HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 130 TAHUN KE 11
Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
Pengemban Pengamal Pancasila
RABU, 12 AGUSTUS 2015
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257 (Suara NTB/ars)
DIAMANKAN Dir Reskrimsus Polda NTB, Kombes Pol. Prasetijo Utomo menunjukkan barang bukti bibit lobster dalam ratusan bungkus plastik, diamankan saat akan diselundupkan melalui BIL (atas). Petugas Balai Karantina Hewan Kelas I Mataram menunjukkan barang bukti bibit lobster dalam plastik dicampur spon.
Mataram (Suara NTB) Petugas keamanan Bandara Internasional Lombok (BIL) bersama Polda NTB berhasil menggagalkan penyelundupan ribuan ekor bibit lobster. Dua orang kurir ditangkap. Kasus tersebut kini ditindaklanjuti Balai Karantina Ikan Kelas I Mataram. Penggagalan penyelundupan berlangsung Senin (10/9) lalu, sekitar pukul 12.00 Wita. Dua orang yang membawa tiga koper besar sempat melalui pemeriksaan X Ray Bea Cukai, namun lolos. Karena gerak geriknya mencurigakan, security bandara pun mencegatnya dan dilakukan pemeriksaan. Setelah diperiksa ternyata isinya bibit lobster yang dimasukkan ke dalam plastik, dicampur dengan gabus. Kasus ini kemudian dilaporkan ke Polda NTB dan , LHY (27) dan MR (32), yang diduga sebagai kurir langsung diamankan. ‘’Kasus ini langsung kami proses. Dua orang pemilik koper yang kami duga sebagai kurir ditahan,” kata Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda NTB, Kombes Pol Prasetijo Utomo, kepada wartawan di Balai Karantina Ikan, Selasa (11/8). Bersambung ke hal 15
Kasus DBHCHT Masuk Tahap Audit Investigasi PEMERINTAH pusat membuka kran impor sapi potong sebanyak 50 ribu ekor tahun ini. Pemprov NTB menolak sapi potong impor masuk ke daerah ini untuk melindungi para peternak. Pasalnya, NTB sudah masuk swasembada daging bahkan merupakan daerah penyuplai sapi nasional. Bersambung ke hal 15
“Untuk kasus (dugaan) APBD ganda Kota Mataram, sudah digodok tim,” kata Aspidsus Kejati NTB, Suripto Irianto, SH, Selasa (11/8). Tidak banyak yang bisa disampaikannya terkait perkara ini, karena prosesnya sedang puldata dan pulbaket. Bersambung ke hal 15
”
Suripto Irianto
Surat permintaan audit investigasi sudah kami kirim ke BPKP
APBD Perubahan Molor H. Muh. Amin (Suara NTB/dok)
Penjabat Walikota Mataram Diperiksa Kejaksaan
(Suara NTB/ars)
TO K O H Tolak Sapi Impor
Mataram (Suara NTB) Kasus dugaan korupsi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Provinsi NTB sedang masuk tahap krusial, audit investigasi. Kasus lain, APBD Kota Mataram yang diduga ganda juga sedang digodok tim. Dua kasus yang menyita perhatian publik itu terus diproses Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB, kendati prioritas tetap pada kasus cukai tembakau karena sudah ‘’berumur’’ dua tahun penyelidikan.
Dana Pelepasan Aset BIL Timbulkan Polemik Mataram (Suara NTB) – Pembahasan dana sebesar Rp 57,5 miliar yang bersumber dari sebagian nilai aset milik Pemprov NTB di Bandara Internasional Lombok (BIL) ke PT. Angkasa Pura menimbulkan polemik panjang. Polemik tersebut tak kunjung tuntas hingga membuat rapat paripurna penetapan APBD Perubahan 2015 kembali molor hingga Selasa (11/8) kemarin. Pantauan Suara NTB, rapat paripurna DPRD NTB yang digelar pada Senin (10/8)
malam diwarnai hujan interupsi menyangkut adanya dana pada pos penerimaan pembiayaan tersebut. Dana senilai Rp 57,5 miliar tersebut, merupakan sebagian dari total nilai aset Pemprov NTB yang dilepas ke PT. Angkasa Pura. Polemik tersebut meruncing karena sejumlah anggota DPRD NTB menganggap masuknya dana itu tidak disertai dasar hukum yang cukup kuat. Para anggota DPRD NTB yang keberatan menilai pelepasan aset daerah – dalam hal
ini aset di BIL tersebut haruslah dilakukan dengan persetujuan DPRD NTB. Sementara, dalam laporan Pansus yang membahas pelepasan aset ini, tidak ditegaskan adanya persetujuan tersebut. “Laporan Pansus tadi jelas, artinya tidak ada dasar hukum pembentukan Pansus ini anggaran Rp 57 miliar masuk di APBD. Kami tidak berani. Kami menyatakan apabila yang yang Rp 57 miliar itu masuk penerimaan di APBD Perubahan, Bersambung ke hal 15
BARU hitungan menit usai serah terima jabatan sebagai Penjabat Walikota Mataram, Selasa (11/ 8) kemarin, Dra. Hj. Putu Selly Andayani, M.Si langsung diperiksa Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB. Selly diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Selly tiba ke Gedung Kejati NTB sekitar pukul 10.30 Wita. Diketahui, yang bersangkutan baru saja selesai serah terima jabatan sebagai Penjabat Walikota Mataram, dari pejabat sebelumnya H. Ahyar Abduh yang sudah berakhir masa tugasnya. Bersambung ke hal 15
SKPD Diingatkan Hati-hati Realisasikan Anggaran Mataram (Suara NTB) Inspektorat NTB mengingatkan seluruh SKPD lingkup Pemprov NTB supaya hati-hati dalam merealisasikan anggaran. Jangan sampai karena mengejar target realisasi anggaran tetapi tak memperhatikan aturan perundang-undangan yang berlaku. “Kita tetap memberikan warning kepada mereka (SKPD) untuk tetap melaksanakan semua tugas-tugas sesuai dengan ketentuan UU yang ber-
laku,” kata Inspektur Inspektorat NTB, Dr. M. Agus Patria, SH, MH ketika dikonfirmasi Suara NTB ditanya terkait peluang terjadinya penyimpangan penggunaan anggaran karena SKPD mengejar target sementara waktu pelaksanaan kegiatan atau program sudah mepet. Terhadap pekerjaan yang dikerjakan menjelang berakhirnya tahun anggaran yang berpotensi bermasalah, Agus mengatakan SKPD terkait tentunya sudah punya analisis. Artinya, Bersambung ke hal 15