Snt12092015

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500

SUARA NTB

16 HALAMAN NOMOR 156 TAHUN KE 11

Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com

SABTU, 12 SEPTEMBER 2015

Pengemban Pengamal Pancasila

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

(Suara NTB/ars)

BELUM BERSIH – Seorang warga menyeberangi Sungai Jangkok menggunakan ban, usai memetik kangkung. Salah satu pekerjaan berat upaya revitalisasi sungai itu adalah menyadarkan masyarakat agar tidak bercocok tanam di sungai karena mengakibatkan pendangkalan. Selain itu, soal sampah.

Revitalisasi Sungai Jangkok Jangan Hanya Wacana

SUNGAI Jangkok yang membelah Kota Mataram dalam situasi kemarau panjang menjadi tumpuan sebagian warga Kota Mataram, karena debitnya tetap terjaga. Tetapi masih banyak yang abai soal kebersihan, apalagi bicara tentang konsep lebih besar, revitalisasi. Dalam opininya yang termuat di Suara NTB, Selasa (8/9) lalu, Asisten II Setda Provinsi NTB Drs.H.Lalu Gita Aryadi, M.Si melihat bagaimana eksotiknya Sungai Marco Venezia yang membelah Negeri Pizza, Italia. Ia kemudian membayangkan Sungai Marco yang menjadi bagian dari urat nadi ecowisata Italia itu tereplikasi di Sungai Jangkok yang membelah Kota Mataram. Bersambung ke hal 15

Kasus DBHCHT

Indikasi Penyimpangan Akibat Perbedaan Nomenklatur

Mataram (Suara NTB) Hal baru yang terungkap dari indikasi penyimpangan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Pemprov NTB, terkait dugaan pelanggaran ketentuan formal. Alokasi anggaran diduga tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK), tapi dialihkan untuk kegiatan lain.

TO K O H

Mutasi Empat Kajari TERLALU lama bertugas, empat Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) yang bertugas di wilayah NTB, sedang diusulkan untuk dimutasi. Mereka rata - rata sudah bertugas di atas dua tahun. Para Kajari itu, Kajari Selong Nur Rohman, SH, Kajari Sumbawa Sugeng Hariadi, SH, MH, Kajari Dompu Hasan Kurnia HS, SH, serta Kajari Bima Eko Prayitno, SH, MH. Usulan mutasi ini salah satu alasannya terkait dengan durasi waktu kerja tersebut. Bersambung ke hal 15

Martono (Suara NTB/dok)

KO M E N TTAA R

Jangan Hanya Formalitas

(Suara NTB/dok)

Ahyar Fadli

PEMERHATI masalah Pemerintahan dan Politik NTB, Dr. Ahyar Fadli, M.Si mengatakan, Panitia Seleksi (Pansel) yang akan menjaring tiga Pimpinan SKPD Pemprov NTB jangan hanya bersifat formalitas. Artinya, mereka harus diberikan kewenangan untuk menyeleksi calon-calon pimpinan SKPD yang memiliki integritas, loyalitas , prestasi dan profesional di bidangnya. Bersambung ke hal 15

Sumber di Kejati NTB menyebut, kasus ini dinaikkan ke tingkat penyidikan karena memang ada empat item yang diduga tidak sesuai dengan PMK. Diantaranya,

bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RLTH) senilai Rp 20 miliar, melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD). Alokasi untuk saluran irigasi

desa Rp 32 miliar melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) NTB. Pembangunan gedung serbaguna di Lombok Timur dan Lombok Tengah senilai Rp 2 miliar. Kemudian anggaran

untuk integrasi ternak dan tanaman Rp 5 miliar. Terakhir, bantuan keuangan olahan Pijar Rp 3,2 miliar. ‘’Pengalokasian anggaran ini diduga tidak sesuai dengan PMK. Karena tidak ada hubungannya dengan dampak dari tembakau,’’ kata sumber sembari menunjukkan data alokasi anggaran cukai tembakau tahun 2013, sebesar Rp 65 miliar. Inilah yang mem-

Dewan Tuntut Ketegasan Pemprov NTB Mataram (Suara NTB) – Kalangan DPRD NTB mengingatkan Pemprov NTB untuk bersikap tegas terhadap minimnya kemajuan yang dicapai dalam rencana pembangunan Hotel Syariah di lahan samping lokasi pembangunan Islamic Center (IC), Mataram. “Sekarang harus ada ketegasan pemerintah karena ini kan merugikan daerah kalau dibiarkan terus seperti ini,” ujar Anggota DPRD NTB dari Fraksi PDIP, Drs. Ruslan Turmuzi yang dikonfirmasi Suara NTB, Jumat (11/9) kemarin. Ruslan mengungkapkan, dulunya akan dilakukan pembangunan tahap awal di lah-

an strategis tersebut. “Tetapi pada saat itu pemda melihat kelengkapan administrasinya sehingga belum memenuhi syarat untuk ground breaking. Dia melakukan itu karena khawatir perjanjiannya itu akan kedaluarsa,” ujarnya. Dengan molornya proses pembangunan hotel tersebut, Ruslan menyerukan Pemprov NTB untuk segera melakukan pemilihan ulang terhadap investor yang ingin mengelola aset tersebut. “Salah satu jalan keluarnya melakukan beauty contest kembali, mengundang kembali para investor untuk lokasi yang di Hotel Syariah itu,” ujarnya. Bersambung ke hal 15

buat syarat formal penyimpangan terpenuhi, sehingga kasus ini ditingkatkan ke penyidikan. Persoalannya, belum bisa ditetapkan tersangka belum fokus, karena masih mengidentifikasi kerugian Negara. ‘’Soal siapa yang bertanggung jawab, sebenarnya sudah jelas,’’ sebutnya, dengan tetap menunjukkan data tadi. Bersambung ke hal 15

Kejati NTB Pasif Soal Kasus BIL

(Suara NTB/dok)

Mataram (Suara NTB) Sorotan sekaligus dorongan agar Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB ‘’jemput bola’’ dalam kasus gedung induk Bandara Internasional Lombok (BIL), ditanggapi datar. Kejaksaan tetap pasif dengan bergeming tidak akan meminta kasus itu dipertanyakan agar segera dilimpahkan ke tahap dua. “Kami menunggu saja pelimpahan dari Kejagung,” kata Kajati Martono, SH, MH, ditanya terkait desakan Somasi NTB agar ada upaya mempertanyakan perkara itu ke Kejagung. Ditemui di ruangannya Jumat (11/9) siang kemarin, Martono tetap menganggap perkara yang diusut sejak 2012 itu masih menjadi tanggung jawab penuh Jampidsus Kejaksaan Agung. Meski pada akhirnya akan disidangkan di Mataram, dia tetap akan menunggu instruksi dari atasannya di Kejagung. “Kita pada dasarnya siap untuk menyidangkan. Cuma, berkasnya kan belum turun. Ya kita tunggu saja,” tegas dia. Ditanya, apakah sudah ada pemberitahuan awal dari Kejaksaan Agung soal perkara ini? Bersambung ke hal 15

Ruslan Turmuzi

Sejumlah Proyek Strategis Mandek

Wakil Rakyat NTB Harus Proaktif ’’Jemput Bola’’

Mahyudin (Suara NTB/ist)

Mataram (Suara NTB) Sejumlah proyek strategis di NTB yang perlu mendapatkan dukungan pemerintah pusat mandek alias tak jalan. Beberapa proyek tersebut diantaranya, pembangunan infrastruktur dasar Kawasan Mandalika Resort dan perpanjangan runway BIL. Menyikapi hal ini, Wakil Ketua MPR RI, Mahyudin , ST, MM meminta para wakil rakyat NTB yang duduk di Senayan untuk pro aktif ‘’menjemput bola’’ ke pusat. ‘’Saya kira, wakil rakyat juga harus

proaktif menjemput bola dari sini. Kan ada beberapa orang dari NTB yang duduk di Senayan. Harus proaktif menjemput bola mencari permasalahan, membantu pemerintah daerah,’’ ujarnya ketika dikonfirmasi usai ceramah empat pilar dan wawasan kebangsaan di Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur NTB, Jumat (11/9) siang kemarin. Menurutnya, para wakil rakyat NTB yang duduk di Senayan harus terus berkoordinasi, menyerap aspirasi daerah dan mencarikan solusi pemecahannya. “Para wakil rakyat ‘’menjemput bola’’, permasalahan di daerah berkaitan dengan (dukungan) anggaran pusat tentunya,”imbuhnya.

Mahyudin menyatakan baru mengetahu ada sejumlah proyek strategis yang sudah lama terbengkalai di NTB lantaran tak ada dukungan anggaran dari pemerintah pusat. Ia juga menyayangkan tak bisa bertemu dengan Gubernur NTB. Kalau ada kesempatan bertemu, kemungkinan ada dialog mengenai permasalahan yang terjadi di daerah. “Pak Wakil Gubernur sudah kemarin ketemu saya, beliau hari ini ke Bali ada acara dan diwakili Asisten III pada acara ini. Jadi kita belum tahu persis apa saja proyek-proyek strategis yang mandek itu,’’ tambahnya. Bersambung ke hal 15


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.