendapatkan air di saat tembakau sangat membutuhkannya saat ini. Tidak jarang petani harus menyegel sumurnya agar tak diambil oleh petani lainnya. Setelah diperkirakan airnya sudah besar, barulah kemudian disedot menggunakan mesin. Parahnya, banyak petani yang menampung air limbah rumah tangga untuk dimanfaatkan menyiram tembakau mereka. “Segala cara, mau tidak mau harus dilakukan. Hutang petani sudah sedemikian banyak,” demikian Mahsun. Fauzi Affandi, Petugas Lapangan (PL) salah satu perusahaan tembakau di Lombok mengatakan, kekeringan ini paling parah dirasakan petani tembakau dikawasan Lombok Selatan. Keberadaan bendungan Pandandure ditengarai tak mampu menjawab kekeringan saat ini. Ia juga mengakui kekeringan yang berpotensi merugikan petani di kawasan-kawasan penanaman tembakau yang mengalami kekeringan. Sebab, dampak kekeringan juga berpengaruh terhadap persentase kualitas tembakau. “Kekeringan ini bisa mengakibatkan kurangnya kualitas (grade) tembakau. Soal kerugian petani, tergantung bagaimana sekarang petani melakukan efisiensi,” demikian Fauzi. (bul)

XL Pertemukan Dua Nelayan Ampenan dengan Presiden Mataram (Suara NTB) Dua nelayan asal Pondok Prasi, Ampenan Mataram, Saiful Bahri dan Bahrim mungkin belum pernah membayangkan bertemu, apalagi persentase dihadapan presiden. XL memberikan kejutan kepada keduanya untuk bertemu langsung, sekaligus berbagi pengalaman tentang pemanfaatan teknologi menangkap ikan bantuan dari XL di Bulan Februari lalu. Mereka berdua mempraktekkan penggunaan aplikasi XL, yaitu aplikasi digital mFish pada ajang “Dari Indonesia Untuk Dunia Exhibition” di Tangerang Banten, Selasa (4/8) lalu. Tentu sangat bahagia dan bangga mendapat kesempatan

(Suara NTB/ist)

DISKUSI - Saiful Bahri dan Sahram berdiskusi dengan Presiden tentang manfaat mFish. dari XL untuk datang ke Jakarta menghadiri acara tersebut. “Karena dukungan XL-lah, kami bisa bertemu dengan presiden, dan bisa datang langsung ke ibukota,” demikian Bahrim mengungkap kegembiraannya. Mereka adalah dua nelayan yang menjadi perwakilan nelayan di seluruhan Indonesia, diminta langsung oleh Presiden untuk bertatap muka dan tanya jawab. Presiden Joko Widodo meminta keterangan langsung dari keduanya tentang keberhasilan pemanfaatan mFish yang diberikan XL, mungkin

karena presiden ingin memastikan laporan Menteri Kominfo, Rudiantara. Dalam kesempatan itu, kepada presiden mereka memaparkan manfaat teknologi mFish. mFish ini pertama kali di launching di Indonesia oleh XL, pilot projeknya adalah kepada 60 nelayan di Ampenan, Kota Mataram. Dengan dukungan teknologi tersebut, mereka mampu mendeteksi keberadaan ikan, kondisi cuaca, kekuatan angin, tinggi gelombang, mengetahui dimana posisi mereka dan teman-temannya hanya digenggaman. Bahkan menjadi

penunjuk arah mereka pulang. mFish ini diberikan oleh XL, semata-mata karena harapan nelayan bisa meningkatan produktivitas dan hasil tangkapan. Mereka dan 58 nelayan lainnya yang diberikan peralatan cuma-cuma ole XL ini merasakan manfaatnya. Dari sebelumnya menangkap ikan hanya mengandalkan insting, namun dengan bantuan mFish, terbukti setiap melaut meraka tak sia-sia. Seminggu setelah mFish ini di launching di Indonesia, tepat di Ampenan pada bulan Februari lalu, menyusul launching internasional, di Barcelona.

Tak menutup kemungkinan, dengan pengalaman dua nelayan ini menggunakan mFish, presiden akan menggalakkan penggunaan mFish kepada seluruh nelayan di Indonesia. “Ini pengalaman yang luar biasa bagi kami. Sungguh tidak mungkin rasanya akan bertemu dengan presiden. Tapi XL memfasilitasi kami, bahkan keliling kota Jakarta. Sampai disini (Lombok), tidak ada tetangga yang percaya kalau kami ketemu dengan presiden,” ungkap keduanya kepada media, di Mataram, Sabtu (8/8) didampingi jajaran manajemen XL Mataram. Regional Sales Manager Area Lombok – Agus Setiawan Salim dalam kesempatan kemarin mengatakan, XL tidak selalu mendasarkan pada hitungan bisnis. Yang terpenting bagaimana bisa menangkap kebutuhan masyarakat dan mampu menghadirkan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan masyarakat. Aplikasi mFish sendiri teknologi menangkap ikan yang lebih modern, dan efisien. Melihat dampaknya yang cukup signifikan dirasakan oleh nelayan, tak menutup kemungkinan, kedua nelayan ini juga akan diundang ke Barcelona untuk menjadi pembicara, karena teknologi ini justru sangat berhasil diterapkan di NTB. (bul)

NTB Siapkan Rp 1 Miliar untuk Gerobak UKM Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB menyiapkan dana Rp 1 miliar melalui APBD

HILANG HILANG STNK R2 HONDA DR2825CC NOKA/NOSIN: MH1JBE312CK168905/ JBE3E-1169510 AN. MUHAMMAD IMAM FAUZI HILANG DISEKITAR JL. LABUAPI MENUJU MATARAM HILANG STNK R2 YAMAHA DR3368CH NOKA/NOSIN: MH31LB001DK0601/IB060235 AN. LIS INDRIATI HILANG DISEKITAR JL. UDAYANA

Perubahan 2015 untuk program bantuan gerobak dan tenda bagi pelaku usaha kecil menengah dalam rangka menumbuhkan perekonomian daerah. “Penyaluran bantuan gerobak setelah APBD Perubahan diketok, namun proposal permohonan bantuan sudah ada yang kami terima,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTB, Husni Fahri di Mataram, Jumat. Ia menjelaskan pemberian bantuan gerobak dan tenda bagi pelaku usaha kecil menengah (UKM) dilakukan setiap tahun dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan usaha kecil di daerah, sehingga bisa meny-

erap tenaga kerja. Bantuan alat usaha serupa juga berasal dari anggaran Kementerian Perdagangan dan sudah disalurkan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan di 10 kabupaten/kota di NTB. Husni mengatakan penyaluran bantuan gerobak dan kelengkapan usaha lainnya untuk UKM dilakukan setelah melalui verifikasi yang ketat di tingkat kabupaten/ kota dan provinsi. “Kami memperketat verifikasi yang menerima hibah itu sesuai dengan peraturan gubernur,” ujarnya. Untuk bantuan yang bersumber dari APBD Perubahan, pihaknya menurunkan

tim teknis untuk melakukan survei kelayakan calon perseorangan atau kelompok yang akan menerima bantuan. Hal itu, katanya, sebagai langkah penting untuk mencegah bantuan mangkrak setelah disalurkan. Pihaknya juga akan meminta berita acara penyerahan dan pemanfaatan bantuan alat usaha tersebut. Bagi UKM yang memanfaatkan bantuan secara optimal akan diupayakan untuk terus dibina, sehingga usahanya lebih berkembang. “Jadi kami akan evaluasi terus perkembangan pemanfaatan bantuan,” kata Husni. (ant/bali post)


SUARA NTB Senin, 10 Agustus 2015

SUARA PULAU LOMBOK

Halaman 4

Kembangkan Pariwisata Indonesia

Fahri Hamzah : Pemerintah Pusat akan Memulai dari KLU Tanjung (Suara NTB) Wakil Ketua DPR RI H. Fahri Hamzah, SE, mengungkapkan, NTB, khususnya Kabupaten Lombok Utara (KLU) memiliki potensi besar di bidang pariwisata. KLU dengan objek wisata yang dimiliki banyak dikunjungi wisatawan mancanegara dan nusantara. Atas dasar itu, ujarnya, sebagai wakil rakyat telah berbicara dengan pemerintah pusat menjadikan pariwisata sebagai prioritas untuk dikembangkan dan dimulai dari KLU. Alasan dimulai dari KLU, menurut Fahri, tidak lepas dari rencana pemerintah pusat untuk mengembangkan berbagai sektor kemaritiman. Apalgi pemerintah pusat sudah mencium jauh sebelumnya, 3 Gili di KLU sangat diminati wisatawan asing. Kondisi itu didukung dengan rencana pembangunan Gerbang Bandar Kayangan. “Kita harus gerakkan pembangunan pariwisata KLU sebagai cara mempertah-

ankan pertumbuhan ekonomi di NTB. Sehingga meskipun pertumbuhan ekonomi Eropa turun, kita yakin kita tidak kena imbas. Sebagai pusat pertumbuan di masa depan, di NTB ini KLU lebih potensial,” pungkas Fahri Hamzah dalam kunjungan halal bihalal di kediaman mantan Bupati KLU H. Djohan Sjamsu, SH, Sabtu (8/8). Secara umum di level nasional, kata dia, pemerintah menginginkan adanya akselerasi pembangunan yang dimulai dari daerah. Bahwa, perlambatan ekonomi dunia saat ini, dipastikan akan berimbas ke Indonesia. “Penurunan tingkat pertum-

buhan ekonomi dunia, maka Indonesia perlu satu terobosan agar jangan sampai penurunan pertumbuhan ekonomi itu berdampak ke Indonesia. Di Eropa, dulu tidak pernah kita dengar ada copet, pengemis. Sekarang begitu turun di bandara, peringatan pertama yang kita dengar, hati-hati pak dompetnya,” ucapnya. Belum lama ini, lanjut dia, Presiden H. Joko Widodo, di Istana Bogor, mengajak semua pihak untuk melakukan akselerasi pembangunan. Hitung-hitungan pemerintah, wilayah Pantai di NTB, akan dijadikan sebagai tempat akselerasi pembangunan satu

sektor yang banyak mendapat atensi investor, yakni sektor pariwisata. Pemerintah menilai, magnet sektor pariwisata merupakan satu solusi efektif dalam proses distribusi kekayaan dan kesejahteraan masyarakat. Di manamana di daerah, peningkatan sektor pariwisata secara otomatis diimbangi oleh peningkatan sektor kesejahteraan. Salah satu contoh di Eropa, jelasnya, negara yang nyaris tidak terdampak pengaruh pertumbuhan ekonomi dunia adalah Turki. Penyebabnya tidak lepas dari kebijakan yang diambil Perdana Menteri Turki, Erdogan, semasih menjabat sebagai Walikota Istambul di awal tahun 2000-an. Dengan mencanangkan Kota yang Bersih dan Istambul sebagai ibukotanya di Eropa, praktis membuka kran wisata bagi orang di seluruh dunia untuk da-

tang ke Turki. “Efek pariwisata di sana luar biasa, dengan konsep itu mereka bisa survive. Untuk NTB sendiri, saya sudah bicarakan dengan pemerintah, bahwa ke depan kita akan kembangkan pariwisata, dimulai dari KLU,” sebutnya. Sementara terkait polemik BPJS yang sempat diharamkan Majelis Ulama Indonesia (MUI), ujar politisi PKS ini pemerintah tidak tinggal diam. Bahkan, pemerintah pusat sedang mencarikan nomenklatur anggaran dan pengelolaannya akan diserahkan ke BPJS. Untuk itu, pihaknya meminta masyarakat mempercayakan penyelesaian polemik BPJS kepada pemerintah. Kendati fatwa MUI tersebut juga tak terbantahkan, mengingat dana BPJS yang disetorkan masyarakat mengendap di bank dan mengandung riba. (ari)

(Suara NTB/ari)

HALAL BIHALAL - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah saat menghadiri acara halal bihalal di kediaman mantan Bupati KLU H. Djohan Sjamsu, Sabtu (8/8).

Kejar Target Upsus

Bakorluh: Tidak Bisa Memaksa Petani

Bantu Bidan Daerah Terpencil BIDAN merupakan salah profesi yang sangat penting keberadaannya di tengah masyarakat. Terlebih di daerah-daerah yang terpencil. Keberadaan tenaga kesehatan di daerah-daerah yang jauh dari jangkauan kota itu dipandang perlu juga menjadi perhatian. Setidaknya menyamai status guru daerah terpencil. Demikian disampaikan Kepala Bidang Promosi Kesehatan (Promkes) Dinas Kesehatan (Dikes) (Suara NTB/rus) H. Suherman Lotim, H. Suherman. Kepada Suara NTB belum lama ini, Suherman mengaku, di Lotim ada sejumlah daerah yang termasuk masih terpencil. Oleh Dikes Lotim sendiri sudah menyebarkan tenaga-tenaga bidan tersebut, ke wilayah kerja Puskesmas Sambelia, Sembalun, Belanting, Sukaraja dan Jerowaru. Menurutnya, banyak dari tenaga bidan harus bekerja menyambangi pulau-pulau yang berpenghuni serta kawasan hutan di wilayah Lotim ini. “Kunjungan ke tempat-tempat ibu hamil itu kan jauh-jauh,” paparnya. Atensi dari Dikes sendiri selama ini hanya bisa memberikan transportasi petugas sekitar Rp 50 ribu orang/per hari. Bagi yang biasa diberikan Rp 25 ribu/hari. Sementara keberadaan guru daerah terpencil yang diketahui lebih perhatiannya membuat iri. Berdasarkan Kebijakan Dikes Lotim sendiri, bidan terpencil itu diberikan insentif hanya Rp 500 ribu per orang untuk tenaga job. “Kalau guru terpencil ada tunjangannya, sedangkan kita tidak ada. Kita berharap bidan terpencil ini diperhatikan juga. Kasihan mereka,” ujarnya. Meski demikian, pihaknya belum mendengar ada protes dari para bidan. Namun jelas hal itu menimbulkan rasa kecemburuan. “Padahal kan sama-sama profesi,” imbuhnya. (rus)

Ancaman Kekeringan Tak Pengaruhi Harga Selong (Suara NTB) – Memasuki musim kemarau atau kekeringan tahun 2015 yang melanda sejumlah titik yang ada di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) hingga saat ini belum berdampak terhadap harga kebutuhan pokok di Lotim. Pasalnya, walaupun kekeringan sudah melanda sejumlah areal persawahan di Lotim, namun harga sejumlah kebutuhan pokok, khususnya beras diprediksi tetap stabil. Alasannya, pe(Suara NTB/yon) merintah daerah terus menjaFramadi Anugrah ga stok dan menjalin koordiKartika nasi dengan pihak Badan Urusan Logistik (Bulog) Lotim. Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Perindustrian dan Perdagangan (ESDM PP) Lotim, Ir. Framadi Anugrah Kartika, menjelaskan, hingga saat ini harga kebutuhan pokok seperti beras dan hortikultura lainnya masih normal. Bahkan, harga beberapa kebutuhan pokok di pasaran ada yang mengalami penurunan. Namun, katanya, mengingat ancaman kekeringan sudah melanda Lotim di sejumlah titik di Lotim, pihak dari ESDM PP tetap melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Kabupaten Lotim dan Sub Divre Bulog Lotim. Hal itu dilakukan untuk menjaga ketersediaan stok khusus beras serta menggali informasi terkait dengan indikasi adanya lahan pertanian masyarakat yang mengalami kekeringan dan gagal panen. “Kita tetap melakukan koordinasi dengan pihak Bulog, karena jika stok tetap terjaga, maka harga juga akan stabil. Sementara dengan pihak Dinas Pertanian juga kita tetap menjalin koordinasi terkait dengan luas lahan pertanian yang belum dipanen maupun yang lainnya,” jelasnya. Selain itu, lanjut Framadi, terkait dengan ancaman kekeringan yang dikhawatirkan akan berdampak terhadap harga kebutuhan pokok di pasaran. Pihak dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Lotim juga tetap melakukan monitoring. Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Kabupaten Lotim, M. Zaini, menegaskan memasuki musim kemarau tahun 2015 yang mengancam sejumlah titik kekeringan di Lotim, ia menegaskan hingga saat ini belum ada ditemukan ataupun laporan terkait dengan adanya areal pertanian masyarakat yang gagal panen. (yon)

(Suara NTB/yon)

MASIH BERTAHAN - Salah satu IKM di Lotim yang hingga saat ini masih bertahan. Pemkab Lotim bertekad menghidupkan kembali IKM yang lama tidak eksis.

Pemkab Lotim Tetap Lakukan Pembinaan pada IKM Selong (Suara NTB) – Keberadaan Industri Kecil Menengah (IKM) di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) memiliki andil besar dalam meningkatkan perekonomian dan kePemkab Lotim Tetap Lakukan Pembinaan pada IKM sejahteraan masyarakat. Namun, semenjak terjadinya bom Bali beberapa tahun lalu, berpengaruh terhadap perkembangan IKM. Inilah yang coba dibangkitkan jajaran Pemkab Lotim melalui Dinas Energi Sumber Daya Mineral Perindustrian dan Perdagangan (ESDM dan PP). Kepada Suara NTB di kantornya, Sabtu (8/8) Kepala Dinas ESDM dan PP Kabupaten

Lotim, Ir. Framadi Anugerah Kartika, mengaku, banyak pengusaha IKM di Lotim yang gulung tikar, bahkan beralih profesi menjadi saudagar tembakau maupun yang lainnya. Alasannya, wisatawan yang datang membeli sangat sedikit, sehingga berpengaruh terhadap kelancaran usaha. Meski demikian, keberadaan IKM-IKM di Lotim merupakan suatu tantangan bagi pemerintah untuk menghidupkan IKM agar kembali eksis. “Masyarakat yang memiliki usaha atau IKM baik itu terdiri dari kerajinan tenun, anyaman bambu, pandai besi maupun makanan olahan, kita dari ESDM PP tetap

melakukan pembinaan, pelatihan dan pemberian bantuan berupa alat , baik itu dari Pemkab Lotim maupun pusat melalui Kementerian Perindustrian,”aku Framadi. Harapannya, IKM di Lotim kembali memiliki peran yang sangat besar dalam menunjang perenomian masyarakat, bahkan bisa memberantas pengangguran. Memang, katanya, masalah anggaran untuk diarahkan ke IKM tersebut menjadi salah datu faktor kendala pemberian modal dalam upaya membangkitkan kembali IKMIKM tersebut. Namun, bantuan berupa alat terus diupayakan Pemkab Lotim, provinsi maupun pusat. (yon)

Selong (Suara NTB) Secara nasional, semua daerah diberikan target untuk menyukseskan program upaya khusus (upsus) menuju swasembada pangan. Namun, dalam upaya mewujudkan target tersebut, seperti disampaikan Sekretaris Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh) NTB, Hj. Husnanidiaty Nurdin para petani tidak bisa dipaksa. Kepada Suara NTB di Selong, Sabtu (8/8) lalu, Husnanidiaty, menyebut, penyuluh bersama aparat TNI yang dilibatkan dalam menyuseskan upsus hanya bisa melakukan pendekatan. Informasinya, akibat upsus ini petani pada musim tanam tembakau tahun ini mengalami penurunan. Belasan ribu petani tembakau tahun sebelumnya kini tersisa tinggal 7 ribu saja. Namun, hal itu dianggap tidka benar. ‘’Itu bisa saja, karena sejumlah kemungkinan. Seperti pemberitaan juga menyebut terjadi penurunan pembelian tembakau tahun ini,’’ ujarnya. Dijelaskan, pilihan petani menanam komoditi Upsus, yakni padi, jagung dan kedelai itu murni karena kesepakatan petani, penyuluh dan TNI. Hal ini karena melihat kondisi yang memungkinkan, sehingga sepakat untuk menanam. Ketiga komoditi upsus ini diyakini bisa memberikan hasil yang maksimal bagi petani. “Kalau petani menanam sesuai dengan tata aturan budidaya dan lainnya, serta mengamati hama penyakit insya Allah bisa hasilnya akan sangat baik,” ucapnya. Sementara itu, dalam hal penjualan hasil produksi pangan ini, oleh pemerintah pusat sudah memerintahkan Badan

Urusan Logistik untuk membeli langsung. Para petani yang mempunyai padi sudah diupayakan untuk didekatkan langsung dengan Bulog dan tidak melalui jalur tengkulak. Perbedaan harga pembelian tengkulak yang dikabarkan lebih mahal dibandingkan harga pembelian pemerintah (HPP), ungkapnya, hanya image saja. Semua beras yang ada saat ini dari petani sebenarnya semua masuk ke Bulog. “Kalau Bulog membeli lewat orang ketiga, orang ketiga membeli ke petani kan akan lebih rendah harganya,” ujarnya. Rantai itulah yang katanya coba dipotong. Petani penanam padi langsung diantarkan ke Bulog dan dipastikan harga pembeliannya lebih besar. Bulog NTB ditarget harus menyerap 100 ribu ton sampai Desember mendatang. Jika ditambah sampai 200 ribu ton, ujarnya, dirinya yakin bisa dicapai. Meski demikian, Bulog harus aktif dengan terus membuka gudangnya. Bulog tidak akan dapat mencapai targetnya kalau hanya berdiam diri. “Tidak akan bisa dicapai target Bulog kalau hanya menunggu di gudang,” sindirnya. Sebelumnya, Kepala Sub Divre Bulog Lotim, Saefuddin memastikan siap membeli gabah petani. Khusus Lotim dari 100 ribu target pengadaan beras NTB, Lotim akan menyerap 15 ribu ton. Sampai saat ini sudah mampu diserap sebanyak 7 ribu ton. Bulog siap membeli terus gabah petani. Bahkan sudah ada aturan yang membolehkan untuk membeli beras premium yang harganya melampaui HPP, yakni Rp 8.400/kg. (rus)

Hak Ulayat Kawasan TNGR

Pejuang Adat Siap Tunjukkan Bukti Selong (Suara NTB) Pejuang Tanah Adat Dusun Jurang Koak Desa Bebidas Kecamatan Wanasaba siap menunjukkan bukti hak ulayat atau hak adat terhadap kawasan yang dipatok pihak Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Diklaim para pejuang adat ini, luas tanah adat warga mencapai 300 hektar. Juru bicara Pejuang Tanah Adat Jurang Koak, Sulaeman kepada Suara NTB, Minggu (9/8), menjelaskan, buktibukti sejarah dan napak tilas keberadaan tanah adat tersebut siap ditunjukkan guna memperkuat pengakuat para pejuang adat. Menurutnya, ada legenda Baloq Imah, Papuq Trasih dan Papuq Banun bersama dengan tokoh-tokoh lainnya sejak lama napak tilas di kawasan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan adanya saluran irigasi, lahan garapan dan tempat sanggah para tokoh Jurang Koak. Bukti lainnya berupa banyaknya pohon mangga dan pohon nangka yang usianya sudah ratusan tahun berada dalam kawasan. Buah dari pohon mangga dan nangka itu sudah lama dinikmati warga. “Sangat kita sayangkan, pihak TNGR ini hanya ngakungaku,” ungkapnya. Sebelum tahun 1970, kawasan tersebut, lanjut Sulaeman, masih ramai digarap tokoh-

tokoh adat dari Dusun Jurang Koak. Setelah tahun 1970, keberadaan tokoh-tokoh adat sengaja dikaburkan oleh pihak-pihak dari TNGR. “Cerita Legenda Baloq Imah itu sudah turun temurun,” paparnya. Sementara keberadaan pal batas menurutnya baru-baru ini saja dibuat oleh pihak TNGR. Dalam hal ini, pihaknya menantang pihak TNGR ke Mahkamah Konsititusi. Menurutnya kasus ini sejatinya hanya persoalan perbedaan pendapat. ‘’Masalah sengketa lahan. Tidak ada kaitannya dengan masalah pidana seperti dituduhkan pihak TNGR,’’ ujarnya. Secara de facto kata Sulaeman, Pejuang hak Adat inilah yang saat ini menguasai kawasan tersebut. Diakui lahan seluas 300 hektar itu sudah dibagi-bagi masing-masing 10 are kepada seluruh anggota pejuang hak adat. Rencananya, akan dijadikan kawasan wisata alam. “Rencana memang kita mau bangun vila,” ucapnya. Dijadikan kawasan wisata, karena lokasi tersebut dipandang warga sangat strategis. Selain itu, kawasan ini juga dipadang cocok sebagai kawasan pengembangan kebun durian. Karena akan dijadikan areal wisata, sudah ada kesepakatan penanaman pohon durian pun diatur sangat

baik. “Anggota tidak sembarangan menanamnya, harus ditata rapi, sehingga terlihat asri nantinya,” ujarnya menggambarkan. Saat ini, para pejuang hak adat ini menginginkan adanya pengakuan secara hukum. Surat permohonan sudah dimintakan kepada Kepala Desa Bebidas yang disebut juga sebagai ketua adat. Sementara itu, Penyuluh Balai TNGR, Zaenuddin menyatakan, legenda Baloq Imah seperti disebutkan para pejuang adat sebagai bukti dianggap hanya karangan cerita saja. Penyuluh yang mengaku sudah lama bergelut di bidang kehutanan ini menyatakan sama sekali tidak pernah mendengar kawasan yang diklaim pejuang adat itu sebagai tanah adat. Pengakuan dari tokoh masyarakat Desa Bebidas yang telah ditelisik mengenai klaim tanah adat juga banyak yang menolak disebut kawasan tersebut sebagai tanah adat. Pejuang adat hanya mendengar cerita yang belum ada buktinya. Langkah hukum yang dilakukan TNGR sudah melapor ke aparat Polres Lotim, karena dugaan pencaplokan kawasan hutan. Bukti pal batas yang sudah terpasang lama oleh pihak TNGR justru telah dirusak oleh pihak pejuang adat. (rus)

(Suara NTB/ist)

PAL BATAS - Inilah pal batas di kawasan TNGR yang saat ini sudah tidak ada, karena diduga dicabut oknum tidak bertanggung jawab.


SUARA NTB Senin, 10 Agustus 2015

SUARA PULAU LOMBOK

Halaman 5

Membengkak, Jumlah Penduduk Miskin di Lobar Giri Menang (Suara NTB) – Dari hasil verifikasi dan validasi data kemiskinan di Lombok Barat (Lobar) yang dilakukan tim Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertrans) terdapat pembengkakan jumlah penduduk miskin di Lobar. Dibandingkan data dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemensos (mengacu data PPLS 2011) jumlah penduduk miskin hanya 348.300. Namun dari hasil verifikasi jumlahnya justru bertambah menjadi 400 ribu lebih. “Hasil verifikasi dan validasi data kemiskinan jumlah penduduk miskin bertambah menjadi 400 ribu lebih,” ungkap Kepa-

la Disosnakertrans Lobar, Drs. H. Fathurrahim, MSi, didampingi Kabid Pemberdayaan Sosial, H. Junaidi belum lama ini. Dijelaskan, pihaknya telah merampungkan verifikasi dan validasi data kemiskinan. Dari data itu, jumlah penduduk miskin ada tambahan dibandingkan data PPLS tahun 2011. Namun, penambahan kemiski-

nan ini berdasarkan data Kemensos tidak saja terjadi di Lobar saja, namun terjadi di seluruh Indonesia. Kondisi lapangan di beberapa daerah, lanjutnya, mengalami pengurangan warga miskin, namun di beberapa daerah juga bertambah, sehingga secara komulatif warga miskin di Lobar pun bertambah. Faktor penyebab bertambahnya

angka kemiskinan ini, jelasnya, disebabkan kemungkinan kelahiran tinggi dibandingkan warga yang meninggal. Di samping itu, warga yang datang lebih banyak daripada warga yang pergi. Ditambah lagi data ini tak tercatat secara rinci. Terkait data ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) supaya ada perbandingan dan dirincikan berapa jumlah penduduk per kecamatan per desa. Penyebab lain membengkaknya penduduk miskin, penanganan yang kurang te-

pat, karena data yang kurang tepat. Masing-masing SKPD memiliki data berbeda-beda mengenai jumlah warga miskin. “Data per SKPD itu berbeda-beda, sehingga penanganan kurang tepat,” ujarnya. Ia menambahkan, selama ini pemda mengacu data BPS, karena diakui undang-undang. Sementara data dari Kementerian Sosial hanya sebatas verifikasi. Terait perubahan data kemiskinan ini akan dikoordinasikan dengan Plt. Bupati, H. Fauzan Khalid, SAg, MSi, dan SKPD lain. Untuk mengantisipasi

adanya perbedaan data dan program penanganan kemiskinan tidak tepat sasaran, pihak Disosnakertrans akan merancang sistem informasi basis data terpadu untuk kemiskinan. Hal ini sebagai bentuk inovasi dari dinas untuk penanganan kemiskinan ke depan. “Dengan sistem ini, penanganan menjadi terpadu, karena data yang dipakai satu,” imbuhnya. Sistem ini, nantinya akan mengacu by name by address dengan penerapan teknologi. Harapannya, dari sistem ini akan dihasilkan data terpadu

yang bisa diakses oleh dinas lain yang ingin menggelontorkan bantuan kemiskinan. ‘’Misalnya Dinas PU mau memberi bantuan, maka harus mengacu data ini supaya bantuan tidak tumpamg tindih, karena data yang berbedabeda,’’ ujarnya mencontohkan. Pihaknya akan mulai menerapkan sistem ini mulai 2016 dengan total dana yang diperlukan menyediakan perangkat dan SDM mencapai Rp 500 juta hingga Rp 600 juta. “Sistem ini nantinya kemungkinan akan dikelola oleh UPT khusus,” ujarnya. (her)

Tak Kunjung Difungsikan

Terkendala Lahan DINAS Pertanian Peternakan dan Perkebunan (Pertanakbun) Lombok Barat (Lobar) sejauh ini belum mengeksekusi delapan unit proyek embung senilai Rp 1,6 miliar yang tersebar di seluruh Lobar. Proyek ini belum dieksekusi, karena persoalan desain belum rampung dan masalah lahan yang belum tuntas. Seperti proyek Embung di Desa Cendi Manik, Kecamatan Sekotong belum bisa (Suara NTB/dok) dibangun, karena terkendaH. Chaerul Bahtiar la lahan. Lahan yang disediakan oleh kelompok tani untuk lokasi pembangunan embung ini masih kurang, seharusnya sesuai ketentuan dari Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan 8 are namun yang tersedia sekitar 5 are, sehingga terdapat kekurangan tiga are. Kepala Dinas Pertanakbun, H. Chaerul Bahtiar mengaku, persoalan lahan untuk pembangunan embung di daerah Cendi Manik, Sekotong masih kurang. Dari ketentuan 8 are kelompok hanya memiliki lahan 5 are. Terkait kekurangan lahan ini, pihak kelompok tani sudah ada kesanggupan menyediakan lahan tersebut. “Sudah ada solusi, poktan bersedia menyediakan lahan itu,” ujarnya belum lama ini. Terkait pembangunan proyek embung, sesuai persyaratan poktan menyiapkan lahan, sedangkan dari dinas tidak ada anggaran untuk ganti rugi pembebasan lahan. Jika persoalan lahan ini tidak tuntas, maka proyek itu akan dialihkan ke tempat lain. Alasannya, ika tetap dipaksakan membangun di lahan 5 are maka tidak memenuhi persyaaratan. Sedangkan di tempat lain juga banyak kelompok yang butuh bantuan ini. Proyek embung, sambung Bahtiar, tidak saja di Sekotong, namun di beberapa kecamatan dengan total delapan titik dibangun tahun ini. Proyek ini belum dieksekusi, karena masih tahap desain. Nilai total per unit mencapai Rp 190 juta - Rp 200 juta, sehingga jika ditotal menjadi Rp 1,5 miliar lebih hingga Rp 1,6 miliar. (her)

Dyah Eka Wati, Direktur Kampus IPDN NTB yang Baru Praya (Suara NTB) Sebanyak delapan pejabat di lingkungan kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) kampus NTB, dimutasi. Termasuk Direktur Kampus IPDN NTB, Dr. H. Abdul Malik bersama tiga Asisten Direktur dan sejumlah kepala bagian (kabag). “Total ada 9 pejabat di Kampus IPDN NTB yang digeser posisinya,” aku Asisten Direktur II (Bidang Administrasi Umum) IPDN Kampus NTB yang baru, Drs. L. Daniel, MT, kepada Suara NTB, Sabtu (8/8). H. Abdul Malik, ujarnya, dimutasi sebagai Direktur IPDN Kampus Sumatera Barat (Sumbar). Posisinya diganti Asisten Direktur I (Bidang Akademik) IPDN Kampus NTB, Dr. Dyah Eka Wati. Kemudian Dr. Syahrudin Yasin yang sebelumnya Asisten Direktur II IPDN kampus NTB mengisi jabatan Asisten Direktur I. Sementara untuk posisi Asisten Direktur III (Bidang Keprajaan) dipercayakan kepada L. Ahmad Murdhani yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala KKA IPDN Kampus NTB. “Dan, ada juga beberapa Kabag yang juga ikut dimutasi,” tambahnya. Ia menjelaskan, mutasi di lingkup kampus IPDN NTB merupakan bagian dari mutasi besar yang dilakukan di jajaran pejabat Kampus IPDN. ‘’Jadi bukan hanya pejabat kampus IPDN NTB saja yang dimutasi. Beberapa kampus daerah juga ikut dimutasi. Sampai jajaran rektor dan pembantu rektor kampus IPDN pusat,’’ ujarnya. Menurutnya, proses pengambilan sumpah jabatan sudah digelar di Kampus IPDN Pusat di Jatinangor Sumedang Jawa Barat (Jabar) Jumat (7/8) lalu. Kendati ada proses mutasi pejabat,lanjut Daniel, tidak akan mengganggu kinerja dan program di Kampus IPDN NTB. Menurutnya, semua program dan kegiatan yang sudah dirancang sejak awal, bakal tetap berjalan sesuai rencana. Mulai dari kegiatan kepegawaian sendiri sampai kegiatan praja. “Meski ada pergantian pejabat, program dan agenda awal yang sudah dirancang tetap berjalan,” tegasnya. Pasalnya, pejabat yang baru kali ini fokusnya untuk menuntaskan dan menyelesaikan program-program yang sudah disusun. Perkara bagaimana kemudian program baru nantinya, itu tergantung kondisi dan kebutuhan kampus. (kir)

Kondisi Proyek Rumah Kemasan dan TPI Terbengkalai Giri Menang (Suara NTB) – Proyek tempat penjualan ikan (TPI) dan rumah kemasan yang ada di dekat Pasar Gerung masih belum berfungsi. Hal ini disebabkan belum siapnya sarana pendukung untuk mengoperasikan TPI dan rumah kemasan tersebut. TPI sejauh ini terkendala listrik dan air, sedangkan rumah kemasan belum memiliki sarana pendukung. Pantauan koran ini, kondisi TPI dan rumah kemasan masih belum difungsikan. Dua bangunan senilai 1,2 miliar lebih ini pun terbengkalai. Seperti TPI yang dibangun di pojok Pasar Gerung terlihat kumuh. Di sekitarnya ditumbuhi semak belukar. Proyek senilai Rp 725 juta dibangun sekitar tahun 20132014 lalu, proyek ini dibangun dua tahun berturut-turut. Begitu pula kondisi proyek rumah kemasan senilai Rp 548.900.000 yang dibangun sumber anggaran APBN tahun 2014 belum difungsikan. Rumah kemasan inipun dijadikan sebagai tempat gantung sangkar burung oleh penjaga rumah kemasan tersebut. Lurah Gerung Selatan, Nursalim membenarkan jika proyek itu sampai saat ini belum difungsikan. Dinas Kelautan dan Perikanan pernah mengecek dan memberi sosialisasi kepada pedagang ikan, namun sampai saat ini belum ada tindaklanjutnya. “Belum difungsikan,” katanya. Rencananya, TPI ini dioperasikan pada tahun lalu setelah dibangun, namun molor

(Suara NTB/her)

BELUM DIMANFAATKAN - Inilah kondisi rumah kemasan yang belum dimanfaatkan. Lokasi ini masih belum bisa ditempati, karena peralatan masih kurang. hingga saat ini, Kendalanya sarana pendukung belum lengkap. Sampai saat ini TPI itu belum dilengkapi tempat penampungan limbah, pembuangan dan air serta listriknya. Sementara terkait rumah kemasan, sejauh ini juga belum difungsikan. Penyebabnya, hampir sama, yakni kendala belum lengkapnya sarana pendukung. Terpisah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Lobar melalui Kabid Pengelo-

Terseret Arus hingga Bangko-Bangko

Giri Menang (Suara NTB) – Dua nelayan asal Kampung Melayu Ampenan terseret arus hingga Bangko-Bangko Sekotong. Perahu yang dinaiki dua nelayan tersebut tak mampu melawan derasnya arus, sehingga diseret hingga bermilmil. Untungnya kedua nelayan bisa diselamatkan oleh tim SAR Mataram. Korban hanya mengalami shock, karena khawatir diseret arus terlalu jauh. Humas Badan SAR Nasional Mataram, Putu Cakra kepada wartawan, Minggu (9/ 8) menjelaskan, dua korban ini hendak memancing ikan di sekitar perairan Selat Lombok. Namun, mereka terseret arus hingga ke Batu Gendang, Bangko-Bangko. Menurutnya, dua korban Samsudin (30) dan Dani (25) bermula adanya informasi dari KPLP Lembar yang menginformasikan ada nelayan yang terdampar di sekitar perairan Batu Gendang, pihaknya memperoleh informasi sekitar pukul 6.40 WITA, bahwa ada perahu nelayan mengalami musibah di perairan tersebut. Setelah mendapatkan in-

ini, pihaknya berkoordinasi dengan Disperindag dan Dinas PPKD selaku pemungut pajak. Sedangkan DKP katanya memonitoring ketika ada ikan yang dijual mengandung zat berbahaya bekerjasama dengan pihak karantina. Sedangkan terkait rumah kemasan, lanjut Subandi terkendala peralatan masih kurang. Saat perencanaan, pengadaan alat belum lengkap, sehingga dilakukan pengadaan tahun ini. (her)

Terkendala Listrik dan Air

(Suara NTB/ist)

DISELAMATKAN - Dua nelayan asal Ampenan yang berhasil diselamatkan tim SAR Mataram di BangkoBangko, Minggu (9/8). formasi itu, pihaknya langsung mengerahkan tim rescue menggunakan Kapal 220 ke lokasi ditemukannya nelayan tersebut. Tim SAR tiba di TKP, sekitar pukul 08.00 Wita. Sesampai di TKP, tim SAR menemukan kedua korban dalam kondisi selamat. Setelah itu, korban bersama

Satu Pasangan Bakal Calon Kepala Daerah Terancam Gugur dua tersebut. “Nanti tanggal 24 Agustus akan kita umumkan,” kilahnya. Pasangan bakal calon kepala daerah mana saja yang lolos dan mana yang tidak. Mengingat proses penetapan pasangan calon kepala daerah masih dalam proses, sehingga belum bisa pastikan pasangan calon kepala daerah mana saja yang gugur maupun tidak. Pasalnya, untuk pasangan calon kepala daerah dari jalur independen masih akan ada proses verifikasi dan validasi lagi. Atas dukungan tambahan yang diserahkan pada masa perbaikan berkas yang baru lalu. “Berita acara hasil pleno penetapan hasil perbaikan berkas sudah kita sampaikan ke semua pasan-

kan 2014 dengan paket berbeda. Sebelumnya, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Lobar, Ir. H. Subandi menyatakan sejauh ini pasar ikan dan rumah kemasan itu belum bisa dimanfaatkan lantaran ada sejumlah kendala.”Pasar ikan itu menunggu listrik, sedang diupayakan segera dipasang, sedangkan kalau rumah kemasan itu masih kurang peralatannya,” katanya. Terkait pengelolaan pasar

Dua Nelayan Asal Mataram Berhasil Proyek RLTH Senilai Ratusan Juta Rupiah Diduga Mangkrak Diselamatkan

Pilkada Loteng Praya (Suara NTB) Satu dari enam pasangan bakal calon kepala daerah yang telah mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lombok Tengah (Loteng), terancam gugur dan dicoret dari peta persaingan pada Pilkada Loteng, Desember mendatang. Satu pasangan calon ini dianggap belum memenuhi persyaratan tambahan yang telah ditentukan sebelumnya. Ketua KPU Loteng, Ari Wahyudi, SH, MH, yang dikonfirmasi Suara NTB, Sabtu (8/8) tidak menampik hal tersebut. Hanya saja, ia enggan membeberkan pasangan bakal calon kepala daerah yang terancam tereliminasi dari persaingan memperebutkan kursi Loteng satu dan

laan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP), Suana juga tak menampik jika TPI itu mangkrak. Namun, pihaknya telah mengumpulkan penjual ikan untuk diberi sosialisasi. Selain itu, pihaknya sedang membahas teknis terkait penarikan retribusi. SKPD, ujarnya, telah mengumpulkan 48 pedagang, terdiri dari 28 pedagang ikan segar dan sisanya pedagang ikan kering. Ia menambahkan, proyek TPI ini tuntas dibangun 2013 lalu dilanjut-

gan calon kepala daerah,” terangnya. Dalam berita acara tersebut dijelaskan, bagaimana hasil perbaikan. Termasuk perhitungan jumlah dukungan tambahan bagi pasangan calon kepala daerah dari jalur independen. Dengan kata lain, semua pasangan calon kepala daerah sudah mengetahui status dan posisinya masing-masing. Disinggung apakah berkas pasangan calon yang terancam gugur tersebut akan tetap diverifikasi, Ari menegaskan, karena tidak memenuhi persyaratan maka tidak akan diverifikasi. Berkasnya pun tidak akan dikembalikan kepada pasangan calon kepala daerah bersangkutan. Dikonfirmasi terpisah, Ket-

ua Panwas Pilkada Loteng, L. Darmawan, mengaku sudah mendapat laporan perihal adanya satu pasangan bakal calon kepala daerah yang tidak memenuhi persyaratan. Tapi Darmawan juga enggan mengungkapkan, pasangan calon kepala daerah bersangkutan. “Kita hanya terima hasil dari KPU Loteng saja, selaku penyelenggara,” tambahnya. Meski demikian, masyarakat diharapkan tetap bersabar menunggu semua tahapan yang ada. Karena proses pilkada sendiri masih berjalan. Siapapun pasangan calon kepala daerah yang dinyatakan lolos atau tidak, pada waktunya pasti akan terjawab. “Kita tunggu saja hasilnya. Sesuai tahapan yang ada,” ujarnya. (kir)

perahunya langsung digeret menuju Ampenan berjarak 16 mil dari lokasi ditemukan korban. Kapal tiba di Ampenan sekitar 11.00 lebih.Ia menjelaskan penyebab korban terseret arus, karena terkena arus gelombang yang deras, sehingga korban tidak mampu melawan arus. (her)

Giri Menang (Suara NTB) – Proyek Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) untuk para nelayan senilai Rp 150 juta yang berlokasi di Desa Kuranji, Kecamatan Labuapi diduga mangkrak. Proyek yang dibangun tahun 2013 tersebut belum bisa difungsikan, karena terkendala listrik dan air yang belum tersedia. Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja (Disosnakertrans) Lombok Barat (Lobar), Drs. H. Fathurrahim, MSi, menjelaskan, proyek RTLH dibangun tahun 2013 dan 2014. ‘’Khusus proyek 2013 dibangun sebanyak 10 unit di Desa Kuranji, sedangkan tahun 2014 sebanyak 70 unit di daerah Batulayar dan 30 unit di Daerah Banyumulek. Rumah bagi nelayan di Kuranji sebanyak 10 unit belum bisa ditempati, karena belum ada listrik dan air,” jelasnya beberapa waktu lalu. Diakuinya, proyek RTLH di Desa Kuranji sebanyak 10 unit. Namun, karena tuntutan masyarakat khususnya nelayan saat itu, maka dibangunlah 12 unit. Proyek itu dibangun secara swakelola oleh masyarakat dikoordinir kepa-

la desa. Pola ini dilakukan, karena kekhawatiran jika diserahkan ke nelayan dikhawatirkan dipergunakan untuk kebutuhan lain. Dalam proses pembangunannya, proyek ini sempat macet dan berhasil dituntaskan. Di sisi lain, ketika proyek selesai, malah tak bisa ditempati, karena kendala listrik dan air. Pihaknya bersama pihak pusat telah turun ke lokasi proyek itu dan tidak menampik kondisi itu. Menurutnya, hal semacam ini, tidak boleh terjadi, karena awalnya nelayan bersedia dan sanggup pindah setelah proyek itu selesai. Mereka bersedia menyambung sendiri listrik dan air. “Tapi belum, kalau pemda keras, maka keliru. Sementara mereka terancam bahaya, jika tetap tinggal di sana,” aku mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lobar ini. Untuk mengatasi persoalan ini, pihaknya akan mencoba berkoordinasi dengan PLN untuk memasang listirik. Sedangkan terkait masalah air, akan diupayakan pembangunan sumur. (her)

Diserang Hama Wereng, Hasil Panen Padi Berkurang Giri Menang (Suara NTB) – Para petani di Desa Batu Putih Kecamatan Sekotong terpaksa gigit jari, lantaran lahan pertaniannya diserang hama wereng dan burung. Lahan padi petani yang diserang hama seluas 25 hektar terancam mengalami gagal panen. Akibat adanya serangan hama ini, hasil panen petani berkurang. Jika dalam 1 hektar, petani mampu mendapatkan 5 ton. Tapi akibat serangan hama, petani hanya memperoleh 1 ton. Petani Batu Putih, Ihsan, mengungkapkan, di desa itu ada lahan seluas hampir 300 hektar lebih, ditambah 500 hektar lahan tadah hujan. Dari luas lahan itu, jika dihitung total yang mengalami serangan hama menca-

pai 25 hektar yang ada di tiga dusun. Menurutnya, petani di desa setempat mulai panen sejak akhir puasa, hingga saat ini ada beberapa petani yang masih panen. Penurunan produksi ini jelasnya menyebabkan petani merugi hingga puluhan juta rupiah, karena harus menanggung biaya produksi. Selain terancam gangguan hama, produksi padi juga terancam oleh dampak kekeringan di daerah itu. Kekeringan mulai melanda bagian barat desa. Terdapat lima dusun dengan luas lahan 500 hektar tidak bisa ditanami, lantaran tidak ada air. Lima dusun tersebut antara lain, Labuan Poh , Nusa Sari, Selegong, Ketapang. “Sedangkan yang belum diserang kekeringan, ada empat dusun seperti, Mekar

Sari, Siung , Berambang dan Tibu Baru,” sebutnya. Sebagian besar lahan yang tak bisa ditanami, jelasnya, termasuk tadah hujan. Petani hanya bisa menanami menunggu hujan turun. Namun ada sebagian lahan bisa ditanami, karena mengandalkan air kali. Airnya sungai di sedot menggunakan mesin pompa air. Ia menambahkan, petani juga mengeluhkan terlambatnya bantuan bibit jagung dari pemerintah, sementara petani sudah menunggu sejak lama. Ia sendiri sudah mengontak pihak dinas, namun masih terkendala proses administrasi. Karena khawatir terlambat menanam, sebagian petani pun terpaksa menggunakan biaya pribadi untuk membeli bibit.(her)


SUARA PULAU SUMBAWA

SUARA NTB Senin, 10 Agustus 2015

Halaman 6

Dibagi dalam Enam Gelombang Sumbawa Besar (Suara NTB) Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Sumbawa masih terus menggelar pelatihan soal Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang dibagi dalam enam gelombang. Untuk Kepala sekolah SD/ MI, SMP/MTs se Kabupaten Sumbawa. Baik untuk sekolah negeri maupun swasta. Agar kapala sekolah memahami secara lebih mendalam tentang SPM. Salah satunya diperkenalkan soal metode input data SPM. Sebagaimana disampaikan Kasubag Program Dinas Diknas Sumbawa, Amir Mahmud M.E, di ssela-sela pelatihan SPM yang berlangsung di hotel Sutan, dalam beberapa hari terakhir. Kali ini, giliran Kepala Sekolah SD/MI untuk gelombang pertama diberikan pelatihan. Diperkenalkan metode input data SPM. Salah satu tugas Kepala Sekolah SD/MI di seluruh satuan pendidikan, menginput data SPM melalui suvervisi di sekolah masing-masing. Pelatihan ini, juga, sambung Amir, mengenalkan tugas dan peran kepala sekolah kaitan dengan SPM. Khususnya lebih mempertegas indicator pencapaian SPM. Peserta dilatih menghitung SPM di satuan pendidkan. Kepala skeolah juda diminta memberikan tanggapan terhadap apa yang menjadi kendala dalam hal SPM, mana indikatoryang mudah dan sulit dicapai. “Kami juga sampaikan hasil survey 2014. Untuk emndapatkan posisi kita di Sumbawa terkait SPM. Kita juga minta Kepala Sekolah agar membantu pengawas menginput data SPM. Meteri umum ang didsampaikan, konsep dasar SPM Dikdas, 27 Indikator dan Pengukuran Indikator Pencapaian (IP) SPM Dikdas. Mekanisme

(Suara NTB/bug)

TERIMA KASIH - Sejumlah spanduk berisikan ucapan terima kasih kepada Kyai Zul - Mala yang ditempatkan di sejumlah ruas jalan dalam kota Taliwang, KSB, Minggu (9/8).

Marak, Spanduk Ucapan Terima Kasih kepada Kyai Zul – Mala Taliwang (Suara NTB) Dalam sepekan terakhir, pemandangan di dalam kota Taliwang mendadak ramai dengan bentangan baliho dan spanduk. Isinya berupa penyampaian ucapan terima kasih masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) kepada bupati dan wakil bupati Dr. KH. Zulkifi Muhadli, SH., MM – Drs. H. Mala Rahman (Kyai Zul – Mala). Tepatnya tanggal 13 Agustus mendatang, pasangan bupati/wakil bupati pertama KSB ini resmi tidak lagi menjabat. Dan untuk menyampaikan rasa ucapan terima kasih kepada keduanya, seluruh lapisan masyarakat KSB nampaknya punya cara tersendiri yakni dengan memanfaatkan media luar ruang berupa baliho dan spanduk. Pantauan media ini, Minggu (9/8), tak hanya dinas/instansi yang ramai-ramai memasang baliho dan spanduk. Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pun tak ketinggalan melakukan hal yang sama. Al hasil hampir di seluruh sudut jalan terutama akses jalan menuju KTC (pusat kantor pemerintahan KSB) marak dengan berbagai spanduk berisikan ucapan terima kasih kepada duo pemipin KSB itu. Memang sudah selayaknya masyarakat KSB menyampaikan terima kasih pada Kyai Zul – Mala. Pasalnya pasangan kepala daerah ini menjadi ikon KSB karena menjadi pemimpin pertama KSB sejak mekar dari kabupaten Sumbawa pada tahun 2003 silam. Dan dalam 10 tahun terkahir pasangan ini pun, disukai atau tidak telah menancapkan pondasi pembangunan KSB sebagai daerah otonomi baru yang mampu bersaing baik di tingkat regional hingga nasional. Kabag Humas dan Protokol Pemda KSB, Najamuddin Amy, S.Sos mengatakan, pemerintah mengapresiasi berbagai bentuk ucapan terima kasih yang disampaikan masyarakat saat ini. “Ucapan itu bukan hanya bentuk terima kasih tetapi penghormatan atas dedikasi keduanya yang telah berhasil membangun daerah ini,” timpalnya. Ia menyampaikan, untuk menanggapi ucapan terima kasih masyarakat itu bupati akan menggelar acara Progress Report ke X (sepuluh) pada tanggal 10 Agustus (hari ini). Dalam kesempatan itu, bupati akan menyampaikan seluruh capaian pembangunan yang telah dikerjakannya dalam 10 tahun terakhir. “Termasuk juga target-target pembangunan yang belum diselesaikan oleh beliau berdua tentunya. Termasuk juga menyampaikan terima kasih atas dukungan masyarakat selama ini,” pungkas Najamuddin. (bug)

PRAKTIK - Peserta sedang mempraktikkan cara menghitung SPM secara sederhana dalam pelatihan (kiri). Para peserta dari unsur Kepala Sekolah SD/MI pengumpulan dan pengelolaan data/informasi penerapan SPM Dikdas. Pengukuran pencapaian indikator SPM Dikdas. Tugas dan peran pengawas dan kepala sekolah/madrasah dalam penerapan SPM Dikdas.Program PKPSPM Dikdas. Kendala dan potensi pengembangan kapasitas penerapan SPM Dikdas di Satuan Pendidikan. Masalah lokal di Kabupaten/Kota. Hingga hasil yang diharapkan, Peserta dapat menjelaskan konsep dasar SPM Dikdas. Kemudian mengukur pencapaian indikator SPM Dikdas. Dapat menjelaskan tupoksinya sebagai pengawas dan kepala sekolah/madrasah dalam pencapaian indikator SPM Dikdas serta mengetahui permasalahan lokal yang dihadapi daerah dalam penerapan SPM Dikdas. “Dalam pelatihan ini, Kepala sekolah juga melakukan simulasi tentang cara penghitungan SPM,”terang Amir. Kepala sekolah melakukan pengi-

sian data SPM di sekolah/madrasah. Data tersebut kemudian diverifikasi oleh pengawas yang kemudian menyampaikannya ke Dinas Pendidikan/ Kantor Kemenag. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menggabungkan data SPM setiap sekolah/madrasah, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota menggabungkan data SPM setiap sekolah/madrasah. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota mengirimkan data pencapaian SPM di MI atau MTs kepada Bupati atau Walikota cq. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pelayanan pendidikan di Kabupaten/Kota. Salinan laporan pencapaian SPM dikirimkan ke kantor wilayah Kemenag (provinsi) dan Kementerian Agama. Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota membuat rekapitulasi pencapaian SPM Pendidikan Dasar dan melaporkan pencapaian SPM kepada Bupati/Walikota. Bupati/Walikota menyampaikan lap-

oran rekapitulasi pencapaian SPM kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Otonomi Daerah, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Sekretaris Jenderal Kementerian Agama. Dinas Pendidikan Provinsi melakukan monitoring dan evaluasi pencapaian SPM Pendidikan Dasar di setiap Kabupaten/Kota dalam wilayah provinsi yang bersangkutan. Dinas Pendidikan dan Kanwil Kemenag Provinsi, sebagai bagian dari monitoring dan evaluasi, melakukan survei berkala pencapaian SPM pendidikan dasar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama mengkompilasi pencapaian SPM Pendidikan Dasar setiap kabupaten/kota untuk pembuatan kebijakan di bidang Pendidikan Dasar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai bagian dari monitoring dan evaluasi melakukan survey berkala pencapaian SPM Pendidikan Dasar. (arn/*)

Kekeringan di Sumbawa Meluas Sumbawa Besar (Suara NTB) Kekeringan yang melanda Sumbawa semakin meluas. Selain krisis air bersih, dampak paling besar dirasakan petani yang tanaman padinya terancam puso. Bahkan sebagian sudah puso, seperti yang terjadi di sejumlah wilayah.

(Suara NTB/bug)

KSB Tidak Anggarkan Kebersihan Kolam TWA Lebo Taliwang (Suara NTB) Kondisi kolam Taman Wisata Alam (TWA) danau Lebo dalam waktu dekat nampaknya tidak bisa bersih dari gempuran tanaman gulma. Pihak Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Dispakrekraf) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) mengaku tidak memiliki anggaran untuk membersihkan tanaman pengganggu yang kini hampir menutupi setengah areal genangan kolam. Sekretaris Dispakrekraf KSB, Ir. M. Saleh, M.Si, Sabtu (8/8) mengatakan, tahun ini pemerintah hanya menganggarkan pembangunan kolam renang di lokasi TWA Lebo. Sementara anggaran untuk perawatan kolam TWA Lebo yang telah ada pihaknya tidak menyiapkannya. “Program kami tahun ini tidak ada untuk kegiatan pemeliharaan atau pembersihan kolam Lebo,” jelasnya kepada wartawan. Ia mengungapkan, sejak diresmikan tahun 2013 lalu kolam TWA Lebo belum pernah dibersihkan. Karenanya tak hanya gulma yang sekarang menjadi ancaman keberadaan kolam, namun juga permukaan mengalami sedimentasi akibat lumpur yang menumpuk. “Bukan hanya tertutup gulma, tapi juga terjadi sedimentasi di sana,” cetusnya. Diakui Saleh, gulma yang menutupi areal kolam TWA Lebo saat ini sudah benar-benar mengganggu. Salah satu buktinya wahana sampan bebek yang ditempatkan pihaknya, kini sudah tidak bisa dioperasikan seluruhnya. Dispakrekraf terpaksa mengevakuasi wahana sampan yang biasa digunakan warga saat berkunjung ke lokasi kolam TWA Lebo agar tidak terjebak gulma. “Upaya yang kami bisa lakukan sekarang hanya mengevakuasi peralatan yang ada di sana supaya tidak ikut rusak. Sementara hanya itu yang bisa kami lakukan karena untuk membersihkannya kami tidak punya anggaran,” timpal Saleh. Selanjutnya Saleh mengatakan, sebenarnya untuk membersihkan kolam TWA Lebo harus melibatkan dinas lainnya, terutama Dinas Pekerjaan Umum (PU). Pasalnya dinas tersebut memiliki fasilitas yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pembersihan. “Dinas PU kan punya alat berat eskavator amfibi. Seharusnya itu bisa digunakan kalau memang ada keinginan untuk membersihkan kolam Lebo itu,” ungkapnya. (bug)

(Suara NTB/arn)

Diknas Sumbawa Terus Latih Kepala Sekolah Soal SPM

Kasi Pemeliharaan Tanaman Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan HTP) Sumbawa, Usman S.P, ketika dihubungi, Minggu (9/8) menyebutkan, data sementara ini sedikitnya 200 hektar sawah di desa Batu Bangka kecamatan Moyo Hilir, mengalami kekeringan dalam kondisi berat dan terancam puso. Dengan umur tanaman 21-35 hari. “Padi yang terancam puso ini berada di zona merah. Arinya, tidak dianjurkan menanam padi padi musim ini,” terangnya. Selain itu, sekitar 150 hektar padi di wilayah Pemasar dan Unter Malang kecamatan Pelampang juga dalam kondisi sedang dan berat. Meski berada di jalur hijau, yang disarankan mengikuti pola tanam pada musim ini. Dengan umur

tanaman yang sudah mencapai sebulan lebih. Namun minimnya debit air yang mengalir membuat padi juga terancam puso. Kalau air yang diharapkan tak juga mengalir dalam beberapa hari kedepan, maka petani Maronge juga akan mengalami nasib serupa dengan petani di Batu Bangka. Paling memprihatinkan, sekitar 32 hektar padi di sekitar desa Pelampang, Sepakat dan SepayungkecamatanPelampangsudah dipastikan puso. Dengan umur padi yang sudah menjelang berbuah. Puso juga dialami petani di Buer lahan sekitar 12 hektar. Serta 13 hektar di sekitar desa Jorok Utan yang kini juga terancam puso. Sementara hujan juga sudah tidak turun. Dengan debit air yang makin menipis, maka kondisi lebih buruk bisa saja terjadi. (arn)

DIPERIKSA – Tersangka penjual togel, SU saat diperiksa penyidik di Polres Sumbawa, Minggu (9/8).

Diduga Jual Togel

(Suara NTB/ind)

Seorang IRT Ditangkap Polisi Sumbawa Besar (Suara NTB) Diduga melakukan penjualan kupon putih (togel), SU (31), seorang ibu rumah tangga (IRT), warga kampung Pelita, desa Labuan Mapin, kecamatan Alas Barat, harus berurusan dengan polisi. Dia ditangkap polisi di kediamannya pada Sabtu (8/8) sekitar pukul 15.30 Wita. Ibu dua anak ini tak bisa mengelak saat polisi mendapatkan sejumlah barang bukti di rumahnya. Dari tanggannya, polisi mengamankan sebuah ponsel, se-

buah dompet, sebuah tas, dua buah penggaris, tiga balpoint, satu buah buku tulis, satu lembar kertas angka mati, satu lembar rumusan tiga angka, satu lembar rumusan biji, dua lembar angka tarik warna kuning, lima lembar angka pembelian, satu buah papan klip dan uang sebesar Rp 459.000. Kapolres Sumbawa melalui Kasat Reskrim Polres Sumbawa, Iptu Tri Prasetyo kepada Suara NTB, Minggu (9/8) memaparkan, sebelumnya pihaknya mendapatkan informasi dari masyarakat,

bahwa di tempat dimaksud terjadi penjualan kupon putih (togel). Sehingga pihaknya melakukan penggerebekan dan menangkap yang bersangkutan. Pelaku dan beberapa barang bukti kemudian diamankan ke Polres Sumbawa untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. “Intinya kami dapat informasi, kemudian kami tangkap pelaku. Saat ini pelaku beserta barang bukti sudah kita amankan di Polres Sumbawa,” tukas Tri, sapaan akrab perwira muda ini. (ind)

KPU Berharap Masyarakat Tanggapi Pasangan Cabup Taliwang (Suara NTB) KPU Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) berharap masyarakat untuk menyampaikan tanggapan terkait syarat pencalonan dan syarat calon yang telah diserahkan masing-masaing pasangan calon peserta Pilkada yang telah mendaftar. Ketua KPU KSB, Khaeruddin, SE, Sabtu (8/8) mengatakan, ruang untuk pemberian tanggapan terhadap pecalonan para pasangan calon itu sudah dibuka sejak jadwal pendaftaran dibuka pada

26 Juli lalu dan akan berakhir saat penetapan calon 24 Agustus mendatang. “Bagi masyarakat yang ingin memberikan tanggapan terhadap berbagai hal terkait syarat pencalonan dan syarat calon agar bisa menyampaikannya mulai sekarang,” katanya kepada wartawan. Proses penyampaian tanggapan itu cukup sederhana. Khaeruddin memaparkan, bagi setiap masyarakat yang akan menyampaikannya, dapat melakukannya secara tertulis dan dialamatkan ke kantor KPU setempat. Dalam laporannya itu, bersangkutan (penyampai tanggapan) diharusnya menyertakan

identitas lengkapnya. “Identitasnya harus lengkap dan jelas. Tidak perlu khawatir karena kami akan merahasiakan para pemberi tanggapan,” janjinya. Sesuai dengan ketentuan, setiap tanggapan atau laporan masyarakat yang masuk akan ditindaklanjuti oleh KPU. Khaeruddin mengungkapkan, untuk menindaklanjuti laporan yang masuk pihaknya akan langsung melakukan penelitian dan verifikasi faktual di lapangan sesuai laporan yang diterima pihaknya. “Seluruh hal bisa dilaporkan. Dan kami pasti akan tindaklanjuti di lapangan,” tegasnya. Terkait berkas pecalonan dan syarat calon yang telah diserahkan oleh masing-masing pasangan calon hingga masa perbaikan 7 Agustus lalu, pihaknya kata

Khaeruddin, sudah mulai melakukan penelitian. Dan untuk setiap berkas yang mencurigakan dan terlebih mendapat tanggapan dari masyarakat maka pihaknya akan melajukan faktualisasi dan validasi lapangan. “Kami sangat mengharapkan partisipasi masyarakat dalam memeriksa berkas pencalonan dan syarat calon. Karena kalau tidak ada laporan, kami tidak punya dasar untuk melakukan verifikasi faktual atas berkas yang diajukan pasangan calon,” urainya. Hingga penutupan masa pendaftaran calon Pilkada KSB 28 Juli, tercatat sebanyak empat bakal pasangan calon mendaftar ke KPU KSB. Keempat pasangan calon itu masing-masing Kusmayadi – Khairuddin Karim (K2), pasangan Mala Rahman – Iwan

Panjidinata (Mapan), pasangan Musyafirin – Fud Syaifuddin (F1) dan terakhir pasangan H.M. Nur Yasin – Masra Jayadi (Nurmas). Khaeruddin menyampaikan, terhadap seluruh pasangan calon saat ini secara umum telah menyerahkan syarat pencalonan dan syarat calon yang ditentukan. Hanya yang tertunda adalah surat resmi pernyataan penetapan mundur sebagai anggota DPR dan PNS yang belum disampaikan karena masih diberikan waktu hingga 60 hari ke depan pasca penetapan calon. “Untuk syarat itu mereka masih diberikan waktu. Nah kalau soal persyaratan dukungan calon perseorangan, kita sekarang melakukan verifikasi kegandaan dan setelah itu akan kita sampaikan ke PPK untuk verifikasi lapangannya,” pungkasnya. (bug)


SUARA NTB Senin, 10 Agustus 2015

SUARA PULAU SUMBAWA Siswa dan Guru Masih Trauma

Penggerebekan Pesta Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Tersangka Kota Bima (Suara NTB) Hingga Sabtu (8/8), aparat Sat Resnarkoba Polres Bima Kota belum menetapkan tersangka terhadap oknum anggota Polres Dompu dan empat orang warga yang diduga menggelar pesta narkoba di sebuah koskosan. Penyidik masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap kelima orang dimaksud. Kelima orang tersebut masing-masing Aipda SH (41), Jum warga Kelurahan Dara, AH (23) warga Kelurahan Lewirato, HA (26) warga Kelurahan Dara dan seorang wanita YPH (18). Kelimannya diamankan pada Kamis (6/8) lalu di sebuah kamar kos-kosan di Kelurahan Dara. Meski telah ditemukan barang bukti, belum satu pun dari lima orang ini ditetapkan sebagai tersangka, padahal hasil tes urine positif. Alasan penyidik belum menetapkan kelimannya sebagai tersangka karena masih melakukan pendalaman. “Tes urine sudah positif, tapi belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka,” ujar Kapolres Bima Kota melalui Kasat Resnarkoba, AKP H. Taufik, SH, Sabtu. Selain itu, lanjut Taufik, pihaknya masih memiliki waktu untuk menetapkan tersangka. Untuk tahap pertama waktu penetapan tersangka selama tiga kali 24 jam, selanjutnya bisa ditambah menjadi enam kali 24 jam. Karena orangnya banyak, sehingga pihaknya ingin tahu persis peran dari masing-masing yang diamankan dimaksud serta pasal mana yang diterapkan. “Karena ini kan ada dua TKP, satu di dalam kamar kos dan satu TKP di gang masuk menuju kos,” terang Taufik. Untuk selanjutnya, setelah pemeriksaan dan pendalaman selesai, pihaknya akan melakukan gelar perkara ulang untuk menetapkan status tersangka. Gelar perkara ini melibatkan sejumlah fungsi terkait termasuk aparat Provost,” tuturnya. Kelima orang termasuk oknum anggota Polres Dompu tersebut digerebek pada Kamis malam. Saat itu, tiga orang ditangkap terlebih dahulu termasuk Aipda SH, sementara dua orang lainnya diamankan saat mengendarai mobil menuju kos. Dalam penggerebekan tersebut aparat mengamankan total delapan poket serta tiga gram sabu. Selain itu juga turut diamankan alat bukti bong lengkap dengan pipet, kertas klip serta satu unit mobil. (use)

Sekolah di Desa Konflik Masih Diliburkan Dompu (Suara NTB) SMAN 1, SMPN 7, dan SDN 2 Manggelewa merupakan sekolah yang menjadi sasaran perkelahian antarwarga Dusun Jatimengi dan Jatibaru Desa Tekasire Manggelewa. Sekolahpun belum berani beraktivitas karena belum adanya upaya mediasi perdamaian kedua Dusun yang bertikai. Trauma dari para guru dan siswa di seluruh sekolah tersebut masih membekas hingga saat ini. Sekolah di sana sempat di-sweeping warga untuk mencari siswa dan guru, sehingga menimbulkan trauma. Sekretaris Dinas Dikpora Kabupaten Dompu, Wahyuddin, S.Sos kepada Suara NTB, Minggu (9/8) menyebutkan, dirinya mendapat laporan dari para Kepala Sekolah di daerah konflik Manggelewa. Kepala sekolah meminta untuk sementara belum memulai aktivitas belajar mengajar karena masih trauma akibat konflik antarwarga Jatibaru dan Jatimengi sam-

bil melihat perkembangan hingga ada upaya mediasi. Meliburkan siswa untuk sementara, dikatakan Wahyuddin, belum menjadi kebijakan dan akan disampaikan kepada Kepala Dikpora Dompu dan dilakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk mendapatkan solusi terbaik. “Besok kita akan koordinasikan dengan pihak terkait untuk mendapat solusi terbaik,” terangnya. Kepala Dinas Dikpora Dompu, H. Ichtiar mengatakan, bila kondisi keamanan di daerah konflik belum kondusif, pihaknya akan meliburkan sementara siswa. Jangan sampai siswa, guru dan kepala sekolah menjadi korban perkelahian warga, apalagi berada di daerah konflik. “Kalau memang tidak aman, kita akan liburkan untuk sementara,” katanya. Kepala UPTD Dikpora

Pelantikan Penjabat Bupati Bima Dilaksanakan di Mataram

pacuan kuda Lepadi, Kabupaten Dompu, hampir setiap akhir pekan diisi dengan pacuan kuda oleh para joki cilik, baik untuk sekadar berlatih maupun untuk keperluan sekadar diambil gambarnya oleh wisatawan yang datang berkunjung ke sana. Arena pacuan kuda di Lepadi ini akan makin ramai di saat hari libur.

Polisi Gagalkan Balap Liar Sumbawa Besar (Suara NTB) Aparat kepolisian Polres Sumbawa membubarkan aksi balap liar yang dilakukan sejumlah remaja, Sabtu (8/8) malam hari. Kelompok remaja yang hendak melakukan aksi trek-trekan di jalan Yos Sudarso ini panik saat polisi tiba di tempat tersebut. Serentak mereka membubarkan diri dan kabur menghindari aparat. Dalam kelompok tersebut tak hanya kaum pria saja, namun beberapa gadis juga ikut dalam beberapa kelompok ini. Hampir setiap malam aksi ugal-ugalan yang dilakukan para remaja dengan motor pretelan ini. Dan waktunya pun berlangsung dari pukul 23.00 Wita hingga dini-

hari. Starnya pun dimulai dari depan Kodim 1607 sampai simpang PLN Sumbawa. Tak jarang aksi itu pun mengganggu pengguna jalan lain serta warga sekitar akibat suara bising kendaraan para pembalap liar ini. Taruhan pun juga sering dilakukan dalam mengunjuk kebolehan dari motor masing-masing. Informasi warga sekitar, aksi yang dilakukan para remaja ini sudah seminggu dilakukan di sepanjang jalan Yos Sudarso. Kelompok pun tersebar di berbagai tempat, mulai dari simpang Makodim, depan SMPN 1 Sumbawa, depan Suka Duka dan bundaran PLN Sumbawa, yang nampak menunggu waktu memulai start. Anggota kepolisian terjun ke lokasi melakukan patroli, dengan

dipimpin oleh Kepala SPKT Polres, Aiptu M. Yusuf. Kepada wartawan, M. Yusuf, Minggu (9/8) mengatakan, pihaknya terjun ke lokasi untuk melakukan patroli, setelah sebelumnya mendapatkan informasi dari warga sekitar akan adanya aksi tersebut. “Kami menerima laporan dari warga akan adanya aksi ini,” terangnya. Menurut Yusuf, aksi ini sangat mengganggu dan membahayakan selain pengendara itu sendiri, juga pengguna jalan lain karena berpotensi terjadinya kecelakaan lalu lintas. Sehingga upaya pencegahan, pihaknya akan tetap melakukan patroli. “Kami akan tetap melakukan patroli rutin untuk mencegah aksi yang mengganggu dan membahayakan ini,” tukasnya. (ind)

KPUD Bima Batasi Penggunaan Dana Kampanye Bima (Suara NTB) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bima akan membatasi penggunaan dana kampanye calon Bupati (Cabup) dan Wakil Bupati (Wabup) Bima. Megingat sebagian dana kampanye dari pasangan calon akan ditanggung oleh KPU setempat, yang sumber anggaranya berasal dari APBD. Ketua KPU Kabupaten Bima, Siti Nursusilawati, S.Ip, M.Mip kepada Suara NTB, Sabtu (8/8) mengatakan, dana atau anggaran yang boleh dipakai oleh pasangan calon untuk mencetak keperluan masa kampanye nanti ada sembilan item. “Jadi, 9 bagi 100 dikali jumlah pemilih yakni 350 ribu kemudian dikali 25 ribu. Itu berarti, dana yang akan digunakan sekitar Rp 780 juta. Nursusila menjelaskan, sembilan item tersebut juga akan dibebankan oleh KPU setempat, seperti pembuatan poster. Sedangkan beberapa item lagi akan ditanggung oleh pasangan calon masing – masing dan har-

(Suara NTB/ist)

Nursusilawati ganya tetap akan dibatasi oleh pihaknya sesuai dengan aturan. “Lagipula besaran dana kampanye yang digunakan oleh pasangan nanti. tergantung kegiatan yang dilakukan oleh pasangan calon. Hanya saja tetap akan dibatasi dengan massa sekitar seribu orang,” jelasnya. Dikatakan, pilkada tahun ini

banyak perubahan daripada pilkada sebelumnya. Menurutnya, 2015 ini Pasangan Calon berkewajiban untuk menyerahkan laporan penggunaan dana kampanye sebelum pemilihan atau pemungutan suara. Jika tidak, konsekuensinya dapat dibatalkan pencalonannya. “Pilkada yang kemarin – kemarin kan menyerahkan sesudah pemilihan, tapi kalau sekarang sebelum. Jika tidak, akan dibatalkan,” katanya. Dia menegaskan, setelah penetapan pasangan calon nanti, beberapa baliho pasangan calon atau alat peraga yang dipasang di beberapa wilayah akan diturunkan dan sebelumnya dihimbau terlebih dahulu. “Jika tidak, maka panwas bersama pemerintah daerah yang akan bertindak,” tegasnya. Dia juga menambahkan, keempat calon sudah melaporkan harta kekayaannya masing – masing di KPK RI, dan sampai saat ini pihaknya tengah menunggu hasilnya untuk diumumkan. “Yang jelas sudah semua,” pungkasnya. (uki)

Empat Bacabup Dompu

Lengkapi Berkas Pencalonan Dompu (Suara NTB) ngan H. Abubakar Ahmad – KisEmpat bakal calon Bupati man Pangeran. dan wakil Bupati Dompu Setelah penyerahan dokumengembalikan berkas perbai- men perbaikan syarat calon, kan syarat calon di hari terakhir Rusdiyanto mengatakan, pimasa perbaikan. Syarat calon haknya akan kembali memveripasangan Bupati dan wakil Bu- fikasinya hingga 14 Agustus pati ini akan diverifikasi kemba- mendatang. Namun pengumuli hingga 14 Agustus dan diteta- man dan penetapan sebagai pkan sebagai calon pada 24 pasangan calon Bupati dan wakAgustus mendatang. il Bupati dilakukan pada 24 Ketua KPU Dompu, Rus- Agustus. “Penetapannya tetap diyanto, ST kepada Suara NTB, pada 24 Agustus,” katanya. Minggu (9/8) mengatakan, keemIa pun mengaku, hingga pat pasangan bakal calon Bupati saat ini tidak ada perubahan dan wakil Bupati Dompu yang jadwal tahapan pemilihan ketelah mendaftarkan di KPU pala daerah (Pilkada) serenDompu telah menyampaikan tak kendati beberapa daerah syarat perbaikan yang telah dis- seperti di Kota Mataram ampaikan KPU. Keempat masih terkendala tidak adanpasangan Cabup dan Cawabup ya calon yang mendaftar. menyerahkan pada hari tera- “Sampai saat ini tidak ada khir, 7 Agustus 2015. “Keempat- perubahan jadwal dari yang nya menyerahkan berkas dokuditetapkan sebelummen perbaikan syarat calon nya,” jelasdi hari terakhir masa n y a . perbaikan,” katanya. (ula) Sebelum batas penyerahan berkas perbaikan, Rusdiyanto mengatakan, keempatnya hanya lakukan konsultasi dan baru disampaikan pada Sabtu (8/8) hingga sebelum pukul 16.00 wita. Keempat pasangan secara berturut – turut yaitu pasangan H. Mulyadin – Kurniawan Ahmadi, pasangan H. Bambang M. Yasin – Arifuddin, pasangan Syafruddin Yasin – Rafiuddin H. Anas, d a n pasaRusdiyanto (Suara NTB/ula)

(Suara NTB/ist)

Prayit Haryanto

sekolah dan berkantor di Desa Tekasire, Brury mengatakan, pihaknya akan melakukan penjagaan dan pengawalan bila diminta. “Kalau diminta penjagaan, kita akan lakukan pengawalan,” katanya. (ula)

PACUAN KUDA - Arena

Diduga Pesta Sabu

Bima (Suara NTB) – Salah seorang yang diduga aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) Bima, harus berurusan dengan aparat Polres Kabupaten Bima. Kali ini bukan persoalan aksi demo yang dilakukannya, namun oknum ini kedapatan berpesta sabu – sabu bersama dengan kekasihnya dan satu orang mahasiswa. Informasi yang dihimpun Suara NTB, Minggu (9/8) menyebutkan, oknum aktivisi ini berinisial DL (29), warga Desa Cenggu Kecamatan Belo Kabupaten Bima, yang merupakan aktivis ternama di Bima. Sementara kekasihnya yang statusnya sudah memiliki suami itu, berinisial ML (24) warga Mande III Kelurahan Sadia Kecamatan Mpunda Kota Bima. Sedangkan satu orang sisanya, berinisial AMN (23) yang saat ini berstatus mahasiswa. Ketiganya diduga sebagai tersangka pelaku tindak pidana narkotika. Kapolres Kabupaten Bima, melalui Kasat ResNarkoba Iptu Prayit Haryanto, SH kepada Suara NTB, Sabtu (8/8) mengungkapkan, dari tangan ketiganya, polisi berhasil menyita sejumlah barang bukti (BB). Dintaranya, 1 poket kristal sabu, dengan berat l/k 0,6 gram. Seperangkat alat hisap sabu, sebuah kaca silinder habis dipergunakan, dua unit Handphone, sebuah korek api tanpa kepala, dua butir Tramadol dan delapan butir Dexteem plus. “Ketiga pelaku dan BB saat ini sudah diamankan. Pada penangkapan, kami juga meminta bantuan kepada dua orang warga untuk menyaksikan penggeledahan,” ungkapnya Prayit menjelaskan, penangkapan ketiga tersangka itu, dilakukan pada Jumat (7/8) sekitar pukul 12.00 wita, di salah satu rumah di BTN Panda Desa Panda Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima. Sebelumnya, pihaknya telah memperoleh informasi dari warga sekitar. Tak membuang kesempatan, beberapa petugas langsung ke TKP. “Saat diintai, ketiganya hendak menikmati kristal haram tersebut. Seperangkat alat hisap sabu masih tergeletak di meja, dan penggerebekan langsung dilakukan,” jelasnya. Karena tidak menyadari kehadiran petugas, ketiga pelaku hanya pasrah ketika digelandang ke kantor polisi. Ketiga tersangka tak bisa mengelak karena barang bukti berada di tangan. Saat ini para pelaku masih menjalani serangkaian pemeriksaan. “Kami akan terus mengembangkan kasus ini guna mengungkap jaringan di atasnya,” pungkasn y a . (uki)

Manggelewa, Jakariah yang dihubungi terpisah mengatakan, belum berani menginstruksikan kepada sekolah yang ada di daerah konflik untuk kembali memulai aktivitas belajar - mengajar, Senin (10/8) ini karena belum ada jaminan dari aparat keamanan. “Kita belum berani (menyuruh siswa kembali masuk). Tapi kami akan masuk apabila ada jaminan keamanan. Sampai saat ini belum ada pernyataan dari keamanan. Itu (dikoordinasikan) dari pihak Kabupaten,” katanya. Kapolres Dompu, AKBP Brury Soekotjo, SIK yang dihubungi mengatakan, kondisi keamanan di Desa Tekasire Manggelewa sudah relatif aman. Namun demikian aparat keamanan masih berjaga – jaga di kedua Dusun maupun daerah perbatasan. “Sekarang sudah kondusif,” ungkapnya. T e r k a i t keamanan bagi siswa yang ber(Suara NTB/ist)

Bima (Suara NTB) – Pelantikan penjabat Bupati Bima untuk mengisi kekosongan selama enam bulan kedepan, dipastikan akan digelar di Mataram, Senin (10/8) hari ini. Mengingat jabatan Bupati Bima, Drs. H. Syafruddin H.M. Nor, M.Pd., M.M., telah berakhir tertanggal 9 Agustus hari ini. Sedangkan Serah terima jabatan (sertijab) dijadwalkan akan digelar di aula Pemerintah Kabupaten Bima, Kamis (13/8) mendatang. “Pelantikan penjabat akan digelar Senin besok oleh Bapak Gubernur NTB di Mataram,’’ ucap Sekda Bima, Drs. H.M. Taufik, HAK, M.Si, kepada Suara NTB, Sabtu (8/8). “Insya Allah kita sudah jadwalkan hari Kamis ini untuk sertijabnya,” katanya. Diakuinya, sampai saat ini nama penjabat yang akan dilantik belum diketahuinya, mengingat SK tersebut langsung dikeluarkan oleh Presiden melalui Kemendagri. Taufik berharap siapapun penjabat yang ditunjuk nanti, diharapkan dapat menjalankan amanah sesuai dengan undang-undang dan keputusan Menteri Dalam Negeri (Kemendagri). Kemudian, bisa menjalankan dan melanjutkan roda pemerintahan selama ini dijalankan Bupati lama. (uki)

Oknum Aktivis di Bima Ditangkap

Halaman 7


SUARA NTB Senin, 10 Agustus 2015

POLHUKAM

Halaman 8

Polres Mataram Usut Dugaan Korupsi Baru

Akhiri Masa Jabatan

Walikota akan Dijemput Ratusan Warga Dasan Agung Mataram (Suara NTB) Walikota Mataram H. Ahyar Abduh dan Wakil Walikota Mataram H. Mohan Roliskana akan mengakhiri masa jabatannya Senin (10/8) hari ini. Seperti tradisi lima tahun lalu, Walikota diantarkan oleh seluruh warga Dasan Agung untuk menempati Pendopo Walikota. Di akhir masa jabatannya H. Ahyar Abduh akan dijemput oleh sekitar 500 warga Dasan Agung, untuk kembali ke kediamannya. Demikian disampaikan Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokoler Setda Kota Mataram, Lalu Alwan Basri via ponsel Minggu (9/8). Dijelaskan Alwan, sebelum menghadiri serah terima jabatan ke penjabat Walikota di Kantor Gubernur NTB, Walikota dan Wakil Walikota akan memimpin apel terakhir di hadapan seluruh PNS di halaman Kantor Walikota. Selanjutnya, Walikota akan menghadiri hari Veteran. “Sebelum serah terima jabatan, Besok (hari ini, red) Pak Wali pimpin apel dan hari Veteran,” kata Alwan. Usai menghadiri pelantikan, Walikota akan dijemput oleh sekitar 500 warga Dasan Agung. Tradisi ini dilakukan seperti lima tahun sebelumnya, saat masyarakat mengantarkan orang nomor satu di Kota Mataram ini ke rumah dinasnya. “Dulu kan ketika Pak Wali menempati Pendopo juga diantar warga. Nah ketika kembali ke kampung juga diantar,” terangnya. Sebelumnya, Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh mengaku, telah mengemas barang - barang pribadi miliknya. Meninggalkan rumah dinas sudah biasa dilakukan dan dikomunikasi dengan istri dan anaknya. “Barang - barang pribadi sebagian sudah saya pindahkan. Dan anak dan istri saya sudah saya kasi tahu,” ungkapnya. Sebelum mengakhiri masa jabatan lanjut Walikota, seluruh program dan kegiatan diusahakan hadir. Apalagi ada agenda besar yakni Festival Mentaram. Sebagai diketahui, penjabat Walikota Mataram akan dilantik Senin (10/8) hari ini di Kantor Gubernur NTB. Kepastian hingga kapan posisi walikota dijabat hingga kini masih menunggu kepastian. Sebab, menunggu kepastian Pilkada Kota Mataram. Sejauh ini, Komisi Pemilihan Umum masih memperoleh satu calon tunggal yakni pasangan AMAN (H. Ahyar Abduh - H. Mohan Roliskana). (cem)

Dugaan Penggunaan Ijazah Palsu Tak Terbukti Praya (Suara NTB) Munculnya isu dugaan penggunaan ijazah palsu oleh salah satu calon kepala daerah pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Lombok Tengah (Loteng) beberapa waktu lalu sudah ditindaklanjuti oleh Panwaslu Loteng. Dari hasil penelitian yang dilakukan tidak ditemukan adanya ijazah palsu seperti dugaan awal yang beredar. Demikian ditegaskan Ketua Panwaslu Loteng, L. Darmawan, ketika dikonfirmasi Suara NTB, Sabtu (8/8). Ia menjelaskan, begitu pasangan calon kepala daerah menyerahkan dokumen persyaratan pencalonan, pihaknya bersama dengan KPU Loteng langsung melakukan verifikasi dan validasi. Terutama persyaratan personal dari calon kepala daerah itu. Salah satunya, terkait keabsahaan dan validasi ijazah calon kepala daerah bersangkutan. Diakuinya, dari 12 calon kepala daerah yang mendaftar, memang ada calon kepala daerah yang katanya dicurigai menggunakan ijazah palsu. Tetapi setelah dikonfirmasi dan diklarifikasi terkait keabsahaan ijazah tersebut, ke instansi terkait ternyata yang disangkakan tidak terbukti. Hal tersebut tidak hanya dilakukan pada satu calon kepala daerah saja. Tetapi semua calon kepala daerah tanpa terkecuali. Darmawan pun menegaskan, kewenangan pihaknya hanya sebatas itu. Bahwa ketika lembaga terkait menyatakan ijazah tersebut sah, maka pihaknya tidak bisa menafsirkan yang lain. “Perkara apakah ijazah tersebut benar-benar asli atau palsu, ada pihak yang lebih berwenenang. Kita hanya sampai batas, klarifikasi saja. Bahwa kalau sudah diakui oleh lembaga terkait maka itu sudah diangap sah,” tambahnya. Pihak terkait dalam hal ini bisa lembaga pendidikan bersangkutan. Maupun lembaga pemerintah yang menaungi pendidikan. Karena bisa saja, ada lembaga pendidikan yang saat ini sudah tidak beroperasi lagi. Tapi dulunya sudah beroperasi dan sudah memiliki lulusan. “Kalau lembaga pendidikan yang mengeluarkan ijazah tersebut berjalan, maka yang kita klarifikasi lembaga bersangkutan. Tapi kalau lembaga tersebut sudah tidak berjalan atau tutup, maka instansi pemerintah yang klarifikasi,” pungkas Darmawan. (kir)

Mataram (Suara NTB) Sat Reskrim Polres Mataram dibawah komando AKP Zaky Maghfur, SIK menyadari sepenuhnya bahwa dampak korupsi lebih massif dibanding tindak pidana konvensional. Persepsi ini akan diaktualisasikan dalam bentuk penegakan hukum, dengan memprioritaskan penanganan kasus korupsi, tanpa mengabaikan tindak pidana umum lainnya.

(Suara NTB/ars)

INTEROGASI - Tersangka RH (kiri) dan rekannya MAF saat diinterogasi aparat Polsek Mataram dalam kasus curanmor.

Biayai Hidup Bersama Pacar

Seorang Pemuda Diduga Curi Motor Mataram (Suara NTB) Mendengar aksi pencurian demi membiayai hidup keluarga mungkin sudah biasa. Tapi yang ini justru unik. Seorang pemuda, RH (20), justru melakukan aksi kejahatan demi membiayai hidup dengan pacarnya. Dia ditangkap aparat Polsek Mataram, Sabtu lalu karena diduga mencuri sepeda motor milik anggota TNI. RH ditangkap bersama temannya, MAF (20). Keduanya berasal dari Kelurahan Dasan Agung, Mataram. RH diketahui sebagai residivis karena pernah ditangkap dan ditahan dalam kasus yang sama. “Sementara MAF itu pemain baru. Dia baru sekali beraksi, karena diajak oleh RH,” kata Kasubag Humas

Polres Mataram, AKP I Wayan Suteja, Sabtu (8/8). Pengakuan RH, di pengangguran. Selama ini hidup sekamar kos dengan pacarnya berbulan bulan, bahkan sudah setahun terakhir hidup bersama. Karena tidak ada biaya hidup, dia mengaku terpaksa mencuri. Aksi pertama, beberapa tahun lalu, dia mencuri handphone kemudian dijualnya untuk biaya makan. Aksi kedua, dia kembali mencuri handphone, namun ditangkap polisi. “Saya dipenjara 9 bulan,” akunya. Keluar dari penjara bukannya kapok. Jumat malam lalu, dia mencuri sepeda motor di rumah anggotaTNI di Jalan RA Kartini, Lingkungan Gubuk

Batu, Kelurahan Majeluk Mataram. Saat itu motor jenis Jupiter Z itu diparkir di halaman rumah. Pemiliknya, Subandi, sedang tugas piket. Namun di dalam rumah, sebenarnya ada keluarga korban, tapi pelaku tetap nekat dan mengambil motor targetnya. Tidak lama setelah pelaku beraksi, korban melapor. Atas laporan itu, Polsek Mataram menelusuri dan menemukan RH sebagai pelaku utama dan diciduk Sabtu. Atas perbuatannya itu, RH kini menanti ancaman lebih berat karena dijerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberartan (Curat), ancamannya tujuh tahun penjara. (ars)

Soal Kebakaran di Hypermart

Polres Mataram Usut Dugaan Unsur Kesengajaan Mataram (Suara NTB) Spekulasi muncul dari kasus kebekaran Supermarket Hyparmart di Abian Tubuh, Kecamatan Sandubaya Mataram, beberapa waktu lalu. Agar tidak menjadi isu liar, Sat Reskrim Polres Mataram masih intens mendalami penyebab kebakaran, termasuk adanya indikasi kesengajaan. Sejumlah saksi diperiksa. Karyawan toko, warga di sekitar, termasuk petugas keamanan sudah dimintai keterangan. Mereka yang pertama tahu kebakaran yang bermula berupa letupan api dari gudang, kemudian melahap hampir semua gedung Hyparmart itu. “Saksi saksi

sudah kita periksa. Apakah ada nanti ada unsur kesengajaan, kita juga dalami itu,” kata Kasat Reskrim Polres Mataram, AKP Zaky Maghfur, Sabtu (8/8). Spekulasi diakuinya muncul, ketika kebakaran terjadi selepas subuh. Jika alasannya ada beban puncak arus listrik, saat itu belum terlalu banyak masyarakat pengguna listrik. Tapi alibi itu akan dicek dengan keterangan karyawan yang pertama kali membuka rolling door supermarket, karena da informasi lain menyebut, bertepatan dengan dibukanya pintu itulah kebakaran terjadi. Namun demikian, penyelidikan kebakaran tidak cukup

dengan pemeriksaan saksi dan oleh TKP oleh tim penyidik dan tim identifikasi. Karena sangat tergantung juga dari hasil uji lab oleh tim Laboratorium dan Forensik (Labfor) Bali yang sudah turun dan mengecek TKP pekan kemarin. “Hasil labfor masih kita tunggu, mudah mudahan Senin (10/8), sudah ada,” kata dia. Dalam penelitian tim Labfor, sudah memeriksa detail lokasi kebakaran. Sejumlah sampel diamankan juga untuk diteliti, berupa abu dan kabel kabel yang dihubungkan dengan pemicu awal kebakaran. “Kesimpulan bisa kita dapatkan setelah selesai hasil labfor,” terangnya. (ars)

Polisi Bekuk Tiga Terduga Pengedar Nakotika Giri Menang (Suara NTB) Aparat kepolisian dari Polsek Senggigi menangkap A (21), ST, dan G yang diduga masuk jaringan pengedar narkotika jenis Sabu. Sebelum dibekuk polisi, warga asal asal Desa Batu Layar dan daerah Sulawesi Selatan ini diduga baru selesai pesta sabu di kos-kosannya di Dusun Melase Desa Batu Layar Barat Kecamatan Batu Layar. Dari tangan para pelaku, polisi mengamankan 3 poket diduga sabu seberat 1,47 gram dan alat penimbang digital. Setelah berhasil menciduk

pelaku, polisi selanjutnya menggelandangnya ke Mapolsek Senggigi. Kini pelaku pun ditahan di Polsek Senggigi untuk menjalani proses hukum selanjutnya. Hal ini diakui Kapolsek Senggigi AKP M Yanis dalam keterangan persnya kemarin di kantor Mapolsek setempat, Sabtu (8/8). “Ketiga pelaku diduga merupakan jaringan narkoba yang kerap beraksi di kawasan Senggigi, mereka sudah lama menjadi incaran polisi,” ungkap Kapolsek Senggigi AKP M. Yanis didampingi Unit Reskrim

(Suara NTB/her)

GELEDAH – Aparat Polsek Senggigi menggeledah kos-kosan pelaku. Polisi mengamankan BB berupa sabu dan alat timbangan. dan tim buser lain. Dijelaskan penangkapan ketiga pelaku ini Jumat (7/8) sekitar pukul 23.00 Wita lebih, bermula dari informasi masyarakat bahwa di kos-kosan tersebut ada pesta narkoba. Dari informasi itu kemudian aparat kepolisian membentuk tim khusus dari unit Reskrim untuk melakukan penyelidikan.

Setelah dilakukan penyelidikan ternyata memang para pelaku kerap ada di kos-kosan tersebut melakukan aktivitas mencurigakan. Lalu polisipun memutuskan melakukan penggerebekan. Kegiatan penggerebekan itu dipimpin langsung oleh Waka Polsek Senggigi, Iptu Dewi Komalasari dan Kanit 2 Intelkam Aiptu M Dahlan bersama 7 anggota lainnya.

Dari hasil penggerebekan itu, polisi berhasil meringkus tiga pelaku yang diduga baru selesai pesta narkoba dengan mengamankan narkoba jenis sabusabu sebanyak tiga poket, alat timbang, alat isap sabu, plastik-plastik kosong yang diduga untuk mengedarkan narkoba dalam paket-paket kecil, dua handphone yang diduga digunakan untuk transaksi. Dalam proses penangkapan itu, ketiga pelaku tidak melakukan perlawanan sebab mereka tertangkap basah. Selanjutnya aparat kepolisian membawa mereka ke tahanan Polsek Sengigi untuk diperiksa lebih lanjut. “Dari hasil pembuktian melalui tes urine ketiga pelaku positif sebagai pemakai. Sementara, dari salah satu pelaku inisial AH sebagai pelaku pengedar di kawasan wisata senggigi,” terang Yanis. Atas perbuatannya, ketiga pelaku disangkakan pasal 112 ayat 1, pasal 114 ayat 1, pasal 127 ayat 1 huruf a undang-undang nomor 25 tahun 2009 tentang narkotika dengan ancaman penjara diatas lima tahun. Untuk membongkar dugaan keterlibatan yang lain, aparat kepolisian masih melakukan pengembangan kasus ini. Karena kemungkinan pelaku bisa memiliki jaringan lainnya. Pelaku AH mengakui pernah memakai narkoba namun sudah berhenti. Ia mengaku pernah mendekam di penjara selama 1 tahun 2 bulan lantaran kasus yang sama. Ia mengelak sebagai pengedar. Ia merasa dijebak oleh rekanrekannya. (her)

“Sebagai salah satu bentuk komitmen kami untuk penegakan hukum di bidang tindak pidana korupsi, sekarang kami sedang mengusut kasus korupsi baru,” kata Zaky, Sabtu lalu. Agustus ini diupayakan perkara itu bisa segera ditingkatkan ke penyidikan dan disampaikan ke media. Dua kasus korupsi yang sementara sudah rampung adalah kasus dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SDN 1 Ampenan dan BOS di SDN 50 Cakranegara. Dua berkas perkara itu sudah dilimpahkan ke kejaksaan. Untuk kasus dana BOS SDN 50, masih tahap satu atau pelimpahan berkas ke jaksa penyidik, dan sementara ini pihaknya masih menunggu adakah petunjuk berupa pengembalian berkas (P19) dari Kejaksaan Negeri Mataram. Sedangkan kasus SDN 1 Ampenan, menjelang pelimpahan tahap dua. Penjelasan dari jaksa penyidik, bahwa berkas sudah resmi dinyatakan lengkap atau P21. “Insya Allah, tinggal menunggu waktu yang tepat untuk pelimpahan tahap dua (berkas dan tersangka),” kata Zaky. Pada dua kasus ini, masingmasing sudah menetapkan dua tersangka, yakni kepala sekolah dan bendaharanya. Modus indikasi penyimpangnya pun sama, belanja fiktif dan mark up harga barang.

Zaky yang sebelumnya bertugas di Polres Sleman Yogyakarta ini bertekad, kinerja pemberantasan korupsi di jajarannya tidak berhenti sampai di dua kasus itu. Masih ada kasus baru yang sedang digodok dan tinggal menunggu waktu untuk diproses lebih lanjut. Komitmen itu diawali dari kesadaran jajarannya, bahwa dampak besar dari perbuatan korupsi dirasakan semua lapisan masyarakat. Beda halnya dengan kejahatan konvensional, tingkat keresahannya hanya sampai pada korban dan masyarakat pada lapisan tertentu. Dengan Sumber Daya Manusia (SDM) di Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang sebenarnya dari segi jumlah belum ideal, penanganan kasus korupsi menjadi tantangan yang tidak enteng. Karena publik juga sudah sangat familiar dengan istilah ‘‘kejahatan kerah putih’’, karena pelakunya rata-rata orang berpendidikan. Maka cara-cara pemberantasannya pun harus luar biasa karena korupsi sudah terlanjur dilabeli extra ordinary crime, atau kejahatan luar biasa dan harus ditangani dengan cara-cara luar biasa. “Upaya kami, uang negara yang kami gunakan untuk menangani korupsi, harus bisa mengungkap korupsi yang lebih besar,” tekad pengganti AKP Agus Dwi Ananto, SH ini. (ars)

(Suara NTB/ist)

BERSAMA DUBES - Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan NTB, H. M. Syafrudin, ST, MM berpose bersama Duta Besar RI untuk Meksiko, Yusra Khan di sela kunjungan dan rapat dengar pendapat dengan tiga Duta Besar RI di Kuba, 1 sampai 7 Agustus 2015 lalu.

DPR RI Gelar Kunjungan ke Kuba Mataram (Suara NTB) Komisi I DPR RI menggelar kunjungan kerja ke Kuba untuk membahas kerjasama antara Indonesia dan Kuba, dari tanggal 1 sampai 7 Agustus 2015. Tak hanya rapat dengar pendapat, Komisi I DPR RI di sela kunjungannya juga terjun langsung ke lapangan. Rombongan Komisi I DPR RI diikuti anggota DPR RI dari berbagai fraksi, salah satunya dari fraksi PAN yang diwakili H. M. Syafrudin, ST, MM. Kepada Suara NTB, Minggu (9/8) kemarin, Syafrudin menjelaskan, salah satu agenda kunjungan tersebut adalah rapat dengar pendapat yang diikuti Duta Besar RI untuk Kuba, Teiseran Foun Cornelis, Duta Besar RI untuk Meksiko Yusra Khan dan Duta Besar RI untuk Panama, Dwi Ayu Arimami. Menurut Syafrudin, Kuba adalah negara terbesar di kawasan Karibia dengan luas wilayah 109.884 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar 11 juta jiwa. Seluruh kehidupan negara dan masyarakat dikendalikan pemerintah Sosialis-Komunis Kuba (etatisme) melalui Organisasi Partai Komunis Kuba (Partido Comunista de Cuba/PCC) yang merupakan partai tunggal. “Saat ini Kuba merupakan satu-satunya negara sosialiskomunis yang masih bertahan di belahan dunia,” ujar politisi asal NTB ini. Menurut Syafrudin setelah Fidel Castro turun dari tampuk kepemimpinan Kuba ternyata

bisa menjalani transisi kepemimpinan dengan mulus. Republik Kuba memiliki lembaga tertinggi yang disebut Dewan Negara, terdiri dari seorang Ketua Dewan Negara sebagai Kepala Negara dan enam Wakil. Disamping itu ada Dewan Menteri yang terdiri dari seorang Ketua Dewan Menteri (sebagai Kepala Pemerintahan) dan 6 Wakil Ketua serta Sejumlah Menteri Kabinet. Ketua Dewan Negara dan Ketua Dewan Menteri dipegang oleh Presiden Raul Castro Ruz sedangkan wakilnya Dr. Jose Ramon Machado Ventura. Syafrudin menambahkan, Kuba dan Indonesia memiliki hubungan politik yang cukup erat khususnya terkait pemberian saling dukung bagi pencalonan kedua negara di berbagai Organisasi Internasional. Ia menilai, sejak tahun 2008, mulai terlihat tanda kebangkitan perekonomian Kuba. Sejak tahun 2008 pemerintah Kuba mengizinkan warganya menikmati beberapa kemewahan yang sebelumnya dilarang seperti menginap di hotel berbintang, memiliki telepon seluler dan membeli peralatan elektronik serta menyewa mobil. Kebudayaan Kuba diwarnai pengaruh Spanyol dan Afrika. Sistem Informasi bersifat terpusat dan tertutup. Semua media dikontrol pemerintah Kuba di bawah koordinasi berbagai instansi terkait yaitu Kementerian Komunikasi, Kementerian kebudayaan dan Kementerian Luar Negeri. (aan/*)


SUARA NTB Senin, 10 Agustus 2015

Jelajah

Halaman 9

Suranadi, Lombok Barat terkenal memiliki aliran air sungai cukup deras. Potensi alam yang satu ini kemudian dimanfaatkan oleh warga setempat untuk dijadikan wahana rekreasi olahraga air. Adalah aliran Kali Ranget kini menjadi lokasi olahraga air itu. SEPANJANG tujuh kilometer aliran Kali (Sungai) Ranget yang melintasi kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Suranadi kini menjadi lintasan olahraga air. Arus yang deras dan jeram curam menjadi medan menantang bagi siapapun yang ingin menjajaki olahraga yang satu ini. Di setiap jeram, para peserta yang melaju di atas aliran sungai tersebut dituntut mempertahankan keseimbangan. Olahraga ini cukup memacu adrenalin seperti olahraga motor sport di lintasan sirkuit. ‘’Ini adalah olahraga air yang memacu adrenalin. Sebelum kita melintasi sungai, terlebih dahulu kita harus memulainya dengan pemanasan,” kata Koordinator Petugas TWA Suranadi, Abdul Latif Sarbini, Sabtu (8/8). Sebelum memasuki area sungai, para pengunjung yang ingin memacu adrenalin melalui water sport tersebut diwajibkan mengikuti pemanasan. Tujuannya, untuk menghindari gejala keram atau bahkan munculnya gejala – gejala yang lain. Hal tersebut disebabkan karena suhu air yang sangat rendah. Dengan suhu air yang berada di bawah normal, rentan terjadi keram bagi seseorang yang mencoba olahraga ini. ‘’Seumpama kita bermainnya siang, seperti ini pemanasannya cukup sedikit saja. Karena sebelum sampai pada titik star, kita sudah mendaki serta melintasi persawahan,” jelasnya. Adapun, jeram yang cukup menantang dalam lintasan olahraga air tersebut sedikitnya berjumlah delapan titik. Setiap titik jeram yang hendak dilewati

selalu dijaga ketat oleh petugas atau istilahnya pemandu wahana wisata air di kawasan itu. “Setiap ada pengunjung yang berkenan bermain, kita selalu memberikan pelayanan berupa pemandu. Selain berperan sebagai instruktur, mereka juga bertanggung jawab atas keselamatan para tamu,” ujarnya. Wahana rekreasi serta olahraga air yang berdiri sejak tahun 2013 serta beroperasi Mei 2014 ini sudah dikenal oleh wisatawan mancanegara. Wisatawan dari Singapura, Malaysia, Jepang, Thailand, Inggris, Amerika dan Australia sering berekreasi ke tempat itu. “Setiap tamu yang berkunjung, kita selalu melakukan pendataan. Dan syukur Alhamdulillah, wahana rekreasi kita yang satu ini sudah banyak dikenal oleh turis – turis asing. Termasuk dari Negara-negara yang saya sebutkan tadi,”ujarnya. Pihaknya mencatat, 30 persen dari jumlah wisatawan yang datang memanfaatkan olahraga air itu adalah turis asing. Sementara, sisanya didominasi oleh tamu – tamu domistik. Angka kunjungan wisatawan dari sarana jasa hiburan dalam dunia pariwisata tersebut sejak Januari – Juni sudah melebihi angka 700 orang. Ia optimis, tahun ini olargara air ini akan mampu menyumbang angka 1.200 wisatawan. “Dalam hitungan kita, rata – rata sebulan itu jumlah pengunjung kita paling tidak 100 orang. Itu akumulasi dari wisatawan domestik dan asing,’’ sebutnya. (met)

Para peserta ketika mengikuti pemanasan sebelum terjun ke Kali Ranget.

Peserta berjalan menuju start melintasi persawahan.

Wisatawan ketika berada di jeram paling ektrim.

Strategi Pemberdayaan Masyarakat AWALNYA, wahana rekreasi air yang sudah berkembang dan populer bagi para wisatawan tersebut merupakan program bantuan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alama (BKSDA). Bantuan tersebut merupakan strategi pemberdayaan masyarakat setempat. Setelah lama kemudian, olahraga tersebut berkembang menjadi sarana rekreasi dan wisata alam bagi setiap wisatawan. ‘’Awal – awal dibentuk, kita set-

iap sekali sebulan melakukan bersih – bersih sungai. Dan itu dilakukan rutin selama setahun. Kan awalnya ini adalah bentuk bantuan dari BKSDA sebagai program pemberdayaan masyarakat,’’ ujar Koordinator Petugas TWA Suranadi, Abdul Latif Sarbini. Sebelum populer dan dikenal oleh para wisatawan seperti saat ini, rintangan awal yang digunakan mencapai tujuh kilometer panjang sungai. Kemudian waktu tempuh

Wisatawan anak-anak didampingi pemandu pada saat melewati jeram.

dari posisi start hingga finish bisa memakan waktu sampai tiga jam. Kendati demikian, seiring berjalannya waktu, rintangan olahraga air tersebut diperpendek hingga hanya memakan waktu 40 sampai 45 menit. Jarak tempuh yang digunakan hanya sekitar 2 kilometer lintasan sungai. “Yang biasa digunakan sekarang adalah lintasan ringan. Tetapi sepanjang tujuh kilometer sungai yang sudah ditetapkan sebagai lintasan

selalu dirawat serta kita jaga kebersihannya,” lanjut koordinator petugas yang akrab disapa Latif ini. Standar operasional keamanan dan keselamatan atau safety wahana olahraga air tersebut sudah dipatenkan. Setiap tamu atau pengunjung yang ingin menjajaki sungai dengan mengendarai ban tersebut diwajibkan menggunakan Helm pelindung, pelampung, pelindung sendi lutut dan tangan serta sepatu olahraga yang memadai.

‘’Setiap tamu sebelum terjun ke sungai kita berikan pengarahan menyangkut cara penggunaan kelangkapan pengaman, seperti helm, jaket pelampung dan lainnya. Dan itu tidak boleh dilanggar sebab menyangkut keselamatan mereka,” ujarnya. Menurutnya, hingga saat ini minat wisatawan untuk menjajaki tantangan arus dan jeram sungai tersebut terus mengalami peningkatan. Petugas, selain mem-

Wisatawan asing yang menjajaki jeram Kali Ranget.

berikan fasilitas jasa, juga melakukan survei kepuasan pada setiap pengunjung. “Kita berharap strategi pemberdayaan masyarakat ini terus berlangsung sehingga manfaat potensi alam kita bisa dinikmati secara bersama – sama. Setiap bulan kita melihat tren kunjungan wisatawan dan menjajaki wahana rekreasi yang kami siapkan ini terus mengalami peningkatan,” tandasnya. (met)


Halaman Halaman 14 10

SUARA NTB Senin, 10 Agustus 2015

Tampak wisatawan mancanegara sedang membeli asesoris khas Lombok di Dusun Adat Sade.

Dusun Sade merupakan salah satu lokasi di Lombok Tengah yang banyak menghasilkan kain tradisional. Seperti dalam gambar, seorang penenun sedang mengerjakan kain yang banyak dicari wisatawan. (Suara NTB/kir)

Tanda Mata Dusun Adat Sade

Lebih Tradisional dan Prioritaskan Bahan Lokal Sebagai kampung adat Sasak di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), Dusun Sade Desa Rembitan Pujut, tidak hanya dikenal karena seni bangunannya yang masih sangat tradisional. Tapi dikenal juga sebagai penghasil kerajinan tangan khas.

Seperti tenunan ikat dan asesoris berupa gelang kayu. Bedanya, kerajinan tangan karya warga dusun ini lebih tradisional. Karena hampir seluruh proses pembuatannya, dilakukan dengan teknik-teknik tradisional pula. Tenun ikat misalnya, warga Dusun Sade mulai dari proses awal pembuatan benang hingga berupa kain, proses pembuatannya menggunakan alat-alat tradisional. Dari hanya berupa kapas, kemudian dipintal menjadi benang. Setelah berupa benang putih polos, kemudian diwarnai juga menggunakan teknik tradisional yang sudah diwarisi se-

cara turun temurun. Untuk bahan pewarna benang, warga Dusun Sade menggunakan bahan-bahan tradisional yang berasal tanaman berbagai jenis dan bisa diperoleh dari daerah sekitar. Misalnya untuk membuat warga kuning, menggunakan kunyit. Kemudian warga biru, biasanya menggunakan nira. Sementara warga merah diambil dari buah pepaya. Caranya, bahan-bahan tersebut dimasak menggunakan air. Menggunakan tungku api dengan wadah yang biasa disebut beke hingga berupa cairan sesuai warna yang diinginkan. Setelah bahan perwarna sele-

sai dibuat, baru kemudian bening dimasukkan ke dalam wadah tersebut. Lalu direndam sampai beberapa hari hingga cairan warna dengan benang benar-benar menyatu. “Untuk mewarnai benang, biasanya butuh proses beberapa hari,” aku Arifin, warga setempat saat dikunjungi Suara NTB beberapa waktu lalu. Begitu benang sudah selesai diwarnai, barulah kemudian benang aneka warna tersebut dirajut dan ditenun menjadi kain tenun khas warga Dusun Sade. Adapun masalah motif, hampir sama dengan kain tenun dari desa-desa lainnya yang ada di Loteng.

Begitu pula masalah harga, warga tidak mematok harga tertentu. Tergantung konsumen bisa-bisanya menawar. Selama bisa menawar, para konsumen bisa saja memperoleh kain tenun tersebut dengan harga miring. “Tergantung pembeli saja. Kita hanya menawarkan harga saja,” ujarnya. Ia mengaku, kegiatan menenun yang dalam bahan Sasak nyenseq sudah menjadi kegiatan sehari-hari warga Dusun Sade, khususnya ibuibu dan para gadis. Mereka fokus menenun pada musim paceklik seperti sekarang ini. Di mana lahan petani sudah tidak bisa berproduk-

si lagi, menenun bisa menjadi salah satu tumpuan dan penyangga ekonomi keluarga, sehingga dapur warga bisa tetap mengepul. Semakin meningkatnya angka kunjungan wisatawan ke kampung adat tersebut menjadi berkah tersendiri bagi warga. Karena kerajinan tangan hasil karya para warga cukup banyak yang laku terjual. Warga pun berharap kunjungan wisatawan bisa terus meningkat. Kerajinan ini pun banyak diburu wisatawan mancanegara dan nusantara sebagai oleh-oleh setelah berkunjung ke salah satu desa adat di Pulau Lombok. (kir)

Gelang Kayu yang Banyak Diburu SELAIN menenun kain tenun, warga Dusun Sade juga memproduksi berbagai jenis asesoris sebagai oleh-oleh, karena telah berkunjung ke lokasi ini. Salah satu hasil kerajinan yang banyak dibuat adalah gelang dari bahan kayu, kalung beraneka motif, anyaman bambu dan lainnya. Hasil kerajinan ini banyak diburu wisatawan yang berkunjung ke lokasi ini. Sebagai contoh, gelang kayu. Bahan dasarnya juga sangat simpel. Berupa benang dan potongan-potongan kayu yang disatukan menjadi gelang dan berbagai jenis lainnya. Tidak hanya itu, perajin juga memanfaatkan banyak biji-bijian dari beberapa pohon yang tumbuh untuk dijadikan kerajinan dan bernilai jual tinggi. “Prinsipnya, selama itu bisa dibuat menjadi asesoris kenapa tidak,” ungkap Arifin – salah satu warga pada Suara NTB bebera-

pa waktu lalu. Harga yang ditawarkan untuk berbagai macam jenis kerajinan, ujarnya, sangat murah dengan mengedepankan kualitas. Untuk satu gelang biasanya dibanderol harga Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu atau tergantung besar kecilnya asesoris. ‘’Bahkan untuk beberapa jenis asesoris, bisa diperoleh jauh lebih murah lagi,’’ ujarnya berpromosi. Pangsa pasar dari kerajinan ini tidak hanya di sekitar kampung adat saja. Banyak juga yang sudah dipasarkan ke sejumlah objek wisata yang ada di Loteng, terutama di kawasan Pantai Kuta dan sekitarnya. “Jadi kampung adat Sade tidak hanya punya kampung adat. Tapi juga punya karya tangan khas warga Sade itu sendiri,” terangnya bangga. (kir)

Berbagai macam asesoris, seperti gelang kayu, kalung beraneka jenis, miniatur berugak dan lainnya dipajang di rumah adat Sade. Sebagian besar, asesosis yang dipajang ini adalah hasil karya warga Sade. Bahkan dijual di beberapa objek wisata lainnya di Pulau Lombok.

Dalam menenun kain, warga Sade jarang membeli bahan di luar. Mereka biasanya membuat sendiri pewarnaan bahan, seperti benang atau bahan lainnya secara alami.


Halaman Halaman 14 11

SUARA NTB Senin, 10 Agustus 2015

Hj. Sumiatun

Hj. Sumiatun salah satu perempuan yang menjabat ketua DPRD di NTB. Tiga periode ia duduk di lembaga legislatif mulai tahun 2004 hingga sekarang. Pada periode ketiganya, Hj Sumiatun berhasil meraup suara terbanyak dengan 7.500 suara sehingga ia pun berhak duduk ditampuk pimpinan DPRD Lobar. Menjadi salah satu perempuan yang duduk sebagai ketua DPRD, menjadi tantangan tersendiri baginya. Bagaimana dapat memajukan daerah bumi patut patuh patju, khususnya daerah Sekotong sebagai daerah pemilihannya. Ditemui Minggu (2/ 8), istri tokoh masyarakat, HL Darwadi ini tengah berada di kebun bersama keluarganya. Ia menyambut wartawan dengan ramah. Meskipun menjadi ketua DPRD, ia sederhana dalam berpakaian. Ia hanya mengenakan jilbab biasa dengan atasan gamis. Ia juga masih mempertahankan identitas perempuan desa menggunakan sarung, layaknya perempuan desa lainnya. “Beginilah saya kalau di rumah, waktu libur bersama keluarga,” terangnya. Ia memulai menceritakan awal mula terjun di dunia politik. Tahun 2004, menjadi awal mula ia terjun sebagai politisi. Mengawali karirnya di politik, ia yang hanya lulusan SMA bisa menjadi anggota legislatif saat itu. Bahkan

hingga periode kedua, ia tetap dipercaya sebagai wakil rakyat mewakili Sekotong-Lembar. Kini, pada periode ketiganya menjadi anggota legislatif ia memegang tampuk pimpinan mengomandoi 45 anggota dewan yang lain. Ia mengaku, selama menjadi politisi bergelut di dunia politik banyak permasalahan daerah yang belum dan sudah mampu diselesaikan. Permasalahan yang belum mampu diselesaikan, ia upayakan bisa diselesaikan ketika menjadi ketua DPRD. Selama memimpin lembaga DPRD ia mengaku, waktu lebih tersita karena kesibukan rapat dan menghadiri acara. Namun ia berupaya mengimbangi dengan membagi waktu sebaik-baiknya. Selaku pimpinan ia tidak pernah keras (otoriter) terhadap anggota dewan lainya, apalagi ia mendiskriminasi anggota lain. Karena baginya, anggota dewan lain adalah rekan sesama untuk berjuang. “Diranah politik itu biasa kalau ada riak-riak, itu juga tergantung pimpinan bagaimana

menghadapi kawan-kawan,” imbuhnya. Ia sangat menyadari keterbatasannya, terutama dari sisi pendidikannya. Namun pengalamannya, dua periode menjadi dewan membuatnya cukup matang dalam memimpin lembaga dewan. Dalam menjalankan tugasnya, ia berpatokan pada tiga tugas dan fungsi dewan. Ia berupaya membagi tugas dengan unsur pimpinan lainnya sesuai dengan liding sektornya. Ketika memimpin sidang jelasnya, ia sendiri saling bergantian dengan unsur pimpinan yang lain, terkecuali sidang mengambil keputusan barulah ia yang memimpin sidang. Ibu tiga anak ini, berprinsip dalam dunia politik ia tidak jumawa dan tidak boleh membawa diri terlalu atas, karena ia tahu bahwa jabatan itu amanah yang hanya sementara. “Namanya manusia bisa berada di atas dan bawah,” pungkasya. Bagaimana kegiatan turun ke masyarakat di tengah kesibukan mejadi ketua DPRD? Menurutnya tidak perlu terlalu sering turun ke masyarakat jika hanya berjanji. Menurutnya lebih efektif turun namun membawa program yang rill. Ia juga lebih banyak menerima warga di rumahnya untuk menyampaikan persoalan di daerah. Terkait program di daerah, jelasnya, ia tidak hanya berbicara Sekotong sebagai daerah

asalnya. Namun ia memprioritaskan 10 kecamatan, karena itu ia pun terus berupaya mengarahkan program secara merata. Tentunya SKPD yang memiliki program, sedangkan dewan hanya mengawasi dan mengontrol. Khusus di Sekotong jelasnya, pengembangan pariwisata dan tambang tidak bisa dipadukan, namun dalam hal ini tidak bisa saling menyalahkan. Sebab program ini adalah tuntutan masyarakat. “Tidak bisa

Sukses Karir Politik Berkat Dukungan Keluarga KEBERHASILAN mencapai karir dalam dunia politik adalah hasil dorongan keluarga dalam memberikan dukungan terutama restu sang suami. Hal inilah yang dialami oleh Hj. Sumiatun. Ia tergolong politisi sukses mencapai karir perpolitikan di Lombok Barat. Pertama kali ikut politik, ia sama sekali tak ada keinginan untuk menjadi anggota Dewan. Namun hal itu muncul ketika sang suami mendorong dan memberikan peluang untuk meningkatkan karir di dunia perpolitikan. Akhirnya masuk politik adalah pilihan. ‘’Saya ikut politik ada dorongan keluarga terutama suami,” kata Hj Sumiatun. Ditengah kesibukannya sebagai Ketua DPRD Lobar, Hj. Sumiatun tidak meninggalkan kewajibannya sebagai seorang ibu rumah tangga. Menurutnya, kewajiban istri adalah melayani suami karena baginya surga di telapak kaki suami. Ia mengaku sebagai ketua DPRD ini memiliki pekerjaan yang cukup banyak, namun tidak pernah merasa kesulitan bagaimana mengatur diri menjadi pemimpin dewan dan ibu rumah tangga di kalangan keluarga besarnya. Dengan kesibukannya menjadi anggota Dewan, ia sendiri telah menyiapkan waktu khusus untuk keluarga yakni hari libur seperti hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasionalnya. Hari libur itu pun tidak dihabiskan ke tempat-tempat tongkrongan para konglomerat atau tempat hiburan modern melainkan dia bersama keluarganya menghabiskan waktu di kebunnya. “Anak kami terbiasa di sini, jarang ke mall atau hiburan lain seperti anak pejabat lain,” imbuhnya Di hari libur, ia tetap melakukan aktivitas ibu rumah

tangga dikerjakan mulai dari memasak, mencuci, dan pekerjaan lainnya. Ia mengaku kewajiban sebagai ibu rumah tangga harus dilakoni terutama berbakti kepada sang suami. Baginya lebih karir yang rusak daripada keluarga. “Surga ada di telapak kaki suami,” katanya. Bahkan ketika hendak ke luar daerah, sebelum berangkat dirinya telah menyiapkan kebutuhan sehari-hari selama berpergian. Setiba di luar daerah dia selalu mengingatkan suami dan anak-anaknya untuk makan tepat waktu. “Kalau keluar daerah, saya telepon keluarga untuk kasih tahu waktu makan,” bebernya. Ia menambahkan, selama menjalankan profesinya sebagai dewan, sejauh ini tidak pernah diprotes oleh keluarga. Iapun membiasakan anaknya berinteraksi dengan masyarakat dan tidak pernah mengajarkan berbangga diri atas jabatan ibunya sebagai Ketua DPRD. “Anak saya bisa dilihat mereka biasa-biasa saja, bermain ke kebun, imbuhnya. Ia mengaku, posisinya sebagai ketua lebih-lebih lulusan SMA ada saja yang mencibir. Namun ia tidak mau mendengarkannya. Karena, dia percaya diri bahwa memiliki pengalaman menjadi dewan sudah masuk tiga periode. Dan dia mengaku kekurangan dimiliki masih jauh, mesti begitu memajukan daerah bukan dengan satu kepala melainkan bekerja secara bersama. Oleh karena itu, dia selalau menyarankan untuk saling bahu-membahu untuk memajukan daerah. (her)

disalahkan Pemda, kalau melihat sisi pariwisata yang bertolak belakang dengan pertambangan. Karena pertambangan tentunya dikhawatirkan gangguan mercury sedangkan pariwisata menuntut kebersihan,” imbuhnya. Namun demikian ia sendiri tidak menutup mata dan telinga atas persoalan ini. Sumiatun terus memberi pemahaman kepada masyarakat terkait dampak dari tambang itu. Termasuk ia mengontrol warganya terkait berbagai persoalan. Ia mengklaim, saat ini Sekotong lebih maju dengan dibangunnya berbagai sarana. Termasuk sarana pendidikan, SMA 1 Sekotong dan Kantor Camat Sekotong. Ke depan jelasnya yang perlu diperjuangkan adalah jalan pendidikan dan jalan jalur parwisata. Ia berharap dukungan masyarakat untuk membangun daerah. (her)


Halaman Halaman 14 12

PUTRI Ayu Diana (16) Siswi SMAN 5 Mataram dinyatakan sebagai model terbaik di kota ini. Ia meraih juara satu dalam ajang kontestan Top Model Indonesia yang terselenggara di Mataram Mall, awal Juli 2015 lalu. Saat kontes, siswi berprestasi di bidang model yang akrab disapa Diana ini memeragakan busana batik pesta. Kombinasi warna hitam dan merah dalam busana tersebut nampaknya menjadi pesona tambahan bagi saat dinilai. Diana, memang sejak kecil sudah terbiasa memeragakan busana melalui cate work diatas panggung. “Kalau belajar ilmu tentang model, sejak kecil memang sudah saya dalami, waktu itu sejak kelas lima SD kalau enggak salah,” kenangnya. “Pas meraih juara satu kemarin itu, busananya memang harus batik, jadi saya tampilkan batik pesta,” tuturnya ketika ditemui Suara NTB, Sabtu (1/8) di Sekretariat Lembaga Kursus dan Pelatihan Seni & Kreasi Suci, Mataram. Dirinya memandang bahwa menjadi seorang model pada usianya yang masih remaja ini hanya sebatas hobi. Belum terbesit dalam benaknya tentang hobi yang digemarinya itu untuk dijadikan sebuah profesi. “Sebenarnya saya hanya sekedar hobi aja. Melampiaskan hobi sekaligus mengisi waktu yang luang sepulang sekolah,” ujarnya. Menurutnya, ketika menjadi seorang model ia merasa lebih percaya diri dan sedikit fashionable. Remaja ini tak mau kalah untuk terus mengikuti perkembangan zaman, terutama dalam dunia fashion dan busana. Selain memenangkan juara dalam kontestan top model Indonesia tersebut, remaja kelahiran 13 Juni 1999 ini juga sempat masuk dalam Grand Final Audisi “Ikon”. Sayangnya, ketika hendak dikirim ke Jakarta, dirinya justru tidak meraih restu dari kedua orang tua. Alhasil, Diana terpaksa mengurungkan niat untuk ikut berkompetisi bersama rekan-rekan sebayanya dalam kontestan model tersebut. “Sebenarnya kemarin juga berhasil lolos ke Grand Final audisi Ikon. Cuma, karena finalnya harus di Jakarta saya membatalkan diri untuk ikut. Selain karena pertimbangan sekolah, orang tua juga enggak ngizinin,” bebernya. Model peraga busana terbaik di Mataram ini mengaku belum pernah memeragakan busana yang terbuat dari kain tenun. Kendati demikian, jika ada kesempatan dalam ajang tertentu, Ia memiliki keinginan yang besar untuk itu. Selama ini, Ia hanya terpaku untuk memeragakan jenis-jenis busana modern. “Kalau memeragakan busana yang terbuat dari kain tenun, selama ini saya belum pernah nyoba. Tapi pengen sih, coba aja ada kesempatan pasti saya akan lakukan,” tandas (Suara NTB/ist) siswi lulusan SMP Negeri PERAGAKAN BATIK - Putri Ayu Diana 6 Mataram yang kini saat memeragakan busana batik pesta duduk di Bangku Kelas II dalam kontestan Top Model Indonesia 11- IPA SMA Negeri 5 Mat12 Juli 2015 di Mataram Mall. aram ini. (met)

Dalami Tari, Modelling dan Tarik Suara PUTRI Bunga 2014 yang juga sempat mengemban gelar Putri Pantai pada tahun 2012, Devina Pramita Putri kini kembali menunjukkan prestasinya. Devina yang mengikuti kontestan Ikon di Jakarta beberapa waktu kemarin, meraih penghargaan peraga busana terbaik dan model berprestasi. Waktu itu, Devina memeragakan gaun yang diproduksi dari Kota Malang. Remaja kelahiran Mataram 12 April 1998 ini cukup berbakat dalam dunia hiburan dan kesenian. Selain menjadi model, ia bahkan masih aktif dan tekun menggeluti ilmu tari. Ia mendalami ilmu tari dalam sanggar yang dipimpin serta dibina oleh ibunya Ketut Suci Budiani. Selain menjadi penari dan model, siswi yang duduk di bangku kelas tiga di SMA Negeri 1 Mataram ini juga aktif di dunia tarik suara. “Yang terpenting adalah pintar-pintar kita membagi waktu. Sepulang sekolah, saya menghabiskan waktu sehari-hari untuk latihan, baik menjadi model atau menjadi penari,” tuturnya. Kendati demikian, belakangan ini dirinya lebih fokus untuk mendalami ilmu dance atau tari modern. Hal ini dilakukan demi mempersiapkan diri untuk mengikuti kontestan international dance dalam waktu dekat ini. “Kalau sekarang saya sedang fokus belajar ngedance. Yang paling saya suka dari dance itu adalah Hip - Hop Dance,” ujarnya. Dalam berkesenian, dirinya tidak pernah membeda-bedakan ragam seni untuk dipelajarinya. “Tari saya pelajari, dance yang modern juga saya pelajari, kemudian menyanyi saya juga dalami,” jelasnya lagi. Masa muda yang penuh kreasi boleh dikata dapat menjadi contoh yang patut ditiru oleh generasi-generasi selanjutnya. Usai mengikuti kontestan di Jakarta serta mendapat penghargaan, kini dirinya diberikan kepercayaan oleh ibunya untuk ikut mendampingi serta mentransformasikan ilmu tentang model dalam dirinya kepada sejumlah bibit-bibit model binaan sanggar suci di lingkungan cemare tersebut. Kepercayaan yakni menjadi pembimbing model dalam sanggar tersebut seakan menjadi aktivitas tambahan baginya. Namun demikian, hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap berkreasi terutama (Suara NTB/met) dalam dunia seni dan entertaint dengan segudang prestasi yang PERAGAKAN GAUN - Devina saat memeragakangaunkhasdariKotaMalang. telah diraihnya. (met)

Rubrik belia hadir setiap pekan pada hari Senin. Kirimkan cerpen, cerita anak, dongeng atau artikel hasil kreasi kalian sendiri ke email suarantbbelia@gmail.com suarantbbelia@gmail.com. Jangan lupa dilengkapi dengan identitas diri kalian.

Siswa SMAN 2 Labuapi Dilatih Cipta Puisi

Mataram (Suara NTB) Siswa-siswi jurusan bahasa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Labuapi, Lombok Barat diharapkan meningkatkan kreativitas terutama dalam bidang seni dan sastra. Para siswa bahasa yang berjumlah sekitar 40 orang tersebut dilatih menciptakan puisi oleh Sastrawan Kiki Sulistyo, Selasa (4/8) lalu. Pelatihan yang diinisiasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Barat itu bertujuan untuk meningkatkan kreativitas para siswa. Lebih-lebih mereka juga diharapkan menjadi kader yang akan berkompetisi dalam setiap penyelenggaraan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) baik tingkat kabupaten, provinsi atau nasional. Kepala Seksi Seni Dikbud Lobar, L. Muhtar, S.Adm saat berada di sekolah untuk memantau pelaksanaan pelatihan menerangkan, pelatihan tersebut merupakan kali pertama yang dilakukan oleh pihaknya. Dikbud Lobar telah menetapkan dua sekolah yang akan dijadikan wadah penggemblengan sastra pelajar. Ia berharap, program tersebut bisa berjalan

dengan lancar sehingga para pelajar di sekolah-sekolah lain juga mendapat bimbingan dan pelatihan yang sama. “Ini adalah pelatihan yang baru pertama kali kita selenggarakan. Kita berharap ini tetap berlanjut sehingga menfasilitasi sekolahsekolah yang lain juga,” tuturnya. Dua pembimbing, Sastrawan Kiki Sulistyo dan Seniman Syamsul Fajri Nurawat alias Kang Jabo sempat terkejut. Sebab, seluruh pelajar bahasa di sekolah itu mengaku tidak pernah membaca atau bahkan menulis puisi. Padahal, puisi merupakan salah satu bagian kajian penting dalam pembelajaran bahasa dan sastra. “Saya tanya siswanya satu persatu, ada yang pernah membaca atau menulis karya sastra, terutama puisi. Dan semuanya menjawab tidak,” tutur Kiki Sulistyo ketika

diwawancara usai memberikan materi pelatihan menulis puisi kepada seluruh siswa bahasa di sekolah itu. Ia mengaku bahwa bayangan yang ada dalam benaknya jauh dari harapan yang ia inginkan. Ia mengira, para pelajar terutama yang bergelut di jurusan bahasa tersebut sudah memiliki pemahaman mendasar mengenai karya seni dan sastra. Saat itu, ia juga mengusulkan agar di setiap sekolah paling tidak mendirikan ekstrakurikuler Seni dan Sastra. Sebab, melalui ekstrakurikuler tersebut, para siswa diyakini akan lebih bergairah untuk mendalami ilmu-ilmu seni dan kesususastraan. Paling tidak, ekstrakurikuler tersebut dapat membantu menumbuhkan minat pelajar untuk membaca karya sastra. “Saya kira itu efektif untuk membangun kesusastraan. Kemudian

(Suara NTB/met)

LATIHAN VOKAL - Siswa-siswi SMAN 2 Labuapi saat dilatih vokal oleh Seniman Syamsul Fajri Nurawat dalam pelatihan cipta puisi, Selasa (4/8). ekskul tersebut selain menjadi ruang ekspresi bagi para siswa juga dapat memacu pertumbuhan minat mereka untuk membaca karyakarya sastra,” ujarnya. Ia menilai, para pelajar terutama peserta pelatihan cipta puisi yang dibimbingnya itu takut berimajinasi. Hal tersebut menurutnya disebabkan karena lemahnya pengetahuan mereka tentang ilmu-ilmu seni dan sastra. “Saya melihat para siswa ini takut berimajinasi. Saya tidak tahu apa penyebabnya, apa mungkin karena pengetahuan mereka tentang sastra yang sangat lemah atau bagaimana,” tandasnya. Sementara itu, para siswa dan siswi yang mengikuti pelatihan itu ketika diwawancara mengaku bahwa mereka enggan mempelajari sastra. Menurutnya, karya sastra terutama puisi merupakan karya yang rumit serta membingungkan. (met)

”Sensi Smala” Mataram, Pacu Kreativitas Pelajar Lombok Mataram (Suara NTB) Agenda Sensasi Seni (Sensi) yang diselenggarakan Organisasi Siswa Intra Sekolah SMAN 5 (OSIS Smala) Mataram, Sabtu 8 – Minggu 9 Agustus 2015 berhasil memacu kreativitas para pelajar se-pulau Lombok. Kegiatan yang terselenggara di Taman Budaya NTB tersebut diisi dengan kompetisi fotografi dan audisi konser. Puluhan grup band dari kalangan pelajar sepulau Lombok ikut memeriahkan agenda tahunan tersebut. “Ini memang program rutin dari Smala yang diselenggarakan setiap tahun. Intinya, kegiatan ini bertujuan untuk memacu kreativitas para pelajar sepulau Lombok,” tutur Dani ketua OSIS Smala, Sabtu (9/8). Kompetisi fotografi yang dikemasnya dalam sebuah kontes tersebut bertemakan seputar lingkungan kota. Para peserta diperkenankan mengikuti kontes tersebut asalkan masih berstatus

pelajar. “Kalau fotografi kontes mewakili seputar bakat para pelajar yang senang dengan dunia foto,” lanjutnya. Sementara itu, dalam agenda band kompetisi yang digagasnya, para pengurus OSIS di sekolah tersebut ingin memacu peningkatan kreativitas pelajar lintas sekolah. Dalam kesempatan itu, mereka juga menghadirkan band papan atas yakni Saykoji dan All Had 18. Konser yang diselenggarakan para siswa di Taman Budaya itu berlangsung meriah dan memuaskan. Dikatakan sebelumnya, agenda SENSI Smala 2015 yang digelar kali ini merupakan perayaan yang keempat selama penyelenggaraan sejak tahun – tahun sebelumnya. Ia berharap, aktivitas seni yang sudah mentradisi disekolahnya itu dapat berlanjut serta ajeg dilaksanakan setiap tahun. Meski bukan mejadi rangkaian peringatan hari besar di sekolahnya namun ia memandang hal tersebut merupakan program wajib yang harus diadakan setiap tahun. (met)

(Suara NTB/met)

MANGGUNG - Salah satu band peserta kompetisi Sensi Smala saat manggung di Taman Budaya NTB, Sabtu (8/8).

Sumber: Tabloid Lintang)

Jadi Model Terbaik

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

SUARA NTB Senin, 10 Agustus 2015


PENDIDIKAN

SUARA NTB Senin, 10 Agustus 2015

Halaman 13

Bertugas di Hari Kemerdekaan Pemilihan Duta Bahasa KANTOR Bahasa ProvinsiNTBmulaimembuka pendaftaran pemilihan duta bahasa tingkat provinsi NTB sampai tanggal 25 Agustus 2015. Kriteria pemilihan duta bahasa 2015 tak jauh beda dengan kriteria pemilihan tahun-tahunsebelumnya. Kepada Suara NTB, Sabtu (8/8). Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTB, Dr. Syarifudin, M.Hum, mengaku proses seleksi pemilihan duta bahasa tingkat provinsi NTB sudah mu(Suara NTB/dok) lai dibuka sejak awal bulan Syarifudin Agustus dan berakhir hingga tanggal 25 Agustus mendatang. “Kita sudah buka sejak awal Agustus kemarin sampai tanggal 25 mendatang,” ungkapnya. Setelah peserta dinyatakan lulus seleksi administrasi, pihak panitia akan melaksanakan serangkaian tes kebahasaan, seperti tes Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) bagi seluruh peserta. Selain harus mengikuti tes UKBI yang merupakan tes wajib bagi setiap peserta, mereka juga akan diberikan sejumlah materi kebahasaan untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang kebahasaan dan berbagai program-program lainnya. Hasilnya, bagi peserta dengan nilai tinggi dinyatakan berhak melanjutkan kompetisi dan masuk final. “Dari semua finalis yang sudah diseleksi, mereka nantinya akan tersaring menjadi dua orang sekaligus mereka berhak menyandang gelar sebagai duta bahasa tingkat provinsi NTB dan akan mewakili NTB dalam persaingan pemilihan duta bahasa tingkat nasional,” terangnya. Bagi para finalis, ujarnya, mereka akan mendapatkan ujian berat. Pasalnya masing-masing finalis akan membuat pemaparan singkat secara lisan dengan tema-tema kebahasaan dan kesastraan. Termasuk menjawab sejumlah pertanyaan dari dewan juri. Setelah terpilih, selanjutnya duta bahasa akan menjadi mitra kantor bahasa dalam memasyarakatkan penggunaan bahasa indonesia dan daerah yang baik dan benar sesuai dengan konteksnya. Pemilihan duta bahasa tingkat provinsi NTB sendiri merupakan ajang tahunan yang digelar Kantor Bahasa Provinsi NTB. Tahun lalu sebanyak 180 peserta bersaing dalam ajang tersebut. Hasilnya, 30 peserta masuk finalis dan terpilih dua orang sebagai Duta Bahasa Provinsi NTB tahun 2014. (dys)

Bupati Lotim Ingatkan Paskibraka Harus Memiliki Wawasan Luas

Selong (Suara NTB) Keberadaan dan peran pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) dalam peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) memiliki andil yang sangat besar. Petugas paskibraka merupakan salah satu faktor penentu kesuksesan pelaksanaan peringatan HUT RI yang bertugas membawa dan mengibarkan bendera pusaka merah putih. Atas dasar itu, petugas Paskibaraka harus memiliki wawasan yang luas supaya bisa memberikan kebanggaan serta hasil yang baik. Demikian disampaikan Bupati Lombok Timur (Lotim) H. Moch. Ali Bin Dachlan saat pembukaan pelatihan calon paskibraka Tahun 2015 di Kantor BPKBM, Sabtu (8/8). Dalam kesempatan itu, bupati mengaku, saat ini nilai-nilai kebangsaan yang melekat pada diri siswa bahkan masyarakat di seluruh Indonesia khususnya di kabupaten Lotim sudah mulai luntur, bahkan memudar. Terbukti, saat ini peringatan kemeriahan HUT RI hanya terihat di dalam kota. Sementara di desa-desa sudah tidak terlihat umbul-umbul tanda kebanggaan rakyat Indonesia menyambut hari kemerdekaan. “Kemeriahan menyambut kemerdekaan RI sudah tidak

semeriah zaman dulu. Di mana kemeriahan itu terlihat dengan berbagai macam hiasan terpasang di setiap pintu gerbang sampai ke pelosok desa,’’ sindirnya. Meski Indonesia sudah merdeka selama 70 tahun, bupati meminta agar masyarakat tidak mengira Indonesia sudah merdeka sepenuhnya. Menurutnya, di era kemerdekaan sekarang ini masih banyak yang belum bebas, bahkan membuat rakyat tertekan. Untuk itu, ia mengimbau kepada kepada masyarakat supaya tetap menjaga dan mempererat persatuan dan kesatuan. Karena tanpa persatuan keamanan tidak akan bisa terkontrol dan terjaga dengan baik. Selain itu, ia juga mengim-

(Suara NTB/yon)

LATIHAN - Sejumlah anggota paskibraka yang akan bertugas mengibarkan bendera pada puncak peringatan Kemerdekaan Indonesia tampak serius latihan di Taman Tugu Selong. bau kepada siswa yang akan bertugas sebagai pengibar bendera pusaka dalam HUT RI ke-70 tingkat Kabupaten

Lotim bahwa belajar juga merupakan suatu tugas dari kemerdekaan. “Kemerdekaan terus menuju proses kebena-

ran, persatuan sangat penting dalam membangun kemerdekaan terutama dalam bidang keamanan,” terangnya. (yon)

Peringati Hari Kemerdekaan

Jelang Jambore Cabang

700 Peserta Ikuti Seleksi Jambore Ranting Siswa SMAN 1 Aikmel Siap Berpartisipasi

Mataram (Suara NTB) Sebanyak 700 peserta ikut ambil bagian dalam Jambore Ranting IV Gerakan Pramuka Kwartir Ranting (Kwarran) Lingsar yang digelar tanggal 79 Agustus bertempat di Pura Lingsar, Lombok Barat. Kegiatan Jambore dilaksanakan sebagai bentuk persiapan menghadapi Jambore Cabang yang direncanakan berlangsung tanggal 12-14 Agustus mendatang. Kepada Suara NTB, Sabtu (8/8) Ketua Panitia Jambore, Zaenudin S.Pd menjelaskan, kegiatan khusus bagi anggota pramuka penggalang itu terdiri 33 regu putra dan 38 regu putri yang berasal dari seluruh gugus depan di bawah Kwartir Ranting Lingsar. Kegiatan ini juga sebagai bagian dari seleksi peserta untuk mengikuti Jambore Cabang yang dijadwalkan berlangsung minggu depan. Lebih jauh Zae-

(Suara NTB/dys)

JAMBORE - Anggota pramuka di Kecamatan Lingsar saat mengikuti jambore ranting. Jambore ini digelar serangkaian seleksi menghadapi jambore cabang dalam waktu dekat. nudin menyebutkan, dari 568 anggota penggalang yang diseleksi, hanya 4 orang yang akan mewakili kwarran ke tingkat

cabang. Ia pun berharap pihaknya bisa terpilih mewakili Lobar pada Jambore Daerah NTB akhir tahun nanti.

Sementara itu, Ketua Kwartir Cabang Pramuka Lombok Barat, H. Muhammad Yamil menyebutkan, sampai saat ini baru 7 kwarran yang telah melaksanakan jambore dari 10 kecamatan di Lombok Barat. Sementara 3 kwarran lainnya belum melaksanakan di antaranya yaitu Kwarran Lembar, Labuapi dan Gunung Sari. “Sebagian besar Kwartir Ranting Gerakan Pramuka di Kabupaten Lombok Barat sudah melaksanakan kegiatan Jambore, sebagai bentuk persiapan menghadari jambore cabang pada 12 hingga 14 Agustus mendatang. Hanya tiga kwarran saja yang belum”, akunya. Ia pun berharap agar tiga kwarran yang belum melaksanakan jambore agar segera mempersiapkan diri mengingat dekatnya pelaksanaan Jambore Cabang. (dys)

Selong (Suara NTB) Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 70 tanggal 17 Agustus mendatang, sebanyak 52 siswa dari SMAN 1 Aikmel siap memberikan yang terbaik bagi daerah dan negara. Mereka akan bertugas menjadi pengibar bendera pusaka di Lapangan Umum Aikmel. Wakil Kepala Humas SMAN 1 Aikmel, Syamsudin, SPd, belum lama ini, mengungkapkan, jika pada peringatan proklamasi tahun 2015

ini, SMAN 1 Akimel mendapat giliran sebagai petugas upacara di tingkat kecamatan. Untuk itu, pihaknya sudah mempersiapkan 52 siswa sebagai petugas, sehingga mampu memberikan yang terbaik saat bertugas. Siswa yang menjadi petugas upacara, katanya, dibina langsung aparat kepolisian dan koramil. Pembina Paskibraka SMAN 1 Aikmel, Munawar, menambahkan, di tingkat kabupaten terdapat dua siswanya yang menjadi anggota Paskibraka

dalam upacara 17 Agustus mendatang. Bahkan, untuk tahun lalu salah satu siswanya berhasil masuk dalam paskibraka tingkat nasional, namun siswa bersangkutan mengundurkan diri dengan alasan lebih memilih mengikuti olimpiade. “Selain sekarang ini kita yang punya giliran sebagai pengibar bendera di tingkat kecamatan, dua orang siswa kita juga terpilih sebagai paskibraka di tingkat kabupaten yang tahap penyeleksiannya begitu ketat,” ujarnya bangga. (yon)

(Suara NTB/ist)

POSE BERSAMA - Civitas akademika FKIP Unram bersama Wakil Rektor I Lalu Wirasapta Karyadi pose bersama dengan mahasiswa peserta PPL yang dilepas, Sabtu (8/8).

FKIP Unram Lepas 566 Mahasiswa PPL Mataram (Suara NTB) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram (Unram) kembali melepas 566 mahasiswa dari 9 program studi (prodi) yang terdapat di FKIP untuk mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL). PPL berlangsung pertengahan Agustus hingga akhir Desembar mendatang. Dekan FKIP Unram, Dr. H. Wildan, menyebut PPL merupakan salah satu mata kuliah fakultas yang wajib diikuti setiap mahasiswa FKIP Unram. Mata kuliah tersebut dirancang secara khusus untuk menyiapkan calon guru agar memiliki dan menguasai kompetensi profesi keguruan secara utuh. ‘’Sehingga nantinya mereka dapat menjadi guru yang bisa mengemban tugas dan tanggung jawab secara profesional,’’ terangnya, Sabtu (8/8). Secara khusus, aku Wildan, penyelenggaraan PPL di FKIP

Unram bertujuan mendidik, membina, membimbing dan melatih mahasiswa agar memiliki keterampilan dan melaksanakan proses pembelajaran di dalam dan di luar kelas. Termasuk, mengenal secara cermat lingkungan sekolah, mendalami karakteristik setiap siswa dalam rangka memotivasi belajarnya, mampu menemukan masalah sekaligus problem solvingnya. Tidak hanya itu mampu menerapkan pembelajaran inovatif, menyusun RPP dan mengimplementasikannya secara baik, dan mampu mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Menurutnya, para mahasiswa peserta PPL akan di tempatkan di 108 sekolah mulai dari jenjang TK, SD, SMP, MTs, SMA, SMK dan MA yang tersebar di Kota Mataram dan Lombok Barat. PPL ini melibatkan 324 guru pamong dan 200 dosen pembimbing serta kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum setiap sekolah. Sementara itu, Wakil Rektor I Unram Prof. Dr Lalu Wirasapta Karyadi, meminta agar mahasiswa peserta PPL mampu menjaga sikap dan menjaga nama baik kampus. Ia mengingatkan agar setiap mahasiswa PPL memiliki dua kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi keperibadian. Kedua kompetensi tersebut harus dimiliki setiap peserta PPL agar pros-

es pembelajaran berhasil sesuai dengan rencana. Sementara kompetensi kepribadian, mahasiswa diminta berkepribadian baik, sopan santun, menggunakan baju rapi di hadapan warga belajar. “Jangan sampai membuat malu kampus, jangan malu untuk berkomunikasi. Saya tidak mau ada mahasiswa yang menjadi bahan olokan di sekolah tempat PPL, karena tidak mengajar di kelas,” tegasnya mengingatkan. Sementara jika ada mahasiswa yang melanggar etika dan merusak nama baik kampus selama PPL, pihak kampus tidak segan-segan akan membuat komisi etik yang akan bertugas menyelidiki sejauhmana tingkat pelanggaran yang dibuat mahasiswa. “Siapapun yang melanggar etika di lokasi PPL, akan dibentuk komisi etik untuk mengetahui tingkat kesalahannya. Seperti tahun lalu ada yang membuat kesalahan harus diberikan sanksi”, ujarnya. Adapun mahasiswa yang mengikuti PPL berasal dari 67 mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, 47 mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi, 55 mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika, 65 mahasiswa Pendidikan Kimia, 111 mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris, 158 mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia, 55 mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan, 6 mahasiswa PGSD dan mahasiswa PAUD. (dys)


OPINI

SUARA NTB Senin, 10 Agustus 2015

Menguji Fungsi Partai Politik DI DALAM tubuh partai partai politik (parpol), kita telah sepakat untuk menitipkan agenda rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik. Bersama fungsi itu dititipkan pula sebuah kewenangan untuk mengajukan calon pemimpin daerah maupun negara. Publik patut marah ketika fungsi dan kewenangan ini disalahgunakan. Kota Mataram kini kerap menghiasi laman berita nasional di berbagai media setelah daerah ini menjadi satu dari tujuh daerah di Indonesia yang hanya memiliki calon tunggal di Pilkada serentak tahun 2015. Selain Mataram, enam daerah lainnya adalah Kota Surabaya, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Pacitan di Jawa Timur; Kabupaten Tasikmalaya di Jawa Barat; Kota Samarinda di Kalimantan Timur dan Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur. Untuk menghindari fenomena ini sejumlah upaya telah ditempuh dengan melibatkan KPU, Bawaslu, Pemerintah, DPR RI dan berbagai elemen penentu kebijakan lainnya. Hasilnya adalah dibukanya kembali tahap ketiga pendaftaran pasangan calon di Pilkada tujuh daerah yang memiliki calon tunggal. Pendaftaran dibuka dari tanggal 9 hingga 11 Agustus 2015. Kebijakan ini bisa diartikan sebagai semacam ujian untuk partai politik. Setelah kebijakan ini digulirkan, publik menunggu sikap partai politik yang hingga kini belum juga mendaftarkan pasangan calon mereka. Sebab, kebijakan ini tentunya dibuat dengan harapan agar parpol yang belum mendaftarkan pasangan calonnya mau mendaftarkan mereka. Jika tidak mendaftar juga, siasialah kebijakan ini dibuat. Untuk diketahui, di Kota Mataram, masih ada sedikitnya empat partai politik pemilik kursi di DPRD Kota Mataram yang bisa mengajukan pasangan calonnnya. Mereka adalah Gerindra dengan 6 kursi, PPP dengan 5 kursi, PDIP dengan 5 kursi dan Demokrat dengan 4 kursi. Secara matematis, empat parpol itu bahkan masih bisa mengusung dua pasangan calon jika terbagi dalam koalisi yang berbeda. Masyarakat akan menunggu sikap parpol-parpol tersebut di masa pendaftaran pasangan calon yang dibuka saat ini. Dan patut diingat bahwa parpol didirikan bukan agar mereka berdiam diri saat digelarnya suksesi kepemimpinan seperti Pilkada saat ini. Berdasarkan undang-undang nomor 2 tahun 2008 yang telah dirubah dengan undang-undang nomor 2 tahun 2011, parpol memiliki sejumlah fungsi. Salah satunya, memberikan pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Mereka juga memiliki fungsi sebagai penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara, partisipasi politik warga negara Indonesia; dan rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender. Untuk menjalankan fungsi-fungsi itulah, parpol diberikan kewenangan yang luar biasa besar ; mereka boleh mengusung pasangan calon pemimpin daerah maupun negara. Namun, jika hal itu tak juga dilakukan maka ini tentu akan menjadi preseden buruk untuk demokrasi. Lebih jauh, ini memperlihatkan adanya gejala bahwa fungsi parpol tersebut telah diabaikan, bahkan cenderung disalahgunakan untuk kepentingan lain. Untuk parpol yang demikian, masyarakat tentu patut mencatat dan mengingat sikap mereka. Kelak, masyarakat yang merasa keberatan dengan sikap ini boleh saja menghukum mereka di Pemilu berikutnya. (*)

RADIO

Halaman Halaman 14 14

Merawat Keberagaman Kota Mataram Kota Mataramsaat ini telah menjelma sebagai kota Metropolitan di Nusa Tenggara Barat dengan berbagai kondisi dan coraknya. Sebagai ibu kota provinsi, Mataram tentu menjadi barometer pembangunan di NTB. Roda pemerintahan dan perekonomian NTB akan berpengaruh oleh perekonomian di Kota Mataram.Sehingga kestabilan kehidupan di Kota Matarammenjadi tanggung jawab bersama untuk dijaga. ALAH satu ciri kota metropolitan adalah keberagaman penduduknya. Berbagai su ku bangsa tinggal di Mataram, ada suku sasak, suku bali, mbojo, Sumbawa dan jawa serta beberapa penduduk lain yang diluar itu, seperti bugis dan lainnya. Di sini juga ada keturunan Cina dan Arab. Kenapa kota metropolitan menjadi persinggahan akhir sumber daya manusia terbaik, karena kota metropolitan member kehidupan layak secara ekonomi (kebutuhan pokok) maupun infrastruktur pengetahuan. Daerah-daerah yang terbelakang memiliki penduduk jenius hanya sampai sekolah menengah saja, setelah tamat kuliah kemungkinan tidak akan kembali ke kampong halamannya. Bila tidak dirawat keberagaman masyarakat maka jangan harap kota ini mampu berkembang lebih maju lagi seperti kota-kota lain di tanah air, alih-alih menjadi pendorong majunya daerah lain di NTB. Syarat perawatan yang baik adalah dengan pelumas modal sosial.Masing-masing kita harus berpegang teguh pada nilainilai, saling percaya dan saling membutuhkan. Sehingga masing-masing penduduk yang beragam itu merasa memiliki dan merasa bertanggung jawab atas kemajuan kota tempat di mana mereka hidup bahkan mungkin dikuburkan kelak. Berpikir Tenang Persoalan Pilkada beberapa hari terakhir menjadi perbincangan hangat di dalam masyarakat kita, dan tidak jarang menyita pikiran.Bagi sebagian orang menyikapi perbedaan cara pandang, haluan politik adalah biasa-biasa saja. Pendawasaan politik menjadi mudah ditemukan pada orang-orang itu. Namun tidak semua ber-

Oleh:

Dr. M. Firmansyah

(Dosen dan Ketua PKEP FEB Unram)

Menghargai hasil dari segala proses yang bersumber dari masyarakat adalah jalan terbaik ketika kita menerima dan setuju dengan cara atau sistem demokrasi diterapkan. Walaupun masih ada perdebatan di dalamnya. pikiran dan berkemampuan sama, bahkan ada kalanya kita merasa harus memaklumi atas perilaku salah seseorang karena memang sampai disitu kemampuan dan logika berpikirnya. Benturan antara berbagai kepentingan politik sangat mudah terbakar dalam kondisi ketidakdewasaan politik. Kita sama-sama mencintai kota mungil ini, sehingga terlalu kecil untuk kita endapkan kecintaan itu hanya karena persoalan politik pragmatis dan singkat. Masing-masing kita berpeluang membangun sekaligus merusak tatanan kehidupan yang sudah baik itu ke depan. Bila kita lempar jauh-jauh pikiran tenang, nalar sehat maka apapun selalu dijawab dengan kekerasan, apapun selalu dijawab dengan permusuhan. Merasa Memiliki Bila pembaca Suara NTB melewati jalan besar di belakang MataramMall, disitu ada iklan besar terpampang bertuliskan peluangpeluang untuk kuliah di ITN (Institut Teknologi Nasional) Malang. ITN adalah salah satu universitas swasta nasional terbaik di tanah air, dan termasuk kampus senior. Apa yang menarik dari iklan itu? Iklan itu turut memuat foto sang rektor ITN yang merupakan orang asli Lombok (sasak). Terangkatnya pendatang sebagai rektor di ITN menunjukan bahwa demokratisasi berjalan baik dan diskriminasi di-

eleminir di sana. Siapapun bisamenjadi rektor, tidak prduli dari suku mana, keturunan siapa, selama dia mampu dan punya kompentensi bekerja dan mencintai institusinya maka dia berhak menjadi pemimpin. Tentu kita tidak bisa meragukan kecintaan dan rasa memiliki sang rector terhadap kampusnya. Dia akan berjuang untuk membawa kemajuan bagi institusinya termasuk dengan cara intensif memperkenalkan lembaganya ke kampong halamannya sendiri, serta membangun hubungan kerjasama dengan pihakpihak tertentu. Sungguh pemandangan yang menakjubkan bagi saya, walaupun fenomena ini mungkin tidaklah istimewa. Tentu kita tidak harus jadi rector atau kepala lembaga tertentu untuk menjual potensi dan memajukan daerah tempat kita bernaung.Dengan kapasitas kita masing-masing, kita bias melakukannya, syaratnya kita semua harus menyadari dan dijadikan sadar oleh pemangku kebijakan bahwa daerah ini milik kita bersama sehingga perlu dirawat dan dimajukan terus menerus. Menghargai hasil dari segala proses yang bersumber dari masyarakat adalah jalan terbaik ketika kita menerima dan setuju dengan cara atau sistemdemokrasi diterapkan, walaupun masih ada perdebatan di dalamnya. Siapapun walikota dan wakil

walikota yang terpilih itulah pilihan kolektif masyarakat.Biarlah masyarakat nyaman dengan pilihannya, tanpa harus kita lecehkan dengan mengatakan bodoh karena memilih si ini dan si itu. Sekali lagi karena disitulah kemampuan dan kapasitas masyarakat kita menelaah apa yang dipilihnya. Tugas seorang cendikia, tugas siapapun yang merasa mampu adalah mencerdaskan masyarakat ini untuk memilih yang terbaik dari yang baik. Untuk memilih yang perhatian dari yang kurang perhatian untuk memilih yang mampu dari yang kurang mampu.Ketika masyarakat memilih pilihannya berangkat dari alas an alas an rasional di baliknya, maka disitulah keberhasilan kita meningkatkan derajat pemikiran masyarakat kita. Akhirnya mari kita sikapi setiap perbedaan politik dengan arif, mari kita tempatkan kepentingan Mataram yang lebih besar demi kemajuan Mataram ke depan. Sejarah akan mencatat setiap langkah yang kita lakukan, apakah kita bagian dari orang yang membangun atau merusak. Bila kita tergolong orang yang membangun daerah ini, betapa bangga anak cucu kita kelak. Sebaliknya bila kita bagian dari perusak maka anak cucu kita akan menjadi bahan olok-olokan sejarah. (*)

NTB dapat DBHCHT sebesar Rp 300 miliar Pastikan tepat sasaran dan awasi penggunaannya

*** Mulai diserbu wisatawan Tiongkok, NTB kekurangan ‘’guide’’ Bahasa Mandarin PR untuk Disbudpar NTB

***

RADIO

Penanggung Jawab: Agus Talino Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab : Raka Akriyani Koordinator Liputan : Fitriani Agustina, Marham, Moh. Azhar Redaktur : Fitriani Agustina, Marham, Izzul Khairi, Moh. Azhar Staf Redaksi Mataram : Moh. Azhar, Haris Mahtul, Afandi, M. Nasir, Hari Aryanti, Akhmad Bulkaini, M. Kasim, Darsono Yusin Sali, Sahmad Darmi Lombok Barat: M.Haeruzzubaidi, Lombok Tengah : Munakir. LombokTimur: Rusliadi. KLU : Johari. Sumbawa Barat : Heri Andi. Sumbawa : Arnan Jurami. Dompu : Nasrullah. Bima : M.Yusrin. Tim Grafis : A.Aziz (koordinator), Mandri Wijaya, Didik Maryadi, Jamaluddin, Wahyu W. Kantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Tarif Iklan : Iklan Baris : Rp 15.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). Display B/W (2 kolom/lebih): Rp 20.000/mmk. Display F/C : Rp 25.000/mmk. Iklan Keluarga : Rp 15.000./mmk. Iklan Advertorial : Rp 10.000/mmk. Iklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 450.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 250.000/kavling. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Harga Langganan: Rp 75.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 80.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 4.500. Terbit 6 kali se-minggu. Penerbit: PT Bali Post.

SUARA NTB

Wartawan SUARA NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.


Senin, 10 Agustus 2015

SUARA NTB

Halaman 16

OTOMOTIF

OTOMOTIF

- AC STD Rp. 225.000 net - Superior Rp. 275.000 net - Deluxe Rp. 325.000 net

Hanya Rp 295.000/nett

RADIO


Halaman 15

SUARA NTB Senin, 10 Agustus 2015

Courtois Dikartu Merah, Swansea Tahan Chelsea London Thibaut Cortois diusir keluar lapangan ketika upaya Chelsea untuk mempertahankan gelar juaranya dimulai dengan hasil kurang maksimal, di mana pasukan Jose Mourinho ditahan imbang 2-2 oleh Swansea City, di Stamford Bridge, Minggu kemarin. Dominan di kandang pada musim lalu, sang juara bertahan Liga Utama Inggris mendapati diri mereka berada di posisi yang tidak familiar yakni hanya mendapatkan satu angka setelah dua kali gagal mempertahankan keunggulan, yang kedua melalui penalti pada menit ke-52, yang dikonversi Batefimbi Gomis dan didapat akibat pelanggaran Courtois yang membuat sang kiper mendapat kartu merah. Chelsea unggul pada menit ke-23 melalui Oscar dan merestorasi keunggulan mereka melalui gol bunuh diri Federico Fernandez, setelah Andre Ayew menandai debut kompetitifnya bersama Swansea dengan torehan gol. Ini bukan cara yang diharapkan Mourinho untuk

merayakan kontrak baru berdurasi empat tahun, khususnya setelah mereka tampil cukup baik di pra musim. Setidaknya sang pelatih Chelsea dapat melihat Diego Costa bermain selama 90 menit setelah sempat dihantam cedera otot paha belakang. Masuknya Costa dan Courtois, yang pulih setelah mendapat cedera lutut saat melakukan pemanasan - membuat tim inti Chelsea berisikan pemain-pemain yang familiar, di mana rekrutan-rekrutan baru seperti Asmir Begovic dan Radamel Falcao menghuni bangku pemain cadangan. Kegagalan Chelsea untuk melakukan lebih banyak perekrutan setelah kesuksesan musim lalu memicu tudingan bahwa klub mengambil resiko, ketika rival-rival utamanya

telah memperkuat diri. Mourinho mempertahankan pendekatannya menjelang pertandingan ini, meski ia mengakui bahwa ia masih ingin mendatangkan bek kiri untuk bersaing dengan Cesar Azpilicueta menyusul kepergian Filipe Luis. Awalnya ini terlihat seperti permainan biasa di atas lapangan, di mana tuan rumah dengan cepat menggebrak pertahanan Swansea yang bertekad untuk membalas dendam atas dua kekalahan berat yang mereka derita dari Chelsea pada musim lalu. Pasukan Garry Monk kemasukan sembilan gol pada kedua pertandingan itu, namun setelah finis di peringkat kedelapan pada musim lalu, tim asal Wales itu percaya diri untuk dapat melaju lebih jauh, khususnya menyusul kedatangan Ayew dari Marseille. Tandukan dari Gomis yang

melintasi gawang Courtois mengonfirmasi ancaman tim tamu. Montero Mendominasi Ivanovic Kemudian penyerang Swansea itu terlalu lambat untuk memaksimalkan peluang bagus di menit ke-15, setelah mendapat umpan dari Jonjo Shelvey. Namun Chelsealah yang mulai mendominasi permainan di mana Oscar, yang beroperasi di belakang Costa, menjadi jantung gerakan-gerakan serangan tim tuan rumah. Dan mereka membuka keunggulan ketika Gomis membuat Chelsea mendapat tendangan bebas di sisi kiri kotak penalti Swansea, menyusul pelanggarannya terhadap Azpilicueta. Oscar melepaskan umpan silang mendatar yang melewati semua orang dan melesak ke tiang jauh. Swansea meresponnya dengan positif dan menyamakan kedudukan enam menit kemudian, ketika Jefferson Montero melewati Branislav Ivanovic sebelum mengirim umpan silang untuk Gomis,

(Suara NTB/ist)

KOTAK PENALTI – Kiper Chelsea, Thibaut Cortois melakukan pelanggaran terhadap penyerang Swansea, Batefimbi Gomis di tepi kotak penalti dalam laga yang berakhir imbang 2-2 di pekan pembuka Liga Inggris, Minggu kemarin. yang tandukannya dapat ditahan Courtois. Ayew mampu menguasai bola pantul dan ia menuntaskan peluang dengan cerdik dari jarak dekat, setelah upaya awalnya diblok Gary Cahill. Malang bagi tim tamu, mereka tidak mampu mempertahankan skor imbang untuk lebih dari satu menit, ketika Chelsea merestorasi keunggulan mereka saat umpan silang Willian mengenai kaki bek tengah Swansea Fernan-

Gubernur Puji Kemampuan Peserta LUT NTB (Suara NTB/fan)

TERIMA TROFI - Juara RAR 21 Kilometer putri, Budiyarni (tengah) menerima trofi yang diserahkan oleh Dewan Kehormatan KONI NTB, H. MNS. Kasdiono, dalam Lombok Ultra Triathlon (LUT) NTB di Bukit Senaru, KLU, Sabtu (8/8) lalu.

Budiyarni Tercepat di RAR 21 Km Putri Mataram (Suara NTB) Peserta asal Indonesia, Budiyarni berhasil mencatat waktu tercepat dalam lomba RAR 21 Kilometer putri pada Lombok Ultra Triathlon (LUT) NTB yang mengambil start dari Gunung Senaru melintasi Perbukitan Gunung Rinjani, Sabtu (8/8) lalu. Wanita kelahiran Jakarta, 31 Agustus 1977 itu berhasil menyentuh finis pertama dengan catatan waktu 5 jam, 34 menit, 20 detik. Budiyarni yang biasa disapa Ina itu berhasil mengalahkan rekannya Patricia asal Indonesia yang finis di peringkat kedua dengan waktu 5 jam, 39 menit, 48 detik. Selanjutnya, urutan ketiga diraih oleh Ang asal Malaysia dengan catatan waktu 5 jam, 58 menit, 31 detik. Budiyarni yang diwawancara Suara NTB di lokasi mengatakan bahwa prestasi yang diukirnya di event itu merupakan pertama kali setelah dua event yang pernah diikuti. Prestasi Ina di event tersebut tentu tidak diraih dengan mudah. Dia mengaku sudah mempersiapkan diri secara maksimal guna menghadapi event itu. “Persiapan boleh dibilang panjang, karena saya sudah berlatih selama tiga bulan menghadapi event ini,” akunya. Sebagaimana diketahui sebelumnya Lomba RAR 21 kilometer itu diikuti oleh 200 lebih peserta dan dilepas secara resmi oleh Ketua Umum KONI NTB, Andy Hadianto. Namun mereka yang berhasil masuk finis sebanyak 125 peserta terdiri dari 91 putra dan 34 putri. Para peserta berlari melintasi Gunung Rinjani dengan batas waktu tempuh 7 jam. Bagi peserta yang melebihi waktu 7 jam dinyatakan gagal sebagai peserta RAR 21 Km meskipun mereka berhasil menaklukan rute tersebut. Terbukti di lomba RAR 21 Km putri tercatat sebanyak 19 peserta yang berhasil mencatat waktu kurang dari 7 jam, sementara 14 peserta lainnya dinyatakan gagal meskipun berhasil meraih finis. Sementara di RAR 21 Km putra yang diikuti 91 orang meloloskan 66 orang, sisanya 25 peserta dinyatakan gagal. Informasinya, finis pertama di RAR 21 K putra diraih oleh Peres Daniel asal Spain dengan waktu 3 jam, 6 menit, 58 detik, disusul peserta asal Indonesia Dermawan ditempat kedua (3 jam,37 menit, 18 detik) dan Simatupang di posisi ketiga dengan waktu 4 jam, 10 menit, 6 detik. Kemudian di perlombaan lain Mount Rinjani Ultra (MRU) hanya 4 peserta yang berhasil menempuh finis dari 300 peserta, yakni Wismoyo asal Indonesia 13 Jam, 9 menit, 3 detik. Selanjutnya peserta asal Hongkong Lun dengan waktu 17 jam,13 menit,42 detik, Pablo dari Spain (14 jam, 44 menit,33 detik) dan Regis dari France (15 jam ,17 menit, 7 detik). Batas waktu untuk peserta MRU yakni 22 jam, bagi peserta yang melebihi waktu 22 jam dinyatakan gagal. (fan/*)

MU Menang Tipis Berkat Gol Bunuh Diri London Gol bunuh diri Kyle Walker membawa Manchester United memulai musim Liga Utama Inggris dengan kemenangan 1-0 atas Tottenham Hotspur, di Old Trafford pada hari pembukaan Sabtu. Bek kanan Inggris itu memasukkan bola ke gawangnya sendiri pada menit ke22, mengejar bola untuk mencegah Wayne Rooney menyambar umpan silang Ashley Young, namun ia justru mengarahkan bola ke gawangnya sendiri. United memberikan debut pertandingan kompetitif kepada Sergio Romero, Matteo Darmian, Morgan Schneiderlin, dan Memphis Depay, sedangkan Bastian Schweinsteiger masuk sebagai pemain pengganti pada babak kedua ketika ia menjadi pemain Jerman pertama yang memperkuat klub itu. “Pertama kali Anda bermain di Old Trafford selalu sulit, namun saya menyukai penampilan (para pemain), khususnya Darmian,” kata pelatih MU, Louis van Gaal, yang merayakan ulang tahun ke-64nya, kepada BT Sport. Perihal kiper David de Gea, yang dibangku cadangkan di tengah ketertarikan dari Real Madrid, Van Gaal menambahi, “Ia merupakan pemain terbaik kami dalam dua musim silam, terpilih oleh para penggemar, maka kami tidak dapat membiarkan ia hengkang dengan mudah.” (ant/bali post)

Mataram (Suara NTB) Kegiatan Lombok Ultra Triathlon (LUT) yang diselenggarakan pihak EO sport FONE bekerjasama dengan pihak KONI NTB di Pulau Lombok, 6 Agustus 2015 telah berakhir, Sabtu (8/8) lalu. Event yang digelar dalam rangka HUT RI itu berjalan sukses dan mendapat dukungan penuh dari Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi. Orang nomor satu di Pemprov NTB menginginkan event itu menjadi program tahunan Pemprov NTB. KONI NTB berharap kegiatan ini akan menggairahkan masyarakat NTB untuk berolahraga. Salah satu dukungan Gubernur NTB, terhadap event itu, yakni dengan bersepeda bersama komunitas Lombok Bike Comunity (LBC) sejauh 100 Kilometer (Km). Gubernur bersama rombongan LBC memulai kegiatan bersepeda bersama rombongan LBC mengambil start di Hotel Santika pukul 08.00 wita menuju Rembiga—Gunung Sari—Pusuk— KLU—Tanjung—Bayan hingga finis pukul 12.00 wita di Bukit Senaru tepatnya di lokasi start kegiatan MRU dan RAR peserta LUT. Tanpa mengulur waktu Gubernur bersama rombongan LBC, seperti H. MNS. Kasdiono (Anggota DPRD NTB), Ketua AFI NTB, Arianto Prametu, Karo Kesra Setda NTB, H. Suhaimi, SH langsung menyerahkan throfi kepada tiga peserta putra yang masuk finis lebih

(Suara NTB/fan)

POSE BERSAMA - Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, Ketua Umum KONI NTB, H. Andy Hadianto SH bersama Penjabat Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU), Ashari, SH, MH berpose bersama juara RAR 21 Km putra dalam Lombok Ultra Triathlon (LUT) NTB di Bukit Senaru, KLU, Sabtu (8/8). awal di event itu. Sementara itu wakil Ketua Komisi V DPRD NTB, H. MNS. Kasdiono menyerahkan trofi untuk tiga peserta RAR putri yang masuk finis lebih awal. “Selamat untuk peserta yang berhasil sampai finis. Kalian orang-orang hebat. Kita saja bersepeda dari Mataram sampai kesini cukup oleng, apalagi harus berenang, bersepeda dan lari,” ucap Gubernur kepada peserta LUT. Sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa LUT NTB tahun 2015 diikuti 5 orang peserta yang berenang sejauh 6,5 Km, bersepeda 300 Km dan lari 52 Kilometer. Sementara untuk lomba Mount Rinjani Ultra (MRU) 52 Km diikuti 200 lebih peserta, kemudian Lomba Rin-

jani Altited Run (RAR) 21 Km diikuti 300 peserta. Itu artinya total peserta yang mengikuti event itu mencapai 500 peserta. Ketua Umum KONI NTB, H. Andy Hadianto mengatakan bahwa LUT NTB tahun 2015 telah berlangsung sukses. Kegiatan tersebut akan dijadikan event tahunan Pemprov NTB dalam rangka mempromosikan wisata NTB ke komunitas pencinta olahraga ekstrem tersebut. Dia yakin penyelenggaraan event akan menarik perhatian jutaan turis mancanegara untuk berkunjung ke NTB, khususnya Pulau Lombok. Andy juga berharap kegiatan ini bisa merealisasikan target NTB mendatangkan 2 Juta Wisatawan setiap tahun ke NTB. (fan/*)

dez dan masuk ke gawangnya sendiri. Bagaimanapun, Swansea tidak ragu-ragu dan mendapat keuntungan dari dominasi Montero atas Ivanovic, yang membuat Chelsea gagal mempertahankan keunggulannya. Dan mereka mendapat ganjarannya dengan gol penyama kedudukan kedua, ketika umpan terobosan Shelvey dikejar Gomis - yang berada dalam posisi onside karena keberadaan Willian - dan

memicu Courtois keluar dari sarangnya dan melanggar sang penyerang di tepi kotak penalti. Oscar dikorbankan agar Begovic bisa masuk, namun ia terkecoh oleh eksekusi penalti Gomis. Keseimbangan permainan bergeser, di mana Swansea mendominasi dan Chelsea lebih banyak bertahan sampai peluit panjang berbunyi, yang menghadirkan rasa lega bagi Mourinho dan para pemainnya. (ant/bali post)

Kejurnas Drag Bike Region III Seri 4

Plt. Bupati Lobar ”Launching” Sekolah Olahraga Bermotor Lobar (Suara NTB) Kejurnas Drag Bike Region III Seri 4 di Sirkut Penas, Lobar, Minggu (9/8) kemarin berlangsung meriah. Event itu diikuti 332 peserta untuk bertarung di 14 kelas yang dipertandingkan. Selain itu Plt. Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid, S.Ag, M.Si juga hadir membuka event tersebut sekaligus meresmikan program ekstrakurikuler dan kurikulum olahraga bermotor SMKN 1 Gerung Lobar. Dalam sambutannya, Fauzan mengapresiasi lomba adu cepat motor tersebut. Bahkan dia menjanjikan akan membangun sebuah sirkuit drag bike yang berstandar nasional di Wilayah Lombok Barat (Lobar). Rencana pembangunan sirkut Drag Bike oleh Pemda Lobar itu untuk mendukung kegiatan belajar pelajar SMKN 1 Gerung yang akan membuka program ekstrakurikuler dan kurikulum pelajar penggila otomotif. “Adanya kelas olahraga otomotif ini mudah-mudahan bisa memotivasi pelajar agar bersungguh-sungguh memahami olahraga bermotor, sehingga menciptakan pelajar yang menggunakan kendaraan bermotor yang aman,” ucapnya. Dikatakan Fauzan, alasan pihaknya membangun sirkuit balapan motor itu agar para pelajar dan pemuda di NTB khususnya pelajar dan pemu-

da Lobar tidak melakukan balapan liar. Dan tugas Pemda akan melakukan identifikasi lokasi untuk pembangunan sirkut balapan motor yang akan dibangun oleh pihak Pemprov IMI NTB. Di tempat yang sama, Ketua Umum Pengprov IMI NTB, M. Nur Haedin mengatakan alasan pihaknya bekerjasama dengan pihak SMKN 1 membuka kelas olahraga bermotor itu karena angka kecelakaan lalu lintas bagi pengendara bermotor di NTB terbanyak ada di Lobar. Atas alasan itu pihak IMI NTB akan bekerjasama dengan pihak SMKN 1 Gerung membuka kelas olahraga otomotif khususnya olahraga motor. “Kita memilih SMKN 1 Gerung sebagai pilot project sekolah olahraga bermotor di NTB. Kalau bisa berhasil kita juga akan membuka kelas olahraga bermotor di salah satu SMK di Pulau Sumbawa tahun depan,” ucap M. Nur Haedin yang biasa disapa Edo. Di bagian lain Edo juga menambahkan bahwa Kejurnas Drag Bike Region III seri 4 yang berlangsung di Lobar, Minggu (9/8) kemarin diikuti 332 peserta. Jumlah peserta yang ikut di kejurnas drag bike region III Seri 4 di NTB kali ini jauh lebih banyak dari event yang sama di seri 1 Januari lalu yang hanya diikuti 200 lebih peserta. (fan)

Perbakin Rinjani Gelar Kejuaraan Menembak Mataram (Suara NTB) Sebanyak 150 penembak dari 6 kabupaten/kota di NTB unjuk kebolehan di Lomba Menembak yang digelar Perbakin Rinjani di Lapangan Menembak Brimob NTB, Minggu (9/8) kemarin. Para peserta bersaing meraih prestasi terbaik di event yang digelar dalam rangka menyambut HUT RI ke 70 dan HUT Perbakin Rinjani ke 55 itu. Kabid Berburu Perbakin Rinjani, I Gusti Bagus Rastra Murti Dwia yang diwawancara Suara NTB di lapangan menembak mengatakan lomba menembak itu melibatkan ra-

tusan peserta dari Kabupaten Lombok Utara (KLU), Lobar, Loteng, Sumbawa, Kota Mataram, Sumbawa Barat dan peserta dari Bali. Dan lomba menembak itu merupakan kegiatan tahunan Perbakin Rinjani dalam rangka pembinaan atlet atlet. Perbakin Rinjani berharap event itu dapat memperkuat sinergisitas TNI, Polri dan pengurus klub dan anggota Perbakin Rinjani di NTB. “Lewat event ini kita berharap dapat terus memperkuat sinergisitas TNI, Polri, pengurus, atlet dan anggota Perbakin Rinjani NTB. Selain itu event ini diharapkan

(Suara NTB/fan)

BIDIK TARGET - Tampak peserta lomba menembak sedang membidik target di Lapangan Menembak Brimob Polda NTB, Minggu (9/8) kemarin.

dapat melahirkan atlet-atlet yang berprestasi yang mampu mengharumkan nama NTB di kejuaran menembak di level nasional,” ucapnya. Pihak panitia sendiri menyiapkan trofi, piagam penghargaan dan uang pembinaan bagi peserta yang meraih prestasi tiga besar di event itu. Sebagaimana diketahui, lomba menembak itu mempertandingkan 4 kategori pertandingan yakni 25 meter metal silhouette, 33 meter metal silhouette, 41 meter band race metal silhouette dan Senpi. (fan)

(Suara NTB/fan)

SERAHKAN PIN - Plt. Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid didampingi Ketua Umum IMI NTB, M. Nur Haedin menyerahkan PIN dan kartu pelajar kepada 25 pelajar olahraga otomotif SMKN 1 Gerung saat membuka Kejurnas Drag Bike Region III Seri 4 di Sirkuit Penas Lobar, Minggu (9/8) kemarin.


SUARA NTB

Senin, 10 Agustus 2015

Halaman 17

Menyediakan aneka hidangan & melayani pesanan nasi kotak, snack box dan menerima rantangan

081 917 475 999 081 933 154 919

Penjualan dgn Fee 3% Tanpa dikenakan biaya & tidak mengikat

KOMPUTER

gin Belajar n i P ANIMASI ? SETIAP MINGGU PAGI - SORE DI TAMAN MAYURA

HUBUNGI :

SALES

RUPA - RUPA

SALON

SALON

RUPA - RUPA

081917002381

COUNTER PAINT ART GALLERY MINIMALIS LUNA MAYA EKAGITT


SUARA NTB Senin, 10 Agustus 2015

Mira Lesmana dan Riri Reza Beri Bocoran AADC 2

(ant/bali post)

Jakarta (Suara NTB) Film Ada Apa Dengan Cinta 2 segera diproduksi Oktober mendatang. Penulis cerita dan produser Mira Lesmana dan Riri Reza, membocorkan sejumlah fakta mengenai film tersebut. Soal pemain yang akan tampil di film tersebut, Mira Lesmana memastikan bahwa pemeran utama AADC 2, Cinta dan Rangga, akan tetap dibintangi Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra. Namun, saat ditanya oleh Denis Adhiswara, moderator dalam sesi AADC pada gelaran PopCon Asia 2015, Sabtu, apakah semua pemain AADC kembali tampil, Mira menjawab: “Saya belum bisa bocorkan, tapi yang pasti Mamet enggak akan tinggal di bandara,” kata dia. Soal soundtrack juga menjadi bagian penting dari film yang diprediksikan akan mengulang sukses AADC ini. Hal tersebut disampaikan oleh Riri Reza yang menganggap soundtrack sebagai penanda penting dari zaman atau waktu. “AADC merupakan turning point, saat itu musik lagi bagus-bagusnya,” ujar dia. “Untuk AADC 2 ada dua kemungkinan, harus ada dealing emosi dengan para pemain dan harus bisa menimbulkan nostalgic feeling,” sambung dia. Dalam kesempatan itu, Riri Reza juga mengkonfirmasi bahwa soundtrack AADC akan kembali digarap oleh pasangan musisi Melly Goeslaw dan Anto Hoed. AADC juga terkenal akan puisi-puisinya. Rangga adalah seorang yang puitis. Akankah Rangga kembali membuat puisi? “Masih akan terdengar puisi dari Rangga,” jawab Mira Lesmana. Sementara soal lokasi cerita, film Ada Apa Dengan Cinta berakhir saat Rangga yang diperankan oleh Nicholas Saputra harus bertolak ke New York. Oleh karena itu, Riri Reza mengatakan bahwa syuting AADC 2 juga akan dilakukan di kota tersebut. Selain New York, dan Jakarta tentunya, pengambilan gambar AADC 2 juga akan berlokasi di Jogjakarta. “Perkembangan budaya pop di Indonesia yang paling menarik adalah kota Jogjakarta. Di Jogjakarta banyak sekali perkembangan baru, selain seni, komik, hip hop, muralnya juga asik-asik,” kata Riri Reza. Hal senada juga disampaikan Mira Lesmana yang menurut dia kota New York dan Jogjakarta memiliki kesamaan semangat. “Bulan lalu saya riset ke New York, Brooklyn, vibrant-nya sangat berwarna, sama dengan Jogja,” kata dia. “New York dan Jogja akan jadi sangat kental di sana (AADC 2),” tambah dia. Berbeda dengan sekuel pertamanya yang disutradarai oleh Rudi Soedjarwo, AADC 2 akan dibesut oleh sutradara yang namanya tidak asing lagi di dunia perfilman Indonesia. “Di AADC 1 saya dan Riri terlibat sebagai penulis cerita dan produser. Untuk AADC 2 kami memutuskan sutradara Laskar Pelangi, Riri Reza, sebagai sutradara,” ujar Mira Lesmana. (ant/bali post)

Tari Saman

Tari Saman Memesonakan Meksiko London Tari Saman, yang dibawakan secara lincah oleh para pelajar yang tergabung dalam tim SMA 8 dan beberapa tarian tradisional Indonesia memesonakan para penonton selama sembilan hari dipertunjukkan di Festival Zacatecas del Folklor Internacional Gustavo Vaquera Contereas (FZFI) ke-20 Tahun 2015 di Zacatecas, di wilayah utara Meksiko. Pelaksana Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI di Meksiko, Febby Fahrani, Minggu, mengatakan Tim SMA 8 CIOFF Indonesia memukau sekitar 300 penonton di Teatro Fernando Calderon dan bertepuk tangan meriah pada saat tim menarikan Tari Saman. Tim SMA 8 sebagai wakil dari Counseil International des Organisation de Festival de Folklore et de’Arts Traditionnels (CIOFF) Indonesia juga dipuji penonton atas keindahan kostum tarian yang mempesona, ujarnya. Dengan perasaan bangga, pelajar yang didampingi empat pembimbing menarikan tarian Indonesia di berbagai panggung antara lain Plaza Miguel Auza, Plaza Bicentario, Plazuela Goitia, Plaza 450 Aniversario, Ciudadela de Arte, Casa Municipal de Cultura, Teatro Fernando Calderon, dan Teatro del Lago. Tampilan pelajar salah satu SMA terbaik di Jakarta tersebut senantiasa memperoleh atensi besar dari penonton yang memadati tempat pertunjukkan dengan diiringi tabuhan gendang dan rebana serta denting gamelan. Menurut Ayu Wiranti, salah seorang pembimbing yang juga pelatih tari Tim, pada penampilan terakhir Tim pada FZFI 2015, di kota Guadalupe Zacatecas, tim memperoleh tepuk tangan sambil berdiri. Penampilan Tim SMA 8 - CIOFF Indonesia di Meksiko ini adalah untuk pertama kalinya. Meskipun perjalanan yang ditempuh tim cukup panjang, tim tetap bersemangat untuk mempromosikan budaya Indonesia pada FZFI 2015. Bersama dengan 15 negara lain, di antaranya Argentina, Bolivia, Brasil, Costa Rica, Kanada, Colombia, Chile, Spanyol, Mesir, Prancis, Honduras, Rusia, Panama, Peru, Polandia, dan El Salvador, selama sembilan hari Tim SMA 8 - CIOFF Indonesia memukau Zacatecas dengan keragaman tari rakyat dari masingmasing negara. Gubernur Meksiko City, Miguel Alonso Reyes, menyampaikan apresiasi tinggi kepada perwakilan negara yang berpartisipasi dalam FZFI 2015, kehadiran 16 negara, termasuk Indonesia, di Meksiko dalam festival menunjukan semangat yang sama dalam melestarikan kekayaan seni budaya rakyat. Secara khusus Reyes menyampaikan apresiasi kepada Indonesia sebagai satu-satunya peserta dari kawasan Asia yang hadir di FZFI 2015. (ant/bali post)

BUDAYA DAN HIBURAN

Halaman 18

”Gala Dinner Mount Rinjani Ultra” di Museum

Strategi Menggaet Kunjungan Wisatawan ke NTB

Mataram (Suara NTB) Penyelenggaraan “Gala Dinner Mount Rinjani Ultra” sengaja dilakukan di Museum Negeri NTB. Hal ini merupakan salah satu strategi untuk menggaet minat kunjungan wisatawan baik domestic maupun mancanegara. Pasalnya, usai acara ramah tamah dan menyantap hidangan, para tamu yang berasal dari 35 negara di dunia itu diperkenalkan dengan sejumlah koleksi peninggalan berupa benda-benda bersejarah sebagai lambang kebudayaan masyarakat daerah ini dari masa lampau hingga sekarang. Kabid Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, Muhariadi Kurniawan mengatakan, sebelum berangkat mendaki Rinjani, para tamu diberikan jamuan makan malam di museum. Setelah itu, para tamu terutama yang berasal dari kalangan turis mancanegara dihibur dengan sejumlah atraksi seni dan budaya serta disugihi pesona-pesona peninggalan peradaban budaya masyarakat yang telah menjadi bagian dari koleksi di museum Negeri NTB. Asumsinya, sejumlah 1000 wisatawan asing akan hadir untuk memeriahkan kegiatan

(Suara NTB/met)

MENARI - Para peserta Mount Rinjani Ultra saat asyik menari di Museum Negeri NTB. ini. Menurutnya, ini merupakan salah satu strategi pemasaran untuk menggaet minat kunjungan wisatawan. “Dari ke-35 negara itu masingmasing ada dari benua Eropa, Benua Amerika, dan negaranegara di Asia,” ujarnya. Selanjutnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

(Kadisbudpar) NTB, H. L. Mohammad Faozal S.Sos.,M.Si dalam sambutannya berkenan memperkenalkan sejumlah etnis dan keragaman budaya yang menjadi pesona pariwisata daerah ini. Ia berharap, halhal yang menyangkut pengenalan nuansa daerah ini bisa ditangkap oleh para

wisatawan serta membawa dampak positif kedepannya. Paling tidak, para peserta Mount Rinjani Ultra tersebut berkesan serta berkenan untuk datang kembali melancong ke daerah ini dengan membawa rekan-rekan mereka. Secara terpisah, Kepala Museum Negeri NTB, Ir. Baiq Rah-

mayati mengapresiasi agenda yang terselenggara di tempatnya itu. Ia mengaku siap mendukung dalam hal pembangunan dan pengembangan pariwisata daerah yang hendak dilakukan oleh Mantan Kepala Museum yang sekarang menjabat sebagai Kadisbudpar tersebut. (met/*)

Hijabographic Ingin Jadi Wadah Muslimah Kreatif Jakarta (Suara NTB) Dakwah lewat cara yang menyenangkan sekaligus wadah bagi para muslimah kreatif di bidang visual menjadi tujuan didirikannya komunitas Hijabographic. Komunitas ini didirikan oleh tiga yang berkecimpung di dunia desain, desainer interior Hestia Petrina (26) dan Ryza Sativianti (25) serta desainer grafis Ragillia Rachmayuni (26) pada akhir 2012. Hijabographic gencar bergerak di ranah media sosial, seperti Twitter, Facebook dan Instagram. “Ini juga tujuannya sebagai dakwah dengan cara yang asyik. Berdakwah dengan ilustrasi menarik,” kata Hestia pada Antara News saat ditemui di Popcon Asia 2015, Sabtu (8/8). Hestia mengatakan komunitas “hijaber” di bidang visual belum sepesat bidang mode

meskipun ada banyak muslimah yang berbakat dan punya karya berkualitas. “Sebagian besar masih berjalan sendiri-sendiri dan kami ingin mewadahinya,” ujar dia. Hingga saat ini Hijabographic memiliki anggota hingga 1.000 orang dari seluruh penjuru Tanah Air, namun sekitar 500 anggota aktif sebagian besar berasal dari kawasan Jabodetabek. “Kalau kumpul offline, kami juga mengadakan workshop, yang paling baru kami mengundang ilustrator untuk mengajarkan gambar dengan cat air,” ungkap dia. Saat ini ada beberapa ilustrator dalam wadah Hijabographic yang dilirik oleh penerbit untuk membuat ilustrasi sampul buku. Hestia berharap wadah ini dapat membantu agar bakat-bakat para anggotanya dapat tersalurkan. Di samping itu, para ilus-

trator Hijabographic rajin membuat ilustrasi seputar muslimah yang berhubungan dengan isu-isu terkini, misalnya tentang pengajuan polwan berjilbab, yang kemudian disebar lewat media sosial. “Memang gratis, tapi kami senang saat melihat gambar buatan kami disebar dan dipakai di mana-mana,” katanya. Salah satu karya Hijabographic yang masuk ranah komersial adalah buku “Hijab Comic: Sebab Modis Saja Nggak Cukup” yang terbit tahun lalu. Ke depannya, Hijabographic ditargetkan menjadi wadah berisi muslimah kreatif di segala bidang, tidak hanya visual, tetapi juga bakat lain seperti fotografi, kerajinan tangan hingga memasak. “Jadi kalau ada yang mencari muslimah kreatif di berbagai bidang, tinggal cari di Hijabographic,” ujarnya. (ant/bali post)

(Suara NTB/ist)

HIJABOGRAPHIC - Komunitas Hijabographic di Popcon Asia 2015, Sabtu (8/8).

Emma Watson

Putus Cinta, Pilih Tidak Bicara EMMA Watson merasa benar-benar tidak nyaman dengan berakhirnya kisah cinta dengan bintang Matt Janney pada Desember 2014, sehingga ia memutuskan untuk tidak berbicara. “Saya betul-betul tidak nyaman. Bahkan sebelum hubungan saya berakhir, saya pergi ke retret untuk diam, karena saya benarbenar ingin berada di rumah sendirian,” kata Emma kepada Vogue UK seperti dikutip Fox News. Pada retret tersebut, pemeran Hermione Granger

ini tinggal pada sebuah properti pribadi di Pegunungan Rocky, Kanada, dan dia diminta untuk tidak berbicara selama satu minggu. Dia mengatakan, secara keseluruhan, dia memiliki pengalaman kencan yang baik dengan orang-orang yang membuatnya merasa dihargai. “Saya belum benar-benar menemukan bahwa dengan melakukan semua yang telah saya lakukan, berarti saya telah berjuang dalam kehidupan cinta saya,” katanya. Salah satu hal yang mem-

buat Emma sibuk adalah perannya sebagai duta untuk untuk Perempuan di PBB. “Saya mengerti apa yang harus saya lakukan di sini dan tahu betul jaringan untuk menggunakan energi ini. Sekarang, saya merasakan kedamaian. Orang-orang bilang saya menjadi berbeda setelah melakukan ini,” ujar Emma. (ant/bali post)

Menonton Film Pendek Realitas Virtual Pertama di Indonesia Jakarta (Suara NTB) Remaja yang mengenakan kacamata realitas virtual sontak menjerit ketakutan saat kepalanya melihat ke kiri dan kanan ketika menonton film pendek horor “The Road”. Di Popcon Asia 2015, stan “The Road” adalah salah satu yang dipenuhi pengunjung yang mengantre karena penasaran ingin mencoba pengalaman menonton dengan teknologi realitas virtual. Teknologi realitas virtual yang dibuat oleh kolaborasi empat studio Tanah Air, DC Imaji, Festivo, Anemone Studio, dan Layaria membuat penonton merasa film yang ditontonnya lebih nyata, bukan sekadar gambar dua dimensi di layar. “The Road” mengisahkan seorang pengemudi mobil yang baru saja mengalami kecelakaan, kemudian dia melihat berbagai penampakan makhluk halus. Mengenakan kacamata realitas virtual, penonton yang rasanya seperti berada di kursi penumpang turut berdebar-debar melihat makhluk gaib yang dapat muncul dari berbagai sudut. Yudhie Fardhani dari

DC Imaji mengklaim ini adalah film pendek pertama di Indonesia yang dibuat dengan teknologi realitas virtual. Dia optimistis video dengan teknologi realitas virtual akan semakin banyak ditemui apalagi Youtube telah mendukung video 360 derajat. “Kayaknya Youtube mau bikin virtual reality jadi sesuatu mainstream, semua orang bisa pakai, bikin, lebih murah dan terjangkau,” kata Yudhie pada Antara News di Popcon Asia 2015, Sabtu (8/8). “Kita lihat potensinya dan ingin bikin itu,” lanjut dia. Yudhie mengatakan film “The Road” masih akan dipromosikan di ajang Anime Festival Asia mendatang, kemudian diunggah di YouTube sehingga dapat ditonton lebih banyak orang. Dia berharap film pendek ini dapat memperkenalkan teknologi realitas virtual kepada masyarakat juga menginspirasi lahirnya ide-ide baru yang bisa dieksekusi dengan teknologi tersebut. Ke depannya, DC Imaji, Festivo, Anemone Studio dan Layaria berencana kembali berkolaborasi untuk membuat film pendek bergenre laga dengan teknologi yang sama. (ant/bali post)


SUARA NTB Senin, 10 Agustus 2015

Sumber Air yang Sisakan Masalah Dari Hal. 1 Sejak proyek itu ada, masyarakatnya berharap mampu mengatasi dahaga, utamanya warga yang di perbukitan dan kesulitan air. Tapi hingga hampir tiga tahun setelah dibangun, tak berfungsi sama sekali. Setahu kades, proyek itu merupakan proyek Dinas PU Provinsi NTB bersama Kabupaten Lobar. ‘’Termasuk persoalan yang tersisa terkait masalah sumber air yang tidak ada,’’ katanya. Menurutnya, dalam proyek SPAM itu terbangun satu unit reservoar, insatalasi pipa, mesin pompa dan beberapa unit tandon air. Panjang pipa yang dipasang untuk menghubungkan ke lima dusun sepanjang kurang lebih 4 Km. Selain itu, dibangun tempat penampungan air atau reservoar di puncak bukit itu. Dua unit reservoar dibangun dengan berbeda ukuran. Satu unit berukuran 2,2 meter sedangkan satu unit lagi berukuran 2,5 meter x 2,5 meter. Di dalam reservoar itu dilengkapi juga pompa pipa dan dynamo untuk mesin pompa tersebut. Selain itu, ada delapan tandon air yang dipasang di pemukiman warga. Semua tandon air yang dipasang terhubung oleh pipa raksasa yang ditanam di dalam tanah. Saat pengerjaan proyek ini, jelasnya pihak desa dilibatkan, juga ada tim ahli. Akan tetapi, sangat disayangkan tidak mempertibangkan sumber airnya. Setelah selesai dibangun, proyek ini pun pernah dilakukan uji coba dua kali. Hasil uji coba jelasnya sangat bagus, hanya saja setelah dioperasikan terkendala sumber air. Saat itu PDAM tak bersedia mengaliri air sehingga SPAM itu pun mangkrak. Padahal warga kata Kades, sanggup membayar air ke PDAM asalkan air dialiri ke bak tersebut. Sementara itu, pihak Dinas PU yang sebut-sebut mengetahui proyek ini justru enggan berkomentar. Melalui Sekretaris Dinas PU, Made Arthadana, pihaknya belum bisa berkomentar terkait masalah SPAM tersebut. Proyek lainnya yang pernah menjadi sorotan adalah, pembangunan SPAM di Kecamatan Batukliang Lombok Tengah (Loteng). Letak proyek itu puluhan kilometer dari Kota Praya, tepatnya di kawasan Tibu Lempanas, Batukliang. Di era Kajati Sugeng Pudjianto, SH, MH proyek bernilai Rp 38,868,333,000 ini sempat dibidik karena tidak bisa dimanfaatkan sesuai perencanaan awal. Proyek ini diketahui dikerjakan oleh PT. HK, dengan nomor kontrak KU.02.01/PKPAMNTB/SPPBJ/VII/101/2013. Waktu pengerjaan 240 hari sejak sejak Agustus 2014. Tapi karena belum kelar, proyek dari dana pusat ini digelontorkan kembali anggarannya dengan nilai pagu Rp 5,460,945,000. Namun hingga penghujung 2014, belum juga selesai, dengan pelaksana PT.BTU. Selain SPAM di Batukliang, instalasi yang seharusnya jadi sumber air tapi justru terindikasi bermasalah adalah SPAM di Kabupaten Lombok Utara (KLU). Letaknya di Dusun Anjah, Desa Bentek, Kecamatan Gangga. Tapi Direktur PDAM KLU, H. Suhaili ST, membantah tudingan bahwa SPAM yang dikelola oleh Satker Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi NTB itu mangkrak. Kepada Suara NTB via telepon, mengakui SPAM Gangga di Dusun Anjah, Desa Bentek, Kecamatan Gangga telah diserahterimkan ke PDAM selaku pengelola.

‘’Jadi proyek itu tidak mangkrak, karena SPAM itu sejatinya sangat kita butuhkan. Selama musim kemarau, SPAM yang didukung oleh pompa air sering kita hidupkan. Hanya saat musim hujan kita matikan, karena kapasitas air dari sumber mata air tercukupi,’’ ungkap Suhaili. Dari instalasi SPAM Gangga, PDAM sedikitnya menambah pasokan suplai air ke jaringan PDAM sebesar 40 liter per detik, atau sekitar 3.000 meter kubik per hari. Pasokan inilah yang digunakan untuk menyuplai air ke Kecamatan Gangga, Kecamatan Pemenang dan sebagian ke Gili Air. Menurutnya, kemampuan suplai air dari SPAM Gangga masih dapat ditingkatkan, terutama jika instalasi jaringan ke Gili Meno dan Gili Trawangan sudah terpasang. Disebutnya, BWS bertugas membangun pipa transmisi, selanjutkan Pemda dan PDAM mengerjakan pipa distribusi ke kecamatan dan desa-desa. ‘’Sejak SPAM Gangga kita terima, pipa jaringan yang sudah terpasang ke kecamatan mencapai sekitar 102 Km,’’ sebutnya. Namun apapun argumentasi pihak PDAM KLU, kasus ini sudah diproses Kejaksaan Tinggi NTB dan satu orang ditetapkan sebagai tersangka. Ini sekaligus menandai bahwa ada persoalan pada proyek tersebut, karena diduga ada kekurangan volume pada sejumlah item pekerjaan. Kabar terakhir, kerugian negara proyek senilai Rp 12,5 miliar ini sudah dihitung oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sumber air yang menjadi sumber masalah sebenarnya sempat mencuat di Kota Bima dan Kabupaten Bima. Ada enam titik pembangunan SPAM yang diduga bermasalah, pernah dilaporkan ke Kejati NTB, dengan total nilai proyek Rp 18 miliar. Diantaranya PT CNP, mengerjakan pengerjakan SPAM di Kelurahan Lelamase, Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima dengan nilai anggaran Rp 7,6 miliar lebih. Kedua, proyek SPAM di Desa Kalodu dan Desa Kangga, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, dimenangkan PT. TAP, dengan nilai kontrak anggaran mencapai Rp 4,1 miliar lebih. Proyek SPAM di Desa Keli Kecamatan Woha, Kabupaten Bima digarap CV. MZ, dengan nilai anggaran Rp 1,9 miliar lebih. Proyek SPAM di titik kelima, di Desa Ntonggu, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima dikerjakan CV. HP. Nilai kontrak anggarannya sebesar Rp 1,2 miliar lebih. Dibagian lain, CV. TF mendapat bagian mengerjakan proyek SPAM di Desa Wora, Kecamatan Wera, nilai kontrak proyek tersebut Rp 1,6 miliar lebih. Terakhir, proyek SPAM untuk lima desa di Kecamatan Donggo dikerjakan CV. FD. Alokasi dana untuk proyek tersebut Rp 1,3 miliar lebih. Untuk proyek yang terakhir ini paling menyisakan masalah, karena tak berfungsi sama sekali. Warga yang menunggu manfaat dari proyek ini, justru tak mendapat apa apa dan memilih mengandalkan bak penampung lama sebagai air sumber kehidupan. (her/joe/ars)

RAGAM Daerah Harus Responsif Atasi Kekeringan

Halaman 19

Jakarta (Suara NTB) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar segera tanggap untuk mengatasi persoalan kekeringan dan kemarau panjang. Kementerian dan lembaga terkait seperti kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan BNPB segera membuat langkah-langkah taktis untuk mengatasi masalah ini. “Jangan sampai daerah mengalami kerugian yang besar, akibat terlambat mengantisipasi dampak yang ditimbulkannya. Pemerintah memiliki dana cadangan penanggulangan bencana yang bersifat on call dalam APBN, yang bisa digunakan jika sewaktu-waktu bencana kekeringan dan kemarau panjang memiliki efek dan pengaruh yang bersifat masif,” ujar Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Prof. Dr.

Dari Hal. 1 Selanjutnya PDAM juga akan menyediakan infrastruktur air bersih, hingga ke titik-titik yang dianggap rawan kekeringan. ‘’Tandon itu hanya disiapkan untuk menampung air yang disuplai oleh tangki air. Kalau misalnya dibuat bendungan besar, kemudian dibuat sistem untuk mengalirinya ke semua wilayah, kekeringan itu bisa teratasi. Nanti Perusda ini yang akan bermitra bisnis dengan masing-masing

NTB Dapat DBHCHT Sebesar Rp 300 Miliar Dari Hal. 1 Ndak berani kita. Karena dipersempit di situ di areal tanam,”ujarnya. Untuk itu, katanya, Pemprov mengharapkan PMK tersebut lebih fleksibel. Artinya dana DBHCHT itu boleh

digunakan untuk membangun infrastruktur dasar di luar areal tanaman tembakau sepanjang dalam wilayah kabupaten itu. ‘’Pak Gubernur sudah bersurat ke Kementerian Keuangan. Supaya PMK itu lebih fleksibel,’’ pungkasnya. (nas)

ak kekeringan yang sudah mulai terjadi, dan mengantisipasi musim kemarau yang panjang. DPD akan terus memantau kesiapan daerah dalam mengantisipasi dampak kekeringan dan kemarau panjang. Terutama daerah yang saat ini sudah mengalami kekeringan, antara lain: Jawa Tengah, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. “Kekeringan kali ini telah memberikan dampak yang luar biasa, baik di sektor pertanian maupun sumber daya air bagi masyarakat. Karenanya perlu usaha mitigasi yang maksimal dari semua pihak untuk menanggulangi bencan kekeringan ini,” tukas Farouk. Diprediksi sebagian besar wilayah di Indonesia akan memasuki musim kemarau yang berkepanjangan. Bahkan saat ini saja, data dari Badan

Presiden Lanjutkan Pembentukan DOB

PPS Masuk Prioritas Pembahasan Mataram (Suara NTB) Wakil Ketua DPR RI, H. Fahri Hamzah, SE mengatakan pemerintahan JokowiJusuf Kalla akan meneruskan proses pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) di Indonesia, termasuk pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (PPS). Bahkan, katanya, PPS akan menjadi calon DOB yang prioritas untuk dibahas. “Insya Allah dalam kesepakatan terakhir Menteri Dalam Negeri mengatakan pemerintahan Jokowi-JK akan meneruskan proses pem-

bentukan daerah otonomi baru,”ujarnya saat. Halal bihalal Ikatan Keluarga Samawa (IKS) di Mataram, Minggu (9/8) siang. Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi PKS ini mengatakan dirinya sudah berbicara dengan Pimpinan Komisi II DPR RI yang membidangi masalah otonomi daerah serta beberapa tokoh.”Insya Allah begitu proposal pemerintah nanti masuk, PPS diantara yang prioritas mendapatkan pembahasan,”tambahnya. Politisi Senayan asal NTB

ini berharap dengan terbentuknya PPS, akan mampu membangun sesuatu yang menjadi karakter khusus sebagai untuk membangun masyarakat yang integratif. Terkait dengan Pilkada serentak tahun ini, ia mengatakan politik harus disikapi dengan rileks. Dalam Pilkada pasti ada kalah dan menang. Sehingga, ia mengingatkan warga NTB jangan terpecah gara-gara Pilkada. ‘’Jangan kita pecah gara-gara politik tetapi terintegrasi kembali,”ujarnya. (nas)

Festival Mentaram Tak Dihadiri Peserta dari Daerah Lain Mataram (Suara NTB) Festival Mentaram sejak awal digadang-gadang akan dihadiri oleh perwakilan dari beberapa negara kawasan Asia Tenggara dan juga dari daerahdaerah lain di Indonesia. Tapi pada saat pelaksanaan, Sabtu (8/8), tak ada peserta atau delegasi negara dan daerah lain yang ikut dalam parade kebudayaan. Terkait hal ini, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbupar) Kota Mataram, Drs.H. Abdul Latif Nadjib, MM menyampaikan konsep awal festival ini memang direncanakan menghadirkan perwakilan dari negara lain, tapi pihaknya mendapat usulan dari berbagai pihak untuk mengemasnya dengan mengutamakan penampilan atraksi budaya lokal. “Konsep awalnya kita ingin membuka ini untuk internasional dan setelah mendapat masukan dari teman-teman budayawan, kita kemas untuk lokal,” cetusnya ditemui usai parade kebudayaan Festival Mentaram. Sebelum menggelar festival yang bertaraf internasional, Latif mengatakan pihaknya ingin melihat dulu bagaimana kesia-

pan para stakeholders pada Festival Mentaram yang pertama ini. Sehingga ke depan jika festival ini diselenggarakan untuk taraf internasional, maka semua pihak bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik lagi. Di samping itu pihaknya juga ingin melihat antusiasme masyarakat terkait kegiatan bertema budaya ini. “Banyak juga atraksi kebudayaan kita yang begitu indah dan perlu dikemas. Tentu ini tidak hanya memerlukan peran kami, tapi juga stakeholders yang lain,” ujarnya. Pihaknya juga menginginkan pada pelaksanaan Festival Mentaram yang pertama ini masyarakat lokal banyak yang terlibat. “Banyak event besar tapi masyarakat tidak ikut serta dan tidak banyak yang tahu. Sekarang kita ingin balik itu. Kita juga belajar dari Tambora Menyapa Dunia dimana banyak orang asing yang datang tapi masyarakat lokal tidak tahu ada kegiatan besar seperti itu,” jelasnya. Latif mengatakan walaupun delegasi dari luar negeri tidak datang dan menampilkan atraksinya, tapi ada beberapa tamu dari luar negeri khususn-

ya Malaysia yang datang secara personal tanpa membawa rombongan kesenian, begitu juga dengan perwakilan dari Bangka Belitung. “Tim kesenian tidak dibawa karena perlu persiapan dimana tim kesenian bisa beranggotakan 10 sampai 15 orang,” ujarnya. Festival Mentaram telah dicanangkan Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh sebagai ikon kebudayaan Kota Mataram. Festival ini akan masuk agenda tahunan Pemkot Mataram dan diselenggarakan setiap tahun pada bulan Agustus. Festival Mentaram ini juga sebagai salah satu atraksi yang diharapkan dapat menarik kunjungan wisatawan ke Kota Mataram. Festival Mentaram dibuka dengan tarian massal yang diikuti ribuan pelajar di Kota Mataram dan juga ditampilkan tari kolaborasi bertema Reramputan Paer Bawaq Kote Mentaram. Tampil juga semua kecamatan se-Kota Mataram dengan menampilkan atraksi budaya seperti nyongkolan, prosesi ngurisan, dulang penamat, praja besunat, betetulak, dan berbagai atraksi seni lainnya. (ynt)

Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB), hingga akhir juli 2015, kemarau panjang telah mengakibatkan, 16 provinsi, 102 kabupaten dan kota, 721 kecamatan, tengah mengalami kekeringan. Provinsi yang paling banyak terkena dampak kekeringan adalah: Jawa Tengah, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Dampaknya adalah 111 ribu hektar lahan pertanian mengalami kekeringan, besar kemungkinan akan mengalami gagal panen. Di NTB sendiri, dampak kekeringan telah mulai dirasakan. Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi menetapkan status siaga darurat kekeringan di daerah ini terhitung sejak 1 Juli 2015. Data yang dikeluarkan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH)

(Suara NTB/aan)

Prof. Dr. Farouk Muhammad NTB, sampai dengan Juni 2015 berdasarkan laporan yang diterima dari kabupaten/ kota seluas 650 hektar tanaman padi di daerah ini terancam kekeringan. (*)

Situasi Politik di Mataram Dikhawatirkan Pengaruhi Pariwisata Mataram (Suara NTB) Situasi politik di Kota Mataram yang terjadi karena potensi penundaan Pilkada sampai tahun 2017 mendatang dikhawatirkan mempengaruhi sektor pariwisata, khususnya tingkat hunian hotel di Kota Mataram. Menurut Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM), Reza Bovier, situasi politik yang terjadi di suatu daerah dapat berpengaruh terhadap kedatangan wisatawan. Apalagi situasi yang terjadi di Kota Mataram telah masuk berita media nasional. “Politik dan keamanan itu sangat berpengaruh terhadap pariwisata dan orang mikir dua kali ke sini,” terangnya. Memang saat ini diakui Reza dampak situasi politik belum terlihat. Tingkat hunian hotel masih tergolong bagus. “Memang tingkat hunian masih bagus, tapi kita khawatirkan gonjang ganjingnya yang terjadi saat ini. Dengan diperpanjangnya pendaftaran bakal calon kita harap tidak ada masalah, karena kita sudah masuk berita headline nasional,” jelasnya. Di bulan Agustus ini tingkat hunian hotel di Kota Mataram cukup baik. Hampir semua hotel di Mataram huniannya penuh.

“Semua hotel ramai,” ujarnya. Jumlah hotel di Mataram sebanyak 110 dari bintang empat sampai kelas melati. Sementara yang telah tergabung dalamAHM baru 25 hotel baik bintang empat sampai hotel melati. Reza mengatakan pihaknya ingin mengajak semua hotel bergabung menjadi anggotaAHM. Ia secara bertahap turun ke lapangan mengajak hotel-hotel untuk bergabung. Ia mengatakan banyak hotel-hotel yang potensial di Kota Mataram tapi kurang terekspose. “Saya pernah menemukan ada hotel kelas melati yang mempunyai private pool. Itu sangat potensial,” jelasnya. Pihaknyajugainginmenyelenggarakan penyuluhan manajemen hotel khususnya dengan menyasar hotel-hotel melati yang ada di Mataram. Dengan demikian setiap hotel bisa memberikan pelayanan terbaik kepada setiap tamunya. Reza menceritakan pengalamannya ketika masuk ke sebuah hotel melati di Mataram dimaba ia disambut oleh petugas yang hanya menggunakan baju kaos dan sandal jepit. “Kita ingin memberikan penyuluhan misalnya bagaimana menerima tamu. Masa penjaga hotel pakai kaos dan sandal jepit,” ujar GM Santika Hotel ini. (ynt)

Said Aqil: Semua Pihak akan Menerima Hasil Muktamar Magelang (Suara NTB) Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siradj yakin konflik di tubuh Nahdlatul Ulama pascamuktamar ke-33 di Jombang, Jawa Timur, tidak akan berlanjut. “Semua pihak akan menerima hasil Muktamar ke-33 di Jombang dan tidak ada yang menggugatnya,” katanya usai acara halal bihalal Persatuan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiah Kaaffah di Ponpes Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (8/8) Malam. Said berjanji akan merangkul semua pihak, termasuk yang

menolak hasil muktamar. “Saya yakin konflik tidak berlanjut dan tidak akan ada yang menggugat hasil muktamar,” katanya. Ia mengatakan konflik di tubuh NU yang muncul dalam muktamar itu hanya sekadar emosi sesaat. Ia menuturkan konflik dapat diartikan sebagai bagian dari dinamika berorganisasi dan bukan kemarahan atau permusuhan sejak lama. Menurut dia hal itu biasa terjadi di kalangan NU sehingga tidak akan berkembang menjadi masalah besar. (ant/Bali Post)

NTB Kekurangan ’’Guide’’ Bahasa Mandarin Dari Hal. 1

(Suara NTB/ist)

KOLABORASI: Tari kolaborasi bertema Reramputan Paer Bawaq Kote Mentaram yang ditampilkan pada saat pembukaan parade budaya Festival Mentaram 2015, Sabtu (8/8). Meskipun tak dihadiri delegasi dari negara dan daerah lain seperti yang telah direncanakan, festival ini berlangsung semarak.

Tandon Air Bukan Solusi PDAM,’’ ujarnya. “Saya pikir membangun bendungan ini tidak begitu susah. Apalagi sudah ada orang-orang NTB di pusat (Kementerian PU). Tinggal kemauan pemerintah daerah saja,” ujarnya. Tandon air yang dihubungkan dengan SPAM, tak selamanya akan mampu mengatasi dampak kekeringan, apalagi jika dihajatkan untuk waktu panjang. Harapannya, pemerintah daerah segera mengambil sikap.(bul)

Farouk Muhammad dalam keterangan persnya Rabu (5/8) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan LAPAN memprediksi, dari Juli hingga November 2015, kondisi iklim di wilayah Indonesia yang berada di bagian selatan khatulistiwa tengah dipengaruhi oleh El Nino Moderate. Bahkan, diprediksi sekitar bulan November 2015, El Nino akan semakin kuat pengaruhnya. Kondisi ini akan memberikan pengaruh pada tingkat intensitas dan frekuensi curah hujan akan semakin berkurang dan bahkan kemungkinan awal musim penghujan 2015/2016 dibeberapa wilayah mengalami mundur. Farouk menambahkan, DPD RI mendesak agar Kepala Daerah bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk segera meningkatkan koordinasi, untuk mengatasi damp-

Kebocoran PAD Dari Hal. 1 kesalahan itu ada di tingkat desa atau kelurahan, termasuk kecamatan. Pengalamannya di beberapa daerah, seringkali angka retribusi seperti karcis masuk dan parkir dibuat seenaknya tanpa nomor register. “Bagaimana mungkin hanya dengan tanda tangan kepala desa, kemudian angka retribusi karcis ditetapkan. Nah kontrol camat di mana?,” tanyanya, saat disinggung terkait keinginannya mendampingi Pemda di NTB dalam pengelolaan retribusi. Di banyak daerah, tidak menutup kemungkinan terjadi di NTB, ada karcis yang hanya ditetapkan oleh kepala desa melalui Perdes, tanpa prosedur registrasi dari kecamatan dan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda). Dengan model penarikan retribusi “liar” ini menurutnya, justru akan sulit dikontrol, berapa pemasukan berdasarkan karcis yang keluar, berapa sisanya, berapa akumulasi

dalam sehari, sebulan dan seterusnya. ‘’Kalau tanpa nomor registrasi, bagaimana kemudian bisa mengontrol pemasukannya? Ini yang kemudian menyebabkan PAD bocor dimana mana,’’ kata Bonardo. Ini baru bicara PAD untuk sektor parkir dan wisata, belum lagi menyinggung soal retribusi hotel, restaurant, kafe. Dengan modus yang berbeda-beda, kebocoran PAD melibatkan oknum – oknum tertentu, tapi dampaknya sama, berupa kerugian besar bagi daerah. Padahal jika dikelola dengan maksimal, menurut pengganti Darius, AK ini, PAD akan menjadi kekayaan daerah karena bisa dikelola dengan baik. Tentu, dengan sepenggal masalah pada pengelolaan retribusi ini akan disikapi pihaknya. Sebagaimana ia pernah lakukan ketika menjabat di BPKP pusat, sebagai Direktur Pengawasan Bidang Polhukam atau ketika menjadi Kepala BPKP NTT. Ada beberapa daerah yang diberikan pendampin-

gan dan disyukurinya, retribusinya naik, tidak hanya 100 persen tapi sampai 300 persen. Seperti yang dilakukan Pemda DKI Jakarta, melalui kebijakan baru kontrol PAD melalui sistem online. Model pengelolaan dan kontrol yang dianggap jauh lebih mudah karena bisa dilakukan terpusat melalui Pemda. ‘’Lewat sistem online ini, sangat mudah mencatat berapa pemasukan yang harus ke daerah, sisanya berapa. Kalau sudah seperti ini, kontrolnya mudah, pemasukannya juga maksimal. Jadi itu, sudah ada pengalaman kami mendampingi daerah daerah yang bocor PAD nya. Bahkan ada yang sampai 300 persen kenaikannya,’’ kata Bonardo. Itulah yang akan dilakukannya di NTB, dengan mengidentifikasi kabupaten atau kota, termasuk di Pemprov NTB yang paling rawan kebocoran PAD – nya. Ini sebagai salah satu langkah preventif mencegah tindak pidana korupsi dan memaksimalkan pendapatan daerah. (ars)

Jika melihat semakin banyaknya wisatawan asal Tiongkok yang datang ke NTB, kata Fahrurrozi, sedikitnya dibutuhkan sebanyak 20 guide berbahasa Mandarin. Ia menambahkan, wisatawan asal Tiongkok yang berlibur ke NTB rata-rata menginap selama empat hari. Mereka berlibur dulu ke Bali, sebelum ke NTB. Banyaknya wisatawan Tiongkok ke Bali, lantaran masih belum ada penerbangan langsung dari Tiongkok ke Lombok. “Wisatawan Tiongkok ini, mereka lebih senang ke tempat yang banyak kegiatan seperti

Gili Trawangan. Kita melihat RRT ini pasar yang baru tumbuh,” katanya. Selain kekurangan guide bahasa Mandarin, lanjutnya, yang perlu disiapkan adalah guide bahasa Arab. Wisatawan asal Timur Tengah (Timteng) mulai melirik NTB sebagai tempat tujuan berwisata. “Kemudian pada bulan tertentu kita juga kekurangan guide bahasa Prancis pada bulan-bulan tertentu, Juli dan Agustus. Itu terjadi karena sebagian besar kawan guide ini ke Bali, di sana permintaanya tinggi sekali. Karena paket-paket yang dijual adventure cukup banyak,”pungkasnya. (nas)

Bappeda Minta SKPD Teknis Buat Desain Konkret Dari Hal. 1 Sehingga akan kelihatan mana yang akan dibantu pembiayaannya oleh pemda. ‘’Kegiatan-kegiatan, peralatan dan sebagainya silahkan diusulkan. Nanti kita uji, simulasi di Bappeda dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD),’’ucapnya. Chairul menambahkan perlunya dilakukan simulasi untuk melihat kendala-kendala yang dihadapi baik dari eksternal maupun internal. Jika sudah pasti kebutuhan anggaran yang dibutuhkan, SKPD tinggal mengusulkannya ke Bappeda.

Revitalisasi UPP Pijar dan rumah kemasan sangat penting mengingat ada periode kedua Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi sesuai yang tertuang dalam RPJMD 2013-2018, NTB memasuki industrialisasi produk unggulan skala kecil dan menengah. ‘’Sekarang itu, bukan saja produktivitas dan kuantitas produksi tetapi harus ada nilai tambah, pengolahan yang namanya industrialisasi. Industrialisasi yang kita pilih adalah industrialisasi dalam bentuk skala kecil dan menengah. Karena NTB memang tidak luas wilayahnya,’’ pungkasnya.(nas)


Senin, 10 Agustus 2015

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

September Distribusi Raskin Atasi Kekeringan

(ant/Bali Post)

PANEN MENTIMUN - Petani memanen buah mentimun (Cucumis Sativus) di area persawahan di Pasinan, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (8/8). Petani di daerah tersebut beralih menanam sayuran seperti mentimun karena lahan persawahan tidak tercukupi air. Buah mentimun dijual ke sejumlah pasar tradisional dengan harga Rp35.000 per 100 biji.

Indonesia Jangan Hanya Jadi Pasar Negara Lain Jakarta (Suara NTB) Sudah seharusnya Indonesia jangan hanya berbangga diri dengan jumlah penduduk yang banyak sehingga hanya menjadi pasar bagi produk dari negara lain. Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar keempat di dunia. Puja-puji tentang “kebesaran” negara Indonesia kerap dilontarkan petinggi negara lain dan investor mancanegara tentang kebesaran pasar Indonesia ini. Biasanya, diikuti dengan ukuran tingkat pertumbuhan ekonomi nasional, yang secara fakta sering lebih tinggi dari rata-rata Eropa, Amerika Serikat, dan dunia. Dari sisi ukuran populasi, memang menggiurkan; Jakarta sebagai misal, penduduknya nyaris 10 juta jiwa, sepertujuh seluruh penduduk Jepang. “Indonesia penting meningkatkan kemampuan bersaing dengan negara-negara lain ASEAN, di antaranya Thailand dan Malaysia, yang sudah sangat agresif mempersiapkan diri memanfaatkan peluang MEA 2015,” kata Kepala Badan Penelitian dan

Pengembangan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Achmad Poernomo, di Jakarta, Minggu (9/8). Jika tidak, menurut dia, Indonesia hanya akan menjadi pasar sasaran serbuan barang dan jasa dari negara lain sehingga akan membuat Indonesia menjadi negara konsumeratif. Peningkatan daya saing nasional, lanjutnya, sangatlah penting mengingat perkembangan perekonomian dunia saat ini sudah mengarah pada ekonomi yang bertumpu pada ilmu pengetahuan dan teknologi. “Keberhasilan pembangunan perekonomian tidak lagi bertumpu hanya pada keberlimpahan sumber daya alam, melainkan lebih bertumpu pada peningkatan nilai tambah,” tutur dia. Poernomo juga memaparkan, Cina dan Jepang, dengan penguasaan teknologi yang mumpuni dan implementasi teknologi yang tepat, telah membawa keduanya menjadi negara terdepan di Asia. Walau begitu, investasi asing

dalam jumlah memukau masih lebih banyak terjadi justru di Cina, bukan Indonesia misalnya. Misalnya produser komputer dan gadget papan atas dunia, Apple Inc, yang memilih membangun pabrik perakitan utamanya di Cina, sebagaimana Honeywell Aerospace juga. Selain karena upah pekerja yang murah, iklim dan kepastian regulasi investasi, dan nilai strategis negara itu menjadi beberapa pertimbangan penting para investor asing bagi mereka. Sebagaimana diberitakan, Indonesia semakin menarik sebagai pasar bagi berbagai produsen dan pebisnis di seluruh dunia pada masa mendatang karena jumlah penduduknya diperkirakan bakal lebih dari 300 juta orang pada tahun 2050. Rilis mengenai laporan PBB terkait proyeksi penduduk global memproyeksikan bahwa pada tahun 2050, populasi dari enam negara diperkirakan akan melebihi 300 juta, yaitu Cina, India, Indonesia, Nigeria, Pakistan,

dan Amerika Serikat. PBB juga memproyeksikan penduduk dunia bakal mencapai 8,5 miliar pada 2030, didorong pertumbuhan di negara-negara berkembang. Populasi dunia diperkirakan 8,5 miliar pada 2030, 9,7 miliar pada 2050, dan melampaui 11 miliar pada 2100. Sebelum tingkatan itu tercapai, diperkirakan air bersih, ruang, dan energi menjadi komoditas utama yang menjadi sumber pertikaian global. Menurut data PBB, jumlah penduduk India diperkirakan akan melampaui Tiongkok sekitar tujuh tahun dari sekarang dan Nigeria akan melampaui Amerika Serikat untuk menjadi negara terbesar ketiga di dunia dalam 35 tahun dari sekarang. Selain itu, selama periode 2015-2050, setengah dari pertumbuhan penduduk dunia diperkirakan akan terkonsentrasi di sembilan negara, yaitu India, Nigeria, Pakistan, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Tanzania, Amerika Serikat, Indonesia dan Uganda. (ant/Bali Post)

“Saya minta tolong kepada seluruh bupati, wali kota se Indonesia sesegera mungkin mengeluarkan SPA kepada Divre Bulog supaya per 1 September raskin terdistribusi merata,” kata Mensos di Lebak, Banten, Sabtu. Mensos meninjau subdivre Bulog Kabupaten Lebak untuk mengecek ketersediaan raskin guna memastikan stoknya aman. Berdasarkan laporan Bulog, stok raskin saat ini sebanyak 1,5 juta ton sehingga dipastikan persediaannya mencukupi dan aman. “Saya cek di subdivre Lebak cukup aman sampai tiga bulan ke depan sementara September ini sudah panen raya jadi akan ada penyerapan gabah dari petani, artinya stok raskin aman,” katanya. Sementara kebutuhan raskin selama setahun kurang lebih sekitar 2,7 juta ton, tapi dengan masuknya musim panen maka kebutuhan tersebut bisa dipenuhi. “Bila ada kekhawatiran akan kemarau panjang yang terjadi yang berdampak pada stok

raskin, itu janganlah dikhawatirkan lagi karena stok raskin aman,” ujar Mensos. Sejumlah daerah mengalami kekeringan akibat dampak kemarau dan pengaruh El N i n o . Berdasarkan d a t a B a d a n Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahkan sebagian besar wilayah di Pulau Jawa berwarna coklat atau mengalami Khofifah Indar kekeringan. Parawansa (ant/Bali Post)

Anggota DPR Kritik Rencana Impor Garam Jakarta (Suara NTB) Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Heri Gunawan di Jakarta Sabtu menyayangkan rencana pemerintah mengimpor garam 2,2 juta ton. “Tentu kami menyayangkan kebijakan Kementerian Perdagangan tersebut. Petani garam saat ini panen raya dan mereka mengharapkan adanya peningkatan harga sehingga sejahtera,” kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Heri Gunawan di Jakarta, Sabtu. Sama seperti sebelum-sebelumnya, alasan Kementerian Perdagangan melakukan impor garam karena hanya untuk industri. “Tidak masuk akal dengan alasan Kementerian Perdagangan itu. Garam untuk industri saja hanya 1,1 juta ton,” kata Heri.

Sejak April 2015, Kemendag sudah mengimpor garam sebesar 95.164 ton atau setara dengan nilai 4,5 juta dolar AS. Heri mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), periode Januari - April 2015 yang menyebut Kemendag telah mengimpor garam sebesar 486.509 ton atau setara dengan nilai 21,8 juta dolar AS. “Kemendag tidak mau ambil pusing bahwa garam impor itu akan merembes ke pasarpasar konsumsi,” kata Heri. Dia minta rencana untuk mengimpor garam itu harus dihentikan. “Presiden sudah waktunya turun tangan. Lihat dan evaluasi kinerja menteri-menteri yang makin hari makin menyusahkan itu. Kalau tidak, semua akan lebih amburadul.

Tangan-tangan mafia akan semakin menjebloskan bangsa pada ketergantungan impor yang tidak pernah terbayangkan,” ujar anggota DPR RI dari daerah pemilihan Kabupaten dan Kota Sukabumi itu. Dia mengingatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) ke PT Garam mencapai rp300 miliar sedangkan seluruh anggaran yang dikeluarkan untuk industri garam lokal mencapai sekitar rp600 miliar. “Uang ratusan miliar itu bukan dibuang untuk tujuan jahat seperti impor. Uang itu untuk mengembalikan kejayaan garam lokal. Sekali lagi, uang ratusan miliar itu seharusnya bisa melepaskan bangsa ini dari ketergantungan impor garam dari Australia, India, Selandia Baru, bahkan Singapura,” katanya. (ant/Bali Post)

Duet Rasiyo-Abror Menguat di Pilkada Surabaya 2015 Surabaya (Suara NTB)_ Duet pasangan bakal Calon Wali Kota Surabaya dan Wakil Wali Kota Surabaya Rasiyo dan Dhimam Abror menguat setelah adanya pembicaraan di internal pengurus Partai Demokrat di Surabaya pada Sabtu (8/8) malam. “Nama Rasiyo semalam (8/ 8) memang dimunculkan,” kata Dhimam Abror kepada Antara di Surabaya, Minggu (9/8). Saat ditanya lebih dalam mengenai pencalonan tersebut, Ketua Harian KONI Jatim ini tidak berkenan membahasnya. Begitu juga saat ditanya, apakah dirinya bersedia mendampingi mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jatim Rasiyo, ia juga enggan menanggapi. “Saya belum bisa komentar, kepalaku pusing,” ujarnya. Informasi yang dihimpun Antara menyebutkan pengurus DPC Partai Demokrat Surabaya dan DPD Demokrat Jatim

berkumpul untuk membahas pasangan Rasiyo-Abror di salah satu rumah makan cepat saji di kawasan Margorejo Surabaya pada Sabtu (8/8) malam hingga Minggu dini hari. Dalam pertemuan itu sempat dibahas adanya pasangan cawali-cawawali alternatif lain selain Rasiyo-Abror, yakni Abror-Maia Estianty (musisi atau mantan istri Ahmad Dhani). Namun, mayoritas menghendaki pasangan Rasiyo-Abror. Apalagi pasangan tersebut sudah mendapat dukungan dari Partai Amanat Nasional (PAN) sehingga siap untuk daftar ke KPU Surabaya. Hal ini dikarenakan Abror merupakan representasi dari PAN. “Saat ini Abror dan Rasiyo berangkat ke Jakarta bertemu dengan pengurus DPP Demokrat dan PAN,” ujar salah satu sumber yang namanya enggan disebut. Sementara itu, Abror mem-

benarkan bahwa dirinya saat ini berada di Jakarta, namun untuk keperluan lain. Saat ditanya apakah ke Jakarta terkait rekomendasi. “Bukan, ini urusan lain,” katanya singkat. Sekretaris DPD Demokrat Jatim Boni Laksamana mengatakan pihaknya saat ini belum berani memunculkan nama bakal cawali-cawawali yang akan diusung di Pilkada Surabaya Surabaya 2015. “Kami belum bisa banyak komentar. Kami tengah konsolidasi sampai malam. Kita berniat serius,” ujarnya. Soal duet Rasiyo-Abror, Boni menegaskan terkait nama bakal cawali-cawawali Surabaya pihaknya belum berani menunculkan dulu. “Yang jelas Demokrat serius memuncukan calon. Kami masih menggodok nama-nama itu. Nanti kalau memunculkan nama, tapi tidak jadi, kan kasihan yang bersangkutan,” katanya. (ant/Bali Post)

70 Persen Terumbu Karang dalam Keadaan Rusak Jakarta (Suara NTB) Kementerian Kelautan dan

Perikanan (KKP) menyatakan bahwa sekitar 70 persen terum-

bu karang dalam keadaan rusak. “Saat ini kondisi terumbu karang yang masih baik hanya 30 persen, sedang sisanya 70 persen dalam kondisi rusak dan rusak berat,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam rilis KKP yang diterima di Jakarta, Minggu (9/8). Menurut dia, hal tersebut terjadi antara lain akibat penggunaan bom, potassium, dan sampah. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan masih sangat kurang. “Aksi penyelamatan terumbu kerang diharapkan mampu menyelamatkan potensi kekayaan laut Indonesia melalui upaya melindungi, melestarikan dan memanfaatkan sumber daya terumbu karang secara berkelanjutan,” katanya. Menteri Susi juga mengemukakan hal itu penting guna menjamin kelestarian dan keanekaragaman hayatinya untuk generasi saat ini dan yang akan datang. Indonesia memiliki keanekaragaman terumbu karang yang sangat luar biasa sehingga dijuluki “Amazon of The Sea”. (ant/Bali Post)

(ant/Bali Post)

Lebak (Suara NTB) Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa memerintahkan agar kepala daerah segera mengeluarkan Surat Perintah Alokasi (SPA) sehingga beras bagi warga miskin (raskin) segera didistribusikan pada September mendatang untuk mengatasi kekeringan.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.