HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.75.000 SUMBAWA Rp.80.000 ECERAN Rp 4.500
SUARA NTB
SABTU, 13 FEBRUARI 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 280 TAHUN KE 11 Online :http://www.suarantb.co.id E-mail: hariansuarantb@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
(Suara NTB/bul)
TAK SEREMPAK - Musim panen di Pulau Lombok tidak berlangsung serempak. Di Kota Mataram misalnya, saat ini baru berlangsung musim tanam. Sementara di beberapa tempat di Lombok Barat, panen berlangsung sekitar satu sampai dua bulan ke depan. Tetapi di tempat yang lain, di wilayah Lombok Barat, justru sudah ada yang mulai panen seperti tampak dalam gambar.
BPKP Temukan Kerugian Negara Kasus BSPS KLU Mataram (Suara NTB) Salah satu kasus yang masuk desk audit kerugian negara adalah proyek program Bantuan Subsidi Perumahan Swadaya (BSPS) atau proyek rehabilitasi rumah kumuh di Kabupaten Lombok Utara (KLU). Dari total nilai proyek Rp 14,7 miliar tahun 2013, auditor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sudah mengantongi kerugian negara.
Bonardo Hutauruk
Minimalisir Potensi Penyimpangan INSPEKTORAT NTB didorong lebih progresif dalam mengawal pelaksanaan proyek di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Dengan mengantongi data base, lebih mudah mengawal, bisa meminimalisir potensi penyimpangan. Inspektorat NTB yang tugas fungsinya sebagai Aparatur Pengawas Internal Pemerintah (APIP) didorong punya data lengkap di sekitar 46 SKPD lingkup Pemprov NTB. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dok)
KO M E N TTAA R Baru Mencapai 72,37 Persen
SAMPAI akhir 2015, tingkat kemantapan jalan provinsi di NTB baru mencapai 72,37 persen. Dari target tingkat kemantapan sebesar 76,67 persen hanya tercapai 72,37 persen. Tak tercapainya realisasi target kemantapan jalan provinsi itu lantaran adanya perubahan status jalan provinsi menjadi jalan nasional lebih dari 300 kilometer. Demikian disampaikan, Kepala Dinas PU NTB, Ir. Wedha Magma Ardi, M.TP dikonfirmasi Suara NTB, kemarin. Bersambung ke hal 15
‘’Kasus ini sudah selesai kami audit. Kerugian negara sudah kami temukan,’’ kata Kepala BPKP NTB, Dr.Bonardo Hutauruk, AK, MM Jumat (12/2) kepada Suara NTB. Kerugian negara itu ditemukan atas dasar audit permintaan dari penyidik
Pidsus Kejaksaan Negeri Mataram. Klausul audit masuk kategori Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN). Meski sudah rampung perhitungan kerugian negara dimaksud, tapi angka pastinya belum bisa dia sampaikan
karena pertimbangan belum diserahkan ke Kejaksaan. Karena audit atas permintaan, maka lembaga Adhiyaksa itu yang berhak menyampaikan. ‘’Kalau soal angka kerugian sudah ada. Tapi nanti Kejaksaan yang akan sampaikan,’’ sebutnya.
Mataram Diguncang Gempa Mataram (Suara NTB) Gempa tektonik berkekuatan 6,6 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (12/2) sore kemarin. Guncangan gempa juga dirasakan cukup keras oleh masyarakat Kota Mataram dan sekitarnya. Catatan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Pusat gempa terletak pada koordinat 9,77 Lintang Selatan dan 119,34 Bujur Timur, tepatnya di lepas pantai pada jarak 14 Km arah barat daya Sumba Barat pada kedalaman hiposenter 10 kilometer. Guncangan gempa ini dirasakan dalam skala intensitas V-VI MMI (Modified Mercalli Intensity) di Waingapu, III-IV di Bima, II-III Denpasar, Dompu dan Mataram III MMI. “Hinga saat ini belum ada laporan kerusakan sebagai dampak gempabumi,” kata Kepala BMG Stasiun Mataram, Agus Riyanto kepada Suara NTB, Jumat (12/2) petang. Bersambung ke hal 15 Citra satelit titik gempa di Sumba Barat NTT yang guncangannya dirasakan hingga NTB.
rekanan yang melakukan pengadaan material rumah kumuh di KLU, atau disebut program tersebut. Namun sebelum hitung kerugian negara resmi oleh BPKP, Kejaksaan Negeri Mataram sudah menaksir nilai kerugian mencapai Rp 1,6 miliar. Angka ini khusus untuk keterkaitan dengan tersangka RS, pemilik UD. A yang memborong pengadaan material untuk proyek rumah kumuh untuk dua desa di Kecamatan Bayan, KLU. Bersambung ke hal 15
1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Mataram (Suara NTB) 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Badan Musyawarah (Bamus) DPRD NTB akan segera 1234567890123456789012345678901212 memproses usulan pergantian Ketua DPRD NTB. Langkah 1234567890123456789012345678901212 ini diambil Banmus, setelah sebelumnya DPD Partai Golkar 1234567890123456789012345678901212 NTB secara resmi telah malayangkan surat usulan pergan1234567890123456789012345678901212 tian posisi Ketua DPRD NTB yang memang menjadi jatah 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Partai Golkar. ‘’Banmus sudah menerima surat dari Partai 1234567890123456789012345678901212 Golkar yang isinya mengenai usulan pergantian Ketua DPRD 1234567890123456789012345678901212 NTB, dan ditandatangani oleh ketua umumnya,’’ ujar anggota 1234567890123456789012345678901212 Banmus, Drs. TGH. Hazmi Hamzar, SH, Jumat (13/2) kemarin. 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Berdasarkan surat DPD Partai Golkar NTB nomor 17/ 1234567890123456789012345678901212 GOLKAR-NTB/2016, tertanggal 4 Februari 2016 prihal 1234567890123456789012345678901212 usulan pergantian Ketua DPRD NTB, menyebutkan, Ket1234567890123456789012345678901212 ua DPRD NTB yang kini dijabat oleh H. Umar Said, S.Ag 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 akan digantikan oleh rekannya Hj. Baiq Isvie Rupaeda, 1234567890123456789012345678901212 SH, MH yang saat ini menjabat sebagai Ketua Fraksi. 1234567890123456789012345678901212 Ditanya terkait apakah Banmus akan memproses su1234567890123456789012345678901212 rat usulan pergantian Ketua DPRD NTB dari Partai 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Golkar tersebut? 1234567890123456789012345678901212 Bersambung ke hal 15 1234567890123456789012345678901212
Banmus akan Tindaklanjuti Usulan Pergantian Ketua DPRD NTB
(Suara NTB/bmg)
Soal Aset Cilinaya
Kejaksaan Temukan Pecahan 50 Sertifikat
Wedha Magma Ardi (Suara NTB/dok)
Mataram (Suara NTB) Penyelidikan dugaan penjualan aset di kompleks pertokoan Cilinaya Mataram berlanjut ke pemeriksaan saksi-saksi. General Manager PT. Pasifik Cilinaya Fantasi (PCF), Teddy Saputra dimintai keterangan Kamis (11/2) lalu. Temuan terbaru Kejaksaan, ada dugaan 50 sertifikat yang dipecah pecah. Sedianya kejaksaan memanggil Presiden Direktur PT Pasific Cilinaya Fantasy (PCF) Markus Sunjoyo Kusumo. Namun berhalangan hadir karena sedang berada di luar daerah. ‘’Sehingga yang diutus Direktur PT.PCF, Tedi Saputra,’’ kata Juru bicara Kejati NTB, Made Sutapa, SH, berdasarkan informasi dari tim penyelidik Intelijen Kejati NTB.
Permintaan keterangan Tedi berlangsung pukul 09.30 Wita, sampai pukul 12.00 Wita, dengan membawa surat keterangan bahwa Markus berhalangan hadir. Akhirnya penyelidik Intelijen pun meminta keterangan Tedi beberapa jam. Dijelaskan, jaksa mengkonfrontir terkait 15 sertifikat pecahan yang sudah diatasnamakan orang lain alias berpindah tangan. Diklarifikasi juga ada 50 sertifikat yang dibagibagi dan sudah atas nama orang lain. ‘’Kami menemukan ada 50 sertifikat yang dipecahpecah, dan sudah atas nama orang lain,’’ jelas Sutapa. Hanya saja dalam permintaan keterangan itu Tedi, kata Sutapa, tidak menjawab banyak karena tidak membawa dokumen lengkap. Sehingga
Tedi menjawab apa yang diketahui terkait lahan dan ruko yang dikelola dimaksud. Pihaknya meminta Tedi datang lagi ke Kejaksaan dalam rangka klarifikasi ulang dan lebih lengkap. Sehingga pihaknya bisa mendapat informasi lengkap untuk dua versi, yakni dari Pemkot Mataram yang mengklaim sebagai aset daerah dan pihak PCF yang sudah merasa berhak untuk memindahtangankan ke pihak lain. Sementara Pihak PCF sebelumnya, memastikan berdasarkan pasal 7 ayat 3 perjanjian juga dijelaskan, dalam menjalankan operasionalnya PT PCF dapat menyewakan berjangka atau mengalihkan hak secara berjangka sesuai pasal 5 kepada orang atau badan hukum lainnya, dengan memakai perjanjian tersendiri setelah mendapat persetujuan dari pihak kedua. Ini
berdasarkan kontrak kerjasama antara Pemkot Mataram dan PT PCF tentang Pengelolaan APHM Cilinaya Nomor 8 Tahun 1996 dan Nomor 1.097/96 yang ditandatangani pada tanggal 11 Juli 1996 silam. Bersambung ke hal 15
Made Sutapa
(Suara NTB/dok)
TO K O H
Proses terakhir, rencananya hasil audit itu akan dibuat resumenya dan ditanda tangani Bonardo sebagai petinggi lembaga audit tersebut. Sehingga benar-benar dinyatakan lengkap dan sudah bisa diserahkan ke Kejaksaan. Kasi Pidsus Kejari Mataram, Herya Sakti Saad Jumat (12/2) kemarin memastikan masih menunggu dari BPKP soal audit dimaksud. ‘’Sebab sampai hari ini kami belum terima,’’ katanya. Jika sudah diterima, akan dijadikan dasar melanjutkan penyidikan untuk tersangka RS,